model-pengembangan-muatan-lokal

17

Click here to load reader

Upload: anton-timur

Post on 01-Jul-2015

90 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: model-pengembangan-muatan-lokal

MODEL MATA PELAJARAN

MUATAN LOKAL

SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB –SMA/MA/SMALB/SMK

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALJAKARTA TAHUN 2006

Page 2: model-pengembangan-muatan-lokal

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

I. PENDAHULUAN 2

A. Latar Belakang 2

B. Landasan 2

C. Tujuan 2

D. Pengertian 3

E. Ruang Lingkup 4

II. PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL

A. Pengembangan Muatan Lokal Sesuai dengan Kondisi SekolahSaat Ini

5

B. Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP

1. Proses Pengembangan 5

2. Pihak yang Terlibat dalam Pengembangan 8

3. Rambu-Rambu 8

4. Uraian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 10

5. Silabus 10

6. RPP 11

7. Penilaian 11

Page 3: model-pengembangan-muatan-lokal

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memilikikeanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian,kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri khas yangmemperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itukeanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkandengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melaluiupaya pendidikan. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budayakepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkandengan lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkunganmelalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitassumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkankemampuan peserta didik.

Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya program muatan lokaldalam Standar Isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia terdapatberanekaragam kebudayaan. Sekolah tempat program pendidikandilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu,program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luaspada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya.Standar Isi yang seluruhnya disusun secara terpusat tidak mungkin dapatmencakup muatan lokal tersebut. Sehingga perlulah disusun matapelajaran yang berbasis pada muatan lokal.

B. Landasan

1. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2)3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

C. Tujuan

Tujuan UmumPanduan ini dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalampengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang akan dilaksanakanpada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

Tujuan KhususMata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekalpengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agarmereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dankebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di

Page 4: model-pengembangan-muatan-lokal

3

daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah sertapembangunan nasional. Lebih jelas lagi agar peserta didik dapat:1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial,

dan budayanya,2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan

mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkunganmasyarakat pada umumnya,

3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan danmengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangkamenunjang pembangunan nasional.

D. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuanpendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakandi masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikantingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuanpendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkanke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatanlokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada matapelajaran keterampilan.

Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yangterdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentukpenyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agarpenyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkatrelevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yangbersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikannasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung danmelengkapi kurikulum nasional.

Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikanharus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuksetiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapatmenyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Iniberarti bahawa dalam satu tahun satuan pendidikan dapatmenyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal

Page 5: model-pengembangan-muatan-lokal

4

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut:

1. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah. Keadaan daerah adalahsegala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnyaberkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, danlingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatuyang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untukkelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakattersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah sertapotensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebutmisalnya kebutuhan untuk:a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerahb. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu,

sesuai dengan keadaan perekonomian daerahc. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-

hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukanbelajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)

d. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2. Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa: bahasa daerah, bahasaInggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adatistiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alamsekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yangbersangkutan.

Page 6: model-pengembangan-muatan-lokal

5

II. PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL

Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam melaksanakanKBM sejumlah mata pelajaran, dimana hampir semua mata pelajaran sudahmemiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masingpelajaran. Sedangkan untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal yang merupakankegiatan kurikuler yang harus diajarkan di kelas tidak mempunyai StandarKompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Hal ini membuat kendala bagisekolah untuk menerapkan Mata Pelajaran Muatan Lokal. PengembanganStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran MuatanLokal bukanlah pekerjaan yang mudah, karena harus dipersiapkan berbagaihal untuk dapat mengembangkan Mata Pelajaran Muatan Lokal

Ada dua pola pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal dalam rangkamenghadapi pelaksanaan KTSP. Pola tersebut adalah:

A. PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SESUAI DENGAN KONDISISEKOLAH SAAT INI

Langkah dalam pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal bagisekolah yang memang tidak mampu mengembangkannya, langkahtersebut adalah:

1. Analisis Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah. Apakahmasih layak dan relevan Mata Pelajaran Muatan Lokal diterapkan diSekolah?

2. Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diterapkan di sekolah tersebutmasih layak digunakan maka kegiatan berikutnya adalah merubahMata Pelajaran Muatan Lokal tersebut ke dalam SK dan KD

3. Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada tidak layak lagi untukditerapkan, maka sekolah bisa menggunakan Mata Pelajaran MuatanLokal dari sekolah lain atau tetap menggunakan Mata PelajaranMuatan Lokal yang ditawarkan oleh Dinas atau mengembangkanmuatan lokal yang lebih sesuai.

B. PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DALAM KTSP

1. Proses Pengembangan

Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditanganioleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganansecara profesional dalam merencanakan, mengelola, danmelaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukungpembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan,pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal memperhatikankeseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggungjawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komitesekolah.

Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komitesekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 7: model-pengembangan-muatan-lokal

6

a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerahb. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokalc. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokald. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokale. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta

silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan olehBSNP

Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerahKegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagaikeadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebutdapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yangbersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait,Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerahseperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerahyang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya,dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara laindari:1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk

prioritas pembangunan daerah, baik pembangunan jangkapendek, pembangunan jangka panjang, maupun pembangunanberkelanjutan (sustainable development);

2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan;

3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam danpengembangan daerahnya, serta konservasi alam danpemberdayaannya

b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokalBerdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapatdiperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan inidapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lainuntuk:1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu;3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta;4) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan

sehari-hari;

c. Menentukan bahan kajian muatan lokalKegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagaikemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahankajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteriaberikut:1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang

diperlukan;3) Tersedianya sarana dan prasarana4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa

Page 8: model-pengembangan-muatan-lokal

7

5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah;7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan

kondisi dan situasi daerah.

d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal

Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukankegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini padadasarnya dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapatmemberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepadapeserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentangkeadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengannilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukungkelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, danprospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah,yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam matapelajaran yang ada. Serangkaian kegiatan pembelajaran yangsudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudianditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan namamata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan pendidikan.

e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sertasilabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan olehBSNP.

1) Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasaradalah langkah awal dalam membuat mata pelajaran muatanlokal agar dapat dilaksanakan di sekolah. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan standar kompetensi dankompetensi dasar adalah sebagai berikut:a) Pengembangan Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah menentukan kompetensi yangdidasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan.

b) Pengembangan Kompetensi DasarKompetensi dasar merupakan kompetensi yang harusdikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkanguru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai.

2) Pengembangan silabus secara umum mencakup:a) Mengembangkan indikatorb) Mengidentifikasi materi pembelajaranc) Mengembangkan kegiatan pembelajarand) Pengalokasian waktue) Pengembangan penilaianf) Menentukan Sumber BelajarLangkah-langkah tersebut dapat mengacu pada penyusunansilabus mata pelajaran.

Page 9: model-pengembangan-muatan-lokal

8

2. Pihak yang Teribat dalam Pengembangan

Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalammengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyaiSDM dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapatbekerjasama dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti TimPengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan MutuPendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luarDepdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemenlain terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat.

Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagaiberikuta. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;b. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan

dan kebutuhan daerah masing-masing;d. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan

dilaksanakan;e. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum

muatan lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacupada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP

Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingandan bantuan teknis dalam:a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan

kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran;c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran

Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah:a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi

aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber dayamanusia yang ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritaspembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengansumber daya manusia yang dibutuhkan;

b. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan danketerampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;

c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenagadalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilaidan norma setempat.

3. Rambu-rambu

Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaanmuatan lokal.

a. Sekolah yang mampu mengembangkan Standar Kompetensi danKompetensi Dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan matapelajaran muatan lokal. Apabila sekolah belum mampumengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarbeserta silabusnya sekolah dapat melaksanakan muatan lokal

Page 10: model-pengembangan-muatan-lokal

9

berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh sekolah,atau dapat meminta bantuan kepada sekolah yang terdekat yangmasih dalam satu daerahnya. Bila beberapa sekolah dalam satudaerah belum mampu mengembangkan dapat meminta bantuanTPK daerah, atau meminta bantuan dari LPMP di propinsinya.

b. Bahan kajian hendaknya sesuai dengan tingkat perkembanganpeserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dancara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pelaksanaankegiatan belajar mengajar diatur sedemikian rupa agar tidakmemberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaanpada kurikulum nasional. Oleh karena itu dalam pelaksanaanmuatan lokal dihindarkan adanya pekerjaan rumah (PR).

c. Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihatkedekatan dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisikdan secara psikis. Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalamlingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkandekat secara psikis maksudnya bahwa bahan kajian tersebutmudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencernakaninformasi sesuai dengan usianya. Untuk itu, bahan pengajaranhendaknya disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: (1) bertitiktolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yangdiketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama kepengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebihsukar/rumit. Selain itu bahan kajian/pelajaran hendaknya bermaknabagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantupeserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagiguru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar sepertibuku dan nara sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, gurudiharapkan dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuaidengan memanfaatkan potensi di lingkungan sekolah, misalnyadengan memanfaatkan tanah/kebun sekolah, meminta bantuan dariinstansi terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atautokoh-tokoh masyarakat. Selain itu guru hendaknya dapat memilihdan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktifdalam proses belajar mengajar, baik secara mental, fisik, maupunsosial.

e. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalamarti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas danmemberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahankajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerusdiajarkan mulai dari kelas I s.d VI atau dari kelas VII s.d IX, dan Xs.d XII. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkanhanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester atau satutahun ajaran.

Page 11: model-pengembangan-muatan-lokal

10

f. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlumemperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatanlokal pada setiap semester.

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Contoh:

Mata Pelajaran : Karawitan

Kelas : IV

Semester : 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menabuh gamelan introlagu

1. Menabuh saron2. Menabuh demung3. Menabuh bonang4. Menabuh jenglong5. Menabuh goong6. Menabuh bersama-sama

2. Menabuh gamelaniringan lagu

1. Menabuh saron satu2. Menabuh saron dua3. Menabuh bonang4. Menabuh demung5. Menabuh jenglong6. Menabuh goong7. Menabuh gamelan bersama-sama

1. Menabuh gamelan intro lagubersama sesuai berdasarkankelompok masing-masing

3. Menabuh gamelan introlagu dan iringan lagu

2. Menabuh gamelan iringan lagubersama berdasarkan kelompoknya

5. Silabus

Komponen silabus minimal memuat: a). identitas sekolah, b). StandarKompetensi dan Kompetensi Dasar, c). Materi Pembelajaran, d).Indikator, e). Kegiatan Pembelajaran, f). Alokasi waktu, g). Penilaian,dan h). Sumber Belajar

Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencanapelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, danditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dandikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukanhasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaanpembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

Page 12: model-pengembangan-muatan-lokal

11

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Setelah silabus selesai dibuat, maka guru perlu merencanakanpelaksanaan pembelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapunkomponen dari RPP minimal memuat: a). Tujuan pembelajaran, b).Indikator, c). Materi Ajar/Pembelajaran, d). Kegiatan Pembelajaran, e)Metode Pengajaran, f). Sumber Belajar

7. Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukanberdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tesdan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atauproduk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajarpeserta didik yang dilakukan secara sistematis danberkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalampengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorangterhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yangberkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasaryang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahuikesulitan siswa.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindaklanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, programremedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi pesertadidik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajaryang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jikapembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapanganmaka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilanproses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasilmelakukan observasi lapangan yang berupa informasi yangdibutuhkan.

Page 13: model-pengembangan-muatan-lokal

1

MODEL MUATAN LOKAL

Propinsi Banten

SILABUS

Mata Pelajaran : KarawitanKelas : IVSemester : 1

StandarKompetensi

Kompetensi Dasar Indikator KegiatanPembelajaran

Metode Penilaian SumberBelajar

1. Menabuh saron Memainkan waditrasaron pada intro lagusesuai dengan notasi

2. Menabuh demung Memainkan waditrademung pada introlagu sesuai dengannotasi

3. Menabuh bonang Memainkan waditrabonang pada introlagu sesuai dengannotasi

1. Menabuhgamelanintro lagu

4. Menabuh jenglong Memainkan waditrajenglong pada introlagu sesuai dengannotasi

A. Pembukaan1. Mengkondisi-

kan kelas2. Mengabsen

siswa3. Apersepsi

B. Kegiatan Inti1. Siswa dibagi ke

dalam 6kelompok

2. Siswa mempe-lajari notasi

3. Siswa men-coba membu-nyikan waditrayangdihadapinya

Ceramah

Demonstrasi

Tugas

Kelompok

Latihan

Pengamatan

Praktikmemainkanwaditrabersama-samaberdasarkankelompokmasing-masing

Saron

Demung

Bonang

Jenglong

Goong

Page 14: model-pengembangan-muatan-lokal

2

5. Menabuh goong Memainkan waditragoong pada introlagu sesuai dengannotasi

6. Menabuhbersama-sama

Mengkomunikasikanseluruh waditramenjadi sebuahgending intro

sesuai dengannotasi secarabergantianmenurutkelompoknyamasing-masing

4. Menabuhbersama-samasesuai waditramasing-masing

C. PenutupGurumembimbingkembali siswayang belummenguasaipelajaranMembacaHamdalah

1. Menabuh saronsatu

Memainkan waditrasaron satu sebagaipancer lagu

2. Menabuh saron

dua

Memainkan waditrasaron dua sebagaipengimbal saron satu

2. Menabuhgamelaniringanlagu

3. Menabuh bonang Memainkan waditrabonangmenggunakan teknik

A. Pembukaan1. Mengkondisi-

kan kelas2. Mengabsen

siswa3. Apersepsi

B. Kegiatan Inti1. Siswa dibagi ke

dalam 6kelompok

2. Siswa mempe-

Ceramah

Demonstrasi

Tugas

Kelompok

Latihan

Pengamatan

Praktikmemainkanwaditrabersama-samaberdasarkankelompokmasing-masing

Saron

Demung

Bonang

Jenglong

Goong

Page 15: model-pengembangan-muatan-lokal

3

carukan

4. Menabuh demung Memainkan waditrajenglong demungdengan tehnikcarukan

5. Menabuh jenglong Memainkan waditragoong jenglongdengan pancer dankenongan

6. Menabuh goong Memainkan waditragoong dengan benar

7. Menabuh gamelanbersama-sama

Mengkomunikasikanseluruh waditramenjadi sebuahgending intro

lajari notasilagu ataugending padabagian iringanlagu

3. Siswa men-coba membu-nyikan waditrayangdihadapinyasesuai dengannotasi secarabergantianmenurutkelompoknyamasing-masing

4. Menabuhbersama-samasesuai waditramasing-masing

C. PenutupGurumembimbingkembali siswayang belummenguasaipelajaranMembacahamdalah

3. Menabuh 1. Menabuh gamelan Menabuh A. Pembukaan Ceramah Praktik Saron

Page 16: model-pengembangan-muatan-lokal

4

intro lagu bersamasesuaiberdasarkankelompok masing-masing

gending bersamadengan baik danbenar

Membandingkanpermainangamelankelompoknyadengan yang lain

gamelanintro lagudaniringanlagu

2. Menabuh gamelaniringan lagubersamaberdasarkankelompoknya

Mengkombinasikan seluruhwaditra yangdimainkan olehanggotakelompoknya

Mempertontonkan permainangamelan didepan teman-teman ataupenonoton

1. Mengkondisi-kan kelas

2. Mengabsensiswa

B. Kegiatan Inti1. Siswa dibagi ke

dalam 6kelompok

2. Menabuhgamelanbersamaberdasarkankelompok

3. Mengamatipermainangamelankelompok lain

4. Siswamembanding-kan permainangamelankelompoknyadengankelompok yanglain

C. PenutupGurumengkomentarimasing-masingkelompok

Demonstrasi

Tugas

Kelompok

Latihan

Pengamatan

memainkanwaditrabersama-samaberdasarkankelompokmasing-masing

Demung

Bonang

Jenglong

Goong

Page 17: model-pengembangan-muatan-lokal

1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

B. INDIKATOR :

C. MATERI AJAR

D. PENGALAMAN BELAJAR

E. METODE PENGAJARAN

F. SUMBER BELAJAR

G. PENILAIAN HASIL

H. ALOKASI WAKTU : 2 X 45 menit ( 1 pertemuan )

Kepala SD.… Guru Mata Pelajaran

……………….. …………………….