model dan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin ...€¦ · model dan media pembelajaran...

18
1 Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning 1) Bagastian Adi Sindhupatty, 2) Sri Yulianto Joko Prasetyo Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No.52-60, Salatiga 50711, Indonesia E-mail: 1) [email protected], 2) sriyulianto@gmail.com Abstrak Lahar dingin merupakan bencana sekunder yang terjadi setelah letusan primer gunung api. Mitigasi bencana lahar dingin merupakan kegiatan penting terutama di daerah sekitar bencana. Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam penguatan pengetahuan tentang mitigasi, merupakan alternatif untuk penyebaran informasi. Media pembelajaran dibuat menggunakan metode active learning yang membantu pemahaman tentang mitigasi bencana lahar dingin. Media pembelajaran mengandung unsur didaktik yang dilengkapi dengan animasi, gambar dan suara. Target pengguna untuk perangkat ajar ini adalah untuk siswa Sekolah Menegah Pertama. Penerapan metode active learning membantu siswa untuk memecahkan suatu permasalahan yang menuntut cara berpikir tingkat tinggi dalam materi mitigasi bencana lahar dingin. Uji sistem dilakukan perbandingan antara pembelajaran secara konvensional dengan pembelajaran berbasis multimedia dan dikombinasikan dengan penerapan metode active learning, dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengaruh media pembelajaran terhadap nilai siswa, sehingga ada dua kelompok yaitu kelompok A pembelajaran secara konvensional dan kelompok B menggunakan media pembelajaran terjadi peningkatan nilai sebesar 0,689. Kata kunci: media pembelajaran, lahar dingin, active learning Abstract Cold lava is a secondary disaster that occurs after primary volcanic eruptions. Mitigation of cold lava is an important activity, especially in the area around the disaster. The use of instructional media as a tool in strengthening the knowledge of mitigation, is an alternative to the dissemination of information. Instructional media is made using active learning method to help understanding the mitigation of cold lava. Instructional media contains elements didactic that is equipped with animation, images and sound. Target users for this application is to teach students of junior high school. The application of active learning methods to help students to solve a problem that demands a high level of thinking in the material mitigation cold lava. Testing the system is carried out by comparing between the conventional learning with multimedia-based learning, and combining with the application of active learning methods, performing to determine the effectiveness and efficiency of the media's influence on the value of students' learning.There are two groups: group A conventional learning and group B instructional media increased value of 0.689. Keywords: learning media, cold lava, active learning 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staff pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

1

Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar

Dingin Menggunakan Metode Active Learning

1)

Bagastian Adi Sindhupatty, 2)

Sri Yulianto Joko Prasetyo

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro No.52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail: 1) [email protected],

2) [email protected]

Abstrak

Lahar dingin merupakan bencana sekunder yang terjadi setelah letusan primer gunung api.

Mitigasi bencana lahar dingin merupakan kegiatan penting terutama di daerah sekitar bencana.

Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam penguatan pengetahuan tentang

mitigasi, merupakan alternatif untuk penyebaran informasi. Media pembelajaran dibuat

menggunakan metode active learning yang membantu pemahaman tentang mitigasi bencana lahar

dingin. Media pembelajaran mengandung unsur didaktik yang dilengkapi dengan animasi, gambar

dan suara. Target pengguna untuk perangkat ajar ini adalah untuk siswa Sekolah Menegah

Pertama. Penerapan metode active learning membantu siswa untuk memecahkan suatu

permasalahan yang menuntut cara berpikir tingkat tinggi dalam materi mitigasi bencana lahar

dingin. Uji sistem dilakukan perbandingan antara pembelajaran secara konvensional dengan

pembelajaran berbasis multimedia dan dikombinasikan dengan penerapan metode active learning,

dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengaruh media pembelajaran terhadap nilai

siswa, sehingga ada dua kelompok yaitu kelompok A pembelajaran secara konvensional dan

kelompok B menggunakan media pembelajaran terjadi peningkatan nilai sebesar 0,689.

Kata kunci: media pembelajaran, lahar dingin, active learning

Abstract Cold lava is a secondary disaster that occurs after primary volcanic eruptions. Mitigation

of cold lava is an important activity, especially in the area around the disaster. The use of

instructional media as a tool in strengthening the knowledge of mitigation, is an alternative to the

dissemination of information. Instructional media is made using active learning method to help

understanding the mitigation of cold lava. Instructional media contains elements didactic that is

equipped with animation, images and sound. Target users for this application is to teach students

of junior high school. The application of active learning methods to help students to solve a

problem that demands a high level of thinking in the material mitigation cold lava. Testing the

system is carried out by comparing between the conventional learning with multimedia-based

learning, and combining with the application of active learning methods, performing to determine

the effectiveness and efficiency of the media's influence on the value of students' learning.There

are two groups: group A conventional learning and group B instructional media increased value

of 0.689.

Keywords: learning media, cold lava, active learning

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2)

Staff pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 2: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

2

1. Pendahuluan Mitigasi bencana merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penanggulangan

bencana, karena kegiatan ini merupakan kegiatan sebelum terjadinya bencana yang

dimaksudkan untuk mengantisipasi agar dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.

Masalah bencana perlu dilakukan upaya mitigasi yang komprehensif yaitu kombinasi

upaya struktur (pembuatan prasarana dan sarana pengendali) dan non struktur yang

pelaksanaannya harus melibatkan instansi terkait. Apapun upaya tersebut tidak akan

dapat membebaskan terhadap masalah bencana alam secara mutlak. Kunci keberhasilan

sebenarnya adalah keharmonisan antara manusia atau masyarakat dengan alam

lingkungannya [1].

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kerusakan adalah

pembelajaran mengenai mitigasi bencana itu sendiri. Salah satu kegiatan mitigasi bencana

yang strategis adalah pembelajaran atau pendidikan masyarakat[1]. Salah satunya adalah

penggunaan teknologi multimedia yang akan digunakan untuk pengetahuan mitgasi oleh

masyarakat sekitar daerah bencana. Media pembelajaran tersebut diuji cobakan kepada

siswa SMP Negeri 1 Selo.

Penerapan metode active learning pada penyampaian media pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap cara berpikir pemecahan masalah[2]. Metode active learning hanya

terbatas di sekolah saja, namun teknologi media pembelajaran tidak mengenal umur dan

tempat serta digunakan oleh semua orang di dunia ini. Alasan itulah maka media

pembelajaran menerapkan metode active learning mengenai mitigasi lahar dingin

diperlukan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini akan dirancang

sebuah model dan media pembelajaran yang mampu memberikan pengetahuan materi

terkait dengan mitigasi bencana lahar dingin dengan penerapan metode active learning.

Materi yang disampaikan dalam media pembelajaran ini berupa animasi interaktif dengan

pendekatan teori mitigasi lahar dingin.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian di Bidang Media Pembelajaran Penelitian terdahulu yang berjudul “Aplikasi Proses Terjadinya Erupsi Gunung

Berapi Berbasis Multimedia Interaktif”, penelitian yang membahas tentang aplikasi

media pembelajaran proses terjadinya erupsi gunung berapi yang digambarkan

menggunakan animasi interaktif. Penelitian tersebut dirancang dengan konsep media

pembelajaran, perangkat lunak yang digunakan Macromedia Flash 8, aplikasi multimedia

interaktif yang dirancang dengan menggunakan konsep pendidikan untuk pelajaran

Geografi khususnya erupsi gunung berapi [3].

Penelitian terdahulu yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas”, penelitian

yang membahas tentang bagaimana pengaruh multimedia interaktif dengan hasil belajar

siswa. Penelitian tersebut berisi tentang pembahasan pengembangan pembelajaran

dengan pemanfaatan multimedia interaktif dalam mununjang proses pengajaran guna

meningkatkan kualitas pembelajaran serta implementasi pembelajaran multimedia

interaktif [4].

Penelitian ini membahas tentang penerapan metode active learning dalam media

pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin. Penelitian ini juga membahas tentang

bagaimana peserta didik berpikir secara tingkat tinggi untuk memecahkan masalah

mitigasi bencana lahar dingin. Tujuannya untuk mempelajari proses bencana gunung

meletus dan lahar dingin melalui analisis rinci materi dan pemecahan masalah seputar

mitigasi bencana lahanr dingin. Active learning mempunyai peran penting dalam

Page 3: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

3

pengembangan cara berpikir tingkat tinggi yang berfungsi sebagai konsep dasar cara

berpikir untuk pemecahan masalah mitigasi bencan lahar dingin. Penelitian ini dapat

menjadi alat pembelajaran bagi siswa Sekolah Menengah Pertama terutama daerah

bencana.

Media Pembelajaran Secara sederhana istilah media dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar.

Sedangkan istilah pembelajaran adalah kondisi untuk membuat seseorang melakukan

kegiatan belajar[5]. Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan atau informasi

belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar atau berbagai jenis sumber

daya yang dapat difungsikan dalam proses pembelajaran, berdasarkan ruang lingkup

sumber belajar di atas, maka media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar

yang menakankan pada software atau perangkat lunak dan hardware atau perangkat keras

[5].

Pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, diperkuat oleh suatu teori yang

disebut dengan teori Kerucut Pengalaman [6]. Dalam teori ini keberhasilan belajar diukur

dengan kadar pengalaman belajar yang diperoleh siswa tergantung perlakuannya dalam

belajar, baik perlakuan pengajar atau aktivitas siswa ketika belajar. Secara sederhana

perolehan pengalaman belajar dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Teori Kerucut Pengalaman Belajar [6]

Gambar 1 dapat diketahui bahwa kedudukan media cukup penting artinya dalam

meningkatkan kadar informasi yang diingat (70%) dibandingkan dengan pembelajaran

melalui metode ceramah (20%).

Sumber pembelajaran yang disampaikan pendidik kepada pengajar berasal dari

buku yang berupa teks dan atau gambar yang disampaikan kepada siswa dengan narasi

dari pengajar tentang teks atau gambar.

Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda

untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, grafis,

animasi, dan video [7].

Mitgasi Bencana Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada tindakan

untuk mengurangi dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu

terjadi, termasuk kesiapandan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang[1].

Secara umum rincian penanggulangan bencana tersebut dapat diuraikan, yaitu

sebelum bencana (Prabencana), segala bentuk kegiatan pencegahan, penjinakan,

kesiapsiagaan terhadap kepanikan warga sekitar daerah bencana ataupun kerusakan

akibat bencana[1]. Selama bencana (Bencana), segala bentuk kegiatan responsif,

rehabilitasi terhadap warga, keperluan pengungsian dan jalur dan daerah evakuasi[1].

Sesudah bencana (Pascabencana), segala bentuk kegiatan rekonstruksi hingga

pembangunan daerah dampak bencana[1].

Page 4: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

4

Metode Active Learning Menurut Taksonomi Bloom pembelajaran seharusnya mengoptimalkan cara

berpikir tingkat tinggi dalam setiap contoh kasus yang ada[8]. Metode active learning

dimaksudkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga

semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan

karakteristik pribadi yang mereka miliki [10]. Penelitian ini dikembangkan untuk metode

active learning pada media pembelajaran agar peserta didik mempunyai kemampuan

berpikir tingkat tinggi yang mengacu pada Taksonomi Bloom.

Gambar 2 Diagram Taksonomi Bloom [8]

Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang

memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata

kunci itu adalah [9].

Mengingat, langkah ini menuntut peserta didik mengambil informasi yang telah

diingat dalam satu langkah dan menulisnya secara apa adanya. Memahami, langkah ini

menuntut peserta didik mengambil informasi dan menjelaskannya secara rinci. Dapat

dilihat apakah jawaban yang diberikan sudanh mengandung poin - poin penting.

Menerapkan, langkah ini menuntut peserta didik untuk mengambil informasi dan

menggunakannya untuk memecahkan masalah. Menganalisis, langkah ini menuntut

peserta didik mengambil informasi dan menerapkan untuk memcahkan masalah. Akan

tetapi informasi itu belum bisa memcahkan masalah, sehingga dibutuhkan informasi lain

untuk pemecahan masalah. Mengevaluasi, langkah ini menuntut adanya keputusan.

Keputusan diambil setelah dilakukan analisis secara menyeluruh. Berkreasi, langkah ini

menuntut peserta didik memikirkan sesuatu yang baru yang bisa digunakan untuk

memecahkan masalah[9].

Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, Taksonomi Bloom tetap

menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi

sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari[8].

Ada beberapa model belajar yang dikembangkan dengan metode belajar aktif

(active learning) [10]. Model – model itu diantaranya adalah Synergetic Teaching

(Pengajaran Sinergetik). Model ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada

siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan

teknik berbeda). Contoh dari model ini adalah belajar kelompok, dan latihan

(drilling)[10].

Who is in the Class? (siapa di kelas). Model ini digunakan untuk memecahkan

kebekuan suasana dalam kelas. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan tim

(team building) dan membuat gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik

berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan. Contoh dari model ini adalah

membentuk quiz dengan aturan siapa cepat dia dapat[10].

Page 5: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

5

Group Resume (resume kelompok). Model resume secara khusus menggambarkan

sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok

merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didik lebih mengenal

atau melakukan kegiatan membangun tim dari sebuah kelompok yang para anggotanya

telah mengenal satu sama lain. Contoh dari model pembelajaran ini adalah mengerjakan

soal secara estafet dengan aturan batasan waktu[10].

Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik). Model Question Student Have ini

digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar

untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Model ini menggunakan sebuah

teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan

pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-

harapannya melalui percakapan. Contoh dari model pembelajaran ini adalah seperti curah

gagasan (brainstorming)[10].

Reconnecting (menghubungkan kembali). Model reconnecting (menghubungkan

kembali) ini digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah

beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut. Contoh dari model pembelajaran in

adalah mencongak[10].

3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Prototype. Metode

prototype digunakan dalam proses pembuatan sistem karena melalui metode prototype

pengguna dapat melihat, menyentuh dan menggunakan „model‟ atau prototype dari tujuan

sistem tersebut, sehingga pengguna dapat langsung menilai kegunaan dari sistem [11].

Perubahan diperlukan prototype dapat dimodifikasi, memungkinkan dimodifikasi

beberapa kali sampai keadaaan sesuai dengan permintaan pengguna.

Metode prototype juga memberikan keuntungan dalam pengembangan media

pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin, yaitu pengguna dapat mempertimbangkan

sedikit perubahan selama sistem masih dalam bentuk prototype. Memberikan hasil yang

lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan

kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik. Pengguna terlibat langsung dari awal

dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis selama proyek berlangsung[11].

Gambar 3 Siklus Prototype [11]

Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dari sistem

yang akan dikembangkan, ini bertujuan untuk mengetahui keseluruhan sistem yang akan

dikembangkan sesuai dengan permintaan pengguna.

Analisis Kebutuhan Sistem, yang terdiri dari analisis kebutuhan input, proses, dan

output. Kebutuhan masukkan atau input yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

Page 6: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

6

dalam implementasi aplikasi model dan media pembelajaran mitigasi bencana lahar

dingin, yaitu memasukkan materi, memasukkan soal, dan mengisi jawaban berupa pilihan

ganda, dan contoh kasus.

Analisis kebutuhan proses. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat

diketahui apa saja yang menjadi masukkan sistem, keluaran sistem, spesifikasi fungsi

atau metode yang digunakan oleh sistem, kebutuhan perangkat keras, kebutuhan

perangkat lunak, serta antar muka sistem yang akan dibuat, sehingga sistem yang dibuat

sesuai dengan yang diharapkan. Analisis kebutuhan juga bermanfaat sebagai dasar

evaluasi setelah program selesai dibangun.

Analisis kebutuhan output. Analisis kebutuhan output dari aplikasi ini adalah hasil

dari latihan soal. Pada aplikasi akan ditampilkan jumlah jawaban yang benar, jumlah

jawaban yang salah dan nilai.

Analisis Kebutuhan Data ini bertujuan untuk mempersiapkan data yang dibutuhkan

berupa materi gunung api dan mitigasi bencana lahar dingin, gambar-gambar yang

berkaitan dengan gunung api dan mitigasi bencana lahar dingin dalam format *.jpg,

*.bmp dan suara dalam format *.mp3, *.wav.

Tujuan dilakukannya tahap analisis pada penelitian ini adalah pemilihan teori

pendukung yang tepat dalam kasus mitigasi bencana lahar dingin. Kegiatan yang perlu

dilakukan setelah membaca materi pengantar adalah pemberian contoh kasus mengenai

mitigasi bencana lahar dingin, yang menuntut peserta didik untuk berpikir secara tingkat

tinggi dalam pemecahan masalah yang diberikan.

Perancangan Sistem Perancangan dilakukan model perangkat lunak dari sistem itu sendiri. Antara lain

proses – proses fungsional, tingkah laku operasi dan informasi di dalamnya. Use case

diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use

case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Asosiasi pengguna

sistem berhubungan dengan case menu Mulai, Profil, dan Keluar. Pada case Mulai

terdapat tampilan yang berasosiasi dengan Materi. Kemudian case Materi terdapat

tampilan yang berasosiasi dengan animasi dan text. Untuk case Latihan Soal tampilan

berasosiasi dengan case Soal dan case Jawaban yang menghasilkan sebuah case Nilai.

Serta pada case Bantuan hanya berasosiasi dengan case Kata sulit.

Gambar 4 Use Case Diagram

Tahapan dimana dilakukan perancangan terhadap model dan media pembelajaran

mitigasi bencana lahar dingin menggunakan metode active learning yang akan dibangun

dengan melakukan pembuatan skenario dan desain antar muka multimedia, berikut

rancangan tampilan atau interface. Pembuatan rancangan dengan menyusun sketsa yang

Page 7: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

7

akan dibuat pada media pembelajaran beserta deskripsi materi dengan menggunakan teks,

suara, gambar atau animasi.

Pengembangan Prototype Tampilan multimedia dibuat berdasarkan diagram alir yang sebelumnya telah

dipersiapkan. Software yang digunakan adalah Adobe Flash CS5, Corel Draw

GraphicSuit X4, Adobe Photoshop CS3. Navigasi pada media dibuat semudah mungkin

agar tidak mempersulit pengguna dalam menggunakan media yang akan dibuat.

Teks dan gambar berfungsi untuk menampilkan materi pengantar yang mendukung

teori – teori yang ada. Sedangkan suara berfungsi untuk mengisi suara latar yang mempu

memberikan tambahan penjelasan. Desain grafis yang digunakan sebagai latar punya

peran penting karena dapat mempengaruhi kemampuan membaca dan visual, sehingga

materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik.

Tahapan pengumpulan objek untuk media pembelajaran mitigasi bencana lahar

dingin yang akan digunakan berdasarkan pada konsep dan rancangan. Pada tahapan ini

pengumpulan objek yang dilakukan berupa pembuatan teks, pengumpulan/koleksi teks,

pembuatan grafis, pengambilan gambar, pengumpulan suara, pembuatan animasi,

pembuatan dan editing suara

Pembuatan objek multimedia, dirancang objek-objek yang akan digunakan dalam

media pembelajaran seperti teks, suara, grafis atau gambar dan animasi.

Tahapan perakitan objek yang telah dibuat pada tahapan pengumpulan objek

dengan melakukan pengabungan suara, gambar, grafis dan animasi, menjadi suatu

keselarasan dalam tampilan maupun suara. Tahapan perakitan dilakukan dengan

melakukan pemrograman terhadap susunan objek berdasarkan rancangan desain antar

muka yang telah dirancang.

Pada tahapan perakitan yang dilakukan berupa pengabungan teks, suara, grafis dan

animasi. Objek dibuat dengan menggunakan perangkat yang diperlukan maka dilakukan

proses penggabungan seluruh objek multimedia yang telah dibangun menjadi satu

kesatuan dalam media pembelajaran.

Pengujian, melakukan pengujian terhadap program yang dibuat dengan

melakukan ”Running Program” yang diujikan apakah mengalami error? Serta menguji

urutan program dengan kesesuaian skenario dan desain antar muka. Jika ternyata terjadi

ketidaksesuaian maka akan dilakukan perbaikan dengan meninjau kembali perancangan

dan melakukan tahapan berikutnya sampai terjadi kesesuaian.

Pengujian Sistem dan Evaluasi Prototype Prototype yang telah dikembangkan maka akan dilakukan pengujian sistem. Model

dan Media pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin menggunakan Metode Active

Learning akan diuji kepada siswa SMP Negeri 1 Selo. Tahapan dalam pengujian sistem

tersebut adalah :

1) Mendistribusikan Model dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin

kepada siswa. Siswa membaca materi dan mengerjakan latihan soal di dalamnya, untuk

menguji kelayakan penggunaannya. Dalam hal ini siswa dibagi menjadi dua kelompok

belajar aktif. Kelompok A melakukan pembelajaran secara konvensional berjumlah 30

siswa dan Kelompok B melakukan pembelajaran dengan Model dan Media Pembelajaran

Mitigasi Bencana Lahar Dingin menggunakan Metode Active Learning berjumlah 30

siswa. 2) Melakukan perbandingan terhadap hasil belajar antar kedua kelompok tersebut

dalam materi mitigasi bencana lahar dingin, untuk melihat seberapa pengaruh

penggunaan model dan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin menggunakan

metode active learning. 3) Menyebarkan kuisioner kepada 30 siswa yang telah

menggunakan media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin menggunakan metode

active learning, sekaligus untuk memperoleh masukan dari siswa, dalam rangka untuk

Page 8: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

8

menyempurnakan rancangan content model dan media pembelajaran mitigasi bencana

lahar dingin menggunakan metode active learning.

Revisi Prototype Pada tahapan ini jika prototype sudah dirasa baik oleh pengguna maka proses

pengembangan berakhir. Namun, apabila prototype belum sesuai dengan permintaan

pengguna, maka perubahan atau revisi harus segera dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan yang baru ditemukan. Revisi dilakukan untuk memperbaiki prototype agar

sesuai dengan kebutuhan pengguna. Perubahan yang telah dilakukan diperlihatkan

kembali pada pengguna, dan diubah lagi sampai sesuai dengan permintaan. Akan tetapi

biarpun sistem telah digunakan, tidaklah tertutup untuk diadakan perubahan selanjutnya.

4. Implementasi dan Pembahasan Pada tahap implementasi sistem ini akan dijelaskan mengenai dokumentasi

prototype 1 hingga prototype 3. Hal ini dimaksudkan agar diketahui perkembangan yang

dihasilkan dari prototype I hingga prototype 2. Selain itu melalui dokumentasi tersebut

dapat diketahui kekurangan pada prototype I yang diperbaiki pada prototype II.

Kekurangan pada prototype 2 akan diperbaiki pada prototype 3. Selain itu, pada tahap

implementasi ini juga akan dilakukan pengujian sistem dengan kuesioner, ditambah

dengan penerapan metode active learning pada media pembelajaran.

Prototype 1

Fasilitas Halaman Utama

Gambar 5 Tampilan Halaman Utama

Fasilitas Materi

Gambar 6 Tampilan Halaman Materi

Page 9: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

9

Pada Prototype 1 terlihat bahwa tampilan masih sangat sederhana menurut

pengguna yaitu siswa SMP Negeri 1 Selo. Keterbatasan variasi tampilan dan efek animasi

masih menjadi kendala bagi peneliti dalam mengembangkan prototype 1. Materi yang

ditampilkan dirasa kurang terbaca oleh pengguna yaitu SMP Negeri 1 Selo. Sistem yang

telah di evaluasi pada prototype 1 ini akan diperbaiki dan ditunjukan lagi kepada

pengguna pada prototype 2.

Prototype 2

Fasilitas Halaman Intro Media pembelajaran umumnya disiapkan dalam bentuk CD. Halaman Intro disini

berfungsi sebagai pembuka dalam media pembelajaran.

Gambar 7 Halaman Intro

Perbaikan Tampilan Perbaikan tampilan yang dilakukan pada prototype 2 berdasar dari prototype 1

sebelumnya yang tidak disetujui pengguna. Gambar 8 terlihat perubahan menu dan

bentuk konten. Perubahan menu tersebut ditunjukan dengan pembagian dua sub menu.

Pertama, bagian menu atas yang terbagi dari menu materi, latihan, dan bantuan. Menu

materi berfungsi untuk menampilkan halaman materi, menu latihan berfungsi untuk

menampilkan halaman latihan soal, menu bantuan berfungsi untuk menampilkan istilah

sulit yang terdapat dalam materi. Kedua adalah menu Home, yang berfungsi untuk

navigasi aplikasi menuju halaman intro.

Gambar 8 Tampilan Halaman Utama

Page 10: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

10

Prototype 3

Penambahan Materi Prototype 3 materi dibagi menjadi beberapa contoh animasi teori pendukung.

Animasi pergerakan lempeng ditunjukan pada gambar 9, animasi penanggulangan

dampak negatif pada gambar 11.

Gambar 9 Tampilan Materi Teori Lempeng Tektonik

Gambar 9 menunjukan tampilan materi dari teori lempeng tektonik. Terdapat

tombol dibawah animasi yang berfungsi sebagai penampil video. Materi disajikan dalam

bentuk scroll sehingga pengguna bisa membaca materi secara manual.

Gambar 10 Tampilan Materi Teori Penanggulangan Dampak Negatif

Gambar 10 menunjukan penggambaran animatif dari sebuah letusan gunung api

yang kemudian diikuti dengan aliran lahar dingin. Materi yang disajikan seputar bahaya

lahar dingin dan penanggulangannya.

Page 11: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

11

Fasilitas Latihan Soal

Gambar 11 Tampilan Soal Radio Button

Gambar 11 memperlihatkan fasilitas latihan soal pada media pembelajaran ini.

Pada halaman ini siswa akan dihadapkan pada 15 buah soal. Soal terdiri atas radio button

seputar materi yang telah disajikan.

Kode program 1 digunakan untuk menghitung jawaban yang dipilih oleh pengguna.

Apabila pengguna memilih radio button yang tepat sesuai kunci jawaban, maka nilai

akan bertambah. Perhitungan nilai berdasarkan atas total jawaban benar dibagi total

pertanyaan dan dikalikan 100.

Kode Program 1 Source Code Manampilkan Hasil dari Latihan Soal 1 function koreksi(e:MouseEvent):void{

2 var jarak_y_icon_benar_salah:Array;

3 loading_icon.visible = true;

4 koreksi_btn.enabled = false;

5 modifyArray(jawaban_user);

6 jawaban_user.sort();

7 jawaban_yg_benar.sort();

8 jarak_icon_benar_salah.sort();

9 var fiveSecs:Timer = new Timer(1000, 1);

10 fiveSecs.addEventListener(TimerEvent.TIMER_COMPLETE,

onTimerComplete);

11 fiveSecs.start();

12 function onTimerComplete(){

13 for (var a = 0; a<jawaban_user.length; a++) {

14 jarak_y_icon_benar_salah =

jarak_icon_benar_salah[a].split("=");

15 if (jawaban_user[a] == jawaban_yg_benar[a]) {

16 var new_icon_benar:iconBenar = new iconBenar();

17 new_icon_benar.y = jarak_y_icon_benar_salah[1];

18 soal_mc.addChild(new_icon_benar);

19 total_jawaban_benar += 1;

20 }

21 else{

22 var new_icon_salah:iconSalah = new iconSalah();

23 new_icon_salah.y = jarak_y_icon_benar_salah[1];

Page 12: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

12

24 soal_mc.addChild(new_icon_salah);

25 }

26 }

27 var nilai = total_jawaban_benar/total_pertanyaan*100;

28 nilai_mc.total_nilai.text = nilai;

29 nilai_mc.visible = true;

30 cobalagi_btn.enabled = true;

31 loading_icon.visible = false;

32 }

33 }

Fasilitas Latihan Soal Penerapan Active Learning

Gambar 12 Tampilan Latihan Soal Active Learning

Fasilitas latihan soal disini berbeda dengan latihan soal sebelumnya. Bentuk dari

latihan soal ini adalah isian yang disertai waktu yang akan menghitung berapa lama

peserta didik menyelseaikan soal – soal yang disediakan. Penerapan active learning

dalam latihan soal ini adalah bentuk soal yang umumnya adalah contoh kasus mitigasi

bencana lahar dingin, yang menuntut siswa untuk mengembangkan cara berpikir tingkat

tinggi sesuai kategori yang mengacu pada diagram taksonomi bloom.

Fasilitas Bantuan Bantuan disini dalam artian membantu pengguna / siswa untuk lebih memahami

istilah sulit tentang apa yang mereka pelajari. Pada saat pengguna / siswa melihat pada

halaman materi siswa juga diberi kemudahan untuk melihat halaman bantuan sebagai

tambahan arti dari kata – kata sulit yang terdapat pada materi. Gambar 13 merupakan

bentuk dari halaman bantuan.

Page 13: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

13

Gambar 13 Tampilan halaman Bantuan

Pengujian sistem di SMP Negeri 1 Selo Pengujian sistem yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Selo yang juga sebagai

daerah kawasan bencana mempengaruhi pemilihan materi dari teori pendukung yang

akan ditampilkan pada Model dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin.

Pemilihan teori pendukung yang terdapat pada menu “Materi” karena keterkaitan antara

teori satu dengan yang lain.

Teori Lempeng Tektonik, teori ini akan menujukan kenapa di wilayah Indonesia

terdapat banyak gunung api, dan Mengapa Indonesia disebut kawasan Ring Of Fire. Teori

Pembentukan Gunung Api, teori ini ada hubungannya dengan teori lempeng tektonik.

Mengapa ada gunung api yang ada di permukaan bumi dan mengapa beberapa muncul di

bawah permukaan laut, bagaimana mekanisme pembentukan gunung api. Teori Material

Magma, teori yang menjelaskan tentang bentukan material yang keluar dari kepundan

gunung api dan pembentukan batu – batuan beku, batuan metamorf, serta batuan sedimen.

Teori Mitigasi Bencana Gunung Api, teori yang menjelaskan tentang usaha dan persiapan

apa saja pada saat para-bencana, bencana, dan pasca-bencana untuk mengurangi resiko

bencana gunung api dan lahar dingin.Teori Penanggulangan Dampak Negatif, teori yang

menjelaskan tentang bagaimana bentuk pembuatan tanggul, dan tata lahan sekitar tanggul,

serta bagaiman desain rumah untuk kawasan bencana gunung api.

Pelaksanaan pengujian sistem menggunakan perbandingan antara pembelajaran

secara konvensional seperti yang selama ini digunakan dengan pembelajaran berbasis

multimedia dilakukan untuk menguji efektivitas dan efisiensi materi pembelajaran. Siswa

akan dibagi ke dalam dua kelompok eksperimen, Kelompok A melakukan pembelajaran

secara konvensional dan Kelompok B melakukan pembelajaran dengan media

pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin. Uji coba dilakukan kepada dua kelompok

untuk melihat apakah media pembelajaran lebih efektif daripada pembelajaran secara

konvensional dengan melihat hasil dari latihan soal dari kedua kelompok. Nilai rata-rata

kedua kelompok dibandingkan, nilai rata-rata yang lebih tinggi pada suatu kelompok

berarti proses pemahaman mengenai mitigasi bencana lahar dingin lebih baik dari pada

proses pemahaman kelompok lainnya.

Kelompok A merupakan siswa SMP Negeri 1 Selo yang berjumlah 30 siswa.

Kelompok B merupakan siswa SMP Negeri 1 Selo yang berjumlah 30 siswa dengan kelas

berbeda. Nilai dari Kelompok A adalah sebesar 13,33 % bernilai 8 - 8,66, 60 % bernilai

Page 14: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

14

6 - 7,33, dan 26,67 % bernilai 4,66 – 5,33. Nilai rata-rata untuk Kelompok A sebesar

6,507. Gambar 14 menggambarkan perolehan nilai untuk Kelompok A. Siswa dengan

nilai 8 - 8,66 berjumlah 4 orang, siswa dengan nilai 6 - 7,33 berjumlah 18 orang dan

siswa dengan nilai 4,66 – 5,33 berjumlah 8 orang.

Gambar 14 Grafik Nilai Kelompok A

Hasil latihan soal dari Kelompok B adalah sebesar 16,67 % bernilai 4,66 – 5,33,

40 % bernilai 6 - 7,33, 43,33 % bernilai 8 - 8,66. Nilai rata-rata untuk Kelompok B

sebesar 7,197. Gambar 15 menggambarkan perolehan nilai untuk Kelompok B. Siswa

dengan nilai 4,66 – 5,33 berjumlah 5 orang, siswa dengan nilai 6 - 7,33 berjumlah 12

orang, siswa dengan nilai 8 - 8,66 berjumlah 13 orang.

Gambar 15 Grafik Nilai Kelompok B

Gambar 16 menunjukkan hasil uji perbandingan antara Kelompok A dan

Kelompok B.

Page 15: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

15

Gambar 16 Grafik Hasil Uji Perbandingan antara

Kelompok A dan Kelompok B

Berdasarkan hasil uji perbandingan pada Gambar 14 dengan nilai rata-rata

Kelompok A sebesar 6,507 dan pada 15 nilai rata – rata Kelompok B sebesar 7,197.

Terjadi peningkatan nilai sebesar 0,689, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pengaruh media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin telah berpengaruh terhadap

kualitas belajar.

Penilaian Media Pembelajaran di SMP Negeri 1 Selo Melihat dari hasil uji perbandingan sebelumnya, maka perlu dilakukan penilaian

sistem oleh para pengguna, dalam kasus ini adalah siswa SMP Negeri 1 Selo. Penilaian

ini dilakukan untuk menguji kelayakan media pembelajaran dengan menyebarkan

kuesioner kepada 30 siswa. Proses analisa data ini dibantu oleh perangkat lunak komputer

Microsoft Office Excel, sehingga diperoleh data seperti terlihat dalam Tabel 1

Tabel 1 Tabel Kuesioner Pengujian Media Pembelajaran

No Kriteria Sangat

Mudah Mudah Biasa Sulit Jumlah

1. Apakah program ini mudah

dimengerti ? 13 10 4 3 30

2. Apakah program ini mudah

dioperasikan ? 12 15 3 30

3. Apakah Anda merasa mudah

menjalankan program ini ? 15 12 3 30

4. Apakah program ini mempunyai

desain tampilan yang menarik ? 10 11 5 4 30

5. Apakah program ini mempunyai

komposisi warna yang menarik ? 12 11 6 1 30

Berdasarkan dari Tabel 1 yang menunjukan hasil pengujian sistem yang telah

dilakukan di SMP Negeri 1 Selo. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 30 siswa yang

berkesempatan mencoba aplikasi media pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin.

Menurut tabel kuesioner tersebut, terdapat 5 pertanyaan yang masing – masing memiliki

5 jawaban yang bisa dipilih.

Page 16: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

16

Gambar 17 Grafik Perhitungan Kuesioner

Faktor Pendukung dan Penghambat Active Learning di SMP Negeri 1 Selo Banyak yang terjadi selama pelaksanaan proses active learning di SMP Negeri 1

Selo. Faktor yang menjadi pendukung maupun penghambat dalam model pembelajaran

seperti ini. Akan tetapi faktor – faktor yang mendukung penerapan active learning pada

SMP Negeri 1 Selo dapat dijelaskan sebagai berikut : adanya sarana dan sumber belajar

yang memadai, minat belajar siswa yang tinggi, adanya semangat dan profesionalisme

guru dalalm membimbing anak didiknya.

Faktor Pendukung, diantaranya minat belajar siswa. Minat belajar merupakan salah

satu faktor pendukung yakni dari siswa itu sendiri. Siswa sangat antusias dalam proses

kegiatan belajar mengajar namun masih ada juga siswa yang malas mengikuti pelajaran.

Tapi di sisi lain ada juga anak dari kelas lain ingin ikut pelajaran kelas ini. Faktor

pendukung selanjutnya yaitu, profesionalisme dan semangat guru, Sikap profesionalisme

guru juga sangat menentukan dalam metode active learning. Sabar dalam membimbing,

mengarahkan ketika mengajar, mempunyai kecakapan, keterampilan dan kemahiran

dalam mengajar. Melihat sikap dan apa yang dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa

sudah sangat baik.

Faktor Penghambat, faktor penghambat biasanya bermacam – macam. Faktor

dalam penelitian ini tergantung dengan situasi yang ada. Pertama, Kesulitan dalam

menghadapi perbedaan individu peserta didik. Kedua, kesulitan dalam menentukan

materi yang cocok dengan peserta didik. Ketiga, kesulitan dalam memperoleh sumber dan

alat pembelajaran. Serta, kesulitan dalam mendalan evaluasi waktu.

Adapun hambatan – hambatan yang dihapadi guru itu sendiri adalah adanya siswa

yang masih enggan mengemukakan pendapatnya. Takutnya atau enggannya siswa dalam

mengemukakan pendapat tersebut adalah salah satu faktor penghambat dalam penerapan

belajar aktif. Ini terjadi ketika proses dalam belajar mengajar di kelas. Terkadang siswa

rakut akan jawabanya salah, ada juga yang masih malu untuk mengungkapkan sehingga

proses belajar di kelas masih belum optimal. Ini biasanya terjadi dalam menggunakn

metode diskusi dan tanya jawab.

Hambatan selanjutnya yaitu, latar belakang siswa yang berbeda – beda. Salah satu

faktor penghambat yakni latar belakang siswa yang mana ada siswa yang tidak

memperhatikan pelajaran dikelas karena ada suatu masalah pribadi dalam didri siswa,

juga siswa yang masih belum paham betul dengan materi. Sebenarnya permasalahan ini

Page 17: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

17

dapat diatasi dengan melihat kesamaan peserta didik secara klasika, walaupun kedua

individu anakpun harus mendapat perhatian. Dari beberapa penjelasan tersebut, maka

implikasi dari penerapan strategi belajar aktif yaitu siswa menjadi aktif dalam belajar dan

mampu menerapkan ilmu mereka terhadap kehidupan.

5. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, kesimpulan yang bisa diambil

dari hasil Penelitian Model dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin

Menggunakan Metode Active Learning yaitu yang pertama penggunaan media

pembelajaran dan metode active learning pada sistem pembelajaran di sekolah dapat

meningkatkan pemahaman materi mitigasi bencana lahar dingin dibandingkan dengan

sistem pembelajaran secara konvensional. Kesimpulan yang kedua yaitu, melalui hasil

pelaksanaan perbandingan antara metode belajar konvensional dengan penerapan active

learning dengan media pembelajaran mendapati nilai, yaitu rata-rata Kelompok A

sebesar 6,507 dan Kelompok B sebesar 7,197. Kelompok B yang menggunakan media

pembelajaran mengalami peningkatan nilai sebesar 0,689 dibandingkan dengan

Kelompok A yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Pengaruh media

pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman tentang materi mitigasi bencana lahar

dingin dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Ketiga, berisikan materi

lahar dingin yang merupakan suatu bencana sekunder yang sulit dihindari. Mitigasi

bencana lahar dingin dibutuhkan untuk mengurangi resiko dari dampak lahar dingin itu,

oleh sebab itu perlu adanya media pembelajaran dengan penerapan metode active

learning yang membuat peserta didik mengembangkan cara berpikir tingkat tinggi untuk

memecahkan masalah mitigasi lahar dingin. Terakhir, pembuatan model dan media

pembelajaran mitigasi bencana lahar dingin dengan active learning ini dibuat dengan

menggunakan software Adobe Flash CS5 dan juga dibantuin dengan beberapa software

pendukung untuk pembuatan dan pengeditan gambar, sound yaitu Adobe Photoshop CS3,

dan Adobe Audition 3.

6. Daftar Pustaka [1] Sunarto, 2011. Standard Operating Procedure (SOP) mitigasi bencana,

Yogyakarta, UGM.

[2] Andi Widodo, A, 2010. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal,

Bulletin Puspendik, Jakarta.

[3] Rizki Wardhani, Ayu, 2010. Aplikasi proses terjadinya gunung berapi berbasis

multimedia interaktif, Yogyakarta, STIMIK AMIKOM.

[4] Sigit, Bambang, Joko, 2011. Pengembangan Pembelajaran dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas,

Semarang, FIP; Unnes

[5] Suheri, Agus, 2008. Animasi Multimedia Pembelajaran Volume 2 No. 1,

Bandung.

[6] Widyastanto, Hermawan, 2007. Penerapan Metode Quantum Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa Kelas V

SD Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung, FKIP: Unnes.

[7] Kurniawan, Afif, 2009. Pengaruh penggunaan multimedia interaktif dalam

model pembelajaran aktif terhadap hasil belajar biologi siswa, Surakarta, FKIP;

USM.

[8] Krathwohl, David, 2008. Theory In Practice, Volume 4, Number 4, Ohio

University.

[9] Amri Azzrin. 2011. Penerapan Taksonomi Bloom Revisi, Padang ; FMIPA, UNP.

[10] Silberman, Melvin, 2009. 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta,

YAPPENDIS.

Page 18: Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin ...€¦ · Model Dan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Lahar Dingin Menggunakan Metode Active Learning. 1)Bagastian Adi

18

[11] Al Fatta, Hanif, 2009, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, Yogyakarta

[12] Hamalik, Oemar, 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara.