mini cex hpp

5
Identitas pasien Nama: Sari , tahun, Anamnesis P. Fisik P. Penunjang Diagnosis -keluar darah dari kemaluan sejak 1 jam yang lalu. -pasien baru melahirkan spontan di bidan 1 jam yang lalu, plasenta lahir spontan lengkap 1 buah. KU: sedang Kes: CMC TD: 100/60 mmHg Nd: 102x/menit Nf: 20x/menit T: 36,8 O C P1A0H1 post partus maturus Abdomen I: perut tidak tampak membuncit, sikatrik (-), striae (+) Pa: FUT 2 jari Bawah pusat, keras, bulat Per: timpani Aus: BU (+) normal Genitalia I: tampak darah keluar dari introitus vagina Inspekulo: Tampak darah keluar dari dinding vagina

Upload: bhatubim

Post on 08-Feb-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hpp

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Cex Hpp

Identitas pasien

Nama: Sari , tahun,

Anamnesis P. Fisik P. Penunjang Diagnosis

-keluar darah dari

kemaluan sejak 1

jam yang lalu.

-pasien baru

melahirkan spontan

di bidan 1 jam yang

lalu, plasenta lahir

spontan lengkap 1

buah.

KU: sedang

Kes: CMC

TD: 100/60 mmHg

Nd: 102x/menit

Nf: 20x/menit

T: 36,8OC

P1A0H1 post

partus maturus

Abdomen

I: perut tidak tampak

membuncit, sikatrik (-), striae

(+)

Pa: FUT 2 jari Bawah pusat,

keras, bulat

Per: timpani

Aus: BU (+) normal

Genitalia

I: tampak darah keluar dari

introitus vagina

Inspekulo:

Tampak darah keluar dari

dinding vagina

Page 2: Mini Cex Hpp

DISKUSI

Definisi Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah

bayi lahir. Sumber perdarahan PPP dapat berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan

jalan lahir dan jaringan sekitarnya. PPP merupakan salah satu penyebab kematian ibu

disamping perdarahan karena kehamilan ektopik dan abortus. PPP yang dapat menyebabkan

kematian ibu 45 % terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu

setelah bayi lahir, dan 82-88% dalam 2 minggu setelah bayi lahir.1

PPP dapat dibedakan menjadi PPP primer yang terjadi dalam 24 jam pertama dan

biasa disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, dan sisa plasenta, dan kadang akibat

inversio uteri. Sementara PPP sekunder, terjadi setelah 24 jam persalinan, biasa disebabkan

oleh sisa plasenta. 1

Penyebab HPP juga dapat dibagi menjadi 4 T’s, yaitu tone, tissue, trauma,

thrombosis.

Tone (tonus), mencakup atonia uteri dan kegagalan kontraksi dan retraksi serat otot

myometrium. Overdistensi uterus merupakan faktor risiko utama atonia uteri. Hal ini dapat

disebabkan oleh kehamilan multipel, makrosomia, polihidramnion, atau hidrosefalus,

abnormalitas struktur uterus, atau kegagalan untuk melahirkan plasenta dan distensi akibat

darah sebelum/setelah kelahiran plasenta. Kontraksi myometrium yang lemah biasa

disebabkan oleh kelelahan akibat persalinan lama atau terlalu cepat, terutama bila diinduksi.

Penyebab lain mencakup obat-obatan (anestesi, nitrat, NSAID, MgSO4, nifedipin), plasenta

pada segmen bawah uterus, toxin bakteri, hipoksia (abrutio plasenta) dan hipotermia. 2

Tissue, mencakup adanya sisa plasenta yang tertahan dan darah yang tertahan. Sisa

plasenta lebih sering terjadi pada kehamilan preterm (<24 minggu) dengan perdarahan masif.

Temuan terakhir menunjukkan pemberian misoprostol untuk terminasi kehamilan pada

trimester 2 memberikan penurunan bermakna pada kejadian tertahannya plasenta jika

dibanding pemberian prostaglandin atau salin hipertonik intrauterin. Selain itu dapat terjadi

kegagalan pemisahan plasenta seutuhnya pada plasenta akreta dan variannya. 2

Trauma, dapat muncul spontan atau akibat manipulasi untuk melahirkan bayi seperti

secsio sesarea. Pertolongan persalinan yang manipulative dan traumatic akan memudahkan

robekan jalan lahir, sehingga dihindarkan memimpin persalinan saat pembukaan serviks

belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum,

trauma forceps atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstraksi. Pemeriksaan dapat

dilakukan dengan melakukan inspeksi pada vulva dan vagina dan serviks dengan memakai

Page 3: Mini Cex Hpp

spekulum untuk mencari sumber perdarahan. Semua sumber perdarahan yang terbuka harus

diklem, diikat, dan luka ditutup dengan jahitan cat-gut lapis demi lapis sampai perdarahan

berhenti.1,2

Thrombosis, ialah kelainan berupa trombositopenia terkait penyakit seperti idiopathic

thrombositopenia purpura (ITP), Hemolisys Elevated Liver Enzymes and low Platelet Count

(HELLP syndrome), abruption plasenta, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) atau

sepsis. Penyebab perdarahan akibat gangguan pembekuan darah dicurigai jika kemungkinan

penyebab lain dapat disingkirkan, juga pernah terjadi sebelumnya.

Pada pasien ini, perdarahan tetap terjadi setelah plasenta dilahirkan lengkap oleh

bidan. Dilakukan inspeksi dengan menggunakan spekulum cocor bebek, kemudian dilihat

bahwa sumber perdarahan berasal dari dinding vagina akibat laserasi jalan lahir. Setelah itu

dilakukan penjahitan pada sumber perdarahan sampai darah berhenti mengalir, dan dilakukan

penutupan luka dengan kassa betadine. Kontraksi uterus pada pasien baik, dan vital sign

pasien dalam batas normal tanpa ada gejala syok. Setelah itu, pasien diobservasi dan

dipindahkan ke kamar rawat.

Page 4: Mini Cex Hpp

DAFTAR PUSTAKA

1. Karkata MK. Perdarahan Pasca Persalinan (PPP), dalam Ilmu Kebidanan Sarwono

Prawirohardjo, ed 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008. P: 522-529

2. Smith JR. Postpartum Hemorrhage. Diunduh dari http://www.emedicine.medscape.com

pada tanggal 12 Mei 2014 pukul 21.00 WIB