modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
TRANSCRIPT
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Kegiatan Belajar 1Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan Modul 2
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya ManusiaPusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Semester 02Prodi Kebidanan
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pengertian danSyarat Standar
Syarat standar
antara lain :
a. spesifik (specific),
b. dapat diukur (measurable),
c. tepat (appropriate),
d. Dapat dipercaya (reliable),
e. Tepat waktu (timely).
Manfaat Standar
Pelayanan Kebidanan :
1) menilai mutu pelayanan, dapat diukur dari kepatuhan bidan terhadap standar dalam memberikan pelayanan;
2) menyusun rencana diklat bidan, agar dapat menerapkan standar pelayanan kebidanan dalampelayanan kebidanan, maka dirumuskan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk menambah keterampilan bidan;
3) pengembangan kurikulum pendidikan bidan, keterampilan yang dibutuhkan bidan untuk dapat memberikan pelayanan sesuai standar, juga dapat dimasukkan ke dalam kurikulum formal pendidikan bidan.
Standar pelayanan kebidanan terdiri dari 24 standar yang
dikelompokkan
Standar pelayanan umum (2 standar)Standar 1 : persiapan untuk kehidupan keluarga sehatStandar 2 : Pencatatan dan pelaporan
Standar pelayanan Antenatal (6 standar)Standar 3 : Identifikasi ibu hamil Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatalStandar 5 : Palpasi abdominalStandar 6 : Pengeolaan anemia pada kehamilanStandar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilanStandar 8 : Persiapan persalinan
Standar pertolongan persalinan (4 standar)Standar 9 : Asuhan persalinan kala IStandar 10: Persalinan kala II yang amanStandar 11: Persalinan Aktif pesalianan kalai IIIStandar 12: Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
Standar pelayanan nifas (3 standar)Standar 13: Perawatan bayi baru lahirStandar 14: Penanganan pada dua jam pertamam setelah persalinanStandar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Standar penanganan kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)Standar 16: Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester IIIStandar 17: Penanganan kegawatan dan EklampsiaStandar 18: Penanganan kegawatan pada partus lama/macetStandar 19: Persalinan dengan menggunakan vakum ekstraktorStandar 20: Penanganan retensio lasentaStandar 21: Penanganan perdarahan post partum primerStandar 22: Penanganan perdarahan post partum sekunderStandar 23: Penanganan Sepsis puerperalisStandar 24: Penanganan asfiksia neonatorum
a. Tujuan: merupakan tujuan standar, b. Pernyataan standar: berisikan
pernyataan tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan, dengan penjelasan tingkat kompetensi yang diharapkan,
c. Hasil: hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur,
d. Prasyarat: hal-hal yang diperlukan (misalnya: alat, obat, keterampilan) agar pelaksana dapat menerapkan standar,
e. Proses: berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk penerapan standar.
Dalam mempelajari
tiap standar pelayanan kebidanan
digunakan formatsebagai berikut:
TujuanMemberikan penyuluhan kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan
terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
Contoh Format :Standar 1: Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Pernyataan Standar
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat
penyuluhan kepada perorangan keluarga dan
masyarakat terhadap segala hal yang
berkaitan dengan kehamilan, termasuk
penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga
berencana, kesiapan dalam menghadapi
kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mendukung kebiasaan yang baik.
Hasil
1. Masyarakat dan perorangan ikut serta
dalam upaya mencapai kehamilan
yang sehat
2. Ibu, keluarga dan masyarakat
meningkat pengetahuannya tentang
fungsi alat-alat reproduksi dan
bahaya kehamilan pada usia muda
3. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
diketahui oleh keluarga dan
masyarakat
Prasyarata. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan kebutuhan.b. Bidan dididik dan dilatih dalam hal sebagai berikut:c. Penyuluhan kesehatan;d. Komunikasi dan keterampilane. Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan, metode kontrasepsi, gizi, bahaya kehamilan
pada usia muda, kebersihan dan kesehatan diri, kesehatan/kematangan seksual dan tanda bahaya pada kehamilan.
f. Tersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan tentang hal-hal tersebut diatas.
ProsesBidan harus:a. Merencanakan kunjungan secara teratur ke posyandu, kelompok ibu atau KPKIA, sekolah dan
tempat kegiatan masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan atau kebersihan secara umum, kesiapan menghadapi kehamilan, makanan bergizi, pencegahan anemia, kematangan seksual, kehidupan seksual yang bertanggung jawab dan bahaya kehamilan pada usia muda. (Perlu dibuat kesepakatan tentang waktu penyuluhan, tempat dan topik pembicaraan. Semua kesepakatan hendaknya ditepati, kecualipada keadaan darurat).
b. Hormati adat-istiadat setempat atau perorangan ketika memberikan penyuluihan dan berikan dukungan untuk kebiasaan tradisional yang positif. (Namun perlu dicegah mitos atau tabu yang membahayakan kehamilan, persalinan dan perawatan nifas).
c. Beri penyuluhan yang dapat memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya, dan buatlah agar mereka mau mengajukan pertanyaan.
d. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan sopan.e. Berikan jawaban yang lebih jelas, kemudian bila jawaban belum tuntas saat itu, janjikan
jawaban pada kunjungan berikutnya.f. Gunakan alat bantu yang menunjang dan bahasa yang mudah dipahami.g. Beritahukan jadwal kegiatan bidan untuk memeriksakan kehamilan dan konseling perorangan.h. Adakah konseling perorangan di tempat khusus, agar kerahasiaan terjaga.
INGAT !1. Penyuluhan kesehatan akan efektif bila pesannya jelas dan tidak
membingungkan
2. Penyuluhan dan nasehat akan efektif bila dapat diterima oleh
adat/tradisi setempat.
3. Tidak semua kebiasaan tradisional membahayakan
4. Pasangan berhak mendapat informasi tentang metode KB yang
tepat dan bisa diterima oleh tradisi setempat.
5. Kehamilan hendaknya direncanakan, dan hal ini adalah tanggung
jawab suami dan istri.
Gambar Refrensi
http://www.kesehatanmasyarakat.info/wp-content/uploads/2013/01/Mutu-pelayanan-kebidanan.jpghttp://www.bizmanualz.com/wpblog/wp-content/uploads/2012/06/Writing-Standard-Operating-Procedures.jpghttp://www.artikelkebidanan.com/wp-content/uploads/2011/03/Otonomi-Bidan-dalam-Pelayanan-Kebidanan1-300x225.jpghttp://keuanganlsm.com/wp-content/uploads/2012/01/Penyelenggaraan-Pembukuan-Wajib-Pajak.jpghttp://miraandayani.files.wordpress.com/2012/09/pregant_exam.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-yDsoTuRYFoo/T81kuCycS8I/AAAAAAAAABM/V7-KVX_XudQ/s400/mengejan.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-A80jIRjUH9o/UQT5IALgR1I/AAAAAAAABaA/PVUdhT7WYnY/s320/photo_verybig_102246.jpghttp://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&docid=1QD0HJuU4bZaPM&tbnid=fBfxE6PZPhwRwM:&ved=0CAUQjBwwADgR&url=http%3A%2F%2Ftari.blogsome.com%2Fimages%2Fmesophie.jpg&ei=2oFHUoO7GoGPrQeaz4DwAg&psig=AFQjCNECepWrTGHf2gzcXcbPBDA9rKvfvw&ust=1380504410539534http://family.fimela.com/sites/default/files/u377/lahirannormal1.jpg