modu praktikum gcpj

39
FOTOGRAMETRI Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu objek serta keadaan disekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Salah satu bagian dari pekerjaan fotogrametri adalah interpretasi foto udara. Oleh karena itu dengan adanya praktikum tentang interpretasi foto udara dan pembuatan peta tutupan lahan kali ini diharapkan mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi mampu melakukan interpretasi foto udara dengan menggunakan prinsip- prinsip interpretasi yang benar serta dilanjutkan dengan pembuatan peta tutupan lahan. Adapun prinsip yang digunakan dalam interpretasi foto terdiri dari 7 (tujuh) kunci interpretasi yang meliputi : bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur, dan lokasi. Dengan beracuan pada 7 (tujuh) kunci tersebut maka kita dapat mengidentifikasi dengan jelas objek yang sebenarnya. Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek. Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang 1

Upload: gayuhpramukti

Post on 09-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

modul

TRANSCRIPT

Page 1: Modu Praktikum Gcpj

FOTOGRAMETRI

Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk

memperoleh data dan informasi tentang suatu objek serta keadaan disekitarnya melalui suatu

proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Salah

satu bagian dari pekerjaan fotogrametri adalah interpretasi foto udara. Oleh karena itu dengan

adanya praktikum tentang interpretasi foto udara  dan pembuatan peta tutupan lahan kali ini

diharapkan mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi mampu melakukan interpretasi foto udara

dengan menggunakan prinsip-prinsip interpretasi yang benar serta dilanjutkan dengan pembuatan

peta tutupan lahan. Adapun prinsip yang digunakan dalam interpretasi foto terdiri dari 7 (tujuh)

kunci interpretasi yang meliputi : bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur, dan lokasi.

Dengan beracuan pada 7 (tujuh) kunci tersebut maka kita dapat mengidentifikasi dengan jelas

objek yang sebenarnya.

Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk

mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi.

Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini.

Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.

Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara

sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.

Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan

dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam

interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi

objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak

digunakan  oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi

fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang  Untuk memperoleh jenis-jenis informasi

spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya 

diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara

konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam

interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.

1

Page 2: Modu Praktikum Gcpj

Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar

citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan

pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang

diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara

kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat

abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan interpretasi 

suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah  kunci dasar interpretasi atau elemen dasar

interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran

objek – objek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :

1. Bentuk

Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual.

Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada

citrta foto.

2. Ukuran

Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan

apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.

3. Pola

Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan

merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk

pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.

4. Rona

Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan

pantulan sinar oleh objek.

5. Bayangan

Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu

profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan

memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam

interpretasi.

6. Tekstur

Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan

2

Page 3: Modu Praktikum Gcpj

kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto.

Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto

diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.

7. Lokasi

Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.

3

Page 4: Modu Praktikum Gcpj

Interpretasi Foto Udara

A. Persepsi Kedalaman

Pengertian pandangan 3 dimensi

Penginderaan jauh sistem foto udara memanfaatkan teknik stereoskopis ini untuk mendapatkan

informasi turunan dari serangkaian data foto udara seperti ketinggian, jarak, volume dan lain-

lain. Untuk menghasilkan pandangan stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan yang mampu

menghasilkan pandangan stereoskopis pada foto udara bertampalan yaitu stereoskop. Melalui

stereoskop ini, obyek-obyek yang terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti gambar

tiga dimensi yang dapat diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut.

Pandangan tiga dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini muncul dalam otak sebagai akibat

adanya perpaduan dua gambar dengan sudut pandang yang berbeda. Masing-masing mata

pengamat (observer) akan mendapatkan informasi dari gambar yang berada dibawahnya.

Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak manusia dan diterjemahkan sebagai

gambar yang tiga dimensi. Serangkaian foto udara akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi

dalam proses pengamatan stereoskopis jika :

• Foto udara tersebut memiliki tampalan

• Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam satu jalur terbang yang sama

• Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama

Selain dari syarat dari foto udara tersebut diatas, kemampuan dari setiap orang dalam

menghasilkan efek tiga dimensional juga sangat bervariasi. Tidak setiap pengamat memiliki

kemampuan yang sama dalam menghasilkan sebuah gambaran tiga dimensional pada

serangkaian foto udara yang sama. Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat

kemampuan fokus pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan

seseorang menghasilkan gambaran tiga dimensional. Pertambahan usia seorang pengamat juga

memungkinkan perubahan kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan pandangan tiga

4

Page 5: Modu Praktikum Gcpj

dimensional. Dengan demikian seorang ahli fotogrametris yang bekerja dengan gambaran

stereoskopis juga memiliki kemungkinan mengalami kesulitan pembentukan gambaran tiga

dimensi pada masa tertentu.

Sudut Paralactic

Paralaks, atau lebih tepatnya paralaks gerak adalah perubahan kedudukan sudut dari dua titik

diam, relatif satu sama lain, sebagaimana yang diamati oleh seorang pengamat yang bergerak.

Secara sederhana, paralaks merupakan pergeseran yang tampak dari suatu obyek (titik 1)

terhadap latar belakang (titik 2) yang disebabkan oleh perubahan posisi pengamat.

Paralaks sering didefinisikan sebagai “pergerakan yang tampak” dari sebuah obyek terhadap

latar belakang yang jauh akibat pergeseran perspektif sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.

Ketika dilihat dari titik pandang A, obyek tampak berada di depan kotak biru. Ketika titik

pandang diubah ke titik pandang B, obyek tampak bergerak ke depan kotak merah. Fenomena ini

biasa dimanfaatkan dalam astronomi untuk menentukan jarak benda-benda langit.

Metode penentuan jarak obyek-obyek langit pada dasarnya adalah kasus khusus dari triangulasi,

dimana kita dapat menentukan panjang dua sisi sebuah segitiga, jika salah satu sisi dan sudutnya

diketahui. Untuk kasus penentuan jarak dengan metode paralaks, segitiga yang dibentuk oleh dua

titik posisi pengamat dan obyek langit adalah segitiga yang sangat lancip. Posisi dua titik

pengamatan merupakan alas segitiga tersebut dan biasanya ditentukan dengan menggunakan

ukuran-ukuran bumi seperti diameter Bumi dan jari-jari orbit Bumi mengelilingi Matahari. Sudut

segitiga dapat ditentukan dengan mengukur sudut “pergeseran yang tampak” pada bola langit

dari dua titik pengamatan tadi.

Stereoskop Cermin dan Saku

Stereoskop Cermin

Stereoskop yang digunakan untuk melihat foto yang bertampalan yang berukuran lebih besar

daripada stereoskop saku. Bagian – bagian dari stereoskop ini meliputi lensa cembung, sepasang

prisma/cermin, cermin perak, tiang penyangga, lensa binokuler. Kelebihan dari stereoskop ini

5

Page 6: Modu Praktikum Gcpj

adalah dapat melakukan perbesaran dengan penambahan lensa binokuler, daerah yang diamati

lebih luas daripada stereoskop saku, dan dapat menampakkan satu lembar foto udara secara

penuh. Kekurangan stereoskop ini adalah ukurannya yang besar sehingga tidak praktis, harga

relatif mahal, jika ditambahkan dengan binokuler maka akan memperkecil daerah yang diamati.

Stereoskop cermin

a. Lebih besar dari stereoskop saku

b. Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan menggunakan stereoskop lensa

c. Karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan

Gambar Stereoskop Cermin

6

Page 7: Modu Praktikum Gcpj

Gambar Stereoskop Cermin

Stereoskop Saku

Stereoskop yang berukuran kecil , stereoskop ini terdiri dari lensa convex yang sederhana, dan

mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar. Bagian – bagian dari stereoskop ini meliputi

lensa cembung dan tiang penyangga. Kelebihan stereoskop ini adalah harganya yang murah,

praktis dapat dibawa kemana – mana, faktor perbesarannya cukup besar. Kekurangan dari

stereoskop ini adalah daerah yang bisa diamati sangat terbatas.

Stereoskop saku atau stereoskop lensa

- Lebih murah daripada stereoskp cermin

Cukup kecil hingga dapat dimasukkan kedalam saku

- Terdiri dari susunan lensa convex yang sederhana

7

Page 8: Modu Praktikum Gcpj

- Mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar

- Mudah dibawa ke lapangan

- Daerah yang dpat dilihat secara stereoskopis sangat terbatas

Gambar Stereoskop Saku

B. Interpretasi Foto Udara

Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk

mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi.

Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini.

Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.

Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara

sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.

Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan

dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam

interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi

objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak

8

Page 9: Modu Praktikum Gcpj

digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi

fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi

spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya

diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara

konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam

interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.

C. Kunci Interpretasi Citra

Di dalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar

citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan

pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang

diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara

kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat

abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual.

Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar

interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu

serta membedakan penafsiran objek – objek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh

karakteristik dasar citra foto yaitu :

Bentuk

Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual.

Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada

citrta foto.

Ukuran

Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan

apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.

Pola

Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan

9

Page 10: Modu Praktikum Gcpj

merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk

pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.

Rona

Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan

pantulan sinar oleh objek.

Bayangan

Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu

profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan

memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam

interpretasi.

Tekstur

Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan

kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto.

Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto

diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.

Lokasi

Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.

Kunci interpretasi citra pada umunya dapat berupa potongan citra yang telah diinterpretasi,

diyakinkan kebenarannya, dan diberi keterangan sebelumnya. Keterangan pada kunci interpretasi

ini dapat berupa :

• Jenis obyek yang digambarkan

• Unsur interpretasi yang digunakan

• Keterangan tentang citra meliputi jenis, skala, waktu pemotretan dan lokasi daerahnya

Kunci interpetasi citra dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan interpretasi citra.

10

Page 11: Modu Praktikum Gcpj

11

Page 12: Modu Praktikum Gcpj

POLA ALIRAN DAN STADIA GEOMORFOLOGI

 Pola Aliran Dendritik 

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainyamenyerupai struktur

pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol olehlitologi batuan yang homogen.

Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatansungai yang dikontrol oleh jenis

batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten

terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang

resisten (seperti granit) akanmembentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan

sebagai panjangsungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa

resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur

sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-

alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten

akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkansebaliknya pada

batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

2. Pola Aliran Radial

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu

titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukit intrusi. Pola aliran radial juga

dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah(domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini

pola aliran sungainya kemungkinan akanmerupakan kombinasi dari pola radial dan annular

3. Pola Aliran Rectangular

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadaperosinya mendekati

seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arahdengan sudut saling tegak lurus.

Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosisehingga memungkinkan air mengalir dan

berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya

lurus-lurus mengikutisistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya

terpatahkan.Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di

12

Page 13: Modu Praktikum Gcpj

tempattempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut

tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran

rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur

kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang

mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan

4. Pola Aliran Trellis

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk  pagar yang umum

dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan olehsungai yang mengalir lurus di

sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasaldari lereng yang curam dari kedua sisinya.

Sungai utama dengan cabang-cabangnyamembentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai

bentuk pagar. Pola aliran trellisadalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan

dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh

saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak

lurusdengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan

5. Pola Aliran Sentripetal

Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan polaradial, di mana aliran

sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan(depresi). Pola aliran sentripetal

merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat

sungai-sungai yang ada mengalir ke suatucekungan, di mana pada musim basah cekungan

menjadi danau dan mengering ketikamusin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau

mongering.

5. Pola Aliran Sentripetal

Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan polaradial, di mana aliran

sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan(depresi). Pola aliran sentripetal

merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat

sungai-sungai yang ada mengalir ke suatucekungan, di mana pada musim basah cekungan

menjadi danau dan mengering ketikamusin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau

mengering.

13

Page 14: Modu Praktikum Gcpj

6. Pola Aliran Annular

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari

suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular

biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusiloccolith.

7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lerengyang curam/terjal.

Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliransungainya akan berbentuk

lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabangsungainya yang sangat sedikit. Pola

aliran paralel terbentuk pada morfologi lerengdengan kemiringan lereng yang seragam. Pola

aliran paralel kadangkalamengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah

yang batuandasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat

terjadiantara pola aliran trellis, dendritik, dan parallel.

A. Stadia Sungai

Stadia sungai adalah tahapan perkembangan suatu sungai berdasarkan tingkat erosinya. Macam-

macam stadia sungai :

1.Stadia muda, ciri-cirinya :

a.Biasa di daerah hulu. 

b.Aliran relatif lurus.

c.Erosi vertikal > erosi horizontal

d.Penampang sungai berbentuk “V”.

 e.Banyak jeram.

f.Belum ada dataran banjir.

2.Stadia dewasa, ciri-cirinya :

a.Berada di daerah bagian tengah.

b.Aliran mulai berkelok-kelok.

c.Erosi vertikal ≈ erosi horizontal.

d.Lembah lebih lebar berbentuk “U”

e.Mulai ada dataran banjir

14

Page 15: Modu Praktikum Gcpj

3. Stadia tua, ciri-cirinya :

a.Biasanya berada di daerah hilir, dekat dengan muara (terkadang di bagian tengah). 

b.Aliran sungai bermeander.

c.Sudah ada Oxbow-lake.

d.Dataran banjir cukup luas.

e.Erosi lateral > erosi vertikal

15

Page 16: Modu Praktikum Gcpj

Gambar 1. Stadia muda, dewasa dan tua.

16

Page 17: Modu Praktikum Gcpj

B. Stadia Geomorfologi

 Ketika sungai terbentuk dan mulai mengalir menuju base level, sungai akanmemotong lembah,

mengairi channel sungai, dan membentuk morfologi yang dilewatinya (Tarbuck & Lutgens,

1984, hal 225 – 226 ). Pembentukan stadia daerah juga dipengaruhi olehiklim daerah tersebut.

Stadia daerah pada daerah yang beriklim humid / basah berbeda denganstadia pada daerah arid /

kering.

 

Daerah bertingkat erosi muda ditandai oleh

1.Relief bertambah dengan cepat,

2.Sungai-sungai belum berkembang luas

3. Sungai-sungai dipisahkan oleh divides yang luas.

Daerah bertingkat erosi dewasa ditandai oleh

1.Relief mencapai maksimum 

2. Sungai-sungai mulai berkembang

3.Divides makin sempit.

Daerah bertingkat erosi tua ditandai oleh

1.Merendahnya puncak-puncak divides

2.Relief daerah menjadi bergelombang lemah (undulating). Permukaan bumi yangdemikian

disebut peneplain (hampirata).

Apabila kemudian terjadi epirogenesis atau orogenesis, maka daerah yang terangkatini akan

tersayat atau tertoreh lagi oleh sungai-sungai yang mengalir di daerah tersebutsehingga akan

terjadi tingkat erosi daerah muda lagi. Proses ini disebut peremajaan atau"rejuvenation" Untuk

dapat mempelajari sungai secara keseluruhan, kita harus mengetahuiklasifikasi sungai secara

genetika. Menurut Lobeck (1939, hal. 171) klasifikasi sungaitersebut terdiri atas :

17

Page 18: Modu Praktikum Gcpj

Sungai konsekuen

Sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lereng yang dilewatinya. Umumnyasungai

konsekuen ini terdapat pada daerah yang mengalami peristiwa tektonik, misalnyauplifted dome,

block mountain, dan daerah pesisir pantai.

Sungai subsekuen

sungai yang mengalir mengikuti arah strike batuan atau arah jurus perlapisan batuan pada daerah

dengan batuan yang kurang resisten, atau sungai yang mengalir mengikuti kekar  – kekar dan

sesar pada daerah dengan batuan yang kristalin.

Sungai obsekuen

Merupakan sungai yang arah alirannya berlawanan arah dengan arah kemiringan perlapisan

batuan, dan juga berlawanan arah dengan arah sungai konsekuen. Sungai obsekuenumumnya

hanya pendek dengan gradien sungai yang curam, umumnya berupa anak sungaiyang mengalir

melewati tebing gunung yang curam atau escarpments.

Sungai resekuen

sungai yang mengalir mengikuti arah jurus kemiringan batuan dan kemiringan lereng. Tetapi

sungai resekuen terbentuk belakangan dan pada ketinggian yang lebih rendahdengan besar

kemiringan batuan lebih kecil daripada sungai konsekuen. Sungai resekuenumumnya terdapat

sebagai anak sungai dari sungai subsekuen.

Sungai insekuen

Merupakan sungai yang arah alirannya tidak dikendalikan oleh struktur batuan, tidak mengalir

mengikuti arah kemiringan perlapisan batuan. Sungai insekuen mengalir ke semuaarah yang

mungkin untuk dilewati, dan hasilnya membentuk pola penyaluran dendritik.

Sungai anteseden

sungai yang telah ada sebelum perbukitan atau pegunungan terbentuk, sungaiini tetap

mempertahankan kedudukan selama proses uplifting berlangsung, akibatnya sungaimembentuk

water gap karena mengalir melewati punggungan atau perbukitan.

18

Page 19: Modu Praktikum Gcpj

Sungai superimposed ( superposed )

 Merupakan sungai yang mengalir sepanjang daerah yang tertutupi oleh dataranalluvial atau

sedimen yang dapat membentuk peneplain. Apabila telah mengalami rejuvinasi,sungai

superposed akan memotong lapisan penutupnya. Rejuvinasi dapat terjadi apabila peneplain

mengalami uplifting.

Sungai reversed/membalik 

sungai yang tidak dapat mempertahankan kedudukannya ketika upliftingterjadi, hanya mengubah

arah alirannya mengikuti kelerengan daerahnya.Sungai compoundMerupakan sungai yang

mengalir melewati dua daerah atau lebih dengan umur geomorfologiyang berbeda.

Sungai composite

sungai yang mengalir melewati dua daerah atau lebih dengan struktur geologiyang berbeda.

19

Page 20: Modu Praktikum Gcpj

20

Page 21: Modu Praktikum Gcpj

C. Bentang Alam

1.Bentang Alam Denudasional

Bentangalam denudasional adalah bentuk bentangalam yang terbentuk akibat adanya proses

denudasi. Proses denudasi atau sering disebut juga proses penelanjangan merupakan proses yang

cenderung mengubah bentuk permukaan bumi menjadi bentukan lahan yanglebih rendah, dan

proses tersebut akan berhenti apabila permukaan bumi telah mencapailevel dasar yang sama

dengan permukaan di sekitarnya.Ciri-cirinya atau karakteristik yang terlihat di foto udara :

a.Umumnya topografi agak kasar sampai kasar tergantung tingkat denudasinya. 

b.Relief agak miring sampai miring.

c.Pola tidak teratur.

d.Banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng atau back erosion.

2.Bentang Alam Struktural

Bentangalam struktural adalah bentangalam yang pembentukannya dikontrol olehstruktur

geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang dimaksud disini adalahstruktur

sekunder, seperti kekar, lipatan dan sesar.Ciri-ciri bentangalam struktural :

a.Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit. 

b.Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi atau elevasiyang hampir

sama.

c.Adanya kenampakan dataran atau depresi yang sempit memanjang

d.Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang lurus dan rapat).

e.Adanya batas yang curam antara perbukitan atau pegunungan dengan dataran yangrendah.

f.Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok tiba-tiba danmenyimpang dari

arah umum.

g.Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik atau terangkat.

h.Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, concorted  serta modifikasi

ketiganya

i.Adanya penjajaran triangular facet  pada gawir yang lurus.

 

21

Page 22: Modu Praktikum Gcpj

3. Bentang Alam Fluvial

Bentangalam fluvial adalah bentangalam yang terbentuk sebagai akibat dari prosesfluviatil atau

aktivitas sungai.Ciri-cirinya :

a.Adanya endapan material lepas.

b.Berkaitan erat dengan aktivitas air sungai.

c.Daerah memiliki relief relatif datar

BENTANG ALAM GLASIAL

PengertianBentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses

glasial,dimana proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser. Menurut

flint(1957) gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju

dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan

memberikankenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan. Beberapa hal yang penting

dalam gletser  diantaranya adalah:

a.Keadaan daerah

b.Proses

c. Endapan yang terbentuk di tepi perbatasan

 gletser (moraine)

 

Faktor faktor Pembentukan Glasial

Proses Pembentukan Gletser Snowfall terbentuk dari bubuk salju yang warnanya terang, dengan

udara yang terjebak diantara keenam sisinya (snowflakes). Snowflake akan mengendap pada

suatu tempatdan mengalami kompaksi karena berat jenisnya dan udara keluar. Sisi-sisi

snowflakes yang jumlahnya enam akan hancur dan berkonsolidasi menjadi salju yang berbentuk 

granular (granular snow) lalu mengalami sementasi membentuk es g eltser (glacier ice). Transisi

dari bentuk salju menjadi gletser dinamakan firn.

Ada dua tipe bentang alam glasial, diantaranya yaitu:

a. Alpine Glaciation → terbentuk pada daerah pegunungan.

b.Continental Glaciation → bila suatu wilayah yang luas tertutup gletser.

3. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal GlasianTipe- tipe gletser diantaranya:

22

Page 23: Modu Praktikum Gcpj

1.Valley Glasier Merupakan gletser  pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang

tinggi ketempat yang rendah. Pada valley glacier juga terdapat ankak-anak sungai. Valley

Glacier terdapat pada alpine glaciation.

 2.Ice Sheet 

 Merupakan massa es yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup dataran yangluas

biasanya > 50.000 kilometer persegi. Ice sheet  terdapat pada continental glaciation

yaitu pada Greenland dan Antartika.

3. Ice cap Merupakan ice sheet yang lebih kecil, terdapat pada daerah pegunungan seperti

valley glacier contohnya di Laut Arktik, Canada, Rusia dan Siberia. Ice sheet  dan ice cap

mengalir ke bawah dan keluar dari pusat (titik tertinggi)

4.Ice berg 

Ice shet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang atauterbuang

dalam jumlah besar, bila mengenai tubuh air maka balok-balok es tersebut akan pecah dan

mengapung bebas di permukaan air, hal ini disebut ice berg.

 

 2.2.Bentuklahan (Morfologi )

Bentukan Asal Proses Glasial 

 a. Bentang Alam Karena Proses ErosiBentang alam karena prose erosi yang berasosiasi dengan

alpine glaciations yaitu yangterbentuk pada daerah pegunungan.

Glacier valley → berbentuk U karena proses glacial

→ berbentuk V karena erosi sungai.

Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat hantaman massaes

yang tidak fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk pada alpine glaciation

 antara lain :

1. Hanging valley Ketika gletser tidak terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging

valleyyang tinggi diatas lembah utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah menjadi

23

Page 24: Modu Praktikum Gcpj

lurusdan memperhalus dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya

terpotongmenjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi

glasial.

 2.Truncated Spurs merupakan bagian bawah tepi lembah yang terpotong triangular faced karena

erosi glasial.Makin tebal gletser makin besar erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin

besar erosimaka mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit

3.Cirques Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari

glacier valley

yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dindinglembah.

 4.Rock basin lake

 Air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah batuan sehingga lapisan

batuankehilangan bagiannya, digantikan es dan ketika meleleh kembali terbentuk 

rock basinlake.

5.Bergschrund 

Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke

crevasse.

 6. Aretes

Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian

tepinya menjadi tajam, karena proses frost wedging

7.Horn

Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong atau ada bagian yang hilangkarena

erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.

8.Crevasses

Merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closedcrevasses)

24

Page 25: Modu Praktikum Gcpj

 b.Bentang Alam Karena Proses Pengendapan Gletser 

1. Moraines

 Merupakan till yang terbawa jauh glacier glacier menyusut. Material-material lepas yang jatuh

dari lereng yang terjal sepanjang valley glacier terakumulasi pada sepanjang sisi es.

Lateral Moraines → Moraines yang tertimbun sepanjang sisi gletser.

Medial Moraines → Gabungan anak -anak sungai yang dekat Lateral Moraines membawa gletser

turun sepanjang sisi till, dari atas tampak seperti multilane highway (lintasan-lintasan pada

daerah tinggi).

 End Moraines → Tepi till yang tertimbun sepanjang sisi es, merupakan terminus yang

tersisayang tetap selama beberapa tahun, mudah dilihat. Valley glacier  membentuk end

moraines yang berbentuk seperti bulan sabit.

Bentuk-bentuk End Moraines:

A).Terminal Moraines →End Moraines yang terbentuk karena terminus bergerak maju jauh dari

es.

B).  Recessional Moraines → End Moraines yang terbentuk karena terminus tidak gletser lalu

mengendap.

2.Till Merupakan batuan yang hancur dari dinding lembah yang terendapkan mengisi

valley glacier, berasal dari ice sheet membawa fragmen batuan yang terkikis (fragmennya

lancip)karena bertabrakan dan saling bergesek dengan batuan lain. Berukuran clay-

boulder,unsorted.

3. Drumlin Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah

till, bentuknya seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar dengan arah gerakan es. Dihasilkan oleh

ice sheet yang tertransport jauh dan terbentuk kembali menjadi endapan till setelah melaluilereng

yang dangkal.

25

Page 26: Modu Praktikum Gcpj

4.Erratic Merupakan es yang berukuran boulder yang kemudian tertransport oleh es yang berasal

darilapisan batuan yang jauh letaknya.

2.3 . Pertumbuhan bentuklahan (Morfologi) Glasial.

 

Pertumbuhan bentuk lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju,kemudian

salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadidalam, beberapa

lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque. Setelah itu,kemudian lembah terisi

oleh alluvium.Kemudian setelah fase tersebut lembah menjadi lebihrendah dari muka air laut,

sehingga pada saat pasang air akan masuk ke lembah. Untuk lebih jelasnya deijelaskan lewat

gambar sebagai berikut

 

4. Bentangalam vulkanik 

Bentangalam vulkanik adalah bentangalam yang merupakan produk dari aktivitasgunungapi.

Gunung api terbentuk sebagai salah satu pekerjaan tenaga endogen.Ciri-cirinya :

a.Terdapat pada lingkup wilayah gunung api. 

b.Hasil vulkanisme aktivitas gunung api

 

5.Bentang Alam Marine

Bentangalam marine adalah bentangalam yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas air laut yang

berada di wilayah pantai.Ciri-ciri :

a.Terdapat di wilayah pesisir. 

b.Gelombang dan arus merupakan faktor pembentuk utamanya.

c.Terdapat terumbu karang.

d.Sejajar dengan garis pantai

 

6.Bentang Alam Karst

Bentangalam karst adalah bentuk bentangalam hasil dari sisa-sisa organisme laut yangtelah mati.

Jenis topografi karst terbentuk di daerah dengan litologi batugamping, gipsum,dan batu-batu kain

dengan adanya dissolution. Ciri-ciri :

a.Pada umumnya bentuk topografinya tidak teratur. 

26

Page 27: Modu Praktikum Gcpj

b.Umumnya terdapat adanya aliran sungai bawah tanah.

c.Terdapat lubang-lubang hasil pelarutan air.

7. Bentang Alam Eeolian

Bentangalam aeolian adalah bentangalam yang terbentuk dari hasil aktivitas angin. Kataaeolian

sendiri berasal dari aeolus, yang artinya dewa angin dalam mitologi Yunani.Ciri-ciri :

a.Pada umumnya wilayahnya mempunyai curah hujan atau presipitasi

tahunannya kecil. 

b.Jarang terdapat tumbuh-tumbuhan.

c.Terkena sinar matahari langsung

27

Page 28: Modu Praktikum Gcpj

28

Bentang Alam Denudasional Bentang Alam Struktural

Bentang Alam Eoalian

Page 29: Modu Praktikum Gcpj

Bentang Alam Karst

29

Bentang Alam Vulkanik Bentang Alam Pantai