midnight sale: media untuk membangun pasar

1
alam 1 tahun belakangan ini, midnight sale muncul sebagai sebuah tren baru dalam berbelanja, khusunya di pusat perbelanjaan yang tergolong mewah di pusat kota Jakarta. Pada awalnya tren tersebut hanya dirasakan oleh kalangan elite. Mereka pada umumnya telah memiliki tingkat kebutuhan tersendiri dalam hal berbelanja. Namun, pada akhirnya kelas menengah pun sudah berani untuk mencoba dan bahkan sudah mulai ketergantungan pada momen midnight sale. Apa sebenarnya yang menjadi daya tarik dari momen tersebut? Midnight sale adalah sebuah program cuci gudang yang pada awalnya hanya diperkenalkan oleh department store tertentu yang berada di beberapa pusat perbelanjaan. Tujuan dari program ini adalah untuk menjual persediaan lama yang masih belum terjual, sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat slow moving inventories mereka. Persediaan itu umumnya pakaian dan aksesori di mana pada setiap pergantian tahun akan muncul artikel baru yang pada akhirnya menjadi tren mode baru. Hal seperti ini menjadi ancaman bagi mereka yang masih menyimpan stok lama dalam jumlah yang cukup besar. Manajemen pun harus berpikir keras untuk menghabiskan stok tanpa harus mendegradasikan citra perusahaan sebagai penyedia merek berkelas. Cara yang paling ampuh untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memberikan potongan harga (diskon) besar-besaran sehingga pembeli tertarik untuk membeli barang tersebut. Namun, apabila cara tersebut dilakukan pada jam-jam normal (siang hari), maka akan menimbulkan ancaman bagi target pasar mereka, yang notabene kalangan atas dengan kelas dan citra tersendiri. Diskon, sebagai pricing strategy dari sebuah perusahaan, tentu saja dapat menarik perhatian banyak orang dan tidak tertutup kemungkinan kelas dari target pasar mereka akan turun secara perlahan. Inilah tugas manajemen untuk dapat menjembatani kepentingan perusahaan dengan keinginan pelanggan. Dengan menciptakan midnight sale, manajemen telah berhasil memberikan pengalaman baru bagi mereka yang ingin memiliki barang-barang berkelas dengan harga yang murah. Tentu saja momen ini juga akan menghadirkan pelanggan baru, khususnya kelas menengah yang mungkin selama ini hanya menggunakan produk replika yang banyak dijual di pasaran. Dengan memberikan diskon sampai dengan 70%, maka manajemen pun tidak perlu lagi terlalu menghawatirkan cara untuk menghabiskan stok-stok yang tadinya terancam menjadi slow moving inventories. Penurunan laba dari penjualan per unit tidak lagi menjadi hambatan, mengingat kuantitas produk yang dijual dapat melampaui ekspektasi yang telah diprediksi sebelumnya. Target pasar mereka pun tetap terjaga, karena potongan harga tersebut hanya berlaku pada malam hari, sehingga kenyamanan mereka dalam berbelanja tidak akan terusik oleh kerumunan para pemburu diskon. Lebih murah Bahkan, pada kenyataannya, sebagian dari target pasar mereka pun ikut menjadi bagian dari midnight sale ini untuk mendapatkan barang-barang yang mungkin belum mereka miliki sebelumnya dengan harga yang jauh lebih murah. Dengan semakin meningkatnya jumlah pembeli yang ada di midnight sale tersebut, pihak manajemen pun semakin mencurahkan perhatiannya untuk merencanakan strategi pemasarannya melalui momen ini. Saat ini, barang-barang yang dijual pada momen tersebut tidak lagi hanya artikel lama yang biasa dikenal dengan old fashion product, tetapi juga produk yang baru masuk di pasar. Diskon yang diberikan pada produk baru tersebut memang tidak terlalu besar, berkisar 10%-20% dan dengan mark-up dari harga sebelumnya, sehingga barang tersebut terjual sesuai dengan harga yang diharapkan. Strategi tersebut ternyata berhasil dilakukan, karena perhatian pembeli tercurah pada angka diskon. Melalui midnight sale ini, perusahaan berhasil meraih untung yang luar biasa karena tidak jarang produk yang dipamerkan terjual habis. Belum lagi tingkat turnover produk yang membaik juga mendukung peningkatan kinerja perusahaan. Untuk menjaga tren tersebut agar tidak cepat hilang, perusahaan mengatur frekuensi dalam mengadakan midnight sale. Biasanya, mendekati Lebaran atau akhir tahun, frekuensi program ini ditingkatkan, sekitar 3-4 kali dalam 1 bulan. Namun pada bulan-bulan lain, midnight sale sangat jarang diadakan, sekitar 1-2 kali dalam 1 bulan. Dengan demikian, diharapkan pelanggan tidak cepat bosan dan tetap menunggu kehadiran midnight sale untuk memenuhi kebutuhan sandang mereka. Keberhasilan program tersebut menjadi contoh tenant lain yang ada, dan saat ini, umumnya midnight sale yang diadakan hampir berlaku bagi sebagian besar tenant yang ada di pusat perbelanjaan yang mengadakannya. Tentu saja, minat pasar pun untuk mengunjungi dan berbelanja di pusat perbelanjaan tersebut juga meningkat. Beberapa bank pun juga tidak ingin melewatkan fenomena midnight sale untuk mendapatkan nasabah baru, khususnya untuk produk kartu kreditnya. Biasanya, bank menjalin kerja sama dengan pihak manajemen untuk mengadakan program diskon tambahan atau pemberian voucher belanja dan bahkan undian berhadiah. Program tersebut mampu menarik perhatian pelanggan dan dapat menjadi stimulan bagi mereka untuk memiliki kartu kredit yang ditawarkan oleh bank tersebut. Bagi penulis sendiri, midnight sale merupakan fenomena yang luar biasa. Perusahaan dapat menghasilkan keuntungan sekaligus memberikan kepuasan bagi para pelanggannya. Saat ini, hampir mayoritas pusat perbelanjaan yang tergolong besar dan mewah mengadakan midnight sale, dan dari waktu ke waktu pengunjung yang berdatangan semakin banyak bahkan ada yang datang dari luar kota. MARKETING 13 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 30 Januari 2011 D Dengan menciptakan midnight sale, manajemen telah berhasil memberikan pengalaman baru bagi mereka yang ingin memiliki barang-barang berkelas dengan harga yang murah. PROBIAN T AFTAYANI Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Gajah Mada Midnight sale : Media untuk bangun pasar Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui: [email protected], dan www.bisnis.com BISNIS/ADI PURDIYANTO

Upload: taftayani-bian

Post on 20-Feb-2016

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Dengan menciptakan midnightsale, manajemen telah berhasilmemberikan pengalaman barubagi mereka yang ingin memilikibarang-barang berkelas denganharga yang murah.

TRANSCRIPT

Page 1: Midnight Sale: Media untuk membangun pasar

alam 1 tahun belakangan ini, midnight salemuncul sebagai sebuah tren baru dalamberbelanja, khusunya di pusat perbelanjaanyang tergolong mewah di pusat kota Jakarta.

Pada awalnya tren tersebut hanya dirasakanoleh kalangan elite. Mereka pada umumnyatelah memiliki tingkat kebutuhantersendiri dalam hal berbelanja.

Namun, pada akhirnya kelasmenengah pun sudah berani untukmencoba dan bahkan sudah mulaiketergantungan pada momen midnightsale. Apa sebenarnya yang menjadi dayatarik dari momen tersebut?

Midnight sale adalah sebuah programcuci gudang yang pada awalnya hanyadiperkenalkan oleh department storetertentu yang berada di beberapa pusatperbelanjaan.

Tujuan dari program ini adalah untukmenjual persediaan lama yang masihbelum terjual, sehingga diharapkan dapatmengurangi tingkat slow movinginventories mereka. Persediaan ituumumnya pakaian dan aksesori di manapada setiap pergantian tahun akan munculartikel baru yang pada akhirnya menjaditren mode baru.

Hal seperti inimenjadi ancamanbagi mereka yangmasih menyimpanstok lama dalamjumlah yang cukupbesar. Manajemen punharus berpikir kerasuntuk menghabiskanstok tanpa harusmendegradasikan citra

perusahaan sebagai penyedia merek berkelas.Cara yang paling ampuh untuk mewujudkan

hal tersebut adalah dengan memberikanpotongan harga (diskon) besar-besaran sehinggapembeli tertarik untuk membeli barang tersebut.

Namun, apabila cara tersebut dilakukan padajam-jam normal (siang hari), maka akanmenimbulkan ancaman bagi target pasarmereka, yang notabene kalangan atas dengankelas dan citra tersendiri.

Diskon, sebagai pricing strategy dari sebuahperusahaan, tentu saja dapat menarik perhatianbanyak orang dan tidak tertutup kemungkinankelas dari target pasar mereka akan turun secaraperlahan. Inilah tugas manajemen untuk dapatmenjembatani kepentingan perusahaan dengankeinginan pelanggan.

Dengan menciptakan midnight sale,manajemen telah berhasil memberikanpengalaman baru bagi mereka yang inginmemiliki barang-barang berkelas dengan hargayang murah.

Tentu saja momen ini juga akanmenghadirkan pelanggan baru, khususnya kelasmenengah yang mungkin selama ini hanyamenggunakan produk replika yang banyakdijual di pasaran.

Dengan memberikan diskon sampai dengan70%, maka manajemen pun tidak perlu lagiterlalu menghawatirkan cara untukmenghabiskan stok-stok yang tadinya terancammenjadi slow moving inventories.

Penurunanlaba dari penjualan per unit tidak lagi menjadihambatan, mengingat kuantitas produk yangdijual dapat melampaui ekspektasi yang telahdiprediksi sebelumnya. Target pasar mereka puntetap terjaga, karena potongan harga tersebuthanya berlaku pada malam hari, sehinggakenyamanan mereka dalam berbelanja tidakakan terusik oleh kerumunan para pemburudiskon.

Lebih murahBahkan, pada kenyataannya, sebagian dari

target pasar mereka pun ikut menjadi bagiandari midnight sale ini untuk mendapatkanbarang-barang yang mungkin belum merekamiliki sebelumnya dengan harga yang jauhlebih murah.

Dengan semakin meningkatnya jumlahpembeli yang ada di midnight sale tersebut,pihak manajemen pun semakin mencurahkanperhatiannya untuk merencanakan strategipemasarannya melalui momen ini.

Saat ini, barang-barang yang dijual padamomen tersebut tidak lagi hanya artikel lamayang biasa dikenal dengan old fashion product,tetapi juga produk yang baru masuk di pasar.

Diskon yang diberikan pada produk barutersebut memang tidak terlalu besar, berkisar10%-20% dan dengan mark-up dari hargasebelumnya, sehingga barang tersebut terjual

sesuai dengan harga yang diharapkan.Strategi tersebut ternyata berhasil

dilakukan, karena perhatianpembeli tercurah pada angka

diskon. Melalui midnight sale ini,

perusahaan berhasilmeraih untung yang luarbiasa karena tidak jarangproduk yangdipamerkan terjualhabis. Belum lagitingkat turnoverproduk yang membaikjuga mendukungpeningkatan kinerjaperusahaan.

Untuk menjagatren tersebut agartidak cepat hilang,perusahaanmengatur frekuensidalam mengadakanmidnight sale.Biasanya, mendekatiLebaran atau akhirtahun, frekuensiprogram iniditingkatkan, sekitar3-4 kali dalam 1bulan.

Namun padabulan-bulan lain,

midnight sale sangatjarang diadakan, sekitar

1-2 kali dalam 1 bulan.Dengan demikian,

diharapkan pelanggan tidakcepat bosan dan tetap menunggu

kehadiran midnight sale untukmemenuhi kebutuhan sandang mereka. Keberhasilan program tersebut menjadi

contoh tenant lain yang ada, dan saat ini,umumnya midnight sale yang diadakan hampirberlaku bagi sebagian besar tenant yang ada dipusat perbelanjaan yang mengadakannya. Tentusaja, minat pasar pun untuk mengunjungi danberbelanja di pusat perbelanjaan tersebut jugameningkat.

Beberapa bank pun juga tidak inginmelewatkan fenomena midnight sale untukmendapatkan nasabah baru, khususnya untukproduk kartu kreditnya. Biasanya, bankmenjalin kerja sama dengan pihak manajemenuntuk mengadakan program diskon tambahanatau pemberian voucher belanja dan bahkanundian berhadiah.

Program tersebut mampu menarik perhatianpelanggan dan dapat menjadi stimulan bagimereka untuk memiliki kartu kredit yangditawarkan oleh bank tersebut.

Bagi penulis sendiri, midnight salemerupakan fenomena yang luar biasa.Perusahaan dapat menghasilkan keuntungansekaligus memberikan kepuasan bagi parapelanggannya.

Saat ini, hampir mayoritas pusatperbelanjaan yang tergolong besar dan mewahmengadakan midnight sale, dan dari waktu kewaktu pengunjung yang berdatangan semakinbanyak bahkan ada yang datang dari luar kota.

MARKETING13Edisi Minggu Bisnis Indonesia30 Januari 2011

D

Dengan menciptakan midnightsale, manajemen telah berhasilmemberikan pengalaman baru

bagi mereka yang ingin memilikibarang-barang berkelas dengan

harga yang murah.

PROBIAN TAFTAYANIMahasiswa Magister

Manajemen UniversitasGajah Mada Midnight sale: Media untuk

bangun pasar

Pertanyaan, saran,kritik, dan komentar

dapat disampaikan keredaksi melalui:

[email protected], danwww.bisnis.com

BISNIS/ADI PURDIYANTO