model pembelajaran advance
DESCRIPTION
advanceTRANSCRIPT
![Page 1: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/1.jpg)
Model Pembelajaran Advance Organizer
01DESDalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif dan guru berfungsi
mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian,
penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya
belajar pada siswa. Pembelajaran juga diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dengan demikian ada
dua komponen utama dalam pembelajaran yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi. Model
pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pada pembelajaran
tertentu di kelas. Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar dimana guru
membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, dan mengekspresikan
dirinya Model-model pembelajaran yang dikemukakn oleh Joyce & weii dalam bukunya Models of
Teaching ada 23 model pembelajaran yang digolongkan dalam empat rumpun yaitu :
1. Behavioral Models, yang menekankan pada aspek perubahan perilaku didalam belajar. Dalam kelompok in terdapat moel-model pembeajaran Contingency, Management self control Though Operant Methoda training model, stress reduction dan Assertiveness training.
2. Social Interaction, yang menekankan pada hubungan individu terhadap masyarakat atau orang lain. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah Group inventigation, role Playing , laoboratory training, social simulation dan social inquiry.
3. Personal Source , yang penekanannya pada perkembangan individu yakni bagaimana individu membangun konsep dan mengorganisasikan realitas yang unik . Dalam kelompok ini terdapat model-model pembelajaran Nondirective Teaching, Synectics, Awarness Training dan classroom meeting model
4. Informasi processing, yang penekanannya pada berpikir produktif menggunakan ketrampilan intelektual umum yang semuanya berasal dari akademik. Dalam kelompok terhadap model pembelajaran Concept Attainment, inductive thinking, inquiry training, memory model dan Advance Organizer Joyce et al (1971:2)
Dari keempat rumpun model pembelajaran ini hanya rumpun model pemrosesan informasi yang lebih
efektif digunakan dalam pembelajaran TIK karena model pemrosesan informasi menekankan bagaimana
seseorang berfikir Model pemrosesan informasi terdiri atas model mengajar yang menjelaskan
bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara
mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membentuk konsep dan memecahkan masalah
yang menggunakan simbol-simbol. Dengan demikian model pemrosesan informasi sangat tepat dalam
pembelajaran TIK karena dalam mempelajari TIK menuntut untuk berfikir agar dapat memahami konsep
fakta dan hukum-hukum serta dapat menerapakn konsep itu menghasilkan karya teknologi sederhana
yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Ausubel (dalam Dahar, 1996:117) dalam bukunya yang
berjudul Educational Psychology A Cognitive View. mengungkapkan bahwa “the most important single
factor influencing learning is what the learner already knowns. Ascertain this and teach him accordingty.”
Kurang lebih pernyataan di atas berbunyi. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah
apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian.. Dengan demikian konsep yang ada
dalam struktur kognitif siswa sangat penting keberadaanya agar siswa dapat belajar dengan benar.
![Page 2: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/2.jpg)
David Ausubel memperkenalkan konsep Advance Organizer dalam teorinya Advance Organizer
mengarahkan para siswa pada informasi/materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk
mengingat kembali informasi yang berhubungan dapat digunakan dalam membantu menanamkan
pengetahuan baru. Advance Oraganizer dapat dianggap semacam pertolongan mental dan disajikan
sebelum materi baru. Sebagaimana dikemukakan oleh Dahar (196: 118) bahwa penelitian membuktikan
bahwa Advance Organizer meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai macam materi pelajaran
dan lebih berguna untuk mengajarkan isi pelajaran yang telah mempunyai struktur kognitif relevan yang
ada dalam diri siswa.” Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Advance Organizer dapat meningkatkan konsep siswa untuk berbagai macam
konsep pelajaran dan akan lebih berguna jika konsep yang diajarkan oleh guru adalah konsep yang telah
ada dalam struktur kognitif yang sesuai dalam diri siswa. “Progressive differentiation means that the most
general ideas of the discipline are presented first, followed by a gradual increase i detail and specificity,
integrative reconciliation simply means that new ideas should be conciously related to previously learned
content in the other word the sequences of curriculum is organized so that each succesive learning is
carrefully related to what has been presented before . If the entire leraning material has been
conceptualized and presented according so progressive differentiantion, then integrative reconciliation
folllow naturally, thought not without some internt on teacher a part. Gradually, as a result of both
principies the disciptime is built into mind of the learner” (joyce et al 1972:81) Mengacu pada pernyataan
diatas. Ide Ausbel tentang materi subjek dan struktur kognitif memilki implementasi yang penting dan
langsung untuk prosedur pembelajaran.
Dua prinsip diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif disarankan untuk merancang konsep menjadi
bagian yang utuh dari struktur kognitif siswa. Denga diferensiasi progressif gagasan yang paling utama
dari konsep dipresentasikan dahulu, kemudian menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus,
sedangkan rekonsilasi integratif ide atau gagasan yang baru hendaknya dihubungkan secara sadar
dengan struktur kognitif yang relevan yang ada pada siswa. Jika seluruh materi pembelajaran sudah
dikonsep dan sudah disajikan menurut Diferensiasi progresif kemudian secara Rekonsiliasi integratif.
Maka sebagai hasil dari kedua prinsip tersebut konsep akan terbangun secara utuh kedalam fikiran
siswa. “Advance oranizer are the primary means of strengthening cognitive structure and enhancing
retention of new information. Ausubel describes Advance Organizers as introductory material presented
ahead of the learning task end or a higher level of abstarction and inclusiveness than the material in the
learning task with previously learned material (and also help the learner discriminate the new material
from previously learned material) . the most effective organizer are those that use concepts , terms and
propositions that are already familiar to the learner, as well as appropriate illustration and
analogies.”(joyceet al 1972 : 81-82) Mengacu pada pernyataan diatas . Advance Organizer mempunyai
tujuan memperkuat struktur kognitif dan menambah daya ingat informasi baru. Ausubel menjelaskan
Advance Organizer sebagai pengantar materi yang dipresentasikan terlebih dahulu dan berada pada
tingkat observasi yang tertinggi , sehingga dapat menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan
materi baru dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya dalam struktur kognitif siswa.
Pengorganisasian yang paling efektif adalah dengan menggunakan konsep dan proposisi yang telah
dikenal sebelumnya oleh siswa. Pengorganisasian memperlihatkan gambaran dari isi materi yang harus
disampaikan berupa konsep, proposisi, generalisasi, prinsip dan hukum-hukum yang terdapat dalam
![Page 3: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/3.jpg)
kajian bidang studi. Dengan merujuk pada pernyataan (joyce et al,1972 81-82) maka proses
pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer yang dikembangkan akan berpengaruh
terhadap peningkatan pemahaman konsep TIK khusunya pada pokok bahasan penggunaan perangkat
lunak pengolah angka. ” the are two types of Advance Organizers-expository and comparative” (joyce et
al , 1972:82) Maksud dari pernyataan di atas Advance Organizer terdiri dari dua bentuk yaitu Expository
Advantace Organizer dan Cooparative Advance Organizer. Expositori Organizer digunakan jika akan
menjalaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling berhubungan sebagai
contoh jika kita akan menjelaskan tentang pengolahan data pada perangkat lunak pengolah angka maka
kita terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang bentuk-bentuk data.
Expositori Advance Organizer akan sangat membantu memperluas pemahaman konsep bagi siswa.
Sedangkan Comparative Advance Oranizer dirancang untuk mengintereasikan konsep baru dengan
konsep lama yang telah dimiliki oleh siswa dalam struktur kognitifnya dengan tujuan mempertajam dan
memperluas pemahaman konsep. Sebagai contoh pada pengolahan data konsep perkalian berhubungan
dengan konsep pembagian. Jika kita ingin menjelaskan konsep pembagian , melalui pemahaman
terhadap perbandingan antara konsep perkalian (konsep lama ) dengan konsep pembagian (konsep
baru) maka siswa akan mengintergrasikan konsep baru tersebut. Disini tampat posisi Advance Organizer
merupakan suatu strategi untuk menjembatani apa yang telah diketahui oleh siswa dan bagaimana
mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya pada situasi yang baru .
Model pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel memiliki tiga fase yaitu presentasi Advance
Organizer, Presentasi tugas atau materi pembelajaran dan penguatan struktur kognitif . Dan setiap fase
terdiri dari beberapa aktifitas.
1. Presentasi Advance Organizer1. Mempelajari tujuan pembelajaran Membangun perhatian siswa dan menuntut mereka pada
tujuan pembelajaran di mana keduanya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar bermakna
2. Menyajikan Organizer Konsep utama atau proposisi dari disiplin ilmu atau kajian bidang studi harus dikonstrusikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menangkap gagasan utama.
3. Menghubungkan Organizer dengan pengetahuan awal siswa. Menumbuhkan kesadaran siswa tentang pengetahuan dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penyajian organizer agar siswa membangun struktur kognnitifnya.
2. Penyajian tugas atau materi pembelajaran.1. Membuat oraganisasi dari materi baru secara eksplisit. Siswa melakukan eksperimen yang
berhubungan dengan materi baru agar siswa menemukan sendiri konsep baru kemudian dihubungkan dengan struktur kognitif siswa sehingga tejadi diskusi antara kelompoknya dan teman-teman sekelasnya.
2. Membuat pesan logis dari materi yang dipelajari secara eksplisit siswa dapat menguraikan masalah pokok menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus.
3. Menyajikan materi dan melibatkan siswa dalam aktifitas belajar bermakna. Siswa mampu menghubungkan pengalaman/ide siswa dengan pengetahuan baru agar pembelajaran lebih bermakna.
3. Penguatan susunan kognitif
![Page 4: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/4.jpg)
1. Menghubungkan informasi baru sebagai Advance Organizer Siswa menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu aspek pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya.
2. Belajar aktif Siswa menceritakan kembali pengetahuan yang telah didapatnya dengan menggunakan referensi Dampak pembelajaran melalui model Advance Organizer mengacu pada dua hal yakni dampak langsung dan dampak nurturant.
Dampak langsung adalah terbentuknya struktur konseptual dan terjadinya asimilasi bermakna dari
informasi atau gagasan baru. Sedangkan dampak nurtrant berupa kebiasaan untuk berfikir tepat dan
munculnya perhatian terhadap kebiasaan inquiri. Sumber : Agustina, Y.H. (2004). Penerapan Model
Pembelajaran Pemandu Awal(Advance Organizers) Pada Pokok Bahasan Bangun Dasar Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa, SKRIPSI FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Arikunto, S. (2003).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . edisi Revisi V .Jakarta:Rineka Cipta. Aziz, T.A (2008).
Pembelajaran Matematika Model Advance Organizer Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi
Siswa SMA, SKRIPSI FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar ,
Jakarta:Erlangga. Hamalik , O. (1980). Sistem Pengelolaan Kelas. Bandung : Pustaka Martiana.
Hasanah, A.S (2004). Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Fisika . SKRIPSI FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Joyce, et al (1980).
Models of Teaching Second Edition. New Jersey:Prentice-Hall.Inc,EnglewoodCliffs Yuliani, Y (2005).
Pembelajaran Dengan Model Advance Organizer Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa
Sma. SKRIPSI FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Advance organizer adalah sebuah informasi yang disajikan sebelum pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menyusun dan menafsirkan informasi baru masuk.Advance organizers juga sangat berguna dalam proses transfer pengetahuan. Karena alasan yang deduktif, siswa dapat menggunakan aturan maka contoh untuk pembelajaran terjadi.Menurut Ausubel (1963, 1977), seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui penerimaan bukannya melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide atau gagasan dipresentasikan dan diterima oleh seseorang, bukan melalui penemuan. Pandangan ini berbeda dengan Bruner, yang menyatakan bahwa belajar seseorang dilakukan melalui penemuan (discovery learning). Ausubel menekankan bahwa apa yang diketahui sebagai meaningful verbal learning, informasi verbal, ide-ide, dan hubungan diantara ide-ide, terjadi secara bersamaan. Rote mamorization tidak dianggap memiliki makna, karena bahan yang dipelajari melalui belajar cepat ini tidak berkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada. Sayangnya, walaupun belajar secara cepat ini tidak efektif banyak pelajaran masih nampak sedikit mendasarkan padanya. Ausubel juga mengajukan suatu model pengajaran ekspositori (expository teaching) untuk mendorong kebermaknaan ini bukan melalui belajar cepat. Exposition artinya menjelaskan, atau menyajikan fakta-fakta dan ide-ide).Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara yang paling efisien. Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, seseorang akan semakin belajar sepenuhnya. Ausubel sepakat dengan pandangan Bruner bahwa seseorang belajar melalui organisasi informasi baru dalam bentuk hirarkhis, atau sistem coding (Woolfolk, 1990). Ausubel menyebut konsep umum yang berada paling atas
![Page 5: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/5.jpg)
dalam sistem tersebut sebagai subsumer karena semua konsep-konsep lain termasuk di dalamnya. Lebih jauh, Ausubel menyatakan bahwa belajar perlu dilakukan secara deduktif, lawan induktif yang rekomendasikan oleh Bruner, yaitu dari umum ke khusus, atau dari kaidah (prinsip) ke contoh-contoh. Metode deduktif ini kadangkala disebut sebagai the rule-eg method (Woolfolk, 1990).Istilah pengatur awal, advanced organizers, dikenalkan oleh Ausubel ini untuk menyatakan tingkatan abstraksi yang lebih tinggi yang lebih bersifat inklusif daripada informasi baru yang dipresentasikan. Dalam arti sebenarnya pada saat Ausubel menggunakan istilah itu, advanced organizers ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan yang sedang dimilikinya sehingga informasi baru dapat dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya. Advanced organizers diartikan juga sebagai kerangka isi pengait (Degeng, 1989). Saat ini, pengertian advanced organizers mungkin dianggap sebagai alat yang dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan (preview) terhadap bahan yang dipelajari agar supaya membantu siswa mengorganisasi, mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari. Borich (1988) menyarankan bahwa suatu advanced organizers mengenalkan tingkat perilaku yang paling tinggi yang dihasilkankan oleh suatu sekuensi pelajaran dan terhadap hasil belajar yang disajikan pada saat itu akan memberikan kontribusi. Advanced organizers mencakup bahan pengajaran verbal sederhana, chart, diagram, dan peta semantik. Misalnya, seorang guru yang ingin mengajarkan tentang sejarah Amerika, mula-mula pelajaran dilakukan dengan cara mendiskusikan tentang pemerintahan Roosevelt yang merupakan awal pemerintahan masa lalu. Kelas ini diberikan melalui sebuah peta yang memberikan garis-garis besar unit-unit pembahasan. Untuk mengajarkan hal ini bisa dilakukan dengan peta konsep. Jenis advanced organizers yang memiliki aplikasi langsung dalam pembelajaran, the structural organizer, dikembangkan oleh Slater, Graves, & Piche (1985). Dalam suatu kajian yang melibatkan 224 siswa kelas sembilan (setingkat kelas II SMP di Indonesia) dan uraian bagian dalam teks sejarah, mereka menemukan bahwa suatu organizer, yang terdiri atas informasi yang terstruktur pada organisasi bagian teks, ternyata dapat mempermudah pemahaman dan mengingat bahan dalam bagian teks.Cara penyajian bahan melalui advanced organizers memiliki tiga tahap kegiatan Joyce, & Weil, 1986; Joyce, Weil, & Showers, 1992). Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, tahap penyajian atau presentasi advanced organizers. Kedua, penyajian atau presentasi tugas-tugas belajar atau bahan-bahan belajar. Ketiga, menguji hubungan bahan belajar terhadap ide-ide yang ada agar dapat menimbulkan suatu proses belajar yang aktif.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dirancang dengan maksud untuk meningkatkan kejelasan dan kemantapan bahan belajar yang baru sehingga sedikit sekali pengetahuan yang hilang, rancau antara pengetahuan yang satu dengan lainnya, atau tetap membingungkan. Para siswa perlu mengoperasikan pengetahuan pada saat mereka menerimanya dengan cara menghubungkan bahan belajar yang baru itu dengan pengalaman pribadi siswa serta terhadap struktur kognitif yang ada, dan menggunakan pengetahuan secara kritis.
a.Penyajian Advanced OrganizersTahap pertama, penyajian advanced organizers yang terdiri atas:1) menjelaskan tujuan pengajaran;2) menyajikan organizers, yang meliputi
![Page 6: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/6.jpg)
Identifikasi atribut-atribut tertentu,Memberikan contoh,Menunjukkan hubungan, danMengulang; 3) membangkitkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan.
Penjelasan tujuan pengajaran adalah suatu cara untuk memperoleh perhatian siswa dan memberikan orientasi kepada mereka terhadap tujuan pengajaran, yang keduanya penting artinya untuk mempermudah belajar bermakna. Penjelasan tujuan ini juga penting bagi guru dalam merancang pengajarannya.Bahan organizers itu bukan sekedar suatu uraian singkat, sederhana; bahan itu merupakan suatu gagasan dan gagasan itu sendiri harus dieksplorasi secara tepat. Bahan organizers itu juga harus dibedakan dengan bahan pendahuluan, yang berguna dalam pelajaran, tetapi hal ini bukan advanced organizers. Bahan organizers itu dibangun atas konsep-konsep pokok dan atau proposisi-proposisi dari suatu topik atau pokok bahasan. Pertama, organizers itu harus dikonstruksi sehingga siswa dapat memahami apa organizers itu sebenarnya, yaitu sebuah gagasan yang berbeda dan lebih bersifat inklusif daripada bahan dalam bahan belajar itu sendiri. Hal yang paling pokok dari organizers itu ialah bahwa organizers tersebut merupakan suatu tingkatan abstraksi dan generalisasi yang lebih tinggi daripada bahan belajar itu sendiri. Tingkatan abstraksi yang lebih tinggi adalah hal yang membedakan organizers dengan ikhtisar pendahuluan.Kedua, apakah organizers itu ekspositori atau komparatif (Mayer, 1979,1984), hal yang paling esensial dari konsep atau proposisi harus ditunjukkan dan dijelaskan secara cermat. Organizers ekspositori memberikan suatu pengetahuan baru sehingga siswa perlu memahami informasi yang akan datang. Suatu organizers ekspositori merupakan suatu pernyataan yang mengandung konsep subsumer, sebuah definisi suatu konsep umum. Sebaliknya, organizers komparatif bersifat mengaktifkan, yaitu memunculkan kembali dari ingatan jangka panjang ke memori kerja. Dengan demikian, guru dan siswa harus mengeksplorasi organizers dan bahan belajar. Bagi guru, hal ini berarti mengungkapkan hal-hal yang paling penting, menjelaskannya, dan memberikan contoh-contoh. Penyajian organizers tidak perlu panjang, tetapi organizers itu harus dimengerti (siswa harus menyadarinya), dipahami secara jelas, dan secara terus menerus dikaitkan dengan bahan yang diorganisasinya.
b.Penyajian Bahan Belajar
Tahap kedua, penyajian tugas atau bahan belajar yang terdiri atas:1) menyajikan bahan;2) mempertahankan perhatian;3) membuat organisasi secara eksplisit; dan4) menyusun urutan bahan belajar secara logis.Penyajian bahan belajar bisa dilakukan dengan cara ceramah, diskusi, film, percobaan, atau membaca. Selama presentasi bahan belajar kepada siswa perlu dibuat secara eksplisit sehingga mereka memiliki suatu pengertian secara keseluruhan tentang tujuan dan dapat melihat urutan logis tentang bahan dan bagaimana organisasi bahan itu berkaitan dengan advanced organizers.
![Page 7: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/7.jpg)
c.Memperkuat Organisasi atau Struktur KognitifTahap ketiga adalah memperkuat organisasi atau struktur kognitif yang terdiri atas: 1) penggunaan prinsip-prinsip penyatuan bahan secara integratif; 2) meningkatkan belajar penerimaan secara aktif; 3) menimbulkan pendekatan yang kritis terhadap bahan; dan 4) menjelaskan. Tujuan tahap ini adalah ingin mengendapkan pengetahuan atau bahan baru ke dalam struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa atau struktur kognitif yang ada pada siswa. Hal ini dilakukan dengan jalan memperkuat organisasi atau struktur kognitif siswa. Dalam alur pengajaran yang berlangsung secara wajar, beberapa prosedur ini mungkin dikaitkan dengan tahap kedua. Namun demikian, Joyce, Weil, & Showers (1992) ingin menekankan bahwa mengolah kembali bahan baru merupakan suatu tugas pengajaran yang terpisah dengan serangkaian kegiatan dan keterampilan itu sendiri. Ausubel, sebaliknya, mengidentifikasi empat kegiatan, yang meliputi: 1) meningkatkan rekonsiliasi secara integratif; 2) meningkatkan belajar penerimaan secara aktif; 3) menimbulkan pendekatan kritis terhadap bahan yang dipelajari; dan 4) melakukan klarifikasi.Ada beberapa cara untuk mempermudah pemaduan bahan-bahan baru dengan struktur kognitif yang sudah ada. Untuk mencapai hal tersebut, maka guru dapat: (1) mengingatkan siswa tentang ide-ide (melalui gambar besar); (2) meminta siswa membuat rangkuman dari atribut-atribut yang pokok atau utama tentang bahan baru; (3) mengulang definisi secara tepat; (4) meminta siswa membuat perbedaan-perbedaan tentang aspek-aspek dari bahan yang diajarkan; dan (5) meminta siswa mendeskripsikan bahan yang diajarkan guna mendukung konsep atau proposisi yang sedang dipakai sebagai organizers.
d.Belajar aktifBelajar secara aktif dapat ditingkatkan melalui:(1) meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara bahan baru itu dengan organizers;(2) meminta siswa membuat contoh-contoh lain tentang konsep atau proposisi dalam bahan belajar;(3) meminta siswa mengemukakan secara verbal esensi bahan, dengan menggunakan kalimat dan kerangka pikirannya sendiri; dan(4) meminta siswa membahas bahan menurut sudut pandangnya sendiri.
Sebuah pendekatan kritis terhadap pengetahuan ditunjukkan dengan cara menanyakan kepada siswa mereorganisasi asumsi-asumsi atau acuan-acuan yang mungkin dibuat dalam bahan belajar, untuk menentukan dan mengajukan asumsi-asumsi serta membuat kesimpulan, dan untuk memadukan hal-hal yang bertentangan diantara asumsi-asumsi tersebut.Dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian, penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Pembelajaran juga diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dengan demikian ada dua komponen utama dalam pembelajaran yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi.Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pada pembelajaran tertentu di kelas. Model pembelajaran
![Page 8: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/8.jpg)
sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, dan mengekspresikan dirinya Model-model pembelajaran yang dikemukakn oleh Joyce & weii dalam bukunya Models of Teaching ada 23 model pembelajaran yang digolongkan dalam empat rumpun yaitu :
1. 1. Behavioral Models, yang menekankan pada aspek perubahan perilaku
didalam belajar. Dalam kelompok in terdapat moel-model pembeajaran Contingency, Management self control Though Operant Methoda training model, stress reduction dan Assertiveness training.
2. Social Interaction, yang menekankan pada hubungan individu terhadap masyarakat atau orang lain. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah Group inventigation, role Playing , laoboratory training, social simulation dan social inquiry.
3. Personal Source , yang penekanannya pada perkembangan individu yakni bagaimana individu membangun konsep dan mengorganisasikan realitas yang unik . Dalam kelompok ini terdapat model-model pembelajaran Nondirective Teaching, Synectics, Awarness Training dan classroom meeting model
4. Informasi processing, yang penekanannya pada berpikir produktif menggunakan ketrampilan intelektual umum yang semuanya berasal dari akademik. Dalam kelompok terhadap model pembelajaran Concept Attainment, inductive thinking, inquiry training, memory model dan Advance Organizer Joyce et al (1971:2)
Dari keempat rumpun model pembelajaran ini hanya rumpun model pemrosesan informasi yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran TIK karena model pemrosesan informasi menekankan bagaimana seseorang berfikirModel pemrosesan informasi terdiri atas model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membentuk konsep dan memecahkan masalah yang menggunakan simbol-simbol. Dengan demikian model pemrosesan informasi sangat tepat dalam pembelajaran TIK karena dalam mempelajari TIK menuntut untuk berfikir agar dapat memahami konsep fakta dan hukum-hukum serta dapat menerapakn konsep itu menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.Ausubel (dalam Dahar, 1996:117) dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology A Cognitive View. mengungkapkan bahwa“the most important single factor influencing learning is what the learner already knowns. Ascertain this and teach him accordingty.”Kurang lebih pernyataan di atas berbunyi. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian.. Dengan demikian konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa sangat penting keberadaanya agar siswa dapat belajar dengan benar.David Ausubel memperkenalkan konsep Advance Organizer dalam teorinya Advance Organizer mengarahkan para siswa pada informasi/materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. Advance Oraganizer dapat dianggap semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.
![Page 9: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/9.jpg)
Sebagaimana dikemukakan oleh Dahar (196: 118) bahwa penelitian membuktikan bahwaAdvance Organizer meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai macam materi pelajaran dan lebih berguna untuk mengajarkan isi pelajaran yang telah mempunyai struktur kognitif relevan yang ada dalam diri siswa.”Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan modelAdvance Organizer dapat meningkatkan konsep siswa untuk berbagai macam konsep pelajaran dan akan lebih berguna jika konsep yang diajarkan oleh guru adalah konsep yang telah ada dalam struktur kognitif yang sesuai dalam diri siswa.“Progressive differentiation means that the most general ideas of the discipline are presented first, followed by a gradual increase i detail and specificity, integrative reconciliation simply means that new ideas should be conciously related to previously learned content in the other word the sequences of curriculum is organized so that each succesive learning is carrefully related to what has been presented before . If the entire leraning material has been conceptualized and presented according so progressive differentiantion, then integrative reconciliation folllow naturally, thought not without some internt on teacher a part. Gradually, as a result of both principies the disciptime is built into mind of the learner” (joyce et al 1972:81)Mengacu pada pernyataan diatas. Ide Ausbel tentang materi subjek dan struktur kognitif memilki implementasi yang penting dan langsung untuk prosedur pembelajaran . Dua prinsip diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif disarankan untuk merancang konsep menjadi bagian yang utuh dari struktur kognitif siswa. Denga diferensiasi progressif gagasan yang paling utama dari konsep dipresentasikan dahulu, kemudian menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus, sedangkan rekonsilasi integratif ide atau gagasan yang baru hendaknya dihubungkan secara sadar dengan struktur kognitif yang relevan yang ada pada siswa. Jika seluruh materi pembelajaran sudah dikonsep dan sudah disajikan menurut Diferensiasi progresif kemudian secara Rekonsiliasi integratif. Maka sebagai hasil dari kedua prinsip tersebut konsep akan terbangun secara utuh kedalam fikiran siswa.“Advance oranizer are the primary means of strengthening cognitive structure and enhancing retention of new information. Ausubel describes Advance Organizers as introductory material presented ahead of the learning task end or a higher level of abstarction and inclusiveness than the material in the learning task with previously learned material (and also help the learner discriminate the new material from previously learned material) . the most effective organizer are those that use concepts , terms and propositions that are already familiar to the learner, as well as appropriate illustration and analogies.”(joyceet al 1972 : 81-82)Mengacu pada pernyataan diatas . Advance Organizer mempunyai tujuan memperkuat struktur kognitif dan menambah daya ingat informasi baru. Ausubel menjelaskan Advance Organizer sebagai pengantar materi yang dipresentasikan terlebih dahulu dan berada pada tingkat observasi yang tertinggi , sehingga dapat menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi baru dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya dalam struktur kognitif siswa. Pengorganisasian yang paling efektif adalah dengan menggunakan konsep dan proposisi yang telah dikenal sebelumnya oleh siswa. Pengorganisasian memperlihatkan gambaran dari isi materi yang harus disampaikan berupa konsep, proposisi, generalisasi, prinsip dan hukum-hukum yang terdapat dalam kajian bidang studi. Dengan merujuk pada pernyataan (joyce et al,1972 81-82) maka proses pembelajaran dengan menggunakan modelAdvance Organizer yang dikembangkan akan berpengaruh
![Page 10: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/10.jpg)
terhadap peningkatan pemahaman konsep TIK khusunya pada pokok bahasan penggunaan perangkat lunak pengolah angka.“ the are two types of Advance Organizers-expository and comparative”(joyce et al , 1972:82)Maksud dari pernyataan di atas Advance Organizer terdiri dari dua bentuk yaitu Expository Advantace Organizer dan Cooparative Advance Organizer. Expositori Organizer digunakan jika akan menjalaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling berhubungan sebagai contoh jika kita akan menjelaskan tentang pengolahan data pada perangkat lunak pengolah angka maka kita terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang bentuk-bentuk data. . Expositori Advance Organizer akan sangat membantu memperluas pemahaman konsep bagi siswa. Sedangkan Comparative Advance Oranizer dirancang untuk mengintereasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah dimiliki oleh siswa dalam struktur kognitifnya dengan tujuan mempertajam dan memperluas pemahaman konsep. Sebagai contoh pada pengolahan data konsep perkalian berhubungan dengan konsep pembagian. Jika kita ingin menjelaskan konsep pembagian , melalui pemahaman terhadap perbandingan antara konsep perkalian (konsep lama ) dengan konsep pembagian (konsep baru) maka siswa akan mengintergrasikan konsep baru tersebut. Disini tampat posisi Advance Organizer merupakan suatu strategi untuk menjembatani apa yang telah diketahui oleh siswa dan bagaimana mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya pada situasi yang baru .Model pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel memiliki tiga fase yaitu presentasiAdvance Organizer, Presentasi tugas atau materi pembelajaran dan penguatan struktur kognitif . Dan setiap fase terdiri dari beberapa aktifitas.
1. Presentasi Advance Organizer
1. Mempelajari tujuan pembelajaran
Membangun perhatian siswa dan menuntut mereka pada tujuan pembelajaran di mana keduanya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar bermakna
1. Menyajikan Organizer
Konsep utama atau proposisi dari disiplin ilmu atau kajian bidang studi harus dikonstrusikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menangkap gagasan utama.
1. Menghubungkan Organizer dengan pengetahuan awal siswa.
Menumbuhkan kesadaran siswa tentang pengetahuan dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penyajian organizer agar siswa membangun struktur kognnitifnya.
1. Penyajian tugas atau materi pembelajaran.
![Page 11: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/11.jpg)
1. Membuat oraganisasi dari materi baru secara eksplisit.
Siswa melakukan eksperimen yang berhubungan dengan materi baru agar siswa menemukan sendiri konsep baru kemudian dihubungkan dengan struktur kognitif siswa sehingga tejadi diskusi antara kelompoknya dan teman-teman sekelasnya.
1. Membuat pesan logis dari materi yang dipelajari secara eksplisit siswa dapat menguraikan masalah pokok menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus.
2. Menyajikan materi dan melibatkan siswa dalam aktifitas belajar bermakna.
Siswa mampu menghubungkan pengalaman/ide siswa dengan pengetahuan baru agar pembelajaran lebih bermakna.
1. Penguatan susunan kognitif
1. Menghubungkan informasi baru sebagai Advance Organizer
Siswa menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu aspek pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya.
1. Belajar aktif
Siswa menceritakan kembali pengetahuan yang telah didapatnya dengan menggunakan referensiDampak pembelajaran melalui model Advance Organizer mengacu pada dua hal yakni dampak langsung dan dampak nurturant. Dampak langsung adalah terbentuknya struktur konseptual dan terjadinya asimilasi bermakna dari informasi atau gagasan baru. Sedangkan dampak nurtrant berupa kebiasaan untuk berfikir tepat dan munculnya perhatian terhadap kebiasaan inquiri.
MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
A. Pengertian Advance Organizer
Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh
pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, yang
artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari
sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu.
Model pembelajaran Advance Organizer ini dikembangkan oleh David Ausubel, menurut David
Ausubel model pembelajaran inin merupakan model belajar bermakna.
Menurut David Ausubel model pembelajaran Advance Organizer yaitu:
Cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan
yang telah ada pada pembelajar.
![Page 12: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/12.jpg)
Setiap pengetahuan (ilmu) mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka
dari system pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam ilmu itu.
Tujuan model pembelajaran Advance Organizer ini adalah untuk memperkuat struktur kognitif
dan menambah daya ingat informasi baru.
B. Teknik Pelaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer
Pada model Pembelajaran Advance Organizer, teknik pelaksanaannya pertama-
tama guru menyajikan kerangka konsep yang umum dan menyeluruh untuk kemudian dilanjutkan
dengan penyajian informasi yang lebih spesifik.
Kerangka umum (organizer) tersebut berfungsi sebgai penyusun yang mengorganisasikan semua
informasi beriktnya yang akan diasimilasikan oleh siswa, sehingga siswa dapat menjelaskan,
mengintegrasikan dan menghubungkan materi dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya.
C. Bentuk Model Pembelajaran Advance Organizer
1. Expository Advance Organizer
Dirancang jika akan menjelaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling
berhubungan.
Tujuan : membantu memperluas pemahaman konsep bagi siswa
Contoh
Jika kita akan menjelaskan tentang perubahan bentuk energi, maka kita terlebih dahulu diberikan
penjelasan tentang berbagai macam bentuk energi.
2. Comparative Advance Organizer
Dirancang untuk mengintegrasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah dimiliki siswa
dalam struktur kognitifnya.
Tujuan : mempertajam dan memperluas pemahaman konsep
Contoh
Konsep perkalian berhubungan dengan dengan konsep pembagian. Jika kita ingin menjelaskan
konsep pembagian, melalui pemahaman tehadap perbandingan antara konsep perkalian (konsep
lama) dengan pembagian (konsep baru) maka siswa akan mengintegrasikan konsep baru tersebut.
D. Langkah-langkah Model Pembelajaran Advance Organizer
Fase 1 : Penyajian Advance Organizer
Hal-hal yang dilakukan yaitu :o Mengklarifikasi tujuan pengajaran
Dimaksudkan untuk membangun perhatian peserta didik dan menuntun mereka pada tujuan
pembelajaran dimana keduanya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar
bermakna. o Menyajikan Organizer
a. Mengidentifikasi atribut
b. Memberi contoh-contoh
c. Menyediakan / mengatur suasana / konteks
d. Mengulangi
![Page 13: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/13.jpg)
Dalam menyajikan organizer ini, penyajiannya yaitu pertama guru menyajikan kerangka konsep
yang umum dan menyeluruh terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan penyajian informasi
yang lebih spesifik. Gambaran konsep / proposisi yang utama harus dikemukakan secara jelas dan
hati-hati sehingga siswa mau melakukan eksplorasi baik berupa tanggapan maupun mengajukan
contoh-contoh.o Memancing dan mendorong pengetahuan dan pengalaman dari siswa. Pada bagian ini siswa harus
berperan aktif dalam bentuk memberikan respon terhadap presentasi organisasi yang telah
diberikan oleh guru.
Fase 2 : Penyajian Bahan Pelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan :o Membuat organisasi secara tegas
o Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit
o Memelihara suasana agar siswa penuh perhatian
o Menyajikan bahan
Fase kedua ini dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi, ekspository, siswa dapat memperhatikan
gambar-gambar, melakukan percobaan atau membaca teks yang masing-masing diarahkan pada
tujuan pengajaran yang di tunjukkan pada lanhkah pertama.
Pengembangan struktur hierarki dalam PBM dapat dilakukan dengan cara :
a. Defernsiasi progresif
Deferensiasi progresif merupakan suatu prose mengarahkan masalah pokok menjadi bagian-bagian
yang lebih rinci dan khusus. Guru dalam mengajarkan konsep-konsep dari yang paling inklusif
kemudian konsep yang kurang inklusif setelah itu baru yang khusus seperti contoh-contoh.
b. Rekonsiliasi integrative
Pengetahuan baru yang harus dihubungkan dengan isi materi pelajaran yang sebelumnya.
Penyesuaian ini berguna untuk mengatasi atau mengurangi pertentangan kognitif.
Fase 3 : Penguatan Organisasi Kognitif
Fase ketiga ini bertujuan untuk mengaitkan materi belajar yang baru dengan struktur kognitif siswa.
Ausubel mengidentifikasi menjadi empat aktifasi yaitu :o Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integrative
Aktifasi ini dikembangkan melalui :
a. Mengingatkan siswa tentang gambaran menyeluruh gagasan
b. Menanyakan ringkasan dari atribut materi pelajaran yang baru
c. Mengulangi definisi secara tepat
d. Menanyakan perbedaan aspek-aspek yang terdapat dalam materi
e. Menanyakan bagaimana materi pelajaran mendukung konsep atau proposisi yang baru
digunakan. o Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima)
Dapat dilakukan dengan cara :
a. Siswa menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu aspek
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya
b. Siswa memberi contoh-contoh terhadap konsep yang berhubungan dengan materi
![Page 14: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/14.jpg)
c. Siswa menceritakan kembali dengan menggunakan kerangka referensi yang sebelumnya
d. Siswa menghubungkan materi dengan pengalaman atau pengetahuan yang
dimilikinya o Meningkatkan pendekatan kritis tentang pokok bahasan
Dilakukan dengan menanyakan kepada siswa tentang asumsi atau pendapatnya yang berhubungan
dengan materi pelajaran. Guru memberikan pertimbangan dan tantangan terhadap pendapat
tersebut dan menyatukan kontradiksi apabila terjadi silang pendapat.o Mengklarifikasikan
Guru dapat melakukan klarifikasi dengan cara memberikan tambahan informasi baru atau
mengaplikasikan gagasan kedalam situasi baru atau contoh yang lain.
E. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Advance Organizer
Seperti model pembelajaran yang lain, model pembelajaran advance organizer juga memiliki
kelemahan dan kelebihan. Kelemahan model pembelajaran advance organizer yaitu diantaranya :
memakan waktu yang lama, tidak semua model pembelajaran dapat digabungkan denga advance
organizer. Sedangkan kelebihan model pembelajaran ini yaitu dapat membantu pemahaman siswa,
membantu mempertajam daya ingat siswa.
BAB IIIKESIMPULAN
Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh
pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran.
Advance Organizer memiliki dua bentuk pembelajaran, yaitu expository advance organizer dan
comparative advance organizer.
Model pembelajaran Advance Organizer ini dikembangkan oleh David Ausubel, menurut
David Ausubel model pembelajaran inin merupakan model belajar bermakna. Tujuan model
![Page 15: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/15.jpg)
pembelajaran Advance Organizer ini adalah untuk memperkuat struktur kognitif dan menambah
daya ingat informasi baru.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMP / MTs
Kelas / Semester : VII / I
Pertemuan ke : 11 dan 12
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
Siswa dapat memahami hakikat biologi sebagai ilmu, menemukan obyek dan ragam
persoalan dari berbagai tingkat organisasi kehidupan yang ada dilingkungan sekitar.
Kompetensi Dasar
![Page 16: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/16.jpg)
Siswa dapat mengamati dan melaporkan hasil pengamatannya untuk memahami ciri-ciri
kelompok tumbuhan biji dan mampu menerapkannya untuk mengenal tumbuhan disekitarnya.
Indikator Kompetensi
Siswa dapat menjelaskan bagian dan fungsi bagian-bagian bunga yang merupakan alat
perkembangbiakan tumbuhan biji.
Siswa dapat membedakan tumbuhan biji terbuka dengan tumbuhan biji tertutup.
Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri tmbuhan terbuka.
Siswa dapat menyebutkan satu contoh tumbuhan berbiji terbuka dan memberi alasannya.
Siswa dapat menyebutkan manfaat beberapa tumbuhan berbiji terbuka bagi kehidupan manusia.
Siswa dapat melakukan percobaan untuk mengetahui perkecambahan dan bentuk luar tumbuhan
berkeping dua.
Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan berkeping dua.
Siswa dapat mengelompokan tumbuhan berkeping dua berdasarkan ciri-cirinya.
Siswa dapat memberikan contoh tumbuhan berkeping dua yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
Siswa dapat melakukan percobaan untuk mengetahui perkecambahan dan bentuk luar tumbuhan
berkeping satu.
Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan berkeping satu.
Siswa dapat memberikan contoh tumbuhan berkeping satu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
Siswa dapat membedakan tumbuhan berkeping satu dengan tumbuhan berkeping dua.
Materi Standar
Tumbuhan biji (spermatophyta)
Tumbuhan biji umumnya berkembangbiak dengan biji dan mencakup beberapa kelompok yang
masing-masing mempunyai ciri khas.
Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan gymnospermae (biji terbuka)
dan tumbuhan angiospermae (biji tertutup).
Model Pembelajaran
Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh
pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, yang
artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari
sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu.
Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Pengamatan
Kegiatan Pembelajaran
Fase 1 : Penyajian Advance Organizer
Hal-hal yang dilakukan yaitu :o Mengklarifikasi tujuan pengajaran
o Menyajikan Organizer.
![Page 17: Model Pembelajaran Advance](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf8c655503462b138bf112/html5/thumbnails/17.jpg)
o Memancing dan mendorong pengetahuan dan pengalaman dari
siswa.
Fase 2 : Penyajian Bahan Pelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan :o Membuat organisasi secara tegas
o Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit
o Memelihara suasana agar siswa penuh perhatian
o Menyajikan bahan
Fase 3 : Penguatan Organisasi Kognitif
Ausubel mengidentifikasi menjadi empat aktifasi yaitu :o Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integrative
o Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima)
o Meningkatkan pendekatan kritis tentang pokok bahasan.
o Mengklarifikasikan