model pembelajaran inkuiri

5
Model Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera- indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan. Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu. Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah- langkah sebagai berikut: A. Orientasi Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah: Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan

Upload: akuayucantik

Post on 23-Jun-2015

3.154 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model pembelajaran inkuiri

Model Pembelajaran InkuiriSejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan

sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakankodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untukmengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembangdengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akanbermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatustrategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.

Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalammengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Iamenambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswauntuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait denganproses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, makaharus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.

Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yangmenjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankankepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekataninkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidakhanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapimereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua,seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri darisesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri(self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumberbelajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaranbiasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuanguru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkankemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaraninkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana merekadapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

A. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklimpembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapatdicapai oleh siswa

Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswauntuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuansetiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai denganmerumuskan kesimpulan

Page 2: Model pembelajaran inkuiri

Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukandalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

B. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalanyang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantangsiswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu adajawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawabanitulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui prosestersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upayamengembangkan mental melalui proses berpikir.

C. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagaijawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukanguru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalahdengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapatmerumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinanjawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

D. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untukmenguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan datamerupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Prosespemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapijuga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

E. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuaidengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesisjuga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yangdiberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yangditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

F. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperolehberdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknyaguru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalahbahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai matematika dan akanlebih tertarik terhadap matematika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan”penyelidikan. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggungpembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahamikonsep-konsep matematika dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa.

Page 3: Model pembelajaran inkuiri

Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiahtersebut.

Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktifsiswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaranmatematika, khususnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa.Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yangberupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam prosespembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalammemecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, perananguru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing danfasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untukdipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih olehsiswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangkamemecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensiterhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.

Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan sebagaikonselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat membimbing dan merefleksikanpengalaman kelompok melalui tiga tahap: (1) Tahap problem solving atau tugas; (2) Tahappengelolaan kelompok; (3) Tahap pemahaman secara individual, dan pada saat yang samaguru sebagai instruktur harus dapat memberikan kemudahan bagi kerja kelompok, melakukanintervensi dalam kelompok dan mengelola kegiatan pengajaran.

Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensiguru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana gurumembimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkanpada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurangberpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebihbeorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevanuntuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampumenyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperolehpedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikanbimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehinggasiswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapatberupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapatmemahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikanmelalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guruharus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikanpetunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh siswa.

Page 4: Model pembelajaran inkuiri

2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalamanbelajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkansiswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukanpermasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri,merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidakdiberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanyakemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatifpemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara merekamengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dansolusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antaralain: 1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihiwaktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum, 2) karena diberi kebebasan untukmenentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih olehsiswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum, 3) ada kemungkinan setiap kelompok atauindividual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lamauntuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa, 4) karena topik yang diselidiki antara kelompokatau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurangmemahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusitidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuirisebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipunbegitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan ataumempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidakdapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yangbelajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetapmemperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiriterbimbing dan tidak terstruktur.

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agarsiswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukansendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikanpermasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung denganmemberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melaluidiskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

Berdasarkan pengertian dan uraian dari ketiga jenis pembelajaran denganpendekatan inkuiri, penulis memilih Pendekatan Inkuiri Terbimbing yang akan digunakandalam penelitian ini. Pemilihan ini penulis lakukan dengan pertimbangan bahwa penelitianyang akan dilakukan terhadap siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP), dimanatingkat perkembangan kognitif siswa masih pada tahap peralihan dari operasi konkrit keoperasi formal, dan siswa masih belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri

Page 5: Model pembelajaran inkuiri

serta karena siswa masih dalam taraf belajar proses ilmiah, sehingga penulis beranggapanpendekatan inkuiri terbimbing lebih cocok untuk diterapkan.

Selain itu, penulis berpendapat bahwa pendekatan inkuiri bebas kurang sesuaiditerapkan dalam pembelajaran matematika, karena dalam proses pembelajaran matematikatopik yang diajarkan sudah ditetapkan dalam silabus kurikulum matematika, sehingga siswatidak perlu mencari atau menetapkan sendiri permasalahan yang akan dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Cochran, Rachel et al.(2007). The impact of Inqury-Based Mathematics onContext Knowledge and Classroom Practice. Journal. Tersedia:http://www.rume.org/crume2007/papers/cochran-mayer-mullins.pdf

Krismanto, M.Sc. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi dalamPembelajaran Matematika. PPPG Matematika. Yogyakarta.

Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Slavin, Robert.E. (2008). Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik.Bandung. PT. Nusa Media

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung. JICA