mn, cu, cl, mo.docx

10
Keterkaitan Unsur Mn, Cu, Cl, dan Mo Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mangan (Mn) Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Mangan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan

Upload: yani-emirta

Post on 28-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mn, Cu, Cl, Mo.docx

Keterkaitan Unsur Mn, Cu, Cl, dan Mo Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Mangan (Mn)

Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,

karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs,

dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi  dibutuhkan

dalam sintesis klorofil.

Mangan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat

diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn

dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain

yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan

silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan

rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro

magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan

batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar

Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++

atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan

pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.

Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu

banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim,

sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan

fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan

yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan

mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam

pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.

Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:

a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C

b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua

c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim

Page 2: Mn, Cu, Cl, Mo.docx

d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi

Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang

dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mengsubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn

dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan

oleh Hewith pada tahun 1948.

Kadar normal dalam tanaman berkisar antara 20-500 ppm. Kekurangan Mn biasanya

terjadi bila kadarnya dalam bagian atas menjadi 15-25 ppm. Mangan diabsorpsi tanaman dalam

bentuk ion mangano, Mn2+ dan juga dalam bentuk molekul senyawa kompleks organik. Bentuk-

bentuk ini dapat juga diserap melalui daun.

Mangan tidak mobil dalam tanaman sehingga gejala defisiensinya muncul mula-mula

pada bagian yang muda. Pada tahap pendahuluannya gejalanya berupa chlorosis diantara

tulang-tulang daun.

Pada tanah-tanah yang masa dimana biasanya kadar Mn tinggi, tanaman akan

keracunan. Daun-daun akan mengkerut ataupun timbul bercak-bercak keratan pada daun.

Terlihatnya Mn dalam fotosintesis terutama adalah pada evaluasi O2. Mn juga berperan

dalam proses-proses oksidasi reduksi dan reaksi-reaksi dekarboksilasi dan hidrolisis. Mn juga

dapat mengganti Mg dalam banyak reaksi fosforilasi dan reaksi-reaksi tranfer. Mn juga

dilukiskan dalam banyak reaksi enzym dalam siklus asam sitrat. Dalam hal transformasi enzym

Mn sama efektif seperti Mg. Mn mempengaruhi kadar enzym dalam tanaman dan nampaknya

kadar Mn tinggi mendorong pemecahan dari indolencetic acid (IAA). Mn juga merupakan

aktivator khusus dari enzym prolidase dan glutamyl transferase.

Defisiensi unsur Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada

daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua,

pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada

bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.

Akhir-akhir ini diketemukan bahwa Mn mempunyai peranan dalam salah satu proses

fotokimia seperti reaksi Hill. Penelitian-penelitian Australia menemukan bahwa Mn merupakan

bagian dari chloroplast tomat. Dalam usaha mengisolasi Mn dari chloroplast dengan

konsentrasi KCN yang tinggi ternyata reaksi Hill terhalang sama sekali. Dari kenyataan ini

Page 3: Mn, Cu, Cl, Mo.docx

disimpulkan bahwa Mn secara langsung mengambil bagian di dalam reaksi Hill pada

chloroplast.

Mn seperti halnya dengan unsur-unsur mikro yang lain dibutuhkan dalam jumlah yang

kecil sedangakan dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun. Cara mengatasinya biasanya

dengan jalan pengapuran sampai pH 5.5.

Tembaga (Cu)

Kadar normal Cu jaringan tanaman berkisar antara 5-20 ppm. Defisiensi muncul bila

kadarnya menjadi lebih kecil dari 4 ppm dalam bahan kering. Tembaga diambil tanaman dalam

bentuk ion kupri Cu2+, dan juga dalam bentuk molekul kompleks organik. Bentuk-bentuk ini

(garam-garam Cu dan Cu kompleks) dapat juga diambil melalui daun, sehingga untuk

mengatasi kekurangan Cu biasanya dilakukan penyemprotan pada daun.

Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk

senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan

Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem

maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu

dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.

Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S),

kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit

[(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit

[(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].

Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa

ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu

atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.

Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase,

asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat,

berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara

simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain :

pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun

lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan 

tangkai daun lemah.

Page 4: Mn, Cu, Cl, Mo.docx

Kekurangan Cu biasanya dijumpai di tanah-tanah organosol tetapi juga pada tanah-

tanah berkapur dan berpasir kuarsa. Tanaman yang biasanya respons terhadap pemupukan Cu

ialah bit, clover, carrots, jagung, gandum, dan pohon buah-buahan. Gejala defisiensinya untuk

tiap jenis tanaman berbeda. Pada tanaman jagung daun-daun termuda berwarna kuning dan

pertumbuhannya tertekan, dan apabila keadaan kekurangan makin parah maka daun-daun

yang muda menjadi putih pucat sedangkan daun yang tua mati. Pada tingkat yang lebih lanjut

jaringan-jaringan pada ujung-ujung dan tepi daun mati dan memberikan gejala kekurangan Cu

mula-mula berupa warna pucat dari daun-daun muda dan ujung-ujungnya mati. Sedangkan

banyak tanaman sayuran yang kekurangan Cu memperlihatkan tanah layu, kemudian timbul

bercak-bercak hijau kebiruan, menjadi chlorotik, mengeriting dan bunga-bunga biasa tidak

terbentuk.

Cu berfungsi sebagai aktivator untuk berbagi enzym yang meliputi tyrosinase, laktase,

oksidase asam askorbat. Juga berfungsi pada photosynthetic electron transport dan dalam

pembentukkan nodule (tidak langsung. Cu juga berperan membantu kelancaran proses

fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam fungsi reproduksi.

Kekurangan Cu dapat menyebabkan akumulasi besi pada tanaman jagung dan

terutama pada nodenya. Seperti halnya dengan besi dan Mn, jumlah Cu yang harus ada di

dalam tanaman harus dihubungkan dengan jumlah logam-logam berat yang lain. Hal ini

mungkin lebih penting daripada jumlah absolutnya, agar tanaman dapat berfungsi dengan baik.

Selain itu kekurangan Cu dapat menyebabkan daun berwarna hijau kebiruan , tunas daun

menguncup dan tumbuh kecil , pertumbuhan bunga terhambat.

Molibdenum (Mo)

Kadar normal dalam bahan kering tanaman adalah kurang dari 1 ppm, tetapi kurang dari

0.2 ppm tanaman akan kekurangan Mo. Tetapi dalam kasus-kasus ekstrim kadar Mo dalam

tanaman dapat mencapai 1000-2000 ppm. Kadar Mo dalam nodule kacang-kacangan dapat

mencapai 10 kali kadarnya dalam daun.

Peranan Mo sebagai unsur essensiil baru saja ditetapkan dibandingkan dengan unsur-

unsur lain. Mo mungkin sekali diambil tanaman dalam bentuk MoO42-. Dibutuhkan dalam jumlah

yang sangat kecil, dan kelebihan sedikit saja dapat bersifat racun bagi ternak yang memakan

Page 5: Mn, Cu, Cl, Mo.docx

bahan hijauan hasil perlakuan Mo. Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah

nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.

Kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan pemupukan Mo terutama disebabkan karena

jumlah yang terlalu kecil. Di Australia biasanya hanya dicampur 24 oz oksida Molibdat dengan

2240 lb superfosfat. Untuk mendapatkan suatu campuran yang meratapun merupakan suatu

masalah.

Gejala defisiensinya banyak dikemukakan pada berbagai tanaman dan biasanya dimulai

dengan gejala chlorosis diantara tulang-tulang daun. Pada tanaman polong-polongan daun-

daun biasanya menjadi kuning pucat dan pertumbuhannya tertekan. Gejala ini juga merupakan

ciri khas dari kekurangan nitrogen. Hal ini disebabkan karena Mo dibutuhkan oleh Rhizobium

untuk fiksasi N. Mo juga dibutuhkan oleh tanaman-tanaman bukan polong-polongan, untuk

reduksi nitrat.

Kekurangan Mo akan menggangu fiksasi nitrogen, asimilasi nitrogen dan reduksi nitrat yang

berarti mengganggu sintesa asam-asam amino dan protein. Mo juga mempengaruhi akumulasi

nitrat dan menekan aktivitas oksidase asam askorbat dan merupakan aktivator bagi enzym

reduksi nitrat dan oksidase xanthine. Kekurangan Mo pada tanaman akan ditunjukkan dengan

munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda. Sedangkan apabila terjadi

kelebihan unsur Mo tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.

Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif

besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang

memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar

Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung  Mo. Mineral

lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O.

Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah

organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa

organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang

disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena

dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.

Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan

xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N.

Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan

Page 6: Mn, Cu, Cl, Mo.docx

pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah.

Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun  menggulung dan daun umumnya sempit. Bila

defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun

lebih dominan.

Chlor (Cl)

Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat

diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam

tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman

adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah

tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber

Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan

defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai

pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak

seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap

hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis,

khususnya dalam evolusi oksigen.

Adapun defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala

wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun

berbentuk mangkuk.

Kadar Cl dalam tanaman biasanya berkisar antara 0.2 – 2 %, tetapi kadar 10% tidak

biasa ditemukan. Chlor diabsorpsi tanaman dalam bentuk Cl- dan baru saja ditetapkan sebagai

unsur essensiil (pertengan 1950). Brom dalam konsentrasi yang agak tinggi dapat mengganti

sebagian fungsi dari chlorseperti halnya antara natrium dengan kalium.

Didalam tanaman, kelebihan Cl ditunjukkan dalam keterlibatannya dalam osmosis

(pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman

untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis. Sedangkan kekurangannya Cl dapat

menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-

sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.

Page 7: Mn, Cu, Cl, Mo.docx

Hingga saat ini kekurangan chlor terbanyak dikenal dalam penelitian dengan kultur hara

di rumah kaca. Tetapi beberapa tanaman dilapangan menunjukkan respons terhadap unsur ini,

seperti tembakau, tomat, lobak, kol, bit, gandum, jagung, kentang, kapas, carrots dan erces.

Chlor dalam jumlah yang berlebihan dapat merusak tanaman seperti pada tembakau

dan kentang. Untuk kedua specien ini, daun-daun menebal dan cenderung menggulung. Dalam

keadaan yang berlebihan ini, maka kwalitas penyimpanan dari kentang dan kwalitas bakar dari

tembakau akan berkurang.

Gejala defisiensi chlor sukar dikenal. Dikatakan bahwa tanaman yang kekuranagn chlor

memperlihatkan warna daun seperti perung. Pada percobaan dengan kultur hara di rumah

kaca, kekurangan chlor menekan perkembangan akar. Pengetahuan tentang fungsi chlor dalam

nutrisi tanaman relatif belum ada. Cl belum ditemukan dalam hasil metabolisme sehingga

peranannya diduga erat kaitannya dengan tekanan osmotik cairan sel, dan kemungkinan dalam

hubungan dengan peranan netralisasi dari kation yang berdampak pada proses-proses biokimia

dan biofisik. Cl juga dapat menjadi counter ion pada saat kadar K+ meningkat, jadi dengan

demikian menjaga turgar daun dan bagian tanaman yang lain. Cl juga ternyata berperan dalam

evolusi O2 pada photosystem II dalam proses photosintesa. Serapan NO3- dan SO4

= dapat

berkurang karena bersaing dengan Cl-.

http://wedang-kopi-item-manis.blogspot.com/2011/11/pengaruh-unsur-hara-terhadap-

tanaman.html

http://mentari-dunia.blogspot.com/2013/01/makalah-managemen-unsur-hara-

tanaman.html