model peningkatan kinerja usaha kecil dan … · smes handycraft cluster is a business entity that...
TRANSCRIPT
MODEL PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KLUSTER KERAJINAN KOTA DEPOK
MELALUI MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL
PUTRI WAHYUNINGRUM
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modal Peningkatan
Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kluster Kerajinan Kota Depok melalui Modal Insani dan Modal sosial adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Putri Wahyuningrum NIM H24090032
ABSTRAK
PUTRI WAHYUNINGRUM. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kerajinan Kota Depok melalui Modal Insani dan Modal Sosial. Dibimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI dan LINDAWATI KARTIKA.
UKM Kluster kerajinan adalah entitas usaha yang menghasilkan produk-produk yang sangat bergantung pada keahlian tenaga pengrajin yang tersedia. Dengan kata lain, modal insani dan modal sosial memiliki peran penting dalam pengembangan kinerja UKM kluster ini. Hasil analisis Diagram Ishikawa menyatakan bahwa permasalahan utama dari rendahnya kinerja UKM berasal dari faktor sumberdaya manusia. Hasil ini didukung oleh analisis Structural Equation Modelling (SEM) yang menyatakan bahwa modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM dengan modal sosial sebagai variabel perantara (Intervening). Namun, hasil ini bertentangan dengan hasil Importance-Performance Analysis (IPA). Pemilik UKM lebih mementingkan sarana prasarana untuk diperbaiki. Oleh karena itu, kesalahan persepsi inilah yang perlu diperbaiki melalui rancangan peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan Kota Depok dengan The House Model .
Kata kunci: kinerja UKM, modal insani, modal sosial.
ABSTRACT
PUTRI WAHYUNINGRUM. Performance Improvement Model for Small and Medium Enterprise (SMEs) Handycraft Cluster in Depok based on Human Capital and Social Capital. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI and LINDAWATI KARTIKA.
SMEs handycraft cluster is a business entity that produces products with highly dependent on the skill of the craftsmen. In other words, human capital and social capital has an important role in performance improvement’s SMEs handycraft cluster. Ishikawa Diagram analysis results stated that the main problem of SMEs’s low performance derived from human factor. These results are supported by Structural Equation Modelling analysis that stated human capital has positive and significant influence on SMEs’s performance with social capital as a intervening variable. However, these results contratry to the Importance-Performance Analysis (IPA) results. SMEs owners are more concerned to repair SMEs’s infrastructure. Therefore, these misperceptions are corrected by the House Model’s design of improved performance SMEs handycraft cluster in Depok. Keyword : human capital, SMEs performance, social capital
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
MODEL PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KLUSTER KERAJINAN KOTA DEPOK
MELALUI MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL
DEPARTEMEN MANAJAMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2013
PUTRI WAHYUNINGRUM
Judul Skripsi: Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kluster Kerajinan Kota Depok melalui Modal Insani dan Modal So sial.
Nama : Putri Wahyuningrum NIM : H24090032
Disetujui oleh
Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM Lindawati Kartika, SE. MSi Pembimbing I Pembimbing II
Tanggal Lulus: 2 2 OCT 2013
Judul Skripsi : Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kluster Kerajinan Kota Depok melalui Modal Insani dan Modal Sosial.
Nama : Putri Wahyuningrum NIM : H24090032
Disetujui oleh
Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM Pembimbing I
Lindawati Kartika, SE. MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir.Jono M. Munandar M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah peningkatan kinerja, dengan judul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kluster Kerajinan Kota Depok melalui Modal Insani dan Modal Sosial.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Ibu Lindawati Kartika, SE, MSi selaku komisi pembimbing, serta Bapak Dr. Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM selaku komisi penguji. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Endah Sutjihati dari UKM Taqqia Craft, Ibu Rustini dari UKM Rajut Ranalya, Ibu Mubasyiroh dari UKM Mabella Bonafi, Bapak Hakim Umar dari UKM Arum Kembang, Bapak Abdul Majid, Ibu Tri Retno dari UKM Citra Handycraft, Bapak Kadar Solihat dari UKM Dayufa, Ibu Maria Magdalena dari UKM Mentari Handycraft, serta Ibu Siti Aisyah dari UKM Hanimo yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha, Nikki Ariesta P, Albert, Lita Natalia, Putri Mei Limbong, Nada Soraya dan Kenny Aprilliani atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013
Putri Wahyuningrum
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Modal Insani (Human Capital) 3
Modal Sosial (Social Capital) 4
Kinerja Organisasi 4
METODE 4
Kerangka Pemikiran 4
Lokasi dan Waktu Penelitian 5
Jenis dan Sumber Data 6
Metode Pengambilan Sampel 6
Metode Pengolahan dan Analisis Data 6
PEMBAHASAN 11
Karakteristik UKM 11
Permasalahan yang Dihadapi UKM Kerajinan Kota Depok 11
Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM 13
Karakteristik Karyawan 16
Persepsi Karyawan UKM Kerajinan terhadap Modal Insani, Modal Sosial dan Kinerja UKM 17
Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM 18
Model Peningkatan Kinerja UKM Kerajinan Kota Depok 22
Implikasi Manajerial 23
SIMPULAN DAN SARAN 24
Simpulan 24
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 43
DAFTAR TABEL
1 Kriteria penilaiaan Goodness of Fit (GOF). 9 2 UKM kerajinan Kota Depok yang menjadi responden penelitian 11 3 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja 13 4 Kesenjangan kinerja pada UKM kerajinan Kota Depok 15 5 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial dan kinerja
UKM 17 6 Goodness of Fit (GOF) model penelitian 18 7 Nilai koefisien dan T-Hitung untuk model pengukuran dan model
struktural dari model 1 19 8 Nilai koefisien dan T-Hitung untuk model pengukuran dan model
struktural dari model 2 20 9 Nilai koefisien dan T-Hitung untuk model pengukuran dan model
struktural dari model 3 21 10 Force Field Analysis pada UKM Kerajinan Kota Depok 23
DAFTAR GAMBAR
1 Kontribusi kluster-kluster industri kreatif terhadap PDRB Kota Depok tahun 2011 (Pemkot Depok 2012) 1
2 Kerangka pemikiran 5 3 Model pertama pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap
kinerja UKM 8 4 Model kedua analisis pengaruh modal Insani dan modal sosial
terhadap kinerja UKM 8 5 Model ketiga analisis pengaruh modal Insani dan modal sosial
terhadap kinerja UKM 9 6 Kerangka The House Model (Horovitz dan Ohlsson-Corboz 2007) 10 7 Diagram Ishikawa UKM Kerajinan di Kota Depok 12 8 Analisis kuadran tingkat kepentingan dan kinerja UKM kerajinan 14 9 Karateristik karyawan UKM kerajinan Kota Depok 16 10 Analisis T-Hitung model1 19 11 Analisis T-Hitung model 2 20 12 Analisis T-Hitung model 3 21 13 The House Model UKM kerajinan Kota Depok 22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner penelitian khusus pegawai 27 2 Kuisioner penelitian khusus pemilik 31 3 Kuisioner penelitian IPA 34 4 Uji validitas dan uji reliabilitas 35 5 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM 36 6 Hasil pengolahan SEM menggunakan LISREL 39 7 Rancangan indikator kinerja utama dari The House Model 42
PEENDAHUULUAN
Latar Belaakang
Usahkerja 5 s.industri ykecil danlapangan (2012) m1.756.565730.924 o543.500 o
Kajimemperolindustri kDesign UKSalah satumemiliki kluster-klu(PDRB) K
ha Kecil add 19 orang
yang memilin menengahpekerjaan.
menyatakan orang. Daorang dan
orang atau se
Gambar 1
PDRberhasil mkluster kmenempatdisebabkaoleh UKMperekonomdihasilkanprofesi da(2010), sedaya yangperspektifpenggerak
KopeteP
ian DPRD dleh hasil bahkreatif. LebKM se-Kotu kluster ykontribusi
uster indusKota Depok
dalah perusag, sedangkaniki tenaga kh (UKM) Hal ini jugbahwa p
ari jumlah tUKM sen
ekitar 73%.
Kontribustahun 20
RB Kota Demenyumbangkerajinan (Pti posisi ked
an berbagai M kluster kmian menjan oleh fungalam waktu elama ini pg bersifat ff fisik dan k nilai dari
010203040
ontribusi er sektor erhadap DRB (%)
dan Bagian hwa potens
bih lanjut, Pta Depok, yyang fokus
yang bestri kreatif tahun 2011
ahaan atau n Usaha Mkerja 20 s.dmemiliki
ga berlaku enduduk Dersebut yandiri berhas
industri yanMenengah m
d 99 orangperan penbagi UKM
Depok padng termasuksil menyera
ng memilikmerupakan p
(Tambunannting dalam
M di Kota Dda tahun 2k angkatan ap angkatan
ki jumlah tenperusahaan n 2009). U
m menyediDepok. Sud2011 menckerja menc
n kerja seb
naga atau
Usaha akan
darno capai capai besar
Ekonomi Pi UKM KotPemerintahyakni meng
dikembangar terhadapterhadap P
1 dapat dilih
Pemerintahata Depok ha
Kota Depenai pengem
gkan adalahp perekonoendapatan
hat pada Ga
an Kota Deparus dikemb
pok telah mmbangan beh kluster komian DepDomestik
ambar 1.
pok tahun 2bangkan ke membuat Geberapa kluerajinan ka
pok. KontriRegional B
2011, arah rand
uster. arena ibusi
Bruto
31.69 300.36
7.88
si kluster-kl11 (Pemkot
epok mencag Rp. 1,19 Pemkot Dedua dalam k
permasalahkerajinan Koadi tidak masi-fungsi attertentu (W
peningkatanfisik (tangikeuangan skedua perp
luster indust Depok 201
apai 6,95 tritrilyun dan epok 20kontribusinyhan yang dota Depok aksimal. Kitau indikato
Wirawan 200n kinerja leible asset). sangatlah apektif terse
tri kreatif te12)
ilyun pada 30,36% da
12). UKMya terhadap dihadapi. Pemembuat k
inerja organor-indikator 09). Menuruebih banyak
Peningkataakurat tetapiebut adalah
4.99 4.12
erhadap PD
tahun 2011ari nilai ters
M kluster kPDRB Kot
ermasalahankinerjanya nisasi adala
suatu pekeut Mayo yak dikaitkan an kinerja i sebenarnykemampua
4.03 2.99
13.94
9
DRB Kota DDepok
. Industri kebut berasakerajinan mta Depok. Hn yang dihberkiprah d
ah keluaran erjaan atau ang disitasi
dengan superusahaan
ya yang mean yang dim
kreatif al dari masih
Hal ini hadapi dalam yang suatu Endri
umber n dari enjadi miliki
2
oleh sumberdaya manusia (intangible asset). Intangible asset ini dapat direpresentasikan melalui modal insani dan modal sosial.
Perumusan Masalah
Industri kreatif kerajinan adalah industri yang menghasilkan produk-produk, baik secara keseluruhan menggunakan tangan atau menggunakan peralatan biasa dan mekanis, sepanjang kontribusi para pengrajin tetap lebih substansial. Kuantitas dan kualitas produk dihasilkan oleh kelompok industri kerajinan ini, sangat bergantung pada jumlah dan keahlian tenaga pengrajin yang tersedia (Depdag 2007). Dengan kata lain, modal insani dan modal sosial memiliki peran penting dalam pengembangan industri ini. Oleh karena itu, akan sangat menarik untuk meneliti modal peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Depok dari segi intangible asset, yaitu baik dari modal insani maupun dari modal sosialnya. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diteliti adalah: 1. Apa permasalahan yang dialami oleh UKM kluster kerajinan di Kota Depok? 2. Bagaimana perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah
dicapai UKM kluster kerajinan Kota Depok? 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh terhadap
peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Depok? 4. Bagaimana rancangan model indikator utama dari peningkatan kinerja UKM
kluster kerajinan di Kota Depok? 5. Apa faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya peningkatan
kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Depok?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh UKM kluster kerajinan di
Kota Depok. 2. Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah
dicapai UKM kluster kerajinan Kota Depok. 3. Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
UKM kluster kerajinan di Kota Depok. 4. Merancang model indikator utama dari peningkatan kinerja UKM kluster
kerajinan di Kota Depok. 5. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan
kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Depok.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu praktis dan teoritis. Segi praktis bermanfaat bagi aplikasi manajerial para pengusaha, pemerintah maupun instansi terkait dengan
3
pengembangan UKM kluster kerajinan di Kota Depok. Segi teoritis diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pengembangan ide serta peningkatan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan modal insani, modal sosial, dan kinerja di usaha berskala kecil dan menengah.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh yang diberikan dari modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja UKM kerajinan di Kota Depok. Variabel dari modal insani dibatasi pada metode umum dan spesifik on the job training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya. Variabel ini mengacu pada Becker (1993). Penelitian untuk modal sosial dibatasi pada dimensi struktural, relasional dan kognitif. Dimensi-dimensi tersebut mengacu dari Nahapiet dan Goshal (1998).
TINJAUAN PUSTAKA
Modal Insani (Human Capital)
Ongkoranhardjo et al (2008) menyatakan modal insani merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan organisasi. Modal manusia dapat dikembangkan melalui beberapa bentuk investasi. Becker (1993) menjelaskan bahwa investasi modal manusia dapat dilakukan melalui komponen berikut ini: 1. On the job training
Komponen ini ditujukan pada peningkatan ketrampilan selama karyawan berada dalam suatu organisasi. Ketrampilan ini dapat dipindahkan atau spesifik. Lebih lanjut, Becker membagi komponen ini menjadi dua, yaitu: a) Pelatihan umum (pelatihan yang memberikan ketrampilan yang dapat dialihkan) dan b) Pelatihan khusus (pelatihan yang diberikan oleh perusahaan dan ketrampilannya sangat terbatas untuk dialihkan dan akan meningkatkan produktivitas dalam konteks tertentu).
2. Sekolah Sekolah atau pendidikan formal ini dilakukan setelah karyawan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan pada suatu institusi untuk dapat meningkatkan beberapa ketrampilan khusus.
3. Pengetahuan lainnya Karyawan memiliki kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan lain dari berbagi sumber. Pengetahuan apapun yang dimiliki karyawan melebihi karyawan lainya akan memberikan keunggulan bersaing.
4
Modal Sosial (Social Capital)
Modal sosial merupakan bagian dari modal insani selain pengetahuan dan keterampilan (Ancok 2003). Modal sosial dianggap sebagai bagian dari kemampuan SDM untuk melakukan asosiasi satu sama lain demi mencapai tujuan bersama dalam suatu kelompok dan organisasi. Nahapiet dan Ghoshal (1998) menyatakan modal sosial terdiri dari tiga dimensi yakni sebagai berikut: 1. Dimensi Struktural
Dimensi struktural melekatkan perhatian pada sifat-sifat sistem sosial dan jaringan relasi sebagai keseluruhan. Istilah ini menggambarkan konfigurasi impersonal dari hubungan antara orang atau unit.
2. Dimensi Relasional Dimensi ini menggambarkan jenis hubungan personel orang yang dikembangkan dengan orang lain melalui interaksi masa lalu. Konsep ini dilakukan melalui hubungan personal yang berkelanjutan seperti sosiabilitas, persetujuan dan prestise.
3. Dimensi Kognitif Dimensi ini merupakan sumber-sumber yang memeberikan andil dan representasi, intepretasi dan pengertian sistem diantara pihak yang berkepentingan.
Kinerja Organisasi
Dokko (2004) menyatakan indikator kinerja adalah produktivitas dan inovasi. Produktivitas adalah aspek dari kinerja tentang seberapa banyak dan cepat suatu pekerjaan dapat diselesaikan sedangkan, daya inovasi adalah aspek dari pekerja untuk melihat ke depan dan melakukan sebuah perubahan untuk memperbaiki kinerjanya.
METODE
Kerangka Pemikiran
UKM kluster kerajinan tangan Kota Depok merupakan UKM yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang relatif signifikan dan kontribusi besar terhadap PDRB Kota Depok tahun 2011. Penelitian mengenai modal insani dan modal sosial di UKM kluster kerajinan diharapkan mempunyai manfaat sebagai bahan pertimbangan dan juga masukan dalam upaya peningkatan kinerja organisasi terkait. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pertama, memerlukan tiga alat analisis, yaitu diagram ishikawa
(fishbone chart) untuk identifikasi permasalahan UKM, Importance-Performance Analysis untuk menentukan prioritas perbaikan melalui perbandingan antara tingkat kepentingan dan kinerja yang telah dicapai organisasi, serta Structural Equation Modeling (SEM) dengan Linear
5
Structural Relationship (LISREL) untuk menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja.
2. Tahap kedua, hasil yang diperoleh dari tahap pertama akan digunakan sebagai input dalam perancangan model peningkatan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial dengan The House Model.
3. Tahap ketiga, memberikan beberapa implikasi manajerial melalui Force Field Analysis (FFA) yang diharapkan dapat digunakan untuk peningkatan kinerja UKM. Kerangka pemikiran tersebut dijabarkan dalam Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UKM kluster kerajinan yang berada di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2013.
UKM kluster kerajinan Kota Depok potensial dikembangkan
Melalui modal insani (Becker 1993): 1. Metode umum on
the job training 2. Metode spesifik on
the job training 3. Pendidkan formal 4. Pengetahuan lainnya
Melalui modal sosial (Nahapiet dan Ghoshal 1998): 1. Dimensi struktural 2. Dimensi relasional 3. Dimensi kognitif
Upaya peningkatan kinerja UKM
Analisis tingkat kepentingan dan kinerja
dengan Importance-performance analysis
(IPA)
Analisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja dengan Structural Equational
Modeling (SEM)
Identifikasi permasalahan yang
dihadapi UKM dengan Analisis diagram tulang
ikan
Ruang lingkup penelitian
Perancangan model peningkatan kinerja UKM dengan The House Model
Implikasi manjerial melalui faktor pendorong dan penghambat
(FFA) dari model peningkatan kinerja
UKM berkinerja tinggi
(fishbone chart)
Input untuk
6
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan kuisioner yang diisi oleh pemilik UKM/jajaran manajemen UKM, sedangkan kuisioner disebar ke karyawan UKM kluster kerajinan. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka berbagai literatur, baik berupa buku, penelitian terdahulu, internet, serta data-data yang didapatkan dari instansi-instansi terkait. Kuisioner untuk pegawai dan pemilik UKM dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2, sedangkan kuisioner untuk IPA yang diisi oleh pemilik terdapat pada Lampiran 3
Metode Pengambilan Sampel
Jumlah populasi UKM Kerajinan di Depok adalah 18 UKM (Sudarno 2012). pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah covenience sampling. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa convenience sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan aksesbilitas kenyamanan dan kedekatan dengan peneliti. Informasi mengenai sampel yang terpilih, diperoleh dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Pasar. Responden dari penelitian ini terbagi menjadi dua kategori yaitu 9 orang pemilik UKM dan 51 orang karyawan UKM.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan metode Analisis Deskriptif, Diagram Ishikawa, Importance-Performance Analysis (IPA), Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan Linear Structural relationship (LISREL), The House Model dan Force Field Analysis (FFA). Sebelum dianalisis, data dari 30 responden harus melalui Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Uji validitas dan reliabilitas karyawan dilakukan kepada 30 responden pertama. Pengujian ini menggunakan aplikasi Stastical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.00. Hasil uji validitas karyawan pada taraf signifikasi korelasi 5 % menyatakan bahwa seluruh item valid. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.60. Hasil uji reliabilitas kuisioner karyawan pada penelitian ini menyatakan bahwa nilai cronbach’s alfa dari seluruh variabel adalah 0.876. Kesimpulannya, seluruh pertanyaan dari penelitian ini reliabel. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat di Lampiran 4
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian Data yang telah dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran nilai-nilai statistik (Suliyanto 2005).
7
Analisis Diagram Ishikawa Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna
untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Menurut Prawirosentono (2007), konsep dasar dari diagram tulang ikan adalah permasalahan mendasar diletakan di bagian kanan dan penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.
Importance Performance Analysis (IPA)
Importance-Performance Analysis (IPA) terdiri atas dua komponen, yaitu analisis kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Analisis kuadran akan memetakan atribut yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja, sedangkan analisis kesenjangan digunakan untuk melihat kesenjangan antara kondisi ideal/harapan responden dari suatu variabel dengan kondisi aktual/kinerja yang dicapai oleh organisasi terkait (Supranto 2004).
Structural Equation Modelling (SEM)
Structural Equation Modeling (SEM) merupakan metode analisis data multivariate yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural variabel laten (Wijayanto 2008). Penelitian ini menggunakan Linear Structural Relationship (LISREL). Dua variabel utama dalam penggunaan SEM adalah variabel tidak terukur/laten (construct variable) dan variabel terukur/manifes (observed variable). Model dari penelitian ini menggunakan dua variable laten independen (eksogen) yaitu modal insani dan modal sosial serta kinerja sebagai variabel laten dependen (endogen). Variabel manifes dari modal insani dibatasi pada metode umum (PU) dan spesifik on the job training (PS), pendidikan formal (PF), serta pengetahuan lain (PL). Variabel ini mengacu pada Becker (1993). Penelitian untuk modal sosial dibatasi pada variable manifes dimensi struktural (DS), relasional (DR) dan kognitif (DK). Dimensi-dimensi tersebut mengacu dari Nahapiet dan Goshal (1998). Untuk kinerja, memiliki dua variabel manifes yaitu, Produktivitas (PROD) dan Inovasi (INOV) yang mengacu Dokko (2004).
Indriastuti dan Arifah (2008) pada penelitiannya di UKM kluster kerajinan di Kota Semarang membuktikan potensi SDM yang dilihat sebagai modal insani (human capital) memiliki pengaruh positif terhadap kinerja UKM. Lebih lanjut, Kertati (2012) dalam penelitiannya yang dilakukan pada UKM jenis Bordir dan Konveksi di Kabupaten Kudus, Pemalang, Demak, dan Karangayar, juga berhasil membuktikan potensi SDM yang dilihat sebagai modal sosial (social capital) memiliki pengaruh signifikan terhadap berbagai pengetahuan afektif rasional dan kinerja UKM. Kedua penelitian tersebut membentuk model yang menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani dan modal sosial organisasi terhadap kinerja UKM. Model ini dapat dilihat pada Gambar 3.
8
Gambar 3 Model pertama pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap
kinerja UKM
Penelitian Stam dan Elfring (2008) yang memfokuskan peran jejaring intra dan ekstra industri sebagai salah satu unsur pembentuk modal sosial, dapat membuktikan modal sosial merupakan media mediasi yang memperkuat hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja. Penelitian ini menjadi landasan dari terbentuknya model kedua. Model kedua menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani terhadap kinerja UKM dengan modal sosial sebagai variabel moderator dan dapat dilihat pasa Gambar 4.
Gambar 4 Model kedua analisis pengaruh modal Insani dan modal sosial
terhadap kinerja UKM
Nishantha (2011) melakukan penelitian tentang hubungan antara modal insani, modal sosial dan pertumbuhan organisasi. Penelitian ini dilakukan di 97 perusahaan dengan tenaga kerja dibawah 50 orang di Colombo, Sri Langka. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa modal insani memiliki pengaruh tidak langsung melalui modal sosial dalam mempengaruhi pertumbuhan organisasi. Penelitian ini menjadi landasan dari model ketiga. Model ketiga menganalisis pengaruh terhadap kinerja UKM dengan modal sosial sebagai variabel perantara yang dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5
ModpenelitianH1 : M
H2 : M
H3 : M
H4 :.
H5 : M
Setimenggunagoodness
No. 1. P-Va
2. RootResid
3. Rootof A(RM
4. Good(GFI
5. Adju
6. Comp(CFI)
7. Norm
5 Model terhadap
del yang dijn ini, yaitu sModal insanUKM
Modal sosiaUKM
Modal insaUKM dengModal insasosial
Modal insaUKM deng
ap model akan LISREof fit (GOF
Tabel Ukuran GOF
alue
t Mean Squardual (RMSR) t Mean Squar
ApproximationSEA) dness of Fit In)
usted GFI (AG
mparative Fit In)
med fit Index (
ketiga anap kinerja UK
jelaskan padebagai berikni memiliki
al memiliki
ni memilikigan modal sani memilik
ni memilikigan modal s
yang dibEL ini, mem) yang diaju
1 Kriteria F
Menden
e Niladika
e Error n
Rataterjaadal
ndex UkuGFI
GFI) Nilamod
ndex Ukunullmod
(NFI) Ukubase
alisis pengaKM
da Gambarkut: i pengaruh
i pengaruh p
i pengaruhsosial sebagki pengaruh
i pengaruhsosial sebag
bangun SEmiliki kriterukan Wijaya
penilaiaan Tingk
nunjukan matrgan matriks kai pengukuranatakan fit. a-rata perbedaadi dalam poplah good fit uran kesesuaiaI ≥ 0.90 mengai GFI yang ddel fit dengan uran kesesuaial. CFI nilainyadel fit dengan uran kesesuaiaeline atau mod
aruh modal
3, 4 dan 5
positf dan
positif dan
positif dan ai variabel mpositif dan
positif dan ai variabel p
EM berbaria penilaiananto (2008)
Goodness okat kecocokanriks kovarians
kovarian/koreln absolut mode
aan per degreepulasi dan buk
aan model secgindifikasikan isesuaikan. Adata
an model berba berkisar antadata.
an model dengdel null. Mode
l Insani da
5 membangu
signifikan
signifikan
signifikan moderator
n signifikan
signifikan perantara
asis covarin. Kritertia ) dapat dilih
of Fit (GOFn yang dapat ds/korelasi samasi el. Nilai RMS
e of fredom yakan sampel. RM
cara dekriptif dmodel fit
AGFI ≥ 0.90 m
basis komparaara 0.00 samp
gan basis komel dikatakan fi
an modal s
un hipotesis
terhadap ki
terhadap ki
terhadap ki
n terhadap m
terhadap ki
iance depenilaian m
hat di Tabel
). diterima
mpel tidak berb
SR ≤ 0.1 mode
ang diharapkaMSEA ≤ 0.08
dengan data.
mengindifikasi
atif dengan moai 1.0. CFI ≥0
mparatif terhadfit jika NFI ≥0
9
sosial
s dari
inerja
inerja
inerja
modal
inerja
engan model 1.
beda
el
an 8
ikan
odel 0.90
dap .95
10
modeanalirespoOlehmengmodemenj
Ketujuh kel dengan isis penelitonden yangh karena itu,ggunakan Lel yang sejalankan mo
kriteria pendata yang tian memi
g terlibat da, sebelum mLaten Variaering digunodel aslinya
nilaian tersedigunakan
iliki sensitalam penelmelakukan pabel Score nakan jika a (Wijayanto
ebut digunan. Namun, tifitas terhlitian ini tidpengujian k
(LVS). LVukuran s
o 2008).
akan untukpenggunaa
hadap ukurdak memenkriteria GOFVS merupaampel tida
k menguji an SEM seran sampenuhi kriteriaF, model diakan penyeak mencuk
kecocokan ebagai alat l. Jumlah a tersebut. modifikasi
ederhanaan kupi untuk
The HHouse Mod
usahAnnedibutorganini mThe H
The Housea organisase-Valerie Otuhkan olehnisasi, yaitu
memerlukan House Mod
del e Model mesi untuk menOhlsson-Corh organisasiu sebuah impilar-pilar
del tersebut d
erupakan kongubah mimrboz (2007)i adalah seb
mpian dengayang dapat dijelaskan m
onsep yang dmpi menjad) menyatakabuah visi inan batas wamenyokon
melalui Gam
dibangun dadi sebuah tinan bahwa hnspirasionalaktu. Impiang keberadaa
mbar 6.
alam menggndakan. Ho
hal utama yl tentang mn dengan baan dan penc
gambarkan orovitz dan ang paling
masa depan atas waktu capaiannya.
Ga
Forc
LewipembuntukpendmemAnalydari myangyangpene
ambar 6 Keerangka Thee House Moodel (Horovvitz dan Ohllsson-Corbooz 2007)
ce Field An Analisis k
in sejak 1buatan kepuk mempero
dorong dan pmperkirakan lysis terdapamodel ini a
g diinginkang mengingirapan kebij
alysis (FFAkekuatan la1951 dan utusan (Mcoleh gambpenghambasumber da
at dua kutubadalah drivinn. Sisi kekuinkan kebakan.
A) apangan (Fdigunakan
cshane dan baran lengkat yang ada dan tingkat kb kekuatan ng forces yauatan lainnyijakan tida
Force Fieldsecara m
Von Glinokap yang dalam isu ukekuatan te
yang salingang mendorya dari modak diterapk
d Analysis)eluas untu
ow 2007). Mmenyeluruh
utama suatu rsebut. Padg mendoronrong perusadel ini adalkan atau
dikembanuk menginfMetode ini h berbagai kebijakan, j
da model Fng. Satu sisahaan menujlah restrainmenghamb
ngkan oleh formasikan digunakan
kekuatan juga untuk
Force Field si kekuatan ju keadaan
ning forces bat dalam
11
PEMBAHASAN
Karakteristik UKM
UKM kerajinan di Kota Depok berjumlah 18 UKM (Sudarno 2010). Penelitian ini memilih 9 UKM dengan metode convenience sampling. Karakteristik 9 UKM yang menjadi responden dijelaskan Tabel 2.
Tabel 2 UKM kerajinan Kota Depok yang menjadi responden penelitian
Nama UKM Lama Berdiri
Skala Usaha Jenis Usaha Jumlah tenaga
kerja Omset
(juta rupiah) 1.Taqqia Craft 6 Kecil Handycraft sulam 10-20 15-30 juta 2.Rajut Ranalya 6 Kecil Handycraft rajutan 6 < 15 juta 3.Mabela
Bonafi 7 Kecil Handycraft berbahan batik 10 60-75 juta
4.Pancuran Art 10 Kecil Pertamanan dan kreasi pancuran 5 15-30 juta
5.Genta Nada 8 Kecil Pajangan Gantung 7 15-30 juta 6.Citra
Handycraft 9 Kecil Handycraft sulam 7 30-45 juta
7.Dayufa 15 Kecil Kerajinan tas 7 60-75 juta 8.Mentari
Handycraft 13 Kecil Handycraft dari mute 6 15-30 juta
9.Hanimo 23 Menengah alat peraga TK dan PAUD 50 400-500 juta
UKM kerajinan yang dijadikan tempat penelitian berjumlah 9 UKM, yang terdiri dari 8 usaha berskala kecil dan 1 usaha berskala menengah. Sebagian besar usaha berskala kecil baru berdiri di bawah 11 tahun, sedangkan usaha berskala menengah yang menjadi responden telah berdiri di atas 20 tahun. Tabel 2 menjelaskan karakteristik UKM yang menjadi responden. Aset yang dimiliki oleh UKM kerajinan Kota Depok antara lain workshop yang mayoritas masih berbagi ruang dengan rumah pemilik, kendaraan pribadi pemilik yang digunakan juga sebagai kendaraan operasional, serta beberapa mesin. Mesin digunakan hanya sebagai pendukung kegiatan produksi karena mayoritas pekerjaan di UKM kluster ini lebih menuntut ketrampilan tangan dari pengrajin. Mesin yang digunakan antara lain mesin jahit, mesin potong, mesin obras, mesin jiqsaw, mesin amplas, bor, dan scrollsaw
Permasalahan yang Dihadapi UKM Kerajinan Kota Depok
Permasalahan UKM kerajinan di Kota Depok dijelaskan melalui Diagram Ishikawa (fishbone chart).. Ekor ikan melambangkan kategori penyebab utama, sedangkan duri-duri lain merupakan kategori penyebab pendukung dari permasalahan yang dihadapi UKM. Permasalahan yang dihadapi UKM Kerajinan Kota Depok adalah “Rendahnya kinerja UKM”. Permasalahan ini diletakan di kepala diagram ishikawa. Permaslahan ini digambarkan pada Gambar 7.
12
Gambar 7 Diagram Ishikawa UKM Kerajinan di Kota Depok
Kelompok penyebab utama adalah sumberdaya manusia (manpower).
Sumberdaya manusia yang dimaksud adalah seluruh pihak yang terlibat dalam organisasi. Penyebab dari kelompok SDM adalah kurangnya kompetensi manajerial pemilik UKM. Dari sudut pandang karyawan, penyebab dari kategori ini adalah kurangnya pelatihan yang memadai; kurangnya etos kerja dan motivasi pengembangan diri karyawan; lamanya proses pembelajaran karyawan baru; serta tidak ada sistem seleksi dan perekrutan karyawan.
Kelompok penyebab kedua adalah metode (method). Metode mendeskripsikan cara suatu proses dilakukan dan kebutuhan dari proses tersebut, seperti: prosedur, instruksi dan peraturan. Penyebab primer dari kategori ini adalah belum ada pendokumentasiaan prosedur, sistem spesialisasi pekerjaan belum efektif, deskripsi pekerjaan tidak jelas, sanksi terhadap pelanggar yang tidak tegas, serta minimnya sistem perlindungan kekayaan intelektual
Material (material) merupakan seluruh bahan yang diperlukan untuk melakukan suatu proses di organisasi. Material merupakan kategori penyebab ketiga. Material memiliki penyebab primer sebagai berikut: Kekurangan modal, jauhnya letak sumber bahan baku dan sedikit referensi sumber bahan baku, tidak ada sistem pencatatan persediaan dan barang cacat, lamanya jangka waktu pengerjaan kerajinan tangan, dan kualitas bahan baku yang tidak stabil.
Kelompok penyebab keempat juga memiliki andil besar yang mengakibatkan rendahnya kinerja UKM di Depok. Penyebab kelompok keempat adalah lingkungan (mother nature/enviroment). Lingkungan merupakan kondisi di sekitar tempat kerja. Penyebab primer dari kategori ini yakni workshop memiliki tata letak tidak teraturd an pencahayaan kurang baik, ruang kerja yang relatif sempit dan kondisi workshop yang masih bergabung dengan rumah pemilik.
Kelompok penyebab kelima adalah pengukuran (measurement). Kelompok ini adalah penyebab yang berhubungan dengan cara pengambilan data dari proses yang dipakai untuk menentukan kualitas proses. Penyebab primer dari kelompok ini adalah belum ada standar pelaksanaan dan sistem pengendalian mutu, belum
13
ada sistem evaluasi pelatihan, serta belum ada evaluasi kinerja dan kelayakan bisnis secara berkala.
Kesimpulan dari analisis diagram ishikawa adalah penyebab utama dari permasalahan UKM berasal dari faktor SDM. Faktor penyebab utama ini akan dirancang langkah perbaikannya dengan cara memasukkan faktor ini menjadi pilar utama dari The House Model.
Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM
Importance-Performance Analysis (Analisis Kepentingan-Kinerja) terdiri atas analisis kuadran dan analisis gap. Analisis Kuadran
Analisis kuadran berfungsi untuk menunjukan hubungan antara penilaian tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM. Variabel dijabarkan ke dalam diagram kartesius berdasarkan penilaian performance (kinerja) UKM dan importance (kepentingan) dari pemilik UKM. Variabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja
Variabel Kinerja (X) Kepentingan (Y) 1. Laporan keuangan 3.11 4.44 2. Pencatatan keuangan harian 3. Sarana prasarana 4. Standar pelaksanaan produksi 5. Standar mutu 6. Sistem pengendalian mutu 7. Inovasi produk 8. Inovasi teknik produksi 9. Target pasar 10. Promosi produk 11. Jaringan distribusi 12. Administrasi SDM 13. Pelatihan SDM 14. Sistem kompensasi 15. Rencana jangka pendek 16. Rencana jangka menengah 17. Rencana jangka panjang 18. Visi usaha terdokumentasi 19. Misi usaha terdokumentasi 20. Tujuan usaha 21. Budaya organisasi 22. Struktur organisasi formal
3.11 3.00 3.22 3.22 3.22 3.89 3.67 3.44 3.89 3.44 2.78 3.00 3.67 3.44 3.11 3.22 2.56 2.56 3.56 3.11 2.67
4.78 4.78 4.56 4.78 4.78 4.78 4.67 4.67 4.78 4.56 4.44 4.56 4.78 4.89 4.67 4.67 4.33 4.33 4.78 4.78 4.44
Jumlah 70.89 102.22 Rata-rata 3.23 4.65
Nilai-nilai yang dapat dilihat pada Tabel 3 menggambarkan kordinat
masing-masing variabel dalam diagram kartesius. Variabel 1 terletak di titik (3.11, 4.44), variabel 2 terletak (3.11, 4.78), dan seterusnya. Rata-rata dari rata-rata skor kinerja ( ) adalah sebesar 3.23, sedangkan rata-rata dari rata-rata kepentingan ( )
14
adalah 4,65. Angka tersebut yang akan digunakan sebagai pembatas dari kuadran analisis yang dapat dilhat pada Gambar 8.
Gambar 8 Analisis kuadran tingkat kepentingan dan kinerja UKM kerajinan
Seluruh variabel yang telah ditentukan akan tersebar ke empat bagian dalam kuandran analisis pada Gambar 8. Penyebaran variabel-variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut: a. Kuadran I (Prioritas utama)
Variabel-variabel di bagian ini memiliki tingkat kinerja di bawah rata-rata tetapi tingkat kepentingan tinggi. Variabel yang masuk ke dalam kuadran I adalah variabel: 2,3,5,6, 16,17, dan 21.
b. Kuadran II (Pertahankan kinerja) Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja yang diatas rata-rata. Variabel-variabelnya adalah 7,8,9,10,14,15, dan 20.
c. Kuadran III (Prioritas rendah) Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata dan kinerjanya juga di bawah rata-rata. Variabelnya adalah variabel: 1,4,12,13,18,19, dan 22.
d. Kuadran IV (Kinerja berlebihan) Variabel-variabel ini memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata tetapi kinerja di atas rata-rata, sehingga dianggap berlebihan oleh pemilik. Pada kuadran ini, fokus sumber daya dapat dialihkan ke variabel lain yang lebih diprioritaskan. Variabel yang termasuk kuadran ini adalah variabel 11. Mayoritas UKM yang menjadi responden sudah berdiri di atas 5 tahun sehinggasudah cukup mandiri dan telah membangun jaringan distribusi dengan baik. Oleh karena itu, variabel ini memiliki kepentingan rendah bagi pemilik UKM
Analisis Kesenjangan (Gap)
Kesenjangan yang dimaksud disini adalah selisih antara kinerja dengan rata-rata kinerja 22 variabel yang digunakan. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
15
Tabel 4 Kesenjangan kinerja pada UKM kerajinan Kota Depok
Tabel 4 menunjukan variabel yang memiliki kinerja di bawah rata-rata
seluruh variabel adalah variabel yang berada di Kuadran Satu dan Tiga. Kuadran Tiga memiliki nilai kesenjangan tinggi namun tidak menjadi prioritas perbaikan. Perbandingan antara Analisis IPA dengan Analisis Diagram Ishikawa menunjukan kesalahan yang terjadi pada UKM kerajinan di Kota Depok. Analisis Diagram Ishikawa menyatakan bahwa SDM merupakan permasalahan utama yang menyebabkan rendahnya kinerja UKM. Namun, Analisis IPA menyatakan dua variabel SDM termasuk ke dalam Kuadran Tiga yaitu sebagai variabel yang tidak diprioritaskan. UKM kerajinan selama ini sudah cukup sering melakukan pelatihan terhadap SDM, terutama melalui kerja sama dengan Dinas dan lembaga terkait. Namun, kekurangannya adalah tindakan evaluasi dari keberhasilan pelatihan dan materi pelatihan yang sangat jarang diaplikasikan di UKM kerajinan. Kegagalan dalam pengaplikasian materi pelatihan inilah yang menyebabkan timbulnya persepsi bahwa pelatihan bukanlah hal yang dapat menimbulkan efek signifikan dalam perbaikan kinerja UKM.
Totana dalam Ancok (2003) menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang berbeda dalam mengelola aset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Analisis IPA menyatakan bahwa pernyataan tersebut belum diterapkan di UKM kerajinan. Hal ini dapat dilihat dari letak variabel administrasi SDM yang merupakan kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan SDM berada di Kuadran Tiga. Mayoritas pemilik UKM masih menganggap bahwa aset fisik seperti sarana dan prasaranalah yang menjadi prioritas dalam perbaikan kinerja UKM.Persepsi inilah yang perlu diperbaiki dari UKM kerajinan Kota Depok. Oleh karena itu, selain variabel-variabel yang berada di Kuadran Satu, kedua variabel ini akan diperbaiki dan menjadi pilar dalam rancangan model peningkatan kinerja melalui The House Model.
16
Karakteristik Karyawan
Karyawan yang dijadikan responden berjumlah 51 orang dan dipilih melalui teknik convinience sampling. Karakteristik karyawan secara lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 9.
9
17
24
1
Pendidikan
SD/ SederajatSMP/sederajatSMA/sederajatS1
1
23
15
111
Usia
< 15 tahun16‐25 tahun26‐35 tahun35‐45 tahun> 45 tahun
2328
Jenis Kelamin
Laki‐lakiPerempuan
37
9
3 2Lama Bekerja
1‐5 tahun6‐10 tahun11‐15 tahun16‐20 tahun
Gambar 9 Karateristik karyawan UKM kerajinan Kota Depok
3
12
185
13
Penghasilan
< Rp 500.000Rp 500.001 ‐ Rp 750.000Rp 750.001‐ Rp 1.00.000Rp 1.000.001‐ Rp 1.500.000> Rp 1.500.000
20
20
101
Jumlah Tanggungan
tidak ada1‐2 orang3‐4 orang5‐6 orang
Karakteristik tingkat pendidikan karyawan UKM kerajinan didominasi pendidikan dibawah tingkat perguruan tinggi, yaitu SD/sederajat berjumlah 9 orang, tingkat SMP/sederajat berjumlah 17 orang dan 24 orang pada tingkat SMA/sederajat. Karakteristik tingkat pendidikan responden ini mayoritas berusia antara 16-25 tahun.
Perbedaan antara jumlah karyawan laki-laki dengan karyawan perempuan di UKM Kerajinan tidak signifikan sehingga memberikan gambaran bahwa UKM kerajinan tidak membeda-bedakan gender dalam merekrut dan mempekerjakan karyawan. Responden dikelompokkan juga berdasarkan karakteristik lama bekerja dan penghasilan Karakterstik lama bekerja didominasi dengan karyawan yang telah bekerja pada rentang 1-5 tahun sejumlah 37 orang. Nilai ini berada di bawah nilai rata-rata lama UKM berdiri. Oleh karena itu, dapat disimpulkan di UKM kerajinan yang dijadikan responden telah beberapa kali melakukan pergantiaan tenaga kerja.
UKM kerajinan merekrut karyawan mayoritas pada tingkat pendidikan SMP dan SMA atas pertimbangan kesanggupan dalam memberikan kompensasi yang layak serta timbal-balik yang mampu karyawan berikan kepada UKM. Mayoritas
17
UKM kerajinan memiliki kesanggupan untuk membayar kompensasi atau upah sebesar Rp 500.000-Rp 750.000 per bulan.
Karakteristik status pernikahan responden tidak teralalu signifikan. Jumlah antara sudah menikah dengan yang belum menikah tidaklah terlalu jauh, yaitu 27 karyawan yang telah menikah dan yang belum menikah sebanyak 24 orang. Karyawan UKM kerajinan kota Depok yang menjadi responden mayoritas memiliki karakteristik jumlah tanggungan di bawah 2 orang, yaitu karyawan dengan tanggungan 1-2 orang berjumlah 20 orang dan karyawan yang tidak memiliki tanggungan berjumlah 20 orang.
Persepsi Karyawan UKM Kerajinan terhadap Modal Insani, Modal Sosial
dan Kinerja UKM Karyawan UKM kerajinan mempunyai persepsi bahwa seluruh variabel
modal insani memiliki nilai setuju. Tabel 5 menjelaskan variabel yang paling baik dan disetujui oleh karyawan UKM adalah metode spesifik on the job training (4.19). Karyawan UKM menganggap metode spesifik on the job training sebagai variabel yang paling mendukung dalam investasi modal insani. Sebaliknya, variabel pendidikan formal mendapat nilai terendah, yang bermakna bahwa pendidikan formal dianggap sebagai prioritas terakhir dalam investasi modal insani. Persepsi karyawan tesebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial dan kinerja UKM
No Variabel Nilai Keterangan Modal Insani 1 Pendidikan formal 3.68 Setuju 2 Metode umum on the job training 4.05 Setuju 3 Metode spesifik on the job training 4.19 Setuju 4 Pengetahuan lain 4.18 Setuju Modal Sosial 1 Struktural 4.11 Setuju 2 Relasional 4.17 Setuju 3 Kognitif 4.07 Setuju Kinerja UKM 1 Produktivitas 4.29 Sangat Setuju 2 Inovasi 4.21 Sangat Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil
Persepsi karyawan untuk modal sosial memiliki nilai setuju untuk seluruh variabel. Nilai tertinggi diperoleh variabel relasional (4.17). Hubungan personel antara karyawan dianggap penting dalam membangun modal sosial di lingkungan kerja. Hal yang perlu dipertahankan dalam dimensi relasional ini adalah membangun rasa kebersamaan antar rekan kerja karena memiliki nilai rata-rata persepsi tertinggi, yaitu 4.37 sedangkan, indikator yang perlu ditingkatkan adalah sikap saling mempercayai antara karyawan. Indikator ini memiliki persepsi terendah namun masih berada di skala baik atau setuju dengan nilai 4.04. Nilai terendah modal sosial diperoleh variabel kognitif (4.07). Representasi, interpretasi dan pengertian dari nilai-nilai maupun pengkodean sistem dalam organisasi memiliki nilai terendah. Hal ini menyatakan bahwa persepsi karyawan masih
18
dianggap memiliki pengetahuan rendah terhadap kode-kode/nilai-nilai yang terdapat di organisasi. Kinerja UKM yang diwakili dua variabel memiliki nilai persepsi sangat setuju untuk kedua variabel. Karyawan beranggapan produktivitas memiliki peran penting dalam mewakili kinerja UKM karena memiliki nilai tertinggi, yaitu 4.29. Nilai tertinggi diperoleh indikator kesediaan dalam memberikan usaha lebih untuk hasil yang maksimal (4.54) sedangkan nilai terendah diperoleh indikator waktu penyelesaiaan tugas (4.17) dan orientasi hasil (4.17). UKM sulit menjaga ketepatan penyelesaian tugas tepat waktu karena karyawan masih banyak menggunakan sistem borongan. Karyawan pun masih lebih banyak berorientasi pada proses karena produk kerajinan menuntut ketelitian dan keterampilan lebih selama proses pengerjaannya. Penjelasan dan hasil perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.
Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) yang diolah dengan LISREL 8.7. Evaluasi SEM dilakukan melalui penilaiaan Goodness of Fit dan dilanjutkan evaluasi model pengukuran serta model struktural. Model pengukuran (outer model) merupakan pengukuran dari masing-masing indikator terhadap masing-masing variabel laten, sedangkan model struktural merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel laten.
Penilaan Goodness of Fit (GOF) dikatakan good fit apabila nilai yang dihasilkan memenuhi standar cut-off-value. Hasil Goodness of Fit (GOF) ketiga model dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Goodness of Fit (GOF) model penelitian
Ukuran GOF C -off-lue
uttVa
Hasil model 1
Hasil model 2
Hasil model 3 Ket
P-Value 0.05 0.19 0.32 0.188 Good fit Root Mean Square Residual (RMSR)
0,08
0,1 0.07 0.09 0.07 Good fit
Root Mean square Error of Approximation ( RMSEA)
0,90
0.07 0.05 0.07 Good fit
Goodness of Fit Index (GFI)
0,90
0.98 0.98 0.98 Good fit Adjusted Goodness of Fit Index) (AGFI)
0,90
0.96 0.97 0.96 Good fit
Comparative Fit Index (CFI) 0,95
1.00 1.00 1.00 Good fit
Normed Fit Index (NFI) 0.96 0.97 0.96 Good fit
Ketiga model dalam penelitian memiliki penilaiaan good fit untuk seluruh
ukuran GOF. Analisis lebih lanjut yang dilakukan menghasilkan nilai koefisien dan T-Hitung. Hasil analisis T-hitung dari model 1 dapat dilihat pada Gambar 10.
19
Gambar 10 Analisis T-Hitung model 1
Model 1 adalah model yang menganalisis pengaruh langsung dari variabel
modal insani dan modal sosial organisasi terhadap kinerja UKM. Nilai-nilai tersebut akan dirangkum dan digunakan untuk mengetahui informasi mengenai penerimaan hipotesis pada penelitian dan kontribusi terbesar dari setiap indikator. Rangkuman nilai loading factor dan T-Hitung model 1 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Nilai koefisien dan T-Hitung untuk model pengukuran dan model
struktural dari model 1 Indikator Laten Koefisien T-Hitung Keterangan
Model pengukuran DS MODAL
SOSIAL
0.73 6.46 Signifikan DR 0.72 6.75 Signifikan DK 0.72 6.36 Signifikan PF
MODAL INSANI
0.26 2.77 Signifikan PU 0.65 6.33 Signifikan PS 0.88 7.29 Signifikan PL 0.54 5.46 Signifikan
Model struktural Modal Insani KINERJA 0.66 3.47 Signifikan Modal Sosial 0.44 2.21 Signifikan
Tabel 7 menjelaskan nilai koefisien dan T-Hitung pada model 1. Hubungan
ini akan menjawab hipotesis yang diajukan pada pernelitian ini. Hubungannya antara lain : a) Laten modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laten
kinerja UKM karena memiliki koefisien 0.66 dan T-hitung (3.47) > T-Tabel (1.96) sehingga Terima H1.
b) Laten modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laten kinerja UKM karena memiliki koefisien 0.44 dan T-hitung (2.21) > T-Tabel (1.96) sehingga Terima H2
Analisis nilai koefisien dan T-Hitung untuk Model 2 dapat dilihat pada
Gambar 11.
20
Gambar 11 Analisis T-Hitung model 2
Model 2 Menganalisis pengaruh tidak langsung modal insani terhadap
kinerja dengan modal sosial sebagai variabel moderator. Nilai-nilai pada Gambar 11 tersebut akan dirangkum dan digunakan untuk mengetahui informasi mengenai penerimaan hipotesis pada penelitian dan kontribusi terbesar dari setiap indikator.. Rangkuman nilai loading factor dan T-Hitung model 2 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Nilai koefisien dan T-Hitung untuk model pengukuran dan model
struktural dari model 2 Indikator Laten Koefisien T-Hitung Keterangan
Model pengukuran DS
MODAL SOSIAL 0.75 7.76 Signifikan
DR 0.65 7.21 Signifikan DK 0.75 7.72 Signifikan PF
MODAL INSANI
0.27 3.14 Signifikan PU 0.66 6.65 Signifikan PS 0.89 7.56 Signifikan PL 0.53 5.80 Signifikan
Model struktural Modal Insani KINERJA 0.62 2.99 Signifikan Modal Sosial 0.20 0.14 Tidak signifikan
Pengaruh variabel moderator Modal Insani* modal sosial KINERJA 0.32 0.19 Tidak signifikan
Tabel 8 menjelaskan nilai koefisien dan T-Hitung pada model 2. Hubungan
ini akan menjawab hipotesis yang diajukan pada pernelitian ini. Hubungannya adalah Laten modal insani memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja UKM dengan modal sosial sebagai variabel moderator karena memiliki koefisien 0.32 dan T-hitung (0.19) < T-Tabel (1.96) sehingga Tolak H3. Selanjutnya akan dianalisis model berakhir. Analisis nilai T-Hitung untuk model 3 dapat dilihat pada Gambar 12.
21
Gambar 12 Analisis T-Hitung model 3
Model 3 menganalisis pengaruh tidak langsung modal insani terhadap
kinerja dengan modal sosial sebagai variabel perantara. Nilai-nilai pada Gambar 12 tersebut akan dirangkum dan digunakan untuk mengetahui informasi mengenai penerimaan hipotesis pada penelitian dan kontribusi terbesar dari setiap indikator. Rangkuman nilai loading factor dan T-Hitung model 3 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Nilai koefisien dan T-Hitung untuk model pengukuran dan model
struktural dari model 3 Indikator Laten Koefisien T-Hitung Keterangan
Model pengukuran DS
MODAL SOSIAL 0.73 5.39 Signifikan
DR 0.72 3.34 Signifikan DK 0.72 3.27 Signifikan PF
MODAL INSANI
0.26 3.07 Signifikan PU 0.65 6.39 Signifikan PS 0.88 7.25 Signifikan PL 0.54 5.76 Signifikan
Model struktural Modal Insani MODAL SOSIAL 0.56 6.18 Signifikan Modal Insani KINERJA 0.66 3.40 Signifikan Modal Sosial 0.44 1.48 Tidak signifikan
Pengaruh tidak langsung
Modal Insani KINERJA (0.56x0.44) = 0.25
(6.18 x 1.48) = 9.15 Signifikan
Tabel 9 menjelaskan nilai koefisien dan T-Hitung model 3. Hubungan ini
akan menjawab hipotesis yang diajukan pada pernelitian ini. Hubungan tersebut adalah sebagai berikut: a) Laten modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laten
kinerja UKM karena memiliki koefisien 0.66 dan T-hitung (3.40) > T-Tabel (1.96) sehingga Terima H1.
b) Laten modal insani memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laten kinerja UKM karena memiliki koefisien 0.44 dan T-hitung (1.48) > T-Tabel (1.96) sehingga Tolak H2
22
c) Laten modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laten modal sosial karena memiliki koefisien 0.56 dan T-hitung (6.18) > T-Tabel (1.96) sehingga Terima H3.
d) Laten modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laten kinerja UKM melalui modal sosial sebagai variabel perantara karena memiliki koefisien 0.25 dan T-hitung (9.15) > T-Tabel (1.96) sehingga Terima H4.
Pengaruh modal insani terhadap kinerja UKM pada model 3 memiliki T-Hitung lebih besar dibandingkan model 1 dan 2. Oleh karena itu, model 3 yang digunakan sebagai landasan perancangan The House Model. Model ini menyatakan bahwa modal insani memerlukan modal sosial sebagai variabel perantara untuk mempengaruhi kinerja UKM. Analisis pengaruh modal insani, modal sosial terhadap kinerja UKM semakin membuktikan bahwa intangible asset merupakan hal yang substansial dalam meningkat kinerja UKM. Hasil perhitungan terkait SEM dapat dilihat di Lampiran 6.
Model Peningkatan Kinerja UKM Kerajinan Kota Depok
Model peningkatan kinerja UKM Kerajinan Kota Depok dirancang menggunakan The House Model. Model ini dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 13 The House Model UKM kerajinan Kota Depok
The House Model dari penelitian ini akan mengangkat visi usaha terpendam, yaitu bukan lagi hanya tentang mencari keuntungan pribadi saja, melainkan memiliki visi untuk menjadi unit usaha yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan atau memberdayakan masyarakat sekitar sehingga memiliki penghasilan yang layak. Visi ini diangkat menjadi “atap” dari the house model
dan diterberkelajutdapat memrendah dan
Pilarpengemba(IPA). Peryaitu “mevariabel ppelengkapproses prodari pilar-untuk menrencana jaHouse MterintegrasDepok lebindikator pengevalu
Peradapat memseperti yabersifat inyang dappendorongforce field
Ta
Permdijelakan terhadap amengubahyang dapaperbaikan
rjemahkan tan dalam pmberikan tn sudah mer-pilar yanangan Analirmasalahan
engembangkpada Kuad
p, yaitu “produksi”. Pil-pilar pelenncapai pilarangka men
Model, yaitsi dan berkebih lanjut dikinerja utam
uasian The H
an UKM damberikan hang digambanternal dan pat digunakg dan pengd analysis ya
abel 10 Fo
masalahan umelalui dia
aturan dan rh dan berkemat dilihat m internal. S
“Menjadperiode 5 taantang baru
erasa puas dng menyokisis Diagram utama dala
kan tim (SDdran I anarima adminlar terakhir ngkap ditenr pelengkap
nengah dan tu konsisteesinambungilengkapi olma diharapHouse Mode
Imp
alam menjadhasil yang oarkan melaekternal.
kan untuk ghambat penang di jelas
rce Field A
usaha kecil agram ishikrencana yanmbang bers
melalui Theelain itu, d
di UKM Kahun”. Impiu kepada p
dengan kondkong “atapm Ishikawa am Diagram
DM) terbaiklisis IPA.
nistrasi” seradalah pila
ntukan olehp ini dibutu
jangka panen dan kogan. Rancanleh rancangpkan dapat el. Rancang
plikasi M
di tulang puoptimal. Mialui The Ho
Namun, Uberkembanningkatan kkan pada T
nalysis pad
dan menengkawa dapat ng dibuat sesama UKM.e House Moalam peneli
Kerajinan ian dengan pelaku usahdisi UKM-np” The Hodan Import
m Ishikawa k”. Pilar-pil
Variabel irta “pening
ar pemasarah pencapaiauhkan tim Snjang mem
omitmen mngan The Hogan indikatomembantu
gan ini dapa
anajerial
unggung perimpi dan upouse Model,UKM juga mng dan berkkinerja UKabel 10.
da UKM Ker
gah dari sisdiatasi mel
erta partisipa. Rancanganodel dapat itian ini jug
yang berdbatas waktu
ha yang menya saat ini.
House Modetance-Perfoakan dijad
ar pelengkaini memba
gkatan kualn terintegraan dari pilaSDM yang hmbangun fonmenjalankanouse Model
or kinerja utproses peng
at dilihat pad
rekonomianpaya yang , memiliki memiliki fakinerja leb
KM dianalisi
rajinan Kot
si internal selalui komitmasi dari selun peningkatdiaplikasik
ga telah dira
daya saing u ini diharaemiliki mo
del berasal ormance Anadikan pilar uap diperolehangun dua litas produkasi. Keberhaar utama khandal. Varndasi dasar
n strategi l UKM keratama. Rancagaplikasiaanda Lampiran
n nasional bdilakukan U hambatan
faktor pendobih baik. Fis menggun
ta Depok
eperti yang men, konsisuruh pihak utan kinerja U
kan dalam uancang indi
23
dan apkan
otivasi
dari alysis utama h dari
pilar k dan asilan
karena riabel r The yang
ajinan angan n dan n 7.
belum UKM yang
orong Faktor nakan
telah
stensi untuk UKM upaya ikator
24
kinerja utama hasil dari The House Model yang dapat dilihat pada Lampiran 7. Namun, upaya perbaikkan tersebut perlu melibatkan pihak diluar UKM pula karena UKM sendiri masih kekurangan pengalaman. Pembinaan dan pengembangan tersebut dapat dilakukan dari Usaha berskala besar dalam bentuk program mitra binaan. Usaha besar (perusahaan) dapat membantu dalam pembinaan media promosi untuk meningkatkan akses pasar, daya saing pemasaran, dan perbantuan terhadap permodalan. Sedangkan, dari pihak pemerintah diharapkan dapat memfasilitasi dan mempermudah akses UKM terhadap perijinan badan usaha, paten, merk, hak cipta, investasi yang selama ini masih birokratis, berbiaya tinggi dan memerlukan waktu yang panjang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil analisis Diagram Ishikawa menyatakan bahwa permasalahan utama dari rendahnya kinerja UKM berasal dari faktor sumberdaya manusia. Hasil ini didukung oleh analisis Structural Equation Modelling (SEM) yang menyatakan bahwa modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM dengan modal sosial bertindak sebagai variabel perantara. Hasil dari kedua alat analisis tersebut bertentangan dengan hasil Importance-Performance Analysis. Pemilik UKM beranggapan bahwa sarana prasarana memiliki prioritas tertinggi untuk diperbaiki. Oleh karena itu, kesalahan persepsi inilah yang diperbaiki melalui rancangan peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan Kota Depok melalui The House Model. Model peningkatan kinerja yang dijelaskan melalui The House Model menetapkan “menjadi UKM kerajinan yang berdaya saing dan berkelanjutan dalam 5 tahun” sebagai impian utama UKM kerajinan di Depok. Impian ini dibangun di atas empat pilar utama yang dikembangkan dari Analisis Diagram Ishikawa dan Importance-Performance Analysis (IPA), yakni prima administrasi dan perlengkapan organisasi, pengembangan tim (SDM) terbaik, peningkatan kualitas produk dan proses, serta pemasaran terintegrasi. Kempat pilar tersebut harus didukung oleh komitmen, dan partisipasi seluruh pihak dalam menjalankan strategi yang terintegrasi.
Pengaplikasian The House Model memiliki faktor pendorong dan penghambat. Faktor pendorong model peningkatan kinerja UKM tersebut adalah ketersediaan kuantitas SDM; keunikan produk; akses dan infrastruktur yang mendukung; bantuan permodalan dari berbagai pihak; pengembangan produk yang spesifik hubungan kekerabatan yang erat dan hierarki manajerial yang pendek. Di sisi lain, faktor penghambat model peningkatan kinerja UKM kerajinan Kota Depok adalah rendahnya kompetensi dan motivasi SDM; kurangnya pengawasan terhadap standar pelaksanaan; masih terbatasnya penggunaan teknologi untuk pemasaran; rendahnya kemauan pemilik untuk mengakses informasi permodalan; belum ada deskripsi pekerjaan yang jelas; sanksi kurang tegas; serta rumitnya birokrasi.
25
Saran
Saran dari hasil penelitian Modal Peningkatan Kinerja UKM Kerajinan Kota Depok melalui Modal Insani dan Modal Sosial adalah sebagai berikut: 1. Saran untuk pemerintah dan instansi terkait. Pemerintah diharapkan dapat
memfasilitasi dan mempermudah akses UKM terhadap perijinan badan usaha, paten, merk, hak cipta, investasi yang selama ini masih birokratis, berbiaya tinggi dan memerlukan waktu yang panjang.
2. Saran untuk Stakeholder. Sesuai dengan hasil analisis IPA hal yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki sarana dan prasarana. Perbaikan ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, sebaiknya UKM menjalin kerjasama dengan usaha besar melalui program pembinaan yang dilakukan usaha besar, seperti permodalan yang didapat dari CSR usaha skala besar. Selain itu, perlunya membangun persepsi di UKM bahwa intangible asset merupakan hal yang substansial dan perlu diperbaiki untuk modal dasar dari upaya peningkatan kinerja UKM.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok D. 2003. Modal sosial dan kualitas masyarakat. [Internet]. Rapat Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. [diunduh 2013 Maret 20]. Tersedia pada: http://ancok.staff.ugm.ac.id/file/modalsosial_dan_kualitas_masyarakat.pdf.
Becker GS. 1993. Human Capital.Chicago (US): The University Chicago Press. [Depdag] Departemen Perdagangan. 2007. Studi Industri Kreatuf 2007. Jakarta
(ID): Departemen Perdagangan. Dokko G. 2004. What you know or who you know, human and social capital as
deteterminants of individual performance. [disertasi]. Pennsylvania (US): University of Pennsylvania.
Endri. 2010. Peran human capital dalam meningkatkan kinerja perusahaan: suatu tinjauan teoritis dan empiris. Jurnal Administrasi Bisnis. 6(2): 179-190.
Horovitz J, Ohlsson-Corboz. 2007. A Dream with a Deadline: Turning Strategy into Action. Harlow [GB]. FT Prentice Hall.
Indriastuti M, Arifah DA. 2008. Peningkatan kinerja UKM dengan pengelolaan Intellectual Capital dan Inovasi. Jurnal Bisnis, Akutansi dan Manajemen. 1(1): 649-662.
Kertati. 2012. Membangun tindakan berbagai pengetahuan afektif rasional melalui modal sosial dan pembelajaran organisasi untuk meningkatkan kinerja bisnis. [disertasi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Mcshane SL, Von Glinow. 2007. Organizational Behavior: Essentials. United State of America (US): McGraw-Hill.
Nahapiet J, Ghoshal S. 1998. Social capital, intellectual capital, and the organizational advantage. Academic of Management Review. 23(2): 242-266.
26
Nishantha B. 2011. The relationship between human capital, social capital, and firm growth of small enterprises in Sri Langka. International Research Coference on Management and Finance. Colombo (SL): University of Colombo.
Ongkoraharjdo MDPA, Susanto A, Rachmawati D. 2008. Analisis pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan (studi empiris pada kantor akuntan publik di Indonesia). Jurnal Akutansi dan Keuangan. 10(1):11-21.
[Pemkot Depok] Pemerintah Kota Depok. 2012. Laporan pertanggungjawaban walikota Depok Tahun 2012.
Prawirosentono S. 2007. Filosofi Terbaru tentang Manajemen Terpadu Abad 21, Kiat Membangun Bisnis Kompetitif. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Stam W, Elfring T. 2008. Entrepreneurial orientation and new venture performance: the moderating role of intra and extraindustry social capital. Academic of Management journal. 51 (1), 97-111.
Sudarno. 2012. Kontribusi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam penyerapan tenaga kerja. Jurnal Penelitian dan pengembangan Humanoria. 9(1):68-76.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung (ID): CV. ALFABETA.
Suliyanto. 2005.Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Cetakan Pertama. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Supranto J. 2004. Analisis Multivariat, Arti dan Interpretasi. Jakarta (ID): Rineka Cipta.
Tambunan T. 2009. UMKM di Indonesia. Cetakan Pertama. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Wijayanto S H. 2008. Structural Equational Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan Tutorial. Yogjakarta (ID) : Graha Ilmu
27
Lampiran 1 Kuisioner penelitian khusus pegawai
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM)
Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul
Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui
Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu
responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden : ………………………………………………… Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu) Alamat : ………………………………………………… Nama UKM : .......................................................................... Alamat UKM : .......................................................................... Telp/HP : ………………… / ….………………………… e-mail : …………………………………………………
Petunjuk pengisian: - Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda - Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada
tempat yang telah disediakan
I. Karakteristik Responden: 1. Usia Anda saat ini:
a. <15 tahun d. 36-45 tahun b. 16-25 tahun e. > 45 tahun, sebutkan.... c. 26-35 tahun
2. Status pernikahan: a. Sudah menikah b. Belum menikah c. Janda/Duda 3. Pekerjaan Anda saat ini:………………………………………..
28
Lanjutan Lampiran 1 Kuisioner penelitian khusus pegawai
4. Jumlah tanggungan/keluarga: a. 1-2 orang d. 7-8 orang b. 3-4 orang e. >9 orang, sebutkan.... c. 5-6 orang
5. Pendidikan terakhir : a. SD/sederajat d. Diploma g.Lainnya (sebutkan)…. b. SMP/sederajat e. Sarjana (S1) c. SMA/sederajat f. S2/S3
6. Penghasilan per bulan: a. < Rp 500.000 d. Rp 1.250.000 – Rp 1.500.000
b. Rp 500.000 – Rp 750.000 e. > Rp 1.500.000, sebutkan...... c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000 7. Jenis Pelatihan yang pernah diikuti...........tahun .............oleh........................ 8. Lama bekerja di UKM…… tahun …. Bulan 9. Jenis pelatihan yang ingin diikuti...................................... 10. Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM................................... 11. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM? II. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial Petunjuk pengisian: Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM.Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju N = Netral/Tidak tahu TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju.
No. Pernyataan Penilaian STS TS N S SS
Dimensi Struktural 1. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama
dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya.
2. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya.
3. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul di dalam UKM
4. Semua informasi tersebar secara merata pada seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM
5. Jabatan struktural tidak menjadi pembatas dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja
Dimensi Relasional 6. Saya selalu mengikuti kegiataninformal (misal : rekreasi,
jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.
7. Saya selalu mempercayai rekan kerja saya. 8. Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya akan
membantu jika saya menemui kesulitan dalam perkerjaan.
9. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka.
29
Lanjutan Lampiran 1 Kuisioner penelitian khusus pegawai
No. Pernyataan Penilaian STS TS N S SS
11. Saya selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin.
12. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan kritik yang membangun satu sama lain.
13. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan rekan kerja saya
Dimensi Kognitif 14. Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang
dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya.
15. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya.
16. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya.
17. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan.
18. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM.
19. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.
Pendidikan Formal 20. Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan saya
dalam bekerja
21. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka akan semakin terampil dalam bekerja
Metode Umum On The Job Training 22. On the job training (magang) di perusahaan besar
meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja
23. On the job training (magang) di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja
24. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang)
Metode On The Job Training Spesifik 25. On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di
perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja
26. On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja
27. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang) untuk keahlian tertentu
Pengetahuan Lainnya 28. Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya
membantu dalam menyelesaikan pekerjaan
29. Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja
Produktivitas 30. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan
tepat waktu
30
Lanjutan Lampiran 1 Kuisioner penelitian khusus pegawai
No. Pernyataan Penilaian STS TS N S SS
31. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan secara maksimal dengan sumber daya yang ada
32. Saya pekerja yang berorientasi hasil 33. Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk mencapai
hasil yang maksimal
Inovasi 34 Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih
sederhana
35. Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya segera memperbaikinya
36. Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar hasil pekerjaan lebih maksimal
31
Lampiran 2 Kuisioner penelitian khusus pemilik
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KUESIONER MANAJEMEN/PEMILIK UKM
Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul
Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui
Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu
responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.
IDENTITAS RESPONDEN PENGELOLA
Nama Responden : ………………………………………………… Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu) Alamat : ………………………………………………… Nama UKM : .......................................................................... Alamat UKM : .......................................................................... Jabatan di UKM : .......................................................................... Telp/HP : ………………… / ….………………………… e-mail : …………………………………………………
Petunjuk pengisian: - Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda - Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada
tempat yang telah disediakan
I. Karakteristik Responden: 1. UKM berdiri sejak:................................... 2. Jenis UKM: a. Usaha Kecil b. Usaha Menengah 3. Jenis usaha Anda saat ini:……………………………. 4. Omset per bulan : Tahun 2013.............................. Tahun 2012………......... 5. Jumlah tenaga kerja:....................................... 6. Sumber modal : a. Pribadi c. Lainnya, sebutkan.........................
b. Pinjaman bank 7. Modal awal Rp................................................. 8. Visi :…………………….misi :………………. Tujuan :……………………
32
Lanjutan Lampiran 2 Kuisioner penelitian khusus pemilik II. Pertanyaan Terbuka
1. Bagaimana komunikasi antara sesama karyawan dan antara karyawan dan atasan di dalam UKM?
2. Apakah pernah ada konflik di dalam organisasi UKM? 3. Bagaimana proses transfer informasi di UKM? Apakah sudah tersebar
dengan baik? 4. Apakah jabatan struktural menjadi penghalang komunikasi dalam UKM? 5. Apakah pernah diadakan kegiatan informal untuk mempererat hubungan ? 6. Apakah ada rasa saling percaya antar sesama karyawan dan karyawan
dengan atasan? 7. Jika ada karyawan yang kesulitan dalam pekerjaan, apakah karyawan lain
akan membantu? 8. Bagaimana sosialisasi norma-norma dalam UKM kepada karyawan? 9. Bagaimana pelaksanaan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan
hukuman untuk melanggar aturan? 10. .Bagaimana upaya untuk meningkatkan keberasamaan antar sesama
karyawan dan karyawan dengan atasan (dalam bentuk kegiatan formal)? 11. Apakah syarat pendidikan formal menjadi prioritas dalam penentuan jabatan
karyawan? 12. Apakah ada pendidikan berupa magang untuk karyawan? 13. Apakah ada penambahan kompetensi karyawan di luar pekerjaan yang
dilakukannya? 14. Apakah ada standari waktu penyelesaian pekerjaan untuk karyawan? 15. Berapakah omzet per hari UKM anda ? Rp. 16. Produk UKM Utama? 17. Produk UKM lainnya yang dihasilkan selain yang produk utama? 18. Distribusi Penjualan produk yang dilakukan kemana saja? 19. Jumlah tenaga kerja dan posisinya dalam struktur organisasi seperti apa?
Dan alasan membuat struktur organisasi dengan bentuk tersebut? 20. Apa saja upaya yang dilakukan UKM selama ini dalam :
a. Meningkatkan produktivitas. b. Meningkatan inovasi. c. Menghemat waktu / biaya. d. Peningkatan beradaptasi (anggota & organisasi tersebut).
21. Sebutkan cita-cita terbesar yang ingin diraih pada UKM bapak/Ibu saat ini? 22. Sebutkan apa saja kendala utama yang dihadapi dalam mencapai cita-cita
tersebut? 23. Menurut Bapak/Ibu, langkah-langkah strategis atau upaya apa yang perlu
dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala dalam UKM bapak/Ibu 24. Kriteria kualifikasi pekerja di UKM ini dari segi hard skill dan soft skill
untuk setiap bagian adalah?
33
Lanjutan Lampiran 2 Kuisioner penelitian khusus pemilik
25. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan SDM untuk bekerja pada UKM Bapak/Ibu?
26. Tata cara dan proses membuat produk utama apa saja langkah-langkahnya? 27. Pembinaan dalam bentuk pelatihan atau bimbingan teknis pernah di dapat
dari mana saja? 28. Bagaimana peran stakeholder terkait dalam membina UKM di tempat
bapak/Ibu seperti PEMDA/ Perguruan Tinggi/ Swasta, apakah ada yang teribat? Dalam bentuk apa? Pelatihan/hibah/pendanaan?
29. Masalah terberat yang pernah dihadapi oleh UKM bapak/Ibu? 30. Bentuk fasilitasi implementasi transfer pengetahuan pada UKM bapak/Ibu? 31. Aset yang dimiliki oleh UKM bapak/ Ibu?
a. Bangunan……………………………………………………….. b. Kendaraan……………………………………………………… c.Peralatan, sebutkan……………………………………………… d.Perlengkapan, sebutkan………………………………….……… e. Sumber daya manusia, sejumlah……………………..…..orang f. Lainnya………………………………………………………….
32. Bagaimana tata cara/prosedur kerja pada UKM bapak/Ibu? (apakah terdapat SOP setiap aktivitas/proses produksi, distribusi, disiplin kerja pegawai, pemasaran, keuangan, dsb)
33.bagaimana upaya Bapak/ibu selaku pemilik/ manajemen untuk selalu memotivasi kinerja pekerja dan meningkatkan team work pada UKM bapak/ibu
34. apa keunggulan atau faktor pendorong utama yang dapat mempertahankan dan mengembangkan UKM bapak/ibu?
34
Lampiran 3 Kuisioner penelitian IPA
No. Indikator Kepentingan Kinerja 1. Laporan keuangan dibuat secara berkala. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Pencatatan keuangan yang rinci dan
dicatat ketika ada pengeluaran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Memiliki sarana dan prasarana produksi yang baik
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
4. Mempunyai standar pelaksanaan produksi barang
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
5. Memiliki standar mutu produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6. Memiliki sistem pengendalian mutu
produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
7. Inovasi terhadap produk yang dihasilkan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 8. Inovasi terhadap teknik produksi agar
lebih efisien 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
9. Memiliki target pasar yang jelas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10. Melakukan promosi produk ke target
pasar 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
11. Mengembangkan jaringan distribusi produk
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
12. Memiliki administrasi SDM yang baik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 13. Melakukan pelatihan SDM secara
berkala 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
14. Kompensasi karyawan menggunakan dasar yang rasional
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
15. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka pendek (per tahun)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
16. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka menengah (< 3 tahun)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
17 Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka panjang ( 5 tahun)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
18. Memiliki Visi usaha yang didokumentasikan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
19. Memiliki Misi usaha yang didokumentasikan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
20. Memiliki Tujuan usaha 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 21. Memiliki Budaya organisasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 22. Memiliki Struktur organisasi yang
formal 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Keterangan: Skor Kinerja Skor Kepentingan 1 = Sangat tidak baik 1 = Sangat tidak Penting 2 = Tidak baik 2 = Tidak penting 3 = Cukup baik 3 = Cukup penting 4 = Baik 4 = Penting 5 =Sangat Baik 5 = Sangat penting
35
Lampiran 4 Uji validitas dan uji reliabilitas
Uji validitas kuisiner pemiliki UKM Variabel R-hit kepentingan Validitas* R-hit kinerja Validitas*
1 0.79 Valid 0.90 Valid 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0.88 0.72 0.72 0.41 0.73 0.73 0.74 0.68 0.44 0.65 0.65 0.85 0.88 0.65 0.66 0.66 0.76 0.66 0.76 0.76 0.79
Valid Valid Valid
Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.84 0.77 0.73 0.53 0.39 0.72 0.52 0.95 0.77 0.92 0.81 0.71 0.68 0.95 0.81 0.84 0.74 0.74 0.96 0.93 0.87
Valid Valid Valid
Tidak Valid Tidak Valid
Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
*Taraf signifikasi korelasi 5%, r-tabel=0.602 Uji Reliabilitas kuisiner pemiliki UKM
Cronbach Alpha Reliabitas* Skor kepentingan 0.949 Reliabel Skor kinerja 0.961 Reliabel
*reliabel jika Cronbach Alfa > 0,600.
Uji Validitas Kuisioner karyawan Variabel Item Validitas* Dimensi struktural (X1) 1-5 Seluruhnya valid Dimensi relasional (X2) 6-13 Seluruhnya valid Dimensi kognitif (X3) 14-19 Seluruhnya valid Pendidikan formal (X4) 20-21 Seluruhnya valid Pelatihan umum (X5) 22-14 Seluruhnya valid Pelatihan spesifik (X6) 25-27 Seluruhnya valid Pengetahuan lainnya (X7) 28-29 Seluruhnya valid Produktivitas (Y1) 30-33 Seluruhnya valid Inovasi (Y2) 34-36 Seluruhnya valid
*Taraf signifikasi korelasi 5%, r-tabel=0.361 Uji Reliabilitas kuisioner karyawan
Cronbach Alpha Reliabitas*
0.876 reliabel *reliabel jika Cronbach Alfa > 0,600.
36
Lampiran 5 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM
Variabel : Struktural No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama
dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya. 4.43 Sangat Setuju
2 Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya.
3.92 Setuju
3 Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul di dalam UKM
3.72 Setuju
4 Semua informasi tersebar secara merata pada seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM
4.09 Setuju
5 Jabatan struktural tidak menjadi pembatas dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja
4.39 Sangat Setuju
Rata-rata 4.11 Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : Relasional No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan informal (misal :
rekreasi, jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.
4.21 Sangat Setuju
2 Saya selalu mempercayai rekan kerja saya. 4.04 Setuju 3 Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya akan membantu
jika saya menemui kesulitan dalam perkerjaan. 4.27 Sangat Setuju
4 Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka.
4.06 Setuju
5 Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan.
4.14 Setuju
6 Saya selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin.
4.14 Setuju
7 Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan kritik yang membangun satu sama lain.
4.16 Setuju
8 Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan rekan kerja saya
4.37 Sangat Setuju
Rata-rata 4.17 Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : Kognitif No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang dipahami
bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya. 3.88 Setuju
2 Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya.
4.45 Sangat Setuju
3 Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya.
4.43 Sangat Setuju
4 Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan.
4.33 Sangat Setuju
5 Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM.
3.64 Setuju
6 Saya selalu memiliki antusiasme yang sama dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.
3.69 Setuju
Rata-rata 4.07 Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil
37
Lanjutan Lampiran 5 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM Variabel : pendidikan formal No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan saya dalam
bekerja 3.50 Setuju
2 Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka akan semakin terampil dalam bekerja
3.86 Setuju
Rata-rata 3.68 Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : metode umum on the job training No Pernyataan Nilai Keterangan 1 On the job training (magang) di perusahaan besar
meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja 4.03 Setuju
2 On the job training (magang) di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja
4.04 Setuju
3 Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang)
4.09 Setuju
Rata-rata 4.05 Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : metode spesifik on the job training No Pernyataan Nilai Keterangan 1 On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di
perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja
4.25 Sangat Setuju
2 On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja
4.19 Setuju
3 Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang) untuk keahlian tertentu
4.09 Setuju
Rata-rata 4.19 Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : pengetahuan lain No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya
membantu dalam menyelesaikan pekerjaan 4.15 Setuju
2 Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja
4.21 Sangat Setuju
Rata-rata 4.18 Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil
38
Lanjutan Lampiran 5 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM Variabel : Produktivitas No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Saya mampu menyelesaikan setiap tugas tepat waktu 4.17 Sangat Setuju 2 Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan
secara maksimal dengan sumber daya yang ada 4.27 Setuju
3 Saya pekerja yang berorientasi hasil 4.17 Setuju 4 Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk mencapai hasil
yang maksimal 4.54 Sangat setuju
Rata-rata 4.29 Sangat Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : inovasi No Pernyataan Nilai Keterangan 1 Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih
sederhana 3.62 Setuju
2 Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya segera memperbaikinya
4.45 Sangat Setuju
3 Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar hasil pekerjaan lebih maksimal
4.54 Sangat Setuju
Rata-rata 4.21 Sangat Setuju Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil
39
Lampiran 6 Hasil pengolahan SEM menggunakan LISREL
Standardized coeficient model 1
Output LISREL model 1 Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 24
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 29.90 (P = 0.19) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 5.90
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 24.00) Minimum Fit Function Value = 0.22
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.12 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.48)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.070 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.14)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.32 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.44
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.32 ; 1.80) ECVI for Saturated Model = 1.80
ECVI for Independence Model = 5.33 Chi-Square for Independence Model with 36 Degrees of Freedom = 248.40
Independence AIC = 266.40 Model AIC = 71.90
Saturated AIC = 90.00 Independence CAIC = 292.78
Model CAIC = 133.46 Saturated CAIC = 221.93
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.070 Standardized RMR = 0.070
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.52 Normed Fit Index (NFI) = 0.96
Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.09 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.64
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.06
Relative Fit Index (RFI) = 0.93 Critical N (CN) = 196.31
40
Lanjutan Lampiran 6 Hasil pengolahan SEM menggunakan LISREL
Standardized coeficient model 2
Output Lisrel model 2
Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 27
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 29.86 (P = 0.32) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 2.86
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 20.43) Minimum Fit Function Value = 0.21
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.057 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.41)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.046 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.12)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.49 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.72
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.66 ; 2.07) ECVI for Saturated Model = 2.20
ECVI for Independence Model = 8.65 Chi-Square for Independence Model with 45 Degrees of Freedom = 412.39
Independence AIC = 432.39 Model AIC = 85.86
Saturated AIC = 110.00 Independence CAIC = 461.71
Model CAIC = 167.95 Saturated CAIC = 271.25
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.062 Standardized RMR = 0.062
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.97 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.48
Normed Fit Index (NFI) = 0.97 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.07
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.58 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.04
Relative Fit Index (RFI) = 0.96
41
Lanjutan Lampiran 6 Hasil pengolahan SEM menggunakan LISREL
Standardized coeficient model 3
Output Lisrel model 3
Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 24
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 29.90 (P = 0.19) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 5.90
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 24.00) Minimum Fit Function Value = 0.22
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.12 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.48)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.070 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.14)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.32 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.44
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.32 ; 1.80) ECVI for Saturated Model = 1.80
ECVI for Independence Model = 5.33 Chi-Square for Independence Model with 36 Degrees of Freedom = 248.40
Independence AIC = 266.40 Model AIC = 71.90
Saturated AIC = 90.00 Independence CAIC = 292.78
Model CAIC = 133.46 Saturated CAIC = 221.93
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.070 Standardized RMR = 0.070
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.52 Normed Fit Index (NFI) = 0.96
Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.09 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.64
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.06
Relative Fit Index (RFI) = 0.93 Critical N (CN) = 196.31
42
Lampiran 7 Rancangan indikator kinerja utama dari The House Model
No. Sasaran Startegis
Indikator pemicu utama
Indikator kinerja utama hasil Target Penanggu
ng jawab 1. Pengembangan
kapasitas SDM dan tim yang berkualitas, sejahtera dan berdaya saing
Menciptakan sistem pengembangan kapasitas SDM baik melalui modal insani maupun modal sosial yang efektif
Jumlah kegiatan team building/gathering yang terlaksana
2x per tahun Umum
Persentase tingkat turnover karyawan max 5% Umum
Jumlah SDM yang berkinerja sangat baik / periode
90% Umum
Analisis kebutuhan pelatihan karyawan menggunakan TNA
Tercapai 2014 Umum
Persentase karyawan yang mengikuti program pelatihan berbasis Training Need Assessment (TNA)/ tahun
5 orang Umum
Penerapan kegiatan sharing pengetahuan
1x per bulan Umum
2. Peningkatan kemampuan administrasi,tata kelola, tata laksana, kearsipan dan perlengkapan organisasi
Menciptakan prima administrasi (baik tata kelola maupun tata laksana)
Pembuatan laporan keuangan secara rinci dan periodik
Tercapai 2014 Keuangan
Pendokumentasian standar pelaksanaan produksi Tercapai
2015 Produksi
3. Peningkatan kualitas produk dan proses yang berdaya saing dan berkelajutan
Menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas produk dan proses
Persentase sisa produksi yang tidak termanfaatkan
max 5% Produksi
Persentase ketepatan penyelesaian pesanan barang
100% Produksi
Persentase produk cacat max 5 % Produksi
Biaya pemeliharaan mesin, peralatan, dan perlengkapan
max 5% Produksi
Jumlah keluhan pelanggan max 5% Produksi
Rehabilitasi dan perluasan workshop
Tercapai 2018 Umum
4. Peningkatan kemampuan pemasaran yang terintegrasi
Menciptakan sistem pemasaran yang efektif dalam menjangkau pasar hingga menimbulkan penjualan berkelanjutan
Jumlah perancangan produk yang efektif diterima pasar
2 produk Pemasaran
& Produksi
Persentase peningkatan penjualan per tahun
10% Pemasaran
Jumlah peningkatan mitra kerja sama dalam penjualan
1 mitra per tahun Pemasaran
43
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 April 1991 dari ayah Tibrizi
Supaat dan ibu Sri Murniningsih. Penulis adalah anak ketiga dari Empat bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Depok. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Selaksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan Penulis pernah menjabat sebagai Sekretaris Departemen Profesi dan Keahlian (Prokeh) UKM LISES Gentra Kaheman (2011), Ketua Departemen Prokeh UKM LISES Gentra Kaheman (2012), dan anggota Dewan Kehormatan UKM LISES Gentra Kaheman (2013). Penulis juga mengikuti beberapa kepanitiaan seperti TPB Cup (2010); Pamitran (2010, 2011 dan 2012); Ki Sunda Midang 7,8, dan 9; Masa Perkenalan Departemen (MPD) Manajemen 47 IPB dan Economic Contest. Sejak di bangku sekolah menengah penulis telah mengikuti berbagai jenis lomba seperti lomba teater, lomba cerdas cermat, dan olimpiade kimia. Prestasi penulis selama duduk di bangku perkuliahan adalah juara 3 lomba debat marketing yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Maranatha (2012).