upaya meningkatkan minat belajar da
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK MELALUI MODEL CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SISWA
KELAS IV DI SDN No. 05 TENGADAK KABUPATEN
SINTANG
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik
Oleh:
Roswita Verona
NIM: 171124036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
S K R I P S I
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DALAM MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MELALUI MODEL
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SISWA
KELAS IV DI SDN No. 05 TENGADAK KABUPATEN SINTANG
Oleh:
Roswita Verona
NIM: 171124036
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
P. Mutiara Andalas, SJ.,S.S.,S.T.D 03 Juli 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
S K R I P S I
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DALAM MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MELALUI MODEL
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SISWA
KELAS IV DI SDN No. 05 TENGADAK KABUPATEN SINTANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Roswita Verona
NIM: 171124036
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada 23 Juli 2021
dan dinyatakan memenuhi syarat.
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Tanda Tangan
Ketua : Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J.
Sekertaris : FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd.
Anggota : 1. P. Mutiara Andalas, SJ.,S.S.,S.T.D.
2. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum.
3. Agustinus Rudi Winarto S.Pd., M.A.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kepada
Pak Dombot selaku Guru PAK
Di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
“Tuntutan bagi para guru adalah membimbing siswa menemukan pembelajaran
yang berarti sekaligus mendalam, melibatkan dan menghubungkan siswa satu
dengan lainnya serta dengan dunia “
(Instrumentum Laboris, 2015:19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Penulis
Roswita Verona
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Roswita Verona
NIM : 171124036
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DALAM MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MELALUI MODEL
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SISWA
KELAS IV DI SDN No. 05 TENGADAK KABUPATEN SINTANG beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Yang menyatakan
Roswita Verona
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi S-1 ini berjudul “UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
UNTUK SISWA KELAS IV DI SDN NO. 05 TENGADAK KABUPATEN
SINTANG.” Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) membantu siswa
untuk menemukan makna pengalaman hidup mereka yang bersumber pada ajaran
dalam kitab suci. Namun, pembelajaran cenderung terlalu verbal dan tekstual,
sehingga siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran agama Katolik. Hal ini
berdampak pada pembelajaran menjadi kurang kontekstual dengan kebutuhan
siswa. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik melalui model Contextual Teaching and Learning
(CTL)? Penelitian ini menerapkan desain penelitian Kemmis dan McTaggart yang
terdiri dari dua siklus yang setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Metode yang penulis ambil adalah penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan tujuh prinsip dari model Contextual Teaching
and Learning, yaitu konstruktivisme, pemodelan, inquiry, bertanya, masyarakat
belajar, refleksi dan penilaian. Subjek dari penelitian ini ialah siswa kelas empat
yang berjumlah 9 orang dan seorang guru Pendidikan Agama Katolik di SDN No.
05 Tengadak Kabupaten Sintang. Penulis mengumpulkan data menggunakan teknik
tes berupa soal esai dan nontes berupa angket serta wawancara. Berdasarkan hasil
riset terhadap siswa kelas empat di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang
ditemukan fakta bahwa rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus
pertama sebesar 59,75 dengan ketuntasan 50%, sedangkan pada siklus kedua
meningkat menjadi 67,85 dengan ketuntasan 71,4%. Terjadi peningkatan hasil
belajar dan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Penulis menyimpulkan bahwa
penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas belajar Pendidikan Agama Katolik siswa kelas empat di
SDN N0. 05 Tengadak Kabupaten Sintang. Penulis menyarankan saran penerapan
model CTL dalam Pendidikan Agama Katolik, khususnya bagi siswa kelas empat,
untuk membantu mereka menemukan makna hidup
Kata-kata kunci: Minat Belajar, Hasil Belajar, Pendidikan Agama Katolik, Model
Contextual Teaching and Learing (CTL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis is entitled "EFFORT TO IMPROVE INTEREST IN
LEARNING IN CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION THROUGH THE
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MODEL FOR
CLASS IV STUDENTS OF SDN NO. 05 TENGADAK SINTANG
DISTRICT." The subject of Catholic Religious Education (PAK) helps students
find meaning in their life experiences rooted in the teachings in the scriptures.
However, learning tends to be too verbal and textual, so students are less interested
in participating in Catholic religious learning. It has an impact on learning to be less
contextual to the needs of students. How to increase students' interest in learning
about Catholic Religious Education subjects through the Contextual Teaching and
Learning (CTL) model? This study applies the research design of Kemmis and
McTaggart, which consists of two cycles, each cycle consisting of planning,
implementing actions, observing, and reflecting. The writer uses classroom action
research by applying the seven principles of the Contextual Teaching and Learning
model, namely constructivism, modeling, inquiry, questioning, community learning,
reflection, and assessment. The subjects of this study were fourth-grade students,
totaling nine people, and one Catholic Religious Education teacher at SDN No. 05
Tengadak Sintang Regency. The author collects data using test techniques in the
form of essay questions and non-tests in questionnaires and interviews. Based on
the research results on fourth-grade students at SDN No. 05 Tengadak Sintang
Regency, the average learning outcomes achieved by students in the first cycle was
59.75 with 50% completeness, while in the second cycle is increased to 67.85 with
71.4% completeness. There was an increase in learning outcomes and learning
activities from cycle I to cycle II. The author concludes that the application of the
Contextual Teaching and Learning (CTL) model can improve learning outcomes
and learning activities of Catholic Religious Education in fourth grade students of
SDN N0. 05 Tengadak Sintang Regency. The author suggests suggestions for
applying the CTL model in Catholic Religious Education, especially for fourth
graders, to help them find the meaning of life.
Keywords: Learning Interest, Learning Outcomes, Catholic Religious Education,
Contextual Teaching and Learning (CTL) Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “UPAYA
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MELALUI MODEL CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK SISWA KELAS IV DI SDN
N0. 05 TENGADAK KABUPATEN SINTANG”. Selama masa pandemi covid-
19 penulis kesulitan bertemu dengan responden karena kebijakan sekolah yang
berubah-ubah, meskipun terkendala waktu penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan lancar. Penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan tulus hati menghaturkan banyak
terima kasih kepada:
1. P. Mutiara Andalas, SJ.,S.S.,S.T.D. selaku dosen pembimbing utama yang
telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran sampai penulisan skripsi
ini selesai.
2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum. selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu dalam
mendampingi penulis selama masa perkuliahan dan saat ujian berlangsung.
3. Agustinus Rudi Winarto S.Pd., M.A. selaku dosen penguji yang telah
bersedia meluangkan waktu dalam mendampingi penulis pada saat ujian
berlangsung.
4. FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Metopen
dan Seminar Pendidikan.
5. Seluruh staf dosen Prodi PENDIKKAT-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah membimbing dan
mendidik sampai penulisan skripsi ini selesai.
6. Pak Jailani, S.IP. selaku kepala SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang
yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis
untuk dapat melaksanakan penelitian dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Pak Dombot, S.Ag. selaku guru agama Katolik di SDN No. 05 Tengadak
Kabupaten Sintang yang bersedia berkerja sama dengan penulis dalam
melakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
8. Siswa-Siswi yang beragama Katolik kelas IV di SDN No. 05 Tengadak
Kabupaten Sintang yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
9. Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik yang memberikan semangat dan dukungan
moral, material, dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan. Oleh karena
itu, penulis terbuka terhadap segala saran yang bersifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Penulis
Roswita Verona
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iv
HALAMAN MOTO ........................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xviii
DAFTAR TABEL ….. ..................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
D. Tujuan ............................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
F. Metode Penulisan .............................................................................. 7
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KAJIAN TERKAIT .................. 8
A. Kerangka Teoritis............................................................................... 9
1. Pengertian Minat ..................................................................... 9
2. Pengertian Belajar ................................................................... 9
3. Pengertian Minat Belajar ......................................................... 10
4. Pendidikan Agama Katolik ...................................................... 11
5. Teori Konstruktivisme ............................................................. 14
6. Model Contextual Teaching and Learning (CTL) .................. 19
7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................ 24
8. Generasi Z ............................................................................... 26
9. Generasi Alfa ........................................................................... 27
B. Kajian Terkait ................................................................................... 29
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 31
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 32
B. Desain Penelitian .............................................................................. 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 33
D. Subjek Penelitian .............................................................................. 33
E. Objek Penelitian ................................................................................. 34
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34
G. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 35
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
I. Validitas Data ..................................................................................... 38
J. Prosedur Penelitian ............................................................................ 39
K. Indikator Keberhasilan Penelitian ..................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 46
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 47
1. Deskripsi Data Pra Siklus ....................................................... 47
a. Hasil Angket Siswa ............................................................ 47
b. Hasil Wawancara Siswa ..................................................... 48
c. Hasil Wawancara Guru PAK ............................................. 51
2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................ 52
3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...................... 62
4. Hasil Observasi Keterampilan Guru ........................................ 71
B. Pembahasan ....................................................................................... 77
1. Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian ...................................... 77
a. Hasil Angket Siswa ........................................................... 77
b. Hasil Wawancara Siswa dan Guru PAK ........................... 78
c. Hasil Aktivitas Siswa ........................................................ 79
d. Hasil Keterampilan Guru PAK .......................................... 83
e. Hasil Belajar Siswa ............................................................ 83
2. Implikasi Hasil Penelitian ........................................................ 84
a. Implikasi Teoritis ............................................................... 84
b. Implikasi Praktis ................................................................ 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Usulan Kegiatan ...................................................................... 85
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 93
A. Kesimpulan ....................................................................................... 93
B. Saran ................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 99
LAMPIRAN
Lampiran 1: Indikator Lembar Wawancara Siswa ............................ (1)
Lampiran 2: Indikator Lembar Wawancara Guru PAK .................... (3)
Lampiran 3: Indikator Ketercapaian PTK dalam
Pembelajaran PAK model CTL .................................... (5)
Lampiran 4: Lembar Angket Minat Belajar PAK .............................. (9)
Lampiran 5: Pedoman Wawancara Siswa .......................................... (11)
Lampiran 6: Pedoman Wawancara Guru PAK …………………….. (12)
Lampiran 7: Lembar Kerja Siswa ………………………………….. (13)
Lampiran 8: Lembar Jawaban Esai …………………………..…….. (14)
Lampiran 9: Lembar Angket Abay …………………………….……. (15)
Lampiran 10: Lembar Angket Fina ………………………………… (17)
Lampiran 11: Lembar Angket Joni ………………………………… (19)
Lampiran 12: Lembar Angket Mika ……………………….……….. (21)
Lampiran 13: Lembar Angket Lauren ……………………………… (23)
Lampiran 14: Hasil Wawancara Siswa .............................................. (25)
Lampiran 15: Hasil Wawancara Guru PAK ....................................... (34)
Lampiran 16: Hasil Belajar Siklus I Joni Nilai Tertinggi .................. (36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Lampiran 17: Hasil Belajar Siklus I Bili Nilai Terendah ................... (37)
Lampiran 18: Hasil Belajar Siklus II Detha Nilai Tertinggi .............. (38)
Lampiran 19: Hasil Belajar Siklus II Bili Nilai Terendah .................. (39)
Lampiran 20: Lembar Persetujuan Penelitian .................................... (40)
Lampiran 21: Foto Penyebaran Angket dan Wawancara Siswa ........ (41)
Lampiran 22: Foto Wawancara Guru PAK tentang Situasi
Siswa Kelas IV ............................................................. (42)
Lampiran 23: Foto Wawancara Guru PAK ........................................ (42)
Lampiran 24: Foto Pelaksanaan Siklus I ............................................ (43)
Lampiran 25: Foto Pelaksanaan Siklus II .......................................... (44)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Gereja
1. GE : Gravissimum Educationis
2. IL : Instrumentum Laboris
B. Lain-lain
1. CTL : Contextual Teaching and Learning
2. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
3. KD : Kompetensi Dasar
4. KI : Kompetensi Inti
5. KKM : Kriteria Ketuntasan Minimum
6. PAK : Pendidikan Agama Katolik
7. PR : Pekerjaan Rumah
8. PTK : Penelitian Tindakan Kelas
9. RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
10. SD : Sekolah Dasar
11. SDN : Sekolah Dasar Negeri
12. WIB : Waktu Indonesia bagian Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Langkah-langkah Pengumpulan Data .......................................... 35
Tabel 2: Kriteria Deskriptif Lembar Angket Minat Belajar PAK .............. 37
Tabel 3: Klarifikasi Lembar Observasi Keterampilan Guru dan
Aktivitas Siswa ............................................................................. 37
Tabel 4: Kriteria Hasil Belajar Siswa ......................................................... 38
Tabel 5: Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa ....................................... 38
Tabel 6: Taraf Keberhasilan Tindakan dalam Proses Pembelajaran .......... 45
Tabel 7: Data Angket Minat Belajar PAK ................................................. 47
Tabel 8: Persentase Kategori Minat Belajar Siswa .................................... 48
Tabel 9: Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas IV SDN No. 05
Tengadak ...................................................................................... 55
Tabel 10: Hasil Observasi Aktivitas Pada Siklus I Untuk Siswa Kelas IV
SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang .................................. 56
Tabel 11: Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II Kelas IV SDN No. 05
Tengadak Kabupaten Sintang ....................................................... 65
Tabel 12: Hasil Observasi Aktivitas Pada Siklus II Untuk Siswa Kelas IV
SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang .................................. 66
Tabel 13: Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus 1 Mata Pelajaran
PAK Setelah diterapkan Model CTL ........................................... 71
Tabel 14: Data Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ................................. 79
Tabel 15: Data Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ...................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Siklus Kegiatan PTK ..................................................................... 39
Diagram 1: Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ................................................ 56
Diagram 2: Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ............................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
SDN No. 05 Tengadak berada di Dusun Mekar Jaya, Desa Laman Raya,
Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Desa
Laman Raya memiliki dua dusun yakni dusun Mekar Jaya dan dusun Tengadak.
Asal usul nama Tengadak diperoleh warga setempat dari nama salah satu ikan yang
hidup di sungai sekitar kampung. Dusun Tengadak terdiri dari beberapa sungai
kecil yaitu sungai Engkelinau, Sokik, Toluk Tokam, dll. Bagi warga setempat,
sungai menjadi sumber hidup mereka khususnya yang hidup di ladang dan memiliki
perkebunan karet. Pada umumnya mata pencaharian warga lokal yakni berladang
dan menyadap karet.
Keseharian dari sebagian besar anak-anak di Tengadak ketika pagi hari
saat sekolah diliburkan semasa pandemi yakni mereka membantu orang tua
menyadap karet atau hanya mengikuti orang tua ke kebun dan bermain disekitar
kebun karet. Selain itu, saat sore hari mereka bermain-main di hutan atau pinggiran
sungai, dan di lapangan milik sekolah. Di lain pihak, hanya beberapa anak yang
memiliki gawai. Namun, umumnya anak-anak lebih tertarik bermain di luar rumah
daripada bermain dengan gawai yang mereka miliki. Berdasarkan pengamatan
penulis, anak-anak seringkali membuat mainan dari bahan-bahan alam seperti
mobil dari bahan kayu atau pelepah pisang, pletokan dari bambu, dsb. Terkait
dengan permainan, anak-anak di Tengadak juga mengisi kesehariannya untuk
mencari ikan di sungai bersama teman sebaya atau orang tua. Oleh sebab itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kehidupan anak di Tengadak sungguh dekat dengan alam dan sebagian anak lebih
tertarik dengan permainan di luar rumah daripada bermain menggunakan gawai.
Sebelum terjadi pandemi covid-19 di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten
Sintang diadakan pelajaran secara luring selama 6 hari dalam seminggu yakni pada
hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Durasi waktu berakhirnya pelajaran
ditentukan berdasarkan peraturan sekolah, misalnya untuk kelas I-III pada pkl.
10.00 WIB dan kelas IV-VI pkl. 11.30-12.00 WIB. Berdasarkan pengalaman
penulis yang pernah mengajar di sekolah pada bulan Februari-Mei 2017, para guru
umumnya menggunakan model belajar verbal dan tekstual. Selain itu, berdasarkan
wawancara dengan guru PAK pada tanggal 18 April 2021 menyatakan bahwa ia
kurang menggunakan fasilitas yang telah tersedia di sekolah, sehingga hal ini
menyebabkan model belajar menjadi terlalu tekstual dan verbal. Oleh sebab itu,
yang menjadi hambatan dari para guru untuk tanggap akan kebutuhan siswa sesuai
dengan generasi ialah kurangnya kemampuan dari guru terhadap penggunaan
teknologi yang dapat menunjang proses belajar mengajar.
Setelah terjadi pandemi covid-19 pembelajaran hanya dilaksanakan
selama empat hari dalam seminggu yakni pada hari Senin sampai Kamis dan dibagi
dalam beberapa kelompok kelas. Pada hari Senin siswa yang hadir terdiri dari kelas
I-III, hari Selasa siswa kelas IV sampai VI, dan berlaku untuk hari Rabu dan Kamis.
Namun, mulai bulan April sampai Juni, semua kegiatan pembelajaran ditiadakan
dan hanya para guru serta staf sekolah yang masuk ke sekolah. Tentu hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu mengajar dari guru kepada siswa. Selain itu,
berdasarkan pengamatan penulis, selama masa pandemi siswa lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
diberikan Pekerjaan Rumah (PR) dan akhirnya yang mengerjakan tugas tersebut
ialah orang tua dari siswa. Terkait dengan hal ini, nilai siswa menjadi turun dan
kurang dapat mencukupi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah
ditargetkan. Di lain pihak, para guru kesulitan menerapkan pembelajaran secara
daring karena mayoritas orang tua berasal dari kalangan menengah ke bawah yang
sebagian besar buta huruf dan teknologi, sehingga sulit untuk melaksanakan kelas
secara online.
Ada sebuah fenomena yakni untuk kelas VI diberikan fasilitas berupa
tablet yang digunakan untuk mengakses materi pembelajaran saat pembelajaran di
kelas. Program ini bagi siswa kelas VI dan tidak ditujukan bagi kelas lainnya seperti
kelas I-V. Tentunya fenomena ini menimbulkan kesenjangan bagi kelas-kelas lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAK, diperoleh fakta bahwa kelas I-V
yang dinilai belum dapat diberikan kepercayaan untuk menggunakan fasilitas tablet
dari sekolah. Akan tetapi, program ini tidak berjalan sesuai dengan rencana sekolah
karena kurangnya kualitas para guru terhadap perkembangan teknologi, sehingga
pelaksanaan program menjadi terkendala.
Berdasarkan peraturan dari kepala sekolah SDN No. 05 Tengadak
Kabupaten Sintang, penerimaan bagi siswa kelas I SD minimal berusia 6 tahun,
sehingga usia untuk siswa kelas IV berkisar antara tahun 2009-2012. Menurut Mark
McCrindle, generasi Z dimulai pada tahun 1998-2009 sedangkan untuk generasi
Alfa dimulai pada tahun 2010-sekarang (McCrindle, 2014:220-222). Oleh karena
itu, usia siswa dari kelas IV ini menunjukkan bahwa mereka berada diantara
generasi Z akhir dan generasi Alfa awal. Ada persamaan dari kedua generasi yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mereka terbiasa akan kehadiran media digital dalam hidupnya, sehingga
keberadaan gawai khususnya di masa kini menjadi hal yang lumrah. Selain itu,
kebiasaan mereka berdampak pada minat belajar yang berkaitan dengan teknologi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru PAK pada 18 April
2021 diperoleh sebuah fakta bahwa siswa kelas IV berjumlah sekitar 9 orang dan
hanya beberapa yang memiliki gawai. Guru PAK menyatakan bahwa ia tidak
menggunakan tablet saat kelas PAK karena tidak dapat menggunakannya, sehingga
program tablet juga tidak terlaksana di kelas PAK. Oleh sebab itu, pembelajaran
menjadi kurang sambung dengan karakteristik dari siswa pada generasi Z akhir dan
generasi Alfa awal. Selain itu, Guru PAK menyatakan bahwa hanya menggunakan
satu sumber belajar yakni buku paket, sehingga pembelajaran menjadi terlalu
tekstual dan kurang menyentuh kebutuhan dan kehidupan siswa.
Pada saat siswa memiliki daya tarik terhadap suatu mata pelajaran maka ia
memiliki minat pada objek tertentu, sehingga ia akan tertarik untuk mendalami
mata pelajaran tersebut. Salah satu hal yang tampak apabila seorang siswa tertarik
terhadap mata pelajaran tertentu ialah sering bertanya, mencari tahu dari berbagai
sumber, serius memperhatikan saat guru sedang menjelaskan materi, dll. Perubahan
seperti inilah yang menunjukkan bahwa siswa berminat terhadap pelajaran meski
tidak langsung terbentuk minat terhadap pelajaran tertentu. Oleh karena itu, dapat
diartikan bahwa minat sungguh bersifat pribadi atau personal, sehingga siswa harus
benar-benar menyadari dan mengetahui minatnya sendiri supaya dapat terdorong
untuk semangat belajar sesuai dengan keinginannya bukan paksaan dari luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dalam pembelajaran PAK di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang,
guru PAK menyatakan bahwa ia hanya beracuan pada satu sumber yakni buku
paket dan tidak menggunakan sumber lain. Tentu model pembelajaran yang terlalu
teoritis ini menjadi kurang diminati siswa, sehingga untuk dapat meningkatkan
minat siswa terhadap mata pelajaran PAK maka diperlukan model pembelajaran
yang tanggap akan kebutuhan siswa. Melalui model pembelajaran yang dipilih
sesuai kebutuhan siswa agar siswa dapat mengaplikasikan materi PAK dalam aksi
nyata. Kompetensi yang ingin dicapai menyangkut peningkatan minat belajar PAK
yang berdampak pada peningkatan prestasi siswa. Guru bertindak sebagai fasilitator
dan siswa yang bertindak melaksanakan materi PAK dalam kehidupannya. Oleh
sebab itu, pembelajaran alamiah yang dekat dengan kehidupan siswa sesuai untuk
digunakan dalam mata pelajaran PAK, maka dapat disimpulkan bahwa guru
hendaknya menggunakan model kontekstual agar siswa mampu menemukan
sendiri makna materi PAK dalam hidup sehari-hari.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka berikut ini
penguraian dari masalah-masalah yaitu:
1. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran PAK.
2. Pembelajaran terlalu tekstual dan verbal.
3. Pembelajaran kurang kontekstual dengan kebutuhan siswa berdasarkan
generasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik melalui model Contextual Teaching and Learning
(CTL)?
D. Tujuan Penulisan
1. Peningkatan minat belajar PAK bagi siswa kelas IV melalui model CTL.
2. Peningkatan keterampilan guru PAK melalui model CTL.
3. Peningkatan hasil belajar PAK bagi siswa kelas IV melalui model CTL.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Membantu siswa meningkatkan minat dan hasil belajar dalam pembelajaran
PAK.
b. Membantu siswa memahami kesinambungan antara kisah Yesus dalam Kitab
Suci dan pengalaman hidupnya.
c. Membantu siswa membangun pengetahuannya terhadap pembelajaran PAK
melalui kesehariannya.
2. Bagi guru
a. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tindakan kelas.
b. Memotivasi untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran yang kreatif dalam
rangka meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Metode Penulisan
Metode penulisan menggunakan statistik deskripsi yang mengandung data
berupa angka, tabel, diagram, dan gambar. Setelah itu, pengolahan data berupa
penguraian, penjelasan, dan deskripsi data yang berfungsi untuk menyederhanakan
data statistik dari penelitian. Dalam penulisan ini pembahasan mengenai learning
mendapatkan persentase sebesar 80-85%, sedangkan untuk teaching hanya dibahas
dengan persentase sekitar 15-20%.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini “Upaya Meningkatkan Minat Belajar
dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik melalui Model Contextual
Teaching and Learning (CTL) untuk Siswa Kelas IV di SDN No. 05 Tengadak
Kabupaten Sintang”. Bab I berisi pendahuluan. Bab II berisi kerangka teoritis dan
kajian terkait. Bab III berisi metodologi penelitian. Bab IV berisi hasil penelitian,
pembahasan penelitian dan usulan kegiatan. Bab V berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN KAJIAN TERKAIT
Dalam Bab I penulis telah memaparkan latar belakang penelitian setelah
covid-19 masuk ke SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang pada tahun 2021
menyebabkan banyak perubahan dalam peraturan sekolah. Salah satu peraturan
sekolah sebelum UAS ialah meliburkan seluruh proses pembelajaran mulai dari
April-Juni dan siswa hanya mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), sehingga nilai
siswa dalam PAK menjadi rendah. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik melalui model Contextual Teaching and Learning
(CTL)? Tujuan dari penelitian ini yakni 1) Peningkatan minat pembelajaran PAK
2) Peningkatan hasil belajar PAK bagi siswa kelas IV melalui model CTL. Salah
satu manfaat dari penelitian bagi siswa ialah membantu siswa membangun
pengetahuannya terhadap pembelajaran PAK melalui kesehariannya, sedangkan
bagi guru adalah memotivasi untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran yang
kreatif dalam rangka meningkatkan kualitas minat dan hasil belajar siswa.
Pada Bab II ini penulis akan memaparkan kerangka teoritis yang terdiri
dari pengertian minat, pengertian belajar, pengertian minat belajar, Pendidikan
Agama Katolik (PAK), teori konstruktivisme, model Contextual Teaching and
Learning (CTL), PTK, generasi Z, dan generasi Alfa. Bab ini juga menampilkan
kajian terkait penerapan model CTL dan model pembelajaran kooperatif tipe
jigasaw.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Minat
Minat menurut Slameto (2010:180), ialah “rasa suka yang berlebih serta
adanya rasa keterikatan terhadap sesuatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh” (Irawati, 2018:10). Minat merupakan hal yang dilihat dalam diri sendiri
dan memiliki hubungan dengan hal yang ada di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan maka semakin besar minat.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah suatu kecenderungan dari individu yang penuh dengan pengolahan mental
dan diwujudkan dalam tindakan yang nyata untuk meraihnya. Minat dapat
ditunjukkan dengan adanya sebuah perhatian, rasa suka, keterlibatan dan tertarik
seseorang terhadap sesuatu serta ikut berpartisipasi terhadap ketertarikannya
tersebut. Selain itu, minat muncul karena ada respon dalam diri atas rangsangan
dari luar tanpa paksaan.
2. Pengertian Belajar
Menurut Winkel (Armin Unaaha, 2011:11), “belajar adalah suatu aktivias
mental atau fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungannya,
yang mampu menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap” (Tiffany, 2017). Perubahan tersebut bersifat secara
relatif konstan dan berbekas. Menurut Malik dalam Susanto (2013-3-4),
menyatakan bahwa “belajar merupakan modifikasi atau memperteguh perilaku
melalui pengalaman” (Apriani, 2016:15). Terkait dengan hal tersebut maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengalaman dapat mempengaruhi perilaku. Oleh karena itu, belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang berulang-ulang
dan berusaha mencapai tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, perubahan cenderung
membekas atau menetap menjadi suatu hasil pengalaman dari interaksi individu dan
lingkungan sekitarnya.
3. Pengertian Minat Belajar
Menurut Slameto (2010:180) “minat adalah suatu rasa lebih suka dan
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh” (ibid, 10).
Gagne dalam Susanto (2013:1) menyatakan bahwa “belajar merupakan proses
seorang dalam perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman” (Irawati,
2018:15). Oleh sebab itu, minat belajar adalah suatu gejala psikologi yang terjadi
di dalam diri seseorang dengan menampakkan beberapa gejala seperti gairah,
kemauan, keterlibatan, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman. Siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran
tertentu akan lebih lama bertahan dalam konsentrasi karena ia cenderung menyukai
pelajaran tersebut. Minat berperan penting dalam mengambil keputusan berpikir
dan menentukan arah dalam segala aktivitas termasuk dalam proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. Pendidikan Agama Katolik
Semua orang Katolik berhak untuk untuk menerima pendidikan secara
Katolik (Gravissinum Educationis, 1963:32). Pendidikan menjadi aspek penting
dalam kehidupan dan menjadi hak setiap orang. Tujuan pendidikan ialah “mencapai
pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya dan demi
kesejahteraan kelompok-kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia
termasuk anggotanya, dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas
kewajibannya” (GE, 1963:31). Terkait dengan hal ini, tujuan pendidikan erat
kaitannya dengan mengingatkan bahwa kodrat manusia ialah sebagai makhluk
sosial. Lembaga pendidikan seperti “sekolah dan universitas merupakan tempat
penyebaran pengetahuan yang utama, tetapi pengetahuan telah mengalami beberapa
perubahan besar yang mempengaruhi pendekatan pendidikan” (IL, 2015:21) artinya
pendekatan pendidikan dapat mengubah pengetahuan.
Pendidikan Agama Katolik diibaratkan dengan “Gereja yang harus hadir
dengan kasih-keprihatinan dan bantuannya yang istimewa bagi siswa khususnya
yang menempuh studi di sekolah-sekolah bukan Katolik” (GE, 1963:38). Terkait
dengan hal tersebut, PAK memiliki peranan dalam memberikan perhatian bagi
semua siswa Katolik yang bukan hanya studi di sekolah Katolik tetapi juga di
sekolah non Katolik. Dokumen GE menyatakan bahwa kehadiran Gereja perlu
dinyatakan melalui kesaksian hidup mereka yang mengajar dan membimbing para
siswa melalui kegiatan kerasulan sesama siswa atau melalui pelayanan para imam
dan kaum awam (ibid). Oleh sebab itu, PAK merupakan Gereja bagi siswa karena
terjadi pengungkapan pengalaman hidup guru yang membawa siswa untuk terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dalam merasul dan melayani berdasarkan panggilannya, sehingga PAK tidak
semata-mata hanya bersifat akademik.
Ada beberapa tuntutan bagi para guru yaitu harus “memiliki kemampuan
untuk menciptakan, menemukan, mengelola lingkungan pembelajaran yang
menyediakan banyak peluang, mampu menghargai keberagaman para siswa,
membimbing mereka menemukan pembelajaran yang berarti dan mendalam,
mendampingi siswa menuju tujuan mulia dan menantang, menghargai harapan-
harapan siswa, melibatkan dan menghubungkan siswa satu dengan lainnya serta
dengan dunia “ (IL, 2015:19). Oleh sebab itu, guru PAK perlu mendapatkan
pelatihan khusus agar sungguh memahami tugasnya mendampingi siswa dalam
iman sebagai seorang Katolik dan hubungannya dengan dunia.
Tema besar dari pendidikan agama Katolik dan budi pekerti mencakup 4
yakni pribadi dan lingkunganku, Yesus Kristus, masyarakat, dan Gereja.
(Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, 2017:v). Berikut ini tema-tema yang
menjadi materi dalam pendidikan agama katolik dan budi pekerti, antara lain:
a. Tema pribadi dan lingkunganku
1) Aku bangga diciptakan sebagai perempuan atau laki-laki.
2) Lingkungan turut mengembangkan diriku sebagai perempuan atau laki-laki.
3) Bersyukur sebagai perempuan atau laki-laki.
4) Kemampuan dan keterbatasanku.
5) Mengembangkan kemampuan diri.
6) Aku membutuhkan orang lain.
7) Mengembangkan diri dengan bekerjasama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Yesus Kristus
1) Allah menyampaikan sepuluh firman-Nya sebagai pedoman hidup.
2) Bangsa Israel memasuki tanah terjanji.
3) Allah memberkati para pemimpin Israel: Samuel, Saul dan Daud.
4) Yesus: pemenuhan janji Allah.
5) Yesus mewartakan kerajaan Allah melalui perumpamaan.
6) Mukjizat-mukjizat Yesus.
c. Masyarakat
1) Hormat kepada orang tua.
2) Cinta kepada sesama.
3) Menghormati hidup.
4) Menghormati milik orang lain.
d. Gereja
1) Ungkapan syukur tokoh-tokoh perjanjian lama.
2) Doa syukur Gereja.
3) Doa pribadi.
4) Doa bersama.
5) Doa spontan.
Dalam usulan kegiatan penulis mengambil tema mukjizat-mukjizat Yesus
dan diperoleh dari tema pokok yakni Yesus Kristus. Selain itu, dalam siklus I dan
siklus II penulis menggunakan tema yang serupa dengan usulan kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Teori Konstruktivisme
Menurut Jean Piaget “teori konstruktivistik menekankan proses untuk
menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan” (Dahar,
1989:159). Teori konstruktivisme memahami belajar yakni kegiatan manusia
membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada
pengetahuan sesuai dengan pengalamannya (Hidayanti, 2014:12). Menurut
Richardson (1997:3) menyatakan bahwa constructivism as the position that
“individuals create their own understandings, based upon the interaction of what
they already know and believe, and the phenomena or ideas with which they come
on contact” artinya konstruktivisme merupakan sebuah keadaan saat individu
menciptakan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pada apa yang mereka
ketahui dan percayai, serta ide dan fenomena dimana mereka berhubungan
(Wardoyo, 2013).
Pada umumnya teori konstruktivisme memahami bahwa penekanan dari
belajar ialah proses dan bukan hasil. Terkait dengan proses yang melibatkan cara
dan strategi belajar serta hasil belajar sebagai tujuan pembelajaran keduanya
memiliki kepentingan yang sama (Adisusilo, 2021:32). Siswa mengontruksi atau
membangun pemahaman berdasarkan pengalamannya agar memperoleh
pengetahuan. Oleh sebab itu, belajar menurut teori konstruktivisme bukan hanya
menghafal tetapi proses mengontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Berikut
ini hal-hal penting dari teori konstruktivisme, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Ciri-ciri
Handayani & Sujatmiko dalam Suparno (1997:49), menyatakan ciri-ciri
konstruktivisme yaitu:
1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah
ada sebelumnya.
2) Belajar merupakan panafsiran personal tentang dunia.
3) Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan
berdasarkan pengalaman.
4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan makna melalui berbagai
informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau berkerja
sama dengan orang lain.
b. Proses Belajar
Purnamasari (2011:8) menjabarkan proses belajar dari teori
konstruktivisme yakni:
1) Peran siswa
Belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan. Terkait dengan
pembentukan pengetahuan menjadi tugas siswa. Siswa harus aktif melalukan
kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang
dipelajari.
2) Peran guru
Guru berperan dalam membantu agar proses konstruksi pengetahuan oleh
siswa dapat membentuk pengetahuannya. Selain itu, guru harus lebih memahami
cara pandang siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3) Sarana belajar
Peranan utama dalam kegiatan belajar ialah aktivitas siswa dalam
mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Terkait dengan pembentukan konstruksi
tersebut memerlukan bantuan seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan
fasilitas lainnya. Salah satu hal yang dapat mengganti pengalaman siswa yakni
melalui film, TV, audio, dll.
4) Evaluasi
Dalam teori konstruktivime, lingkungan belajar sangat mendukung
munculnya berbagai pandangan terhadap realitas, konstruksi pengetahuan dan
aktivitas-aktivitas lain yang berdasar pada pengalaman (Handayani & Sujatmiko,
2019:109).
c. Metode mengajar dalam pembelajaran
Menurut Handayani & Sujatmiko (2019:109), menyatakan bahwa
“penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran akan lebih banyak
menggunakan metode inquiry (menemukan) dan akan dibantu metode-metode lain
yang akan dilaksanakan secara integratif dan diperkirakan mampu dilaksanakan
oleh guru mitra peneliti dan siswa di lapangan.” Berikut ini penjelasan metode-
metode, antara lain:
1) Tanya jawab (Questioning)
Bertanya merupakan metode utama dalam teori konstruktivisme untuk
mengukur pengenalan siswa terhadap konsep-konsep pada topik pembelajaran yang
akan dipelajari. Selain itu, bertanya ialah kegiatan untuk menggali informasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengkonfirmasi hal-hal yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada hal-
hal yang belum diketahui.
2) Penyelidikan/menemukan (Inquiry)
Pengetahuan ataupun keterampilan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari
penyelidikan harus sampai pada menemukan sendiri dan bukan hasil mengingat
fakta. Terkait dengan hal ini guru harus merancang kegiatan yang menemukan
berbagai materi yang diajarkan. Belajar dengan menggunakan metode inquiry pada
umumnya merujuk pada cara siswa menemukan sendiri pengetahuannya.
3) Komunitas belajar (Learning community)
Belajar kelompok atau komunitas belajar merupakan pembelajaran dengan
bekerjanya sejumlah siswa yang sudah terbagi ke dalam kelompok-kelompok kecil
untuk mencapai tujuan tertentu bersama-sama (Moejiono, 1991/1992:50). Kerja
kelompok memunculkan terjadi kerja sama antar siswa, persaingan yang sehat dan
dapat meningkatkan motivasi belajar antar anggota kelompok (Handayani &
Sujatmiko, 2019:109).
d. Tujuan
Menurut Fita (2020) tujuan dari teori konstruktivistik sebagai berikut:
1) Adanya motivasi yang ditujukan untuk siswa dengan memahami belajar
sebagai tanggung jawab dirinya sendiri.
2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman suatu
konsep secara lengkap.
4) Lebih menekankan proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e. Prinsip-prinsip
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3) Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
4) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
5) Mencari dan menilai pendapat siswa.
f. Aplikasi teori dalam pembelajaran
1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang sudah ditetapkan, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya.
2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya minat untuk membuat
hubungan ide-ide atau gagasan-gagasan, kemudian memformulasikan
kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
3) Guru dan siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah kompleks,
beragam pandangan tentang kebenaran dari berbagai pemahaman.
4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan suatu
usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak mudah dikelola
(Fita, 2020)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
6. Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Pengertian model pembelajaran CTL menurut beberapa ahli
Ciri khas dari model CTL menurut Sanjaya (2007:258), ialah “belajar
dalam CTL bukan hanya sekedar duduk, mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar
adalah proses berpengalaman secara langsung” (2014). Selain itu, model CTL
adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Model pembelajaran CTL menawarkan bentuk pembelajaran yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa. Model CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang
dipelajarinya dan menghubungkan serta menerapkannya dalam kehidupan mereka,
sehingga materi pelajaran akan bermakna bagi siswa. Oleh sebab itu, peran siswa
dalam pembelajaran CTL adalah sebagai subjek yang menemukan dan membangun
sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. Belajar bukanlah menghafal dan
mengingat fakta-fakta, tetapi belajar adalah upaya untuk mengoptimalkan potensi
siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
b. Peran Guru di Kelas
Peran seorang guru dalam dinamika belajar ialah membantu
menghubungkan antara pengetahuan yang baru dan yang sudah diketahui oleh
siswa. Selain itu, tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesempatan kepada siswa untuk menemukan, menerapkan ide mereka sendiri, dan
menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri. Ada “3 tantanggan
bagi guru PAK, yakni proses pendidikan, situasi anak generasi Z dan Alfa serta
situasi masa pandemi covid-19” (Suparno, 2021). Proses pendidikan khususnya
PAK bertujuan supaya siswa aktif mengenal Yesus sebagai sumber imannya,
sedangkan tugas guru PAK ialah membantu siswa supaya beriman (ibid). Pada
umumnya anak generasi Z dan Alfa memiliki pengertian awal karena telah dibekali
oleh teknologi yang biasa mereka akses, maka kelas perlu menjadi ruang yang
demokratis artinya mereka mengolah secara mandiri materi pembelajaran yang
guru berikan sehingga sampai pada kebenaran. Menurut Santosa dalam Andalas
(2020), bagi seorang guru perlu dilakukan pendekatan yang mengena bagi siswi
sesuai dengan generasinya.
Alih-alih mengawali kelas dengan berbicara kepada siswa-siswi, guru
mengawali kelas dengan mendengarkan mereka. Ia meluangkan waktu
untuk mendengarkan gagasan-gagasan awal siswa-siswi terkait konten
pembelajaran. Gagasan-gagasan awal mereka berarti karena memperkaya
konten pembelajaran. Konteks mempengaruhi konten yang guru perlu
mengelolanya menjadi aktivitas pembelajaran dalam kolaborasi dengan
siswa-siswi (Santosa, 2020).
Gambaran proses pembelajaran bagi siswa generasi Z dan Alfa, mereka
perlu untuk menemukan makna materi pelajaran secara mandiri meski tentunya
dibantu oleh guru. Pembelajaran PAK yang sungguh kontekstual dapat membantu
mereka menemukan kebenaran terhadap suatu materi yang dipelajarinya. Oleh
sebab itu, diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat memotivasi mereka
untuk lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Penerapan Pendekatan CTL di Kelas
Adapun berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menerapkan
pendekatan kontekstual di kelas, antara lain:
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (2014).
d. Prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Nurdyansyah & Fahyuni (2016) ada 7 komponen dalam model
pembelajaran CTL adalah konstruktivisme (Construktivism), menemukan (Inquiry),
bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Comunity), pemodelan
(Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian yang autentik (Authentic
Assessment). Ada 7 prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan
oleh guru yaitu:
a) Konstruktivisme
Adalah landasan berfikir dalam CTL yaitu pengetahuan yang dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas disesuaikan dengan kehidupan siswa. Siswa perlu memiliki pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
awal untuk dapat mengembangkan pengalaman baru yang dihubungkan dengan
pengalaman yang dialami. Prinsip ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakupi kesehatan tubuh, psikis,
emosional, sedangkan faktor eksternal mencakup kondisi lingkungan dari siswa.
b) Inquiry (menemukan)
Ialah kegiatan inti dari CTL yakni ada upaya untuk menemukan sekaligus
memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-
kemampuan lain yang diperlukan bukan hanya hasil belajar artinya proses
menemukan kebenaran yang sungguh penting dan tidak hanya hasil belajar yang
dapat memenuhi KKM yang ditargetkan.
c) Bertanya
Menurut Muchith (2008:43), pertanyaan yang diajukan oleh guru atau
siswa harus dijadikan alat atau pendekatan untuk menggali informasi yang
kaitannya dengan kehidupa nyata (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016:42). Pada
umumnya pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu berawal dari bertanya.
Dalam penerapannya di dalam kelas, pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa
dapat dijadikan suatu pendekatan untuk menggali informasi dalam kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Tugas guru ialah membimbing siswa melalui
pertanyaan guna menemukan kaitan antara materi pembelajaran dalam
hubungannya ke dalam dunia nyata.
d) Masyarakat Belajar
Kehidupan manusia erat kaitannya dengan makhluk lain atau yang
umumnya sering disebut makhluk sosial karena ketergantungannya dengan pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lain. Prinsip ini mengutamakan pada model interaksi dari banyak arah misalnya
interaksi antara guru dan siswa atau sebaliknya, serta interaksi antar siswa. Akan
tetapi, interaksi ini tidak hanya terjadi di dalam kelas melainkan juga dapat terjadi
di luar kelas misalnya dengan keluarga, masyarakat, dan gereja.
e) Pemodelan
Prinsip ini kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kebutuhan siswa yang semakin beragam. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya
sumber belajar bagi siswa karena memiliki keterbatasan dalam memberikan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh sebab itu, prinsip ini dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk mengembangkan pembelajaran siswa supaya
dapat meminimalisir keterbatasan yang dimiliki oleh guru.
f) Refleksi
Adalah cara berfikir tentang segala hal yang telah terjadi atau baru saja
terjadi artinya berfikir tentang apa yang telah dipelajari di masa lalu, lalu kemudian
mengendapkannya menjadi suatu pengetahuan yang baru sekaligus menjadi rivisi
atas pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pada prinsip ini, siswa diberikan
kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati dan
melakukan diskusi dengan dirinya sendiri.
g) Penilaian Sebenarnya
Prinsip ini berfungsi untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan
hasil pembelajaran melalui penerapan model CTL. Penilaian ini memberikan
gambaran terhadap pengalaman belajar siswa, sehingga dengan terkumpulnya
berbagai data informasi maka semakin akurat pula pemahaman guru tentang proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
belajar dan hasil belajar dari setiap siswa. Oleh sebab itu, guru dapat mengetahui
kemajuan, kemunduran dan kesulitan siswa dalam belajar supaya dapat melakukan
upaya-upaya perbaikan serta penyempurnaan proses pembelajaran selanjutnya
(Nurdyansyah & Fahyuni, 2016:39-46).
7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Stephen Kemmis (1988:6), menyatakan bahwa penelitian tindakan
berbentuk “spiral” yang terdiri dari: pengamatan, perencanaan, tahap tindakan awal,
memonitor, merefleksi, memikirkan kembali dan evaluasi (Aqib & Amrullah,
2018:10). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)
adalah penelitian tindakan yang berlangsung di dalam kelas. Tujuan PTK ialah
untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran, sedangkan fokus
PTK yakni pada proses pembelajaran di kelas. Menurut Suharsimi (2002:84-85),
menjabarkan PTK melalui penggabungan tiga kata yakni “Penelitian”, “Tindakan”,
dan “Kelas” yang dimaknai berikut: pertama, penelitan adalah kegiatan mencermati
suatu objek dengan menggunkan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Kedua,
tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, misalnya pengaplikasian suatu rangkaian siklus kegiatan. Ketiga, kelas
ialah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pembelajaran
yang sama dari guru yang sama pula (Wijaya & Syahrum, 2013:39-40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1. Komponen dalam PTK
a. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang mengikuti proses
pembelajaran, contohnya minat belajar dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
b. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau
memimbing siswa, misalnya keterampilan guru selama mengajar di dalam
kelas.
c. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
pemberian tugas kepada siswa, misalnya penyajian materi.
d. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar dengan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu,
contohnya permasalahan tentang penggunaan media pembelajaran dan
sumber belajar.
e. Hasil pembelajaran, dapat dicermati melalui peninjauan kognitif yang harus
ditingkatkan melalui PTK.
f. Lingkungan, dalam lingkup di kelas, sekolah, dan tempat tinggal supaya
lingkungan menjadi lebih kondusif (Wijaya & Syahrum, 2013:40-42).
2. Karakteristik PTK
a. PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran
dengan dukungan ilmiah.
b. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui
aktivitas berfikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk guru
untuk menulis dan membuat catatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya
permasalahan nyata dan actual dalam pembelajaran di kelas.
d. Adanya kolaborasi antara guru dan penulis dalam hal pemahaman,
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya
melahirkan kesamaan tindakan (Wijaya & Syahrum, 2013:46-47).
Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan
siklus berkelanjutan karena tuntutan peningkatan dan pengembangan merupakan
tantangan sepanjang waktu.
8. Generasi Z
Mark McCrindle berpendapat bahwa generasi ini dimulai pada tahun
1998-2009 (McCrindle, 2014:220). Dalam kaitannya dengan identitas, generasi Z
terbagi atas dua dunia yang dijalani secara bersamaan yakni identitas “di kehidupan
nyata” dan “di kehidupan online/maya” (Seemiller & Grace, 2019:31). Dari kedua
identitas tersebut, terbentuk karakter dari generasi Z yang saling bertolak belakang.
Bagi generasi ini keberadaan identitas di kehidupan online memberikan
kenyamanan yang memunculkan sikap individual. Selain itu, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Goes to College Study terhadap responden di
Generasi Z sekitar 74% responden dikumpulkan dan diperoleh sebuah fakta bahwa
generasi Z akan termotivasi apabila ia dapat memperoleh pencapaian tertentu dan
mendapatkan pujian atas pencapaiannya tersebut, sehingga inilah yang menjadi
salah satu penyebab yang mendorong motivasinya untuk terus berkembang (ibid,
33).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dalam seminar tentang “menjadi guru agama yang diskretif bagi generasi
Z-Alfa” menyatakan tentang karakteristik anak generasi Z yang identik dengan
kehidupannya dalam dunia maya. Seorang narasumber bernama Rm. Paul Suparno
menyatakan sebagai berikut:
“Ciri anak generasi Z, yakni multifaset (dapat mengerjakan beberapa
pekerjaan diwaktu yang sama), komunikasi yang luas (sering
berkomunikasi dengan banyak kalangan), ingin diakui, cinta kebebasan,
menggunakan bahasa tulis (lebih tertarik menggunakan gadjet daripada
berbicara langsung), dan memiliki ambisi yang tinggi. Namun, mereka
mudah bosan akan acara yang tetap, sehingga ini mempengaruhi pelajaran
khususnya PAK.”
Ciri khas dari anak generasi Z ini ialah ketergantungannya pada gawai
seperti yang telah dipaparkan di atas, karena gawai telah mendominasi kehidupan
anak pada generasi ini. Oleh karena itu, mereka akan mudah percaya dengan media
online daripada orang-orang yang ia temui di dunia nyata seperti orang tua, saudara,
tetangga, dll. Tentu hal ini juga berpengaruh pada kegiatan belajar di kelas karena
mereka dapat dengan lebih mudah mengetahui segala sesuatu melalui gawai yang
dapat diakses dengan lebih mudah. Siswa kelas IV di SDN No. 05 Tengadak
Kabupaten Sintang kurang berminat dengan gawai dan mereka lebih tertarik dengan
permainan yang di luar rumah. Terkait dengan hal ini, siswa tidak tergantung
dengan gawai dan kurang cocok disandingkan dengan ciri khas dari anak generasi
Z yang tergantung pada gawai.
9. Generasi Alfa
Berdasarkan pengelompokan generasi menurut Mark McCrindle generasi
ini lahir pada tahun 2011-2024 (McCrindle, 2014:222). Generasi Alfa erat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kaitannya dengan perkembangan teknologi yang membentuk wataknya dalam
hidup sehari-hari. Pada umumnya generasi ini memiliki karakteristik yakni tidak
suka peraturan, menyukai hal yang instan, mengerti teknologi sekaligus mudah
bosan (Retna Irawati, 2021). Anak pada usia generasi Alfa menyukai kebebasan,
sehingga ia sangat tertarik pada sesuatu yang dapat diperoleh dengan instan dan
tanpa perlu ada ikatan yang dapat membuat mereka terikat. Sehubungan dengan hal
tersebut generasi Z dan generasi Alfa juga bersikap individual karena gawai yang
telah menjadi salah satu kebutuhan hidupnya. Dampak positif dari perkembangan
teknologi bagi anak generasi ini ialah mereka lebih cepat beradaptasi daripada
generasi sebelumnya yang terlalu terpaku pada media sosial atau online.
Berdasarkan hasil riset, McCrindle dan Fell menyatakan bahwa “generasi
Alfa memiliki lima karakteristik yakni digital, sosial, global, mobile, dan visual”
(Rukmini, 2021:7). Selain itu, ada “dampak positif dari pandemi masa kini bagi
generasi ini yaitu pembentukan menjadi remaja yang resiliens (dapat menyesuaikan
diri) dan mudah belajar hal baru” (ibid). Oleh sebab itu, generasi ini dinilai
merupakan generasi yang lebih cerdas dibandingkan dengan generasi-generasi
sebelumnya. Dalam kaitannya dengan teknologi, sebagian besar anak kelas IV di
Tengadak tidak memiliki gawai atau hanya milik orang tuanya, sehingga hanya
beberapa dari lima karakteristik dari generasi Alfa yang sambung dengan ciri siswa.
Namun, salah satu persamaan yang menjadi ciri dari siswa kelas IV di Tengadak
ialah memiliki jiwa sosial yang tinggi, misalnya ikut membantu temannya membuat
mainan dari kayu, bambu, dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
B. Kajian Terkait
1. Arif Gunawan adalah penulis dari penelitian yang berjudul “Penerapan Model
CTL (Contextual Teaching and Learning) menggunakan CD Interaktif untuk
meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Plumbon 02 Kabupaten
Semarang” menyatakan bahwa:
Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model
CTL (Contextual Teaching and Learning) menggunakan CD interaktif
pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 02 Kabupaten Semarang, b)
Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model
CTL (Contextual Teaching and Learning) menggunakan CD interaktif
pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 02 Kabupaten Semarang, c) Hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model CTL
(Contextual Teaching and Learning) menggunakan CD interaktif pada
siswa kelas V SD Negeri Plumbon 02 Kabupaten Semarang. (hlm. 62).
Skripsi di atas memiliki kesamaan dengan penelitian milik penulis dalam
aspek variable atau faktor yang diselidiki yakni keterampilan guru selama siklus,
aktivitas siswa selama siklus, dan hasil belajar siswa setelah tindakan. Selain itu,
teknik pengumpulan data yang berupa tes, observasi, dan catatan lapangan. Namun,
ada perbedaan pada bagian faktor minat belajar yang penulis tambahkan pada pra
siklus berupa angket dan wawancara.
2. Eli Ermawati merupakan penulis dari penelitian yang berjudul “Upaya
meningkatkan minat belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran
contextual teaching and learning pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri
173490 Simbara Kec. Tarabintang Kab. Humbahas Hasundutan T.P 2015/2016”
menyatakan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut: a) rendahnya minat belajar
siswa pada mata pelajaran IPA b) guru belum menerapkan model
pembelajaran yang sesuai untuk menumbuhkan minat belajar IPA
dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang model-model pembelajaran
c) Siswa lebih banyak menghafal (verbalistik) sehingga menghasilkan
tataran tingkat belajar yang rendah (hlm. 4).
Pada bagian latar belakang dalam skripsi di atas, penulis menemukan
kesamaan pada bagian rendahnya minat belajar siswa dan guru belum menerapkan
model pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar. Hal yang hampir
serupa juga penulis kemukakan pada bagian identifikasi masalah yakni siswa
kurang berminat belajar PAK dan guru PAK kurang menerapkan model
pembelajaran yang dapat menyentuh kebutuhan siswa. Akan tetapi, pada bagian
rumusan masalah memiliki perbedaan, sehingga teknik analisis data yang
digunakan juga berbeda.
C. Hipotesis Tindakan
1. Penerapan desain model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik.
2. Penerapan desain model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) tidak dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab II penulis telah memaparkan kerangka teoritis dan kajian
terkait. Kerangka teoritis terdiri dari pengertian minat, pengertian belajar,
pengertian minat belajar, PAK, teori konstruktivisme, model Contextual Teaching
and Learning (CTL), Penelitian Tindakan Kelas (PTK), generasi Z, generasi Alfa,
sedangkan kajian terkait terdiri dari penerapan model CTL dan model pembelajaran
kooperatif tipe jigasaw. Siswa yang memiliki minat belajar terhadap mata pelajaran
tertentu akan bertahan lama dalam memperhatikan karena ia cenderung menyukai
pelajaran tersebut. PAK menekankan relasi siswa dengan iman dan dengan dunia.
Konstruktivisme ialah sebuah keadaan ketika seseorang menciptakan pemahaman
mereka sendiri berdasarkan yang mereka ketahui dan percayai, ide dan fenomena
saat mereka berhubungan. Salah satu karakteristik PTK ialah upaya pengembangan
profesi guru melalui aktivitas berfikir kritis dan sistematis. Salah satu karakteristik
dari generasi Z yang memiliki kesamaan dengan generasi Alfa ialah akrab dengan
teknologi meski siswa di Tengadak sebagian besar kurang tertarik terhadap
teknologi. Hipotesis tindakan dari penelitian ini ialah penerapan desain model
pembelajaran CTL dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran PAK atau dapat berlaku sebaliknya.
Pada Bab III ini penulis akan memaparkan tentang jenis penelitian, desain
penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, validitas data,
prosedur penelitian dan indikator keberhasilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
A. Jenis Penelitian
Menurut Kemmis (1988:6), “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam
situasi-situasi sosial untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri oleh guru,
yang dengan demikian akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai
praktik dan situasi tempat praktik tersebut dilaksanakan” (Aqib & Amrullah,
2018:10). PTK menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada mata pelajaran PAK. PTK menyangkut 4 aspek yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi.
B. Desain Penelitian
Definisi penelitian tindakan menurut Taggart (1991), ialah “action
research is concerned equally changing individuals, on the one hand, and on the
other, the culture of the groups, institutions and societies to which they belong”
artinya bahwa penelitian tindakan berkaitan dengan perubahan yang sama terhadap
individu, di satu sisi, dan di sisi lain, budaya kelompok, institusi, dan masyarakat
tempat mereka berada (Wardoyo, 2013). Penulis menggunakan penelitian tindakan
untuk mengaplikasi pembelajaran PAK dengan model CTL melalui penerapan 7
prinsip dalam CTL yakni konstruktivisme, pemodelan, inquiry, bertanya,
masyarakat belajar, refleksi dan penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di SD Negeri 05 Tengadak, Dusun Mekar Jaya,
Desa Laman Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Provinsi
Kalimantan Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021.
Waktu penelitian mulai awal Mei 2021 - Juni 2021.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ialah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam
sebuah penelitian. Selain itu, sampel sebagai bagian dari populasi yang dipelajari
dalam suatu penelitian. Menurut Djarwanto (1994:420), “populasi adalah jumlah
keseluruhan dari individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti”
(Syafnidawaty, 2020). Oleh sebab itu, subjek dari penelitian ini ialah siswa kelas
IV tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 9 orang siswa, jumlah siswa laki-laki
3 siswa, sedangkan jumlah siswa perempuan sebanyak 6 siswa. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kolaborator ialah orang yang berkerja
sama dengan penulis. Selain itu, kolaborator dari penulis adalah pak Dombot, S.Ag.
seorang guru agama Katolik di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang yang
telah bertugas sejak tahun 2000 – sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
E. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:20) “objek penelitian atau variable penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang yang telah ditetapkan oleh
penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Syafnidawaty, 2020).
Oleh sebab itu, pengertian dari objek dalam penelitian ini ialah suatu hal yang
ditujukan untuk diteliti dengan tujuan mendapatkan kesimpulan atas data yang
diperoleh. Objek dari penelitian ini adalah minat belajar dan hasil belajar siswa
kelas IV di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang terhadap mata pelajaran PAK
melalui model CTL.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Menurut Sugiyono (2013199), “kuesioner atau angket adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan melakukan pemberian pertanyaan atay pernyataan
tertulis kepada responden agar mendapatkan jawaban” (Mingseli, 2021). Dalam
penelitian ini, penulis menyebarkan angket sebelum tindakan di kelas. Penulis
menyebarkan angket kepada siswa di rumah mereka masing-masing.
2. Wawancara
Menurut Esterberg (2002), “wawancara merupakan pertemuan dua orang
atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab” (Sugiyono,
2018:231). Dalam penelitian ini wawancara berlangsung sebelum tindakan di kelas.
Penulis melakukan wawancara dengan siswa dan guru PAK di rumah mereka
masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Observasi
Nasution (1988), menyatakan bahwa “observasi merupakan fakta
mengenai dunia kenyataan” (Sugiyono, 2018:226). Dalam penelitian ini observasi
berlangsung selama siklus. Terkait dengan pelaksanaan siklus yang menjadi subjek
yang observasi ialah keterampilan guru dan aktivitas siswa.
4. Tes Tertulis
Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan lembar kerja siswa atau esai
saat pelaksanaan tindakan di kelas. Penyebaran lembar kerja siswa berlangsung saat
pelaksanaan tindakan di kelas dan siswa mengerjakan bersama teman sebangkunya.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang penelitian ini ialah angket, wawancara, lembar kerja siswa,
lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar observasi keterampilan guru. Dalam
siklus I mata pelajaran PAK sudah menggunakan model CTL dan mengerjakan esai
secara berkelompok, sedangkan untuk siklus II menggunakan diskusi secara
berkelompok dan mencari contoh materi dalam Kitab Suci. Berikut ini langkah-
langkah pengumpulan data, yaitu:
Tabel 1: Langkah-langkah Pengumpulan Data
No. Pembelajaran Data Sumber
Data
Instrumen
1. Pra-
Pembelajaran
Angket dan
wawancara
Kolaborator
dan Siswa
Lembar angket dan
lembar wawancara
2. Proses
Pembelajaran
Observasi Kolaborator
dan Siswa
Lembar observasi
aktivitas siswa dan
lembar observasi
keterampilan guru
3. Hasil
Pembelajaran
Tes tertulis Siswa Lembar kerja siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
H. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara statistik deskripif dan kualitatif.
Statistik deskripif adalah prosedur yang memuat angka, berfungsi
menyederhanakan, meringkas dan menyusun data numerik dalam jumlah yang
relatif besar. Pada umumnya, teknik analisis ini digunakan untuk mencari rata-rata
atau KKM dari suatu pembelajaran. Terdapat tiga kategori dasar statistik deskriptif
yaitu 1) ukuran nilai atau kecenderungan pusat 2) ukuran dispersi atau persebaran
3) ukuran hubungan. Ukuran kecenderungan pusat adalah prosedur statistik yang
menunjukkan nilai tunggal, aspek, atau nilai lazim tentang sekelompok individu.
Nilai-nilai tunggal digunakan untuk mendeskripsikan tingkat prestasi, ketercapaian,
sikap atau opini dari sekelompok partisipan. Ada tiga ukuran kesenderungan pusat
yaitu rata-rata, median dan modus. Ukuran persebaran cenderung mengukur
kemunculan keseragaman di dalam sekelompok nilai. Ukuran hubungan ialah
mengukur hubungan antara variable. Data ditampilkan secara visual dengan
mengggunakan grafik seperti diagram batang atau diagram lingkaran.
Penelitian statistik deskriptif yang terdiri dari tiga kategori yakni 1) ukuran
nilai atau kecenderungan pusat 2) ukuran dispersi atau persebaran 3) ukuran
hubungan. Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan ukuran
kecenderungan pusat. Namun, ukuran persebaran dan ukuran dalam penelitian ini
tidak digunakan. Penulis menggunakan analisis data statistik deskriptif kategori
ukuran kecenderungan pusat untuk mengolah hasil belajar siswa. Berikut ini rumus
dalam ukuran kecenderungan pusat, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Rumus Menentukan Mean Berdasarkan Ukuran Kecenderungan Pusat
𝑀𝑒 =∑x i
N
Me = Mean (rata-rata) xi = Nilai x ke i sampai ke n
∑ = Jumlah N = Jumlah individu
Analisis data kualitatif terdiri dari data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification. Data reduction (reduksi data) adalah merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, membuat kategorisasi, dan data yang tidak penting
akan dibuang. Data display (penyajian data) merupakan penyajian dalam bentuk
tabel, grafik, dan sejenisnya. Conclusion drawing/verification adalah penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila berlaku sebaliknya. Berikut ini
pemaparan data kualitatif, yakni:
Tabel 2: Kriteria Deskriptif Lembar Angket Minat Belajar PAK
Skor Keterangan Minat
80 – 100 Sangat Berminat
60 – 79 Berminat
40 – 59 Cukup Berminat
20 – 39 Kurang Berminat
0 – 19 Tidak Berminat
Tabel 3: Klarifikasi Lembar Observasi Keterampilan Guru dan Aktivitas
Siswa
Skala Penilaian Kategori
3,1 – 4 Baik Sekali
2,1 – 3 Baik
1,1 – 2 Cukup
0,1 – 1 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4: Kriteria Hasil Belajar Siswa
Nilai Akhir Kriteria Hasil Belajar
> 70 Tuntas
< 70 Tidak Tuntas
Tabel 5: Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa
Persentase Ketuntasan Kategori
> 80 Sangat Baik
60 – 80 Baik
40 – 60 Cukup
20 - 40 Kurang
< 20 Sangat Kurang
I. Validitas Data
Valid artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur yang seharunya
di ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Instrumen yang valid memiliki validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal merupakan kriteria yang ada di dalam instrumen secara
rasional (teoritis) telah mencerminkan yang diukur, sedangkan validitas eksternal
ialah kriteria di dalam instrumen kinerja dari subjek yang ingin diteliti.
Dalam penelitian ini validitas internal terdapat pada lampiran 1: indikator
lembar wawancara siswa dan lampiran 2: indikator lembar wawancara guru PAK
menunjukkan bahwa setiap indikator beracuan pada teori-teori yang saling
berkaitan. Validitas eksternal terdapat pada lampiran 3: indikator ketercapaian PTK
dalam pembelajaran PAK model CTL menunjukkan bahwa setiap indikator dalam
lembar observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru beracuan pada kinerja dari
subjek yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
J. Prosedur Penelitian
Berikut penjabaran dari praktik PTK model Kemmis & McTaggart, yakni:
Siklus I
Siklus II
Gambar 1: Siklus Kegiatan PTK
Setelah permasalahan ditetapkan, maka pelaksanaan siklus I terdiri atas
empat kegiatan. Apabila dalam siklus I sudah diketahui keberhasilan dan hambatan
dalam tindakan, penulis kemudian menelaah permasalahan baru dan dapat
menentukan rancangan berikutnya. Pelaksanaan tindakan siklus II umumnya siklus
II ditujukan untuk memperbaiki hambatan yang terjadi dalam siklus I. Setelah
melaksanakan siklus II dan penulis belum puas, maka dapat dilanjutkan pada siklus
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi
I
Permasalahan
Permasalahan
baru, hasil
Refleksi
Bila Permasalahan
Belum
Terselesaikan
Pengamatan/
Pengumpulan
Data I
Perencanaan
Tindakan II Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan
Data II
Dilanjutkan ke Siklus
Berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
III dan tahapannya sama dengan siklus-siklus sebelumnya. Berikut ini rincian
kegiatan dari PTK, sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Menelaah materi pembelajaran PAK kelas IV semester genap yang akan
dilakukan penelitian dan menelaah indikator-indikator pembelajaran.
Indikator merupakan penanda ketercapaian suatu Kompetensi Dasar (KD).
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan. RPP adalah program perencanaan yang
disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih.
3) Mengamati keseharian siswa kelas IV Tengadak di luar sekolah.
4) Merancang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran PAK dengan
menggunakan metode belajar Contextual Teaching and Learning (CTL).
5) Merancang pokok-pokok materi “Mukjizat-Mukjizat Yesus” yang terdiri dari:
mengenal arti dan ciri-ciri dari mukjizat, mengingat pengalaman menerima
mukjizat, mencari contoh-contoh mukjizat dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,
dan merumuskan sikap yang tepat saat menerima mukjizat.
6) Menyiapkan lembar observasi dan lembar kerja siswa.
b. Tahap Tindakan
1) Penelitian ini menggunakan RPP yang telah dibuat pada tahap perencanaan
dan pelaksanakan pembelajaran menggunakan model CTL.
2) Dilaksanakan dalam dua siklus.
3) Siklus pertama diterapkan pembelajaran PAK dengan model CTL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4) Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang kurang
baik dalam siklus pertama dan agar. Siklus kedua ini mengupayakan supaya
siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas saat pembelajaran PAK.
c. Tahap Observasi
Dalam tahap ini, peneliti dan guru melakukan kolaborasi untuk mengamati
siswa. Selain itu, peneliti juga mengamati guru PAK mengajar saat di kelas. Tahap
observasi meliputi kegiatan mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru
dalam mengajar. Hal yang diamati meliputi keterampilan guru dan lembar observasi
aktivitas siswa pada siklus I dan II melalui penerapan model CTL.
d. Tahap Refleksi
Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan penulis dalam tahap ini, yakni:
1) Mengkaji hasil belajar PAK siswa dan hasil pengamatan guru.
2) Melihat ketercapaian indikator.
3) Melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II agar terjadi peningkatan
hasil belajar dan aktivitas siswa.
e. Pelaksanaan Tahap dalam Siklus 1
1) Tahap Perencanaan Siklus I
a) Membuat RPP dengan tema materi “Mukjizat-Mukjizat Yesus”.
b) Mengamati keseharian siswa kelas IV Tengadak di luar sekolah.
c) Mendiskusikan RPP dengan guru PAK.
d) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
e) Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar observasi.
2) Tahap Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a) Menggunakan konsep belajar secara berkelompok melalui model CTL .
b) Siklus I ini berlangsung selama 1 kali pertemuan.
c) Berikut ini prosedur pelaksanaannya, antara lain:
Pengkondisian kelas
Salam dan doa.
Mengenalkan materi yang akan disampaikan.
Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
Konstruktivisme
Guru memberikan pertanyaan refleksi kepada siswa tentang mukjizat-
mukjizat yang pernah siswa alami.
Membimbing pemodelan
Guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh-contoh mukjizat yang
pernah mereka alami.
Menerapkan inquiry (menemukan)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi
mukjizat-mukjizat yang pernah dialaminya dengan mukjizat-mukjizat Yesus
dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.
Memotivasi siswa bertanya
Guru memberikan waktu untuk sesi tanya jawab sehubungan dengan materi
supaya dapat mengetahui pengetahuan siswa sesudah mengeksplorasi materi.
Menciptakan masyarakat belajar
Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Merefleksi diri
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya.
Guru memberikan rangkuman.
Mengadakan penilaian
Guru memberikan evaluasi untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi.
3) Tahap Observasi
a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran dan diskusi antar siswa.
b) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran.
4) Tahap Refleksi
a) Mengevaluasi hasil observasi.
b) Menganalisis hasil pembelajaran.
c) Memperbaiki kelemahan siklus I untuk keberhasulan siklus berikutnya.
f. Pelaksanaan Tahap dalam Siklus II
1) Tahap Perencanaan
a) Menyusun RPP yang telah diperbaiki.
b) Mengamati keseharian siswa kelas IV Tengadak di luar sekolah.
c) Menelaah hasil penelitian pada siklus I agar siklus II dapat mencapai target
yang diinginkan.
d) Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar observasi.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Pengkondisian Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Salam dan doa.
Memperkenalkan materi yang akan dipelajari.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
b) Konstruktivisme
Guru mengajak seluruh siswa untuk berpendapat mengenai materi yang telah
diajarkan pada siklus I.
c) Membimbing pemodelan
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok mencari
perikop dalam Kitab Suci tentang mukjizat-mukjizat Yesus.
d) Menerapkan inquiry (menemukan)
Setiap siswa dalam kelompok masing-masing menyebutkan perikop dalam
Kitab Suci Perjanjian Baru tentang mukjizat-mukjizat Yesus.
e) Memotivasi siswa untuk bertanya
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang ciri-ciri
mukjizat yang belum dipahami.
Siswa diminta membantu dalam menjawab pertanyaan temannya.
f) Menciptakan masyarakat belajar
Setiap kelompok diberikan lembar kerja dan diminta untuk berdiskusi
menyelesaikan lembar kerja bersama-sama.
g) Merefleksi diri
Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas.
Siswa membuat kesimpulan tentang hasil diskusi.
Siswa bersama-sama dengan guru merangkum materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
h) Penilaian
Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui daya serap siswa.
3) Tahap Observasi
a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran dan diskusi antar siswa.
b) Mengamati keterampilan guru dalam mengajar.
4) Tahap Refleksi
a) Mengevaluasi hasil observasi.
b) Menganalisis hasil pembelajaran.
K. Indikator Keberhasilan Penelitian
1. Keterampilan guru dalam mata pelajaran PAK meningkat dan kategori yang
diperoleh sekurang-kurangnya baik.
2. Minat siswa yang ditandai dari aktivitas saat pembelajaran meningkat dan
kategori yang diperoleh sekurang-kurangnya baik.
3. Hasil belajar siswa dapat meningkat sesuai dengan KKM yang ditargetkan
sebesar 70.
Rumus Menentukan Ketuntasan Klasikal
𝑃 =∑Siswa yang tuntas belajar
∑Siswa𝑥100%
Tabel 6: Taraf Keberhasilan Tindakan dalam Proses Pembelajaran
No. Pencapaian Tujuan
Pembelajaran
Skor/
Nilai
Kualifikasi Tingkat Keberhasilan
Pembelajaran
1. 85-100 % 4 Baik
Sekali
Berhasil
2. 65-84 % 3 Baik Berhasil
3. 55-64 % 2 Cukup Tidak Berhasil
4. 0-54 % 1 Kurang Tidak Berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab III penulis telah menjabarkan jenis penelitian, desain
penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek, objek, teknik pengumpulan data,
instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, validasi, prosedur PTK, dan
indikator keberhasilan. Penulis menggunakan jenis peneitian tindakan kelas dan
desain penelitian tindakan. Tempat penelitian berlangsung di SDN No. 05
Tengadak Kabupaten Sintang, sedangkan waktu penelitian dari awal Mei - Juni
2021. Subjek dari penelitian ialah siswa kelas IV yang beragama Katolik berjumlah
9 siswa, sedangkan objek dari penelitian adalah minat belajar dan hasil belajar siswa
kelas IV di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang terhadap mata pelajaran PAK
melalui model CTL. Teknik pengumpulan data terdiri dari angket, wawancara,
observasi dan tes tertulis. Penulis menggunakan instrumen penelitian berupa lembar
wawancara, lembar angket, lembar kerja siswa, lembar observasi aktivitas siswa,
dan lembar observasi keterampilan guru. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis data statistik deskriptif dan kualitatif. Validasi yang terdiri dari dua yakni
internal dan eksternal.
Prosedur PTK terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Salah satu indikator keberhasilan ialah minat siswa yang ditandai dari
aktivitas saat pembelajaran meningkat dan kategori yang diperoleh sekurang-
kurangnya baik. Pada Bab IV penulis akan menjabarkan hasil penelitian,
pembahasan dan usulan kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Pra siklus ini merupakan penelitian sebelum melaksanakan siklus I yang
ditandai melalui wawancara dengan siswa dan guru PAK. Selain itu, penyebaran
angket ditujukan bagi siswa dan penulis menghampiri setiap rumah siswa sebelum
pelaksanaan tindakan di kelas. Tujuan dari penyebaran angket dan wawancara ialah
mengukur minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAK serta mengetahui
pendapat guru mengenai reaksi siswa selama mengikuti pelajaran PAK. Berikut ini
hasil angket dan wawancara, antara lain:
a. Hasil Angket Siswa
Penyebaran angket ditujukan bagi 9 siswa yang tersebar dari beberapa
dusun dan desa yang berbeda, sehingga durasi waktu dari penyebaran angket
menjadi bervariasi. Angket terdiri dari 3 bagian yakni minat belajar, model CTL
dalam pembelajaran PAK, dan lain-lain (PAK yang kontekstual). Pada bagian
angket terdapat pernyataan yang mengandung 7 prinsip dalam model CTL yang
bertujuan untuk mengukur minat siswa terhadap PAK pra siklus dengan penerapan
model CTL. Berikut ini hasil data angket minat belajar terhadap PAK, yakni:
Tabel 7: Data Angket Minat Belajar PAK
No. Nama Siswa Skor Kategori
1. Selianus Abay 53 Cukup Berminat
2. Meidora Eqiola 62 Berminat
3. Flaviana Fina 72 Berminat
4. Joni Ade Saputra 64 Berminat
5. Mika 63 Berminat
6. Lauren Sia Munila Septi 64 Berminat
7. Berna Detha Barasa 71 Berminat
8. Karen Febrianti 60 Berminat
9. Bili 53 Cukup Berminat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan tabel 10 diolah persentase banyaknya siswa dari masing-
masing kategori minat sebelum tindakan di kelas. Persentase minat belajar terhadap
PAK bertujuan untuk menentukan minat belajar siswa pra siklus. Berikut ini tabel
yang menunjukkan persentase minat belajar siswa terhadap PAK, yaitu:
Tabel 8: Persentase Kategori Minat Belajar Siswa
Kriteria Sebelum Penelitian
Jumlah Siswa Persentase (%)
Sangat Berminat 0 0
Berminat 7 77,8
Cukup Berminat 2 22,2
Kurang Berminat 0 0
Tidak Berminat 0 0
Total 9 100
b. Hasil Wawancara Siswa
Setelah menyebarkan angket, penulis melakukan wawancara dengan siswa
di rumah mereka masing-masing. Ada beberapa aspek dalam wawancara, yaitu:
1) Minat Belajar PAK
Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa mengungkapkan bahwa
mereka sering mendengarkan guru PAK mengajar di kelas. Salah satu penyebab
siswa sering mendengarkan guru PAK ialah pembelajaran PAK menarik dan unik.
Pernyataan itu sesuai dengan ungkapan oleh Fina (lampiran 14:27), sebagai berikut:
Sering, pelajarannya menarik.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Mika (lampiran 14:29) saat wawancara di
rumahnya:
Sering, karena pelajarannya unik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Menurut Winkel (2014:218) minat ialah kecenderungan subjek yang
menetap untuk merasa tertarik pada suatu bidang studi atau pokok bahasan tertentu
dan merasa senang mempelajari suatu materi (Tiffany, 2017). Minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran PAK juga dapat dilihat dari hasil wawancara yang
menunjukkan bahwa semua siswa menyatakan PAK sebagai mata pelajaran
favoritnya di sekolah. Salah satu penyebab siswa tertarik belajar PAK ialah dapat
menambah wawasan tentang iman. Sesuai dengan pernyataan dari Abay (lampiran
14:25) saat wawancara di rumahnya:
Sangat favorit, PAK mengajarkan banyak ilmu pengetahuan
dan menambah wawasan tentang iman.
Pernyataan lain juga diungkapkan oleh Mika (lampiran 14:29), sebagai berikut:
Favorit, karena pelajarannya menyenangkan.
Hal tersebut juga dikuatkan dengan hasil angket dari Mika pada hari Kamis
06 Mei 2021. Awalnya penulis menyebarkan angket dan selanjutnya melakukan
wawancara. Setelah data digabungkan maka diperoleh fakta bahwa kedua data
mengenai minat belajar PAK serupa atau memiliki jawaban yang cenderung sama.
2) CTL dalam PAK
Muchith (2008:43) menyatakan bahwa pertanyaan yang diajukan oleh
guru atau siswa harus dijadikan alat atau pendekatan untuk menggali informasi
yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016:42).
Hasil wawancara mengungkapkan bahwa ada beberapa siswa yang menyatakan
tidak pernah bertanya selama pembelajaran PAK dan ada yang sebaliknya. Salah
satu alasan siswa tidak pernah bertanya diungkapkan oleh Joni (lampiran 14:28),
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Enggak pernah, takut dimarah biasanya kalau sering nanya guru bilang:
kuping kamu enggak dengar kah?
Hal tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan dari Mika (lampiran
14:29), yakni:
Sering, nanya yang enggak dimengerti.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh fakta bahwa pengetahuan tidak
hanya diperoleh siswa di sekolah tetapi dapat diperoleh dari luar seperti dari orang
tua atau teman sebaya. Berikut ini ungkapan dari Abay (lampiran 14:25), yakni:
Pernah tapi jarang, karena kalau mengerjakan sendiri biar cepat
memahami materi pelajaran.
Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber dan tidak hanya di
dalam lingkup sekolah. Berdasarkan hasil wawancara, siswa menyadari bahwa
untuk menggali pengetahuan harus terlebih dahulu ditanyakan dan dapat ditanyakan
ke orang lain selain guru.
3) Lain-lain (PAK yang kontekstual)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa umumnya siswa sudah menerapkan
ajaran dalam Kitab Suci dalam hidupnya sehari-hari. Salah satu ajaran Kitab Suci
yang banyak diungkapkan oleh siswa ialah 10 perintah Allah. Berikut ini
pernyataan dari Lauren (lampiran 14:30), sebagai berikut:
Sudah, contohnya berdoa, sembayang, dengan orang tua harus baik, sopan
santun, enggak boleh mencuri, enggak boleh sombong.
Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh fakta bahwa beberapa
materi PAK dapat melekat dalam ingatan siswa. Salah satu materi PAK yang sering
siswa ungkapkan ialah perintah Allah ke-7 tentang jangan mencuri dan perintah ini
terus mereka hidupi dalam kesehariannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Hasil Wawancara Guru PAK
Wawancara berlangsung pada hari senin tanggal 17 Mei 2021 dengan
durasi waktu sekitar 30 menit. Lokasi pelaksanaan wawancara di warung guru PAK
dan penulis. Oleh sebab itu, beberapa kali wawancara tidak berjalan dengan lancar
karena hambatan dari luar seperti kedatangan pembeli dan suara kendaraan yang
berisik. Akan tetapi, kegiatan wawancara dapat berlangsung sebagaimana mestinya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAK ditemukan sebuah fakta bahwa
siswa umumnya sering mendengarkan saat guru mengajar, sehingga hal ini serupa
dengan hasil wawancara dengan siswa. Berikut ini pernyataan guru PAK (lampiran
15:35), yakni:
Sering mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
Guru PAK mengemukakan pernyataan tentang persentase siswa yang
menyatakan PAK sebagai mata pelajaran favorit (lampiran 15:35), sebagai berikut:
80%, PAK cara mengajar bervariasi dengan nyanyian, pelajaran dilakukan
di luar kelas, doa, dll.
Berdasarkan hasil wawancara, guru PAK menyatakan bahwa mayoritas
siswa aktif bertanya saat pembelajaran PAK. Berikut ini pernyataan guru PAK
(lampiran 15:35), yaitu:
Siswa selalu aktif bertanya untuk mengetahui seberapa materi
pengetahuan berkaitan dengan pelajaran.
Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber dan tidak hanya
diperoleh dari guru, sehingga proses siswa untuk belajar menjadi lebih kaya dan
kompleks. Hasil wawancara dengan guru PAK tentang keterlibatan orang lain di
luar sekolah dalam mengerjakan tugas siswa (lampiran 15:36), sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Meminta agar siswa di rumah atau lingkungan dapat bekerja sama dengan
orang tua atau yang lain supaya materi pelajaran mudah dipahami.
Saat materi pelajaran diaplikasikan ke kehidupan nyata maka materi
tersebut sungguh bermakna dan tahan lama dalam ingatan siswa. Berikut ini
pernyataan dari guru PAK terhadap pendapatnya mengenai pengaplikasian materi
PAK dalam kehidupan siswa (lampiran 15:36):
Sudah diterapkan dalam hidup sehari-hari, misalnya a) mengucapkan doa
saat mau tidur dan makan b) membantu orang tua kerja di kebun c)
sembayang hari minggu atau menguduskan hari Tuhan d) menolong teman.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAK, siswa diajak untuk
membantu orang-orang disekitarnya dan rutin sembayang pada hari Minggu. Selain
itu, mengaplikasikan materi PAK dalam hidup imannya secara pribadi seperti
berdoa saat makan.
2. Deskripsi Hasil Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan diuraikan hasil penelitiannya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan beracuan pada kompetensi dasar dan indikator
pelajaran PAK bagi siswa kelas IV.
2) Menyusun dan menyiapkan lembar esai bagi siswa.
3) Menyusun dan menyiapkan 2 lembar observasi yakni lembar observasi
keterampilan guru dan lembar observasi aktivitas siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan catatan lapangan dilaksanakan pada;
Hari/Tanggal : 25 Mei 2021
Pokok bahasan : Mukjizat-Mukjizat Yesus
Kelas/Semester : IV/Genap
Waktu : 2 x 60 menit
Jumlah Responden : 8 Siswa
Uraian kegiatan : kegiatan pada pertemuan ini meliputi pra KBM, kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
c. Pra Tindakan
Sebelum memulai pembelajaran guru mengucapkan salam, menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka, dan guru mengecek kehadiran
siswa dengan memanggil nama mereka satu persatu.
d. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru mengulang materi “Perumpamaan” secara
singkat. Materi ini merupakan materi sebelum “mukjizat-mukjizat Yesus” dengan
beracuan pada buku paket. Kemudian guru bertanya sebagai berikut “sebutkan
perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam Kitab Suci!” dengan semangat siswa
menyebutkan satu persatu perumpamaan di dalam buku paket. Kegiatan selanjutnya
yakni guru memberikan peneguhan terkait materi perumpamaan dengan membaca
dalam buku paket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
e. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini guru menyampaikan materi tentang mukjizat-
mukjizat Yesus dengan banyak membahas tentang mukjizat-mukjizat yang
dilakukan oleh Yesus dalam kitab suci dan dalam buku paket. Di lain pihak, guru
juga beracuan pada RPP yang telah penulis rancang. Selain itu, guru menjelaskan
maksud dari kutipan teks kitab suci yang telah dibacakan oleh para siswa.
Kemudian guru menyampaikan arti dari mukjizat beserta ciri-cirinya dengan
menyertakan contoh yang sesuai dengan pengalaman siswa. Guru memberikan
peneguhan sesuai dengan yang tertera di dalam buku paket dan menyampaikannya
kepada siswa kelas IV.
Setelah guru membahas materi, penulis menyampaikan kembali materi
sesuai dengan pertanyaan yang tertera di dalam esai. Penulis membagi siswa ke
dalam 4 kelompok yang beranggotakan 2 orang. Penulis membagikan lembar kerja
siswa berupa pertanyaan esai yang telah disiapkan dan siswa diminta untuk
mengerjakan soal secara berkelompok tetapi menulis secara pribadi masing-masing
jawaban dalam lembar kerja siswa. Akan tetapi, umumnya siswa mengerjakan
sendiri pertanyaan esai yang telah dibagikan dan kurang mau berdiskusi dengan
kelompoknya. Ketika siswa sedang mengerjakan soal dan berdiskusi dengan
kelompoknya, guru dan penulis berkeliling mengamati sekaligus memberikan
arahan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang kurang dimengerti siswa.
Kegiatan inti selanjutnya ialah salah seorang perwakilan kelompok
ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Situasi
diskusi berjalan dengan kondusif. Selanjutnya penulis memberikan rangkuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
singkat mengenai materi, kemudian dilengkapi oleh pengawas dan ditambahkan
oleh guru. Pengawas ini bertugas untuk mengawasi proses kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru.
f. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini pengawas mengajak siswa bernyanyi bersama
dengan lagu “dalam Yesus kita bersaudara” sambil berdiri dan bertepuk tangan
dibangkunya masing-masing. Kemudian kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa
penutup yang dibawakan oleh pengawas. Setelah itu, siswa diminta guru untuk
masuk pada hari Selasa depan, dan penulis meminta siswa untuk membawa Kitab
Suci sekaligus belajar kembali materi mukjizat-mukjizat Yesus.
g. Paparan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I tentang hasil belajar PAK materi
mukjizat-mukjizat Yesus dengan model CTL dalam menerima pembelajaran.
Selengkapnya dapat dibaca pada tabel berikut:
Tabel 9: Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas IV SDN No. 05 Tengadak
No. Pencapaian Siklus I
1. Rata-rata 59,75
2. Nilai terendah 13
3. Nilai tertinggi 75
Berdasarkan tabel di atas pada siklus I, nilai terendah adalah 13 dan nilai
tertinggi 75 dengan rata-rata nilai 59,75 hal ini menunjukkan bahwa siswa yang
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 anak (50%) dan siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 anak (50%) dari total 8 siswa yang hadir
pada siklus I. Selain itu, kita dapat melihat data dalam grafik berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Diagram 1: Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
h. Deskripsi Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Observasi aktivitas siswa diamati dengan menggunakan lembar
pengamatan observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 10 indikator dengan subjek
berjumlah 8 orang siswa. Indikator aktivitas siswa melalui penerapan prinsip-
prinsip model CTL untuk pelajaran PAK. Dari observasi aktivitas siswa pada siklus
I dapat dirumuskan bahwa aktivitas siswa kelas IV di SDN No. 05 Tengadak
Kabupaten Sintang dalam proses belajar sebagai berikut:
Tabel 10: Hasil Observasi Aktivitas Pada Siklus I Untuk Siswa Kelas IV di
SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang
No
.
Aktivitas Siswa Perolehan
Skor
Jumlah
Skor
Rata-
rata
Skor
1 2 3 4
1. Mempersiapkan diri untuk menerima
pembelajaran (aktivitas emosional)
2 6 22 2,75
2. Menunjukkan reaksi mengerti materi
yang disampaikan oleh guru
8 24 3
3. Mengingat/merenungkan
pengalamannya tentang materi
(konstruktivisme)
4 4 12 1,5
Sales
Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4. Menyebutkan contoh-contoh
pengalaman dirinya tentang materi
(pemodelan)
6 2 10 1,25
5. Menemukan hubungan materi dan
pengalaman hidupnya
(inquiry/menemukan)
5 3 19 2,37
6. Aktif bertanya (termotivasi bertanya) 7 1 9 1,12
7. Aktif dalam diskusi kelompok
(masyarakat belajar)
6 2 10 1,25
8. Mempresentasikan hasil kerja
kelompok (refleksi)
4 4 20 2,5
9. Mengerjakan soal esai (penilaian) 8 24 3
10. Menanggapi proses pembelajaran
dengan penuh semangat dan tekun
mendengarkan
5 3 19 2,37
Dari data tabel di atas diketahui bahwa skor untuk aktivitas siswa pada
siklus I rata-rata berkisar 2,1 maka dapat dikategorikan baik. Perolehan masing-
masing skor aktivitas siswa dalam tabel di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran (aktivitas emosional)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 22 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,75. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator mempersiapkan diri untuk
menerima pelajaran. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 2 orang,
sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 6 orang. Deskripsi
yang tampak ketika pengamatan ialah siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran.
Selain itu, sebelum guru hadir ke dalam kelas, siswa duduk di kursi secara
berpasangan sesuai dengan kehendaknya sendiri. Ketika guru masuk ke dalam kelas,
siswa duduk dibangkunya sekaligus mempersiapkan alat-alat untuk kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Menunjukkan reaksi mengerti materi yang disampaikan oleh guru
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 24 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 3. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1, 2 dan 4 pada indikator menunjukkan reaksi
mengerti materi yang disampaikan oleh guru. Di lain pihak siswa yang
mendapatkan skor 3 berjumlah 8 orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan
pada awal pelajaran umumnya siswa menunjukkan reaksi memahami materi ketika
guru menjelaskan dan mereka semua menjawab pertanyaan yang guru ajukan
dengan beracuan pada buku paket yang mereka miliki. Selain itu, mereka juga
menunjukkan reaksi bersemangat ketika menjawab pertanyaan guru dan proses
pembelajaran kondusif.
Mengingat/merenungkan pengalamannya tentang materi (konstruktivisme)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 12 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 1,5. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 3 dan 4 pada indikator mengingat/merenungkan
pengalamannya tentang materi. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 1
berjumlah 4 orang, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor 2 berjumlah 4
orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah siswa umumnya hanya
antusias mendengarkan penjelasan dari guru yang sesuai di dalam buku. Selain itu,
tidak ada waktu hening untuk mengingat dan merenungkan tentang materi yang
telah didengarkan oleh siswa, sehingga siswa hanya menerima pelajaran saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Menyebutkan contoh-contoh pengalaman dirinya tentang materi (pemodelan)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 10 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 1,25. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 3 dan 4 pada indikator menyebutkan contoh-contoh
pengalaman dirinya tentang materi. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 1
berjumlah 6 orang, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor 2 berjumlah 2
orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah mayoritas siswa kurang
mampu memberikan contoh pengalaman dirinya yang berkaitan dengan materi.
Oleh sebab itu, siswa cenderung bingung ketika diminta untuk sharing
pengalamannya karena guru lebih banyak menjelaskan mengenai materi.
Menemukan hubungan materi dan pengalaman hidupnya
(inquiry/menemukan)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 19 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,37. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator menemukan hubungan materi
dan pengalaman hidupnya. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 5
orang, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 3 orang.
Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah siswa kesulitan dalam
menghubungkan materi dengan pengalaman hidupnya karena materi lebih banyak
berkaitan dengan teks kitab suci. Oleh karena itu, siswa menjadi kesulitan ketika
diminta untuk menceritakan pengalaman hidupnya yang berkaitan dengan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Aktif bertanya (termotivasi bertanya)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 9 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 1,12. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 3 dan 4 pada indikator aktif bertanya. Di lain pihak,
siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 7 orang, sedangkan untuk siswa yang
mendapatkan skor 2 berjumlah 1 orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan
ialah siswa aktif mendengarkan dan seringkali juga menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Namun, umumnya siswa kurang berminat untuk bertanya
kepada guru mengenai materi. Oleh sebab itu, siswa menjadi pasif ketika materi
telah selesai dijelaskan oleh guru.
Aktif dalam diskusi kelompok (masyarakat belajar)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 10 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 1,25. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 3 dan 4 pada indikator aktif dalam diskusi kelompok.
Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 6 orang, sedangkan untuk
siswa yang mendapatkan skor 2 berjumlah 2 orang. Deskripsi yang tampak ketika
pengamatan ialah mayoritas siswa mengerjakan esai secara individu meski telah
dibentuk kelompok tetapi mereka memilih untuk mengerjakan secara personal.
Mempresentasikan hasil belajar kelompok (refleksi)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 20 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,5. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator mempresentasikan hasil
belajar kelompok. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 4 orang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 4 orang. Deskripsi
yang tampak ketika pengamatan ialah perwakilan setiap kelompok yang terdiri dari
4 orang untuk mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Kegiatan
presentasi hanya berisi tentang penyampaian hasil kerja kelompok dan tidak ada
sesi tanya jawab antar kelompok.
Mengerjakan soal esai (penilaian)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 24 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 3. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1, 2 dan 4 pada indikator mengerjakan soal esai. Di
lain pihak siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 8 orang. Deskripsi yang
tampak ketika pengamatan ialah semua siswa mengerjakan soal esai dengan
khusyuk. Selain itu, mereka aktif bertanya tentang soal yang kurang mereka
mengerti, sehingga penulis dan guru memberikan jawaban secara lebih sederhana.
Menanggapi proses pembelajaran dengan penuh semangat dan tekun
mendengarkan
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 19 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,37. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator menanggapi proses
pembelajaran dengan penuh semangat dan tekun. Di lain pihak, siswa yang
mendapat skor 2 berjumlah 5 orang, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor
3 berjumlah 3 orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah ada beberapa
siswa yang menunjukkan kurang berminatnya terhadap mata pelajaran PAK, tentu
hal ini juga berdampak pada keterlibatannya selama kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Hasil Siklus II
Siklus II dilaksanakan dengan menggunakan model CTL (Contextual
Teaching and Learning) dan diuraikan hasil penelitiannya, sebagai berikut:
a. Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Menyusun RPP perbaikan dengan materi tentang mukjizat-mukjizat Yesus.
2) Memadukan hasil siklus I agar siklus II lebih efektif.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa.
4) Menyiapkan lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan catatan lapangan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : 02 Juni 2021
Pokok bahasan : Mukjizat-Mukjizat Yesus
Kelas/Semester : IV/Genap
Waktu : 2 x 60 menit
Jumlah Responden : 7 Siswa
Uraian kegiatan : kegiatan pada pertemuan ini meliputi pra KBM, kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
c. Pra Tindakan
Sebelum memulai pelajaran, guru menandatangai buku mingguan setiap
siswa. Kemudian penulis melanjutkan dengan salam dan doa pembuka. Penulis
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa secara spontan. Kegiatan
pembelajaran selanjutnya diserahkan oleh guru kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
d. Kegiatan Awal
Pada awal kegiatan, penulis mengulangi materi mukjizat secara singkat
yakni tentang arti dan ciri-ciri mukjizat. Tujuan dari kegiatan ini ialah
menumbuhkan kembali ingatan siswa yang telah mempelajari materi yang sama
pada siklus I. Namun, sebagian besar siswa lupa ketika ditanya oleh penulis, meski
ada seorang siswa yang masih ingat tentang pengertian dari mukjizat. Kegiatan
selanjutnya ialah penulis memberikan kata-kata sederhana dan memberikan contoh-
contoh mukjizat dalam kehidupan siswa sehari-hari yang membantu mereka
memahami materi.
e. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini penulis menyampaikan materi tentang mukjizat-
mukjizat Yesus dengan meminta siswa untuk mencari contoh-contohnya dalam
Kitab Suci. Ketika bagian ini, penulis mengarahkan siswa untuk mencari contoh
mukjizat-mukjizat Yesus dalam Kitab Suci Perjanjian Baru dan meminta siswa
membacakan hasil temuan teks Kitab Suci. Kemudian penulis mengajak siswa
untuk merenungkan tentang pengalaman-pengalamannya menerima mukjizat dan
mukjizat-mukjizat Yesus dalam Kitab Suci. Selain itu, penulis bertanya mengenai
tujuan Yesus melakukan mukjizat dan memberikan mukjizat serta dijelaskan oleh
penulis. Penulis memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya mengenai
materi yang belum mereka pahami.
Setelah membahas materi penulis menjelaskan kembali mengenai arti, ciri-
ciri dan contoh mukjizat-mukjizat Yesus dalam Kitab Suci. Kegiatan selanjutnya
ialah ice breaking berupa senam dengan durasi waktu 2 menit. Kemudian penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
membagi siswa ke dalam 4 kelompok tetapi kegiatan ini terkendala karena
mayoritas siswa memilih untuk mengerjakan esai secara pribadi. Penulis
membagikan lembar kerja siswa berupa pertanyaan esai yang telah disiapkan. Siswa
diminta untuk mengerjakan soal secara berkelompok ataupun sendiri dalam lembar
kerja siswa. Ketika siswa sedang mengerjakan soal dan berdiskusi dengan
kelompoknya atau fokus mengerjakannya sendiri, penulis berkeliling mengamati
diskusi sekaligus memberikan penjelasan tentang pertanyaan-pertanyaan yang
kurang dimengerti siswa.
Kegiatan inti selanjutnya ialah menunjuk perwakilan kelompok atau
siswa-siswa yang pada siklus I belum mempresentasikan hasil diskusi atau
pekerjaannya secara pribadi di depan kelas. Situasi diskusi berjalan dengan
kondusif. Selanjutnya penulis memberikan rangkuman singkat mengenai materi.
f. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini, penulis menunjuk salah satu siswa untuk
memimpin doa penutup secara spontan. Selain itu, para siswa mulai berkemas,
menyimpan Kitab Suci dan buku paket ke tempatnya. Kegiatan selanjutnya ialah
bernyanyi bersama lagu “jalan serta Yesus” dan melakukan gerakan dengan
mengambarkan gerak kereta api. Pada waktu, siswa antusias dan kegiatan ini
disaksikan oleh guru. Kemudian siswa memberikan salam berbaris kepada penulis.
g. Paparan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II tentang hasil belajar PAK
materi mukjizat-mukjizat Yesus dengan model CTL (Contextual Teaching and
Learning) dalam menerima pembelajaran. Selengkapnya dapat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 11: Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II Kelas IV SDN No. 05
Tengadak Kabupaten Sintang
No. Pencapaian Siklus I
1. Rata-rata 67,85
2. Nilai terendah 20
3. Nilai tertinggi 90
Berdasarkan tabel di atas pada siklus II, nilai terendah adalah 20 dan nilai
tertinggi 90 dengan rata-rata nilai 67,85 hal ini menunjukkan bahwa siswa yang
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 anak (71,4%) dan siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 2 anak (28,6%) dari total 7 siswa yang hadir
pada siklus II. Selain itu, kita dapat melihat data dalam grafik berikut:
Diagram 2: Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
h. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Observasi aktivitas siswa diamati dengan menggunakan lembar
pengamatan observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 10 indikator dengan subjek
berjumlah 7 orang siswa. Indikator aktivitas siswa melalui penerapan prinsip-
prinsip model CTL untuk pelajaran PAK. Dari observasi aktivitas siswa pada siklus
Sales
Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
II dapat dirumuskan bahwa aktivitas siswa kelas IV di SDN No. 05 Tengadak dalam
proses belajar sebagai berikut:
Tabel 12: Hasil Observasi Aktivitas Pada Siklus II Untuk Siswa Kelas IV di
SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang
No
.
Aktivitas Siswa Perolehan
Skor
Jumlah
Skor
Rata-
rata
Skor 1 2 3 4
1. Mempersiapkan diri untuk
menerima pembelajaran (aktivitas
emosional)
7 21 3
2. Menunjukkan reaksi mengerti
materi yang disampaikan oleh guru
1 6 20 2,85
3. Mengingat/merenungkan
pengalamannya tentang materi
(konstruktivisme)
3 4 18 2,57
4. Menyebutkan contoh-contoh
pengalaman dirinya tentang materi
(pemodelan)
7 21 3
5. Menemukan hubungan materi dan
pengalaman hidupnya
(inquiry/menemukan)
2 5 19 2,71
6. Aktif bertanya (termotivasi
bertanya)
5 2 9 1,28
7. Aktif dalam diskusi kelompok
(masyarakat belajar)
5 2 11 1,57
8. Mempresentasikan hasil kerja
kelompok (refleksi)
7 21 3
9. Mengerjakan soal esai (penilaian) 7 21 3
10. Menanggapi proses pembelajaran
dengan penuh semangat dan tekun
mendengarkan
3 4 18 2,57
Dari data tabel di atas diketahui bahwa skor untuk aktivitas siswa pada
siklus II rata-rata berkisar 2,55 maka dapat dikategorikan baik. Perolehan masing-
masing skor aktivitas siswa dalam tabel di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran (aktivitas emosional)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor 21 dan dengan
jumlah perolehan rata-rata yakni 3. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak ada siswa
yang mendapat skor 1, 2 dan 4 pada indikator mempersiapkan diri untuk menerima
pelajaran. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 7 orang artinya
semua siswa dalam indikator ini berprilaku baik. Deskripsi yang tampak ketika
pengamatan ialah siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai bahkan
mereka mendahului kedatangan penulis dan guru. Ketika penulis masuk ke kelas,
siswa duduk dibangkunya sekaligus mempersiapkan alat-alat untuk kegiatan belajar.
Menunjukkan reaksi mengerti materi yang disampaikan oleh guru
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 20 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,85. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator menunjukkan reaksi mengerti
materi yang disampaikan oleh guru. Di lain pihak siswa yang mendapatkan skor 2
berjumlah 1 orang, sedangkan untuk skor 3 berjumlah 6 orang. Deskripsi yang
tampak ketika pengamatan pada awal pelajaran ialah sebagian besar siswa
menunjukkan reaksi mengerti ketika penulis bertanya tentang materi. Selain itu,
mereka juga menunjukkan reaksi bersemangat ketika menjawab pertanyaan penulis,
sehingga proses pembelajaran menjadi cukup kondusif.
Mengingat/merenungkan pengalamannya tentang materi (konstruktivisme)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 18 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,57. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator mengingat/merenungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pengalamannya tentang materi. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 2
berjumlah 3 orang, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 4
orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah siswa menunjukkan reaksi
bersemangat tetapi sebagian besar siswa lupa akan materi minggu lalu karena
mereka tidak belajar di rumah terlebih dahulu. Penulis menjelaskan ulang materi
secara singkat dan meminta mereka melakukan hening guna merenungkan materi
yang telah didengarkan dan menghubungkannya dalam pengalaman hidupnya.
Menyebutkan contoh-contoh pengalaman dirinya tentang materi (pemodelan)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 21 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 3. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1, 2 dan 4 pada indikator menyebutkan contoh-
contoh pengalaman dirinya tentang materi. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor
3 berjumlah 7 orang artinya dalam indikator ini siswa umumnya berperilaku baik.
Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah setiap siswa diminta penulis
menyebutkan pengalamannya menerima mukjizat. Sebagian besar siswa dapat
menjelaskan pengalamannya menerima mukjizat, tetapi beberapa siswa lainnya
dibantu oleh penulis dan siswa lain untuk memberikan sharing mengenai materi.
Menemukan hubungan materi dan pengalaman hidupnya
(inquiry/menemukan)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 19 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,71. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator menemukan hubungan materi
dan pengalaman hidupnya. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 2 berjumlah 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
orang, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 5 orang.
Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah siswa sudah dapat menghubungkan
materi dengan pengalaman hidupnya karena sudah lebih dahulu dijelaskan oleh
penulis. Selain itu, penulis mengajak siswa untuk mencari teks mengenai mukjizat
dalam Kitab Suci dan menyebutkannya secara spontan. Pada bagian ini penulis
memberikan arahan mengenai cara mencari Teks Kitab suci dan cara menyebutkan
kutipan dalam teks kitab suci.
Aktif bertanya (termotivasi bertanya)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 9 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 1,28. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 3 dan 4 pada indikator aktif bertanya. Di lain pihak,
siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 5 orang, sedangkan untuk siswa yang
mendapatkan skor 2 berjumlah 2 orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan
ialah siswa aktif mendengarkan dan seringkali juga menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh penulis, siswa
berpendapat bahwa mereka bingung mengenai hal-hal yang kurang dipahaminya,
sehingga dalam indikator ini siswa cenderung pasif.
Aktif dalam diskusi kelompok (masyarakat belajar)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 11 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 1,57. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 2 dan 4 pada indikator aktif dalam diskusi kelompok.
Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 1 berjumlah 5 orang, sedangkan untuk
siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 2 orang. Deskripsi yang tampak ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pengamatan ialah mayoritas siswa mengerjakan esai secara individu dan menolak
berdiskusi dalam. Ada satu kelompok yang saling melengkapi jawaban teman
kelompoknya, sehingga mereka memperoleh nilai yang dapat memenuhi KKM.
Mempresentasikan hasil belajar kelompok (refleksi)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 21 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 3. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1, 2 dan 4 pada indikator mempresentasikan hasil
belajar kelompok. Di lain pihak, siswa yang mendapat skor 3 berjumlah 7 orang
artinya prilaku siswa saat indikator ini ialah baik. Deskripsi yang tampak ketika
pengamatan ialah perwakilan setiap kelompok yang terdiri dari 3 orang yang belum
mempresentasikan hasil kelompoknya pada siklus I. Kegiatan presentasi hanya
berisi tentang penyampaian hasil kerja kelompok dan tidak ada sesi tanya jawab
antar kelompok.
Mengerjakan soal esai (penilaian)
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 21 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 3. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1, 2 dan 4 pada indikator mengerjakan soal esai. Di
lain pihak siswa yang mendapatkan skor 3 berjumlah 7 orang. Deskripsi yang
tampak ketika pengamatan ialah semua siswa mengerjakan soal esai dengan
khusyuk. Selain itu, mereka aktif bertanya tentang pertanyaan yang kurang mereka
mengerti, sehingga penulis memberikan jawaban secara lebih sederhana. Di lain
pihak, mereka antusias mencari jawabannya dalam buku paket dan Kitab Suci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Menanggapi proses pembelajaran dengan penuh semangat dan tekun
mendengarkan
Dalam indikator ini, aktivitas siswa memperoleh skor berkisar 18 dan
dengan jumlah perolehan rata-rata yakni 2,57. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
ada siswa yang mendapat skor 1 dan 4 pada indikator menanggapi proses
pembelajaran dengan penuh semangat dan tekun. Di lain pihak, siswa yang
mendapat skor 2 berjumlah 3 orang, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan skor
3 berjumlah 4 orang. Deskripsi yang tampak ketika pengamatan ialah ada beberapa
siswa yang menunjukkan kurang berminatnya terhadap mata pelajaran PAK, tentu
hal ini juga berdampak pada keaktifannya selama kegiatan pembelajaran. Namun,
pada siklus II siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran PAK, sehingga
berdampak pada hasil belajar dan keaktifan selama proses pembelajaran.
4. Hasil Observasi Keterampilan Guru
Tabel 13: Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus 1 Mata Pelajaran
PAK Setelah diterapkan Model CTL
No. Keterampilan Guru Nilai Keteran
gan
1. Keterampilan membuka pelajaran 3
Skala
Penilaian
1 =
kurang
2 =
cukup
3 = baik
4 = baik
sekali
2. Keterampilan dalam menghubungkan materi
dengan kehidupan siswa
2
3. Keterampilan dalam menggali pengalaman siswa
(konstruktivisme)
3
4. Keterampilan dalam mengajak siswa sharing
tentang materi (pemodelan)
3
5. Keterampilan dalam mengarahkan siswa
menemukan hubungan antara pengalaman hidupnya
dan materi (inquiry/menemukan)
4
6. Keterampilan bertanya (memotivasi siswa bertanya) 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok
(masyarakat belajar)
2
8. Keterampilan dalam merangkum materi setelah
dipresentasikan oleh beberapa kelompok siswa
(refleksi)
3
9. Keterampilan dalam memberikan evaluasi berupa
esai (penilaian)
2
10. Keterampilan dalam mengadakan variasi 2
Jumlah 21
Rata-rata 2,1
Kategori Baik
Dari data tabel di atas diketahui bahwa skor untuk keterampilan guru pada
siklus I rata-rata berkisar 2,1 maka dapat dikategorikan baik.
Perolehan masing-masing skor keterampilan guru dalam tabel di atas dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
Keterampilan membuka pelajaran
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam membuka
pelajaran memperoleh nilai berkisar 3 dengan kategori baik. Perolehan nilai ini
berdasarkan pengamatan penulis dari reaksi siswa ketika guru memulai
pembelajaran yang disambut dengan antusias dan semangat dari siswa. Di lain
pihak, siswa juga menunjukkan ketertarikannya terhadap pelajaran sebab mereka
umumnya membawa dan menyiapkan alat-alat belajar dengan cukup lengkap.
Keterampilan dalam menghubungkan materi dengan kehidupan siswa
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam
menghubungkan materi dengan kehidupan siswa memperoleh nilai berkisar 2
dengan kategori cukup. Perolehan nilai ini berdasarkan pengamatan penulis dari
sumber materi yang menjadi acuan mengajar yang hanya berasal dari buku paket
PAK. Ketika penulis membaca, menyimak sekaligus mendengarkan guru mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
umumnya guru masih banyak menjelaskan materi dari teks Kitab Suci dan masih
kurang dalam memberikan alternatif dari kehidupan disekitar siswa. Oleh sebab itu,
pembelajaran menjadi searah atau terlalu tekstual karena hanya beracauan pada satu
sumber saja.
Keterampilan dalam menggali pengalaman siswa (konstruktivisme)
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam menggali
pengalaman siswa memperoleh nilai berkisar 3 dengan kategori baik. Perolehan
nilai ini berdasarkan pengamatan penulis pada saat akhir pelajaran, guru
memberikan contoh-contoh sederhana yang akrab bagi kehidupan siswa meski
masih kurang bervariasi. Selain itu, tidak ada media menyebabkan penyampaian
materi untuk menggali pengalaman siswa menjadi kurang maksimal dan terlalu
verbal. Di lain pihak, guru tidak memberikan cukup waktu bagi siswa untuk
mengendapkan materi dan merenungkan pengalamannya yang berhubungan
dengan materi.
Keterampilan dalam mengajar siswa sharing tentang materi (permodelan)
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam mengajar
siswa sharing tentang materi memperoleh nilai berkisar 3 dengan kategori baik.
Perolehan nilai ini berdasarkan pengamatan penulis dari reaksi siswa yang menjadi
diam ketika diminta untuk sharing pengalaman hidupnya yang berkaitan dengan
materi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa siswa dibantu dalam memahami
materi saat diberikan contoh secara sederhana terlebih dahulu. Di lain pihak, untuk
siswa kelas IV masih kurang tahan lama dalam mengingat materi, sehingga perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dijelaskan secara berulang-ulang supaya mereka dapat mengendapkan di dalam
pikirannya.
Keterampilan dalam mengarahkan siswa menemukan antara pengalaman
hidupnya dan materi (inquiry/menemukan)
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam mengarahkan
siswa menemukan antara pengalaman hidupnya dan materi memperoleh nilai
berkisar 4 dengan kategori baik sekali. Perolehan nilai ini berdasarkan pengamatan
penulis dari contoh-contoh yang diberikan oleh guru yang dibahasakan secara
sederhana dengan menyesuaikan usia dari siswa yang diajar. Pemilihan contoh yang
cukup tepat ini membantu siswa memahami materi secara lebih mudah, meski
memerlukan pengulangan untuk beberapa kali tetapi cara ini cukup efektif.
Keterampilan bertanya (memotivasi siswa bertanya)
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam bertanya
memperoleh nilai berkisar 2 dengan kategori cukup. Perolehan nilai ini berdasarkan
pengamatan penulis dari keterampilan guru dalam merangkai pertanyaan-
pertanyaan yang ditujukan bagi siswa. Pada umumnya isi pertanyaan guru masih
kurang dalam membangkitkan semangat siswa untuk tergerak bertanya mengenai
hal-hal yang kurang dipahami. Selain itu, guru tidak memberikan waktu bagi siswa
untuk bertanya, sehingga guru yang menjadi lebih dominan bertanya kepada siswa
daripada sebaliknya yakni siswa yang bertanya kepada guru.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok (masyarakat belajar)
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam membimbing
diskusi kelompok memperoleh nilai berkisar 2 dengan kategori cukup. Perolehan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
nilai ini berdasarkan pengamatan penulis saat masuk pada indikator ini yang
memberikan arahan mengenai diskusi kelompok karena penulis juga ikut ambil
bagian dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru hanya membantu menjelaskan
pertanyaan dalam lembar kerja siswa. Oleh sebab itu, pada bagian indikator ini guru
hanya bertugas membantu penulis agar diskusi dapat berjalan dengan kondusif.
Keterampilan dalam merangkum materi setelah dipresentasikan oleh
beberapa kelompok siswa (refleksi)
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam merangkum
materi setelah dipresentasikan oleh beberapa kelompok siswa memperoleh nilai
berkisar 3 dengan kategori baik. Perolehan nilai ini berdasarkan pengamatan
penulis dari pemilihan kata-kata yang singkat sekaligus menyempurnakan
rangkuman materi dari penulis dan pengawas. Ketika presentasi ada seorang
pengawas guru PAK yang ikut mendengarkan jalannya presentasi, sehingga yang
memberikan rangkuman materi ada 3 orang yakni penulis, pengawas guru PAK,
dan guru PAK tersebut. Oleh sebab itu, rangkuman materi menjadi sangat kaya dan
sering melengkapi, sehingga guru memberikan rangkuman lebih singkat dari yang
lainnya.
Keterampilan dalam memberikan evaluasi berupa esai (penilaian)
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam memberikan
evaluasi berupa esai memperoleh nilai berkisar 2 dengan kategori cukup. Perolehan
nilai ini berdasarkan pengamatan penulis dari keterlibatan guru yang membantu
menyebarkan soal esai dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan
oleh siswa. Selain itu, guru menjelaskan ulang secara singkat mengenai materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
berhubungan dengan pertanyaan dalam lembar kerja siswa. Guru memberikan sesi
kegiatan diskusi kelompok dan penyebaran lembar kerja siswa kepada penulis.
Keterampilan dalam mengadakan variasi
Bagian indikator ini menunjukkan keterampilan guru dalam mengadakan
memperoleh nilai berkisar 2 dengan kategori cukup. Perolehan nilai ini berdasarkan
pengamatan penulis dari sumber yang hanya beracuan pada buku paket, tidak ada
media, dan hanya mengunakan contoh atau cerita yang sederhana. Oleh sebab itu,
pelajaran menjadi terlalu verbal dan kurang bervariasi. Hal ini juga menyebabkan
siswa menjadi kesulitan untuk menggali pengalamannya yang berkaitan dengan
materi sebab mereka kurang memahami makna dari materi. Namun, intonasi dari
guru ketika memberikan contoh dan cerita cukup menarik bagi siswa, sehingga
mereka tertarik untuk mendengarkan pelajaran PAK.
Dalam siklus II, pelaksanaan tindakan sepenuhnya dilakukan oleh penulis
dan guru PAK tidak masuk ke dalam kelas. Oleh karena itu, data observasi
keterampilan guru pada siklus II menjadi ditiadakan. Kebijakan mengenai penulis
melaksanakan siklus II sepenuhnya diperoleh dari guru sebab ia memiliki urusan
yang mendesak dan tidak dapat ditinggalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. PEMBAHASAAN
1. Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) untuk mata pelajaran PAK dengan menerapkan 7 prinsip penting dari CTL
yakni konstruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi
dan penilaian sebenarnya.
a. Hasil Angket Siswa
Pada umumnya mayoritas siswa sering mendengarkan selama
pembelajaran PAK. Sebagian siswa menilai bahwa mata pelajaran PAK merupakan
pembelajaran yang unik. Selain itu, siswa mengakui bahwa pembelajaran yang
menarik menjadikan mereka betah untuk mendengarkan materi, sehingga siswa
memperhatikan guru yang mengajar. Dalam pembelajaran PAK, semua siswa
menyatakan bahwa mata pelajaran PAK merupakan pelajaran favorit bagi mereka.
Beberapa siswa menyadari bahwa mata pelajaran PAK membantu untuk mengenal
imannya dan menarik untuk dipelajari. Ada beberapa siswa menyatakan bahwa
tidak pernah bertanya selama pembelajaran PAK yang disebabkan karena guru
sering marah ketika pembelajaran, sehingga siswa menjadi takut untuk bertanya
saat pembelajaran PAK kepada guru di kelas.
Sumber pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satunya
ialah meminta bantuan atau bertanya kepada orang lain. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran, siswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya dari guru tetapi
dari orang lain seperti orang tua atau teman sebaya. Mayoritas siswa sudah mencari
pengetahuan di luar dari sekolah, sehingga pengetahuan mereka menjadi lebih kaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dan beragam. Salah satu materi PAK yang umumnya siswa terapkan dalam
kehidupannya ialah perintah Allah ke-7 yakni jangan mencuri. Ada beberapa siswa
yang mengakui bahwa mereka telah menerapkan materi PAK dalam kehidupannya
sehari-hari. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kelas IV
SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang cenderung mengaplikasikan materi PAK
yang sambung dengan kesehariannya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa hanya
beberapa materi PAK yang masih siswa ingat dan diterapkan dalam kehidupannya.
b. Hasil Wawancara Siswa dan Guru PAK
Dalam pembelajaran PAK, guru menyatakan bahwa mayoritas siswa
sering mendengarkan saat pembelajaran di kelas. Pada umumnya siswa sering
memperhatikan guru yang mengajar dengan khusyuk, sehingga pembelajaran
menjadi kondusif. Selain itu, sekitar 80 % siswa kelas IV dianggap memilih PAK
sebagai mata pelajaran favoritnya. Salah satu penyebab PAK menjadi mata
pelajaran favorit ialah pembelajaran yang bervariasi di dalam dan di luar kelas. Hal
ini selaras dengan pembahasan hasil wawancara dari siswa, sehingga dapat
dinyatakan bahwa mayoritas siswa mendengarkan dan menyatakan PAK sebagai
mata pelajaran favorit benar adanya. Namun, guru menyatakan bahwa semua siswa
kelas IV aktif bertanya saat pembelajaran PAK di kelas. Sehubungan dengan hal
ini, beberapa siswa mengatakan bahwa mereka tidak pernah bertanya saat pelajaran
PAK, sehingga pernyataan dari kedua sumber berbeda.
Ada berbagai macam sumber untuk dapat dijadikan acuan pengetahuan
yang tidak hanya diperoleh di sekolah tetapi di luar sekolah. Salah satu cara untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
memperoleh pengetahuan ialah melalui bertanya kepada orang lain seperti orang
tua atau lainnya. Hal ini selaras dengan hasil pembahasan wawancara siswa bahwa
siswa kelas IV sudah dapat mencari pengetahuan di luar sekolah. Guru PAK
mengungkapkan ada 3 relasi untuk menerapkan materi pembelajaran PAK yakni
relasi dengan diri sendiri, relasi dengan sesama manusia, dan relasi dengan Tuhan.
Oleh sebab itu, pembelajaran PAK yang berelasi tiga ini dapat lebih kontekstual
dan menyentuh hati siswa kelas IV di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang.
c. Hasil Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam pembelajaran PAK melalui model CTL dari siklus
I dan II dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 14: Data Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
No. Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II
1. Mempersiapkan diri untuk menerima
pembelajaran (aktivitas emosional)
2,75 3
2. Menunjukkan reaksi mengerti materi yang
disampaikan guru
3 2,85
3. Mengingat/merenungkan pengalamannya
tentang materi (konstruktivisme)
1,5 2,57
4. Menyebut contoh-contoh pengalaman
dirinya tentang mukjizat (pemodelan)
1,25 3
5. Menemukan hubungan materi dan
pengalaman hidupnya (inquiry/menemukan)
2,37 2,71
6. Aktif bertanya (termotivasi bertanya) 1,12 1,28
7. Aktif dalam diskusi kelompok (masyarakat
belajar)
1,25 1,57
8. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 2,5 3
9. Mengerjakan soal esai (penilaian) 3 3
10. Menanggapi proses pembelajaran dengan
penuh semangat dan tekun mendengarkan
2,37 2,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Berdasarkan tabel di atas aktivitas siswa dalam pembelajaran PAK setelah
penerapan model CTL mengalami peningkatan pada beberapa indikatornya. Pada
siklus I siswa yang hadir berjumlah 8 orang, sedangkan pada siklus II terjadi
penuruanan kehadiran siswa yang berjumlah 7 orang.
Ada peningkatan pada indikator mempersiapkan diri untuk menerima
pembelajaran yang ditunjukkan dari kenaikan skor rata-rata setiap siklus. Siklus I
memperoleh skor 2,75 kategori cukup, sedangkan dalam siklus II terjadi
peningkatan dengan skor 3 kategori baik. Deskripsi yang tampak adalah siswa
datang tepat waktu sebelum pembelajaran dimulai, siswa menyiapkan bahan dan
alat-alat yang diperlukan untuk belajar, siswa tertib masuk ke kelas dan duduk
berpasang-pasangan dengan rapi.
Ada penurunan pada indikator menunjukkan reaksi mengerti materi yang
disampaikan oleh guru yang ditunjukkan dari penurunan skor rata-rata setiap siklus.
Siklus I memperoleh skor 3 kategori baik, sedangkan dalam siklus II terjadi
penurunan dengan skor 2,85 kategori cukup. Deskripsi yang tampak ketika
pembelajaran ialah siswa terlihat berkurang antusiasnya dalam menanggapi materi
yang disampaikan oleh penulis dibandingkan saat diajar oleh guru.
Pada indikator mengingat atau merenungkan pengalamannya tentang
materi (konstruktivisme) terjadi peningkatan skor rata-rata setiap siklus. Siklus I
memperoleh skor 1,5 kategori kurang, sedangkan dalam siklus II terjadi
peningkatan dengan skor 2,57 kategori cukup. Deskripsi yang tampak ialah siswa
diberikan waktu untuk merenungkan pengalamannya, penulis menjelaskan materi
secara sederhana dan penulis memberikan contoh-contoh yang berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dengan materi. Oleh karena itu, siswa antusias untuk hening dan mengendapkan
yang telah diajarkan oleh penulis.
Ada peningkatan pada indikator menyebutkan contoh-contoh pengalaman
dirinya tentang materi yang ditunjukkan dari kenaikan skor rata-rata setiap siklus.
Siklus I memperoleh skor 1,5 kategori kurang, sedangkan dalam siklus II terjadi
peningkatan dengan skor 3 kategori baik. Deskripsi yang tampak adalah semua
siswa ditunjuk untuk mensharingkan pengalamannya menerima mukjizat. Pada
umumnya siswa terlihat antusias dalam mensharingnya pengalamannya dan
beberapa siswa membantu temannya yang kesulitan untuk menemukan
pengalamannya tentang menerima mukjizat.
Pada indikator menemukan hubungan materi dan pengalaman hidupnya
(inquiry) terjadi peningkatan skor rata-rata setiap siklus. Siklus I memperoleh skor
2,37 kategori cukup, sedangkan dalam siklus II terjadi peningkatan dengan skor
2,71 kategori cukup. Deskripsi yang tampak ialah siswa antusias menjawab
pertanyaan dari penulis dan menambahkan jawaban sesuai dengan pemahaman
yang mereka peroleh ketika pembelajaran.
Ada peningkatan pada indikator aktif bertanya (termotivasi bertanya) yang
ditunjukkan dari kenaikan skor rata-rata setiap siklus. Siklus I memperoleh skor
1,12 kategori kurang, sedangkan dalam siklus II terjadi peningkatan dengan skor
1,28 kategori kurang. Deskripsi yang tampak adalah siswa kurang antusias ketika
sesi pertanyaan karena mereka cenderung bingung karena kebiasaan hanya
menerima atau mendengarkan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Pada indikator aktif dalam diskusi kelompok (masyarakat belajar) terjadi
peningkatan skor rata-rata setiap siklus. Siklus I memperoleh skor 1,25 kategori
kurang, sedangkan dalam siklus II terjadi peningkatan dengan skor 1,57 kategori
kurang. Deskripsi yang tampak ialah siswa menolak untuk mengerjakan tugas
secara berkelompok dan memilih untuk mengerjakan secara pribadi. Namun, ada
salah satu kelompok yang saling membantu mengerjakan lembar kerja.
Ada peningkatan pada indikator mempresentasikan hasil kerja kelompok
yang ditunjukkan dari kenaikan skor rata-rata setiap siklus. Siklus I memperoleh
skor 2,5 kategori cukup, sedangkan dalam siklus II terjadi peningkatan dengan skor
3 kategori baik. Deskripsi yang tampak adalah semua siswa antusias untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan beberapa siswa ingin
presentasi kembali meski telah presentasi pada siklus I.
Pada indikator mengerjakan soal esai (penilaian) terjadi skor yang stabil
rata-rata setiap siklus. Siklus I memperoleh skor 3 kategori baik, sedangkan dalam
siklus II terjadi peningkatan dengan skor 3 kategori baik. Deskripsi yang tampak
ialah semua siswa mengerjakan esai dengan antusias dan mencari jawabannya di
dalam buku paket dan Kitab Suci. Selain itu, mereka aktif bertanya ketika kesulitan
dalam memahami soal lembar esai
Ada peningkatan pada indikator menanggapi proses pembelajaran dengan
penuh semangat dan tekun mendengarkan yang ditunjukkan dari kenaikan skor
rata-rata setiap siklus. Siklus I memperoleh skor 2,37 kategori cukup, sedangkan
dalam siklus II terjadi peningkatan dengan skor 2,57 kategori cukup. Deskripsi yang
tampak adalah siswa menunjukkan reaksi berupa antusias dalam mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pembelajaran. Selain itu, siswa tekun mendengarkan sekaligus memperhatikan guru
dan penulis yang mengajar.
d. Hasil Keterampilan Guru PAK
Dalam siklus I keterampilan guru masuk dalam kategori baik dengan
menilai 10 aspek keterampilan. Pada umumnya guru PAK dapat memberikan cerita
yang menarik, sehingga siswa menjadi tertarik untuk mendengarkan. Namun, guru
terlalu terpaku pada satu sumber yakni buku paket yang mayoritas materi berisi
bacaan Kitab Suci dan kurang membahas kehidupan siswa. Selama proses
pembelajaran dalam siklus I guru lebih banyak berbicara, sehingga interaksi
menjadi searah. Pada siklus II, guru PAK tidak masuk ke kelas, sehingga
pengajaran sepenuhnya dilakukan oleh penulis. Oleh sebab itu, tidak ada
perbandingan observasi keterampilan guru karena dalam siklus II tidak ada data.
e. Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model CTL terhadap
mata pelajaran PAK bagi siswa kelas IV dari siklus I dan siklus II, sebagai berikut:
Tabel 15: Data Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No. Data Hasil Belajar Siklus I Siklus II
1. Nilai Rata-rata 59,75 67,86
2. Nilai Terendah 13 20
3. Nilai Tertinggi 75 90
4. Kategori Ketuntasan Minimum
(KKM)
70 70
5. Siswa yang Tuntas Belajar 4 5
6. Siswa yang Tidak Tuntas Belajar 4 2
Persentase Ketuntasan 50 % 71,4 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa setelah penerapan model
CTL dalam pembelajaran PAK terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Terkait
dengan hal tersebut ada peningkatan persentase ketuntasan pada siklus II.
Pada siklus I, hasil belajar PAK dengan materi mukjizat-mukjizat Yesus
memperoleh ketuntasan sebesar 50 % dengan nilai rata-rata 59,75. Siswa yang
tuntas sebanyak 4 anak dan tidak tuntas sebanyak 4 anak, serta jumlah seluruh siswa
yakni 8 anak. Dalam siklus II hasil belajar PAK dengan materi mukjizat-mukjizat
Yesus memperoleh ketuntasan sebesar 71,4 % dengan nilai rata-rata 67,86. Siswa
yang tuntas sebanyak 5 anak dan tidak tuntas sebanyak 2 anak, serta jumlah seluruh
siswa yakni 7 anak.
Dari data hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAK
melalui penerapan model CTL bagi siswa kelas IV dapat terjadi peningkatan.
Peningkatan hasil belajar yang signifikan dari siklus I dan siklus II membuktikan
bahwa penerapan model CTL kelas IV berhasil untuk diterapkan dalam
pembelajaran PAK.
2. Implikasi Hasil Penelitian
a. Implikasi Teoritis
Penerapan model CTL dapat meningkatkan aktivitas siswa, minat belajar
dan hasil belajar siswa kelas IV di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang
terhadap mata pelajaran PAK. Melalui penerapan model CTL guru dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Penerapan 7 prinsip dalam model CTL seperti konstruktivisme, pemodelan, inquiry,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
bertanya, masyarakat belajar, refleksi dan penilaian, dapat menciptakan
pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. Adanya pembagian
kelompok yang memampukan setiap anggotanya dapat saling bertukar pemahaman
mengenai materi, sehingga masing-masing siswa dapat aktif berkerjasama untuk
menemukan jawaban yang tepat.
b. Implikasi Praktis
Melalui penerapan model CTL, ada temuan-temuan positif yang mengarah
pada perbaikan dalam kualitas pembelajaran PAK. Penelitian ini dapat menambah
pemahaman guru terhadap model pembelajaran yaitu upaya meningkatkan minat
belajar terhadap mata pelajaran pendidikan agama katolik bagi siswa kelas IV di
SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang. Hasil belajar siswa pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata 59,75 dengan presentasi ketuntasan 50 % , sedangkan
dalam siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 67, 86 dengan presentasi ketuntasan
71,4 %.
C. USULAN KEGIATAN
Setelah menerapkan model CTL pada mata pelajaran PAK bagi siswa
kelas IV dengan materi mukjizat-mukjizat Yesus maka terjadi peningkatan hasil
belajar siswa. Namun, dalam siklus II tidak ada peningkatan keterampilan, sehingga
diperlukan tindakan untuk melakukan siklus ke III. Berikut ini usulan RPP bagi
pelaksanaan siklus III, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS III
Sekolah : SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik
Kelas/Semester : IV / Genap
Materi Pokok : Mukjizat-Mukjizat Yesus
Alokasi Waktu : 2 JP x 35 Menit
Hari/Tanggal : Selasa, 04 Juni 2021
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat
bermain.
KI 4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
1.6 Beriman kepada Yesus yang mewartakan karya
keselamatan dengan perumpamaan dan
mukjizat
Menceritakan kembali Mukjizat Yesus
menyembuhkan hamba
perwira Kaprenaum
(Mat. 8:5-10)
Menceritakan kembali
mukjizat Yesus
menyembuhkan orang
kerasukan setan dan
orang-orang sakit (Luk.
4:31-44)
Menjelaskan hubungan mukjizat dan Sabda
Yesus
2.6 Peduli terhadap Yesus yang mewartakan karya
keselamatan dengan perumpamaan dan
mukjizat
3.6 Memahami makna perumpamaan-
perumpamaan dan mukjizat-mukjizat Yesus
sebagai perwujudan karya keselamatan Allah
4.6 Melakukan aktivitas (misalnya bernyanyi/
membuat puisi/ bermain peran/ menceritakan
kembali, dsb) yang mencermin-kan
penghayatan atas perumpamaan dan mujizat
yang dilakukan Yesus sebagai pemenuhan janji
Allah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Menceritakan kembali Mukjizat Yesus menyembuhkan hamba perwira
Kaprenaum (Mat. 8:5-10) dan mukjizat Yesus menyembuhkan orang
kerasukan setan dan orang-orang sakit (Luk. 4:31-44).
2. Menjelaskan hubungan mukjizat dan Sabda Yesus.
3. Menceritakan pengalaman mendapatkan mukjizat.
4. Menemukan hubungan antara pesan mukjizat Yesus dan pengalamannya
mendapatkan mukjizat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
D. Materi Pembelajaran
Mukjizat-mukjizat Yesus.
1. Arti mukjizat.
2. Ciri-ciri mukjizat.
3. Contoh-contoh mukjizat di Tengadak.
4. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus dalam Kitab Suci Perjanjian
Baru.
E. Strategi Pembelajaran
Strategi : Contextual Teaching and Learning.
Metode : tanya - jawab, tes tertulis, diskusi kelompok, penjelasan, dan
presentasi.
F. Media Pembelajaran
1. Media : lembar kerja siswa (esai), lembar observasi, CD proyektor, dan
video animasi tentang mukjizat-mukjizat Yesus.
2. Alat : spidol, papan tulis, bolpoint, laptop, dan infokus.
G. Sumber Belajar
1. Buku Pendidikan Agama Katolik & Budi Pekerti Siswa Kelas IV,
Kemendikbud, Tahun 2017.
2. Kitab Suci.
3. Lingkungan setempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Penulis dan guru menggunakan konsep belajar secara berkelompok melalui
model CTL.
2. Siklus III ini dilaksanakan selama 1x pertemuan dan perbaikan dari siklus I
dan siklus II.
3. Berikut ini prosedur pelaksanaannya, antara lain:
a. Kegiatan Pembuka
1) Pengkondisian kelas
a) Salam dan doa.
b) Mengenalkan materi yang akan disampaikan:
Arti mukjizat.
Ciri-ciri mukjizat.
c) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Konstruktivisme
a) Guru memberikan pertanyaan untuk menggali pengalaman siswa tentang
mukjizat-mukjizat yang pernah dialaminya.
b) Pertanyaan:
Ceritakan pengalaman anak-anak mendapatkan mukjizat!
c) Beberapa contoh mukjizat di Tengadak:
Saat menanam biji karet di kebun memerlukan kesabaran dalam
menunggu pertumbuhan untuk menjadi pohon karet yang dapat
menghasilkan getah berlimpah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sungai diibaratkan dengan sumber kehidupan yang menghasilkan ikan-
ikan sebagai lauk pauk bagi manusia. Sungai bagi warga di Tengadak
menjadi mukjizat yang mendatangkan sukacita karena menghasilkan
makanan dan minuman dari aliran sungai yang masih alami.
2) Membimbing permodelan
Siswa diminta untuk menyebutkan contoh-contoh mukjizat dalam Kitab
Suci, antara lain:
a) Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira (Matius 8:5-10).
b) Yesus mengusir setan (Lukas 31-44).
c) Yesus sumber air hidup (Yohanes 4:10-14).
d) Perumpamaan tentang seorang penabur (Lukas 8:4-15).
3) Menerapkan inquiry
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi
mukjizat-mukjizat yang pernah dialaminya dengan mukjizat-mukjizat Yesus dalam
Kitab Suci Perjanjian Baru.
a) Marilah merenungkan pengalaman anak-anak tentang mukjizat dan mukjizat
yang telah Yesus lakukan dalam Kitab Suci!.
b) Menonton video animasi tentang mukjizat-mukjizat Yesus.
c) Berikut ini salah satu penjelasan perikop mukjizat Yesus dalam Kitab Suci,
yaitu:
Dalam pembicaraan Yesus dengan seorang perempuan Samaria, Yesus
menyatakan bahwa diri-Nya adalah sumber air hidup (Yohanes 4:10-
14). Di Tengadak, sungai menjadi sumber hidup bagi warga sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Yesus Kristus menjadi sumber hidup iman orang Katolik dalam segi
rohani, sedangkan sungai menjadi sumber hidup manusia dalam segi
jasmani, sehingga keduanya saling dibutuhkan oleh manusia.
Petani diibaratkan dengan seorang yang menabur benih (Lukas 8:4-15)
yang berharap akan menghasilkan panenan melimpah. Di Tengadak,
umumnya petani menanam karet dari lahan belas ladang. Tanah baik
akan menghasilkan padi, sayuran, dan karet yang subur. Sikap dari
petani yang dapat diteladani adalah sikap sabar dan usaha kerja keras
dalam mengusahan tanah yang baik.
4) Memotivasi siswa bertanya
Guru memberikan waktu untuk kegiatan bertanya jawab sehubungan
dengan materi supaya dapat mengetahui pengetahuan siswa sesudah
mengeksplorasi materi.
5) Menciptakan masyarakat belajar
a) Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.
Menjelaskan ulang materi: arti mukjizat, ciri-ciri mukjizat, contoh-
contoh mukjizat di Tengadak, dan contoh-contoh mukjizat Yesus dalam
Kitab Suci.
b) Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok belajar dan menyebarkan
lembar kerja siswa.
6) Merefleksi diri
a) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
b) Guru meminta siswa menyampaikan temuan-temuannya atau hal-hal yang
diperoleh selama pembelajaran.
7) Mengadakan penilaian
Guru memberikan pertanyaan terkait materi untuk mengukur daya serap
siswa terhadap materi pelajaran.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneguhan.
2) Doa Penutup.
I. Tahap Observasi
1. Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran.
2. Memantau diskusi antar siswa.
3. Mengamati aktivitas guru selama pembelajaran.
J. Tahap Refleksi
1. Mengevaluasi hasil observasi.
2. Menganalisis hasil pembelajaran.
Tengadak, 04 Juni 2021
Mengetahui
Kepala SDN No. 05 Tengadak Guru Mata Pelajaran PAK
Jailani, S.IP. Dombot, S.Ag.
NIP. 196807071992031014 NIP. 196912312000031013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Dalam Bab IV penulis telah memaparkan hasil penelitian, pembahasan
penelitian dan usulan kegiatan. Salah satu hasil penelitian yang diperoleh ialah
terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada siklus II.
Selain itu, pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model CTL
pada pembelajaran PAK berhasil. Oleh karena itu, usulan kegiatan yang penulis
pilih adalah RPP siklus III tetapi belum terlaksana karena kebijakan sekolah yang
meliburkan semua kegiatan pembelajaran selama masa pandemi covid-19. Dalam
Bab V penulis akan menjabarkan kesimpulan dari Bab I sampai IV dan saran bagi
beberapa pihak.
A. Kesimpulan
Setelah virus korona masuk ke Indonesia, penulis melakukan penelitian di
SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang yang menerapkan kebijakan yakni
meliburkan seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah, sehingga guru hanya
memberikan siswa PR. Ada beberapa akibat dari penerapan kebijakan tersebut,
salah satunya ialah siswa kesulitan belajar mandiri di rumah, sehingga nilai mereka
menjadi rendah. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya nilai siswa yakni
fasilitas sekolah yang kurang memadai untuk melakukan pembelajaran
menggunakan teknologi atau pembelajaran daring. Selain itu, guru hanya
menggunakan satu sumber belajar, sehingga kehidupan siswa kurang dibahas saat
pembelajaran PAK. Oleh sebab itu, siswa menjadi kurang berminat terhadap mata
pelajaran PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Pada umumnya minat ditunjukkan dengan adanya sebuah perhatian, rasa
suka, keterlibatan dan rasa tertarik seseorang terhadap sesuatu serta ikut
berpartisipasi terhadap ketertarikannya tersebut. Siswa yang memiliki minat
terhadap mata pelajaran akan lebih lama bertahan dalam memperhatikan dan
mendengarkan karena ia cenderung menyukai pelajaran tersebut. Teori
konstruktivisme merupakan proses membangun pengetahuan berdasarkan
pengalaman yang diterapkan dalam model CTL. Selain itu, tema pokok untuk siswa
kelas IV mata pelajaran PAK mengutamakan pemahaman mengenai pribadi dan
lingkungan siswa, Yesus Kristus sebagai pusat iman Katolik, masyarakat, dan
Gereja Katolik. Oleh sebab itu, PAK bukan semata-mata sebagai pembelajaran
yang bersifat akademis melainkan berisi ungkapan pengalaman hidup sekitar siswa
yang menjadi acuan pengetahuan dan pengerak supaya siswa dapat ikut terlibat
merasul di tengah dunia sebagai seorang Katolik.
Model CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang dipelajarinya,
menghubungkan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam CTL
terdapat 7 prinsip yang membantu siswa kelas IV untuk mampu memahami materi
pelajaran PAK sesuai dengan pengalaman hidupnya. Di lain pihak, kebutuhan siswa
dapat dilihat dari karakteristik berdasarkan generasi, bagi siswa kelas IV yang
usianya berada di antara 2 generasi yakni generasi Z dan generasi Alfa. Pada
umumnya generasi Z dan Alfa memiliki karakteristik yang cenderung sama yakni
memiliki dua kehidupan di dunia nyata dan dunia maya. Namun, bagi siswa kelas
IV di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang, kehidupan mereka lebih dominan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
pada dunia nyata sebab lebih tertarik bermain di luar rumah daripada bergantung
dengan gawai. Dalam penelitian ini penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV
pada mata pelajaran PAK atau dapat berlaku sebaliknya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang ditujukan bagi siswa kelas IV di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten
Sintang. Penelitian terbagi menjadi tiga bagian yakni 1) pra siklus dengan meneliti
minat belajar PAK, 2) pelaksanaan siklus dengan mengamati aktivitas siswa dan
keterampilan guru PAK, 3) setelah siklus dengan meneliti hasil lembar kerja siswa.
Penelitian minat belajar PAK hanya dilakukan satu kali dengan melakukan
penyebaran angket dan wawancara kepada siswa serta wawancara kepada guru
PAK. Pada saat pelaksanaan tindakan di kelas, penulis melakukan observasi
aktivitas siswa dan keterampilan guru PAK, kemudian penulis berkolaborasi
dengan guru dalam mengajar pembelajaran PAK. Setelah pelaksanaan siklus,
penulis meneliti hasil lembar kerja siswa. Pelaksanaan tindakan menggunakan
model CTL dengan menerapkan 7 prinsip dalam CTL yang mengutamakan
hubungan materi PAK dalam kehidupan siswa sehari-hari. Penerapan penelitian
tindakan di kelas menggunakan dua siklus yang ditujukan untuk membandingkan
siklus I dan siklus II, sehingga tampak peningkatan yang ditargetkan oleh penulis.
Namun, dalam siklus II masih belum memenuhi target, maka penulis merancang
siklus III sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya.
Setelah menyebarkan angket kepada siswa, penulis menemukan fakta
bahwa hampir semua siswa kelas IV berminat dan tertarik terhadap mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pembelajaran PAK meski saat penyebaran angket belum dilaksanakan tindakan.
Berdasarkan hasil angket pembelajaran PAK sudah menarik bagi siswa, sehingga
tidak penyebaran angket kembali setelah pelaksanaan siklus di kelas. Selain itu,
berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang menguatkan pernyataan dalam
hasil angket maka diperoleh fakta bahwa mayoritas siswa berminat belajar
pembelajaran PAK. Namun, beberapa siswa mengakui bahwa mereka lebih sering
mendengarkan guru dan kurang aktif dalam hal bertanya karena berbagai alasan
mulai dari faktor internal yakni dirinya sendiri atau faktor eksternal seperti perilaku
guru PAK. Terkait dengan hal tersebut siswa tetap tertarik terhadap pelajaran PAK
dan menjadi salah satu mata pelajaran favorit bagi semua siswa kelas IV khususnya
yang beragama Katolik serta beberapa materi diterapkan dalam kehidupan siswa
sehari-hari. Di lain pihak, dari hasil wawancara dengan guru PAK diperoleh
pernyataan bahwa mayoritas siswa sering mendengarkan saat pembelajaran PAK
dan berasumsi bahwa sebagian besar siswa mengakui PAK sebagai mata pelajaran
favoritnya, maka hal ini selaras dengan pernyataan siswa dalam angket dan
wawancara. Oleh karena itu, pernyataan siswa dan guru PAK dapat disimpulkan
menjadi pernyataan yang benar dan sesuai dengan fakta di lapangan.
Penulis menerapan tindakan di kelas melalui dua siklus dengan pemberian
materi yang sama meski dalam siklus II ada beberapa tambahan yang bertujuan
untuk memperbaiki siklus sebelumnya. Pada siklus I dan siklus II terjadi
peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, tetapi dalam hal keterampilan
guru PAK tidak ada perbandingan siklus karena saat siklus II yang mengajar PAK
hanya penulis. Dalam siklus I terjadi kolaborasi antara penulis dan guru PAK,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sedangkan dalam siklus II tidak ada kolaborasi. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki
siklus sebelumnya maka diperlukan pelaksanaan siklus III agar terjadi peningkatan
keterampilan guru.
Model CTL menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan minat belajar
siswa agar pembelajaran PAK dapat sambung dengan kehidupan siswa. Mayoritas
siswa sudah berminat terhadap pembelajaran PAK bahkan sebelum tindakan di
kelas. Berdasarkan hasil PTK dalam mata pelajaran PAK tentang materi mukjizat-
mukjizat Yesus melalui penerapan model CTL maka dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
perbandingan hasil siklus II dan siklus sebelumnya. Selain itu, peningkatan minat
belajar juga dapat dilihat dari lembar observasi aktivitas siswa yang menunjukkan
bahwa ada semangat dan keaktifan siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II.
Oleh sebab itu, penelitian ini berhasil karena terjadi peningkatan persentase dalam
aktivitas belajar dan hasil belajar setelah penerapan tindakan kelas menggunakan
model CTL.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di SDN No. 05 Tengadak Kabupaten Sintang,
penulis bermaksud memberikan saran kepada beberapa pihak berikut ini:
1. Bagi Guru PAK
a. Guru hendaknya mampu mengelola materi pembelajaran dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL), sehingga
pembelajaran dapat menjadi semakin bermakna dan lebih tahan lama dalam
ingatan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b. Guru hendaknya menggunakan desain tampilan yang menarik dengan
menggunakan media dan sumber yang bervariasi, sehingga proses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan diminati oleh banyak siswa.
c. Guru hendaknya mengenal karakter siswa yang disesuaikan dengan
generasinya supaya dapat sungguh mengetahui kebutuhan siswa.
d. Guru dapat menggunakan model CTL pada setiap pembelajaran PAK.
Melalui model CTL, guru dapat membantu siswa untuk menemukan makna
materi PAK dalam hidupnya.
2. Bagi Siswa Kelas IV
a. Siswa mampu menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan belum dipahami
sesuai dengan materi yang disampaikan.
b. Siswa dapat lebih percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya,
menanggapi pendapat siswa lain dan menghargai pendapat orang lain ketika
berbicara.
c. Siswa dapat memahami materi dalam mata pelajaran PAK berdasarkan
pengalaman hidupnya.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah meningkatkan fasilitas media pembelajaran atau alat peraga yang
bervariasi serta berbasis teknologi, sehingga kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana dengan kondusif, interaktif dan efektif.
b. Sekolah memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kualitas
mengajar sesuai dengan generasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal & Amrullah, Ahmad. (2018). PTK Penelitian Tindakan Kelas Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2017). Buku Guru
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti edisi revisi 2017. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
MA, Amir Hamzah. (2019). PTK Tematik Integratif Kajian teori dan praktik.
Malang: Literasi Nusantara.
Nurdyansyah & Fahyuni, Eni Fariyarul. (2016). Inovasi Model Pembelajaran.
Sidoarjo: Nizamial Learning Center.
Santosa, Edi, & et all. (2020). Mendidik generasi milenial cerdas berkarakter.
Yogyakarta: Kanisius.
Seemiller, Corey & Grace, Meghan. (2019). Generation Z a century in the making.
New York: Routledge.
Stillman, David & Stillman, Jonah. (2018). Generasi Z. Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. (2018). Motode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wardoyo, Sigit Mangun. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung:
Alfabeta.
Wijaya, H. Candra & Syahrum. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Citapustaka Media Perintis.
Wijaya, Tri. (2019). Panduan Praktis Menyusun Silabus, RPP, dan Penilaian Hasil
Belajar. Yogyakarta: Noktah.
Ermawati, Eli . (2016). UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
melalui PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING pada MATA PELAJARAN IPA KELAS
IV SD NEGERI 173490 SIMBARA KEC. TARABINTANG KAB.
HUMABAS HASUNDUTAN T.P 2015/2016. Diunduh dari
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/21535 pada 18 Juni 2021.
Gunawan, Arif. (2013). PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING) MENGGUNAKAN CD INTERAKTIF untuk
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD
NEGERI PLUMBON 02 KABUPATEN SEMARANG. Skripsi
dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Irawati, Magdalena. (2018). PROFIL MINAT dan HASIL BELAJAR SISWA
dalam PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP 5
YOGYAKARTA pada POKOK BAHASAN PENYAJIAN DATA dengan
MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN KAHOOT. Skripsi
dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Rifai, Elizer. (2014). UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI
SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS melalui METODE KOOPERATIF
MODEL THINK PAIR SHARE pada KELAS VII SMPN 17
SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN 2013/2014. Diunduh dari 30-89-
1-PB.pdf pada 29 September 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
(2014). Artikel tentang Pendidikan dan Guru. Dari
http://bumipendidik.blogspot.com/2014/07/model-pembelajaran-ctl-
contextual.html pada 12 September 2020.
Adi. (2020). Dari
https://adifunlearning.blogspot.com/2020/01/macam-macam-model-
pembelajaran-beserta.html pada 12 September 2020.
Anis, Harisah. (2020). Dari
https://www.tripven.com/pembelajaran-ctl/ pada 24 September 2020.
Aprudin. (2012). Dari http://007indien.blogspot.com/2012/06/konsep-
pembelajaran-contextual-teaching.html pada 13 September 2020.
Fita, Rossi. (2017). Dari
https://eprints.uny.ac.id/7637/3/BAB%202%20-%2008601247038.pdf
pada 25 September 2020.
Handayani, Mentari Deka & Sujatmiko, Wiji. (2019). Dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/11187/16.pdf?s
equence=1&isAllowed=y pada 27 Juli 2021.
McCrindle, Mark. (2014). Dari
https://www.researchgate.net/publication/328347222_The_ABC_of_XY
Z_Understanding_the_Global_Generations pada 28 April 2021.
Mingseli. (2021). Dari https://www.mingseli.id/2021/01/pengertian-kuesioner-
menurut-para-ahli.html pada 30 Juli 2021 pada 30 Juli 2021.
Mulyana, Aina. (2020). Dari
https://sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-
behavioristik/teori-belajar-kognitif/teori-belajar-konstruktivistik pada 25
September 2020.
Syafnidawaty. (2020). Diunduh dari https://raharja.ac.id/2020/11/04/apa-itu-
populasi-dan-sampel-dalam-penelitian/ pada 18 Juni 2021.
Suparno, Paul, & Santo, F. Emanuel Da, & Irawati, C. Retna. (2021). Seminar
Menjadi guru agama yang diskretif bagi generasi Z-Alpha. Diunduh dari
https://youtube/RFzSgegWH3I pada 13 Maret 2021.
Tiffany. (2017). Dari
https://dosenpsikologi.com/pengertian-minat-menurut-para-ahli pada 12
September 2020.
Instrumentum Laboris. (2014). Mendidik di masa kini dan masa depan: semangat
yang diperbaharui. Penerjemah: R.P. F.X. Adisusanto, SJ & Bernadeta
Harini Tri Prasasti. Jakarta: Dokpen KWI.
Konsili Vatikan II. (1963). Intermirifica Gravissimum Educationis dokumen-
dokumen konsili vatikan II. Penerjemah: R. Hardawiryana, SJ. Jakarta:
Dokpen KWI.
Rukmini, Elisabeth. (2021, 01 Juli). Lautan Biru Generasi Alfa. Kompas, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1: Indikator Lembar Wawancara Siswa
No. Indikator Pertanyaan
1. Minat belajar
PAK
1. Apakah saat pelajaran PAK adik sering mendengarkan
guru?
2. Apakah PAK menjadi salah satu mata pelajaran favorit
atau kurang favorit bagi adik?
3. Apakah materi pelajaran PAK mudah untuk dipahami?
4. Apakah adik sudah lebih dahulu belajar PAK di
rumah?
2. Contextual
Teaching and
Learing
(CTL)
5. Apakah adik sudah lebih dahulu memahami materi
PAK sebelum dijelaskan oleh guru?
6. Apakah guru memberikan banyak cerita guna
membantu adik memahami materi PAK?
7. Apakah dalam setiap pertemuan di kelas guru sering
memberikan tugas-tugas yang berbeda?
8. Bagaimana tanggapan guru ketika adik kesulitan
mengerjakan tugas?
9. Apakah adik sering memberi pertanyaan kepada guru
ketika pelajaran PAK?
10. Apakah guru sering memberikan pertanyaan diawal
pelajaran?
11. Apakah melalui kerja kelompok adik dapat
memahami materi PAK?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
12. Selain guru, apakah adik pernah meminta bantuan
kepada orang tua untuk mengerjakan tugas?
13. Apakah adik diberikan kebebasan untuk
menggunakan gedjet di kelas PAK?
14. Pernahkah adik mencari informasi tentang pelajaran
PAK di internet?
15. Apakah guru PAK memberikan tanggapan atas tugas
yang telah adik kerjakan?
16. Bagaimana tanggapan guru PAK terhadap tugas yang
telah adik kerjakan?
17. Penilaian seperti apa yang sudah guru berikan kepada
adik?
18. Bagaimana perasaan adik ketika dipuji oleh orang
lain karena mendapatkan nilai yang tinggi?
3. Lain-lain
(PAK secara
kontekstual)
19. Apakah materi PAK sering dihubungkan dengan
kehidupan adik sehari-hari?
20. Sudahkah adik melaksanakan ajaran kitab suci dalam
hidup sehari-hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 2: Indikator Lembar Wawancara Guru PAK
No. Indikator Pertanyaan
1. Minat belajar
PAK
1. Apakah siswa sering mendengarkan ketika pelajaran
PAK?
2. Berapakah persentase (%) bagi siswa kelas IV yang
menganggap PAK menjadi mata pelajaran favorit dan
kurang favorit?
3. Menurut bapak, apakah materi pelajaran PAK mudah
untuk dipahami oleh siswa?
4. Menurut bapak, apakah siswa sudah belajar PAK di
rumah sebelum masuk sekolah?
2. Contextual
Teaching and
Learing
(CTL)
5. Apakah siswa sudah memahami materi PAK sebelum
dijelaskan di kelas?
6. Dalam pembelajaran PAK, sudahkah bapak
memberikan contoh yang bervariasi?
7. Sudahkah bapak memberikan tugas-tugas yang
inovatif kepada siswa kelas IV?
8. Bagaimana tanggapan bapak terhadap siswa yang
kesulitan mengerjakan tugas?
9. Apakah siswa aktif bertanya ketika pelajaran PAK?
10. Apakah bapak sering memberikan pertanyaan diawal
pelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
11. Menurut bapak, apakah kerja kelompok dapat
membantu siswa untuk memahami materi PAK?
12. Sudahkah bapak mengarahkan siswa untuk meminta
bantuan kepada orang lain dalam mengerjakan tugasnya
di luar sekolah?
13. Apakah siswa diberikan kebebasan untuk
menggunakan gedjet di kelas?
14. Apakah bapak sering mencari informasi tentang
pelajaran PAK di internet?
15. Apakah bapak memberikan tanggapan atas tugas
yang telah siswa kerjakan?
16. Bagaimana tanggapan bapak terhadap tugas yang
telah siswa kerjakan?
17. Penilaian seperti apa yang sudah bapak berikan
kepada siswa?
18. Bagaimana reaksi siswa ketika mendapatkan pujian
karena mendapatkan nilai yang tinggi?
3. Lain-lain
(PAK secara
kontekstual)
19. Sudahkah materi PAK dihubungkan dengan
kehidupan siswa sehari-hari?
20. Apakah siswa sudah dapat melaksanakan ajaran kitab
suci dalam kehidupannya sehari-hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Lampiran 3: Indikator Ketercapaian PTK dalam Pembelajaran PAK Model
CTL
Instrumen Aktivitas Siswa
No. Aktivitas Siswa Indikator
1. Persiapan diri
sebelum
pembelajaran
a. Siswa duduk di bangku dengan tertib
b. Siswa menyiapkan buku dan alat-alat tulis sebelum
pembelajaran dimulai
2. Menunjukkan
reaksi mengerti
materi
a. Siswa rutin membaca sumber belajar
b. Siswa rutin memperhatikan guru/penulis ketika
pembelajaran
3. Konstruktivisme a. Siswa dapat mengingat pengalamannya terkait
materi
b. Siswa dapat merenungkan pengalamannya terkait
materi
4. Pemodelan a. Dapat menyebutkan contoh-contoh pengalaman
dirinya tentang materi
b. Dapat membantu temannya menyebutkan contoh-
contoh pengalaman terkait materi
5. Inquiry/menemu
kan
a. Dapat menemukan hubungan materi dan
pengalaman hidupnya
b. Dapat menyebutkan hubungan materi dan
pengalaman hidupnya
6. Bertanya a. Siswa aktif bertanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
b. Siswa aktif menjawab pertanyaan
7. Masyarakat
belajar
a. Dapat aktif dalam diskusi kelompok
b. Dapat berkerja sama dalam diskusi kelompok
8. Refleksi a. Dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok
b. Dapat memberikan alasan terhadap hasil diskusi
kelompok
9. Penilaian a. Dapat mengerjakan lembar kerja berupa soal esai
b. Dapat menjawab lembar kerja dengan lengkap dan
benar
10. Tanggapan atas
pembelajaran
a. Siswa bersemangat selama pembelajaran
b. Siswa selalu mendengarkan guru/penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Instrumen Keterampilan Guru
No. Keterampilan
Guru
Indikator
1. Membuka
pembelajaran
a. Membimbing siswa dalam menyiapkan sumber
belajar
b. Mencipta suasana kelas yang tertib
2. Menghubungkan
materi dan
kehidupan siswa
a. Menjelaskan materi dalam sumber belajar dengan
bahasa yang lebih sederhana
b. Membimbing siswa dalam memahami materi
3. Konstruktivisme a. Membimbing siswa untuk mengingat
pengalamannya terkait materi
b. Membimbing siswa untuk merenungkan
pengalamannya terkait materi
4. Pemodelan a. Membimbing siswa untuk dapat menyebutkan
contoh-contoh pengalaman dirinya tentang
materi
b. Membimbing siswa untuk membantu temannya
menyebutkan contoh-contoh pengalaman terkait
materi
5. Inquiry/
menemukan
a. Membimbing siswa untuk menemukan hubungan
materi dan pengalaman hidupnya
b. Membimbing siswa untuk menyebutkan
hubungan materi dan pengalaman hidupnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
6. Bertanya a. Membimbing siswa untuk aktif bertanya
b. Membimbing siswa untuk aktif menjawab
pertanyaan
7. Masyarakat
belajar
a. Membimbing siswa untuk aktif dalam diskusi
kelompok
b. Membimbing siswa untuk berkerja sama dalam
diskusi kelompok
8. Refleksi a. Membimbing siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
b. Membimbing siswa untuk memberikan alasan
terhadap hasil diskusi kelompok
9. Penilaian a. Membimbing siswa untuk mengerjakan lembar
kerja berupa soal esai
b. Membimbing siswa untuk menjawab lembar
kerja dengan lengkap dan benar
10. Variasi dalam
pembelajaran
a. Mencipta situasi kelas yang interaktif
b. Menambahkan cerita-cerita yang menarik sesuai
dengan kehidupan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
Lampiran 4: Lembar Angket Minat Belajar PAK
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK)
A. Tujuan Penyebaran Angket
Untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap pelajaran pendidikan agama
katolik (PAK).
B. Identitas Responden
Nama :
Kelas : IV (Empat)
C. Petunjuk Pengisian
1. Berikanlah jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi anda.
2. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
3. Keterangan pilihan jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
D. Angket Minat Belajar PAK
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
Minat Belajar
1. Saya selalu mendengarkan guru saat pelajaran
PAK
2. PAK adalah mata pelajaran yang menarik
3. Materi PAK sulit untuk dipahami
4. Saya selalu belajar PAK di rumah sebelum
masuk sekolah
CTL
5. Saya sudah lebih dahulu memahami materi
PAK sebelum dijelaskan oleh guru
6. Guru selalu memberikan contoh-contoh yang
membantu saya memahami materi
7. Guru sering memberikan tugas-tugas yang
berbeda untuk setiap pertemuan di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
8. Guru selalu membantu ketika saya kesulitan
mengerjakan tugas
9. Saya rutin bertanya kepada guru
10. Guru sering memberikan pertanyaan diawal
pelajaran
11. Melalui kerja kelompok saya dapat memahami
materi PAK
12. Saya sering bertanya kepada orang tua untuk
tugas yang sulit dimengerti
13. Ketika di kelas saya diperbolehkan
menggunakan gedjet untuk mencari materi
PAK di internet
14. Saya sering mencari informasi tentang
pelajaran PAK di internet
15. Guru PAK selalu memberikan tanggapan atas
tugas yang telah saya kerjakan
16. Tanggapan dari guru mendorong saya untuk
lebih giat belajar
17. Guru selalu memberikan nilai atas tugas yang
telah saya kerjakan
18. Pujian dari guru dan teman-teman membuat
saya semangat belajar
Lain-lain
19. Materi PAK sering dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari
20. Saya selalu mencontoh ajaran kitab suci dalam
hidup sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
Lampiran 5: Pedoman Wawancara Siswa
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
1. Apakah saat pelajaran PAK adik sering mendengarkan guru?
2. Apakah PAK menjadi salah satu mata pelajaran favorit atau kurang favorit
bagi adik?
3. Apakah materi pelajaran PAK mudah untuk dipahami?
4. Apakah adik sudah lebih dahulu belajar PAK di rumah?
5. Apakah adik sudah lebih dahulu memahami materi PAK sebelum dijelaskan
oleh guru?
6. Apakah guru memberikan banyak cerita guna membantu adik memahami
materi PAK?
7. Apakah dalam setiap pertemuan di kelas guru sering memberikan tugas-tugas
yang berbeda?
8. Bagaimana tanggapan guru ketika adik kesulitan mengerjakan tugas?
9. Apakah adik sering memberi pertanyaan kepada guru ketika pelajaran PAK?
10. Apakah guru sering memberikan pertanyaan diawal pelajaran?
11. Apakah melalui kerja kelompok adik dapat memahami materi PAK?
12. Selain guru, apakah adik pernah meminta bantuan kepada orang tua untuk
mengerjakan tugas?
13. Apakah adik diberikan kebebasan untuk menggunakan gedjet di kelas PAK?
14. Pernahkah adik mencari informasi tentang pelajaran PAK di internet?
15. Apakah guru PAK memberikan tanggapan atas tugas yang telah adik kerjakan?
16. Bagaimana tanggapan guru PAK terhadap tugas yang telah adik kerjakan?
17. Penilaian seperti apa yang sudah guru berikan kepada adik?
18. Bagaimana perasaan adik ketika dipuji oleh orang lain karena mendapatkan
nilai yang tinggi?
19. Apakah materi PAK sering dihubungkan dengan kehidupan adik sehari-hari?
20. Sudahkah adik melaksanakan ajaran kitab suci dalam hidup sehari-hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
Lampiran 6: Pedoman Wawancara Guru PAK
PEDOMAN WAWANCARA GURU PAK
1. Apakah siswa sering mendengarkan ketika pelajaran PAK?
2. Berapakah persentase (%) bagi siswa kelas IV yang menganggap PAK
menjadi mata pelajaran favorit dan kurang favorit?
3. Menurut bapak, apakah materi pelajaran PAK mudah untuk dipahami oleh
siswa?
4. Menurut bapak, apakah siswa sudah belajar PAK di rumah sebelum masuk
sekolah?
5. Apakah siswa sudah memahami materi PAK sebelum dijelaskan di kelas?
6. Dalam pembelajaran PAK, sudahkah bapak memberikan contoh yang
bervariasi?
7. Sudahkah bapak memberikan tugas-tugas yang inovatif kepada siswa kelas
IV?
8. Bagaimana tanggapan bapak terhadap siswa yang kesulitan mengerjakan
tugas?
9. Apakah siswa aktif bertanya ketika pelajaran PAK?
10. Apakah bapak sering memberikan pertanyaan diawal pelajaran?
11. Menurut bapak, apakah kerja kelompok dapat membantu siswa untuk
memahami materi PAK?
12. Sudahkah bapak mengarahkan siswa untuk meminta bantuan kepada orang
lain dalam mengerjakan tugasnya di luar sekolah?
13. Apakah siswa diberikan kebebasan untuk menggunakan gedjet di kelas?
14. Apakah bapak sering mencari informasi tentang pelajaran PAK di internet?
15. Apakah bapak memberikan tanggapan atas tugas yang telah siswa kerjakan?
16. Bagaimana tanggapan bapak terhadap tugas yang telah siswa kerjakan?
17. Penilaian seperti apa yang sudah bapak berikan kepada siswa?
18. Bagaimana reaksi siswa ketika mendapatkan pujian karena mendapatkan nilai
yang tinggi?
19. Sudahkah materi PAK dihubungkan dengan kehidupan siswa sehari-hari?
20. Apakah siswa sudah dapat melaksanakan ajaran kitab suci dalam
kehidupannya sehari-hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
Lampiran 7: Lembar Kerja Siswa
Nama:
Umur:
LEMBAR ESAI
1. Apa pengertian dari mukjizat?
Jawaban: ……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
2. Sebutkan mukjizat-mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus dalam kitab
suci perjanjian baru!
Jawaban: ……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
3. Jelaskan tentang pengalaman menerima mukjizat!
Jawaban: ……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
4. Sebutkan ciri-ciri dari mukjizat!
Jawaban: ……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
5. Bagaimana sikap yang baik ketika menerima mukjizat?
Jawaban: ……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Lampiran 8: Lembar Jawaban Esai
LEMBAR JAWABAN ESAI
Materi : Mukjizat-Mukjizat Yesus
No. Indikator Jawaban Esai Skor
1. 1.6. Beriman kepada Yesus
yang mewartakan karya
keselamatan dengan
perumpamaan dan
mukjizat
1. Suatu tanda yang terjadi di luar
akal manusia dan dipercayai
sebagai sesuatu yang datang dari
Allah
20
2. 4.6. Peduli terhadap Yesus
yang mewartakan karya
keselamatan dengan
perumpamaan dan
mukjizat
2.Contohnya:
a. Yesus mengubah air menjadi
anggur (Yoh. 2:1-10)
b. Yesus menyembuhkan anak
seorang pegawai istana (Yoh.
4:46-53)
c. Yesus menyembuhkan seorang
lumpuh di Betesda (Yoh. 6:1-15)
d. Yesus berjalan di atas air
(Yoh.6:16-21)
20
3. 3.6. Memahami makna
perumpamaan-
perumpamaan dan
mukjizat-mukjizat Yesus
sebagai perwujudan karya
keselamatan Allah
3. Misalnya ketika diberikan
teman makanan
20
4. 4. Cirinya:
a. Kejadian yang di luar akal
sehat manusia
b. Berasal dari Tuhan
c. Terjadi tiba-tiba tanpa ada
unsur kesengajaan
d. Sebagai bukti kebenaran
ajaran Allah
20
5. 4.6 Melakukan aktivitas
(misalnya
bernyanyi/membuat
puisi/bermain
peran/menceritakan
kembali, dsb) yang
mencerminkan
penghayatan atas
perumpamaan dan
mukjizat yang dilakukan
Yesus sebagai pemenuhan
janji Allah
5. Kepada sesama bersikap
menghargai, berterima kasih,
menghormati, sedangkan kepada
Tuhan bersikap bersyukur kepada
Tuhan
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
Lampiran 9: Lembar Angket Selianus Abay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
Lampiran 10: Lembar Angket Flaviana Fina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
Lampiran 11: Lembar Angket Joni Saputra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
Lampiran 12: Lembar Angket Mika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
Lampiran 13: Lembar Angket Lauren Sia Munila Septi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
Lampiran 14: Hasil Wawancara Siswa
A. Nama : Selianus Abay
Usia : 9 thn
Durasi : 28 Menit
Tanggal : 04 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Saat pertama kali ke rumah Abay, ia bersama dengan kakaknya. Penulis
berbincang-bincang dengan Abay dan sang kakak. Setelah itu, penulis meminta
sang kakak untuk mendokumentasikan wawancara dan penyebaran angket serta
meminta Abay untuk menyiapkan diri. Pada saat mulai mengisi angket sang kakak
meminta Abay untuk menganti baju, sehingga kegiatan wawancara menjadi
tertunda. Saat wawancara berlangsung kedua orang tua Abay sampai ke rumah,
sehingga wawancara tertunda sebab penulis menjelaskan maksud dari wawancara
dan angket yang ditujukan bagi anaknya. Oleh sebab itu, durasi waktu wawancara
lebih lama dari perkiraan penulis karena menjelaskan setiap pertanyaan dalam
pedoman wawancara.
Jawaban
1. Sering, karena mendengarkan guru penting supaya mengisi materi pelajaran
2. Sangat favorit, PAK mengajarkan banyak ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan tentang iman
3. Mudah
4. Sering, baca Kitab Suci dan baca buku doa sehari-hari. Untuk buku paket
tidak ada difotocopy
5. Tidak paham materi
6. Banyak, jadi mudah dipahami
7. Jarang, tugasnya mencatat perumpamaan, mengisi soal perumpamaan
8. Kadang membantu, menjelaskan ulang materi, mengulang soal atau
mengucapkan kembali soal
9. Tidak pernah, karena bingung mau nanya apa
10. Sering bertanya soal materi
11. Iya, lebih mudah memahami karena saling membantu
12. Pernah tapi jarang, karena kalau mengerjakan sendiri biar cepat memahami
materi pelajaran
13. Enggak (tidak) pernah, Enggak diperbolehkan
14. Enggak pernah
15. Setiap hari
16. Kalau nilai rendah belajar lebih giat, kalau nilai tinggi terus semangat belajar
17. Ngasi nilai, motivasi, tugas
18. Senang, terus belajar giat
19. Sering
20. Sudah pernah, contohnya ajaran cinta kasih dengan menyayangi dan menjaga
mama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
B. Nama : Meidora Eqiola
Usia : 11 thn
Durasi : 20 Menit
Tanggal : 04 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Saat pertama kali ke rumah Yola, penulis bertemu dengan orang tua dan
berbincang-bincang dengan mereka mengenai maksud kedatangan penulis untuk
mewawancarai dan menyebarkan angket kepada Yola. Selain itu, penulis meminta
Yola untuk menyiapkan diri. Pada saat menunggu Yola mempersiapkan diri, orang
tua Yola memberikan snack dan minuman. Durasi waktu wawancara lebih lama
dari perkiraan penulis karena menjelaskan setiap pertanyaan dalam pedoman
wawancara. Ketika wawancara berlangsung, penulis sambil berbincang-bincang
dengan orang tua Yola, sehingga durasi waktu wawancara menjadi lebih lama dari
yang diperkirakan.
Jawaban
1. Sering, kan kita harus dengerin guru supaya tahu jawabannya
2. Favorit, karena agama kita sendiri
3. Tidak terlalu, contoh-contohnya jarang dipahami, lain pertanyaan lain juga
contohnya
4. Iya, kadangnya belajar dengan teman, kadang di rumah
5. Sudah, karena sudah belajar dulu di buku
6. Pernah
7. Iya, beda
8. Kasi cerita, disuruh kita baca yang belum dipahami
9. Enggak, kalau yang sudah aku pahami enggak
10. Sering, biasanya nanya sudah ngerjakan tugas atau belum
11. Mudah memahami materi, kan banyak orangnya jadi mudah memahaminya
12. Pernah, yang masih aku mampu cari enggak nanya tapi kalau enggak mampu
cari baru nanya
13. Enggak boleh, kalau pake hp curang
14. Tidak pernah
15. Pernah, sering
16. Banding-bandingkan dengan yang nilai tinggi dan rendah
17. Nilai, penjelasan
18. Senang, aku makin semangat untuk belajar
19. He eh
20. Sudah, ajaran Kitab Suci tentang enggak boleh melawan orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
C. Nama : Flaviana Fina
Usia : 9 thn
Durasi : 22 Menit
Tanggal : 06 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Pertemuan dengan Fina berlangsung di rumah Mika. Fina dan Joni
dijemput oleh kakak Mika. Sebelum menjemput mereka, penulis sudah
menjelaskan maksud kedatangan yakni untuk menyebarkan angket dan
mewawancarai siswa kelas IV agama Katolik. Oleh sebab itu, mereka bertiga
diwawancarai dan mengisi angket secara bersama-sama. Pada awalnya penulis
meminta fina untuk diwawancarai lebih dahulu, sementara yang lainnya mengisi
angket. Ketika sesi wawancara, beberapa kali Mika dan Joni membantu Fina
menjawab pertanyaan, sehingga Fina mengikuti jawaban dari temannya. Setelah
wawancara dan mengisi angket penulis memberi mereka snack.
Jawaban
1. Sering, pelajarannya menarik
2. Favorit, pelajaran agama perlu kan Tuhan menyuruh untuk belajar agama
3. Mudah, banyak cerita yang dipahami
4. Belajar, belajar dengan mamaku
5. Belum, belum ngasi tahu materinya
6. Iya
7. Enggak, tugas menjawab pertanyaan dengan essay biasanya diucapkan
8. Marah, kalau misalnya enggak ngerjain PR ditanya: kenapa kamu enggak
ngerjain PR? Terus dihukum ke luar kelas
9. Pernah, sekali-sekali jak soalnya ada yang mudah ada yang enggak
10. Pernah, aku kelupai (lupa)
11. Biasanya mudah, biasanya enggak. Soalnya ada kawan yang bodoh
12. Pernah, sering karena tugasnya
13. Enggak boleh, karena enggak boleh bawa hp takut bodoh dan enggak
konsen ke mata pelajaran
14. Pernah, sering karena ada pelajaran yang sulit
15. Pernah
16. Senang, bilang bagus kerjaanmu Fin
17. Nilai bagus, teman-teman bangga
18. Senang, bahagia
19. Sering
20. Pernah waktu itu, ajaran Kitab Suci nya aku kelupai (lupa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
D. Nama : Joni Ade Saputra
Usia : 10 thn
Durasi : 18 Menit
Tanggal : 06 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Pertemuan dengan Joni berlangsung di rumah Mika. Joni dan Fina
dijemput oleh kakak Mika. Sebelum menjemput mereka, penulis sudah
menjelaskan maksud kedatangan yakni untuk menyebarkan angket dan
mewawancarai siswa kelas IV agama Katolik kepada kakak Mika, sehingga sang
kakak menjelaskan secara singkat kepada Fina dan Joni. Joni berada pada nomor
urut ke-2 untuk diwawancarai setelah Fina, sedangkan Mika menunggu giliran
untuk diwawancarai. Ketika sesi wawancara, beberapa kali Mika dan Fina
membantu Joni menjawab pertanyaan, sehingga Joni mengikuti jawaban dari
temannya. Pada saat selesai wawancara, Joni dicari oleh mamanya karena sudah
menjelang malam dan belum pulang. Oleh karena itu, Joni menjelaskan bahwa ia
sedang belajar pelajaran agama Katolik. Setelah wawancara dan mengisi angket
penulis memberikan mereka snack.
Jawaban
1. Sering, karena pelajarannya bagus dan menarik
2. Pelajaran favorit, karena senang belajarnya
3. Mudah, karena tidak ada materi yang sulit
4. Belum, karena pak Dombot tidak bilang suruh belajar di rumah
5. Belum, karena guru belum menjelaskan
6. Banyak, dia (guru PAK) menjelaskan sikit-sikit (sedikit-sedikit)
7. Enggak, dia (guru PAK) memberi soal yang sama misalnya essay dengan
jawaban dan pertanyaannya sama
8. Dia membantu bilang atau menjelaskannya
9. Enggak pernah, takut dimarah biasanya kalau sering nanya guru bilang:
kuping kamu enggak dengar kah
10. Enggak, biasanya langsung masuk materi
11. Lebih mudah, karena pikirannya banyak kalau kerja kelompok
12. Pernah
13. Enggak boleh, takut enggak konsen ke materi pelajaran
14. Pernah
15. Pernah
16. Bilang nilai bagus, teman bahagia
17. Nilai bagus, kalau banyak salah nilainya jelek
18. Senang, bahagia
19. Tidak
20. Sudah, belajar jangan mencuri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
E. Nama : Mika
Usia : 10 thn
Durasi : 16 Menit
Tanggal : 06 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Pada saat ke rumah Mika, penulis menjelaskan maksud kedatangan
kepada kakak Mika, sehingga kakak Mika dengan sigap menjemput Joni dan Fina.
Kemudian sembari menunggu kakak Mika menjemput Joni dan Fina, penulis
meminta Mika menyiapkan diri. Setelah mereka berkumpul penulis menjelaskan
secara singkat akan hal-hal yang akan dilakukan bersama mereka. Mika berada
diurutan terakhir untuk diwawancarai tetapi sudah mengisi angket. Pada waktu
Mika diwawancarai hari sudah malam, sehingga Mika hanya menjawab pertanyaan
dengan singkat dan penulis sedikit mengurangi pertanyaan yang lebih mendalam.
Setelah selesai wawancara dan mengisi angket penulis memberikan mereka snack.
Kemudian penulis berpamitan kepada tuan rumah untuk pulang.
Jawaban
1. Sering, karena pelajarannya unik
2. Favorit, karena pelajarannya menyenangkan
3. Mudah, karena tidak ada yang sulit
4. Iya, belajar di rumah dulu
5. Enggak, karena enggak tahu materinya
6. Sering
7. Enggak, karena hanya menyuruh mengerjakan tugas. Tugasnya tentang
pertanyaan esai
8. Dia (guru PAK) marah, bilang: kenapa kamu enggak memahami pelajarannya?
9. Sering, nanya yang enggak dimengerti
10. Enggak, duluan ngecek PR
11. Enggak ada kerja kelompok
12. Pernah, enggak sering karena kadangnya pelajaran mudah kadang sulit
13. Enggak boleh pakai hp, karena masih di sekolah
14. Pernah
15. Iya
16. Lupa
17. Nilai bagus dan kadang nilai yang jelek, kadang ngasi (memberikan) pujian
juga
18. Senang, bahagia
19. Pernah
20. Pernah, tentang jangan mencuri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(30)
F. Nama : Lauren Sia Munila Septi
Usia : 9 thn
Durasi : 18 Menit
Tanggal : 08 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Saat berada di rumah Detha, penulis meminta Detha untuk menghubungi
Lauren supaya dapat diwawancarai bersama-sama. Pada awalnya kami video call
dan kemudian Detha chat kepada Lauren agar segera datang ke rumahnya karena
ada penulis yang akan mengajar PAK. Kemudian penulis menunggu kedatangan
Lauren di rumah Detha yang diantar oleh ibunya menggunakan sepeda motor.
Ketika bertemu penulis menjelaskan dengan singkat maksud kedatangan yakni
melakukan wawancara dan menyebarkan angket. Penulis meminta Lauren untuk
diwawancara lebih dahulu, sembari Detha mengisi angket. Proses wawancara
sempat terganggu karena ada adik-adik yang ikut mendengarkan sekaligus bermain
disekitar kami tetapi dapat berjalan dengan lancar. Selesai wawancara penulis
meminta Lauren untuk mengisi angket dan setelah mengisi angket penulis
memberikan ia snack.
Jawaban
1. Sering, biar bisa tahu jawabannya
2. Favorit, biar bisa tahu tentang agama Katolik
3. Lumayan susah, kurang mengerti materinya
4. Enggak, gara-gara enggak ada buku paketnya
5. Kadang paham, biasanya sudah belajar
6. Biasanya banyak, biasanya enggak
7. Iya, kayak ada tugas tentang Musa, misalnya pertanyaan soal kelahiran Musa
gitu
8. Biasanya sih dikasih tahu, dijelaskan, dikasih paham
9. Sering, hanya tulisan yang susah-susah dibaca
10. Kadang nanya, kadang enggak, nanya tugas yang kemarin gimana? Sudah
selesai belum?
11. Mudah, karena kerja sama
12. Pernah, biasanya nanya ke bapak
13. Enggak, enggak pernah bawa hp soalnya enggak ada hp
14. Pernah, sering kalau pas di rumah
15. Iya
16. Disuruh kumpulkan
17. Ngasih (diberi) nilai, kadang ngasi pujian
18. Senang
19. Sering, contohnya sering enggak sembayang, sering enggak belajar
20. Sudah, contohnya berdoa, sembayang, dengan orang tua harus baik, sopan
santun, enggak boleh mencuri, enggak boleh sombong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
G. Nama : Berna Detha Barasa
Usia : 10 thn
Durasi : 20 Menit
Tanggal : 08 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Sebelum ke rumah Detha, penulis menghubungi sang ibu melalui pesan
Whatshapp. Kemudian penulis ke rumah Detha dan menyampaikan maksud
kedatangan yakni mewawancarai dan menyebarkan angket kepada Detha. Penulis
menunggu Detha yang sedang bermain dan kedatangan Lauren. Saat menunggu
penulis berbincang-bincang dengan ibu-ibu di rumah sekitar 30-an menit. Ketika
Lauren datang, penulis berbincang dengan mereka berdua sekaligus meminta
mereka untuk mempersiapkan diri membawa bolpoint dan memakai masker.
Kemudian Detha mengisi angket dan penulis memberikan kebebasan untuk
bertanya yang tidak dipahami. Selain itu, penulis melakukan wawancara kepada
Detha, ketika wawancara sang ibu membantu penulis menjelaskan salah satu
pertanyaan kepada Detha. Setelah selesai wawancara saya memberikan ia snack.
Jawaban
1. Sering, biar memahami apa yang guru kasih tahu
2. Favorit banget, karena sering mengerjakan buku mingguan, mengetahui
tanggal dan bulan kelahiran Tuhan Yesus
3. Lumayan mudah, karena pas mau berangkat sekolah sudah mempelajari mata
pelajaran agama
4. Iya, sudah belajar sebelum sekolah
5. Belum, karena belum dijelaskan oleh guru
6. Iya, tentang Musa, kenaikan Tuhan Yesus, hari lahir Yesus
7. Iya, misalnya tentang Musa, tugas-tugas mingguan
8. Memberitahu, misalnya disuruh memahaminya, belajar lebih giat
9. Kadangnya sering kadangnya enggak, karena di rumah sudah belajar. Soalnya
kadang ngerjain tugas
10. Sering, biasanya nanya buku mingguan dan PR. Kalau misalnya belum
ngerjakan PR disuruh kerjakan. Hukuman yang di luar kelas itu untuk tugas
buku minggu
11. Enggak juga sih, kadangnya guru cepat pulang karena ada kegiatan lain. Jadi
suruh kerja kelompok di luar sekolah, maka sering lupa kerjakan
12. Pernah, nanya sama mama kadang sama bapak, kadang sama teman
13. Enggak boleh, katanya kalau pake hp bisa nyontek atau pas guru jelaskan
main hp atau nonton aneh-aneh
14. Jarang juga sih karena ada jawabannya dalam buku paket
15. Iya
16. Senang, kadangnya yang enggak ngerjakan reaksinya kadang marah kadang
enggak, cuma ngasi (diberi) tahu ngerjakan di rumah
17. Nilai, pujian
18. Semakin belajar lebih giat
19. Iya, misalnya mematuhi orang tua, melaksanakan yang dikasi (diberi) tahu
orang tua, tidak pernah mencuri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(32)
20. Sudah, misalnya berdoa, sembayang, tidak pernah sombong, berbuat baik dan
belajar lebih giat
H. Nama : Karen Febrianti
Usia : 12 thn
Durasi : 20 Menit
Tanggal : 16 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Sebelum bertemu, kami sudah beberapa kali berencana untuk bertemu
tetapi kesulitan untuk menyamakan waktu senggang. Ketika sampai ke rumah
Karen penulis bertemu dengan Karen dan meminta ia mempersiapkan diri. Sembari
menunggu penulis juga mempersiapkan diri. Pada saat akan melakukan wawancara
dan menyebarkan angket, penulis menjelaskan maksud kedatangan kepada kedua
orang tua Karen. Penulis memberikan kebebasan kepada Karen untuk memilih
antara mengisi angket atau wawancara lebih dahulu. Setelah selesai wawancara dan
pengisian angket, penulis memberikan snack kepada Karen. Saat penulis bersiap
untuk pulang, tetangga Karen meminta untuk singgah di rumahnya karena sedang
berlangsung masa lebaran.
Jawaban
1. Sering, agar saya bisa
2. Favorit, karena suka dan ingin mengetahuinya
3. Mudah, karena bisa dipelajari
4. Sudah, agar di sekolah bisa belajar lagi
5. Sudah, karena takut di sekolah dipelajari lagi maka diulang di rumah
6. Ada, sering. Agar kami memahami semua pelajaran, cerita soal belajar di
rumah setiap hari, agar pelajaran agama dapat nilai yang bagus
7. Tidak, karena kalau belajar berbeda-beda takut temannya enggak bisa.
Biasanya tugasnya mencatat rangkuman, membuat doa untuk kedua orang tua
8. Dibilang untuk cari jawaban dibuku pas baca rangkuman
9. Enggak, kecuali kesulitan belajar jak
10. Enggak, pertama kami berdoa, kedua mengulangi mata pelajaran, kalau ada
PR membahas PR
11. Mudah, karena penjelasannya sangat mudah bagi kami
12. Sering, nanya ke Mika, kalau disekitar rumah nanya ke bibi yang disamping
rumah
13. Tidak, karena saat mata pelajaran tidak boleh main hp
14. Jarang, cari dibuku terus
15. Pernah
16. Bilang kayak gini: belajar lagi
17. Biasanya ucapan selamat, bilang: selamat ya belajar lebih semangat agar
dapat nilai lebih tinggi
18. Senang, karena saya merasa bersyukur mendapatkan nilai tinggi dari biasanya
19. Sering, biasanya mematuhi kehidupan sehari-hari, mempelajari hidup yang
baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
20. Sudah pernah, misalnya tentang Bunda Maria untuk mendoalan kami atau
mendoakan yang sudah meninggal disisi Bapa kami
I. Nama : Bili
Usia : 10 thn
Durasi : 21 Menit
Tanggal : 17 Mei 2021
Deskripsi Situasi :
Sebelum pertemuan, penulis sudah beberapa kali ke rumah Bili tetapi tidak
bertemu karena Bili yang sering bermain di luar rumah. Saat berpapasan dengan
Bili, penulis berpesan bahwa akan ke rumahnya pada malam hari. Pada saat malam
hari penulis bertemu dengan Bili sekeluarga, sehingga penulis meminta ijin
sekaligus menyampaikan maksud kedatangan yakni mewawancara dan
menyebarkan angket kepada Bili. Penulis menjelaskan secara teknis pengisian
angket dan dilanjutkan dengan wawancara. Setelah membaca lembar angket, Bili
meminta ibunya untuk membantu untuk mengisi tetapi sang ibu mememberi
kebebasan agar Bili mengisi secara mandiri. Saat selesai wawancara dan pengisian
angket, penulis memberikan snack kepada Bili.
Jawaban
1. Sering, biar lebih pintar
2. Favorit, pelajaran agama seru dan lama juga. Kadang ngantuk, kadang
enggak
3. Mudah, kan bisa cepat mikirnya misalnya jawabannya kayak mana
4. Enggak pernah, karena malas
5. Kadangnya belum, kadangnya bisa karena nyari di buku paket
6. Iya, kadangnya banyak kadang sedikit
7. Kadangnya beda, kadangnya sama. Kadang tugas membaca buku paket,
membaca kitab suci, menghafal doa misalnya doa untuk ayah
8. Kadangnya bantu menjelaskan
9. Jarang, kadang malu
10. Sering, nanya ngerejakan buku mingguan dan PR gitu
11. Enggak, kawannya enggak mau bilang
12. Pernah, sama bapak
13. Enggak, enggak boleh nanti disita
14. Enggak pernah, Cuma nyari di buku jak soalnya enggak punya hp sendiri
15. Iya
16. Nanya kamu ngerjakan PR enggak Bili? Aku jawab kadangnya enggak
kadangnya ngerjakan. Kadangnya bilang bagus terus dinilai
17. Nilai angka, pujian
18. Senang, bahagia
19. Jarang, soal perintah Allah. Materi lainnya aku lupa
20. Pernah, menghafalkan 10 perintah Allah yang tentang perintah jangan
mencuri, materi tentang mukjizat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
Lampiran 15: Hasil Wawancara Guru PAK
Hasil wawancara Guru PAK
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah siswa sering
mendengarkan ketika
pelajaran PAK?
Sering mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru
2. Berapakah persentase (%)
bagi siswa kelas IV yang
menganggap PAK menjadi
mata pelajaran favorit dan
kurang favorit?
80%, PAK cara menajar bervariasi
dengan nyanyian, pelajaran dilakukan di
luar kelas, doa, dll.
3. Menurut bapak, apakah materi
pelajaran PAK mudah untuk
dipahami oleh siswa?
Ada materi yang mudah ada juga yang
sulit dicerna oleh siswa
4. Menurut bapak, apakah siswa
sudah belajar PAK di rumah
sebelum masuk sekolah?
Selalu diberi tugas di rumah dan ketika
di sekolah tugas itu dikoreksi oleh guru
5. Apakah siswa sudah
memahami materi PAK
sebelum dijelaskan di kelas?
Perlu penjelasan materi PAK, supaya
siswa dapat memahami pelajaran
6. Dalam pembelajaran PAK,
sudahkah bapak memberikan
contoh yang bervariasi?
Sudah, misalnya pelajaran menghafal
doa, belajar di luar kelas dan kegiatan
sekolah minggu
7. Sudahkah bapak memberikan
tugas-tugas yang inovatif
kepada siswa kelas IV?
Sudah, tugas menghafal doa, membuat
catatan mengikuti sembayang hari
minggu
8. Bagaimana tanggapan bapak
terhadap siswa yang kesulitan
mengerjakan tugas?
Bagi siswa yang agak lemah atau kurang
perlu diberi pendampingan khusus
kepada individu supaya sama dengan
yang lain dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM)
9. Apakah siswa aktif bertanya
ketika pelajaran PAK?
Siswa selalu aktif bertanya untuk
mengetahui seberapa materi
pengetahuan berkaitan dengan pelajaran
10. Apakah bapak sering
memberikan pertanyaan
diawal pelajaran?
Ya, perlu diberi pertanyaan sebelum
pelajaran materi baru disampaikan,
terutama pelajaran yang berkaitan
dengan pelajaran minggu lalu
11. Menurut bapak, apakah kerja
kelompok dapat membantu
siswa untuk memahami materi
PAK?
Kerja kelompok sangat membantu,
dalam pemahaman materi pelajaran,
sehingga materi mudah diserap siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
12. Sudahkah bapak mengarahkan
siswa untuk meminta bantuan
kepada orang lain dalam
mengerjakan tugasnya di luar
sekolah?
Meminta agar siswa di rumah atau
lingkungan dapat bekerja sama dengan
orang tua atau yang lain supaya materi
pelajaran mudah dipahami
13. Apakah siswa diberikan
kebebasan untuk
menggunakan gedjet di kelas?
Hp diberi kebebasan pada siswa untuk
dipakai di kelas, agar siswa dapat
mencari pengetahuan di luar materi
pelajaran dari internet
14. Apakah bapak sering mencari
informasi tentang pelajaran
PAK di internet?
Selalu menggunakan internet untuk
mencari sumber inspirasi
15. Apakah bapak memberikan
tanggapan atas tugas yang
telah siswa kerjakan?
Tugas belajar di rumah berupa PR selalu
diberikan pada siswa
16. Bagaimana tanggapan bapak
terhadap tugas yang telah
siswa kerjakan?
Ada tugas yang dikerjakan oleh siswa
sendiri ada juga tugas yang dikerjakan
orang tua
17. Penilaian seperti apa yang
sudah bapak berikan kepada
siswa?
Tigas aspek: sikap, keterampilan dan
pengetahuan
18. Bagaimana reaksi siswa
ketika mendapatkan pujian
karena mendapatkan nilai
yang tinggi?
Sangat gembira, siswa merasa tenang
ketika mendapat pujian dan kadang
diberi penghargaan bagi yang nilainya
tinggi dengan memberikan uang kepada
siswa (hadiah)
19. Sudahkah materi PAK
dihubungkan dengan
kehidupan siswa sehari-hari?
Sudah, terutama yang berkaitan dengan
hidup mengereja
20. Apakah siswa sudah dapat
melaksanakan ajaran kitab
suci dalam kehidupannya
sehari-hari?
Sudah diterapkan dalam hidup sehari-
hari, misalnya a) mengucapkan doa saat
mau tidur dan makan b) membantu orang
tua kerja di kebun c) sembayang hari
minggu atau menguduskan hari Tuhan d)
menolong teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
Lampiran 16: Hasil Belajar Siklus I Joni Saputra Nilai Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
Lampiran 27: Hasil Belajar Siklus I Bili Nilai Terendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(38)
Lampiran 18: Hasil Belajar Siklus II Berna Detha Barasa Nilai Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
Lampiran 19: Hasil Belajar Siklus II Bili Nilai Terendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(40)
Lampiran 20: Lembar Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
Lampiran 21: Foto Penyebaran Angket dan Wawancara Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(42)
Lampiran 22: Foto Wawancara Guru PAK tentang Situasi Siswa Kelas IV
Lampiran 23: Foto Wawancara Guru PAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
Lampiran 24: Foto Pelaksanaan Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(44)
Lampiran 25: Foto Pelaksanaan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI