milda - portofolio - bedah - fr.femur
DESCRIPTION
PORTOFOLIOTRANSCRIPT
Portofolio (Kasus Bedah)
Nama Peserta : dr. Milda Inayah
Nama Wahana : Rumah Sakit Islam Samarinda
Topik : Fraktur Femur pada Anak
Tanggal (kasus) : 6 Oktober 2014
Nama Pasien : An. MD
Tanggal Presentasi : 9 Oktober 2014 Pendamping : : dr. H.M. Sadik Sahil, M.Kes
Tempat Presentasi : Rumah Sakit islam Samarinda
Obyektif Presentasi : Anggota Komite Medik & Dokter Intersip Rumah Sakit Islam Samarinda
◊ Keilmuan ◊ Ketrampilan ◊ Penyegaran ◊ Tinjauan Pustaka
◊ Diagnostik ◊ Manajemen ◊ Masalah ◊ Istimewa
◊ Neonatus ◊ Bayi ◊ Anak ◊ Remaja ◊ Dewasa ◊ Lansia ◊ Bumil
◊ Deskripsi : Laki-laki 8 tahun masuk RS dengan keluhan nyeri pada paha kanan sejak 3
jam yang lalu setelah tertimpa tiang gawang yang sedang dipindahkan temannya.
Riwayat penurunan kesadaran (-), mual (-), muntah (-). Tampak luka memar pada paha
kiri, deformitas (+), edema (+), nyeri tekan (+), gerakan aktif dan pasif knee joint terbatas
karena nyeri. Pasien ini didiagnosis Closed Fracture 1/3 Middle Of Shaft Femur Dextra.
◊ Tujuan : Mampu menegakkan diagnosis fraktur femur dan melakukan terapi yang tepat
Bahan Bahasan : ◊ Tinjauan Pustaka ◊ Riset ◊ Kasus ◊ Audit
Cara Membahas : ◊ Diskusi ◊ Presentasi & Diskusi ◊ E-mail ◊ Pos
Data Pasien : ◊ Nama : An. MD ◊ No.Registrasi : 14100637
Nama Klinik : IRD Rumah Sakit Islam Samarinda
Data Utama Untuk Bahasan Diskusi :
a. Deskripsi/Gambaran Klinis :
Keluhan Utama
Nyeri pada paha
Dialami sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
Mekanisme Trauma
Pasien sedang bermain bola di sekolah kemudian tidak sengaja tertimpa tiang
gawang yang sedang dipindahkan temannya.
Riwayat penurunan kesadaran (-), mual (-), muntah (-)
1. Riwayat pengobatan : (-)
2. Riwayat kesehatan/penyakit : (-)
3. Riwayat keluarga : (-)
1
4. Riwayat pekerjaan : pelajar
5. Lain-lain : (-)
Daftar Pustaka :
1. Engelhardt PW. 2010. Femoral Neck Fracture In : Benson M, Fixsen J, Macnicol M, Parsch Klaus (eds) Children’s Orthopaedics and Fractures Third Edition. London : Springer. p. 759 – 764
2. Gottlieb JR. 2006. SOAP for orthopedics. Philadelphia : Williams and Wilkins Publisher. p. 82 – 83
3. Benson M, Fixsen J, Macnicol M, Parsch K. 2010. Femoral Shaft Fracture In : Parsch K (eds) Children’s Orthopaedics and Fractures Third Edition. London : Springer. p. 765 – 771
4. Pring M, Newton P, Rang M. 2005. Femoral Shaft In : Wenger D.R, Pring M.E (eds) Rang’s Children’s Fractures. Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins. p. 181 – 199
5. Egol KA, Koval KJ, Zuckerman JD.2010. Hand Book of Fracture. Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins. p. 400 – 418
6. Cui F. Z , Wen H. B,and Su X. W. 1996. Microstructures of External Periosteal Callus of Repaired Femoral Fracture in Children. Journal of Structural Biology 117, 204–208
7. Flynn JM, Skaggs DL. 2010. Femoral Shaft Fractures In : Beaty JH, Kasser JR (eds) Rockwood and Wilkins' Fractures in Children. Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins. p. 798 – 818
8. Siv. I, Rang. M. 1983. Treatmet of Femoral Fracture in the Child with Head Injury. The Journal of Bone and Joint Surgery.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Closed Fracture 1/3 Middle Of Shaft Femur Dextra
2. Penanganan Closed Fracture 1/3 Middle Of Shaft Femur Dextra
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :
1. Subyektif :
Laki-laki 8 tahun masuk RS dengan keluhan nyeri pada paha kanan sejak 3 jam yang
lalu setelah tertimpa tiang gawang yang sedang dipindahkan temannya. Riwayat
penurunan kesadaran (-), mual (-), muntah (-).
2. Obyektif :
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital
TD: 100/70mmHg; N: 112x/mnt, reguler, kuat angkat; RR: 24x/mnt; T : 37,3oC
Kepala/leher
2
Rambut : Warna hitam
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor diameter
2,5mm reflex cahaya (+/+), mata cowong (-/-)
Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa bibir tampak basah, sianosis(-), perdarahan gusi(-), edema pada
gusi(-), faring hiperemis(-), pembesaran tonsil(-)
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Inspeksi : Tampak simetris, pergerakan simetris, retraksi suprasternal (-), retraksi
interkosa (-), retraksi subcostal (-), Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula sinistra, pelebaran ICS (-),
fremitus raba D=S
Perkusi : Sonor, normal pada batas jantung
Auskultasi : Vesikuler, Rhonki (-), Whez (-), bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Flat
Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-) Hepatomegali (-) Splenomegali (-)
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas
Ekstremitas superior : Akral dingin, pucat (-/-), edem (-/-)
Ekstremitas inferior : Akral dingin, pucat (-/-), edem (-/-)
Status Lokalis
Regio Femoralis
Inspeksi: tamapak luka memar pada paha kiri, deformitas (+), edema (+),
D: ALL: 67cm, TLL: 65cm
S: ALL: 68cm, TLL: 66cm
LLD : 2cm
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM : Gerakan aktif dan pasif knee joint terbatas karena nyeri
NVD : sensibilitas baik, CRT <2”, a. dorsalis pedis teraba
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Radiologi
3
WBC : 24,4 x 10³/uL
RBC : 5,19 x 106/uL
HGB : 12,5 g/dL
HCT : 38,5%
PLT : 411 x 10³/uL
Foto Polos Femur AP/Lateral (6/10/14) :
Fraktur 1/3 Middle Shaft Femur Dextra
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien laki-laki 8 tahun masuk RS dengan
keluhan nyeri pada paha kanan sejak 3 jam yang lalu setelah tertimpa tiang gawang yang
sedang dipindahkan temannya. Riwayat penurunan kesadaran (-), mual (-), muntah (-).
Pada pemeriksaan fisik tampak luka memar pada paha kiri, deformitas (+), edema (+),
nyeri tekan (+), gerakan aktif dan pasif knee joint terbatas karena nyeri. Pada pemeriksaan
foto polos femur AP/lateral didapatkan fraktur 1/3 middle shaft femur dextra. Oleh karena
itu, pasien ini didiagnosis Closed Fracture 1/3 Middle Of Shaft Femur Dextra.
Fraktur batang femur termasuk di antaranya subtrokanter dan suprakondilar yang
berkisar 1.6% pada semua fraktur pada anak. Rasio anak laki – laki dan perempuan adalah
2 : 1. Angka kejadian tahunan fraktur batang femur adalah 19 per 100.000 anak.2.6
Etiologi fraktur batang femur bergantung pada usia. Pada infant, diaman tulang
femur relative lemah dan mungkin patah karena beban karena terguling. Pada usia anak
taman kanak – kanak dan usia sekolah, sekitar setengah dari fraktur batang femur
disebabkan oleh kecelakaan berkecepatan rendah seperti terjatuh dari ketinggian, misalnya
dari sepeda, pohon, tangga atau sesudah tersandung dan terjatuh pada level yang sama
dengan atau tanpa tabrakan. Seiring dengan meningkatnya kekuatan tulang femur, dengan
maturitas selanjutnya pada masa anak – anak dan remaja, trauma berkecepatan tinggi
sering mengakibatkan fraktur pada femur.
Fraktur pada batang femur jarang terjadi akibat trauma kelahiran, dengan
pengecualian tersebut, maka fraktur ini dapat juga disebabkan oleh arthrogryposis
multiplex congenital, myelomeningocele, dan osteogenesis imperfect. Kontraktur yang
kaku pada panggul dan lutut pada anak – anak dengan arthtogrypotic dapat menyebabkan
fraktur batang femur selama proses persalinan atau selama penanganan selanjutnya.
Kelompok risiko lainnya adalah bayi baru lahir dengan penyakit neuromuscular seperti
4
myelomeningocele, osteopenia. Dan osteogenesis imperfect yang menyebabkan fraktur
multipel.
Fraktur batang femur yang terjadi selama 12 bulan pertama kehidupan jarang terjadi.
Kebanyakan 30 – 50% merupakan non – accidental dari child abuse. Penyebab ini sering
terlewatkan dan penilaian awal oleh dokter adalah perlindunagn terhadap anak merupakan
hal yang penting.
Klasifikasi
Fraktur shaft femoralis pada anak – anak antara lain spiral, oblik, atau transversal,
fraktur ini umumnya dapat pecah atau tidak pecah, tertutup atau terbuka. Diagnosis
termasuk perbedaan antara fraktur pada epifisis (E), metafisis (M), atau diafisis (D)
menampilkan identifikasi yang khas pada anak. Klasifikasi pediatrik pada anak yang baru
memungkinkan dokumentasi dan pembanding terhadap metode pengobatan pada praktek
klinik yang sama dengan penelitian klinis prospektif
Temuan Klinis
Tanda – tanda yang sering pada fraktur batang femur antara lain nyeri, shortening
(pemendekan), angulasi, bengkak, dan krepitasi. Seorang anak dengan fraktur demur yang
masih baru biasanya tidak dapat berdiri atau berjalan. Semua anak harus diperiksa
termasuk tungkai bawah dan lingkar pelvik dan abdomen, jadi tidak mengabaikan tibia,
pelvik, abdomen, atau trauma ginjal. Pemeriksaan neuromuskular harus diperiksa secara
hati – hati. Walaupun cedera neuromuskular jarang terjadi akibat fraktur batang femur.
Perdarahan merupakan masalah utama pada fraktur batang femur,rata rata darah yang
hilang dapat lebih dari 1200 mL dan 40% memerlukan transfusi. Penilaian kondisi
hemodinamik pra operasi mutlak harus dlakukan.
Temuan Radiologi
Pemeriksaan radiografi seharusnya dilakukan sepanjang femur dalam dua plane foto
dan berdekatan dengan lingkar pelvik dan juga sendi lutut. Jika ada keraguan, tungkai
bawah seharusnya diperiksa juga. Computed tomography (CT) atau magnetic resonance
imaging (MRI) scan biasanya tidak diperlukan. Indikasi untuk MRI akan digunakan jika
dicurigai adanya fraktur yang tersembunyi atau cedera ligament pada lutut.
Penatalaksanaan
Fratur batang femur diterapi menurut usia dan besar anak, seiring cedera – cedera
tersebut seperti cedera kepala atau politrauma, atau tampak adanya lesi terbuka dengan
cedera pada pembuluh darah dan saraf. Penyesuaian dengan pengobatan dan faktor
5
sosioekonomik harus dipertimbangkan.
Gambar : (A) fracture spiral pada infan, (B) Proksimal fraktur pada anak `usia 8
tahun, (C) Shaft fracture pada remaja, memerlukan fiksasi intramedular
Pada periode postnatal, sebuah bandage sederhana atau harness digunakan untuk
panggul displastik diaplikasikan selama periode dari 2 minggu.
Traksi bilateral overhead telah menjadi pilihan pengobatan untuk selama beberapa
tahun. Anak yang dihospitalisasi selama 10 – 14 tahun. Fraktur transversal rata – rata
sembuh dengan pemendekan (shortening) beberapa millimeter. Pada kasus kecurigaan
cedera non accident, hospitalisasi memberikan kesempatan untuk menginvestigasi situasi
social anak.
Pengobatan Terpilih
Spica cast setelah reduksi tertutup pada fraktur femur merupakan pilihan pengobatan
pada kebanyakan ahli bedah ortopedik pediatric. Posisi fraktur tungkai diatur pada fleksi
90o pada panggul dan lutut. Dalam hal mencegah deformitas varus sekunder, fraktur
tungkai dijaga agar tetap dalam abduksi yang nertal, saat sisi kontralateral dapat diabduksi
yang memungkinkan untuk menukar popok. Radiografi rutin dalam dua plane disarankan
setelah pemasangan cast . jika ibu atau keluarga diinformasikan baik tentang perawatan
terhadap bayi dengan spica cast, anak tidak perlu dirawat di rumah sakit. Selama kontrol
ulang di klinik selama 1 minggu, radiografi rutin akan mendeteksi angular deviasi. Karena
konsolidasi pembentukan callus yang cepat dalam 2 – 3 minggu, setelah pelepasan cast
perbaikan fungsi terjadi cepat.
Pavlik harness digunakan selama periode 3 – 5 minggu merupakan alternatif
pengobatan untuk bayi yang sangat kecil. Pemasangan alat ini tidak membutuhkan anestesi
dan waktu hospitalisasi dapat diminimalkan.
Fraktur Batang Femur pada usia 1 sampai 4 tahun
Traksi masih digunakan secara luas untuk fraktur batang femur pada anak – anak pra
6
sekolah dan anak tahun pertama sekolah. Hospitalisasi selama 4 – 6 minggu dirasakan
sudah memadai. Traksi kulit overhead (overhead skin traction) memiliki risiko berupa efek
yang merugikan pada sirkulasi ekstremitas. Traksi kulit sebaiknya dipilih bahan yang
hipoalergenik (ex, Elastoplast) untuk pasien yang alergi dengan bahan yang biasa atau pada
orang tua dimana kulitnya telah rapuh.
Gambar Traksi Kulit
Kontraindikasi traksi kulit yaitu bila terdapat luka atau kerusakan kulit serta traksi
itu, itu, yang memerlukan beban > 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di
antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve
palsy pada traksi tungkai.
Selain itu, traksi kulit-Bryan traksi juga menjadi pilihan terapi pada fraktur batang
femur. Anak diposisikan dengan tidur terlentang di tempat tidur, kedua tungkai dipasang
traksi kulit, kemudian kedua tungkainya ditegakkan ke atas, ditarik dengan tali yang diberi
beban 1-2 kg, sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.
Gambar Bryan traksi
Komplikasi Bryan traksi adalah terjadi iskemik paralisis. Hal ini disebabkan karena
terganggunya aliran darah pada tungkai yang ditinggikan.
Fraktur Batang Femur pada Usia 5 sampai 15 tahun
Dilakukan pemasangan Russel traksi, untuk traksi ini diperlukan :
7
-Frame
-Katrol
-Tali
-Plester
Anak tidur terlentang, lalu dipasang plester dari batas lutut, dipasang sling di daerah
poplitea, sling dihubungkan dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan dengan beban
penarik.
Gambar. Russel traksi
Untuk mempersingkat waktu rawat setelah 4 minggu ditraksi, callus sudah terbentuk,
tetapi belum kuat benar. Traksi dilepas kemudian dipasang gip hemispika.
Elastic intramedullary nail atau wayer Kirschner intramendular kadang digunakan
untuk fraktur femur pada kelompok pra sekolah. Indikasi utama adalah gagalnya
penanganan dengan menggunakan spica cast. Titanium nail sberdiameter dua millimeter
dimasukkan dari medial dan lateral metafisis dari femur distal untuk menstabilisasi
intramedular pada fraktur. Waktu konsolidasi relative singkat, rentang waktu dari 2 – 5
bulan tergantung pada usia pasien. Implant dicabut pada 3 – 6 bulan setelah pemasangan.
Fiksator eksternal merupakan pilihan jika terjadi fraktur terbuka pada pasien poli
trauma atau untuk fraktur segmental, yang juga pada kelompok ini. Jika fiksator dilepaskan
lebih awal dengan pembetukan callus yang masih kurang, maka akan berisiko terjadi
fraktur kembali. Seperti semua penggunaan fiksator lainnya, infeksi jalur pemasangan pin
sering terjadi dan diobati dengan kulit lokal dan antibiotik. Namun penanganan fraktur
batang femur tertutup atau terisolasi tidak dianjurkan dengan pemasangan fiksator
8
eksternal pada anak – anak pra sekolah.
Plan :
Diagnosis : Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan maka
pasien didiagnosis dengan Closed Fracture 1/3 Middle Of Shaft Femur Dextra
Pengobatan :
Penatalaksanaan Awal di Unit Gawat Darurat
- IVFD RL 20 tpm
- Injeksi Antrain ½ amp (iv)
- Lab: Darah Rutin
- Konsul dokter ahli bedah untuk penanganan selanjutnya.
Edukasi : Kita menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi: Dijelaskan adanya indikasi operasi dan konsultasi dengan spesialis bedah
untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan: Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah
sakit dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.
Peserta Pendamping
dr. Milda Inayah dr. H.M. Sadik Sahil, M.Kes
9