mewujudkan guru profesional yang …file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._matematika/... ·...

69
MEWUJUDKAN GURU PROFESIONAL YANG BERMARTABAT 1 DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG, TANGGAL 18 MARET 2010 Oleh Dr. Darhim, M.Si.

Upload: lythuy

Post on 09-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MEWUJUDKAN GURU PROFESIONAL

YANG BERMARTABAT

1

DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

MATEMATIKA DI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG, TANGGAL 18 MARET 2010

Oleh

Dr. Darhim, M.Si.

MARTABAT SUATU BANGSA:

- PANGKAT,

- DERAJAT, dan

- KEDUDUKAN

KEHORMATAN2

ARTI MARTABAT(DALAM BAHASA INGGRIS)

• dignity,

• grade,

• prestige,

• rank,

• status,

• value3

PROFESIONAL

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan

yang memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi standar

mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.

GURU HARUS PROFESIONAL

• Minimal Sarjana (S-1) atau Diploma IV (D-

IV)

• Memiliki Sertifikat Pendidik

• Memiliki Kompetensi

• Sehat Jasmani dan Rohani

• Mampu Mewujudkan Tujuan Pendidikan

Nasional

BAGAIMANA POTRET

MARTABAT dan

GURU KITA?

6

RANGKING INDONESIA BERDASARKAN HDI DIBANDINGKAN

BEBERAPA NEGARA TAHUN 1995-2006

Sumber: UNDP (1995, 2000, 2003, 2004, 2005 dan 2006)

NEGARATAHUN

1995 2000 2003 2004 2005 2006

Thailand 58 76 74 76 73 74

Malaysia 59 61 58 59 61 61

Philipina 100 77 85 83 84 84

Indonesia 104 109 112 111 110 108

Cina 111 99 104 94 85 81

Vietnam 120 108 109 112 108 109

Fin

land

Ho

ng

Ko

ng

-Ch

ina

Ko

rea

Ca

na

da

Ne

therla

nd

s

Lie

ch

tenste

in

Ja

pa

n

Maca

o-C

hin

a

Sw

itze

rla

nd

Be

lgiu

m

Au

str

alia

Ne

w Z

eala

nd

Ice

land

De

nm

ark

Cze

ch

Re

pu

blic

Fra

nce

Sw

ede

n

Au

str

ia

Ge

rma

ny

Ire

land

OE

CD

ave

rag

e

Slo

va

k R

ep

ub

lic

No

rwa

y

Luxem

bou

rg

Hu

ng

ary

OE

CD

to

tal

Po

land

Sp

ain

Latv

ia

Un

ited

Sta

tes

Ita

ly

Ru

ssia

n F

ede

ratio

n

Po

rtu

ga

l

Gre

ece

Se

rbia

Uru

gu

ay

Tu

rke

y

Th

aila

nd

Mexic

o

Bra

zil

Tu

nis

ia

Ind

on

es

ia

Level 6

Level 5

Level 4

Level 3

Level 2

Level 1

Below Level 1

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

Note: Countries are ranked in descending order of percentages of 15 year olds in levels 3, 4, 5 and 6

Fin

land

Ho

ng

Ko

ng

-Ch

ina

Ko

rea

Ca

na

da

Ne

therla

nd

s

Lie

ch

tenste

in

Ja

pa

n

Maca

o-C

hin

a

Sw

itze

rla

nd

Be

lgiu

m

Au

str

alia

Ne

w Z

eala

nd

Ice

land

De

nm

ark

Cze

ch

Re

pu

blic

Fra

nce

Sw

ede

n

Au

str

ia

Ge

rma

ny

Ire

land

OE

CD

ave

rag

e

Slo

va

k R

ep

ub

lic

No

rwa

y

Luxem

bou

rg

Hu

ng

ary

OE

CD

to

tal

Po

land

Sp

ain

Latv

ia

Un

ited

Sta

tes

Ita

ly

Ru

ssia

n F

ede

ratio

n

Po

rtu

ga

l

Gre

ece

Se

rbia

Uru

gu

ay

Tu

rke

y

Th

aila

nd

Mexic

o

Bra

zil

Tu

nis

ia

Ind

on

es

ia

Level 6

Level 5

Level 4

Level 3

Level 2

Level 1

Below Level 1

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

Fin

land

Ho

ng

Ko

ng

-Ch

ina

Ko

rea

Ca

na

da

Ne

therla

nd

s

Lie

ch

tenste

in

Ja

pa

n

Maca

o-C

hin

a

Sw

itze

rla

nd

Be

lgiu

m

Au

str

alia

Ne

w Z

eala

nd

Ice

land

De

nm

ark

Cze

ch

Re

pu

blic

Fra

nce

Sw

ede

n

Au

str

ia

Ge

rma

ny

Ire

land

OE

CD

ave

rag

e

Slo

va

k R

ep

ub

lic

No

rwa

y

Luxem

bou

rg

Hu

ng

ary

OE

CD

to

tal

Po

land

Sp

ain

Latv

ia

Un

ited

Sta

tes

Ita

ly

Ru

ssia

n F

ede

ratio

n

Po

rtu

ga

l

Gre

ece

Se

rbia

Uru

gu

ay

Tu

rke

y

Th

aila

nd

Mexic

o

Bra

zil

Tu

nis

ia

Ind

on

es

ia

Level 6

Level 5

Level 4

Level 3

Level 2

Level 1

Below Level 1

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

Note: Countries are ranked in descending order of percentages of 15 year olds in levels 3, 4, 5 and 6

Percentage of students at each level of proficiency on the math overall scale

Source: Pisa database, 2003

Prestasi Matematika TIMSS 2003 – Kelas 8

Skala Matematika TIMSS – Benchmark Internasional

SingaporeRata2: 605

MalaysiaRata2: 508

IndonesiaRata2: 411

400Rendah

475Menengah

550Tinggi

625Tingkat lanjut

Penekanan pada Kurikulum Matematika yang

Ditetapkan

Indonesia Malaysia Singapura

Penguasaan Basic Skills Banyak Banyak Banyak

Pemahaman atas Konsep

dan Prinsip-prinsip

Matematika

Ada Banyak Banyak

Penerapan Matematika

dalam Konteks Kehidupan

Sehari-hari

Sedikit/

tdk adaAda Banyak

Berkomunikasi Secara

Matematis

Sedikit/

tdk adaAda Banyak

Bernalar Secara MatematisSedikit/

tdk adaAda Banyak

Kesempatan Pengembangan Profesional di Sekolah

untuk Guru Matematika – Kelas 8*

Persentase Siswa yang Gurunya Terlibat dalam

Pengembangan Profesional 3 Kali atau Lebih

dalam Setahun

Indonesia Malaysia Singapore

Mendukung Implementasi

Kurikulum Nasional16 49 56

Tujuan Peningkatan Mutu

dari Sekolah Sendiri26 55 67

Penggunaan ICT dalam

Pendidikan14 28 77

*Laporan Kepsek

Tingkat Keikutsertaan Guru Matematika dalam

Pengembangan Profesional – Kelas 8*Persentase Siswa yang Gurunya Berpartisipasi

dalam 2 Tahun Terkahir

Indonesia Malaysia Singapura

Pedagogi Matematika 64 64 78

Content Matematika 57 69 76

Peningkatan Kemampuan

Memecahkan Masalah49 72 70

Mengintegrasikan ICT

dalam Matematika21 48 88

*Laporan Guru

14

15

HASIL UJIAN NASIONAL

2009• 18 % PUTIH: JUJUR

• 42 % ABU ABU: DIRAGUKAN

• 40 % HITAM: TIDAK JUJUR DALAM

UJIAN

ADAKAH PENGARUH PTK

DALAM HAL INI !

20

1. Jumlah guru yang sangat besar yaitu 2.783.321 orang,

termasuk sekitar 477.000 orang adalah guru di bawah

Departemen Agama.

2. Pendataan guru yang belum sepenuhnya selesai sehingga

sulit untuk mengetahui supply and demand.

PERMASALAHAN GURU

21

3. Distribusi guru belum merata

4. Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S1

/D-IV cukup besar sebanyak 63,1%

5. Banyak guru berkompetensi rendah

6. Belum semua guru mendapatkan program

peningkatan kompetensi

Lanjutan:

PERMASALAHAN GURU

22

7. Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

sehingga membutuhkan kompetensi (ICT) bagi para guru

8. Guru akan pensiun pada tahun 2010 s/d 2015 sebanyak

300.000 dan memerlukan penggantinya

9. Desentralisasi pengelolaan guru namun kasus-kasus guru

selalu dikirim ke pusat untuk menyelesaikannya

Lanjutan:

PERMASALAHAN GURU

23

<= SLTA D1 D2 D3 S1 S2 S3

1 TK 110,742 9,440 32,382 3,097 18,652 115 1 174,429

PNS 19,977 770 5,955 336 5,134 63 - 32,235

Non PNS 90,765 8,670 26,427 2,761 13,518 52 1 142,194

2 SD 417,389 11,529 589,034 23,841 207,074 1,161 4 1,250,032

PNS 266,331 7,213 505,119 15,328 152,090 1,077 2 947,160

Non PNS 151,058 4,316 83,915 8,513 54,984 84 2 302,872

3 SMP 39,133 36,202 37,446 72,822 299,319 3,277 7 488,206

PNS 16,060 29,327 25,785 51,441 164,388 2,870 4 289,875

Non PNS 23,073 6,875 11,661 21,381 134,931 407 3 198,331

4 SLB 1,666 238 2,883 803 4,514 50 - 10,154

PNS 577 68 1,839 505 2,644 42 - 5,675

Non PNS 1,089 170 1,044 298 1,870 8 - 4,479

5 SMA 6,301 1,200 4,082 22,964 189,753 3,106 27 227,433

PNS 2,056 345 2,071 13,853 101,752 2,436 5 122,518

Non PNS 4,245 855 2,011 9,111 88,001 670 22 104,915

6 SMK 5,172 1,341 2,842 23,942 120,764 1,691 9 155,761

PNS 900 230 834 9,429 40,282 1,054 3 52,732

Non PNS 4,272 1,111 2,008 14,513 80,482 637 6 103,029

7 MI 94,755 23,580 45,933 9,086 31,312 108 - 204,774

PNS 4,478 4,480 18,267 2,358 6,997 45 - 36,625

Non PNS 90,277 19,100 27,666 6,728 24,315 63 - 168,149

8 MTs 37,045 10,722 13,554 22,559 95,326 599 4 179,809

PNS 886 621 1,615 5,670 16,687 234 1 25,714

Non PNS 36,159 10,101 11,939 16,889 78,639 365 3 154,095

9 MA 10,090 2,164 3,215 10,290 65,635 1,321 8 92,723

PNS 244 63 137 1,291 13,605 596 2 15,938

Non PNS 9,846 2,101 3,078 8,999 52,030 725 6 76,785

722,293 96,416 731,371 189,404 1,032,349 11,428 60 2,783,321

311,509 43,117 561,622 100,211 503,579 8,417 17 1,528,472

410,784 53,299 169,749 89,193 528,770 3,011 43 1,254,849

JUMLAH GURU

JUMLAH

PNS

Non PNS

No.JENJANG

SEKOLAH

Jenjang Pendidikan

24

SUMBER DATA : DITJEN PMPTK 2005

Kualifikasi Guru

Madrasah Ibtidaiyah:≤ D1 87.988 - 44,5%≥ D2 109.966 - 55,5%

Madrasah Tsanawiyah:≤ D2 68.990 - 31,8%≥ D3 148.263 - 68,2%

Madrasah Aliyah:≤ D3 22.091 - 22,5%≥ S1 75.895 - 77,5%

Kurang Memadai 179.069 - 32,9%Sudah Memadai 334.124 - 67,1%

REFORMASI GURU

1. Reformasi guru dimulai dari Deklarasi Guru sebagai Bidang Pekerjaan Profesi oleh Presiden SBY tanggal 14 Desember 2004, setelah 2 (dua) bulan Beliau dilantik

2. Satu tahun kemudian (15 Desember 2005 diterbitkanlah UU nomor 14 2005 tentang Guru dan Dosen)

26

Lanjutan:

REFORMASI GURU

3. Guru sebagai pekerja profesional sama seperti: tentara, pengacara, apoteker, dokter, akuntan publik, psycholog.

Mereka memiliki karakteristik yang tidak bisa disamakan/dicapai dengan mudah karena harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebagai pekerja profesional

27

Pendidikan Dasar

Sekolah

Menengah

Pertama

Sekolah Menengah

Atas

Year

Gaji

Permulaa

n

Gaji

Tertingg

i

Gaji

Permulaa

n

Gaji

Tertingg

i

Gaji

Permulaan

Gaji

Tertingg

i

Chile 2003 11709 18437 11709 18473 11709 19302

Egypt 2002/03 1046 … 1046 … … …

Indonesia 2002/03 1002 3022 1002 3022 1042 3022

Malaysia 2002 9230 17470 13480 29151 13480 29151

Paraguay 2002 7950 7950 12400 12400 12400 12400

Philippines 2002/03 9890 11756 9890 11756 9890 11765

Sri Lanka 2002 3100 3945 3100 4509 3945 5073

Thailand 2003/04 6048 28345 6048 28345 6048 28345

Uruguay 2002 4850 7017 4850 7017 5278 7444

OECD

mean 2003 24287 40539 26241 43477 27455 45948

Perbandingan Gaji Guru di Beberapa Negara yang

Berpartisipasi dalam World Education Indicator (WEI)

Source: UNESCO-UIS/OECD 2005 Education Trends in Perspective – Analysis of the World Education Indicators

DARI MARPAUNG BLOG (WORDPRESS)

SEORANG GURU

• Miris rasanya ketika 2 tahun terakhir ini pada tiap tanggal 24 November ketika saya berada di kedai buah saat membelikan oleh-oleh untuk guru dari anak saya, pada saat yang bersamaan pula beberapa orang ibu nyeletuk sambil membayar buah yang ia beli bertanya pada pembeli di sebelahnya ” ibu mau beli buah untuk gurunya juga”?Lantas Ibu itu menjawab “ia bu gurunya minta dibelikan apel, karena hari guru katanya”. Dan kejadian seperti itu juga dialami ibu-ibu lainnya yang berada di kedai buah tersebut.

• Alangkah rendahnya guru kita. Sebagai guru merasa malu, betapa kita sudi merendahkan diri dengan mengemis minta dihargai dengan harga yang begitu rendah…….

29

BAGAIMANA KITA MEMBACA ARTI DARI

INDIKATOR2 YANG DIPAPARKAN DI ATAS ?

• Apakah … PROFESIONAL?

• Apakah … MENGUASAI SUBJEK?

• Bagaimana … KINERJANYA?

• Bagaimana …. MOTIVASINYA?

• Apakah …. BERMORAL?

• Apakah… BERMARTABAT?

APA DAN SIAPA YANG SALAH ?

30

MANUSIA BERMARTABAT (1)

• Guru Besar FIPB-UI Prof Dr Sapardi Djoko

Damono memaparkan, manusia bermartabat

hanya bisa dibangun lewat pendidikan,

norma kesopanan, dan budaya.

Pendidikan dalam pengertian itu, memiliki ciri

kemampuan untuk menguasai kesenian, membaca,

dan menulis. “Ciri penting pengertian dari

martabat manusia adalah berbudaya,” kata Sapardi

pada Sarasehan Kebahasaan dan Kesastraan, di

Balai Bahasa Yogyakarta, Selasa (21/10). 31

MANUSIA BERMARTABAT (2)

• Penyair yang pernah dibesarkan di Yogyakarta ini (Sapardi) juga mengungkap ada atau tidaknya seseorang berbudaya itu ditentukan oleh

martabat-nya. Kesenian, mitos, relegi, bahasa, seni, dan ilmu pengetahuan, misalnya, merupakan faktor penting dalam pembentukan martabat. Sebelum mengenal aksara, masyarakat berusaha untuk menjadi bermartabat dengan menghasilkan segala jenis dongeng lisan. “Dongeng kancil dari dulu tetap sama. Tapi sebenarnya memiliki makna berbeda dengan perkembangan jaman,” kata Sapardi yang kelahiran Solo 20 Maret 1940.

32

KUASAI LEARNINGPARADIGM

• LEARNING TO KNOW

• LEARNING TO DO

• LEARNING TO LIVE

TOGETHER

• LEARNING TO BE33

KOMPETENSI GURU (Selain Pesan SNP)

(Malderez & Wedell, 2007:19)

1) Pemahaman tentang (knowing about):

Pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan dimanfaatkan oleh guru

tentang bagaimana siswa belajar.

2) Pemahaman bagaimana (knowing how):

Kemampuan guru untuk memanfaatkan strategi-strategi yang mendukung siswa dan proses belajar, memperhatikan dan menganalisis hal-hal yang terjadi di kelas (noticing atau kepekaan), dan mengembangkan situasi yang mendukung proses belajar.

3) Pemahaman kapan (knowing to):

Kompetensi yang dikembangkan oleh guru terampil berdasarkan pengalamannya sehingga dia dapat: memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya pada saat dan dengan cara yang paling tepat sehingga proses pembelajaran siswanya dapat didukung sepenuhnya.

35

DISASTER FOR STUDENTS !

HIGHEST

QUINTILE

TEACHERS RANKED BY

EFFECTIVENESS (based on ability to

improve test scores)

STUDENT ACHIEVEMENT

(measured by test scores)

HIGH

MIDDLE

LOW

After one year the most

effective teachers raised

results by 53%. After three

years this was 83%

OUTCOMES

(test scores)

LOWEST

QUINTILE

After one year the least

effective teachers raised

results by 14%. After three

years this was 29%

Net difference = over

50%

UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN

GURU (Permeneg PAN No.16/2009) Pasal 11

Unsur dan sub unsur kegiatan Guru yang dinilai angka kreditnyaadalah:

(1) Pendidikan, meliputi :

– pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah

– pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan dan memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPL) prajabatan atau sertifikat.

(2) Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu, meliputi:

– proses pembelajaran, bagi Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran/Rumpun Mata Pelajaran;

– proses bimbingan, bagi Guru B K;

– melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

LANJUTAN … (Pasal 11)

(3) Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi :

– Pengembangan diri;

– Publikasi dan Karya Inovatif;

– Penghargaan atas prestasi atau dedikasi.

(4) Penunjang tugas Guru, meliputi:

– melaksanakan pengabdian pada masyarakat/kegiatan sosial kemasyarakatan;

– mendapat gelar yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya; dan

– kegiatan pendukung lainnya.

• PNS Baru, berstatus 100% belum

disebut sebagai Guru Profesional

sebelum mengikuti Program Induksi;

• Guru Profesional terdiri dari 4 jenjang:

DITPRODIK 38

JENJANG

PANGKAT GOL

1 GURU PERTAMA III.a dan III.b

2 GURU MUDA III.c dan III.d

3 GURU MADYA IV.a , IV.b dan IV.c

4 GURU UTAMA IV.d dan IV.e

KERANGKA PENINGKATAN PROFESIONALISME

GURU BERKELANJUTAN (CPD)

PERTAMA IIIa-IIIb

MUDA

IIIc-IIId

PENILAIAN KINERJA

PPGB BERBASIS KOMPETENSI GURU

PPGB BERBASIS KOMPETENSI PENGAWAS

GURU S-1/D-IV DAN SERTIFIKAT PENDIDIK

PROGRAM INDUKSI

UTAMA IVd-IVe

MADYAIVa-IVb-IVc

MUDA IIIc-IIId

PPGB BERBASIS KOMPETENSI KEPALA

SEKOLAH

Jenis Guru berdasarkan sifat,

tugas, dan kegiatannya

–Guru Kelas;

–Guru Mata Pelajaran; dan

–Guru Bimbingan dan Konseling

(Konselor).

TUGAS DAN BEBAN KERJA GURU

Tugas utama Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

Beban kerja Guru untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan/atau melatih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu.

Beban kerja GuruBK atau konselor adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 orang peserta didik per tahun.

PP No.74 Th.2008,

Pasal 52:

Ditambah, melaksanakan pembelajaran.

Pasal 52, ayat (3):

Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dan paling banyak

40 jam tatap muka dalam satu minggu, dilaksanakan dengan ketentuan

paling sedikit 6 jam tatap muka dalam satu minggu pada satuan pendidikan

tempat tugasnya sebagai guru tetap (satminkal)

Untuk mencapai 24 jam tatap muka bisa mengajar di sekolah negeri lain,

sekolah swasta lain atau perbaikan pembelajaran (remidial) dengan prinsip

pembelajaran tuntas.

42

Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak

berlakunya Permendiknas ini, dalam keadaan kelebihan guru

pada mata pelajaran tertentu di wilayah kabupaten/kota,

dapat memenuhi beban mengajar 24 (dua puluh empat) jam

tatap muka dengan:

a.Mengajar mata pelajaran yang paling sesuai dengan rumpun mata pelajaran yang

diampunya dan/atau mengajar mata pelajaran lain yang tidak ada guru mata

pelajarannya pada satuan administrasi pangkal atau satuan pendidikan lain;

b.Menjadi Tutor program Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan atau program pendidikan

keaksaraan;

c.Menjadi guru bina atau guru pamong pada sekolah terbuka;

43

d. Menjadi guru inti/instruktur/tutor pada kegiatan Kelompok Kerja Guru/

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP);

e. Membina kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Praja Muda

Karana (Pramuka), Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa, Olahraga,

Kesenian, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Kerohanian, Pasukan Pengibar

Bendera (Paskibra), Pecinta Alam (PA), Palang Merah Remaja (PMR),

Jurnalistik/Fotografi, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sebagainya;

f. Membina pengembangan diri peserta didik dalam bentuk kegiatan

pelayanan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, sikap dan perilaku

siswa dalam belajar serta kehidupan pribadi, sosial dan pengembangan

karir diri;

g. Melakukan pembelajaran bertim (team teaching) dan /atau;

h. Melakukan pembelajaran perbaikan (remedial teaching).

44

KEWAJIBAN GURU (Pasal 6)

Kewajiban guru dalam melaksanakan tugas adalah :

– merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan;

– meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

– bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

– menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik Guru, serta nilai agama dan etika; dan

– memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Kewenangan Guru (Pasal 8)

(1) Guru berwenang memilih dan menentukan materi, strategi, metode, media pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai dengan kode etik profesi Guru.

(2) Kewenangan Guru dilaksanakan sesuai dengan jenjang pangkat dan jabatan fungsionalnya.

PRINSIP SAS COCOK UNTUK DIADOPSI

SAS ADALAH SPECIAL AIR

SERVICE, PASUKAN ANTI

TEROR INGGRIS YG SELALU

BERHASIL DALAM

MENUNAIKAN TUGASNYA

DAN SANGAT PROFESIONAL

47

KARAKTERISTIK SAS• GEMBIRA: ENERGIK, ANTUSIAS, OPTIMIS,

ENAK DIAJAK KERJA SAMA, BEKERJA

LEBIH LAMA

• RENDAH HATI: TDK SOMBONG, MAU

MENDENGAR, MAU BELAJAR,

• SELALU BERFIKIR DAN BERFIKIR UTK

MENINGKATKAN KEMAMPUANNYA:

PROAKTIF, MANUSIA PEMBELAJAR,

PANTANG MENYERAH, TDK MUDAH PUAS

48

SEKOLAH MENJADI

TEMPAT STRATEGIS

IMPLEMENTASI

PEMBANGUNAN

MARTABAT MANUSIA

49

GURU SEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN (UU Nomor 14 Tahun 2005)

MEMEGANG PERAN YANG SANGAT STRATEGIS

Cerdas

spiritual

(Olah Hati)

• Beraktualisasi diri

melalui olah hati/kalbu

untuk menumbuhkan

dan memperkuat

keimanan, ketakwaan

dan akhlak mulia

termasuk budi pekerti

luhur dan kepribadian

unggul.

Cerdas

emosional &

sosial

(Olah Rasa)

• Beraktualisasi diri melalui olah rasa

untuk meningkatkan sensitivitas dan

apresiasivitas akan kehalusan dan

keindahan seni dan budaya, serta

kompetensi untuk

mengekspresikannya.

• Beraktualisasi diri melalui interaksi

sosial yang:

– membina dan memupuk hubungan

timbal balik;

– demokratis;

– empatik dan simpatik;

– menjunjung tinggi hak asasi

manusia;

– ceria dan percaya diri;

– menghargai kebhinekaan dalam

bermasyarakat dan bernegara;

serta

– berwawasan kebangsaan dengan

Cerdas

intelektual

(Olah Pikir)

• Beraktualisasi diri

melalui olah pikir untuk

memperoleh kompetensi

dan kemandirian dalam

ilmu pengetahuan dan

teknologi;

• Aktualisasi insan

intelektual yang kritis,

kreatif dan imajinatif;

Cerdas

kinestetis

(Olah

Raga)

• Beraktualisasi diri melalui

olah raga untuk

mewujudkan insan yang

sehat, bugar, berdaya-

tahan, sigap, terampil, dan

trengginas;

• Aktualisasi insan adiraga.

DUA KEBUDAYAAN BESAR

BERPENGARUH TERHADAP

MATEMATIKA

•Kebudayaan Cina

•Kebudayaan Islam

Sebagai contoh, pada penanggalan

kalender Islam dan Cina. Keduanya

berdasarkan peredaran bulan, tetapi

awal perhitungan berbeda. Ini

menunjukkan ada pengaruh budaya

dalam metode dan teknik, tetapi pada

akhirnya rumusan dan hasilnya sama.

Kurikulum matematika yang digunakan di

sekolah di seluruh dunia adalah kurikulum

canonical (kurikulum yang berkembang di

Yunani). Padahal, belum tentu sesuai

dengan kondisi budaya di seluruh penjuru

bumi.

Penggunaan kurikulum Canonical tidak

salah, namun dalam pembelajaran

matematika pendekatan budaya lokal

perlu diterapkan agar penguasaan siswa

lebih sempurna. Ini terbukti di negara-

negara yang berlatar belakang Confucian

Heritage Culture (CHC), seperti

Singapore, Jepang, Cina, Korea, dan

Hongkong (Frederick KS Leung, PR 16

Januari 2010)

Di kelima negara tersebut, menurut

Leung, pendekatan etnopedagogis

(budaya) diterapkan dalam pengajaran

hampir semua bidang ilmu, termasuk

matematika. Hasilnya, lima negara itu

tertinggi di dunia dalam matematika

hampir di seluruh tingkat pendidikan.

PENDIDIKAN KARAKTER VS

HAPALAN

• Pada 1985, Deng Xiaoping menegaskan pentingnya pendidikan karakter.

• Pendidikan yang berorientasi hafalan dianggap membunuh karakter anak.

• Setelah itu, guru dan kaum profesional amat dihargai.

“Merupakan DayaDorong Yang

Melandasi Sikapdan Perilaku”

( Si gmund Fr eud)

KARAKTER

MODERNISASI CINA DIAWALI DARI SAINS DAN

TEKNOLOGI

• Deng Xiaoping pada tahun 1978

mengatakan, bila China ingin

memodernisasi pertahian, industri, dan

pertahanan, maka yang harus dimodernisasi

terlebih dahulu adalah sains dan teknologi

serta menjadikannya kekuatan produktif.

Usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah untuk

membentuk Guru Profesional, Bermartabat, dan

Sejahtera antara lain:

62

PROGRAM

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Peningkatan

Kualifikasi

1

Sertifikasi

guru2

3

Peningkatan

Kompetensi

Penghargaan

dan

perlindungan5

Tunjangan

Guru7

Maslahat

Tambahan8

Perencanaan

Kebutuhan

Guru 6 4

Pengembangan

Karir

GURU

2,7 JUTA

63

64

INFORMASI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN Telah lulus sertifikasi 800 ribu (sd tahun

2009)

Kuota tahu 2010 sebanyak 200 ribu

Kuota Jawa Barat (UPI dan Mitra) 31.433 (terdiri dari guru wajar dikdas 25.400 dan guru dikmen 6.033)

Dana tersedia di LPMP Jawa Barat (untuk penilaian potofolio dan PLPG)

KOMPONEN PORTOFOLIO

(Sesuai PP No 74/2008 Tentang Guru)

KOMPETENSI GURU

PED KEPRI SOS PROF

1. Kualifikasi Akademik √ √

2. Pendidikan dan Pelatihan √ √

3. Pengalaman Mengajar √ √ √

4. Perenc & Pelaks Pembelajaran √ √

5. Penilaian Atasan & Pengawas √ √ √ √

6. Prestasi Akademik √ √ √

7. Karya Pengembangan Profesi √

8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah √ √

9. Pengalmn Org dlm Bid Kepend & sosial √ √

10 Penghargaan yg Relevan dg Bid Pend √ √ √ √

PEMETAAN KOMPONEN PORTOFOLIO

KE DALAM KOMPETENSI GURU

66

1500

850

Lulus Portofolio

Melengkapi Adm

849

841

Melengkapi berkas

Portofolio (substansi)

840

0

PLPG

67

SERTIFIKASI CALON GURU PRAJABATAN

(MELALUI PENDIDIKAN PROFESI)

Calon Guru sebelum mengikuti test CPNS harus sudah memiliki ijazah S1/D-IV dan sudah bersertifikat

pendidik melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG)

68

Calon Guru Latar Belakang Pendidikan Beban Belajar

Pendidikan Profesi Guru

TK S1 PGTK 18 – 20 sks

S1 Kependidikan 36 – 40 sks

S1 Psikologi 36 – 40 sks

SD S1 PGSD 18 – 20 sks

S1 Kependidikan 36 – 40 sks

S1 Psikologi 36 – 40 sks

SMP S1 Kependidikan/non kependidikan 36 – 40 sks

SMA S1 Kependidikan/non kependidikan 36 – 40 sks

SMK S1 Kependidikan/non kependidikan 36 – 40 sks

SERTIFIKASI

BERDASARKAN PP 74

TAHUN 2008

PP No.74Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 1 Desember 2008

ATURAN PERALIHAN

Pasal 65

Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:

a. Guru Dalam Jabatan yang belum memiliki Sertifikat Pendidik memperoleh tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional dan maslahat tambahan;

b. Guru dalam jabatan diberi Sertifikat Pendidik secara langsung apabila:

1) sudah memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau

2) sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

ATURAN PERALIHAN

c. Guru dalam jabatan yang telah memiliki Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan pendidikan yang diampunya, keikutsertaannya dalam pendidikan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 atau uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 yang diikutinya dilakukan berdasarkan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, dan/atau satuan pendidikan yang diampunya;

d. Guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (3) pada satuan pendidikan yang belum memenuhi ketentuan rasio peserta didik terhadap Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 tetap menerima tunjangan profesi.

ATURAN PERALIHAN

Pasal 66

Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, Guru Dalam Jabatan yang belum memenuhi Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV, dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik apabila sudah:

a. mencapai usia 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 (dua puluh) tahun sebagai Guru; atau

b. mempunyai golongan IV/a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.

Pasal 67

Pengawas satuan pendidikan selain Guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini diberi kesempatan dalam waktu 5 (lima) tahun untuk memperoleh Sertifikat Pendidik.

LULUSAN SI/D-IVKEPENDIDIKAN/

NON KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN PROFESI GURU:GURU TK (18-20 SKS)GURU SD (18-20 SKS)GURU SMP(36-40 SKS)GURU SMA(36-40 SKS)GURU SMK(36-40 SKS)

TES PENGETAHUAN UMUM

TES POTENSI AKADEMIK

CPNS(80%)

PRA JABATAN

DAN

PROGRAM

INDUKSI

PNS(100%)

GURU PERTAMA

GOL. IIIa & IIIb

1. PENDIDIKAN PROFESI GURU BERKELANJUTAN

2. PENULISAN KARYA ILMIAH (KTI);

3. PENILAIAN PRESTASI KERJA (KONVERSI ANGKA KREDIT)

1. PENDIDIKAN PROFESI GURU BERKELANJUTAN;

2. KEKEPALA SEKOLAHAN;

3. KEPENGAWASAN;

4. PENILAIAN PRESTASI KERJA

(KONVERSI ANGKA KREDIT)

5. PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

GURU MADYAGOL. IVa, IVb

& IVc

1. PENDIDIKAN PROFESI

BERKELANJUTAN2. PENELITIAN TINDAKAN

KELAS

3. PENULISAN KARYA TULIS

ILMIAH (KTI)

4. SEMINAR ILMIAH;

5. PENILAIAN PRESTASI KERJA (KONVERSI ANGKA

KREDIT)

73

TES BAKAT

SKOLASTIK

TERIMA KASIH

74