modul 4 kelayakan lingkungan dan sosial filemodul ini dengan baik. modul ini membahas tentang...

49
MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI BANDUNG 2017

Upload: doanbao

Post on 05-Jun-2019

255 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

BANDUNG

2017

Page 2: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

i

1 KATA PENGANTAR

Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami selaku penyelenggara

Diklat Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur (KPPI) dapat menyelesaikan

modul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan

sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan, aspek

sosial dan evaluasi kelayakan lingkungan dan sosial.

Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya,

baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya

tanggapan berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga

modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Kelayakan Proyek

Penyediaan Infrastruktur (KPPI)

Bandung, Agustus 2017

Kepala Pusdiklat SDA dan

Konstruksi

Dr. Ir. Suprapto. M. Eng.

Page 3: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

ii

2 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1

2. DESKRIPSI SINGKAT ..................................................................................... 1

3. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................................. 1

4. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ................................................. 2

BAB II ASPEK LINGKUNGAN

1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 3

2. IDENTIFIKASI DATA AWAL ............................................................................ 3

2.1 Rona Lingkungan Hidup Awal ................................................................. 3

2.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Proyek Dengan Rencana Tata Ruang ....... 4

2.3 Dampak Penting ...................................................................................... 5

2.4 Klasifikasi Proyek Penyediaan Infrastruktur ............................................. 7

2.5 Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ................ 17

2.6 Pembiayaan .......................................................................................... 19

2.7 Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ............ 19

2.8 Tugas .................................................................................................... 19

3. TINDAK LANJUT ........................................................................................... 20

3.1 Dasar Hukum ........................................................................................ 20

3.2 Klasifikasi Proyek .................................................................................. 21

3.3 Dokumen AMDAL .................................................................................. 24

3.4 Dokumen UKL/UPL ............................................................................... 28

3.5 Tugas .................................................................................................... 29

BAB III ANALISIS DAMPAK SOSIAL

1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 30

2. IDENTIFIKASI ASPEK SOSIAL ..................................................................... 30

3. MITIGASI LINGKUNGAN .............................................................................. 33

3.1 Tugas .................................................................................................... 35

Page 4: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

iii

4. PENGADAAN TANAH DAN PERMUKIMAN KEMBALI.................................. 35

4.1 Pengadaan Tanah ................................................................................ 35

4.2 Permukiman kembali ......................................................................... 39

4.3 Tugas .................................................................................................... 42

BAB IV EVALUASI KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

1. EVALUASI HASIL ANALISIS ......................................................................... 43

2. PENYUSUNAN HASIL ANALISIS .................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

iv

3 DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis Rencana/Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL.... 8

Page 6: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

1

4 BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka alih pengetahuan terkait studi kelayakan untuk menyiapkan proyek

penyediaan infrastuktur, maka disusunlah Modul 4 – Kelayakan Lingkungan dan

Sosial. Dimana modul ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ke-4

modul lainnya yang dipersiapkan untuk Diklat Kelayakan Proyek Penyediaaan

Infrastuktur (KPPI).

2. DESKRIPSI SINGKAT

Mata Diklat ini memberikan penjelasan kepada Peserta mengenai regulasi terkait

pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. Peserta juga akan mengetahui

resiko dampak lingkungan dan sosial yang berpotensi terjadi dari proyek, baik

pada tahapan pra-konstruksi, kontruksi dan pasca konstruksi, sehingga harus

mengetahui tahapan apa saja yang diperlukan dalam rangka meminimalisasi

terjadinya resiko tersebut.

Untuk itu peserta dibekali pengetahuan mengenai acuan normatif, analisa dampak

lingkungan, analisa dampak sosial serta hal-hal yang terkait pengadaan tanah dan

permukiman kembali.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar pembelajaran ini adalah menjelaskan kajian kelayakan

lingkungan dan sosial dalam Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur (KPPI).

Indikator keberhasilan yang diharapkan setelah selesai mempelajari modul ini

adalah :

1. Peserta mengetahui dan memahami kelayakan lingkungan yang berperan

dalam Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur

2. Peserta mengetahui dan memahami kelayakan sosial yang berperan dalam

Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur

3. Peserta mengetahui dan memahami evaluasi kelayakan lingkungan dan

sosial

Page 7: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

2

4. terkait rencana pengadaan lahan dan permukiman kembali dalam

Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur

4. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK

Materi Pokok 1 – Aspek Lingkungan

1. Dasar Hukum

2. Klasifikasi Proyek

3. Jenis Dokumen Lingkungan Hidup

4. Materi Dokumen Lingkungan Hidup

5. Rona Lingkungan Hidup Awal

6. Kesesuaian Lokasi Rencana Proyek Dengan Rencana Tata Ruang

7. Hasil Konsultasi Masyarakat

8. Dampak Penting

9. Klasifikasi Proyek Penyediaan Infrastruktur

10. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

11. Pembiayaan

12. Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Materi Pokok 2 – Aspek Sosial

1. Identifikasi Aspek Sosial

2. Mitigasi Lingkungan

3. Rencana Perlindungan Sosial

Materi Pokok 3 – Evaluasi Kelayakan Lingkungan dan Sosial

1. Evaluasi Hasil Analisis

2. Penyusunan Hasil Analisis

Page 8: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

3

5 BAB II

ASPEK LINGKUNGAN

1. PENDAHULUAN

Dalam Kajian Lingkungan terkait Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur,

khusus untuk Aspek Lingkungan ada beberapa hal yang akan dicapai :

Analisis Awal Dampak Lingkungan, bertujuan :

1. menetapkan karakteristik lingkungan dan dampak yang akan timbul dari

proyek;

2. menetapkan klasifikasi proyek dalam memperkirakan dampak yang akan

ditimbulkan terhadap lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

3. menentukan peningkatan kapasitas dan program pelatihan untuk

melaksanakan program perlindungan lingkungan, jika diperlukan;

4. memperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan Ijin yang

diperlukan terkait lingkungan hidup; dan

5. menyiapkan rencana dan jadwal untuk melaksanakan program kepatuhan

lingkungan dan melakukan pencatatan untuk persetujuan lingkungan.

Analisis awal dampak lingkungan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk

menyusun dokumen lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut terkait Kajian Aspek Lingkungan berikut ini.

2. IDENTIFIKASI DATA AWAL

2.1 Rona Lingkungan Hidup Awal

Rona Lingkungan Hidup Awal (environmental setting) adalah uraian mengenai

rona lingkungan hidup (environmental setting) secara umum di lokasi rencana

usaha dan/atau kegiatan yang mencakup :

Kompetensi : Peserta mengetahui dan memahami aspek-aspek

dalam penilaian kelayakan lingkungan

Page 9: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

4

1. Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan yang

ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi

lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat :

- Komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air

permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya;

- Komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem,

keberadaan spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain

sebagainya;

- Komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi,

mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain

sebagainya;

- Komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat kesehatan

masyarakat.

2. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau

kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap

lingkungan hidup.

Deskripsi rona lingkungan hidup harus menguraikan data dan informasi yang

terkait atau relevan dengan dampak yang mungkin terjadi. Deskripsi ini didasarkan

data dan informasi primer dan/atau sekunder yang bersifat aktual dan

mengunakan sumber data-informasi yang valid untuk data sekunder yang resmi

dan/atau kredibel untuk menjamin validitas data-informasi serta didukung oleh

hasil observasi lapangan.

Data dan informasi rinci terkait dengan rona lingkungan hidup dimaksud dapat

disampaikan dalam lampiran.

Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, maka uraian rona lingkungan hidup

harus dilakukan untuk masing-masing alternatif lokasi. Deskrisi rona lingkungan

hidup awal dapat disajikan dalam bentuk data dan informasi spasial.

2.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Proyek Dengan Rencana Tata Ruang

Bagi semua Dokumen Lingkungan Hidup diwajibkan untuk melihat apakah

kegiatan yang akan dilakukan sudah sesuai dengan tata ruang, jika tidak sesuai

Page 10: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

5

kegiatan tersebut harus ditolak untuk proses penyusunan Dokumen Lingkungan

Hidup nya.

Hasil penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dapat menjadi bahan kajian dalam

penyusunan tata ruang wilayah. Kesesuaian tata ruang hanyalah salah satu hal

yang mempurmudah perencanaan dan penanganan lingkungan. Walaupun sudah

sesuai dengan tata ruang, suatu kegiatan atau usaha bisa bermasalah terhadap

lingkungan jika tidak melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan

baik.

Kesesuaian tata ruang ini dibuktikan dalam bentuk Surat Keterangan yang

dikeluarkan oleh SKPD yang bersangkutan (Bappeda, Dinas Tata Ruang).

2.3 Dampak Penting

Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang

diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

Prakiraan dampak penting pada dasarnya adalah informasi mengenai besaran

dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji,

dimana didalamnya diuraikan hasil prakiraan secara cermat mengenai besaran

dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji.

Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik tersebut

menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dalam kerangka acuan.

Metode prakiraan dampak penting menggunakan metode-metode ilmiah yang

berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai

dengan kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting dalam Amdal.

Dalam menguraikan prakiraan dampak penting tersebut, hendaknya

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan

kualitas lingkungan dari waktu ke waktu.

Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting

dari aspek biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan

masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi

usaha dan/atau kegiatansesuai dengan jenis rencana usaha dan/atau

Page 11: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

6

kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki seluruh

tahapan tersebut.

Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas

lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan

kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau

kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan menggunakan metode

prakiraan dampak.

Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat

langsung dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang

ditimbulkan secara langsung oleh adanya usaha dan/atau kegiatan, sedangkan

dampak tidak langsung adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya

suatu komponen lingkungan hidup dan/atau usaha atau kegiatan primer oleh

adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam kaitan ini maka perlu

diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan

hidup, antara lain sebagai berikut :

3. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada

komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;

4. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada

komponen geofisik-kimia-biologi;

5. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada

komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian

menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap komponen

geofisik-kimia dan biologi;

6. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada

komponen geofisik-kimia-biologi, kemudian menimbulkan rangkaian dampak

lanjutan berturut-turut terhadap komponen biologi, sosial, ekonomi, budaya

dan kesehatan masyarakat;

7. Dampak penting berlangsung saling berantai di antara komponen sosial,

ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat dan geofisik-kimia dan biologi itu

sendiri;

Page 12: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

7

8. Dampak penting pada huruf a sampai dengan huruf e yang telah diutarakan

selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana usaha dan/atau kegiatan.

Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan

alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya: alternatif lokasi,

penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha

dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau

bentuk alternatif lainnya), maka telaahan sebagaimana tersebut dilakukan untuk

masing-masing alternatif.

Proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan

metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di

berbagai literatur. Dalam melakukan analisis prakiraan besaran dampak penting

tersebut sebaiknya digunakan metode-metode formal secara matematis, terutama

untuk dampak-dampak penting hipotetik yang dapat dikuantifikasikan.

Penggunaan metode non formal hanya dilakukan bilamana dalam melakukan

analisis tersebut tidak tersedia formula- formula matematis atau hanya dapat

didekati dengan metode non formal.

Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian

proses dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam prakiraan

dampak, dapat dilampirkan sebagai bukti.

2.4 Klasifikasi Proyek Penyediaan Infrastruktur

Berikut ini jenis Rencana/Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal,

yang dibagi untuk 3 (tiga) bidang, yaitu : Bidang Pekerjaan Umum, Bidang

Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Bidang Multi Sektor. Selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 13: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

8

Tabel 1 Jenis Rencana/Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

A BIDANG PEKERJAAN UMUM

1 Pembangunan Bendungan/Waduk atau Jenis Tampungan Air lainnya

a Termasuk dalam kategori “large dam” (bendungan besar)

a Tinggi; atau > 15 m b Pada skala ini dibutuhkan spesifikasi khusus baik bagi material dan desain konstruksinya

c Pada skala ini diperlukan quarry/borrow area yang besar, sehingga berpotensi menimbulkan dampak

d Jika terjadi failure maka akan menimbulkan bencana banjir

b Daya tampung waduk, atau ≥ 500.000 m3 Kegagalan bendungan pada daya tampung ≥ 500.000 m3

c Luas genangan > 200 ha a Pengadaan tanah untuk tapak bendungan dan daerah genangan waduk memerlukan pembebasan kawasan yang relatif luas dan menyangkut keberlanjutan kehidupan penduduk dan ekosistem

b Akan mempengaruhi pola iklim mikro pada kawasan disekitarnya dan ekosistem pada daerah hulu dan hilir bendungan/waduk

2 Daerah irigasi a Mengakibatkan perubahan pola iklim mikro dan ekosistem kawasan a Pembangunan baru dengan luas ≥ 3.000 ha

b Selalu memerlukan bangunan utama (headworks) dan bangunan penunjang (oppurtenants structures) yang besar sehingga berpotensi untuk mengubah ekosistem yang ada

c Mengakibatkan mobilisasi tenaga kerja yang signifikan pada daerah sekitarnya, baik pada saat pelaksanaan maupun setelah pelaksanaan

d Membutuhan pembebasan lahan yang besar sehingga berpotensi menimbulkan dampak sosial

Page 14: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

9

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

e menyesuaikan dengan PP Nomor 20 Tahun 2006 tentang irigasi, terkait kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Pusat untuk pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dengan luas ≥ 3.000 ha

b Peningkatan dengan luas tambahan > 1.000 ha a Berpotensi menimbulkan dampak negatif akibat perubahan ekosistem pada kawasan tersebut.

b Memerlukan bangunan tambahan yang berpotensi untuk mengubah ekosistem yang ada.

c Mengakibatkan mobilisasi manusia yang dapat menimbulkan dampak sosial.

d Perubahan neraca air

c Pencetakan sawah, luas (perkelompok) > 500 ha a Memerlukan alat berat dalam jumlah yang cukup banyak.

b Perubahan Tata Air.

3 Pengembangan Rawa : Reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi

> 1.000 ha a Berpotensi mengubah ekosistem dan iklim mikro pada kawasan tersebut dan berpengaruh pada kawasan di sekitarnya.

b Berpotensi mengubah sistem tata air yang ada pada kawasan yang luas secara drastis.

4 Pembangunan Pengaman Pantai dan perbaikan muara sungai :

> 500 m a Pembangunan pada rentang kawasan pantai selebar > 500 m berpotensi mengubah ekologi kawasan pantai dan muara sungai sehingga berdampak terhadap keseimbangan ekosistem yang ada.

- Jarak dihitung tegak

b Gelombang pasang laut (tsunami) di Indonesia berpotensi menjangkau kawasan sepanjang 500 m dari tepi pantai, sehingga diperlukan kajian khusus untuk pengembangan kawasan pantai yang mencakup rentang lebih dari 500 m dari garis pantai.

5 Normalisasi Sungai (termasuk sodetan) dan Pembuatan Kanal Banjir

a Terjadi timbunan tanah galian di kanan kiri sungai yang menimbulkan dampak lingkungan, dampak sosial, dan gangguan. a Kota besar/metropolit an

Page 15: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

10

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

- Panjang, atau > 5 km b Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan gangguan dan dampak - Volume pengerukan > 500.000 m3

c Perubahan hidrologi dan pengaliran air hujan (run- off)

b Kota sedang a Terjadi timbunan tanah galian di kanan kiri sungai yang menimbulkan dampak lingkungan, dampak sosial, dan gangguan.

- Panjang, atau > 10 km

- Volume pengerukan > 500.000 m3

b Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan gangguan dan dampak

c Perubahan hidrologi dan pengaliran air hujan (run- off)

c Pedesaan a Terjadi timbunan tanah galian di kanan kiri sungai yang menimbulkan dampak lingkungan, dampak sosial, dan gangguan.

- Panjang, atau > 15 km

- Volume pengerukan > 500.000 m3

b Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan gangguan dan dampak

c Perubahan hidrologi dan pengaliran air hujan (run- off)

6 Pembangunan dan/atau peningkatan jalan tol yang membutuhkan pengadaan lahan diluar rumija (ruang milik jalan) dengan skala/besaran panjang (km) dan skala/besaran luas pengadaan lahan (ha) :

a Luas wilayah kegiatan operasi produksi berkorelasi dengan luas penyebaran dampak

b Memicu alih fungsi lahan beririgrasi teknis menjadi lahan permukiman dan industri

c Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial a Di kota metropolitan/besar

- panjang jalan dengan luas lahan pengadaan lahan; atau

≥ 5 km dengan pengadaan lahan >10 ha

- Luas pengadaan lahan ≥ 30 ha

b Di kota sedang a a. Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial - panjang jalan dengan luas pengadaan

lahan; atau ≥ 5 km dengan pengadaan

lahan >20 ha

- Luas pengadaan lahan ≥ 30 ha b b. Ahli fungsi lahan

Page 16: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

11

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

c Di pedesaan a a. Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial - panjang jalan dengan luas pengadaan

lahan; atau ≥ 5 km dengan pengadaan

lahan >30 ha

- luas pengadaan lahan ≥ 40 ha b b. Ahli fungsi lahan

7 Pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran yang membutuhkan pengadaan lahan (di luar rumija):

Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial

a Di kota metropolitan/besar

- panjang jalan dengan luas pengadaan lahan; atau

≥ 5 km dengan pengadaan lahan >20 Ha

- luas pengadaan lahan ≥ 30 ha

b Di kota sedang

- panjang jalan dengan luas pengadaan lahan; atau

≥ 5 km dengan pengadaan lahan >30 Ha

- luas pengadaan lahan ≥ 40 ha

c Pedesaan

- panjang jalan dengan luas pengadaan lahan; atau

≥ 5 km dengan pengadaan lahan >40 Ha

- luas pengadaan lahan ≥ 50 ha

8 a Pembangunan subway / underpass, terowongan/ tunnel, jalan layang/flyover, dengan panjang

> 2 km Berpotensi menimbulkan dampak berupa perubahan kestabilan lahan (land subsidence), air tanah serta gangguan beupa dampak terhadap emisi, lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan pandangan, gangguan jaringan prasarana sosial (gas, listrik, air minum, telekomunikasi) dan dampak sosial disekitar kegiatan tersebut

b Pembangunan jembatan, dengan panjang

> 500 m

9 Persampahan a penyesuaian terhadap luas kawasan TPA dengan daya tampung TPA a Pembangunan TPA sampah domestik

pembuangan dengan sistem controlled landfill/sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya

b Perubahan paradigma dari tempat pembuangan/penampunga n akhir menjadi tempat pengolahan akhir.

Page 17: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

12

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

- luas kawasan > 10 ha c UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dimana konsep 3R menjadi bagian dari deskripsi kegiatan Amdal TPA. Bukan lagi “open dumping” tapi sebagai tempat pengolah akhir, sehingga ada composting dan landfill gas (waste to energy). untuk insinerator biasanya untuk kapasitas yang kecil (<100 ton per hari) prosesnya kurang sempurna sehingga dampaknya dapat lebih penting

- kapasitas total ≥ 100.000 ton

b TPA di daerah pasang surut, Semua kapasitas/besaran Pengaturan TPA ini lebih ketatdari pada di wilayah lain. secara teknis, daerah pasang surut tidak direkomendasikan untuk menjadi lahan TPA. Tetapi untuk beberapa wilayah yang tidak punya pilihan wilayah lain maka tetap dapat diperbolehkan membangun TPA di daerah pasang surut

- luas landfill, atau

- kapasitas total

c Pembangunan transfer station Lokasi transfer station pada umumnya terletak di dalam atau di pinggiran kota dan dibangun pada luas lahan yang terbatas - kapasitas ≥ 500 ton/hari

d Pembangunan instalasi Pengolahan Sampah Terpadu

≥ 500 ton/hari Guna mendorong minat swasta/masyarakat

- Kapasitas

e Pengolahan dengan insinerator pengolahan sampah domestik berapapun kapasitasnya harus dilengkapi dengan amdal karena saat ini sampah domestik masih tercampur dengan limbah B3.

- kapasitas Semua kapasitas

f Composting Plant kapasitas composting plant diperbesar untuk mendorong minat swasta/masyarakat dalam komposting - kapasitas ≥ 500 ton/hari

10 Air Limbah Domestik a Setara dengan layanan untuk 100.000 orang.

a Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya

b Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik dan gangguan visual.

- Luas, atau ≥ 2 ha

- Kapasitasnya ≥ 11 m3/hari

b Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah domestik termasuk fasilitas penunjangnya

Setara dengan layanan untuk 100.000 orang.

Page 18: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

13

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

- Luas, atau ≥ 3 ha

- Beban organik ≥ 2,4 ton/hari

c Pembangunan sistem perpipaan air limbah, luas layanan

a Setara dengan layanan 100.000 orang.

b Setara dengan 20.000 unit sambungan air limbah.

- Luas layanan, atau ≥ 500 ha

- Debit air limbah ≥ 16.000 m3/hari c Dampak potensial berupa gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana umum, ketidaksesuaian atau nilai kompensasi

11 Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di permukiman

Berpotensi menimbulkan gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum, pencemaran di daerah hilir, perubahan tata air di sekitar jaringan, bertambahnya aliran puncak dan perubahan perilaku masyarakat di sekitar jaringan. Pembangunan drainase sekunder di kota sedang yang melewati permukiman padat

a Kota besar/metropolitan, panjang ≥ 5 km

b Kota sedang, panjang ≥ 10 km

12 Jaringan air bersih di kota besar / metropolitan

> 250 l/detik, ini setara dengan kebutuhan air bersih 250.000

orang

a. Kalau berdasarkan kapasitas 250 l/detik, itu setara dengan (sambungan ke pelanggan) 250.000 orang dengan asumsi 1 lt/det/orang atau 86,41 lt/org/hari b. dengan asumsi per SL untuk 6 orang, akan memenuhi kebutuhan 250.000 penduduk. c. Potensi konflik penggunaan air dengan pengguna air lainnya d. gangguan neraca air Berpotensi menimbulkan dampak hidrologi dan persoalan keterbatasan air Konflik sosial pemakaian air di sepanjang jaringan pipa

a Pengambilan air bersih dari danau, sungai, mata air, atau sumber air permukaan lainnya - debit pengambilan

b Pembangunan jaringan distribusi

- luas layanan > 500 ha

c Pembangunan jaringan transmisi

- panjang > 10 km

B BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

1 Pembangunan Perumahan dan kawasan Permukiman dengan pengelola tertentu :

Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman berdasarkan :

Page 19: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

14

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

a a. Kota Metropolitan, luas > 25 ha a Hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup diluar kawasan lindung; b b. Kota besar, luas > 50 ha

c c. Kota sedang dan kecil, luas >100 ha

d d. Untuk keperluan settlement transmigrasi

> 2000 ha b Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan;

c Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dengan pengembangan lingkungan hunian perdesaan;

d Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;

e Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan privat.

f Analisis teknis, meliputi:

g Tingkat pembebasan lahan.

h Daya dukung lahan, seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan bangunan per-hektar

i Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

j Limbahyang dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan perumahan dan permukiman.

k Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material, manusia, dan lalu lintas)

l KDB (Koefisien dasar bangunan) dan KLB (Koefisien luas bangunan).

m Peningkatan air larian (run-off) yang mengakibatkan banjir dihilirnya.

C BIDANG MULTISEKTOR

1 Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dengan

> 25 ha Berpotensi menimbulkan dampak terhadap, antara lain :

a Luas area reklamasi, > 500.000 m3 a hidrooseanografi, meliputi pasang surut, arus, gelombang, dan sedimen dasar laut. b Volume material urug, atau > 50 m (tegak lurus ke arah

Page 20: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

15

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

c Panjang reklamasi laut dari garis pantai) b Hidrologi, meliputi curah hujan, air tanah, debit air sungai atau saluran, dan air limpasan.

c Batimetri, meliputi kontur kedalaman dasar perairan.

d Topografi, meliputi kontur permukaan daratan.

e Geomorfologi, meliputi bentuk dan tipologi pantai.

f Geoteknik, meliputi sifat-sifat fisis dan mekanis lapisan tanah.

g ampak sosial.

2 Pemotongan bukit dan pengurugan lahan dengan Volume

> 500.000 m3 a Mengubah bentang alam

b Longsor dan peningkatan run-off dan banjir

3 Pengambilan air bawah tanah sumur sungai, mata air, atau sumber air permukaan lainnya

> 250 l/detik, ini setara dengan kebutuhan air bersih 250.000

orang

a Kalau berdasarkan kapasitas 250 l/detik, itu setara dengan (sambungan ke pelanggan) 250.000 orang dengan asumsi 1 lt/det/orang atau 86,41 lt/org/hari - debit pengambilan

b dengan asumsi per SL untuk 6 orang, akan memenuhi kebutuhan 250.000 penduduk.

c Potensi konflik penggunaan air dengan pengguna air lainnya

d gangguan neraca air

4 Pengambilan air bawah tanah (sumur tanah dangkal, sumur tanah dalam)

≥ 50 liter/detik (dari satu atau beberapa sumur pada

kawasan < 10 ha)

Potensi gangguan terhadap kondisi lingkungan, antara lain amblesan tanah (land subsidence), intrusi air laut/asin (salt water intrusion) dan kekeringan terhadap sumur bor dangkal/gali yang dipergunakan masyarakat sekitar.

5 Pembangunan bangunan gedung Besaran diperhitungkan berdasarkan :

- Luas lahan, atau > 5 ha a Pembebasan lahan.

- Bangunan >10.000 m2 b Daya dukung lahan.

c Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

d Limbah yang dihasilkan.

e Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara, dan lain-lain).

f KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB. (koefisien luas

Page 21: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

16

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

bangunan)

g Jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang.

h Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi).

i Struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.

j Bangkitan pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar.

k Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir pengunjung.

Produksi sampah, limbah domestik. Genangan/banjir lokal.

Sunber : Permen LH No 5 Tahun 2012

Page 22: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

17

2.5 Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Lingkup Rencana pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) memuat upaya-upaya

mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan

hidup dan dampak lingkungan hidup lainnya yang bersifat negatif dan

meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana

usaha dan/atau kegiatan. Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan

lingkungan hidup antara lainmencakup kelompok aktivitas sebagai berikut :

Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah

dampak negatif lingkungan hidup;

Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi,

meminimisasi, atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul pada saat

usaha dan/atau kegiatan; dan/atau Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat

meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan

manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama

masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut.

Untuk menangani dampak penting yang sudah diprediksi dari studi Andal dan

dampak lingkungan hidup lainnya, pengelolaan lingkungan hidup yang

dirumuskan dapat menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan

lingkungan hidup yang selama ini dikenal seperti: teknologi, sosial ekonomi,

maupun institusi.

Lingkup Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dapat digunakan untuk

memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai

dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha

dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional;

tergantung pada skala masalah yang dihadapi.

Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus- menerus,

sistematis dan terencana. Pemantauan dilakukan terhadap komponen

lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi

Page 23: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

18

penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical

level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan rencana

pemantauan lingkungan, yakni :

1. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup

Komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan

mendasar, atau terkena dampak penting dan komponen/parameter

lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya.

2. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting

yang dinyatakan dalam Andal dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan

sifat pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan rencana

pengelolaan lingkungan hidup.

3. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau

terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak.

Dengan memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji

efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan.

4. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang

dikeluarkan untuk pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan

pemantauan senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau

kegiatan.

5. Rencana pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau,

mencakup : jenis data yang dikumpulkan; lokasi pemantauan; frekuensi dan

jangka waktu pemantauan; metode pengumpulan data (termasuk peralatan

dan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data); metode analisis

data.

6. Rencana pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan

pemantauan lingkungan hidup. Kelembagaan pemantauan lingkungan hidup

yang dimaksud di sini adalah institusi yang bertanggungjawab sebagai

pelaksana pemantauan, pengguna hasil pemantauan, dan pengawas

kegiatan pemantauan.

Page 24: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

19

2.6 Pembiayaan

Dalam rangka pelaksanaan Kajian Aspek Lingkungan harus dipersiapkan

alokasi pembiayaan, diantaranya untuk kebutuhan :

1. Personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung)

2. Survei Data Primer dan Data Sekunder

3. Konsultasi Publik (AMDAL)

4. Sidang KA-AMDAL, ANDAL, RKL/RPL (Amdal)

5. Presentasi (UKL/UPL)

6. Lain-lain

2.7 Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Setelah Dokumen Lingkungan Hidup tersusun, dalam pelaksanaannya nanti di

lapangan Dokumen Lingkungan Hidup yang telah disusun akan dijadikan acuan

dalam pengelolaan dan pemantauan dampak yang terjadi pada Tahap Pra

Konstruksi, Konstruksi dan Pasca Konstruksi.

Kewajiban pelaksana kegiatan fisik untuk melaksanakan RKL/RPL yang terlah

disusun. Semuanya dituangkan dalam Laporan Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan. Laporan tersebut diserahkan kepada instansi berwenang (Badan

Lingkungan Hidup).

2.8 Tugas

Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kota A mengambil

Sumber Air Baku dari Sungai yang berada di Kota B dengan jarak 15 km. Debit

pengolahan SPAM Regional tersebut direncanakan 500 L/detik.

Tugas-1 :

Jenis Dokumen Lingkungan Hidup apa yang harus disusun dengan kondisi

tersebut diatas ?

Tugas-2 :

Apa saja Data Rona Lingkungan Awal yang harus dikumpulkan terkait dengan

kondisi tersebut ?

Page 25: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

20

Tugas-3 :

Sebutkan Dampak Penting untuk Kegiatan tersebut !

3. TINDAK LANJUT

3.1 Dasar Hukum

Berikut ini dasar hukum terkait penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,

diantaranya :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan (ditambah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35 / PUU-X /

2012)

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 tentang

Pencegahan dan Pengendalian Penggundulan hutan (UUP3H)

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1994 tentang Ratifikasi

Konvensi Pedoman Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2004 tentang

Ratifikasi Protokol Kyoto untuk Pedoman Konvensi Perubahan Iklim PBB

7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1994 tentang Ratifikasi

Konvensi Internasional tentang Keanekaragaman Hayati Perserikatan

Bangsa Bangsa

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang

Konservasi Tanah dan Air Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2014 tentang Kelautan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

11 Tahun 2010 tentang Warisan Budaya Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Air dan

Pengendalian Pencemaran Air Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999

tentang Pengendalian Pencemaran Udara Peraturan Pemerintah Nomor 74

Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Peraturan

Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan Bahan limbah

Berbahaya dan Beracun Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009

tentang Penghematan Energi

Page 26: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

21

10. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang amandemen Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan Bahan

limbah Berbahaya dan Beracun

11. Peraturan Menteri Lingkungan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana

usaha dan / atau Kegiatan usaha yang wajib memiliki AMDAL

12. Peraturan Menteri Lingkungan Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyususnan Dokumen Lingkungan

13. Peraturan Menteri Lingkungan Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman

Keterlibatan Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan

14. Peraturan Menteri Lingkungan Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara

Perizinan untuk Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun

15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P 39 / Menhut-II / Tahun 2013 tentang

Pemberdayaan Masyarakat Lokal melalui Kemitraan Hutan

16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P 16 / Menhut-II / Tahun 2014 tentang

Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

17. Keputusan Menteri Lingkungan Nomor 05 Tahun 2014 tentang Baku Mutu

Air Limbah

18. Keputusan Menteri Lingkungan Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu

Air Limbah Domestik

19. Keputusan Menteri Lingkungan Nomor KEP-48 / MENLH / 11/1996 tentang

Baku Kebisingan

20. Keputusan Menteri Lingkungan Nomor KEP-49 / MENLH / 11/1996 tentang

Baku Getaran

21. Keputusan Menteri Lingkungan Nomor KEP-50 / MENLH / 11/1996 tentang

Tingkat Kebauan

22. Keputusan Menteri Lingkungan Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

3.2 Klasifikasi Proyek

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah diuraikan

sebelumnya, Kelayakan Lingkungan terhadap Proyek Infrastruktur PUPR akan

teridentifikasi melalui Dokumen Lingkungan Hidup yang disusun.

Page 27: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

22

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012

tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, ada 3 (tiga) jenis

Dokumen Lingkungan Hidup, yaitu :

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup (UKL-UPL)

adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang

tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau

Kegiatan.

Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Hidup (SPPL)

adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas

dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar Usaha

dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL.

Jenis Dokumen Lingkungan Hidup yang disusun ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Daftar Jenis

Rencana/Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal.

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan :

Potensi dampak penting Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha

dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berdasarkan :

a) besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha

dan/atau kegiatan;

b) luas wilayah penyebaran dampak;

c) intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

d) banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;

Page 28: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

23

e) sifat kumulatif dampak;

f) berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan

g) kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

dan/atau

h) referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai

landasan kebijakan tentang Amdal.

Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi

dampak penting negatif yang akan timbul.

Selain berdasarkan itu, Lokasi Proyek yang berada atau berbatasan atau dapat

merubah fungsi kawasan lindung wajib menyusun AMDAL. Adapun daftar

kawasan lindung tersebut adalah :

1. Kawasan Hutan Lindung

2. Kawasan Bergambut

3. Kawasan Resapan Air

4. Sempadan Pantai

5. Sempadan Sungai

6. Kawasan Sekitar Danau/Waduk

7. Kawasan Sekitar Mata Air

8. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan

Wisata, Daerah Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian

Satwa).

9. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya (termasuk perairan laut,

perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu

karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau

keunikan ekosistem)

10. Kawasan Pantai Berhutan Bakau (mangrove)

11. Taman Nasional

12. Taman Hutan Raya

13. Taman Wisata Alam

Page 29: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

24

Dalam Tabel 1 - Jenis Rencana/Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki

Amdal dapat diketahui Klasifikasi Proyek Penyediaan Infrastruktur yang

kemudian menentukan jenis Dokumen Lingkungan Hidup yang harus disusun

dalam rangka Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur.

3.3 Dokumen AMDAL

Latar Belakang Amdal

Analisis mengenai dampak lingkungan lahir dengan ditetapkannya NEPA

(National Environmental Policy Act), pada tahun 1969, yaitu undang- undang

tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat,NEPA merupakan suatu reaksi

terhadap kerusakan lingkungan oleh aktivitas manusia yang semakin meningkat,

seperti tercemarnya lingkungan oleh pestisida, limbah industri dan transportasi,

rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya estetika alam.

Sebagai contoh kerusakan lingkungan :

1. Di Los Angeles, USA (1950), kesehatan masyarakatnya telah terganggu

oleh smog (smoke and fog), yang menyelubungi kota. Asap dan kabut

berasal dari limbah kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksidasi.

Dengan adanya inversi termal di udara pada waktu-waktu tertentu, asap

kabut terperangkap di udara di atas kota

2. Di sekitar teluk Minamata, baratdaya pulau Kyushu, Jepang (1953), terjadi

wabah neurologis yang tidak menular diantara penduduk nelayan dan

keluarganya. Penderita mengalami lemah otot, hilangnya penglihatan,

terganggunya fungsi otak dan kelumpuhan yang banyak berakhir dengan

kematian. Pada tahun 1959 diketahui bahwa penyakit tersebut disebabkan

oleh konsumsi ikan yang tercemar metilmerkuri, yang berasal dari limbah

yang mengandung Hg dari beberapa pabrik kimia yang memproduksi plastik

(PVC). Penyakit tersebut dikenal sebagai penyakit minamata.

3. Di sekitar Nigata, di utara Tokyo (1964-1965), terjadi ledakan kedua penyakit

minamata. Di sini pun ikan merupakan konsumsi harian para korban. Ikan

yang berasal dari laut dan dari sungai Agano yang mengandung limbah

pabrik alat listrik.

Page 30: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

25

4. Ledakan ketiga terjadi pada tahun 1973 di Goshonoura, pulau Amasuka

yang berhadapan dengan Minamata

Walaupun air raksa di dalam air laut semula rendah, organisme tertentu dapat

menimbun air raksa yang diserapnya dari lingkungan ke dalam tubuhnya.

Peristiwa itu disebut sebagai bioakumulasi. Rantai makanan berlanjut dengan

dimakannya ikan oleh burung, kucing, dan manusia. Karena itu gejala penyakit

minamata tidak hanya terdapat pada manusia, melainkan juga pada burung dan

kucing. Peningkatan kadar suatu zat melalui rantai makanan disebut sebagai

pelipatan biologi.

Dokumen Amdal terdiri dari 4 (empat) bagian :

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-AMDAL)

2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

4. Dokumen Rencana pemantauan Lingkungan (RPL)

Prosedur AMDAL terdiri dari :

Proses penapisan (Screening)

Penapisan dilakukan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus

dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Tahap ini penting

bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya

akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana biaya dan waktu.

Dengan penapisan ini diharapkan kepedulian terhadap lingkungan tidak akan

mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan yang

diperlukan untuk pembangunan. Di Indonesia penapisan dilakukan dengan

daftar positif seperti ditentukan dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup.

Proses Pelingkupan (Scoping)

- Pelingkupan ialah penentuan ruang lingkup studi ANDAL yaitu bagian

AMDAL yang terdiri atas identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak.

Yang perlu diidentifikasi ialah komponen dan proses yang penting.

- Batasan penting inilah yang menjadi patokan dalam pelingkupan AMDAL.

Jadi penting bagi ilmu pengetahuan saja misalnya, tetapi tidak penting bagi

Page 31: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

26

pengambilan keputusan tentang proyek pembangunan yang sedang

direncanakan, tidak perlu tercakup dalam penelitian AMDAL. Karena

AMDAL adalah penelitian tentang dampak, pelingkupan berarti usaha untuk

membatasi penelitian pada dampak yang penting saja.

- Pelingkupan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan

data yang harus dikumpulkan yang diperlukan untuk menyusun garis dasar.

Setiap kali data akan dikumpulkan haruslah ditanyakan “perlukan data

tersebut untuk pengambilan keputusan?” Dengan demikian apabila

pelingkupan telah berjalan dengan baik, penelitian menjadi terfokus. Data

yang dikumpulkan hanya terbatas yang diperlukan saja, sehingga biaya,

tenaga, dan waktu dapat digunakan dengan efektif dan efisien.

- Jadi untuk dapat melakukan pelingkupan haruslah dilakukan identifikasi

dampak selengkapnya, kemudian ditentukan dampak mana yang penting.

Dampak penting inilah yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup studi

ANDAL, sedangkan dampak yang tidak penting dikeluarkan.

Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

- Kerangka acuan merupakan uraian tugas yang harus dilaksanakan dalam

studi ANDAL. Kerangka acuan dijabarkan dari pelingkupan, sehingga

kerangka acuan memuat tugas-tugas yang relevan dengan dampak penting.

Karena kerangka acuan didasarkan pada pelingkupan dan pelingkupan

mengharuskan adanya identifikasi dampak penting, maka pemrakarsa

harus mempunyai kemampuan untuk melakukan identifikasi dampak

penting tersebut, baik oleh dirinya sendiri ataupun atas bantuan konsultan.

- Jika pelaksana ANDAL adalah konsultan yang membantu pemrakarsa

dalam menyusun kerangka acuan, maka tidak akan terjadi perbedaan

antara dampak penting yang diidentifikasinya dengan yang tertera dalam

kerangka acuan. Tapi jika konsultannya lain, dapatlah terjadi bahwa

dampak penting yang teridentifikasi olehnya tidak termuat dalan kerangka

acuan. Atau sebaliknya.

- Dalam hal ini konsultan ANDAL seyogyanya merundingkan dengan pihak

pemrakarsa agar dilakukan pekerjaan tambah, atau dilakukan pekerjaan

kurang. Menurut Kepmen, kerangka acuan harus disetujui oleh instansi

Page 32: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

27

berwenang, maka baik dalam pekerjaan tambah maupn kurang, persetujuan

haruslah yang bersifat resmi yang disetujui tidak saja oleh pemrakarsa,

melainkan oleh instansi yang berwenang.

- Setelah selasai disusun KA-AMDAL diserahkan ke Tim Penilai Amdal

Penyusunan ANDAL

- Penelitian ANDAL terfokus pada prakiraan dan evaluasi dampak penting

saja, yaitu yang hanya teridentifikasi dalam pelingkupan dan tertera dalam

kerangka acuan. Besarnya dampak harus diprakirakan dengan

menggunakan metoda yang sesuai dalam bidang yang bersangkutan.

Metode tersebut mungkin telah ada atau mungkin juga harus dikembangkan

atau dimodifikasi dari metode yang ada.

- Besar dan penting suatu dampak mempunyai konsep yang berbeda. Nilai

besar dampak menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi karena

kegiatan, misalnya suhu dalam derajat celcius, luas dalam Ha, oksigen

terlarut dalam mg/liter. Sedangkan nilai penting dampak menunjukkan nilai

yang kita berikan pada dampak tersebut untuk pengambilan keputusan.

- Umumnya nilai penting dampak bersifat kualitatif, misalnya nilai tinggi,

sedang atau rendah. Banyak usaha dilakukan untuk membuat nilai kualitatif

di kuantitatifkan, misalnya dengan memberi skala atau skor, namun usaha

kuantifikasi sifat kualitatif ini masih banyak kesulitan, misalnya ada nilai

yang tidak boleh dioperasikan secara matematik, ada yang dibolehkan

namun dengan terbatas, dan ada yang sepenuhnya dapat dilakukan melalui

operasi matematik.

- Selain itu antara besar dan pentingnya dampak dapat memiliki hubungan,

namun ada juga yang tidak memiliki hubungan antara keduanya. Hal

tersebut jelas menunjukkan perlunya pakar yang menguasai bidang yang

diliput dalam AMDAL tertentu. Pakar tersebut tidak perlu memiliki keaahlian

AMDAL, dimana hasil pekerjaannya merupakan masukkan untuk digunakan

dalam penyusunan AMDAL.

Penyusunan RKL dan RPL

- Dalam pengelolaan lingkungan, pemantauan merupakan komponen yang

penting. Pemantauan diperlukan sebagai sarana untuk memeriksa apakah

Page 33: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

28

persyaratan lingkungan dipatuhi dalam pelaksanaan proyek. Informasi yang

didapat dari pemantauan juga berguna sebagai peringatan dini, baik dalam

arti positif maupun negatif, tentang perubahan lingkungan yang mendekati

atau melampaui nilai ambang batas serta tindakan apa yang perlu diambil.

Juga untuk mengetahui apakah prakiraan yang dibuat dalam ANDAL sesuai

dengan dampak yang terjadi.

- Karena itu pemantauan sering juga disebut post-audit yang berguna

sebagai masukkan untuk memperbaiki ANDAL di kemudian hari dan untuk

perbaikan kebijaksanaan lingkungan. Seperti halnya metode prakiraan

dampak, metode untuk pengelolaan dan pemantauan dampak juga harus

menggunakan pakar dari bidang yang bersangkutan.

3.4 Dokumen UKL/UPL

Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan

menyusun AMDAL

dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.

UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk

pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan

atau kegiatan.

Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi

dengan menggunakan formulir isian yang berisi :

1. Identitas pemrakarsa

2. Rencana Usaha dan/atau kegiatan

3. Dampak Lingkungan yang akan terjadi

4. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

5. Tanda tangan dan cap

Formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada :

1. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

Kabupaten/Kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah

kabupaten/kota

2. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

Propinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota

Page 34: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

29

3. Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup

dan pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih

dari satu propinsi atau lintas batas negara

3.5 Tugas

Tugas-4 :

5. Sebutkan jenis Dokumen Lingkungan Hidup !

6. Apa yang menjadi dasar perbedaan jenis Dokumen Lingkungan Hidup

tersebut ?

7. Berikan contoh 1 kegiatan dengan lingkup yang berbeda untuk masing-

masing jenis Dokumen Lingkungan Hidup !

Page 35: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

30

6 BAB III

ANALISIS DAMPAK SOSIAL

1. PENDAHULUAN

Dalam Kajian Sosial terkait Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur, khusus

untuk Aspek Sosial ada beberapa hal yang akan dicapai :

1. Menentukan dampak sosial proyek infrastruktur terhadap masyarakat;

2. Menyusun rencana mitigasinya;

3. Menyusun rencana untuk pembebasan lahan dan pemukiman kembali;

4. Menentukan rencana pelatihan dalam rangka melaksanakan program

perlindungan sosial untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang terkena

dampak.

Selengkapnya dapat dilihat pada uraian berikut ini.

2. IDENTIFIKASI ASPEK SOSIAL

Aspek sosial dalam Dokumen Lingkungan Hidup adalah telaahan yang

dilakukan terhadap komponen demografi, ekonomi, dan budaya.

Komponen Demografi mencakup :

Struktur Penduduk :

a. Komposisi penduduk menurut kelompok umur jenis kelamin, mata

pencaharian, pendidikan, agama;

b. Kepadatan penduduk

Proses Penduduk :

a. Pertumbuhan Penduduk (tingkat kelahiran, tingkat kematian bayi, tingkat

kematian kasar, pola perkembangan)

b. Mobilitas Penduduk (migrasi masuk, migrasi keluar, pola migrasi, pola

persebaran penduduk)

Tenaga Kerja :

a. Tingkat partisipasi angkatan kerja

b. Tingkat pengangguran

Kompetensi : Peserta mampu menganalisis dan mengevaluasi kelayakan sosial

yang berperan dalam Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur

Page 36: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

31

Komponen Ekonomi mencakup :

1. Ekonomi Rumah Tangga :

a. tingkat pendapatan

b. pola nafkah ganda

2. Ekonomi Sumber Daya Alam :

a. pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam

b. pola pemanfaatan sumber daya alam

c. pola penggunaan lahan

d. nilai tanah dan sumber daya alam lainnya

e. sumber daya alam milik umum (common property)

3. Perekonomian Lokal dan Regional

a. kesempatan kerja dan berusaha

b. nilai tambah karena proses manufaktur

c. jenis dan jumlah aktivitas ekonomi non-formal d. distribusi pendapatan

d. efek ganda ekonomi (multiplier effect)

e. produk Domestik Regional Bruto

f. pendapatan asli daerah

g. pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

h. fasilitas umum dan fasilitas sosial

i. aksesibilitas wilayah

Komponen Budaya mencakup :

1. Kebudayaan :

a. adat-istiadat

b. nilai dan norma budaya

2. Proses Sosial :

a. proses asosiatif (kerjasama)

b. proses disosiatif (konflik sosial) c. akulturasi

c. asimilasi dan integrasi

d. kohesi sosial

Page 37: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

32

3. Pranata Sosial/Kelembagaan Masyarakat di bidang :

a. ekonomi, misal hak ulayat

b. pendidikan

c. agama

d. sosial

e. keluarga

4. Warisan Budaya :

a. situs purbakala

b. cagar budaya

5. Pelapisan Sosial berdasarkan :

a. pendidikan

b. ekonomi

c. pekerjaan

d. kekuasaan

6. Kekuasaan dan kewenangan :

a. kepemimpinan formal dan informal

b. kewenangan formal dan informal

c. mekanisme pengambilan keputusan di kalangan masyarakat

d. kelompok / individu yang dominan

e. pergeseran nilai kepemimpinan

7. Sikap dan Persepsi Masyarakat usaha atau kegiatan

8. Adaptasi Ekologis

Semua data-data tersebut dihimpun sebagai data dasar yang selanjutnya

dijadikan pelengkap dalam Dokumen Lingkungan Hidup yang akan disusun.

Tugas-5 :

Masih dengan Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kota A

mengambil Sumber Air Baku dari Sungai yang berada di Kota B dengan jarak

15 km. Debit pengolahan SPAM Regional tersebut direncanakan 500 L/detik.

Sebutkan Aspek Demografi, Ekonomi dan Budaya yang harus diidentifikasi

untuk Kegiatan diatas !

Page 38: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

33

3. MITIGASI LINGKUNGAN

Secara umum mitigasi lingkungan adalah merupakan upaya-upaya untuk

mencegah dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi atau telah terjadi

karena adanya rencana kegiatan atau menanggulangi dampak negatif yang

timbul sebagai akibat adanya suatu kegiatan/usaha. Mitigasi Lingkungan dalam

konteks mencegah atau mengendalikan dampak negatif dari suatu rencana

kegiatan dapat dilakukan melalui proses analisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan/atau Upaya

Pemantauan Lingkungan (UPL).

Prinsip Mitigasi Lingkungan :

1. Program mitigasi lingkungan berupa prinsip-prinsip atau persyaratan untuk

menanggulangi dampak lingkungan

2. Program mitigasi lingkungan dirumuskan secara rinci, sehingga dapat

dipakai sebagai dasar pelaksanaan kegiatan mitigasi lingkungan. Apabila

upaya mitigasi lingkungan ditempuh melalui penerapan teknologi tertentu,

maka harus disertakan desain teknologinya berupa Detail Desaign

Engineering ( rancangan rinci rekayasa)

3. Dalam upaya mitigasi lingkungan mencakup pula upaya peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan kemandirian para transmigran atau

stakeholder dalam mitigasi lingkungan melalui bimbingan teknis

4. Upaya mitigasi lingkungan mencakup pula pembentukan organisasi

pelaksanaan mitigasi lingkungan

Langkah-langkah Mitigasi Lingkungan :

1. Menghindarkan impak suatu kegiatan dengan melakukan pembatalan,

modifikasi atau menghilangkan beberapa tahapan tertentu.

2. Memperkecil impak dengan membatasi skala kegiatan.

3. Memperbaiki suatu yang merusak lingkungan dengan melakukan restorasi,

repairing atau rehabilitasi.

4. Mengurangi atau menghilangkan impak yang sedang terjadi dengan

pengelolaan yang tepat dan effisien.

Page 39: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

34

5. Memberikan kompensasi suatu impak melalui relokasi, pembangunan

fasilitas baru, pembuktian yang masuk akal (sound proofing), penyejukan

(airconditioning).

6. Memberikan perlakuan yang sebaik-baiknya terhadap semua yang terkena

dampak.

7. Melakukan daur ulang material.

8. Memanfaatkan teknologi yang paling minimal menghasilkan limbah.

9. Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terbentuk atas

kehendak dan keinginan sendiri ditengah masayarakat yang kegiatannya

dibidang lingkungan hidup.

10. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat

mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan

11. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas

suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang (akan) dilaksanakan.

Pendekatan Mitgasi Lingkungan :

1. Pendekatan Teknologi

- Mitigasi lingkungan melalui pendekatan teknologi adalah cara-cara atau

penggunaan teknologi untuk menanggulangi dampak negatif lingkungan.

Teknologi yang akan diterapkan oleh masyarakat (transmigran) harus

mempertimbangkan kemampuan dan keahlian transmigran serta budaya

setempat.

2. Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya

- Ketergantungan sistim sosial pada lingkungan sekitarnya perlu dicermati

karena dapat meningkatkan eksploitasi lingkungan dan sumber daya

alam lokasi. Selain itu, kemungkinan terjadinya intrusi dan akulturasi

budaya di kawasan transmigrasi dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Peralihan sistem ekonomi lokal dan mata pencaharian menimbulkan

terjadinya kesenjangan sosial.

- Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya merupakan langkah-langkah yang

akan ditempuh dalam menanggulangi dampak lingkungan melalui upaya-

upaya sosial atau tindakan-tindakan yang bermotifkan sosial ekonomi

misalnya;

Page 40: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

35

- Melibatkan masyarakat disekitar lokasi kegiatan untuk berpartisipasi aktif

dalam kegiatan mitigasi lingkungan

- Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat dalam mitigasi

lingkungan

- Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara transmigran dengan

penduduk sekitar.

3. Pendekatan Kelembagaan dan Stakeholder.

- Kelembagaan merupakan salah satu unsur penting yang menentukan

keberlanjutan dan berjalannya suatu program secara berkesinambungan.

Kerjasama dan hubungan baik antara lembaga terkait dan stakeholders

sangat diperlukan dalam penyusunan pedoman mitigasi lingkungan.

3.1 Tugas

Tugas-6 :

Masih dengan Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kota A

mengambil Sumber Air Baku dari Sungai yang berada di Kota B dengan jarak

15 km. Debit pengolahan SPAM Regional tersebut direncanakan 500 L/detik.

Sebutkan Mitigasi Lingkungan yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan

Kegiatan diatas !

4. PENGADAAN TANAH DAN PERMUKIMAN KEMBALI

4.1 Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah pada dasarnya dilakukan demi melakukan pelakasanaa

pembangunan, namun dalam melaksanakannya dibutuhkan tanah, sehingga

proses dalam penyediaan tanah dalam rangka pembangunan ini yang disebut

proses pengadaan tanah

Dalam menjalani proses pengadaan tanah, terdapat peraturan- peraturan yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tantang Undang- Undang Pokok

Agraria (UUPA). Didalam undang-undang ini, pasal yang terkait dengan

pengadaan tanah ada didalam

a. Pasal 14 ayat (1) dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2)

dan (3), Pasal 9 ayat (2), Pasal 10 ayat (1) dan (2), Pemerintah membuat

Page 41: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

36

rencana umum mengenai persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi,

air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya;

- Untuk keperluan negara;

- Untuk keperluan peribadatan dan keperluan-keperluan suci lainnya

sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa;

- Untuk keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat, sosial,

kebuadayaan dan lain-lain kesejahteraan;

- Untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, perternakan,

dan perikanan serta sejalan dengan itu;

- Untuk keperluan memperkembangakan industri, transmigrasi dan

peertambangan.

b. Pasal 18 menyatakan bahwa untuk kepentingan umum, termasuk

kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari selurh

rakyat. Hak-Hak Atas Tanah dapat dicabut dengan memberikan ganti

rugi kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan udang-

undang,

2. Selain terkandung didalam Undang-Undang, peraturan mengenai

pengadaan tanah juga didatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri,

antara lain :

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975 tentang

Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah.

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1976 tentang

Penggunaan Acara Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Pemerintah

Bagi Pembebasan Tanah Olehh Pihak Swasta.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1985 tentang Cara

pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Proyek Di wilayah Kecamatan.

Namun, ketiga perakturan mentri diatas, dinyatakan tidak berlaku, lagi

dengan dikeluarkanya.

3. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaaan Tanah

bagi Pelaksanan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang

dinyatakan tidak berlaku lagi dengan dikeluarkanya:

Page 42: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

37

4. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah

bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, yang telah

disempurnakan oleh:

5. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah

bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Peraturan

Presiden Nomor 36 Tahun 2005 jo Nomor 36 Tahun 2006 hanya

mengatur mekanisme pengadaaan tanah dan tidak digunakan untuk

melakakukan Hak Atas Tanah yang pada hakikatnya merupakan

subtansi undang-undang.

6. Peraturan Menteri Agraria/Kepala BBPN Nomor 1 Tahun 1994 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993.

Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN Nomr 1 Tahun 1994 ini masih

digunakan sebagai pediman pengadaan tanah bagi pelaksanaan

pembagunan untuk kepentingan umum karena hingga saat ini belum ada

peraturan pelaksana dari Peraturan Presdien Nomor 65 Tahun 2006.

7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 Tentang Pencabutan Hak-Hak

Atas Tanah dan Benda-Benda Ynag Ada Di Atasnya. Jika keadaan

mengharuskan dilakukannya pencabutan Hak Atas Tanah maka

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 jo Nomor 65 Tahun 2006 tida

lagi dapat diterapkan dengan langkah berikutnya adalah dengan

menggunakan instrumen Undang-Unddang Nomor 20 Tahun 1961 dan

peraturan Pelaksanaannya.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973 tentang Acara Penetapan

Ganti Kerugian oleh Pengadilan Tinggi Sehubungan Dengan Pencabutan

Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya.

9. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973 tentang Pelaksanaan

Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-benda yang ada diatasnya.

10. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Page 43: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

38

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

12. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012

Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.

Prinsip Pengadaan Tanah

Implemetasi pengadaan tanah perlu memerhatikan beberapa prinsip (asas)

sebagaimana tersirat dalam peraturan perundang-undangan dan ketentuan

terkait yang mengaturnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Penguasaan dan penggunaan tanah oleh siapa pun dan untuk keperluan

apa pun harus ada landasan haknya.

2. Semua hak atas tanah secara langsung maupun tidak langsung

bersumber pada hak bangsa.

3. Cara untuk memperoleh tanah yang sudah dihaki oleh seseorang/badan

hukum harus melalui kata sepakat antarpihak yang bersangkutan dan

4. Dalam keadaan yang memaksa, artinya jalan lain yang ditempuh agar

maka presiden memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan hak,

tanpa persetujuan subyek hak menurut UU Nomor 20 Tahun 1961.

Pembebasan Tanah Dan Pelepasan Hak Atas Tanah

Dalam melakukan pembebasan tanah dan pelepasan hak atas tanah demi

pembangunan yang dilakukan pemeritah yang berlandaskan atas fungsi sosial

tentuya dilakukan dengan beberapa cara. Dalam Hukum Tanah Nasional

menyediakan cara memperoleh tanah dengan melihat keadaan sebagai berikut

:

1. Status tanah yang tersedia, tanahnya merupakan tanah negara atau

tanah hak;

2. Apabila tanah hak, apakah pemegang haknya bersedia atau tidak

menyerahkan hak atas tanahnya tersebut;

3. Apabila pemegang hak bersedia menyerahkan atau memindahkan

haknya, apakah yang memerlukan tanh memenuhi syarat sebaai

pemegang hak atas tanah yang bersangkutan atau tidak memenuhi

syarat.

Page 44: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

39

Pelepasan hak tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara

pemegangan hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan

memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah. Cara memperoleh tanah

dengan pelepasan hak atas tanah ini ditempuh apabila yang membutuhkan

tanah tidak memenihi syarat sebagai pemegang hak atas tanah.

Pelepasan hak atas anah dan pencabutan hak atas tanah merupakan 2 (dua)

cara untuk memperoleh tanah hak, dimana yang membutuhkan tanah tidak

memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah. Pelepasan hak atas tanah

adalah melepaskan hubugan hukum anatra pemegang hak atas tanah dengan

tanah yang dikuasainya, dengan memebrikan ganti rugi atas dasar

musyawarah. Pembebasan tanah adalah melepaskan hubungan hukum yang

semula diantara pemegang hak/menguasai tanah dengan cara memberikan

ganti rugi. Kedua perbuatan hukum tersebut mempunyai pengertian yang sama,

perbedaannya pembebasan hak atas tanah adalah dilihat dari yang

membutuhkan tanah, biasanya dilakukan untuk areal tanah yang luas

sedangkan pelepasan hak atas tanah dilihat dari yang memiliki tanah, dimana Ia

melepaskan haknya kepada Negara untuk kepentingan pihak lain.

Pelepasan hak tanah yang dilakukan oleh pihak yang tanahnya diambil demi

pembangunan harus diimbangi dengan pemberian ganti kerugian atau

kompensasi yang layak. Hal ini berkaitan dengan bagaimana peran tanah yanh

dilepas bagi kehidupan pemegang hak dan prinsip penghormatan terhadap hak-

hak yang sah atas tanah. Kemudian setelah pemberian kompensasi yang layak,

maka ketika melakukan musyawarah antara pemegang hak atas tanah dengan

pemerintah maka kedua belah pihak harus berada dalam posisi yang setara dan

seimbang.

4.2 Permukiman kembali

Dalam rangka rencana pengadaan tanah yang digunakan untuk proyek

infrastruktur, ada kegiatan lanjutan sebagai dampak dari pengadaan tanah itu

sendiri, yaitu : kompensasi, pemukiman kembali dan bantuan lainnya.

Page 45: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

40

Kompensasi

Orang yang terkena dampak pemindahan memiliki hak untuk menerima biaya

penggantian/pemindahan yang sebenarnya adalah :

Untuk lahan di wilayah perkotaan, nilai pasar dari lahan di lokasi sebelum

dipindahkan dengan ukuran dan penggunaan yang sama, dengan yang sejenis

atau dengan pelayanan prasarana dan sarana umum yang lebih baik, serta

berlokasi tidak terlalu jauh dari lahan yang terkena proyek, ditambah biaya-

biaya untuk pendaftaran, biaya balik nama dan pajak.

Untuk lahan pertanian, nilai lahan sebelum sub-proyek/program atau sebelum

pemindahan, meskipun lebih tinggi. Lahan pengganti harus sama produktifnya

atau potensi penggunaannya, berlokasi tidak terlalu jauh dari lahan yang lama,

termasuk biaya-biaya untuk penyiapan lahan sehingga menyerupai lahan

sebelumnya, ditambah biaya-biaya untuk pendaftaran, dan biaya balik nama

dan pajak.

Untuk rumah-rumah dan bangunan lainnya, nilai pasar dari material untuk

membangun sebuah bangunan pengganti, atau untuk memperbaiki sebagian

bangunan yang terkena, ditambah biaya pengangkutan material bangunan ke

lokasi pembangunan, ditambah biaya buruh dan jasa kontraktor, ditambah

biaya-biaya untuk pendaftaran, dan biaya balik nama dan pajak. Dalam hal

perhitungan biaya penggantian dari sebuah aset yang terkena dampak, perlu

dijelaskan bahwa depresiasi dari aset dan nilai dari sejumlah material tidak

dimasukkan ke dalam perhitungan, dan juga tidak diperhitungkan keuntungan-

keuntungan yang diperoleh dari kegiatan sub-proyek/program yang dikerjakan.

Kompensasi dari tanaman, pohon-pohon, dan aset lainnya akan didasarkan

pada nilai penggantian dengan menggunakan harga yang ada per pohon yang

disiapkan oleh lembaga / dinas terkait, diambil dari perhitungan harga pasar

setempat (lokal).

Nilai kompensasi akan bergantung pada status penguasaan atas lahan dan

bangunan dari orang yang akan dipindahkan seperti ditetapkan.

Orang yang terkena dampak yang ; (i) sisa lahan dan bangunannya tidak bisa

digunakan untuk hunian atau tempat bekerja; atau (ii) sisa lahannya kurang dari

60 m2; (iii) sisa lahan pertaniannya kurang dari 50% dari ukuran tertentu

Page 46: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

41

sehingga secara ekonomi tidak menguntungkan; atau (iv) sisa bangunan kurang

dari 21 m2; memiliki pilihan dimasukkan sebagai orang-orang yang secara fisik

dipindahkan/tergusur dan mendapat kompensasi untuk aset yang terkena

dampak. Orang yang terkena dampak yang sisa lahannya kurang dari 60 m2

dan bangunannya kurang dari 21 m2, akan memperoleh pilihan untuk pindah ke

sebuah lokasi baru pada persil minimum seluas 60 m2 dan bangunan minimum

seluas 21 m2. Mereka juga akan mendapat kompensasi di lokasi baru sesuai

kerugian mereka

Pemukiman Kembali

Tapak atau lahan pemukiman kembali yang disediakan untuk orang- orang yang

tergusur akan termasuk juga sarana dan prasarana umum sehingga baik untuk

tinggal dan memungkinkan pengembangan sebuah kehidupan sosial dan

ekonomi yang lebih baik, termasuk (a) jalan dan jalan setapak yang diperlukan;

(b) sistem drainase; (c) penyediaan air bersih (jika distribusi air melalui pipa

tidak memungkinkan, maka harus ada sumur dangkal yang memenuhi standar

kesehatan); (d) listrik; (e) fasilitas kesehatan, pendidikan, tempat kerja, fasilitas

keagamaan, dan fasilitas olahraga, sesuai dengan ukuran jumlah komunitas

yang baru; dan (f) fasilitas transportasi umum untuk mencapai kehidupan yang

layak.

Orang yang secara fisik dipindahkan akan pindah ke lokasi baru setelah sarana

dan prasarana di lokasi pemukiman kembali selesai dan layak untuk dihuni yang

dinyatakan oleh KMW dan LKM. Orang yang terkena dampak akan

diinformasikan tentang penyelesaian dari lahan pemukiman kembali

sekurangnya satu bulan sebelum pemindahan, dan mereka akan diundang

untuk meninjau lokasi baru tersebut. Tapak pemukiman sudah harus ada

sebelum mulai dengan subproyek terkait.

Lokasi yang disediakan (dicadangkan) untuk pemukiman kembali secara luas

akan dipublikasikan sehingga masyarakat secara luas akan mendapat

informasi.

Bantuan Lainnya

Orang yang terkena dampak sub-proyek/program yang kehilangan

pekerjaan/sumber pendapatan, akan menerima bantuan untuk memulihkan ini.

Page 47: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

42

Bentuk-bentuk bantuannya akan dikonsultasikan oleh LKM dan disepakati oleh

KMW. Pelatihan dan bantuan yang dapat disediakan termasuk; pengembangan

motivasi, pelatihan keterampilan dan jenis pekerjaan tertentu, bimbingan untuk

memulai dan mengembangkan usaha kecil, kredit usaha kecil, pengembangan

pemasaran, bantuan selama periode transisi, dan penguatan dari organisasi

masyarakat dan pelayanan lainnya. Dalam pelaksanaan bantuan melalui

pendampingan, perlu diperhatikan untuk harmonisasi komunitas baru dengan

masyarakat setempat di wilayah pemukiman kembali melalui upaya-upaya

pendampingan dan upaya integrasi sosial. Pendampingan dapat dikaitkan

dengan program-program dan sumberdaya yang ada lainnya.

4.3 Tugas

Tugas-7 :

Masih dengan Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kota A

mengambil Sumber Air Baku dari Sungai yang berada di Kota B dengan jarak

15 km. Debit pengolahan SPAM Regional tersebut direncanakan 500 L/detik.

Jelaskan terkait pengadaan lahan dan permukiman kembali yang harus

dilakukan dalam rangka pelaksanaan Kegiatan diatas !

Page 48: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

43

7 BAB IV

EVALUASI KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

1. EVALUASI HASIL ANALISIS

Evaluasi kelayakan lingkungan dan sosial dilakukan terhadap beberapa

indikator berikut ini :

1. Kelayakan Lingkungan

- Jenis Dokumen Lingkungan Hidup

- Kesesuaian dengan RTRW

- Rona Lingkungan Awal

- Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

- Rekomendasi Lingkungan

2. Kelayakan Sosial

- Data Sosial Budaya

- Pelaksanaan dan Hasil Konsultasi Publik

- Upaya Mitigasi Lingkungan

- Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali

2. PENYUSUNAN HASIL ANALISIS

Hasil Analisis Kelayakan Lingkungan dan Sosial disajikan dalam bentuk

pelaporan yang mencantumkan kelengkapan yang harus ada serta tingkat

kedalamannya.

Kompetensi : Peserta mampu mengetahui dan memahami evaluasi

kelayakan lingkungan dan sosial dalam proyek

penyediaan infrastruktur

Page 49: MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL filemodul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan lingkungan dan sosial yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, aspek lingkungan,

MODUL 4 KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

8 DAFTAR PUSTAKA

1. PT. Penjamin Infrastruktur Indonesia, “Buku Panduan Penerapan Tinjauan

Aspek Lingkungan dan Sosial Dalam Proses Penjaminan Proyek

Infrastruktur Dalam Skema KPS”, Juni 2014

2. PT. Sarana Multi Infrastruktur, “Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan

dan Sosial”, 2017

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012

TentangPenyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum

4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal

5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2012TentangPedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan

Hidup

6. Diktat Kuliah AMDAL