mitigasi bencana - pustaka ilmiah universitas...

2
- -- - - - -- - - ----------- Pikiran Rakyat o S!.lasa - 4 5 20 o Mar 6 21 OApr o Kamis 0 Jumat 8 9 10 11 23 24 25 26 OJun 0 Jul 0 Ags o Minggu 14 15 16 29 30 31 ONov ODes o Sabtu 12 13 27 28 .Sep OOkt Mitigasi Bencana Oleh MAHFUD F ENOMENA alam yang terjadi sungguh tak da- pat diterka dan sering di luar logika kita. Ini dapat dili- hat dalam peristiwa gempa, Ra- bu (2/9), di wilayah yang meli- puti Jawa, Bali, dan Sumatra. Gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter seperti dicatat Ba- dan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merenggut harta, nyawa, dam- pak trauma psikologis yang mendalam, dan meninggalkan monumen murka alamo Bencana ini menjadi pelajar- an sekaligus guru yang berhar- ga, selain berserah diri kepada- Nya, juga perlu ada suatu upa- ya konkret secara faktual dalam memahami dan mengantisipa- si kondisi alam secara teoretis dan logis. Salah satu wujudnya, melalui manajemen penangan- an bencana yang terarah dan terpadu. Yang terpenting dari manajemen bencana adalah langkah konkret dalam me- ngendalikan bencana. Dengan demikian, korban dapat terse- lamatkan dan upaya untuk pe- mulihan pascabencana dapat dilakukan dengan cepat. Pendidikan mitigasi Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia ter- masuk daerah yang rawan ter- hadap bencana. Kepulauan In- donesia termasuk wilayah Paci- fic ring affire (deretan gunung berapi Pasifik), juga terletak di pertemuan dua lempeng tekto- nik dunia dan dipengaruhi tiga gerakan, yaitu gerakan sistem Sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran Asia Timur, dan gerakan sirkum Australia. Faktor-faktor tersebut menye- babkan Indonesia rentan terha- dap letusan gunung berapi dan gempa bumi. Bayang-bayang bencana se- lalu menghantui setiap warga yang tinggal di wilayah terse- but, karena bisa terjadi setiap saat dan kapan saja. Maka, per- lu kiranya ada penataan atau perencanaan tentang bencana beserta penanggulangannya yang terarah dan terpadu, kare- na penanggulangan yang dila- kukan selama ini belum tera- rah, sistematis, dan terencana. Diperlukan suatu upaya pengu- rangan risiko bencana yang berbasis komunitas pendidikan sebagai salah satu usaha untuk mengurangi risiko bencana. Sa- lah satunya dengan memasuk- kan materi pelajaran tentang gempa dan tsunami sebagai mata pelajaran wajib bagi se- tiap siswa di semua tingkatan. Kliplng Humos Un pod 200Q Kurikulum pendidikan ber- basis mitigasi bencana ini ma- sih tersisih dari sistem pendi- dikan nasional kita. Untuk me- nelaah masalah ini, perlu kira- nya dikaji kembali visi dan mi- si pendidikan nasional kita, ter- utama di wilayah-wilayah yang secara geografi rentan terhadap bencana gempa dan tsunami. Masalah kerentanan terha- dap bencana ini haruslah men- jadi fokus utama pemerintah, untuk mengubah keadaan ben- cana gempa dan tsunami dari situasi kerentanan tinggi ke ka- pasitas rendah. Penting kita melakukan assesment dan mengolaborasi kemampuan 10- kal sebagai dasar utama dari aktivitas pengelolaan bencana. Selama ini, masalah bencana tidak pemah ditangani menye- luruh. Hal ini disebabkan bebe- rapa hal, di antaranya tidak adanya kebijakan pemerintah yang integral sehingga bencana ditangani secara parsial, bah- kan antardepartemen sering ti- dak terjalin koordinasi. Lebih parah lagi, bencana hanya dita- ngani dengan pendekatan tang- gap darurat. Pascabencana, rakyat dibiarkan dengan pen- deritaan yang menimpanya. Kasus gempa dan tsunami Aceh menjadi bukti nyata, rak- yat dibiarkan beberapa bulan tanpa aktivitas dan hidup di pe- nampungan. Selain itu, peme- rintah tidak hanya lambat. Na- mun, juga jarang menyertakan . masyarakatuntukmembahas persoalan yang dibutuhkan dan yang seharusnya dilakukan. Selain itu, faktor analisis ke- rentanan juga kurang diperha- tikan. Korban seharusnya bisa diminimalisasi apabila ada ana- lisis kerentanan yang disertai --- - -

Upload: lamdien

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mitigasi Bencana - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/.../09/pikiranrakyat-20090907-mitigasibencana.pdf · manajemen bencana adalah langkah konkret dalam me-ngendalikan

- -- - - - - - - - -----------

Pikiran Rakyato S!.lasa-

4 520

o Mar

6

21

OApr

o Kamis 0 Jumat

8 9 10 1123 24 25 26

OJun 0 Jul 0 Ags

o Minggu14 15 16

29 30 31

ONov ODes

o Sabtu12 13

27 28

.Sep OOkt

Mitigasi BencanaOleh MAHFUD

F ENOMENA alam yangterjadi sungguh tak da-pat diterka dan sering di

luar logika kita. Ini dapat dili-hat dalam peristiwa gempa, Ra-bu (2/9), di wilayah yang meli-puti Jawa, Bali, dan Sumatra.Gempa berkekuatan 7,3 padaskala Richter seperti dicatat Ba-dan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) telahmerenggut harta, nyawa, dam-pak trauma psikologis yangmendalam, dan meninggalkanmonumen murka alamo

Bencana ini menjadi pelajar-an sekaligus guru yang berhar-ga, selain berserah diri kepada-Nya, juga perlu ada suatu upa-ya konkret secara faktual dalammemahami dan mengantisipa-si kondisi alam secara teoretisdan logis. Salah satu wujudnya,melalui manajemen penangan-an bencana yang terarah danterpadu. Yang terpenting darimanajemen bencana adalahlangkah konkret dalam me-ngendalikan bencana. Dengan

demikian, korban dapat terse-lamatkan dan upaya untuk pe-mulihan pascabencana dapatdilakukan dengan cepat.

Pendidikan mitigasiPosisi geografis kepulauan

Indonesia yang sangat unikmenyebabkan Indonesia ter-masuk daerah yang rawan ter-hadap bencana. Kepulauan In-donesia termasuk wilayah Paci-fic ring affire (deretan gunungberapi Pasifik), juga terletak dipertemuan dua lempeng tekto-nik dunia dan dipengaruhi tigagerakan, yaitu gerakan sistemSunda di bagian barat, gerakansistem pinggiran Asia Timur,dan gerakan sirkum Australia.Faktor-faktor tersebut menye-babkan Indonesia rentan terha-dap letusan gunung berapi dangempa bumi.

Bayang-bayang bencana se-lalu menghantui setiap wargayang tinggal di wilayah terse-but, karena bisa terjadi setiapsaat dan kapan saja. Maka, per-lu kiranya ada penataan atauperencanaan tentang bencanabeserta penanggulangannyayang terarah dan terpadu, kare-na penanggulangan yang dila-kukan selama ini belum tera-rah, sistematis, dan terencana.Diperlukan suatu upaya pengu-rangan risiko bencana yangberbasis komunitas pendidikansebagai salah satu usaha untukmengurangi risiko bencana. Sa-lah satunya dengan memasuk-kan materi pelajaran tentanggempa dan tsunami sebagaimata pelajaran wajib bagi se-tiap siswa di semua tingkatan.

Kliplng Humos Un pod 200Q

Kurikulum pendidikan ber-basis mitigasi bencana ini ma-sih tersisih dari sistem pendi-dikan nasional kita. Untuk me-nelaah masalah ini, perlu kira-nya dikaji kembali visi dan mi-si pendidikan nasional kita, ter-utama di wilayah-wilayah yangsecara geografi rentan terhadapbencana gempa dan tsunami.

Masalah kerentanan terha-dap bencana ini haruslah men-jadi fokus utama pemerintah,untuk mengubah keadaan ben-cana gempa dan tsunami darisituasi kerentanan tinggi ke ka-pasitas rendah. Penting kitamelakukan assesment danmengolaborasi kemampuan 10-kal sebagai dasar utama dariaktivitas pengelolaan bencana.

Selama ini, masalah bencanatidak pemah ditangani menye-luruh. Hal ini disebabkan bebe-rapa hal, di antaranya tidakadanya kebijakan pemerintahyang integral sehingga bencanaditangani secara parsial, bah-kan antardepartemen sering ti-dak terjalin koordinasi. Lebihparah lagi, bencana hanya dita-ngani dengan pendekatan tang-gap darurat. Pascabencana,rakyat dibiarkan dengan pen-deritaan yang menimpanya.

Kasus gempa dan tsunamiAceh menjadi bukti nyata, rak-yat dibiarkan beberapa bulantanpa aktivitas dan hidup di pe-nampungan. Selain itu, peme-rintah tidak hanya lambat. Na-mun, juga jarang menyertakan

. masyarakatuntuk membahaspersoalan yang dibutuhkan danyang seharusnya dilakukan.

Selain itu, faktor analisis ke-rentanan juga kurang diperha-tikan. Korban seharusnya bisadiminimalisasi apabila ada ana-lisis kerentanan yang disertai--- - -

Page 2: Mitigasi Bencana - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/.../09/pikiranrakyat-20090907-mitigasibencana.pdf · manajemen bencana adalah langkah konkret dalam me-ngendalikan

kehati-hatian dini, sehinggarakyat terhindar bila teIjadibencana. Banyak pengalamanberharga yang dapat diambildari kejadian bencana alam,mulai dari cara penanganankorban yang selamat sampaipenguburan korban yang me-ninggal. Saat itu, penanganan-nya relatif lamban dan salingmelemparkan tanggung jawab.Hal ini teIjadi karena belumada ketentuan mengenai siapaatau lembaga mana yang palingberkompeten melakukan tin-dakan kontigensi.

Berbasiskan masyarakatPerlu kiranya dikaji tentang

rencana pembentukan organisa-si kebencanaan di tingkat keca-matan dan kota. Lembaga kon-tigensi harus segera dibentuk,sebagai perintab UU No.24/2.007, karena posisi geogra-fis Indonesia yang amat rentanbencana alamoBerdasarkan se-mangat tersebut, pemerintabdaerah harus membentuk ba-

dan.penan~angan bencanadaerab. Selain itu, komitmenantarpemerintab kabupatenfko-ta untuk membentuk lembagakontigensi mitigasi bencana didaerabnya masing-masing.

Petaka di Aceh yang skala ke-rusakannya amat mengejutkandunia, semeStinya menjadi pe-lajaran tentang betapa tak ber-dayanya suatu negara jika takmemiliki persiapan apa-apa.Oleh karena itu, baiknya kitaberusaba hidup menyesuaikandiri. Jepang dan AS adalab con-toh negara yang penduduknyatelab memabami benar dan si-ap menghadapi bencana gempadan tsunami. ltu sebagai kom-pensasi dari trauma akibat tsu-

_ namiyan,j.Te~Ijang Onagawa

dan Hawaii pada 1960.Semua upaya penanggulang-

an itu akan terpulang pada ke-pedulian masyarakat dan prog-ram pemerintab dalam mengu-rangi dampak bencana yang di-timbulkan. Masyarakat pentingdiberi pengetahuan tentangtanda-tanda kedatangan ge-lombang tsunami dan cara me-nyelamatkan diri. Bagi peme-rintab setempat, perlu kiranyasegera menetapkan tata ruangyang aman dari serangan gem-pa dan tsunami. ***

Penulis, staf pengajar ma-ta kuliah hukum internasionalpada Fakultas Hukum Univer-sitas Syiah Kuala, Darusallam,Banda Aceh, sedang mengam-bil Program Doktor pada Uni-versitas Padjadjaran di Bi-dang Kajian Utama Hukumlnternasional.