modal sosial masyarakat turatea sebagai solusi …

20
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602- 73470-5-2 223 MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI MENGATASI KEMISKINAN PADA PETANI RUMPUT LAUT DI KELURAHAN PABIRINGA Rezky Juniarsih Nur 1 , Nurul Indah Ramadani 2 Universitas Muhammadiyah Makassar Alamat Korespondensi: [email protected] ABSTRAK Tingkat kemiskinan di Sulsel terus meningkat. Masyarakat miskin kabupaten Jeneponto didominan oleh para petani, salah satunya petani rumput laut. Ketidakmampuan melepaskan diri dari kemiskinan menyebabkan sebagian besar masyarakat Jeneponto memilih untuk menjadi petani rumput laut. Budidaya rumput laut di Kabupaten Jeneponto adalah salah satu mata pencaharian utama oleh masyarakat pesisir Kelurahan Pabiringa. Budidaya rumput laut tidak memerlukan sebuah kerampilan tinggi yang di perlukan adalah hanya rangkaian kerja sama antar sesama petani rumput laut. Oleh karena itu, dalam budidaya rumput laut ini perlu melibatkan seluruh anggota keluarga baik laki-laki maupun perempuan dan anak-anak. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemiskinan yang terjadi di kabupaten Jeneponto khususnya pada msayarakat petani rumput laut di kelurahan pabiringa maka diperlukan modal sosial. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan metode pedekatan studi kasus. Dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitan adalah masyarakat petani rumput laut dengan jumlah informan sebanyak enam orang. Fokus penelitian dilakukan dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah. Peneliti melakukan pendalaman terhadap topik terlebih dahuluh dan melengkapi informasi terkait yang akan diteliti. Metode pengumpulan data dilakukan oleh peneliti adalah dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikan data-data yang telah diperoleh dilapangan sehingga dapat diperoleh hasil temuan baru berdasarkan fokus dan permasalahan yang ingin dijawab. Berdasarkan hasil pengatamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modal sosial yang dimiliki dan dikelola dengan baik dan merepakan dalam pekerjaan maka dapat membantu petani rumput laut untuk keluar dari garis kemiskinan. Kata kunci : Kemiskinan, Modal Sosial, Petani Rumput Laut ABSTRACT The poverty rate in South Sulawesi continues to increase. The poor people of Jeneponto district are dominated by farmers, one of which is seaweed farmers. The inability to escape poverty changed most of the Jeneponto people who chose to become seaweed farmers. Seaweed cultivation in its development has become part of the main livelihood by the Pabiringa Urban Coastal community. Cultivation systems that do not require high skills can quickly be adopted. Therefore, the characteristics of this seaweed cultivation system can also involve all family members, both men and women and children. As one of the efforts to overcome poverty in the Jeneponto district specifically in the seaweed farming community in the village of pabiringa, social capital is needed. Researchers used this type of qualitative research, with the case study approach method. Attended by observation, interview and documentation. The research informants were seaweed farming communities with six informants. The focus of the study was carried out by gathering questions relating to the formulation of the problem. The researcher deepens the topic first and completes the relevant information to be launched. Data collection methods carried out by researchers are interviews and interviews. Data analysis techniques are used to collect, sort, group, code, and categorize data that has been obtained in the field so that new findings can be obtained based on the focus and thoughts to be answered. Based on observations that can conclude that with the social capital that is needed and well managed and work in the job it can help seaweed farmers to get out of the poverty line.

Upload: others

Post on 13-Apr-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

223

MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI

SOLUSI MENGATASI KEMISKINAN PADA PETANI

RUMPUT LAUT

DI KELURAHAN PABIRINGA

Rezky Juniarsih Nur1, Nurul Indah Ramadani

2

Universitas Muhammadiyah Makassar

Alamat Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Tingkat kemiskinan di Sulsel terus meningkat. Masyarakat miskin kabupaten Jeneponto

didominan oleh para petani, salah satunya petani rumput laut. Ketidakmampuan melepaskan

diri dari kemiskinan menyebabkan sebagian besar masyarakat Jeneponto memilih untuk

menjadi petani rumput laut. Budidaya rumput laut di Kabupaten Jeneponto adalah salah satu

mata pencaharian utama oleh masyarakat pesisir Kelurahan Pabiringa. Budidaya rumput laut

tidak memerlukan sebuah kerampilan tinggi yang di perlukan adalah hanya rangkaian kerja

sama antar sesama petani rumput laut. Oleh karena itu, dalam budidaya rumput laut ini perlu

melibatkan seluruh anggota keluarga baik laki-laki maupun perempuan dan anak-anak.

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemiskinan yang terjadi di kabupaten Jeneponto

khususnya pada msayarakat petani rumput laut di kelurahan pabiringa maka diperlukan

modal sosial. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan metode pedekatan

studi kasus. Dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan

penelitan adalah masyarakat petani rumput laut dengan jumlah informan sebanyak enam

orang. Fokus penelitian dilakukan dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan rumusan masalah. Peneliti melakukan pendalaman terhadap topik terlebih dahuluh

dan melengkapi informasi terkait yang akan diteliti. Metode pengumpulan data dilakukan

oleh peneliti adalah dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan untuk

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikan data-data

yang telah diperoleh dilapangan sehingga dapat diperoleh hasil temuan baru berdasarkan

fokus dan permasalahan yang ingin dijawab. Berdasarkan hasil pengatamatan tersebut dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya modal sosial yang dimiliki dan dikelola dengan baik dan

merepakan dalam pekerjaan maka dapat membantu petani rumput laut untuk keluar dari garis

kemiskinan.

Kata kunci : Kemiskinan, Modal Sosial, Petani Rumput Laut

ABSTRACT

The poverty rate in South Sulawesi continues to increase. The poor people of Jeneponto district

are dominated by farmers, one of which is seaweed farmers. The inability to escape poverty

changed most of the Jeneponto people who chose to become seaweed farmers. Seaweed

cultivation in its development has become part of the main livelihood by the Pabiringa Urban

Coastal community. Cultivation systems that do not require high skills can quickly be adopted.

Therefore, the characteristics of this seaweed cultivation system can also involve all family

members, both men and women and children. As one of the efforts to overcome poverty in the

Jeneponto district specifically in the seaweed farming community in the village of pabiringa,

social capital is needed. Researchers used this type of qualitative research, with the case study

approach method. Attended by observation, interview and documentation. The research

informants were seaweed farming communities with six informants. The focus of the study was

carried out by gathering questions relating to the formulation of the problem. The researcher

deepens the topic first and completes the relevant information to be launched. Data collection

methods carried out by researchers are interviews and interviews. Data analysis techniques

are used to collect, sort, group, code, and categorize data that has been obtained in the field so

that new findings can be obtained based on the focus and thoughts to be answered. Based on

observations that can conclude that with the social capital that is needed and well managed

and work in the job it can help seaweed farmers to get out of the poverty line.

Page 2: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

224

Keyword: Poverty, Social Capital, Seaweed Farmers

PENDAHULUAN

Presiden Jokowi telah menetapkan 122 kabupaten sebagai daerah

tertinggal 2015-2019. Penetapan itu tertuang dalam Peraturan Presiden (perpres)

Nomor 131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015–2019. Dalam

Perpres disebutkan, daerah tertinggal yakni daerah kabupaten yang wilayah serta

masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala

nasional. Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal berdasarkan kriteria

perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana,

kemampuan keuangan daerah aksesibilitas, dan karakteristik daerah (Syukri,

2015).

Tingkat kemiskinan di Sulsel terus meningkat. Jumlah penduduk miskin

pada September 2017 meningkat menjadi sebanyak 825,97 ribu jiwa. Jumlah

tersebut meningkat 29,16 ribu jiwa atau sekitar 0,24 persen jika dibandingkan

pada September 2016. Tiga daerah di Sulsel tercatat yang menjadi penyumbang

terbesar jumlah penduduk miskin di Sulsel. Ketiganya yakni, Pangkep sebesar

16,22 persen dengan jumlah penduduk miskin 53,380 ribu jiwa. Jeneponto dengan

persentase 15,40 persen atau sekitar 55,350 ribu jiwa. Dan Toraja Utara sebesar

14,41 persen dengan jumlah penduduk miskin 32,850 ribu jiwa (Astuti, 2018).

Hingga sekarang ini, masih 52 ribu masyarakat kita masuk kategori

miskin. Artinya masih ada 15 persen dari jumlah total penduduk kita yang

berstatus miskinData dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapi)

Jeneponto Tahun 2017, total jumlah penduduk Jeneponto mencapai 409.693 jiwa

(Wardana, 2018). Masyarakat miskin kabupaten Jeneponto didominan oleh para

petani, salah satunya petani rumput laut. Ketidakmampuan melepaskan diri dari

kemiskinan menyebabkan sebagian besar masyarakat Jeneponto memilih untuk

menjadi petani rumput laut. Budidaya rumput laut di kabupaten jeneponto dalam

merupakan mata pencaharian utama oleh masyarakat pesisir Kelurahan Pabiringa.

Budidaya rumput laut memerlukan kerja sama yang baik dan komunikasi yang

baik pula antar sesama petani rumput laut. Oleh karena itu, dalam sistem budidaya

rumput laut ini harus melibatkan seluruh anggota keluarga baik laki-laki maupun

perempuan dan anak-anak. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemiskinan

Page 3: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

225

yang terjadi di kabupaten Jeneponto khususnya pada msayarakat petani rumput

laut di kelurahan pabiringa maka diperlukan modal sosial.

Modal sosial merupakan sumberdaya sosial yang dapat dipandang sebagai

investasi untuk mendapatkan sumberdaya baru dalam masyarakat. Oleh karena itu

modal sosial diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan

kebersamaan, mobilitas ide, kesaling percayaan dan kesaling menguntungkan

untuk mencapai kemajuan bersama. Modal sosial memegang peranan yang sangat

penting dalam memfungsikan dan dan memperkuat kehidupan masyarakat

modern. Di dalamnya merupakan komponen cultural bagi kehidupan masyarakat

modern. Berbagai permasalahan dan penyimpangan yang terjadi di berbagai

Negara, determinan utamanya adalah kerdilnya modal sosial yang tumbuh di

tengah masyarakat. Modal sosial yang lemah akan meredupkan semangat gotong

royong, memperparah kemiskinan, meningkatkan pengangguran, kriminalitas, dan

menghalangi setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Berkembangnya modal sosial di tengah masyarakat akan menciptakan suatu

situasi masyarakat yang toleran, dan merangsang tumbuhnya empati dan simpati

terhadap kelompok masyarakat di luar kelompoknya.

Penelitian tentang modal sosial telah diteliti oleh beberapa peneliti

sebelumnya diantaranya: (1) Penelitian A.Jeniwari Elvina (2017) Modal Sosial

Pada Kelompok Peternak Sapi Potong Program APBNP di Desa Towata, Desa

Timbuseng dan Kelurahan Mallewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara,

Kabupaten Takalar, dimana unsur Trust, Network, Reciprocity dan Norms kurang

termanfaatkan secara baik (Kurang Baik) dalam hubungan interaksi sosial. (2) Tri

Siwi Nugrahani (2019) modal sosial dan partisipasi masyarakat dapat

mempengaruhi pembangunan desa. Modal sosial adalah modal yang diberikan di

setiap dusun di desa Tlogoadi, Kabupaten Mlati, Sleman, yang bisa jadi

digunakan sebagai aset dalam pembangunan desa. Sosial modal dapat

memanifestasikan potensi yang ada keliling desa baik dari sumber daya alam dan

sumber daya manusia.

Berdasarkan dari hasil beberapa Penelitian tersebut, modal sosial seperti

rasa tanggung jawab atas kerja sama yang dibangun antar keduanya, saling

menghormati, kejujuran, yang kesemuanya diperuntukkan agar jaringan usaha

Page 4: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

226

tetap terjaga, sehingga modal sosial sangat baik dalam menanggulangi masalah

kemiskinan. Selain itu, Masyarakat yang memiliki modal sosial tinggi akan

membuka kemungkinan menyelesaikan persoalan dengan lebih mudah. Hal ini

memungkinkan terjadi pada masyarakat yang terbiasa hidup dengan rasa saling

mempercayai yang tinggi. Adanya modal sosial menekankan pada kebersamaan

masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya, sehingga

perlu pengembangan nilainilai yang harus dianut oleh anggotanya, seperti: sikap

partisipatif, sikap saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, dan

saling percaya mempercayai. Dimensi modal sosial menggambarkan segala

sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas

dasar kebersamaan, serta didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma

yang tumbuh dan dipatuhi. Dalam kehidupan sehari-hari modal sosial dapat

dikatakan sebagai usaha kerjasama antara warga yang saling menguntungkan.

KEMISIKINAN

Menurut Ritonga (Satria, 2016) memberikan definisi bahwa kemiskinan

adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau

rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang

layak bagi kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang

berkaitan dengan kebutuhan pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan sosial

yang diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya secara layak. Kemiskinan adalah salah satu masalah global yang

dihadapi dan menjadi perhatian penting bagi orang-orang di dunia. Negara yang

masih berkembang dihadapkan berbagai macam masalah diantaranya adalah

masalah pertumbuhan dan distribusi pendapatan penduduk yang tidak merata

selain itu, banyaknya negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi

yang cukup tinggi namun, kurang dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat

miskin. Kemiskinan merupakan keadaan kekurangan harta dan benda berharga

yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang yang hidup dalam lingkungan

serba miskin dan kekurangan. Baik itu kekurangan dalam hal modal, uang, ilmu

pengetahuan, kekuatan sosial, politik, hukum, maupun akses dan, kesempatan

berusaha dan bekerja. Kemiskinan juga diartikan sebagai suatu kondisi dimana

Page 5: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

227

orang atau kelompok orang tidak mempunyai kebebasan, asset, kemampuan dan

akses untuk memenuhi kebutuhan di waktu yang akan dating.

Lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious circle of poverty) Menurut

Juliantono (2016) adalah serangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi

sehingga menimbulkan suatu keadaan dimana sesuatu negara akan tetap dalam

kondisi miskin dan akan tetap mengalami banyak kesulitan untuk mencapai

pembangunan yang lebih tinggi dan lebih baik. Teori kemiskinan ini dikaitkan

kepada nama Nurkse, seorang ahli ekonomi yang merintis tentang masalah

pembentukan modal di negara yang sedang berkembang. Secara garis besar,

kemiskinan terbagi menjadi dua aspek, yaitu aspek primer dan aspek sekunder.

Aspek primer merupakan miskin dalam hal aset (harta), organisasi sosial politik,

keterampilan, dan pengetahuan. Sementara aspek sekunder merupakan miskin

dalam hal jaringan sosial yang rendah, sumber-sumber keuangan yang kurang dan

minimnya sumber informasi. Kemiskinan suatu kondisi yang absolut atau relatif

di dimana seseorang atau kelompok masyarakat tidak mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya sesuai tata nilai atau norma dan aturan yang berlaku. Jika

dipandang dari aspek ekonomi, kemiskinan terjadi karena lemahnya purchasing

power dan rendahnya keinginan dalam memenuhi kebutuhan dasar (Rini, 2016).

Secara konsep, kemiskinan dibedakan menjadi kemiskinan absolut dan

kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut menganggap bahwa kemiskinan dalam

suatu ukuran yang besifat mutlak yang berwujud sebagai garis, titik, atau batas

kemiskinan. Sementara kemiskinan relatif, memandang kemiskinan ukuran yang

dipengaruhi ukuran-ukuran lain yang saling berhubungan dengan proporsi atau

distribusi. Seseorang atau keluarga dapat kategorikan miskin ketika pendapatan

atau akses mereka terhadap barang dan jasa relatif rendah dibandingkan

kebanyakan orang lain dalam perekonomian. Selain itu, kemiskinan juga sebagai

tingkat absolut dari pendapatan atau standar hidup seseorang ataupun sekelompok

orang.

MODAL SOSIAL

Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang

masyarakat dan komunitas. Modal sosial menjadi khasanah perdebatan yang

Page 6: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

228

menarik bagi ahli-ahli sosial dan pembangunan khususnya awal tahun 1990-an.

Teori tentang modal sosial ini pada awalnya dikembangkan oleh seorang sosiolog

Perancis bernama Pierre Bourdieu, dan oleh seorang sosiolog Amerika Serikat

bernama James Coleman.

Menurut World Bank (Putra, 2018: 11) modal sosial merupakan

sekelompok masyarakat mencakup institusi, sikap, hubungan, dan nilai yang

mengatur interaksi di antara orang-orang dan adanya berkontribusi pada

pembangunan social dan ekonomi. Selain itu, modal sosial (Rifaldhy, 2018:13)

adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga

masyarakat. Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu

yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran

sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial

tersebut. Menurut pendapat Fukuyama (Velayati, 2018:13-14) Modal sosial

merupakan adanya kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam beraktivitas

untuk mencapai tujuan bersama di dalam organisasi, komunitas, dan masyarakat.

Kata modal sosial banyak digunakan di kalangan ekonomi; modal tidak selalu

identic dengan harta kekayaan, tanah, mesin, peralatan, tetapi modal juga bisa

diartikan dala hal memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Maka modal sosial

dapat dikatakan kemampuan untuk beraktivitas dalam bagian yang saling terkait

dengan orang lain.

KOMPONEN MODAL SOSIAL

1) Kepercayaan (Trust)

Menurut Fukuyama, (Balady, 2018:10-11) kepercayaan adalah harapan

yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku

jujur, teratur dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama demi

kepentingan anggota yang lain dari komunitas atau masyarakat tersebut.

Kepercayaan yaitu adanya kekuatan untuk mempengaruhi orang lain dengan

prinsip-prinsip yang melandasi kemakmuran social sehingga membuat orang lain

percaya. Sementara Eric M. Uslaner (Wibowo, 2012:24) membagi kepercayaan

menjadi dua yaitu kepercayaan moralistik dan kepercayaan strategis. Kepercayaan

moralistik adalah tentang bagaimana seharusnya orang lakukan. Sementara

kepercayaan strategis adalah harapan kita tentang apa yang akan dilakukan oleh

Page 7: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

229

seseorang. Kepercayaan moralistik merupakan keyakinan bahwa orang lain

memiliki nilai-nilai dasar moral dan karena itu harus diperlakukan seperti kita

ingin diperlakukan oleh orang lain.

Berdasarkan menurut para tokoh tersebut, peneliti mengambil sebuah

benang merah dimana, kepercayaan adalah harapan-harapan yang tumbuh dan

diyakini oleh seseorang dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan dengan

adanya perilaku dan sifat jujur, adil, toleransi, dan kerja sama berdasarkan norma-

norma atau aturan yang dianut bersama. Adanya kepercayaan berfungsi untuk

memimalisir adanya bahaya yang berasal dari aktivitas tertentu. Kerjasama tidak

akan bisa terjalin dengan baik ketika tidak adanya rasa saling percaya diantara

sesama pihak yang terlibat dan kepercayaan dapat meningkatkan toleransi

terhadap ketidakpastian. Rasa saling percaya dan mempercayai menentukan

kemampuan suatu bangsa untuk membangun masyarakat dan institusi-institusi

didalamnya untuk mencapai kemajuan dan kesejahtraan masyarakat. Rasa saling

mempercayai ini juga akan mempengaruhi semangat dan kemampuan

berkompetisi dan dalam menjalin kerjasama secara sehat di tengah masyarakat.

Rasa saling percaya ini tumbuh dan berakar dari niai-nilai yang melekat pada

budaya masyarakat.

2) Norma (Norms)

Fukuyama (Nasution, 2018:19) menjelaskan bahwa kepercayaan akan

meningkat apabila individu atau masyarakat secara bersama-sama menerapkan

norma kejujuran dan norma timbal balik dan karena itu dapat bekerja sama satu

sama lain. Norma-norma yang dapat menciptakan modal sosial adalah norma atau

aturan yang mengandung adanya nilai-nilai seperti berkata dengan jujur, dan taat

pada asas timbal balik dan menunaikan kewajiban.

Rajibianto (Rifaldhy, 2018:20), berpendapat bahwa norma sosial

merupakan sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota

masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Karenanya norma sosial akan

berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam

masyarakat. Norma ini mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah individu

berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat.

Page 8: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

230

Jika dalam komunitas, asosiasi, group atau kelompok, norma tersebut tumbuh,

dipertahankan dan kuat akan memperkuat masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti dapat menarik sebuah

kesimpulan bahwa norma atau aturan-aturan adalah salah satu sangsi, baik itu

sangsi fisik maupun sangsi moral, bagi orang atau sekelompok orang yang telah

melakukan pelanggaran atas nilai-nilai social dalam kehidupan bermasyarakat.

Norma ditujukan untuk menekan anggota masyarakat agar segala perbuatan yang

dilakukannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang telah disepakati bersama.

Norma adalah hal dasar yang terdapat pada proses interaksi sosial. Norma

mengacu pada bagaimana seharusnya individu bertindak dalam masyarakat.

Norma merupakan bagian dari modal sosial yang terbentuknya tidak diciptakan

oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah, tokoh

karismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau sesuatu

kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal sosial secara

spontan dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan

pribadi dan kepentingan kelompok.

3) Jaringan Sosial (networks)

Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi,

memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Masyarakat

yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Jaringan-

jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya

serta manfaat-manfaat dari partisipasinya (Shabrina, 2015:10).

Selain itu, Jaringan sosial adalah salah satu dimensi kapital sosial selain

dari adanya kepercayaan dan norma. Konsep jaringan dalam kapital sosial lebih

menitik beratkan pada aspek ikatan antar simpul yang bisa berupa orang atau

kelompok (organisasi). Dalam hal ini terdapat pengertian adanya hubungan-

hubingan sosial yang terjalin dan diikat oleh adanya kepercayaan yang mana

kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh adanya norma-norma yang berlaku.

Pada konsep jaringan ini, terdapat unsur kerja, yang melaluimedia hubungan

sosial menjadi kerja sama. Pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena adanya

rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, dan saling

membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi sesuatu. Intinya, konsep

Page 9: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

231

jaringan dalam modal sosial menitikberatkan pada semua hubungan yang terjalin

dengan orang atau kelompok lain yang memungkinkan kegiatan dapat berjalan

baik dan secara efisien dan efektif (Velayati, 2018:28-29).

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh tersebut maka peneliti menarik

suatu kesimpulan bahwa, Jaringan merupakan hubungan yang terjadi antar

individu atau sekelompok orang yang memiliki makna subjektif yang

berhubungan atau dikaitkan sebagai sesuatu sebagai simpul dan ikatan. Jaringan

dapat terbentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan kepercayaan

politik atau agama, hubungan genealogis, dan lain-lain sebagainya. Pembentukan

jaringan dalam masyarakat untuk mendapatkan modal sosial perlu diorganisasikan

dalam suatu institusi dengan perlakuan khusus. Dengan adanya jaringan naka,

akan menciptakan suatu interkasi dan hubungan sosial yang terjadi dimasyarakat.

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan metode pedekatan

studi kasus. Dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Informan penelitan adalah masyarakat petani rumput laut dengan jumlah informan

sebanyak 6 orang. Lokasi penelitian ini bertempat di Kabupaten Jeneponto

kecamatan Binamu Kelurahan Pabiringa, Sulawesi Selatan, Indonesia. Penelitian

ini dilakukan dalam kurung waktu lima bulan. Selama lima bulan itu peneliti

melaksanakan tugasnya untuk menganalisis dan mengamati terkait modal sosial

yang dimiliki massyarakat Turatea khususnya pada petani rumput laut pada

kecamatan Binamu Kelurahan Pabiringa.

B. FOKUS PENELITIAN

Titik fokus pada penelitian ini adalah para petani rumput laut dengan

mengamati terkait modal sosial yang dimiliki oleh petani rumput laut tersebut.

Fokus penelitian dilakukan dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan rumusan masalah. Peneliti melakukan pendalaman terhadap

topik terlebih dahuluh dan melengkapi informasi terkait yang akan diteliti.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dilakukan oleh peneliti adalah dokumentasi dan

wawancara. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mecari data-data pada

Page 10: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

232

jurnal, buku dan artikel ilmiah terikait dengan apa yang diteliti. Metode

wawancara dilakukan setelah selesai observasi dilakukan. Wawancara dilakukan

dengan mengajukan beberapa pertanyaan tekait dengan hal-hal yang ingin diteliti

dan sesuai dengan pendoman penelitian yang telah dibuat.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data dilakukan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikan data-data yang telah

diperoleh dilapangan sehingga dapat diperoleh hasil temuan baru berdasarkan

fokus dan permasalahan yang ingin dijawab.

E. TAHAPAN PENELITIAN

Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Tahapan Penelitian

F. INDIKATOR CAPAIAN

Adapun indikator capaian yang diharapakan adalah sebagai berikut:

1. menjawab permasalahan yang telah dipaparkan

2. Sebagai bentuk penyelesaian masalah kemiskinan pada petani rumput laut

Jeneponto

3. menghsilkan suatu teori baru dalam hal mengatasi kemiskinan

G. TEKNIK PENGABSAHAN DATA

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi.

Triangulasi ini meliputi triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi

data/analisis. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara croos-check data dengan

adanya fakta yang di peroleh dari informan. Triangulasi data analisis dilakukan

dengan cara meminta umpan balik dari informan dan peneliti kembali mengecek

jawaban yang diberikan informan dengan cara menayakan kembali maksud dari

jawabn informan untuk memastikan kenenaran jawaban. Trianggulasi peneliti

Reduksi Data Penyajian Data

Verifikasi data Kesimpulan Akhir

Page 11: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

233

maksudnya peneliti melihat atau memeriksa kembali hasil data yang telah

didapatkan atau diperoleh di lapangan dengan cara mencocokkan hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah didapatkan dari beberapa

sumber yang terkait dalam masalah yang diangkat oleh peneliti. Dengan

melakukan cara seperti itu maka hasil yang diperoleh peneliti dapat lebih

dipercaya.

HASIL ATAU PEMBAHASAN

Modal sosial merupakan hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan

sehari-hari warga masyarakat. Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi

sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola

kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang

mendasari hubungan sosial tersebut. Adapun fungsi dari modal sosial yaitu

sebagai suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya,

memberikan kewenangan bagi setiap orang yang dipilihnya untuk berperan sesuai

dengan tanggung jawabnya. Sarana ini menghasilkan rasa kebersamaan,

kesetiakawanan, dan sekaligus tanggung jawab akan kemajuan bersama. Modal

sosial yang dimiliki oleh masyarakat yaitu adanya norma-norma atau nilai-nilai

yang memfasilitasi dan membangun kerja sama melalui interaksi sosial dan

komunikasi yang harmonis dan kondusif sesama masyarakat. Modal sosial

memberi kekuatan atau daya dalam beberapa kondisi-kondisi sosial dalam

masyarakat. Adanya modal sosial dalam suatu masyarakat maka dapat dijadikan

sebagai Alat untuk menyelesaikan segala macam konflik yang ada di masyarakat,

Memberikan kontribusi tersendiri bagi terjadinya integrasi sosial, Membentuk

solidaritas sosial masyarakat dengan pilar kesukarelaan, Membangun partisipasi

masyarakat, dan Sebagai pilar demokrasi. Modal sosial memiliki tiga kompenen

utama yakni Kepercayaan, Norma dan Nilai, dan Jaringan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada petani rumput laut di

kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu Kabupaten Jenponto maka dapat

diperoleh bahwa masyarakat petani rumput laut juga memiliki tiga kompenen

utama yakni Kepercayaan, Norma dan Nilai, dan Jaringan. Dalam menjalani

kehidupan sehari-harinya sebagai petani rumput laut. Hal ini dapat dibuktikan

Page 12: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

234

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, adapun hasilnya yaitu sebagai

berikut:

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan harapan yang tumbuh di dalam sebuah

masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, toleransi, dan adil

berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Kepercayaan berfungsi untuk

mereduksi atau meminimalisasi bahaya yang berasal dari aktivitas tertentu.

Kerjasama tidak mungkin terjalin kalau tidak didasarkan atas adanya saling

percaya di antara sesama pihak yang terlibat dan kepercayaan dapat meningkatkan

toleransi terhadap ketidakpastian. Rasa saling percaya dan mempercayai

menentukan kemampuan suatu bangsa untuk membangun masyarakat dan

institusi-institusi di dalamnya guna mencapai kemajuan. Rasa saling mempercayai

ini juga akan mempengaruhi semangat dan kemampuan berkompetisi secara sehat

di tengah masyarakat. Rasa saling percaya ini tumbuh dan berakar dari niai-nilai

yang melekat pada budaya masyarakat. Salah satu unsur terpenting dalam

kepercayaan adalah adanya perilaku jujur, toleransi, dan adil.

a. Jujur

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan 6 orang informan

semuanya mengatakan bahwa masyarakat petani tetap menjunjung tinggi sifat

kejujuran. Seperti yang dikatakan oleh Bapak NR Sesungguhnya kejujuran itu ada

tiga macam, Pertama; jujur kepada Allah SWT, yakni dengan tidak melalaikan

(perintahnya dan menghindari larangannya), Kedua; jujur kepada manusia, yakni

tidak mengharapkan imbalan dari seseorang, Ketiga; jujur pada diri sendiri, yakni

dengan senantiasa menjaga dan mengawasi mulut dari perkataan dusta. Dan

dalam usaha rumput laut belum pernah ada satupun yang terdapat masalah

kecurangan baik dalam hal ma’bentang maupun dalam sistem jual beli tumput

laut. Sama halnya dengan Ibu DC yang mengatakan bahwa sifat jujur sudah harus

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang usaha rumput laut.

Mislanya, ketika cuaca baik maka hasil panen rumput laut juga akan baik, tatapi

jika cuacanya kurang bagus maka hasil panen rumput laut juga tidak akan bagus

hasilnya. Pembeli sudah pasti mengetahui kerika kondisi rumput laut sedang tidak

Page 13: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

235

bagus hasilnya, dan selama ini juga belum pernah Ibu DC mendapatkan ada kasus

dalam sistem jual beli rumput laut.

b. Toleransi

Berdasarkan hasil wawancara dengan enam informan semua hampir

memiliki jawaban yang sama bahwa masyarakat sampai saat ini masih

mengedepankan budaya toleransi salingmneghargai satu sama lain. Seperti yang

dikatakan oleh Ibu SD maksudnya adalah masyarakat Jeneponto tetap saling

menghormati tanpa memandan status siapapun dia, dia tetap dihormati. Itulah

ketika masyarakat jeneponto dalam setiap perkataanya selalu melibatkan kata

Karaeng sebagai bentuk penghargaan. Sedangkan Ibu DL mengatakan bahwa

Jeneponto adalah daerah yang memiliki adat, sampai sekarang masih diterapkan

adat assipangaliki yang artinya saling menghargai sesama manusia. Apalagi

sesama petani rumpu laut sudah harus saling menghargai dan saling membantu

satu sama lain.

c. Adil

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diketahui bahwa

masyarakat Jeneponto masih memegang prinsip berlaku adil. Seperti yang

dikatakan oleh Bapak DG para pekerja rumput laut yang disebut dengan pa’bibi’

akan diberikan upah sesuai hasil kerjanya dimana ketika otang pa’bibi’

meneyelesaikan satu bentang maka akan diberi upah sebesar 3000 rupiah. Selain

itu, Ibu DL mengatakan bahwa ketika musim panen tiba maka para petani saling

bantu untuk panen rumput laut dan tidak diberi upah, kecuali oran yang bukan

petani rumput laut tetapi juga datang membantu pada saat panen sebagai ucapan

terimakasi petani memberikan 1 bentang rumput laut kepada orang tersebut. Dan

untuk pekerja pa’bibi’ akan diberikan upah sebesar 3000 rupiah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa memiliki sistem kepercayaan yang sangat tinggi sesama petani rumput laut

dengan menerpakan sifat jujur, toleransi dan adil. Hal ini sesuai dengan Menurut

Fukuyama, (Balady, 2018:10-11) kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di

dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan

kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama demi kepentingan

anggota yang lain dari komunitas atau masyarakat tersebut. kepercayaan memiliki

Page 14: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

236

kekuatan untuk mempengaruhi prinsip-prinsip yang melandasi kemakmuran

sosial.

2. Norma dan Nilai

Norma dan Nilai adalah aturan-aturan dalam kehidupan sosial secara

kolektif atau bersama yang mengandung berbagai sangsi, baik sangsi secara moral

maupun sangsi fisik, bagi orang atau sekelompok orang yang melakukan

pelanggaran atas nilai-nilai sosial. Norma ditujukan untuk menekan anggota

masyarakat agar segala perbuatan yang dilakukannya tidak bertentangan dengan

nilai-nilai yang telah disepakati bersama. Norma adalah hal dasar yang terdapat

pada proses interaksi sosial. Norma mengacu pada bagaimana seharusnya individu

bertindak dalam masyarakat. Norma merupakan bagian dari modal sosial yang

terbentuknya tidak diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk

melalui tradisi, sejarah, tokoh karismatik yang membangun sesuatu tata cara

perilaku seseorang atau sesuatu kelompok masyarakat, didalamnya kemudian

akan timbul modal sosial secara spontan dalam kerangka menentukan tata aturan

yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok.

a. Taat pada Aturan

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam

melakukan usaha rumput laut tidak ada aturan yang mengikat tetapi ada suatu

kebiasaan yang harus dilaksanakan setiap kali panen rumput laut. Seperti yang

dikatakan oleh Ibu DC bahwa tidak ada sama sekali aturan yang mengikat, hanya

saja petani rmuput laut memiliki kebiasaan dimana ketika salah satu dari petani

rumput laut mengadakan panen rumput laut maka, petani lainnya harus ikut

membamtu. Dan para petani rumput laut yang ikut membantu tidak diberikan

upah dan saling memabtnu dengan ihklas tanpa mengharapkan imbalan.

Sedangkan Bapak AR juga mengatakan hal yang serupa yaitu dalam bertani

rumput laut tidak ada aturan-aturan tetapi ada nilai-nilai yang harus direapkan

yaitu nilai bekerja sama dan gotong royong dimana setiap kali petani rumput laut

panen, maka petani lainnya ikut membantu.

b. Sanksi

Berdasarkan hasil wawancara dengan keenam informa tersebut, hampir

semua informan yang mengatakan bahwa dalam usaha rumput lauti tidak terdapat

Page 15: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

237

aturan-aturan yang ada adalah aturan adat-adat dalam masyarakat yang tidak

boleh dilanggar. Dalam usaha rumput laut tidak ada sanksi yang dibuat yang ada

hanyalah sanksi sosial apabila ada masyarakat yang tidak mematuhi adat-ada

orang Jeneponto. Tetapi dalam usaha rumput laut terdapat kesepakatan terhadap

semua petani rumput laut bahwa ketika ada salah satu penati yang panen maka

petani lainnya ikut membantu. Apabila terdapat petani yang tidak ingin ikut

bekerja sama dalam panen rumput laut maka sebagai hukuman atau sanksinya

adalah petani tersebut tidak akan dibantu ketika melakukan panen rumput laut.

Seperti hanya yang dikatakan oleh Bapak DG yang mengatakan bahwa dalam

usaha rumput laut tidak memiliki sanksi yang ada hanyalah sanksi adat ketika

dilanggar. Selain itu, Ibu SD juga mengatakan bahwa ketika petani rumput laut

tidak mematuhi kesepakatan kerja sama maka sebagai hukumannya ketika petani

tersebut panen maka petani lainnya tidak akan ikut membantu.

c. Kerja Sama

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa petani

rumput laut masih memiliki kerja sama yang kuat. Seperti yang dikatakan oleh

Bapak NR bahwa di desa memiliki tingakat persaudaraan yang erat berebde

dengan dikota. Masyarakat desa masih menerpakan budaya kerja sama dan gotong

royong. Kerja sama yang dilakukan oleh petani rumput laut atas dasar keikhlasn

semata dan tidsk memiliki unur lain maupun adanya pengharapa npemberian

upah. Sedangkan Ibu SD mengatakan bahwa petani masih memiliki kerja sama

yang kuat dan saling membantu satu sama lain ketika sedang panen rumput laut.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa norma-

norma kerja sama sosial adalah kepercayaan. Kepercayaan meningkat apabila

sama-sama menerapkan norma kejujuran dan norma timbal balik dan karena itu

dapat bekerja sama satu sama lain Akan tetapi, tidak semua norma dapat

menciptakan modal sosial. Norma-norma yang dapat menciptakan modal sosial

adalah norma yang mengandung nilai-nilai seperti berkata jujur, menunaikan

kewajiban, dan taat pada asas timbal balik. Sama halnya dalam usaha petani

rumput laut terdapat norma dan nilai-nilai kerja sama, saling membantu, dan

gotong royong antar sesam petani rumput laut.

Page 16: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

238

3. Jaringan

Jaringan sosial merupakan salah satu dimensi kapital sosial selain

kepercayaan dan norma. Konsep jaringan dalam kapital sosial lebih memfokuskan

pada aspek ikatan antar simpul yang bisa berupa orang atau kelompok

(organisasi). Dalam hal ini terdapat pengertian adanya hubungan sosial yang

diikat oleh adanya kepercayaan yang mana kepercayaan itu dipertahankan dan

dijaga oleh norma-norma yang ada. Pada konsep jaringan ini, terdapat unsur kerja,

yang melalui media hubungan sosial menjadi kerja sama. Pada dasarnya jaringan

sosial terbentuk karena adanya rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling

mengingatkan, dan saling membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi

sesuatu. Intinya, konsep jaringan dalam kapital sosial menunjuk pada semua

hubungan dengan orang atau kelompok lain yang memungkinkan kegiatan dapat

berjalan secara efisien dan efektif.

a. Bertukar Informasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan enam informan tersebut, dapat

diketahui bahwa dengan memiliki jaringan antar sesama petani dapat membuat

komunikasi sesama petani rumput laut menjadi lancar dan dapat saling bertukar

informasi. Seperti yang dikatakan oleh bapak DG terkadang sesama petani saling

bertukar informasi dan ketika ada petani lain yang selesai panen dan ingin

menjual rumput lautnya maka petani yang lain akan menghubungi pembeli untuk

datang membeli agar. Dan untuk komunikasi petani lebih sering komunikasi

langsung dengan petani yang lain karena memiliki jarak rumah yang dekat. Selain

itu, menurut Ibu SD petani lebih sering menjalin komunikasi langsung karena

beberapa petani memiliki jarak rumah yang berdekatan.

b. Hubungan Sosial yang baik

Berdasarkan hasil wawancara dengan enam informan tersebut, maka hasil

yang diperoleh adalah sesama petani rumput laut memiliki hubungan sosial yang

baik dan tidak pernah terjadi konflik antara sesama petani. Hal ini dapat

dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Ibu SD yang mengatakan bahwa

masyarakat petani rumput laut memiliki hubungan persaudaraan yang sangat erat

dan rasa persaudaraan yang dijunjung tinggi dan sesama petani rumput laut tidak

pernah terjadi konflik. Selain itu, menurut Bapak DG mengatakan bahwa

Page 17: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

239

masyarakat Jeneponto tidak perlu lagi dipertanyakan mengenai hubungan

sosialnya, sebab masyarakat Jeneponto memiliki adat yang tinggi. Walaupun

bukan petani rumput laut semua memang harus saling menjalin hubungan yang

baik dengan semua orang. Dan disini tidak pernah ada terjadi konflik apalagi

sesama petani rumput laut itu tidak penah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa petani

rumput laut khususnya dikelurahan pabiringa memiliki jaringan yang bagus

dibukyikan dengan hubungan sesama petani yang begitu akrab dan memiliki

hubungan sosial yang bagus. Hal ini sesuai dengan Jaringan yang membentuk

hubungan antar individu memiliki makna subjektif yang berhubungan atau

dikaitkan sebagai sesuatu sebagai simpul dan ikatan. Jaringan terbentuk karena

berasal dari daerah yang sama, kesamaan kepercayaan politik atau agama,

hubungan genealogis, dan lain-lain. Pembentukan jaringan masyarakat untuk

mendapatkan modal sosial perlu diorganisasikan dalam suatu institusi dengan

perlakuan khusus. Dengan adanya jaringan naka, akan menciptakan suatu

interkasi dan hubungan sosial yang terjadi dimasyarakat.

Hasil pengamatan, observasi dan hasil wawancara menujukkan bahwa

masyarakat petani rumput laut di kelurahan Pabiringa kecamatan Binamu,

kabupaten Jeneponto memiliki 3 komponen modal sosial yaitu kepercayaan,

norma dan nilai dan jaringan. Sehingga Modal sosial dapt dijadikan hubungan

yang dibuat dari norma sosial menjadi perekat sosial yaitu terciptanya sebuah

kesatuan dalam anggota kelompok secara bersama-sama. Modal sosial mampu

memberikan kontribusi tersendiri bagi terjadinya integrasi sosial, Membentuk

solidaritas sosial masyarakat dengan pilar kesukarelaan, Membangun partisipasi

masyarakat. Dengan adanya 3 kompenen tersbut dalam masyarakat petani maka

ini sesuai dengan teori dari Mollering (Harahap, 2016) menyebutkan bahwa

modal sosial mempunyai lima fungsi penting yaitu :

1) Percaya diri dalam arti confidence yang merupakan ranah psikologis individual

sebagai sikap yang akan mendorong seseorang dalam mengambil keputusan

setelah menimbang resiko yang akan diterima.;

2) Kerjasama yang menempatkan trust sebagai dasar hubungan antar individu

tanpa rasa saling curiga;

Page 18: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

240

3) Penyederhanaan pekerjaan yang memfungsikan trust sebagai sumber untuk

membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja kelembagaan-

kelembagaan sosial;

4) Ketertiban dimana trust sebagai inducing behaviour setiap individu untuk

menciptakan kedamaian dan meredam kekacauan sosial;

5) Pemelihara kohesivitas sosial yang membantu merekatkan setiap komponen

sosial yang hidup dalam komunitas menjadi kesatuan

Adanya kepercayaan, norma dan nilai, dan jaringan dalam masyarakat petani

maka terdapat ikatan yang kuat yakni adanya perekat sosial pada sebuah sistem

kemasyarakatan. Sehingga terciptalah sebuah ikatan sosial sebagai reaksi terhadap

berbagai macam karakteristik kelompoknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

modal sosial yang dimiliki oleh petani rumput laut kelurahan Pabiringa

kecamatan Binamu kabupaten Jeneponto adalah Adanya kepercayaan, norma dan

nilai, dan jaringan yang menjadi modal utama dalam menjalani kehidupan sehari-

hari sebagai petani rumput laut.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

Maka dapat ditarik sebuah interpretasi bahwa terjadi kesesuain antara hasil

wawancara dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa dengan adanya modal sosial yang dimiliki oleh

petani rumput laut maka akan dapat membantu kebutuhan sehari-hari petani dan

merupakan sum,ber penghasila utama. Sehingga dapat dikatan bahwa modal

sosial mampu menjadi sebuah solusi untuk membantu petani keluar dari garis

kemiskinan. Sebab, ketika petani rumput laut tidak memiliki modal sosial atau

tidak menerepkan unsur-unsur modal sosial dalam kehidupan sehari-hari makan

proses pekerjaan rumput laut tidak akan selesai dan tidak akan berjalan dengan

baik. Sebab pekerjaan petani rumput laut memerlukan modal sosial yang baik

antar sesama petani. Sehinnga dengan adanya modal sosial yang dimiliki oelh

petani rumput laut dapat dilihat bahwa dapat membantu mengtasi kemiskinan

khususnya pada masyarakat petani.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti laukukan tepatnya di petani

rumput laut kelurahan pabiringa Kabupaten Jeneponto dengan enam orang

Page 19: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

241

informan yang berprofesi sebagai petani rumput laut dapa dilihat bahwa dengan

memiliki pekerjaan sebagai petani rumput laut tentulah harus memiliki modal

sosial yang harus dikelola dengan baik dijalan dan diterapkan dalam kehidupan

bermasyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang akan dicapai bersama. Modal

sosial memiliki 3 unsur yaitu kepercayaan, norma dan nilai serta jaringan.

Berdasarkan hasil obeservasi maka yang peneliti dapat simpulkan bahwa petani

rumput laut memiliki ketiga unsur tersebut dan masih menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari utama dalam menjalankan profesinya sebagai seorang

petani rumput laut. Sebab pekerjaan petani rumput laut memerlukan banyak orang

sehingga mengharuskan kepada petani untuk saling bekerja sama, bergotong

royong dan menjalin hubungan yang baik. Dan berdasarkan hasil pengamatan

peneliti petani rumput laut hidup rukun dengan sesama petani rumput laut maupun

tetangga yang bukan oetani rumput laut dan tidak pernah terdapat kasus konflik

ataupun kasus kecurangan dalam proses jual beli rumput laut. Hal tersebut

memperlihatkan bbahwa dalam petani rumput laut memiliki rasa saling percaya

yang kuat. Dan dengan adanya modal sosial yang dimiliki maka dapat

memudahkan pekerjaan petani rumput laut dalam meyelesaikan pekerjaannya.

Sehingga proses petani rumput laut berjalan dengan baik dan menghasilkan

keuntungan yang baik pula dan dapat menghidupi kelurga petani rumput laut seta

dapat memenuhi kebutuhan petani rumput laut dalam setiap bulannya. Sehingga

berdasarkan hasil pengatamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

modal sosial yang dimiliki dan dikelola dengan baik dan merepakan dalam

pekerjaan maka dapat membantu petani rumput laut untuk keluar dari garis

kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

A.Jeniwari Elvina. 2017. Modal Sosial Pada Kelompok Peternak Sapi Potong Di

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar . Skripsi.

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Astuti, Sri Wahyudi. 2018. Jeneponto, dan Torut Jadi Daerah dengan Penduduk

Miskin Terbesar di Sulsel. (Online). https://www.sulselsatu.com.

Balady, Ashfin. 2018. Aktualisasi Modal Sosial Dalam Pemberdayaan Komunitas

(Studi Kasus Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis

Page 20: MODAL SOSIAL MASYARAKAT TURATEA SEBAGAI SOLUSI …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

242

Komunitas Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman).

Skripsi. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Juliantono, F. J., & Munandar, A. (2016). Fenomena Kemiskinan Nelayan:

Perspektif Teori Strukturasi. POLITIK, 12(2), 1857-1866.

Nasution, Atikah Marwa. 2018. Pemanfaatan Modal Sosial Sebagai Strategi

Pedagang Sekitar Kalijodo Pasca Penggusuran (Studi Kasus: Pedagang

Pasar Jembatan Dua, Tambora Jakarta Barat). Skripsi. Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Putra, Muhammad Hari Karyaman. 2018. Modal Sosial Dalam Sistem Produksi

Pada Aktifitas Budidaya Petani Rumput Laut Di Kabupaten Bantaeng.

Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Makassar.

Rifaldhy, Conny Pindo. 2018. Peran Modal Sosial Dalam Pengembangan

Industri Pengrajin Genteng Di Desa Jati Agung Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Pringsewu. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Lampung Bandar Lampung.

Rini, Ayu Setyo, dkk. 2016. Faktor-Faktor Penentu Kemiskinan Di Indonesia:

Analisis Rumah Tangga. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan. Desember 2016;

01(2): 17-33 ISSN 2085-4617

Shabrina, Gina Nefstia. 2015. Peranan Modal Sosial Dalam Meningkatkan

Efektivitas Program Corporate Social Responsibility Dan Taraf Hidup

Masyarakat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor Bogor.

Velayati, Inun 2018. Modal Sosial Pedagang Kaki Lima Di Pasar Pagi (Studi

kasus Perumahan Kopkar Dwi Karya kecamatan Way Pengubuan

Kabupaten Lampung Tengah). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Lampung Bandar Lampung.

Wibowo, Yogo Mukti. 2012. Modal Sosial Pada Komunitas Motor Di Yogyakarta

(Studi Pada Jogja Automotive Community Yogyakarta). Skripsi. Program

Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta.