modul 1 membangun komitmen belajar a. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2....

151
Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 1 MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. POKOK BAHASAN Membangun Komitmen Belajar B. DESKRIPSI SINGKAT Pokok bahasan ini adalah materi baku dalam setiap kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang selalu disampaikan pada permulaan kegiatan pembelajaran. Diawali dengan ice breaking untuk mengurangi kebekuan psychis antar warga belajar, dilanjutkan dengan perkenalan sesama warga belajar kemudian membentuk pengurus kelas dan diakhiri dengan menyusun komitmen/kontrak belajar. C. SUB POKOK BAHASAN 1. Ice breaking 2. Perkenalan 3. Pengurus Kelas 4. Komitmen belajar D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menghilangkan kekakuan psychis, rasa canggung, saling mengenal sesama warga belajar, membentuk pengurus kelas serta tumbuhnya kesadaran untuk memenuhi komitmen belajar. E. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menyukai suasana belajar yang dikembangkan 2. Mengenal sesama warga belajar. 3. Membentuk pengurus kelas 4. Menyepakati komitmen belajar F. METODE 1. Game 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Penugasan G. BAHAN / ALAT BANTU 1. Label Nama (gantung) 2. Kertas Plano 3. LCD proyektor 4. Spidol 5. White board 6. Laptop 7. Power point presentation H. WAKTU (MENIT) 90 Menit I. BAHAN RUJUKAN 1. Proposal kegiatan Bimbingan Teknis 2. Buku Pedoman (Panduan) Bimbingan Teknis

Upload: trinhminh

Post on 08-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

MODUL 1

MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR

A. POKOK BAHASAN Membangun Komitmen Belajar

B. DESKRIPSI SINGKAT Pokok bahasan ini adalah materi baku dalam setiap kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang selalu disampaikan pada permulaan kegiatan pembelajaran. Diawali dengan ice breaking untuk mengurangi kebekuan psychis antar warga belajar, dilanjutkan dengan perkenalan sesama warga belajar kemudian membentuk pengurus kelas dan diakhiri dengan menyusun komitmen/kontrak belajar.

C. SUB POKOK BAHASAN 1. Ice breaking

2. Perkenalan

3. Pengurus Kelas

4. Komitmen belajar

D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menghilangkan kekakuan psychis, rasa canggung, saling mengenal sesama warga belajar, membentuk pengurus kelas serta tumbuhnya kesadaran untuk memenuhi komitmen belajar.

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:

1. Menyukai suasana belajar yang dikembangkan 2. Mengenal sesama warga belajar. 3. Membentuk pengurus kelas 4. Menyepakati komitmen belajar

F. METODE 1. Game 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Penugasan

G. BAHAN / ALAT BANTU 1. Label Nama (gantung) 2. Kertas Plano 3. LCD proyektor 4. Spidol 5. White board 6. Laptop 7. Power point presentation

H. WAKTU (MENIT) 90 Menit

I. BAHAN RUJUKAN 1. Proposal kegiatan Bimbingan Teknis 2. Buku Pedoman (Panduan) Bimbingan Teknis

Page 2: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

J. PROSES PEMBELAJARAN 1. Fasilitator memulai pembelajaran ini dengan sedikit tegur sapa dan keramahan

yang wajar sambil menyatakan kepada semua peserta bahwa sebagai langkah awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi) sebuah kuis yang berjudul Gelar Kehormatan yang akan diperankan oleh 2(dua) dua orang fasilitator.(2 menit)

2. Sebelum memulai peragaan fasilitator melakukan penyamaan pemahaman tentang pengertian dari gelar kehormatan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang jawabannya mengacu pada hal-hal berikut :

a. Panggilan untuk menghormati orang yang dituakan

b. Panggilan kebangsawanan

c. Panggilan yang menunjukkan keakraban

d. Panggilan yang menunjukkan penguasaan bidang keilmuan

e. Panggilan kekeluargaan, kesukuan dll

3. Setelah ada kesamaan pemaham fasilitator menjelaskan kepada peserta beberapa aturan main dari kuis gelar kehormatan tersebut yaitu sbb:

a. Sepasang pemeran (tim fasilitator) akan mengenakan Label nama (Gelar kehormatan) yang dipasang dipunggung masing-masing

b. Gelar kehormatan yang dicantumkan memiliki 3 (tiga) kemungkinan saja yaitu, Nama Hewan, Nama Buah atau Nama Kota

c. Tugas keduanya adalah menemukan apa Gelar yang tercantum pada label Nama yang ada dipunggung masing-masing

d. Kedua pemeran dibolehkan melihat Label Nama yang ada dipunggung pasangannya, namun mereka tidak boleh memberitahukannya.

e. Apabila kepada mereka ditanyakan tentang ciri-ciri dari Gelar yang tercantum dipunggung masing-masing, mereka hanya boleh menjawab dengan 3 (tiga) macam jawaban saja yaitu Ya, Tidak dan Tidak tahu

f. Kuis baru dinyatakan selesai apabila kedua pasangan telah dapat menebak gelar mereka masing-masing dengan benar tanpa melanggar aturan main dan dengan idzin fasilitaor yang memimpin baru boleh kembali ketempatnya semula

Catatan Fasilitator: Aturan main ini harus benar-benar dipahami oleh semua peserta sebelum peragaan (demonstrasi) dilakukan, karena setelah peragaan itu selesai, maka kuis akan ditugaskan kepada semua peserta. (6 menit)

4. Setelah semua peserta memahami aturan main, maka fasilitator mempersilahkan kedua fasilitator pemeran untuk memulai peragaan sampai selesai (10 menit)

Acuan fasilitator:

a. Kedua pemeran berdiri didepan kelas dalam posisi yang saling berhadapan dalam jarak 1 (satu) meter

b. Pemeran pertama diberi label Nama Kota (Ranai)

c. Pemeran kedua diberi label Nama Hewan (Ayam)

d. Berikut jalannya komunikasi (hanya acuan fasilitator dan tidak untuk dibacakan):

1) Pemeran 1 : Apakah Gelar saya kelompok nama hewan?

2) Pemeran 2 : Tidak

3) Pemeran 1 : Apakah Gelar saya kelompok nama buah?

Page 3: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

4) Pemeran 2 : Tidak

5) Pemeran 1 : Apakah Gelar saya kelompok nama kota?

6) Pemeran 2 : Ya

7) Pemeran 1 : Apakah kotanya adalah ibukota propinsi?

8) Pemeran 2 : Tidak

9) Pemeran 1 : Apakah kotanya adalah ibukota kabupaten?

10) Pemeran 2 : Ya

11) Pemeran 1 : Apakah kota kabupaten yang ada di pulau Jawa?

12) Pemeran 2 : Tidak

13) Pemeran 1 : Apakah kota kabupaten yang ada di pulau Sumatera?

14) Pemeran 2 : Ya

15) Pemeran 1 : Apakah kota itu berada di propinsi Lampung?

16) Pemeran 2 : Tidak

17) Pemeran 1 : Apakah kota itu berada di propinsi Sumatera Barat?

18) Pemeran 2 : Tidak

19) Pemeran 1 : Apakah kota itu berada di propinsi Kepulauan Riau?

20) Pemeran 2 : Ya

21) Pemeran 1 : Apakah kota itu berada di kabupaten Natuna?

22) Pemeran 2 : Ya

23) Pemeran 1 : Apakah kota itu Ranai?

24) Pemeran 2 : Ya,

Fasilitator: Baiklah sekarang bergantian

25) Pemeran 2 : Apakah Gelar saya kelompok nama kota?

26) Pemeran 1 : Tidak

27) Pemeran 2 : Apakah Gelar saya kelompok nama buah?

28) Pemeran 1 : Tidak

29) Pemeran 2 : Apakah Gelar saya kelompok nama hewan?

30) Pemeran 1 : Ya

31) Pemeran 2 : Apakah hewan itu berkaki empat?

32) Pemeran 1 : Tidak

33) Pemeran 2 : Apakah hewan itu bisa berenang?

34) Pemeran 1 : Tidak tau

35) Pemeran 2 : Apakah hewan itu biasa diternakkan?

36) Pemeran 1 : Ya 37) Pemeran 2 : Apakah hewan itu halal bagi orang islam?

38) Pemeran 1 : Ya

39) Pemeran 2 : Apakah hewan itu Ayam?

40) Pemeran 1 : Ya

5. Selesai peragaan fasilitator mengucapkan terimakasih kepada kedua pemeran, mempersilahkan kembali ketempat semula dan menyatakan bahwa kuis ini akan diikuti oleh semua peserta secara berpasangan, jika jumlah peserta ganjil maka akan digenapkan oleh anggota tim fasilitator atau petugas kelas. Bila perlu ulangi aturan main sampai semuanya jelas.

Page 4: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

6. Selanjutnya, Fasilitator mengatur posisi ruangan dan posisi semua peserta, memasangkan Label Nama dipunggung semua peserta, menentukan pasangan-pasangan dan sekali lagi mengingatkan bahwa kuis baru selesai bila kedua pasangan telah menemukan Gelarnya dengan benar, pasangan yang telah selesai harus mengangkat tangannya dan melaporkan ke Fasilitator, kemudian bila telah dibenarkan oleh Fasilitator boleh kembali ke tempat duduknya dan memasang gelar kehormatannya didepan dada.

7. Setelah waktu habis selama 20 menit kuis dihentikan, mereka yang belum dapat menyelesaikan tugasnya dihukum untuk menyanyi bersama, setelah itu baru boleh kembali ketempat duduknya dan memasang gelarnya didepan dada.

8. Setelah semua peserta duduk kembali ke kursi masing-masing, fasilitator memimpin refleksi (perenungan) singkat yang mengacu pada beberapa pertanyaan berikut :

a. Apa yang anda rasakan pada saat melihat peragaan kuis oleh tim fasilitator tadi? Ceritakan (co fasilitator mencatat jawaban)

b. Apa yang anda rasakan pada saat anda melaksanakan sendiri kuis tadi? Ceritakan (co fasilitator mencatat jawaban)

c. Mengapa Anda merasa demikian? (mengacu pada catatan-catatan jawaban)

d. Apakah ada manfaat (esensi belajar) yang diperoleh dari kuis tadi? Sebutkan (10 menit)

Catatan: Fasilitator harus sadar bahwa ia harus melibatkan sebanyak mungkin partisipasi peserta agar dapat mencairkan adanya batasan-batasan komunikasi dalam bentuk kebekuan psychis antara peserta dengan peserta, dengan fasilitator maupun dengan penyelenggara.

Bentuk dari kebekuan psychis itu antara adalah:

a. Rasa malu; b. Sopan santun yang berlebihan; c. Formalitas yang kaku; d. Perasaan takut salah; e. Masa bodoh (acuh); f. Angkuh; g. Kurang percaya diri; h. Percaya diri berlebihan (over acting); dan i. Dll.

9. Setelah suasana kelas cukup kondusif, Fasilitator menyatakan bahwa saat ini pembelajaran bimtek telah kita mulai, materi pertama sesuai dengan jadwal adalah “Membangun Komitmen Belajar” untuk itu tadi kita telah mulai dengan sub pokok bahasan ice breaking atau mencairkan iklim belajar.

10. Selanjutnya agar tujuan pembelajaran ini dapat tercapai lebih efektif, maka terlebih dulu saya akan memperkenalkan diri. Kemudian tawarkan kepada peserta hal-hal apa saja yang perlu diperkenalkan, tetapi biasanya mengacu pada hal-hal berikut: (5 menit) a. Nama b. Pekerjaan c. Alamat d. Status keluarga e. Hoby dll

Page 5: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

11. Kemudian fasilitator menyatakan kepada peserta bahwa tampaknya semua peserta sudah saling kenal mengingat sudah sering adanya pertemuan, jadi sub pokok bahasan tentang perkenalan tampaknya tidak terlalu penting lagi untuk dilakukan. Namun sekedar mengingatkan bagi yang lupa marilah kita secara bergiliran kedepan kelas untuk menyebutkan nama dan daerah asal masing-masing. Setiap satu orang selesai fasilitator menukar Gelar kehormatannya dengan label Nama Peserta Bimtek. (10 menit)

12. Kemudian fasilitator menjelaskan bahwa dari proses perkenalan singkat tadi sedikit banyak kita sudah saling tahu pribadi masing-masing walaupun belum memadai untuk memilih seorang Ketua kelas, namun untuk kelancaran bimtek kita perlu menunjuk seseorang yang akan dituakan sebagai wakil peserta dan penghubung antara peserta dengan fasilitator dan antara peserta dengan panitya. Orang itu perlu kita pilih dan kita jadikan sebagai Ketua / Pengurus Kelas. (5 menit)

13. Fasilitator menawarkan teknik pemilihan antara lain secara aklamasi, musyawarah mufakat atau voting. Tetapi sebaiknya voting adalah pilihan terakhir jika sangat terpaksa. (10 menit)

14. Setelah Ketua atau Pengurus Kelas terpilih fasilitator menjelaskan kepada peserta bahwa dengan terpilihnya ketua atau pengurus kelas maka satu langkah maju telah dicapai dalam upaya pencapaian tujuan bimtek. Namun itu saja belum sempurna, masih perlu satu langkah lagi guna mencapai tujuan bimtek secara efektif yaitu perlu adanya aturan main dalam proses pembelajaran.

15. Fasilitator menjelaskan bahwa aturan main itu akan disusun dari, oleh dan untuk peserta dan aturan main itu tidak boleh bertentangan dengan pedoman Bintek dan aturan itu biasanya disebut sebagai komitmen atau kontrak belajar.

16. Kemudian fasilitator bertanya kepada peserta apakah ada yang tahu tentang komitmen atau kontrak belajar? Jika jawabnya ada minta yang bersangkutan untuk menjelaskan, namun jika tidak ada maka fasilitator harus menjelaskan bahwa komitmen atau kontrak belajar itu adalah “sejumlah kesepakatan yang disusun oleh, dari dan untuk peserta bimtek dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran bimtek dengan efektif”. (5 menit)

17. Setelah itu fasilitator memberikan penjelasan singkat tentang komitmen atau kontrak belajar yang biasa dilakukan dalam kegiatan bimtek meliputi :

a. Ketepatan waktu (on time )

b. Dilarang merokok ( No Smoking)

c. Phones harus off atau minimal silent

d. Rehat kopi (coffee break)

e. Makan siang (lunch)

f. Sanksi terhadap pelanggaran

g. dll

18. Fasilitator meminta kepada peserta untuk menyusun 7 (tujuh) atau lebih komitmen sebagai kontrak belajar dipimpin oleh Ketua Kelas dalam waktu 10 (sepuluh) menit. Jelaskan pula bahwa kesepakatan dibuat dan dituliskan di kertas plano, lalu ditandatangani oleh semua peserta dan ditempelkan didinding kelas selama bimtek berlangsung.

Page 6: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

19. Setelah Komitmen belajar selesai ditandatangani dan telah ditempel didinding kelas, fasilitator menyampaikan penghargaan dan terimakasih atas partisipasi peserta, lalu menyampaikan beberapa penegasan sbb:

a. Bahwa kontrak adalah suatu kesepakatan/janji, akibat pengingkaran atau pelanggaran atasnya adalah penerapan sanksi

b. Kontrak/kesepakatan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya (pasal 1338 KUH Perdata)

c. Komitmen /Kontrak Belajar ini juga membudayakan agar kita semua terbiasa mentaati undang-undang, apalagi kesepakatan/kontrak yang kita buat sendiri.

d. Sebagai pengawas pemilu dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya tentu harus taat kepada Peraturan Perundang-undangan,

20. Terakhir fasilitator mohon maaf jika ada kehilafan kemudian menyampaikan kepada peserta bahwa sesudah ini pembelajaran akan dilanjutkan dengan materi Modul 2 yaitu “Nilai Dasar Pengawas Pemilu”, lalu menyampaikan salam dan menutup pembelajaran. (2 menit)

Page 7: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

NASKAH PEGANGAN 1

KUNCI JAWABAN GELAR KEHORMATAN PESERTA

NO KELOMPOK

NAMA-NAMA HEWAN NO

KELOMPOK NAMA-NAMA BUAH

NOKELOMPOK

NAMA-NAMA KOTA

1. AYAM 1. MANGGA 1. RANAI

2. HARIMAU 2. APEL 2. MERAUKE

3. KUCING 3. NANAS 3. TERNATE

4. KAMBING 4. JERUK 4. BONTANG

5. RUSA 5. RAMBUTAN 5. PARE-PARE

6. SEMUT 6. DURIAN 6. LAHAT

7. GAJAH 7. MANGGIS 7. WAKATOBI

8. KANCIL 8. PISANG 8. POLEWALI

9. BEBEK 9. ANGGUR 9. MARTAPURA

10. KERBAU 10. JAMBU 10. SLAWI

11. SAPI 11. KELENGKENG 11. MANGGARAI

12. KUDA 12. KIWI 12. MAUMERE

13. GARUDA 13. DUKU 13. WATES

14. ELANG 14. SAWO 14. SAMPIT

15. JERAPAH 15. SALAK 15. TIMIKA

Page 8: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

PRE-TEST

Nama : ___________________

Bawaslu Provinsi : ___________________

Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X)

1. Manakah jawaban dibawah ini yang tidak termasuk sanksi pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu:

a. Peringatan tertulis b. Rehabilitasi c. Pemberhentian tetap d. Pemberhentian sementara

2. Sebutkan faktor dominan hubungan disharmonis antara Komisioner dengan Sekretariat.

a. Minimnya honorarium yang diberikan sekretariat kepada komisioner

b. Pengelolaan anggaran yang kurang terbuka yang dilakukan Kepala Sekretariat dan jajaran dibawahnya.

c. Perilaku kurang menyenangkan yang dilakukan oleh Komisioner

d. Adanya praktek KKN yang dilakukan oleh Kepala Sekretariat dalam mengisi posisi staf di kesekretariatan.

3. Berikut ini adalah materi bentuk-bentuk kampanye, kecuali:

a. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik; b. Penyiaran melalui radio dan/atau televisi; c. Penyebaran bahan kampanye kepada umum; d. Mobilisasi massa untuk memilih

4. Sebutkan siapa pemberi mandat saksi di TPS pada saat pungut hitung Pilpres 2014

a. Parpol pengusung presiden dan wakil presiden b. Pasangan calon presiden dan wakil presiden c. Tim Pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden d. Parpol pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden

5. Pilihlah perbedaan sosialiasi dengan hubungan masyarakat dalam lembaga pengawasan pemilu yang lebih tepat di bawah ini:

a. Tidak ada perbedaan sosialisasi dengan hubungan masyarakat b. Sosialiasi lebih focus pada pertemuan tatap muka sedangkan hubungan

masyarakat lebih focus pada media massa. c. Sosialiasi lebih focus pada pembuatan iklan layanan masyarakat sedangkan

hubungan masyarakat lebih focus pada berita media massa. d. Sosialiasi focus pada memasyarakatkan pengawasan pemilu dan memberi

pemahaman pengawasan pemilu bagi warga Negara sehingga mereka dapat bertindak ikut serta dalam mengawasi pemilu. Sedangkan hubungan masyarakat lebih focus pada penyampaian informasi dalam rangka pertanggungjawaban publik, mendapatkan dukungan dan kepercayaan public, serta menjaga citra positif lembaga.

Page 9: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

6. Waktu yang dimiliki oleh pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan menurut Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilu presiden dan wakil presiden adalah…

a. 14 hari b. 21 hari c. 28 hari d. 5 hari

7. Dimana kita dapat mengetahui adanya unsur-unsur tindak pidana pemilu Presiden Dan Wakil Presiden :

a. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008

b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012

d. Peraturan KPU tentang Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden

8. Berapa hari sejak kejadian batas waktu masyarakat dapat melaporkan kepada pengawas pemilu dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden?

a. 7 hari sejak diketahui atau ditemukan b. 7 hari sejak kejadian c. 3 hari sejak diketahui atau ditemukan d. 3 hari sejak kejadian

9. Andi tim kampanye salah satu Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden pada masa tenang tanggal 7 Juli 2014, membagikan uang kepada sarmin untuk memilik pasangan presiden dan wakil presiden tertentu, pelanggaran apa yang sudah dilakukan oleh Andi tersebut?

a. Pelanggaran Administrasi b. Pelanggaran Kode Etik Tim kampanye c. Pelanggaran Pidana Pemilu d. Pelanggaran Kode Etik

10. Apabila perbuatan dirumuskan secara alternatif, maka unsur perbuatan yang harus dipenuhi :

a. Satu perbuatan saja yang terbukti sudah cukup b. tidak semua perbuatan tetapi harus lebih dari satu c. semua perbuatan harus terpenuhi d. minimal 2 (dua) unusr harus terpenuhi

Page 10: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

10 

MODUL 2

NILAI-NILAI DASAR PENGAWAS PEMILU

A. POKOK BAHASAN Nilai-nilai Dasar Pengawas Pemilu

B. DESKRIPSI SINGKAT Pokok bahasan ini dimaksudkan untuk membantu peserta dalam menemukenali permasalahan tentang tugas, wewenang dan kewajiban Pengawas Pemilu, kode etik Penyelenggara Pemilu, dan soliditas, integritas, mentalitas, dan profesionalitas, serta merumuskan langkah-langkah perbaikan.

C. SUB POKOK BAHASAN 1. Tugas dan wewenang serta Kewajiban Bawaslu Provinsi

2. Kode Etik Penyelenggara Pemilu

3. Soliditas, Integritas, mentalitas, dan profesionalitas

D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menemukenali permasalahan tentang tugas, wewenang dan kewajiban Pengawas Pemilu, kode etik Penyelenggara Pemilu, dan soliditas, integritas, mentalitas, dan profesionalitas, serta merumuskan langkah-langkah perbaikan.

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menemukenali permasalahan pelaksanaan tugas, wewenang dan kewajiban

Bawaslu Provinsi;

2. Menemukenali permasalahan kode etik Penyelenggara Pemilu;

3. Menemukenali permasalahan soliditas, integritas, mentalitas, dan profesionalitas; dan

4. Merumuskan langkah-langkah perbaikan.

F. METODE 1. Presentasi;

2. Ceramah;

3. Diskusi Kelompok;

4. Tanya jawab.

G. BAHAN/ALAT BANTU 1. Info grafik;

2. Naskah Pegangan;

3. Flipchart;

4. Laptop;

5. LCD Proyektor;

6. Bahan Presentasi/Power Point;

7. Spidol Besar;

8. Spidol Kecil; dan

9. Lembar kerja.

H. WAKTU

90 Menit

Page 11: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

11 

I. BAHAN RUJUKAN

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Laporan tahunan DKPP dan Putusan DKPP

J. PROSES PEMBELAJARAN

1. Fasilitator memulai pembelajaran ini dengan mengingatkan peserta pada pembelajaran sebelumnya, yaitu dengan menyampaikan hal-hal berikut:

a. Pada pembelajaran terdahulu anda telah melakukan proses pencairan iklim belajar sekaligus perkenalan dengan teknik kuis “GELAR KEHORMATAN”, sekarang coba sebutkan nama-nama peserta yang duduk di deretan kursi paling depan.

b. Kita semua telah memilih pengurus/ketua kelas, jabatan apa sajakah yang perlu dalam kepengurusan kelas yang harus kita bentuk.

c. Kita juga sudah menyepakati komitmen belajar, siapa yang bersedia menjelaskan dengan rinci butir-butir yang ada dalam komitmen/kontrak belajar (2 menit)

2. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dalam modul ini yaitu: (2 menit) Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:

a. Menemukenali tentang permasalahan pelaksanaan tugas, wewenang serta kewajiban Bawaslu Provinsi;

b. Menemukenali tentang permasalahan kode etik Penyelenggara Pemilu;

c. Menemukenali tentang permasalahan soliditas, integritas, mentalitas, dan profesionalitas;

d. Merumuskan langkah-langkah perbaikan.

3. Fasilitator menayangkan infografik yang berisi data pelanggaran kode etik pengawas pemilu yang memuat jumlah anggota pengawas pemilu yang dikenakan sanksi pelanggaran kode etik oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dari bulan Juni 2012 s.d. Maret 2014 yang meliputi:

a. Pemberhentian tetap;

b. Peringatan keras;

c. Peringatan ringan;

4. Selanjutnya Fasilitator meminta tanggapan-tanggapan dari peserta dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: (10 menit)

a. Bagaimana kesan dan tanggapan saudara setelah melihat infografik tersebut?

b. Apakah permasalahan ini disebabkan oleh proses seleksi yang tidak sesuai prosedur atau proses pembinaan aparatur yang belum optimal?

Catatan: Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk merenungkan pertanyaan selama 2 (dua) menit, sebelum menjawab pertanyaan dimaksud.

5. Fasilitator menggarisbawahi tanggapan peserta dan selanjutnya mengajak peserta untuk mendiskusikan permasalahan tersebut di dalam kelompok.

Page 12: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

12 

6. Fasilitor membagikan naskah pegangan 2 kepada setiap peserta, dan kemudian peserta diminta untuk membaca naskah pegangan secara cermat (8 menit)

7. Selanjutnya Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan metode berhitung dari 1, 2, dan 3. Kemudian diminta berhimpun atau berkelompok sesuai dengan nomor hitungan masing-masing. Hitungan 1 menjadi kelompok 1, hitungan 2 menjadi kelompok 2, hitungan 3 menjadi kelompok 3. Masing-masing kelompok menyusun organisasi kelompok yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan penyaji materi (3 menit)

8. Fasilitator menjelaskan aturan main sebagai berikut:

1) Masing-masing ketua kelompok bertugas untuk memimpin diskusi kelompok, sekretaris bertugas untuk mencatat/menulis hasil kerja kelompok, penyaji materi bertugas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok;

2) Setiap kelompok mempelajari lembar kerja masing-masing kemudian menyiapkan pointers untuk bahan presentasi kelompoknya;

3) Pointers dituangkan dalam kertas plano;

4) Tugas kelompok diselesaikan dalam waktu maksimal 20 menit;

5) Selama proses diskusi fasilitator melakukan bimbingan-bimbangan kepada semua kelompok sesuai kebutuhan.

9. Fasilitator membagikan lembar kerja 2A untuk kelompok 1, lembar kerja 2A untuk kelompok 2, serta lembar kerja 2A untuk kelompok 3;

10. Setelah semua kelompok menyelesaikan semua tugasnya, seluruh kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara berurutan dimulai dari kelompok 1, dengan catatan setiap selesai pemaparan satu kelompok, langsung ditanggapi oleh kelompok lain; (30 menit)

11. Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan termasuk tanggapannya, fasilitator melakukan penguatan pemahaman; (5 menit)

12. Selanjutnya fasilitator mempersilahkan kepada narasumber memberikan pembulatan tentang materi nilai-nilai dasar pengawas pemilu; (5 menit)

13. Fasilitator membagikan dan meminta peserta mengerjakan lembar Tes Formatif 2. (5 menit)

14. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa sesudah ini pembelajaran akan dilanjutkan dengan materi Modul 3 yaitu “Tata Kelola Organisasi Bawaslu Provinsi” lalu menyampaikan salam dan menutup pembelajaran.

Page 13: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

13 

NASKAH PEGANGAN 2

A. TUGAS DAN WEWENANG SERTA KEWAJIBAN BAWASLU PROVINSI

1. UMUM

UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu telah menyebutkan secara jelas mengenai tugas, dan wewenang, serta kewajiban pengawas pemilu mulai dari Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. Berdasarkan Undang-Undang tersebut terdapat sebanyak 40 pasal mulai dari pasal 69 sampai dengan pasal 108 mengatur tugas dan wewenang serta kewajiban pengawas pemilu.

2. TUGAS DAN WEWENANG BAWASLU PROVINSI

a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi yang meliputi: 1) pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan

penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap; 2) pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara

pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan pencalonan gubernur;

3) proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan calon gubernur;

4) penetapan calon gubernur; 5) pelaksanaan kampanye; 6) pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya; 7) pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara dan penghitungan

suara hasil Pemilu; 8) Pengawasan seluruh proses penghitungan suara di wilayah kerjanya; 9) Proses rekapitulasi suara dari seluruh kabupaten/kota yang dilakukan

oleh KPU Provinsi; 10) Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu

lanjutan, dan Pemilu susulan; dan 11) Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi dan pemilihan gubernur. b. mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan

penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh Bawaslu Provinsi dan lembaga kearsipan Provinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bawaslu dan ANRI;

c. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

d. menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi untuk ditindaklanjuti;

e. meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

f. menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu di tingkat provinsi;

g. mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang

Page 14: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

14 

mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung;

h. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; dan i. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-

undang.

Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang tersebut, Bawaslu Provinsi berwenang untuk:

1. Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan pemilu; dan

2. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu.

3. KEWAJIBAN BAWASLU PROVINSI

a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

pengawas Pemilu pada tingkatan di bawahnya; c. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan

adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

d. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan;

e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat provinsi; dan

f. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan uraian diatas, Undang-undang penyelenggara pemilu telah menyebutkan secara jelas tugas, wewenang serta kewajiban Pengawas Pemilu. Akan tetapi dalam pelaksanaanya terdapat permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban tersebut, antara lain ketidakpatuhan atau ketidakdisiplinan dalam menyampaikan laporan hasil pengawasan serta penanganan temuan/laporan pelanggaran pemilu dan pelaksanaan pengawasan tahapan pemilu yang kurang maksimal.

Tabel dibawah ini menunjukan pelaksanaan tugas dan wewenang serta kewajiban Bawaslu provinsi selama penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014.

NO Laporan

Pengawasan Tahapan Pemilu

Jumlah Provinsi yg melaporkan

Jumlah Provinsi yg tidak melaporkan

Jumlah Provinsi yg melaporkan

tetapi tidak lengkap

1. DPT 33 - - 2. DPK 3 30 - 3. Dana Kampanye 15 18 - 4. Kotak Suara 12 10 11

5. Produksi surat suara (6) provinsi

6

Page 15: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

15 

NO Laporan

Pengawasan Tahapan Pemilu

Jumlah Provinsi yg melaporkan

Jumlah Provinsi yg tidak melaporkan

Jumlah Provinsi yg melaporkan

tetapi tidak lengkap

6. Distribusi surat suara 6 16 11

7. Penanganan pelanggaran pemilu

1 32 -

Selama pelaksanaan Pemilu Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014, beberapa Bawaslu Provinsi mendapatkan sanksi peringatan dari Bawaslu RI dikarenakan melalaikan tugas dan kewajiban tersebut. Berdasarkan data Bawaslu RI hingga saat ini terdapat 18 (delapan belas) Bawaslu Provinsi yang mendapatkan sanksi peringatan dikarenakan melalaikan tugas dan kewajibannya. Contohnya adalah mengenai kewajiban Bawaslu Provinsi untuk melaporkan hasil pengawasan Pemilu kepada Bawaslu RI. Dengan demikian berdasarkan pengalaman pelaksanaan tugas, wewenang dan kewajiban Bawaslu Provinsi sebagaimana disebutkan di atas, perlu dilakukan paling sedikit hal-hal sebagai berikut:

1. Penguatan pelaksanaan fungsi pengawasan dan pembinaan jajaran pengawas pemilu yang dilakukan oleh lembaga pengawas pemilu diatasnya (Bawaslu RI mengawasi dan membina integritas Bawaslu Provinsi, Bawaslu Provinsi mengawasi dan membina Panwaslu Kabupaten/Kota dan seterusnya).

2. Mengingatkan kembali nilai-nilai, dan tanggung jawab jajaran pengawas pemilu sebagai pejabat publik dalam melaksanakan tugas dan wewenang selain berpedoman pada asas-asas penyelenggara pemilu, juga berpedoman pada Asas Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) yaitu:

a. Asas kepastian hukum;

b. Asas keseimbangan;

c. Asas kesamaan;

d. Asas bertindak cermat;

e. Asas motivasi;

f. Asas tidak mencampuradukkan kewenangan;

g. Asas permainan yang layak;

h. Asas keadilan dan kewajaran;

i. Asas menanggapi pengharapan yang wajar;

j. Asas meniadakan suatu akibat keputusan-keputusan yang batal;

k. Asas perlindungan pandangan hidup;

l. Asas kebijaksanaan; dan

m. Asas pelaksanaan kepentingan umum

3. Penerapan sistem reward dan punishment.

B. KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILU

Kode etik adalah norma atau azas tertentu yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus merupakan hasil self regulation (pengaturan diri) dalam profesi tersebut. Dengan membuat kode etik, organisasi profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih (secara tertulis) niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki.

Page 16: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

16 

Karena itu, kode etik tidak akan pernah bisa dipaksakan atau disusun oleh orang dari luar organisasi. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya harus diawasi terus-menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.

Dalam konteks penyelenggaraan pemilu, integritas penyelenggara menjadi modal utama dalam mewujudkan pemilu yang demokratis. Untuk mengikat integritas Penyelenggara Pemilu tersebut maka dibuat suatu aturan dan mekanisme bersama antara ketiga lembaga yaitu KPU, Bawaslu, dan DKPP sebagai satu kesatuan sistem Penyelenggara Pemilu. Aturan dan mekanisme tersebut dibuat dalam bentuk kode etik yang dituangkan dalam Peraturan Bersama Nomor 13, 11, dan 1 Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum. Berdasarkan peraturan tersebut Kode Etik Penyelenggara pemilu didefenisikan sebagai satu kesatuan landasan norma moral, etis dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan.

Pembentukan peraturan bersama tersebut adalah perintah Undang-Undang nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Kode etik sebagaimana diatur dalam Peraturan Bersama tersebut bersifat mengikat kepada seluruh personel penyelenggara pemilu, dimana penegakannya dilakukan oleh DKPP. Adapun prinsip kode etik penyelenggara pemilu tersebut yakni:

a. Menggunakan kewenangan berdasarkan hukum;

b. Bersikap dan bertindak non partisan dan imparsial;

c. Bertindak transparan dan akuntabel;

d. Melayani pemilih menggunakan hak pilihnya;

e. Tidak melibatkan diri dalam konflik kepentingan;

f. Bertindak professional;

g. Administrasi pemilu yang akurat.

Peraturan Bersama tentang kode etik tersebut juga mengatur sanksi bagi Penyelenggara Pemilu yang terbukti melanggar kode etik yaitu berupa:

a. teguran tertulis;

b. pemberhentian sementara; atau

c. pemberhentian tetap.

Berdasarkan data putusan yang diperoleh dari DKPP sepanjang bulan juni 2012 sampai dengan maret 2014, terdapat 34 (tiga puluh empat) orang anggota jajaran pengawas pemilu yang dijatuhi sanksi oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Adapun sanksi yang dijatuhkan mulai dari peringatan ringan, peringatan keras sampai dengan pemberhentian tetap. Berdasarkan putusan DKPP tersebut jajaran pengawas pemilu terbukti melakukan tindakan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yaitu: 1. tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara professional; 2. pembiaran terhadap tindakan yang dilakukan oleh KPU secara melanggar

hukum;

Page 17: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

17 

3. bertindak tidak cermat, tidak adil dan tidak setara dalam melakukan pengawasan pengawasan verifikasi administrasi terhadap pasangan calon;

4. tidak memelihara dan menjaga kehormatan lembaga penyelenggara pemilu; 5. tidak menjaga rahasia yang dipercayakan kepadanya, termasuk hasil rapat

yang dinyatakan sebagai rahasia sampai batas waktu yang telah ditentukan atau sampai masalah tersebut sudah dinyatakan untuk umum sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

6. bertindak tidak netral dan memihak terhadap partai politik, calon, dan peserta pemilu tertentu; dan

7. mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang bersifat partisan atas masalah atau isu yang sedang terjadi dalam proses Pemilu.

8. tidak bertindak hati-hati dalam melakukan perencanaan dan penggunaan anggaran

9. melakukan tindakan yang tidak berdasarkan aturan; 10. bertindak tidak secara transparan dan akuntabel;

Berdasarkan pelanggaran-pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu yang dilakukan oleh jajaran Pengawas Pemilu sebagaimana disebutkan diatas, maka untuk itu perlu dilakukan paling sedikit hal-hal sebagai berikut yang meliputi:

1. Perlu penguatan pelaksanaan fungsi pengawasan dan pembinaan integritas jajaran pengawas pemilu yang dilakukan oleh lembaga pengawas pemilu diatasnya (Bawaslu RI mengawasi dan membina integritas Bawaslu Provinsi, Bawaslu Provinsi mengawasi dan membina Panwaslu Kabupaten/Kota dan seterusnya);

2. Mengefektifkan fungsi-fungsi managerial terhadap pengawas pemilu di semua tingkatan, antara lain:

a. Perencanaan;

b. Pengorganisasian;

c. Pengkoordinasian;

d. Pelaksanaan;

e. Evaluasi.

3. Mengefektifkan Rapat Pleno sebagai forum pengambilan keputusan; dan

4. Menerapkan asas transparansi dan akuntabilitas kelembagaan.

C. S - I - M - P (SOLIDITAS, INTEGRITAS, MENTALITAS, DAN PROFESIONALITAS)

1. Soliditas

Panwas harus mampu membangun sebuah pondasi, prisai, atap yang kokoh, kuat dan rapat terhadap kepemiluan. Apa-apa saja yang menjadi tugas dan wewenang serta kewajiban dari Panwas terkait dengan kepemiluan. Menjalankan dan mengamankan kepentingan-kepentingan yang ada untuk tujuan tegaknya demokrasi yang telah di amanatkan oleh Undang-undang sesuai dengan visi misi serta asas-asas pemilu, memahami aturan dan bekerja sesuai dengan aturan, lalu tegakkan kode etik, dan melaksanakan tugas sesuai tupoksi yang ada (discription). Bertindaklah sesuai dengan prosedur standar, bangunlah motivasi kerja dengan cara transparansi, profesionalitas, akuntabilitas. Ini merupakan modal dasar untuk pertahanan dalam menjalankan serta tegak dan berdirinya panwas secara kuat tidak mudah untuk diarahkan kepada siapapun guna untuk tujuan dan kepentingan pribadi, kelompok,

Page 18: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

18 

maupan golongan. Panwas harus mampu membangun itu semua sehingga siapa-pun yang melihat, mendengar dan membutukannya sesuai dengan apa yang telah di amanatkan olehnya.

Didalam menjalankannya tidak bisa hanya menjalankan sekedarnya saja, namun harus mampu melakukannya melebihi dari apa yang telah tertera ia harus mampu dan berkemampuan untuk penyelidikan yang dalam agar hal tersebut benar-benar sesuai dengan aturan yang telah digariskan. Sehingga siapun yang mendegar, melihat dan menyaksikannya memiliki kalsipikasi kaliber berat. Untuk pencapai, tentunya diawali oleh keseriusan yang sesungguhnya dibuktikan oleh semua pihak tanpa ke-berpihakan. Jika itu dilaksanakan dengan baik maka panwas akan dilihat kokoh dan kuat tidak gampang diombang-ambingkan, dipermainkan dan lain sebagainya.

Agar proses itu terbangun dengan cepat dan baik panwas harus mempertahankannya secara terus-menerus membuka diri dengan menerima masukan dari segala pihak dengan cermat dan utuh, bukan sebaliknya panwas tertutup atau menutup diri, panwas harus mampu membagun hubungan antar masyarakat, lembaga-lembaga lainnya. Disisi ini panwas juga harus mengerti dan tahu menempatkan diri. Oleh karena itu pada jajaran keatasnya ia harus menempuh mekanisme yang ada dan jika itu dengan jajaran yang di bawahnya maka setidaknya dapat memberikan dukungan yang kuat. Maka, jika dijalankan kesemuanya ini akan terbangun suatu soliditas kesetiakawanan atau kekompakan.

2. Integritas

Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang akan di katakan dan apa yang akan dilakukan, satunya perkataan dan perbuatan. Integritas membuat seseorang dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan seseorang. Integritas adalah penempatan janji-janji. Integritas tidaklah sama dengan citra diri (image). "Image" adalah persepsi orang mengenai diri kita, sedangkan integritas adalah siapa diri kita sesungguhnya. Bila kita memusatkan seluruh daya upaya, pikiran, dan waktu untuk memperlihatkan sebuah "image" palsu kepada orang lain, kita berisiko kehilangan integritas. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka menuju ke tujuan yang Anda janjikan.

Pengawasan Yang Berintegritas: 1. Seorang Panwas menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting, tidak akan

tergoda oleh hal-hal yang lebih besar- kekuasaan, prestise maupun uang sekalipun. Panwas taat pada nilai moral internal/kode etik kepemiluan, bahkan bila itu berarti panwas harus berhadapan dengan resiko yang tinggi.

2. Seorang Panwas mampu menemukan serta mengungkapkan yang benar (saat yang lain melihatnya abu-abu). Kemudian tidak untuk mengambil keputusan sendiri.

3. Seorang Panwas memilliki tanggung jawab yang tinggi, bersikap terbuka dan jujur, mengungkapkan informasi yang baik maupun yang buruk secara lengkap, lakukan dengan tidak berdasarkan tekanan, tidak berdasarkan

Page 19: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

19 

permintaan, tidak atas keberpihakan pada peserta pemilu. laksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, kajian yang mendalam berdasarkan imformasi yang ada serta berdasarkan keadilan prosudural.

4. Menciptakan budaya kepercayaan, tidak menguji integritas pribadi panwas yang lain atau Kasek serta jajaranya. Kemudian untuk memperkuat integritas itu dengan melalui prinsip, control, dan teladan pribadi dan juga memberikan penghargaan pribadi dalam segala tindakan mereka.

5. Seorang Panwas tepat waktu, berlaku penuh integritas, guna memperoleh kepercayaan.

6. Seseorang Panwas peduli terhadap yang utama (asas-asas pemilu) kebaikan yang lebih besar, berkomitmen (individu/kelompok) sangat kuat untuk memberikan yang utama itu terhadap penyelenggaraan pemilu.

7. Kejujuran namun rendah hati, tidak memproklamasikan kebaikan atau kejujuran sendiri.

8. Seseorang Panwas bertindak sebagai sedang diawasi, berfikir bahwa setiap tindakan anda selalu diawasi.

9. Tempatkan orang yang yang ber-Integritas, kelilingi diri dengan orang-orang berintegritas tinggi lalu mempromosikan orang yang memperlihatkan kemampuan untuk dipercaya.

10. Konsisten, seorang Panwas harus memiliki konsistensi dan keterdugaan etis.

Mengapa penyelenggara pemilu harus memiliki integritas? 1. Untuk menjamin kualitas kepemiluan 2. Menentukan masa depan penyelenggaraan pemilu yang lebih baik 3. Menciptakan pemilu yang berintegritas dan berkesinambungan. 4. Bila penyelenggaraan pemilu memiliki integritas maka siapapun yang

memandang bahwa pemilu yang diselenggarakan adalah pemilu yang berintegritas, apa yang kita katakan dengan mudah serta di terima oleh orang lain sehingga kita lebih mudah menjalankan kepengawasan itu sendiri.

3. Mentalitas

Seorang Panwas harus memilki mentalitas yang tinggi dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga tahan terhadap tekanan dari berbagai pihak. Tidak gampang menyerah. Panwas harus mampu berada pada ruang dan waktu, kapan saja dan dimana saja. Tidak mudah surut jika mendapat hambatan bahkan tantangan dan hambatan adalah merupakan seni dari pengawasan.

Kata kuncinya peserta pemilu dan penyelenggara pemilu pada dasarnya tidak ingin diawasi. Dengan perkataan lain, mereka tidak menyukai Panwaslu yang kuat.

4. Profesionalitas

Lakukanlah tugas pengawasan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berikanlah informasi selengkap-lengkapnya kepada semua pihak mengenai tugas maupun aturan yang berlaku pada mereka. Jalankan tugas dengan keterbukaan/trarnparan sesuai dengan tupoksi yang telah diatur. Terapkan mekanisme kerja yang jelas dan terukur. Seorang

Page 20: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

20 

Panwas yang professional memahami peraturan perundangan-undagan serta menerapkannya dengan baik dan benar.

Berdasarkan uraian di atas bahwa prinsip soliditas, integritas, mentalitas dan profesionalitas mutlak harus dimiliki oleh pengawas Pemilu. Dalam perjalanannya Bawaslu Provinsi menjadi permanen, di daerah terdapat beberapa masalah terkait dengan soliditas jajaran komisioner Pengawas Pemilu. Hal ini tentu akan mengganggu kinerja pengawas pemilu dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Komisioner Pengawas Pemilu yang tidak solid tentu akan kesulitan dalam mengambil kebijakan/keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Menurut catatan Bawaslu RI masih terdapat sejumlah jajaran pengawas pemilu yang belum berhasil membangun soliditas, baik diantara sesama komisioner maupun antara komisioner dengan sekretariat.

Sebagaimana diketahui Bawaslu sebagai komisi Negara yang independen dikenal bahwa mekanisme rapat pleno merupakan organ tertinggi didalam lembaga tersebut. Mekanisme rapat pleno merupakan salah bentuk musyawarah untuk menghindari dominasi individualis seorang anggota/komisioner dalam pengambilan keputusan/kebijakan lembaga. Setiap pengambilan kebijakan/keputusan harus dilaksanakan melalui rapat pleno yang melibatkan semua komisioner. Mekanisme rapat pleno tersebut juga merupakan amanah Undang-Undang Penyelenggara Pemilu dimana teknis pelaksanaannya dituangkan kedalam Peraturan Bawaslu tentang Tata Tertib Pengawas Pemilu. Mengenai tata cara pengambilan keputusan oleh komisioner di tingkat provinsi yaitu:

a. Pengambilan keputusan dilakukan dalam rapat pleno.

b. Dalam rapat pleno setiap anggota memiliki 1 (satu) suara.

c. Keputusan Pleno merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan.

d. Rapat pleno sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota komisioner.

e. Kehadiran anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan daftar hadir.

f. Keputusan rapat pleno sah apabila disetujui oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota yang hadir.

g. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat di antara 2 (dua) orang anggota yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rapat pleno ditunda paling lama 3 (tiga) jam untuk mengupayakan tercapainya mufakat.

h. Dalam hal tidak tercapai mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), rapat pleno ditunda paling lama 24 (dua puluh empat) jam hingga dihadiri oleh 3 (tiga) orang anggota.

i. Undangan dan agenda rapat pleno disampaikan secara tertulis paling lambat 1 (satu) hari sebelum rapat pleno Bawaslu Provinsi dilaksanakan.

j. Rapat pleno dipimpin oleh Ketua.

k. Apabila ketua berhalangan, rapat pleno dipimpin oleh salah satu anggota yang hadir.

Page 21: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

21 

LEMBAR KERJA 2A

Diskusikan di kelompok anda:

1. Permasalahan apa saja yang anda temukan berkaitan dengan pelaksanaan tugas,

wewenang serta kewajiban pengawas pemilu?

2. Rumuskan langkah-langkah perbaikan apa yang dapat anda dilakukan?

3. Tuangkan hasilnya dalam kertas plano.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

22 

LEMBAR KERJA 2B

Diskusikan di kelompok Anda:

1. Permasalahan apa saja yang dapat anda temukan berkaitan dengan pelanggaran

kode etik penyelenggara pemilu

2. Rumuskan langkah-langkah perbaikan apa yang dapat dilakukan?

3. Tuangkan dalam kertas plano

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

23 

LEMBAR KERJA 2C

Diskusikan di kelompok anda:

1. Permasalahan apa saja yang dapat anda temukan berkaitan dengan permasalahan

pelaksanaan prinsip SIM-P

2. Rumuskan langkah-langkah perbaikan apa yang dapat dilakukan?

3. Tuangkan dalam kertas plano

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

24 

LEMBAR TEST FORMATIF 2

Nama : ___________________

Bawaslu Provinsi : ___________________

Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X)

1. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan merupakan:

a. Tugas Bawaslu Provinsi b. Wewenang Bawaslu Provinsi c. Kewajiban Bawaslu Provinsi d. A,B, dan C salah

2. Manakah jawaban dibawah ini yang tidak termasuk Asas- Asas Umum Pemerintahan Yang Baik:

a. Asas kepastian hukum b. Asas bertindak cermat c. Asas kepentingan Umum d. Asas manfaat

3. Manakah jawaban dibawah ini yang tidak termasuk prinsip Kode Etik Penyelenggara Pemilu:

a. Bertindak profesional b. menggunakan kewenangan berdasarkan hukum c. transparan dan akuntabel d. A, B, dan C salah.

4. Manakah jawaban dibawah ini yang tidak termasuk sanksi pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu:

a. Peringatan tertulis b. Rehabilitasi c. Pemberhentian tetap d. Pemberhentian sementara

5. Apakah mekanisme pengambilan keputusan di Bawaslu Provinsi?

a. Plebisit b. Referendum c. Pleno d. a, b, dan c salah

6. Manakah dibawah ini merupakan syarat sah rapat pleno di Bawaslu Provinsi,:

a. Disetujui oleh minimal 2(dua) anggota b. Dipimpin oleh Kepala Sekretariat c. Diumuman melalui media massa d. a, b, dan c benar

Page 25: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

25 

7. Penyelenggara pemilu harus memiliki integritas. Yang dimaksud dengan memiliki Integritas adalah:

a. Menjamin kualitas kepemiluan b. Menentukan masa depan penyelenggaraan pemilu yang lebih baik c. Menciptakan pemilu yang berintegritas dan berkesinambungan. d. a, b, dan c benar

8. Manakah jawaban di bawah ini yang bukan pelanggaran Kode Etik penyelenggara Pemilu?:

a. Pembiaran terhadap tindakan yang dilakukan KPU secara melanggar hukum b. Keberpihakan terhadap Peraturan perundang-undangan mengenai pemilu c. Keberpihakan terhadap salah satu peserta pemilu d. Mengeluarkan pendapat untuk mendukung peserta pemilu tertentu

9. Siapakah pihak yang harus tunduk pada Kode Etik Penyelenggara Pemilu:

a. Peserta pemilu b. Pemerintah Daerah c. Petugas kampanye d. Pengawas pemilu

10. Manakah yang tidak termasuk SIM P dibawah ini:

a. Soliditas b. Proporsionalitas c. Mentalitas d. Integritas

Page 26: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

26 

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2:

1. C 2. D 3. D 4. B 5. C 6. A 7. D 8. B 9. D 10. B

Page 27: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

27 

MODUL 3

TATA KELOLA ORGANISASI BAWASLU PROVINSI

A. POKOK BAHASAN Tata Kelola Bawaslu Provinsi

B. DESKRIPSI SINGKAT Pokok bahasan ini dimaksudkan untuk membantu peserta dalam menemukenali permasalahan tentang struktur organisasi Pengawas Pemilu, pembidangan tugas Bawaslu Provinsi, dan prinsip-prinsip pengelolaan anggaran, serta merumuskan langkah-langkah perbaikan.

C. SUB POKOK BAHASAN 1. Struktur organisasi Pengawas Pemilu 2. Pembidangan tugas Bawaslu Provinsi 3. Prinsip-prinsip pengelolaan anggaran.

D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menemukenali struktur organisasi Pengawas Pemilu, pembidangan tugas Bawaslu Provinsi, dan prinsip-prinsip pengelolaan anggaran, serta merumuskan langkah-langkah perbaikkan

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah Mengikuti Pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menemukenali permasalahan yang berkaitan dengan struktur organisasi

Pengawas Pemilu, 2. Menemukenali permasalahan yang berkaitan dengan pembidangan tugas

Bawaslu Provinsi, dan 3. Menemukenali permasalahan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip

pengelolaan anggaran 4. Merumuskan langkah-langkah perbaikan.

F. METODE 1. Ceramah Singkat 2. Diskusi kelompok 3. Presentasi 4. Tanya jawab

G. BAHAN / ALAT BANTU 1. Info grafik; 2. Lembar kerja; 3. Naskah pegangan 4. Laptop; 5. LCD; 6. projector; 7. Flipchart.

H. WAKTU (MENIT) 135 Menit

I. BAHAN RUJUKAN 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu 2. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Organisasi, Tugas,

Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panwaslu Kecamatan

Page 28: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

28 

3. Peraturan Bawaslu Nomor 10 Tahun 2012 4. Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2013

J. PROSES PEMBELAJARAN: 1. Fasilitator memulai pembelajaran ini dengan mengingatkan peserta pada

pembelajaran sebelumnya, yaitu dengan menyampaikan hal-hal berikut: a. Sebutkan beberapa asas-asas Umum Pemerintahan yang baik acuan

fasilitator : Acuan jawaban fasilitator: Asas kepastian hukum Asas kesimpangan Asas kesamaan Asas bertindak cermat Asas keadilan dan kewajaran Asas pelaksanaan kepentingan umum

b. Sebutkan beberapa prinsip kode etik penyelenggara pemilu : Acuan jawaban fasilitator: Menggunakan berdasarkan kewenangan hukum Bertindak professional Bersikap dan bertindak nonpartisan dan imparsial Bertindak transparan dan akuntabel

c. Beberapa orang minimal komisioner Bawaslu Provinsi menyetujui keputusan pleno yang sah. Acuan jawaban fasilitator: 2 orang. (5 menit)

2. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini, setelah mengikuti Pembelajaran ini peserta dapat: (5 Menit) a. Menemukenali permasalahan yang berkaitan dengan struktur organisasi

Pengawas Pemilu, b. Menemukenali permasalahan yang berkaitan dengan pembidangan tugas

Bawaslu Provinsi, dan c. Menemukenali permasalahan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip

pengelolaan anggaran d. Merumuskan langkah-langkah perbaikan

3. Fasilitator memberikan ceramah singkat terkait dengan: (Menampilkan slide power point) (5 Menit) a. Permasalahan yang dihadapi Bawaslu Provinsi berkaitan dengan

disharmonisasi Komisioner dengan Kasek Bawaslu Provinsi. b. Permasalahan yang dihadapi Bawaslu Provinsi berkaitan dengan

pembidangan tugas Bawaslu Provinsi c. Permasalahan yang dihadapi Bawaslu Provinsi berkaitan dengan prinsip-

prinsip pengelolaan anggaran.

4. Fasilitator membagikan Naskah Pegangan 3 kepada setiap Peserta dan mengajak perserta untuk mempelajari.

5. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 (tiga) kelompok dengan cara acak melalui berhitung dari 1 (satu) sampai 3 (tiga). Peserta diminta berkumpul/mengelompok sesuai dengan nomor hitungannya; hitungan 1 (satu) menjadi kelompok 1 (satu), hitungan 2 (dua) menjadi kelompok 2 (dua) dan hitungan 3 (tiga) menjadi kelompok 3 (tiga). (5 menit)

6. Fasilitator membagikan Lembar Kerja 3A untuk Kelompok I, Lembar Kerja 3B untuk Kelompok II, dan Lembar Kerja 3C untuk Kelompok III. (5 Menit)

7. Fasilitator menjelaskan aturan main sebagai berikut : a. Setiap kelompok diminta membentuk organisasi kelompok. b. Setiap kelompok mempelajari lembar kerja masing-masing kemudian

Page 29: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

29 

menyiapkan pointers untuk bahan presentasi kelompoknya. c. Pointers dituangkan pada kertas plano dengan menggunakan huruf kapital d. Seluruh tugas kelompok di selesaikan dalam waktu maksimal 15 menit. e. Selama proses diskusi fasilitator melakukan bimbingan-bimbingan kepada

semua kelompok sesuai kebutuhan.

8. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, seluruh kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara berurutan dimulai dari kelompok 1, dengan catatan setiap selesai pemaparan satu kelompok, langsung ditanggapi oleh kelompok lain. (30 menit)

9. Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan termasuk memberi tanggapan, fasilitator melakukan pembulatan. (5 Menit)

10. Fasilitator mempersilakan kepada Narasumber untuk memberikan penguatan pemahaman tentang materi permasalahan yang berkaitan ketiga masalah yang sudah didiskusikan yaitu berkaitan dengan disharmonisasi Komisioner dan Kepala Sekretariat, pembidangan tugas Komisioner dan pengelolaan anggaran. (10 Menit)

11. Fasilitator membagikan dan meminta peserta mengerjakan lembar Test Formatif 3. (5 Menit)

12. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa sesudah ini pembelajaran akan dilanjutkan dengan materi Modul 4 yaitu “Tata Kelola Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden” lalu menyampaikan salam dan menutup pembelajaran.

Page 30: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

30 

NASKAH PEGANGAN 3

TATA KELOLA BADAN PENGAWAS PEMILU PROVINSI

A. STRUKTUR ORGANISASI PENGAWAS PEMILU

Sturuktur Organisasi Pengawas Pemilu diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilu (Perbawaslu) Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilu, Sekretariat Badan Pengawas Pemilu Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan. Jika dibandingkan struktur organisasi berdasarkan Perbawaslu Nomor 30 Tahun 2009 dengan struktur organisasi yang baru terdapat pengembangan struktur yang cukup signifikan. Berikut perbedaan diantara kedua Perbawaslu tersebut.

Organisasi Perbawaslu 30/2009 Perbawaslu 2/2013

1. Bawaslu RI a. Pleno b. Sekretariat c. Alat Kelengkapan

Divisi; dan Pokja

a. Pleno b. Sekretariat Jenderal

Tenaga Ahli/Tim Asistensi

c. Biro d. Bagian e. Sub Bagian; dan f. Kelompok Jabatan

Fungsional 2. Bawaslu Provinsi a. Ketua dan Anggota

b. Sekretariat c. Alat Kelengkapan

Divisi; dan Pokja

a. Pleno b. Sekretariat c. Sub Bagian; d. Kelompok Jabatan

Fungsional 3. Panwaslu Kab/Kota a. Ketua dan Anggota

b. Sekretariat a. Pleno b. Sekretariat

Tabel 1. Perbandingan Struktur Organisasi Pengawas Pemilu

Sebagaimana terlihat dari tabel diatas, alat kelengkapan Bawaslu (Panwaslu) Provinsi terdiri dari Divisi dan Pokja (Kelompok Kerja) namun alat kelengkapan ini dikembangkan menjadi Subbagian dan Kelompok Jabatan Fungsional. Pengembangan ini sebagai akibat dari dipermanenkannya Bawaslu di tingkat provinsi. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu bahwa Panitia Pengawas Pemilu di Provinsi sudah dipermanenkan menjadi Badan Pengawas Pemilu Provinsi.

Bawaslu Provinsi yang telah dipermanenkan, diikuti dengan ditetapkannya sekretariat menjadi satuan kerja sendiri. Dibentuknya satuan kerja di Bawaslu Provinsi bertujuan untuk mempercepat pelayanan atau fasilitasi penyelenggaraan pengawasan pemilu. Garda terdepan pengawasan pemilu dilakukan oleh komisioner dan untuk mempercepat tugas-tugas pengawasan yang dilakukan oleh komisioner maka dibutuhkan dukungan administratif dan teknis operasional. Berdasarkan Undang-Undang sekretariat yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat dan staf-staf sekretariat harus membantu komisioner. Namun faktual dilapangan tidak selalu berjalan dengan baik. Catatan Bawaslu RI menunjukkan bahwa terdapat beberapa Bawaslu Provinsi, dimana Komisioner dan Sekretariat (Kepala Sekretariat) berada dalam posisi disharmonis/kurang solid.

Page 31: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

31 

Berdasarkan catatan Bawaslu RI, terdapat setidaknya 8 (delapan) kasus Bawaslu Provinsi yang hubungan antara Komisioner dan Kepala Sekretariat berjalan kurang harmonis. Pada umumnya hubungan kurang harmonis tersebut disebabkan oleh pengelolaan anggaran yang kurang terbuka yang dilakukan Kepala Sekretariat dan jajaran dibawahnya. Untuk beberapa provinsi, kondisi seperti ini berujung pada penggantian Kepala Sekretariat oleh Komisioner. Tentu saja ini beresiko terhadap pelaksanaan dan pertanggungjawaban tugas-tugas pengawasan pemilu di daerah. Apakah diharmonisasi ini akan terus berlanjut pada pengawasan pemilu presiden tergantung dari apakah ada kemauan Komisioner dan Kepala Sekretariat untuk mau duduk bersama dan mencari win-win solution.

Undang-Undang 15 tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu pasal 107 ayat (4) mengatur bahwa Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi bertanggungjawab kepada Anggota Bawaslu Provinsi. Komisioner dalam konteks ini adalah pleno yaitu kesepakatan diantara dua atau tiga komisioner dalam mengambil keputusan. Dengan demikian soliditas antar komisioner menjadi salah satu faktor penentu soliditas organisasi.

Ruang lingkup komisioner ada pada wilayah kebijakan termasuk kebijakan anggaran, sedangkan ruang lingkup sekretariat adalah pada wilayah administratif dan keuangan. Contohnya adalah kewenangan untuk melakukan perencanaan program dan kontrol pelaksanaan ada di komisioner, tetapi wilayah ini tidak termasuk keterlibatan komisioner dalam menentukan detail anggaran misalnya penentuan pemenang tender, penentuan besaran honorarium komisioner, dan penentuan tempat penyelenggaraan kegiatan. Penjelasan lebih lanjut terkait dengan ruang lingkup kewenangan komisioner dan sekretariat terkait pengelolaan anggaran akan dijelaskan dibagian tiga (Bagian C)

B. PEMBIDANGAN TUGAS BAWASLU PROVINSI

Bawaslu Provinsi mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melakukan pengawasan penanganan pelanggaran dan pembinaan organiasasi. Untuk Bawaslu RI tugas ini dibagi kedalam 5 divisi berdasarkan pasal 19 ayat 2 Perbawaslu Nomor 17 Tahun 2009 tentang Tata Tertib Bawaslu RI. Namun demikian, di Bawaslu RI sendiri dalam proses selanjutnya terjadi perubahan divisi yang diputuskan dalam Pleno Bawaslu RI. Dimana hanya ada 4 (empat) divisi yaitu:

1. Divisi Organisasi, SDM, dan data Informasi;

2. Divisi Pengawasan; 3. Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;

4. Divisi Humas dan Hubungan Antarlembaga.

Sampai saat ini tidak ada ketentuan yang mengatur bahwa Bawaslu Provinsi diwajibkan membentuk divisi. Ketentuan tersebut tidak dimandatkan untuk diterapkan ditingkat Bawaslu Provinsi, meskipun dalam prakteknya terdapat banyak provinsi yang menerapkan prinsip pembagian tugas berdasarkan divisi dengan mengacu kepada pembagian divisi di Bawaslu RI dan menyesuaikan dengan kondisi struktur pembagian sub bagian yang ada di Sekretariat Bawaslu Provinsi.

Penerapan pembagian divisi itu pada prinsipnya digunakan untuk mempermudah pembagian beban kerja namun tetap harus didasarkan pada komitmen bersama untuk pencapaian tujuan oganisasi. Dengan demikian keberagaman bentuk pembagian divisi tidak boleh menjadi faktor penghambat kerja organisasi.

Page 32: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

32 

Ada beberapa Bawaslu Provinsi yang sudah membagi divisi berdasarkan struktur yang ada di sekretariat Bawaslu Provinsi. Artinya Komisioner yang menangani Divisi Umum akan menkoordinasikan Sub Bagian Admnistrasi, Komisioner yang menangani Divisi Pengawasan akan mengkoordinasikan Sub Bagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu, sedangkan Komisioner yang menangani Divisi Hukum akan mengkoordinasikan sub bagian Hukum, Humas dan Hubungan Antar Lembaga dan Subbag Pengawasan yang menangani penanganan pelanggaran. Namun ada beberapa provinsi yang mengadopsi model pembagian divisi seperti yang ada di Bawaslu RI yaitu Divisi Umum, Divisi Pengawasan dan Humas serta Divisi Penanganan Pelanggaran. Kata kuncinya dalam pembagian divisi harus dipertimbangkan prinsip pemerataan beban kerja dan kejelasan garis tanggungjawab antar komisioner.

Berhubungan dengan ini, ada prinsip yang perlu diketahui terkait dengan pembagian kewenangan/distribution of power. Menurut Prof. Jimlly Asshiddiqie bahwa kewenangan/kekuasaan harus selalu dibagi atau dibatasi dengan cara memisah-misahkan kedalam cabang-cabang yang bersifat checks dan balances dalam kedudukan yang sederajat dan saling mengimbang serta mengendalikan satu sama lain, namun keduanya ada kesamaan yaitu memungkinkan adanya koordinasi atau kerjasama.

Lebih lanjut Jimlly dalam bukunya Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid 2 menguraikan pengertian antara division of power dan distribution of power. Istilah-istilah seperation of power, distribution of power, division of power sebenarnya mempunyai arti yang sama saja, tergantung konteks pengertian yang dianut. Untuk di Bawaslu yang lebih tepat adalah distribution of power artinya kewenangan bawaslu secara organisasi didistribusikan ke divisi-divisi, dimana masing masing divisi saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

C. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN ANGGARAN

Penyelenggaraan pemilu dan pengawasannya tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan anggaran yang diberikan oleh negara. Negara mengeluarkan dana yang sangat besar untuk keperluan pemilu. APBN 2014 menganggarkan biaya sebesar 16 Triliun yang akan dipergunakan sebagai anggaran pelaksanaan dalam upaya menciptakan pemilu yang sehat, terencana dan demokratis serta menjaga stabilitas nasional. Biaya 16 Triliun bukanlah nilai yang sedikit untuk menyelenggarakan pesta demokrasi 5 tahunan.

Melalui dana tersebut diharapkan meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada 2014 hingga 75 persen (target KPU). Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pada tahun 2008, pemerintah telah menganggarkan dana sebesar 6,67 Triliun sebagai biaya persiapan tahapan pemilu pada 2009, namun realisasinya hanya mencapai 1.9 triliun. Pada tahun 2009, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar 13 triliun untuk pelaksanaan pemilu, dengan realisasi yang tercatat sekitar 8.5 triliun.

Kalau biaya yang besar ini dikelola tidak sesuai dengan prinsip atau asas dasar pengelolaan anggaran/keuangan, maka dikhawatirkan dana tersebut dipergunakan tidak sesuai peruntukkannya. Dana yang besar itu rawan untuk diselewengkan oleh penyelenggara pemilu yaitu KPU dan jajarannya, Bawaslu dan jajarannya, serta pihak-pihak yang punya kepentingan dalam penyelenggaraan pemilu, misalnya kepolisian, untuk memberikan jaminan keamanan kepada penyelenggara pemilu dan jaminan keamanan proses penyelenggaraan pemilu.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, mengatur beberapa prinsip dasar dalam pengelolaan anggaran atau keuangan negara antara lain akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas,

Page 33: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

33 

proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara; dan pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. Asas Akuntabilitas. Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Asas Profesionalitas. Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Asas Proporsionalitas. Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara. Asas Keterbukaan. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.

Pada tahun 2014, Bawaslu RI mendapat kucuran dana dari APBN sebesar 3,26 triliun atau naik 2, 40 triliun atau 281 persen dibanding tahun 2013. Dana sebesar itu tentu saja rawan disalahgunakan jika Bawaslu dan jajarannya mengabaikan prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan negara. Catatan yang dilansir oleh Indonesian Budget Center (IBC) bahwa ada potensi pemborosan yang dilakukan oleh Bawaslu yaitu besarnya anggaran untuk pembuatan 1 buah juknis/modul dan peraturan, nilainya hampir sama dengan pembuatan sebuah Undang-Undang. Walaupun catatan Indonesian Budget Center (IBC) ini masih debatable, namun ini merupakan kondisi yang akan terjadi jika prinsip-prinsip pengelolaan anggaran/keuangan negara tersebut tidak menjadi perhatian serius oleh Bawaslu dan jajarannya.

Pada tahun 2013 Ditjen Anggaran Kemenkeu telah menetapkan Sekretariat Bawaslu Provinsi menjadi satuan kerja (satker) sendiri. Penetapan ini dilakukan karena pengelolaan anggaran dengan mekanisme 1 satker menghambat proses pencairan anggaran. Konsekuensi penetapan Sekretariat Bawaslu Provinsi menjadi satker sendiri adalah Sekretariat Bawaslu Provinsi bersama Komisioner memiliki kewenangan untuk mengusulkan program, dan mengelola anggaran sendiri. Bawaslu Provinsi bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pegelolaan anggaran pengawas pemilu Provinsi dan Kab/Kota.

Penetapan menjadi satker sendiri akan memperpendek rentang kendali/spin of control birokrasi sehingga tercipta efektifitas dan efesiensi dalam perencanaan dan pengelolaan administrasi dan keuangan di Bawaslu Provinsi. Bawaslu mencatat bahwa dalam beberapa kasus terdapat hubungan yang kurang harmonis antara Komisioner dan Sekretariat (Kasek), khususnya yang terkait dengan perencanaan, pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran. Disharmoni relasi ini disebabkan kurangnya keterbukaan dan lemahnya komunikasi antara Komisioner dan Sekretariat.

ASPEK KOMISIONER SEKRETARIAT

PERENCANAAN

Sebagai pengguna anggaran (PA) memberi arahan kepada sekretariat tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk satu tahun anggaran.

Menyusun anggaran untuk setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Komisioner

Mengarahkan sekretariat untuk mengalokasikan besaran anggaran untuk setiap masing-masing program dan kegiatan

Page 34: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

34 

ASPEK KOMISIONER SEKRETARIAT

(kecuali untuk kegiatan rutin operasional seperti Gaji, Tunjangan, Operasional)

REALISASI

Sekretariat dan seluruh jajarannya menganggarkan seluruh program dan kegiatan yang sudah direncanakan

PERTANGGUNGJAWABAN

Menerima laporan pertanggungjawaban Sekretariat

`Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan/anggaran

KONTROL

Mengingatkan sekretariat untuk inefesiensi penggunaan anggaran

Menjalankan instruksi sebagai upaya perbaikan

Mengarahkan sekretariat untuk melakukan revisi anggaran jika dipandang perlu.

Tabel 2. Ruang Lingkup Kewenangan Pengelolaan Keuangan

Page 35: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

35 

LEMBAR KERJA 3A

Diskusikan dalam kelompok Anda:

1. Permasalahan-permasalahan yang dapat anda temukan berkaitan dengan struktur

organisasi pengawas pemilu

2. Rumuskan langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan.

Page 36: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

36 

LEMBAR KERJA 3B Diskusikan dalam kelompok Anda :

1. Identifikasi permasalahan apa saja yang berkaitan dengan pembidangan tugas

Bawaslu Provinisi sehubungan dengan adanya perubahan dalam struktur

organisasi?

2. Rumuskan langkah-langkah perbaikan yang mungkin diambil?

Page 37: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

37 

LEMBAR KERJA 3C Diskusikan di kelompok Anda:

1. Identifikasi permasalahan apa saja yang berkaitan dengan prinsip-prinsip

pengelolaan anggaran

2. Rumuskan langkah-langkah perbaikan apa yang dapat ditawarkan?

Page 38: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

38 

LEMBAR TES FORMATIF 3

Nama : _______________________

Bawaslu Provinsi : _______________________

Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X)

1. Struktur Organisasi Pengawas Pemilu diatur dalam:

a. Perbawaslu Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setjen dan Sekretariat Provinsi,Kab/Kota dan Kecamatan.

b. Perbawaslu Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setjen dan Sekretariat Provinsi, Kab/Kota dan Kecamtan.

c. Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setjen dan Sekretariat Provinsi, Kab/Kota dan Kecamatan.

d. Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setjen dan Sekretariat Provinsi, Kab/Kota dan Kecamatan.

e. Perbawaslu Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setjen dan Sekretariat Provinsi, Kab/Kota dan Kecamatan

2. Salah satu tujuan dibentuknya Bawaslu Provinsi menjadi satuan kerja (satker) adalah :

a. Mempercepat pelayanan atau fasilitasi penyelenggaraan pengawasan pemilu.

b. Menyelaraskan posisi Sekretariat Bawaslu Provinsi dengan Sekretariat KPU Provinsi.

c. Mempercepat realisasi anggaran

d. Menghindari praktek-praktek koruptif yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Bawaslu RI.

e. Jawaban a dan c benar.

3. Sebutkan faktor dominan hubungan disharmonis antara Komisioner dengan Sekretariat.

a. Minimnya honorarium yang diberikan sekretariat kepada komisioner

b. Pengelolaan anggaran yang kurang terbuka yang dilakukan Kepala Sekretariat dan jajaran dibawahnya.

c. Perilaku kurang menyenangkan yang dilakukan oleh Komisioner

d. Adanya praktek KKN yang dilakukan oleh Kepala Sekretariat dalam mengisi posisi staf di kesekretariatan.

e. Tidak ada jawaban yang benar.

4. Dibawah ini merupakan Divisi yang berlaku dalam struktur organisasi Bawaslu kecuali;

a. Divisi Anggaran

b. Divisi Organisasi, SDM dan Data Informasi

c. Divisi Pengawasan

d. Divisi Hukum Penindakan dan Penanganan Pelanggaran

e. Divisi Humas dan Hubungan Antar Lembaga

Page 39: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

39 

5. Dasar aturan yang membagi pimpinan kedalam bidang-bidang kerja/divisi adalah:

a. Perbawaslu Nomor 1 Tahun 2014

b. Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2014

c. Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2013

d. Belum ada ketentuan resmi yang mengatur pembagian divisi kepada Pimpinan

e. Semua salah

6. Dibawah ini merupakan asas dan prinsip pengelolaan anggaran, kecuali:

a. Asas Akuntabilitas

b. Asas Profesionalitas

c. Asas Proporsionalitas

d. Asas Keterbukaan

e. Asas Kesetaraan

7. Sumber anggaran pelaksanaan Pemilu Presiden tahun 2014 adalah :

a. Bersumber dari APBD

b. APBD dan ABPN

c. APBN

d. Hibah dari Presiden

e. Semua Salah

8. Kewenangan untuk menetapkan Bawaslu Provinsi menjadi Satuan Kerja terletak pada:

a. Kementerian Dalam Negeri

b. Presiden Republik Indonesia

c. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

d. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

e. Sekretariat Jenderal Bawaslu RI.

9. Dampak positif dari penetapan Sekretariat Bawaslu Provinsi menjadi Satuan Kerja adalah

a. Memperpendek rentang kendali sehingga tercipta efektifitas dan efesiensi dalam perencanaan dan pengelolaan administrasi dan keuangan di Bawaslu Provinsi

b. Mempercepat realisasi anggaran.

c. Mempercepat pelayanan atau fasilitasi penyelenggaraan pengawasan pemilu.

d. Jawaban a, b dan c benar

e. Tidak ada jawaban yang benar.

10. Dalam Aspek Perencanaan pengelolaan keuangan ruang lingkup kewenangan komisioner adalah:

a. Menyusun anggaran untuk setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Komisioner

b. Sebagai pengguna anggaran (PA) memberi arahan kepada sekretariat tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk satu tahun anggaran.

c. Terlibat dalam pengelolaan anggaran

d. Terlibat dalam urusan administrasi

e. Jawaban a dan b benar.

Page 40: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

40 

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 3:

1. C 2. E 3. B 4. A 5. D 6. E 7. C 8. D 9. D 10. B  

Page 41: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

41 

MODUL 4

TATA KELOLA PENYELENGGARAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

A. POKOK BAHASAN Tata Kelola penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

B. DESKRIPSI SINGKAT Pokok bahasan ini bertujuan agar untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, dan pelaksanaan non tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dan potensi masalah yang diakibatkan oleh cara kerja KPU dalam menyelenggarakan tahapan pemilu

C. SUB POKOK BAHASAN 1. Tahapan persiapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 3. Pelaksanaan Non Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 4. Potensi permasalahan dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden

D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami tata cara penyelenggaraan tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, dan pelaksanaan non tahapan, serta potensi permasalahan dalam penyelnggaraan pemilu Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menjelaskan tata cara penyelenggaraan tahapan persiapan Pemilu Presiden

dan Wakil Presiden, 2. Menjelaskan tata cara penyelenggaraan tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden

dan Wakil Presiden 3. Menjelaskan tata cara penyelenggaraan pelaksanaan non tahapan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden 4. Menjelaskan potensi masalah yang terjadi pada tahapan Pemilu Presiden dan

Wakil Presiden

F. METODE

1. Curah pendapat 2. Ceramah 3. Tanya Jawab

G. BAHAN/ALAT BANTU

1. Powerpoint presentasi 2. Naskah pegangan 3. Bagan alur 4. Lembar kerja 5. LCD projector 6. Flipchart 7. Laptop 8. Spidol 9. Kertas Plano

Page 42: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

42 

H. WAKTU (MENIT) 90 Menit

I. BAHAN RUJUKAN 1. Undang-undang 42 Tahun 2008 2. Undang-undang 15 tahun 2011 3. PKPU 4. PerBawaslu.

J. PROSES PEMBELAJARAN 1. Fasilitator memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama

2. Fasilitator mereview secara singkat pokok bahasan yang terdapat pada b yaitu Tata Kelola Organisasi Bawaslu provinsi dengan menjelaskan dengan mengajukan 3 (tiga) pertanyaan berikut: (5 menit)

a. Sebutkan implikasi penetapan pembentukan Bawaslu Provinsi menjadi satuan kerja? Acuan jawaban Fasilitator: Pengembangan struktur Mempercepat realisasi anggaran Meningkatkan optimalisasi & efektifitas penyerapan anggaran

b. Sebutkan prinsip pembagian divisi? Acuan jawaban Fasilitator: Mempermudah pembagian beban kerja Bukan penghambat kerja organisasi

c. Sebutkan prinsip-prinsip pengelolaan anggaran? Acuan jawaban Fasilitator: Asas akuntabilitas Asas profesionalitas Asas proporsionalitas Asas keterbukaan

3. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu: (2 menit)

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: a. Menjelaskan tata cara penyelenggaraan tahapan persiapan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden, b. Menjelaskan tata cara penyelenggaraan tahapan pelaksanaan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden c. Menjelaskan tata cara penyelenggaraan pelaksanaan non tahapan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden d. Menjelaskan potensi masalah yang terjadi pada tahapan Pemilu Presiden

dan Wakil Presiden

4. Fasilitator mengajak peserta untuk mengidentifikasi tahapan-tahapan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan cara membandingkan antara tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 tahun 2008 dengan Peraturan KPU Nomor 4 tahun 2014 (10 menit)

NO Tahapan Pilpres berdasarkan Undang-

Undang Nomor 42 tahun 2008

Tahapan Pilpres berdasarkan Peraturan KPU Nomor 4 tahun

2014

1. …… 1. …….

2. …… 2. …….

3. dst 3. dst

Page 43: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

43 

5. Fasilitator menggarisbawahi perbedaan pengaturan tentang tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan kedua peraturan perundang-undangan tersebut. (3 menit)

6. Fasilitator mengajak peserta mengidentifikasi potensi masalah dan langkah pengawasan dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan cara diskusi kelompok.

7. Fasilitator membagi peserta menjadi 2 (dua) kelompok dengan mempertimbangkan keseimbangan kemampuan masing-masing kelompok berdasarkan penilaian fasilitator untuk melaksanakan tugas sebagai berikut: (5 menit)

a. Kelompok A menyusun potensi masalah dan langkah pengawasan Pilpres terkait dengan: 1) daftar pemilih 2) pendaftaran bakal pasangan calon 3) Penetapan pasangan calon, 4) Masa kampanye 5) Dana kampanye

b. Kelompok B menyusun potensi masalah dan langkah pengawasan Pilpres terkait dengan: 1) Masa Tenang, 2) Logistik Pemilu 3) Pemungutan dan penghitungan suara, 4) Rekapitulasi penghitungan suara 5) Penetapan hasil pemilu presiden dan wakil presiden

8. Fasilitator membagikan lembar kerja 4A kelompok 1 dan lembar kerja 4B kelompok 2, dan membagikan Undang-Undang 42 Tahun 2008 tentang Pilpres, Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2014 sesuai dengan tugas tahapan masing-masing kelompok, dan meminta kepada masing-masing kelompok untuk membaca Undang-Undang 42 Tahun 2008 tentang pilpres, Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2014 kepada masing-masing kelompok.

9. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk membentuk organisasi kelompok, dan mempersilahkan masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi dan menuangkan hasil diskusinya ke kertas plano (25 menit)

10. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian, dan dilanjutkan dengan tanggapan dari kelompok lain (25 menit)

11. Fasilitator melakukan pembulatan materi selama 5 menit.

12. Fasilitator mempersilahkan kepada narasumber untuk memberikan penguatan materi persiapan, tahapan pemilu dan aspek penting non tahapan (10 menit).

13. Fasilitator membagikan dan meminta peserta mengerjakan lembar Test Formatif 4. (5 menit)

14. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa sesudah ini pembelajaran akan dilanjutkan dengan materi Modul 5 yaitu “Tata Cara Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden” lalu menyampaikan salam dan menutup pembelajaran.

Page 44: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

44 

NASKAH PEGANGAN 4

TATA KELOLA PENYELENGGARAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

A. TAHAP PERSIAPAN 1. Pengawasan pelaksanaan peraturan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan: a. Pemahaman Peraturan Pilpres b. Ketepatan waktu pelaksanaan tahapan c. Pelaksanaan dan kepatuhan peraturan bagi penyelenggara pemilu, partai

politik dan calon Presiden 2. Sosialisasi, Publikasi dan Pendidikan Pemilih

a. Peraturan b. Tahapan Pilpres c. Partisipasi Pemilih

POTENSI PERMASALAHAN: 1. KPU terlambat dalam mengundangkan aturan tahapan dalam pilpres 2. KPU tidak melaksanakan tahapan Pilpres sesuai dengan aturan yang ada 3. KPU tidak melakukan sosialisasi secara optimal tentang partisipasi pemilih

B. TAHAPAN PELAKSANAAN PEMILU

1. Penyusunan Daftar Pemilih DPT Pemilihan legislatif dijadikan sebagai Daftar Pemilih Sementara DPS pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Tahap-tahap penyusunan meliputi: a. Pemutakhiran daftar pemilih b. Mengidentifikasi Daftar pemilih tambahan c. Penetapan DPT oleh PPS d. Rekapitulasi DPT oleh PPK e. Rekapitulasi DPT oleh Kab/Kota

POTENSI PERMASALAHAN: a. Pemilih yang mempunyai hak pilih tidak terdaftar b. Pemilih yang tinggal +6 bln belum disahkan c. Pemilih meninggal dunia terdaftar dalam DPT d. Nama dan identitas yang sama muncul di TPS berbeda e. WNI dibawah umur terdaftar f. Pemilih tidak memiliki KTP g. TNI/Polri terdaftar dalam DPT h. Terdaftar di DPS tidak terdaftar di DPT i. Pemilih didaerah perbatasan j. Selisih jumlah pemilih dalam PILEG dan PILPRES k. Pemilih ganda l. Daftar pemilih yang tidak lengkap m. DCT Pileg 2014 dengan NIK yang bermasalah sekitar 4jt-an

2. Pencalonan

a. Pengumuman pendaftaran b. Verifikasi berkas pendaftaran oleh KPU c. Penetapan pasangan calon

POTENSI PERMASALAHAN: a. Pasangan calon telat mendaftar dan KPU menerima b. Dokumen persyaratan calon tidak lengkap

Page 45: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

45 

c. Dokumen persyaratan tidak valid d. KPU tidak membuka akses dokumen persyaratan e. KPU tidak menindaklanjuti laporan aduan masyarakat.

3. Kampanye dan Masa Tenang a. Bentuk kampanye b. Jadwal kampanye c. Tim kampanye d. Peserta kampanye e. Materi kampanye f. Larangan kampanye g. Penyiaran kampanye h. Iklan dan Batasan maksimum iklan kampanye i. Larangan bagi media massa dan lembaga penyiara j. Sanksi kampanye

POTENSI PERMASALAHAN: a. Perbedaan definisi kampanye kumulatif b. Pasangan calon telat mendaftarkan pelaksana kampanye c. Curi start kampanye d. Kampanye diluar jadwal e. Kampanye menggunakan fasilitas negara f. Pelibatan pegawai negeri sipil g. Pejabat Negara, Pejabat Daerah, Menteri yang tidak memiliki izin cuti

4. Pemungutan dan Perhitungan Suara Putaran I a. Kewajiban Kegiatan PPS sebelum pemungutan suara b. Pemungutan suara di TPS c. Perhitungan suara di TPS

POTENSI PERMASALAHAN: a. KPPS tidak menggunakan atribut b. KPPS tidak memahami pedoman peraturan pemungutan dan penghitungan

suara c. KPPS tidak menyerahkan surat suara kepada pemilih dalam keadaan

terbuka d. KPPS tidak mengijinkan pemilih yang tidak masuk DPT e. KPPS menginjinkan pemilih yang tidak membawa surat

pemberitahuan memilih f. KPPS tidak berpedoman pada peraturan keabsahan suara g. Surat suara ditandai oleh KPPS h. KPPS tidak memberikan hak bagi saksi i. KPPS tidak memenuhi permintaan penyandang disabilitas j. KPPS tidak membuatkan berita acara k. KPPS tidak memberinkan tanda tinta kepada pemilih.

5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Putaran I a. Pergerakan suara di tingkat PPS: proses rekapitulasi, berita acara

sertifikasi dan pengumuman hasil perhitungan suara b. Pergerakan suara di tingkat PPK: proses rekapitulasi berita acara,

sertifikasi dan pengumuman hasil perhitungan suara c. Pergerakan suara di tingkat Kab/Kota: proses rekapitulasi berita acara,

sertifikasi dan pengumuman hasil perhitungan suara d. Pergerakan suara di tingkat Provinsi: proses rekapitulasi berita acara,

sertifikasi dan pengumuman hasil perhitungan suara

Page 46: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

46 

6. Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden a. Penetapan hasil oleh KPU dalam sidang pleno terbuka b. Penetapan paling lambat 30 hari sejak pemungutan suara c. Pasangan calon terpilih adalah yang memperoleh lebih dari 50% dari 20%

jumlah suara pemilu presiden dan wakil presiden d. Bila mana tidak mencukupi maka dua pasangan dengan jumlah terbesar

akan dikut sertakan dalam pemilihan putaran kedua. e. apabila di peroleh dua pasangan calon dengan jumlah suara yang sama

maka dua-duanya akan diikutsertakan dalam pemilihan putaran kedua. f. apabila ada tiga pasangan calon yang memperoleh jumlah suara yang

sama maka peringkat pertama dan kedua akan dihitung berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara.

g. Pasangan calon terpilih ditetapkan dalam sidang pleno KPU dan dituangkan dalam berita acara hasil pemilu presiden dan wakil presiden.

7. Tahapan Putaran Kedua Sama dengan Tahapan Putaran Pertama Pilpres

C. PELAKSANAAN NON TAHAPAN

1. PELAPORAN DANA KAMPANYE PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN a. Pembukaan rekening khusus dana kampanye dan pembukuan laporan

dana kampanye b. Sumber penerimaan dana kampanye c. Nilai sumbangan dana kampanye d. Laporan dana kampanye e. Audit dana kampanye f. Larangan dalam dana kampanye g. Sanksi

POTENSI MASALAH: 1. Tim Pasangan Calon terlambat dalam pembukaan rekening 2. Tim Pasangan CalonTidak melakukan pembukuan dana kampanye 3. Kelebihan nominal pada sumbangan yang berasal dari pihak lain 4. Tidak lengkapnya bukti dan data pendukung pelaporan dana kampanye 5. KPU tidak mempublikasikan laporan dana kampanye calon 6. KPU terlambat dalam melakukan proses lelang KAP 7. KAP tidak transparan dalam proses audit 8. Laporan Dana kampanye Tim Pasangan Calon tidak diaudit oleh KAP

2. PROSEDUR DISTRIBUSI LOGISTIK a. Pendistribusian perlengkapan surat suara b. Penyerahan perlengkapan pemungutan suara

POTENSI MASALAH: a. KPU terlambat dalam pendistribusian surat suara b. Surat suara pilpres tertukar antar wilayah dapil c. Pengadaan Logistik tidak didasarkan pada jumlah DPT yang ditetapkan. d. Ketertutupan perencanaan distribusi logistic oleh KPU e. Logistik tidak dapat sampai tepat waktu di PPS dan TPS sesuai waktunya f. Logistik pemilu tidak dapat dipergunakan karena keterlambatan distribusi.

Page 47: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

47 

LEMBAR KERJA 4A

1. Diskusikan dalam kelompok Anda : a. Tata cara pelaksanaan persiapan Tahapan dan Non Tahapan sesuai dengan tahapan dan non tahapan yang ditugaskan dalam

pembagian kelompok; b. Ketentuan waktu dalam setiap persiapan Tahapan dan Non Tahapan; c. Pihak terkait dalam pelaksanaan persiapan Tahapan dan Non Tahapan. d. Potensi masalah dalam pelaksanaan persiapan Tahapan dan Non Tahapan

2. Tuangkan hasil diskusi kelompok Anda dalam tabel berikut :

TAHAPAN/NON TAHAPAN WAKTU PIHAK TERKAIT POTENSI MASALAH

Page 48: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

48 

LEMBAR KERJA 4B

1. Diskusikan dalam kelompok Anda : a. Tata cara pelaksanaan persiapan Tahapan dan Non Tahapan sesuai dengan tahapan dan non tahapan yang ditugaskan dalam

pembagian kelompok; b. Ketentuan waktu dalam setiap persiapan Tahapan dan Non Tahapan; c. Pihak terkait dalam pelaksanaan persiapan Tahapan dan Non Tahapan. d. Potensi masalah dalam pelaksanaan persiapan Tahapan dan Non Tahapan

2. Tuangkan hasil diskusi kelompok Anda dalam tabel berikut :

TAHAPAN/NON TAHAPAN WAKTU PIHAK TERKAIT POTENSI MASALAH

Page 49: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 49 

LEMBAR TES FORMATIF 4

Nama : _______________________

Bawaslu Provinsi : _______________________

Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X) 1. Yang termasuk dalam tahapan penyusunan daftar pemilih adalah ;

a. Menggunakan daftar pemilih tetap pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota (Pileg) sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT).

b. Verifikasi kelengkapan identitas pasangan calon presiden dan wakil presiden c. Menggunakan daftar pemilih pemilihan umum kepala Daerah sebagai Daftar

Pemilih Sementara (DPS) d. Melakukan pemutakhiran dengan mendata kembali jumlah warga di tingkat

desa e. Mensosialisasikan kepada pemilih untuk tidak golput pada hari-H

2. Berikut ini adalah materi bentuk-bentuk kampanye, kecuali:

a. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik; b. Penyiaran melalui radio dan/atau televisi; c. Penyebaran bahan kampanye kepada umum; d. Mobilisasi massa untuk memilih d e. Pemasangan alat peraga di tempat umum

3. Komposisi material Tinta dalam pemungutan suara merupakan hal yang penting untuk memberikan simbol bahwa seorang pemilih telah menunaikan hak pilihnya. Berikut ini adalah ketentuan tinta yang disyaratkan di setiap TPS kecuali:

a. tinta harus aman dan nyaman bagi pemakainya, tidak menimbulkan efek iritasi dan alergi pada kulit, dibuktikan dengan sertifikat dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan.

b. Tinta memiliki daya lekat yang kuat dan tidak luntur ketika dilap dengan tisue atau kain setelah jari diangkat dari celupan tinta.

c. Tiap TPS disediakan sebanyak-banyaknya 2 (dua) botol tinta.

d. Tinta harus memiliki daya tahan/lekat selama 3 (tiga) hari, dan memiliki daya tahan terhadap proses pencucian dengan keras baik menggunakan sabun, ditergen, alkohol maupun solvent lainnya.

e. Tinta Berwarna Merah e

4. Pemutakhiran data Pemilih dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh :

a. Pantarlih a b. PPDP c. PPL d. KPU Provinsi e. KPPS

Page 50: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 50 

5. Partai Poltik atau gabungan partai politik dalam mendaftarkan bakal pasangan calon ke KPU wajib menyerahkan :

a. Surat pencalonan yang ditandatangani oleh ketua umum atau sebutan lain sekretaris jenderal a

b. Surat pencalonan yang ditandatangani oleh bendahara umum atau sebutan lain sekretaris jenderal atau sebutan lain yang bergabung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

c. Surat pernyataan pencalonan atas pasangan yang dicalonkan yang ditandatangani oleh pimpinan Partai Politik yang bergabung.

d. berkas aduan kasus pileg pasangan calon e. berkas tanda bukti penerimaan pendaftaran sebagai bakal pasangan calon

6. Berikut ini yang bukan larangan waktu dalam melaksanakan kampanye adalah :

a. Sebelum tanggal dimulai masa kampanye (Kampanye diluar Jadwal) b. dalam masa kampanye, yaitu apabila di luar jadwal yang telah ditentukan

KPU untuk pasangan calon c. 3 (tiga) hari sebelum tanggal dan hari pemungutan suara d. Masa tenang e. Kampanye di jadwal yang telah ditentukan e

7. Bentuk-bentuk kampanye dalam pemilu, kecuali….

a. Tatap muka b. Pertemuan terbatas c. Rapat Umum d. Pemasangan alat peraga d e. Halal bi halal

8. Yang bukan merupakan Sumber Dana Kampanye calon presiden dan wakil presiden adalah …

a. Partai politik

b. Calon presiden dan wakil presiden yang bersangkutan

c. Sumbangan dari pihak-pihak yang tidak mengikat

d. Sumbangan yang diperoleh oleh caleg dan sudah digunakan untuk kampanye

e. Sumbangan perseorangan dan atau badan hukum swasta

9. Batas sumbangan dana kampanye untuk calon presiden dan wakil presiden adalah:

a. perseorangan tidak boleh melebihi Rp10.000.000,00 (sepuluh juta) dan kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha non pemerintah tidak boleh melebihi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

b. perseorangan tidak boleh melebihi Rp100.000.000,00 (seratus juta) dan kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha non pemerintah tidak boleh melebihi Rp500.000.000,00 (lima ratus juta).

c. perseorangan tidak boleh melebihi Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha non pemerintah tidak boleh melebihi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Page 51: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 51 

d. Perseorangan tidak boleh melebihi Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha non pemerintah tidak boleh melebihi Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

e. Perseorangan tidak boleh melebihi Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha non pemerintah tidak boleh melebihi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

10. Berikut ini yang bukan merupakan tahapan penghitungan suara adalah …

a. Membuka kotak suara dengan disaksikan oleh semua yang hadir b. Mengumumkan jumlah pemilih yang namanya tercantum dalam daftar

pemilih tetap untuk TPS yang bersangkutan c. Membuka tiap lembar surat suara, meneliti hasil pencoblosan yang terdapat

pada surat suara, dan mengumumkan kepada yang hadir perolehan suara untuk setiap pasangan calon yang dicoblos

d. Mengeluarkan surat suara dari kotak suara satu demi satu dan meletakkan di meja KPPS

e. Memutuskan apabila suara yang diumumkan berbeda dengan yang disaksikan oleh yang hadir dan/atau saksi pasangan calon

Page 52: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 52 

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 4:

1. A 2. D 3. E 4. A 5. A 6. E 7. D 8. D 9. A 10. B

Page 53: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 53 

MODUL 5

TATA KELOLA PENGAWASAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

A. POKOK BAHASAN

Tata Cara Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

B. DESKRIPSI SINGKAT

Pokok bahasan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang tata cara pengawasan pemilu setiap tahapan berdasarkan standar pengawasan.

C. SUB POKOK BAHASAN 1. Standar Pengawasan Pemilu Presiden 2. Pengawasan Persiapan penyelenggaraan Pemilu Presiden 3. Pengawasan pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu 4. Tata cara pelaporan hasil pengawasan

D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami standar pengawasan, pengawasan tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, dan pelaksanaan non tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan membuat laporan hasil pengawasan.

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:

1. Menjelaskan standar Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2. Menjelaskan pengawasan Persiapan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan

Wakil Presiden 3. Menjelaskan pengawasan pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden 4. Menjelaskan tata cara pelaporan hasil pengawasan Pemilu Presiden dan

Wakil Presiden

F. METODE 1. Brain Stroming (curah pendapat) 2. Diskusi kelompok 3. Village Market (warung partisipasi) 4. Presentasi dan Tanya jawab 5. Ceramah 6. Role play

G. BAHAN / ALAT BANTU 1. Powerpoint presentasi 2. Naskah Pegangan 3. Bagan alur. 4. LCD projector 5. Laptop 6. Flipchart 7. Lembar Kerja 8. Spidol

Page 54: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 54 

H. WAKTU (MENIT)

135 Menit

I. BAHAN RUJUKAN 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu 2. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden 3. Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tahapan Jadual Pemilu

Presiden. 4. Peraturan Bawaslu Nomor 13 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengawasan

Pemilu

J. PROSES PEMBELAJARAN 1. Fasilitator mereview secara singkat pokok bahasan yang terdapat pada

modul 4 yaitu Tata Kelola Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan menjelaskan dengan mengajukan 3 (tiga) pertanyaan berikut: (5 menit)

a. Sebutkan urutan tahapan penyelenggaran pemilu presiden dan wakil presiden Acuan jawaban Fasilitator: Pemutakhiran dan Penyusunan Daftar Pemilih Pencalonan Kampanye Dana Kampanye Masa Tenang Pemungutan dan Penghitungan Suara Rekapitulasi Perhitungan Suara Pengumuman dan Penetapan Presiden dan Wakil Presiden

b. Sebutkan acuan/dasar hukum Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Acuan jawaban Fasilitator: UU No 42 tahun 2008 PKPU 4 tahun 2014

c. Potensi Masalah pada tahapan dalam pelaksanaan pilpress Acuan jawaban Fasilitator: Hampir semua tahapan ada potensi masalah dalam proses penyelenggaraan mulai dari pemutakhiran, pencalonan, kampanye, dana kampanye, masa tenang, pemungutan dan penghitungan suara, rekapitulasi, pengumuman dan penetapan presiden dan wakil presiden.

2. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari modul ini, yaitu: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: a. Menjelaskan standar Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden b. Menjelaskan pengawasan Persiapan penyelenggaraan Pemilu Presiden

dan Wakil Presiden c. Menjelaskan pengawasan pelaksanaan tahapan penyelenggaraan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden d. Menjelaskan tata cara pelaporan hasil pengawasan Pemilu Presiden

dan Wakil Presiden

3. Fasilitator melakukan curah pendapat tentang tahapan, sub tahapan, pelaksana dan waktu pelaksanaan pilpres dengan cara: (10 menit) a. Meminta kesediaan 6 orang peserta untuk menjadi relawan. b. 6 orang maju ke depan secara bersama-sama c. Fasilitator membagi 6 orang tersebut menjadi 2 kelompok d. Fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk menuliskan tahapan-

Page 55: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 55 

tahapan Pilpres di atas kertas plano yang tersedia. e. Fasilitator meminta masing-masing kelompok membacakan hasil tugas

kelompoknya f. Fasilitator meminta kepada peserta yang lain untuk menilai hasil kerja

kelompok 1 g. Fasilitator mencatat semua masukan / koreksi dari peserta terhadap

hasil kinerja kelompok 1 dan menempelkan masukan tersebut di metalplan

h. Fasilitator meminta kepada peserta yang lain untuk menilai hasil kerja kelompok 2

i. Fasilitator mencatat semua masukan / koreksi dari peserta terhadap hasil kinerja kelompok 2 dan menempelkan masukan tersebut di metalplan

j. Fasilitator memeriksa dan membetulkan jawaban kelompok dan jawaban peserta atas tahapan yang benar.

4. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa perbedaan mekanisme penyelenggaraan tahapan antara pemilu legislatif dan Pilpres, dan perbedaan tugas dan fungsi penyelenggara pemilu. Fasilitator mencatat jawaban-jawaban peserta pada kertas plano. (5 menit)

5. Fasilitator menanyangkan matrik/tabel perbedaan mekanisme penyelenggaraan tahapan antara pemilu legislatif dan Pilpres, dan perbedaan tugas dan fungsi penyelenggara pemilu, dan membandingkannya dengan jawaban-jawaban dari peserta. (5 menit)

6. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 (tiga) kelompok dengan cara acak melalui berhitung dari 1 (satu) sampai 3 (tiga). Peserta diminta berkumpul/mengelompok sesuai dengan nomor hitungannya; hitungan 1 (satu) menjadi kelompok 1 (satu), hitungan 2 (dua) menjadi kelompok 2 (dua) dan hitungan 3 (tiga) menjadi kelompok 3 (tiga).

7. Fasilitator membagikan naskah pegangan kepada seluruh peserta dan soft copy lembar kerja 3 kepada setiap kelompok.

8. Fasilitator menjelaskan tugas masing-masing kelompok sebagai berikut: a. Kelompok 1: Menyusun rencana pengawasan Non Tahapan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden. b. Kelompok 2: Menyusun rencana pengawasan Tahapan Daftar Pemilih

dan Pungut Hitung Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. c. Kelompok 3: Menyusun rencana pengawasan Tahapan Kampanye,

Dana kampanye, dan Rekapitulasi Penghitungan Suara Presiden dan Wakil Presiden.

9. Fasilitator membagikan Lembar Kerja 5A kepada Kelompok 1, Lembar Kerja 5B kepada Kelompok 2, Lembar Kerja 5C kepada Kelompok 3, dan meminta peserta untuk mengerjakan dalam waktu 40 menit.

10. Fasilitator memimpin diskusi dengan metode “Warung Partisipatif” dengan cara : a. Fasilitator meminta Juru bicara masing-masing kelompok untuk berdiri di

samping penayangan hasil kelompok yang memuat hasil diskusi kelompoknya

b. Fasilitator meminta:

Putaran 1 (10 menit) 1) Anggota kelompok 1 mengunjungi warung kelompok 2, lalu Juru

Bicara Kelompok 2 diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan anggota kelompok 1. Anggota kelompok 1 memberi masukan terhadap hasil kerja kelompok 2. Juru bicara kelompok 2 mencatat masukan dari kelompok 1.

Page 56: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 56 

2) Anggota kelompok 2 mengunjungi warung kelompok 3, lalu Juru Bicara Kelompok 3 diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan anggota kelompok 2. Anggota kelompok 2 memberi masukan terhadap hasil kerja kelompok 3. Juru bicara kelompok 3 mencatat masukan dari kelompok 2.

3) Anggota kelompok 3 mengunjungi warung kelompok 1, lalu Juru Bicara Kelompok 1 diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan anggota kelompok 3. Anggota kelompok 3 memberi masukan terhadap hasil kerja kelompok 1. Juru bicara kelompok 1 mencatat masukan dari kelompok 3.

Putaran 2 (10 menit) Setelah putaran 1 selesai, fasilitator memulai putaran 2, dengan mengulang tahapan sebagaimana putaran pertama. Putaran ketiga (5 menit) Semua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing dan melakukan perbaikan berdasarkan masukan dari kelompok lain.

11. Setelah 3 putaran diatas fasilitator menyampaikan catatan terhadap proses diskusi warung partisipatif sekaligus memberikan pembulatan pemahaman.(5 menit)

12. Selanjutnya Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa kegiatan penyusunan kalender pengawasan telah selesai. Fasilitator mengajak peserta rehat. (10 menit)

13. Setelah waktu rehat selesai fasilitator menayangkan paparan tentang: (5 menit) a. Kewajiban Pengawas Pemilu untuk membuat laporan hasil pengawasan; b. tata cara pengisian formulir hasil pengawasan; c. kewajiban Pengawas Pemilu untuk membuat kontrol atas pengawasan

yang dilakukan.

14. Fasilitator meminta peserta untuk kembali berkumpul dalam kelompok sebelumnya, dan menjelaskan. pembagian tugas masing-masing kelompok sebagai berikut:

a. Kelompok 1: mengerjakan lembar kasus 1 dan 2. b. Kelompok 2: mengerjakan lembar kasus 3 dan 4. c. Kelompok 3: mengerjakan lembar kasus 5 dan 6.

15. Fasilitator membagikan lembar kasus, Formulir A kepada masing-masing kelompok, dan meminta kepada masing-masing kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok atas lembar kasus tersebut dalam waktu 10 menit.

16. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergiliran, masing-masing kelompok, berikut tanya jawabnya selama 5 menit. (15 menit)

17. Fasilitator melakukan pembulatan atas hasil diskusi butir 10 dan 15. (10 menit)

18. Fasilitator mempersilakan kepada Narasumber untuk memberikan penguatan materi seluruh proses pengajaran pengawasan. (15 menit)

19. Fasilitator membagikan dan meminta peserta mengerjakan lembar Test Formatif 5. (5 menit)

20. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa sesudah ini pembelajaran akan dilanjutkan dengan materi Modul 6 yaitu “Hubungan Kelembagaan Dan Kehumasan Dalam Mendorong Pengawasan Partisipatif” lalu menyampaikan salam dan menutup pembelajaran.

Page 57: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 57 

LAPORAN HASIL PENGAWASAN PEMILU

__________________________________________________________________

I. Data Pengawas Pemilu: Nama Pelaksana Tugas Pengawasan:……..………………………………………… Jabatan*

:………………………………………………… Nomor Surat Perintah Tugas :…….………………………………………….. Alamat** :….……………………………………………..

II. Kegiatan Pengawasan***: 1. Kegiatan I

a. Bentuk : …………………………………………………………………

b. Tujuan : …………………………………………………………………

c. Sasaran : …………………………………………………………………

d. Waktu Dan Tempat : …………………………………………………………………

2. Kegiatan II

a. Bentuk : ………………………………………………………………..

b. Tujuan : ………………………………………………………………..

c. Sasaran : ………………………………………………………………..

d. Waktu Dan Tempat : ………………………………………………………………..

3. Kegiatan III a. Bentuk :

……………………………………………………………….. b. Tujuan :

……………………………………………………………….. c. Sasaran :

……………………………………………………………….. d. Waktu Dan Tempat :

………………………………………………………………..

Formulir Model A 

KOP 

LEMBAGA* 

Page 58: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 58 

III. Informasi Dugaan Pelanggaran****: 1. Peristiwa

a. Peristiwa :.......................................... b. Tempat Kejadian :.......................................... c. Waktu Kejadian :.......................................... d. Pelaku***** :.......................................... e. Alamat :...........................................

2. Saksi – saksi****** 1. Nama : .....................................................................

Alamat : .....................................................................

2. Nama : ..................................................................... Alamat : ..................................................................... 3. Nama : ..................................................................... Alamat : .....................................................................

3. Bukti-Bukti : a. ............................................................................................................ b. ............................................................................................................ c. ............................................................................................................ d. ............................................................................................................

4. Uraian singkat Dugaan Pelanggaran: ……………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………….

………, ............................, 20...…..

Pelaksana Tugas,

…………………………..

*sesuai dengan nama lembaga. ** *** **** ***********

Page 59: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 59 

LEMBAR KASUS 1

Dalam kegiatan sosialisasi pilpres 2014 yang dilakukan oleh PPK Kecamatan OVj,

ada seorang peserta yang meminta kesempatan bicara. Pada saat diberikan

kesempatan berbicara, peserta ini malah melakukan orasi dan berkampanye untuk

pasangan calon presiden Atik Arfan dan Dilla Ardila pasangan calon nomor urut 3.

Kampanye ini tidak dihentikan oleh PPK, bahkan setelah orang tersebut

berkampanye, Abdul Gofur Camat OVj malah memberikan aplaus panjang dan

menambahkan pujian atas pasangan calon Atik Arfan dan Dilla Ardila ini. Karena

tidak dihadiri oleh seorang pun pengawas pemilu, acara sosialisasi ini berubah

menjadi acara kampanye. Keesokan harinya, Lesmana salah seorang peserta yang

kemungkinan bukan simpatisan dari pasangan calon ini datang melaporkan hal

tersebut ke kantor Panwaslu. Sayangnya, dengan alasan keamanannya, Lesmana

tidak berani menjadi saksi, dia hanya memberikan foto kegiatan dan foto daftar

absen dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Atas kejadian ini, apa yang seharusnya

dilakukan oleh pengawas pemilu, tuangkan dalam Formulir Model A.

Page 60: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 60 

LEMBAR KASUS 2

Pada saat surat suara pilpres tiba di Kabupaten Hasrat Tinggi, KPU Kab Hasrat

Tinggi langsung menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) surat suara

dari pihak perusahaan tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pada saat

akan dilakukan penyortiran, didapatkan surat suara rusak, surat suara yang bukan

peruntukannya dan jumlah total surat suara yang dikirimkan kurang dari DPT

ditambah 2% di Kab Hasrat Tinggi. Mengetahui hal ini, Sukardin Anggota Panwaslu

Kab Hasrat Tinggi yang melakukan pengawasan melekat di kantor KPU

kebingungan. Akhirnya dia menghubungi Sudarmin ketua Panwaslu Kab Hasrat

Tinggi. Sebagai Pengawas Pemilu, apa yang harus dilakukan? Tuangkan dalam

Formulir Model A

Page 61: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 61 

LEMBAR KASUS 3

Dalam pelaksanaan pemuktahiran data pemilih, Ali anggota PPS Kelurahan Suka

dempet-dempetan tidak memasukan beberapa nama dalam sebuah keluarga.

Adapun alasan Ali, karena Ali mengetahui keluarga yang bersangkutan sedang

melakukan perjalanan ke luar negeri. Pada saat pengumuman DPS, nama-nama

dalam keluarga sebagaimana dimaksud, tidak terdaftar dalam DPS.sekembalinya

dari Luar negeri, keluarga ini melakukan protes kepada Ali dan meminta PPS

memasukan mereka kedalam DPS perbaikan. Pasca kejadian tersebut, nama-nama

yang sebelumnya tidak ada dalam DPS, masuk ke dalam DPS Perbaikan. Namun

pada saat pengumuman DPT, nama-nama dari keluarga tersebut, tidak ada dalam

daftar yang diumumkan. Melihat nama-nama mereka hilang dari DPT Pilpres,

keluarga tersebut melaporkan kejadian ini kepada Akbar yang merupakan PPL.

Bagaimana seharusnya Akbar bertindak, jelaskan dan tuangkan apa yang

seharunya dilakukan oleh Akbar dalam Formulir Model A.

Page 62: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 62 

LEMBAR KASUS 4

Pada saat pelaksanaan pungut hitung, ada sejumlah pemilih melakukan kesalahan

mencoblos sampai surat suara cadangan habis. Karena surat suara cadangan

habis, maka KPPS tidak berani untuk memberikan surat suara yang bukan

cadangan kepada pemilih, yang kedapatan sial karena saat meminta ganti surat

suara salah mencoblos ternyata surat suara cadangan sudah habis. Dikarenakan

orang tersebut adalah simpatisan pasangan calon presiden no urut 4, saksi

pasangan calon presiden no urut 4 marah dan mulai membuat keributan. Tumpal

PPL yang bertugas di TPS tersebut tidak berdaya atas desakan saksi maupun KPPS

yang kebingungan dalam menyelesaikan masalah ini. Akhirnya Tumpal

menghubungi Anto ketua Panwascam. Jelaskan apa yang harus Anto lakukan ketika

dia hadir di TPS yang sedang ricuh tersebut. Tuangkan apa yang harus dilakukan

Anto dalam Formulir Model A.

Page 63: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 63 

LEMBAR KASUS 5

Pada pelaksanaan kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden Sukri

dan Airin mendatangi desa rindu order selalu. Kebetulan kepala desanya adalah

Aisah yang merupakan kk sepupu dari Airin. Dalam kegiatan kampanye tersebut,

Airin telah membuatkan panggung dan karpet merah dari gerbang desa menuju

kantor desa yang diubah menjadi tempat lesehan untuk pasangan calon presiden ini

berkomunikasi dengan warga desa. Selain itu, Aisah pun menyiapkan konsumsi

seadanya dalam acara tersebut. Menurut pengakuan Bule, bendahara desa, total

anggaran yang habis digunakan dari kas desa adalah Rp1.500.000,00 sebagai

seorang PPL, Taufik tidak berani menghalangi kegiatan ini, akhirnya dia

menghubungi Mashuri Ketua Panwaslu Kabupaten. Apa yang harus dilakukan oleh

Mashuri setelah di tlp oleh PPL nya. Buatkan dalam Formulir Model A.

Page 64: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 64 

LEMBAR KASUS 6

Dalam acara rekapitulasi hasil penghitungan pilpres 2014 di Kabupaten Penderitaan

Cinta, ditemukan perbedaan hasil rekapitulasi kecamatan yang akan di rekap,

dengan data C1 TPS pasangan calon presiden dan wakil presiden no urut 1.

Berdasarkan rekapan C1 TPS, Tim pemenangan pasangan calon presiden no urut 1

mengklaim telah kehilangan suara sejumah 500 suara di kecamatan yang akan di

rekap tersebut. Selain itu, mereka juga mengklaim bahwa bukan saja di 1

kecamatan mereka dirugikan, namun di 5 kecamatan dari 7 kecamatan yang ada di

Kabupaten Penderitaan Cinta. Karena KPU Kab Penderitaan CInta tidak

menggubris, Tim Pemenangan pasangan calon no urut 1 ini marah dan mulai

mengebrak-gebrak meja bahkan membalikan meja. Apa yang harus dilakukan oleh

Bayu yang juga hadir dalam acara rekapitulasi penghitungan surat suara di Kab

Penderitaan Cinta ini. Tuangkan sikap yang harus diambil oleh Bayu dalam formulir

model A.

Page 65: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 65 

NASKAH PEGANGAN 5

TATA CARA PENGAWASAN PEMILU

STANDAR PENGAWASAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional, dijelaskan bahwa standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metoda yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Dalam hal pengawasan, definisi standar pengawasan pemilu dapat diartikan sebagai pembakuan tata cara dan metode pengawasan yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan penyelenggaraan maupun penyelenggara pemilu dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan kekinian dan masa depan untuk memastikan pelaksanaan pemilu taat dan patuh asas serta aturannya. Dengan demikian, setiap aktivitas pengawasan harus direncanakan, dilaksanakan dan dikontrol berdasarkan standar pengawasan yang telah disusun. Adapun variabel yang harus masuk dalam standar pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi dan pemetaan potensi kerawanan pelanggaran pada:

a. setiap tahapan Pemilu; b. Setiap aspek pada kegiatan non tahapan Pemilu. Adapun Identifikasi dan pemetaan potensi kerawanan pelanggaran ditentukan berdasarkan: a. perintah atau larangan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; b. ketentuan peraturan perundang-undangan yang tidak jelas dan tidak tegas

sehingga berpotensi menimbulkan multi tafsir antar pemangku kepentingan; c. adanya perbedaan penafsiran antar pemangku kepentingan dalam

memahami ketentuan peraturan perundang-undangan; d. subjek atau pelaku yang berpotensi melakukan pelanggaran; dan e. wilayah pengawasan dengan mempertimbangan tinggi rendahnya tingkat

kerawanan dan besarnya potensi pelanggaran pada wilayah tertentu berdasarkan pengalaman Pemilu sebelumnya.

2. Berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi kerawanan pelanggaran Pengawas Pemilu menentukan fokus pengawasannya. Fokus pengawasan adalah setiap kontribusi yang diberikan oleh pihak terkait, yang secara langsung ataupun tidak, namun mempengaruhi keberlangsungan tahapan pemilu.

3. Teknis Pengawasan atas fokus pengawasan, hasil pemetaan potensi kerawanan yang ada, pengawas pemilu menyusun: a. Alat kelengkapan pengawasan yang akan digunakan. Adapun alat

kelengkapan yang dimaksud adalah: Pengawas Pemilu disetiap tingkatan, Kelompok kerja pengawasan, Tim Pengawasan, dll. Alat kelengkapan ini tentunya harus disesuaikan dengan fokus yang akan diawasi berdasarkan ruang lingkupnya.

b. Instrumen dan/atau alat kerja pengawasan yang akan digunakan. Adapun instrumen yang akan digunakan ini adalah: Peraturan Bawaslu Terkait, Kalender Pengawasan, Surat Edaran Pengawasan, Supervisi dan Monitoring serta Evaluasi, perlengkapan dan peralatan IT, panduan pengawasan dan formulir maupun checklist pengawasan terkait.

c. Metode pengawasan atas pengejawantahan strategi yang akan digunakan. Adapun beberapa metode pengawasan sebagaimana dimaksud adalah:

Page 66: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 66 

Pengawasan surat menyurat (layar), Pengawasan Melekat (waskat), Pengawasan Dokumen (litelatur), Pengawasan Penelusuran, Pengawasan Audit, Pengawasan Tracking, dll.

4. Laporan Pengawasan atas setiap pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan, pengawas pemilu wajib membuat laporan hasil pengawasan dalam Formulir Model A. Hasil pengawasan dapat berupa informasi awal potensi pelanggaran (bukan pelanggaran) dan/atau temuan dugaan pelanggaran. Dalam hal belum terpenuhinya alat bukti maupun informasi atas dugaan pelanggaran yang ditemukan pasca berakhirnya pengawasan, Pengawas pemilu dapat melakukan penelusuran dengan memanggil pihak-pihak terkait atas terjadinya sebuah dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud. Hasil pengawasan wajib teradministrasikan selambat-lambatnya 3 hari pasca ditemukan dan/atau diketahuinya dugaan pelanggaran.

5. Dalam hal ditemukan terjadinya dugaan pelanggaran, Pengawas Pemilu memutuskannya dalam Rapat Pleno dan dituangkan dalam Formulir Model A-2.

6. Pasca berakhirnya tahapan dan ataupun kegiatan pemilu non tahapan, pengawas pemilu wajib membuat laporan akhir pengawasan yang berisi seluruh kegiatan pengawasan dan evaluasi menyeluruh atas fungsi pengawasan yang telah dilakukan.

ADMINISTRASI HASIL PENGAWASAN Sebagaimana diamanatkan dalam UU No.15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu, setiap tingkatan pengawas pemilu wajib memberikan laporan pengawasan setiap tahapannya kepada tingkatan diatasnya. Selain itu, khusus bagi Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota sampai dengan Bawaslu wajib melakukan pengelolaan, pemeliharaan dan pengarsipan dokumen. Atas dasar amanat Undang-Undang ini, pengawas pemilu wajib membuat sebuah standar pelaporan dan pendokumentasian atas pelaksanaan fungsi pengawasan di setiap masing-masing tingkatan.

Standarisasi Administrasi Pengawasan

1. Formulir Hasil Pengawasan Model A Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bawaslu Nomor …. Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengawasan Pemilihan Umum, disebutkan bahwa setiap pengawas pemilu wajib menuangkan hasil pengawasannya kedalam formulir hasil pengawasan Model A. Selanjutnya jika hasil pengawasan tersebut mengandung temuan dugaan pelanggaran, Pengawas Pemilu memutuskannya dalam Rapat Pleno dan dituangkan dalam Formulir Model A-2.

2. Jurnal periodik rekap hasil pengawasan Atas hasil pengawasan yang telah dilakukan dan dituangkan melalui formulir pengawasan, pengawas pemilu wajib mencatatkannya kedalam jurnal periodik pengawasan. Jurnal ini kemudian dikirimkan kepada Lembaga Pengawas Pemilu setingkat diatasnya dengan ketentuan sebagai berikut: a. PPL kepada Panitia Pengawas Kecamatan setiap hari Rabu. b. Panwaslu Kecamatan kepada Panwaslu Kabupaten/Kota setiap hari Kamis. c. Panwaslu Kabupaten/Kota kepada Bawaslu Provinsi setiap hari Jumat. d. Bawaslu Provinsi kepada Bawaslu RI setiap hari Sabtu.

3. Laporan akhir pengawasan tahapan Dalam hal telah berakhirnya pengawasan dalam setiap tahapannya, Pengawas Pemilu wajib membuat laporan akhir hasil pengawasan di masing-masing wilayah kerjanya. Adapun laporan ini harus segera dikirimkan kepada Pengawas Pemilu setingkat di atasnya berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

Page 67: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 67 

a. PPL kepada Panitia Pengawas Kecamatan, dikirimkan 1 minggu sejak berakhirnya tahapan.

b. Panwaslu Kecamatan kepada Panwaslu Kab/Kota, dikirimkan 2 minggu sejak berakhirnya tahapan.

c. Panwaslu Kab/Kota kepada Bawaslu Provinsi dikirimkan 3 minggu sejak berakhirnya tahapan.

d. Bawaslu Provinsi kepada Bawaslu RI dikirimkan 4 minggu sejak berakhirnya tahapan.

Page 68: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 68 

Lembar Kerja Plano I TAHAP PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN 2014

NO TAHAPAN SUB TAHAPAN PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

     

     

      

     

      

     

      

     

     

     

     

     

 

 

Page 69: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 69 

PERBEDAAN PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN TAHUN 2014

NO TAHAPAN PERBEDAAN

PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRESIDEN

1 Pemuktahiran dan

Penyusunan Daftar

Pemilih

DPS didapat dari hasil Sinkronisasi DP4 dengan DPT

pemilu terakhir

DPS langsung didapat dari DPT Pileg (tanpa

memasukan DPKhusus, DPKtb)

DPS Hasil Perbaikan didapat dari hasil perbaikan

DPS atas masukan masyarakat.

DPS Pemuktahiran didapat dari hasil

pemuktahiran DPS dengan DPTb, DPK,

DPKTb dan Pemilih baru pasca Pemilu

Anggota DPR, DPD, DPRD

DPS Hasil Perbaikan Akhir didapat dari hasil

masukan masyarakat atas DPSHP yang telah

diumumkan

DPT didapat dari hasil perbaikan DPS

Pemuktahiran atas masukan masyarakat.

DPT didapat dari hasil masukan masyarakat atas

DPSHP Akhir

Pendaftaran dan pemuktahiran dilakukan oleh

PPS.

Pendaftaran dan pemuktahiran dilakukan oleh

Pantarlih

Jumlah maksimal pemilih dalam 1 TPS adalah 500

pemilih

Jumlah maksimal pemilih dalam 1 TPS adalah

800 Pemilih

2 Peserta Partai Politik dan Calon Perseorangan yang telah

ditetapkan KPU setelah dinyatakan memenuhi

persyaratan.

Partai Politik dan/atau gabungan partai politik

yang memiliki 20% kursi DPR RI dan/atau

perolehan suara 25% dari perolehan suara sah.

Page 70: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 70 

NO TAHAPAN PERBEDAAN

PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRESIDEN

Pejabat negara yang mencalonkan diri menjadi calon

anggota legislatif tidak harus mengundurkan diri.

Pejabat negara yang mencalonkan diri menjadi

calon presiden dan/atau wakil presiden harus

mengundurkan diri. Khusus bagi Gubernur, wakil

gubernur, bupati, wakil bupati dan walikota serta

wakil walikota harus mendapat persetujuan dari

Presiden.

3 Daerah Pemilihan Daerah Pemilihan DPRD Kab/Kota, Daerah

Pemilihan DPRD Provinsi, Daerah Pemilihan DPR RI,

dan Daerah Pemilihan Provinsi bagi DPD.

Seluruh wilayah Republik Indonesia dan Luar

negeri

4 Kampanye Ada pembagian jenis kampanye yang diperbolehkan

berdasarkan waktu. Kampanye yang boleh dilakukan

3 hari pasca penetapan peserta pemilu dan

Kampanye 21 hari (media dan rapat umum)

Tidak ada pembagian jenis kampanye, seluruh

jenis kampanye hanya diperbolehkan 30 hari

saja.

Pelaksana kampanye dibentuk dan disusun

berdasarkan wilayah administrasi partai (DPP,

DPD/DPW, DPC/DPD)

Pelaksana kampanye dibentuk dan disusun

ditingkat pusat dimana tim kampanye pusat dapat

membentuk tim kampanye di tingkat provinsi dan

kab/kota.

5 Metode pemberian Suara Dilakukan dengan cara mencoblos Dilakukan dengan cara mencontreng/mencentang

6 Rekapitulasi Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan peserta Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan

Page 71: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 71 

NO TAHAPAN PERBEDAAN

PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRESIDEN

pemilu di TPS di mulai dari tingkat PPS. peserta pemilu di TPS di mulai dari tingkat PPK.

Logistik Pemilu hasil penghitungan di TPS

diserahkan kepada PPS pada hari yang sama.

Logistik Pemilu hasil penghitungan di TPS

diserahkan kepada PPK melalui PPS pada hari

yang sama.

7 Penentuan Calon Terpilih Perolehan kursi ditentukan dengan cara membagikan

kursi kepada Partai Politik Peserta Pemilu secara

proporsional berdasarkan perolehan suara Partai

Politik dan jumlah kursi di daerah pemilihan masing-

masing

Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon

yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima

puluh persen) +1 dari jumlah suara dalam Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya

20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi

yang tersebar di lebih dari ½ (setengah) jumlah

provinsi di Indonesia.

1. DPR RI

a. Tahap pertama, Peserta pemilu yang berhak

mendapatkan Kursi DPR RI adalah yang

memenuhi perolehan suara paling sedikit 3.5%

dari suara sah.

b. Tahap kedua, kursi dibagikan kepada Partai

Politik yang memenuhi Bilangan Pembagi

Pemilu (BPP) atau kelipatannya.

c. Tahap ketiga, jika masih ada kursi yang belum

Ditentukan dengan putaran kedua.

1. Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih

yang memiliki suara 50% + 1 berikut

persebarannya, maka Pasangan Calon yang

memperoleh suara terbanyak pertama dan

kedua dipilih kembali oleh rakyat secara

langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden dalam putaran kedua.

2. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan

Page 72: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 72 

NO TAHAPAN PERBEDAAN

PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRESIDEN

terbagi, maka kursi tersebut diberikan kepada

Partai Politik yang memiliki sisa suara

terbanyak.

2. DPRD Prov/Kab/Kota

a. Tahap pertama, Kursi bagi DPRD

Prov/Kab/Kota, langsung dibagi kepada parpol

dengan cara membagi perolehan suara parpol

dengan BPP di dapil yang bersangkutan.

b. Tahap kedua, jika masih ada sisa kursi, kursi

diberikan sampai habis kepada parpol yang

memiliki sisa suara terbanyak di dapil yang

bersangkutan, sampai kuota kursi habis.

jumlah yang sama diperoleh oleh 2 (dua )

Pasangan Calon, kedua Pasangan Calon

tersebut dipilih kembali oleh rakyat secara

langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden dalam putaran kedua.

3. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan

jumlah yang sama diperoleh oleh 3 (tiga)

Pasangan Calon atau lebih, penentuan

peringkat pertama dan kedua dilakukan

berdasarkan persebaran wilayah perolehan

suara yang lebih luas secara berjenjang.

4. Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua

dengan jumlah yang sama diperoleh oleh

lebih dari 1 (satu) Pasangan Calon,

penentuannya dilakukan berdasarkan

persebaran wilayah perolehan suara yang

lebih luas secara berjenjang.

Page 73: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 73 

KALENDER PENGAWASAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

TAHUN 2014

NO TAHAPAN SUB TAHAPAN WAKTU

POTENSI KERAWANAN DAN PIHAK

TERKAIT

FOKUS PENGAWASAN

PENGAWASAN KETERANGAN/

PELAKSANA HULU TENGAH HILIR

1 Penyusunan Daftar Pemilih

Permintaan data WNI yang berumur 17 tahun pada tanggal 10 April s/d 9 Juli 2014 kepada Kemendagri

3 s/d 23 Mar 2014

Penetapan DPT Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD menjadi DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

24 s/d 30 Mar 2014

Sinkronisasi DPT Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD (DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden) dengan DPTb, DPK, DPKTb dan Pemilih baru pasca Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD

11 s/d 20 Apr 2014

2 Dst….

Page 74: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 74 

FORMULIR MODEL A

NO ITEM KETERANGAN

1 IdentitasPengawas Orang yang melakukan aktivitas pengawasan

2 Kegiatan Monev/Supervisi/Analisa Media dst….

Bentuk Sidak/turun kelapangan

FGD

Dst….

Tujuan

Observasi

Pengumpulan data

Kotroling kegiatan pengawasan

Dst…..

Sasaran

Kondisi dan situasi Lapangan

Data aktivitas pengawasan

Implementasi dan pelaksanaan Aturan yang dibuat KPU

Kepatuhan pengawas pemilu

Kepatuhan peserta pemilu

Waktu Kapan dilaksanakannya

Tempat Wilayah yang menjadi tujuan kegiatan

3 Peristiwa Kejadian yang benar terjadi (Faktual), Sebuah aktivitas dalam domain tahapan penyelenggaraan pemilu. Tidak harus selalu merupakan dugaan pelanggaran, namun dapat juga yang menurut peraturan-perundang-undangan pemilu telah terjadi dugaan pelanggaran dengan atau tanpa adanya korban.

Tempat Kejadian KeteranganTitik/wilayah dimana kejadian/aktivitas domain pemilu terjadi.

Waktu Kejadian Keterangan kapan kejadian tersebut terjadi, pukul/hari/bulan/tanggal/tahun

Pelaku Orang (siapapun)/lembaga (apapunbentuknya) yang melakukan aktivitas/kejadian dalam domain pemilu berlangsung.

Korban Orang (siapapun)/lembaga (apapun bentuknya) yang dirugikan baik sadar maupun tidak akibat dari aktivitas si pelaku jikan terjadi dugaan pelanggaran.

Alamat Pelaku Keterangan di mana si pelaku berdomisili

Alamat Korban Keterangan dimana si korban berdomisili jika terjadi dugaan pelanggaran

4 Saksi Orang (siapapun)/lembaga (apapun bentuknya) yang mengetahui dan/atau menyaksikan aktivitas dalam domain pemilu yang dilakukan si pelaku.

Alamat Saksi Keterangan di mana si saksi berdomisili

5 Bukti-Bukti Foto, rekaman percakapan,rekaman video, pernyataan si pelaku, pernyataan korban, pernyataan saksi (lebih dari satu), barang yang digunakan dalam melakukan aktivitas si pelaku, benda/uang (jika money politik atau suap)

6 Uraian Singkat Paparan secara deskripsi dan/atau narasi yang tersistematis yang

Page 75: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 75 

NO ITEM KETERANGAN

Kejadian dapat menceritakan kembali kejadian yang diduga merupakan pelanggaran tersebut secara runtut dalam pola 5 W+1 H

Deskriptif Laporan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat, suasana atau hal lain). Atau laporan jenis ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Karangan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.

Naratif Laporan sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsure berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsure pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsure itu bersatu, ketiga unsure itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah laporan yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur

     

 

Page 76: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 76 

LEMBAR TES FORMATIF 5

Nama : _________________________

Bawaslu Provinsi : _________________________

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat!

1. Manakah pernyataan yang benar dari empat pernyataan dalam tahapan pendataan

dan pemuktahiran daftar pemilih pemilu presiden tahun 2014.

a. Pelaksana pendataan Pemilih pada Pilpres 2014 adalah Pantarlih

b. Pelaksana pemuktahiran data pemilih pada Pilpres adalah PPDP

c. Pelaksana pemuktahiran data pemilih pada Pilpres adalah PPS

d. Pelaksana pendataan pemilih pada Pilpres adalah PPDP

2. Berikut adalah pemilih yang memiliki hak pilih dalam pemilu pilpres 2014, kecuali

a. Pemilih dalam DPT Pileg 2014

b. Pemilih Khusus dalam Pileg 2014

c. Anak berusia 16 tahun sudah pernah melahirkan

d. Anak berusia 13 tahun sudah pernah menikah

3. Sebutkan jenis pelanggaran yang terjadi, jika seorang terdaftar dalam DPT dengan

cara memalsukan tanggal lahirnya.

a. Pelanggaran etik

b. Pelanggaran pidana

c. Pelanggaran administrasi

d. b dan c benar

4. Sebutkan dimana penetapan DPT pileg dilakukan …

a. Di desa kelurahan oleh PPS

b. Di kecamatan oleh PPK

c. Di kab/kota oleh KPU Kab/Kota

d. Di provinsi oleh KPU Provinsi

5. Sebutkan jumlah dukungan persyaratan pencalonan dalam pilpres 2014

a. 20 % perolehan suara sah pileg 2014

b. 25 % perolehan suara sah pileg 2014

c. 30 % perolehan suara sah pileg 2014

d. Semua jawaban benar

Page 77: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 77 

6. Kapan waktu pelaksanaan kampanye Pilpres diluar media elektronik dan media cetak

dimulai.

a. 1 Hari setelah penetapan pasangan calon

b. 3 Hari setelah penetapan pasangan calon

c. 7 Hari setelah penetapan pasangan calon

d. 2 minggu sebelum pelaksanaan masa tenang pilpres

7. Sebutkan siapa pemberi mandat saksi di TPS pada saat pungut hitung Pilpres 2014

a. Parpol pengusung presiden dan wakil presiden

b. Pasangan calon presiden dan wakil presiden

c. Tim Pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden

d. Parpol pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden

8. Mana sumbangan dana kampanye yang diperbolehkan dalam pelaksanaan kampanye

presiden 2014

a. Sumbangan dana kampanye sejumlah 3 Miliar rupiah dari Komunitas TKI

Hongkong

b. Sumbangan dana kampanye sejumlah 500 juta dari saudara kembar yang sudah

berkewenegaraan Nigeria

c. Sumbangan dana kampanye sejumlah 100 juta dari Pabrik Semen BUMD

d. Sumbangan dana kampanye 10 juta dari anggaran desa.

9. Berapa jumlah maksimal DPT dalam sebuah TPS pada pelaksanaan Pilpres 2014

a. 400 pemilih

b. 500 pemilih

c. 600 pemilih

d. 800 pemilih

10. Sebutkan dimana suara pemilih hasil pemungutan suara di TPS direkap untuk pertama

kali

a. PPS

b. PPK

c. Kab/Kota

d. Provinsi

Page 78: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 78 

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 5:

1. C 2. C 3. D 4. C 5. B 6. B 7. C 8. A 9. D 10. B

Page 79: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 79 

MODUL 6

HUBUNGAN KELEMBAGAAN DAN KEHUMASAN DALAM MENDORONG PENGAWASAN PARTISIPATIF

A. POKOK BAHASAN Hubungan kelembagaan dan kehumasan dalam mendorong pengawasan partisipatif

B. DESKRIPSI SINGKAT Pokok bahasan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kehumasan dalam menindaklanjuti kerjasama yang telah dibangun oleh Bawaslu dengan lembaga lain dan sosialisasi pengawasan.

C. SUB POKOK BAHASAN 1. Peningkatan kualitas kerjasama pengawasan pemilu 2. Sosialisasi pengawasan pemilu 3. Meningkatkan peranan Humas

D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan mampu meningkatkan kompetensinya di bidang kehumasan dan hubungan antar lembaga serta menindaklanjuti kerjasama yang telah dibangun oleh Bawaslu RI dengan lembaga lain dan sosialisasi pengawasan.

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menindaklanjuti kerjasama yang telah dibangun oleh Bawaslu dengan lembaga

lain 2. Melaksanakan sosialisasi pengawasan Pemilu kepada masyarakat 3. Meningkatkan kompetensinya di bidang kehumasan dan hubungan antar lembaga

F. METODE 1. Brainstorming 2. Ceramah 3. Diskusi kelompok.

G. BAHAN/ALAT BANTU

1. Powerpoint presentasi 2. Lembar kerja 3. Bahan bacaan 4. Bagan alur. 5. LCD projector 6. Flipchart 7. Video

H. WAKTU 90 Menit

I. BAHAN RUJUKAN

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu

2. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Page 80: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 80 

4. Peraturan Bawaslu RI Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perbawaslu No 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panwaslu Kecamatan.

J. PROSES PEMBELAJARAN

1. Fasilitator memulai pembelajaran ini dengan mengingatkan peserta pada pembelajaran sebelumnya, yaitu Tata Cara Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dengan menyampaikan pertanyaan berikut: (3 menit)

a. Sebutkan alur tindak lanjut dari hasil pengawasan?

Acuan jawaban Fasilitator:

Hasil pengawasan dituangkan dalam Formulir Model A

1) Jika tidak ada pelanggaran berhenti di Formulir Model A

2) Ada pelangaran berlanjut ke Pleno untuk kemudian ditindak lanjuti dengan pengisian Formulir Model A-2. Jika pleno memutuskan tidak ada pelanggaran maka berhenti

b. Sebutkan alat kelengkapan dalam lembaga pengawas pemilu?

Acuan jawaban Fasilitator:

1) Bawaslu

2) Bawaslu Provinsi

3) Panwaslu Kabupaten/Kota

4) Panwaslu Kecamatan

5) PPL

2. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran Modul 6 ini yaitu:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: (2 menit) a. Menindaklanjuti kerjasama yang telah dibangun oleh Bawaslu dengan

lembaga lain b. Melaksanakan sosialisasi pengawasan Pemilu kepada masyarakat c. Meningkatkan kompetensinya di bidang kehumasan dan hubungan antar

lembaga

3. Fasilitator menayangkan contoh berita tentang pengawasan pemilu, dan meminta tanggapan dari peserta. (5 menit)

4. Fasilitator menggarisbawahi beberapa tanggapan peserta. (5 menit)

5. Selanjutnya fasilitator mempersilahkan Narasumber untuk memaparkan materi pembelajaran yang memuat hal-hal berikut: (15 menit)

a. Tindaklanjut kerjasama yang telah dibangun oleh Bawaslu dengan lembaga lain khususnya tata cara bekerja sama dengan KPID, KPAID, Komisi Informasi Daerah dan Pemerintah Daerah.

b. Pelaksanaan sosialisasi pengawasan Pemilu kepada masyarakat khususnya memfasilitasi pembuatan audiovisual materi sosialisasi

c. Peningkatan kompetensi dibidang kehumasan khususnya mengidentifikasi isu-isu layak diberitakan media meanstream

6. Setelah selesai pemaparan, fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan tanggapan/pertanyaan. (5 menit)

Page 81: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 81 

7. Selanjutnya fasilitator membagi peserta menjadi 3 (tiga) kelompok, dengan cara meminta peserta menghitung satu, dua, dan tiga, lalu mengulanginya lagi, lalu yang angka satu jadi kelompok satu, angka dua jadi kelompok dua, dan angka tiga jadi kelompok tiga. Kemudian masing-masing kelompok diminta membentuk organisasi kelompok.

8. Fasilitator membagikan Naskah Pegangan 6 dan Lembar Kerja 6A kepada Kelompok 1, Lembar Kerja 6B kepada Kelompok 2, dan Lembar Kerja 6C kepada Kelompok 3, yakni: (15 menit):

a. Kelompok 1 : Mengindentifikasi isu-isu pemilu yang layak diberitakan di wilayah masing-masing serta alasannya

d. Kelompok 2 : Mengindentifikasi objek-objek yang dapat dikerjasamakan oleh pengawas pemilu dengan KPID, KPAID, Komisi Informasi Daerah, Pemerintah Daerah dan/atau lembaga- lembaga lainnya

b. Kelompok 3 : Mengidentifikasi dan menyusun rencana pembuatan materi sosialisasi secara cetak, audio dan audiovisual.

9. Hasil kerja kelompok dituangkan dalam kertas plano dan ditempelkan di depan kelas.

10. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan ditanggapi kelompok lain. (25 menit)

11. Fasilitator melakukan pembulatan hasil diskusi kelompok. (5 menit)

12. Setelah selesai, Fasilitator mempersilahkan narasumber untuk memberikan penguatan dan pengayaan pemahaman. (5 menit)

13. Fasilitator membagikan dan meminta peserta mengerjakan lembar Test Formatif 6. (5 Menit)

14. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa sesudah ini pembelajaran akan dilanjutkan dengan materi Modul 7 yaitu “Prosedur Penanganan Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden” lalu menyampaikan salam dan menutup pembelajaran

Page 82: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 82 

NASKAH PEGANGAN 6

HUBUNGAN KELEMBAGAAN, SOSIALISASI, DAN KEHUMASAN, DALAM MENDORONG PENGAWASAN PARTISIPATIF

Bimbingan teknis (bimtek) hubungan antar-lembaga, sosialisasi, dan kehumasan kali ini difokuskan untuk komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi. Materi bimbingan teknis yang dibahas sesuai dengan subpokok bahasan bimtek yaitu meningkatkan komptensi dalam membangun hubungan antarlembaga, meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan sosialisasi pengawasan, dan meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan kehumasan.

Subpokok hubungan antarlembaga membahas tentang bagaimana mengidentifikasi objek-objek pengawasan yang bisa dikerjasamakan oleh Bawaslu Provinsi dengan lembaga-lembaga negara yang ada di tingkat provinsi. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Komisi Penyiaran Indonesia Daerah, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah, Komisi Informasi Daerah, Pemerintah Daerah, dan lembaga lain yang memungkinkan untuk diajak kerja sama. Subpokok ini juga membahas bagaimana cara Bawaslu Provinsi membangun hubungan antarlembaga dan apa saja hasil yang diharapkan dari hubungan kerja sama tersebut.

Subpokok sosialisasi pengawasan membahas tentang bagaimana mengidentifikasi dan menyusun rencana pembuatan bahan-bahan sosialisasi. Subpokok ini juga membahas bentuk-bentuk sosialisasi dan media sosialisasi. Subpokok kehumasan membahas tentang bagaimana mengidentifikasi fakta atau keterangan hasil pengawasan yang layak diberitakan media. Subpokok ini juga membahas materi publikasi dan ragam media baik media media umum, media internal, maupun media jejaring sosial. Masing-masing subpokok ini dibahas lebih rinci mulai dari pengertian hingga contoh-contoh yang dapat menuntun peserta dalam meningkatkan komptensi mereka. Berikut penjelasaan rinci masing-masing subpokok:

A. HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA

Bawaslu bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilu dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran untuk terwujudnya pemilu yang demokratis. Sehubungan dengan itu, Bawaslu dapat mengupayakan dukungan secara optimal dari lembaga pemerintah dan komisi/badan negara independen yang disebut sebagai mitra dalam pengawasan penyelenggaraan pemilu. Dukungan tersebut dapat dilaksanakan melalui kerjaama antara Bawalu dan mitra tersebut.

Kerjasama antara Bawaslu Provinsi dengan mitra belum diatur secara rinci dalam sebuah Peraturan Bawaslu. Namun demikian, apabila mengacu pada Perbawaslu Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerjasama Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, kerjasama dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman bersama.

Dokumen perjanjian kerjasama sesuai ketentuan tersebut paling sedikit memuat maksud dan tujuan, subjek, hak dan kewajiban, ruang lingkup, jangka waktu, keadaan memaksa atau force majeure, penyelesaian perselisihan, dan pembiayaan.

Kerjasama dapat dilaksanakan diawali dengan usulan yang dapat diajukan oleh mitra kepada Bawaslu Provinsi atau oleh Bawaslu Provinsi kepada mitra. Ruang lingkup kerjasama ini adalah pemantauan tahapan penyelenggaraan pemilu, pemantauan tindaklanjut rekomendasi dan kegiatan lain yang sifatnya mendukung pengawasan Pemilu.

Page 83: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 83 

Pada praktiknya selama ini di Bawaslu RI, tugas-tugas yang berhubungan dengan kerjasama antarlembaga dilaksanakan oleh Pimpinan Bawaslu Divisi Humas, Hubungan Antar Lembaga, dan Sosialisasi. Pada jajaran Sekretariat Jenderal, sebagaimana diatur dalam Perbawaslu No 2 Tahun 2013, tugas ini dilaksanakan oleh Subbagian Hubungan Antar Lembaga. “Perbawaslu No 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panwaslu Kecamatan, Pasal 56 huruf c. Subbagian Hubungan Antar Lembaga; Pasal 57 ayat (3) Subbagian Hubungan Antar Lembaga sebagai dimaksud dalam Pasal 56 huruf c mempunyai tugas melakukan urusan hubungan dan kerjasama antar lembaga”

Pada Sekretariat Bawaslu Provinsi, tugas-tugas Hubungan Antar Lembaga ini dilaksanakan oleh Subbagian Hukum, Humas, dan Hubungan Antar Lembaga. Menurut Pasal 83 ayat (3) Perbawaslu No 2 Tahun 2013 Subbagian ini bertugas melakukan penyiapan bahan kajian hukum, bantuan hukum, hubungan masyarakat, dan hubungan antar lembaga.

Dalam melaksanakan tugas Hubungan Antar Lembaga, Bawaslu dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga yang akan diajak kerjasama berdasarkan UU No 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu dan UU No 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Berikut ini lembaga-lembaga yang mungkin diajak oleh Bawaslu Provinsi dalam pengawasan penyelenggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden:

No Pasal Lembaga Keterangan

1 75 ayat (1) huruf b

Lembaga Kearsipan Provinsi

Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh Bawaslu Provinsi.

2 75 ayat (1) huruf d

KPU Provinsi Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi untuk ditindaklanjuti.

3 126 ayat (1) dan (2)

Pemerintah Daerah

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, wewenang, dan kewajibannya, Penyelenggara Pemilu, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan dan fasilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Fasilitas yang dimaksud yang berkaitan dengan tugas Pengawas Pemilu: Penugasan personil pada sekretariat

Panwaslu Kabupaten/Kota dan Panwascam.

Penyediaan sarana ruangan sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota dan Panwascam.

Pelaksanaan sosialisasi Monitoring kelancaran

penyelenggaraan pemilu. Dan kegiatan lain sesuai dengan

kebutuhan pelaksanaan pemilu setelah ada permintaan dari pengawas pemilu.

Tabel 1. Lembaga Negara Menurut UU No 15 Tahun 2011

Page 84: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 84 

Pada Tabel 1 di atas pada poin 3, Bawaslu Provinsi, menurut ketentuan UU No 15 Tahun 2011, dapat meminta Pemerintah Provinsi agar memfasilitasi kegiatan-kegiatan penertiban alat peraga kampanye (APK) yang melanggar ketentuan. Selain itu, sangat mungkin Bawaslu Provinsi meminta fasilitasi Pemerintah Daerah sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.

No Pasal Lembaga Keterangan

1. 56 ayat (1) Komisi Penyiaran Indonesia dan Dewan Pers

Melakukan pengawasan atas pemberitaan, penyiaran dan iklan kampanye yang dilakukan oleh lembaga penyiaran atau media massa cetak.

2. 83 ayat (2) huruf c

KPU Provinsi Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi tentang pelanggaran kampanye untuk ditindaklanjuti.

3. 83 ayat (2) huruf d

Polri

Meneruskan temuan dan laporan tentang pelanggaran tindak pidana Pemilu Presiden dan Wakil Presiden kepada Polri.

4. 190 ayat (1) dan (2)

Pemilih, Pemantau, pasangan calon/Tim Kampanye

Bawaslu Provinsi menerima laporan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada setiap tahapan. Laporan dapat disampaikan pemilih, pemantau, dan pasangan calon/Tim Kampanye.

5. 196 ayat (1), (2), (3), (4).

Penuntut Umum (Jaksa)

Polri menyampaikan hasil penyidikan ke penuntut umum.

6. 197 ayat (1), (2), (3)

Hakim Khusus Pengadilan Negeri

Sidang pemeriksaan perkara pidana pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilakukan oleh hakim khusus.

7. 198 ayat (2), (3), (4), (5)

Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi memeriksa dan memutus perkara banding. Putusan PT merupakan putusan terakhir dan mengikat serta tidak ada upaya hukum lain.

8. 100 ayat (2) Kantor Akuntan Publik KPU, KPU Provinsi, KPU kabupaten/kota menyampaikan laporan penerimaan dan penggunaan dana kampanye kepada kantor akuntan publik.

Tabel 2. Lembaga-lembaga Menurut UU 42 tahun 2008

Bawaslu Provinsi dapat bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Daerah (KPID) dalam mengawasi pelanggaran kampanye di media massa. KPID berwenang menjatuhkan sanksi kepada pihak media massa. Sementara Bawaslu menangani pasangan calon dan Pelaksana Kampanye yang melakukan pelanggaran.

Berdasarkan Pasal 57 UU No 42 Tahun 2008, KPID berwenang menjatuhkan sanksi antara lain berupa terguran tertulis; penghentian sementara mata acara yang bermasalah; pengurangan durasi dan waktu pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye; denda; dan pembekuan kegiatan pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye untuk waktu tertentu.

Pasal 64 UU No 42 Tahun 2008 ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa dalam melaksanakan kampanye, Presiden dan Wakil Presiden dan pejabat negara lainnya dilarang menggunakan fasilitas negara. Fasilitas negara sebagaimana dimaksud ayat (1) antara lain berupa radio daerah. Berkaitan dengan pengawasan penggunaan radio daerah dalam pelaksanaan kampanye, Bawaslu Provinsi juga dapat bekerja sama dengan KPID.

Page 85: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 85 

Dalam menangani pemberitaan media cetak, Bawaslu Provinsi melalui Bawaslu RI dapat berkoordinasi dengan Dewan Pers. Dewan Pers memang hanya terdapat di DKI Jakarta. Lembaga ini tidak terdapat di provinsi.

Hasil pengawasan yang diharapkan dari kerjasama Bawaslu dengan KPID antara lain audio/video tentang kampanye melalui media massa, iklan kampanye yang ditayangkan yang melanggar ketentuan isi dan jumlah spot yang ditentukan, dan data tentang penayangan hasil survei atau hitung cepat yang melanggar ketentuan.

Selain yang secara jelas disebut dalam UU 15 tahun 2011 dan UU No 42 tahun 2008, terdapat juga lembaga-lembaga yang dapat diajak untuk pengawasan penyelenggaran pemilu. Lembaga-lembaga tersebut tertera dalam tabel berikut ini:

No Pasal Lembaga Keterangan

1. 2 huruf g UU 42 Tahun 2008

Komisi Informasi Daerah

Penyelenggara Pemilu berpedoman pada asa keterbukaan.

2. 41 ayat (2) huruf j UU No 42 Tahun 2008

Komisi Perlindungan Anak Indonsia Daerah

Untuk mengawasi pelibatan anak. Dalam ketentuan ini dilarang mengikutsertakan warga negara indonesia yang tidak memiliki hak pilih.

3. 95

PPATK

Media

ICW

LSM antikorupsi

Dan kampanye yang berasal dari pihak lain berupa sumbangan yang sah menurut hukum dan bersifat tidak mengikat dan dapat berasal dari perseorangan, kelompok, perusahaan, dan/atau badan usana nonpemerintah.

4. 103 ayat (4) Setiap orang yang menggunakan anggaran pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, BUMND, pemerintah desa atau sebutan lain dan badan usaha milik desa untuk disumbangkan atau diberikan kepada pelaksana kampanye dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam UU ini.

5. 220 Setiap orang yang memberi atau menerima dana kampanye melebihi batas yang ditentukan dipidana dengan penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 24 bulan dan denda paling sedikit Rp1 miliar dan paling banyak Rp5 miliar.

6. 222 ayat (2) Pelaksana kampanye yang menggunakan dana dari sumbangan yang dilarang dan/atau tidak melaporkan dan/atau tidak menyetorkan ke kas negara sesuai batas waktu yang ditentukan dipidana dengan penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 24 bulan dan denda sebanyak tiga kali dari jumlah sumbangan yang diterima.

Tabel 3. Lembaga-Lembaga yang Terkait Pengawasan Pemilu

Tabel 3 poin 1 menunjukkan bahwa Bawaslu Provinsi dapat bekerjasama dengan Komisi Informasi Daerah (KID) untuk memastikan bahwa penyelenggaraan pemilu berlangsung sesuai dengan asas keterbukaan. Bawaslu Provinsi berkoordinasi dengan KID untuk memastikan KPU Provinsi sebagai penyelenggara melaksanaan keterbukaan informasi publik dalam melaksanakan setiap tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Page 86: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 86 

Tabel 3 poin 2 menunjukkan Bawaslu Provinsi dapat bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) untuk mengawasi pelibatan anak dalam kampanye Pilpres. Dalam ketentuan UU 42 Tahun 2008, pelibatan anak dalam kampanye dikenai sanksi pidana. Berbeda dengan UU No 8 Tahun 2012 yang sanksinya administrasi.

Berdasarkan ketentuan UU No 42 Tahun 2008, setiap pelaksana kampanye yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud Pasal 41 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 bulan dan paling lama 12 bulan dan denda paling sedikit Rp30 juta dan paling banyak Rp60 juta.

Hasil yang diharapkan dari kerjasama Bawaslu Provinsi dengan KPAID adalah fakta, foto, audio, dan video kampanye yang melibatkan anak-anak. Khusus untuk pelibatan anak dalam kampanye ini, Bawaslu bisa bekerjasama sekaligus dengan KPID dan KPAID terkait dengan pengawasan kampanye di media massa yang melibatkan anak-anak.

Tabel 3 poin 3 hingga 6 menunjukkan bahwa Bawaslu Provinsi melalui Bawaslu RI dapat bekerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk mengungkap aliran dana yang masuk dan keluar dari/ke rekening khusus dana kampanye padangan Calon Presiden Dan Calon Wakil Presiden. Sedangkan kerjasama dengan media massa, Indonesia Corruption Watch, dan LSM antikorupsi dapat dilaksanakan untuk menelusuri identitas penyumbang dan belanja dana kampanye Pemilu Presiden da Wakil Presiden.

Sebagai catatan bahwa pada Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD yang baru saja dilaksanakan pada 9 April 2014 bahwa Bawaslu RI telah melaksanakan kerja sama dengan sejumlah lembaga mitra sebagaimana dicantumkan dalam Tabel 4 berikut ini.

Mitra Bawaslu RI pada Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Tahun 2014:

NO LEMBAGA OUTPUT KETERANGAN

1. KPI Hasil pengawasan kampanye melalui media massa yang melanggar ketentuan masa kampanye.

Hasil pengawasan mengenai parpol yang melanggar durasi dan jumlah spot penangan iklan kampanye.

Hasil pengawasan kampanye terselubung melalui media massa yang dikemas seperti berita dan kegiatan lainnya.

Hasil-hasil pengawasan disampaikan ke publik melalui konfrensi pers dan publikasi media massa dan website Bawaslu RI.

2. PPATK Hasil pengawasan berupa informasi awal tentang transaksi mencurigakan dari penyumbang ke rekening khusus dana kampanye peserta pemilu.

Informasi awal sudah didapat oleh Bawaslu. Ini akan ditindaklanjuti setelah adanya laporan akhir dan audit dana kampanye peserta pemilu.

3. KPAI Hasil pengawasan berupa pelibatan anak-anak dalam

Bawaslu dan KPAI menggelar konfrensi pers bersama

Page 87: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 87 

NO LEMBAGA OUTPUT KETERANGAN

kampanye. mengumumkan peserta pemilu yang melanggar kampanye melibatkan anak-anak.

4. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Saling tukar nara sumber antara Bawaslu RI dan Kementerian PP dan PA dalam mendorong agar perempuan aktif mengawasi pemilu.

Berbagai seminar dan kegiatan sosialisasi pengawasan mengikutsertakan pihak Kementerian PP dan PA sebagai nara sumber.

Bawaslu Provinsi harus membangun dan memelihara komunikasi untuk merumuskan isu-isu yang bisa ditangani bersama dengan lembaga mitra tersebut dan memublikasikannya. Bawaslu harus mampu meyakinkan bahwa lembaga-lembaga tersebut beperan penting dalam mewujudkan pemilu yang demokratis dan berkualitas.

B. SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU Pengawasan Pemilu merupakan hak semua warga negara Indonesia yang

memiliki hak pilih. Dasarnya adalah Pasal 2 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Pemilik kedaulatan sesungguhnya adalah rakyat. Dengan demikian rakyat yang berdaulat dalam menentukan siapa pemimpinnya melalui pemilu.

Pemilu secara langsung oleh rakyat merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sehubungan dengan itu rakyat sebagai pemilik suara berhak mengawasi sendiri suaranya agar tidak diselewengkan pihak-pihak yang ingin berbuat curang. Kehadiran Bawaslu Provinsi dibutuhkan untuk memfasilitasi setiap warga negara agar mau dan mampu mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum agar suara mereka tidak hilang dan terwujud pemilu yang demokratis.

Bawaslu Provinsi dalam memfasilitasi warga negara agar mau dan mampu mengawasi penyelenggaraan pemilu dapat dilaksanakan melalui sosialisasi pengawasan Pemilu.

Sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga Tahun 2007, sosialiasi memiliki arti yaitu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya. Masih dalam KBBI, sosialiasi juga memiliki arti upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat.

Dengan demikian sosialisasi pengawasan pemilu dapat diartikan sebagai upaya memasyarakatkan pengawasan pemilu dengan cara mengenalkan dan memberi pemahaman kepada masyarakat. Hasil yang diharapkan dari sosialisasi ini adalah masyarakat dapat menghayati pengawasan pemilu yang pada penerapannya masyarakat ikut serta mencegah dan atau melaporkan pelanggaran pemilu ke pengawas pemilu.

Page 88: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 88 

Sosialisasi pengawas pemilu yang dimaksud tidak sama dengan sosialiasi yang disebut dalam Pasal 187 ayat (1) UU No 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Sosialisasi sesuai Pasal 187 tersebut lebih ditekankan pada sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih yang menjadi kewengan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara sosialisasi pengawasan pemilu yang dimaksud dalam subpokok ini didasarkan pada Pasal 190 ayat (1) dan (2) UU No 42 Tahun 2008. Ketentuan Pasal 190 ini mengatur bahwa Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu apangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri menerima laporan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada setiap tahapan penyelenggaraan. Laporan tersebut dapat disampaikan oleh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, pemantau, dan pasangan calon/tim kampanye. Dalam hal ini, sosialisasi yang dimaksud adalah bagaimana melaksanakan sosialiasi pengawasan pemilu kepada pemilih dan pemantau agar mau dan mampu melaporkan pelanggaran pemilu ke Pengawas Pemilu.

Sosialisasi pengawasan pemilu ini merupakan kegiatan sesuai dengan amanah UU No 15 Tahun 2011 Pasal 73 ayat (2) yang memberi tugas kepada Bawaslu RI mengawasi penyelenggaraan pemilu dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran untuk terwujudnya pemilu yang demokratis.

Tugas sosialiasi tersebut ditegaskan lagi dalam Perbawaslu No 2 Tahun 2013 bahwa kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh Bagian Sosialisasi yang ada dalam Biro Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu. Bagian Sosialiasi ini mempunyai tugas melaksanakan urusan fasilitasi pelaksanaan sosialisasi, evaluasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu, dan melaksanakan urusan tata usaha Biro. Bagian Sosialisasi ini terdiri dari tiga subbagian yaitu subbagian partisipasi masyarakat, subbagian peserta dan penyelenggara pemilu, dan subbagian tata usaha.

Pada Sekretariat Bawaslu Provinsi, tugas sosialiasi dilaksanakan oleh Subbagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu. Subbagian ini melaksanakan tugas teknis sosialisasi dan pengawasan partisipatif.

Dalam praktiknya di Bawaslu RI, ada empat hal kegiatan sosialiasi pengawasan pemilu. Pertama penyediaan materi sosialiasi; kedua pelaksanaan sosialiasi; ketiga pembentukan wadah relawan pengawasan pemilu; dan keempat penerimaan informasi dan laporan dari masyarakat baik yang tergabung dalam wadah relawan maupun di luar wadah relawan.

1. Penyediaan Materi Sosialiasi

Materi sosialisasi pengawasan pemilu adalah informasi tentang pengawasan pemilu yang disampaikan kepada lembaga pengawas pemilu di semua tingkatan, lembaga negara, warga, dan kelompok masyarakat. Informasi pengawasan pemilu ini berupa teks, foto, slide, audio, audiovisiual, dan multimedia kreatif lainnya yang efektif dapat digunakan menyebarluaskan pengawasan pemilu. Materi sosialisasi ini menjadi bahan bagi lembaga pengawas pemilu saat melaksanakan sosialisasi.

Materi sosialisasi memuat tentang pengawasan pemilu sebagai tugas pengawas pemilu di semua tingkatan. Dalam subpokok ini materi sosialisasi yang dibahas adalah materi yang berkaitan dengan kegiatan Bawaslu Provinsi. Berikut ini hal-hal yang menjadi materi sosialiasi. Pengawasan atas pelaksanaan penyusunan daftar pemilih sementara,

pemutakhiran DPS, penyusunan DPT, daftar pemilih tambahan, dan rekapitulasi DPT yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi. Hal ini diatur dalam Pasal 31 ayat (1) UU 42 Tahun 2008.

Page 89: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 89 

Pengawasan atas pelaksanaan kampanye (Pasal 68 UU 42 Tahun 2008). Penanganan Pelanggaran pada pelaksanaan kampanye yang terdiri dari:

penerimaan laporan dugaan pelanggaran; penyelesaian temuan dan laporan pelanggaran; penyampaian temuan dan laporan kepada KPU Provinsi; penerusan temuan dan laporan tentang pelanggaran tindak pidana ke Polri; penyampaian laporan kepada Bawaslu RI; dan pengawasan pelaksanaan tindaklanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindak pidana pemilu Presiden dan Wakil Presiden atau pelanggaran administratif yang mengakibatkan terganggunya kampanye yang sedang berlangsung (Pasal 83 ayat 1 dan 2 UU 42 Tahun 2008)

Pengawasan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara. (Pasal 110 UU 42 Tahun 2008).

Pengawasan atas pelaksanaan pemungutan suara (Pasal 128 ayat 5 UU 42 Tahun 2008).

Pengawasan atas pelaksanaan penghitungan suara (Pasal 133 ayat 4 dan 5 UU 42 Tahun 2008).

Pemantauan pelaksanaan penghitungan suara. (Pasal 133 ayat 7 UU 42 Tahun 2008).

Warga masyarakat menyaksikan pelaksanaan penghitungan suara. (Pasal 133 ayat 8 dan 9 UU 42 Tahun 2008).

Pengawasan atas rekapitulasi penghitungan perolehan suara. (Pasal 157 ayat 1 UU 42 Tahun 2008). Penyampaian laporan atas dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara kepada KPU Provinsi.

Pengawasan atas pemungutan suara ulang, pemilu lanjutan, dan pemilu susulan.

Mekanisme penyampaian informasi dan laporan dugaan pelanggaran pemilu dari warga dan pemantau. (Pasal 90 ayat 1 dan 2 UU 42 Tahun 2008).

Penjatuhan sanksi administrasi dan pidana atas pelanggaran pemilu. Penyelesaian sengketa antarpeserta pemilu. Pengawasan jajaran penyelenggara pemilu baik KPU maupuan pengawas

pemilu yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik.

Dalam UU 42 Tahun 2008 tidak menyebut secara jelas kewenangan pengawas pemilu mengawasi dana kampanye. UU 42 Tahun 2008 pada Pasal 68 menyebut pengawas pemilu mengawasi pelaksanaan kampanye. Apakah dalam pelaksanaan kampanye sudah termasuk di dalamnya pengawasan dana kampanye? Jika dikaitkan dengan UU 15 Tahun 2011 pada Pasal 73 ayat (3) huruf b angka 4: Bawaslu bertugas mengawasi pelaksanaan kampanye bahwa pengawasan dana kampanye sudah termasuk di dalamnya.

Pengawasan dana kampanye Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD diatur dalam Perbawaslu No 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengawasan Dana Kampanye Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD. Pengawasan dana kampanye ini dimaksudkan untuk mewujudkan terselenggaranya tahapan kampanye yang berkualitas, tepat prosedur, berkeadilan, dan mewujudkan integritas penyelenggaraan pemilu maka penerimaan, penggunaan, pengelolaan, dan pelaporan dana kampanye harus secara sah, akuntanbel, dan transparan. Dengan demikian, pengawasan dana kampanye juga merupakan bahan untuk materi sosialiasi pengawasan pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Setelah menguraikan substansi materi sosialiasi, kita akan membahas bentuk-bentuk materi sosialisasi dan bagaimana menyusun rencana pembuatan

Page 90: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 90 

materi sosialisasi tersebut. Bentuk-bentuk materi sosialiasi yang dibahas dalam subpokok ini adalah teks, foto, slide, audio, audiovisiual, dan multimedia kreatif lainnya yang efektif dapat digunakan menyebarluaskan pengawasan pemilu.

1.1. Materi Sosialiasi Berupa Teks Dalam membuat teks sosialiasi sebaiknya mempertimbangkan hal-

hal berikut ini: a) Relevansi

Teks materi sosialiasi sebaiknya berisi hal-hal yang relevan dengan pengawasan pemilu sesuai dengan tahapan penyelenggaran pemilu. Materi sosialisasi yang berisi pengawasan daftar pemilih sementara akan relevan apabila disampaikan pada saat KPU menyusun daftar pemilih sementara.

b) Informatif Teks materi sosialiasi sebaiknya informatif. Teks yang disampaikan penting dan mudah dibaca serta unik sehingga mudah diingat.

c) Persuasi Materi sosialisasi yang baik memiliki sebuah call to action atau dengan kata lain memiliki pesan yang persuasif atau dapat mengajak audiens untuk melakukan action setelah melihat materi sosialisasi tersebut.

d) Bahasa sederhana Gunakanlah bahasa yang sederhana dan kalimat pendek. Dalam menyampaikan pesan harus menghubungkan pikiran kita dengan pengalaman orang lain. Kata-kata yang pendek, sederhana yang lazim bagi setiap orang adalah yang terbaik. Hindari yang rumit, yang megah, yang genit, dan yang berbunga-bunga. Sebaiknya kita menggunakan kata kerja aktif . Kalimat aktif dinilai lebih langsung dan kuat daripada kalimat pasif.

1.2. Materi Sosialiasi Berupa Foto

a) Relevansi Foto materi sosialiasi sebaiknya relevan dengan pengawasan pemilu sesuai dengan tahapan penyelenggaran pemilu. Foto pengawasan kampanye, misalnya, foto bagi-bagi uang pada pemilu legislatif relevan digunakan untuk materi sosialiasi pada tahapan pengawasan kampanye Pemilian Presiden dan Wakil Presiden.

b) Informatif

Foto materi sosialiasi yang ditampilkan gampang dipahami dan diingat tanpa harus dibebani oleh sekeranjang kata-kata untuk menjelaskan foto tersebut. Pengertian informatif bagi tiap foto perlu ukuran khas. Jika menyangkut tokoh dalam foto materi sosialiasi tersebut minimal memiliki unsur siapa dan mengapa. Sedangkan unsur apa, kapan, dimana, dan bagaimana bisa dimasukkan dalam keterangan foto (caption).

c) Misi Sasaran esensial yang ingin dicapai dalam penyajian foto sosialisasi adalah untuk merangsang publik agar ikutserta mengawasi pemilu. Foto tersebut diharapkan dapat mendorong publik mengawasi kecurangan pemilu.

d) Aktraktif Foto yang ditampilkan mampu tampil menarik perhatian publik. Punya komposisi gambar yang baik dan ekspresif dan memiliki kualitas warna gambar yang baik.

Page 91: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 91 

1.3. Materi Sosialiasi Berupa Audio Materi sosialiasi audio terdiri dari jingle, slice of life, dramatization,

humor, personality, dan straight commercial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan naskah dan

produksi materi sosialiasi audio yaitu menerjemahkan suasana dan naskah cetak ke naskah audio. Perlu dipertimbangkan penggunaan bahasa sehari-hari. Penggunaan bahasa daerah untuk beberapa materi sosialisasi terbukti sangat efektif. Audio dapat menjadi penarik perhatian (trigger) untuk pengingat materi sosialisasi. Audio yang digunakan sebagai iklan PSA (iklan layanan masyarakat) bisa menjadi campuran media cetak dan televisi dengan memperhatikan konsep kreatif media cetak dan televisi.

1.4. Materi Sosialiasi Berupa Audiovisual Audiovisual paling efektif menyampaikan pesan karena dapat

mengkomunikasikan sekaligus kepada dua alat/organ penerima komunikasi manusia yaitu mata (penglihatan/visual) dan telinga (pendengaran/audio). Tahapan produksi materi audiovisual

Pengembangan Konsep Terdapat tiga hal yang harus dikerjakan sebelum pra produksi

yaitu membuat Story line, Storyboard, dan Animatic storyboard. Pertanyaan kunci dalam penyusunan rencana pembuatan materi

sosialisasi audiovisual adalah pesan apa yang mau disampaikan dan bagaimana menyampaikannya. Yang penting kita mau lelah sedikit untuk memikirkan pesan apa yang akan disampaikan. Untuk memudahkannya, kita bisa memerhatikan tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Pada tahap penyusunan DPS, misalnya, kita perlu memikirkan pesan apa yang harus disampaikan yang bisa mendorong seluruh jajaran pengawas pemilu, warga, dan pemantau untuk ikut serta mengawasi penyusunan DPS tersebut. Setelah kita menetapkan pesan apa yang akan disampaikan, kemudian kita membuat story line atau jalan atau alur cerita. Untuk membuat story line ini komisioner Bawaslu Provinsi bisa menugaskan staf atau pihak ketiga yang akan mengerjakan materi sosialisasi audiovisual tersebut.

Bawaslu Provinsi sebagai pihak yang menentukan pesan mengecek story line yang diharapkan dapat menyampaikan pesan dengan efektif. Pekerjaan berikutnya adalah membuat story board. Story Board adalah rangkaian gambar yang menunjukkan garis besar cerita film atau audiovisual yang akan dibuat. Selanjutnya membuat animatic story board yaitu rangkaian animasi yang diperlukan untuk audiovisual tersebut. Peserta Bimtek tidak harus mampu membuat story line, story board, dan animatic story board karena pengerjaan ini bisa diserahkan ke staf atau pihak ketiga. Yang penting diketahui oleh peserta adalah penentuan pesan yang akan disampaikan dan alur pembuatannya supaya dapat memperkirakan waktu dan efektivitas pembuatan materi sosialiasi audiovisual.

Pra Produksi Setelah merampungkan story line, story board, animatic story

board, tugas selanjutnya adalah membuat perencanaan biaya. Mengenai biaya, ini berada di wilayah sekretariat Bawaslu Provinsi. Namun, sepanjang untuk memastikan ketersediaan dan waktu kapan

Page 92: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 92 

dapat digunakan, saya kira komisioner Bawaslu Provinsi perlu mengetahuinya demi kelancaran tugas lembaga.

Perencanaan biaya Biaya pembuatan audiovisual yang dikerjakan oleh pihak ketiga

tentu akan lebih besar dibandingkan dengan biaya kalau dikerjakan sendiri. Mungkin saja ada problem karena pembuatan dan penayangan materi audiovisual dalam nomenklatur anggaran dikerjakan oleh pihak ketiga. Namun tidak tertutup kemungkinan kerja-kerja pembuatan biaya audivisual berbiaya murah dilaksanakan Bawaslu Provinsi. Sebab kalau dihitung-hitung membuat sebuah materi sosialisasi audivisual bisa di bawah Rp10 juta. Jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya dikerjakan pihak ketiga yang mencapai ratusan juta.

Produksi Sebelum melaksanakan produksi audiovisual dilakukan casting

(pemilihan) model, lokasi, propeti. Kemudian menentukan jadwal dan tempat shooting. Shooting (pengambilan gambar) dapat dilakukan indoor di studio dan/atau outdoor (luar ruangan).

Ada kalanya selain hasil shooting, dibutuhkan musik/ rekaman suara, dan gambar-gambar dokumentasi (footage) yang ada di kantor Bawaslu untuk pembuatan audiovisual.

Paska Produksi Off line tape: hasil edit kasar dengan durasi yang tepat, berikut

audio untuk dipresentaskan kepada pemilik pekerjaan. On Line Tape: Hasil edit akhir berdasarkan persetujuan dari off

line tape. Materi ini disebut Master Tape. Apabila materi ini hendak ditayangkan di televisi harus mendapat izin lulus sensor dari lembaga.

Berikut ini contoh storyboard materi sosialiasi audiovisual:

MATERI IKLAN NASKAH/SOT VISUAL

PUNGUT SUARA Apakah TPS dibuka tepat waktu (Pukul 07.00), dan apakah saat TPS dibuka sudah ada pemilih yang datang?

Pastikan KPPS membuka TPS tepat pukul 07.00 waktu setempat.

KPPS siap-siap di TPS

Apakah ada prosedur pembukaan TPS telah dijalankan (pembacaan sumpah)?

Pastikan KPPS melaksanakan pembacaan sumpah sebelum memulai pemungutan suara.

Pembacaan sumpah dan upacara pembukaan di TPS

Apakah Ketua KPPS mengumumkan secara terbuka jenis dan jumlah kelengkapan logistik pemungutan suara? Apakah logistik TPS telah tersedia secara memadai (surat suara, kotak suara, tinta)?

Pastikan KPPS memperlihatkan kotak suara dalam keadaan tersegel kepada saksi, PPL, dan warga masyaakat pemilih.

KPPS mengumumkan jumlah kelengkapan logistik pemungutan suara PPL/relawan mengawasi dan mencatat apakah surat suara sudah lengkap, kotak surat suara, dan tinta, serta alat coblos.

Page 93: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 93 

MATERI IKLAN NASKAH/SOT VISUAL

Apakah pembukaan TPS dihadiri saksi-saksi peserta Pemilu?

Pastikan saksi dan PPL di tempat yang memadai agar dapat melihat proses pemungutan suara.

Mengumumkan saksi yang hadir. Disebutkan saksi-saksi darimana saja.

Apakah DPT, DCT ditempel di TPS?

Pastikan DPT, DCT, ditempel di TPS.

TPS dan DCT ditempel di TPS

Apakah terdapat alat peraga peserta Pemilu di sekitar TPS?

Pastikan di sekitar TPS tidak ada lagi alat peraga kampanye.

Penurunan alat peraga kampanye

Apakah ada pemilih yang ditolak untuk menggunakan hak pilihnya?

Awasi dan catat dalam hal ada yang tidak dibolehkan mendaftar untuk mencoblos.

Prosedur seseorang yang hendak mencoblos. Mulai dari datang, mendaftar, dan mengantre untuk mencoblos.

Apakah ada mobilisasi pemilih dari TPS lain?

Memobilisasi massa untuk memilih, ini pidana.

Ramai2 dari tempat lain yang hendak mencoblos. Padahal dia datang dari TPS lain. Bahkan ada yang jarinya sudah terkena tinta sidik jari, tapi ngotot ingin mencoblos.

Apakah ada intimidasi terhadap pemilih?

tidak boleh intimidasi atau pemaksaan terhadap pemilih.

ada petugas KPPS atau caleg yang menarik2 pemilih memaksa mencoblos parpol dan caleg tertentu

Apakah terjadi pemberian uang atau barang kepada pemilih oleh peserta Pemilu/tim sukses?

Bagi-bagi uang itu pidana. Ingat anda boleh saja terpilih dengan perolehan suata terbanyak, tapi ingat begitu anda terbukti pidana, anda akan dibatalkan dan tidak akan dilantik.

Parpol dan caleg Bagi-bagi uang.

Apakah ada pemilih yang memilih lebih dari satu kali?

Mencoblos lebih dari satu kali dilarang.

HITUNG SUARA Apakah ada manipulasi dalam proses penghitungan suara?

Awasli dan catat saat pengisian kolom rekapitulasi C-1 plano. Pastikan penghitungan untuk parpol dan caleg tidak dobel. Coblos parpol dan caleg, maka suara hanya diisi ke kolom caleg.

Penghitungan suara

Apakah ada praktik politik uang (pra bayar dan pasca bayar) baik kepada pemilih atau

Awasi dan catat jika ada KPPS yg merupakan anggota parpol tertentu atau

Suasana TPS yang disediakan makanan/minuman dari parpol atau caleg

Page 94: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 94 

MATERI IKLAN NASKAH/SOT VISUAL

petugas KPPS selama proses pungut hitung?

caleg DPD tertentu. Awasi dan catat jika ada uang yang diberikan peserta atau caleg ke KPPS. Awasi dan catat apakah ada makanan/minuman atau barang-barang lainnya yang disediakan di TPS untuk KPPS dan pemilih.

tertentu.

Apakah sisa surat suara diamankan? Atau ada pemanfaatan sisa surat suara di

catat dan awasi sisa surat suara.

sisa suara

Tabel 5. Storyboard Pengawasan Tahap Pungut Hitung

1.5. Materi Sosialiasi Berupa Multimedia Kreatif Materi sosialisasi berupa multimedia kreatif akhir-akhir ini mulai

berkembang. Multimedia kreatif ini bisa berupa videogame yang bisa menarik minat para pemilih pemilu untuk ikut serta mengawasi pemilu. Dalam subpokok ini tidak membahas bagaimana cara membuat materi sosialiasi multimedia kreatif. Namun, peserta Bimtek dipersilakan untuk mengembangkan multimedia kreatif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing Bawaslu Provinsi.

2. Pelaksanaan Sosialiasi Sosialisasi dilaksanakan dengan metode tatap muka, komunikasi media

massa, dan mobilisasi sosial. Berikut ini penjelasan metode-metode tersebut:

Metode tatap muka Bawaslu melaksanakan sosialisasi pengawasan pemilu melalui

pertemuan, workshop, coffee morning, diskusi, ceramah dengan seluruh stakeholder. Pertemuan tatap muka yang dilakukan Bawaslu pada Pemilu Legislatif antara lain sosialisasi di kampus-kampus, pertemuan dengan siswa-siswi di sekolah-sekolah, serasehan tokoh bangsa, pertemuan engan pegiat-pegiat pemilu, dan pertemuan dengan lembaga-lembaga pemerintah. Sebagian dari pertemuan tatap muka Bawaslu dengan lembaga-lembaga negara/pemerintah seperi dengan KPI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, merupakan tindaklanjut dari pertemuan Hubungan Antar Lembaga.

Komunikasi Media Massa, Website, dan Media Jejaring Sosial Bawaslu melaksanakan sosialiasi pengawasan pemilu melalui media

massa umum yaitu dengan membuat serta menayangkan iklan PSA pengawasan Pemilu DPR, DPD, DPRD di sejumlah televisi, radio, media cetak, dan media online.

Selain media umum, Bawaslu juga melaksanakan sosialisasi pengawasan pemilu melalui media jejaring sosial twitter, facebook, youtube, dan website http://www.bawaslu.go.id Termasuk juga melalui videotron milik Bawaslu dan videotron lembaga negara yang berkenan menayangkan materi sosialisasi audiovisual. Bawaslu juga mencetak dan mendistribusikan materi

Page 95: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 95 

sosialisasi dalam bentuk poster, leaflet, brosur, dan spanduk pengawasan pemilu.

3. Pembentukan Wadah Relawan Pengawasan Pemilu Bawaslu telah menuai hasil sosialiasi yaitu terbentuknya wadah relawan

pengawas pemilu yang dikelola Kelompok Kerja Nasional (Pokanas). Pokjanas yang dikoordinatori oleh Yusfitriadi ini terdiri dari unsur pegiat pemilu yaitu Jojo Rohi dari KIPP, Afifuddin dari JPPR, Jeirry Sumampow dari Tepi, August Mellaz dari Perludem, Toto Sugiarto dari Sugeng Suryadi Sindicate, Sulastio dari IPC, dan Yurist Oloan dari Formappi. Dan untuk dari Bawaslu antara lain Pimpinan Bawaslu RI, pejabat struktural Bawaslu, tenaga ahli, tim asistensi, dan staf.

Pokjanas yang berkantor di sebuah Posko di Bawaslu RI, Jln Thamrin, Jakarta, bertugas menyusun rencana hingga pelaksanaan pengawasan partisipatif oleh relawan pengawas pemilu.

Pokjanas sudah bertugas dalam Pemilu Legislatif dan berlanjut ke Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Untuk itu, Bawaslu Provinsi diharapkan terus membangun, memelihara jejaring, dan mengoptimalkan para pegiat pemilu dan relawan untuk melaksanakan pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Hubungan dengan pegiat pemilu dan relawan, ini sebagai lanjutan dari pengawasan partisipatif Pemilu Legislatif. Bawaslu Provinsi perlu mengefektifkan Pokja Provinsi Relawan Pengawas Pemilu dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas temuan dan laporan pelanggaran pemilu.

Pada Pemilu Legislatif, tidak semua ormas atau pegiat pemilu masuk dalam Pokja. Oleh karena itu, Pokja harus tetap memelihara komunikasi dengan para pegiat agar terus terlibat mengawal Pilpres 2014.

Bawaslu memfasilitasi Pokja Provinsi dalam menyiapkan kebutuhan relawan antara lain distribusi identitas, panduan pengawasan untuk relawan, dan jurnal. Bawaslu juga perlu memberi perhatian dalam pengelolaan data base dan hasil-hasil informasi awal yang disampaikan relawan pengawas pemilu. Hasil-hasil informasi awal yang disampaikan relawan pengawas tersebut sebaiknya dipublikasikan sebagai output pengawasan partisipatif.

4. Penerimaan Informasi dan Laporan

Bawaslu RI dan Pokjanas menerima informasi dan laporan dari masyarakat baik yang tergabung dalam relawan pengawas pemilu maupun yang tidak tergabung dalam wadah relawan tersebut. Informasi yang diterima selama pelaksanaan Pemilu Legislatif antara lain melalui email, pesan singkat, dan telepon.

C. KEHUMASAN Kehumasan dalam pengertian umum adalah melaksanakan kegiatan

hububungan masyarakat (humas). Humas menurut KBBI Edisi Ketiga Tahun 2007 adalah bagian lembaga pemerintah atau swasta yang melakukan kegiatan mencari dukungan publik bagi usaha-usahanya.

Humas dalam bahasa Inggris adalah public relation (PR). Pengertian PR menurut The Contemporary English-Indonesian Dictionary Tahun 2008 adalah sikap masyarakat terhadap organisasi, lembaga, atau individu tertentu.

Menurut Ivy LetBetter Lee salah satu teknik manajemen humas adalah dengan memberikan informasi terbuka kepada khalayak/publik, pekerja, dan pihak pers. Teknik manajemen Humas ini masih relevan hingga kini. Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan Instansi Pemerintah pun mengedepankan sistem komunikasi terbuka.

Page 96: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 96 

Humas dalam organisasi Sekretariat Bawaslu Provinsi ditempat dalam Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Antar Lembaga. Humas dalam hal ini bertugas melaksanakan urusan hubungan masyarakat di bidang pengawasan pemilu dan penyiapan bahan informasi kepemiluan. Jika dikaitkan dengan pengertian umum humas, Bawaslu melalui Humas melakukan kegiatan mencari dukungan publik melalui penyebarluasan informasi pengawasan pemilu.

Humas dalam pengertian yang lebih luas berperan membangun citra dan reputasi positif praktisi humas Bawaslu sebagai salah satu aparatur negara, membentuk opini publik, menampung dan mengolah pesan serta aspirasi masyarakat, mengklarifikasi data dan informasi yang berkembang di masyarakat, serta mensosialisasikan kebijakan dan program Bawaslu.

Bawaslu yang merupakan lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU No 15 Tahun 2011 taat pada amanah UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.

Dalam melaksanakan amanag UU 14 Tahun 2008, Bawaslu memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan nonelekronik untuk membangun citra dan reputasi positif Bawaslu. Humas Bawaslu juga bertugas membentuk, meningkatkan, dan memelihara opini publik; menampung dan mengolah aspirasi masyarakat; mencari, mengklarifikasi serta menganalisis data dan informasi; menyosialisasikan kebijakan dan program Bawaslu serta membangun kepercayaan publik.

Secara ringkas tugas dan fungsi Humas adalah sebagai berikut:

1. melaksanakan komunikasi timbal balik antara instansi pemerintah dan publik yang terencana untuk menciptakan saling pengertian dalam mencapai tujuan, demi memperoleh manfaat bersama;

2. meningkatkan kelancaran arus informasi dan aksesibilitas publik; 3. meningkatkan koordinasi dalam penyebarluasan informasi tentang kebijakan

pemerintah; 4. Membangun citra dan reputasi positif. 5. membentuk, meningkatkan, serta memelihara citra dan reputasi positif instansi

pemerintah dengan menyediakan informasi tentang kebijakan, program, dan kegiatan instansi;

6. menciptakan iklim hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis; 7. menjadi penghubung instansi dengan publiknya; 8. melaksanakan fungsi manajemen komunikasi, yang meliputi kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemberian masukan dalam pengelolaan informasi.

Dalam menjalan tugas Humas berdasarkan asas umum sebagai berikut:

1. keterbukaan, yaitu asas yang menuntut praktisi humas terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif;

2. objektif, yaitu asas yang menuntut praktisi humas tidak memihak dalam melaksanakan tugas;

3. jujur, yaitu asas yang menuntut setiap praktisi humas memiliki ketulusan hati, keikhlasan, dan mengutamakan hati nurani dalam bersikap, berperilaku, berucap, tidak berbohong, tidak berbuat curang, serta tidak memanipulasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab;

4. tepat janji, yaitu asas yang menuntut praktisi humas menepati janji dan konsisten dalam melaksanakan tugas;

5. etis, yaitu asas yang menuntut praktisi humas menjalankan nilai nilai etika dalam melaksanakan tugas kehumasan;

Page 97: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 97 

6. profesional, yaitu asas yang menuntut praktisi humas mengutamakan keahlian, keterampilan, pengalaman, dan konsisten dalam melaksanakan tugas;

7. akuntabel, yaitu asas yang menuntut praktisi humas mempertanggungjawabkan setiap kegiatan dan hasilnya;

8. integritas, yaitu asas yang menuntut praktisi humas bersikap independen dengan komitmen yang tinggi.

Dalam menjalankan tugas kehumasan harus mematuhi kode etik humas pemerintah. Kode etik humas pemerintah adalah sebagai berikut. 

1. Anggota humas pemerintahan menjunjung tinggi kehormatan sebagai pegawai instansi pemerintah.

2. Anggota humas pemerintahan mengutamakan kompetensi, objektivitas, kejujuran, serta menjunjung tinggi integritas dan norma-norma keahlian serta menyadari konsekuensi tindakannya.

3. Anggota humas pemerintahan memegang teguh rahasia negara, sumpah jabatan, serta wajib mempertimbangkan dan mengindahkan etika yang berlaku agar sikap dan perilakunya dapat memberikan citra yang positif bagi pemerintahan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Anggota humas pemerintahan menyampaikan informasi public yang benar dan akurat serta membentuk citra humas pemerintahan yang positif di masyarakat.

5. Anggota humas pemerintahan menghargai, menghormati, dan membina solidaritas serta nama baik rekan seprofesi.

6. Anggota humas pemerintahan akan berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas kerja serta memajukan profesi humas pemerintahan di Indonesia.

7. Anggota humas pemerintahan loyal terhadap kepentingan organisasi/instansinya, bukan kepada kepentingan perseorangan/ golongan.

8. Anggota humas pemerintahan wajib, antara lain: a. menjalin komunikasi kepada semua pegawai di organisasi/instansinya agar

tercapai iklim organisasi yang mendukung peningkatan kompetensi organisasi.

b. mengingatkan rekan seprofesinya yang melakukan tindakan di luar batas kompetensi dan kewenangannya dalam mencegah terjadinya pelanggaran Kode Etik Humas Pemerintahan.

9. Anggota humas pemerintahan tunduk, mematuhi, dan menghormati Kode Etik Humas Pemerintahan sesuai dengan perundangan yang berlaku.

10. Anggota humas pemerintahan wajib menyediakan dan memberikan informasi publik yang benar dan akurat kepada masyarakat, media massa, dan insan pers sesuai dengan tugas dan fungsí organisasi/institusinya sesuai dengan perundangan yang berlaku.

11. Anggota humas pemerintahan tidak diperkenankan melakukan penekanan terhadap media massa dan insan pers serta mencegah pemberian barang dan jasa kepada media massa dan insan pers dengan dalih kepentingan publikasi (publisitas) pribadi/golongan/ organisasi/instansinya.

12. Anggota humas pemerintahan menghargai, menghormati, dan membina hubungan baik dengan profesi lainnya.

13. Anggota humas pemerintahan wajib bertukar informasi dan membantu memperlancar arus informasi dengan sesama anggota.

14. Anggota humas pemerintahan bersedia mendukung pelaksanaan tugas sesama anggota.

15. Anggota humas pemerintahan tidak dibenarkan mendiskreditkan sesama anggota. Hubungan dengan media massa menjadi salah satu fokus dari sejumlah tugas

dan fungsi Humas yang dibahas di sub pokok ini. Kita membahas tentang bagaimana

Page 98: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 98 

mengidentifikasi fakta atau keterangan hasil pengawasan yang layak diberitakan media. Subpokok ini juga membahas materi publikasi dan ragam media baik media media umum, media internal, maupun media jejaring sosial. Fakta atau keterangan hasil pengawasan yang disajikan harus akurat.

Apa saja fakta dan keterangan tentang pengawasan pemilu yang layak diberitakan? Jelasnya, seluruh pengawasan pemilu layak diberitakan. Namun perlu dilihat dari sisi pentingnya, magnitudenya, dan dari sudut nilai berita lainnya.

Pemilu sebagai sarana di Negara demokrasi dalam mencari orang-orang berbakat mengelola Negara untuk melayani rakyat sudah menjadi isu yang layak diberitakan karena melibatkan seluruh warga negara yang memiliki hak pilih.

Pers termasuk berperan dalam hajatan pemilu tersebut. Karena memang pers bebas adalah ciri Negara yang melaksanakan pemilu demokratis. Tentu keberadaan pers dengan segala kepentingannya punya peran penting mewujudkan pemilu berkualitas.

Media sebagai kontrol social turut mengawasi pemilu. Dalam menjalankan fungsi kontrol sosial tersebut, pers membutuhkan hasil-hasil pengawasan Bawaslu yang menarik dan layak diberitakan. Di sinilah Bawaslu Provinsi perlu mengetahui isu-isu apa saja yang layak dimuat media meanstream. Isu-isu yang menarik antara lain masalah daftar pemilih Pilpres, pelanggaran kampanye, dana kampanye pasangan calon presiden-calon wakil presiden, politik uang, manipulasi pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara. Pers tidak menunggu data harus lengkap dari seluruh Panwaslu Kabupaten/Kota dari satu provinsi, melainkan kasus yang menarik perhatian public dan sedikit lebih rinci.

Kadang-kadang, pers butuh sekadar info awal dari Bawaslu lalu mereka melakukan liputan yang mendalam. Bahkan, dalam proses liputan media, kerap mendapat fakta-fakta berupa foto, video, dan keterangan yang bisa saja diperlukan Bawaslu sebagai bahan dalam menangani pelanggaran pemilu. Tentu Bawaslu dan media sangat mungkin saling bertukar informasi apabila keduanya telah membangun hubungan yang baik.

Pada Pemilu Legislatif, Bawaslu telah menjalin hubungan baik dengan media melalui diskusi-diskusi tiap pekan di Media Center Bawaslu dan pelatihan pengawasan pemilu bagi media massa di sejumlah provinsi. Hubungan baik ini menjadi modal Bawaslu untuk memublikasikan hasil-hasil pengawasan pemilu.

Dalam membangun hubungan, Bawaslu Provinsi perlu mengidentifikasi media massa yang memberikan perhatian pada pemberitaan pemilu. Bawaslu Provinsi juga perlu menjalin hubungan baik dengan media-media yang punya jumlah pembaca yang signifikan dan sebaran yang luas.

Dalam mengidentifikasi isu-isu pemilu yang layak diberitakan, kita perlu memperhatikan nilai berita (news values) berikut ini: 1. Dampak

Suatu peristiwa pemilu yang mengakibatkan atau bisa mengakibatkan timbulnya rangkaian peristiwa yang mempengaruhi banyak orang adalah jelas layak berita. Seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi publik atau masyarakat luas ini disebut juga dengan magnitude sebuah berita. Konsekuensi ini umumnya diterima sebagai nilai berita dan menjadi ukuran pentingnya suatu berita atau dikenal dengan significance.

Misal, tentang daftar pemilih. Magnitude dapat dilihat dari berapa banyak

pemilih yang belum terdaftar dan sebarannya di berapa kecamatan atau kabupaten. Semakin banyak dan semakin menyebar masalah DPT tersebut maka semakin penting pula fakta atau peristiwa tersebut untuk diberitakan.

Page 99: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 99 

Contoh Kutipan Berita:

2. Actuality/Timeliness Tingkat aktualitas suatu peristiwa dapat dilihat dari waktu kejadian dan dari sisi bahwa peristiwa serupa belum pernah ada. Salah satu aset berita adalah kesegaran (freshness). Namun selain kesegaran, sesuatu yang tadinya belum ada dan sekarang ada serta berbeda dengan yang pernah ada-apalagi jika di dalamnya ada unsur kemajuan selalu menarik perhatian orang banyak. Oleh karena itu peristiwa ataupun masalah yang mengandung gagasan, penemuan, dan perkembangan baru layak menjadi berita.

3. Proximity Proximity atau kedekatan mengandung dua pengertian yaitu kedekatan secara geografis dan psikologi. Misal, pelanggaran kampanye di sebuah kota atau provinsi tertentu akan menjadi berita penting di media provinsi tersebut. Mungkin di media yang ada di provinsi lain atau di media nasional berita tersebut tidak telalu penting. Untuk contoh yang mengandung kedekatan psikologis yaitu masalah pemungutan suara di luar negeri menjadi berita nasional. Dari sisi geografis jauh, tapi dari sisi psikologis sesama warga negara Indonesia yang ikut memilih menjadi berita penting.

4. Prominence Prominence atau ketokohan, public figure. Umumnya nama membuat berita dan nama besar membuat berita lebih besar. Harus ada tindakan atau perbuatan agar nama itu, baik yang besar maupun yang kecil bisa menjadi berita. Ada aura berita di sekeliling orang-orang terkenal. Apa yang mereka lakukan atau katakan sering membuat berita karena ada konsekuensinya. Pelanggaran kampanye di sebuah provinsi yang dilakukan oleh politikus tingkat nasional akan lebih layak berita daripada oleh politikus lokal.

5. Konflik Konflik pada umumnya layak berita. Konflik fisik seperti perang atau perkelahian apalagi mengakibatkan kerugian dan korban adalah layak berita. Kekerasan itu sendiri membangkitkan emosi dari yang menyaksikan dan mungkin ada kepentingan langsung. Konflik antarperserta pemilu baik tim sukses maupun pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi layak berita. Pada Pemilu Legislatif sengketa pemilu yang melibatkan konflik antarparpol atau konflik antara parpol dan penyelenggara pemilu menjadi materi yang layak diberitakan.

6. Human Interest Menyentuh perasaan kemanusiaan publik, misalnya profil warga yang punya keterbasan fisik dan harus menjangkau jarak yang cukup jauh tetapi tetap datang ke TPS menggunakan hak pilihnya. Hal ini bisa dikaitkan dengan orang yang

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Tengah mendapati 339.353 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Jawa Tengah masih bermasalah. Permasalahan tersebut berkisar Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (NKK). Humas Bawaslu Jateng Teguh Purnomo mengatakan, data permasalahan tersebut didapati ketika melakukan pengawalan terhadap proses pemeliharaan data pemilih yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya sampai di tingkat desa yaitu PPS. "Lebih tragisnya lagi, sampai saat ini KPU Kabupaten Boyolali belum merespon permintaan DPT bulan Desember 2013 alias DPT jilid keempat oleh Panwaslu Kabupaten Boyolali. Sehingga Panwaslu Kabupaten Boyolali belum dapat melakukan pencermatan dan pengawasan ulang," kata Teguh lewat keterangan pers, Rabu (15/1/2014).

Dikutip dari http://news.detik.com/read/2014/01/15/202820/2468247/1536/bawaslu-jateng-temukan-300-ribu-permasalahan-dpt 

Page 100: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 100 

dengan mudah mengakses TPS tapi tidak menggunakan hak pilihnya. Bisa juga kalau ada warga yang bekerja serius untuk mengembangkan pengawasan pemilu melalui teknologi yang sebelumnya belum ada.

7. Keanehan (Unusualness) Hal yang unik, tidak lazim, misalnya, orang meninggal dunia masih terdaftar dalam DPT. Bisa juga kegiatan yang unik dalam berkampanye. Kegiatan budaya yang memeriahkan pemilu.

Pemahaman tentang nilai berita ini menjadi modal kita untuk memublikasikan hasil-hasil pengawasan sesuai dengan tahapan penyelenggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hasil-hasil pengawasan yang dimaksud antara lain: Hasil pengawasan atas pelaksanaan penyusunan daftar pemilih sementara,

pemutakhiran DPS, penyusunan DPT, daftar pemilih tambahan, dan rekapitulasi DPT yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi. Hal ini diatur dalam Pasal 31 ayat (1) UU 42 Tahun 2008.

Hasil pengawasan atas pelaksanaan kampanye (Pasal 68 UU 42 Tahun 2008). Hasil penanganan Pelanggaran pada pelaksanaan kampanye yang terdiri dari:

penerimaan laporan dugaan pelanggaran; penyelesaian temuan dan laporan pelanggaran; penyampaian temuan dan laporan kepada KPU Provinsi; penerusan temuan dan laporan tentang pelanggaran tindak pidana ke Polri; penyampaian laporan kepada Bawaslu RI; dan pengawasan pelaksanaan tindaklanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindak pidana pemilu Presiden dan Wakil Presiden atau pelanggaran administratif yang mengakibatkan terganggunya kampanye yang sedang berlangsung (Pasal 83 ayat 1 dan 2 UU 42 Tahun 2008)

Hasil pengawasan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara. (Pasal 110 UU 42 Tahun 2008).

Hasil pengawasan atas pelaksanaan pemungutan suara (Pasal 128 ayat 5 UU 42 Tahun 2008).

Hasil pengawasan atas pelaksanaan penghitungan suara (Pasal 133 ayat 4 dan 5 UU 42 Tahun 2008).

Hasil pemantauan pelaksanaan penghitungan suara. (Pasal 133 ayat 7 UU 42 Tahun 2008).

Hasil pengawasan atas rekapitulasi penghitungan perolehan suara. (Pasal 157 ayat 1 UU 42 Tahun 2008). Penyampaian laporan atas dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara kepada KPU Provinsi.

Hasil pengawasan atas pemungutan suara ulang, pemilu lanjutan, dan pemilu susulan.

Hasil temuan dan laporan warga/pemantai. Penjatuhan sanksi administrasi dan pidana atas pelanggaran pemilu. Penyelesaian sengketa antarpeserta pemilu. Hasil pengawasan jajaran penyelenggara pemilu baik KPU maupuan pengawas

pemilu yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik.

Page 101: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 101 

LEMBAR KERJA 6A Kelompok 1: Mengindentifikasi isu-isu pemilu yang layak diberitakan di

wilayah masing-masing serta alasannya.

Page 102: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 102 

LEMBAR KERJA 6B Kelompok 2: Mengindentifikasi objek-objek yang dapat dikerjasamakan oleh

pengawas pemilu dengan KPID, KPAID, Komisi Informasi

Daerah, Pemerintah Daerah dan/atau lembaga-lembaga

lainnya.

Page 103: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 103 

LEMBAR KERJA 6C Kelompok 3 : Mengidentifikasi dan menyusun rencana pembuatan materi

sosialisasi secara cetak, audio dan audiovisual.

Page 104: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 104 

LEMBAR TES FORMATIF 6

Nama : _________________________

Bawaslu Provinsi : _________________________

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat!

1. Apa objek pengawasan pemilu yang dapat dikerjasamakan dengan Komisi Penyiaran Indonesia? a. penayangan iklan yang melebihi spot b. iklan kampanye yang mengeksploitasi anak c. pemberitaan yang mengandung diskriminasi dan menghasut d. semua benar.

2. Berikut ini fasilitasi yang dapat diberikan Pemda kepada lembaga Pengawas Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, kecuali?

a. personil secretariat Pengawas Pemilu

b. ruangan kerja Pengawas Pemilu

c. anggaran Pengawasan Pemilu

d. Transportasi Pengawas Pemilu

3. Lembaga Negara di bawah ini dapat diajak Bawaslu untuk bekerja sama mengawasi kampanye pemilu, kecuali:

a. Komisi Penyiaran Indonesia, b. Dewan Pers, c. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan d. Komisi Nasional Perlindungan Anak.

4. Objek pengawasan apa yang dapat dikerjasamakan dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia?

a. Tidak ada karena pelibatan anak dalam kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden bukan pelanggaran pidana.

b. Monitoring pelibatan anak dalam kampanye karena pelibatan anak dalam kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden merupakan pelanggaran pidana.

c. Monitoring pelibatan anak dalam kampanye walaupun pelibatan anak dalam kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden bukan merupakan pelanggaran pidana.

d. Semua salah.

5. Pilihlah perbedaan sosialiasi dengan hubungan masyarakat dalam lembaga pengawasan pemilu yang lebih tepat di bawah ini:

a. Tidak ada perbedaan sosialisasi dengan hubungan masyarakat

b. Sosialiasi lebih focus pada pertemuan tatap muka sedangkan hubungan masyarakat lebih focus pada media massa.

Page 105: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 105 

c. Sosialiasi lebih focus pada pembuatan iklan layanan masyarakat sedangkan hubungan masyarakat lebih focus pada berita media massa.

d. Sosialiasi focus pada memasyarakatkan pengawasan pemilu dan memberi pemahaman pengawasan pemilu bagi warga Negara sehingga mereka dapat bertindak ikut serta dalam mengawasi pemilu. Sedangkan hubungan masyarakat lebih focus pada penyampaian informasi dalam rangka pertanggungjawaban publik, mendapatkan dukungan dan kepercayaan public, serta menjaga citra positif lembaga.

6. Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam membuat materi sosialiasi? a. relevansi b. informatif c. atraktif d. semua benar.

7. Asas umum Humas yang benar adalah sebagai berikut:

a. Keterbukaan, objektif, jujur, tepat janji, etis, profesional, akuntabel, integritas.

b. Keterbukaan, objektif, jujur, tepat janji, etis, profesional, akuntabel, suka bercanda.

c. Keterbukaan, subjektif, jujur, tepat janji, etis, profesional, akuntabel, integritas.

d. Keterbukaan, fleksibel, jujur, tepat janji, etis, profesional, akuntabel, integritas.

8. Mana di bawah ini yang lebih tepat cara Humas menangani wartawan:

a. Pro aktif, profesional, selalu membalas telepon, menghargai deadline wartawan, bekerja sesuai pesanan wartawan.

b. Pro aktif, profesional, selalu membalas telepon, menghargai deadline wartawan, suka memberi imbalan kepada wartawan.

c. Pro aktif, profesional, selalu menunda merespon telpon, menghargai deadline wartawan, bekerja sesuai pesanan wartawan.

d. Berupaya memperoleh kepercayaan wartawan, pro aktif, profesional, selalu membalas telepon, menghargai deadline wartawan, tetap pada pesan Humas.

9. Apa yang tidak boleh dilakukan Humas kepada wartawan:

a. Berbohong dan membuat pernyataan yang tidak layak muat b. Menanggapi pemberitaan negatif secara personal c. Menganggap apa yang disampaikan Humas tidak akan pernah dimuat d. Semua benar

10. Apa yang perlu dipertimbangkan agar suatu isu layak diberitakan?

a. Timelines, proximity b. eminence/prominence, consequence c. human interest d. Semua benar

Page 106: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 106 

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 6:

1. D 2. C 3. D 4. B 5. D 6. D 7. A 8. D 9. D 10. D

Page 107: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 107 

MODUL 7

PROSEDUR PENANGANAN PELANGGARAN

A. POKOK BAHASAN Prosedur penanganan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

B. DESKRIPSI SINGKAT Pokok bahasan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang prosedur dan proses penanganan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

C. SUB POKOK BAHASAN 1. Tata cara tindak lanjut temuan dan laporan 2. Klasifikasi jenis pelanggaran

D. HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menindaklanjuti temuan dan laporan, serta membedakan jenis pelanggaran pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menjelaskan prosedur tindak lanjut temuan dan laporan 2. Menjelaskan perbedaan jenis pelanggaran pada Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden

F. METODE :

1. Brainstorming 2. Ceramah 3. Diskusi kelompok 4. Tanya jawab

G. BAHAN / ALAT BANTU

1. Materi Ceramah 2. Kertas Plano 3. Laptop 4. LCD proyektor 5. Spidol 6. Metaplan 7. HVS 8. Lembar Kasus 9. Lakban

H. WAKTU (MENIT) : 150 Menit

I. BAHAN RUJUKAN : 1. UU No. 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2. UU No. 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu 3. Peraturan Bawaslu Nomor …. Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum

Page 108: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 108 

J. PROSES PEMBELAJARAN 1. Fasilitator mereview secara singkat pokok bahasan yang terdapat pada Modul 6

yaitu: (3 menit)

a. Apa objek pengawasan pemilu yang dapat dikerjasamakan dengan Komisi Penyiaran Indonesia?

Acuan jawaban fasilitator: Penayangan iklan yang melebihi spot, iklan kampanye yang mengeksploitasi anak, pemberitaan yang mengandung diskriminasi dan menghasut

b. Apa perbedaan sosialiasi dengan hubungan masyarakat dalam lembaga pengawasan pemilu?

Acuan jawaban fasilitator: Sosialiasi focus pada memasyarakatkan pengawasan pemilu dan memberi pemahaman pengawasan pemilu bagi warga Negara sehingga mereka dapat bertindak ikut serta dalam mengawasi pemilu. Sedangkan hubungan masyarakat lebih focus pada penyampaian informasi dalam rangka pertanggungjawaban publik, mendapatkan dukungan dan kepercayaan public, serta menjaga citra positif lembaga.

c. Asas umum Humas yang benar adalah sebagai berikut:

Acuan jawaban fasilitator: Keterbukaan, objektif, jujur, tepat janji, etis, profesional, akuntabel, integritas.

2. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari modul ini, yaitu: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: a. Menjelaskan prosedur tindak lanjut temuan dan laporan b. Menjelaskan perbedaan jenis pelanggaran pada Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden. (2 menit) 3. Fasilitator mempersilahkan Narasumber untuk memberikan ceramah partisipatif

tentang tata cara dan proses penanganan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, yang meliputi: a. Tata cara tindak lanjut temuan dan laporan; b. Jenis-jenis formulir penanganan pelanggaran; c. Klasifikasi jenis pelanggaran. (30 menit)

4. Fasilitator membagi peserta menjadi tiga kelompok dengan memperhatikan keseimbangan, kemampuan peserta atas dasar penilaian Fasilitator, kemudian memberikan penugasan untuk mencermati lembar kasus dan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Setiap kelompok menyusun organisasi kelompok b. Setiap kelompok mempelajari Lembar Kerja 7 kemudian menyiapkan pointers

untuk bahan presentasi kelompoknya, pointers dituangkan pada kertas plano dengan menggunakan huruf kapital.

c. Penyelesaian seluruh tugas kelompok di batasi dalam waktu maksimal 30 menit.

d. Masing-masing kelompok melakukan diskusi dengan susunan kursi melingkar di tempat yang sudah ditentukan oleh Fasilitator

5. Selama proses diskusi kelompok, Fasilitator pendamping melakukan bimbingan-bimbingan kepada masing-masing kelompok sesuai kebutuhan, serta melakukan pencatatan terhadap point-point argumentasi masing-masing kelompok

6. Fasilitator menayangkan dan menyampaikan instruksi dibawah ini : a. tentukan siapa pelapor dan terlapornya; b. tanggal berapa batas hari terakhir laporan; c. tentukan dari tanggal berapa sampai dengan tanggal berapa kewenangan

Page 109: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 109 

Bawaslu Provinsi dalam menangani pelanggaran; d. Formulir apa yang harus diisi oleh pelapor pada saat datang melapor ke

Bawaslu Provinsi; e. Formulir apa yang diberikan kepada Pelapor setelah melaporkan kepada

Bawaslu Provinsi; f. Apa syarat formal dan material laporan; g. Apa yang dilakukan petugas penerima laporan setelah proses penerimaan

laporan selesai; h. Apakah ada saksi-saksi yang harus diklarifikasi; i. Formulir apa yang digunakan untuk mengundang Saksi untuk di Klarifikasi; j. Formulir apa yang digunakan untuk membuat kajian pelanggaran k. Jenis Pelanggaran apa yang di kaji dari kasus tersebut; l. Formulir apa yang digunakan untuk meneruskan laporan pelanggaran. m. Keputusan atas penanganan laporan pelanggaran disampaikan kepada siapa

dan diumumkan dengan menggunakan apa? 7. Fasilitator memimpin diskusi dengan metode “Warung Partisipatif” dengan cara:

a. Fasilitator meminta Juru bicara masing-masing kelompok untuk berdiri di samping kertas plano yang memuat hasil diskusi kelompoknya

b. Fasilitator meminta : Putaran 1 (20 menit) 1) Anggota kelompok 1 mengunjungi warung kelompok 2, lalu Juru Bicara

Kelompok 2 diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan anggota kelompok 1. Anggota kelompok 1 memberi masukan terhadap hasil kerja kelompok 2. Juru bicara kelompok 2 mencatat masukan dari kelompok 1.

2) Anggota kelompok 2 mengunjungi warung kelompok 3, lalu Juru Bicara Kelompok 3 diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan anggota kelompok 2. Anggota kelompok 2 memberi masukan terhadap hasil kerja kelompok 3. Juru bicara kelompok 3 mencatat masukan dari kelompok 2.

3) Anggota kelompok 3 mengunjungi warung kelompok 1, lalu Juru Bicara Kelompok 1 diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan anggota kelompok 3. Anggota kelompok 3 memberi masukan terhadap hasil kerja kelompok 1. Juru bicara kelompok 1 mencatat masukan dari kelompok 3.

Putaran 2 (20 menit) Setelah putaran 1 selesai, fasilitator memulai putaran 2, dengan mengulang tahapan sebagaimana putaran pertama. Putaran ketiga (5 menit) Semua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing dan melakukan perbaikan berdasarkan masukan dari kelompok lain.

8. Setelah 3 putaran diatas fasilitator menyampaikan catatan terhadap proses diskusi warung partisipatif sekaligus memberikan pembulatan pemahaman. (5 menit)

9. Fasilitator mempersilahkan Narasumber memberikan penguatan pemahaman tentang materi tata cara tindak lanjut penanganan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. (15 menit)

10. Setelah Narasumber selesai memberikan penguatan fasilitator membagikan Test Formatif 7 dan meminta peserta untuk mengerjakan selama 5 menit.

11. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa sesudah ini pembelajaran akan dilanjutkan dengan materi Modul 8 yaitu “Kajian Dugaan Pelanggaran” lalu menyampaikan salam dan menutup pembelajaran.

 

 

Page 110: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 110 

LEMBAR KASUS

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Untuk Provinsi

KPU menetapkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dengan Keputusan KPU Nomor 1/Pilpres/2014 pada tanggal 9 Juni 2014, dengan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden sebagai berikut: 1. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Tono dan Toni yang diusung dan

didukung oleh Partai Angin Surga 2. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Subul dan Lesu yang diusung dan

didukung oleh Partai Kuda Jingkrak. 3. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Mimit dan Mamat yang diusung dan

didukung oleh Partai Sedap Malam. Pada tanggal 10 Juni 2014, Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Tono dan Toni mengadakan pertemuan kader Partai Angin Surga se-Provinsi Gula Manis di Stadion Gajah Mungkur Provinsi Gula Manis. Pertemuan kader Partai Angin Surga ini ditujukan dalam rangka konsolidasi pemenangan Tono-Toni pada saat pemungutan suara tanggal 9 Juli 2014. Dalam pertemuan tersebut hadir, Menteri Pekerjaan Rumah Tangga Ahmad Suradi, Menteri Penuntutan Mulia Hasan, dan Menteri Pekerjaan Luar Rumah Wawan Sinarya, yang kebetulan 3 menteri tersebut merupakan kader Partai Angin Surga di Kabinet. Selain 3 menteri tersebut, hadir juga Pengurus DPW, DPD, dan DPC Partai Angin Surga Provinsi Gula Manis. Dalam orasinya Tono mengatakan “Partai Angin Surga harus menang dengan angka 99% dari jumlah pemilih di Provinsi Gula Manis, apapun caranya. Kalau mau sedikit curang, Partai Angin Surga harus bermain cantik”. Dalam pertemuan tersebut, tidak lupa ditutup dengan Visi Partai Angin Surga yakni: “Yang Masuk Surga, cuma Yang Merasakan Angin Surga di Dunia”. Pertemuan tersebut diliput dan disiarkan ke seluruh penjuru Provinsi Gula Manis secara langsung (LIVE) selama 3 jam terus menerus (pukul 09.00-12.00 waktu setempat) oleh Televisi Lokal milik Pemerintah Provinsi Gula Manis dan Televisi Lokal Swasta Angin-Anginan milik Partai Angin Surga. Pertemuan yang ditayangkan di televisi tersebut disaksikan oleh seluruh penduduk di Provinsi Gula Manis. Waris Hasan yang merupakan simpatisan Partai Kuda Jingkrak di Provinsi Gula Manis menyaksikan tayangan tersebut di televisi dan melaporkan kepada Bawaslu Provinsi Gula Manis pada tanggal 12 Juni 2014, pukul 11.00 waktu setempat. Dalam laporannya, Waris Hasan membawa serta saksi Sueb, Mimin, dan Maman yang turut menyaksikan dan bukti dokumen Video rekaman Handphone milik mimin yang merekam tayangan tersebut. Instruksi: a. tentukan siapa pelapor dan terlapornya; b. tanggal berapa batas hari terakhir laporan; c. tentukan dari tanggal berapa sampai dengan tanggal berapa kewenangan Bawaslu

Provinsi dalam menangani pelanggaran; d. Formulir apa yang harus diisi oleh pelapor pada saat datang melapor ke Bawaslu

Provinsi; e. Formulir apa yang diberikan kepada Pelapor setelah melaporkan kepada Bawaslu

Provinsi; f. Apa syarat formal dan material laporan; g. Apa yang dilakukan petugas penerima laporan setelah proses penerimaan laporan

selesai; h. Apakah ada saksi-saksi yang harus diklarifikasi; i. Formulir apa yang digunakan untuk mengundang Saksi untuk di Klarifikasi;

Page 111: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 111 

j. Formulir apa yang digunakan untuk membuat kajian pelanggaran k. Jenis Pelanggaran apa yang di kaji dari kasus tersebut; l. Formulir apa yang digunakan untuk meneruskan laporan pelanggaran. m. Keputusan atas penanganan laporan pelanggaran disampaikan kepada siapa dan

diumumkan dengan menggunakan apa?;

Page 112: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 112 

NASKAH PEGANGAN 7

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN

A. PENGERTIAN LAPORAN Laporan dugaan pelanggaran adalah laporan yang disampaikan secara tertulis oleh pelapor kepada Pengawas pemilu tentang dugaan terjadinya pelanggaran.

B. PENGERTIAN TEMUAN Temuan adalah hasil pengawasan Pengawas Pemilu yang mengandung dugaan pelanggaran Pemilu.

C. PELANGGARAN PEMILU

Pelanggaran Administrasi Pemilu

Pelanggaran Administrasi Pemilu adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan pemilu: a. Pelanggaran terhadap ketentuan UU 42/2008 yang bukan merupakan ketentuan

pidana Pemilu b. ketentuan lain yang diatur dalam peraturan KPU.

Pelanggaran Administrasi Pemilu diselesaikan oleh KPU, KPU Propinsi, KPU Kab/Kota berdasarkan Rekomendasi Bawaslu, Banwaslu Prov, Panwaslu Kab/Kota. Untuk LN diselesaikan oleh PPLN dan KPU.

Penyelesain Pelanggaran Administrasi diselesaikan oleh KPU, KPU Propinsi, KPU Kab/Kota, PPK, PPS, dan PPLN berdasarkan Rekomendasi Bawaslu, Banwaslu Prov, Panwaslu Kab/Kota, Panwascam, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri paling lama 7 hari setelah diterima laporannya.

Contoh Pelanggaran Administrasi Pemilu: Seorang pejabat (yang diwajibkan cuti selama kampanye) ternyata belum mengajukan cuti pada saat kampanye

1. Tindak Pidana Pemilu Tindak Pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

2. Pelanggaran Pidana Pemilu Pelanggaran Pidana Pemilu merupakan Pelanggaran terhadap ketentuan Pidana Pemilu yang diatur dalam UU 42/2008 yang penyelesaiannya dilaksanakan melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum sesuai Pasal 195 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden) Pasal sanksi pidana Pemilu diatur Pasal 202 sampai dengan Pasal 259 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Contoh Pelanggaran Pidana Pemilu: Setiap orang yang dengan sengaja mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya kampanye.

D. PELANGGARAN KODE ETIK Pelanggaran Kode Etik merupakan Pelanggaran terhadap Asas-Asas Penyelenggara Pemilu, Sumpah/Janji Penyelenggara Pemilu, dan Peraturan Bersama antara Dewan

Page 113: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 113 

Kehormatan Penyelenggara Pemilu dengan KPU dan Bawaslu Nomor 1 Tahun 2012, Nomor 13 Tahun 2012, dan Nomor 11 Tahun 2012. Contoh Pelanggaran Kode Etik: Pengawas Pemilu tidak menindaklanjuti Laporan/Temuan yang menjadi kewajibannya.

E. TATA CARA PELAPORAN 1. Laporan disampaikan kepada Pengawas Pemilu paling lama 3 (tiga) hari sejak

terjadinya pelanggaran Pemilu. 2. Laporan tersebut dituangkan dalam Formulir Penerimaan Laporan Pelanggaran

Pemilu (Formulir Model A.1). 3. Pengawas Pemilu memberikan tanda terima atas laporan tersebut dengan

menggunakan Formulir Tanda Bukti Penerimaan Laporan (Formulir Model A.3). 4. Pengawas Pemilu mengkaji setiap laporan pelanggaran Pemilu yang diterima dan

memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak menindaklanjuti paling lama 3 (tiga) hari setelah laporan diterima.

5. Dalam hal Pengawas Pemilu memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporan, dilakukan paling lama 5 (lima) hari setelah laporan diterima.

6. Pengawas Pemilu melakukan kajian atas laporan dengan menggunakan Formulir Kajian Laporan (Formulir Model A.8)

7. Pengawas Pemilu dapat mengundang pihak Pelapor dan Terlapor maupun pihak terkait lainnya untuk memberikan klarifikasi atas laporan yang disampaikan kepada Pengawas Pemilu.

8. Dalam rangka melakukan klarifikasi teresebut Pengawas Pemilu membuat surat undangan klarifikasi menggunakan Formulir Surat Undangan (Formulir Model A.4).

F. SUBYEK PELAPOR Laporan dapat diajukan oleh: 1. Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih; 2. Pemantau Pemilu; dan / atau 3. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden.

G. BATAS WAKTU PELAPORAN Laporan disampaikan kepada Pengawas Pemilu paling lama 3 (tiga) hari sejak terjadinya pelanggaran Pemilu. Laporan yang disampaikan dituangkan dalam Formulir Penerimaan Laporan Pelanggaran Pemilu (Formulir Model A.1).

H. ISI LAPORAN

Laporan yang disampaikan berisi: 1. nama dan alamat pelapor; 2. pihak terlapor; 3. waktu dan tempat kejadian perkara; dan 4. uraian kejadian

Page 114: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 114 

WNI YANGPUNYA

HAK PILIH

PEMANTAUPEMILU

PESERTAPEMILU

LAPORANPELANGGARAN

PEMILU

PENGAWAS

PEMILU

PENGKAJIANKLARIFIKASI

PENGUMPULAN BUKTIPEMBERKASAN

PELANGGARAN ADMINISTRASI

PEMILU

PELANGGARANPIDANA PEMILU

3 HR3HR/5HR

PELANGGARAN KODE ETIK

BUKAN PELANGGARAN

SENGKETA PEMILU

ALUR PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

ALUR PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN ALUR PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI

ALUR PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PEMILU

PELANGGARAN PIDANAPEMILU

PS. 202 S/DPS. 259

DITERUSKAN MELALUI

PENGAWAS PEMILU

PENYIDIKPOLISI

SELESAI

TIDAKDITERUSKAN

BUKAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU

KURANG BUKTI

DIHENTIKAN DEMI HUKUM

JAKSAPN

SELESAIPT

SELESAI

7 HR14 HR 3 HRTDK

DITERUSKAN

SELESAI

BUKAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU

KURANG BUKTI

DIHENTIKAN DEMI HUKUM

UU 42/2008

5 HR

7 HR

3 HR

BANDING 3 HR

3 HR

Page 115: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 115 

ALUR PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK

REKOMENDASI PENGAWAS

PEMILU

DITERUSKAN DKPP

DIBERI SANKSI :•TEGURAN•PEMBERHENTIAN

DIREHABILITASI

Page 116: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 116 

I. BENTUK-BENTUK FORMULIR PENANGANAN PELANGGARAN

NO JENIS FORMULIR

FUNGSI/KEGUNAAN

1. MODEL A HASIL PENGAWASAN

2. MODEL A.1 PENERIMAAN LAPORAN

3. MODEL A.2 FORMULIR TEMUAN

4. MODEL A.3 TANDA BUKTI PENERIMAAN LAPORAN

5. MODEL A.4 UNDANGAN KLARIFIKASI

6. MODEL A.5 BERITA ACARA SUMPAH/JANJI

7. MODEL A.6 BA KETERANGAN AHLI

8. MODEL A.7 BA KLARIFIKASI

9. MODEL A.8 KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN

10. MODEL A.9 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK

11. MODEL A.10 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN ADMINISTRASI

12. MODEL A.11 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN PIDANA

13. MODEL A.12 STATUS LAPORAN

Page 117: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 117 

LAPORAN HASIL PENGAWASAN PEMILU __________________________________________________________________ I. Data Pengawas Pemilu:

Nama Pelaksana Tugas Pengawasan:……..………………………………………… Jabatan* :………………………………………………… Nomor Surat Perintah Tugas :…….………………………………………….. Alamat** :….……………………………………………..

II. Kegiatan Pengawasan***: 1. Kegiatan I

e. Bentuk : …………………………………………………………………

f. Tujuan : …………………………………………………………………

g. Sasaran : …………………………………………………………………

h. Waktu Dan Tempat : …………………………………………………………………

2. Kegiatan II

e. Bentuk : ……………………………………………………………….. f. Tujuan : ……………………………………………………………….. g. Sasaran : ……………………………………………………………….. h. Waktu Dan Tempat : ………………………………………………………………..

3. Kegiatan III

e. Bentuk : ……………………………………………………………….. f. Tujuan : ……………………………………………………………….. g. Sasaran : ……………………………………………………………….. h. Waktu Dan Tempat : ………………………………………………………………..

III. Informasi Dugaan Pelanggaran****:

1. Peristiwa a. Peristiwa :.......................................... b. Tempat Kejadian :.......................................... c. Waktu Kejadian :.......................................... d. Pelaku***** :.......................................... e. Alamat :...........................................

2. Saksi – saksi****** 1. Nama : .....................................................................

Alamat : .....................................................................

2. Nama : ..................................................................... Alamat : .....................................................................

Formulir Model A

KOP 

LEMBAGA* 

Page 118: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 118 

3. Nama : ..................................................................... Alamat : .....................................................................

3. Bukti-Bukti : a. ............................................................................................................ b. ............................................................................................................ c. ............................................................................................................ d. ............................................................................................................

4. Uraian singkat Dugaan Pelanggaran: ……………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………….

………, ............................, 20...…..

Pelaksana Tugas,

…………………………..

*sesuai dengan nama lembaga. ** *** **** ***** ******

Page 119: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 119 

Model A.1

PENERIMAAN LAPORAN Nomor : …./LP/PILEG/BULAN…/TAHUN….

Nasional : …………. Provinsi : …………. Kabupaten/Kota : …………. Kecamatan : …………. Desa/Kelurahan : …………. 1. Pelapor

a. Nama : ............................................. b. Nomor Identitas (KTP/Paspor/SIM) : ............................................. c. Tempat/Tgl Lahir : ............................................. d. Jenis Kelamin : ............................................. e. Pekerjaan : ............................................. f. Kewarganegaraan : ............................................. g. Alamat : ............................................. h. No. Telp/HP : ............................................. i. Fax : ............................................. j. E-Mail : .............................................

2. Peristiwa yang dilaporkan

a. Peristiwa : ............................................................... b. Tempat Kejadian : ............................................................... c. Hari dan Tanggal Kejadian : .............................................................. d. Waktu Kejadian : .............................................................. e. Terlapor : .............................................................. f. Alamat Terlapor** : .............................................................. g. No. Telp/HP Terlapor : ..............................................................

3. Saksi – saksi 1. Nama : .................................................................................

Alamat** : ................................................................................. No. Telp/Hp : ................................................................................. 2. Nama : ................................................................................. Alamat** : ................................................................................. No. Telp/Hp : ................................................................................. 3. Nama : ................................................................................. Alamat** : ................................................................................. No. Telp/Hp : .................................................................................

4. Bukti-Bukti* :

a. ........................................................................................................... b. ........................................................................................................... c. ........................................................................................................... d. ........................................................................................................... e. ...........................................................................................................

Page 120: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 120 

CAP

5. Uraian singkat kejadian: ……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. …………………………………………………………………………………….............

……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. …………………………………………………………………………………….............

……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. Dilaporkan di : Hari dan Tanggal : Waktu : Saya menyatakan bahwa isi laporan ini adalah yang sebenar-benarnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkannya di hadapan hukum.

Penerima Laporan

…………………..

Pelapor

………………………

Keterangan: *tidak wajib diisi. **jika alamat tempat tinggal lengkap tidak diketahui, cukup disebutkan dusun/desa/kelurahan terlapor.

Page 121: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 121 

Model A2

FORMULIR TEMUAN Nomor :…./TM/PILEG/BULAN…/TAHUN…. Nasional : ………………….……. Provinsi : …………………….…. Kabupaten/Kota : ………………….……. Kecamatan : ………………….……. Desa/Kelurahan : ………………….…….

1. Data Pengawas

a. Nama : ............................................. b. Jabatan : ............................................. c. Alamat : .............................................

2. Peristiwa yang dilaporkan

a. Peristiwa : ............................................................... b. Tempat Kejadian : ............................................................... c. Hari dan Tanggal ditemukan : .............................................................. d. Waktu Kejadian : .............................................................. e. Terlapor : .............................................................. f. Alamat Terlapor** : .............................................................. g. No. Telp/HP Terlapor : ..............................................................

3. Saksi – saksi

1. Nama : ................................................................................. Alamat** : ................................................................................. No. Telp/Hp : .................................................................................

2. Nama : ................................................................................. Alamat** : ................................................................................. No. Telp/Hp : .................................................................................

3. Nama : ................................................................................. Alamat** : ................................................................................. No. Telp/Hp :................................................................................. 4. Bukti-Bukti :

a. ................................................................................................................ b. ................................................................................................................ c. ................................................................................................................ d. ................................................................................................................ e. ................................................................................................................

5. Uraian singkat kejadian :

……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. …………………………………………………………………………………….............

……………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………............. …………………………………………………………………………………….............

Page 122: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 122 

Pengawas Pemilu, …………………......... Penerima Temuan, ................................. Keterangan: *Bidang Penanganan Pelanggaran Pemilu

Page 123: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 123 

CAP

Model A.3

TANDA BUKTI PENERIMAAN LAPORAN No.001/LP/PILEG/X/2012

Telah diterima dari Nama : Organisasi : Alamat : No. Telp/HP : Hari dan Tanggal : Waktu : _________, _______________** Diterima oleh, ________________ _________________ Penerima Laporan Pelapor Keterangan: * Sesuai dengan Nomor laporan. ** Tempat, tanggal, bulan, tahun.

Page 124: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 124 

CAP

Model A.4

KOP PENGAWAS PEMILU Nomor : Hal : Undangan Klarifikasi Kepada Yth ………………………………………. di -…………………...............….. 1. Dasar :

a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor ......... Tahun 2014 tentang

Pengawasan Pemilihan Umum. 2. Berdasarkan Laporan/Temuan* Nomor………………….., bersama ini kami Bawaslu/

Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan mengundang Sdr. ……………………………….. untuk memberikan keterangan dalam klarifikasi perihal................................................................................................**

3. Klarifikasi akan dilaksanakan pada: a. Hari dan Tanggal : b. Waktu : Pukul ......

b. Tempat : c. Bertemu dengan : 4. Demikian untuk menjadi maklum.

_________, _______________***

PENGAWAS PEMILU..............**** KETUA,

.............................................

Keterangan *Coret yang tidak perlu. **Uraikan secara jelas klarifikasi yang akan dilakukan. *** Tempat, tanggal, bulan, tahun. disesuaikan **** Sesuai dengan nama lembaga.

Page 125: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 125 

Model A.5

KOP PENGAWAS PEMILU KETERANGAN/KLARIFIKASI DI BAWAH SUMPAH/JANJI

Pertanyaan: Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan/klarifikasi dibawah sumpah/janji? Jawaban: Ya, saya bersedia/tidak bersedia ………….. --------- Pada hari ini …… tanggal ….bulan ……., pukul ………WIB/WITA/WIT, saya: ------------------------------------: _________________: -------------------------------------

Bersedia bersumpah/berjanji sesuai dengan agama dan kepercayaan yang saya anut, yakni agama ....…………….* terkait dengan ……………………...................……..** Demi Allah (bagi yang beragama Islam)/ ………. (bagi yang beragama ………...)*, bahwa saya akan memberi keterangan/klarifikasi yang sebenarnya dan tidak lain daripada yang sebenarnya. Demikian sumpah/janji saya, dan akan saya pertanggungjawabkan sesuai tuntunan agama dan kepercayaan yang saya anut.

Saya yang bersumpah/berjanji,

Meterai Rp 6000

…………………………. (Nama dan tandatangan)

Keterangan: * Disesuaikan dengan agama/kepercayaan pihak yang bersumpah. ** Disesuaikan dengan dugaan pelanggaran yang dilaporkan.

Page 126: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 126 

Model A.6

KOP PENGAWAS PEMILU KETERANGAN AHLI DI BAWAH SUMPAH/JANJI

Pertanyaan: Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah/janji? Jawaban: Ya, saya bersedia/tidak bersedia ………….. --------- Pada hari ini …… Tanggal ….bulan ……., pukul ………WIB/ WITA/ WIT, saya: -----------------------------------:_____________________: ----------------------------------

Bersedia bersumpah/berjanji sesuai dengan agama dan kepercayaan yang saya anut, yakni agama …………….* terkait dengan .....................…………………………..** Demi Allah (bagi yang beragama Islam)/ ……….. (bagi yang beragama .………..)*, bahwa saya akan memberi keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya. Demikian sumpah/janji saya, dan akan saya pertanggungjawabkan sesuai tuntunan agama dan kepercayaan yang saya anut.

Saya yang bersumpah,

Meterai Rp 6000

…………………………. (Nama dan tandatangan)

Keterangan: * Disesuaikan dengan agama/kepercayaan pihak yang bersumpah. ** Disesuaikan dengan keterangan yang akan disampaikan.

Page 127: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 127 

Model A.7

KOP PENGAWAS PEMILU BERITA ACARA KLARIFIKASI

--------- Pada hari ini …… Tanggal ….bulan …….tahun....., pukul ……… WIB/ WITA/ WIT, saya---------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------: ___________________ : ------------------------------------ Anggota Bawaslu/ Bawaslu Provinsi/ Panwaslu Kabupaten/Kota/Kecamatan *, dan bertindak atas nama lembaga (Bawaslu/ Bawaslu Provinsi/ Panwaslu Kabupaten/Kota/Kecamatan…………*), telah meminta keterangan dari seorang yang bernama: -----------------------------------: __________________: ----------------------------------- Dilahirkan di .......... tanggal .......... Bulan .......... Tahun .......... (umur ..........Tahun), pekerjaan .........., Agama: .........., Kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di ……………………................................................................................................. Dia (.................) didengar keterangannya sebagai …………………………., terkait dengan…………………………...........................................................................................…………………………................................................................................ Atas pertanyaan Saya, selaku Anggota Bawaslu/ Bawaslu Provinsi/ Panwaslu Kabupaten/Kota/Kecamatan*, yang bersangkutan menjawab serta menerangkan sebagai berikut: PERTANYAAN: Pertanyaan Pembuka 01. Apakah Saudara pada hari ini berada dalam kondisi sehat jasmani dan rohani untuk

memberikan keterangan atau jawaban terkait dengan laporan di atas ……………?----------------------------------------------------------- ----------01. .......................Jawaban).----------------------------------------------

02. Apakah pada hari ini (sesuai tanggal, bulan, dan tahun tersebut di atas), Saudara bersedia untuk memberikan keterangan atau jawaban terkait dengan adanya.................?---------------------------------------------------------- ----------02. .......................Jawaban).----------------------------------------------

03. Mengertikah Saudara mengapa dimintai keterangan seperti saat ini? Jelaskan! ------------------------------------------------------------------------------- ----------03. .......................Jawaban).----------------------------------------------

Pertanyaan Isi (Berkaitan dengan Kasus)* 04. .............................................................................................................**--

----------04. .......................Jawaban).---------------------------------------------- 05. .............................................................................................................**--

----------05. .......................Jawaban).---------------------------------------------- 06. .............................................................................................................**--

----------06. .......................Jawaban).----------------------------------------------

Page 128: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 128 

Pertanyaan Penutup 07. Apakah menurut Saudara, semua keterangan atau jawaban yang Saudara

sampaikan sudah benar dan dapat dipertanggung jawabkan di depan hukum?---------------------------------------------------------------------------------- ----------07. .......................Jawaban).----------------------------------------------

08. Apakah masih ada keterangan lain atau keterangan tambahan yang ingin Saudara sampaikan?------------------------------------------------------------------ ----------08. .......................Jawaban).----------------------------------------------

09. Apakah Saudara bersedia untuk memberikan keterangan kembali apabila diperlukan

? ---------------------------------------------------------------------------- ----------09. .......................Jawaban).----------------------------------------------

10. Apakah Saudara dalam memberi keterangan atau jawaban merasa tertekan atau terpaksa karena tekanan oleh pemeriksa atau pihak lain?.--- ----------10. .......................Jawaban).----------------------------------------------

------Setelah keterangan diberikan/disampaikan, hasilnya dibacakan kembali kepada pihak yang memberi keterangan/jawaban dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Setelah diakui kebenaran atas keterangan/jawaban yang disampaikan kepada Panwaslu, pemberi keterangan membubuhkan tanda tangan di atas meterai Rp.6.000,- seperti di bawah ini.-----------------------

YANG MEMBERI KETERANGAN,

(……………………………………)

---------- Demikian berita acara klarifikasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian ditutup dan ditanda tangani di .........., pada hari .......... tanggal .......... Tahun 20...........--------------------------------------------------------------------

YANG MEMINTA KETERANGAN,

( ………………………………..) Keterangan *Coret yang tidak perlu **Pengawas Pemilu menambah pertanyaan lebih detail untuk menggali informasi atau

kesesuaian keterangan saksi serta mendapatkan bukti dengan substansi dan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan penanganan kasus.

Page 129: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 129 

CAP

Model A.8

KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN *Nomor : .....................

Nasional : …………. Provinsi : …………. Kabupaten/Kota : …………. Kecamatan : …………. Desa/Kelurahan : ............

1. Pokok Masalah : ……………………………………………………. …………………………………………………….

…………………………………………………….

II. D a t a : 1. Pelapor/Penemu ** : ......................................................... 2. Pekerjaan/Jabatan : ......................................................... 3. Alamat : ......................................................... 4. Terlapor/Pelaku*** : ......................................................... 5. Pekerjaan : ......................................................... 6. Alamat : ......................................................... 7. Tanggal Laporan/Temuan : ......................................................... 8. Tanggal Peristiwa : ......................................................... 9. Bukti-Bukti : .........................................................

: ......................................................... : .........................................................

III. Kajian/Pembahasan : 1. Dasar Hukum :..................................................................... 2. Fakta dan keterangan :..................................................................... 3. Pembahasan/Kajian :...........……………...…………….......................

IV. Kesimpulan : …………………………………….....………………. V. Rekomendasi : ………………………………………….....………….

____________, _______________****

PENGAWAS PEMILU..............***** ............................****** .............................................

Keterangan * Nomor sama dengan form penerimaan laporan/Temuan form B.1-DD/B.2-DD. ** Pelapor untuk Laporan Pelanggaran Pemilu, dan Pengawas Pemilu untuk

Temuan Dugaan Pelanggaran. *** Terlapor untuk Laporan Pelanggaran Pemilu, dan Pelaku untuk Temuan Dugaan

Pelanggaran. **** Tempat, tanggal, bulan, tahun. ***** Disesuaikan dengan nama lembaga. ****** Bidang Penanganan Pelanggaran.

Page 130: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 130 

Model A.9

KOP BAWASLU Nomor : …………………… Hal : Penerusan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu Kepada Yth. Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu di - ……………………. 1. Dasar :

a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor ....... Tahun 2014 tentang

Pngawsan Pemilihan Umum. 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen/saksi dan musyawarah Ketua dan Anggota

Bawaslu, maka kasus yang dilaporkan/ ditemukan oleh ………………… dengan Nomor Laporan/Temuan ……………*(terlampir) diduga kuat merupakan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu untuk selanjutnya diteruskan kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.

3. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

_________, _______________**

Badan Pengawas Pemilihan Umum Ketua,

Keterangan *Coret yang tidak perlu. ** Tempat, tanggal, bulan, tahun.

CAP

Page 131: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 131 

Model A.10

KOP PENGAWAS PEMILU Nomor : …………………… Hal : Penerusan Pelanggaran Administrasi Pemilu Kepada Yth. Ketua KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/KPU Kota/PPK/PPS/PPSLN* di - ……………………. 1. Dasar :

a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor ....... Tahun 2014 tentang

Pengawasan Pemilihan Umum. 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen, saksi, kajian dan musyawarah Ketua dan

Anggota Pengawas Pemilu, maka kasus yang dilaporkan/ ditemukan oleh ………………… dengan Nomor Laporan/Temuan ……………*(terlampir) merupakan pelanggaran administrasi Pemilu, selanjutnya diteruskan kepada KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/KPU Kota/PPK/ PPS/ PPSLN* untuk ditindaklajuti sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. _________, _______________**

Ketua Pengawas Pemilu................***

Keterangan *Coret yang tidak perlu. ** Tempat, tanggal, bulan, tahun. ***Disesuaikan dengan nama lembaga.

CAP

Page 132: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 132 

Model A.11

KOP PENGAWAS PEMILU Nomor : …………………… Hal : Penerusan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu Kepada Yth. Kapolri/Kapolda/Kapolwiltabes/Kapoltabes/Kapolres/Kapolresta/Metro/ Kapolsek/Metro/Kapolsekta* di - …………………….

1. Dasar:

a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. c. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor ..........Tahun 2014 tentang

Pengawasan Pemilihan Umum. 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen, saksi, kajian dan musyawarah Ketua dan

Anggota Pengawas Pemilu, maka kasus yang dilaporkan/ditemukan* oleh ………………… dengan No. Laporan/ Temuan* ……………(terlampir) diduga memenuhi unsur-unsur pelanggaran tindak pidana Pemilu, dan selanjutnya diteruskan kepada Kapolri/Kapolda/ Kapolwiltabes/Kapoltabes/Kapolres/Kapolresta/Metro/Kapolsek/Metro/Kapolsekta* untuk ditindaklajuti sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Demikian untuk menjadi maklum. _________, _______________**

Ketua Pengawas Pemilu...........***

Keterangan *Coret yang tidak perlu. ** Tempat, tanggal, bulan, tahun. ***Disesuaikan dengan nama lembaga.

CAP

Page 133: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 133 

CAP

Model A.12

KOP PENGAWAS PEMILU

PEMBERITAHUAN TENTANG STATUS LAPORAN/TEMUAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan terhadap laporan/temuan yang masuk dan hasil kajian Pengawas Pemilu maka diberitahukan status laporan/temuan sebagai berikut:

No.

NAMA PELAPOR/PENGAWAS

PEMILU* DAN TERLAPOR/PELAKU

NOMOR LAPORAN/TEMUAN

STATUS LAPORAN/TEMUAN

INSTANSI TUJUAN/ ALASAN

Keterangan: 1. Ditindaklanjuti ke instansi tujuan:

a. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.** b. KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota.** c. Penyidik di Mabes Polri/ Polda/ Polwil/ Polwiltabes/ Polres/ Metro/ Polsek/ Polsekta.** d. Instansi lain.

2. Alasan tidak ditindaklanjuti, karena: a. Temuan/ Laporan yang diberikan tidak memenuhi syarat formil dan materiil pelaporan. b. Temuan/ Laporan yang diberikan tidak memenuhi unsur-unsur pelanggaran Pemilu. c. Melebihi batas waktu yang telah ditentukan Undang-Undang. d. Alasan lainnya..............

Diumumkan -------,--------- 20..…*** Pengawas Pemilu.....****, …………………………..

Keterangan *Nama Pelapor boleh tidak dicantumkan jika Pelapor meminta namanya dirahasiakan terkait dengan

sifat laporan. **Coret yang tidak perlu. ***Tempat, tanggal, bulan, tahun. ****Disesuaikan dengan nama lembaga.

KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

Ttd.

MUHAMMAD

Page 134: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 134 

LEMBAR TES FORMATIF 7

Nama : _______________________

Bawaslu Provinsi : _______________________

Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X)

1. Sanksi pidana Pemilu Presiden dan Wakil Presiden diatur di dalam…. a. Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 c. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 d. Undnag-Undang Nomor 12 Tahun 2008 e. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008

2. Berapa hari sejak kejadian batas waktu masyarakat dapat melaporkan kepada pengawas pemilu dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden? a. 7 hari sejak diketahui atau ditemukan b. 7 hari sejak kejadian c. 3 hari sejak diketahui atau ditemukan d. 3 hari sejak kejadian e. Tidak ada batasan waktu

3. Andi tim kampanye salah satu Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden pada masa tenang tanggal 7 Juli 2014, membagikan uang kepada sarmin untuk memilik pasangan presiden dan wakil presiden tertentu, pelanggaran apa yang sudah dilakukan oleh Andi tersebut? a. Pelanggaran Administrasi b. Pelanggaran Kode Etik Tim kampanye c. Pelanggaran Pidana Pemilu d. Pelanggaran Kode Etik e. Bukan Pelanggaran

4. Yang dapat melaporkan tentang terjadinya suatu dugaan pelanggaran kepada Pengawas Pemilu, kecuali: a. Tim kampanye b. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden c. Warga Negara Indonesia d. Pemantau Pemilu e. Warga Negara Asing

5. Waktu yang yang dimiliki oleh Pengawas Pemilu untuk menangani pelanggaran adalah a. 3 + 5 hari b. 3 + 7 hari c. 7 + 7 hari d. 5 + 7 hari e. 3 + 2 hari

Page 135: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 135 

6. Waktu yang dimiliki oleh pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan menurut Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilu presiden dan wakil presiden adalah… a. 14 hari b. 21 hari c. 28 hari d. 5 hari e. Tidak ada batasan menurut KUHAP

7. Batasan waktu bagi KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota harus menindaklanjuti rekomendasi pengawas Pemilu dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah… a. 14 hari setelah rekomendasi diterima b. 21 hari setelah rekomendasi diterima c. 7 hari setelah rekomendasi diterima d. 3 hari setelah rekomendasi diterima e. 5 hari setelah rekomendasi diterima

8. Batasan waktu Pengadilan waktu untuk memeriksa dan mengadili pidana pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah… a. 7 hari b. 14 hari c. 21 hari d. 28 hari e. 35 hari

9. Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang melibatkan anak-anak, termasuk pelanggaran apa? a. Pelanggaran Administrasi Pemilu b. Pelanggaran Pidana Pemilu c. Pelanggaran Kode Etik d. Bukan Pelanggaran e. Pelanggaran HAM

10. Anggota KPU Kabupaten/Kota yang terlibat dalam Kampanye salah satu Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden termasuk pelanggaran apa? a. Pelanggaran Administrasi b. Pelanggaran Kode Etik c. Sengketa Pemilu d. Bukan Pelanggaran e. Pelanggaran Pidana Umum

Page 136: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 136 

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 7:

1. E 2. D 3. C 4. E 5. E 6. A 7. C 8. A 9. B 10. B

Page 137: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 137 

MODUL 8

KAJIAN PENANGANAN PELANGGARAN   

A. POKOK BAHASAN : Kajian Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden

B. DESKRIPSI SINGKAT : Pokok bahasan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan Klarifikasi, dan menganalisis unsusr dugaan pelanggaran.

C. SUB POKOK BAHASAN : 1. Klarifikasi penanganan pelanggaran 2. Analisis unsur dugaan pelanggaran

D. HASIL BELAJAR : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu melakukan klarifikasi, dan menganalisis unsur dugaan pelanggaran.

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menjelaskan Teknik Klarifikasi penanganan pelanggaran 2. Menjelaskan Unsur dugaan pelanggaran Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden.

F. METODE : 1. Curah pendapat 2. Ceramah partisipatif 3. Diskusi kelompok 4. Presentasi

G. BAHAN / ALAT BANTU : 1. Materi Ceramah (Powerpoint) 2. Lembar Kasus 3. Naskah Pegangan 4. Kertas Plano 5. Laptop 6. Flipboard 7. Spidol besar dan kecil 8. LCD projektor 9. Lakban

H. WAKTU (MENIT) : 180 Menit

I. BAHAN RUJUKAN : 1. KUHAP 2. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 4. Peraturan Bawaslu 5. Peraturan-peraturan KPU

Page 138: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 138 

J. PROSES PEMBELAJARAN

1. Fasilitator mereview secara singkat pokok bahasan yang terdapat pada Modul 7 yaitu Prosedur penanganan pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. (5 menit)

a. Sebutkan jenis-jenis pelanggaran? b. Jelaskan alur penanganan pelanggaran sejak dari laporan temuan sampai

dengan tindak lanjut! Acuan fasilitator: a. Jenis-jenis pelanggaran: administrasi, pidana, dan kode etik. b. Alur penanganan pelanggaran dimulai dari penerimaan laporan atau temuan,

melakukan pengkajian pelanggaran, melakukan klarifikasi apabila dibutuhkan, mengumpulkan bukti, pemberkasan, rapat pleno untuk memutuskan, dan meneruskan kepada instansi berwenang.

2. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari modul ini, yaitu: (2 menit)

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: a. Menjelaskan Teknik Klarifikasi penanganan pelanggaran b. Menjelaskan Unsur dugaan pelanggaran Pemilu Presiden Dan Wakil

Presiden)

3. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menstimulus peserta: (5 menit)

a. Apa kesulitan yang dihadapi dalam proses pengkajian dugaan pelanggaran? b. Siapa yang dapat menjadi subjek pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden? c. Siapa peserta yang pernah diklarifikasi atau melakukan klarifikasi? Coba

ceritakan ! d. Apa yang membedakan perbuatan kumulatif dan perbuatan alternatif? Fasilitator mencatat jawaban-jawaban peserta sebagai bahan bagi Narasumber dalam memberikan ceramah

4. Fasilitator mempersilahkan Narasumber untuk memberikan ceramah partisipatif menjelaskan tentang Klarifikasi dan unsur-unsur pelanggaran Pemilu Presden Dan Wakil Presiden disertai dengan contoh-contoh kasus di lapangan serta menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul dalam curah pendapat (30 menit)

5. Setelah Narasumber selesai memberikan ceramah, Fasilitator membagi peserta menjadi 3 (tiga) kelompok dengan memperhatikan keseimbangan kemampuan masing-masing kelompok (berdasarkan penilaian fasilitator)

6. Fasilitator membagikan Lembar Kerja 8, kepada setiap peserta, kemudian menjelaskan langkah-langkah penyelesaian Lembar Kerja 8.

a. Setiap kelompok menyusun organisasi kelompok. b. Setiap kelompok mempelajari Lembar Kerja 8 masing-masing dan

mendiskusikan dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diperintahkan

c. Hasil diskusi kelompok dituangkan pada kertas plano dengan menggunakan huruf kapital atau ditulis secara elektronik dalam format power point.

d. Seluruh tugas kelompok diselesaikan dalam waktu maksimal 30 menit

Page 139: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 139 

7. Fasilitator memberikan intruksi kepada peserta: (5 menit)

a. Tentukan tokoh dalam ilustrasi kasus pada Lembar Kerja 8 yang akan diklarifikasi, kemudian terkait informasi apa, fakta apa yang akan diklarifikasi terhadap tokoh tersebut?;

b. Tentukan apa jenis pelanggaran yang ada pada ilustrasi kasus tersebut, apakah dugaan pelanggaran tersebut termasuk dalam kategori: Pelanggaran administrasi, tindak pidana pemilu, atau kode etik penyelenggara pemilu;

c. Tentukan Pasal dalam Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden yang diduga dilanggar dan tentukan apa saja unsur Pasal yang dilanggar?

8. Selama proses diskusi fasilitator dan co-fasilitator melakukan bimbingan-bimbingan kepada semua kelompok sesuai kebutuhan.

9. Setelah diskusi selesai, dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing kelompok untuk mendapatkan tanggapan dari kepada kelompok lain. Waktu presentasi dan tanya jawab 40 menit.

10. Fasilitator melakukan pembulatan atas hasil diskusi kelompok selama 5 menit

11. Fasilitator mempersilahkan Narasumber untuk memberikan penguatan pemahaman tentang materi teknik analisis unsur-unsur pelanggaran dalam Pemilu. (25 menit)

12. Fasilitator membagikan dan meminta peserta mengerjakan lembar Test Formatif 8. (5 menit)

13. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta dan memberikan salam, serta menutup pembelajaran.

Page 140: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 140 

LEMBAR KASUS

Untuk Provinsi

KPU menetapkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dengan Keputusan KPU Nomor 1/Pilpres/2014 pada tanggal 9 Juni 2014, dengan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden sebagai berikut: 1. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Tono dan Toni yang diusung dan

didukung oleh Partai Angin Surga 2. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Subul dan Lesu yang diusung dan

didukung oleh Partai Kuda Jingkrak. 3. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Mimit dan Mamat yang diusung dan

didukung oleh Partai Sedap Malam. Pada tanggal 10 Juni 2014, Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Tono dan Toni mengadakan pertemuan kader Partai Angin Surga se-Provinsi Gula Manis di Stadion Gajah Mungkur Provinsi Gula Manis. Pertemuan kader Partai Angin Surga ini ditujukan dalam rangka konsolidasi pemenangan Tono-Toni pada saat pemungutan suara tanggal 9 Juli 2014. Dalam pertemuan tersebut hadir, Menteri Pekerjaan Rumah Tangga Ahmad Suradi, Menteri Penuntutan Mulia Hasan, dan Menteri Pekerjaan Luar Rumah Wawan Sinarya, yang kebetulan 3 menteri tersebut merupakan kader Partai Angin Surga di Kabinet. Selain 3 menteri tersebut, hadir juga Pengurus DPW, DPD, dan DPC Partai Angin Surga Provinsi Gula Manis.

Dalam orasinya Tono mengatakan “Partai Angin Surga harus menang dengan angka 99% dari jumlah pemilih di Provinsi Gula Manis, apapun caranya. Kalau mau sedikit curang, Partai Angin Surga harus bermain cantik”.

Dalam pertemuan tersebut, tidak lupa ditutup dengan Visi Partai Angin Surga yakni: “Yang Masuk Surga, cuma Yang Merasakan Angin Surga di Dunia”.

Pertemuan tersebut diliput dan disiarkan ke seluruh penjuru Provinsi Gula Manis secara langsung (LIVE) selama 3 jam terus menerus (pukul 09.00-12.00 waktu setempat) oleh Televisi Lokal milik Pemerintah Provinsi Gula Manis dan Televisi Lokal Swasta Angin-Anginan milik Partai Angin Surga. Pertemuan yang ditayangkan di televisi tersebut disaksikan oleh seluruh penduduk di Provinsi Gula Manis.

Waris Hasan yang merupakan simpatisan Partai Kuda Jingkrak di Provinsi Gula Manis menyaksikan tayangan tersebut di televisi dan melaporkan kepada Bawaslu Provinsi Gula Manis pada tanggal 12 Juni 2014, pukul 11.00 waktu setempat. Dalam laporannya, Waris Hasan membawa serta saksi Sueb, Mimin, dan Maman yang turut menyaksikan dan bukti dokumen Video rekaman Handphone milik mimin yang merekam tayangan tersebut.

Instruksi:

a. Tentukan tokoh dalam ilustrasi kasus pada lembar kerja 8 (sembilan) yang akan diklarifikasi, kemudian terkait informasi apa, fakta apa yang akan diklarifikasi terhadap tokoh tersebut?;

b. Tentukan apa jenis pelanggaran yang ada pada ilustrasi kasus trsebut, apakah dugaan pelanggaran tersebut termasuk dalam kategori: Pelanggaran administrasi, tindak pidana pemilu, atau kode etik penyelenggara pemilu;

c. Tentukan Pasal dalam Peraturan Perundang-undangan Tentang Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden yang diduga dilanggar dan tentukan apa saja unsur Pasal yang dilanggar?

Page 141: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 141 

NASKAH PEGANGAN 8

KAJIAN PENANGANAN PELAGGARAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

A. KAJIAN PENANGANAN PELANGGARAN Kajian dugaan pelanggaran pemilu adalah penulisan hasil rangkaian proses administrasi, pengumpulan bukti, klarifikasi, analisis hukum, kesimpulan dan rekomendasi atas temuan dan/atau laporan pelanggaran pemilu sebagai dasar untuk memutuskan suatu temuan atau laporan sebagai pelanggaran atau bukan pelanggaran, atau pelanggaran tertentu, dan sanksi yang direkomendasikan kepada pihak yang berwenang.

1. Sistematika Kajian a. Pokok Masalah b. Data Pelapor dan Terlapor c. Kajian /Pembahsan d. Kesimpulan e. Rekomendasi

2. Pokok Masalah Uraian singkat Peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden yang dilaporkan.

3. Data Pelapor Dan Terlapor Data dan identitas pelapor dan terlapor disesuaikan dengan data identitas resmi (KTP/Paspor/SIM) yang disampaikan pada saat menyampaikan laporan dan/atau pada saat memberikan keterangan.

4. Kajian/Pembahasan

a. Alat Bukti dan Barang Bukti Dalam melakukan kajian Bawaslu Propinsi harus mendasarkan pada fakta, alat-alat bukti yang sah, barang bukti dan aturan perundang-undangan yang sesuai sehingga bisa diperoleh kesimpulan yang tepat dan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan.

1) Alat Bukti Adalah segala sesuatu yang ada hubunganya dengan suatu perbuatan, dimana dengan alat butki tersebut, dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian guna menimbulkan keyakinan hakim atas kebenaran adanya suatu tindak pelanggaran yang telah dilakukan, yang dalam Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) disebutkan: Alat bukti yang sah ialah:

a. Keterangan saksi. b. Keterangan ahli. c. Surat. d. Petunjuk. e. Keterangan terdakwa Dalam konteks kajian di Bawaslu Propinsi keterangan terdakwa disesuaikan dengan status laporan/temuan yaitu keterangan terlapor.

Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Page 142: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 142 

2) Barang Bukti Adalah barang atau benda bergerak yang seluruhnya atau sebagian diperoleh, dan/atau telah dipergunakan sebagai alat, dan/atau mempunyai hubungan langsung dengan pelanggaran dan/atau kejahatan. Yang diperlukan dalam pemeriksaan perkara mulai dari tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di Pengadilan guna menjernihkan dan membuktikan suatu peristiwa atau keadaan yang dihadirkan sebagai barang bukti.

b. Fakta/Keterangan Uraian tentang peristiwa hukum dan kejadian yang terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilaporkan/ditemukan dan dokumen atau informasi yang diperoleh pada saat klarifikasi.

c. Dasar Hukum a) Dasar kewenangan Pengawas Pemilu sesuai jenjang untuk menerima

laporan/temuan, menindaklanjuti laporan/temuan, dan merekomendasikan kepada pihak-pihak yang berwenang.

b) Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pokok permasalahan yang dilaporkan/ditemukan

c) Ketentuan mengenai sanksi yang dapat dijatuhkan kepada pihak-pihak yang diduga sebagai pelaku pelanggaran

d) Ketentuan mengenai tata cara penjatuhan sanksi.

5. Kesimpulan Berisi analisis hukum atau uraian tentang dugaan pelanggaran yang dilaporkan/ditemukan apakah telah sesuai atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Rekomendasi 1. Poin-poin rekomendasi untuk pemulihan hak yang dilanggar 2. Rekomendasi kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti kajian 3. Ancaman/sanksi yang dapat dijatuhkan kepada pelaku

7. Hasil Kajian Pasal 38 Peraturan Bawaslu Nomor ....... Tahun 2014 Tentang Pengawasan Pemilihan Umum mengatur Hasil Kajian terhadap Laporan dugaan pelanggaran dituangkan dalam Formulir A-9, dikatagorikan sebagai: a. Pelanggaran Pemilu; b. Bukan pelanggaran Pemilu; atau c. Sengketa Pemilu Hasil kajian yang berupa Dugaan Pelanggran Pemilu dapat berupa: a. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu b. Pelanggaran Administrasi Pemilu; dan/atau c. Tindak Pidana Pemilu

B. KLARIFIKASI Sesuai Pasal 37 Peraturan Bawaslu Nomor. ... Tahun 2014 Tentang Pengawasan Pemilihan Umum. Bahwa Pengawas Pemilu dapat meminta kehadiran Pelapor, Terlapor Pihak yang diduga pelaku pelanggaran, saksi, dan/atau Ahli untuk didengar keterangan dan/atau klarifikasinya dibawah sumpah,. Keterangan dan/atau klarifikasi dibuat dalam Berita Acara klarifikasi dengan menggunakan Formulir Model A-8.

Page 143: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 143 

bahwa dalam proses pengkajian laporan pelanggaran, Pengawas Pemilu dapat meminta kehadiran Pelapor, Terlapor, Saksi dan/atau Ahli untuk didengar keterangan dan/atau klarifikasinya. Klarifikasi bertujuan menguji kebenaran, atau melengkapi informasi yang telah diperoleh, atau mendapatkan suatu informasi yang diperlukan dari seseorang melalui proses tanya jawab. Pengawas Pemilu mengundang Pihak-Pihak yang akan dimintai keterangan/klarifikasinya secara layak., mengingat keterbatasan waktu. undangan klarifikasi disampaikan dalam kondisi dan situasi yang layak sehingga pihak yang diundang untuk klarifikasi dapat menerima dan bisa hadir. Undangan klarifikasi disampaikan dan untuk kepentingan substansi klarifikasi, Pengawas Pemilu dapat menyesuaikan isi surat undangan klarifikasi dengan konteks laporan yang sedang ditangani. Proses klarifikasi dilakukan dengan membuat Berita Acara yang berisi pertanyaan dan jawaban. Berita Acara Klarifikasi dibuat rangkap dan ditandatangani oleh kedua pihak (yang melakukan kalrifikasi dan yang dimintakan klarifikasi). Tanda tangan dilakukan oleh salah satu pihak diatas materai.

C. ANALISIS UNSUR-UNSUR DUGAAN PELANGGARAN Analisis unsur-unsur pelanggaran Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden antara lain meliputi :

1. Subyek pelanggaran atau pelaku pelanggaran dapat dilakukan oleh setiap orang tetapi dapat juga hanya oleh orang tertentu (tidak setiap orang), semisal : anggota KPU, Pelaksanan Kampanye, Pasangan Calon, Anggota Pengawas Pemilu, setiap PNS, TNI, Kepoliisian, seorang majikan, dll. Beberapa ketentuan dalam UU Pemilu menyebutkan secara jelas mengenai subyek atau pelaku, sebagai misal: Setiap pelaksana, peserta, atau petugas Kampanye.

Contoh: Setiap pelaksana, peserta, atau petugas Kampanye yang terbukti dengan sengaja atau lalai yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

2. Untuk mengetahui bentuk kesalahannya, dapat dilihat dalam rumusan ketentuan apakah harus berdasarkan unsur kesengajaan atau termasuk kealpaan/tidak sengaja. Dalam hal unsur kesengajaan maka harus dibuktikan bahwa pelanggaran yang terjadi karena adanya upaya yang disengaja.

Contoh unsur kesengajaan dan kelalaian Pasal 203 Unsur kesengajaan Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang suatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftar pemilih, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah). Pasal 243 Unsur karena Kelalaianya Setiap orang yang karena kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan penghitungan suara dan/atau

Page 144: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014 144 

sertifikat hasil penghitungan suara yang sudah disegel, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

3. Berdasarkan rumusan pasal, harus diperhatikan apakah yang dipermasalahkan “tindak perbuatan” atau lebih kepada “akibat yang ditimbulkan”. Apabila yang dipermasalahkan tindak perbuatan maka tidak penting untuk mengetahui akibat yang timbul dari perbuatan tersebut. Tetapi apabila yang dipermasalahkan adalah akibat yang ditimbulkan maka tidak perlu mempersoalkan mengenai bagaimana cara perbuatan itu dilakukan, apakah dengan sengaja atau karena lalai.

Pasal 210 Unsur Perbuatan yang dilarang Setiap anggota KPU, KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, PPK, PPS, dan PPLN yang dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu calon atau Pasangan Calon dalam masa Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).Berdasarkan tindak perbuatannya dapat dibedakan antara pelanggaran yang dilakukan dengan bertindak secara aktif (komisi) atau pasif tidak bertindak (omisi). “Komisi” berarti melakukan suatu perbuatan yang dilarang sedangkan “omisi” adalah tidak melaksanakan suatu perbuatan yang diperintahkan atau yang seharusnya dilakukan. Pasal 225 Unsur akibat perbuatan Pelaksana Kampanye yang karena kelalaiannya mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di tingkat desa/kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”

4. Berdasarkan rumusan ketentuan dapat dibedakan antara perbuatan yang unsur-unsurnya cukup dipenuhi secara alternatif dan perbuatan pelanggaran yang unsurnya harus dipenuhi secara kumulatif (menyeluruh).

Rumusan alternatif biasanya menggunakan tanda “koma” atau dengan kata “atau”. Jadi untuk dapat dikenakan sanksi tidak mesti memenuhi seluruh unsur yang dicantumkan tetapi cukup salah satunya saja. Pasal 204 Unsur Perbuatan alternatif “Setiap orang yang dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan atau dengan menggunakan kekuasaan yang ada padanya pada saat pendaftaran Pemilih menghalang-halangi seseorang untuk terdaftar sebagai Pemilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden menurut Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).”

Page 145: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

145 

Pasal 221 Unsur Perbuatan Kumulatif “Pelaksana Kampanye yang menerima dan tidak mencatatkan dana Kampanye berupa uang dalam pembukuan khusus dana Kampanye dan/atau tidak menempatkannya pada rekening khusus dana Kampanye Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 48 (empat puluh delapan) bulan dan denda sebanyak tiga kali dari jumlah sumbangan yang diterima.”

Page 146: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

146 

LEMBAR TES FORMATIF 8

Nama : ___________________

Bawaslu Propinsi : ___________________

Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X)

1. Beberapa hal yang diperlukan dalam melakukan kajian dugaan pelanggaran seperti dibawah ini kecuali: a. Peraturan perundang-undangan terkait b. Melakukan Klarifikasi c. Pemberitaan media jejaring sosial d. Melkukan Kajian dugaan Pelanggaran

2. Salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengkaji dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan oleh Pelaksana Kampanye Calon Presiden Dan Wakil Presiden: a. Pelaksana kampanye yang didaftarkan ke KPU b. Hasil jajak pendapat c. Keputusan KPU tentang Daftar Pemilih Sementara d. Peraturan KPU

3. Dalam hal laporan dugaan pelanggaran tidak memenuhi unsur dugaan pelanggaran maka : a. Tidak perlu rekomendasi b. Diumumkan dalam Form Kajian c. Tetap disampaikan kepada pelapor d. Dilakukan kajian ulang

4. Keterangan yang disampaikan oleh pelapor pada saat menyampaikan laporan dapat dijadikan sebagai: a. Barang bukti b. Alat bukti c. Keterangan saksi d. Rekomendasi

5. Yang dapat dijadikan sebagai saksi adalah: a. Orang yang mendapat informasi dari pelapor b. Orang yang mengetahui secara langsung terjadinya peristiwa c. Orang yang terlibat secara langsung dalam kejadian tersebut d. Orang yang dilaporkan sebagai pelaku peristiwa (pelanggaran)

6. Yang dimaksud dengan unsur-unsur pelanggaran antara lain: a. Subyek (pelaku) pelanggaran umum atau orang tertentu b. Jenis perbuatan yang diharuskan maupun perbuatan yang dilarang c. Sanksi yang dapat dijatuhkan kepada pelaku melalui pengadilan atau DKPP d. Apakah dirumuskan secara alternatif atau kumulatif

7. Apabila perbuatan dirumuskan secara alternatif, maka unsur perbuatan yang harus dipenuhi : a. Satu perbuatan saja yang terbukti sudah cukup b. tidak semua perbuatan tetapi harus lebih dari satu c. semua perbuatan harus terpenuhi d. minimal 2 (dua) unusr harus terpenuhi

Page 147: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

147 

8. Yang dimaksud dengan melakukan pelanggaran karena tidak menjalankan yang diperintahkan : a. Omisi b. Pasif c. Komisi d. Korupsi

9. Dimana kita dapat mengetahui adanya unsur-unsur tindak pidana pemilu Presiden Dan Wakil Presiden : a. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentag Pemilihan Umum Presidn Dan

Wakil residen. b. UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu c. UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD

Propinsi dan Kabupaten/Kota d. Peraturan KPU tentang Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden

10. Terhadap Penyelenggara Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden melakukan pelanggaran pidana pemilu Presiden Dan Wakil Presiden, Pidana bagi yang berangkutan ditambah 1/3 (satu pertiga) dari ketentuan pidana yang ditetapkan dalam Pasal-Pasal tersebut, pelanggaran dalam Pasal dimaksud salah satunya adalah Pasal: a. Pasal 205 UU No 42 Tahun 2008 b. Pasal 208 UU No 42 Tahun 2008 c. Pasal 246 UU No 42 Tahun 2008 d. Pasal 250 UU No 42 Tahun 2008 e. Pasal 259 UU No 42 Tahun 2008

Page 148: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

148 

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 8

1. C 2. A 3. C 4. B 5. A 6. E 7. A 8. E 9. A 10. B

Page 149: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

149 

LEMBAR POST-TEST

Nama : ___________________

Bawaslu Provinsi : ___________________

Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X).

1. Manakah jawaban dibawah ini yang tidak termasuk sanksi pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu:

a. Peringatan tertulis b. Rehabilitasi c. Pemberhentian tetap d. Pemberhentian sementara

2. Sebutkan faktor dominan hubungan disharmonis antara Komisioner dengan Sekretariat.

a. Minimnya honorarium yang diberikan sekretariat kepada komisioner

b. Pengelolaan anggaran yang kurang terbuka yang dilakukan Kepala Sekretariat dan jajaran dibawahnya.

c. Perilaku kurang menyenangkan yang dilakukan oleh Komisioner

d. Adanya praktek KKN yang dilakukan oleh Kepala Sekretariat dalam mengisi posisi staf di kesekretariatan.

3. Berikut ini adalah materi bentuk-bentuk kampanye, kecuali:

a. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik; b. Penyiaran melalui radio dan/atau televisi; c. Penyebaran bahan kampanye kepada umum; d. Mobilisasi massa untuk memilih

4. Sebutkan siapa pemberi mandat saksi di TPS pada saat pungut hitung Pilpres 2014

a. Parpol pengusung presiden dan wakil presiden b. Pasangan calon presiden dan wakil presiden c. Tim Pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden d. Parpol pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden

5. Pilihlah perbedaan sosialiasi dengan hubungan masyarakat dalam lembaga pengawasan pemilu yang lebih tepat di bawah ini:

a. Tidak ada perbedaan sosialisasi dengan hubungan masyarakat b. Sosialiasi lebih focus pada pertemuan tatap muka sedangkan hubungan

masyarakat lebih focus pada media massa. c. Sosialiasi lebih focus pada pembuatan iklan layanan masyarakat sedangkan

hubungan masyarakat lebih focus pada berita media massa. d. Sosialiasi focus pada memasyarakatkan pengawasan pemilu dan memberi

pemahaman pengawasan pemilu bagi warga Negara sehingga mereka dapat bertindak ikut serta dalam mengawasi pemilu. Sedangkan hubungan masyarakat lebih focus pada penyampaian informasi dalam rangka pertanggungjawaban publik, mendapatkan dukungan dan kepercayaan public, serta menjaga citra positif lembaga.

Page 150: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

150 

6. Waktu yang dimiliki oleh pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan menurut Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilu presiden dan wakil presiden adalah…

a. 14 hari b. 21 hari c. 28 hari d. 5 hari e. Tidak ada batasan menurut KUHAP

7. Dimana kita dapat mengetahui adanya unsur-unsur tindak pidana pemilu Presiden Dan Wakil Presiden :

a. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 d. Peraturan KPU tentang Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden

8. Berapa hari sejak kejadian batas waktu masyarakat dapat melaporkan kepada pengawas pemilu dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden?

a. 7 hari sejak diketahui atau ditemukan b. 7 hari sejak kejadian c. 3 hari sejak diketahui atau ditemukan d. 3 hari sejak kejadian

9. Andi tim kampanye salah satu Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden pada masa tenang tanggal 7 Juli 2014, membagikan uang kepada sarmin untuk memilik pasangan presiden dan wakil presiden tertentu, pelanggaran apa yang sudah dilakukan oleh Andi tersebut?

a. Pelanggaran Administrasi b. Pelanggaran Kode Etik Tim kampanye c. Pelanggaran Pidana Pemilu d. Pelanggaran Kode Etik

10. Apabila perbuatan dirumuskan secara alternatif, maka unsur perbuatan yang harus dipenuhi :

a. Satu perbuatan saja yang terbukti sudah cukup b. tidak semua perbuatan tetapi harus lebih dari satu c. semua perbuatan harus terpenuhi d. minimal 2 (dua) unusr harus terpenuhi

Page 151: MODUL 1 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR A. …ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen berkala/2. MODUL... · awal dalam pembelajaran ini kita bersama akan mencermati peragaan (demonstrasi)

Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014

151 

KUNCI JAWABAN PRE-TEST/POST-TEST:

1. B 2. B 3. D 4. C 5. D 6. A 7. A 8. D 9. C 10. A