modul 15 : ekonomi sumberdaya industri dan perdagangan
DESCRIPTION
Konsep dan Definisi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan,Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan,Neraca sumberdaya Industri dan PerdaganganEvaluasi Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan,Neraca dan nilai Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan.TRANSCRIPT
72
No. Modul : 15
Pertemuan : Pertemuan 25 dan 27
Pokok Bahasan : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan
A. Kata Kunci
1. Konsep dan Definisi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan
2. Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan
3. Neraca sumberdaya Industri dan Perdagangan
4. Evaluasi Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan Neraca
dan nilai Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan
B. Pertanyaan / Perintah Diskusi
Bagaimana cara mengevaluasi masalah industri terutama penataan kawasan
industri yang ada di Indonesia.
C. Materi
Industri merupakan salah satu contoh aktivitas atau interkasi antara
aspek fisik (sumberdaya alam) dan non fisik (sumberdaya manusia). Geografi
industri merupakan bagian dari geografi. Secara umum industri berarti sebuah
kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau tujuan
ekonomis. Sedangkan pengertian industri menurut UU No.5 tahun 1985
adalah industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah
yang meliputi raw material , barang setengah jadi, dan atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk
rancang bangun dan perekayasaan industri.
Geografi industri mempunyai makna yang hampir sama dengan
pengertian industri namun dalam geografi industri juga dikaji mengenai lokasi
dimana terjadinya aktifitas industri atau manufakturing, karakter aktivitas
ekonomi industrinya, dan mengenai hubungan aktivitas ekonomi industri
terhadap fenomena lain di sekitarnya. Sedangkan industri pengolahan adalah
suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi atau
setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
73
tinggi nilainya sehingga menjadi dekat kepada pemakai akhir, termasuk
kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan/assembling (BPS). Perusahaan
atau usaha industri sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu unit usaha
yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa,
terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai cacatan
administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang
atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut.
Industri Pengolahan: adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah
barang dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga menjadi
dekat kepada pemakai akhir, termasuk kegiatan jasa industri dan pekerjaan
perakitan/assembling (BPS).
Industri manufaktur: adalah kegiatan mengubah bahan baku atau bahan
setengah jadi menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (John Bale) Proses
perubahan suatu benda agar dapat mempunyai nilai lebih.
Perusahaan atau usaha industri: adalah suatu unit usaha yang
melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa,
terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai cacatan
administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang
atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut.
Keberagaman dalam klasifikasi industri dibagi atas dasar modal,
tenaga kerja, teknologi, lokasi-pertumbuhan, jenis barang yang diproduksi,
dan tingkat aktivitas ekonomi. Berikut adalah beberapa klasifikasi industri.
1. Menurut Whyne – Hammond ( 1979 )
a. Industri primer
b. Industri Sekunder
c. Industri Tersier
d. Industri Kuarter
74
2. Menurut Whyne – Hammond ( 1979 )
Mendasarkan lokasi industri, sifat umum, dan pertumbuhan
industri. Dibagi menjadi :
a. Raw Material Oriented Industri : berorientasi terhadap bahan baku
dengan pertimbangan sifat-sifat bahan baku.
b. Labour Oriented Industri : berorientasi terhadap tenaga kerja terutama
terkait dengan biaya, ketrampilan, serta pemasik tenaga kerja.
c. Power Oriented Industri : berorientasi terhadap sumber tenaga.
d. Market Oriented Industri : berorientasi terhadap pasar.
3. Menurut Otto Verkoren ( 1989 )
Diklasifikasikan atas dasar besar kecilnya usaha industri, status
usaha, dan karakteristik operasional. Dibagi menjadi :
a. Individual Interprise Sector
b. Family Interprise Sector
c. Coorporate Sector
4. Menurut Otto Verkoren ( 1991 )
Diklasifikasikan atas dasar besar macam barang yang dihasilkan dan
organisasi internal perusahaan. Dibagi menjadi :
a. Non Durable Consumer Industries : yaitu industri yang memproduksi
barang konsumsi yang tidak tahan lama.
b. Durable Consumer Industries : yaitu industri yang memproduksi
barang konsumsi yang tahan lama.
c. Intermediate and Capital Goods Industries : yaitu industri yang
memproduksi barang modal dan barang tambahan.
5. Menurut BPS – Sensus Indutri
Menurut BPS, industri diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga kerja.
Dibagi menjadi menjadi :
a. Industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1 – 4 orang.
75
b. Industri kecil dengan tenaga kerja 5 – 19 orang.
c. Industri sedang dengan tenaga kerja 20 – 99 orang.
d. Industri besar dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang.
6. Menurut SIC
1. Industri primer
2. Industri sekunder
3. Industri tersier
4. Industri quarter
Pembangunan industri bertujuan memanfaatkan sumber daya alam
dan energi serta sumberdaya manusia untuk memperluas kesempatan
kerja, memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor,
manunjang pembangunan daerah. Oleh karena itu adanya pembangunan
industri diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah nasional yang ada
serta mampu memberikan kontribusi bagi semua bidang kehidupan
masyarakat baik ekonomi, social maupun politik. Faktor-faktor penentu
pertumbuhan industri antara lain sebagai berikut :
1. Lokasi pemasaran barang
2. Kedudukan sumber bahan metah, tenaga atau bahan bakar
3. Biaya transportasi bahan metah dan hasil produksi
4. Perubahan permintaan hasil produksi
5. Biaya lainya : Buruh, sewa tanah, pemanasan dan penyejukan,
pembuangan limbah dll.
6. Skala produksi
7. Teknik produksi
8. Kebijakan pemerintah
9. Keterkaitan antar sektor ekonomi
10. Perbankan dan pusat pelatihan tenaga kerja
76
Tujuan Pembangunan Industri menurut Undang-Undang No 5
Tahun 1984 :
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan
merata dengan memanfaatkan dana, sumberdaya alam, dan atau hasil
budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan hidup.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah
struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih
seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan
lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta
memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya.
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong
terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan
terhadap kemampuan dalam dunia usaha nasional.
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan
ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam
pembangunan industri.
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri.
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui penginkatan ekspor hasil
produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa
melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri guna
mengurangi ketergantungan kepada luar negeri.
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang
pembangunan daerah dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam
rangka memperkokoh ketahanan nasional.
Agar keberadaan usaha industri tidak merugikan pengusahanya maka
selain perlu memperhatikan mengenai produksi masal, mekanisasi, dan
pemotongan biaya tenaga kerja, mala juga perlu diperhatikan pemilihan
77
pabrik yang paling ekonomis. Salah satunya adalah melalui teori lokasi
industri yang mendasarkan pada kajian bersifat mikro-ekonomi,
munculnya industri secara kebetulan, permasalahan lokasi optimal, dam
faktor Lokasi menentu industri. Selain itu jiga harus memperhatikan faktor
penentu berdirinya industri seperti faktor ekonomi, historis ( sejarah ),
manusia ( SDM/Tenaga Kerja ), politik (Kebijakan ), dan geogrfis ( Fisik
dan Nonfisik ).
TEORI LOKASI INDUSTRI
- Kajian bersifat mikro-ekonomi
- Munculnya industri secara kebetulan
- Permasalahan lokasi optimal
- Fakor Lokasi menentu indusrti
FAKTOR PENENTU BERDIRINYA INDUSTRI
- Ekonomi
- Historis (Sejarah)
- Manusia ( SDM/Tenaga Kerja)
- Politik ( Kebijakan)
- Geogrfis ( Fisik dan Nonfisik)
Usaha memperkecil biaya industri
1. Produksi masal
2. Mekanisasi
3. Pemotongan biaya tenaga kerja
4. Pemilihan pabrik yang paling ekonomis
FAKTOR GEOGRAFI PENENTU LOKASI INDUSTRI
(Robinson, 1979)
Faktor Fisik
- Iklim
78
- Distribus/ketersediaan Air
- Sumberdaya Alam ( bahan Baku)
- Energi atau sumbertenaga
- Topografi dll.
Faktor Non Fisik
- Tenaga Kerja
- Pasar
- Transportasi
Orientasi Letak Industri
Industri yang berorientasi bahan mentah dengan pola persebaran yang
terpusat.
- Bahan mentah cepat rusak
- Bobot bahan mentah > bahan jadi
- Bahan diolah dalam jumlah besar
Industri yang berorientasi Pasar dengan pola persebaran yang tidak
memusat.
- Bobot bahan baku<bobot barang jadi
- Barang yang diproduksi memerlukan
ongkos tinggi
TEORI LOKASI INDUSTRI
• Alfred Weber: pola lokasi ditentukan oleh biaya pengangkutan, biaya
tenaga kerja dan kekuatan aglomeratif atau deglomeratif dari faktor
lokal
• David Smith: selain faktor tenaga kerja faktor lain yang
mempengaruhi penentuan lokasi industri yaitu lahan, modal, dan
kemampuan pengusaha, skala produksi, dan teknik yang digunakan.
• Glasson: faktor umum yang berpengaruh terhadap lokasi industri (a)
tenaga kerja, (b) pengangkutan dan komunikasi, (c) tempat dan
kedudukan bangunan, (d) bantuan pemerintah seperti modal, subsidi,
79
keringan pajak dan penyusutan, (e) faktor lingkungan seperti iklim
dan topografi
• Bale : faktor produksi sebagai faktor lokasional atau faktor yang
mempengaruhi lokasi dari suatu industri, dan faktor produksi ini
yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan lokasi suatu industri
TEORI LOKASI INDUSTRI WEBER
Tujuan menemukan lokasi industri optimal (optimum location).
Dasar Asumsi Teori Lokasi Industri (Weber) adalah sebagai berikut :
- Wilayah homogen
- Sumberdaya bahan metah tidak merata
- Upah buruh(bersaing)
- Cost transportasi (volume/bobot)
- Ada kompetisi industri
- Manusia bersifat rasional
Teori Lokasi Industri (Weber)
Ada Tiga Faktor Penentu:
1. Cost Pengangukatan bahan mentah
2. Tenaga kerja
80
3. Aglomerasi industri
Dasar Asumsinya
- Hanya tersedia satu jenis lata transp[ortasi
- Tempat produksi hanya di satu tempat
- Bahan mentah dari beberapa tempat
Kajian Geografi Transportasi
Kajian transportasi itu sendiri (system, jaringan, pola, dan jenis):
merupakan kajian yang memusatkan perhatian pada pengaruh dan saling
hubungan antara transportasi dan unsure-unsur lainnya (penyebaran
penduduk, mobilitas, budaya, aktivitas ekonomi)
Peranan transportasi menurut Wilson (1966)
1. mewujudkan peluang baru dalam ekonomi
2. merangsang perkembangan ekonomi
81
Pengaruh transportasi pada berbagai aspek
1. Jenis dan kecepatan : Menentukan banyaknya aliran barang, jasa,
manusia.
2. Kemudahan transportasi : Menentukan: - corak dan pola persebaran
penduduk.
- Tempat aktivitas ekonomi
- Pusat perdagangan
- Mobilitas
- Aksesibilitas tempat
- Mempermudah pemanfaatan sda
- Pertukaran teknologi dan informasi antar negara
Pengaruh transportasi yang bersifat keruangan :
1. pola dan persebaran penduduk
2. lokasi aktivitas ekonomi
Pengaruh transportasi terhadap social ekonomi :
1. aktivitas ekonomi
2. pendapatan
3. konsumsi
Faktor Penentu Pertumbuhan Industri
1. Kedudukan sumber bahan metah, tenaga atau bahan bakar
2. Lokasi pemasaran barang
3. Cost transportasi bahan metah dan hasil produksi
4. Perubahan permintaan hasil produksi
5. Cost lainya : Buruh, sewa tanah, pemanasan dan penyejukan,
pembuangan limbah dll.
6. Skala produksi
7. Teknik produksi
8. Kebijakan pemerintah
9. Keterkaitan antar sektor ekonomi
82
10.Perbankan dan pusat pelatihan tenaga kerja
Tujuan Pembangunan Industri
Industri merupakan salah satu contoh aktivitas atau interkasi antara
aspek fisik (sumberdaya alam) dan non fisik (sumberdaya manusia)
Pembangunan industri bertujuan memanfaatkan sumber daya alam dan
energi serta sumberdaya manusia untuk memperluas kesempatan kerja,
memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, manunjang
pembangunan daerah. Oleh karena itu adanya pembangunan industri
diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah nasional yang ada
serta mampu memberikan kontribusi bagi semua bidang kehidupan
masyarakat baik ekonomi, social maupun politik.
Tujuan Pembangunan Industri
Undang-Undang No 5 Tahun 1984
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan
merata dengan memanfaatkan dana, sumberdaya alam, dan atau hasil
budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan hidup
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah
struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih
seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan
lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta
memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya.
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong
terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan
terhadap kemampuan dalam dunia usaha nasional.
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan
ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam
pembangunan industri
83
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui penginkatan ekspor hasil
produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa
melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri guna
mengurangi ketergantungan kepada luar negeri
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang
pembangunan daerah dalam rangka perwujudan wawasan nusantara
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam
rangka memperkokoh ketahanan nasional.
Prioritas Pembangunan Ekonomi
Menurut GBHN 1999
1. pembangunan ekonomi harus dikembangkan berdasarkan sistem
ekonomi kerakyatan
2. pengembangan ekonomi hendaknya dilaksanakan berdasarkan orientasi
global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan
kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim
dan agraris
3. pengembangan ekonomi harus dilaksanakan sesuai dengan kompetensi
dan produk unggulan daerah yang memanfaatkan produk pertanian
dalam arti luas yang disesuaikan dengan kompetensi daerah akan
menghasilkan agroindustri kerakyatan
4. pengembangan industri, perdagangan dan investasi terutama yang
berbasis keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
5. memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih
efisien, produktif, dan berdaya saing
6. penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan iptek, termasuk teknologi
bangsa sendiri dalam dunia ussaha, terutama usaha kecil, menengah,
dan koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis
sumberdaya local.
84
Alasan Agroindustri menjadi andalan pertumbuhan
ekonomi
industri pengolahan mampu mentransformasikan keunggulan
komparatif menjadi keunggulan bersaing (kompetitif), yang pada
akhirnya akan memperkuat daya saing agribisnis Indonesia
produknya memiliki nilai tambah dan pangsa pasar yang besar sehingga
kemajuan yang dicapai dapat mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian nasional secara keseluruhan
memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu maupun ke hilir sehingga
mampu menarik kemajuan sector-sektor lainnya
memiliki basis bahan baku local (keunggulan komparatif) yang
dapat diperbaharui sehingga terjamin sustainabilitasnya.
memiliki kemampuan untuk mentransformasikan struktur ekonomi
nasional dari pertanian ke industri agroindustri sebagai motor
penggeraknya
PERUSAHAAN
Unit kegiatan ekonomi yang dikelola secara komersial, yaitu
menghasilkan barang dan jasa, umumnya terletak pada suatu lokasi
tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai
produksi, bahan baku, pekerja, dan sebagainya yang digunakan dalam
proses produksi (BPS).
INDUSTRI PENGOLAHAN
Suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang dasar menjadi
barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga menjadi dekat kepada
pemakai akhir, termasuk kegiatan jasa industri dan pekerjaan
perakitan/assembling (BPS).
85
INDUSTRI
• Leach (2003) Industri adalah semua aktifitas manusia. Disini diartikan
segala aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
merupakan suatu kegiatan industri.
• Renner (1957) Industri merupakan aktivitas kegiatan manusia dibidang
ekonomi yang produktif.
• Verkoren (1991) industri manufaktur meliputi semua kegiatan
ekonomi yang mentransformasikan bahan mentah dan atau produk
setengah jadi menjadi produk setengah jadi atau barang jadi.
• Bale (1983) Industri adalah suatu aktivitas ekonomi yang membuat
barang dari bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang
jadi atau setengah jadi (manufacturing industry).
• Berdasarkan pengertian diatas, maka pada dasarnya industri
merupakan suatu kegiatan atau aktivitas ekonomi yang mampu
menghasilkan suatu produk dari bahan mentah (raw material) menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi. Atau dari bahan yang sudah
diolah sebelumnya (setengah jadi) menjadi suatu barang baru.
• Departemen Perindustrian mengkalasifikasikan industri berdasarkan
jumlah investasi yang dipergunakan
1. Industri Kecil
2. Industri Besar-Menengah
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA
15 Makanan dan minuman
16 Tembakau
17 Tekstil
18 Pakaian Jadi
19 Kulit dan barang dari kulit
20 Kayu, barang dari kayu, dan anyaman
21 Kertas dan barang dari kertas
22 Penerbitan, percetakan dan reproduksi
86
23 Batu bara, minyak dan gas bumi, bahan bakar nuklir
24 Kimia dan barang-barang dari bahan kimia
25 Karet dan barang-barang dari plastik
26 Barang galian bukan logam
27 Logam dasar
28 Barang-barang dari logam dan peralatannya
29 Mesin dan perlengkapannya
30 Peralatan kantor, akuntansi dan peralatannya
KETERKAITAN
1. A simple inter-plant linkage
2. Multi-destination inter-plant linkages
3. Multi-origin inter-plant linkages
4. Simple chain
PENYEBAB AGLOMERASI
1. Tenaga kerja tersedia banyak dan banyak yang memiliki kemampuan
dan keahlian yang lebih baik dibanding di luar daerah tersebut.
2. Suatu perusahaan menjadi daya tarik bagi perusahaan lain.
3. Berkembangnya suatu perusahaan dari kecil menjadi besar, sehingga
menimbulkan perusahaan lain untuk menunjang perusahaan yang
membesar tersebut.
4. Perpindahan suatu kegiatan produksi dari satu tempat ke beberapa
tempat lain.
5. Perusahaan lain mendekati sumber bahan untuk aktivitas produksi
yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah ada untuk saling
menunjang satu sama lain
KEUNTUNGAN AGLOMERASI
• menghemat biaya transportasi
• menghemat biaya iklan
87
KERUGIAN AGLOMERASI
• timbulnya kemacetan,
• timbulnya berbagai jenis polusi,
• meningkatnya angka kriminalitas
Analisis LQ (Location Quotient)
Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat spesialisasi dan
mengindikasikan sektor basis atau leading suatu wilayah, dalam penelitian
ini akan digunakan untuk menentukan basis dari komoditas yang menjadi
unggulan suatu wilayah. Pada dasarnya analisis LQ menyajikan
perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang
diselidiki (dalam penelitian ini adalah pada tingkat kecamatan) dengan
kemampuan daerah yang lebih luas (kabupaten)
Si/Ni
LQ = _____
S/N
Si : Jumlah variabel kegiatan i di kecamatan
Ni : Jumlah variabel kegiatan i di kabupaten
S : Jumlah seluruh variabel kegiatan di kecamatan
N : Jumlah seluruh variabel kegiatan di kabupaten
Dari hasil perhitungan akan ditentukan:
LQ > 1 : Tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari daerah yang lebih luas
LQ = 1 : Merupakan self sufficient, tingkat spesialisasinya sama dengan
daerah yang lebih luas
LQ < 1 : Tingkat spesialisasinya lebih rendah dari daerah yang lebih luas
88
Analisis Tetangga Terdekat
Untuk melihat distribusi keruangan dipergunakan formula tetangga
terdekat. Parameter tetangga terdekat atau indeks penyebaran tetangga
terdekat mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola random.
Langkah-langkah yang dpergunakan sebelum menggunakan formul
tetangga terdekat adalah:
1. Menentukan batas wilayah yang akan diselidiki
2. Mengubah pola penyebaran industri menjadi pola penyebaran titik
3. Memberikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah cara
menganalisa
4. Mengukur jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik
dengan titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya, dan
mencatat ukuran jarak tersebut.
5. Menghitung besarnya parameter tetangga terdekat dengan
menggunakan formula:
ju
T = _____
jh
T = indeks penyebaran tetangga terdekat
Ju = jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya
yang terdekat
Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola
random
Hasil perhitungan ini akan menentukan apakah penyebaran industri
suatu wialayah random atau mengelompok. Angka yang dihasilkan akan
dilihat sebagai berikut:
89
T = 0 T = 1,0 T = 2,15
Mengelompok Random Seragam
Hasil perhitungan LQ dan tetangga terdekat dipetakan dengan
menggunakan Geografi Information Syatem (GIS) untuk lebih menarik
dan memudahkan melakukan anlisis.
D. Latihan
MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI OPTIMUM DENGAN
MENERAPKAN TEORI WEBBER
SOAL :
Ada sebuah perusahaan tapioka dengan bahan baku ketela yang didapat dari
dua tempat yaitu Gunung Kidul dan Kulon Progo. Untuk pengangkutan ketela
dengan truk yang setiap 5 km ditarik biaya Rp. 500,00, tapioka tersebut akan
dipasarkan di Sleman. Biaya pemasaran tapioka setiap 5 km ditarik biaya Rp.
1.000,00. Hitunglah lokasi optimum untuk pembuatan pabrik.