mias 2 2012

16
Media Informasi Pencinta Satwa Edisi ke-2 Tahun 2012 MIaS Headline : Rencana Tata Ruang Desa Berbasis Lingkungan Info Mias : Membangun Perpustakaan DNA Tumbuhan di Taman Nasional Gunung Palung Tokoh MiaS : Sy. Abdurrahman (Mantan Kepala Desa Pematang Gadung ) Gaung Mias : Makna di Balik Hari Lingkungan HIdup Sedunia

Upload: bedu-varanoid-munaff-khan

Post on 05-Aug-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Manjalah Informasi Yayasan Palung edisi II 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Mias 2 2012

Media Informasi Pencinta Satwa

Edisi ke-2 Tahun 2012MIaSHeadline : Rencana Tata Ruang Desa Berbasis Lingkungan

Info Mias : Membangun Perpustakaan DNA Tumbuhan di Taman Nasional Gunung Palung

Tokoh MiaS : Sy. Abdurrahman (Mantan Kepala Desa Pematang Gadung )

Gaung Mias : Makna di Balik Hari Lingkungan HIdup Sedunia

Page 2: Mias 2 2012

Jl. Jl.Kolonel Sugiono Gg.H. Tarmizino. 5 Ketapang

Telp/ fax.(0534) 3036367

e-mail: [email protected]

REDAKSIPenerbit : Yayasan Palung

Ketua Pembina: Dr.Cheryl KnottPenanggung Jawab :

Tito P. IndrawanVictoria Dauncey

Pemimpin RedaksiNur Asni

Monalisa PasaribuEditor :

Mariamah AchmadTata Letak

Desi KurniawatiREPORTER

Edi RahmanPetrus Kanisius

Wendy TamariskaTri NugrohoRanti Naruri

Herie HandokoSuryandiSamad

Pak Udin

DAFTAR ISIHeadline MIaS “Rencana Tata RuangDesa Berbasis Lingkungan” ..Hal 3

Headline Mias “Yayasan palungLakukan Pendampingan Penyusuan

Rencana Tata Ruang WilayahDesa”.........hal 4

Reportase MiaS “MaraknyaPerdagangan satwa di Lindungi”

..................Hal5

Info MIaS ”Sejarah Singkat dan StatusTaman Nasional Gunung Palung”

.........Hal 6

Tokoh Mias“Sy Abdurahman :Masyarakat Desa Berhak Menentukan

Penataan Ruang di TingkatDesa”....................Hal 7

Kabar Bentangor “ Pak udin : MotivatorPertanian Organik untuk penyelamatan

Orangutan dan Habitatnya diTNGP”..................Hal 8

Aneka Mias “Pembentukan SekberKelompok penggiat konservasi kayong

........... Hal 9

Info MIaS “Membangun PerpustakaanDNA Tumbuhan di TNGP”.........Hal 9

Gaung MIaS “Makna di balik HariLingkungan Hidup Sedunia” Hal 12

Gaung MIaS “Yayasan palung danLembaga Mitra Melakukan

Penyelamatan Orangutan...hal 13

Aneka Mias “Taman Nasional GunungPalung dan Penelitian Ilmiah”...Hal 14

2

SALAM LESTARI

YYYYYAAAAAYYYYYASASASASASAN PAN PAN PAN PAN PALALALALALUNUNUNUNUNGGGGG(Gunung Palung Orangutan Conservation Program)

MIaS Menjadi Sarana BagiYayasan Palung untuk berbagi

Informasi

Salam adil lestari

Isu tata ruang harus dipahami oleh masyarakat banyak karena

penerapannya terkait dengan hajat hidup orang banyak, dan

kebijakannya haruslah dibuat berdasarkan kepentingan masyarakat

banyak dan mempertimbangkan keberlangsungan lingkungan hidup.

Pemerintah di berbagai tingkatan dari tingkat desa hingga pusat sebagai

pembuat rencana tata ruang harus membuka sebesar-besarnya

keterlibatan dan partisipasi dari berbagai elemen masyarakat dalam

proses perencanaan. Selain itu juga harus ada peningkatan kapasitas

untuk membuat perencanaan tata ruang yang baik agar persoalan-

persoalan buruknya pengaturan tata ruang bisa diminimalisir seperti

konflik lahan, bencana, ketidaksesuaian lahan, dan sebagainya.

Bahasan utama edisi kali ini adalah mengenai tata ruang, menyoroti

berbagai hal seperti upaya perencanaan tata ruang di tingkat desa,

sekretariat bersama Kelompok Pegiat Konservasi Kayong dan akibat

dari perencanaan tata ruang yang tidak mengindahkan dampaknya

terhadap lingkungan serta terdapat reportase tentang perdagangan

satwa yang dilindungi yang terjadi erat kaitannya dengan kehilangan

habitat hasil dari perencanaan tata ruang.

Kami juga menyajikan beberapa tulisan tentang Taman Nasional

Gunung Palung beserta aktivitas penelitian yang terdapat di dalam,

yang tentu akan menambah pengetahuan anda. Melengkapi edisi kali

ini kami menginformasikan kepada khalayak tentang program-program

yang sudah Yayasan Palung kerjakan di tengah masyarakat.

Selamat membaca.

MIaSMedia Informasi Pencinta Satwa

Page 3: Mias 2 2012

CELOTEH MIASCELOTEH MIASCELOTEH MIASCELOTEH MIASCELOTEH MIASHEADLINE MIaS 3

Rencana Tata Ruang Desa Berbasis Lingkungan

Ada beberapa kasus konflik agraria yang pernah munculke permukaan diantaranya kasus Andi-Japin diKecamatan Jelai Hulu berkasus dengan PT. BNM anakperusahaan Sinar Mas Group, di Kecamatan Sungai Laurantara masyarakat dengan perkebunan sawit PT. PTS,serta beberapa konflik di daerah lainnya. Berbagai kasusdiatas terutama bencana alam tidak terlepas dari akibatkerusakan lingkungan yang dikarenakan PengelolaanSumber Daya Alam (PSDA) yang tidak terkendali danterarah. Seharusnya pengelolaan SDA baik di darat, lautdan udara harus dilaksanakan secara bijaksana untukkepentingan masyarakat banyak terutama masyarakatsetempat, berhasil guna serta berpedoman padakaedah-kaedah pengelolaan yang berkelanjutan danberkeadilan. Selain itu konflik agraria juga tidak terlepasdari tidak adanya pedoman atau peraturan dalampenataan ruang yang ada di desa.

Disadari atau tidak, memang setiap kegiatanpembangunan pada dasarnya berpotensi menimbulkandampak negatif terhadap lingkungan hidup yang perludiperkirakan pada perencanaan awal, sehingga sejak dinidapat diambil langkah pencegahan untukpenanggulangan dampak negatif, serta mengembangkandampak positif dari kegiatan tersebut. Untukmenghindari beberapa persoalan diatas, maka disinilahpentingnya penataan ruang kawasan untuk dapatmenjamin fungi kawasan agar tetap lestari, menghindarikerusakan lingkungan serta menghindari konflik agrariayang sering terjadi. Tata Ruang secara sederhana adalahcara ruang (atau lahan) dimanfaatkan, bagaimanapemanfaatannya direncanakan dan bagaimanapemanfaatannya dikendalikan. Bila tata ruang dilakukandengan baik dan didukung oleh peraturan dankesepakatan bersama maka banyak konflik dapatdihindari dan pemanfaatan sumber daya alam dapatlebih terencana sehingga menjadi lestari dan manfaatnyadirasakan oleh banyak pihak terutama masyarakat.

Pentingnya peraturan penataan ruang yang harus dimilikidesa atau lazim disebut dengan Rencana Tata RuangWilayah Desa (RTRW-Des) terutama berbasis lingkungandiharapkan agar pemanfaatan ruang kawasan perdesaandapat meningkatkan kemakmuran rakyat dan mencegahserta menanggulangi dampak negatif terhadaplingkungan buatan dan lingkungan sosial, dapatmeningkatkan fungsi kawasan perdesaan secara serasi,

selaras dan seimbang antara perkembangan lingkungandan tata kehidupan masyarakat, mengendalikankonversi (pengubahan fungsi kawasan) pemanfaatanruang berskala besar, mencegah kerusakan lingkungandan meningkatkan pemanfaatan SDA secara tepat.

Selain itu, adanya peraturan tentang penataan ruang didesa diharapkan mampu menjadi acuan atau koridor bagisemua pihak yang berkepentingan terhadappengembangan wilayah perdesaan. Baik pihakpemerintah, swasta maupun masyarakat yang ada didesa. Disinilah peranan semua pihak terutama pihakpemerintah daerah untuk dapat mendorong sertamendukung pemerintah desa untuk memiliki RTRW-Desyang berbasis lingkungan. Dukungan yang harusdiberikan tidak hanya dalam bentuk pendanaan tetapijuga peningkatan kapasitas masyarakat di desa terutamadalam penyusunan RTRW-Des tersebut.

Jika dukungan terhadap adanya peraturan penataan

ruang di desa ini berjalan maka akan selaras dengan

tujuan pembangunan, dimana pembangunan yang

dikembangkan oleh pemerintah Indonesia adalah

pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu suatu

bentuk pembangunan yang tetap memerhatikan daya

dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya alam.

Pembangunan di desa juga dapat dikatakan berhasil tidak

hanya dilihat dari bisa menyejahterakan masyarakat

tetapi sekaligus dapat meminimalisir kerusakan

lingkungan untuk kualitas lingkungan yang lebih baik

bagi generasi yang akan datang. (O’die YP)

Di beberapa daerah di Kabupaten Ketapang beberapa tahun terakhir sering dijumpai bencana banjir. Pada musimpenghujan terutama di desa-desa di pinggiran Sungai Pawan selalu tergenang banjir. Bahkan pada Juli 2012 ini terjadibanjir bandang yang menerjang beberapa desa di Kecamatan Tumbang Titi. Bencana banjir yang melanda tersebutmenyebabkan kerugian materi yang sangat besar. Selain bencana banjir, di beberapa daerah juga terjadi konflik agrariaterutama antara masyarakat dengan pihak perkebunan dan pertambangan.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 4: Mias 2 2012

HEADLINE MIaS4

Yayasan Palung Lakukan Pendampingan Penyusunan RencanaTata Ruang Wilayah Desa

Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan dalam prosespendampingan penyusunan RTRW-Des yaitu pelatihanpenyusunan pembuatan Peraturan Desa dan pembuatanRTRW-Des. Kegiatan pelatihan ini telah dilaksanakanpada tahun 2012 yang diikuti beberapa perwakilanmasyarakat Desa Riam Berasap Jaya dan Desa Batu Barat.Pelatihan itusendiri dilakukanoleh YayasanPalung denganb e k e r j a s a m ad e n g a nP e m e r i n t a hD a e r a hK a b u p a t e nKayong Utaradalam hal iniBagian Tata RuangDesa, KantorP e m e r i n t a h a nDesa serta BagianHukum PemdaKayong Utara.Setelah pelatihanini, selanjutnyaakan dilakukan kegiatan: (1). Survey dan pengumpulandata RTRW-Des diantaranya profil desa, peta desa (batasdesa, batas dusun, sungai, infrastruktur dan sebagainya),fisik dasar wilayah perencanaan (rencana pemantapankawasan lindung, rencana pengembangan kawasanbudidaya, pengembangan kawasan perkotaan, rencanapengembangan sistem prasarana wilayah, dansebagainya), monografi (kemiringan tanah, curah hujandan sebagainya), potensi desa termasuk produksi pertahun, permasalahan yang dihadapi desa serta beberapadata lainnya, (2). Pembuatan Draff Rancangan RTRW-Des. Pembuatan draf ini akan melibatkan pemerintahdesa, masyarakat dan pemerintah daerah, (3). Konsultasipublic RTRW-Des kepada masyarakat dengan tujuanuntuk mendapatkan tanggapan dan masukan darimasyarakat dan pihak lain yang ada di desa, (4). Audensidengan Pemerintah daerah tentang penyusunan DrafRTRW-Des tersebut, (5). Sosialisasi RTRW-Des kepada

masyarakat, pemerintah daerah dan pihak lain yang adadi desa juga RTRW-Des tersebut akan disampaikan kepadaPemerintah Daerah.

Tujuan pendampingan RTRW-Des yang dilakukan YayasanPalung agar desa memiliki pedoman atau aturan dalam

penataan ruang yangada di desa. Sehinggapenataan ruang di desalebih terarah,terencana, dapatm e n y e j a h t e r a k a nmasyarakat desa sertayang tidak kalahpenting bisameminimalisir dampaklingkungan yangditimbulkan. Untukmencapai adanyaRTRW-Des di beberapadesa disekitar TamanNasional GunungPalung akan tetapbekerjasama denganPemda KKU. Selain itu

dukungan kerjasama juga tidak terlepas dari masyarakat,pemerintah desa dan serta pihak-pihak lain yang ada didesa.

Pentingnya penataan ruang yang harus dimiliki desaitulah yang mendasari Yayasan Palung melakukanpendampingan penyusunan RTRW-Des ini. Serta dalamUndang-Undang juga telah diamanatkan terutama dalampasal 48 ayat 1 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007Tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa Penataanruang kawasan perdesaan diarahkan untukpemberdayaan masyarakat perdesaan, pertahanankualitas lingkungan setempat dan wilayah yangdidukungnya, konservasi sumber daya alam, pelestarianwarisan budaya lokal, pertahanan kawasan lahan abadipertanian pangan untuk ketahanan pangan, danpenjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan. (O’die YP)

Yayasan Palung adalah sebuah Organisasi Non Pemerintah (ORNOP) yang konsen terhadap perlindungan danpenyelamatan Orangutan dan habitatnya. Namun dalam kegiatannya tidak terfokus pada penyelamatan Orangutansaja tetapi juga pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan. Salah satu program yang dilakukan YayasanPalung sejak tahun 2011 adalah pendampingan penyusunan rencana Tata Ruang Wilayah Desa (RTRW-Des) di beberapadesa di sekitar Taman Nasional Gunung Palung. Pada tahap awal terdapat dua desa yang akan didampingi dalampenyusunan RTRW-Des ini yaitu Desa Riam Berasap Jaya Kecamatan Sukadana dan Desa Batu Barat Kecamatan SimpangHilir. Dua desa tersebut masuk dalam wilayah Kabupaten Kayong Utara.

Page 5: Mias 2 2012

5REPORTASE MIaSMaraknya Perdagangan Satwa di Lindungi

Perdagangan satwa dilindungi terkesan tidak pernahberhenti terjadi di Kabupaten Ketapang. Hal ini dapatdilihat dari fakta di lapangan terutama dipusat perkotaan (Kecamatan Delta Pawandan Benua Kayong) masih seringditemukan masyarakat yang melakukanpemeliharaan berbagai jenis satwadilindungi. Padahal diketahui di duakecamatan tersebut bukan habitat satwadilindungi dan kebanyakan satwadilindungi berasal dari daerah pedalamanbaik didapat dengan cara membeli, barterdan sebagainya. Ada beberapa jenissatwa yang sering dilakukanpemeliharaan diantaranya Orangutan,Kelempiau, serta berbagai jenis burung.

Seperti diberitakan Tribun Pontianak (7Mei 2012) tentang penangkapan 100 ekordaging Trenggiling. Didapat informasibahwa perdagangan Trenggiling terutamakulitnya digunakan untuk bahan kosmetikdan bahan untuk membuat narkoba.Bahkan di pasar-pasar tradisional yangtersebar di beberapa titik di kota Ketapangsering ditemukan juga perdagangan telurPenyu yang dijual dengan kisaran harga1.500 rupiah s/d 2.000 rupiah per butir.

Bahkan pada pada tanggal 18 Juni 2012, ketika YayasanPalung bersama ProFauna melakukan pemutaran film dilokasi PT. Indo Tani ditemukan penjualan 1 ekor BeruangMadu yang telah mati tertembak. Menurut pengakuanpemburu bahwa Beruang Madu diburu di salah satu arealperkebunan sawit yang masuk dalam wilayah KecamatanMatan Hilir Selatan. Selain itu juga, didapat informasitentang perdagangan geliga Landak, tengkorak Monyetdan kepala burung Enggang. Adanya kepercayaan bahwageliga Landak dapat dipergunakan sebagai obat kankerpayudara, tumor otak, liver, ginjal serta berbagai penyakitlainnya. Sedangkan kepala burung Enggang dipercayaimempunyai khasiat tertentu. Tidak semua kepala burungEnggang yang memiliki batu dipercaya mempunyaikhasiat. Dari puluhan bahkan ratusan burung Enggang

mungkin hanya 1 ekor yang memiliki batu yang dipercayamemiliki khasiat tersebut.

Adanya kasus pemeliharan,perburuan serta perdagangan satwadilindungi merupakan salah satubentuk pelanggaran hukum yangmarak terjadi di masyarakat.Rendahnya kesadaran masyarakatdalam mentaati hukum sertabesarnya tingkat permintaanberbagai satwa dilindungi akanmembuat maraknya perburuan demimemenuhi permintaan. Hal tersebutmerupakan salah satu penyebabpotensial hilangnya satwa liar dihabitatnya serta mendorong aktivitasperdagangan dan perburuan sebagaicara utama memenuhi permintaanpasar (pembeli dan pemelihara).Rangkaian aktivitas diatas merupakanmata rantai yang saling berkaitan.

Untuk menghindari kepunahan satwa

dilindungi seharusnya kampanye dan

penyadaran harus terus dilakukan dan

yang tidak kalah penting adalah

tindakan penegak hukum dari lembaga pemerintah yang

berwewenang untuk melakukan operasi penegakan

hukum secara intens. Dalam artian, bahwa tindakan

penegakan hukum tidak hanya menyelamatkan

satwanya saja tetapi menindak pelaku agar bisa

membuat efek jera. Tanpa adanya upaya penegakan

hukum yang konsisten untuk memutus rangkaian mata

rantai ini maka musnahnya beberapa jenis satwa liar di

alam Tanah Kayong tinggal menghitung hari saja. (O’die

YP)

Di tengah upaya penyelamatan satwa dilindungi yang gencar didengungkan, praktik pemusnahan satwa secaraterselubung terus berlangsung. Perburuan dan perdagangan satwa dilindungi terus terjadi hanya untuk meraupkeuntungan ekonomi sesaat. Padahal kampanye terus dilakukan oleh berbagai lembaga yang peduli terhadapkeberlanjutan populasi satwa liar di alam, karena ancaman hukuman bagi pelaku perburuan dan perdagangan satwadilindungi pun cukup berat. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati danekosistemnya dengan tegas menyebut, “Setiap orang dilarang menangkap, membunuh, memiliki, memelihara danmemperniagakan satwa dilindungi dalam keadaan hidup, mati atau bagian-bagian tubuhnya. Pelanggaran terhadapUndang-undang ini dihukum 5 tahun penjara atau denda 100 juta rupiah”.

Page 6: Mias 2 2012

INFO MIaS6

Sejarah Singkat dan Status Taman Nasional Gunung Palung

LokasiTNGP secara astronomis terletak diantara 01º 03’- 01º22’ Lintang Selatan dan 109º 54’ - 110º 28’ Bujur Timur.Secara administratif kawasan TNGP termasuk dalam 2Kabupaten, yaituK a b u p a t e nKetapang danKabupaten KayongUtara, PropinsiKalimantan Barat.Kawasan TNGPb e r b a t a s a nlangsung denganb a t a s - b a t a skawasan sebagaiberikut:

1. B a g i a nu t a r aberbatasand e n g a nSungai AirM e r a h ,S u n g a iM a t a n ,S u n g a iBatu Barat,Jalan EksP T .Perkasa Tani Sejati (Matan-Kubing), dan SungaiKubing;

2. Bagian Selatan berbatasan dengan SelatKarimata, Sungai Melinsum, Desa RiamBerasap Jaya, Desa Laman Satong, Sungai Siduk,Hutan Lindung Gunung Tarak, Desa PangkalanTeluk, dan Sungai Lekahan;

3. Bagian Barat berbatasan langsung dengan SelatKarimata, Desa Gunung Sembilan, Desa Sutera,Desa Pangkalan Buton, Desa Pampang Harapan,Desa Sejahtera, Desa Benawai Agung, DesaSedahan Jaya, Desa Harapan Mulia;

4. Bagian Timur berbatasan dengan Sungai Laur,Desa Sempurna, dan Desa Teluk Bayur;

Tipe Ekosistem

Taman Nasional Gunung Palung mempunyai beberapa tipe

ekosistem yaitu: Hutan Hujan SubAlpine T ipe hutanhujan sub alpineterdapat di puncakGunung Palung (1.116mdpl) dan GunungPanti (1.050 mdpl).Jenis-jenis Medangdan Ubah Besi sertaB i n t a n g o r( C a l l o p h y l l u mg r a n d i f l o r i s )merupakan jenis-jenisdominan. Tumbuh-t u m b u h a nseperti Nepenthes sppsangat umumditemukan baik dipermukaan tanahmaupun memanjatpohon-pohon kecil. Hutan HujanPegunungan (400 – 800

mdpl) Hutan hujan pegunungan terdapat di beberapabukit yang rendah atau di lereng-lereng gunung. Jenis-jenis pohon dominan di sini antara lain Kayu Maang(Hopea ferriginea), Pakit Tengkuang (Shorea sp) danAgathis (Agathis beccarii).

Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah Vegetasidisini didominasi oleh jenis-jenis Medang, Meranti danUbah Besi. Kelompok hutan ini dapat dibedakan antarahutan campuran dipterocarpaceae dataran rendah dihabitat tanah podsolik dan hutancampuran dipterocarpaceae dataran rendah di habitattanah liat berpasir yang berkembang dari tanah

Balai Taman Nasional Gunung Palung ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional yang berkedudukan diKabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat. Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) secara historisditunjuk sebagai kawasan Suaka Alam melalui Staat Blaat No.4/13IB/1937 tanggal 29 April 1937 dengan luas 30.000 Ha.Kemudian, melalui SK Menteri Pertanian No : 101 A/Kpts /VIII/12/1981 tanggal 10 Desember 1981 luas kawasan TNGPberubah menjadi 90.000 Ha dengan menunjuk kelompok hutan (kawasan perluasan) yaitu gunung Kepayang, gunungSeberuang, Sei Lekahan, Labuhan Batu dan sekitarnya dengan status kawasan berubah menjadi Suaka MargasatwaGunung Palung. Pada acara Pekan Konservasi Alam Nasional III di Bali tanggal 24 Maret 1990 kawasan ini dideklarasikansebagai Taman Nasional dengan luas 90.000 ha melalui pernyataan Menteri Kehutanan Nomor : 448/Menhut-VI/1990tanggal 6 Maret 1990.

Taman Nasional Gunung Palung

Page 7: Mias 2 2012

TOKOH MIaS 7

Dengan merujuk pada pengertian desa dan undang-undang yang tersebut di atas, sangat jelas bahwamasyarakat desa memiliki haktertentu dalammenyelenggarakan rumahtangganya sendiri, yangtentunya mengacu kepadaperaturan dan perundang-undangan yang berlaku. Hal inimempunyai pengertian pulabahwa, masyarakat desa harusberperan serta dalammerencanakan kebutuhanmereka termasukpemanfaatan lahan di dalamwilayah administrasi desatersebut yang sering kita kenaldengan istilah Rencana TataRuang.

Rencana Tata Ruang (SpatialPlanning) adalah wujudstruktur ruang dan pola ruangdisusun secara nasional,regional, dan lokal. RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW) secara nasional disebutRencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkanke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dandijabarkan lagi ke dalam Rencana Tata Ruang WilayahKota atau Kabupaten (RTRWK).

Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruangdarat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempatmanusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,dan memelihara kelangsungan hidupnya. Sehingga TataRuang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Dalam hal pemanfaatan tata guna lahan di desa, tidaklahberlebihan kiranya masyarakat desa juga memilikikesempatan untuk ikut merencanakan Tata Ruangmereka sendiri dengan tentunya mengacu pada RTRWKyang telah ada, atau mengajukan perubahan jika terjadi

ketidaksesuaian dengan kebutuhan di desa yangbersangkutan.

Contoh kecil misalnya, pada

kawasan Area Penggunaan

Lain (APL) pada suatu desa

yang telah dimanfaatkan

masyarakat secara turun

temurun sebagai lahan

pertanian, namun dalam

RTRWK akan dijadikan

perkebunan kelapa sawit,

atau penggunaan lainnya. Hal

ini pasti akan menciptakan

konflik jika masyarakat tidak

menyetujui. Padahal jika

merujuk pada peraturan

perundangan-undangan yang

disebutkan diatas, sangat

jelas harus menghormati

asal-usul dan adat istiadat

setempat. Bahkan yang lebih

penting adalah masyarakat di desa lebih mengetahui

kebutuhan mereka. Masyarakat di desa harus diberikan

keleluasaan merencanakan Rencana Tata Ruang mereka,

daripada harus “dipaksakan” dari pihak lain, selama hal

itu tidak mengganggu kepentingan nasional, dan tidak

merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Karena hal tersebut memberikan peluang baru

bagi masyarakat desa untuk berkarya dan

mengembangkan diri sendiri secara lebih baik.

Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh KepalaDesa. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 bahwa Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlahpenduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasipemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalamikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 bahwa Desaadalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional danberada di daerah Kabupaten.

Page 8: Mias 2 2012

8 Kabar BENTANGORPak UdinMotivator Pertanian Organik Untuk PenyelamatanOrangutan dan Habitatnya di TNGP

Program pendampingan masyarakat untuk matapencaharian yang berkelanjutan adalah salah satupekerjaan utama yang saat ini dikerjakan bersamakelompok-kelompok pengrajin hasil hutan bukan kayuyang berada di desa-desa sekitar Taman Nasional GunungPalung.

Percontohan pertanian organik adalah program yangdijalankan sedari awal Bentangor berdiri. Mengapapertanian? Pertanian merupakan salah satu kegiatanpaling mendasarbagi manusia karenasemua orang perlumakan setiap hari.Nilai-nilai sejarah,budaya dankomunitas menyatudalam pertanian.Prinsip-prinsip iniditerapkan dalampertanian denganpengertian luas, termasuk bagaimana manusiamemelihara tanah, air, tanaman dan hewan untukmenghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangandan produk lainnya bagi kehidupan manusia. Prinsip-prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusiaberhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungansatu sama lain dan menentukan warisan untuk generasimendatang. Mengapa pertanian organik? Karenapertanian organik harus didasarkan pada sistem dansiklus ekologi kehidupan; bekerja, meniru dan berusahamemelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Sebagaicontoh, tanaman membutuhkan air dan tanah yang subur,hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan danorganisme laut membutuhkan lingkungan perairan.Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produkpertanian organik haruslah sesuai dengan siklus dankeseimbangan ekologi di alam.

Mulai akhir tahun 2010, pak Udin (staf Yayasan Palung)yang bekerja untuk program pertanian organik diBENTANGOR memulai aktivitas membuat lahan pertaniandi halaman depan areal kantor BENTANGOR di desaPampang Harapan, Sukadana. Lahan seluas 26 x 22 m2

ditanami dengan tanaman jenis-jenis sayuran seperticabai, terong, sawi dan kacang panjang. Pak Udin

menggunakan pupuk kompos dari kotoran sapi dan pupukcair hasil dari mekanisme biogas yang terdapat diBENTANGOR. Disamping itu, pupuk kompos pak Udin jugaberasal dari komposing sampah sisa-sisa makanan rumahtangga dan pestisida nabati. Saat masa panen tiba, pakUdin bisa menghasilkan 4 kg cabai, 15 kg terong, 5 kgsawi dan 5 kg kacang panjang. Disamping itu ditanam

juga tanaman obat(TOGA) berupa jahe,kunyit, cekur, serai,lengkuas, dsb. Hasilpanen tanamanorganik di arealBentangor dikonsumsibersama denganmasyarakat desaPampang Harapan.

Program percontohan pertanian organik ini diharapkanbisa membuka mata dan pikiran bagi setiap orang yangmelihatnya untuk bercocok tanam denganmemanfaatkan lahan yang ada di sekitar halaman rumah(bukan digunung/ hutan). Bukankah kita harus memulaidari hal yang kecil, dari diri sendiri, sebelum kita bisaberbicara banyak. Percontohan kecil ini cukupmemperlihatkan bahwa tanah di sekitar tempat tinggalkita ternyata bisa dikelola dengan baik dan bisa menjadisubur asalkan kita mau belajar dan menyempatkan dirimemanfaatkannya untuk bertani secara organik. Padatahun 2012 ini, pak Udin merangkul kelompokmasyarakat untuk belajar bersamanya dalam mengelolalahan tidur di sekitar rumah untuk bertani secaraorganik. Salah satu kelompok dampingan pak Udinadalah kelompok PKK desa Pampang Harapan danmasyarakat yang berada di desa Pampang Harapan.Disamping itu, pak Udin rutin mengunjungi rumahpenduduk setempat sambil membagikan beberapaember pupuk kompos dan tak jarang juga pak Udinmenemani mereka membuat galangan untuk bercocoktanam. Hingga saat ini pak Udin bersama penduduksetempat sedang mengelola kebun organik merekauntuk belajar bersama tentang pemanfaatan lahandataran rendah untuk produksi pertanian organik. Terusberkarya pak Udin untuk masyarakat dan untukkeberlangsungan ekologi. Salam lestari. (When’s YP)

BENTANGOR adalah Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Yayasan Palung yang bekerja untuk pelestarian hutandan orangutan di sekitar Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) terletak di wilayah administratif Kabupaten KayongUtara. Model pendekatan program berupa penyampaian aneka informasi tentang lingkungan hidup dan merangkulkelompok-kelompok masyarakat untuk terlibat dalam misi pelestarian hutan dan orangutan.

Page 9: Mias 2 2012

Aneka Mias 9

Pembentukan Sekber “Kelompok Penggiat Konservasi Kayong”

. Menindaklanjuti hasil audensi tersebut beberapa LSMyang terlibat dalam audensi pada 24 Juni 2011 melakukanpertemuan. Dalam pertemuan itu menghasilkan danterbentuklah Sekretariat Bersama (Sekber) “KelompokPengiat Konservasi Kayong” yang berkedudukan diKabupaten Ketapang. Tujuan pembentukan Sekber iniadalah menjadi wadah gerakan dalam konservasi di TanahKayong serta keanggotaannya bersifat terbuka baik darikalangan pemerintah, pelaku usaha, LSM, Ormas maupunmasyarakat yang memilki komitmen dalam konservasi.

Dalam perjalan waktunya, Sekber telah melakukanbeberapa kali pertemuan yang tidak hanya melibatkankalangan LSM tetapi juga melibatkan beberapa instansipemerintah daerah Kabupaten Ketapang, pelaku usaha(investor di bidang perkebunan) dan tokoh masyarakat.Terakhir pertemuan dilakukan pada tanggal 29 Juni 2012dan 1 Juli 2012 di Cafe Country Kelurahan Kauman.

Pembentukan Sekretariat bersama berawal dari hasil aundensi dengan Bupati Kabupaten Ketapang pada 20 Juni 2011yang dilakukan oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang konsen terhadap pelestarian Orangutan danhabitatnya. Audensi itu sendiri diikuti International Animal Rescue (IAR), LSM Khatulistiwa Kota Kita (K3), YayasanPalung, Fauna and Flora International (FFI), Yayasan ASRI dan Yayasan Warisan. Salah satu hasil dari audensi adalahpentingnya kerjasama yang sinergis antara beberapa pihak baik LSM, Instansi Pemerintah, pelaku usaha maupunmasyarakat

Pertemuan tersebut dihadiri pihak pemerintah daerahKabupaten Ketapang (Dinas Kehutanan dan DinasPerkebunan), Lembaga Swadaya Masyarakat (YayasanPalung, International Animal Rescue, Khatulistiwa KotaKita, Kawan Burung Ketapang), USAID-IFACS dan TokohMasyarakat (Bapak Ismet Iswadi). Ada beberapa pointyang dihasilkan dalam pertemuan tersebut serta akanmenjadi agenda kerja Sekber diantaranya (1). Sekberakan melakukan audensi dengan Bupati Ketapangtentang keberadaan Sekber, (2). Sekber akanmemfasilitasi pertemuan kembali yang akan melibatkaninstansi vertikal (BKSDA dan BTNGP), beberapa instansipemerintah daerah kabupaten Ketapang, LSM, pelakuusaha/investor (baik di bidang perkebunan, kehutanandan pertambangan) serta tokoh masyarakat yang konsenterhadap konservasi (3). Sekber berencana akanmelakukan kegiatan seminar tentang konservasi diKabupaten Ketapang. (O’die YP)

organosol. Hutan Tanah Aluvial Hamparan hutan tanah

alluvial pada umumnya merupakan habitat yangsubur dan mendukung keanekaragaman vegetasiyang tinggi. Di habitat ini diketemukan tunggul-tunggul bekas penebangan pohon Belian(Eusideroxylon zwageri) dengan kepadatan yangtinggi.

Hutan Gambut Kelompok hutan gambut terletakberbatasan dengan kelompok hutan alluvial. Di dalamkelompok hutan ini disamping mempunyai potensijenis kayu juga mempunyai potensi non kayu yangsecara tradisional telah dimanfaatkan olehmasyarakat, baik berupa buah atau tumbuhanbawahnya. Jenis-jenis vegetasi kayu yang ada antaralain ramin (Gonystylus bancanus).

Hutan Rawa Di daerah cekungan ditemukanadanya kelompok hutan rawa air tawar oligotropikdan hutan rawa air tawar euthropik. Rawaoligothropik genangan airnya berasal dari hujan,sehingga memberi pengaruh pada kondisi tanahmenjadi relatif kurang subur, sedangkan rawa

Dari Halaman ..........6Sejarah Singkat dan Status Taman Nasional Gunung Palung

euthropik dipengaruhi air sungai sehingga kondisihabitatnya lebih subur. Jenis-jenis vegetasi yang adaantara lain Jelutung (Dyera sp).

Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakanvegetasi yang tumbuh di daerah pantai berlumpurdi sebelah barat kawasan. Hutan ini sangat pentingdalam menunjang kehidupan aneka biota perairan,karena kemampuannya memperkaya daerah pantaidengan bahan seresah. Jenis-jenis vegetasi yang jugamenghasilkan buah yang disukai burung-burung lokalmaupun imigran antara lain Rhizophora, Bruguiera,Xylocarpus.

Vegetasi Rheofite Vegetasi rheofite merupakanvegetasi yang tumbuh di sepanjang sungai oleh karenaitu tahan terhadap genangan (banjir). Jenis-jenis disinijuga mempunyai perakaran yang cukup dalamsehingga memainkan peranan penting dalam menjagalongsoran tanah. Gluta rengas, Dungun (Heritieralittoralis), Putat (Barringtonia acutangula), dan Samak(Eugenia lepidocarpa) merupakan jenis tumbuhanyang umum dijumpai di tipe vegetasi ini. (Tito YP)

Page 10: Mias 2 2012

10

Proyek DNA barcode tumbuhan dimulai sejak Desember2008, sebagai kerjasama resmi antara Pusat PenelitianBiologi LIPI dan Arnold Arboretum, Universitas Harvard.Dua orang staf Bidang Botani, Dr. Teguh Triono danRani Asmarayani, Msi, memulai penelitian ini dengan DrCampbell Webb (Arnold Arboretum) dan Dr Gillian Dean(University of British Columbia) serta dibantu dua staflapangan yakni Endro Setiawan (Balai TNGP) dan HeryYanto, serta satu orang staf pengelola data BektiSulitiyawati. Kegiatan ini didanai oleh Arnold Arboretum,Universitas Harvard yang berakhir pada Juli 2010.Pendanaan selanjutnya diberikan oleh National ScienceFoundation (NSF) untuk periode Oktober 2010 sampai akhir2013. Dengan kegiatan lanjutan tersebut akan bergabungDr. Sarah Matthew dari Arnold Arboretum.

Tujuan jangka pendek kegiatan ini adalah untukmenghasilkan DNA barcode untuk semua tumbuhan diTaman Nasional Gunung Palung di Kalimantan Barat.Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untukmenghasilkan flora digital untuk TNGP dan untukIndonesia, yang memungkinkan para ilmuwan danmasyarakat awam dari seluruh Indonesia dan dunia dapatmengakses informasi mengenai jenis tumbuhan Indonesia.Tingkat kedalaman informasi yang muncul dalam floradigital ini ditetapkan berdasarkan kesepakatan tim penelitidan antar institusi sebagaimana telah diatur dalamPerjanjian Kerjasama (MOU).

Dengan izin dan dukungan penuh dari Balai TNGP danPHKA, spesimen herbarium yang digunakan (sebagaiacuan identifikasi awal) dan material daun serta kulit kayuuntuk ekstraksi DNA (untuk menentukan barcode)dikumpulkan . Kemudian sampel dikirim ke HerbariumBogoriense dimana penentuan jenis dilakukan dan urutanDNA barcode dibuat. Selanjutnya data DNA barcodebeserta foto dari tumbuhan hidup beserta bagian-bagiannya dimasukkan ke dalam database yang ditempatkandi situs web. Situs ini juga dilengkapi dengan hubungan(link) ke referensi-referensi taksonomi terkait.

Hingga akhir Juli 2012, lebih dari 1200 spesimentumbuhan telah dikumpulkan, dan kurang lebih 700 DNAbarcode telah dihasilkan. Masyarakat juga telah dapatmengakses informasi dari proyek ini di website:

xmalesia.info. Namun perlu dicatat, bahwa tim penelitibaru saja mulai mengunggah data ke website tersebutdan katalog yang tersedia saat ini baru merupakankerangka dasar sebelum kelak akan dilengkapi denganinformasi tambahan jika telah tersedia.

Apa dan Bagaimana DNA BarcodingProyek DNA barcoding tumbuhan di TNGP merupakankerjasama resmi antara Pusat Penelitian Biologi LIPI danArnold Arboretum, Universitas Harvard, sertadirekomendasikan oleh Kelompok Kerja Tumbuhan dariConsortium Barcoding of Life (CBOL), sehingga data yangdihasilkan kelak akan dapat diintegrasikan dengansemua proyek barcode lain yang sedang dilakukan diseluruh dunia berdasarkan perjanjian yang salingmenguntungkan.

Barcoding sendiri merupakan sebuah alat inventarisasitaksonomi yang pertama kali diusulkan oleh Paul D.N.Herbert dari University of Guelph, Ontario, Canada.Usulannya adalah untuk menyusun sebuahperpustakaan umum yang berisi barcode-barcode DNAyang akan terhubung kepada daftar contoh jenistumbuhan. Pada tahun 2003, Barcode of Life Initiativedibentuk dengan harapan agar para peneliti di seluruhdunia memanfaatkan barcoding dalam penelitiannya.

Secara sederhana, proses DNA barcoding tumbuhan diTNGP sendiri kurang lebih berlangsung sebagai berikut:1. Pengambilan contoh tumbuhan dari TNGP dan

pengidentifikasian jenisnya menggunakan proseduridentifikasi taksonomi tradisional.

2. Setelah jenis tumbuhan tersebut diketahui,herbarium tumbuhan dan contoh (daun, kulit kayu)dikirim ke LIPI, Cibinong.

3. Contoh daun dan kulit kayu kemudian dipakai untukmengidentifikasi DNA tumbuhan tersebut,kemudian DNA yang telah teridentifikasi dicatat kedalam kode-kode tertentu.

4. Kode DNA tersebut dihubungkan ke contohtumbuhan yang telah ada (herbarium, foto, dll) dandatanya disimpan secara digital agar dapat diaksessecara bebas. (Mona YP)

Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) yang terletak di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, KalimantanBarat sejauh ini diketahui paling sedikit memiliki 3.500-4.000 jenis vegetasi berkayu, termasuk didalamnya 70 jenisfamily Dipterocarpaceae. Kekayaan jenis yang belum sepenuhnya teridentifikasi, terdokumentasi dan diketahuioleh ilmuwan dan masyarakat awam baik di Indonesia atau dunia internasional, menginspirasi beberapa pihak untukmengembangkan proyek yang akan menjawab tantangan ini.

Membangun Perpustakaan DNA Tumbuhan di Taman NasionalGunung Palung

INFO MIaS

Page 11: Mias 2 2012

Program Radio Yayasan Palung

“Dengarkan informasi Lingkungan dari Radio Anda”“Dengarkan informasi Lingkungan dari Radio Anda”“Dengarkan informasi Lingkungan dari Radio Anda”“Dengarkan informasi Lingkungan dari Radio Anda”“Dengarkan informasi Lingkungan dari Radio Anda”

HUMOR 11

(BINCANG HIJAU)......................

RSPDK 1044 AM dan 95,2 FM Senin dan Kamis jam 13.15 -14.00 wibRadio Renita 103,5 FM

Radio Gema Solidaritas107,7 FM

Page 12: Mias 2 2012

GAUNG MIaS12 GAUNG MIaS

Makna di Balik Hari lingkungan Hidup Sedunia

Baru-baru ini, Yayasan Palung bersama 6 SMA di kotaKetapang yang tergabung dalam Pendidikan KonservasiHutan dan Orangutan (PKHOU) mengadakan kegiatandalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup 2012.Meskipun peringatan jatuh pada tanggal 5 juni, namundikarenakan menyesuaikan dengan jadwal sekolah makapuncak pelaksanaan rangkaian kegiatan dilakukan padatanggal 16 Juni 2012. Rangkaian kegiatan tersebut dimulaisejak 31 Mei 2012, yang meliputi Lomba Karya Tulis Ilmiah

(LKTI), Lomba Sekolah Bersih dan Hijau (LSBH) danterakhir bersamaan dengan acara penutupan adalahPenghijauan yang dilaksanakan di salah satu sekolahPKHOU yaitu SMA PGRI Ketapang.

Peserta yang hadir dalam kegiatan penutupan adalahperwakilan dari sekolah yang ada di kota Ketapang danKantor Lingkungan Hidup Ketapang. Mereka yang hadirsangat antusias dan kritis terhadap persoalan lingkunganyang terjadi di kota Ketapang. Dalam kegiatan tersebutdiadakan acara presentasi karya tulis pemenang pertamalomba LKTI, pertanyaan yang kritis mereka lontarkankepada para panelis. Begitu juga halnya saat penanamanpohon, dengan semangat kebersamaan acara tersebutsukses dilaksanakan. Harapan kedepannya, acara sepertiini tetap akan dilakukan untuk memperkuatkebersamaan dalam rangka menumbuhkembangkan rasacinta dan kepedulian terhadap lingkungan.

Perayaan hari lingkungan hidup lebih tepatnya dianggapsebagai momentum untuk mengkampanyekanlingkungan secara terintegrasi di kalangan pelajar. Selain

itu, juga dimaksudkan sebagai wadah dalam mendorongsemangat cinta dan kepedulian pelajar terhadaplingkungan di sekitar mereka. Tema yang diusung punsesuai dengan misi yang selama ini dijalankan YayasanPalung, yaitu : “Meningkatkan Kesadaran danKepedulian Pelajar dan Masyarakat TerhadapLingkungan”.

Semangat kepedulian inilah yang telah dibangun YayasanPalung sejak lama. Pendidikan lingkungan dalam bentukceramah telah dilakukan dari tingkat siswa taman kanak-kanak hingga ke tingkat sekolah menengah atas sejaktahun 2004 silam untuk meningkatkan pengetahuanpelajar terhadap lingkungan, dengan harapankedepannya mereka bisa mengaplikasikanpengetahuannya dalam bentuk aksi yang nyata. Tak hanyadi dalam kelas, Yayasan Palung juga membawa pelajaruntuk field trip ke hutan untuk meningkatkankanpemahaman mereka terhadap pentingnya melestarikanalam terutama hutan. Pendidikan dan penyadaran jugadilakukan terhadap masyarakat yang tinggal di sekitarkawasan hutan yang selama ini benar-benar merasakandampak dari kerusakan hutan di sekitar mereka.

Untuk itu, sudah saatnya pendidikan lingkungan mulaiditerapkan di sekolah sebagai bagian dalam pendidikanuntuk membentuk karakter generasi yang peduliterhadap lingkungan, seperti kata pepatah “mengukir diatas batu” perlahan-lahan tapi pasti hasilnya. Itumerupakan langkah yang tepat jika semua insanmendukung. Siapa lagi yang peduli dengan lingkungankita selain kita sendiri. (Ita YP)

Hari lingkungan hidup dimaknai sebagai semangat kepedulian terhadap fenomena lingkungan yang terjadi terutamadi kota Ketapang. Kerusakan LINGKUNGAN akibat SAMPAH, kebakaran HUTAN, penebangan liar, pembukaan arealperkebunan dan pertambangan yang tidak sesuai aturan serta permukiman, menambah semakin sakitnya kondisi alamkita sekarang.

Page 13: Mias 2 2012

GAUNG MIaS

Jelajahi Dunia Maya Yayasan Palung

13

http://www.saveGPorangutans.orghttp://yayasanpalung.blogspot.com

“Facebook”

Yayasan Palung (Gunung Palung Orangutan Conservation Program)

Rescue Orangutan di KepayangTanggal 10 Februari 2012, Jum’at Pagi Pukul 10.00 WIB,Yayasan Palung bersama IAR dan BKSDA Wilayah IKetapang melakukan Rescue Orangutan di DusunKepayang Kecamatan Matan Hilir Utara KabupatenKetapang. Keberangkatan rombongan menggunakan 2buah mobil dan membawa kerangkeng untuk tempatsementara Orangutan yang akan diselamatkan.

Penyelamatan Orangutan ini dilakukan atas dasarinformasi yang didapat dari seseorang yangmenyampaikan ke IAR dan selanjutnya dikoordinasikanke BKSDA. Informasi yang didapat bahwa anak Orangutanyang berumur sekitar 1 tahun terpisah dari induknyaditemukan di lokasi perkebunan sawit, dengan maksudmenyelamatkan anak orangutan tersebut makadipelihara oleh seseorang.

Sebelum Orangutan itu dibawa ke IAR untukdiselamatkan, dari BKSDA Ketapang memberikan sebuahsurat pernyataan yang berisi berita penyerahan bahwa siPemelihara Orangutan tersebut benar-benar telahmenyerahkan orangutan tersebut kepada yangberwenang. Akan tetapi sesungguhnya ketika mengacupada Undang-undang No. 5 tahun 1990 pasal 21 ayat 2dan Undang-undang No. 40 ayat 2 mengatur tentang satwadan tumbuh-tumbuhan dilindungi maka berita acara yangseharusnya adalah penyitaan. Yayasan Palung dalam halini berupaya mendorong BKSDA untuk melakukanpenegakan hukum agar produk hukum yang dibuat olehnegara bisa berjalan dengan semestinya.

Rescue Orangutan di Mulia BaruBayi Orangutan ditemukan tergeletak di tanah sekitarhutan di Air Hitam Kecamatan Kendawangan. MenurutPak Paulus Roby yang menemukannya, kemungkinanOrangutan tersebut jatuh dari pohon atau ditinggalinduknya. Karena keadaan bayi Orangutan tersebutlemah, pada akhirnya Pak Paulus mengambilnya denganmaksud dibawa ke Ketapang untuk dilindungi dariancaman di sekitar hutan. Keadaan hutan disanamenurutnya masih alami dan belum dimasuki

perusahaan. Sebenarnya maksud Pak Paulus masuk kehutan pada saat itu untuk berburu babi, rusa dan lain-lain. Selama di Ketapang Pak Paulus memberi Orangutantersebut makanan seperti nasi, keroket, bakwan, pisangdan lain sebagainya yang serupa dimakan oleh manusiapada umumnya. Sedangkan minuman seperti air putih,susu kaleng dan susu formula, Pak Paulus memeliharanyahanya 6 hari saja dirumah. Konviskasi Orangutan tersebutdari rumah Bapak paulus Roby dilakukan tanggal 7 Maret2012

Rescue Orangutan di Desa Pemangkat.Hari Jum’at Tanggal 02 Maret 2012, pukul 13.00 WIBberangkat dari Ketapang menuju TKP di Desa Pemangkat,Kec. Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara dalamrencana rescue Orangutan. Tim Lapangan yang ikut dalamrescue tersebut yaitu IAR, BKSDA Wilayah 1 Ketapangdan Yayasan Palung.

Sampai di daerah tujuan pukul 15.00 WIB sore, timlangsung ke rumah pelaku pemelihara. Terlihat rumahrumah pelaku merupakan golongan menengah keatas,bisa dikatakan pelaku orang yang terpandang di daerahPemangkat. Hampir seluruh masyarakat sekitarmengenal pelaku sebagai pebisnis yang sukses. Tak jauhdari halaman rumah pelaku terlihat sebuah kandangyang terbuat dari besi yang berisi seekor Orangutanyang beranjak dewasa, kira-kira berumur 4 tahunan.

Menurut pelaku dia membeli Orangutan tersebut ketika

masih bayi (berumur sekitar 2 minggu) dengan harga Rp.

50.000,- pada tahun 2010 dari seorang temannya yang

berasal dari daerah transmigrasi di sekitar Desa

Pemangkat. Teman pelaku menemukan Orangutan

tersebut di sekitar kawasan pembukaan lahan

perkebunan sawit di daerah Matan. Makanan yang

diberikan selama kurang lebih 2 tahun adalah apel,

jagung, pisang dan daging ayam rebus. Seminggu 2 kali

dimandikan akan tetapi menurut pelaku Orangutan

tersebut selalu kotor setelah dimandikan karena kondisi

kerangkengnya juga kotor. (Herie YP)

Yayasan Palung dan Lembaga Mitra Melakukan Penyelamatan Orangutan

Page 14: Mias 2 2012

14 INFO MIaS

Ketertarikan ini dapat ditelusuri cukup jauh ke masa lalu,terutama jika diingat bahwa penelitian-penelitian awaldi TNGP dilaksanakan pada pertengahan tahun 1980-an,atau kurang lebih 27 tahun yang lalu. Sejak saat itu,ratusan peneliti (tercatat paling tidak ada 120 penelitiyang telah melaksanakan penelitian di TNGP hinggatahun 2002) telah berkunjung ke TNGP gunamelaksanakan penelitian dengan beragam tujuan.Beberapa penelitian yang pernah dilaksanakan di TNGPdiantaranya adalah:1. Perbedaan Tipe Habitat Kepadatan Orangutan

(Dolly Priatna, LIPI, Indonesia, 1989)2. Perbandingan Interaksi Ekologis Tumbuhan dan

Vertebrata di Berbagai Habitat Hutan Hujan(Ecological Interaction Plant and VertebratesComparison Among Rain Forest Habitat – penelitiandari tahun 1987 hingga 1992, oleh peneliti dariHarvard University, AS dengan melibatkanmahasiswa-mahasiswa dari Universitas KristenSatya Wacana, Universitas Jember Jatim, UniversitasAndalas, Universitas Mulawarman Kaltim,Datmouth College AS dan Universitas Gajah Mada).

3. Studi Tentang Anggrek Hitam dan Studi HabitatAnggrek Hutan (Slamet Sobari, UNTAN, Indonesia,1994)

4. Penelitian Serangga Polinator pada Famili Arcaceae(Masako Yafuso dan Masanori Toda, Jepang, 1997)

5. Burung Pelatuk sebagai Alat untuk PenuntunPengelolaan Hutan Pendukung KeanekaragamanHayati (The Woodpecker as a Tool for GuidingBiodiversity Supporting Forest Management –Corinthe Zeckveld dan Martjan Lammertink,Belanda, dan Dewi Malia Prawiradilaga, LIPI,Indonesia, 1999)

6. Efek Kebakaran Terhadap Kepadatan Orangutan diHutan Hujan Borneo (Effects of Fire on OrangutanDensity in Borneo Rain Forest – Linda MargarethaEngstrom, Uppsala University, Swedia, 1999-2000).

7. Perilaku Jelajah dan Makan Orangutan Jantan diTNGP (Male Orangutans Ranging and FeedingBehavior at TNGP, Andrea Eleanor Johnson, HarvardUniversity, AS, 1999-2000)

8. Studi Ekologi dan Makanan Kelasi (Presbytisrubicunda) di TNGP (Deny Suparman, UNTAN,Indonesia, 2000)

9. Keanekaragaman Burung di Taman Nasional Gunung

Palung (Bird Diversity in Gunung Palung National Park– Yudi, UNTAN, Indonesia, 2001)

10. Survey Jamur Besar di Taman Nasional Gunung Palung(A Survey of the Larger Fungi of Gunung PalungNational Park – Adhe Mourphie, UNTAN, Indonesia,2002)

11. Ekologi Kelempiau dan Kelasi (Ecology of Gibbonand Red Leaf Monkey – Andrew John Marshall,Harvard University, AS, 2000-2002)

Penelitian di TNGP masih berlangsung hingga hari ini,bahkan bulan Juli 2012 yang lalu, dua peneliti asingberasal dari Boston University, AS baru saja tiba diKetapang untuk melaksanakan penelitian dengan judul“Memahami Peran Ekologi dalam Reproduksi Orangutan:Pertumbuhan dan Perkembangan Orangutan Liar diKalimantan” (Understanding the Role of Ecology inOrangutan Reproduction: Growth and Development inW ild Bornean Orangutan). Penelitian ini akanberlangsung selama satu tahun hingga Juli 2013, dandilaksanakan bersama oleh dua peneliti yakni JenniferBrousseau dan Chloe Tuck. Adapun hasil yang diharapkandari penelitian ini adalah diperolehnya informasitentang pertumbuhan dan perkembangan orangutananak-anak ( juvenile), serta apakah hal tersebutmempengaruhi rentang waktu antar kelahiran padaorangutan, yang cukup lama jika dibandingkan denganprimata lain semisal simpanse dan gorila.

Kedatangan peneliti-peneliti asing ini membuktikanbahwa minat untuk melakukan penelitian di dalamkawasan TNGP cukup tinggi, dan hal ini terutama karenakayanya keanekaragaman hayati yang masih dapatditemukan di dalam kawasan. Kekayaankeanekaragaman hayati berarti masih banyak hal-halyang dapat dipelajari, terutama terkait manfaat hutanbagi manusia serta peran hutan dalam keseluruhan rantaiekosistem di dunia. Berhubung masih banyak informasitentang hutan dan manfaatnya bagi manusia yang belumdiketahui, maka sepatutnyalah kita memelihara hutan,agar para peneliti tersebut dapat terus menggali hal-halbaru dan memberikan informasi berharga kepada kita,tentang manfaat hutan bagi manusia. (Mona YP)

Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) adalah kawasan yang dideklarasikan sebagai Taman Nasional dengan luas90.000 ha melalui pernyataan Menteri Kehutanan Nomor: 448/Menhut-VI/1990 tanggal 6 Maret 1990. Dengan luaskawasan yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan taman nasional lainnya di Indonesia, keberadaan 8 tipeekosistem di dalam kawasan menempatkan TNGP di posisi yang cukup spesial di mata peneliti baik peneliti Indonesiamaupun peneliti asing. Kekayaan keanekaragaman hayati yang dapat ditemukan di dalam kawasan ini juga memberipeluang penelitian yang cukup luas kepada berbagai pihak, baik perorangan maupun institusi.

Taman Nasional Gunung Palung dan Penelitian Ilmiah

Page 15: Mias 2 2012

JEJAK MIaS 15

Cordycepsunilateralis adalah jamur parasit yang menginfeksi semut seperti Campanoutusleonardi dengan cara mengubah perilakusemut untuk memastikan spora jamur ini menyebarluas..Perubahan perilaku semut yang terinfeksi sangat spesifik, sehinggamuncul istilah semut zombie.Semut pada umumnya bergelantungan pada urat daun sekitar 25 cm diatas tanah di dalamlingkungan yang memiliki kelembapan 94-95% dan temperature antara 20-30 °C. Semut tersebut bergelantungan di tempat tinggi

untuk menyebarkan spora jamur yang menginfeksi.

Kegiatan Relawan Tajam dan Rebonk

Lecture di SMP St. Agustinus, St Petrus, SMP N 1 Ketapangdan SMA Simpang Hilir

Rescue Orangutan di DesaPemangkat KKU dan KelurahanMulia Baru Ketapang

Page 16: Mias 2 2012

JEJAK MIaS16

Ghatering Keluarga Besar Yayasan Palung disungai Air Paoh

KegiatanKetuaDewanYayasanPalungCherylKnottKetikaberada diketapangdanKayongUtara

Hasil Kerajinantikar pandanmasyarakat DesaBatu Baratkabupaten KayongUtara