mi / adam dwi sop kritik ala deden - ftp.unpad.ac.id · dari sontekan yang dibagi-bagi, diintip...

1
MI / ADAM DWI “Gimana sop buntutnya hari ini? Enak? Gurih?” demikian percakapan di salah satu sudut sekolah setelah ujian akhir nasional (UAN) berakhir. Dokter Mahasiswa “Gimana sop buntutnya hari ini? Enak? Gurih?” demikian percakapan di salah satu sudut sekolah setelah ujian akhir nasional (UAN) berakhir. Sop Kritik ala Deden Sop Kritik ala Deden 17 MINGGU, 4 DESEMBER 2011 HERVINNY WONGSO DOK. AMSA Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 12 Maret 1992 Pendidikan : Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia Penghargaan : Film dokumenter pelajar terbaik International Golden Lens Film Festival, 2011 Film dokumenter umum terbaik Malang Film Video Festival, 2011 Nomine film dengan teknis terbaik Malang Film Video Festival 2011 Film dokumenter terbaik Krimography Film Festival 2011 Film dokumenter pelajar terbaik Festival Film Dokumenter Jogjakarta, 2010 Kontak : [email protected] MI/HERVINY EKSIS T EPAT tahun 2010 lalu, Deden Ramadani tergugah untuk mengangkat kejanggalan yang terjadi di sekolahnya terkait dengan UAN ke dalam sebuah film. Ia gerah melihat bagaimana pesan agar siswa senantiasa bekerja dengan jujur ternyata dilanggar oleh lebih dari 50% teman-temannya. “Banyak yang takut dimarahi guru dan orangtua kalau enggak lulus,” ungkap Deden. Senada dengan istilah para murid untuk menyamarkan kata ‘sontekan’ dengan istilah ‘sop buntut’, film pendek berdurasi 15 menit itu pun diberi judul serupa. Kepolosan dan kejujuran fakta yang dibeberkan oleh mahasiswa berusia 19 tahun itu ber- hasil membawa Sop Buntut meraih se- jumlah penghargaan lm dokumenter tingkat pelajar. Dari mana muncul ide Sop Bun- tut? Film ini dibikin waktu aku ikut UAN. Awalnya aku mikir berita ten- tang bocoran di UAN itu enggak benar. Apalagi sekolahku adalah SMA unggulan, muridnya pintar-pintar, persiapan UAN juga sangat matang. Kalau ada yang menawarkan sontek- an, pasti enggak ada yang mau. Begitu pikirku waktu itu. Tapi begitu UAN, ternyata banyak banget yang pakai jasa sontekan. Alasannya, jaga-jaga. Begitu lihat mereka begitu terbuka, aku langsung kepikiran untuk mem- buat dokumentasinya. Aku rekam semuanya dengan handycam. Mulai dari sontekan yang dibagi-bagi, diintip sama-sama. Serunya, bocoran UAN enggak hanya terjadi di tempatku aja. Temanku di sekolah lain juga. Apa yang kepikiran waktu itu? Sedih sih. Ada yang sudah capek- capek belajar buat UAN, tapi ada juga yang tanpa belajar bisa lulus berkat sontekan. Waktu itu mikir juga, kok bisa ya? Pemerintah selalu bilang UAN enggak akan bocor. Tapi kenyataannya, semua SMA dapat bocorannya. Memangnya apa yang ingin ditun- jukkan lewat lm itu? Aku pengen nunjukin bahwa sampai sekarang bocoran itu masih ada. Yang megang bocoran bukan berarti bodoh. Mereka memegang itu karena takut. Banyak tekanan dari sekolah, dan orangtua, yang terus menuntut me- reka untuk lulus. Kalau enggak lulus, akan bikin malu orangtua dan sekolah. Jadi, UAN bukan hanya untuk meng- ukur kemampuan murid, tapi sudah jadi pertaruhan nama baik. Apa lagi yang kamu temukan waktu itu? Bocoran itu ada tahapnya. Kalau pukul 07.00, kesalahannya masih 70%. Tapi kalau sudah datang pukul 07.30, dekat waktu ujian, kesalahan sangat ke- cil. Mereka juga punya sistem. Bandar akan mencari bawahan di tiap sekolah. Nantinya, si bandar bawahan yang akan cari wakil tiap kelas. Merekalah yang menjual dengan harga Rp75 ribu per sontekan. Sebelum hari UAN, kita juga dikasih uji coba gratis waktu try out. Di situ kelihatan jawabannya me- mang banyak yang betul. Siapa target penonton lm kamu? Yang pasti mereka yang care dengan pendidikan di Indonesia, termasuk pemerintah. Kenapa kamu bisa kepikiran bikin lm dengan kritik sosial? Pada dasarnya aku suka ngobrol sama orang, yang ternyata banyak membuka mata aku akan situasi yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Dalam lm, aku belajar untuk jujur menyampaikan apa yang aku rasa- kan. Daripada membuat lm dengan pesan yang muluk-muluk, lebih baik kita memberikan sesuatu yang benar- benar datang dari hati. Kenapa kritik sosial, supaya masyarakat bisa sadar dengan ke- beradaan masalah yang ada di sekeli- ling mereka, sekecil apa pun itu. Banyak komentar? Iya. Banyak yang nanya, ‘Kok, lo be- rani banget. Nanti nama sekolah lo kan jadi jelek?’ Justru dari sana aku mikir ya, kenapa bisa ada pertanyaan seperti itu. Harusnya jangan dilihat di mana bocoran terjadi. Sebab, fenomena ini memang telah ada dari dulu, dan be- lum teratasi hingga sekarang. Enggak takut dituntut? Aku cuma bicara apa adanya. Aku cuma jujur. Kalau memang ada masalah di ujian nasional, kenapa aku harus dituntut? Lagi pula kebocoran UAN bukan masalah satu sekolah. Ada sistem pendidikan di Indonesia yang perlu diperbaiki. Buat kamu, media lm itu apa? Film adalah tempat ekspresi, sharing, diskusi, berargumen, tetapi melalui seni. Dari lm, aku belajar untuk be- rargumen secara terstruktur. Dengan media seni, ketika aku berpendapat, orang lain juga bisa terhibur lewat lm yang aku buat. Pengen jadi film maker seperti siapa? Deden Ramadani aja, hehe. Tapi, in- spirasiku tetap Joko Anwar dan Alex Sigar. Yang jelas, aku sudah yakin untuk menekuni dunia lm. Sosiologi yang aku pelajari juga erat kaitannya dalam mengasah kemampuanku melakukan riset untuk membuat lm. (M-6) EVENT Festival Film SMP Highscope SEKOLAH boleh SMP, tapi kemampuan mereka menggarap lm jangan dipandang sebelah mata. Dalam perhelatan Awarding Day Highscope Film Festival (Hiffest) yang di- adakan OSIS SMP Highscope Indonesia, Sabtu (26/11), karya murid dari 12 SMP di Jakarta diputar kembali kepada para penonton dan masyarakat umum. “Dari segi teknik dan cerita, karya tahun ini sudah lebih bagus dari tahun lalu,” ujar Sigi Wimala, yang sudah dua kali terlibat sebagai juri di Hiffest. Lewat pelatihan dan penya- ringan yang telah dilaksanakan sejak Oktober lalu, 8 dari 14 karya terbaik yang masuk dihadirkan kembali siang itu. Hiffest tahun ini juga mengambil tema yang sangat dekat dengan dunia para murid, yakni Me, myself, and my story. “Tema ini mewakili ekspresi dari pikiran anak-anak tentang kejadian yang mereka alami sehari-hari,” ujar Antarina SF Amir, Managing Director of Sekolah Highscope Jakarta. Tak hanya menampilkan cerita umum tentang persahabat- an, atau keluarga, beberapa tim bahkan mengangkat cerita horor. Salah satunya karya Ibu yang dikemas dengan cukup menegangkan oleh siswa Highscope. “Ide kalian bagus banget. Hati-hati nanti dijadikan ide untuk lm bioskop,” canda Tio Pakusadewo, salah satu juri yang terlibat tahun ini. Kegiatan sore itu ditutup dengan pengumuman karya terbaik dari lm terpilih. Di antaranya, kategori best direc- tor diraih oleh SMP Pilar Indonesia, dengan lm berjudul Langkah. SMP Pembangunan Jaya meraih dua penghargaan, yakni best actress in a leading role, dan best movie, lewat lm berjudul Perpus 13. (*/M-6) ASIAN Medical Student Association (AMSA) merupakan organisasi bagi mahasiswa kedokteran seluruh Asia. Di dalam organisasi ini mahasiswa kedokteran seluruh Asia diberi kesempatan untuk berkumpul dan bertukar pikiran. Pada Desember 2009, Universitas Muhammadyah Palem- bang (UMP) menjadi peninjau AMSA yang diwakili oleh RA Reizkhi. Sekembalinya dari AMSA, UMP melakukan rapat gabungan dan resmi terbentuk pada 27 Maret 2010 terbentuk susunan organisasi. Pada awal terbentuk, anggotanya hanya 73 orang. Tapi sekarang, ada sekitar 120 anggota yang diket- uai oleh Didik Agus Prawira. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh AMSA. Di antaranya bakti sosial di Panti Asuhan Subulusalam, pergelaran World Health Day (WHD) di pas- casarjana Unsri, painball di Kenten Park, gathering di Barong Resto and Cafe, open recuitment, AMSA Futsal Competition, tenda tensi, pemotongan hewan kurban, pembagian pita pada peringatan Hari AIDS, serta latihan kepemimpinan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. “AMSA Fakultas UMP semoga bisa menjadi member yang tetap aktif di AMSA Indonesia, bisa menyelenggarakan acara nasional AMSA di UMP, bisa semakin menambah kegiatan- kegiatan yang bermanfaat baik bagi anggota maupun untuk masyarakat, dan bisa semakin kreatif serta inovatif dalam melaksanakan semua kegiatan yang ada,” tutur Secretary of External AMSA Farah Dibah. (*/M-6) LIVE INTERAKTIF, KAMIS, 8 DESEMBER 2011 20.00-22.00 WIB ON 101.4 TRAX FM Host: Marsha Suryawinata “Hari Anti Korupsi Sedunia. Saatnya Indonesia Berani, Jujur dan Hebat dalam mencegah korupsi” Berani Jujur itu Hebat S ALAH satu kejahatan luar biasa, korupsi, semakin marak belakangan ini. Kejahatan keji itu tidak hanya dilakoni para pejabat, tapi juga orang biasa. Hal itu semakin memprihatinkan. Guna mendorong anak muda menerapkan integritas dan semangat antikorupsi dalam bentuk kejujuran hingga menjadi gaya hidup, Transparency International Indonesia bekerja sama dengan SPEAK (Suara Pemuda Anti Korupsi) mengadakan ajang SPEAKFest. Festival yang berlangsung 4 November-10 Desember ini juga dimaksudkan untuk memperingati Hari Antikorupsi Internasional yang jatuh pada 9 Desember. SPEAKFest menyampaikan pesan besar tentang kejujuran sebagai upaya konkret melawan korupsi yang ada di sekitar kita. Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan besar dalam pergerakan SPEAK untuk menciptakan ruang alternatif dalam mempromosikan semangat antikorupsi selama 1,5 tahun terakhir. Rangkaian acara yang melibatkan berbagai bentuk kegiatan yang bersifat audio visual merupakan salah satu metode propaganda yang digunakan SPEAK untuk merangkul anak muda. SPEAK percaya bahwa seni, musik, dan gambar bergerak merupakan pendekatan jitu, dengan memanfaatkan budaya populer yang efektif untuk menyampaikan pesan positif kepada anak muda. Tahun ini merupakan kali kedua SPEAKFest diselenggarakan, dengan mengusung tema Berani jujur, hebat! Akan banyak pengisi acara yang tampil. Di antaranya Pangeran Siahaan dan J-Flow (Provocactive), juga komunitas seni seperti Karinding, Wasis, Sepeda Pintar, dan Lubang Jarum Jakarta. Belum lagi workshop video, kompetisi media kreatif, dan audisi band. Ingin tahu lebih banyak tentang SPEAKFest dan apa saja yang bisa anak muda lakukan untuk memberantas korupsi? Simak obrolannya di The Now Generation on the Move Kamis, 8 Desember 2011, pukul 20.00 WIB mendatang. Bersama Marsha Trax FM dan Move Media Indonesia. Stay tune at 101.4 Trax FM Jakarta! Don’t miss it! (Rin/M-1)

Upload: phungthuy

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MI / ADAM DWI Sop Kritik ala Deden - ftp.unpad.ac.id · dari sontekan yang dibagi-bagi, diintip sama-sama. Serunya, bocoran UAN enggak hanya terjadi di tempatku aja. Temanku di sekolah

MI / ADAM DWI

“Gimana sop buntutnya hari ini? Enak? Gurih?” demikian percakapan di salah satu sudut sekolah setelah ujian akhir nasional (UAN) berakhir.

Dokter Mahasiswa

“Gimana sop buntutnya hari ini? Enak? Gurih?” demikian percakapan di salah satu sudut sekolah setelah ujian akhir nasional (UAN) berakhir.

Sop Kritik ala DedenSop Kritik ala Deden

17 MINGGU, 4 DESEMBER 2011

HERVINNY WONGSO

DOK. AMSA

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 12 Maret 1992

Pendidikan : Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia

Penghargaan :

Film dokumenter pelajar terbaik International Golden Lens Film Festival, 2011

Film dokumenter umum terbaik Malang Film Video Festival, 2011

Nomine film dengan teknis terbaik Malang Film Video Festival 2011

Film dokumenter terbaik Krimography Film Festival 2011

Film dokumenter pelajar terbaik Festival Film Dokumenter Jogjakarta, 2010

Kontak : [email protected]

MI/HERVINY

EKSIS

TEPAT tahun 2010 lalu, Deden Ramadani tergugah untuk mengangkat kejanggalan yang terjadi di sekolahnya

terkait dengan UAN ke dalam sebuah film. Ia gerah melihat bagaimana pesan agar siswa senantiasa bekerja dengan jujur ternyata dilanggar oleh lebih dari 50% teman-temannya. “Banyak yang takut dimarahi guru dan orangtua kalau enggak lulus,” ungkap Deden.

Senada dengan istilah para murid untuk menyamarkan kata ‘sontekan’ dengan istilah ‘sop buntut’, film pendek berdurasi 15 menit itu pun diberi judul serupa. Kepolosan dan kejujuran fakta yang dibeberkan oleh mahasiswa berusia 19 tahun itu ber-hasil membawa Sop Buntut meraih se-jumlah penghargaan fi lm dokumenter tingkat pelajar.

Dari mana muncul ide Sop Bun-tut?

Film ini dibikin waktu aku ikut UAN. Awalnya aku mikir berita ten-tang bocoran di UAN itu enggak benar. Apalagi sekolahku adalah SMA unggulan, muridnya pintar-pintar, persiapan UAN juga sangat matang. Kalau ada yang menawarkan sontek-an, pasti enggak ada yang mau. Begitu pikirku waktu itu. Tapi begitu UAN, ternyata banyak banget yang pakai jasa sontekan. Alasannya, jaga-jaga. Begitu lihat mereka begitu terbuka, aku langsung kepikiran untuk mem-buat dokumentasinya. Aku rekam semuanya dengan handycam. Mulai dari sontekan yang dibagi-bagi, diintip sama-sama. Serunya, bocoran UAN

enggak hanya terjadi di tempatku aja. Temanku di sekolah lain juga.

Apa yang kepikiran waktu itu?Sedih sih. Ada yang sudah capek-

capek belajar buat UAN, tapi ada juga yang tanpa belajar bisa lulus berkat sontekan. Waktu itu mikir juga, kok bisa ya? Pemerintah selalu bilang UAN enggak akan bocor. Tapi kenyataannya, semua SMA dapat bocorannya.

Memangnya apa yang ingin ditun-jukkan lewat fi lm itu?

Aku pengen nunjukin bahwa sampai sekarang bocoran itu masih ada. Yang megang bocoran bukan berarti bodoh. Mereka memegang itu karena takut. Banyak tekanan dari sekolah, dan orangtua, yang terus menuntut me-reka untuk lulus. Kalau enggak lulus, akan bikin malu orangtua dan sekolah. Jadi, UAN bukan hanya untuk meng-ukur kemampuan murid, tapi sudah jadi pertaruhan nama baik.

Apa lagi yang kamu temukan waktu itu?

Bocoran itu ada tahapnya. Kalau pukul 07.00, kesalahannya masih 70%. Tapi kalau sudah datang pukul 07.30, dekat waktu ujian, kesalahan sangat ke-cil. Mereka juga punya sistem. Bandar akan mencari bawahan di tiap sekolah. Nantinya, si bandar bawahan yang akan cari wakil tiap kelas. Me rekalah yang menjual dengan harga Rp75 ribu per sontekan. Sebelum hari UAN, kita juga dikasih uji coba gratis waktu try out. Di situ kelihatan jawaban nya me-mang banyak yang betul.

Siapa target penonton fi lm kamu? Yang pasti mereka yang care dengan

pendidikan di Indonesia, termasuk pemerintah.

Kenapa kamu bisa kepikiran bikin fi lm dengan kritik sosial?

Pada dasarnya aku suka ngobrol sama orang, yang ternyata banyak membuka mata aku akan situasi yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Dalam fi lm, aku belajar untuk jujur menyampaikan apa yang aku rasa-kan. Daripada membuat fi lm dengan pesan yang muluk-muluk, lebih baik

kita memberikan sesuatu yang benar-benar datang dari hati.

Kenapa kritik sosial , supaya masyarakat bisa sadar dengan ke-beradaan masalah yang ada di sekeli-ling mereka, sekecil apa pun itu.

Banyak komentar?Iya. Banyak yang nanya, ‘Kok, lo be-

rani banget. Nanti nama sekolah lo kan jadi jelek?’ Justru dari sana aku mikir ya, kenapa bisa ada pertanyaan seperti itu. Harusnya jangan dilihat di mana bocoran terjadi. Sebab, fenomena ini memang telah ada dari dulu, dan be-lum teratasi hingga sekarang.

Enggak takut dituntut?Aku cuma bicara apa adanya.

Aku cuma jujur. Kalau memang ada masalah di ujian nasional, kenapa aku harus dituntut? Lagi pula kebocoran UAN bukan masalah satu sekolah. Ada sistem pendidikan di Indonesia yang perlu diperbaiki.

Buat kamu, media fi lm itu apa? Film adalah tempat ekspresi, sharing,

diskusi, berargumen, tetapi melalui seni. Dari fi lm, aku belajar untuk be-rargumen secara terstruktur. Dengan media seni, ketika aku berpendapat, orang lain juga bisa terhibur lewat fi lm yang aku buat.

Pengen jadi film maker seperti siapa?

Deden Ramadani aja, hehe. Tapi, in-spirasiku tetap Joko Anwar dan Alex Sigar. Yang jelas, aku sudah yakin untuk menekuni dunia fi lm. Sosiologi yang aku pelajari juga erat kaitannya dalam mengasah kemampuanku melakukan riset untuk membuat fi lm. (M-6)

EVENT

Festival Film SMP HighscopeSEKOLAH boleh SMP, tapi kemampuan mereka menggarap fi lm jangan dipandang sebelah mata. Dalam perhelatan Awarding Day Highscope Film Festival (Hiffest) yang di-adakan OSIS SMP Highscope Indonesia, Sabtu (26/11), karya murid dari 12 SMP di Jakarta diputar kembali kepada para penonton dan masyarakat umum.

“Dari segi teknik dan cerita, karya tahun ini sudah lebih bagus dari tahun lalu,” ujar Sigi Wimala, yang sudah dua kali terlibat sebagai juri di Hiffest. Lewat pelatihan dan penya-ringan yang telah dilaksanakan sejak Oktober lalu, 8 dari 14 karya terbaik yang masuk dihadirkan kembali siang itu.

Hiffest tahun ini juga mengambil tema yang sangat dekat dengan dunia para murid, yakni Me, myself, and my story. “Tema ini mewakili ekspresi dari pikiran anak-anak tentang kejadian yang mereka alami sehari-hari,” ujar Antarina SF Amir, Managing Director of Sekolah Highscope Jakarta.

Tak hanya menampilkan cerita umum tentang persahabat-an, atau keluarga, beberapa tim bahkan mengangkat cerita horor. Salah satunya karya Ibu yang dikemas dengan cukup menegangkan oleh siswa Highscope.

“Ide kalian bagus banget. Hati-hati nanti dijadikan ide untuk fi lm bioskop,” canda Tio Pakusadewo, salah satu juri yang terlibat tahun ini.

Kegiatan sore itu ditutup dengan pengumuman karya terbaik dari fi lm terpilih. Di antaranya, kategori best direc-tor diraih oleh SMP Pilar Indonesia, dengan fi lm berjudul Langkah. SMP Pembangunan Jaya meraih dua penghargaan, yakni best actress in a leading role, dan best movie, lewat fi lm berjudul Perpus 13. (*/M-6)

ASIAN Medical Student Association (AMSA) merupakan organisasi bagi mahasiswa kedokteran seluruh Asia. Di dalam organisasi ini mahasiswa kedokteran seluruh Asia diberi kesempatan untuk berkumpul dan bertukar pikiran. Pada Desember 2009, Universitas Muhammadyah Palem-bang (UMP) menjadi peninjau AMSA yang diwakili oleh RA Reizkhi. Sekembalinya dari AMSA, UMP melakukan rapat gabungan dan resmi terbentuk pada 27 Maret 2010 terbentuk susunan organisasi. Pada awal terbentuk, anggotanya hanya 73 orang. Tapi sekarang, ada sekitar 120 anggota yang diket-uai oleh Didik Agus Prawira.

Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh AMSA. Di antaranya bakti sosial di Panti Asuhan Subulusalam, pergelaran World Health Day (WHD) di pas-casarjana Unsri, painball di Kenten Park, gathering di Barong Resto and Cafe, open recuitment, AMSA Futsal Competition, tenda tensi, pemotongan hewan kurban, pembagian pita pada peringatan Hari AIDS, serta latihan kepemimpinan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

“AMSA Fakultas UMP semoga bisa menjadi member yang tetap aktif di AMSA Indonesia, bisa menyelenggarakan acara nasional AMSA di UMP, bisa semakin menambah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat baik bagi anggota maupun untuk masyarakat, dan bisa semakin kreatif serta inovatif dalam melaksanakan semua kegiatan yang ada,” tutur Secretary of External AMSA Farah Dibah. (*/M-6)

LIVE INTERAKTIF,KAMIS, 8 DESEMBER 2011

20.00-22.00 WIBON 101.4 TRAX FM

Host: Marsha Suryawinata

“Hari Anti Korupsi

Sedunia. Saatnya

Indonesia Berani,

Jujur dan Hebat dalam

mencegah korupsi”

Berani Jujur itu Hebat

SALAH satu kejahatan luar biasa, korupsi, semakin marak belakangan ini.

Kejahatan keji itu tidak hanya dilakoni para pejabat, tapi juga orang biasa. Hal itu semakin memprihatinkan.

Guna mendorong anak muda menerapkan integritas dan semangat antikorupsi dalam bentuk kejujuran hingga menjadi gaya hidup, Transparency International Indonesia bekerja sama dengan SPEAK (Suara Pemuda Anti Korupsi) mengadakan ajang SPEAKFest.

Festival yang berlangsung

4 November-10 Desember ini juga dimaksudkan untuk memperingati Hari Antikorupsi Internasional yang jatuh pada 9 Desember.

SPEAKFest menyampaikan pesan besar tentang kejujuran sebagai upaya konkret melawan korupsi yang ada di sekitar kita. Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan besar dalam pergerakan SPEAK untuk menciptakan ruang alternatif dalam mempromosikan semangat antikorupsi selama 1,5 tahun terakhir.

Rangkaian acara yang melibatkan berbagai bentuk

kegiatan yang bersifat audio visual merupakan salah satu metode propaganda yang digunakan SPEAK untuk merangkul anak muda. SPEAK percaya bahwa seni, musik, dan gambar bergerak merupakan pendekatan jitu, dengan memanfaatkan budaya populer yang efektif untuk menyampaikan pesan positif kepada anak muda.

Tahun ini merupakan kali kedua SPEAKFest diselenggarakan, dengan mengusung tema Berani jujur, hebat! Akan banyak pengisi acara yang tampil. Di antaranya Pangeran Siahaan

dan J-Flow (Provocactive), juga komunitas seni seperti Karinding, Wasis, Sepeda Pintar, dan Lubang Jarum Jakarta.

Belum lagi workshop video, kompetisi media kreatif, dan audisi band. Ingin tahu lebih banyak tentang SPEAKFest dan apa saja yang bisa anak muda lakukan untuk memberantas korupsi? Simak obrolannya di The Now Generation on the Move Kamis, 8 Desember 2011, pukul 20.00 WIB mendatang.

Bersama Marsha Trax FM dan Move Media Indonesia. Stay tune at 101.4 Trax FM Jakarta! Don’t miss it! (Rin/M-1)