mikromeritik
DESCRIPTION
Mikromiretik adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-partikel kecil dispersi kolodial mempunyai sifat karakteristik yang partikel-partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikel dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop.TRANSCRIPT
MIKROMERITIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa dalam bidang farmasi, kita berkecimpung
dalam dunia pengobatan. Dalam dunia pengobatan kita mengenal beberapa
bentuk sediaan obat. Diantara sediaan obat tersebut ada yang berupa
sediaan padat, semi padat dan cair. Sebuk adalah salah satu bentuk sediaan
padat yang mempunyai ukuran partikel yang patut kita ketahui.
Secara klinik ukuran partikel dari suatu obat dapat mempengaruhi
pelepasannya di dalam tubuh. Dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan
secara oral, parental, rectal, dan topical. Ukuran partikel suatu obat dapat
juga sangat mempengaruhi efek farmakologisnya di dalam tubuh. Hal ini
berhubungan dengan derajat kehalusannya. Semakin cepat diabsorbsi
semakin cepat pula respon farmakologisnya.
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang
partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai
cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume
rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran
diameter rata-rata.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh
Della Valle yang dinamakan “Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyyai
sifat karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak dapat dilihat dibawah
mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan
mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar,
granulat tablet atau granulat garam, ukurannya berada dalam jarak
pengayakan.
Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul ukuran partikel sangat
penting untuk melihat dan mengetahui sifat aslinya. Jadi dengan
mengetahui ukuran partikel dari suatu bentuk sediaan padat, kita dapat
mengetahui sifat alirnya, efek farmakologisnya dan dapat menyusun suatu
formula yang baik.
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya
perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu,
tapi juga berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada
dalam sampel. Jadi kita perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang
ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini
kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut.
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam
farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam
pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya.
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu:
1. Menghitung luas permukaan
2. kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara
peroral, suntikan dan topikal
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel
sangat penting dalam farmasi. Sehingga luas permukaan dari suatu partikel
dapat dihubungkan secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi
dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat
mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan
secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari
suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon
farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam
produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian
ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan
dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Hal ini membuat
seorang farmasis kini harus mengetahuhi pengetahuan mengenai
mikromimetik yang baik .
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel
adalah menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat
dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk
menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear.
Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka sudah
sewajarnya jika mahasiswa farmasi memahami mengenai mikromeritik ini,
termasuk cara-cara dalam melakukan pengukuran ukuran partikel suatu zat.
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan ini adalah menentukan diameter partikel
amylum oryza dengan metode pengayakan (shieving).
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Mikromiretik adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-partikel
kecil dispersi kolodial mempunyai sifat karakteristik yang partikel-
partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan
partikel-partikel dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus
ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel
yang ukurannya sebesar serbuk kasar, granulat tablet, atau granula garam
ukurannya berada dalam jarak pengayakan (Moechtar,1990:169).
Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan
derajat halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai
berikut (Moh.Anief,1987).
1) Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
2) Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)
3) Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)
4) Serbuk halus adalah serbuk (85)
5) Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)
6) Serbuk sangat halus adalah serbuk (200/300)
Mikromiretik biasanya diartikan sebagai ilmu teknologi tentang
partikel kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara.
Ukuran diameter rata-rata ukuran luas permukaan rata-rata dan
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel di sini adalah
ukuran diameter rata-rata (Anonim, 2007:19).
Untuk menentukan ukuran atau dimensi-dimensi dari partikel serbuk
yang sesungguhnya adalah sukar sekali. Sebab kumpulan dari partikel
tersebut bersifat heterogen, baik bentuk maupun besarnya tidak sama,
namun berdasarkan pada analogi tersebut di atas. Maka dimensi tersebut
dapat ditentukan menurut sifat-sifatnya seperti luas permukaan volume
sama dengan volume partikel yang diselidiki dinamakan diameter volume
(dv) sedangkan diameter terproyeksi adalah diameter partikel-partikel
yang berbentuk bola yang mempunyai daerah pengamatan partikel yang
diselidiki jika dilihat secara normal pada bidangnya yang paling stabil
(Ansel, 1998:865).
Zat-zat padat yang secara alamiah berada dalam bentuk partikel-
partikel kecil dan zat padat yang telah digerus memiliki bentuk partikel
tidak beraturan, dan ukuran partikel bervariasi dari yang paling besar
sampai yang paling kecil (Leon,1989: 11).
Untuk partikel yang tidak beraturan, dapat disubstitusikan suatu
partikel ekuivalen, dengan permukaan atau volume yang sama
(Leon,1989:11).
Kekuatan kompresif atau kekuatan pemecahan (crushing strength) dari
granul telah didapatkan dengan penempatan granul individual di antara
lempengan-lempengan dan memecahkannya dengan menggunakan suatu
beban kompresif. Pada banyak formulasi terdapat suatu rentangan
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
optimum dari rata-rata kekuatan pemecahan granul untuk ukuran granul
tertentu (Leon, 1989:12).
Kerapat granul P9, bias ditentukan dengan suatu metode yang serupa
dengan metode pemindahan cairan, porositas dalam partikel dari granul
bias dihitung dari kerapatannya sebenarnya dan kerapatan granul
(Martin,1993:1061).
Kerapatan granul dan porositas dalam atau persen ruang pori dalam
granul didapat oleh strickian et al, perbedaan porositas bergantung pada
metode granulasi (Martin, 1993:1061).
1.) Metode Mikroskop
Pada metode mikroskopik, diameter rata-rata dari system partikular di
peroleh dengan mengukur partikel-partikel secara acak sepanjang garis
yang ditentukan. Dengan pengukuran aca√k partikel, diameternya diukur
sama dengan frekuensi di setiap arah; Oleh karena itu, mereka dapat
dipertimbangkan dengan pergantian oleh partikel berbentuk bola yang
sama dengan diameter d (parrot,1970:11).
Untuk menyediakan data statistik yaitu minimal 200 partikel harus
diukur dengan pengukuran serbuk farmaseutik selalu diamati oleh
mikroskop yang mempunyai lensa micrometer/lensa pengukur gambar
(parrot,1970:11).
Lensa optik dari mikrometer optikal mempunyai hair cross yang
menggerakkan kalibrasi micrometer. Hair cross adalah garis dengan ini
adalah ukuran panjang partikel. Mikrometer dikalibrasi dengan sebuah
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
langkah mkrometer, karena itu pembacaan dapat dinyatakan pada unit
manapun yang diinginkan. Langkah kalibrasi micrometer diperlukan untuk
kalibrasi mikrometer optikal, karena pembesaran tidak sama dengan
produk pembesaran nominal dari lensa objektif dan ,mata diameter
diperoleh dari teknik (parrot,1970:11)
Metode mikroskopik menggunakan ukuran dari 0,15-100µ, diameter
diperoleh dari teknik ini hanya pada perhatian statistik karena itu adanya 2
dimensi, maka factor bentuk tidak dapat dihitung. Diameter yang lebih
bermanfaat untuk mempelajari system farmaseutik adalah berhubungan
dengan berat permukaan / volume partikel (parrot,1970:11)
2.) Metode Ayakan
Metode yang paling sederhana dalam pengukuran ukuran rata-rata
partikel adalah dengan menggunakan pengayakan standar. Pengayakan
terbuat dari kumpulan kawat dengan lubang yang diketahui ukurannya.
“Mesh” digunakan untuk memberikan jumlah lubang per iner
(parrot,1970:11)
Biasanya pengayakan memiliki lubang berkotak-kotak. Dengan sebuah
lubang berkotak dengan sisi l,kristal halus dapat melewatinya jika
dimensinya tidak melewati ℓ√2. Ukuran rata- rata dari partikell melewati
suatu ayakan dan tertahan oleh ayakan lain hanya dapat di perkirakan dari
ukuran lubang, karena pembagian ukuran tergantung dari ukuran partikel
dan bagaimana partikel melewati lubang. Misalnya, sebuah kristal lebih
panjang dari ℓ√2 akan melewati pengayak jika disesuaikan dengan
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
panjang garis tegak lurus dengan pengayak. Saat kehadiran sebuah partikel
yang berdimensi sangat kecil dapat melewati pengayak. Klasifikasi
partikel oleh pengayak akan memiliki distribusi luas dari ukurannya
(Parrot, 1970:11).
Pengayak standar adalah pengayak yang disesuaikan. Jadi pengayak
mungkin digunakan untuk ukuran tertentu. Meskipun ada beberapa seri
pengayak, umumnya banyak digunakan dalam farmasi adalah pengayak
seri U.S (Parrot, 1970:11).
Dalam penentuan ukuran partikel dengan pengayak, sekumpulan
pengayak dengan yang terkasar paling atas ditempatkan pada shaker dan
sampel bubuk dimasukkan pada pengayak bagian atas, bahan-bahan
diklasifikasi saat melewati satu pengayak dan tertahan pada batasan
pengayak yang lebih halus. Diameter partikel dipertimbangkan sebagai
ukuran dari lubang dalam pengayak yang lebih besar atau lebih halus, atau
ukuran pada aritmetika atau geometrik yang berarti pada lubang pada dua
pengayak. Ukuran manapun yang dipilih, seharusnya diterapkan dan
digunakan selama pembelajaran. Batas yang digunakan pengayak dalam
pengukuran ukuran partikel adalah 44µ (Parrot,1970:11).
Diameter partikel yang melewati pengayak mesh 40 dan ditahan pada
pengayak mesh 60 (digunakan 40/60) dapat didefinisikan dalam pengayak
yang lebih besar. Misal 0,42 mm, beberapa partikel dapat dijelaskan
sebagai pengertian aritmatika dan lubang dua pengayak, misalnya
(0,42+0,25)/2 atau 0,335 mm. Ukuran partikel dapat juga dijelaskan
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
sebagai rata-rata geometrik dari dua lubang mesh (0,42-0,25)/2 atau 0,324
mm (Parrot, 1970:11).
3.) Metode Sedimentasi
Untuk partikel ukuran di bawah pengayak, seperti yang sering
diperhitungkan dalam farmasi, metode sedimentasi didasarkan pada
persamaan stokes. Serbuk yang dihitung ditahan dalam zat cair yang mana
bahan tersebut tidak dapat larut. Suspensi diletakkan di dalam sebuah pipet
yang mana sampel dapat tenggelam dari kedalaman tertentu pada waktu
yang beragam. Sampel ini diuapkan dan sisanya ditimbang
(Parrot,1970:14).
Tiap sampel yang telah dipakai memiliki ukuran partikel yang lebih
kecil daripada hal yang sama terhadap kecepatan pengendapan, karena
semua partikel berukuran lebih besar akan jatuh di bawah tingkat dari
ujung pipet. Efektif atau stokes, diameter dihitung menggunakan
persamaan stokes:
d = √ 18hη( ρi− ρE )>¿
¿
dimana % adalah kecepatan dan cairan penahan yang tenang, h adalah
jarak antara permukaan cairan dengan ujung pipet saat sampel tenggelam,
(ρ1 – ρ2) adalah perbedaan kepadatan antara partikel dan medium
penahan, g adalah konstanta gravitasi dan C adalah waktu dalam detik dari
awal mula pengukuran (Parrot,1970:14).
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
4.) Metode Elutriasi
Metode elutriasi dari pengukuran partikel adalah kebalikan dari
metode sedimentasi. Udara diberikan ke dalam bagian bawah sebuah
kolom yang berisi sampel yang diukur. Di bagian atas kolom terdapat
filter/saringan untuk menampung bahan-bahan. Udara masuk ke kolom
dengan kecepatan yang sudah diketahui dan terbawa bersama partikel-
partikel, lebih kecil daripada ukuran tertentu dan saat kecepatan ditambah,
partikel-partikel yang lebih besar terbang menuju ke filter (Parrot,
1970:14).
Kurva frekuensi ukuran digambarkan dengan perpotongan berat
partikel yang tak sebanyak daripada ukuran yang ditetapkan dengan
ukuran partikel (Parrot, 1970:14).
5.) Metode Sentrifugal
Sentrifugal digunakan hanya untuk menentukan ukuran partikel yang
sangat halus atau polimer besar molekul tinggi. Pada dasarnya diameter
dapat dihitung dengan persamaan Stokes, dengan konstanta gravitasi
digantikan oleh akselarasi sentrifugal w2 X, dimana w adalah kecepatan
singular dalam waktu radian per unit dengan X adalah jarak partikel dari
pusat rotasi (Parrot, 1970:14).
Menggunakan symbol yang sebelumnya ditetapkan, diameter dapat
ditetapkan dengan :
d = bw √ 12 log ( R2
R1)
2 t( ρ1−ρ2)
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
dimana R2 adalah jarak dari sumbu rotasi ke bagian bawah tabung mesin
pemutar dan R2 adalah jarak dari sumbu rotasi ke bagian suspensi (Parrot,
1970:15).
B. Uraian Bahan
Nama resmi : AMYLUM ORYZA
Nama lain : Pati beras
Pemerian : Serbuk sangat halus; putih; tidak berbau; tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak ;arut dalam air dingim dan dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
Kegunaan : Sebagai sampel uji
C. Prosedur Kerja (Anonim, 2013)
1. Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas ke
bawah makin besar nomor ayakan yang bersangkutan.
2. Masukkan 100 gr Asam benzoat ke dalam ayakan paling atas pada
bobot tertentu yang ditimbang seksama.
3. Diayak serbuk yang bersangkutan selama 10 menit pada getaran
tertentu (Rpm 70).
4. Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan.
5. Dicatat data yang diperoleh dan dihitung nilai % tertahan serta ukuran
diameter partikel.
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah ayakan
no. 35, 40, 60, 12, 170, dan 230; gunting; kuas halus; sendok tanduk ;
timbangan analitik danvibrator
2. Bahan
Adapun bahan yang digunaknan dalam percobaan ini adalah
amylum oryza dan ketas perkamen.
B. LANGKAH PERCOBAAN
- Disusun beberpa ayakan dngan nomor tertentu berurutan dari atas
kebawah makin besar nomor ayakan yang bersangkutan.
- Dimasukan 100 g granul amylum oryza ke dalam ayakan palung atas
pada bobot tertentu yang di timbang
- Diayak serbuk amylum oryza selama 3 menit pada getaran tertentu
pada alat shaker
- Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing- masing ayakan.
- Dibuat kurva distribusi % bobot diatas/dibawah ayakan.
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
No. Ayakan
Ukuran
pori-pori
rata-rata
Berat
tertinggal
% berat
tertinggal
% berat
tertinggal x
ukuran pori-
pori
35 / 40 0,46 0,7165 0,788 % 0,36248
40 / 60 0,335 0,660 0,7265 % 0,243
60 / 120 0,1875 3,388 3,729 % 0,697
120 / 170 0,1065 14,481 15,941 % 1,689
170 / 230 0,075 25,532 27,006 % 2,025
Dasar 0,075 47,060
Ʃ=90,8375 ∑= 5,016
2. Perhitungan
1. Tabel Ukuran Pori Ayakan
a. Ukuran pori rata-rata
Ukuran pori 35 + Ukuran pori 40- No. Ayakan 35/40 =
20,50 + 0,42
= 2
= 0,46 mm
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
Ukuran pori 40 + Ukuran pori 60- No. Ayakan 40/60 =
20,42 + 0,250
= 2
= 0,335 mm
Ukuran pori 60 + Ukuran pori 120- No. Ayakan 60/120 =
20,250 + 0,125
= 2
= 0,1875 mm
Ukuran pori 120 + Ukuran pori 170- No. Ayakan 120/170 =
20,125 + 0,088
= 2
= 0,1065 mm
Ukuran pori 170 + Ukuran pori 320- No. Ayakan 170/230 =
20,088 + 0,062
= 2
= 0,075 mmb. % tertinggal
%Tertinggal= Berat zat yang tertinggal
∑ berat zat yang tertinggal×100 %
- No. Ayakan 35/40
%Tertinggal= 0,765 g90,575 g
×100 %
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
%Tertinggal=0.788 %
- No. Ayakan 40/60
%Tertinggal= 0,660 g90,575 g
×100 %
%Tertinggal=0,7265 %
- No. Ayakan 60/120
%Tertinggal= 3,388 g90,575 g
×100 %
%Tertinggal=3,729 %
- No. Ayakan 120/170
%Tertinggal=14,481 g90,575 g
×100 %
%Tertinggal=15,941 %
- No. Ayakan 170/230
%Tertinggal=24,532 g90,575 g
×100 %
%Tertinggal=27,006 %
diameter rata−rata=∑%tertinggal ×ukuranpori
100
diameter rata−rata=5,016100
=0,05016≈serbuk halus
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
c. Kurva ukuran pori rata-rata dengan % berat tertinggal
0.46 0.335000000000001 0.1875 0.1065 0.07500000000000010
5
10
15
20
25
30
Ukuran pori rata-rata
27,066
15,941
3,7290,7260,788
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
C. PEMBAHASAN
Mikromiretik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang
partikel kecil. Pengertian ini sangat penting untuk diketahui oleh
mahasiswa farmasi khususnya dalam membahas obat sediaan padat seperti
kapsul, tablet, granul, sirup kering. Ukuran partikel dapat dinyatakan
dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan
rata-rata, volume rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pada
umumnya pengertian ukuran partikel disini adalah ukuran diameter rata-
rata.
Pembagian dimensi partikel dalam dispersi farmasetik
Ukuran partikel Ukuran ayakan kira-kira
Contohμm mm
0,5-1,0 0,0005-0,010 Suspensi, emulsi halus10-50 0,010-0,050 Batas atas jarak
dibawah ayakan, partikerl emulsi kasar; partikel sispemsi terflokulasi
50-100 0,05-0,1 325-140 Batas bawah ayakan, ayakan jarak serbuk halus
150-1000 0,15 - 1 100-18 Serbuk kasar100-3260 1,000-3,360 18-6 Granul rata-rata
Ukuran partikel dapat dinyakan dengan berbagai cara. Ukuran
diameter rata-rata dan beberapa cara pengukuran partikel yaitu :
1. Metode mikroskopi optik
MikroskopiOptik, adalah mungkin untuk menggunakan mikroskop biasa
untuk pengukuran ukuran partikel yang berkisar dari 0,2 µm sampai kira-
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
kira 100 µm. Menurut metode mikroskopik, suatu emulsi atau suspensi,
diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan
ditempatkan pada pentas mekanik. Kerugian dari metode mikroskopis
adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari
partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan
yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan
menggunakan metode ini. Namun demikian, pengujian mikroskopik dari
suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode
analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-
partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode
ini.
2. Metode ayakan
Pada metode ini digunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi
oleh The National Bureau of Standard. Ayakan umumnya digunakan untuk
memilih partikel-partikel yang lebih kasar; tetapi jika digunakan dengan
sangat hati-hati, ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak
bahan sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan no.325). menurut metode U.
S. P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh
suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Serbuk
tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang
melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta
dikumpulkan, kemudian ditimbang. Jika diinginkan analisis yang lebih
rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-turut mulai dari yang kasar di atas,
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu sampel serbuk yang
ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah ayakan
tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang
tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan
timbul dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta
intensitas penggoyangan.
3. Metode sedimentasi
Metode sedimentasi di dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan
diukur disuspensikan dalam cairan, dimana serbuk tidak dapat larut.
Suspensi ini ditempatkan pada sebuah pipet yang bervariasi. Sampel ini
diuapkan untuk dikeringkan dan residunya ditimbang. Setiap sampel
ditarik yang mempunyai ukuran partikel; yang lebih kecil dari yang
dihubungkan dengan kecepatan.
4. Metode elutriasi
Metode Elutriasi merupakan metode penentuan ukuran partikel yang
kebalikan dari metode sedimentasi. Cara kerja metode ini dengan cara
memaskan udara dalam wadah yang berisi sampel pada dasar wadah.
5. Metode setrifugasi
Metode sentrifugasi digunakan hanya untuk penetuan partikel yang
besar. Diameternya dapat dihitung dengan menyalakan api dan
ditempatkan pada suatu sentrifuge.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran terhadap diameter
suatu zat padatdengan menggunakan metode ayakan. Bahan yang
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
digunakan dalam percobaan ini yaitu: amilum oryza dan kertas perkamen.
Adapun alat yang digunakan yaitu mesin vibrator, kuas, dan timbangan
analitik.
Pada pengukuran partikel dengan menggunakan ayakan,terlebih dahulu
amilum oryza kita timbang, kemudian ayakan disusun berturut-turut mulai
dari pori yang terbesar di atas, sampai dengan pori yang terkecil dibawah.
Nomor mesh adalah nomor yang tertera pada ayakan sesuai dengan
diameter lubang ayakan. Apabila nomor meshnya kecil maka diameter
ayakannya besar sedangkan apabila nomor mesh besar mempunyai
diameter ayakan kecil. Kemudian amilum yang telah ditimbang disimpan
di ayakan teratas. Dalam percobaan ini digunakan ayakan dengan nomor
mesh 35, 40, 60, 120, 170. Pengayak digerakkan atau digetarkan oleh
mesin penggerak selama 10 menit yang diatur pada kecepatan 70 rpm
untuk menghindari pemaksaan partikel besar melewati ayakan akibat
tingginya intensitas penggoyangan atau tertahannya partikel yang lebih
kecil akibat lambatnya intensitas penggoyangan sehingga dipilih intensitas
penggoyangan setengah dari kecepatan maksimum.
Setelah 10 menit mesin fibrator akan berhenti secara otomatis. Ayakan
kemudian masing-masing dibuka dan diambil dari mesin fibrator. Serbuk
yang tertinggal dari masing-masing pengayak dengan nomor mesh berbeda
ditimbang. Kemudian dicatat data yang telah diperoleh dan dihitung nilai
% tertahan serta ukuran diameter partikel.
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak. Jika derajat
halus suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa
semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat
halus suatu serbuk dinyatakan dengan 2 nomor dimaksudkan bahwa semua
serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih
40% melalui pengayak dengan nomor tersebut.
Metode yang digunakan ini adalah metode yang paling sederhana dan
paling sering digunakan dalam pengukuran partikel. Keuntungan
menggunakan metode ayakan adalah alat ini mudah digunakan, sedangkan
kerugiannya adalah tidak terlalu sempurna dalam proses penyaringan. Dari
data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nomor mesh
semakin banyak zat yang tersisa. Hal ini dikarenakan ukuran dalam tiap
inci semakin kecil porinya.
Dari percobaan ini diperoleh diameter rata-rata amilum oryza yaitu
50,16 μm termasuk serbuk halus . Hal ini tidak sesuai dengan literatur
yang menyatakan diameter partikel amilum5 μm
Kesalahan hasil pengukuran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
- Kesalahan penimbanagan hasil ayakan.
- Ayakan yang tidak bersih sehingga mempengaruhi hasil
- Hasil ayakan yang berkurang karena terbang oleh angin
.
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
- Berat zat yang tertinggal pada mesh 35/40 adalah 0,788%
- Berat zat yang tertinggal pada mesh 40/60 adalah 0,7265%
- Berat zat yang tertinggal pada mesh 60/120 adalah 3,729%
- Berat zat yangg tertinggal pada mesh 120/170 adalah 15,941%
- Berat zat yang tertinggal pada mesh 170/230 adalah 27,006%
Dan diperoleh diameter rata-rata amilum yaitu 50,16 μm termasuk serbuk
halus. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan diameter amilum
oryza 5 μm.
B. SARAN
Sebaiknya percobaan ini dilakukan dengan metode lain agar diperoleh
perbandingan yang lebih jelas antara metode satu dengan lainnya.
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C.,2004.Kalkulasi Farmasetik. EGC. Jakarta
Ansel H., 1998.,” Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”., Penerbit UI., Jakarta.
Dirjen POM., 1979., “Farmakope Indonesia Jilid III”., Depkes RI., Jakarta
Effendi, Idris., (2004)., “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika”., UNHAS.,
Makassar
Gennaro,A.R., “Remington’s Pharmaceutical Science “., Mark Publishing
Leon., 1989., “Teori dan Praktek Farmasi Industri”., UI Press., Jakarta
Martin,A., 1990., “Farmasi Fisik Jilid II”., UI., Jakarta
Parrot,E.L.,1970.,”Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutica”.,
Burgess Publishing
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
MIKROMERITIK
SKEMA KERJA
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
Ditimbang 100 mg Asam Benzoat dengan
menggunakan cawan porselen, aluminium foil, dan
diberi etiket.
Disusun ayakan semakin ke bawah semakin besar no.meshx
lalu di ayak asam benzoate selama 10 menit.
MIKROMERITIK
Mutmainnah M. Ilham Tomagola(15020120071)
Dikeluarkan hasil ayakan pada masing-masing no mesh dan
diletakkan pada kertas perkamen (kertas timbang) dan diberi etiket.
Ditimbang hasil ayakan yang telah dikeluarkan menggunakan timbangan analitik dan dicatat
hasilnya.