mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

12
ISOLASI DAN DEGRADASI PIPERIN DARI LADA HITAM I. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari proses pemisahan (ekstraksi) suatu kandungan tertentu dari bahan alam. Mencari titik leleh Kristal piperin. II. TEORI PERCOBAAN Lada nama lainnya adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin; Piper Nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi baud an rasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging(Septiatin, 2008). Ada dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau, mengupasnya,difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari(Septiatin, 2008). Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan peredaran darah(Septiatin,2008). Khasiat dari buah lada yaitu dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten(septiatin, 2008). Beberapa contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin dari sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada; turunan Pirrol, feromon seks serangga; saksitosin, neurotoksik konstituen dari Gonyaulax catenella; pirosiamin dari bakterium Pseudomonas aeruginosa; khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea; dan likopodin dari genus lumut Lycopodium(Sastrohamodjojo, 1996). 1. Deteksi Dua metode yang paling banyak digunakan untuk menyeleksi tanaman yang mengandung alkaloid. Prosedur Wall meliputi

Upload: intan-nurmala

Post on 20-Feb-2017

235 views

Category:

Data & Analytics


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

ISOLASI DAN DEGRADASI PIPERIN DARI LADA HITAM

I. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari proses pemisahan (ekstraksi) suatu kandungan tertentu dari

bahan alam. Mencari titik leleh Kristal piperin.

II. TEORI PERCOBAAN

Lada nama lainnya adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin; Piper Nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi baud an rasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging(Septiatin, 2008). Ada dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau, mengupasnya,difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari(Septiatin, 2008). Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan peredaran darah(Septiatin,2008).

Khasiat dari buah lada yaitu dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten(septiatin, 2008). Beberapa contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi muskopiridin dari sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada; turunan Pirrol, feromon seks serangga; saksitosin, neurotoksik konstituen dari Gonyaulax catenella; pirosiamin dari bakterium Pseudomonas aeruginosa; khanoklavin-I dari sebangsa cendawan, Claviceps purpurea; dan likopodin dari genus lumut Lycopodium(Sastrohamodjojo, 1996).1.      Deteksi

Dua metode yang paling banyak digunakan untuk menyeleksi tanaman yang mengandung alkaloid. Prosedur Wall meliputi ekstraksi sekitar  20 gram bahan tanaman kering yang di refluks dengan 95% etanol. Setelah dingin dan disaring, residu dicuci dengan 95% etanol dan kumpulan filtrat diuapkan. Residu yang tertinggal dilarutkan dalam air, disaring, diasamkan dengan asam klorida 1% dan alkaloid diendapkan baik dengan pereaksi Mayer atau dengan siklotungstat. Bila hasil test positif, maka konformasi test dilakukan dengan cara larutan yang bersifat asam tersebut dibasakan, alkaloid diekstrak ke dalam pelarut organik, dan kemudian alkaloid diekstrak kembali ke dalam larutan asam. Jika larutan asam ini menghasilkan endapan dengan pereaksi tersebut di atas, ini berarti tanaman mengandung alkaloid. Fasa basa berair juga harus diteliti untuk menentukan adanya alkaloid quartener(Sastrohamodjojo, 1996).2.      Isolasi

Karakter dasar berbagai alkaloid digunakan untuk mengisolasinya. Alkaloid diambil ke dalam larutan asam berair (umumnya asam hidroklorida, sitrat, atau tartarat) dan komponennetral atau bersifat asam dari campuran asal dipisahkan dengan ekstraksi pelarut. Setelah larutan berair dibasakan, maka alkaloid diperoleh dengan ekstraksi ke dalam pelarut yang sesuai(Sastrohamodjojo, 1996).

Page 2: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

3. EkstraksiBahan tanaman, terutama biji dan daun, sering banyak mengandung lemak, lilin yang

sangat non polar. Karena senyawa tersebut sering menimbulkan persoalan terbentuk emulsi, maka senyawa-senyawa tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara perkolasi dari bahan tanaman dengan proteleum eter(Sastrohamodjojo, 1996).Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam proteleum eter. Namun demikian ekstrak harus di cek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi pengendap alkaloid seperti disebutkan diatas. Bila sejumlah alkaloid larut dalam proteleum eter, maka bahan tanaman pada awal ditambah dengan asam berair untuk mengikat alkaloid sebagai garamnya (Sastrohamidjojo, 1996).4.      PemurnianKristalisasi Langsung

Meskipun cara ini merupakan prosedur paling sederhana, tetapi jarang memberikal hasil yang memuaskan untuk pemisahan alkaloid murni, kecuali apabila satu alkaloid yang terdapat dalam bahan tidak larut. Beberapa kombinasi pelarut yang sering digunakan untuk kristalisasi alkaloid meliputi metanol, etanol berair, metanol-kloroform, metanol-eter, metanol-aseton, dan etanol-aseton(Sastrohamodjojo, 1996).KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion ion anorganik, kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa senyawa organik baik yang terdapat di alam dan senyawa senyawa organik sintetik. Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas ialah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat. Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam jam bila dikerjakan dengan kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya beberapa menit saja bila dikerjakan dengan KLT. Empat macam adsorben yang umum dipakai ialah silika gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa. Sampel yang merupakan campuran senyawa yang akan dipisahkan, dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya kloroform atau zat pelarut lain yang serupa, yang mempunyai titik didih antara 50-100 C. Tetesan sampel harus di usahakan sekecil mungkin dengan meneteskan berulang kali, dengan di biarkan mengering sebelum tetesan berikutnya dikerjakan. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas prinsip like dissolves like, tetapi akan lebih cepat . pemilihan sistem pelarut atas dasar like dissolves like berarti untuk memisahkan sampel yang bersifat nonpolar digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar juga. Dengan menempatkan plat yang telah dikeringkan dalam ruangan yang mengandung uap iodium, komponen penyusun dalam bentuk bercak(spot) akan berwarna coklat dengan dasar putih. Penggunaan sinar ultraviolet dapat memberikan fluoresensi pada plat yang mengandung unsur fosfor(Adnan, 1997).

Page 3: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

III. METODE PERCOBAAN

1. Alat : Soklet Labu bundar Penangas air Corong kaca Kertas saring Spatula Refluk kondensor Peralatan melting point

2. Bahan : Lada hitam Etanol 95% KOH alkoholik 10% Larutan HCl 10N

3. Skema PercobaanA. Isolasi Piperin

Memasukkan sekitar 20 gr serbuk lada hitam kering yang terbungkus kertas saring ke dalam soklet.

Melakukan ekstraksi dengan 150 ml pelarut etanol 95% sampai 2 kali recycle.

Memekatkan larutan ekstra yang diperoleh dengan cara memanaskannya di atas penangas air 600 C.

Menambahkan 60 ml larutan KOH alkoholik 10%, mengaduknya dengan hati-hati, lalu menyaringnya.

Mengukur larutan yang diperoleh, dan membaginya menjadi dua untuk degradasi piperin dan mencari titik lelehnya.

Menghitung rendeman dan menentukan titik lelehnya.

Page 4: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

B. Degradasi Piperin

Mengambil 20ml larutan yang sudah ditambah KOH alkoholik (dari point A.6).

Merefluk larutan tersebut selama 1jam.

Menguapkan pelarutnya.

Residunya disuspensikan dengan sedikit air (±5ml) kemudian diasamkan dengan HCl 10N sampai terjadi endapan kuning.

Saring endapan, lalu cuci dengan air dan kristalkan dalam etanol.

Mengeringkan Kristal yang terbentuk (piperixdin hidrokhlorida) dan mencari titik lelehnya.

Page 5: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

IV. HASIL PERCOBAAN

A. Isolasi Piperin

Memasukkan ±20gram serbuk lada hitam kering yang terbungkus kertas saring kedalam soklet 20,0084gram

Melakukan ekstraksi dengan 150ml etanol 95% sampai 4x recycle coklat tua bening ada endapan.

Memekatkan larutan ekstrak yang diperoleh dengan cara memanaskan diatas penangas air ±600C.

Menambahkan 60ml larutan KOH alkoholik 10%, dengan hati-hati lalu menyaringnya coklat tua bening.

Mengukur larutan yang diperoleh dan membaginya menjadi dua untuk degradasi piperin dan mencari kristal piperinnya larutan diperoleh 190ml.

Menghitung rendeman dan menentukan titik lelehnya.Massa kertas saring = 0,5603 gramMassa kertas saring dengan endapan = 0,7323 gramMassa endapan = 0,172 gram

Titik lelehnya = 1300C

B. Degradasi Piperin

Mengambil 20ml larutan yang sudah ditambah KOH alkoholis (dari point A.6) kemudian memekatkan ±5ml.

Merefluk larutan selama 1jam dan menguapkan pelarutnya Residunya disuspensi dengan sedikit air (±5ml) kemudian diasamkan dengan

HCl 10N sampai terjadi endapan kuning. Saring endapan, lalu dicuci dengan air dan kristalkan dalam etanol

kristal putih Mengeringkan kristal yang terbentuk dan mencari titik lelehnya.

Massa kertas saring = 0,5603 gramMassa kertas saring dengan endapan = 1,9184 gramMassa endapan = 1,3581 gram

Titik lelehnya = 2000C

Page 6: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

V. PEMBAHASAN

Pada percobaan isolasi piperin yang pertama menimbang serbuk lada hitam 20,0084gram. Serbuk lada hitam yang terbungkus kertas saring kedalam soklet. Lalu melakukan ekstraksi dengan 150ml pelarut etanol 95% karena etanol titik didihnya sesuai dengan larutan yang akan diekstrak dan sampai 4 kali recycle. Hasilnya coklat tua bening ada endapan. Setelah itu memekatkan larutan ekstrak yang diperoleh dengan cara memanaskan diatas penangas air ±600C, lalu menambahkan 60ml larutan KOH alkoholik 10% dan menyaringnya. Hasilnya larutan berwarna coklat tua bening. Mengukur larutan yang diperoleh dan membaginya menjadi dua untuk degradasi piperin dan mencari kristal piperinya. Hasilnya larutan diperoleh 190ml. Jumlah kristal yang didapat dari proses isolasi adalah 0,172 gram dan titik leleh pada proses isolasi adalah 1300 C.

Pada percobaan degradasi piperin ini mengambil 20ml larutan dari isolasi piperin yang sudah ditambahkan KOH alkoholik kemudian memekatkannya sampai ±5ml. Lalu merefluk larutan tersebut selama 1jam dan menguapkan pelarutnya. Residu disuspensikan dengan sedikit air ±5ml kemudian diasamkan dengan HCl 10N sampai terjadi endapan kuning. Saring endapan, lalu cuci dengan air dan kristalkan dalam etanol. Hasilnya kristal putih, endapan kristal putih dipisahkan dengan cara penyaringan dengan kertas saring, untuk meminimalkan kandungan resin yang ikut tersaring. Setelah itu mengeringkan kristal yang terbentuk (piperixdin hidrokhlorida) dan mencari titik lelehnya. Jumlah kristal yang didapat dari proses degradasi adalah 1,3581 gram dan titik leleh pada proses degradasi piperin adalah 2000 C.

Page 7: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa : Pada isolasi piperin dilakukan dengan ekstraksi dengan etanol 95% sampai 4x recycle

larutan berwarna coklat tua bening ada endapan. Jumlah kristal yang didapat dari proses isolasi adalah 0,172 gram Titik leleh pada proses isolasi adalah 1300 C Pada degradasi piperin hasilnya terdapat Kristal putih. Jumlah kristal yang didapat dari proses degradasi adalah 1,3581 gram Titik leleh pada proses degradasi piperin adalah 2000 C

Page 8: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

DAFTAR PUSTAKA

Septiatin, Eatin ,2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman

Liar, CV.YRAMA WIDYA, Bandung, (60,61,62).

Sastrohamidjojo,Hardjono,1996,Sumber Bahan Alam,ugm press,Yogyakarta.

Fessenden, J. 1994. Dasar Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.

Adnan,Muhammad, 1997, Teknik Kromatografi, Andi Offset, Yogyakarta, (9-14).

Modul praktikum kimia organik-teknik kimia itats

Page 9: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

APPENDIKS

A. Isolasi Piperin

Menghitung Rendeman :

Massa kertas saring = 0,5603 gram

Massa kertas saring dengan endapan = 0,7323 gram

Massa endapan = 0,7323 – 0,5603

= 0,172 gram

B. Degradasi piperin

Menghitung Rendeman :

Massa kertas saring = 0,5603 gram

Massa kertas saring dengan endapan = 1,9184 gram

Massa endapan = 1,9184 – 0,5603

= 1,3581 gram

Page 10: Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m

LAMPIRAN

A. gambar larutan setelah direfluk B. Gambar endapan lada

C, Gambar hasil isolasi piperin D. Gambar endapan