modul 15 : ekonomi sumberdaya industri dan perdagangan

18
72 No. Modul : 15 Pertemuan : Pertemuan 25 dan 27 Pokok Bahasan : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan A. Kata Kunci 1. Konsep dan Definisi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan 2. Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan 3. Neraca sumberdaya Industri dan Perdagangan 4. Evaluasi Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan Neraca dan nilai Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan B. Pertanyaan / Perintah Diskusi Bagaimana cara mengevaluasi masalah industri terutama penataan kawasan industri yang ada di Indonesia. C. Materi Industri merupakan salah satu contoh aktivitas atau interkasi antara aspek fisik (sumberdaya alam) dan non fisik (sumberdaya manusia). Geografi industri merupakan bagian dari geografi. Secara umum industri berarti sebuah kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau tujuan ekonomis. Sedangkan pengertian industri menurut UU No.5 tahun 1985 adalah industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah yang meliputi raw material , barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk rancang bangun dan perekayasaan industri. Geografi industri mempunyai makna yang hampir sama dengan pengertian industri namun dalam geografi industri juga dikaji mengenai lokasi dimana terjadinya aktifitas industri atau manufakturing, karakter aktivitas ekonomi industrinya, dan mengenai hubungan aktivitas ekonomi industri terhadap fenomena lain di sekitarnya. Sedangkan industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

Upload: ardianpe

Post on 22-Oct-2015

149 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Konsep dan Definisi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan,Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan,Neraca sumberdaya Industri dan PerdaganganEvaluasi Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan,Neraca dan nilai Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan.

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

72

No. Modul : 15

Pertemuan : Pertemuan 25 dan 27

Pokok Bahasan : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

A. Kata Kunci

1. Konsep dan Definisi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

2. Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

3. Neraca sumberdaya Industri dan Perdagangan

4. Evaluasi Potensi Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan Neraca

dan nilai Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

B. Pertanyaan / Perintah Diskusi

Bagaimana cara mengevaluasi masalah industri terutama penataan kawasan

industri yang ada di Indonesia.

C. Materi

Industri merupakan salah satu contoh aktivitas atau interkasi antara

aspek fisik (sumberdaya alam) dan non fisik (sumberdaya manusia). Geografi

industri merupakan bagian dari geografi. Secara umum industri berarti sebuah

kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau tujuan

ekonomis. Sedangkan pengertian industri menurut UU No.5 tahun 1985

adalah industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah

yang meliputi raw material , barang setengah jadi, dan atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk

rancang bangun dan perekayasaan industri.

Geografi industri mempunyai makna yang hampir sama dengan

pengertian industri namun dalam geografi industri juga dikaji mengenai lokasi

dimana terjadinya aktifitas industri atau manufakturing, karakter aktivitas

ekonomi industrinya, dan mengenai hubungan aktivitas ekonomi industri

terhadap fenomena lain di sekitarnya. Sedangkan industri pengolahan adalah

suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi atau

setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

Page 2: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

73

tinggi nilainya sehingga menjadi dekat kepada pemakai akhir, termasuk

kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan/assembling (BPS). Perusahaan

atau usaha industri sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu unit usaha

yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa,

terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai cacatan

administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang

atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut.

Industri Pengolahan: adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah

barang dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang

kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga menjadi

dekat kepada pemakai akhir, termasuk kegiatan jasa industri dan pekerjaan

perakitan/assembling (BPS).

Industri manufaktur: adalah kegiatan mengubah bahan baku atau bahan

setengah jadi menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (John Bale) Proses

perubahan suatu benda agar dapat mempunyai nilai lebih.

Perusahaan atau usaha industri: adalah suatu unit usaha yang

melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa,

terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai cacatan

administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang

atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut.

Keberagaman dalam klasifikasi industri dibagi atas dasar modal,

tenaga kerja, teknologi, lokasi-pertumbuhan, jenis barang yang diproduksi,

dan tingkat aktivitas ekonomi. Berikut adalah beberapa klasifikasi industri.

1. Menurut Whyne – Hammond ( 1979 )

a. Industri primer

b. Industri Sekunder

c. Industri Tersier

d. Industri Kuarter

Page 3: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

74

2. Menurut Whyne – Hammond ( 1979 )

Mendasarkan lokasi industri, sifat umum, dan pertumbuhan

industri. Dibagi menjadi :

a. Raw Material Oriented Industri : berorientasi terhadap bahan baku

dengan pertimbangan sifat-sifat bahan baku.

b. Labour Oriented Industri : berorientasi terhadap tenaga kerja terutama

terkait dengan biaya, ketrampilan, serta pemasik tenaga kerja.

c. Power Oriented Industri : berorientasi terhadap sumber tenaga.

d. Market Oriented Industri : berorientasi terhadap pasar.

3. Menurut Otto Verkoren ( 1989 )

Diklasifikasikan atas dasar besar kecilnya usaha industri, status

usaha, dan karakteristik operasional. Dibagi menjadi :

a. Individual Interprise Sector

b. Family Interprise Sector

c. Coorporate Sector

4. Menurut Otto Verkoren ( 1991 )

Diklasifikasikan atas dasar besar macam barang yang dihasilkan dan

organisasi internal perusahaan. Dibagi menjadi :

a. Non Durable Consumer Industries : yaitu industri yang memproduksi

barang konsumsi yang tidak tahan lama.

b. Durable Consumer Industries : yaitu industri yang memproduksi

barang konsumsi yang tahan lama.

c. Intermediate and Capital Goods Industries : yaitu industri yang

memproduksi barang modal dan barang tambahan.

5. Menurut BPS – Sensus Indutri

Menurut BPS, industri diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga kerja.

Dibagi menjadi menjadi :

a. Industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1 – 4 orang.

Page 4: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

75

b. Industri kecil dengan tenaga kerja 5 – 19 orang.

c. Industri sedang dengan tenaga kerja 20 – 99 orang.

d. Industri besar dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang.

6. Menurut SIC

1. Industri primer

2. Industri sekunder

3. Industri tersier

4. Industri quarter

Pembangunan industri bertujuan memanfaatkan sumber daya alam

dan energi serta sumberdaya manusia untuk memperluas kesempatan

kerja, memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor,

manunjang pembangunan daerah. Oleh karena itu adanya pembangunan

industri diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah nasional yang ada

serta mampu memberikan kontribusi bagi semua bidang kehidupan

masyarakat baik ekonomi, social maupun politik. Faktor-faktor penentu

pertumbuhan industri antara lain sebagai berikut :

1. Lokasi pemasaran barang

2. Kedudukan sumber bahan metah, tenaga atau bahan bakar

3. Biaya transportasi bahan metah dan hasil produksi

4. Perubahan permintaan hasil produksi

5. Biaya lainya : Buruh, sewa tanah, pemanasan dan penyejukan,

pembuangan limbah dll.

6. Skala produksi

7. Teknik produksi

8. Kebijakan pemerintah

9. Keterkaitan antar sektor ekonomi

10. Perbankan dan pusat pelatihan tenaga kerja

Page 5: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

76

Tujuan Pembangunan Industri menurut Undang-Undang No 5

Tahun 1984 :

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan

merata dengan memanfaatkan dana, sumberdaya alam, dan atau hasil

budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian

lingkungan hidup.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah

struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih

seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan

lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta

memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya.

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong

terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan

terhadap kemampuan dalam dunia usaha nasional.

4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan

ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam

pembangunan industri.

5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan

berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri.

6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui penginkatan ekspor hasil

produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa

melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri guna

mengurangi ketergantungan kepada luar negeri.

7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang

pembangunan daerah dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.

8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam

rangka memperkokoh ketahanan nasional.

Agar keberadaan usaha industri tidak merugikan pengusahanya maka

selain perlu memperhatikan mengenai produksi masal, mekanisasi, dan

pemotongan biaya tenaga kerja, mala juga perlu diperhatikan pemilihan

Page 6: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

77

pabrik yang paling ekonomis. Salah satunya adalah melalui teori lokasi

industri yang mendasarkan pada kajian bersifat mikro-ekonomi,

munculnya industri secara kebetulan, permasalahan lokasi optimal, dam

faktor Lokasi menentu industri. Selain itu jiga harus memperhatikan faktor

penentu berdirinya industri seperti faktor ekonomi, historis ( sejarah ),

manusia ( SDM/Tenaga Kerja ), politik (Kebijakan ), dan geogrfis ( Fisik

dan Nonfisik ).

TEORI LOKASI INDUSTRI

- Kajian bersifat mikro-ekonomi

- Munculnya industri secara kebetulan

- Permasalahan lokasi optimal

- Fakor Lokasi menentu indusrti

FAKTOR PENENTU BERDIRINYA INDUSTRI

- Ekonomi

- Historis (Sejarah)

- Manusia ( SDM/Tenaga Kerja)

- Politik ( Kebijakan)

- Geogrfis ( Fisik dan Nonfisik)

Usaha memperkecil biaya industri

1. Produksi masal

2. Mekanisasi

3. Pemotongan biaya tenaga kerja

4. Pemilihan pabrik yang paling ekonomis

FAKTOR GEOGRAFI PENENTU LOKASI INDUSTRI

(Robinson, 1979)

Faktor Fisik

- Iklim

Page 7: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

78

- Distribus/ketersediaan Air

- Sumberdaya Alam ( bahan Baku)

- Energi atau sumbertenaga

- Topografi dll.

Faktor Non Fisik

- Tenaga Kerja

- Pasar

- Transportasi

Orientasi Letak Industri

Industri yang berorientasi bahan mentah dengan pola persebaran yang

terpusat.

- Bahan mentah cepat rusak

- Bobot bahan mentah > bahan jadi

- Bahan diolah dalam jumlah besar

Industri yang berorientasi Pasar dengan pola persebaran yang tidak

memusat.

- Bobot bahan baku<bobot barang jadi

- Barang yang diproduksi memerlukan

ongkos tinggi

TEORI LOKASI INDUSTRI

• Alfred Weber: pola lokasi ditentukan oleh biaya pengangkutan, biaya

tenaga kerja dan kekuatan aglomeratif atau deglomeratif dari faktor

lokal

• David Smith: selain faktor tenaga kerja faktor lain yang

mempengaruhi penentuan lokasi industri yaitu lahan, modal, dan

kemampuan pengusaha, skala produksi, dan teknik yang digunakan.

• Glasson: faktor umum yang berpengaruh terhadap lokasi industri (a)

tenaga kerja, (b) pengangkutan dan komunikasi, (c) tempat dan

kedudukan bangunan, (d) bantuan pemerintah seperti modal, subsidi,

Page 8: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

79

keringan pajak dan penyusutan, (e) faktor lingkungan seperti iklim

dan topografi

• Bale : faktor produksi sebagai faktor lokasional atau faktor yang

mempengaruhi lokasi dari suatu industri, dan faktor produksi ini

yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan lokasi suatu industri

TEORI LOKASI INDUSTRI WEBER

Tujuan menemukan lokasi industri optimal (optimum location).

Dasar Asumsi Teori Lokasi Industri (Weber) adalah sebagai berikut :

- Wilayah homogen

- Sumberdaya bahan metah tidak merata

- Upah buruh(bersaing)

- Cost transportasi (volume/bobot)

- Ada kompetisi industri

- Manusia bersifat rasional

Teori Lokasi Industri (Weber)

Ada Tiga Faktor Penentu:

1. Cost Pengangukatan bahan mentah

2. Tenaga kerja

Page 9: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

80

3. Aglomerasi industri

Dasar Asumsinya

- Hanya tersedia satu jenis lata transp[ortasi

- Tempat produksi hanya di satu tempat

- Bahan mentah dari beberapa tempat

Kajian Geografi Transportasi

Kajian transportasi itu sendiri (system, jaringan, pola, dan jenis):

merupakan kajian yang memusatkan perhatian pada pengaruh dan saling

hubungan antara transportasi dan unsure-unsur lainnya (penyebaran

penduduk, mobilitas, budaya, aktivitas ekonomi)

Peranan transportasi menurut Wilson (1966)

1. mewujudkan peluang baru dalam ekonomi

2. merangsang perkembangan ekonomi

Page 10: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

81

Pengaruh transportasi pada berbagai aspek

1. Jenis dan kecepatan : Menentukan banyaknya aliran barang, jasa,

manusia.

2. Kemudahan transportasi : Menentukan: - corak dan pola persebaran

penduduk.

- Tempat aktivitas ekonomi

- Pusat perdagangan

- Mobilitas

- Aksesibilitas tempat

- Mempermudah pemanfaatan sda

- Pertukaran teknologi dan informasi antar negara

Pengaruh transportasi yang bersifat keruangan :

1. pola dan persebaran penduduk

2. lokasi aktivitas ekonomi

Pengaruh transportasi terhadap social ekonomi :

1. aktivitas ekonomi

2. pendapatan

3. konsumsi

Faktor Penentu Pertumbuhan Industri

1. Kedudukan sumber bahan metah, tenaga atau bahan bakar

2. Lokasi pemasaran barang

3. Cost transportasi bahan metah dan hasil produksi

4. Perubahan permintaan hasil produksi

5. Cost lainya : Buruh, sewa tanah, pemanasan dan penyejukan,

pembuangan limbah dll.

6. Skala produksi

7. Teknik produksi

8. Kebijakan pemerintah

9. Keterkaitan antar sektor ekonomi

Page 11: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

82

10.Perbankan dan pusat pelatihan tenaga kerja

Tujuan Pembangunan Industri

Industri merupakan salah satu contoh aktivitas atau interkasi antara

aspek fisik (sumberdaya alam) dan non fisik (sumberdaya manusia)

Pembangunan industri bertujuan memanfaatkan sumber daya alam dan

energi serta sumberdaya manusia untuk memperluas kesempatan kerja,

memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, manunjang

pembangunan daerah. Oleh karena itu adanya pembangunan industri

diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah nasional yang ada

serta mampu memberikan kontribusi bagi semua bidang kehidupan

masyarakat baik ekonomi, social maupun politik.

Tujuan Pembangunan Industri

Undang-Undang No 5 Tahun 1984

1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan

merata dengan memanfaatkan dana, sumberdaya alam, dan atau hasil

budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian

lingkungan hidup

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah

struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih

seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan

lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta

memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya.

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong

terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan

terhadap kemampuan dalam dunia usaha nasional.

4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan

ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam

pembangunan industri

Page 12: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

83

5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan

berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri

6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui penginkatan ekspor hasil

produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa

melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri guna

mengurangi ketergantungan kepada luar negeri

7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang

pembangunan daerah dalam rangka perwujudan wawasan nusantara

8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam

rangka memperkokoh ketahanan nasional.

Prioritas Pembangunan Ekonomi

Menurut GBHN 1999

1. pembangunan ekonomi harus dikembangkan berdasarkan sistem

ekonomi kerakyatan

2. pengembangan ekonomi hendaknya dilaksanakan berdasarkan orientasi

global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan

kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim

dan agraris

3. pengembangan ekonomi harus dilaksanakan sesuai dengan kompetensi

dan produk unggulan daerah yang memanfaatkan produk pertanian

dalam arti luas yang disesuaikan dengan kompetensi daerah akan

menghasilkan agroindustri kerakyatan

4. pengembangan industri, perdagangan dan investasi terutama yang

berbasis keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia

5. memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih

efisien, produktif, dan berdaya saing

6. penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan iptek, termasuk teknologi

bangsa sendiri dalam dunia ussaha, terutama usaha kecil, menengah,

dan koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis

sumberdaya local.

Page 13: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

84

Alasan Agroindustri menjadi andalan pertumbuhan

ekonomi

industri pengolahan mampu mentransformasikan keunggulan

komparatif menjadi keunggulan bersaing (kompetitif), yang pada

akhirnya akan memperkuat daya saing agribisnis Indonesia

produknya memiliki nilai tambah dan pangsa pasar yang besar sehingga

kemajuan yang dicapai dapat mempengaruhi pertumbuhan

perekonomian nasional secara keseluruhan

memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu maupun ke hilir sehingga

mampu menarik kemajuan sector-sektor lainnya

memiliki basis bahan baku local (keunggulan komparatif) yang

dapat diperbaharui sehingga terjamin sustainabilitasnya.

memiliki kemampuan untuk mentransformasikan struktur ekonomi

nasional dari pertanian ke industri agroindustri sebagai motor

penggeraknya

PERUSAHAAN

Unit kegiatan ekonomi yang dikelola secara komersial, yaitu

menghasilkan barang dan jasa, umumnya terletak pada suatu lokasi

tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai

produksi, bahan baku, pekerja, dan sebagainya yang digunakan dalam

proses produksi (BPS).

INDUSTRI PENGOLAHAN

Suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang dasar menjadi

barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya

menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga menjadi dekat kepada

pemakai akhir, termasuk kegiatan jasa industri dan pekerjaan

perakitan/assembling (BPS).

Page 14: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

85

INDUSTRI

• Leach (2003) Industri adalah semua aktifitas manusia. Disini diartikan

segala aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

merupakan suatu kegiatan industri.

• Renner (1957) Industri merupakan aktivitas kegiatan manusia dibidang

ekonomi yang produktif.

• Verkoren (1991) industri manufaktur meliputi semua kegiatan

ekonomi yang mentransformasikan bahan mentah dan atau produk

setengah jadi menjadi produk setengah jadi atau barang jadi.

• Bale (1983) Industri adalah suatu aktivitas ekonomi yang membuat

barang dari bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang

jadi atau setengah jadi (manufacturing industry).

• Berdasarkan pengertian diatas, maka pada dasarnya industri

merupakan suatu kegiatan atau aktivitas ekonomi yang mampu

menghasilkan suatu produk dari bahan mentah (raw material) menjadi

barang setengah jadi atau barang jadi. Atau dari bahan yang sudah

diolah sebelumnya (setengah jadi) menjadi suatu barang baru.

• Departemen Perindustrian mengkalasifikasikan industri berdasarkan

jumlah investasi yang dipergunakan

1. Industri Kecil

2. Industri Besar-Menengah

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA

15 Makanan dan minuman

16 Tembakau

17 Tekstil

18 Pakaian Jadi

19 Kulit dan barang dari kulit

20 Kayu, barang dari kayu, dan anyaman

21 Kertas dan barang dari kertas

22 Penerbitan, percetakan dan reproduksi

Page 15: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

86

23 Batu bara, minyak dan gas bumi, bahan bakar nuklir

24 Kimia dan barang-barang dari bahan kimia

25 Karet dan barang-barang dari plastik

26 Barang galian bukan logam

27 Logam dasar

28 Barang-barang dari logam dan peralatannya

29 Mesin dan perlengkapannya

30 Peralatan kantor, akuntansi dan peralatannya

KETERKAITAN

1. A simple inter-plant linkage

2. Multi-destination inter-plant linkages

3. Multi-origin inter-plant linkages

4. Simple chain

PENYEBAB AGLOMERASI

1. Tenaga kerja tersedia banyak dan banyak yang memiliki kemampuan

dan keahlian yang lebih baik dibanding di luar daerah tersebut.

2. Suatu perusahaan menjadi daya tarik bagi perusahaan lain.

3. Berkembangnya suatu perusahaan dari kecil menjadi besar, sehingga

menimbulkan perusahaan lain untuk menunjang perusahaan yang

membesar tersebut.

4. Perpindahan suatu kegiatan produksi dari satu tempat ke beberapa

tempat lain.

5. Perusahaan lain mendekati sumber bahan untuk aktivitas produksi

yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah ada untuk saling

menunjang satu sama lain

KEUNTUNGAN AGLOMERASI

• menghemat biaya transportasi

• menghemat biaya iklan

Page 16: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

87

KERUGIAN AGLOMERASI

• timbulnya kemacetan,

• timbulnya berbagai jenis polusi,

• meningkatnya angka kriminalitas

Analisis LQ (Location Quotient)

Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat spesialisasi dan

mengindikasikan sektor basis atau leading suatu wilayah, dalam penelitian

ini akan digunakan untuk menentukan basis dari komoditas yang menjadi

unggulan suatu wilayah. Pada dasarnya analisis LQ menyajikan

perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang

diselidiki (dalam penelitian ini adalah pada tingkat kecamatan) dengan

kemampuan daerah yang lebih luas (kabupaten)

Si/Ni

LQ = _____

S/N

Si : Jumlah variabel kegiatan i di kecamatan

Ni : Jumlah variabel kegiatan i di kabupaten

S : Jumlah seluruh variabel kegiatan di kecamatan

N : Jumlah seluruh variabel kegiatan di kabupaten

Dari hasil perhitungan akan ditentukan:

LQ > 1 : Tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari daerah yang lebih luas

LQ = 1 : Merupakan self sufficient, tingkat spesialisasinya sama dengan

daerah yang lebih luas

LQ < 1 : Tingkat spesialisasinya lebih rendah dari daerah yang lebih luas

Page 17: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

88

Analisis Tetangga Terdekat

Untuk melihat distribusi keruangan dipergunakan formula tetangga

terdekat. Parameter tetangga terdekat atau indeks penyebaran tetangga

terdekat mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola random.

Langkah-langkah yang dpergunakan sebelum menggunakan formul

tetangga terdekat adalah:

1. Menentukan batas wilayah yang akan diselidiki

2. Mengubah pola penyebaran industri menjadi pola penyebaran titik

3. Memberikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah cara

menganalisa

4. Mengukur jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik

dengan titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya, dan

mencatat ukuran jarak tersebut.

5. Menghitung besarnya parameter tetangga terdekat dengan

menggunakan formula:

ju

T = _____

jh

T = indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju = jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya

yang terdekat

Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola

random

Hasil perhitungan ini akan menentukan apakah penyebaran industri

suatu wialayah random atau mengelompok. Angka yang dihasilkan akan

dilihat sebagai berikut:

Page 18: Modul 15 : Ekonomi Sumberdaya Industri dan Perdagangan

89

T = 0 T = 1,0 T = 2,15

Mengelompok Random Seragam

Hasil perhitungan LQ dan tetangga terdekat dipetakan dengan

menggunakan Geografi Information Syatem (GIS) untuk lebih menarik

dan memudahkan melakukan anlisis.

D. Latihan

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI OPTIMUM DENGAN

MENERAPKAN TEORI WEBBER

SOAL :

Ada sebuah perusahaan tapioka dengan bahan baku ketela yang didapat dari

dua tempat yaitu Gunung Kidul dan Kulon Progo. Untuk pengangkutan ketela

dengan truk yang setiap 5 km ditarik biaya Rp. 500,00, tapioka tersebut akan

dipasarkan di Sleman. Biaya pemasaran tapioka setiap 5 km ditarik biaya Rp.

1.000,00. Hitunglah lokasi optimum untuk pembuatan pabrik.