mi/m irfan laporan kinerja bri kuartal ii: bri … · dalam laporan keuangan itu disebutkan,...

1
Corporate News | 7 SABTU, 31 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA BRI Pertahankan Predikat Pencetak Laba Terbesar PT Telekomunikasi Indone- sia Tbk (Telkom) membu- kukan pendapatan sebesar Rp39,87 triliun hingga se- mester I tahun ini. Pencapai- an itu naik 5% dari posisi sebelumnya sebesar Rp32,61 triliun. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan ke- marin, disebutkan kenaikan pendapatan perseroan lebih banyak didukung penam- bahan jumlah pelanggan seluler. Pada semester I 2010, jumlah pelanggan seluler Telkom tercatat naik 16,2% menjadi 88,3 juta. Di sisi lain, jumlah pelanggan Speedy juga naik 74%, yaitu dari 816 ribu menjadi 1,42 juta pelanggan. Namun, meski pendapat- an meningkat, perolehan laba bersih perseroan sepan- jang semester I 2010 justru turun tipis 0,7%. Laba Tel- kom di semester I tahun ini tercatat Rp6,003 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya, perolehan laba bersih perseroan mencapai Rp6,043 triliun. Dalam laporan keuangan itu disebutkan, penurunan laba bersih disebabkan ada- nya kenaikan pada beban usaha perseroan, yakni se- besar Rp1,84 triliun. Ke depan, Telkom terus berupaya meningkatkan layanan kepada para pe- langgannya. Baru-baru ini perseroan menjadikan wi- layah layanan Jakarta Sela- tan dan Surabaya Selatan sebagai proyek percobaan peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan internet kecepatan tinggi Speedy. Se- jak 1 Juli 2010, pelanggan di kawasan tersebut telah da- pat menikmati akses internet lebih cepat lagi. Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia menga- takan, hal itu dilakukan sesuai masukan dari pelang- gan yang menginginkan agar kecepatan Speedy di- tambah. Untuk itu, Telkom akan meningkatkan kece- patan akses dari 384 Kbps menjadi 512 Kbps untuk paket Socialia. Untuk paket Load, akan dinaikkan dari 512 Kbps menjadi 1 Mbps. Adapun tarif berlangganan tetap tarif lama. (Ant/E-5) LAPORAN KINERJA BRI KUARTAL II: Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sofyan Basir (kedua dari kanan) bersama Direktur UMKM Djarot Kusumayakti (kiri), Direktur Baiquni (kedua dari kiri), dan Direktur Pengendalian Risiko Kredit Lenny Sugihat melihat laporan keuangan BRI di sela-sela pemaparan Kinerja Triwulan II BRI di Gedung BRI Pusat, Jakarta, kemarin. P T Bank Rakyat Indo- nesia Tbk (BRI) mem- bukukan laba bersih Rp4,32 triliun atau meningkat 22,81% ( year on year/yoy) pada kuartal II tahun ini. Pencapaian itu sekaligus mempertahankan predikat mereka sebagai pencetak laba terbesar di industri perbankan di Tanah Air. Direktur Utama BRI Sofyan Basir, dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin, menuturkan perolehan laba bersih itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan periode yang sama ta- hun lalu yang sebesar Rp3,52 triliun. Kenaikan terjadi karena di- tunjang peningkatan penda- patan bunga bersih yang me- lonjak hingga Rp2,6 triliun. “Pendapatan bunga bersih BRI hingga semester I 2010 tercatat naik 23,95%, yaitu dari Rp10,93 triliun menjadi Rp13,55 triliun. Pendapatan nonbunga pun mencapai Rp1,59 triliun,” jelas Sofyan. Lebih jauh ia menerangkan peningkatan pendapatan bunga disebabkan adanya lonjakan kredit yang mencapai 22,56% atau bertambah Rp41,64 triliun menjadi Rp226,24 triliun. Menurut Sofyan, cemer- langnya kinerja kredit hingga kuartal II tahun ini disebabkan adanya penarikan cepat oleh debitur korporasi, khususnya BUMN. Meski begitu, ia mengakui dari sisi kualitas kredit telah terjadi penurunan. Hal itu di- perlihatkan terjadinya kenaik- an rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) ko- tor, yakni dari 3,70% menjadi 4,27%. Begitu juga NPL ber- sih naik dari 1,16% menjadi 1,18%. Kenaikan tersebut, papar Sofyan, disebabkan sejumlah debitur di kelas menengah gagal memenuhi kewajiban mereka. “Makanya, tahun ini kami memutuskan untuk me- ngurangi kredit ke sektor me- nengah. Namun, kenaikan itu belum signikan karena pen- cadangan kami masih di atas 140%,” kata Sofyan. Dikurangi Sementara itu, Direktur Pe- ngendalian Risiko Kredit Lenny Sugihat menambahkan, kon- tributor kenaikan NPL memang ada di segmen menengah. Un- tuk itu, perseroan telah meng- ambil langkah mengurangi porsi kredit di segmen itu dan melakukan pengawasan de- ngan ketat. “Secara year to date, NPL gross di segmen menengah turun dari 7,2% di awal tahun men- jadi 6,8% di akhir Juni lalu,” kata Lenny. Ia memprediksi turunnya kinerja debitur di segmen me- nengah terjadi karena perso- alan global. Plafon kredit Rp5 miliar hingga Rp50 miliar yang diberikan untuk segmen itu dinilai dalam fase rentan. Itu terjadi karena segmen tersebut diisi kalangan pengusaha kecil yang tengah membesar menuju segmen korporasi. Namun, me- ningkatnya persaingan baik di pasar maupun di bahan baku membuat kualitas kredit me- reka melemah. Lenny menambahkan, secara umum, di luar NPL kinerja BRI memperlihatkan pencapaian positif. Laba operasional di a- khir Juni 2010 mencapai Rp5,58 triliun atau naik 39,68% (yoy). Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 18,35% menjadi Rp256,05 triliun. Dengan kondisi itu, posisi rasio kredit terhadap simpan- an (LDR) meningkat menjadi 85,33%. Adapun rasio-rasio ke- uangan lainnya juga mencatat- kan perkembangan positif. Net interest income (NII) mencapai Rp13,55 triliun, dengan net in- terest margin (NIM) juga mampu tumbuh menjadi 9,4%. Return on asset (ROA) menjadi 3,51% dari sebelumnya 3,61%, dengan raihan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 14,11%. (E-5) [email protected] Pendapatan bunga bersih BRI hingga semester I 2010 tercatat naik 23,95%. Laba Indocement Rp1,6 Triliun PT Indocement Tunggal Pra- karsa Tbk (INTP) mencetak laba bersih Rp1,64 triliun pada semester I 2010. Jumlah tersebut meningkat 39,9% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp1,17 triliun. Dalam siaran pers, kema- rin, peningkatan laba bersih itu didukung peningkatan pendapatan bersih sebesar 11,8% dari Rp4,8 triliun pada semester I tahun lalu men- jadi Rp5,36 pada semester I tahun ini. Peningkatan pendapatan bersih itu terjadi seiring de- ngan peningkatan nilai pen- jualan semester I 2010 yang mencapai 6,72 juta ton, me- ningkat 10% dari 6,11 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total pen- jualan pada semester I 2010, terdiri dari penjualan domes- tik 6,25 juta ton dan penjualan ekspor 469 ribu ton. Menurut Corporate Secre- tary INTP Dani Handayani, kenaikan penjualan didu- kung kelebihan kapasitas. ‘’Mengingat bahwa perseroan merupakan satu-satunya produsen semen di Indonesia yang memiliki kelebihan ka- pasitas, pemenuhan permin- taan pasar sangat tinggi.’’ Dani melanjutkan bahwa belanja modal (capital expen- diture /capex) INTP pada 2010 diperkirakan sekitar US$75 juta-US$80 juta. Jum- lah itu akan digunakan salah satunya untuk pembangunan cement mills baru di Cirebon dengan kapasitas 1,5 juta ton yang akan beroperasi pada semester II tahun ini. Dengan begitu, total kapasitas INTP yang sebesar 17,1 juta ton per tahun akan menjadi 18,6 juta ton per tahun. Selain itu, capex tersebut akan diguna- kan untuk beberapa proyek peningkatan kinerja logistik serta beberapa batching plant dan truk mixer. Direktur Utama INTP Da- niel Lavalle menambahkan, dalam jangka pendek dan menengah, pihaknya akan fokus pada peningkatan ka- pasitas penggilingan semen. ‘’Esiensi dalam bidang ope- rasional akan tetap menjadi strategi yang menyeluruh.’’ (*/E-2) SEKILAS INFO KETUA Umum Eka Tjipta Foundation (ETF) G Sulistiyanto (kanan) menerima penghargaan rekor Muri untuk kategori pemberi beasiswa S-1 terbanyak untuk kurun waktu tertentu, yang diberikan pendiri Muri Jaya Suprana dan disaksikan anggota Dewan Pembina ETF Fuganto Widjaja, di Jakarta, kemarin. Sinarmas melalui ETF telah menyalurkan lebih dari 2.000 beasiswa S-1 kepada mahasiswa berprestasi selama ta- hun akademik 2007/2008 dan 2008/2009 untuk studi di 30 universitas mitra ETF di seluruh Indonesia. Sebagian besar beasiswa itu diberikan melalui program Tjipta Sarjana Ba- ngun Desa yaitu program yang dirancang untuk membantu mahasiswa berprestasi yang diutamakan dari sekitar wilayah operasi unit-unit usaha Sinar Mas. Penerima beasiswa yang telah lulus diwajibkan kembali ke daerah masing-masing. Pendapatan Telkom Naik 5% Peningkatan pendapatan bersih itu terjadi seiring dengan peningkatan nilai penjualan pada semester I 2010.’’ Sinarmas Raih Muri Asep Toha MI/AGUNG W MI/M IRFAN Eddy Kurnia Vice President Public and Marketing Communication Telkom MI/AGUNG W

Upload: vananh

Post on 09-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MI/M IRFAN LAPORAN KINERJA BRI KUARTAL II: BRI … · Dalam laporan keuangan itu disebutkan, penurunan laba bersih disebabkan ada-nya kenaikan pada beban usaha perseroan, yakni se-besar

Corporate News | 7SABTU, 31 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA

BRI Pertahankan Predikat Pencetak Laba Terbesar

PT Telekomunikasi Indone-sia Tbk (Telkom) membu-kukan pendapatan sebesar Rp39,87 triliun hingga se-mester I tahun ini. Pencapai-an itu naik 5% dari posisi sebelumnya sebesar Rp32,61 triliun.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan ke-marin, disebutkan kenaikan pendapatan perseroan lebih banyak didukung penam-bahan jumlah pelanggan seluler. Pada semester I 2010, jumlah pelanggan seluler Telkom tercatat naik 16,2% menjadi 88,3 juta. Di sisi lain, jumlah pelanggan Speedy juga naik 74%, yaitu dari 816 ribu menjadi 1,42 juta pelanggan.

Namun, meski pendapat-an meningkat, perolehan laba bersih perseroan sepan-jang semester I 2010 justru turun tipis 0,7%. Laba Tel-kom di semester I tahun ini tercatat Rp6,003 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya, perolehan laba bersih perseroan mencapai Rp6,043 triliun.

Dalam laporan keuangan itu disebutkan, penurunan laba bersih disebabkan ada-nya kenaikan pada beban usaha perseroan, yakni se-besar Rp1,84 triliun.

Ke depan, Telkom terus ber upaya meningkatkan la yanan kepada para pe-lang gannya. Baru-baru ini perseroan menjadikan wi-layah layanan Jakarta Sela-tan dan Surabaya Selatan sebagai proyek percobaan peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan internet kecepatan tinggi Speedy. Se-jak 1 Juli 2010, pelanggan di kawasan tersebut telah da-pat menikmati akses internet lebih cepat lagi.

Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia menga-takan, hal itu dilakukan se suai masukan da ri pelang-gan yang menginginkan agar kecepatan Speedy di-tambah. Untuk itu, Telkom akan meningkatkan kece-patan akses dari 384 Kbps menjadi 512 Kbps untuk paket Socialia. Untuk paket Load, akan di naikkan dari 512 Kbps menjadi 1 Mbps. Adapun tarif berlangganan tetap tarif lama. (Ant/E-5)

LAPORAN KINERJA BRI KUARTAL II: Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sofyan Basir (kedua dari kanan) bersama Direktur UMKM Djarot Kusumayakti (kiri), Direktur Baiquni (kedua dari kiri), dan Direktur Pengendalian Risiko Kredit Lenny Sugihat melihat laporan keuangan BRI di sela-sela pemaparan Kinerja Triwulan II BRI di Gedung BRI Pusat, Jakarta, kemarin.

PT Bank Rakyat Indo-nesia Tbk (BRI) mem-bukukan laba bersih Rp4,32 triliun atau

meningkat 22,81% (year on year/yoy) pada kuartal II tahun ini. Pencapaian itu sekaligus mempertahankan predikat me reka sebagai pencetak laba terbesar di industri perbankan di Tanah Air.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir, dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin, menuturkan perolehan laba bersih itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan periode yang sama ta-hun lalu yang sebesar Rp3,52 triliun.

Kenaikan terjadi karena di-tunjang peningkatan penda-

patan bunga bersih yang me-lonjak hingga Rp2,6 triliun. “Pendapatan bunga bersih BRI hingga semester I 2010 tercatat naik 23,95%, yaitu dari Rp10,93 triliun menjadi Rp13,55 triliun. Pendapatan nonbunga pun mencapai Rp1,59 triliun,” jelas Sofyan.

Lebih jauh ia menerangkan peningkatan pendapatan bu nga disebabkan adanya lonjakan kredit yang mencapai 22,56% atau bertambah Rp41,64 triliun menjadi Rp226,24 triliun.

Menurut Sofyan, cemer-langnya kinerja kredit hingga kuartal II tahun ini disebabkan adanya penarikan cepat oleh debitur korporasi, khususnya BUMN.

Meski begitu, ia mengakui dari sisi kualitas kredit telah terjadi penurunan. Hal itu di-perlihatkan terjadinya kenaik-an rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) ko-tor, yakni dari 3,70% menjadi 4,27%. Begitu juga NPL ber-sih naik dari 1,16% menjadi 1,18%.

Kenaikan tersebut, papar Sofyan, disebabkan sejumlah

debitur di kelas menengah gagal memenuhi kewajiban mereka. “Makanya, tahun ini kami memutuskan untuk me-ngurangi kredit ke sektor me-nengah. Namun, kenaikan itu belum signifi kan karena pen-cadangan kami masih di atas 140%,” kata Sofyan.

DikurangiSementara itu, Direktur Pe-

ngendalian Risiko Kredit Lenny Sugihat menambahkan, kon-tributor kenaikan NPL memang ada di segmen menengah. Un-tuk itu, perseroan telah meng-ambil langkah mengurangi porsi kredit di segmen itu dan melakukan pengawasan de-ngan ketat.

“Secara year to date, NPL gross di segmen menengah turun dari 7,2% di awal tahun men-jadi 6,8% di akhir Juni lalu,” kata Lenny.

Ia memprediksi turunnya kinerja debitur di segmen me-nengah terjadi karena perso-alan global. Plafon kredit Rp5 miliar hingga Rp50 miliar yang diberikan untuk segmen itu dinilai dalam fase rentan. Itu

terjadi karena segmen tersebut diisi kalangan pengusaha kecil yang tengah membesar menuju segmen korporasi. Namun, me-ningkatnya persaingan baik di pasar maupun di bahan baku membuat kualitas kredit me-reka melemah.

Lenny menambahkan, secara umum, di luar NPL kinerja BRI memperlihatkan pencapaian positif. Laba operasional di a-khir Juni 2010 mencapai Rp5,58 triliun atau naik 39,68% (yoy). Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 18,35% menjadi Rp256,05 triliun.

Dengan kondisi itu, posisi rasio kredit terhadap simpan-an (LDR) meningkat menjadi 85,33%. Adapun rasio-rasio ke-uangan lainnya juga mencatat-kan perkembangan positif. Net interest income (NII) mencapai Rp13,55 triliun, dengan net in-terest margin (NIM) juga mampu tumbuh menjadi 9,4%. Return on asset (ROA) menjadi 3,51% dari sebelumnya 3,61%, dengan raihan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 14,11%. (E-5)

[email protected]

Pendapatan bunga bersih BRI hingga semester I 2010 tercatat naik 23,95%.

Laba Indocement Rp1,6 Triliun

PT Indocement Tunggal Pra-karsa Tbk (INTP) mencetak laba bersih Rp1,64 triliun pada semester I 2010. Jumlah tersebut meningkat 39,9% dari laba bersih pada periode yang sama tahun la lu, yaitu sebesar Rp1,17 triliun.

Dalam siaran pers, kema-rin, peningkatan laba bersih itu didukung peningkatan pendapatan bersih sebesar 11,8% dari Rp4,8 triliun pada semester I tahun lalu men-jadi Rp5,36 pada semester I tahun ini.

Peningkatan pendapatan bersih itu terjadi seiring de-ngan peningkatan nilai pen-jualan semester I 2010 yang mencapai 6,72 juta ton, me-ningkat 10% dari 6,11 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total pen-jualan pada semester I 2010, terdiri dari pen jualan domes-tik 6,25 juta ton dan penjualan ekspor 469 ribu ton.

Menurut Corporate Secre-tary INTP Dani Handayani, kenaikan penjualan didu-kung kelebihan kapasitas. ‘’Mengingat bahwa perseroan merupakan satu-satunya produsen semen di Indonesia yang memiliki kelebihan ka-pasitas, pemenuh an permin-taan pasar sangat tinggi.’’

Dani melanjutkan bahwa belanja modal (capital expen-diture/capex) INTP pada

2010 diperkirakan sekitar US$75 juta-US$80 juta. Jum-lah itu akan digunakan salah satunya untuk pembangunan cement mills baru di Cirebon dengan kapasitas 1,5 juta ton yang akan beroperasi pada semester II tahun ini. Dengan begitu, total kapasitas INTP yang sebesar 17,1 juta ton per tahun akan menjadi 18,6 juta ton per tahun. Selain itu, capex tersebut akan diguna-kan untuk beberapa proyek peningkatan kinerja logistik serta beberapa batching plant dan truk mixer.

Direktur Utama INTP Da-niel Lavalle menambahkan, dalam jangka pendek dan menengah, pihaknya akan fokus pada peningkatan ka-pasitas penggilingan semen. ‘’Efi siensi dalam bidang ope-rasional akan tetap menjadi strategi yang menyeluruh.’’ (*/E-2)

SEKILAS INFO

KETUA Umum Eka Tjipta Foundation (ETF) G Sulistiyanto (kanan) menerima penghargaan rekor Muri untuk kategori pemberi beasiswa S-1 terbanyak untuk kurun waktu tertentu, yang diberikan pendiri Muri Jaya Suprana dan disaksikan anggota Dewan Pembina ETF Fuganto Widjaja, di Jakarta, kemarin. Sinarmas melalui ETF telah menyalurkan lebih dari 2.000 beasiswa S-1 kepada mahasiswa berprestasi selama ta-hun akademik 2007/2008 dan 2008/2009 untuk studi di 30 universitas mitra ETF di seluruh Indonesia. Sebagian besar beasiswa itu diberikan melalui program Tjipta Sarjana Ba-ngun Desa yaitu program yang dirancang untuk membantu mahasiswa berprestasi yang diutamakan dari sekitar wilayah operasi unit-unit usaha Sinar Mas. Penerima beasiswa yang telah lulus diwajibkan kembali ke daerah masing-masing.

PendapatanTelkom Naik 5%

Peningkatan pendapatan bersih itu terjadi seiring dengan peningkatan nilai penjualan pada semester I 2010.’’

Sinarmas Raih Muri

Asep Toha

MI/AGUNG W

MI/M IRFAN

Eddy Kurnia Vice President Public and Marketing Communication Telkom

MI/AGUNG W