model latihan passing dalam permainan sepakbola …digilib.unila.ac.id/58922/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
MODEL LATIHAN PASSING DALAM PERMAINANSEPAKBOLA BAGI SISWA SMP
(Skripsi)
OlehArinda Wahyu Safitri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ABSTRAK
MODEL LATIHAN PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA BAGISISWA SMP
Oleh
Arinda Wahyu Safitri
Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya tingkat keterampilan
passing siswa ekstrakurikuler sepakbola SMP Tri Sukses Natar Lampung Selatan.
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian dan pengembangan ini adalah untuk
menghasilkan produk model latihan passing sepakbola. Penelitian ini
menggunakan metode Research & Development (R&D). Subyek dalam penelitian
ini adalah siswa SMP yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola.
Uji efektifitas produk yaitu berdasarkan penilaian ahli sepakbola, pembelajaran,
dan ahli bahasa. Nilai yang di dapatkan adalah 84,41% yang dinyatakan cukup
valid dan layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil pengembangan dapat
disimpulkan : (1) Model latihan yang dikembangkan dapat diterapkan dalam
proses latihan (2) Model latihan passing sepakbola ini dapat meningkatkan
kemampuan passing siswa, (3) Sebagai sumbangan bagi ilmu pendidikan
khususnya bidang sepakbola khususnya bagi siswa SMP.
Kata kunci : model, passing, sepakbola.
ABSTRACK
A MODEL OF PASSING PRACTICE IN A SOCCER GAME FOR MIDDLESCHOOL STUDENTS
Oleh
Arinda Wahyu Safitri
The problem in this study was the still low level of passing skills of the football
extracurricular students at Tri Sukses Natar Middle School in South Lampung.
The aim to be achieved in this research and development is to produce a model of
soccer passing training. This study uses the Research & Development (R & D)
method. The subjects in this study were junior high school staudents who took
football extracurricular activities. Product effectiveness test is based on the
assessment of football experts, learning experts, and linguists. The value obtained
is 84.41% which is stated to be quite valid and feasible to use. Based on the
results of the development it can be concluded: (1) The training model developed
can be applied in the training process (2) This model of soccer passing training
can improve students' passing skills, (3) As a contribution to education science
especially in the field of football especially for middle school students.
Keywords: football, model, passing.
MODEL LATIHAN PASSING DALAM PERMAINANSEPAKBOLA BAGI SISWA SMP
Oleh
Arinda Wahyu Safitri
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanProgram Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kelurahan Tanjung Aman, Kecamatan
Kotabumi Selatan, Kota Kotabumi, Kabupaten Lampung
Utara, Provinsi Lampung pada tanggal 25 April 1997, anak
pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Bapak Sutar
dan Ibu Wiwik Purwati.
Pendidikan yang ditempuh adalah, TK Muslimin Kotabumi Lampung Utara
selesai pada tahun 2003, Sekolah Dasar Negri (SDN) 4 Tanjung Aman selesai
pada tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama Negri (SMPN) 1 Kotabumi
Lampung Utara selesai pada tahun 2012, dan Sekolah Menengah Atas Negri
(SMAN) 3 Kotabumi Lampung Utara selesai pada tahun 2015. Tahun 2015,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui jalur SBMPTN.
Selama penulis menempuh pendidikan dari mulai sekolah dasar hingga menjadi
mahasiswa penulis juga sering mengikuti beberapa kejuaraan dari tingkat Daerah
maupun Nasional seperti :
1. Juara I Kejuaraan Daerah (KEJURDA) Futsal tahun 2013.
2. Juara II Futsal BSI Cup Palembang tahun 2014.
3. Juara I Sepakbola Putri Kartini Cup Lampung tahun 2016.
ii
4. Juara I Sepakbola Putri Kartini Cup Lampung tahun 2017.
5. Juara II Sepakbola Putri Kartini Cup Lampung tahun 2018.
Pada Tahun 2018 penulis melakukan KKN di Desa Campang, Kecamatan Gisting,
Kabupaten Tanggamus dan PPL di SMP Muhammadiyah 2 Gisting Tanggamus.
Demikian riwayat hidup penulis Semoga bermanfaat bagi pembaca.
MOTTO
Kesuksesan adalah buah dari hasil usaha – usaha kecilyang dilakukan setiap hari.
(Arinda Wahyu Safitri)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada :
Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tidak pernahputus dan dukungan serta doa dalam setiap sujudnya demi
keberhasilanku.Terimakasih atas semua cinta dan pengorbanan serta jerih payahdari setiap tetes keringatmu yang telah kau berikan kepadaku.
Doa dan restumu sangat berarti bagi keberhasilanku kelak, maka janganlahberhenti untuk mendukungku dalam kebaikan.
Serta
Almamaterku Tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Assalammualaikum.Wr. Wb
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP
Unila.Dengan Judul “Model Latihan Passing Dalam Permainan Sepakbola Bagi Siswa
SMP ”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada, Bapak Dr. Fransiskus
Nurseto, M.Psi., selaku Pembimbing Akademik, dan juga selaku Pembimbing Pertama,
dan Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes., selaku Pembimbing Kedua, dan Bapak Drs.
Herman Tarigan, M.Pd., selaku Pembahas, yang telah memberikan bimbingan,
perbaikan, serta motivasi, pengarahan, serta kepercayaan kepada penulis. Serta tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
iii
3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Universitas Lampung.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.
5. Pelatih, di SMP Tri Sukses Natar Lampung Selatan yang telah memberikan izin dan
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
6. Kedua Orang Tuaku tercinta, Bapak Sutar dan Ibu Wiwik Purwati. Terimakasih atas
kasih sayang, cinta kasih, doa, dan dukungan yang telah diberikan demi kelulusan
dan kesuksesan penulis.
7. Keluarga besarku, Nenek, Kakek, Indri, Nurhayati, Rini, Ana, Om Rudi, Alm.Om
Didi, Uwak Dadah, Om Yasir Prasad, S.E., Tante Ariyanti, Amd.Kep., Alika Dwi
Lupitasari, Devina Aulia Putri, atas kebersamaan, doa, dan motivasi agar aku tetap
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat yang selalu menemani, membantu dan memberi motivasi Meysha Surya
Widian, Maya Regita Cahyani, Suryani Hasanah, Annisa Destriara, dan Rizki Fitri
Julia, Ilham Novriansyah, Miftahul Huda, Adytia Setiawan, Panji Ramadhan Putra,
Rasyid Husen, Feri Nuriansyah, Dawam Ashidiqie, Ziko Fajar Ramadhan, M.Pd.,
Terima kasih atas motivasinya dan selalu menjadi pendengar yang baik.
9. Teman-teman KKN-PPL Papi Ucup, Emak Destia, Abang Vian, Yunda Erin,
Kanjeng Alda, Atu Ulfa, Gusti Aini, Minan Berlin, Adek Ferlida yang selalu
memberi semangat dan motivasi.
Wassalammualaikum, Wr. Wb.
Bandar Lampung, 26 Juli 2019Penulis
Arinda wahyu Safitri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ............. xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ............ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ............ xvii
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ......................................................................... ............. 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................... ............. 4C. Rumusan Masalah .................................................................................. ............. 4D. Tujuan Penelitian.................................................................................... ............. 5E. Manfaat Penelitian.................................................................................. ............. 5
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Pendidikan Olahraga............................................................................... ............ 6B. Hakikat Olahraga.................................................................................... ............ 7C. Fungsi dan Manfaat Olahraga............................................................................. 10D. Pembinaan Olahraga dan Fair Play.................................................................... 13E. Ciri Khas Olahraga dan Ciri Khas Hakiki Olahraga....................................... ... 17F. Kualitas Prestasi dan Keterampilan............................................................... ..... 18G. Pengertian Belajar………………..………………………………..................... 20H. Hakekat Pembelajaran Gerak………………………………………............. .... 22I. Konsep Pengembangan Model……………………………………................ ... 25J. Sepakbola…………………………………………………………................ ... 28K. Passing……………………………………………………………................. ... 32L. Latihan………………………………………………………….................... .... 34M. Macam – Macam Cara Menendang Bola…………………………................ ... 36N. Ekstrakurikuler……………………………………………………................ ... 39O. Kerangka Berfikir…………………………………………………............... .... 40P. Hipotesis……………………………………………………………............. .... 41
III.METODOLOGI PENELITIANA. Metode Penelitian........................................................................................... .... 42B. Karakteristik Model Yang dikembangkan.......................................................... 44
1. Sasaran Penelitian..................................................................................... .... 442. Subjek Penelitian....................................................................................... ... 44
C. Langkah – Langkah Pengembangan Model.................................................... ... 44a. Penelitian pendahuluan................................................................................. 45b. Perencanaan Pengembangan Model.......................................................... ... 45c. Validasi, Revisi dan Ujicoba Model............................................................. 46d. Teknik Pengumpulan Data danUji Efektifitas.............................................. 48e. Implementasi Model................................................................................. .... 50
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian Pengembangan Model.......................................................... .... 51
1. Pengolahan Data Berdasarkan Validasi Ahli................................................ 51a. Ahli Sepakbola.................................................................................... ... 52b. Ahli Pembelajaran............................................................................... ... 53c. Ahli Bahasa......................................................................................... ... 54
B. Hasil Penelitian Produk……………………………………………............... ... 56C. Pembahasan..................................................................................................... ... 61
1. Penyempurnaan Produk............................................................................ .... 612. Pembahasan Produk...................................................................................... 62
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARANA. Kesimpulan...................................................................................................... ... 63B. Implikasi......................................................................................................... .... 64C. Saran ................................................................................................................ .. 65
1. Saran Pemanfaatan……………………………………………................ ... 652. Saran Deseminasi………………………………………………............... .. 653. Saran Pengembangan Lebih Lanjut………………………….................. .... 65
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ ... 66
LAMPIRAN............................................................................................................... ... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Konsep Olahraga ...................................................................................................... 7
2. Piramida Pembinaan ................................................................................................. 15
3. Passing Dengan Kaki Bagian Dalam ....................................................................... 37
4. Passing Dengan Kaki Bagian Luar ……………………...……………… .............. 38
5. Passing Dengan Menggunakan Punggung Kaki…………………………............... 39
6. Chart Langkah-Langkah Pengembangan……………………………….. ............... 43
7. Gambar Bentuk Variasi 1………………………………………………. ................ 56
8. Gambar Bentuk Variasi 2……………………………………………….................. 57
9. Gambar Bentuk Variasi 3………………………………………………....... .......... 58
10. Gambar Bentuk Variasi 4………………………………………………....... .......... 59
11. Gambar Bentuk Variasi 5………………………………………………....... .......... 60
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Persentase Hasil Evaluasi ........................................................................................... 50
2. Rekapitulasi Validasi Dari Expert Judgement............................................................ 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Surat Izin Penelitian ................................................................................................... 69
2. Surat Pernyataan Bahwa Telah Melaksanakan Penelitian.......................................... 70
3. Angket Hasil Validasi Ahli Sepakbola....................................................................... 71
4. Angket Hasil Validasi Ahli Pembelajaran.................................................................. 72
5. Angket Hasil Validasi Ahli Bahasa ............................................................................ 73
6. Blangko Bimbingan..................................................................................................... 74
7. Foto Penelitian............................................................................................................ 76
8. Foto Pembuatan Dvd………………………………………………………............... 80
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini
ialah belum efektifnya proses pengajaran pendidikan jasmani disekolah.
Kondisi dari kualitas pengajaran pendidikan jasmani yang
memprihatinkan di sekolah dasar, sekolah lanjut bahkan perguruan tinggi,
telah dikemukakan dan di telaah dalam berbagai forum oleh beberapa
pengamat pendidikan jasmani dan olahraga. Demikian pula pada
pelajaran penjaskes khususnya pada materi permainan bola besar yaitu
sepak bola, masih banyaknya siswa yang kurang sungguh-sungguh dalam
belajar teknik dasar sepakbola, hal tersebut ditunjukan bahwa siswa lebih
suka pembelajaran langsung kepada permainan sepak bola dari pada
belajar tentang teknik dasar terlebih dahulu rendahnya motivasi siswa
anak tidak tertarik pada permainan sepakbola karena kurangnya
pengembangan metode pembelajaran yang bervariasi.
Pada akhirnya siswa merasa kurang untuk mengatasi hal ini, maka perlu
di adakan tindakan penelitian dengan pengembangan model latihan
penjasorkes khususnya pada permainan bola besar yaitu sepakbola
dibutuhkan kreativitas guru yang inovatif agar pembelajaran menarik dan
menyenangkan khususnya bagi peserta didik. Teknik sepak bola adalah
2
cara pengolahan bola maupun pengolahan gerak tubuh dalam bermain,
pemain yang memiliki fisik dan mental yang lebih dapat melakukan
gerakan terampil ketik adalah permainan Pada saat dalam permainan
pemain yang mampu berlari beberapa meter dalam suatu pertandingan
hampIr menyamai kecepatan sprinter dan dapat menghadapi perubahan
situasi permainan dengan cepat.
Cabang olahraga sepakbola adalah permainan beregu yang tiap regu
terdiri dari sebelas orang pemain salah satunya adalah penjaga gawang,
permainan seluruhnya menggunakan kaki kecuali penjaga gawang boleh
menggunakan tangan di daerah hukumannya (Sucipto, 2000:7).
Permainan sepakbola merupakan permainan kelompok yang melibatkan
banyak unsur, seperti fisik, teknik, taktik, dan mental. Sepakbola
merupakan permainan beregu yang mengutamakan kerjasama tim serta
berusaha untuk memasukan bola kegawang lawan sebanyak – banyaknya
dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola,
permainan sepakbola sangat membosankan apabila tidak ada pemain yang
memiliki teknik dribbling yang sangat lincah untuk menusuk pertahanan
lawan dan shooting yang kuat untuk membobol gawang lawan.
Beberapa pemain dunia tempo dulu yang menghidupkan animo penonton
untuk menyaksikan pertandingan sepakbola lebih menarik dengan
keterampilan menggiring bola yang ditampilkan oleh pemain kelas dunia
pada waktu itu, seperti Irfan Bachdim, Lilipali, Bambang Pamungkas.
Sedangkan para pemain dunia saat ini yang memiliki kemampuan
3
shooting yang sangat menawan di atas lapangan seperti Dalmiansah
Matutu, Mandacini, Maulina, RaniOdoy, Boas Solossa, Evan Dimas.
Adapun para pemain local di Indonesia mempunyai ciri khas shooting
yang kuat dan tendangan yang keras seperti, Febri Hariadi, Andik
Vermansyah, Boaz Sallosa, dan C. Gonzalez. Pencapaian prestasi tersebut
dapat tercapai dengan maksimal, maka perlu adanya pembinaan atlet yang
dimulai sejakdini. Langkah – langkah yang perlu dilakukan antaranya
yaitu, peningkatan pengadaan sarana dan prasarana, pemandu bakat,
peningkatan kualitas pelatih dengan mengadakan pelatihan berskala
internasional.
Pelajaran olahraga di SMP hanya berlangsung 2x45 menit dan hanya
dilaksanakan seminggu sekali. Tentunya waktu yang cukup singkat ini
belum tentu persoalan, sehingga masing –masing siswa mempunyai
keterampilan yang berbeda - beda.. Bagi siswa SMP yang kurang
berprestasi dalam bidang sepakbola masih kurangnya kesadaran siswa
untuk belajar teknik dasar sepakbola khususnya passing yang ditandai
dengan siswa yang kurang bersungguh – sungguh dan asal - asalan dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola. Keadaan ini sungguh
memprihatinkan apabila terus berlanjut, karena seorang pelatih dituntut
untuk kreatif dan menciptakan inovasi baru dalam latihan yang sesuai
dengan karakteristik siswa SMP dan lebih mengembangkan variasi latihan
yang mencakup aspek fisik, teknik, dan mental sehingga tujuan dari
latihan data tercapai dengan maksimal. Berdasarkan uraian di atas serta
beberapa pertimbangan tersebut maka dibutuhkan inovasi baru dalam
4
latihan khususnya passing. Inovasi itu berupa variasi – variasi latihan
passing yang digunakan pada saat latihan sehingga latihan berjalan tidak
monoton dan membosankan. Sehingga peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul ”Model Latihan Passing Dalam Permainan Sepakbola Bagi
Siswa SMP”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Posisi badan yang tidak tepat mempengaruhi saat passing?
2. Rendahnya passing yang di lakukan siswa?
3. Model latihan yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa jenuh saat
latihan?
4. Belum diketahui pengaruh latihan passing yang dilakukan oleh siswa?
5. Faktor – factor apasaja yang berpengaruh terhadap hasil passing yang
dilakukan siswa?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan variasi latihan Passing sepakbola untuk
keperluan pengembangan sepakbola SMP Tri Sukses Natar?
2. Bagaimana keberhasilan variasi pengembangan latihan Passing
sebagai pemanfaatan akfektif pengembangan Passing tersebut?
5
D. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis adanya kebutuhan pengembangan variasi latihan passing
terhadap keefektifan pengembangan passing sepakbola.
2. Menganalisis keberhasilan variasi pengembangan latihan passing
sebagai pemanfaatan akfektif pengembangan passing Sepakbola.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelatih dan Guru Penjaskes
Hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan pemikiran
dalam penyempurnaan peningkatan prestasi serta variasi metode
latihan dan pembelajaran sepakbola.
2. Bagi Klub Sepakbola
Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan prestasi sepakbola di
Tingkat SMP. Khususnya agar lebih mengetahui tentang model
latihan passing.
3. Prodi Penjaskesrek
Sebagai bahan informasi dibidang pembinaan prestasi olahraga
khususnya sepakbola dan sebagai salah satu bahan referensi untuk
menentukan program latihan yang sesuai ditiap individu khususnya
teknik dasar psassing.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Olahraga
Sebelum kita jauh membahas tentang Pendidikan Olahraga alangkah baiknya
kita bahas dulu tentang pengertian pendidikan dan tujuan pendidikan. Berikut
Pengertian Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memeiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Cholik Mutohir (1997) mengartikan Olahraga adalah proses sistematik yang
berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,
dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan,
pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi,
kemengangan, dan prestos puncak dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas.
7
B. Hakikat Olahraga
Apabila kita mempelajari sejarah perkembangan olahraga, maka konsep
tentang olahraga tidak selalu sama dan sukar difahami. Namun demikian,
olahraga telah menjadi salah satu pembicaraan orang sehari-hari. Pada
umumnya orang memiliki pengertian yang berbeda tentang olahraga
walaupun mereka menganalisis bagian-bagian konsep tetapi tetap
mengandung banyak kebimbangan karena adanya perbedaan-perbedaan
pendapat tersebut.
Mungkin aspek yang paling mengacaukan orang adalah hubungan antara
konsep-konsep yang serupa. Kita ketahui bahwa pendidikan jasmani adalah
salah satu dari konsep-konsep yang mempunyai hubungan erat. Sekurang-
kurangnya ada dua konsep lain yang tidak dapat dihindari hubungannya
dengan olahraga, yang mempunyai sumbangan besar dalam membawa konsep
olahraga kearah fokus yang lebih jelas .
Gambar 1. Konsep Olahraga, Heru Suranto (1991:3)
Ada : bermain (play) dan permainan (games). Sesungguhnya sukar sekali
membicarakan olahraga tanpa berfikir tentang bermain dan permainan baik
satu persatu maupun kedua-keduanya secara bersamaan. Konsep-konsep yang
akan dibahas dalam bab ini, ialah bermain sebagai hal yang paling umum dan
Olahraga
Bermain (play) Permainan
(games)
8
mendasar. Olahraga memperoleh nilai sentralnya dari bermain. Permainan
adalah bermain yang telah mempunyai bentuk atau peraturan-peraturan.
Namun demikian, kesemuanya itu tidak sederhana seperti nampaknya. Karna
itu perlu adanya analisis tentang bermain, permainan dan olahraga sebelum
kita dapat memulai menetapkan apa hakikat olahraga, dan bagaimana
menentuukan hubungan antara olahraga dengan konsep-konsep lain yang ada
itu.
1. Olahraga sebagai Perluasaan Bermain
Di dalam kertas kerjanya, Kenneth Schmitz berpendapat bahwa olahraga
adalah suatu perluasaan dari bermain. Pendapatnya tersebut dibahas dan
dikemukakan secara deskriptis, singkat dan jelas tentang hal-hal yang
membedakan antara olahraga dan bermain yang sampai saat ini kita
jumpai. Menurut Schmitz olahraga memperoleh nilai-nilai sentralnya dari
bermain. Ini dapat pula diinterprestasikan bahwa sekurang-kurangnya
olahraga memiliki semangat dan jiwa bermain.
Apabila olahraga dipandang sebagai perluasaan bermain, maka dapat
diletakkan keduanya pada satu garis kesinambungan (garis continuum),
dimulai dari ujung bermain menuju ke ujung olahraga. Seperti halnya pada
saat kita membandingkan bermain dengan kerja, di sini kita tidak dapat
menggolongkan berbagai macam kegiatan sebagai bermain yang murni
atau olahraga yang murni. Dalam batas-batas tertentu mereka bersifat
bermain, sedang dalam batas-batas yang lain, mereka lebih bersifat
berolahraga.
9
Oleh karena itu harus dicatat bahwa olahraga harus dipandang lebih
menyerupai bekerja. Schmitz dalam Lutan (1988), menjelaskan
pendapatnya bahwa olahraga itu adalah perluasaan dari bermain dengan
mengemukakan tentang adanya berbagai sifat dan keadaan tertentu yang
terdapat dalam bermain, yang oleh Schmitz disebutnya sebagai frolic,
make belive, sporting skill, dari games.
2. Faktor yang cendenrung mengurangi ciri-ciri kegembiraan olahraga.
Salah satu faktor yang menyebabkan olahraga dianggap sebagai perluasaan
bermain, karena dalam olahraga ada beberapa hal tertentu yang
bertentangan dengan semangat murni bermain. Dalam olahraga Schmitz
mengkatagorisasikan perbedaan-perbedaan ini sebagai yang tidak baik dan
salah. Schmitz mengatakan bahwa mereka membunuh semangat bermain
di dalam olahraga, kemudian ia menyatakan bahwa olahraga menjadi
sesuatu yang kurang dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan yang
manusiawi. Untuk mengatakan bahwa faktor-faktor ini merupakan hal
yang salah dan dapat mengurangi makna olahraga sebagai sesuatu yang
kurang mempunyai mengembangkan kemungkinan yang manusiawi.
Olahraga dapat berupa perluasaan dari bermain karena faktor-faktor ini,
tetapi dalam hal-hal tertentu olahraga dapat sah dalam bentuknya sendiri-
sendiri.
Yang dikatakan salah oleh Schmitz adalah:
a. Membesar-besarkan pentingnya kemenangan.
b. Rasionalisasi teknik-teknik bila didorong oleh pengertian berlebih-
lebihan tentang nilai daya guna.
10
c. Hadirnya penonton.
Masing-masing dari penggunaan salah itu, atau faktor-faktor itu
memerlukan analisis lebih jauh. Adalah benar bahwa unsur kompetisi di
dalam olahraga akan merangsang perhatian kea rah kemengan, sedang
sebaliknya kemenanngan dan kekalahan tidak nyata dalam bermain.
Jadi ada semacam kekurangn langsung antara olahraga dan
kemenangan. Tetapi pada umumnya bentuk-bentuk olahraga semacam
itu tidak mengutamakan pentingnya suatu kemenangan secara berlebih-
lebihan. Sifat berlebih-lebihan biasanya terjadi pada olahraga yang
memerlukan organisasi tinggi.
C. Fungsi dan Manfaat Olahraga
1. Ruang lingkup Olahraga
1. Olahraga di sekolah
Olahraga yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan,
disekolah khususnya, adalah dalam rangka pelaksanaan pendidikan,
sehingga pendidikan yang dilakukannya bukan pendidikan yang
menyebelah.
Olahraga itu dilakukan, bukan saja karena olahraga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, melaikan olahraga
itu sendiri adalah bagian integral dari pendidikan, kerena olahraga itu
sendiri merupakan salah satu muka, salah satu sisi dari pendidikan.
Kalau membicarakan pendidikan jasmani di sekolah maka tidak dapat
kita mengesampingkan tujuan utama pendidikan pada umumnya, yaitu
11
membantu setiap anak agar dapat berkembang penuh dengan potensi
masing-masing. Yang dimaksud potensi di sini, termasuk
perkembangan keterampilan kognitif pada pemikiran anak tadi, belajar
serta ide yang kreatif.
a. Olahraga dan pemuda
Pemuda adalah penerus cita-cita bangsa penentu masa depan.
Ucapan itu berisikan suatu kebenaran dan kita harus insyaf dan
sadar, kea rah manakah hendak kita bimbing pemuda masa depan
juga berarti nasib nusa dan bangsa. Masa muda adalah masa
perkembangan jasmaniah dan rohaniah. Jadi pada masa inilah anak
itu harus belajar, harus menyesuaikan diri, harus dibentuk dalam
berbagai lapangan. Pada masa inilah anak muda berlimpah-limpah
tenaganya yang ingin disalurkan dalam perbuatan. Banyak
kemungkinan yang terkandung dalam pemuda itu. Banyak cita-cita
yang dapat diwujudkannya.
b. Olahraga dan masyarakat
Olahraga sungguh besar fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat,
karena olahraga memperluas hubungan sosial dan merupakan
jembatan antara berbagai lapisan masyarakat. Disini jelas bahwa
olahraga sangat sesuai dengan berbagai kebutuhan manusia dan
masyarakat. Dengan melihat itu semua maka dimasa yang akan
mendatang olahraga dapat dan harus dibuat berperan lebih
menentukan dalam pengembangan serta integrasi sosial manusia
yang lebih baik. Dengan melihat betapa pentingnya olahraga bagi
12
masyarakat, maka di negara telah banyak upaya dilakukan antara
lain:” Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan
Masyarakat”.
Usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat
merupakan salah satu usaha pokok dalam usaha pembinaan yang
sehat, maka tumbuhlah kegiatan olahraga di lingkungan masyarakat
sehingga berkembang menjadi gerakan olahraga nasional yang
berkesinambungan.
2. Olahraga dan manfaat bagi individu dan masyarakat
Ada sementara orang yang berpendapat, bahwa olahraga hanya menda
tangkan kelelahan, dan menilai olahraga sebagai hal yang tidak perlu
bahkan merugikan, menghabiskan waktu belajar atau membuat anak
bodoh, membuat orang menambah beban yang paling memperihatinkan
adalah anak yang melakukan olahraga tidak mempunyai masa depan.
Hal itu semua adalah pandangan dari orang awam atau orang-orang
yang sangat sempit pandangnnya terhadap olahraga. Padahal olahraga
mempunyai fungsi dan manfaat yang besar sekali bagi kehidupan
manusia.Olahraga mempunyai fungsi biologis, misalnya untuk menjaga
kesehatan, memelihara sikap dan bentuk badan yang harmonis,
memeberikan kecakapan dan ketangkasan gerak. Olahraga juga
mempunyai fusngsi social, misalnya dapat dan mudah menyesuaikan
13
diri dengan norma-norma yang ada. Rasa gotong royong dan mudah
bergaul dengan lingkungannya.
3. Olahraga dan waktu senggang
Waktu senggang adalah waktu yang dapat diisi secara sekehendak oleh
yang bersangkutan, maka waktu senggang dipergunakan, diisi dengan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan yang
bersangkutan, yang biasanya disebut sebagai kegiatan-kegiatan yang
bersifat rekreatif dan kegiatannya disebut sebagai rekreasi
D. Pembinaan Olahraga dan Fair Play
1. Pembinaan Olahraga
Pembinaan adalah usaha kegiatan yang dilakukan secara berdaya dan
berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Kamiso (1998)
Pada pola pembinaan ada dua aspek yang harus diperhatikan, dan
yangpertama adalah latihan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pola Pembinaan berdasar pertumbuhan dan
perkembangan anak meliputi :
a. Latihan dari cabang olahraga dari spesialisasi harus disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan atlet.
b. Perhatian harus difokuskan pada kelompok otot, keleturan persendian,
stabilitas dan penggiatan anggota tubuh, yang berhubungan dengan
salah satu syarat cabang olahraga spesialisasi.
c. Pengembangan kemampuan fungsional dan morfologis sampai tingkat
tertinggi yang akan diperlukan untuk membangun tingkat ketrampilan
14
teknik dan taktik yang tinggi secra efisien.
d. Pengembanhgan penguasaan ketrampilan adalah sebagai persyaratan
pokok yang diperlukan untuk memasuki tahap spesialisasi dan prestasi.
e. Prinsip perkembangan penguasaan teknik dan ketrampilan harus
didasarkan pada fakta bahwa semuanya ada saling ketergantungan satu
sama lain anatara semua organ dan sisitem tubuh manusia dan antara
dengan faktor psikologis.
f. Latihan khusus untuk suatu cabang olahraga yang mengarah kepada
perubahan morfologis dan fungsional.
g. Spesialisasi adalah salah satu komponen yang didasarkan pada pengem
bangan keterampilan terpadu yang diterapkan dalam program latihan
bagi anak–anak (pemula ) samapi pada tingkatan tarunasamapai remaja.
Menurut Kamiso (1998), Pola pembinaan dengan menggunkan sistem
bertahap. Ketrampilan gerak dapat mulai diperbaiki dari gerakan yang besar
sampai gerakan yang sulit terpadu. Kecenderungan perkembangan dari yang
sederhana menuju perkembangan yang kompleks dan dari perkembangan
yang kasar sampai halus. Untuk meningkatkan pembinaan kualitas atlet
sepakbola menjadi lebih berdaya saing tinggi sehingga dapat mencapai
prestasi yang diinginkan yang dipersiapakan untuk sebuah even atau
kejuaraan yang bergengsi, perlu digunakannya system piramida yang
komponen – komponennya terdiri dari, pemassalan, pembibitan, dan
peningkatan prestasi.
15
P PEMBIBITAN
PERMASALAHAN\
Gambar 2. Piramida Pembinaan ( Kamiso : 1998 )
Apabila salah satu dari komponen terpenting tersebut, tidak dilaksanakan
dengan benar maka tidak akan dihasilkan atlet andalan yang berkualitas dan
berprestasi. Oleh karena itu untuk menghasilkan atlet yang berkualitas, perlu
diadakannya pemasslan olahraga, sehingga kemudian seorang pelatih akan
mengetahui serta dapat menilai mana atlet potensial dan berbakat untuk
mengetahui serta dapat menilai mana atlet potensial dan berbakat untuk
dimasukan pada tahap pembibitan. Tahap prestasi akan berada pada tahap
selanjutnya dimana pelatih telah memiliki program – program latihan untuk
meningkatkan prestasi, sehingga dengan berjalanya tahapan - tahapan tersebut
diharapkan dapat mampu menghasilkan atlet yang berkulitas dan berprestasi.
Sedangkan tahapan berikutnya adalah tahapan evaluasi dimana seorang
pelatih mengadakan evaluasi untuk menganalisa dan menilai kinerja atlet dan
tim secara keseluruhan, sesaat setelah pertandingan maupun pasca kejuaraan
atau kompetisi berakhir, hal tersebut sangat diperlukan guna melihat
kekurangan dan kelebihan atlet maupun tim secara lengkap dan terperinci,
sehingga setelah evaluasi dilakukan, mereka (atlet) mengerti kesalahan
masing-masing, dan diharapkan dapat diperbaiki sedini mungkin agar tercipta
PRESTAS8II
16
prestasi yang lebih baik dari sebelumnya untuk atlet maupun tim. Atlet dan
tim yang berprestasi dan berkualitas tinggi harus melakukan ketiga komponen
tersebut secara berkelanjutan dengan pengawasan ketat dari pelatih.
Apabila terdapat atlet yang sudah sampai di masa puncaknya atau masa
keemasannya karena faktor usia, maka perlu diadakannya regenarasi atlet,
dimana yang muda menggantikan atlet yang telah uzur, tentunya dengan
kualitas yang harus lebih baik. Apabila kesalahan dapat diminimalisir dan
ditekan, serta komponen – komponen tersebut dijalankan sebagai man
mestinya, maka akan didapatkan atlet yang berkualitas dan berprestasi.
1. Pengertian Fair Play
Orang yang banyak berkecimpung dalam olahraga kiranya tidak asing lagi
dengan kata Fair Play, walaupun kita mengakui bahwa tidak setiap
olahragawan mengerti dan memahami arti sebenarnya dari fair play itu
sendiri sebagai semangat yang harus dimiliki oleh setiap insan
olahragawan. Sebagaimana yan diungkapkan oleh Keating (1995:146),
bahwa: “Not that you won or lost-but how you played the game”, bukan
menang atau kalah, tetapibagaimana anda memainkan permainan itu.
Rusli Lutan (2001:127) mengungkapkan bahwa, “Fair playmerupakan
kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalahkawan
bertanding yang diikat oleh persaudaraan olahraga.”
Rusli Lutan menjelaskan lebih rinci bahwa fair play adalah kebesaran hati
terhadap lawan yang menimbulkan hubungan kemanusiaan yang akrab,
hangat, dan mesra. Jadi, fair play merupakan sikap mental yang
menunjukkan martabat ksatria dalam olahraga. Perilaku yang
17
menunjukkan fair play akan diawali dengan kemampuan untuk
sepenuhnya tunduk kepada peraturan tertulis. Ini berarti, setiap pihak yang
berurusan dengan olahraga, terutama para atlet atau olahragawan, harus
memahami peraturan, dan setelah itu harus siap mematuhi peraturan yang
berlaku.
2. Wujud nyata fair play
Rusli Lutan (2011) menjelaskan bahwa wujud nyata dari fair play adalah
kesiapan dan kesediaan untuk mentaati peraturan, respek terhadap lawan,
menghargai keputusan wasit, menghormati ofisial dan penonton, berjiwa
besar dalam kekalahan, dan tidak berlebihan dalam merayakan
kemenangan.
E. Ciri Khas Olahraga dan Ciri Khas Hakiki Olahraga
a. Ciri Khas Olahraga
Ciri-ciri yang terdapat dalam olahraga menurut Rusli Luthan (1992)
menjelaskan tentang ciri khas yaitu :
1. Olahraga ditekankan pada kegiatan jasmani yang berwujud
keterampilan gerak, daya tahan, kekuatan, kecepatan. Jadi olahraga
yang lebih dominan adalah kegiatan jasmani.
2. Olahraga sebagai realitas, olahraga dilakukan dalam suasana yang
tidak sebenarnya, tetapi keterlibatan seseorang dalam melakukan
olahraga merupakan sesuatu yang nyata.
3. Prinsip prestasi dalam olahraga, mengenai tanda-tanda prinsip prestasi
dalam olahraga adalah:
a. Peragaan kemampuan jasmani ditunjukan secara maksimal.
18
b. Kegiatan olahraga dilakukan secara sukarela.
c. Tidak bertujuan untuk menghancurkan lawan.
d. Aspek sosial olahraga, dalam melakukan olahraga akan
memungkinkan terjadi interaksi sosial yang akan menbentuk
kelompok sosial.
Dari penjelasan mengenai ciri-ciri olahraga maka penulis berasumsi bahwa
olahraga merupakan kegiatan fisik yang lebih dominan, kegiatan yang
nyata, terdapat prinsip prestasi, dan terdapat aspek social.
b. Ciri Khas Hakiki Olahraga
Ciri-ciri hakiki olahraga menurut Abdul Kadir Ateng (1993)
menjelaskan bahwa “ciri-ciri hakiki olahraga adalah: (1) aktivitas fisik,
(2) permainan, (3) pertandingan.
F. Kualitas Prestasi dan Keterampilan Dengan Untuk Teknik, Fisik, Taktik
Dan Mental
Pembinaan Prestasi menurut (Rusli Lutan, 2000:32), adalah
mengorganisasikan atau cara mencapai suatu tujuan teori atau spekulasi
terhadap suatu prestasi. Prestasi terbaik hanya akan dapat dicapai bila
pembinaan dapat dilaksanakan dan tertuju pada aspek-aspek melatih
seutuhnya mencakup kepribadian atlet, kondisi fisik, keterampilan taktik,
keterampilan teknik dan kemampuan mental.
Menurut Harsono (1993), Tujuan utama latihan adalah untuk
meningkatkanketrampilan dan prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai
keberhasilan ada empat aspek utama yang harus dilatih secara seksama yaitu:
19
1. Aspek Fisik
Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi
fisik, yaitu faktoryang amat penting bagi setiap atlet. Tanpa kondisi fisik
yang baik tidak akan dapat mengikuti latihan, apalagi pertandingan dengan
sempurna.
2. Latihan Teknik
latihan teknik bertujuan untuk mempermahir penguasaan ketrampilan
gerak dalam suatu cabang olahraga, seperti misalnya teknik menendang,
melempar, menangkap, menggiring bola, mengumpan dalam bolavoli,
smash, menarik busur, teknik start, lari dan sebagainya. Penguasaan
ketrampilan dsri teknik dasar amatlah penting karena menentukan
kemahiran melakukan seluruh gerak dalam suatu cabang olahraga.
3. Latihan Taktik
latihan taktik bertujuan untukmengembangkan dan menumbuhkan
kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga
yang bersangkutan. Yang dilatih ialah pola-pola permainan, strategi dan
taktik pertahanan dan penyerangan. Latihan taktik akan bisa berjalan
mulus apabila teknik dasar sudah dikuasai dengan baik dan atlet
mempunyai kecerdasan yang baik pula.
4. Latihan Mental
Latihan mental sama penting dengan ketiga tersebut di atas. Sebab betapa
sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet apabila
mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan
dapat dicapai. Latihan mental adalah latihan yang lebih banyak
20
menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) serta emosional
atlet, seperti semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan
Emosi terutama bila dalam situasi stress, fair play, percaya diri, kejujuran,
kerjasama, serta sifat-sifat positif lainnya. Kesalahan umum yang terjadi
banyak pelatih mengabaikan dan kurang perhatian aspek psikologis yang
amat penting, karena selalu hanya menekankan pada latihan penguasaan
fisik, teknik dan taktik serta ketrampilan yang sempurna.
Keempat aspek tersebut diatas harus diajarkan secara serempak dan tidak
satupun boleh diabaikan. Keempat aspek tersebut juga harus dilatih
dengan metode yang benar agar setiap aspek dapat berkembang
semaksimal mungkin sehingga memungkinkan tercapainya peningkatan
prestasi yang diinginkan.
G. Pengertian Belajar
Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu apabila terjadi perubahan
tertentu, misalnya dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca.
Slameto (1995) menjelaskan, “Belajar ialah suatu proses usaha yangdilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Selanjutnya menurut Gagne dalam Dahar (1996:11)
menyatakan, “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu
kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. Nana
21
Sujana, (1991:5). Menurut Thorndike dalam Arma Abdullah (1994:162)
belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan
impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu
hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.
a. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia
telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang
dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas Pendidikan Jasmani guru
seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang tepat dan mampu
dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa
manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan
efektif sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.
b. Hukum latihan
Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus
berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh
kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan memperoleh kelemahan.
Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan.
Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau
keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan
konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara
teratur akan menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang
dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan
dengan penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak,
dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak.
22
c. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi
pengalaman-pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-
pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada
Pendidikan Jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya
diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami
keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan
memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase
pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan
menyukai permainan, bermain dengan kelompok-kelompok dan
menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah proses
perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi. Perubahan itu dapat
berupa penguasaan, sikap dan cara berpikir yang bersifat menetap sebagai
hasil dari latihan dan pengalaman belajar. Kondisi internal belajar dengan
eksternal belajar yang bersifat interaktif.Sehinggaperlu pengaturan
kegiatapembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar dan hasil belajar
yang dikehendaki.
H. Hakekat Pembelajaran Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak yang baik diperoleh melalui proses
23
belajar dengan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan
kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.
Menurut Tarigan (2019:15) bahwa belajar gerak adalah belajar yang
diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam
gerakan tubuh.
Syarifudin (3:1997) mengatakan belajar gerak dapat diartikan sebagai
rangkaian proses pembelajaran gerak yang dilakukan secara terencana,
sistematik, dan sistemik untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang
direncanakan.Kemudian menurut Schmidt dalam Lutan (1988:102) belajar
motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yangmengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku
gerak Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak
mempelajari gerakan olahraga, seorang siswa berusaha untuk mengerti
gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan
pada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara
keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.
Dalam proses belajar gerak ada 3 tahap yang harus dilalui oleh siswa untuk
mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan
belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya
adalah prasyarat untuk tahap berikutnya. Apabila ketiga tahapan belajar gerak
ini tidak dilakukan maka tidak akan mencapai suatu keberhasilan.
Rusli Lutan (1988:305) mengemukakan bahwa belajar keterampilan gerak
berlangsung melalui beberapa tahap yakni:
24
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas
gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali
dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk
bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada
tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi,
kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa
melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri
dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang
terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan
lambat laun semakin konsisten.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara
otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
terganggu oleh kegiatan lainnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar
gerak (motorik) merupakan suatu perubahan perilaku motorik
berupaketerampilan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang
mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam prilaku terampil.
25
I. Konsep Pengembangan Model
Penelitian menurut Hamid Darmadi (2011:24) adalah usaha seseorang yang
dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi seperti
observasi sistematis terkontrol, mendasarkan pada teori yang ada dan
diperkuat dengan fakta dan gejala yang ada. Penelitian dapat pula diartikan
sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari
jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik discovery, maupun
invention.
Penelitian pada dasarnya adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk
mencari jawaban dari pertanyaan yang ada atau untuk memecahkan masalah
yang dilakukan dalam penerapan metode ilmiah. Salah satu penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada adalah penelitian
pengembangan. Pengembangan model dapat diartikan sebagai proses desain
konseptual dalam peningkatan fungsi dari model yang sudah ada sebelumnya.
Pengembangan model yang baru dapat disusun berdasarkan pengalaman
terhadap model sebelumnya yang telah dilaksanakan, kebutuhan individu,
kebutuhan kelompok, atau disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan
lingkungan.
Secara menyeluruh model diartikan sebagai suatu obyek atau konsep yang
digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Pada hakikatnya kata “model”
memiliki definisi yang berbeda-beda sesuai dengan bidang ilmu atau
pengetahuan yang menggunakannya. Model latihan digunakan sebagai
pendekatan pembelajaran atau latihan agar tujuan pada setiap latihan atau
belajar dapat tercapai dengan baik sesuai dengan kompetensi yang ingin
26
dicapai. Penelitian dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu penelitian
dasar, terapan, evaluasi, pengembangan dan mendesak. Dalam pembagian
penelitian didasarkan pada fungsi dan penerapannya dalam pendidikan yang
relevan dan dapat selalu digunakan. Salah satu model penelitian yang relevan
dan dapat selalu digunakan yaitu penelitian pengembangan. Penelitian
pengembangan (development research) menemukan pola, urutan
pertumbuhan, perubahan dan terutama memiliki maksud untuk
mengembangkan bahan ajar.
Penelitian pengembangan merupakan suatu penelitian yang mendasarkan pada
pembuatan suatu produk yang efektif, diawali dengan analisis kebutuhan,
pengembangan produk dan uji coba produk. Pada proses pengembangan,
peneliti tetap melakukan observasi dari perancangan produk tersebut sampai
pada saat uji produk tersebut di lapangan. Dengan demikian, penelitian
pengembangan mencakup evaluasi, sumatif, dan konfirmatif. National Science
Board dalam Nusa Putra (2012:70) menyebutkan penelitian dan
pengembangan adalah studi sistematis terhadap pengetahuan ilmiah yang
lengkap atau pemahaman tentang subjek yang diteliti.
Sugiyono (2011:9) menyebutkan bahwa penelitian dan pengembangan
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran. Penelitian dan pengembangan dapat juga digunakan untuk
menilai suatu produk dalam kegiatan belajar mengajar. Apakah produk
27
tersebut dapat digunakan dalam dunia pendidikan atau harus mendapat revisi
untuk dapat digunakan.
Sukmadinata (2005:164)menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pengembangan model merupakan hasil penelitian
yang berorientasi pada hasil pengembangan produk. Jadi penelitian dan
pengembangan dapat menghasilkan produk dan dapat diuji keefektifitasan dari
produk tersebut.
Penelitian pengembangan menurut Maksum (2012:79) adalah:
“Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk
baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Istilah produk bisa
berarti perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak (software).
Penelitian pengembangan umumnya bersifat siklus yang diawali dengan
adanya kebutuhan, kebutuhan tersebut dapat diselesaikan dengan
pengembangan produk, dan untuk menghasilkan produk yang terpercaya
perlu dilakukan pengujian beberapa kali”.
Langkah-langkah untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan
produk yang sudah ada dapat dilakukan dengan menganalisa kebutuhan.
Peneliti dapat mendesain konsep yang akan dikembangkan dengan
menganalisa kebutuhan. Proses tersebut agar hasil penelitian dapat mencapai
hasil yang diinginkan dan menyempurnakan hasil produk sebelumnya.
28
Secara sederhana penelitian dan pengembangan atau biasa yang disebut R&D
bisa di definisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis,
bertujuan/diarahkan untuk menemukan, merumuskan, memperbaiki,
mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model,
metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih baik, baru, efektif,
efisien produktif, dan bermakna. Penelitian pengembangan memang diarahkan
untuk menemukan pembaruan dan keunggulan dalam rangka efektifitas,
efisiensi, dan produktivitas.
Penelitian pengembangan selalu dengan tegas dibedakan dari penelitian
murni/dasar walaupun tentu saja tidak dapat dipisahkan dari penelitian
murni/dasar. Bahkan seringkali penelitian pengembangan didasarkan pada
penelitian murni/dasar.
Dengan demikian penelitian pengembangan dapat disimpulkan sebagai
penelitian yang menghasilkan suatu produk yang telah dianalisis terlebih
dahulu tingkat keefektifanya dalam latihan ataupun latihan dengan diawali
dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji coba produk.
Produk dievaluasi dan direvisi dari hasil uji coba yang dilakukan hingga
menghasilkan produk akhir yang siap untuk disebarluaskan.
J. Sepakbola
Permainan sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari saat
ini,terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Tidak hanya di
dunia, di Indonesia sepak bola telah merebut hati para pecinta olahraga. Maka
dari itu tidak heran jika permainan yang dominan menggunakan kaki ini sering
29
dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Tidak hanya pria, saat ini
sepak bola wanita juga sudah mulai populer di indonesia. Olahraga ini sangat
berguna sebagai pendidikan, sarana rekreasi, maupun sebagai tujuan
pembentukan prestasi.
Luxbacher (2008:2) menyatakan bahwa pertandingan sepakbola dimainkan
oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang, masing-masing
tim mempertahankan gawang dan berusahamenjebol gawang lawan. Menurut
Sodikin dan Achmad (2010:2) bahwa sepak bola merupakan permainan yang
dilakukan oleh dua regu/tim. Setiap tim terdiri atas 11 pemain. Permainan
sepak bola membutuhkan kerja sama tim yang kompak. Di samping itu,
variasi dan kombinasi teknik-teknik dasar juga diperlukan dalam permainan
ini. Permainan sepakbola dalam memainkannya setiap pemain dibolehkan
menggunakan seluruh anggota badan kecuali lengan, hanya penjaga gawang
diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan lengan. Sepakbola hampir
seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas
menggunakan anggota tubuh manapun. Tujuan dari masing-masing regu
adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dengan
pengertian pula berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar dari
kebobolan penyerang lawan.
Luxbacher (2012:1) mengemukakan bahwa :
“Gerakan pemain yang lancar dan terkontrol mengekspresikan
individualitasnya dalam permainan beregu. Kecepatan, kekuatan,
stamina, keterampilan dan pengetahuan mengenai taktik, semuanya
merupakan aspek yang penting dari penampilan”.
30
Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain terlepas dari faktor
kondisi fisik dan taktik sangat menentukan tingkat permainan suatu
kesebelasan sepakbola. Semakin baik tingkat penguasaan keterampilan teknik
dasar bermain setiap, maka semakin cepat dan cermat kerja sama secara
kolektif yang akan tercapai. Dengan demikian, kesebelasan akan lebih lama
menguasai bola dan akan mendapatkan keuntungan secara fisik dan taktik.
Pencapaian penguasaan teknik-teknik dasar bermain sepakbola pemain harus
melakukan dengan prinsip-prinsip gerakan teknik yang benar, cermat,
sistematik yang dilakukan berulang-ulang terus-menerus dan berkelanjutan,
sehingga menghasilkan kerjasama yang baik antara sekumpulan saraf otot
untuk membentuk gerakan yang harmonis, sehingga menghasilakan
otomatisasi gerakan. Pencapaian gerakan yang otomatis harus dimulai sejak
usia muda. Permainan sepakbola menuntuk setiap pemainnya untuk memiliki
kondisi fisik yang prima serta aspek-aspek pondasi fisik.
Gratz (2009:1) mengatakan bahwa :
“To develop an effective training program, you must first understand
thedamands of soccer. the fitnes fondation for soccer consists of many
componens: flexibility, strength, power, speed, agility, and endurance”.
Pondasi fisik sangat penting untuk menunjang seorang pemain dalam bermain
sepakbola. Tanpa pondasi fisik yang baik, seseorang akan kesulitan dalam
meyesuaikan diri pada permainan yang memerlukan kondisi fisik yang prima.
Berdasarkan hakikat permainan sepak bola yang dikemukakan oleh para ahli
diatas, maka peneliti bisa memberikan kesimpulan yang dimana permainan
sepak bola yaitu suatu permainan yang dimainkan oleh dua tim yang saling
31
bertanding dengan menggunakan satu bola yang nantinya akan diperebutkan
oleh kedua tim tersebut untuk saling memasukkan bola kegawang lawan
mereka dan yang dapat memasukkan bola paling banyaklah tim yang
memenangkan pertandingan.
Teknik dasar bermain bola merupakan bagian penting dalam sepak bola yang
harus dikuasai oleh setiap pemain. Menurut Muchtar (1992 : 27) teknik
sepakbola adalah “Cara pengolahan bola atau pengolahan gerak tubuh dalam
bermain sepak bola adalah semua cara pelaksaaan gerakan-gerakan yang
diperlukan untuk bermain sepak bola, terlepas sama sekali permainannya”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa, teknik dasar bermain
sepak bola merupakan cara-cara memainkan bola dan gerak tubuh yang
mendukung kemampuan memainkan bola yang berdiri sendiri terlepas dari
permainan sepak bola yang sebenarnya. Bertolak dari pengertian teknik dasar
bermain bola yang telah dikemukakan diatas dapat di identifikasi bahwa
teknik dasar bermain sepak bola dibedakan menjadi dua macam dalam hal ini
Muchtar (1992 : 27) mengelompokkan teknik sepak bola terdiri atas :
1. Teknik badan adalah cara menguasai gerak tubuhnya dalam permainan
terdiri atas : cara lari, melompat dan gerak tipu.
2. Teknik bola adalah semua gerakan-gerakan dengan bola terdiri dari : (a)
Teknik menedang bola (kicking), (b) Teknik menahan bola (trapping), (c)
Teknik menggiring bola (dribbling), (d) Gerak tipu dengan bola, (e)
Teknik menyundul bola (heading), (f) Teknik merebut bola (tackling), (g)
32
Teknik lemparan kedalam ( Throw in), (h) Teknik penjaga gawang (goal
keeping).
K. Passing
Passing adalah istilah yang erat kaitannya dengan aktivitas mengoper atau
mengumpan bola ke arah teman. Passing adalah teknik mengoper atau
memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lainnya dalam
pertandingan sepak bola. Teknik Passing sangat-sangat perlu dikuasai oleh
pemain bola agar pola permainan yang diinginkan bisa berhasil baik dalam
menyerang atau bertahan. Secara umum ada 3 jenis passing dalam permainan
sepak bola yaitu; passing dengan kaki bagian luar, passing dengan kaki
bagian dalam dan pasing dengan punggung kaki atau kura-kura.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, passing ada tiga jenis yaitu passing
dengan kaki bagian dalam, luar dan kura-kura kaki. Macam – macam teknik
dasar passing dalam sepakbola, pengertian dan cara melakukannya. Selain
menggiring dan menendang, pemain bola juga harus menguasai teknik dasar
passing. Teknik passing adalah teknik mengumpan atau mengoper bola
keteman setim. Dan untuk melakukan passing dalam sepakbola bagian tubuh
yang paling tepat digunakan adalah kaki.
Passing yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam permainan sepak bola,
karena dengan menguasai tekhnik ini maka akan mempermudah teman kita
untuk menerima bola. Seperti halnya menendang, passing juga bisa di lakukan
dengan kaki bagian luar dan bagian dalam atau bisa dengan kepala. Menurut
(Josep A. Luxbacher, 1999:2), terdapat empat rangkaian tekhnik dasar untuk
mengoper bola atau passing yaitu :
33
a. Persiapan
1.) Berdiri menghadap target
2.) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola.
3.) Arahkan kaki ke target yang di tuju.
4.) Kaki di tempatkan dalam posisi menyamping.
5.) Fokus perhatian pada bola.
b. Pelaksanaan
1.) Tubuh berada di dekat bola
2.) Lutut sedikit di tekuk
3.) Ayunkan kaki yang akan menendang ke depan.
4.) Pandangan melihan ke sasaran yang di tuju.
5.) Tendang bagian tengah bola dengan bagian samping dalam kaki.
c. Follow through
1.) Berat badan di pindah ke depan.
2.) Lanjutkan gerakan searah dengan bola.
3.) Gerakan akhir berlangsung dengan mulus.
4.) Kaki yang menendang mendarat sedikit di depan kaki tumpu.
5.) Menjaga keseimbangan.
d. Hasil
1.) Arah bola lurus kedepan.
2.) Bola tepat sasaran.
3.) Akurat dalam mengirimkan bola.
4.) Bola mudah di terima.
34
5.) Bola mendatar menyusun tanah.
Teknik menendang dalam permainan sepakbola fungsinya untuk mengoper ke
teman atau lawan, tujuan akhir dalam sepakbola adalah untuk mencetak goal
oleh karena itu passing yang baik sangat berpengaruh dalam permainan sepak
bola untuk melewati atau mengumpan ke teman. Teknik passing yang baik
harus memperhatikan perpaduan antara kekuatan dan akurasi tendangan. Cara
agar mampu melakukan tendangan keras dan akurat saat passing dalam
sepakbola yaitu dengan sering melakukan latihan memperkuat kaki untuk
menendang bola supaya terarah dan tepat sasaran. Semakin sering seorang
pemain dalam melatih teknik passing ini tentu akan semakin bagus dan tajam
kemampuannya dalam melakukan mengoper atau melewati lawan untuk
mengoper ke lawan.
Untuk melakukan teknik passing ini perlu kekuatan, power tenaga yang
lebih besar sehingga menghasilkan laju bola yang cepat. Cara
melakukan passing yang benar bisa menggunakan kaki bagian dalam yang
dekat dengan ujung, sisi kaki bagian luar dan dengan punggung kaki. Dengan
melakukan passing yang baik maka akan menghasilkan tendangan yang
akurat dalam mengoper bola ke teman dan menghasilkan peluang yang baik
untuk melakukan tembakan ke gawang.
L. Latihan
Proses dari suatu latihan merupakan suatu dasar dari peningkatan efektifitas
jasmani. Oleh karena itu kita harus terlebih dahulu mengerti dan memahami
arti dari latihan. Latihan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
fungsional organ tubuh pelakunya. Oleh sebab itu latihan yang dilakukan
35
harus disusun dan dilaksanakan secara tepat dan benar sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Latihan dengan cara yang tidak tepat akan mempengaruhi
perkembangan anak, baik secara fisiologi ataupun psikologis.
Kent dalam Budiwanto (2012:16) bahwa “latihan adalah suatu progam latihan
fisik yang direncanakan untuk membantu mempelajari keterampilan,
memperbaiki kesegaran jasmani, dan terutama untuk mempersiapkan atlet
dalam suatu pertandingan. Selanjutnya Bompa dalam Budiwanto (2012:16)
mengemukakan bahwa latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang
sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan
perorangan, bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisioligis dan
psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas.
Harsono (2006:2) melihat bahwa, latihan adalah suatu proses penyempurnaan
atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi
beban fisik, teknik, taktik dan mental yang harus teratur, meningkat, bertahap
dan berulang-rulang. Lumintuarso (2013:45) mengatakan bahwa “latihan
pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu
individu dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotornya”` Latihan yang baik dan berhasil adalah yang dilakukan
secara teratur, seksama, sistematis, serta berkesinambungan/kontinyu,
sepanjang tahun, dengan pembebanan latihan (training) yang selalu
meningkat dan bertahap setiap tahun. Dengan kata lain bahwa latihan adalah
suatu proses latihan yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dan
yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Sistematis
36
maksudnya bahwa pelatihan yang dilaksnakan secara teratur, berencana,
sesuai jadual, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, berkesinambungan
dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Berulang-ulang berarti bahwa
gerakan yang dilakukan harus dilatih secara berulang-ulang agar gerakan
yang dimaksud kelihatan sukar dan koordinasi yang masih rendah menjadi
kian mudah. Otomatis dan refleksi pelaksnaannya. Demikian pula agar pola
serta koordinasi gerak menjadi semakin halus sehingga semakin menghemat
energi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latihan pada hakikatnya
kegiatan yang bertujuan membina dan menormalkan keadaan tubuh,
pembentukan gerakan, pembinaan prestasi yang menekankan pada kekuatan,
kecepatan, ketahanan dan keterampilan dengan fase-fase pemanasan, latihan
inti dan latihan penenangan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan untuk
mencapai ambang batas denyut nadi dan keterampilan cabang olahraga
tertentu yang diprogramkan secara optimal. Setiap perbedaan tujuan latihan
yang akan dilakukan akan berbeda pula jenis latihannya.
M. Macam Macam Cara Menendang Bola (Passing)
a. Passing dengan Kaki Sisi Dalam
Cara menendang bola dengan teknik ini biasa dilakukan untuk melakukan
tembakan dengan jarak dekat. Passing menggunakan kaki bagian dalam
merupakan teknik yang paling sering digunakan untuk passing. Beberapa
tips melakukan teknik passing dengan cara ini yaitu :
37
Gambar 3. Passing Dengan Kaki Bagian Dalam
Kaki ditumpu pada samping sejajar dengan bola, lutut di tekuk.
Kaki yang ingin menedang membentuk sudut 90 derajad dengan
kaki tumpu
Posisi badan dibelakang bola sedikit tegak
Tendangan dimulai dari menarik kaki dan mengayun kedepan
Saat perkenaan mata melihat bola dan meneruskan pandangan pada
sasaran.
Setelah menendang ada gerakan lanjutan (follow through)
b. Passing dengan Kaki Sisi Luar
Dalam permainan sepak bola teknik menendang bola menggunakan kaki
bagian luar sering dilakukan ketika melepaskan tendangan jauh ke arah
teman dimana posisi pemain berada pada tempat yang berlawanan dengan
posisi gawang lawan. Selainitu teknik passing ini juga dapat dipakai untuk
mengecoh dari tim lawan. Inilah tips dalam melakukan tendangan
menggunakan sisi kaki bagian luar, yaitu:
38
Gambar 4. Passing Dengan Kaki Bagian Luar
Kaki ditumpu pada samping sejajar dengan bola, kaki lurus
kebelakang
Kaki sepak membentuk sudut 30 derajad dengan kaki tumpu
Posisi badan sedikit cndong kedepan
Tendangan dimulai dari menarik kaki dan mengayun kedepan
Saat bola mulai mengenai perkenaan kaki bagian luar mata melihat
bola dan meneruskan pandangan pada sasaran
Setelah menendang ada gerakan lanjutan (follow through)
c. Passing dengan Punggung Kaki / Kura - Kura
Cara menendang bola menggunakan bagian punggung kaki sangat sering
dipakai oleh pemain sepakbola dalam pertandingan karena teknik ini
menghasilkan laju bola yang kencang dan terarah. Diperlukan latihan yang
benar agar bisa menguasai teknik passing ini dengan baik. Cara untuk
melakukan tendangan bola dengan keras menggunakan punggung kaki ada
beberapa tips, antara lain:
39
Gambar 5. Passing Dengan Menggunakan Punggung Kaki
Posisikan bola di depan tubuh kita
Letakkan kaki untuk menumpu di samping bola dan hadapkan jari-
jari ke arah gawang
Kaki yang digunakan untuk menendang tarik ke belakang lalu
ayunkan ke depan sekuat mungkin
Saat melakukan tendangan tubuh sedikit dicondongkan ke depan
Tendang bagian tengah bola dengan punggung kaki menghadap ke
arah target
Biarkan kaki tetap mengayun ke depan mengikuti bola setelah
ditendang
N. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler disekolah meliputi pramuka, seni musik, tari, dan
olahraga. Ektrakurikuler olahraga di sekolah memiliki beberapa cabang
olahraga yaitu bola voli, bola basket, dan sepakbola. Ekstrakurikuler di
sekolah telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 (2014:2) tentang kegiatan
ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah pasal 2 yaitu
40
kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama,
dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Ekstrakurikuler Menurut Subagiyo (2003: 23) ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan
di sekolah maupun di luar sekolah untuk lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa dari
berbagai bidang studi.
Ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa kegiatan siswa,
optimasi pelajaran terkait, dengan menyalurkan bakat dan minat, kemampuan
dan keterampilan untuk memantapkan kepribadian siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler sebagai suatu program diluar jam pelajaran
sekolah yang dikembangkan untuk memperlancar program kurikuler dengan
kegiatan ini dapat berjalan lancar.
O. Kerangka Berfikir
Perkembangan sepakbola pada saat ini menjadikan kita sebagai pelatih, atlet,
atau pengurus sepakbola menjadi lebih terpacu dalam mengembangkan dan
meneliti perkembangan sepakbola itu sendiri. Dalam hal ini, peneliti
menganalisis berbagai model variasi passing sepakbola sebagai acuan untuk
mengembangkan berbagai latihan khususnya latihanpassing sepakbola.
Variasi latihan ini akan di analisis dan di validasi oleh pakar sepakbola dan
digunakan sebagai model latihan passing sepakbola. Selain itu dari segi
41
afektif dan efesiensinya model latihan ini menjadi suatu latihan
pengembangan variasi latihan sepakbola yang baru . Model latihan ini
menjadi salah satu sumbangsih peneliti terhadap perkembangan sepakbola di
Indonesia.
P. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono,
2013: 64). Mendefinisikan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian
ini yaitu dengan pengembangan variasi model latihan passing dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dan kemampuan passing sepakbola
siswa ekstrakurikuler sepakbola SMP TRI SUKSES Lampung Selatan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian pengembangan model latihan passing ini menggunakan model
penelitian dan pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall
(1983:775) yang terdiri dari sepuluh langkah dalam penelitian, antara lain: (1)
Research and information collecting (2) Planning (3) Development of the
preliminary from of product (4) Preliminary field testing(5) Main product
revision (6) Main field test. (7) Operational product revision (8) Operational
field testing (9) Final produk (10) Dissemination and implementation.
Penelitian dan pengembangan ini tentunya diharapkan akan menghasilkan
sebuah produk yang dapat digunakan sebagai model latihan passingpada
permainan sepakbola dengan desain model baru atau menyempurnakan yang
telah ada secara lengkap sehingga bisa dijadikan salah satu sumber belajar lain
dalam proses latihan. Untuk mempermudah sistematika penelitian maka akan
digambarkan menggunakan chart mengenai langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yang digunakan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah
penelitian yang diadopsi dari Borg dan Gall:
43
Gambar 4. Chart Langkah-Langkah Pengembangan
Sumber: Borg, dan Gall. 1983. Educational Research An Introduction.New
York:Longman.
Berdasarkan chart di atas dapat diterangkan langkah-langkah penelitian
sebagai berikut:
1) Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi (kajian pustaka,
pengamatan subyek, persiapan laporan pokok persoalan)
2) Melakukan perencanaan (definisi keterampilan, perumusan tujuan, uji ahli,
uji coba skala kecil)
3) Mengembangkan jenis/bentuk produk awal (penyiapan materi, penyusunan
buku/modul dan perangkat evaluasi)
4) Melakukan uji coba lapangan tahap awal dengan menggunakan 10 subjek
5) Melakukan revisi produk berdasarkan masukan dan saran-saran dari ahli
berdasarkan hasil uji coba lapangan tahap awal
6) Melakukan uji lapangan utama dengan 10 subjek
7) Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan
saran-saran ahli dari hasil uji coba lapangan utama
8) Melakukan uji produk utama
44
9) Melakukan revisi terhadap produk akhir berdasarkan saran dalam uji coba
lapangan
10) Membuat laporan mengenai produk pada jurnal dan bekerja sama dengan
penerbit untuk melakukan distribusi secara komersial.
B. Karakteristik Model yang Dikembangkan
Pengembangan model latihan passing pada permainan sepakbola yang akan
disusun dan dikembangkan berupa model baru adapun sasarannya:
a. Sasaran penelitian
Pengguna yang menjadi sasaran dalam penelitian pengembangan model
latihan passing pada permainan sepakbola untuk siswa laki-laki yang
mengikuti ekstrakurikuler sepakboladi SMP TRI SUKSES Lampung
Selatan.
b. Subyek Penelitian
Teknik pengambilan subyek yang diterapkan dalam penelitian ini
merupakan sampling jenuh/sensus, yang dikenal juga sebagai semua
anggota populasi digunakan sebagai subjek penelitian.
C. Langkah-Langkah Pengembangan Model
Proses selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah tahapan penelitian
yang akan dilakukan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang
dikembangkan leh peneliti meliputi :
1) Pertama adalah menentukan masalah atau potensi yang menjadi dasar
pengembangan model.
45
2) Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi sebagai landasan pemikiran
dalam pembuatan konsep
3) Pembuatan model (rancangan produk), bentuk rancangan tersebut adalah
model latihan passing permainan sepakbola.
4) Validasi desain, dilakukan oleh ahli yang bersangkutan
5) Revisi, dari hasil uji ahli (validasi desain)
6) Ujicoba produk, dilakukan dengan mempraktekkan model latihan passing
pada permainan sepakbola pada ekstrakulikuler sepakbola SMP TRI
SUKSES Lampung Selatan
7) Revisi hasil uji coba produk kembali.
8) Model dapat diproduksi.
a. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan studi literatur, studi
pengumpulan data lapangan, pengamatan proses, identifikasi
permasalahan yang dijumpai pada latihan passing permainan sepakbola
dan deskripsi serta temuan yang di dapatkan dilapangan. Hasil ini
dipergunakan untuk mengkaji keadaan lapangan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah produk yang akan dikembangkan ini nantinya
dipergunakan oleh subjek, artinya model yang dikembangkan oleh peneliti
diperlukan atau tidak.
b. Perencanaan Pengembangan Model
Langkah selanjutnya adalah membuat produk awal berupa rangkaian
pengembangan modeldalam latihan passing pada permainan sepakbola
46
yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk untuk
mempermudah proses latihan passing pada permainan sepakbola sehingga
dapat memperoleh hasil latihan yang baik. Produk awal tersebut
dituangkan dalam model latihan.
Pengembangan model latihan diharapkan menjadi produk yang dapat
dikembangkan secara sistematis dan logis, sehingga produk ini
mempunyai keefektifan dan keefisienan yang layak digunakan. Pada
pembuatan produk yang peneliti kembangkan, peneliti harus konsultasi
tentang produk pada ahli sepakbola, ahli pembelajaran, dan ahli bahasa
agar dapat menghasilkan produk yang sempurna.
c. Validasi, Evaluasi dan Revisi Model
Langkah selanjutnya dalam penelitian riset dan pengembangan model
latihan passing sepakbola adalah:
1) Telaah Pakar (Expert Judgement)
Telaah Pakar dalam latihan passing sepakbola berguna untuk
mengevaluasi bagian-bagian dari model latihan yang perlu diperbaiki,
dihilangkan atau disempurnakan, hal ini dilakukan pada hasil
rancangan dalam bentuk rancangan tulisan gambar maupun dari teknik
peragaan langsung di lapangan saat perancangan modellatihan passing
sepakbola ini. Pakar yang dilibatkan dalam penelitian R and D ini
adalah 3 pakar yaitu pakar sepakbola, pakar pembelajaran, dan pakar
Bahasa. Hasil dari evaluasi dari pakar akan dijadikan masukan dalam
menyempurnakan rancangan model latihan passing pada permainan
sepakbola sebelum dilakukan uji coba kepada kelompok kecil.
47
2) Uji coba kepada kelompok kecil (small group try-out)
Pelaksaan uji coba kelompok kecil dilakukan dengan subjek 10 siswa
SMP TRI SUKSES Lampung Selatan, sebelum uji coba kelompok
kecil siswa diberikan test awal tentang kemampuan passing bola yang
dimiliki, siswa melakukan latihan passing pada permainan sepakbola
dengan model latihan yang telah di kembangkan.
3) Revisi
Setelah melaksanakan ujicoba kelompok kecil, hasilnya dijadikan
sebagai bahan untuk memperbaiki model latihan passing sepakbola
sebelum di uji cobakan lapangan. Hasil yang dilakukan para siswa
kelompok kecil merupakan evaluasi yang kedua setelah evaluasi dari
para pakar sebelumnya.
4) Uji coba lapangan (field try-out)
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan uji coba lapangan atau uji coba
kelompok besar, dalam kegiatan lanjutan penelitian riset dan
pengembangan model latihan passing sepakbola adalah ujicoba
lapangan. Ujicoba lapangan dilakukan setelah model latihan direvisi
dari hasil uji coba sebelumnya. Uji coba lapangan dilakukan pada
siswa TRI SUKSES Lampung Selatan sebanyak 10 siswa. Siswa yang
melakukan uji coba lapangan terdiri dari siswa putra yang mengikuti
ekstrakulikuler sepakbola.
48
5) Revisi
Hasil kesimpulan yang diperoleh dari ujicoba lapangan merupakan
landasan terakhir dari perbaikan dan penyempurnaan produk baru
model latihan passing sepakbola. Hasil respon dari para siswa setelah
melakukan latihan secara langsung diberikan sebagai masukan evaluasi
perbaikan model.
Evaluasi pada tahapan ini merupakan evalusi akhir dari model latihan
passing permainan sepakbola ini. setelah perbaikan berdasarkan
masukan dan evaluasi ahli maka produk model latihan passing
sepakbola ini dianggap layak untuk disebarkan atau digunakan.
d. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Efektifitas Produk
Uji coba ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah desain model
telah diterapkan dengan baik dan benar, dan seberapa efektifkah hasil
penerapan model terhadap tujuan penelitian ini. Efektivitasan produk
didapatkan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh 3 orang ahli
terhadap model yang dikembangkan. Penilaian tersebut berupa angket
yang diberikan kepada setiap ahli untuk menilai kelayakan dari produk
yang dikembangkan. Cara yang digunakan untuk mengambil skor
adalah sebagai berikut:
1. Ahli sepakbola
Terdapat 1 instrumen penilaian yang diberikan kepada ahli
sepakbola untuk menilai kelayakan produk yang dihasilkan. Pada
setiap instrument terdapat 5 pilihan nilai mulai yang paling baik
49
dengan skor 5 dan yang terkecil dengan skor 1.cara menskor hasil
dari seluruh instrument penilaian adalah sebagai berikut:
∑ = 100%2. Ahli Pembelajaran
Terdapat 1 instrumen penilaian yang diberikan kepada ahli
pembelajaran untuk menilai kelayakan produk yang dihasilkan.
Pada setiap instrument terdapat 5 pilihan nilai mulai yang paling
baik dengan skor 5 dan yang terkecil dengan skor 1.cara menskor
hasil dari seluruh instrument penilaian adalah sebagai berikut:
∑ = 100%3. Ahli Bahasa
Terdapat 1 instrumen penilaian yang diberikan kepada ahli bahasa
untuk menilai kelayakan produk yang dihasilkan. Pada setiap
instrument terdapat 5 pilihan nilai mulai yang paling baik dengan
skor 5 dan yang terkecil dengan skor 1.cara menskor hasil dari
seluruh instrument penilaian adalah sebagai berikut:
∑ = 100%
50
Analisis Persentase Hasil Evaluasi Oleh Ahli
PROSENTASE KETERANGAN MAKNA
80% - 100% VALID LAYAK DIGUNAKAN
60% - 79% CUKUP VALID LAYAK DIGUNAKAN
50% - 59% KURANG VALID DIPERBAIKI
< 50% TIDAK VALID DIPERBAIKI
Tabel. 1. Persentase Hasil Evaluasi
e. Implementasi Model
Implementasi produk hasil akhir penelitian riset dan pengembangan
model berupa model latihan passing sepakbola untuk dapat
dipergunakan setelah kelayakan dan keefektifan model latihan passing
tersebut di ketahui. Dalam beberapa periode tertentu latihan passing
sepakbola dapat digunakan dan di implementasikan di Sekolah
Menengah Pertama pada proses latihan sepakbola khususnya teknik
passing.
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ahli sepakbola,
pembelajaran, dan media dengan kuisioner di dapat nilai dari ahli sepakbola
adalah, ahli pembelajaran, dan ahli bahasa. Kesemuanya dinyatakan valid dan
layak. Hasil perhitungan rata - rata dari ke 3 ahli adalah dinyatakan valid dan
layak untuk digunakan dalam menunjang proses latihan passing pada
permainan sepakbola khususnya tingkat SMP. Produk yang dihasilkan adalah
berupa buku panduan latihan passing pada permainan sepakbola. Produk yang
dikembangkan berupa 5 variasi latihan passing, model latihan yang
dikembangkan berdasarkan aspek fisik yang mempengaruhi kemampuan
passing seperti kelincahan, kelentukan, dan power yang dikemas dan
disesuaikan dengan karakteristik siswa SMA dengan gambar serta penjelasan
yang mudah untuk dipahami.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian secara menyeluruh menunjukkan
bahwa produk model latihan passing ternyata secara keseluruhan layak dan
efektif digunakan. Maka implikasi dari hasil temuan tersebut adalah model
latihan passing sepakbola ini dapat digunakan oleh pengajar atau pelatih
sebagai panduan atau referensi bagi kegiatan latihan passing sepakbola karena
65
efektif untuk meningkatkan hasil keterampilan passing pada permainan
sepakbola.
C. Saran
Berdasarkan hasil pengembangan model latihan passing ini, maka perlu
dikemuka kan beberapa saran oleh peneliti sehubungan dengan produk yang
dihasilkan. Adapun saran - saran yang dikemukan meliputi saran pemanfaatan,
saran diseminasi, dan saran pengembangan lebih lanjut.
1. Saran Pemanfaatan
Produk pengembangan ini adalah model latihan passing sepakbola yang
dapat digunakan sebagai variasi latihan passing oleh pelatih atau pengajar,
dimana dalam pemanfaatannya perlu mempertimbangkan situasi, kondisi
dan sarana prasarana yang ada.
2. Saran Deseminasi
Dalam penyebarluasan pengembangan kesasaran yang lebih luas, peneliti
memberikan saran, antara lain:
a. Agar model Latihan passing sepakbola ini dapat digunakan oleh para
pelatih dan guru, maka sebaiknya di cetak lebih banyak lagi, sehingga
nanti nya para pelatih dan guru dapat memahami dengan baik,
sehingga dapat mengaplikasikannya dan menjadikannya proses yang
efektif dan efisien.
3. Saran Pengembangan Lebih Lanjut
Dalam mengembangkan penelitian ini kearah lebih lanjut, peneliti
mempunyai beberapa saran, sebagai berikut :
66
a. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih
luas, baik itu dari jumah subyek maupun jumlah SMP yang digunakan
sebagai kelompok uji coba.
b. Harapannya hasil pengembangan model latihan passing sepakbola ini
dapat disebarluaskan keseluruh guru-guru pendidikan jasmani di
Indonesia dan pelatih sepakbola. Demikian saran - saran terhadap
pemanfaatan, deseminasi, maupun pengembangan produk.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Balai Pustaka. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikbud. Jakarta.
Borg Walter R., and Gall M.D. 1983. Educational Research: An Introduction.
Longman Inc, New York.
Dahar, R.W. 2001. Teori – Teori Belajar. Erlangga, Bandung.
Darmadi, Hamid. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.
Dinata, Marta. 2007. Dasar – Dasar Mengajar Sepakbola. Cerdas Jaya, Jakarta.
Djamal, M. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Gifford, Clive. 2007. Keterampilan SepakBola. Pt Intan Sejati, Klaten.
Gunawan, Imam. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Bumi Aksara,
Jakarta.
Josep A. Luxbacher. 1999. Sepakbola Taktik dan Teknik Bermain. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Lutan, R. 2009. Belajar Keterampilan dan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud. Dirjendikti, Jakarta.
Mengajar Pendidikan Jasmani ( Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah
Dasar).Depdiknas, Jakarta.
Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola. Pakar Raya, Bandung.
Mutohir C. 2003. Metodik Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
67
Salim, Agus. 2008. Buku Pintar Sepakbola. Rosda, Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodah. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja
Resda karya, Bandung.
Subagiyo. 2003. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.
Syarifudin. 2008. Pokok – Pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan
Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Slameto. 2005. Belajar dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Tarigan, Herman. 2019. Belajar Gerak dan Aktivitas Ritmik Anak – Anak. Penerbit
Hamim Grup, Metro Lampung.