meu_reguler_kardio_buku panduan anamnesis dan fisis
TRANSCRIPT
BUKU PANDUAN PESERTA
SKILLS LAB. SISTEM KARDIOVASKULER
SERI 1
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIS
Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, 2007
1
PENGANTAR
Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler ini berisi 2 (dua) ketrampilan utama yaitu Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan keluhan sistem kardiovaskuler, dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik mengarah ke sistem kardiovaskuler. kemudian ketrampiulan pemeriksaan fisik meliputi : pemeriksaan tekanan darah , nadi dan tekanan vena jugularis serta pemeriksaan fisik jantung itu sendiri. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ketrampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara berurutan. Buku panduan skills lab. Ini selalin memuat panduan belajar masing-masing ketrampilan yang dilatihkan, juga memuat daftar tilik sebagai lembaran penilaian dari koordinator/instruktur terhadap mahasiswa baik sebagai penilaian akhir maupun diapakai membantu dalam menilai kemajuan tingkat ketrampilan yang dilatihkan. Untuk mahasiswa, penilaian pada waktu latihan dapat dilakukan oleh temannya sendiri melalui petunjuk buku panduan belajar dan juga dapat menggunakan daftar tilik yang ada.
Meskipun buku panduan ini belum di lengkapi ketrampilan medik pemeriksaan fisik setiap keluhan/penyakit yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler, tetapi didalam operasionalnya pemeriksaan fisik normal akan disertai dengan pengenalan dan penentuan variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi tambahan (bising).
Kedepan Buku Panduan Skills lab. Sistem Kardiovaskuler akan dilengkapi dengan ketrampilan medik pemeriksaan fisik masing-masing kelainan/penyakit (minimal 4 ketrampilan medik). Mengingat Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler belum sempurna, maka demi kemajuan dan kesempurnaan pendidikan ketrampilan klinik ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan buku ini, dan untuk itu kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.
Makassar, April 2007
Koordinator Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler
2
PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULER
Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi)
Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi). Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya auskultasi dilakukan sebelum palpasi.
Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus melakukan komunikasi dokter(pemeriksa) dengan pasien (anamnesis). Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Begitu pentingnya anamnesis ini, maka kadang-kadang belum kita lakukan pemeriksaan fisik maka diagnosis sudah dapat diperkirakan.
Secara khusus pemeriksaan fisik kardiovaskuler dalam pelaksanaannya tidak beda jauh dengan sistim lain yaitu secara berurutan dilakukan pemeriksaan melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Pemeriksaan fisik kardiovaskuler biasanya dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi . Kemudian diperiksa tekanan vena jugularis, dan akhirnya baru pemeriksaan jantung.
Dalam pemeriksaan selanjutnya pada jantung disamping ditemukan adanya hasil pemeriksaan normal, juga bisa kita dapati kelainan-kelainan hasil pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain : batas jantung yang melebar, adanya berbagai variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi tambahan berupa bising (murmur).
Disamping anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka pemeriksaan penunjang cukup membantu pemeriksa dalam menegakkan diagnosis. Indikasi : Pemeriksaan fisik kardiovaskuler dilakukan untuk :
1. Kelengkapan dari rangkaian anamnesis yang dilakukan pada pasien 2. Mengetahui diagnosis penyakit dari seorang pasien 3. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien 4. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien 5. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna
terhadap pasien.
3
Pemeriksaan fisik kardiovaskuler : Tujuan pembelajaran : Tujuan Umum : Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara berurutan. Tujuan Khusus : Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:
1. Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik 2. Melakukan komunisasi / anamnesis dengan pasien secara lengkap 3. Melakukan pemeriksaan Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi secara
terperinci 4. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada 5. Mengenal dan menentukan variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi
tambahan (bising) Media dan alat bantu pembelajaran :
a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisik kardiovaskuler c. Stetoskop, lap, wastafel (air mengalir), probandus / manekin / Auscultation
trainer dan Smartscope / Amplifier speaker system / Dual head training stetoscope
d. Status penderita pulpen, pensil. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar 2. Ceramah 3. Diskusi 4. Parsipasi aktif dalam skills lab. (simulasi) 5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
4
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI 1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya &
jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang dosen (instruktor/co-instruktur) memberikan contoh bagaimana cara
melakukan anamnesis secara umum. Satu orang dosen iInstruktur) sebagai dokter dan
satu sebagai pasien. Mahasiswa menyimak
dan mengamati 3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan dosen (instruktur) memberikan penjelasan tentang aspek-
aspek yang penting 4. Selanjuntya kegiatan dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik pada manikin atau
probandus 5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan dosen (instruktur) menanggapinya.
3. Praktek bermain peran
dengan umpan balik
100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
pasangan. Seorang mentor diperlukan untuk mengamati 2 pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai dokter (pemeriksa) dan satu orang
sebagai pasien secara serentak
3. Mentor memberikan tema khusus atau keluhan utama kepada pasien dan
selanjutnya akan ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)
4. Mentor berkeliling diantara mahasiwa dan
melakukan supervisi menggunakan ceklis 5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali
4.Curah pendapat/ diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : Apa yang dirasakan mudah ? Apa yang sulit ?
Menanyakan bagaimana perasaan mahasiswwa yang berperan sebagai pasien.
Apa yang dapat dilakukan oleh dokter agar pasien merasa lebih nyaman ?
2. Dosen (instruktur) menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal yang masih belum
dimengerti
Total waktu 150 menit
5
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVAKULER
A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA NYERI DADA NO LANGKAH KLINIK KASUS
1 Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan
2. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan
3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa
4. Menjaga suasana santai dan rileks. Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa yang dipahami, dan menyebutkan nama pasien.
5. Menanyakan indentitas:nama, umur, alamat, pekerjaan
6. Menanyakan keluhan utama (nyeri dada) dan menggali riwayat penyakit sekarang. Tanyakan : • Onset dan durasi nyeri dada : timbul mendadak,
kapan dan sudah berapa lama • Sifat nyeri dada : terus menerus atau intermitten
• Penjalaran nyeri dada : lengan/tangan, dagu, punggung, atau menetap didada
• Tanyakan gejala lain yang berhubungan : - Jantung berdebar-debar, sesak napas, batuk,
berkeringat, rasa tentindih beban berat, rasa tercekik, masuk angin
- Mual, muntah, nyeri perut/ulu hati - Kejang, pusing, otot lemah /lumpuh, nyeri
pada ekstremitas, edema (bengkak) - Pingsang, badan lemah/lelah
10 Menggali penyakit dahulu serupa dan yang berkaitan, untuk menilai apakah penyakit sekarang ada hubungannya yang lalu
11 Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan : • Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang
menderita/pernah menderita penyakit /ganguan yang sama
• Mengenai penyakit menular, tanyakan seberapa dekat/sering bertemu dengan anggota keluarga yang sakit
12 Melakukan cek silang
6
B. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, NADI DAN TEKANAN VENA JUGULARIS
Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik jantung, maka pemeriksaan kardiovaskuler biasanya dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah , nadi/denyut jantung dan pulsasi arteri , tekanan vena jugularis
Kasus NO. LANGKAH KLINIK
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Siapkan alat tensimeter /pengukur tekanan darah yang akan digunakan
2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien /keluarga untuk diperiksa
3. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien
4. Memberikan penjelasan pemeriksaan sehubungan dengan tindakan yang akan dilaksanakan
5. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk / berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
6. Pasien disuruh rileks dan tenang
7. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan manumeter vertikal
8. Menggunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
9. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas siku) dan sejajar jantung
10. Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti sebelah medial
11. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan hasilnya
12. Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba kembali/melaporkan hasil sebagai tekanan sistolik palpatoir
13. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat perabaan pulsasi
14. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir
15. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat
7
mana mendengar bising pertama / sebagai tekanan sistolik
16. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi / sebagai tekanan diastolik
17. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
18. Melepas manset dan mengembalikannya
19. Alat tensimeter/pengukur tekanan darah disimpan selalu dalam keadaan air raksa tertutup
B. PEMERIKSAAN NADI
1. Pemeriksaan disuruh tenang
2. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
3. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a. radialis
3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik (bila denyutan nadi teratur, tetapi bila tidak teratur maka dihitung dalam 1 menit dan dicocokkan dengan denyut jantung)
4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit
C. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS
1 Penderita mula-mula disuruh berbaring tanpa bantal, bila titik kolaps tidak nampak penderita disuruh pakai bantal
2. Membuat penderita berbaring dengan kepala membuat sudut 30 derajat,
3. Leher penderita harus diluruskan
4. Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah angulus mandibula dan kemudian cari dan tentukan titik kolaps
5. Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui angulus ludovici (patokan jarak dari vena cava superior + 5 cm /selanjutnya disebut R cm)
6. Bila permukaan titik kolaps vena jugularis berada 5cm dibawah bidang horizontal yang melalui angulus ludovici, maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm H20, sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti CVP R + 2 cm H20
6. Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah
8
C. PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG 1. Inspeksi dan palpasi
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1 Melakukan inspeksi dari sisi kanan pasien dan dari arah kaki penderita untuk menentukan apakah simetris atau tidak simetris
2. Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah kanan tempat tidur pada dinding depan dada dengan cermat, perhatikan adanya pulsasi
3. Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus kordis nampak atau tidak nampak
4. Mempalpasi iktus kordis pada lokasi yang benar
5. Meraba iktus kordis dengan ujung jari-jari, kemudian ujung satu jari
6. Meraba iktus kordis sambil mendengarkan suara jantung untuk menentukan durasinya
7 Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan meletakkan ujung jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5 batas sternum kiri
8 Meminta penderita untuk menahan napas pada waktu ekspirasi sambil mempalpasi daerah diatas
9 Mempalpasi daerah epigastrium dengan ujung jari yang diluruskan untuk merasakan impuls/pulsasi ventrikel kanan
10 Arah jari ke bahu kanan
11 Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri untuk merasakan impuls jantung pada waktu ekspirasi
12 Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan untuk meraskan impuls suara jantung dengan tekhnik yang sama
2. Perkusi
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1. Melakukan perkusi untuk menentukan batas jantung yaitu dengan menentukan batas jantung relatif yang merupakan perpaduan bunyi pekak dan sonor
2. Menentukan batas jantung kanan relatif dengan perkusi dimulai dengan penentuan batas paru hati, kemudian 2 jari diatasnya melakukan perkusi dari lateral ke medial
3. Jari tengah yang dipakai sebagai plessimeter diletakkan sejajar dengan sternum sampai terdenganr perubahan bunyi ketok sonor menjadi pekak relatif (normal batas jantung kanan relatif terletak pada linea sternalis kanan)
4. Batas jantung kiri relatif sesuai dengan iktus kordis yang normal, terletak pada sela iga 5-6 linea medioclavicularis
9
kiri
5. Bila iktus kordis tidak diketahui, maka batas kiri jantung ditentukan dengan perkusi pada linea axillaris media ke bawah. Perubahan bunyi dari sonor ke tympani merupakan batas paru-paru kiri. Dari Batas paru-paru kiri dapat ditentukan batas jantung kiri relatif
5. Dari atas (fossa supra clavicula) dapat dilakukan perkusi ke bawah
6. Mencatat hasil perkusi untuk mentukan batas jantung
3. Auskultasi
NO LANGKAH KLINIK KASUS
1. Penderita diminta untuk rileks dan tenang
2. Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut 30o
3. Dalam keadan tertentu penderita dapat dirubah posisinya (tidur miring, duduk)
4. Penderita diminta bernapas biasa
5. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan
6. Mulailah Melakukan auskultasi pada beberapa tempat yang benar : • Di daerah apeks / Iktus kordis untuk mendengar
bunyi jantung yang berasal dari katup mitral ( dengan corong stetoskop)
• Di daerah sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal (dengan membran)
• Di daerah sela iga II kanan untuk mendengan bunyi jantung berasal dari aorta (dengan membran)
• Di daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal (corong stetoscop)
2. Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
3. Bedakan antara sistolik dan diastolik
4. Usahakan mendapat kesan intensitas suara jantung
5. Perhatikan adanya suara-suara tambahan atau suara yang pecah
6. Tentukan apakah suara tambahan (bising) sistolik atau diastolik
7. Tentukan daerah penjalaran bising dan tentukan titik maksimunnya
8. Catat hasil auskultasi
10
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAMNESIS KELUHAN UTAMA NYERI DADA
NO Aspek yang dinilai Skor Aspek keterampilan komunikasi Keterampilan membina sambung rasa
1. Mengucapkan salam pada awal wawancara/ anamnesis
2. Memperlihatkan sikap menerima terhadap pasien yang
datang
3. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan
4. Menyebut nama pasien awal anamnesis
Keterampilan mengumpulkan informasi :
5. Melakukan cek silang
6. Menggunakan bahasa verbal yang dipahami
7. Menggunakan bahasa non verbal
8. Menunjukkan empati
9. Mampu mencatat
Keterampilan menjaga proses anamnesis
10. Menjadi pendengar yang baik
11. Penampilan sopan & ramah
12. Menutup anamnesis
Aspek medis
13. Menanyakan identitas lengkap & data pribadi yang
berkaitan dengan latar belakang
14. Menanyakan keluhan utama (nyeri dada) & meyakinkan keluhan tersebut sebagai keluhan utama
15. Menanyakan keluhan lain dalam satu sistem dan diluar
sistem kardiovakuler
Jumlah
Keterangan : 0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, tetapi kurang benar
2 = Dilakukan dengan benar Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............% 30
Makassar, ..........................2004
Mengetahui : Instruktur/Koordinator
...................................
11
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, PEMERIKSAN NADI
DAN TEKANAN VENA JUGULARIS
Skor NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien
2. Memberi penjelasan pemeriksaan
3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk / berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan manumeter vertikal
5. Menggunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
6. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas siku) dan sejajar jantung diperiksa dari pakainan
7. Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti sebelah medial
8. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan hasilnya
9. Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba kembali/melaporkan hasil sebagai tekanan sistolik palpatoir
10. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat perabaan pulsasi
11. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir
12. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat mana mendengar bising pertama / sebagai tekanan sistolik
13. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi / sebagai tekanan diastolik
14. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
15. Melepas manset dan mengembalikannya
JUMLAH
12
B. PEMERIKSAAN NADI
1. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
2. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a. radialis
3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit
JUMLAH
C. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS
1 Memposisikan penderita tidur tampa bantal
2. Membuat penderita berbaring dengan kepala membuat sudut 30 derajat,
3. Leher penderita harus diluruskan
4. Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah angulus mandibula dan kemudian cari dan tentukan titik kolaps
5. Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui angulus ludovici
6. Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan, tetapi kurang benar
2 = Dilakukan dengan benar
a. Pengukuran Tekanan Darah
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............% 30
b. Pemeriksaa Nadi Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............% 8
c. Pemeriksaan tekanan vena jugularis
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............% 12
Makassar, ..........................2004
Mengetahui :
Instruktur/Koordinator
.......................................
13
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
1. Inspeksi dan palpasi
NO ASPEK YANG DINILAI SkOR
1 2 3
1 Melakukan inspeksi dari sisi kanan pasien dan dari arah kaki penderita
2. Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah kanan tempat tidur pada dinding depan dada dengan cermat, perhatikan adanya pulsasi
3. Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus kordis nampak atau tidak nampak
4. Mempalpasi iktus kordis pada lokasi yang benar
5. Merba iktus kordis dengan ujung jari-jari, kemudian ujung satu jari
6. Meraba iktus kordis sambil mendengarkan suara jantung untuk menentukan durasinya
7 Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan meletakkan ujung jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5 batas sternum kiri
8 Meminta penderita untuk menahan napas pada waktu ekspirasi sambil mempalpasi daerah diatas
9 Mempalpasi daerah epigastrium engan ujung jari yang diluruskan
10 Arah jari ke bahu kanan
11 Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri
12 Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan
JUMLAH
2. Perkusi
NO ASPEK YANG DINILAI SkOR
1 2 3
1 Melakukan perkusi dengan tekhnik yang benar
2. Perkusi dilakukan secara sistematis dari :
• Sisi kanan ke kiri • Sisi lateral kiri ke medial • Dari atas (fossa supra clavicula) kebawah
3. Dapat menghasilkan perubahan suara ke redup jantung
4. Dapat menyebutkan batas-batas jantung
JUMLAH
14
3. Auskultasi
NO ASPEK YANG DINILAI SkOR
1 2 3
1 Melakukan auskultasi pada tempat yang benar :
• Daerah apeks jantung • Daerah sela iga 2 kiri • Daerah sela iga 2 kanan • Daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan kiri
sternum atau ujung sternum
2. Urutan pemeriksaan benar
3. Menggunakan sisi diafragma untuk mendengarkan daerah precordial
4. Menggunakan sisi bel untuk mendengarkan daerah apex
5. Dapat mengenali suara jantung i
6. Dapat mengenali suara jantung II
7 Dapat menentukan ada/tidaknya suara tambahan pada sistole
8 Dapat menentukan ada/tidaknya suara tambahan pada diastole
JUMLAH
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan, tetapi kurang benar
2 = Dilakukan dengan benar
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............% 48
Makassar, ..........................2004
Mengetahui : Instruktur/Koordinator
......................................
15