mini cex dr. rosa
TRANSCRIPT
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
MINI CEX ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RS MARDI RAHAYU, KUDUS, JAWA TENGAH
Nama : Winda Anastesya
Nim : 11. 2012.199
Tandatangan
............................................
Dr Pembimbing / Penguji : dr. Rosalia, Sp.M .............................................
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SK
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Tanggal pemeriksaan : 29 Juli 2013
Moderator : dr. Rosalia Sp.M
II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Auto anamnesis tanggal : 29 Juli 2013, jam 13.30 di Poliklinik Mata RS Mardi
Rahayu
Keluhan utama
Benjolan putih di mata kiri yang terasa kemeng sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli mata RS Mardi Rahayu dengan mengeluh terdapat
benjolan putih melenting di mata sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu. Mata kiri
terasa kemeng. Pasien mengeluh mata terasa mengganjal dan mata sering berair.
Rasa nyeri dan gatal pada benjolan disangkal. Pasien juga mengatakan sering
bepergian keluar terkena sinar matahari. Pasien juga mengeluhkan bahwa jika
bepergian keluar terkena udara, kadang terlihat sedikit memerah. Keluhan lain
seperti penglihatan berkurang, mata merah, berair disangkal. Mata kanan OS tidak
ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Diabetes Mellitus disangkal. Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memilki penyakit yang sama dengan pasien.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai buruh. Biaya pengobatan sebagian ditanggung
perusahaan.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Tanda Vital
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi : 72x/menit
Respiration rate: 22x/menit
Suhu : 36,0°C
Kepala : Normocephal, rambut hitam keabu-abuan, distribusi merata
Telinga : Normotia, serumen (-), secret (-)
Hidung : Deviasi septum (-), secret (-)
Tenggorokkan : Tonsil T1/T2, faring hiperemis (-)
Thoraks
Jantung : BJ I-II regular, murni, gallop (-), murmur (-)
Paru : SN vesikuler, wheezing (-), ronki (-)
Abdomen : Nyeri tekan (-), bising usus (+) 8x/menit, supel.
Ekstremitas : Akral hangat, udem -/-.
STATUS OPHTHALMOLOGIS
OD PEMERIKSAAN OS
20/20 Visus 20/20
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal.
Enopthalmus (-)
Exopthalmus (-)
Strabismus (-)
Bulbus Oculi
Gerak bola mata normal.
Enopthalmus (-)
Exopthalmus (-)
Strabismus (-)
Nyeri tekan (-)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Blefarospasme (-)
Lagopthalmus (-)
Ektropin (-)
Entropion (-)
Palpebra
Nyeri tekan (-)
Edema (-)
Hiperemsi (-)
Blefarospasme (-)
Lagopthalmus (-)
Ektropin (-)
Entropion (-)
Edem (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Bangunan patologis (-)
Infiltrat (-)
Kemosis (-)
Sekret serous (-)
Conjuctiva
Edem (-)
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi siliar (-)
Bangunan patologis (+)
Terdapat tonjolan selaput
berwarna putih kekuningan
yang berbentuk bulat dan
OD OS
Benjolan kecil berwarna putih dengan pelebaran
pembuluh darah disekitarnya
Kering (-) berukuran sekitar 2mm x 2mm
di samping limbus pada bagian
nasal.
Infiltrat (-)
Kemosis (-)
Sekret serous (-)
Kering (-)
Normal, warna putih Sclera Normal, warna putih
Bulat, jernih
Edem (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)
Kornea
Bulat, jernih
Edem (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)
Jernih
Kedalaman cukup
Hipopion (-)
Hifema (-)
Camera Oculi Anterior
Jernih
Kedalaman cukup
Hipopion (-)
Hifema (-)
Kripta (-)
Warna hitam
Edema (-)
Sinekia (-)
Atrofi (-)
Iris
Kripta (-)
Warna hitam
Edema (-)
Sinekia (-)
Atrofi (-)
Reguler
Letak sentral, tampak jernih
Diameter 3 mm
Refleks pupil L/TL : (+/+)
Pupil
Reguler
Letak sentral, tampak jernih
Diameter 3 mm
Refleks pupil L/TL : (+/+)
Jernih Lensa Jernih
Jernih Vitreus Jernih
Positif cemerlang Fundus Refleks Positif cemerlang
Sulit dinilai Retina Sulit dinilai
Normal Tekanan Intra Okuler Normal
Normal Sistem Lakrimasi Normal
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V. RESUME
Subjektif
Pasien datang ke poli mata RS Mardi Rahayu dengan mengeluh terdapat
benjolan putih melenting di mata sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu. Mata kiri
terasa kemeng. Pasien mengeluh mata terasa mengganjal dan mata sering berair.
Rasa nyeri dan gatal pada benjolan disangkal. Pasien juga mengatakan sering
bepergian keluar terkena sinar matahari. Pasien juga mengeluhkan bahwa jika
bepergian keluar terkena udara, kadang terlihat sedikit memerah. Keluhan lain
seperti penglihatan berkurang, mata merah, berair disangkal. Mata kanan OS tidak
ada keluhan.
Tidak ada riwayat trauma pada mata ataupun pada kepala.Tidak ada keluarga yang
memilki penyakit yang sama dengan pasien.
Objektif
Pada pemeriksaan generalis didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg. Pada
pemeriksaan ophthalmologi didapati;
Pada pemeriksaan fisik status generalis : dalam batas normal
Pada pemeriksaan ophtalmologis :
- Visus OD 20/20
- Visus OS 20/20
OS : Terdapat tonjolan selaput berwarna putih kekuningan yang berbentuk bulat
dan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada bagian nasal.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Pinguekula
2. Pterigium
3. Pseudopterigium
VII. DIAGNOSIS KERJA
Pinguekula
Dasar diagnosis
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun
permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
SUBJECTIVE
a. Pasien mengeluhkan bahwa terdapat benjolan pada selaput mata kiri yang muncul
tiba-tiba sejak satu minggu yang lalu.
b. Mata berair dan terasa perih.
c. Riwayat paparan debu.
OBJECTIVE
Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan didapatkan :
Injeksi konjungtiva (+)
Pada konjungtiva bulbi, terdapat tonjolan selaput berwarna putih yang
berbentuk bulat dan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada
bagian nasal
1. Analisa Kasus
A. Benjolan pada Selaput Mata kanan
Benjolan pada selaput mata kanan terdapat pada area konjungtiva mata kanan.
Benjolan tampak bulat berwarna kekuningan dan terdapat dekat dengan limbus. Hal
ini mengarah pada salah satu penyakit degeneratif yakni pinguecula. Pinguecula
sering bermanifestasi di dekat limbus pada zona interpapebral, paling sering daerah
nasal, berupa penonjolan putih kekuningan, dan deposit subepithelial yang amorf.
Pinguecula terjadi akibat degenerasi hialain jaringan submukosa konjungtiva.
Tampakan klinis ini dapat dibedakan dengan pterigium, tamapakan klinis pterigium
yang khas biasanya berbentuk segitiga dengan kepala/apex menghadap kesentral
kornea dan basis menghadap lipatan semilunar pada cantus.
B. Mata pasien sering terkena debu
Mata pasien yang sering terpajan debu merupakan salah satu faktor resiko yang
sangat berpengaruh untuk timbulnya pinguecula.
C. Mata sering merah
Riwayat sering mengalami mata merah dapat menjadi indikator bahwa mata pasien
sering mengalami iritasi.
D. Hasil pemeriksaan status lokalis pada mata kanan
Pada mata kanan ditemukan konjungtiva palpebra hiperemi dan injeksi konjungtiva
positif yang ditemukan dapat mengarahkan kepada tanda iritasi ataupun peradangan
pada pasien.
E. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat pada pasien
mengarahkan pada Pinguekula. Diagnosa ini dipilih karena sesuai dengan keluhan pasien
mengeluhkan bahwa terdapat benjolan pada selaput mata kanan yang muncul tiba sejak
satu bulan yang lalu. Awalnya berupa mata kemerahan disertai munculnya benjolan yang
berukuran kecil kemudian menjadi lebih besar sejak dua minggu yang lalu. Mata pasien
sering terkena debu dan riwayat sering mengalami mata merah dalam beberapa bulan
terakhir, hal ini merupakan faktor resiko terjadinya pinguekula. Dan temuan klinis pada
pemeriksaan status lokalis terdapat tonjolan selaput berwarna putih kekuningan yang
berbentuk bulat dan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada konjungtiva
bulbi bagian nasal.
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
- Pasien disarankan untuk menghindari pajanan sinar matahari dan debu pada mata
yang merupakan salah satu faktor resiko timbulnya pinguekula.
2. Medika mentosa
a. Inmatrol (dexametason 1 mg + polimiksin B sulfat 6000 UI + Neomisin 3.5
mg per mL) 4x1 tetes ODS
VIII. PROGNOSIS
Oculi Dextra Oculi Sinistra
Ad Vitam Ad bonam Ad bonam
Ad Functionam Ad bonam Ad bonam
Ad Sanationam Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam
Ad Cosmetikum Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam
F. Planning
A. Usulan Pemeriksaan Lanjutan
− Pemeriksaan Slit Lamp
Pemeriksaan slit lamp dilakukan untuk menilai lebih jelas segmen anterior mata.
Pada kasus ini, kita dapat melihat gambaran pinguekula dengan lebih jelas.
B. Tatalaksana
Terapi lubrikasi untuk mencegah iritasi.
Penggunaan dari steroid topical.