modul 10 pengelolaan dataran banjir · daerah dalam daerah yang luas dan periode waktu yang lama....
TRANSCRIPT
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
MODUL PENGELOLAAN DATARAN BANJIR
PELATIHAN PENGENDALIAN BANJIR
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 10
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
pengembangan Modul Pengelolaan Dataran Banjir sebagai materi inti/substansi
dalam Pengendalian Banjir. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang SDA.
Modul pengelolaan dataran banjir disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
pengelolaan dataran banjir. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih
menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.
Bandung, September 2017
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi
Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.
NIP. 19670908 199103 1 006
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
PETUNJUK PENGGUNAAN ................................................................................ iii
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat ........................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... 1
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok .............................................................. 2
E. Estimasi Waktu .............................................................................................. 2
MATERI POKOK 1 PENGELOLAAN DATARAN BANJIR.................................... 3
1.1 Menentukan Batas Dataran Banjir ................................................................. 5
1.2 Zonasi Peruntukkan ....................................................................................... 5
1.3 Monitoring dan Pengawasan ......................................................................... 5
1.4 Asuransi Banjir .............................................................................................. 6
1.5 Latihan ........................................................................................................... 7
3.1 Rangkuman ................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................. 9
A. Simpulan ....................................................................................................... 9
B. Tindak Lanjut ................................................................................................. 9
EVALUASI FORMATIF ....................................................................................... 10
A. Soal ............................................................................................................. 10
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
PETUNJUK PENGGUNAAN
Deskripsi
Modul Pengelolaan Dataran Banjir ini terdiri dari 1 (satu) materi pokok yang
membahas mengenai pengelolaan dataran banjir.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami pengelolaan
dataran banjir. Setiap materi pokok dilengkapi dengan latihan yang menjadi alat
ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi pada materi
pokok.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan baik
materi yang merupakan materi inti/substansi dari Pelatihan Pengendalian banjir.
Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu
materi yang berkaitan dengan pengelolaan dataran banjir dari sumber lainnya.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya
kesempatan diskusi dan studi kasus.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan
penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan mampu
memahami pengelolaan dataran banjir.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka
pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Dengan semakin bertambahnya volume dan kompleksitas tugas-tugas
lembaga pemerintahan dan silih bergantinya regulasi yang begitu cepat perlu
upaya-upaya preventif untuk memperlancar tugas-tugas yang harus diemban oleh
Pegawai Negeri Sipil.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, Pegawai
Negeri Sipil harus memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hal
tersebut dapat terwujud dengan melalui pembinaan yang dilaksanakan
berkelanjutan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 yang
dinyatakan bahwa manajemen PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pembangunan secara berhasil guna dan berdaya guna.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan/wawasan
mengenai pengelolaan dataran banjir, melalui metode ceramah interaktif, diskusi
dan studi kasus.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu
memahami pengelolaan dataran banjir.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2
2. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
pengelolaan dataran banjir.
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Dalam modul pengelolaan dataran banjir ini akan membahas materi:
1. Menetukan batas dataran banjir,
2. Zonasi peruntukkan,
3. Monitoring dan pengawasan,
4. Asuransi Banjir.
E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Pengelolaan Dataran Banjir” ini adalah 6 (enam) jam pelajaran (JP)
atau sekitar 270 menit.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3
MATERI POKOK 1
PENGELOLAAN DATARAN BANJIR
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa
pasir, lanau, dan lumpur. Dataran banjir merupakan bagian terendah dari floodplain.
Ukuran dan bentuk dari dataran banjir ini sangat tergantung dari sejarah
perkembangan banjir, tetapi umumnya berbentuk memanjang (elongate). Endapan
dataran banjir (floodplain) biasanya terbentuk selama proses penggenangan
(inundations).
Umumnya endapan dataran banjir ini didominasi oleh endapan suspensi seperti
lanau dan lumpur, meskipun kadang-kadang muncul batu pasir halus yang
terendapkan oleh arus yang lebih kuat pada saat puncak banjir. Kecepatan
pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar antara 1 dan 2 cm
lapisan lanau-lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980). Endapannya
mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung
sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme.
Pengelolaan dataran banjir meliputi seluruh kegiatan dalam perencanaan dan
tindakan yang diperlukan untuk menentukan kegiatan, implementasi, revisi
perbaikan rencana, pelaksanaan dan pengawasan secara keseluruhan aktivitas di
daerah dataran banjir yang diharapkan berguna dan bermanfaat untuk masyarakat
di daerah tersebut, dalam rangka menekan kerugian akibat banjir. Kadang-kadang
kita dikaburkan adanya istilah “flood plain management” dan “flood control”, bahwa
manajemen disini dimaksudkan hanya untuk pengaturan penggunaan lahan (land
use) sehubungan dengan banjir dan flood control untuk pengendalian mengatasi
secara keseluruhan. Demikian pula antara “flood plain zoning” dan “flood plain
Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan
mampu menjelaskan pengelolaan dataran banjir.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4
regulation”, zoning hanya merupakan salah satu cara pengaturan dan merupakan
bagian dari manajemen daerah dataran banjir (Leopold & Maddock, 1976).
Manajemen daerah dataran banjir pada dasarnya ada 2 tujuan:
Meminimumkan korban jiwa, kerugian maupun kesulitan yang diakibatkan oleh
banjir yang akan terjadi.
Merupakan suatu usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan di daerah
dataran banjir di masa mendatang, yaitu memperhatikan keuntungan individu
ataupun masyarakat sehubungan dengan biaya yang dikeluarkan.
Dengan demikian perlu perhatian di dalam pelaksanaannya untuk meminimumkan
kerugian dari pengembangan dan pemanfaatan yang ada dan bagaimana
mengarahkan penggunaan dan pengembangan yang optimum di masa mendatang.
Atas dasar pertimbangan tersebut diatas perlu adanya evaluasi yang meliputi:
Evaluasi kondisi fisik dan konsep ekonomi yang diharapkan untuk melindungi
investasi yang ada.
Penting untuk dilakukan seleksi dari beberapa alternatif investasi yang terbaik di
daerah tersebut dengan berbagai pengembangan yang mungkin diterapkan.
Dalam penggunaan daerah dataran banjir perlu adanya pengendalian/pengaturan.
Ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan untuk pengendalian/pengaturan
tersebut antara lain:
Penyesuaian dan penempatan suatu bangunan sesuai rencana land use, yang
dapat menurunkan potensi kerugian akibat banjir. Penyesuaian dan penempatan
bangunan disini dapat diartikan juga sebagai tindakan perubahan rencana
penempatan bangunan, penyesuaian penggunaan maupun pembebasan area.
Langkah berikutnya dapat berupa pemberlakuan undang-undang, peraturan
ataupun peraturan daerah, pengaturan tiap-tiap kawasan/zone, penyesuaian
bangunan dan pajak, pengosongan/pembaharuan pemukiman, tanda/
peringatan dll.
Mengoptimumkan pemanfaatan daerah dataran. Hal ini merupakan tantangan
bagi seorang manajer pengembangan wilayah sungai. Tiga prinsip utama dalam
rangka usaha diatas adalah: teknis, ekonomis dan yang bersifat institusi. Maka
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5
optimalisasi itu dapat memperoleh keuntungan bersih maksimum dari
pemanfaatan daerah terhadap biaya yang dikeluarkan.
Dalam pemanfaatan di daerah bantaran sungai perlu adanya pengaturan yang baik
dan pengawasan secara terpadu. Hal ini untuk menghindari adanya permasalahan
banjir dan kerugian banjir yang lebih besar. Pengurangan resiko kerentanan banjir
dilakukan melalui pengelolaan dataran banjir. Pengelolaan dataran banjir meliputi:
penetapan batas dataran banjir:
penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir;
pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir;
persiapan menghadapi banjir;
penanggulangan banjir; dan
pemulihan setelah banjir.
1.1 Menentukan Batas Dataran Banjir
Dataran banjir adalah dataran di sepanjang kiri dan/atau kanan sungai yang
tergenang air pada saat banjir. Penetapan batas dataran banjir dilakukan dengan
identifikasi genangan banjir yang terjadi sebelumnya dan/atau pemodelan
genangan dengan debit rencana 50 (lima puluh) tahunan. Penetapan batas dataran
banjir dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya.
1.2 Zonasi Peruntukkan
Dalam dataran banjir ditetapkan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir.
Penetapan zona dituangkan dalam peta zonasi peruntukan lahan dataran banjir.
Penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir dilakukan oleh
Bupati/Walikota.
1.3 Monitoring dan Pengawasan
Bupati/Walikota melakukan pengawasan atas zona peruntukan lahan sesuai resiko
banjir yang telah ditetapkan.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6
1.4 Asuransi Banjir
Asuransi banjir memberikan suatu mekanisme untuk menyebar kerugian dalam
daerah dalam daerah yang luas dan periode waktu yang lama. Asuransi banjir
diberikan oleh perusahaan swasta atau dalam hal tertentu melalui sebuah asuransi
nasional.
Meskipun asuransi digunakan di daerah perkotaan untuk kebakaran, gempa bumi
dan bentuk lain bencana alam, tetapi ketentuan untuk: asuransi banjir di Indonesia
masih jarang. Hal ini disebabkan tiadanya pemetaan daerah genangan. Jika resiko
banjir di lokasi tertentu tidak diketahui, maka tidak mungkin penjamin asuransi untuk
menentukan premi yang diwajibkan. Perusahaan asuransi negara, "Benda Sraya",
dan perusabaan asuransi swasta “ACA”, memberikan asuransi untuk menjamin
kerugian banjir untuk banjir yang melebihi kala ulang 100 tahun bagi perusahaan-
perusahaan swasta yang berlokasi di :
Jakarta Industrial Estate Pulogadung - Jakarta Timur
Surabaya Industrial Estate Rungkut Surabaya Timur.
Asuransi tidak untuk mengurangi bahaya atau kerusakan yang ditimbulkan banjir.
Akan tetapi asuransi menyediakan suatu mekanisme penyebaran kerugian ke
daerah luas dan periode waktu yang lama. Dalam batas tertentu, asuransi juga ikut
mengurangi pengaruh beban sosial dan ekonomi pada keadaan setelah kejadian
banjir. Selain itu asuransi bisa juga berfungsi sebagai pencegahan bagi
pengembangan di daerah-daerah rawan banjir/resiko tinggi jika premi tinggi
ditetapkan di daerah ini.
Salah satu kesulitan mendasar bagi penyediaan asuransi adalah mengumpulkan
premi yang cukup, untuk digunakan membayar tuntutan akibat kerugian banjir.
Pada beberapa kasus, asuransi banjir nasional memberikan kepada penghuni
kesempatan untuk membeli asuransi yang disubsidi untuk kerugian karena banjir.
Bagaimanapun, pemerintah sering dibebani tanggungjawab untuk membantu
korban akibat bencana alam.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7
Suatu program asuransi banjir haruslah digunakan sebagai "pendorong"
pengaturan daerah-daerah rawan banjir. Pilihan asuransi banjir berikut ini
dianjurkan untuk studi lebih lanjut.
Asuransi Banjir Pemerintah bersubsidi penuh
Asuransi group dengan mengumpulkan pajak Asuransi Banjir
Pemakai Asuransi Banjir Berlanggananan seperti halnya Program Asuransi
Banjir Nasional di Amerika Serikat.
Pemakai asuransi banjir berlangganan dapat dicontoh dari "Program Asuransi
Banjir Nasional" (National Flood Insurance Program/NFIP) di Amerika Serikat, yang
memberikan manfaat-manfaat berikut (Kusler, 1987).
Asuransi untuk subsidi federal (60% - 90% premi) untuk bangunan-bangunan
yang ada.
Asuransi bagi bangunan baru
Pembayaran bantuan bencana alam federal hanya untuk masyarakat yang
mematuhi peraturan standar bangunan.
Dengan membuat mereka yang mendiami daerah dataran banjir bertanggungjawab
atas hasil-hasil tindakan mereka, NFIP telah bisa mengurangi kerusakan-kerusakan
banjir. Selain itu NFIP telah membangkitkan kesadaran pejabat pemerintah daerah,
bankir, badan asuransi, developer dan pemilik-pemilik tanah perseorangan tentang
bahaya-bahaya banjir yang mungkin terjadi dan tindakan pengurangan
kerugiannya.
Agar asuransi menjadi pilihan praktis di daerah resiko tinggi, sering perlu
menggabungkan dengan pengendalian banjir dengan bentuk lain. Kombinasi
pengendalian dengan bangunan dengan beberapa resiko yang telah terkandung
(misal tanggul dibangun dengan kala ulang 25 tahunan) dan asuransi untuk
menutupi pengurangan resiko banjir boleh dipertimbangkan sebagai metode yang
praktis dan ekonomis dalam rangka perlidungan banjir.
1.5 Latihan
1. Jelaskan pengaturan mengenai penggunaan daerah dataran banjir!
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8
2. Sebutkan yang termasuk pengelolaan dataran banjir!
3. Jelaskan mengenai penentuan batas dataran banjir!
3.1 Rangkuman
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa
pasir, lanau, dan lumpur. Ukuran dan bentuk dari dataran banjir ini sangat
tergantung dari sejarah perkembangan banjir, tetapi umumnya berbentuk
memanjang (elongate).
Pengelolaan dataran banjir meliputi seluruh kegiatan dalam perencanaan dan
tindakan yang diperlukan untuk menentukan kegiatan, implementasi, revisi
perbaikan rencana, pelaksanaan dan pengawasan secara keseluruhan aktivitas di
daerah dataran banjir yang diharapkan berguna dan bermanfaat untuk masyarakat
di daerah tersebut, dalam rangka menekan kerugian akibat banjir.
Pengelolaan dataran banjir meliputi:
penetapan batas dataran banjir:
penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir;
pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir;
persiapan menghadapi banjir;
penanggulangan banjir; dan
pemulihan setelah banjir.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9
PENUTUP
A. Simpulan
Modul ini menjelaskan mengenai pengelolaan dataran banjir. Dataran banjir berupa
dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen
akibat limpasan banjir sungai tersebut. Pengelolaan dataran banjir meliputi seluruh
kegiatan dalam perencanaan dan tindakan yang diperlukan untuk menentukan
kegiatan, implementasi, revisi perbaikan rencana, pelaksanaan dan pengawasan
secara keseluruhan aktivitas di daerah dataran banjir yang diharapkan berguna dan
bermanfaat untuk masyarakat di daerah tersebut, dalam rangka menekan kerugian
akibat banjir.
Adapun materi pengelolaan dataran banjir yang dibahas dalam modul ini, meliputi:
penetapan batas dataran banjir:
penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir;
pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir;
persiapan menghadapi banjir;
penanggulangan banjir; dan
pemulihan setelah banjir.
B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas lanjutan
untuk dapat memahami detail pengendalian banjir dan ketentuan pendukung terkait
lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai
pengendalian banjir.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10
EVALUASI FORMATIF
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan di akhir pembahasan modul
pengelolaan dataran banjir pada pelatihan pengendalian banjir. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta pelatihan
terhadap materi yang disampaikan dalam modul.
A. Soal
1. Yang dimaksud dengan dataran banjir adalah sebagai berikut...
a. Dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai
b. Terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai
c. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur
d. Umumnya berbentuk diagonal
e. Endapan dataran banjir (floodplain) terbentuk selama proses penggenangan
(inundations)
2. Tujuan manajemen dataran banjir adalah sebagai berikut...
a. Meminimumkan korban jiwa
b. Meminimumkan kerugian maupun kesulitan
c. Mengoptimalkan penggunaan lahan di daerah dataran banjir di masa
mendatang
d. A dan B
e. A, B, dan C
3. Penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir dilakukan oleh
a. Gubernur
b. Bupati/Walikota
c. Camat
d. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
e. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
4. Pengelolaan dataran banjir meliputi berikut ini, kecuali...
a. Penetapan batas jalan inspeksi
b. Penetapan batas dataran banjir
c. Penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir
d. Pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11
e. Persiapan menghadapi banjir
5. Berikut ini pengaturan mengenai penggunaan daerah dataran banjir, kecuali...
a. Penyesuaian dan penempatan suatu bangunan sesuai rencana land use
b. Pemberlakuan undang-undang, peraturan ataupun peraturan daerah,
pengaturan tiap-tiap kawasan/zone
c. Melarang pemanfaaatan daerah dataran banjir
d. Penyesuaian bangunan dan pajak, pengosongan/pembaharuan pemukiman
e. Mengoptimumkan pemanfaatan daerah dataran banjir
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di
paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =Jumlah Jawaban Yang Benar
Jumlah Soal × 100 %
Arti tingkat penguasaan :
90 - 100 % : baik sekali
80 - 89 % : baik
70 - 79 % : cukup
< 70 % : kurang
Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat
memahami pengelolaan dataran banjir. Proses berbagi dan diskusi dalam kelas
dapat menjadi pengayaan akan materi pengelolaan dataran banjir. Untuk
memperdalam pemahaman terkait materi pengelolaan dataran banjir, diperlukan
pengamatan pada beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau pada modul-
modul yang pernah Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul-modul yang
ada pada media internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh akan
pengendalian banjir.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie R. J. dan Sugiyanto. 2001. Banjir. Pustaka Pelajar, Semarang. Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu. Andy,
Yogyakarta. Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2010. Tata Ruang Air.Andy, Yogyakarta. Kodoatie, Robert J., 2012. Tata Ruang Air Tanah. xxvi + 514 = 540 Halaman.
Penerbit Andi, Yogyakarta. Kodoatie, Robert J., 2013. Rekayasa Manajemen Banjir Kota. Penerbit Andi,
Yogyakarta. Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2013. Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu. Andy,
Yogyakarta. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 4 Tahun 2015
tentang Penetapan Wilayah Sungai. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 26 Tahun 2015
tentang Pengalihan Alur Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27 Tahun 2015
tentang Bendungan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 Tahun 2015
tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai, dan Garis Sempadan Danau. Suripin, 2001. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Andi Offset, Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana.
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
GLOSARIUM
Bankir : Orang yang mengusahakan bank; Orang yang
memperdagangkan uang; Orang yang menjadi
penyokong dalam urusan keuangan; Cukong.
Subsidi : Bantuan uang dan sebagainya kepada yayasan,
perkumpulan, dan sebagainya (biasanya dari
pihak pemerintah).
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
KUNCI JAWABAN
Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.
Adapun kunci jawaban dari soal latihan pada setiap materi pokok, sebagai berikut :
Latihan Materi Pokok 1
1. Pengaturan mengenai penggunaan daerah dataran banjir :
Penyesuaian dan penempatan suatu bangunan sesuai rencana land use,
yang dapat menurunkan potensi kerugian akibat banjir. Penyesuaian dan
penempatan bangunan disini dapat diartikan juga sebagai tindakan
perubahan rencana penempatan bangunan, penyesuaian penggunaan
maupun pembebasan area.
Langkah berikutnya dapat berupa pemberlakuan undang-undang, peraturan
ataupun peraturan daerah, pengaturan tiap-tiap kawasan/zone, penyesuaian
bangunan dan pajak, pengosongan/pembaharuan pemukiman,
tanda/peringatan dll.
Mengoptimumkan pemanfaatan daerah dataran. Hal ini merupakan
tantangan bagi seorang manajer pengembangan wilayah sungai. Tiga prinsip
utama dalam rangka usaha diatas adalah: teknis, ekonomis dan yang bersifat
institusi. Maka optimalisasi itu dapat memperoleh keuntungan bersih
maksimum dari pemanfaatan daerah terhadap biaya yang dikeluarkan.
2. Pengelolaan dataran banjir meliputi:
penetapan batas dataran banjir:
penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir;
pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir;
persiapan menghadapi banjir;
penanggulangan banjir; dan
pemulihan setelah banjir.
3. Dataran banjir adalah dataran di sepanjang kiri dan/atau kanan sungai yang
tergenang air pada saat banjir. Penetapan batas dataran banjir dilakukan
dengan identifikasi genangan banjir yang terjadi sebelumnya dan/atau
Modul 10 Pengelolaan Dataran Banjir
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
pemodelan genangan dengan debit rencana 50 (lima puluh) tahunan.
Penetapan batas dataran banjir dilakukan oleh Menteri, gubernur, dan/atau
bupati/walikota sesuai kewenangannya.
Adapun kunci jawaban dari soal evaluasi formatif, sebagai berikut :
1. d (Umumnya berbentuk diagonal)
2. e (A, B, dan C)
3. b (Bupati/Walikota)
4. a (Penetapan batas jalan inspeksi)
5. c (Melarang pemanfaatan daerah dataran banjir)