mikro ekonomi bab 5

11
Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Kebijakan fiskal murni apabila kebijakan fiskal tersebut tidak disertai oleh berubahnya jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan kebijakan moneter murni adalah kebijakan moneter yang tidak disertai oleh perubahan nilai G, nilai T x maupun T. Sekalipun dalam dunia nyata yang banyak kita jumpai adalah campuran antara perubahan G, T x , T dan M, namun dari segi teori pembahasan pengaruh kebijakan fiskal dan pengaruh kebijakan moneter secara terpisah besar sekali manfaatnya. Kiranya tidak sulit dipahami kalau bentuk kurva IS dan kurva LM besar pengaruhnya terhadap keefektifan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Semakin datar bentuk kurva IS, semakin

Upload: risman

Post on 16-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

mata kuliah MIKRO

TRANSCRIPT

Page 1: Mikro Ekonomi Bab 5

Keefektifan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter

Kebijakan fiskal murni apabila kebijakan fiskal tersebut tidak

disertai oleh berubahnya jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, yang

dimaksud dengan kebijakan moneter murni adalah kebijakan moneter

yang tidak disertai oleh perubahan nilai G, nilai Tx maupun T. Sekalipun

dalam dunia nyata yang banyak kita jumpai adalah campuran antara

perubahan G, Tx, T dan M, namun dari segi teori pembahasan pengaruh

kebijakan fiskal dan pengaruh kebijakan moneter secara terpisah besar

sekali manfaatnya.

Kiranya tidak sulit dipahami kalau bentuk kurva IS dan kurva LM

besar pengaruhnya terhadap keefektifan kebijakan moneter dan kebijakan

fiskal. Semakin datar bentuk kurva IS, semakin efektif kebijakan

moneter. Di lain pihak, semakin datar kurva LM, kebijakan fisklallah

yang semakin efektif.

Mengenai bentuk kurva LM biasanya dihubungkan dengan

bentuk kurva permintaan uang untuk spekulasi, sekalipun bentuk kurva

permintaan akan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga

mempunyai pengaruh juga terhadap bentuk kurva LM. Dengan bentuk

standar kurva permintaan akan uang untuk spekulasi L2, yang tergambar

dalam kuadran 1 gambar dihasilkan kurva LM seperti yang terlihat pada

kuadran 2, yang selanjutnya dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yang

Page 2: Mikro Ekonomi Bab 5

masing-masing dengan sebutan:

1. Daerah Klasik atau Classical Range, yaitu bagian pada kurva LM

yang sejajar dengan sumbu tingkat bunga. Dalam gambar, bagian

yang disebut daerah klasik ialah bagian pada kurva LM dari titik C

ke atas. Ini merupakan akibat dari bentuk kurva L2 yang mulai dari

titik C ke atas berhimpit dengan sumbu tingkat bunga. Daerah ini

disebut sebagai daerah klasik, disebabkan daerah inilah yang

menghasilkan kesimpulan-kesimpulan teoritik seperti yang dihasilkan

oleh para pemikir ekonomi klasik.

2. Daerah Jerat Likuiditas atau Liquidity Trap Range, yaitu bagian

dari kurva LM yang sejajar dengan sumbu pendapatan nasional nyata.

Sejajarnya kurva LM tersebut dengn sumbu pendapatan merupakan

akibat dari sejajarnya kurva L2 dengan sumbu L2. Pada tingkat bunga

yang demikian rendahnya harga surat obligasi menjadi demikian

tinggi, sehingga semua orang meramalkan akan terjadinya penurunan

harga surat-surat obligasi. Dengan ramalan tersebut maka tambahan

uang yang tersedia untuk spekulasi tidak lagi dibelikan surat berharga

melainkan akan mereka simpan dalam bentuk uang.

3. Daerah Tengah atau Intermidieate Range, yaitu bagian pada

kurva LM yang berada di antara daerah klasik dan daerah jerat

likuiditas. Pada daerah tengah elastisitas tingkat bunga kurva LM

lebih besar dari nol, akan tetapi lebih kecil dari tidak terhingga.

Dalam gambar daerah jerat likuiditas meliputi bagian kurva LM

dimulai dari titik A sampai titik B, daerah tengah meliputi bagian kurva

Page 3: Mikro Ekonomi Bab 5

LM dari titik B sampai titik C dan daerah klasik adalah titik C ke atas.

Dengan menggunakan sistematika ini, masalah tentang efektifitas

kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dapat diuraikan dengan lebih

mudah. Secara singkat dapat diterangkan dengan menggunakan gambar

sebagai berikut.

L2

L2

Daerah Jerat Likuiditas

Daerah KlasikDaerah

Tengah

r

0 0

r

M

M

MY 00

L2

L1

M

AB

C c

Kuadran 1Kuadran 2

Kuadran 4Kuadran 3

Page 4: Mikro Ekonomi Bab 5

Gambar 11.1. Bentuk standar kurva L2 dan kurva LM

A. KEBIJAKAN FISKAL

1. Di Daerah Jerat Likuiditas kebijakan fiskal

paling efektif. Dengan menggeserkan kurva IS ke kanan sejauh

ab, pendapatan nasional keseimbangan meningkat sebesar ab

juga, yaitu semula sebesar OYa, sekarang menjadi OYb.

2. Di Daerah Tengah, kebijakan fiskal juga dapat

menaikkan tingkat pendapatan nasional keseimbangan, akan

tetapi tidak seefektif di daerah jerat likuiditas. Kebijakan fiskal

yang berhasil menggeser kurva IS ke kanan sejauh cd, yang

jaraknya sama dengan ab, menghasilkan peningkatan tingkat

pendapatan nasional kurang dari cd, yaitu hanya meningkat dari

semula OYc menjadi OYm.

3. Di Daerah Klasik, kebijakan fiskal sama sekali

tidak efektif. Kebijakan fiskal yang berhasil menggeser kurva IS

sejauh ef, eg ataupun lebih besar lagi, pendapatan nasional

keseimbangan sama sekali tidak meningkat, yaitu tetap sebesar

OYe.

B. KEBIJAKAN MONETER

Dengan kebijakan moneter yang berhasil menggeser kurva

LM dari LM0 ke LM1 dengan titik keseimbangan IS – LM yang

berada:

1. Di Daerah Jerat Likuiditas, kebijakan moneter sama sekali tidak

Page 5: Mikro Ekonomi Bab 5

efektif. Sama sekali tidak bisa menaikkan tingkat pendapatan

nasional keseimbangan. Dengan bergesernya kurva LM ke kanan,

dengan kurva ISa, titik keseimbangan IS – LM tidak pindah

tempatnya yang semula,

2. Di Daerah Tengah, kebijakan moneter mampu menaikkan tingkat

pendapatan nasional keseimbangan, akan tetapi tidak seefektif di

daerah klasik.

LM

IS

ISIS

IS

IS

ISIS

YmYc YeYbYa Y0

r

a b

c d

e f g

A. Kebijakan Fiskal

LM0 LM1IS

IS

IS

YgYcYfYbYa0 Y

ra

r

c

ba

B. Kebijakan Moneter

Page 6: Mikro Ekonomi Bab 5

Gambar 11.2. Keefektifan kebijakan fiskal lawan kebijakan moneter

3. Di Daerah Klasik, kebijakan moneter adalah paling efektif.

Dengan peningkatan jumlah uang yang beredar yang sama, kalau

titik keseimbangan IS – LM berada di daerah tengah, bertambah

besarnya pendapatan nasional keseimbangan akan sebesar Yc Yg.

Dari gambar kita lihat bahwa Yc Yg lebih besar daripada YbYf.

Page 7: Mikro Ekonomi Bab 5

Dengan menggunakan asumsi kurva permintaan investasi

mempunyai bentuk dengan bagian yang sangat inelastik pada tingkat

bunga yang rendah, seperti yang digambarkan pada tingkat bunga

yang rendah, seperti yang digambarkan oleh kurva II pada kuadran

barat daya, dihasilakan kurva IS yang juga mempunyai bagian yang

inelastik pada tingkat-tingkat bunga yang rendah . Kurva IS yang kita

hasilkan tersebut ialah kurva IS pada kuadaran tenggara. Bagian

kurva IS yang sejajar dengan sumbu tingkat bunga elastisitasnya

sebesar nol, yang karenanya dapat dikatakan inelastik sempurna.

Kalau misalnya dalam keadaan semula kurva LM yang terjadi

adalah LM , maka titik ekuilibrium IS-LM tercapai pada tingkat

Page 8: Mikro Ekonomi Bab 5

pendapatan sebesar OY. Apabila tingkat pendapatan nasional

ekuilibrium ini ternyata masih berada di bawah full-employment

income dan pemerintah menghendaki untuk menguragi tingkat

pengangguran dengan melalui kebijaksanaan ekspansi moneter ,

maka dapat diramalkan bahwa kebijaksanaan tersebut tidak akan

berhasil.