mioma uteri

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uterus adalah pertumbuhan jinak yang berkembang dari sel-sel otot polos dalam dinding uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal jugadengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Berdasarkan otopsi, novack menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Sedangkan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, myoma uteri ditemukan menjadi penyakit 5 besar yang ditemukan di poli kandungan sepanjang tahun ini. Beberapa upaya pengobatan yang sampai saat ini sudah dilakukan adalah dengan pembedahan, radioterapi dan observasi ( pada myoma yang masih kecil ) dengan kontrol setiap 3-6 bulan. Peran serta perawat dalam perawatan pasca bedah atau histerektomi sangat besar, bukan saja dalam hal perawatan luka bekas opersi tetapi juga kesiapan klien menghadapi kenyataan secara psikis. 1.2 Rumusan Masalah Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 1

Upload: ilhamul-laila

Post on 07-Feb-2016

135 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

askep mioma uter

TRANSCRIPT

Page 1: Mioma Uteri

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mioma uterus adalah pertumbuhan jinak yang berkembang dari sel-sel

otot polos dalam dinding uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya,

sehingga dalam kepustakaan dikenal jugadengan istilah fibromioma,

leiomioma, ataupun fibroid.

Berdasarkan otopsi, novack menemukan 27% wanita berumur 25 tahun

mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih

banyak. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 – 11,7% pada semua

penderita ginekologi yang dirawat. Sedangkan di RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, myoma uteri ditemukan menjadi penyakit 5 besar yang ditemukan

di poli kandungan sepanjang tahun ini.

Beberapa upaya pengobatan yang sampai saat ini sudah dilakukan

adalah dengan pembedahan, radioterapi dan observasi ( pada myoma yang

masih kecil ) dengan kontrol setiap 3-6 bulan.

Peran serta perawat dalam perawatan pasca bedah atau histerektomi

sangat besar, bukan saja dalam hal perawatan luka bekas opersi tetapi juga

kesiapan klien menghadapi kenyataan secara psikis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :

1. Bagaimana konsep teori penyakit Mioma Uteri.

2. Apa saja pengkajian pada klien yang mengalami penyakit Mioma Uteri.

3. Apa diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami Mioma Uteri.

4. Bagaimana rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami penyakit Mioma Uteri.

5. Bagaimana penerapan rencana yang telah disusun pada klien yang

mengalami penyakit Mioma Uteri.

6. Apa mengevaluasi klien yang mengalami Mioma Uteri.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 1

Page 2: Mioma Uteri

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui

asuhan keperawatan pada klien dengan myoma uteri.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mampu menjelaskan konsep teori penyakit Mioma Uteri.

2. Mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami

penyakit Mioma Uteri.

3. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien yang

mengalami Mioma Uteri.

4. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien

yang mengalami penyakit Mioma Uteri.

5. Mampu menerapkan rencana yang telah disusun pada klien yang

mengalami penyakit Mioma Uteri.

6. mampu mengevaluasi klien yang mengalami Mioma Uteri.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Dapat memahami konsep teori penyakit mioma uteri.

2. Dapat memahami patofisiologi penyakit mioma uteri sehingga bisa

menimbulkan masalah keperawatan.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 2

Page 3: Mioma Uteri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi

jaringan ikat. Nama lain : Leimioma Uteri dan Fibroma Uteri (Manuaba,

2001).

Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan

jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga

istilah Fibromioma, Leimioma ataupun Fibroid (Saifuddin, 1999). Mioma

uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya,sehingga

dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena

otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak

semua mioma uteri menimbulkan keluhan dan memerlukan tindakan operasi.

Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan

ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan.

Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim

(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam

rahim.(Lina Mardiana, 2007)

Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi karena

adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai

sebelum datang haid ( menarch ) dan akan mengalami pengecilan setelah mati

haid ( menapouse ). Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari

mioma uteri tetap membesar atau bertambah besar, kemungkinan degradasi

ganas menjadi sarcoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum

menarch, hal ini berarti bukan mioma uteri tetapi kista ovarium dan

kemungkinan besar menjadi ganas.

2.2 Etiologi

Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti,

namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa myoma

uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 3

Page 4: Mioma Uteri

Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon

estrogen.

Namun demikian, beberapa factor yang dapat menjadi factor

pendukung terjadinya mioma adalah : wanita usia 35-45 tahun, hamil pada

usia muda, genetic, zat-zat karsinogenik, sedangkan yang menjadi factor

pencetus dari terjadinya myoma uteri adalah adanya sel yang imatur dan

terjadi pada grandemultipara.

2.3 Patologi

Jika tumor dipotong, akan menonjol diatas miometrium sekitarnya

karena kapsulnya berkontraksi. Warnanya abu keputihan, tersusun atas

berkas- berkas otot jalin- menjalin dan melingkar- lingkar didalam matriks

jaringan ikat. Pada bagian perifer serabut otot tersusun atas lapisan konsentrik

dan serabut otot tersusun atas lapisan konsentrik serta serabut otot normal

yang mengelilingi tumor berorientasi sama. Antara tumor dan miometrium

normal, terdapat lapisan jaringan areolar tipis yang membentuk pseudokapsul,

tempat masuknya pembuluh darah kedalam mioma.

Pada pemeriksaan mikroskopis, kelompok – kelompok sel otot

berbentuk kumparan dengan inti panjang dipisahkan menjadi berkas – berkas

oleh jaringan ikat. Karena seluruh suplai darah mioma berasal dari beberapa

pembuluh darah yang masuk ke pseudokapsul, berarti pertumbuhan tumor

tersebut selalu melampaui suplai darahnya. Ini menyebabkan degenerasi,

terutama pada bagian tengah mioma. Mula – mula terjadi degenerasi hyalin,

mungkin menjadi degenerasi kistik, atau kialsifikasi dapat terjadi kapanpun

oleh ahli ginekologi pada abad ke –19 disebut sebagai “batu rahim”. Pada

kehamilan, dapat terjadi komplikasi. dengan dikuti ekstravasasi darah

diseluruh tumor yang memberikan gambaran seperti daging sapi mentah.

Kurang dari 0,1% terjadi perubahan tumor menjadi sarkoma.

2.4 Patofisiologi

Mioma Uteri terjadi karena adanya sel – sel yang belum matang dan

pengaruh estrogen yang menyebabkan submukosa yang ditandai dengan

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 4

Page 5: Mioma Uteri

pecahnya pembuluh darah dan intranurel, sehingga terjadi kontraksi otot

uterus yang menyebabkan perdarahan pervaginam lama dan banyak. Dengan

adanya perdarahan pervaginam lama dan banyak akan terjadi resiko tinggi

kekurangan volume cairan dan gangguan peredaran darah ditandai dengan

adanya nekrosa dan perlengketan sehingga timbul rasa nyeri.

Penatalaksanaan pada mioma uteri adalah operasi jika informasi tidak

adekuat, kurang support dari keluarga, dan kurangnya pengetahuan dapat

mengakibatkan cemas.

Pada post operasi terjadi akan terjadi terputusnya integritas jaringan

kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut.

Terputusnya integritas jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi dan

pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan

jaringan juga mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi

resiko tinggi infeksi.

Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat anestesi yang

mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan penurunan kesadaran sehingga

pola nafas tidak efektif .

2.5 Klasifikasi

Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.

1. Lokasi

Berdasarkan lokasinya dapat dibagi menjadi :

a. Servical ( 2,6 % ), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan

infeksi.

b. Isthmica ( 7,2 % ), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan

traktus urinarius.

c. Corporal ( 91 % ), merupakan lokasi paling lazim dan seringkali tanpa

gejala.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 5

Page 6: Mioma Uteri

2. Lapisan Uterus

Mioma uteri pada daerah korpus sesuai dengan lokasinya dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Mioma Uteri Subserosa

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai

tonjolan saja, dapat pula sebagai suatu massa yang dihubungkan dengan

uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di

dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter.

Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu

massa.perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di

sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari

tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus,

sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang

bebas dalam rongga peritoneum.

b. Mioma uteri Intramural

Berubah sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti

kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut

sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa

dan kadang – kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahin

dapat besaar, padat ( jaringan ikat dominan ), lunak ( jaringan otot

rahim dominan ).

c. Mioma Uteri Submukosa

Terletak dibawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun

tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui servikalis dan pada

keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi

2.6 Manifestasi Klinis

Adanya myoma tidak selalu memberikan gejala karena itu myoma

sering ditemukan tanpa disengaja, yaitu pada saat pemeriksaan ginekologik.

Gejala yang ditemukanpun sangat tergantung pada tempat sarang myoma itu

berada, besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi .

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 6

Page 7: Mioma Uteri

Adapun tanda-tanda yang umumnya terjadi adalah :

1. Tumor massa, dibawah perut.

Sering kali penderita pergi ke dokter oleh karena adanya gejala ini.

2. Perdarahan yang abnormal.

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenorea,

menorragi, dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa factor yang menjdi

penyebab perdarahan ini, antara lain adalah :

a. Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai

adenokarsinoma endometrium.

b. Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.

c. Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

d. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang

mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit

pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

3. Rasa Nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan

sirkulasi darah pada sarang myoma, yang disertai nekrosis setempat dan

peradangan

4. Gejala dan tanda penekanan.

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat moma uteri. Penekanan

pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat

menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter

dan hidronefrosis, pada rectum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesia,

pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan

edema tungkai dan nyeri panggul.

5. Infertilitas dan Abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan atau

menutup pars interstitial tuba, sedangkan mioma submukosum juga

memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 7

Page 8: Mioma Uteri

2.7 Penatalaksanaan

Penanganan yang dapat dilakukan ada 2 macam yaitu :

1. Penanganan konservatif

a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3 – 6

bulan.

b. Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.

c. Pemberian zat besi.

2. Penanganan operatif

Penanganan operatif bila :

a. Ukuran timor lebih besar dari ukuran uterus 12 – 14 minggu.

b. Pertumbuhan tumor cepat.

c. Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

d. Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

e. Hipermenorea pada mioma submukosa.

f. Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :

a. Enukleasi Mioma.

b. Histerektomi

c. Miomektomi.

3. Penanganan radioterapi

2.8 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun /

meningkat, Eritrosit : turun.

2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.

3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa,

konsistensi dan ukurannya.

4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.

5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat

menghambat tindakan operasi.

6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat

mempengaruhi tindakan operasi.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 8

Page 9: Mioma Uteri

2.9 Komplikasi

1. Pertumbuhan leimiosarkoma.

Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak

membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi

sesudah menopause.

2. Torsi (putaran tangkai).

Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami

putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami

gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak

gambaran klinik dari abdomenakut.

3. Nekrosis dan Infeksi.

Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-

kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam

hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi

sekunder.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 9

Page 10: Mioma Uteri

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN MIOMA UTERI

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan

secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan

data, pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose

keperawatan ( Depkes RI, 1991 ).

1. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun

imformasi (data-data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien

sesudah pembedahan Total Abdominal Hysterektomy and Bilateral

Salphingo Oophorectomy ( TAH-BSO ) adalah sebagai berikut :

a. Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan

pada usia 35 tahun keatas.

b. Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan berkurang

c. Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif dalam

menyesuaikan diri terutama terhadap perubahan yang terjadi pada

dirinya akibat tindakan TAH-BSO.

2. Keluhan Utama

Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri

karena terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.Rasa nyeri

setelah bedah biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji

pada rasa nyeri tersebut adalah :

a. Lokasi nyeri :

b. Intensitas nyeri

c. Waktu dan durasi

d. Kwalitas nyeri.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 10

Page 11: Mioma Uteri

3. Riwayat Reproduksi

a. Haid

Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri

tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada

masa menopause

b. Hamil dan Persalinan

1) Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma uteri

tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon

estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.

2) Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi

klien dan keluarga terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.

4. Data Psikologi.

Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap

emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang

terjadi. Organ reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita

melihat fungsi menstruasi sebagai lambang feminitas, sehingga

berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai hilangnya perasaan

kewanitaan.

Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani .

Beberapa wanita merasa cemas bahwa hubungan seksualitas terhalangi

atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien tentang dampak yang akan

terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.

5. Status Respiratori

Respirasi bisa meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat

terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang

atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala

terdapat secret pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam

dilaksalanakan segera pada klien yang memakai anaestesi general.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 11

Page 12: Mioma Uteri

6. Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang

harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi

tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus di observasi

dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.

7. Status Urinari

Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi,

klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6

sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat

kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.

8. Status Gastrointestinal

Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah

pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan

intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk

menghilangkan gas dalam usus.

9. Pemeriksaan Fisik

a. Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.

b. Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan

tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum douglasi.

c. Konsultasi padat, kenyal, permukaan tumor umumnya rata.

10. Pemeriksaan Luar

Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor

dapat terbatas atau bebas.

11. Pemeriksaan dalam

Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat

terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 12

Page 13: Mioma Uteri

PATHWAY KEPERAWATAN

Sel – sel yang belum matang Pangaruh Estrogen

Mioma Uteri

Sub Aerob Intamural Subberorerosa

Pecahnya pembuluh darah Gangguan Kontraksi otot Uterus Pembesaran Urat

Perdarahan pervaginam Penekanan organ lain lama dan banyak

Gangguan perdarahan darah Mual muntah

Nekrosa dan perlengketan Operasi

Pra operasi Post operasi

Informasi tdk adekuat Terputusnya jaringan kulit Pengaruh obat anestesi Krgnya Support sistem Robekan pd jaringan Gastrointestinal Kesadaran PernafasanSaraf perifer

Kurangnya pengetahuan Peristaltik Refleks batuk Ekspansi Rongga dada Mual, muntah Pola nafas tdk Pengembangan efektif paru tdk maks

Proses epilesasi Terpapar agen infeksius Anorexia Sesak napas

Pembatasan aktifitas

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 13

Resiko tinggiKekurangan cairan

Nyeri

Cemas

Nyeri akut

Gang. Pola nafas

Resiko tinggi infeksi

Perubahan pola aktifitas

Page 14: Mioma Uteri

3.2 Diagnosa KeperawatanPre Op :

1. Nyeri berhubungan dengan nekrosa dan perlengketan.

2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan

dan muntah.

3. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau

tindakan operasi.

Post op :

1. Nyeri akut berhubungan dengan robekan pada jaringan sayaf perifer.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidaknyamanan pasca

operasi.

3. Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan pembatasan aktivitas setelah

operasi.

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan

operasi.

3.3 Intervensi dan Rasionalisasi

Pre Op

1. Nyeri berhubungan dengan nekrosa dan perlengketan.

Tujuan : Nyeri dapat berkurang

Kriteria hasil :

a. Nyeri berkurang.

b. Menunjukkan postur tubuh rileks.

c. Kemampuan istirahat dan tidur dengan cukup.

Intervensi Rasionalisasi

1. Kaji tingkat nyeri pasien.

2. Ajarkan teknik relaksasi atau

distraksi untuk mengurangi nyeri.

3. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian obat analgetik.

1. Untuk mengetahui skala nyeri.

2. Pasien bisa dengan mandiri

mengurangi rasa nyeri.

3. Untuk mengurangi / menghilangkan

rasa nyeri pada pasien.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 14

Page 15: Mioma Uteri

2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan

dan muntah.

Tujuan : keseimbangan cairan yang adekuat dan turgor kulit baik.

Kriteria hasil :

a. Membran mukosa lembab.

b. Turgor kulit baik.

c. Pengisian kapiler cepat.

d. Tanda vital stabil.

Intervensi Rasionalisasi

1. Hitung balance cairan.

2. Pantau tanda – tanda vital.

3. Kolaborasi pemberian cairan

parentera

4. Kolaborasi pemberian antiametik

sesuai kebutuhan.

5. Pantau hasil laboratorium.

1. Untuk mengetahui tingkat dehidrasi

pasien.

2. Untuk mengetahui keadaan umum

pasien.

3. Untuk meminimalkan tingkat

dehidrasi pasien.

4. Untuk meminimalkan iritasi pada

lambung.

5. Untuk mengetahui peningkatan hasil

laboratorium.

3. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau

tindakan operasi.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas klien berkurang.

Kriteria hasil :

a. Menyatakan kesadaran perasaan cemas dan cara sehat sesuai.

b. Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.

c. Menunjukkan strategi koping efektif / keterampilan pemecahan

masalah.

Intervensi Rasionalisasi

1. Kaji ulang tingkat pemahaman

pasien.

2. Beritahu pasien tentang prosedur

1. Untuk mengetahui seberapa jauh

peningkatan pengetahuan pasien.

2. Untuk memberikan gambaran kepada

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 15

Page 16: Mioma Uteri

pra operasi.

3. Informasikan kepada keluarga

pasien atau orang terdekat tentang

rencana prosedur tindakan.

pasien.

3. Meminimalkan tingkat kecemasan

keluarga

Post Op

1. Nyeri akut berhubungan dengan robekan pada jaringan sayaf perifer.

Tujuan : Klien mengungkapkan penurunan nyeri.

Kriteria hasil :

a. Melaporkan nyeri terkontrol atau hilang.

b. Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi.

c. Menunjukkan penurunan tegangan, rileks.

Intervensi Rasionalisasi

1. Kaji tingkat nyeri pasien.

2. Atur posisi tidur senyaman

mungkin.

3. Ajarkan teknik relaksasi atau

distraksi untuk mengurangi nyeri.

4. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian obat analgetik.

1. Untuk mengetahui skala nyeri.

2. Dengan posisi yang nyaman nyeri

dapat berkurang.

3. Untuk mengurangi rasa nyeri.

4. Untuk mengurangi rasa nyeri.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidaknyamanan pasca

operasi.

Tujuan : pola nafas normal.

Kriteria hasil :

a. Mempertahankan pola nadas normal atau efektif.

b. Tidak sianosis.

Intervensi Rasionalisasi

1. Atur posisi kepala ekstensi atau

sesuai kebutuhan untuk

mempertahankan ventilasi.

2. Bantu pasien untuk merubah posisi

1. Untuk memperlancar jalan nafas.

2. Untuk mengefektifkan jalan nafas.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 16

Page 17: Mioma Uteri

bentuk dan nafas dalam.

3. Kaji adanya hipoksia.

4. Monitor respiratosi rate.

3. Untuk mengurangi terjadinya henti

nafas.

4. Untuk mengetahui perkembangan

jalan nafas.

3. Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan pembatasan aktivitas setelah

operasi.

Tujuan : Klien mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan.

Kriteria hasil :

a. Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dengan

menurunnya kelemahan dan kelelahan.

b. Memenuhi kebutuhan sendiri.

Intervensi Rasionalisasi

1. Pantau aktivitas yang dapat

dilakukan pasien.

2. Bantu pasien untuk ambulasi dini

dan tingkatkan aktivitas sesuai

kemampuan pasien.

3. Bantu pasien dalam pemenuhan

kebutuhan sehari – hari.

1. Untuk mengetahui tingkat

kelemahan pasien.

2. Untuk mengetahui tingkat

kemampuan pasien.

3. Untuk membantu dalam pemenuhan

kebutuhan pasien.

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan

operasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak ditemukan tanda –

tanda infeksi.

Kriteria hasil : Dapat menurunkan resiko infeksi.

Intervensi Rasionalisasi

1. Monitor luka operasi. 1. Untuk mengetahui keadaan luka

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 17

Page 18: Mioma Uteri

2. Rawat luka sesuai prinsip.

3. Pertahankan cuci tangan sebelum

dan sesudah tindakan.

4. Monitor tanda – tanda vital.

5. Kolaborasi pemberian antibiotik

sesuai indikasi

pada pasien.

2. Pertahankan cuci tangan sebelum

dan sesudah tindakan.

3. Untuk menghindari terjadinya

penularan penyakit.

4. Untuk mengetahui keadaan umum

pasien.

5. Untuk mencegah terjadinya infeksi.

3.4 Evaluasi

Pre Op :

1. Nyeri berkurang.

2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh dapat diatasi

3. Cemas berkurang.

Post op :

1. Nyeri berkurang.

2. Pola nafas efektif.

3. Klien dapat beraktifitas kembali.

4. Tidak terjadi infeksi.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 18

Page 19: Mioma Uteri

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan, maka kesimpulan pada

makalah ini adalah, sebagai berikut :

a. Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan

ikatnya,sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya

dominan dan lunak karena otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri

sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri menimbulkan keluhan

dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak

memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara kebetulan saat

pemeriksaan.

b. Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat

berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan

standar keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan

diagnosa mioma uterus.

4.2 Saran

Dari paparan yang telah dijelaskan, maka kami sebagai penulis

memberikan beberapa saran, antara lain :

1. Diharapkan kita sebagai perawat hendaklah menerapkan atau

mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan mioma uteri ,

sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan secara optimal.

2. Bagi pembaca agar mengetahui konsep asuhan keperawatan dengan

mioma uteri sebagaimana mestinya saat melaksanakan asuhan

keperawatan.

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 19

Page 20: Mioma Uteri

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2000) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC

Doenges, M.E. (1999) Rencana Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC

Manuaba, I. (2001) Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi

Dan KB. Jakarta : EGC

Saifuddin, AB. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Brunner dan Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Vol Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta. 2001.

http://evamarialewedalu.blogspot.com/2012/06/askep-mioma-uteri.html

http://kartikareinkarnasi.blogspot.com/2011/12/askep-myoma-uteri-terbaru.html

Asuhan Keperawatan Mioma Uterus 20