karya ilmiah irfan

29
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Proses belajar mengajar memerlukan dukungan fasilitas yang tidak secara langsung dipergunakan di dalam kelas. Fasilitas yang dimaksud antara lain adalah pusat sumber belajar, usaha kesehatan sekolah dan kafetaria sekolah. Guru sebagai tenaga pendidik memengang peranan penting dalam administrasi fasilitas ini. Pusat sumber belajar dalam dunia pendidikan diantaranya adalah fasilitas perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka sebagai pendukung dan penyokong siswa pada proses belajar mengajar. Perpustakaan juga termasuk layanan khusus dalam kegiatan pembelajaran, definisi layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses belajar mengajar, tetapi secara khusus diberikan oleh sekolah kepada para siswanya agar lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar. Berbagai jenis layanan khusus berupa Pusat Sumber Belajar, UKS dan kafetaria atau kantin sekolah. Semua jenis layanan khusus tersebut juga merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Tetapi hanya satu aspek yang akan dikupas tuntas pada 1

Upload: irfan-anak-naburju

Post on 02-Jan-2016

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Karya Ilmiah

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Ilmiah IRFAN

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses belajar mengajar memerlukan dukungan fasilitas yang tidak secara

langsung dipergunakan di dalam kelas. Fasilitas yang dimaksud antara lain adalah

pusat sumber belajar, usaha kesehatan sekolah dan kafetaria sekolah. Guru sebagai

tenaga pendidik memengang peranan penting dalam administrasi fasilitas ini.

Pusat sumber belajar dalam dunia pendidikan diantaranya adalah fasilitas

perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka sebagai pendukung dan penyokong

siswa pada proses belajar mengajar.

Perpustakaan juga termasuk layanan khusus dalam kegiatan pembelajaran,

definisi layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan

dengan proses belajar mengajar, tetapi secara khusus diberikan oleh sekolah kepada

para siswanya agar lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar.

Berbagai jenis layanan khusus berupa Pusat Sumber Belajar, UKS dan

kafetaria atau kantin sekolah. Semua jenis layanan khusus tersebut juga merupakan

salah satu faktor yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Tetapi hanya

satu aspek yang akan dikupas tuntas pada kesempatan ini. Aspek tersebut adalah

“Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menumbuhkan Semangat Belajar Siswa”.

1

Page 2: Karya Ilmiah IRFAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Belajar dan Siswa Sebagai Pembelajar

Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks”.1 Hasil

belajar berupa kapasilitas. Dengan belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi

dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini,

siswa adalah subjek yang terlihat dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan meprespon

dengan tindak belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar, dimana dalam

proses belajar tersebut, siswa tersebut menggunakan kemampuan mentalnya

untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, apektif,

psikomotorik yang dibelajarkan dengan penguatan-penguatan, adanya evaluasi

dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan

dirinya. Hal ini memperkuat keinginan untuk meningkatkan kualitas belajarnya.

Dalam menumbuhkan semangat belajar siswa, ada beberapa hal yang harus

direalisasikan yaitu antara lain :

1. Menarik Minat dan Perhatian Siswa

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan

perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relative

menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap

belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang

diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan

sesuatu. Misalnya jika seorang anak menaruh minat terhadap bidang

kesenian, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang

kesenian.

1 Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hal. 10

2

Page 3: Karya Ilmiah IRFAN

Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat

siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang

bersifat afektif.

William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor

utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa”.2 Jadi, efektif

merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam

belajar.

Mengingat pentingnya minat dalam belajar, seorang tokoh pendidikan

lain dari Belgia yakni Ovide Decroly (1871-1932), mendasarkan system

pendidikannya pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap

orang yaitu minat terhadap makan, perlindungan terhadap pengaruh musuh,

bekerja sama dalam olahraga.”3 Mursell dalam bukunya Successful Teaching,

memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan

pelajaran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya

ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar.”4 Dengan demikian, pada

hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya

berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar sehingga semangat

belajar akan tumbuh dalam diri anak.

2. Membangkitkan Motivasi Siswa

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang

menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau

perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-

motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk mmenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuan, atau kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah

lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.”5 Tugas guru

adalah membangkitkian motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar.

2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 273 Ibid, hal. 274 Ibid, hal. 275 Ibid, hal. 28-29

3

Page 4: Karya Ilmiah IRFAN

3. Memberi Penguatan

Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah

bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi

tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau umpan balik (Feedback) bagi si penerima (siswa)

atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi atau penguatan

adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan

kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut

dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka

lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.

a. Tujuan Pemberian Penguatan

Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap

proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut :

- Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran

- Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar

- Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah

laku siswa yang produktif

b. Jenis-Jenis Penguatan

1. Penguatan Verbal

Biasanya diungkapkan atau diutamakan dengan menggunakan kata-

kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.

2. Penguatan Nonverbal

- Penguatan gerak isyarat

- Penguatan pendekatan

- Penguatan dengan sentuhan

- Penguatan dalam kegiatan yang menyenangkan

- Penguatan berupa symbol

- Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian

saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswanya.

4

Page 5: Karya Ilmiah IRFAN

4. Media Belajar

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang kedudukannya

sangat vital adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek

ini saling berkaitan, pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan

mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Dengan demikian,

fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat Bantu mengajar yang

turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar.

Hamalik (1986) mengemukkan bahwa pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan semangat belajar bagi

siswa serta keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa”.6 Penggunaan media pembelajaran pada tahap

orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain

menumbuhkan semangat belajar dan membangkitkan motivasi belajar siswa,

media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran

data dan memadatkan informasi.

Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual yaitu :

a. Fungsi atensi

b. Fungsi afektif

c. Fungsi kognitif

d. Fungsi kompensatoris”7

Berbagai fungsi media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli,

menurut Kemp dan Dayton (1985;3-4) meskipun telah lama disadari bahwa

banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta

pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat

lambat.”8 Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang

6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), hal. 157 Ibid, hal. 168 Ibid, hal. 21-23

5

Page 6: Karya Ilmiah IRFAN

menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral

pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai

berikut :

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, setiap pelajar yang

melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang

sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang

berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat

dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa

sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut.

2. Pembelajaran bisa lebih menarik, media dapat diasosiasikan

sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan

memperhatikannya. Kejelasan dan keruntuhan pesan, daya tarik image

yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan

keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang

kesemuanya menunjukkan bahwa media mempunyai aspek motivasi dan

meningkatkan minat.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dnegan diterapkannya

teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal

partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat

karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk

mengantarkan pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak

dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat diitngkatkan bilamana integrasi kata

dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan

elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang teorganisasikan dengan

baik, spesifik dan jelas.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan

atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk

penggunaan secara individu.

6

Page 7: Karya Ilmiah IRFAN

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan

terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.

5. Administrasi Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas yang

sesuai dengan kurikulum pembelajaran. Dalam mengelola fasilitas agar

mempunyai manfaat yang tinggi diperlukan aturan yang jelas, serta

pengetahuan dan keterampilan personel sekolah dalam administrasi sarana

dan prasarana tersebut.

Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda bergerak

maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang

penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak

langsung”.9

6. Pengetahuan Pusat Sumber Belajar

Perpustakaan adalah salah satu dari pusat sumber belajar itu sendiri,

keberadaan perpustakaan sebagai PSB bertujuan untuk menunbuhkan sikap

senang membaca dalam mengembangkan bakat siswa”.10

B. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar

Pusat sumber belajar (PSB) adalah unit kegiatan yang mempunyai fungsi

untuk memproduksi, mengadakan, menyimpan serta melayani bahan pengajaran

sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas atau

pelaksanaan pendidikan pada umumnya. Pusat sumber belajar dirancang untuk

membantu pelaksanaan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pusat sumber

belajar harus diadministrasikan secara profesional.

Pusat sumber belajar (PSB) dapat berisi bahan-bahan perpustakaan

ditambah media pendidikan baik yang diproduksi sekolah sendiri, dibeli dari dana

yang tersedia, diberi oleh masyarakat (BP3) ataupun diberi oleh pemerintah.

9 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 17010 Ibid, hal. 2000

7

Page 8: Karya Ilmiah IRFAN

Kehadiran perpustakaan di sekolah sudah merupakan kebutuhan mutlak.

Dalam bagian-bagian berikut pembicaraan lebih banyak ditekankan kepada

perpustakaan.

Tujuan dari layanan perpustakaan sebagaimana telah disebutkan di atas

adalah untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan

cara memberikan kesempatan untuk menumbuhkan sikap senang membaca dalam

mengembangkan bakat siswa.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perpustakaan sekolah harus

dikembangkan sehingga mampu menarik perhatian siswa yang pada gilirannya

dapat mendorong mereka untuk menggunakan perpustakaan sekolahnya.

1. Fungsi pendidikan

Dalam ikut serta mendukung pelaksanaan program pendidikan di

sekolah menengah, perpustakaan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi pendidikan

Adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah

pengetahuan atau mempelajari kembali materi-materi pelajaran yang telah

diberikan oleh guru di kelas, siswa yang rajin akan selalu mencari atau

mendalami apa yang telah diajarkan oleh guru di kelas.

b. Fungsi informasi

Merupakan tempat mencari informasi yang berkenaan dengan

pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan guru.

c. Fungsi rekreasi

Dengan memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk

menikmati bahan yang ada.

d. Fungsi penelitian

Menggunakan perpustakaan sebagai jawaban terhadap berbagai

pertanyaan ilmiah.

Organisasi perpustakaan sekolah dapat diatur sesuai dengan keadaan

sekolah. Kepala sekolah dapat menunjuk wakilnya atau salah seorang guru

yang dianggapnya mampu bertanggung jawab dalam administrasinya.

Apabila kepala sekolah memberikan tugas administrasi perpustakaan itu

8

Page 9: Karya Ilmiah IRFAN

kepada guru, maka guru tersebut hendaknya diberi keinginan jumlah jam

mengajarnya sehingga ia dapat memikirkan lebih baik tentang pengembangan

perpustakaannya.

Untuk membuat agar perpustakaan tidak ketinggalan dengan laju

perkembangan ilmu dan teknologi, peprustakaan harus membuat agar

koleksinya senantiasa layak baca dan mutakhir. Untuk maksud dari itu

peprustakaan harus senantiasa melakukan penambahan koleksinya.

Penambahan-penambahan itu selain berasal dari kementerian pendidikan

nasional, dapat juga dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah

dengan (a) pembelian, (b) hadiah atau sumbangan, (c) tukar menukar, dan (d)

karya guru dan siswa.

Sebelum bahan pustaka yang ada di perpustakaan dapat sampai

kepada siswa selaku pengunjung, koleksi atau bahan pustaka itu harus diolah

terlebih dahulu. Pengolahan itu melalui tahap-tahap sebagai berikut :

i. Inventarisasi

ii. Katalogisasi

iii. Klasifikasi

iv. Pemberian nomor buku

v. Penyusunan buku di rak

2. Keterlibatan guru dalam administrasi perpustakaan

Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan penyajian. Berkaitan

dengan kompetensi profesionalisme guru, ada sepuluh kompetensi yang harus

dimiliki guru, salah satunya adalah kemampuan dasar dalam menggunakan

media sumber dengan sub kompetensinya yang kelima yaitu menggunakan

perpustakaan dalam proses belajar mengajar (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida

Sahertian, 1990)”.11 Dengan demikian, seorang guru yang professional

terlibat dalam perealisasian sebuah perpustakaan dan bukan berarti semua

guru harus terlihat langsung dalam administrasi perpustakaan sekolah.

11 Kunandar, Guru Profesional (Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru), (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), hal. 46-65

9

Page 10: Karya Ilmiah IRFAN

Nasution (1981) mengemukakan keterlibatan guru dalam perpustakaan itu

antara lain :

a) Memperkenalkan buku-buku kepada para siswa

dan guru.

b) Memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya

yang akan digunakan untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah.

c) Mempromosikan perpustakaan, baik untuk

pemakaian maupun untuk pembinaannya.

d) Mengetahui jenis dan menguasai criteria umum

yang menentukan baik-buruknya suatu koleksi.

e) Mengusahakan agar siswa aktif membantu

perkembangan perpustakaan”.12

Dengan demikian, guru tidak dituntut untuk terlibat langsung dalam

administrasi peprustakaan sekolah (sebagaimana yang telah disebutkan di

atas), tetapi guru hanya berkewajiban memiliki kompetensi dengan

menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar. Hal ini sejalan

dengan apa yang diutamakan oleh Munsyi, bahwa kompetensi mengacu pada

kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan”.13

Kompetensi merujuk kepada performance dan perbuatan rasional untuk

memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.

C. Pemanfaatan Perpustakaan dan Perannya dalam Menumbuhkan

Semangat Belajar Siswa

Dalam dua dekade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir di setiap sekolah mulai dari sekolah dasar

sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Bahkan unit-unit

12 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op.Cit, hal. 20113 Hamzah, B. Uno, Profesi Kependidikan (Problem, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia),

(Jakarta : Bumi Aksara, 2010), hal. 61

10

Page 11: Karya Ilmiah IRFAN

perpustakaan keliling (mobile library) dari kementerian pendidikan tersedia

kota-kota besar guna melayani kebutuhan para pelajar.

Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis, penyediaan

perpustakaan sebagai sumber belajar yang memadai juga merupakan salah satu

penyempurnaan sistem pendidikan Indonesia (Direktorat Menengah Umum

Depdiknas, 2003)”.14

Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan

seperti buku, majalah/jurnal ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis berupa

monograf yang belum diterbitkan, serta bahan-bahan noncetakan seperti micro-

fish, micro-film, foto-foto, film, kaset audio/video, lagu-lagu dalam piringan

hitam, rekaman pidato (dokumenter), dan lain-lain. Oleh karena itu,

perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa untuk memperoleh

informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk tujuan akademis maupun

untuk rekreasi. Bahan-bahan yang tersedia itu dapat dikelompokkan ke dalam

jenis : (1) referensi, (2) reserve, (3) pinjaman.

Bahan-bahan referensi yang biasanya ditata dalam satu ruang khusus

merupakan sumber-sumber untuk fakta tertentu yang sudah baku, misalnya

ensiklopedia, kampus, statistik, buku tahunan, biografi, buku pengangan, atlas,

indeks (tesis, disertasi, karya/artikel ilmiah), abstrak dan lain-lain yang sejenis.

Bahan-bahan sumber ini diperlukan oleh banyak orang sehingga tidak

dipinjamkan untuk dibawa keluar perpustakaan. Dengan demikian seorang siswa

yang memerlukan informasi dari bahan buku-buku referensi ini hanya

diperbolehkan membacanya dalam ruang-ruang yang telah disediakan.

Bahan-bahan reserve biasanya terdiri dari buku-buku, artikel-artikel, atau

handouts untuk mata pelajaran tertentu atas permintaan tenaga pengajarnya. Ini

dimaksudkan agar para siswa yang mengikuti mata pelajaran itu dapat

memperoleh askes terhadap bahan-bahan yang merupakan bagian dari

penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan oleh guru. Dengan jumlah pelajar

mahasiswa yang banyak, sementara jumlah buku atau artikel pada perpustakaan

14 Kunandar, Op.Cit, hal. 17

11

Page 12: Karya Ilmiah IRFAN

sangat terbatas, bahan-bahan reserve hanya dapat dibaca oleh seorang pelajar,

mahasiswa antara satu sampai dua jam.

Buku-buku dalam berbagai bidang keilmuan pada umumnya siap untuk

dipinjamkan untuk jangka waktu antara dua minggu sampai dua bulan kepada

siswa yang memiliki Kartu Anggota Perpustakaan (KAP). Untuk memperoleh

bahan-bahan yang diperlukan, siswa perlu mengetahui sistematika penataan dan

penyimpanan buku-buku pada perpustakaan. Klasifikasi buku yang umum

digunakan pada perpustakaan adalah klasifikasi desimal dewey dan klasifikasi

library of congress. Klasifikasi decimal dewey mengidentifikasi bidang-bidang

ilmu dengan kode angka tiga digit, sedangkan klasifikasi library of congress

menggunakan abjad, misalnya bidang bahasa : 400 (Desimal Dewey), P (Library

Of Congress)”.15 Oleh karena itu, para siswa yang ingin menemukan bahan atau

buku diperpustakaan harus mengetahui nomor klasifikasi buku tersebut. Nomor

klasifikasi tersebut terekam pada kartu catalog; biasanya satu buku memiliki tiga

kartu catalog yaitu kartu subjek, kartu judul dan kartu pengarang.

Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar, menurut surya (1998)

dengan memperhatikan ide/pendapat Naisbitt (1995) adalah suatu aspek yang

merupakan karakteristik dari pembaharuan pendidikan Nasional Indonesia guna

menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga dapat dipersiapkan untuk

menjadi generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional

yang tinggi serta menguasai mega skills yang mentap”.16

Pemanfaatan perpustakaan secara efektif juga memerlukan keterampilan

sebagai berikut (Achsin, 1986) :

1. Keterampilan menggunakan dan mengumpulkan informasi, yang meliputi

keterampilan (a) mengenal sumber informasi dan pengetahuan, (b)

menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan system klasifikasi

perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indeks, (c) menggunakan bahan

pustaka baru, bahan referensi seperti ensiklopedia, kamus, buku tahunan dan

lainnya.

15 Azhar Arsyad, Op.Cit, hal. 10316 Kunandar, Op.Cit, hal. 11-13

12

Page 13: Karya Ilmiah IRFAN

2. Ketermpilan mengambil intisari dan mengorganisasikannya dalam bentuk

informasi, seperti (a) memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan

masalah, dan (b) mendokumentasikan informasi dan juga sumbernya.

3. Keterampilan menganalisis, menginterprestasikan dan mengevaluasi

informasi, seperti (a) memahami bahan yang dibaca, (b) membedakan antara

fakta dan opini, (c) menginterprestasikan informasi baik yang saling

mendukung maupun yang berlawanan.

4. Ketermpilan menggunakan informasi, seperti (a) memanfaatkan intisari

informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah, (b)

menggunakan informasi dalam diskusi, dan (c) menyajikan informasi dalam

bentuk tulisan”.17

Menurut Dimyati dan Mudjiono, ada beberapa pertimbangan dalam

pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Apakah perpustakaan tersebut bermanfaat untuk mencapai sasaran belajar?

2. Apakah isi pokok pengetahuan yang ada pada bahan-bahan pustaka dapat

dimanfaatkan untuk pokok bahasan tertentu?

3. Apakah isi pengetahuan yang ada di perpustakaan ada yang bermanfaat bagi

pokok bahasan tertentu?”18

Secara singkat dapat dikemukakan bahwa guru dapat membuat program

pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar. Pemanfaatan tersebut

dimaksud guna meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu belajar dan hasil

belajar siswa semakin meningkat (Wolkfolk dan Nicholich, 1984 : 307-338)”.19

Perpustakaan adalah juga berfungsi menyediakan media pendukung

dalam proses belajar dan pembelajaran, dengan fungsi dan tujuan media sudah

dibahas di awal pembahasan karya ilmiah ini. Ringkasnya, dengan media

terciptalah lingkungan pengajaran interaktif yang memberikan respons terhadap

kebutuhan belajar siswa dengan jalan menyiapkan kegiatan belajar yang efektif

guna menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa. Salah satu media yang ada

17 Azhar Arsyad, Loc.Cit18 Dimyati dan Mudjiono, Op.Cit, hal. 3619 Ibid, hal. 36

13

Page 14: Karya Ilmiah IRFAN

pada perpustakaan adalah media cetakan dengan meliputi bahan-bahan yang

disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi.

Media cetakan merupakan salah satu dari delapan jenis media yang telah

dikelompokkan Komp dan Dayton (1985) yang meliputi (1) media cetakan, (2)

media pajang, (3) Overhead Transparancies), (4) Rekaman Audiotape, (5) Seri

Slide dan Filmstrips, (6) Penyajian Multi-image, (7) Rekaman Video dan Film

Hidup, dan (8) Komputer”.20

Media cetakan d samping buku teks atau buku ajar, termasuk pula

lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti

ketika menjalankan suatu intruksi. Lembaran ini berisi gambaran atau foto

disamping teks penjelasan. Penuntun belajar adalah bentuk media cetak lain

yang mempersiapkan dan mengarahkan siswa bagaimana untuk maju ke unit

berikutnya dan menyelesaikan mata pelajaran. Di samping itu ada pula penuntun

instruktur yang memberikan tuntutan dan bantuan kepada para instruktur pada

saat mempersiapkan dan menyampaikan pelajaran. Bentuk lain dari media

cetakan adalah brosur dan newsletter. Brosur merupakan pengumuman atau

pemberitahuan mengenai sesuatu program atau pelayanan, sedangkan newsletter

berisikan laporan kegiatan.

Selain brosur dan newsletter, ada juga teks terprogram yang merupakan

salah satu jenis media cetakan yang banyak digunakan. Dalam buku teks

terprogram, informasi yang disajikan secara terkendali dalam arti bahwa siswa

hanya memiliki akses untuk melihat dan membaca teks yang diinginkan langkah

demi langkah. Teks informasi ini merupakan stimulus yang meminta siswa untuk

memberikan respons, kemudian siswa diberitahukan jawaban benar dengan

membandingkan jawabannya dengan jawaban yang telah disiapkan pada

halaman buku itu. Dengan tahapan demikian, siswa dapat meneruskan

bacaannya apabila ia sudah menguasai informasi yang disajikan, atau siswa akan

diminta mengulang membaca informasi yang serupa sebelum ia disajikan dengan

informasi yang baru.

Fungsi media cetakan dalam proses belajar mengajar, adalah :

20 Azhar Arsyad, Op.Cit, hal. 37

14

Page 15: Karya Ilmiah IRFAN

a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.

Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu

memenuhi kebutuhan siswa, yang pada akhirnya siswa terdorong untuk

belajar dan terus belajar.

b. Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan

mengikuti urutan pikiran secara logis.

c. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal yang

lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik siswa dalam belajar.

d. Siswa akan berinteraksi dengan aktif karena harus memberi respons

terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun

Peran perpustakaan dalam menumbuhkan semangat belajar siswa sangat

signifikan, tergambar dari penjelasan tentang fungsi dan unsur-unsur

perpustakaan yang telah disajikan sebelumnya. Merujuk pada pembahasan di

atas, bahwa keberadaan perpustakaan dalam menyediakan bahan-bahan pustaka

mempunyai kedudukan yang sangat urgen dengan maksud bahan-bahan pustaka

tersebut berperan penting dalam menumbuhkembangkan minat belajar siswa.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bahwa perpustakaan merupakan pusat sarana akademis yang bertujuan untuk

membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan cara memberikan

kesempatan untuk menumbuhkan sikap senang membaca dalam mengembangkan

bakat siswa.

15

Page 16: Karya Ilmiah IRFAN

Untuk mencapai tujuan itu, perpustakaan sekolah harus dikembangkan

sehingga mampu menarik perhatian siswa yang pada gilirannya dapat mendorong

mereka untuk memanfaatkannya sebagai pusat sumber belajar.

Dalam ikut serta mendukung pelaksanaan program pendidikan di sekolah,

perpustakaan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi pendidikan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menambah pengetahuan atau mempelajari kembali materi pelajaran yang telah

diberikan oleh guru.

2. Fungsi informasi, yaitu tempat mencari informasi yang berkenaan dengan

pemenuhan rasa ingin tahu.

3. Fungsi rekreasi, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menikmati

bahan yang ada.

4. Fungsi penelitian, yaitu menggunakan perpustakaan sebagai jawaban terhadap

berbagai pertanyaan ilmiah.

Demikian perpustakaan diberikan oleh sekolah kepada para siswanya agar

mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar.

MAKALAH

MOTIVASI BELAJAR

Oleh :

16

Page 17: Karya Ilmiah IRFAN

Nama : IRFAN BASAH HASIBUAN

NPM : 10090018

Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran

Program Studi : Pendidikan Matematika

Semester : IV A

Dosen Pengampu : Drs. M. Nau Ritonga

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANSTKIP “TAPANULI SELATAN”

PADANGSIDIMPUANT.A. 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Azza Wa Jalla yang

senantiasa menganugerahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Makalah ini dibuat guna memenuhi syarat untuk menyelesaikan perkuliahan

“Belajar dan Pembelajaran” pada semester genap ini. Dalam rangka memenuhi tugas

17

Page 18: Karya Ilmiah IRFAN

tersebut dan didorong oleh keinginan penulis untuk menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman maka penulis menyusun makalah yang berjudul “Motivasi Belajar”.

Di dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan, namun

berkat bantuan dan dukungan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, maka dengan

tulus hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. M. Nau Ritonga, selaku dosen pengampu mata kuliah “Belajar dan

Pembelajaran”.

2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam

penyelesaian makalah ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum dapat dikatakan sempurna,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu rampungnya makalah ini. Dengan penuh harap

kiranya makalah ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan.

Padangsidimpuan, Juni 2012

IRFAN BASAH HASIBUANNPM. 10090018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

18

i

Page 19: Karya Ilmiah IRFAN

Latar Belakang........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Belajar dan Siswa Sebagai Pembelajar...................................... 2

B. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar........................................... 7

C. Pemanfaatan Perpustakaan dan Perannya Dalam Menumbuhkan

Semangat Belajar Siswa........................................................................... 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

19

ii