miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai tinggi, baik ditinjau secara ekologis, ilmu pengetahuan, rekreasi, seni dan kebudayaan. Studi tentang burung sangatlah penting, karena dengan melakukan studi mengenai burung dan habitatnya dapat diketahui perubahan yang terjadi dalam suatu ekosistem karena burung merupakan spesies yang dinamis dan dapat merespon perubahan yang terjadi pada areal hutan. Burung termasuk organisme yang paling dikenal di antara keanekaragaman hayati bumi. Meskipun demikian, kuantitas pengetahuan tentang jenis serta kawasannya masih kurang lengkap. Kekurangan ini merupakan suatu tantangan dalam kegiatan konservasi burung (Bibby, 2000 dalam Ahmad dan Fajar, 2013). Hal yang paling pokok dalam deskripsi avifauna suatu lokasi adalah daftar jenis. Suatu daftar jenis akan dapat memperlihatkan suatu keanekaragaman jenis yang terdapat pada suatu lokasi. Nilai keanekaragaman burung sangat berkaitan erat dengan tipe habitat. (Corlett, 1999 dalam Ahmad dan Fajar, 2013). Blue Lagoon adalah suatu obyek wisata pemandian yang berlokasi di Desa Dalem, Widodomartani. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya, nama resmi pemandian ini adalah Pemandian Tirta Budi. Lantaran airnya yang 1

Upload: ratihsukmaresi

Post on 29-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

biologi, ornitology

TRANSCRIPT

Page 1: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Burung merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai tinggi,

baik ditinjau secara ekologis, ilmu pengetahuan, rekreasi, seni dan kebudayaan.

Studi tentang burung sangatlah penting, karena dengan melakukan studi mengenai

burung dan habitatnya dapat diketahui perubahan yang terjadi dalam suatu

ekosistem karena burung merupakan spesies yang dinamis dan dapat merespon

perubahan yang terjadi pada areal hutan. Burung termasuk organisme yang paling

dikenal di antara keanekaragaman hayati bumi. Meskipun demikian, kuantitas

pengetahuan tentang jenis serta kawasannya masih kurang lengkap. Kekurangan

ini merupakan suatu tantangan dalam kegiatan konservasi burung (Bibby, 2000

dalam Ahmad dan Fajar, 2013).

Hal yang paling pokok dalam deskripsi avifauna suatu lokasi adalah daftar

jenis. Suatu daftar jenis akan dapat memperlihatkan suatu keanekaragaman jenis

yang terdapat pada suatu lokasi. Nilai keanekaragaman burung sangat berkaitan

erat dengan tipe habitat. (Corlett, 1999 dalam Ahmad dan Fajar, 2013).

Blue Lagoon adalah suatu obyek wisata pemandian yang berlokasi di Desa

Dalem, Widodomartani. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya, nama

resmi pemandian ini adalah Pemandian Tirta Budi. Lantaran airnya yang jernih

dan biru, banyak anak muda menyebutnya Blue Lagoon meskipun kecil dan jauh

berbeda dengan Blue Lagoon yang ada di Iceland. Blue Lagoon berada di

pedesaan dimana lingkungannya masih sangat asri dan jauh dari hiruk pikuk

perkotaan,. Di sekitar lokasi pemandian adalah persawahan dan perkebunan

warga. Pemandian ini berada di aliran Kali Tepus. Pada musim penghujan,

kedung ini akan menyatu dengan aliran air Kali Tepus. Obyek wisata pemandian

Blue Lagoon ramai dikunjungi terutama ketika akhir pekan dan hari libur. Tentu

saja orang-orang datang ke sana untuk berenang atau bermain air. Daya tarik dari

obyek wisata ini adalah karena air pemandian yang sangat jernih dan bersih. Suara

gemericik air, suara cicit burung dan angin yang menggesek daun-daun bambu

adalah melodi alam yang juga menjadi pesona tersendiri bagi para pengunjung.

1

Page 2: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

Kini Desa Dalem telah menjadi Desa Wisata Blue Lagoon. Desa wisata ini

mengandalkan pemandian Blue Lagoon itu sendiri. Selain itu, bagi pengunjung

yang bosan dengan suasana kota, dan ingin mencoba untuk live in disana, telah

disediakan homestay. Wisatawan dapat berbaur bersama warga, tinggal di

homestay, mencicipi sego wiwit, es dung-dung hingga belajar membatik. Untuk

semakin menarik wisatawan tentunya perlu adanya inovasi dan eksplorasi ataupun

kreatifitas dari warga Desa Dalem. Selain dari segi hiburan, social, dan budaya,

dapat pula menarik wisatawan dari segi pendidikan dan wisata alam pedesaan

yang khas. Salah satunya yaitu dengan wisata alam Desa Dalem dengan kegiatan

birdwatching yaitu melihat atau mengamati burung-burung yang ada. Selain untuk

hiburan para wisatawan, kegiatan ini dapat pula bermanfaat di segi pendidikan,

bahkan nantinya dapat menjadi rujukan penelitian.

Oleh karena hal tersebut, perlu dilakukan kegiatan survei maupun

monitoring, agar dapat membantu memberikan informasi yang dapat digunakan

sebagai referensi bagi pihak pengelola maupun warga Desa Dalem. Diharapkan

dari hasil survei maupun monitoring akan didapat informasi untuk digunakan

dalam pengelolaan Desa Wisata Blue Lagoon yang lebih baik lagi dan dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat di dalam dan sekitar kawasan secara lestari.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian miniriset ini adalah:

1. Bagaimana keanekaragaman jenis burung yang ditemukan di Obyek Wisata

Blue Lagoon, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta?

2. Bagaimana kelimpahan burung yang ditemukan di Obyek Wisata Blue Lagoon,

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian miniriset ini adalah:

1. Mengetahui keanekaragaman jenis burung yang ditemukan di Obyek Wisata

Blue Lagoon, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

2. Mengetahui kelimpahan burung yang ditemukan di Obyek Wisata Blue

Lagoon, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

2

Page 3: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Waktu pengambilan data dilaksanakan selama tiga hari, yaitu:

1. Rabu, 14 Oktober 2015, pada pagi dan sore hari.

2. Sabtu, 14 November 2015, pagi hari.

3. Minggu, 15 November 2015, sore hari.

Tempat penelitian berada di Objek Wisata Blue Lagoon, Widodomartani,

Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

B. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode jelajah

di dalam dan sekitar area Objek Wisata Blue Lagoon. Metode sensus burung yang

dilakukan dengan menggunakan metode Tingkat Pertemuan (Encountered rates).

Setiap jenis burung yang ditemukan diidentifikasi dan dihitung jumlah

individunya, didata dalam sebuah tabel. Pencatatan data meliputi; jenis burung,

jumlah burung, habitat, aktivitas. Pengambilan data dilakukan dua kali dalam

sehari, yaitu pagi hari pukul 06.00-09.00 dan sore hari 15.30-17.30 WIB selama

tiga hari. Identifikasi jenis burung menggunakan buku panduan lapangan burung-

burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. (MacKinnon et all, 2010).

C. Alat dan Bahan

1. Binokuler

2. Buku catatan

3. Alat tulis

4. Buku panduan pengenalan jenis burung (Field Guide) yaitu MacKinnon

Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan.

5. Kamera

6. Jam tangan

3

Page 4: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

D. Teknik Analisis Data

1. Keanekaragaman Jenis Burung

Burung yang ditemui selama pengamatan dimasukkan ke dalam tabel

berikut:

Tabel. Keanekaragaman Jenis Burung di Objek Wisata Blue Lagoon

Familia NoNama

Indonesia

Nama

Ilmiah

Jumlah

Individu

Indeks kekayaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang

diadopsi dari Margalef (1958) dalam Ismawan, dkk (2015):

R=S−1ln N

Keterangan:

R = indeks kekayaan jenis

S = jumlah total jenis dalam suatu habitat

N = jumlah total individu dalam suatu habitat

dengan kriteria:

R < 2,5 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang rendah

2,5> R > 4 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang sedang

R > 4 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang tinggi

2. Kelimpahan relatif

Kelimpahan burung didapat dari perhitungan jumlah dari setiap jenis

burung yang ada. Perhitungan indeks kelimpahan relative (IKR) dihitung

dengan persamaan yang diadopsi dari Krebs (1978) yaitu:

IKR=∑ individu spesies ke−i(¿)

∑ total individu (N )x100 %

Kategori:

IKR = > 20 % Tinggi

IKR = 15 – 20% Sedang

IKR = < 15 % Rendah

4

Page 5: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman dan Kekayaan Jenis Burung

Keragaman merupakan sifat komunitas yang menunjukkan tingkat

keanekaragaman jenis organisme yang ada di dalamnya. Menurut Krebs (1978)

keragaman (diversity) yaitu banyaknya jenis yang biasanya diberi istilah kekayaan

jenis (species richnes). Odum (1971) diacu dalam Djunaidah (1994) mengatakan

bahwa keragaman jenis tidak hanya berarti kekayaan atau banyaknya jenis, tetapi

juga kemerataan (evenness) dari kelimpahan individu tiap jenis. Keanekaragaman

merupakan khas bagi suatu komunitas yang berhubungan dengan banyaknya jenis

dan jumlah individu tiap jenis sebagai komponen penyusun komunitas (Helvoort

1981).

Pengamatan dilakukan selama tiga hari, empat kali waktu pengamatan,

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel. Keanekaragaman Jenis Burung di Obyek Wisata Blue Lagoon

Familia No Nama Indonesia Nama IlmiahJumlah Individu

Alcedinidae

1 Cekakak jawa Halcyon cyanoventris 2

2 Cekakak sungai*) Todiramphus chloris 7

3 Raja udang meninting*) Alcedo meninting 8

Apodidae4 Walet linci Collocalia linchi 82

5 Walet sarang Collocalia sp. 2

Chloropseidae 6 Cipoh kacat Aegithina tiphia 4

Cisticilidae

7 Cici Padi Cisticola juncidis 5

8 Perenjak Coklat Prinia polychroa 1

9 Perenjak Padi Prinia inornata 1

Columbidae10 Delimukan zamrud Chalcophaps indica 2

11 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 6

Cuculidae 12 Kedasi hitam Surniculus lugubris 4

Dicaeidae 13 Cabai jawa Dicaecum trochileum 1

Estrildidae14 Bondol jawa Lonchura leucogastroides 227

15 Bondol peking Lonchura punctulata 5

5

Page 6: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

Hirundinidae 16 Layang-layang asia Hirundo rustica 9

Nectariniidae17 Burung madu kelapa*) Anthreptes malacensis 1

18 Burung madu sriganti*) Cinnyris jugularis 7

Passeridae 19 Burung-gereja erasia Passer montanus 1

Pellorneidae 20 Pelanduk semak Malacocincla sepiaria 6

Picidae 21 Caladi sp. Dendrocopos sp. 1

Pycnonotidae 22 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 17

Total Individu 399

Total jenis burung yang dijumpai adalah 22 jenis, terdiri dari 14 suku dan 20

marga. Suku yang memiliki jumlah jenis terbanyak adalah Alcedinidae dan

Cisticilidae yaitu masing-masing 3 jenis. Terdapat 4 jenis burung yang dilindungi

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7. 1999. Pengawetan Jenis Tumbuhan

dan Satwa. Jakarta : Departemen Kehutanan, yaitu Cekakak Sungai, Raja Udang

Meninting, Burung Madu Sriganti, dan Burung Madu Kelapa. Meskipun

demikian, berdasarkan instruksi menteri dalam negeri nomor 29 tahun 1994

tentang larangan untuk semua jenis burung, maka 22 jenis burung tersebut harus

dilindungi dan tidak boleh diburu.

Keragaman burung di lokasi pengamatan dapat dinilai dengan menggunakan

indeks kekayaan jenis (R). Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa kekayaan

jenis burung sebesar 3,5. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kekayaan jenis di

Obyek Wisata Blue Lagoon sedang.

B. Kelimpahan Jenis Burung

Kelimpahan adalah istilah umum yang digunakan untuk suatu populasi

satwa dalam hal jumlah yang sebenarnya dan kecenderungan naik turunnya

populasi atau keduanya (Shaw 1985 diacu dalam Mahmud 1991).

Total jumlah individu yang ditemukan adalah 22 jenis dengan total 339

individu. Berikut adalah gambaran kelimpahan jenis burung di Obyek Wisata

Blue Lagoon:

6

Page 7: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

Cekak

ak ja

wa

Raja ud

ang m

enin

ting

Wale

t sara

ng-p

utih

Cici Pa

di

Peren

jak Pa

di

Tekuk

ur bi

asa

Cabai

jawa

Bondo

l pek

ing

Burun

g mad

u kela

pa

Burun

g-ge

reja e

rasia

Caladi

sp.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Diagram. Kelimpahan Jenis Burungdi Obyek Wisata Blue Lagoon

Jenis Burung

Nil

ai I

KR

Kelimpahan relatif jenis burung pada seluruh lokasi penelitian berkisar

antara 0,003 – 0,569. Angka ini menunjukkan jumlah individu suatu jenis

terhadap jumlah total individu jenis yang ditemukan. Jenis yang paling melimpah

adalah Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) dari suku Ploceidae kemudian

Walet linci (Collocaila linchi) dari suku Apodidae.

Bondol Jawa memiliki indek kelimpahan 0,569. Bondol jawa banyak sekali

berada di persawahan di sekitar area mata air Blue Lagoon. Seperti yang ditulis

pada website Kutilang Indonesia bahwa Bondol Jawa mudah dijumpai,

mengunjungi semua jenis lahan pertanian dan lahan berumput alami sampai

ketinggian 1.500 m. Membentuk kelompok selama musim panen padi, tetapi

biasanya hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Mencari makan di atas

tanah atau memetik biji dari bulir rumput. Menghabiskan banyak waktunya

dengan bersuara kerikan gaduh dan menyelisik di pohon-pohon besar.

Persebarannya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok. Diintroduksi ke

Singapura dan semenanjung Malaysia. Populasi di Sumatera juga diduga hasil

introduksi.

Walet linci memiliki indeks kelimpahan 0,206. Walet linci banyak dijumpai

di seluruh area Obyek Wisata Blue Lagoon. Seperti yang ditulis pada website

Kutilang Indonesia bahwa Terdapat di beberapa tempat di Sumatera (mungkin di

7

Page 8: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

sepanjang Bukit Barisan, tetapi spesimen museum hanya dari Peg. Leuser dan

Lampung) dan Kalimantan (G. Kinabalu). Di Jawa (termasuk pulau-pulau di L.

Jawa) dan Bali, walet yang paling umum terdapat di semua ketinggian. Ada di

semua tipe hutan dan lahan pertanian. Menukik untuk minum di sungai atau

kolam pada sore hari. Kelimpahan spesies burung Walet Linci yang tinggi

berkaitan dengan perilaku dan kemampuan burung dalam memanfaatkan habitat.

Bila dilihat dari ketersediaan sumber pakannya, burung walet memiliki sumber

pakan yang melimpah pada lokasi penelitian, yaitu berupa serangga.

Kelimpahan burung yang rendah dapat disebabkan oleh ketersediaan pakan

burung pada habitat tersebut sedikit, adanya persaingan antar spesies dalam

mencari makan dan adanya persaingan dalam mempertahankan daerah

teritorialnya. Selain aktivitas manusia, gangguan terhadap habitat seperti suara

bising yang ditimbulkan oleh manusia juga dapat mempengaruhi keragaman jenis

burung di lokasi penelitian, karena lokasi penelitian merupakan Obyek Wisata

yang cukup sering dikunjungi sepanjang pagi sampai sore hari.

8

Page 9: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap burung di Obyek Wisata Blue

Lagoon, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat 399 individu terdiri dari 22 jenis burung, 20 marga, dan 14 suku.

Suku yang paling banyak jenis nya adalah Alcedinidae dan Cisticilidae.

2. Terdapat 4 jenis burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 7. 1999. Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Jakarta : Departemen

Kehutanan, yaitu Cekakak Sungai, Raja Udang Meninting, Burung Madu

Sriganti, dan Burung Madu Kelapa

3. Kekayaan jenis burung termasuk kategori sedang.

4. Jenis burung yang kelimpahannya tinggi adalah Bondol Jawa dan Walet Linci,

sedangkan 20 jenis lainnya kelimpahannya rendah.

B. Saran

Perlu penelitian lebih lanjut untuk memonitoring jenis burung di Obyek

Wisata Blue Lagoon, karena obyek wisata semakin dikembangkan dan perlu

diketahui bagaimana dampaknya terhadap keberadaan burung. Bagi pengelola

diharapkan dapat memperhatikan keberadaan burung karena yang bertanggung

jawab terhadap pengembangan lokasi. Bagi pengunjung diharapkan agar

berwisata dengan tetap menjaga keberadaan flora fauna di lokasi dan sekitarnya.

Bagi semua pihak diharapkan dapat ikut menjaga dan melestarikan alam.

9

Page 10: miniriset keanekaragaman dak kelimpahan jenis burung di obyek wisata blue lagoon yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

Bibby, C., M. Jones, S. Marsdens. 2000. Teknik-teknik Ekspedisi Lapangan Survey Burung. Bogor: Birdlife International-Indonesia programme.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzati, Nur Sita, dan Aunurohim Jurusan Biologi. 2013. Keanekaragaman Burung di Beberapa Tipe Habitat Bentang Alam Mbeliling Bagian Barat Flores. Paper. Surabaya: ITS.

Helvoort, B.V. 1981. Bird Populations in The Rural Ecosistems of West Java.

Ismawan, Asa, dkk. 2015. Artikel. Kelimpahan dan Keanekaragaman Burung di Prevab Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur.

Krebs, C.J. 1978. Ecological Methodology. Harper dan Row, Publisher, New York.

MacKinnon, J., Phillipps, K., & Van Balen, S. 2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor: Birdlife dan Puslitbang Biologi LIPI.

Mahmud, A. 1991. Kelimpahan dan Pola Penyebaran Burung-burung Merandai di Cagar Alam Pulau Rambut. Skripsi. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Nature Conservation Depertment. Netrherlands.Krebs, C.J. 1978. Ecological Methodology. New York : Harper dan Row, Publisher.

Peraturan Pemerintah Nomor 7. 1999. Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Jakarta : Departemen Kehutanan,

Yanuar, Ahmad, dan Fajar Dwi N A. 2013. Keanekaragaman Burung di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baung Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur. Surabaya: BBKSDA Jawa Timur.

http://www.kutilang.or.id/2011/11/17/bondol-jawa/

http://www.kutilang.or.id/2013/02/14/walet-linci/

10