model efektivitas pembelajaran sap erp hcm pada program studi

9
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012 PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936 |183 1397 Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi S1 Manajemen Universitas Widyatama Oktri Mohammad Firdaus Gin Gin Ginanjar Trisye Rizkiyana Dewi Purnamasari Fitria Muliati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyatama Bandung Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung E-mail: [email protected] ABSTRAKS Pelaksanaan program sertifikasi SAP di lingkungan Universitas Widyatama Bandung memberikan warna baru dalam proses perkuliahan yang ada selama ini. Program sertifikasi SAP di Universitas Widyatama ini dimulai pada tahun 2008 yang lalu. Hal yang melatarbelakangi penerapan program sertifikasi SAP di Universitas Widyatama adalah semakin tingginya kebutuhan industri akan lulusan yang tidak hanya berbekalkan ijazah dan transkrip nilai, melainkan dituntut memiliki keahlian yang sesuai dengan standar internasional. Program sertifikasi SAP yang terintegrasi dengan kurikulum berjalan diantaranya ada SAP Human Capital Management (SAP ERP HCM). Paper ini fokus pada proses eksplorasi hal-hal yang mendukung keberhasilan program sertifikasi SAP ERP HCM ini. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan penyebaran kuesioner kepada 150 responden dari total 247 mahasiswa peserta SAP ERP HCM pada semester ganjil tahun akademik 2011/2012. Penelitian ini mengembangkan dari 3 (tiga) model dasar yaitu theory of reasoned action (TRA), theory of planned behavior (TPB) dan technology acceptance model (TAM). Proses pengembangan model dan pengolahan datanya menggunakan structure equational modeling (SEM) dengan bantuan software AMOS 5.0.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perceived usefulness merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat penerimaan SAP ERP HCM dimata peserta didik yaitu mahasiswa dan keinginan mahasiswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Hal ini sangat berguna bagi ERP center maupun Program Studi dalam proses perbaikan pelaksanaan program sertifikasi SAP khususnya untuk SAP ERP HCM. Kata Kunci: TRA, TPB, TAM, ERP, SAP ERP HCM PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat khususnya sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang berdampak baik secara langsung maupun tidak terhadap seluruh sendi-sendi kehidupan. Dunia pendidikan juga tidak luput dari dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini. Salah satu bukti imbasnya adalah hampir sebagian besar proses perkuliahan sudah didukung oleh perangkat multimedia, kemudian juga sudah mulai diterapkannya metode e-learning, serta adanya program sertifikasi internasional untuk penguasaan software seperti Microsoft DAT, Oracle, IBM DB2 dan yang paling populer di beberapa kampus khususnya di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya adalah program sertifikasi SAP. Program sertifikasi SAP begitu terasa gaungnya dimana-mana selain dikarenakan aktivitas promosi yang cukup gencar juga jumlah perusahaan di dunia khususnya di Indonesia yang menggunakan SAP sebagai software terintegrasi dalam operasional perusahaannya membuat kebutuhan akan lulusan perguruan tinggi yang memiliki bekal sertifikat SAP menjadi semakin meningkat. Oleh karena itu secara tidak langsung perguruan tinggi yang ingin lulusannya mudah bekerja dan dapat diserap oleh sebagian besar perusahaan baik lokal maupun internasional yang sudah mengimplementasikan SAP mau tidak mau harus mulai aktif dalam program sertifikasi SAP ini. Manfaat lainnya dari program sertifikasi SAP adalah perguruan tinggi yang bersangkutan dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan tambahan yang berasal dari industri sehingga dapat memperkaya khazanah kurikulum yang sudah ada serta mahasiswanya selalu update akan perkembangan dunia industri secara menyeluruh. Selain itu juga dosen-dosen pengajar program sertifikasi SAP mendapatkan kesempatan untuk magang di beberapa perusahaan yang telah mengimplementasikan SAP, dengan kata lain dosen yang bersangkutan tidak hanya menguasai SAP teoritis namun juga secara praktisnya.

Upload: hoangkhue

Post on 12-Jan-2017

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

PROCEEDINGSISSN- 2252-3936

|183 1397

Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi S1 Manajemen Universitas Widyatama

Oktri Mohammad Firdaus

Gin Gin Ginanjar Trisye Rizkiyana

Dewi Purnamasari Fitria Muliati

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Widyatama Bandung Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen

Universitas Widyatama Bandung E-mail: [email protected]

ABSTRAKS Pelaksanaan program sertifikasi SAP di lingkungan Universitas Widyatama Bandung memberikan warna baru dalam proses perkuliahan yang ada selama ini. Program sertifikasi SAP di Universitas Widyatama ini dimulai pada tahun 2008 yang lalu. Hal yang melatarbelakangi penerapan program sertifikasi SAP di Universitas Widyatama adalah semakin tingginya kebutuhan industri akan lulusan yang tidak hanya berbekalkan ijazah dan transkrip nilai, melainkan dituntut memiliki keahlian yang sesuai dengan standar internasional. Program sertifikasi SAP yang terintegrasi dengan kurikulum berjalan diantaranya ada SAP Human Capital Management (SAP ERP HCM). Paper ini fokus pada proses eksplorasi hal-hal yang mendukung keberhasilan program sertifikasi SAP ERP HCM ini. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan penyebaran kuesioner kepada 150 responden dari total 247 mahasiswa peserta SAP ERP HCM pada semester ganjil tahun akademik 2011/2012. Penelitian ini mengembangkan dari 3 (tiga) model dasar yaitu theory of reasoned action (TRA), theory of planned behavior (TPB) dan technology acceptance model (TAM). Proses pengembangan model dan pengolahan datanya menggunakan structure equational modeling (SEM) dengan bantuan software AMOS 5.0.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perceived usefulness merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat penerimaan SAP ERP HCM dimata peserta didik yaitu mahasiswa dan keinginan mahasiswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Hal ini sangat berguna bagi ERP center maupun Program Studi dalam proses perbaikan pelaksanaan program sertifikasi SAP khususnya untuk SAP ERP HCM.

Kata Kunci: TRA, TPB, TAM, ERP, SAP ERP HCM   PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat khususnya sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang berdampak baik secara langsung maupun tidak terhadap seluruh sendi-sendi kehidupan. Dunia pendidikan juga tidak luput dari dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini. Salah satu bukti imbasnya adalah hampir sebagian besar proses perkuliahan sudah didukung oleh perangkat multimedia, kemudian juga sudah mulai diterapkannya metode e-learning, serta adanya program sertifikasi internasional untuk penguasaan software seperti Microsoft DAT, Oracle, IBM DB2 dan yang paling populer di beberapa kampus khususnya di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya adalah program sertifikasi SAP.

Program sertifikasi SAP begitu terasa gaungnya dimana-mana selain dikarenakan aktivitas promosi yang cukup gencar juga jumlah perusahaan di dunia khususnya di Indonesia yang menggunakan SAP sebagai software terintegrasi dalam operasional perusahaannya membuat kebutuhan akan lulusan perguruan tinggi yang memiliki bekal sertifikat SAP menjadi semakin meningkat. Oleh karena itu secara tidak langsung perguruan tinggi yang ingin lulusannya mudah bekerja dan dapat diserap oleh sebagian besar perusahaan baik lokal maupun internasional yang sudah mengimplementasikan SAP mau tidak mau harus mulai aktif dalam program sertifikasi SAP ini. Manfaat lainnya dari program sertifikasi SAP adalah perguruan tinggi yang bersangkutan dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan tambahan yang berasal dari industri sehingga dapat memperkaya khazanah kurikulum yang sudah ada serta mahasiswanya selalu update akan perkembangan dunia industri secara menyeluruh. Selain itu juga dosen-dosen pengajar program sertifikasi SAP mendapatkan kesempatan untuk magang di beberapa perusahaan yang telah mengimplementasikan SAP, dengan kata lain dosen yang bersangkutan tidak hanya menguasai SAP teoritis namun juga secara praktisnya.

Page 2: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

1398 METODOLOGI PENELITIAN|  

Universitas Widyatama adalah salah satu perguruan tinggi di kota Bandung yang telah aktif menyelenggarakan program sertifikasi SAP dari tahun 2008 sampai dengan sekarang. Program sertifikasi SAP di Universitas Widyatama tidak saja sekedar kegiatan tambahan selain kurikulum yang sudah ada, melainkan sudah ada dalam kurikulum yang ada khususnya untuk modul SAP Fundamental pada program studi S1 Akuntansi, S1 Manajemen, S1 Teknik Industri, S1 Teknik Informatika, S1 Sistem Informasi dan D3 Akuntansi. Modul SAP yang sudah diselenggaran Universitas Widyatama melalui ERP Center adalah SAP Fundamental, SAP Human Capital Management, SAP Controlling, SAP Financial, dan SAP ABAP.

Fokus penelitian ini pada pelaksanaan program sertifikasi SAP Human Capital Manajemen (SAP ERP HCM) di Program Studi S1 Manajemen. Berbeda dengan SAP Fundamental, pelaksanaan SAP ERP HCM baru dimulai pada semester ganjil tahun akademik 2010/2011. Pelaksanaan yang masih relatif baru (2 angkatan lulusan SAP ERP HCM) tentu saja masih terdapat banyak kekurangan dan masalah yang tidak saja membuat tidak nyaman bagi dosen namun juga dirasakan oleh mahasiswa. Permasalahan yang sering muncul antara lain adalah: (1) dukungan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang belum konsisten baik dari segi kualitas akses maupun kemampuan server dalam mendukung perkuliahan SAP ERP HCM ini, (2) rasio perbandingan jumlah dosen yang tersertifikasi SAP ERP HCM dengan jumlah mahasiswa peserta (sebagai informasi jumlah dosen tersertifikasi SAP ERP HCM adalah 4 orang , sedangkan rata-rata jumlah peserta per tahun dikisaran 250-300 orang), (3) kemampuan asisten dosen dalam membantu pelaksanaan perkuliahan SAP ERP HCM khususnya pada saat praktikum dilaksanakan di laboratorium, serta (4) sebagian besar mahasiswa tidak mempersiapkan diri dengan baik sebelum proses perkuliahan SAP ERP HCM ini dimulai. Hal-hal tersebut diatas yang menjadi dasar penelitian ini ada untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program ini dan hasilnya lebih dapat dipertanggungjawabkan (kuantitatif).

STUDI LITERATUR Theory of Reasoned Action (TRA)

Theory of Reasoned Action (TRA)ini menunjukkan bahwaperilaku seseorangditentukan olehnya atauniatnyauntuk melakukanperilaku danbahwa niatini, pada gilirannya, fungsi darisikapseseorang dannorma subyektifterhadapperilaku(Fishbein &Ajzen, 1975). ModelTRAdidasarkanpada premisbahwa manusia adalahrasional danbahwa perilakuyang dieksplorasiberada di bawah pengendaliankehendak(Fishbein &Middlestadt, 1997). Menurut teori ini, perilaku tertentuditentukan olehkombinasi dari empatkomponen:sasaran,tindakan, konteks, dan waktu (kebijaksanaan) (Ajzen, 2001). Sikap dannorma subyektifmembentukniatseseoranguntuk melakukansuatu perilaku.Akhirnya, niat seseorangmenentukan perilakusebenarnyayang diinginkan.TRAmemberikan kerangka untukmenghubungkanmasing-masing variabeldi atasbersama-sama.Karenaprestasi yang luar biasadalam mengembangkanmodel prediktifperilaku,TRAtelahditerapkan padaberbagai bidangpenelitian termasukpsikologi,manajemen, pemasaran, dan area kesehatan (Chang, 1998; Fortin, 2000; Sheppardet al,1988.; Wilson,Zenda, McMaster, &Lavelle, 1992).

Gambar 1 Model Theory of Reason Action (Fishbein &Ajzen, 1975)

Theory of Planned Behavior (TPB) Model TPB merupakan pengembangan dari model TRA dengan cara menggabungkan konstruksi

tambahan, yaitu kontrol perilaku yang dirasakan, untuk menjelaskan situasi di mana seorang individu tidak memiliki kontrol yang besar atas perilaku yang ditargetkan (Ajzen, 1991). Bahkan orang dalam sebuah organisasi yang sangat termotivasi oleh sikap sendiri dan norma subyektif, mungkin tidak benar-benar melakukan perilaku karena intervensi kondisi organisasi. Kontrol perilaku yang dirasakan mengacu pada persepsi orang tentang kemudahan atau kesulitan melakukan perilakunya (Ajzen, 1991). Konsep kontrol perilaku yang dirasakan adalah yang paling kompatibel dengan Konsep Bandura (1982) yang dirasakan manfaat nyatanya. Kontrol perilaku yang dirasakan memiliki efek langsung terhadap niat perilaku dan tindakan dalam model TPB. Sedangkan peneliti lainnya yang mencoba memodifikasi model TRA dan TPB dengan pembahasan lebih komprehensif dilakukan oleh Ryu dkk. (2003).

Page 3: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

PROCEEDINGSISSN- 2252-3936

|183 1399

Gambar 2 Model Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)

Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model(TAM) yangdikembangkanoleh Davis(1989)menjelaskanperilaku

penggunaankomputer.Dasar teoritisdarimodel ini adalahFishbein danAjzen(1975)melalui Theory of Reasoned Action (TRA). Tujuan dari TAM adalah untuk memberikan penjelasan tentangfaktor-faktor penentu penerimaan komputer yang umum, mampu menjelaskan perilaku pengguna di berbagai baik pengguna akhir teknologi komputasi dan populasi pengguna, sementara padasaat yang sama secara teoritis dibenarkan (Davisdkk, 1989).

Gambar 3 Technology Acceptance Model (Venkatesh &Davis, 1996)

Enterprise Resources Planning (ERP) Enterprise Resource Planning(ERP) dan pendahulunya,ManufacturingResource Planning(MRP II)

membantu untuk mengubahlanskapsuatu industri(Wallace&Kremzar, 2001). Inimembuat perbaikanyang mendalammungkin dalamcara pengelolaan perusahaanmanufaktur. Hal ini merupakan kontributor yangkuat untukkinerjaluar biasaekonomi Amerikatahun 1990-andan munculnyaEkonomi Baru. Setengah abaddari sekarang,ketika sejarahindustridefinitifabad kedua puluhyangditulissepuluh, evolusi ERP akandilihatsebagai peristiwaDAS(Wallace&Kremzar, 2001).

Enterprise Resource Planning(ERP)memprediksidanmenyeimbangkanpermintaan dan penawaran.Ini adalahsetperusahaan yang terdiri dari peramalan, perencanaan, dan penjadwalan (Wallace &Kremzar, 2001): (1) linkpelanggan dan pemasokke dalamrantaipasokan yang lengkap, (2) menggunakanprosesyang telah terbukti untukpengambilan keputusan,dan(3)koordinatpenjualan,pemasaran, operasi, logistik, pembelian, keuangan, pengembangan produk, dan manusiasebagaisumber.

Enterprise Resource Planningadalahhasillangsung danperpanjanganPerencanaanSumber Daya Manufakturdan, dengan demikian, mencakup semuakemampuanMRPII(Wallace&Kremzar, 2001). ERP adalahlebih kuatdalam hal: a) menerapkansatu setalatperencanaan sumber dayadi seluruh perusahaan, b) menyediakan real-timeintegrasipenjualan,operasi,dan data keuangan, dan c) menghubungkan pendekatan perencanaan sumber dayauntuk pasokandiperpanjangrantaipelanggan dan pemasok(Wallace&Kremzar, 2001). SAP ERP Human Capital Management (SAP ERP HCM)

SAP ERP Human Capital Management (SAP ERP HCM) menyediakan fitur dan fungsi yang dapat membantu kita dalam mengelola proses bisnis sebagai berikut berikut (http://sap.com): (1)Pengiriman Layanan - Pastikan bahwa karyawan Anda dapat dengan mudah mengakses data penting, aplikasi, dan alat-alat analisis mereka butuhkan untuk melakukan fungsi pekerjaan mereka secara efisien dan efektif - sementara mendukung model shared-jasa sumber daya manusia, keuangan, dan proses penting lainnya. SAP ERP menawarkan akses berbasis peran dan jasa. Ditambah dengan aplikasi mobile dari SAP memungkinkan karyawan di lapangan untuk melaporkan waktu dan biaya offline, (2)Manajemen Bakat - Dukungan orang selama setiap tahap pekerjaan mereka - dari perekrutan melalui pelatihan, dan pengembangan retensi. Cari orang yang tepat, menempatkan bakat terbaik mereka dalam rangka menggunakan, menyelaraskan tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan,

Page 4: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

1400 METODOLOGI PENELITIAN|  

memaksimalkan dampak pelatihan, dan mempertahankan top performer. Dengan SAP ERP HCM, kita dapat mengembangkan dan menyebarkan bakat lebih cepat dan fleksibel dari sebelumnya. Solusi ini mendukung dan mengintegrasikan semua proses manajemen bakat - sehingga kita dapat menarik, memperoleh, mendidik, dan mengembangkan bakat; mengidentifikasi dan mengembangkan pemimpin masa depan, dan menyelaraskan dan memotivasi bakat dengan tujuan secara keseluruhan, (3)Core SDM dan penggajian - Merampingkan dan mengintegrasikan proses tenaga kerja penting seperti administrasi karyawan, manajemen organisasi, manajemen waktu, manfaat, penggajian, dan pelaporan hukum. Dengan SAP ERP HCM, kita dapat melakukan standarisasi dan mengkonsolidasikan semua proses tenaga kerja terkait dan data ke satu platform, sambil memastikan kepatuhan terhadap peraturan daerah dan hukum. Solusinya adalah dibangun di atas platform global disesuaikan untuk negara-spesifik kepatuhan hukum dan praktik terbaik. Kita dapat beroperasi dengan bahasa lokal, mata uang, praktik terbaik, dan persyaratan peraturan di fasilitas di seluruh dunia, dan (4)Analisis Tenaga Kerja - Menggunakan analisis yang komprehensif SAP untuk membantu kita merencanakan, mengukur, dan menyelaraskan tujuan, bukan hanya dalam departemen SDM, tetapi dengan strategi bisnis secara keseluruhan untuk memungkinkan keputusan bisnis yang lebih baik dan pertumbuhan.

Gambar 4 Skema SAP Human Capital Management (sumber: sap.com)

METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan cara menyebar kuesioner kepada responden yang merupakan mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Widyatama yang mengambil mata kuliah SAP Human Capital Management (ERP HCM) pada semester Ganjil Tahun Akademik 2011/2012. Jumlah sampel didalam penelitian ini adalah sebanyak 150 orang (dari total 247 orang mahasiswa yang mengambil SAP ERP HCM). Penentuan jumlah sampel ini menggunakan metode Slovin dengan tingkat kepercayaan sebesar 5% (Hair dkk., 1998). Kuesioner ini terdiri dari 2 (dua) jenis pertanyaan yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Penyebaran kuesioner awal dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2012, sedangkan penyebaran kuesioner secara keseluruhan dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2012 sampai dengan 10 Februari 2012. Dari 150 kuesioner yang disebar, ternyata kuesioner yang diisi dengan sempurna hanya berjumlah 132 kuesioner (88%). Sedangkan sisanya sebanyak 18 kuesioner (12%) tidak diisi dengan sempurna (baik pada bagian I data umum responden maupun pada bagian II pertanyaan penelitian).

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan model TRA, TPB dan TAM yang sudah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya, maka model penelitian ini terdiri dari 5 (lima) anteseden yaitu attitude, subjective norm, perceived behavioral control, perceived usefulness, dan perceived ease of use seperti dijelaskan pada gambar 5 dibawah ini. Pada gambar 5 dijelaskan bahwa tujuan akhir dari penelitian ini adalah ingin mengetahui keinginan mahasiswa dalam mempelajari SAP ERP HCM lebih lanjut.

Page 5: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

PROCEEDINGSISSN- 2252-3936

|183 1401

Attitude

Perceived Behavioral Control

Perceived Usefulness

Perceived Ease of Use

Subjective Norm

Student’s Intention to Learn SAP ERP HCM

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 5 Model Penelitian

Dalam rangka mempermudah menjawab pertanyaan penelitian, maka dalam penelitian dilengkapi oleh beberapa hipotesis penelitian, yaitu: H1 Attitude mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk mempelajari SAP ERP HCM lebih lanjut H2 Subjective norm mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk mempelajari SAP ERP HCM lebih

lanjut H3 Perceived behavioral control mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk mempelajari SAP ERP

HCM lebih lanjut H4 Perceived usefulness mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk mempelajari SAP ERP HCM lebih

lanjut H5 Perceived ease of use mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk mempelajari SAP ERP HCM

lebih lanjut

Tabel 1 Profil Responden

Ukuran

Item

Jumlah

Persentase

(%)

Usia

Jenis Kelamin

Alasan

mengambil SAP HCM

Bidang

Konsentrasi

Nilai SAP Fundamental

Cara belajar SAP HCM

Dibawah 18 tahun 19-20 tahun 21-22 tahun Diatas 22 tahun Laki-laki Perempuan Keinginan sendiri Saran dosen wali Ajakan teman Man. Keuangan Man. Pemasaran Man. SDM Man. Operasi A B Belum diambil

-

90 41 1

60 72

82 45 5

22 40 70 -

71 60 1

85 20

-

68,18 31,06 0,75

45,45 54,54

62,12 34,09 3,78

16,67 30,30 53,03

-

53,78 45,45 0,75

64,39 15,15

Page 6: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

1402 HASIL DAN PEMBAHASAN|  

Kemampuan Komputer

Kemampuan B.Inggris

Media Komunikasi

Dikelas saja Kelompok belajar Internet Kurang Cukup Baik Sangat Baik Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tatap muka Telepon SMS/BBM Email/Milis Kuliah umum Facebook/Twitter TOTAL

27

7 50 63 12

18 75 32 7

78 15 30 25 1 2

132

20,45

5,30 37,87 47,72 9,09

13,63 56,81 24,24 5,30

59,09 11,36 22,72 18,93 0,75 1,51

100,00

Tabel 2 Hasil Test Internal Validity dan Convergen Validity

Latent construct Item Internal reliability Convergen validity

Cronbach α Item-total corellation

Factor loadinga

Composite reliability

Variance extracted

Student’s Intention to Learn SAP ERP HCM Attitude Subjective Norm Perceived Behavioral Control Perceived Usefulness Perceived Ease of Use

IT1 IT2

AT1 AT2 AT3

SN1 SN2 SN3 SN4

PBC1 PBC2 PBC3 PBC4

PU1 PU2 PU3 PU4

PEU1 PEU2 PEU3

0,8892

0,9011

0,8043

0,8178

0,9118

0,7032

0,7933 0,7412

0,8111 0,7353 0,7732

0,8084 0,7712 0,6934 0,7227

0,7463 0,6921 0,7190 0,6344

0,8291 0,7893 0,8015 0,7483

0,6449 0,7003 0,6936

0,805 0,793

0,815 0,831 0,777

0,793 0,731 0,664 0,747

0,699 0,643 0,721 0,703

0,831 0,869 0,794 0,733

0,611 0,773 0,677

0,889

0,902

0,867

0,805

0,973

0,852

0,872

0,923

0,899

0,796

0,944

0,782

Page 7: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

PROCEEDINGSISSN- 2252-3936

|183 1403

Hasil statistik deskriptif penelitian ini seperti yang dijelaskan pada tabel 1 menunjukkan bahwa untuk usia

responden terdiri dari 3 (tiga) kelompok yaitu usia 19-20 tahun sebanyak 90 orang (68,18%) yang merupakan kelompok usia paling dominan, hal ini sesuai dengan penempatan mata kuliah SAP ERP HCM pada semester V, sedangkan untuk usia 21-22 tahun sebanyak 41 orang (31,06%) dan terakhir kelompok usia diatas 22 tahun sebanyak 1 orang (0,75%). Pada kategori jenis kelamin terdiri laki-laki sebanyak 60 orang (45,45%) dan perempuan sebanyak 72 orang (54,54%), hal ini dikarenakan Prodi S1 Manajemen masih didominasi oleh kaum perempuan. Alasan utama mahasiswa mengambil mata kuliah SAP ERP HCM masih didominasi oleh keinginan sendiri sebanyak 62 orang (82,12%), saran dari dosen wali sebanyak 45 orang (34,09%) dan ajakan dari teman sebanyak 5 orang (3,78%).

SAP ERP HCM ini merupakan mata kuliah pilihan wajib untuk konsentrasi manajemen sumber daya manusia (SDM), hal ditunjukkan dengan jumlah sebanyak 70 orang (53,03%), akan tetapi bukan berarti mahasiswa dari konsentrasi yang lain tidak tertarik untuk mengambil kuliah SAP ERP HCM ini, ditunjukkan dengan konsentrasi Manajemen Pemasaran sebanyak 40 orang (30,30%) dan Manajemen Keuangan sebanyak 22 orang (16,67%). Pada kategori nilai mata kuliah SAP Fundamental sebagai prasyarat utama mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah SAP ERP HCM menunjukkan mahasiswa yang memperoleh nilai A sebanyak 71 (53,78%) orang, mahasiswa yang memperoleh nilai B sebanyak 60 orang (45,45%) dan ada hal yang cukup mengejutkan yaitu ada 1 orang (0,75%) mahasiswa yang belum mengambil SAP Fundamental, akan tetapi diperbolehkan untuk mengambil SAP ERP HCM. Hal ini bisa saja terjadi tidak hanya pada 1 orang saja, dikarenakan masih ada sisa sekitar 97 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah SAP ERP HCM akan tetapi tidak menjadi responden penelitian ini. Berkaitan dengan cara mahasiswa dalam mempelajari SAP ERP HCM selama ini masih mengandalkan hanya pertemuan di kelas saja yaitu sebanyak 85 orang (64,39%), sedangkan selain pertemuan di kelas ditambah dengan belajar kelompok sebanyak 20 orang (15,15%) serta yang ditambah dengan ekplorasi lebih lanjut di internet sebanyak 27 orang (20,45%). Salah satu faktor yang cukup penting mendukung kelancaran proses pembelajaran SAP ERP HCM ini adalah kemampuan mahasiswa mengoperasikan komputer. Pada kategori ini menunjukkan hasil bahwa masih ada mahasiswa yang termasuk kedalam kategori kurang sebanyak 7 orang (5,30%)kategori cukup sebanyak 50 orang (37,87%), kategori baik sebanyak 63 orang (47,74%) dan kategori sangat baik sebanyak 12 orang (9,09%).Hal yang hampir sama juga terdapat pada kategori penguasaan bahasa Inggris yang merupakan bahasa pengantar utama didalam modul-modul SAP. Responden yang termasuk kategori kurang berjumlah 18 orang (13,63%), kategori cukup 75 orang (56,81%), kategori baik 32 orang (24,24%) dan kategori sangat baik hanya berjumlah 7 orang (5,30%), walaupun pengelompokkan kemampuan bahasa Inggris ini hanya berdasarkan persepsi responden dan tidak melalui proses ujian khusus untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris yang sebenarnya. Kategori terakhir yang diteliti adalah mengenai media komunikasi yang digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan konsultasi dengan dosen maupun asisten terbagi menjadi 6 (enam) jenis, yaitu yang menggunakan media tatap muka, telepon, SMS/BBM, email/milis, kuliah umum, dan media jejaring sosial seperti facebook maupun twitter. Pada kategori ini sebagian besar mahasiswa masih memilih tatap muka secara langsung yaitu sebanyak 78 orang (59,09%), lalu disusul oleh media SMS/BBM sebanyak 30 orang (22,72%). Hal yang cukup mengherankan adalah mahasiswa peserta perkuliahan SAP ERP HCM ini sangat minim memanfaatkan media jejaring sosial dalam berkomunikasi dengan dosen maupun asisten yaitu hanya sebanyak 2 orang (1,51%).

Page 8: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

1404 HASIL DAN PEMBAHASAN|  

Gambar 6 Model confirmatory factor analysis Konsistensireliabilitas internaluntukunidimensionalityujidinilai denganalphaCronbachdan item-total

korelasi. Nilaialphayang dihasilkanberkisar0,7032-0,9118, yang di atas ambang batasyang dapat diterima(0,70) disarankan olehNunnallydan Bernstein(1994) dalam Ryu dkk. (2003).Karena setiapkonstruklatendiukur denganmulti-item, ujivaliditas konstrukdilakukan. Adabanyak aspekvaliditas konstrukyang telah diusulkandalam literaturpsikometri(Bagozzi, Yi, &Philips, 1991 dalam Ryu dkk., 2003).Validitaskonvergen,sejauh manabeberapa upaya untukmengukurkonsep yang samaberada dalam perjanjian, dievaluasidengan memeriksaloadingfaktordalam setiapkehandalan,konstrukkomposit,dan variansdiekstraksi(Hair dkk., 1998).Kami menggunakanconfirmatory factor analysis(CFA) dengan AMOS5.0untuk menguji validitaskonvergen untuk setiapkonstruk. ModelCFAditunjukkanpada Gambar6.Semuafaktor loadingsyangberkisar antara0,611(PEU1) dan0,869(PU2), dan inilebih besar dari tingkatyang direkomendasikan0,29yang didasarkan pada100sampel dandengan tingkat signifikansi0,05(Hair dkk., 1998). Semuareliabilitaskompositdan varians-ekstrak ukurankonstruksimelebihi tingkatyang direkomendasikan masing-masing bernilai0,8dan 0,5.Tabel2 merangkumhasilreliabilitas internaldan validitaskonvergen untukkonstruksi.

Analisis secara keseluruhan dari penelitian adalah menunjukkan bahwa variabel perceived usefulness (PU) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap student’s intention to learn SAP ERP HCM. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih memiliki keinginan yang tinggi untuk mempelajari SAP ERP HCM lebih lanjut karena nilai manfaat yang akan diperolehnya pada saat lulus nanti. Nilai manfaat yang dimaksud adalah bahwa setelah mereka lulus dan memiliki sertifat SAP ERP HCM maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar tidak hanya lokal tapi juga global yang sudah mengimplementasikan SAP jauh lebih besar dibandingkan lulusan yang tidak memiliki sertifikat tersebut. Karena di beberapa perusahaan besar khususnya yang bergerak di bidang jasa, modul SAP ERP HCM ini merupakan salah satu modul yang banyak digunakan khususnya berkaitan dengan mekanisme payroll.Sedangkan variabel yang tingkat pengaruhnya paling rendah terhadap student’s intention to learn SAP ERP HCMadalah variabel perceived ease of use (PEU). Hal ini disebabkan oleh pendapat sebagian besar mahasiswa yang mengikuti perkuliahan SAP ERP HCM ini mengeluhkan sulitnya memahami beberapa perintah yang ada di dalam user interface SAP dikarenakan tampilan dan aturannya sangat berbeda dengan produk-produk Microsoft yang sudah sangat familiar dimata mereka. Selain itu juga faktor masih lemahnya penguasaan bahasa Inggris mahasiswa membuat mereka sering kali mengalami kesulitan dalam memahami maksud perintah yang ada pada SAP ERP HCM ini.

Temuan lain dari penelitian ini yang tidak kalah penting adalah kemampuan dosen dan asisten dalam proses pembelajaran masih perlu dievaluasi dan diperbaiki lagi, artinya ada hal nyata yang perlu dilakukan antara lain adalah dengan memberikan kesempatan kepada dosen maupun asisten untuk ikut dalam kegiatan magang di perusahaan-perusahaan yang sudah mengimplementasikan SAP ERP HCM, sehingga pada saat pertemuan dikelas nantinya dosen dan asisten tidak hanya terpaku pada penyampaian materi yang ada di modul saja, melainkan juga dapat berbagi pengalaman praktis selama mengikuti kegiatan magang tersebut. Alternatif solusi yang lainnya adalah perlunya suatu ruangan khusus yang diperuntukkan untuk dosen maupun asisten dalam melakukan eksplorasi lebih lanjut tentang SAP ERP HCM ini, sehingga dosen dan asisten akan lebih siap menghadapi hal-hal yang kemungkinan terjadi pada saat proses pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan masalah teknis di software SAP ERP HCM. Harapannya adalah bahwa dengan dilakukan evaluasi dan perbaikan yang komprehensif akan membuat suasana pembelajaran SAP ERP HCM menjadi lebih menarik dan mahasiswa benar-benar merasakan manfaatnya secara langsung. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabelperceived usefulness (PU) merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat penerimaan SAP ERP HCM dimata peserta didik yaitu mahasiswa dan keinginan mahasiswa untuk mempelajari lebih lanjut tentang SAP ERP HCM ini. Hal ini sangat berguna bagi ERP center maupun Program Studi dalam proses perbaikan pelaksanaan program sertifikasi SAP khususnya untuk SAP ERP HCM. Hal lain yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa masih perlu diperbaikinya sistem perwalian khususnya untuk melakukan deteksi dini terhadap mahasiswa yang belum lulus SAP Fundamental akan tetapi bisa mengambil SAP Human Capital Management. Hal ini selain sudah melanggar ketentuan baku yang ditetapkan oleh SAP secara internasional, juga dapat menjadi masalah khususnya bagi mahasiswa yang bersangkutan pada saat mengikuti perkuliahannya nanti. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes,

50, 179 – 211. Ajzen, I (2001). Constructing a TpB questionnaire: conceptual and methodo-logical considerations.

http://www.unix.oit.umass.edu/~aizen/tpb.htm. Bandura, A. (1982). Self-efficacy mechanism in human agency. American Psychologist, 37, 122 – 147

Page 9: Model Efektivitas Pembelajaran SAP ERP HCM Pada Program Studi

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

PROCEEDINGSISSN- 2252-3936

|183 1405

Chang, M. K. (1998). Predicting unethical behavior: a comparison of the theory of reasoned action and the theory of planned behavior. Journal of Business Ethics, 17(16), 1825 – 1834.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., and Warshaw, P. R. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models, Management Science, 35, 1989, pp. 982-1003.

Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: an introduction to theory and research. Reading, MA: Addison-Wesley.

Fishbein, M., & Middlestadt, S. (1997). A striking lack of evidence for nonbelief-based attitude formation and change: a response to five commentaries. Journal of Consumer Psychology, 6(2), 107 – 115.

Fortin, D. R. (2000). Clipping coupons in cyberspace: a proposed model of behavior for deal-prone consumers. Psychology and Marketing, 17, 515 – 534.

Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., & Black, W. C. (1998). Multivariate data analysis with readings (5th ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Ryu, S., Ho, S.H., & Han, I., (2003). Knowledge sharing behaviour of physicians in hospitals, Expert Systems with Applications 25 (113-122)

Sheppard, B. H., Hartwick, J., & Warshaw, P. R. (1988). The theory of reasoned action: a meta-analysis of past research with recommen-dations for modifications and future research. Journal of Consumer Research, 15(3), 325 – 343.

Venkatesh, V., & Davis, F.D. (1996). A Model of The Antecendents of Perceived ease of use: development and test. Decision Sciences, 27(3), 451-481.

Wallace, T.F., & Kremzar, M.H. (2001). ERP: Making it Happen. John Wiley & Sons Inc. Wilson, D., Zenda, A., McMaster, J., & Lavelle, S. (1992). Factors predicting Zimbabwean students’

intentions to use condoms. Psychol-ogy and Health, 7, 99 – 114. http://www.sap.com/solutions/businesssuite/erp/hcm/featuresfunctions/index.epx (diakses pada 4 Februari

2012).