model ctl untuk meningkatkan minat belajar

55
A. JUDUL PENELITIAN Penerapan Model CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja B. IDENTITAS PENELITI Nama : Made Diyah Putri Martinasari Kelas : VI B Jurusan : Pendidikan Matematika C. LATAR BELAKANG Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Umaedi (1999 : 1) mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan sumber daya manusia itu sendiri”. Salah satu strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Permasalahan yang selalu mengemuka dalam dunia pendidikan adalah bagaimana suatu pembelajaran dirancang dan dipraktekkan dan kenyataan. Namun kenyataanya, sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan adalah perangkat fakta-fakta yang harus dihafal dan 1

Upload: umy-andrya

Post on 23-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ctl

TRANSCRIPT

Page 1: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

A. JUDUL PENELITIAN

Penerapan Model CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk

Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIG SMPN 3

Singaraja

B. IDENTITAS PENELITI

Nama : Made Diyah Putri Martinasari

Kelas : VI B

Jurusan : Pendidikan Matematika

C. LATAR BELAKANG

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang

peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Umaedi

(1999 : 1) mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu

proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan sumber daya manusia itu

sendiri”. Salah satu strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.

Permasalahan yang selalu mengemuka dalam dunia pendidikan adalah

bagaimana suatu pembelajaran dirancang dan dipraktekkan dan kenyataan.

Namun kenyataanya, sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi

oleh pandangan bahwa pengetahuan adalah perangkat fakta-fakta yang harus

dihafal dan pembelajaran di kelas pun masih berfokus pada guru sebagai sumber

utama pengetahuan.

Dalam pembelajaran, guru mengacu pada siswa belajar aktif dengan

menerapkan metode ceramah, tanya jawab, serta diskusi untuk meningkatkan

kemampuan berpikir siswa. Namun demikian, usaha yang dilakukan belum sesuai

dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya tangkap

belajar siswa dan kurangnya motivasi siswa dalam menerima pelajaran. Cara

belajar sebagian siswa yang pasif serta lebih mengarah pada konsep mengingat

penjelasan dari guru saja dari pada menemukan sendiri membuat guru kesulitan

dalam mengoptimalkan proses pembelajaran karena terhambat oleh waktu.

1

Page 2: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Hal inilah yang terjadi di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja. Kurangnya

pemahaman konsep siswa, utamanya dalam mata pelajaran matematika, dan

situasi kelas yang pasif disebabkan tidak lain oleh kurangnya minat siswa

terhadap mata pelajaran matematika. Minat merupakan salah satu faktor yang

memegang peranan penting dalam pembelajaran. Seseorang yang mempunyai

minat terhadap suatu pelajaran dengan sendirinya akan merasa senang mengikuti

pelajaran tersebut. Suasana yang seperti ini akan memudahkan materi pelajaran

masuk dalam pikiran dan pemahaman siswa. Ini dapat terjadi karena dengan

adanya minat seseorang dengan sendirinya mau memusatkan perhatian secara

intensif terhadap sesuatu yang diminatinya.

Kurangnya minat belajar matematika siswa dan kurangnya perhatian orang

tua siswa terhadap prestasi belajar anak mengakibatkan sebagian besar siswa di

kelas VIIIG kurang memaknai pembelajaran matematika yang berlangsung di

kelasnya. Siswa tidak aktif mencari penjelasan tambahan dari sumber belajar lain

selain penjelasan guru. Bahkan penjelasan dari guru pun hanya dihapalkan tanpa

memahami maksud dari penjelasan tersebut. Ini terlihat dari hasil ulangan dan

tugas siswa yang diobservasi sebagai bahan refleksi awal.

Berikut ini adalah pendataan yang diambil dari nilai tugas dan ulangan

matematika pada awal s genap tahun ajaran 2013/2014.

Tabel 1 Hasil Tugas dan Ulangan Matematika Siswa Kelas VIIIG

Evaluasi Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rataPersentase

Ketuntasan

Tugas 30 100 68,40 52%

Ulangan 50 100 78,80 60%

(Arsip Guru Matematika Kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja)

Sekolah telah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk

pelajaran matematika sebesar 75. Tetapi kenyataannya untuk nilai ulangan,

sebanyak 15 siswa dari 25 siswa di kelas VIIIG belum mampu mencapai/melebihi

nilai minimum yang ditetapkan sekolah. Rata-rata nilai tugas di kelas VIIIG

adalah 68,40 dan sebanyak 12 siswa dari 25 siswa belum mencapai nilai minimum

yang ditetapkan sekolah. Dari analisis nilai ulangan yang belum diremidi dan

2

Page 3: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

tugas matematika siswa dapat diketahui bahwa prestasi belajar matematika siswa

masih tergolong kurang.

Ulangan siswa yang diobservasi adalah ulangan matematika dengan materi

yang diujikan ialah lingkaran. Ketika guru mengeluarkan soal ulangan dengan

kalimat yang sama dengan yang guru jelaskan di kelas namun simbolnya

dibedakan, masih banyak siswa yang terkesan tidak memperhatikan perbedaan

simbol tersebut dan masih menjawab dengan simbol yang sesuai dengan

penjelasan guru pada saat di kelas. Akibatnya, jawaban siswa tersebut disalahkan

oleh guru karena tidak sesuai konteks soal dan pada akhirnya menyebabkan nilai

ulangan matematika siswa di kelas tersebut kurang memuaskan.

Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan suatu inovasi pada

pembelajaran di kelas VIIIG untuk meningkatkan minat belajar siswa di kelas

tersebut. Salah satunya dengan menerapkan model CTL (Contextual Teaching and

Learning) yang merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara pengetahuan awal siswa dengan penerapan dalam kehidupan sehari – hari

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan awal siswa

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Blanhard, 2001). Dengan menerapkan model CTL pada

pembelajaran matematika di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja diharapkan dapat

meningkatkan minat belajar matematika siswa di kelas tersebut.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan

ialah bagaimana peningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VIIIG SMP

Negeri 3 Singaraja pada pembelajaran yang menggunakan model CTL?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan minat belajar matematika

siswa kelas VIIIG SMP Negeri 3 Singaraja melalui penerapan model CTL.

3

Page 4: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

F. MANFAAT PENELITIAN

Secara umum, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Bagi siswa

Penerapan model CTL dalam pembelajaran matematika di kelas VIIIG

SMPN 3 Singaraja dapat dijadikan sebagai sarana untuk lebih meningkatkan

minatnya terhadap matematika.

2. Bagi guru

Model CTL yang diterapkan pada pembelajaran matematika dapat dijadikan

suatu alternatif untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan

proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di

sekolah tersebut.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat membantu peneliti untuk lebih menguasai penerapan

model CTL dalam pembelajaran matematika.

G. DEFINISI OPERASIONAL

1. Model CTL

CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Disamping itu, CTL juga

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Minat Belajar Matematika

Minat belajar matematika adalah kecenderungan dalam diri individu berupa

keingintahuan, perhatian, dan menyenangi matematika sebagai ilmu

pengetahuan tanpa merasa terpaksa untuk memperoleh perubahan tingkah

laku baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati.

4

Page 5: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

H. KAJIAN PUSTAKA

H.1. MODEL CTL

H.1.1. Pengertian CTL

Menurut Nur Hadi, CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru

untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

Menurut Jonhson, CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk

menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka

pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks

dalam kehidupan keseharian mereka.

Jadi dari pendapat para tokoh di atas dapat kita simpulkan bahwa CTL

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

H.1.2. Tujuan CTL

Adapun tujuan CTL ialah sebagai berikut.

a. Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang

dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan

mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau ketrampilan

yang dapat diterapkan ke permasalahan lainnya.

b. Belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu ada

pemahaman.

c. Menekankan pengembangan minat dari pengalaman siswa.

d. Melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam

memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu

yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

e. Pembelajaran lebih produktif dan bermakna.

f. Mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengaitkan materi

akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari.

g. Siswa secara individu dapat menemukan dan mentransfer

informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu

miliknya sendiri.

H.1.3. Strategi Pembelajaran CTL

5

Page 6: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara

konstektual antara lain:

a. Pembelajaran berbasis masalah

Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang

untuk berpikir kritis untuk memecahkannya.

b. Menggunakan konteks yang beragam

Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna

yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.

c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa

Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan

sosial seyogianya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar

saling menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan

interpersonal.

d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri

Pendidikan formal merupakan wadah bagi siswa untuk menguasai cara

belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari.

e. Belajar melalui kolaborasi

Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan

dengan temannya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam

kelompoknya.

f. Menggunakan penelitian autentik

Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara

terpadu dan konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat

maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

g. Mengejar standar tinggi

Kompetensi kelulusan dari waktu ke waktu terus ditingkatkan dan setiap

sekolah hendaknya melakukan studi banding ke berbagai sekolah baik di

dalam maupun luar negeri.

H.1.4. Komponen Pembelajaran CTL

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalamannya. Menurut paham

6

Page 7: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

konstruktivis, pengalaman itu memang berasal dari luar akan tetapi

dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengalaman

terbentuk oleh dua faktor penting yaitu objek yang menjadi bahan

pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasikan objek

tersebut.

2. Inkuiri

Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan

melalui proses berpikir sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa

langkah, yakni:

a. merumuskan masalah

b. mengajukan hipotesis

c. mengumpulkan data

d. menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan

e. membuat kesimpulan

3. Tanya Jawab

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.

Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,

sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang

dalam berpikir. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir

siswa. Sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuannya.

Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan

sangat berguna untuk:

a. menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi

pelajaran

b. membangkitkan motivasi siswa untuk belajar

c. merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu

d. memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan

e. membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu

4.  Masyarakat Belajar (Learning Community)

7

Page 8: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam CTL menyarankan

agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.

Dalam kelas yang menerapkan CTL, komponen ini dilakukan dengan

menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.

5. Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan pemodelan adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.

Misalnya guru memberikan contoh bagaimana menggunakan alat peraga dan

lain sebagainya.

6. Refleksi (Reflection)

Yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan, dan

pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui

dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan

penyempurnaan.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Yaitu prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik

adalah pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari

sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhir periode. Kemajuan

belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai

cara. Yang dinilai pada pembelajaran adalah pengetahuan dan ketrampilan

yang diperoleh siswa.

H.1.5. Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional

Tabel 2 Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional

No.Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran CTL Pembelajaran Konvensional

1 Siswa sebagai subjek belajar Siswa sebagai objek belajar

2 Siswa belajar melalui kegiatan

kelompok

Siswa lebih banyak belajar secara

individu

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata

Pembelajaran bersifat teoritis dan

abstrak

8

Page 9: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

4 Kemampuan didasarkan atas

pengalaman

Kemampuan diperoleh dari latihan-

latihan

5 Tujuan akhir kepuasan diri Tujuan akhir nilai atau angka

6 Perilaku dibangun atas kesadaran Perilaku dibangun oleh faktor dari

luar

7 Pengetahuan yang dimiliki siswa

berkembang sesuai dengan

pengalaman yang dialaminya

Pengetahuan yang dimiliki bersifat

absolut dan final, tidak mungkin

berkembang.

8 Siswa bertanggungjawab dalam

memonitor dan mengembangkan

pembelajarannya

Guru penentu jalannya proses

pembelajaran

9 Pembelajaran bisa terjadi di mana saja Pembelajaran terjadi hanya di dalam

kelas

10 Keberhasilan pembelajaran dapat

diukur dengan berbagai cara

Keberhasilan pembelajaran hanya

bisa diukur dengan tes

H.1.6 Langkah-langkah Pembelajaran CTL

Strategi pembelajaran CTL ialah sebagai berikut.

1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari

proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.

2. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.

3. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah siswa

(tiap kelompok diberikan tugas yang sama).

4. Siswa berdiskusi dalam kelompok masing-masing.

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

6. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.

7. Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi sesuai dengan

indikator hasil belajar yang harus dicapai.

8. Penilaian.

H.2. MINAT BELAJAR

H.2.1. Pengertian Minat Belajar

9

Page 10: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan, ada beberapa hal yang

mendorong siswa belajar. Salah satunya adalah minat. Minat tersebut akan timbul

dalam diri siswa apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuatu tersebut

merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi dirinya atau merasa bahwa

sesuatu tersebut merupakan hal yang harus dipelajari. Ketika ia sudah

mempelajarinya maka akan timbul kebermaknaan dan berguna bagi dirinya.

Menurut para pakar, pengertian minat itu bermacam-macam, antara

pendapat satu dengan yang lainnya berbeda, namun pada dasarnya intinya sama.

Menurut Slameto (2003: 180) yang dimaksud dengan “minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar diri”. Semakin kuat hubungan tersebut, maka

semakin besar pula minat yang dimiliki.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 744) minat diartikan

sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Amir Hamzah Nasution

berpendapat bahwa minat merupakan suatu pernyataan psikis yang menunjukkan

adanya pemusatan perhatian terhadap suatu objek yang menarik perhatian. Crow

dan Crow (Abd. Rachman Abror, 1993: 112) mengemukakan minat berhubungan

dengan gaya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada

orang, benda, kegiatan atau pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh

kegiatan itu sendiri.

Menurut Moh. Uzer Usman (2002: 27) kondisi belajar mengajar yang

efektif adalah adanya minat dan perhatian di dalamnya. Minat ini besar

pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan

sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan

sifat-sifat siswa baik yang bersifat kognitif seperti bakat dan kecerdasan maupun

yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar

adalah gejala psikis sebagai kecenderungan tingkah laku di mana kesadaran

seseorang dalam belajar dilandasi oleh perasaan senang dan tertarik terhadap

pelajaran yang dirasanya bermanfaat untuk dirinya. Sementara minat belajar

matematika adalah kecenderungan dalam diri individu berupa keingintahuan,

10

Page 11: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

perhatian, dan menyenangi matematika sebagai ilmu pengetahuan tanpa merasa

terpaksa untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati

maupun tidak dapat diamati.

H.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat menurut Crow and Crow

(1975: 169) adalah sebagai berikut.

1. Faktor kebutuhan dari dalam

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berkaitan dengan jasmani

maupun kejiwaan, yaitu kebutuhan fisik, mempertahankan diri dari rasa sakit,

lapar, dan sebagainya.

2. Faktor motif sosial, merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat

melakukan aktivitas-aktivitas sosial demi kebutuhan sosial.

3. Faktor emosional, yaitu faktor perasaan yang erat hubungannya dengan minat

terhadap objek tertentu. Suatu aktivitas yang berhubungan dengan objek

tertentu kemudian dapat menimbulkan rasa senang atau puas.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2002: 132-138) faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa secara umum dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor ini dibagi menjadi dua aspek yaitu:

a) aspek fisiologis, dan

b) aspek psikologis

2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa)

Faktor ini dibagi menjadi dua aspek yaitu:

a) aspek lingkungan sosial, dan

b) aspek lingkungan non sosial

3. Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi-materi

pelajaran.

H.2.3. Indikator Minat Belajar

Indikator minat belajar antara lain:

a. Gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran.

11

Page 12: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

b. Inisiatif siswa.

c. Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru.

d. Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal

yang diberikan oleh guru.

e. Konsentrasi siswa dalam belajar.

f. Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan yang diberikan

oleh guru.

g. Kemauan siswa untuk belajar.

h. Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh

guru.

i. Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh

guru.

H.3. KERANGKA BERPIKIR

.

12

INSTRUMENTAL INPUT

GURU

MODEL CTLMATERI

MATEMA-

TIKA

PROSES

PILIHAN TINDAKAN

MODEL CTL

MASUKANSISWA

Minat belajar matematika siswa kurang

KELUARANSISWA

Minat belajar matematika siswa meningkat

Page 13: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Diagram 1 Keterkaitan Masalah, Teori, Hasil Penelitian yang Relevan dan

Pilihan Tindakan

Keterangan alur tindakan:

: didukung

: arah

: memiliki keterkaitan

Dari hasil refleksi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran

matematika yang mengajar di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja terlihat bahwa siswa

di kelas VIIIG memiliki beberapa permasalahan pada mata pelajaran matematika.

Salah satunya adalah kurangnya minat belajar matematika siswa.

Hasil observasi terhadap nilai ulangan harian siswa di kelas VIIIG

menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini memperlihatkan bahwa

kurangnya minat belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk itu perlu

dilakukan inovasi terhadap pembelajaran matematika di kelas VIIIG agar

pembelajaran matematika yang berlangsung dapat meningkatkan minat belajar

matematika siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan

minat belajar matematika siswa adalah model CTL (Contextual Teaching and

Learning). Model CTL ini akan menggantikan pembelajaran konvensional yang

sebelumnya diterapkan guru di kelas tersebut. Jika sebelumnya guru memilih

metode ceramah untuk digunakan di kelas, kali ini akan dicoba untuk menerapkan

pembelajaran yang menggunakan model CTL.

CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Disamping itu, CTL juga

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan model

pembelajaran ini menerapkan tujuh komponen model CTL yakni, (1)

konstruktivisme, (2) inkuiri, (3) tanya jawab, (4) masyarakat belajar, (5)

pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian nyata. Dengan kegiatan pembelajaran

seperti ini minat belajar siswa terhadap materi yang dipelajari menjadi lebih

13

Page 14: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

optimal. Hal tersebut merupakan kunci dalam upaya meningkatkan minat belajar

matematika siswa.

H.4. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan rumusan masalah dan uraian pada tinjauan pustaka, pada

penelitian ini diajukan hipotesis yakni model CTL dapat meningkatkan minat

belajar matematika siswa kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja.

I. METODE PENELITIAN

I.1. JENIS PENELITIAN

Penelitian yang akan dilaksanakan termasuk ke dalam jenis penelitian

tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini

rencananya akan dilaksanakan dalam tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri dari

empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

evaluasi, serta refleksi. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan minat belajar

matematika siswa.

I.2. SUBJEK DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMPN 3 Singaraja. Subjek penelitian ini adalah

siswa kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Alasan dilakukannya penelitian di kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja ialah karena di

kelas tersebut minat belajar siswa utamanya pada mata pelajaran matematika

masih kurang. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi

matematika kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja untuk menggali penyebab

permasalahan yang dihadapi kelas tersebut serta mengambil keputusan terhadap

tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasinya.

I.3. OBJEK PENELITIAN

Objek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah minat belajar matematika

siswa kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja.

14

Page 15: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

I.4. DESAIN DAN PROSEDUR PENELITIAN

Sesuai dengan prosedur suatu penelitian tindakan kelas, akan dilakukan

dua siklus pelaksanaan penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat

tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4)

refleksi. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Diagram 2 Tahapan dalam Siklus Pembelajaran

(dimodifikasi dari Kemmis dan Mc Taggrat dalam Selamat I N., dkk, 2001)

Refleksi Awal

Sebagai refleksi awal dilaksanakan wawancara terhadap guru bidang studi

matematika kelas VIIIG SMPN 3 Singaraja. Wawancara ini dilaksanakan untuk

memperoleh gambaran awal mengenai pembelajaran di kelas tersebut, hasil

belajar matematika siswa, dan masalah yang dihadapi siswa di kelas tersebut

dalam pembelajaran matematika.

Siklus Penelitian

Siklus I

Sesuai dengan siklus yang telah ditetapkan pada diagram 2, tahapan-tahapan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ialah sebagai berikut.

1. Perencanaan siklus I

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut.

15

Perencanaan I

Tindakan I

Observasi dan Evaluasi I

Refleksi I

Perencanaan II

Tindakan II

Observasi dan Evaluasi II

Refleksi IIRefleksi

Awal

Page 16: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

a. Menyampaikan kepada guru bidang studi matematika di kelas

VIIIG mengenai pelaksanaan penelitian di kelas tersebut. Pada kegiatan

ini juga dibahas mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan, kerjasama

yang akan dilakukan mulai tahap perencanaan, proses pembelajaran,

observasi dan evaluasi, dan refleksi.

b. Menentukan materi-materi yang diajarkan selama penelitian.

Menentukan kedalaman materi dan urutan materi berdasarkan

pertimbangan dan kerjasama dengan guru mata pelajaran.

c. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sebagai berikut.

1) Menyiapkan program satuan pembelajaran siklus I dengan

menerapkan model CTL.

2) Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) siklus I dengan

menerapkan model CTL.

3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), yang terdiri dari

permasalahan dan petunjuk pengerjaan kelompok, dengan

menerapkan model CTL.

4) Menyiapkan alat dan bahan serta media yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

d. Menyiapkan alat dan bahan/sumber belajar yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran.

e. Menyusun lembar observasi dan angket yang disesuaikan dengan model

CTL untuk mengukur aktivitas guru, aktivitas siswa, dan minat belajar

matematika siswa kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing

dan guru mata pelajaran.

2. Pelaksanaan tindakan siklus I

Siklus I dilaksanakan pada saat guru sedang membelajarkan bangun

ruang sisi datar. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

1. Kegiatan Awal (10 menit)

− Guru membuka pelajaran.

− Guru mengkondisikan kelas dan siswa pada situasi belajar yang

kondusif.

16

Page 17: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

− Guru mengadakan apersepsi sebagai penggalian pengetahuan awal

siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Dengan mengajukan

pertanyaan kepada siswa “ Masih ingatkah kalian termasuk bentuk

bangun ruang apakah benda ini?”.

− Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

− Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 orang.

− Guru membagikan sebuah model kubus dan LKS pada setiap

kelompok.

2. Kegiatan Inti (45 menit)

Tabel 3 Kegiatan Pembelajaran dengan Model CTL

No. Tahap

Kontekstual

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Tahap

Kontruktivis

me, Inkuiri,

dan

Pemodelan

Menugaskan siswa

berdiskusi kelompok untuk

mengamati dan

memanipulasi model kubus

serta menentukan sifat-

sifat kubus sesuai

petunjuk LKS.

Berdiskusi kelompok

dengan mengamati dan

memanipulasi model

kubus serta menentukan

sifat-sifat kubus sesuai

petunjuk LKS.

2 Tahap

Bertanya

Memberi arahan kepada

siswa yang bertanya

tentang sifat-sifat kubus.

Bertanya kepada guru

mengenai hasil

pengamatan dari

memanipulasi model

kubus tentang sifat-sifat

kubus.

3 Tahap

Masyarakat

Belajar

− Menugaskan perwakilan

kelompok untuk

melaporkan hasil diskusi

kelompoknya dalam

mengidentifikasi sifat-sifat

kubus di depan kelas.

−Perwakilan kelompok

melaporkan hasil diskusi

kelompok dalam

mengidentifikasi sifat-

sifat kubus di depan

17

Page 18: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

− Menugaskan kelompok

yang tidak sedang

melaporkan untuk

menanggapi dengan

bertanya atau memberi

komentar.

kelas.

−Kelompok yang tidak

sedang melaporkan

menanggapi dengan

bertanya dan memberi

komentar.

4 Tahap

pemodelan

Memberi peragaan cara

yang benar mengamati

dan memanipulasi model

kubus dalam

mengidentifikasi sifat-sifat

kubus.

Siswa menyimak guru

yang memperagakan cara

yang benar mengamati

dan memanipulasi model

kubus dalam

mengidentifikasi sifat-

sifat kubus.

5 Tahap

Refleksi

Merefleksi dengan

menugaskan siswa untuk

mengaitkan pembelajaran

ke dalam kehidupan sehari-

hari dengan cara

menyebutkan sifat-sifat

kubus dan menunjukannya

pada benda yang ada di

kelas yang ternasuk

bangun kubus.

Siswa mengaitkan

Pembelajaran ke dalam

kehidupan sehari-hari

dengan cara

menyebutkan sifat-sifat

kubus dan

menunjukannya pada

benda yang ada di kelas

yang ternasuk bangun

kubus.

3. Kegiatan akhir (15 menit)

− Guru bersama siswa membahas kesimpulan pembelajaran.

− Siswa mengerjakan tes akhir atau mencatat pekerjaan rumah.

− Guru menutup pelajaran.

3. Observasi dan evaluasi siklus I

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kontinyu selama pembelajaran

berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru dengan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap proses pembelajaran. Hal-hal penting

18

Page 19: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

yang terjadi selama pemberian tindakan dan kelemahan-kelemahan yang

ditemukan dicatat dalam catatan harian.

Hal-hal yang diobservasi/dievaluasi antara lain:

a. mengobservasi minat belajar matematika siswa di akhir siklus I

dengan lembar observasi aktivitas siswa dan angket.

b. mengevaluasi proses pembelajaran matematika dengan model CTL

dengan lembar observasi guru.

c. Mengevaluasi kendala-kendala serta kesulitan yang ditemukan

selama pelaksanaan tindakan siklus I untuk nantinya dilakukan perbaikan

pada siklus II.

4. Refleksi Siklus I

Pada tahap ini selanjutnya akan dilaksanakan refleksi terhadap tindakan

yang telah dilakukan selama siklus I, sebagai dasar refleksi adalah hasil

observasi dan angket serta catatan harian mengenai kesulitan-kesulitan belajar

yang dialami dalam proses pembelajaran serta kendala-kendala yang

ditemukan selama pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai

dasar memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan

tindakan pada siklus II.

Untuk tindakan pada Siklus II mirip dengan siklus I. Tetapi, pada siklus

II akan digunakan hasil refleksi pada siklus I.

I.5. INSTRUMEN PENELITIAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data minat belajar

matematika terhadap pembelajaran matematika yang menerapkan model CTL.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini secara singkat disajikan dalam

tabel berikut.

Tabel 4 Intrumen Penelitian

No. Jenis Data Metode Instrumen Waktu

1 Penerapan model

CTL oleh guru

Non tes Lembar observasi

aktivitas guru

Akhir siklus I

dan II.

2 Minat belajar

matematika

Non tes Lembar observasi

aktivitas siswa dan

Akhir siklus I

dan II

19

Page 20: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

angket

I.6. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara:

1. Lembar observasi aktivitas guru

Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan pada saat pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru bertujuan untuk memantau

aktivitas guru pada saat guru mengajar di kelas. Sehingga dari hasil ini akan

tampak kekurangan dan kelebihan guru dalam menerapkan rencana yang sudah

disusun. Adapun yang diamati ialah aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk

meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui penerapan model CTL.

Kegiatan-kegiatan guru yang diamati antara lain guru mempersiapkan siswa

untuk belajar, guru menyampaikan tujuan dan apersepsi, guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok, guru meminta siswa untuk berdiskusi kemudian

mengarahkan jika siswa bertanya, guru memantau presentasi jawaban siswa,

guru mengamati keaktifan siswa, guru membimbing siswa, guru mengarahkan

siswa untuk mengaitkan ke kehidupan sehari-hari, guru membantu siswa

menyimpulkan materi, dan guru memberikan pekerjaan rumah/kuis.

Berikut ini adalah lembar observasi aktivitas guru yang digunakan pada

penelitian ini.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Hari/Tanggal : ………………………….

Waktu : ………………………….

Keterangan:

Beri skor 5 jika aktivitas guru sangat baik.

Beri skor 4 jika aktivitas guru baik.

Beri skor 3 jika aktivitas guru cukup baik.

Beri skor 2 jika aktivitas guru kurang baik.

Beri skor 1 jika aktivitas guru sangat kurang baik.

20

Page 21: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Lembar 1:

No Kegiatan Rincian kegiatan Skor Catatan

1 Awal − Membuka pembelajaran.

− Mengkondisikan kelas dan

siswa.

− Mengadakan apersepsi.

− Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

− Membagi kelompok.

− Membagikan model kubus dan

LKS pada setiap kelompok.

2 Tahap

Kontruktivisme,

Inkuiri dan

Pemodelan

Menugaskan siswa berdiskusi

kelompok untuk mengamati dan

memanipulasi model kubus, serta

menentukan sifat-sifat kubus sesuai

petunjuk LKS.

Tahap Bertanya Menjawab pertanyaan siswa

tentang sifat-sifat kubus.

Tahap

Masyarakat

Belajar

− Menugaskan perwakilan

kelompok untuk melaporkan

hasil diskusi kelompoknya

dalam mengidentifikasi sifat-

sifat kubus di depan kelas.

− Menugaskan kelompok yang

tidak sedang melaporkan untuk

menanggapi dengan bertanya

dan memberi komentar.

Tahap

Pemodelan

Memberi peragaan cara yang benar

mengamati dan memanipulasi

model kubus dalam

21

Page 22: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

mengidentifikasi sifat-sifat kubus.

Tahap Refleksi Merefleksi dengan menugaskan

siswa untuk mengaitkan

pembelajaran ke dalam kehidupan

sehari-hari dengan cara

menyebutkan sifat-sifat kubus dan

menunjukannya pada benda yang

ada di kelas yang ternasuk bangun

kubus.

3 Akhir − Membahas kesimpulan.

− Memberikan tes akhir.

− Menutup pembelajaran.

TOTAL SKOR

Lembar 2:

TAHAP/ASPEK INDIKATOR SKOR HASIL OBSERVASI

KEGIATAN AWAL

Apersepsi dan

motivasi

1. Apa yang dilakukan guru untuk

menggali pengetahuan awal atau

memotivasi siswa?

2. Bagaimana respon siswa?

Apakah siswa bertanya tentang

masalah yang terkait dengan apa

yang disajikan guru pada kegiatan

awal?

KEGIATAN INTI

Materi ajar 3. Apakah guru memberi penjelasan

umum tentang bahan ajar atau

prosedur kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa?

22

Page 23: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Pengelolaan sumber

belajar/media

Strategi Pembelajaran

4. Bagaimana keterkaitan antara

pembelajaran dengan realita

kehidupan, lingkungan, dan

pengetahuan lainnya?

5. Apakah guru terampil dalam

memanfaatkan dan mampu

memanipulasi media

pembelajaran?

6. Bagaimana interaksi siswa

dengan sumber belajar/media?

7. Apakah proses pembelajaran

dilaksanakan dengan strategi yang

sesuai berlangsung lancar?

8. Apakah siswa dapat mengikuti

kegiatan belajar?

9. Bagaimana cara guru memberikan

arahan yang mendorong siswa

untuk bertanya, berpikir, dan

mempraktekkan?

10. Apakah siswa aktif melakukan

kegiatan fisik dan mental? Berapa

banyak anak yang aktif belajar?

23

Page 24: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

KEGIATAN

PENUTUP

Penguatan /

Konsolidasi

Evaluasi

11. Bagaimana cara guru memberikan

penguatan, dengan merivisi,

merangkum, atau menyimpulkan?

12. Apakah guru memberi tugas

rumah untuk remidi atau

penguatan?

13. Bagaimana cara guru melakukan

evaluasi pembelajaran?

14. Bagaimana ketuntusan belajar

siswa?

KOMENTAR

PENGAMAT

Keterlaksanaan skenario pembelajaran (berdasarkan RPP):

Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh pengamat:

Lain-lain:

TOTAL SKOR:

2. Lembar observasi aktivitas siswa

Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi siswa. Lembar

observasi aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh informasi bagaimana

sikap siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada lembar

observasi siswa, terdapat beberapa kegiatan yang akan diamati antara lain

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, merespon pertanyaan

guru, aktif dalam diskusi kelompok, mempersentasikan/memberi tanggapan 24

Page 25: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

hasil jawaban kelompok, mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan

sehari-hari, membuat kesimpulan, mencatat pekerjaan rumah/mengerjakan

kuis.

Berikut ini adalah lembar observasi aktivitas siswa pada penelitian ini.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Hari/Tanggal : ………………………….

Waktu : ………………………….

Keterangan:

Beri skor 0 jika siswa tidak melakukan sesuai indikator.

Beri skor 1 jika siswa melakukan sesuai indikator.

No Kegiatan Rincian kegiatan Skor Catatan

1 Awal − Memperhatikan guru dan

menjawab pertanyaan

apersepsi.

− Membentuk kelompok.

2 Tahap

Kontruktivisme,

Inkuiri dan

Pemodelan

Berdiskusi kelompok untuk

mengamati dan memanipulasi

model kubus serta menentukan

sifat-sifat kubus sesuai petunjuk

LKS.

Tahap Bertanya Bertanya kepada guru mengenai

hasil pengamatan dari manipulasi

model kubus tentang sifat-sifat

kubus.

Tahap

Masyarakat

Belajar

− Perwakilan kelompok

melaporkan hasil diskusi

kelompok dalam

25

Page 26: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

mengidentifikasi sifat-sifat

kubus di depan kelas.

− Kelompok yang tidak sedang

melaporkan menanggapi

dengan bertanya atau memberi

komentar.

Tahap

Pemodelan

Siswa menyimak guru yang

memperagakan cara yang benar

mengamati dan memanipulasi

model kubus dalam

mengidentifikasi sifat-sifat kubus.

Tahap Refleksi Siswa mengaitkan pembelajaran ke

kehidupan sehari-hari dengan cara

menyebutkan sifat-sifat kubus dan

menunjukannya pada benda yang

ada di kelas yang ternasuk bangun

kubus.

3 Akhir − Siswa menyimpulkan materi

dengan dibimbing oleh guru.

− Siswa mengerjakan tes akhir.

TOTAL SKOR

3. Angket

Angket minat yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat yang

sudah disediakan pilihan jawaban sehingga siswa hanya perlu memberi tanda

pada jawaban yang dipilih. Angket minat ini tidak mencantumkan identitas

siswa sehingga mereka lebih leluasa menjawab pertanyaan pada angket ini.

Angket minat ini terdiri dari 34 soal yang memuat 4 indikator yaitu:

a. kesukacitaan siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu siswa senang

dalam mengikuti pembelajaran, kemauan siswa untuk belajar matematika,

kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran

26

Page 27: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

b. ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu kesegeraan siswa

dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan

oleh guru

c. perhatian siswa pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, yaitu

memperhatikan penjelasan guru dan konsentrasi siswa dalam belajar

d. keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu aktif dalam

pembelajaran matematika dan aktif berdiskusi dengan kelompoknya

Berikut ini adalah angket minat yang digunakan dalam penelitian ini.

Angket Minat

1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju

3 = ragu-ragu

4 = setuju

5 = sangat setuju

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami

menjadi antusias terhadap materi pelajaran.1 2 3 4 5

2Hal-hal yang saya pelajari dalam pembelajaran ini akan

bermanfaat bagi saya.1 2 3 4 5

3Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam

pembelajaran ini.1 2 3 4 5

4 Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya. 1 2 3 4 5

5 Guru membuat materi pelajaran ini menjadi penting. 1 2 3 4 5

6Saya perlu beruntung agar mendapat nilai yang baik

dalam pembelajaran ini.1 2 3 4 5

7Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil dalam

pembelajaran ini.1 2 3 4 5

8Saya tidak melihat bagaimana hubungan antara isi

pelajaran ini dengan sesuatu yang telah saya ketahui.1 2 3 4 5

9Guru membuat suasana menjadi tegang apabila

membangun sesuatu pengertian.1 2 3 4 5

10 Materi pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya. 1 2 3 4 5

27

Page 28: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

11Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalam

pembelajaran ini, hal itu tergantung pada saya.1 2 3 4 5

12Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan

banyak kepuasan kepada saya.1 2 3 4 5

13Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan

standar keberhasilan yang sempurna.1 2 3 4 5

14

Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain yang

saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan yang

diterima oleh siswa lain.

1 2 3 4 5

15Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin

tahunya terhadap materi pelajaran.1 2 3 4 5

16 Saya senang bekerja dalam pembelajaran ini. 1 2 3 4 5

17

Sulit untuk memprediksi berapa nilai yang akan

diberikan oleh guru untuk tugas-tugas yang diberikan

kepada saya.

1 2 3 4 5

18

Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru

dibandingkan dengan penilaian saya sendiri terhadap

kinerja saya.

1 2 3 4 5

19Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari

pembelajaran ini.1 2 3 4 5

20Isi pembelajaran ini sesuai dengan harapan dan tujuan

saya.1 2 3 4 5

21Guru melakukan hal-hal yang tidak lazim dan

menakjubkan yang menarik.1 2 3 4 5

22 Para siswa berperan aktif di dalam pembelajaran. 1 2 3 4 5

23Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya untuk

berhasil dalam pembelajaran ini.1 2 3 4 5

24Guru menggunakan bermacam-macam teknik mengajar

yang menarik.1 2 3 4 5

25Saya tidak berpendapat bahwa saya akan memperoleh

banyak keuntungan dari pembelajaran ini.1 2 3 4 5

26 Saya sering melamun di dalam kelas. 1 2 3 4 5

28

Page 29: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

27

Pada saat saya mengikuti pembelajaran ini, saya percaya

bahwa saya dapat berhasil jika saya berupaya cukup

keras.

1 2 3 4 5

28 Manfaat pribadi dari pembelajaran ini jelas bagi saya. 1 2 3 4 5

29

Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh pertanyaan

yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru

pada materi pembelajaran ini.

1 2 3 4 5

30

Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam

pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan tidak

terlalu sulit.

1 2 3 4 5

31 Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran ini. 1 2 3 4 5

32

Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap

hasil kerja saya dalam pembelajaran ini, baik dalam

bentuk nilai, komentar, atau masukan lain.

1 2 3 4 5

33Jumlah tugas yang harus saya lakukan adalah memadai

untuk pembelajaran semacam ini.1 2 3 4 5

34Saya memperoleh masukan yang cukup untuk

mengetahui tingkat keberhasilan kinerja saya.1 2 3 4 5

Tabel 5 Penggolongan Pernyataan dalam Angket Minat Berdasarkan

Kriteria dan Kondisi

No Kondisi

Angket Minat

Nomor Pernyataan

Positif

Nomor Pernyataan

Negatif

1Perhatian

(attention)

1, 15, 21, 24, 29 4, 10, 26

2Relevansi

(relevance)

2, 5, 13, 20, 22, 23,

28

8, 25

3Percaya Diri

(confidence)

3, 6, 11, 27, 30 9, 17

4Kepuasan

(Satisfaction)

7, 12, 14, 16, 18, 19,

32, 33, 34

31

Minat siswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut.

29

Page 30: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Untuk pernyataan dengan kriteria positif:

1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, dan

5 = sangat setuju.

Untuk pernyataan dengan kriteria negatif:

1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = tidak setuju, dan

5 = sangat tidak setuju.

I.7. TEKNIK ANALISIS DATA

Pada tahap ini dilakukan analisa data hasil observasi, tes, dan angket yang

sudah dicapai dengan cara sebagai berikut.

1. Analisis data hasil observasi aktivitas guru

Aktivitas guru diamati dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas

guru. Penggolongan aktivitas kegiatan guru menggunakan kriteria sesuai

dengan Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Kriteria Penggolongan Aktivitas Kegiatan Guru

Interval Kriteria

MI + 1,5 SDI ≤ MI + 3,0 SDI Sangat Baik

MI + 0,5 SDI < MI + 1,5 SDI Baik

MI - 0,5 SDI < MI + 0,5 SDI Cukup Baik

MI - 1,5 SDI < MI - 0,5 SDI Kurang Baik

MI – 3,0 SDI ≤ < MI - 1,5 SDI Sangat Kurang Baik

(dimodifikasi dari Koyan, 2012)Dengan,

= rata-rata skor aktivitas guru

MI = mean ideal = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SDI = standar deviasi ideal = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

Tiap item mempunyai skor maksimal 5 dan skor minimal 1 sehingga

skor tertinggi ideal adalah 145 dan skor terendah ideal adalah 29. Dengan

demikian perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal adalah sebagai

berikut.

MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

30

Page 31: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

= (145 + 29)

= (174)

= 87

SDI = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

= (145 - 29)

= (116)

= 19,33

Dengan demikian data mengenai aktivitas ditentukan dengan kriteria

yang dinyatakan dalam Tabel 7 berikut.

Tabel 7 Kriteria Penggolongan Aktivitas Guru yang Telah

Dimodifikasi dengan Lembar Observasi

Interval Kriteria

115,995 ≤ 145 Sangat Baik

96,665 < 115,995 Baik

77,335 < 96,665 Cukup Baik

58,005 < 77,335 Kurang Baik

29 ≤ < 58,005 Sangat Kurang Baik

2. Analisis data hasil observasi aktivitas siswa

Aktivitas siswa diamati dengan berpedoman pada lembar observasi

aktivitas siswa. Penggolongan aktivitas siswa menggunakan kriteria sesuai

dengan Tabel 8 berikut.

Tabel 8 Kriteria Penggolongan Aktivitas Siswa

Interval Kriteria

MI + 1,5 SDI ≤ MI + 3,0 SDI Sangat Baik

MI + 0,5 SDI < MI + 1,5 SDI Baik

MI - 0,5 SDI < MI + 0,5 SDI Cukup Baik

MI - 1,5 SDI < MI - 0,5 SDI Kurang Baik

MI – 3,0 SDI ≤ < MI - 1,5 SDI Sangat Kurang Baik

(dimodifikasi dari Koyan, 2012)31

Page 32: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Dengan,

= rata-rata skor aktivitas siswa

MI = mean ideal = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SDI = standar deviasi ideal = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10

item. Tiap item mempunyai skor maksimal 1 dan skor minimal 0 sehingga

skor tertinggi ideal adalah 10 dan skor terendah ideal adalah 0. Dengan

demikian perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal adalah sebagai

berikut.

MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

= (10 + 0)

= (10)

= 5

SDI = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

= (10 – 0)

= (10)

= 1,67

Dengan demikian data mengenai aktivitas siswa ditentukan dengan

kriteria yang dinyatakan dalam Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Kriteria Penggolongan Aktivitas Siswa yang Telah

Dimodifikasi dengan Lembar Observasi

Interval Kriteria

7,505 ≤ 10 Sangat Baik

5,835 < 7,505 Baik

4,165 < 5,835 Cukup Baik

2,495 < 4,165 Kurang Baik

32

Page 33: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

0 ≤ < 2,495 Sangat Kurang Baik

3. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup yang

disediakan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sering, sering, jarang dan tidak

pernah. Siswa tinggal memilih jawaban sesuai dengan keadaan masing-masing.

Pada angket terdapat pernyataan positif dan negatif. Pemberian skor angket

berdasarkan ketentuan sebagai berikut.

a. Tabel 10 Pemberian Skor untuk Pernyataan Positif

Nomor soal Kriteria jawabanSkor yang

diberikanSkor maksimal

1 s.d. 34

Sangat Setuju 5

5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Jumlah skor maksimal 130

b. Tabel 11 Pemberian Skor untuk Pernyataan Negatif

Nomor soal Kriteria jawabanSkor yang

diberikanSkor maksimal

1 s.d. 34

Sangat Tidak Setuju 1

5

Tidak Setuju 2

Ragu-ragu 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Jumlah skor maksimal 40

Penggolongan minat belajar matematika siswa menggunakan kriteria

sesuai dengan Tabel 12 berikut.

Tabel 12 Kriteria Penggolongan Minat Belajar Matematika

Interval Kriteria

MI + 1,5 SDI ≤ MI + 3,0 SDI Sangat Berminat

MI + 0,5 SDI < MI + 1,5 SDI Berminat

33

Page 34: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

MI - 0,5 SDI < MI + 0,5 SDI Cukup Berminat

MI - 1,5 SDI < MI - 0,5 SDI Kurang Berminat

MI – 3,0 SDI ≤ < MI - 1,5 SDI Sangat Kurang Berminat

(dimodifikasi dari Koyan, 2012)

Dengan,

= rata-rata skor minat

MI = mean ideal = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SDI = standar deviasi ideal = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

Angket yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 34 item. Tiap

item mempunyai skor maksimal 5 dan skor minimal 1 sehingga skor tertinggi

ideal adalah 170 dan skor terendah ideal adalah 34. Dengan demikian

perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal adalah sebagai berikut.

MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

= (170 + 34)

= (204)

= 102

SDI = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

= (170 - 34)

= (136)

= 22,67

Dengan demikian data mengenai minat belajar matematika siswa

ditentukan dengan kriteria yang dinyatakan dalam Tabel 13 berikut.

Tabel 13 Kriteria Penggolongan Minat Belajar Matematika Siswa

yang Telah Dimodifikasi dengan Skor Angket34

Page 35: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Interval Kriteria

136,005 ≤ 170 Sangat Berminat

113,335 < 136,005 Berminat

90,665 < 113,335 Cukup Berminat

67,995 < 90,665 Kurang Berminat

34 ≤ < 67,995 Sangat Kurang Berminat

I.8. INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan dan minimal mampu

mencapai kategori baik.

2. Rata-rata skor aktivitas siswa mengalami peningkatan dan minimal

mampu mencapai kategori baik.

3. Rata-rata skor minat siswa mengalami peningkatan dan minimal mampu

mencapai kategori berminat.

DAFTAR PUSTAKA

35

Page 36: Model Ctl Untuk Meningkatkan Minat Belajar

http://forumgurunusantara.blogspot.com/2012/10/minat-belajar-siswa.html.

Diakses pada tanggal 7 Mei 2014.

http://tlc-learningcentre.blogspot.com/2013/06/pembelajaran-ctl-contextual-

teaching.html. Diakses pada 7 Mei 2014

http://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=cara+mengukur+peningkatan+minat+belajar+matematika

&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CDcQFjAC&url=http

%3A%2F%2Frepository.library.uksw.edu%2Fbitstream%2Fhandle

%2F123456789%2F808%2FT1_292008042_BAB%2520III.pdf

%3Fsequence

%3D4&ei=iVxqU9OVOcW2uATO44HgCw&usg=AFQjCNEPXxsuETq

7mNze5dtWdIX1lrOicQ. Diakses pada tanggal 7 Mei 2014.

Koyan, I Wayan. 2012. Statistika Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif.

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

36