minuman keras oplosan

4
Minuman Keras Oplosan dan solusi tuntas dalam islam Minuman keras (miras) oplosan yang telah merenggut banyak korban jiwa di sejumlah daerah kian meresahkan masyarakat. Pihak yang berwajib pun menggencarkan razia di berbagai tempat guna mengantisipasi peredaran miras oplosan. Berbagai bahan berbahaya dicampur ke dalam minuman tersebut, mulai dari lotion anti nyamuk hingga jamur kotoran sapi untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Salah satu bahan yang umum digunakan untuk mencampur miras adalah methyl alcohol atau metanol. Biasanya metanol digunakan dalam dunia industri atau dijumpai sebagai penghapus cat atau lebih dikenal sebagai tiner. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI dr Eka Viora SpKJ mengatakan, metanol sering digunakan dalam minuman keras oplosan. Yang mengonsumsinya akan menyebabkan alcohol poisoning atau keracunan metanol hingga berujung kematian. "Bayangkan kalau minum metanol sama dengan kita minum formalin. Reaksinya dapat merusak jaringan saraf pusat, otak, pencernaan, hingga kasus kebutaan," jelas dr Eka saat acara Bahaya Miras Oplosan, di Ruang Mahar Marjono, Kantor Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis (11/12/2014). Pemerintah mengaku kesulitan untuk membasmi minuman keras oplosan di kalangan masyarakat. Pasalnya, penegakan hukum terkait minuman keras oplosan masih jalan di tempat. Secara keseluruhan maraknya peredaran minuman keras disekitar kita telah mencapai tingkatan yang amat memprihatinkan. Kebiasaan mengkonsumsi barang haram ini demikian meluas, bukan hanya pada orang dewasa melainkan juga anak-anak remaja telah banyak yang kecanduan miras. Padahal mengkomsumsi minuman alkohol secara berlebihan bagi kalangan remaja dapat mempengaruhi kondisi perilaku perubahan psikologis mereka, serta kehilangan daya konsentrasi mereka dalam belajar yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar mereka di sekolah. Kasus perkelahian antar pelajar yang kini marak terjadi, disebabkan oleh perilaku mereka mengkomsumsi miras yang

Upload: lysia-ely

Post on 21-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Minuman Keras Oplosan dan solusi tuntas dalam islamMinuman keras (miras) oplosan yang telah merenggut banyak korban jiwa di sejumlah daerah kian meresahkan masyarakat. Pihak yang berwajib pun menggencarkan razia di berbagai tempat guna mengantisipasi peredaran miras oplosan. Berbagai bahan berbahaya dicampur ke dalam minuman tersebut, mulai dari lotion anti nyamuk hingga jamur kotoran sapi untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Salah satu bahan yang umum digunakan untuk mencampur miras adalah methyl alcohol atau metanol. Biasanya metanol digunakan dalam dunia industri atau dijumpai sebagai penghapus cat atau lebih dikenal sebagai tiner. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI dr Eka Viora SpKJ mengatakan, metanol sering digunakan dalam minuman keras oplosan. Yang mengonsumsinya akan menyebabkan alcohol poisoning atau keracunan metanol hingga berujung kematian."Bayangkan kalau minum metanol sama dengan kita minum formalin. Reaksinya dapat merusak jaringan saraf pusat, otak, pencernaan, hingga kasus kebutaan," jelas dr Eka saat acara Bahaya Miras Oplosan, di Ruang Mahar Marjono, Kantor Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis (11/12/2014).Pemerintah mengaku kesulitan untuk membasmi minuman keras oplosan di kalangan masyarakat. Pasalnya, penegakan hukum terkaitminuman keras oplosanmasih jalan di tempat. Secara keseluruhan maraknya peredaran minuman keras disekitar kita telah mencapai tingkatan yang amat memprihatinkan. Kebiasaan mengkonsumsi barang haram ini demikian meluas, bukan hanya pada orang dewasa melainkan juga anak-anak remaja telah banyak yang kecanduan miras. Padahal mengkomsumsi minuman alkohol secara berlebihan bagi kalangan remaja dapat mempengaruhi kondisi perilaku perubahan psikologis mereka, serta kehilangan daya konsentrasi mereka dalam belajar yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar mereka di sekolah. Kasus perkelahian antar pelajar yang kini marak terjadi, disebabkan oleh perilaku mereka mengkomsumsi miras yang menyebabkan daya emosi mereka tak terkendali. Disamping itu, kebiasaan mengkonsumsi miras dapat mengundang banyak penyakit berbahaya seperti sirosis hepatis, kanker hati, penyakit jantung dan pembuluh darah serta gangguan daya ingat dan berbagai penyakit saraf lainnya.Laporan WHO mengenai Alkohol dan Kesehatan 2011 menyebutkan sebanyak 320.000 orang usia 15-29 tahun meninggal di seluruh dunia setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol. Jumlah itu mencapai sembilan persen dari kematian usia tersebut. Di Indonesia sendiri setidaknya 18.000 orang setiap tahunnya juga kehilangan nyawa karenanya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa maraknya miras oplosan disebabkan pelanggaran produksi miras. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok salah satunya. Bahkan Gubernur DKI Jakarta ini meminta produksi miras berizin dibebaskan atau dengan kata lain Ahok ingin melegalisasi produksi miras. Pernyataan kontoversial ini segera menuai kritik dari berbagai pihak. Pasalnya disaat produksi miras belum lagi berizin secara resmi, berbagai kerusakan yang diakibatkan menenggak minuman ini telah amat meresahkan dan tidak diragukan lagi bahwa miras adalah pangkal kejahatan. Mulai dari pembunuhan, tawuran, hingga pemerkosaan. Belum lagi kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pengendara yang mabuk.

Ketua PBNU Prof KH Said Aqil Siradj menilai maraknya peredaran minuman keras (miras) lantaran tidak ada tindakan tegas dari pemerintah dan aparat hukum dalam menghukum pelakunya. Menurut beliau, banyak peraturan daerah dan hukum yang mengatur miras, namun tak satu pun yang dapat mencegah dan memberikan efek jera terhadap pelaku, meskipun sudah menelan banyak korban jiwa.Permasalahan miras di Indonesia sesungguhnya berpangkal dari penerapan sistem kapitalisme. Sistem tersebut dinilai selalu membuka ruang bermunculannya bisnis haram termasuk miras. Prinsipnya, selama ada permintaan pasar, menguntungkan bagi pengusaha dan ada pemasukan buat negara, maka bisnis apapun termasuk yang merusak masyarakat akan difasilitasi. Padahal merupakan tugas Negara untuk melindungi seluruh rakyatnya dari berbagai produk yang berbahaya, terlebih lagi miras yang jelas-jelas merupakan sumber utama kriminalitas dan kerusakan moral generasi bangsa, meskipun secara ekonomi bernilai tinggi.Islam sendiri dengan tegas mengharamkan miras (khamr), Allah SWT berfirman :Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(QS.al-Maidah : 90)Demikian pula Rasulullah SAW telah memperingatkan bahaya miras dalam hadits :Jauhilah khamr, karena sesungguhnya ia adalah kunci semua keburukan(HR. al-Hakim dan al-Baihaqi)Islam juga mengharamkan semua hal yang terkait dengan khamr (miras), termasuk produksi, penjualan, kedai serta uang/penghasilan yang didapat dari bisnis ini. Rasul saw bersabda:Allah melaknat khamr dan melaknat orang yang meminumnya, yang menuangkannya, yang memerasnya, yang minta diperaskan, yang membelinya, yang menjualnya, yang membawakannya, yang minta dibawakan, yang makan harganya(HR. Ahmad)Karena itu sistem Islam akan melarang produksi khamr (miras), penjualannya, tempat-tempat yang menjualnya, peredarannya dsb. Orang yang melanggarnya berarti melakukan tindakan kriminal dan dia harus dikenai sanksi. Dengan semua itu, syariah Islam menghilangkan pasar miras, membabat produksi miras, penjualan, peredarannya dan tempat penjualannya di tengah masyarakat. Dengan itu Islam telah menutup pintu dari banyak keburukan. Islam menyelamatkan masyarakat dari semua bahaya yang mungkin timbul karena miras.Sejarah mencatat, Daulah Khilafah Islamiyah sebagai satu-satunya institusi yang menaungi umat Islam, meskipun memiliki cakupan wilayah yang amat luas, namun angka kriminalitasnya amat rendah. Catatan pengadilan yang berumur ratusan tahun, yang mendokumentasikan prestasi sistem sanksi syariah Islam sejak zaman Khilafah hingga saat ini di Timur Tengah, menunjukkan betapa rendahnya tingkat kriminalitas. Selama ratusan tahun syariah diterapkan, tercatat hanya beberapa ratus pencuri yang dihukum. Sementara itu dalam masyarakat Kapitalis sekarang ini, tindak pencurian dan bentuk kejahatan lain bisa terjadi tiap beberapa menit saja. Allah SWT berfirman :

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS Al Maidah : 50)Allahu Alam