metta · demi menghormati karya cipta pihak lain, ... mata yatha niyam puttam ayusa ekaputtam...

90
Metta

Upload: trinhthien

Post on 27-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Metta

Asadhananda

METTA

Asadhananda

Metta

METTAEdisi electronic-book

Penyusun: AsadhanandaPenyunting/Editor: SuryanandaPenata Letak dan Grafis: Indra

Demi menghormati karya cipta pihak lain, seyogianya buku Dharma tidak difotokopi atau diperbanyak tanpa izin dari

penerbit. Isi buku ini boleh dikutip untuk rujukan tanpa perlu izin khusus dari penerbit. Dengan membeli buku ini, berarti

Anda ikut membantu kelangsungan perjuangan nirlaba penerbit dalam menyediakan buku Dharma di Indonesia.

E-mail layanan pembaca:Yayasan Penerbit Karaniya: [email protected]

Kunjungi situs kami: www.karaniya.com

Asadhananda

Senarai Isi

Prologia5SejarahLahirnyaMettaSutta13TigaAspekMetta20AspekEtisMetta23MettaAdalahKasihNanSepiIngPamrih30MeditasiDenganObjekMetta35BerkahMetta49KekuatanMetta55KasihUniversalDalamPraktek60Epilogia84BahanPustaka88

Metta

Metta(bhs.Pali)memilikibanyakarti,diantaranyakasih,sikapbersahabat,itikadbaik,kemurahanhati,persaudaraan,toleransi,dansikaptanpa-kekerasan.ParakomentatorkitabsuciPalimenjelaskanistilahmettasebagai,dambaanyangkuatakankesejahteraandankebahagiaanmakhluklain(parahita-parasukha-kamana).Intinya,mettaadalahtindakankasihyangdibedakan dari keramah-tamahan sebagai kedokkepentinganpribadi.

Dengan metta kita menolak setiap bentukkekerasan,kebencian,sakithati,danpermusuhan.Sebaliknya kita lalu mengembangkan sikap-batinyangbersahabat,murahhati,mudahmengertidandimengerti, sertaselalumenghendakikebahagiaandankesejahteraanmakhluklain.Mettayangsejati,bersih dari kepentingan pribadi. Ia tumbuh didalam hati yang hangat oleh kasih, simpati, dan

PROLOGIA

Asadhananda

persahabatan, yang dapat dikembangkan tanpabatas, melampaui segala rintangan sosial, agama,ras,ekonomi,danpolitik.

Metta adalahkasih yanguniversal, tidak terbatas,dan bebas dari sikap mementingkan diri sendiri.Metta menjadikan kita sumber rasa aman dantentrambagimakhluklain.Sepertiseorangibuyangmempertaruhkanhidupuntukmelindungianaknya,begitu pula metta menjelma dalam tindakanmemberi,yangtidakmengharapkanbalasan.

Mementingkan diri sendiri adalah dorongan batinpaling primitif dalam diri manusia. Jika doronganini diubah menjadi kehendak luhur untukmemperhatikan kepentingan dan kebahagiaanmakhluklain,makabukanhanyadoronganprimitifitu terlampaui olehnya, tetapi batin menjadiuniversal, di mana tiada lagi perbedaan antarakepentingan pribadi dan kepentingan makhluklain.

Metta adalah sikap melindungi dan kesabaranyang luar biasa dari seorang ibu yang menjalanisegala kesulitan demi kebaikan anaknya. Mettajuga mencakup sikap ingin memberi yang terbaik

Metta

dari seorang sahabat. Jika kualitas-kualitas mettaini diperkuat dengan meditasi metta-bhavana —meditasi dengan objek kasih universal— hasilnyaadalah suatu kekuatan batin yang menakjubkan,yangakanmenjaga,melindungi,danberfaedahbagidirisendiridanbagimakhluklain.

Terlepas dari hasil yang luar-biasa itu, dewasa inimettaamatdibutuhkansebagaijawabanatasbanyakpermasalahan.Didalamduniayangsedangsemakinbergejolak ini, tindakan, kata-kata, danpemikiranyang didasari oleh metta menjadi satu-satunyasarana untuk mencapai keselarasan, perdamaian,dansaling-pengertian.Selainmenjadidasarsemuaagama, metta melandasi segala aktivitas yangbertujuanuntukmemajukankemanusiaan.

Buku iniakanmengupasmettadariberbagai segi,teori dan praktek. Tinjauan dari segi doktrin danetika dilakukan berdasarkan teks Karaniya MettaSutta, “NyanyianKasihUniversal” yangdiajarkanlangsung oleh Buddha. Selain itu kita juga akanmeninjaubeberapanaskahsuciyangberhubungandengan metta. Penjelasan tentang metta-bhavana,akanmemberipedomanpraktisbagipengembanganteknikkontemplasiini,yangtersebardalamnaskah-

Asadhananda

naskahutamaAgamaBuddhaTheravadamengenaimeditasi, yaitu Visuddhimagga, Vimutti-magga,danPatisambhidamagga.

Metta

Karaniya Metta Sutta(Sutta-nipata, 143-52)

Karaniyam atthakusalenaYan tam santam padam abhisamecca

Sakko uju ca suju caSuvaco c’assa mudu anatimani

Santussako ca subharo caAppakicco ca sallahukavutti

Santindriyo ca nipako caAppagabbho kulesu ananugiddho

Na ca khuddam samacare kinciYena Vinnu pare upavadeyyum

Sukhino va khemino hontuSabbe satta bhavantu sukhitatta

Ye keci panabhut’atthiTasa va thavara va anavasesa

Digha va ye mahanta vaMajjhima rassakanukathula

Dittha va yeva aditthaYe ca dure vasanti avidureBhuta va sambhavesi va

Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Na paro param nikubbethaNatimannetha katthacinam kanci

Byarosana patighasanna

�0

Asadhananda

Nannamannassa dukkham iccheyya

Mata yatha niyam puttamAyusa ekaputtam anurakkhe

Evampi sabbabhutesuManam bhavaye aparimanam

Mettan ca sabba-lokasmimManasam bhavaye aparimanam

Uddham adho ca tiriyancaAsambadham averam asapattam

Ditthinca anupagamma silavaDassanena sampanno

Kamesu vineyya gedhamNa hi jatu gabbhaseyyam punar eti’ti

��

Metta

Nyanyian Kasih Universal

Iayangcakapdalamkebajikan,danhendakmencapaiKetenanganSempurna,

haruscakap,jujur,danterbuka,halusbicaranya,lemah-lembut,tidakangkuh.

Merasapuas,iaharusmudahdilayani,tidakterlalusibuk,hidupnyasederhana.Indria-nyatenang,tindakannyahati-hati

Tidaksombongataupunmendambakanpujian.

Iajugaharusmenghindarisetiaptindakanyangdapatdicelaolehparabijaksana.

(Danbatinnyadipenuhiharapan:)Semogasemuaselamatsejahtera,

semogasemuamakhlukberbahagia!

Makhlukapapun,tanpakecualiyangkuatatauyanglemah,Panjang,tinggiatausedang,

yangpendek,kecilataubesar.

Biarlahtiadayangmenipuataumencacisesamanya,dimanapunberada;

Biarlahtiadayangmengharaporanglaincelaka,karenasakithatiataukebencian.

Sepertiseorangibumengorbankandirinyauntukmelindungiputeranyayangtunggal,

biarlahbatinmudipenuhikasih

��

Asadhananda

kepadasemuamakhluk.

Pancarkanbatinyangpenuhkasihitukeseluruhsemestaalam,

keatas,kebawah,dankesegalaarah—Kasihyangbebasdarihambatan,

yangmelampauikebenciandanpermusuhan.

Selagiberdiri,berjalan,duduk,atauberbaring,selamamasihtidakdalamkeadaantidur,

kembangkankesadaraninisedapatmungkin:danBrahmaViharaakanhadirdalambatinnya.

Bebasdarikeyakinanyangsalah;Dengankebajikandanpandanganterang

mengatasisemuanafsuindria;Engkautidakakanterlahirlagi(dalamkandunganmanapun).

��

Metta

Latar-belakang sejarahyangmenjelaskanmengapaBuddha mengajarkan Sutta ini, ditemukan dalamKomentaryangditulisolehAcariyaBuddhaghosa,seorangpewarisdarigarisyang tak terputus sejakparaSesepuhzamanBuddha.

Padamasaitu,sekitarsatuatauduabulanmenjelangdimulainyamasavassa,parabhikkhudari seluruhpelosoknegeridatangberkumpulditempatBuddhaberada, untuk menerima petunjuk langsung darisangGuruAgung.Setelahitumerekaakankembaliketempatmasing-masing,kevihara-vihara,hutan-hutan, atau ke gua-gua, dan melanjutkan upayamerekamencapaipembebasanbatin.

Dikisahkan bahwa ada lima ratus orang bhikkhuyang menerima petunjuk dari Buddha tentangteknik-teknik khusus dalam bermeditasi, sesuai

Sejarah Lahirnya Metta Sutta

��

Asadhananda

denganwatakmerekamasing-masing.ParabhikkhuitukemudianpergikekakipegununganHimalayauntuk menjalani empat bulan masa musim hujan(vassa),mengasingkandiridanmelakukanmeditasisecaraintensif.

Dalamperjalanannya,merekamenemukansebuahlembahyangindahdikakiHimalaya.KeindahannyadilukiskandalamKomentar,“nampaksepertikristalbiduri yang biru berkilauan, dihiasi sekelompokhutan lebat yang indah menghijau dan hamparanpasir berserakan seakan taburan mutiara ataubutiran-butiranperak,sertaaliranairdinginmusimsemiyangjernih.”

Parabhikkhuterpesonaolehpemandanganitu.Adakampung-kampung dalam jarak yang tidak terlalujauhdarisana,dansebuahpasaryangidealsebagaitempat mengumpulkan dana makanan (pinda-patta). Setelah bermalam di sebuah hutan kecil,pagi keesokan harinya mereka pergi ke pasar itu,untukmelakukanpinda-patta.

Pendudukkampungyangdidatangiolehrombonganbhikkhu ini bukan main senangnya, karena jarangsekalitempatmerekadidatangiolehbhikkhudalam

��

Metta

jumlahbegitubanyak.Parapenganutyangtaatitumemohon agar bhikkhu-bhikkhu tetap tinggal disana sebagai tamu mereka. Mereka berjanji akanmembangunpondok-pondokdekathutankecil dilembahitu,sehinggaparabhikkhubisabermeditasisiang-malamdibawahpohon-pohonbesaryangadadisana.

Bhikkhu-bhikkhu menyetujuinya, dan pendudukdesa pun segera membangun pondok-pondok dipinggir hutan, melengkapi setiap pondok dengantempattidurdarikayu,kursi,dantempatairuntukminum dan mandi. Setelah menempati pondok-pondok itu,parabhikkhumasing-masingmemilihsebuah pohon untuk bermeditasi di bawahnya,siang-malam.

Syahdan,pohon-pohonbesarituternyatasejakdulutelahdidiamiolehjin-jinpohon,yangmembangunistananya dengan pepohonan itu sebagai fondasi.Jin-jinpohonini,didorongolehrasahormatkepadaparabhikkhuyangsedangbermeditasi,menyingkirbersama keluarga mereka. Kebajikan selaludihormatiolehsiapasaja, termasukparamakhlukhalus, dan ketika bhikkhu-bhikkhu itu duduk dibawah pohon, jin-jin pohon sebagai tuan-rumah,

��

Asadhananda

tidakbetahlagiberdiamdiatasmereka.

Jin-jin itu mengira bahwa rombongan bhikkhuhanyaberdiamdisanauntuksatuatauduamalam,sebelummerasatidakkerasandanmencaritempatlain. Tapi ketika hari berganti hari dan bhikkhu-bhikkhu masih juga duduk di bawah pohon-pohon mereka, jin-jin pohon mulai sangsi kapantamu-tamu mereka mau pergi dari situ. Merekatak ubahnya seperti penduduk desa yang rumah-rumahnya diduduki tentara musuh, sementaramerekahanyabisamemperhatikandari kejauhan,sambil bertanya-tanya dalam hati, kapan merekabisakembalikerumahmasing-masing.

Makhluk-makhluk halus yang tergusur ini mulaiberunding dan berunding, sebelum akhirnyamemutuskanuntukmengusirrombonganbhikkhudengan menunjukkan bentuk mereka yangmenakutkan,suara-suarayangmenyeramkan,sertabaubusukyangmenjiji1kkan.Begitulah,belumlamajin-jinpohon itumenjalankanrencananya,kondisibhikkhu-bhikkhu sudah menurun drastis, merekatidaklagidapatbermeditasidengantenang.Ketikakemudian jin-jin itu meneruskan ulahnya, parabhikkhu bahkan kehilangan konsentrasi mereka,

��

Metta

benakmerekadipenuhiolehbentuk-bentuk,suara,danbaubusukyangmenyeramkan.

Makaberkumpullahbhikkhu-bhikkhuitudipimpinseorang bhikkhu senior, dan saling menceritakanpengalaman mereka. Bhikkhu senior akhirnyamenyarankan,“Marikitapergi,Saudara-saudaraku,kepadasangBhagava,danmengadukanmasalahkitakepadabeliau.Adaduamasavassa,yangpertamadanyangkedua.Jadimeskipunkitaakanmelewatimasa yang pertama dengan meninggalkan tempatini, kita masih dapat melaksanakan yang keduasetelah bertemu dengan sang Bhagava.” Bhikkhu-bhikkhusetujudan segera sajamerekaberangkat,bahkantanpasepengetahuanpendudukkampung.

Setibanya di Savatthi, mereka semua bersujuddi kaki sang Bhagava dan mulai menuturkanpengalamanmerekayangmenakutkan,dandengansedihmemohonditunjukkantempatlain.Buddha,dengankekuatanadi-duaniawiNyalalumeneropongseluruhIndia,dantidakmenemukantempatyanglebihbaikdari lembahdikakiHimalaya itu,yangcocokbagipencapaianpembebasanbatinmereka.

Beliau pun berkata, “O para bhikkhu, kembalilah

��

Asadhananda

ketempatsemula!Hanyadi sanalahtempatyangcocok bagi kalian untuk berjuang membersihkannoda-noda batin. Jangan takut! Jika kalian inginterbebas dari gangguan yang diciptakan olehmakhluk-makhluk halus itu, pelajari sutta ini. Iniadalah objekmeditasi yang juga berfungsi sebagaiperlindungan (paritta).” Kemudian sang BhagavamelafalkanKaraniyaMettaSutta—nyanyiankasihuniversal,yangsegeradipelajariolehparabhikkhudenganmenghafalkannyadidepanGurujunjunganmereka.Setelahitumerekaberangkatkembaliketempatsemula.

Sepanjangperjalananhinggasampaididekathutankecil di kaki gunung Himalaya, bhikkhu-bhikkhuterus membaca Metta Sutta, merenungkan danbermeditasi atas makna yang terkandung didalamnya. Hal ini menyentuh hati jin-jin pohon,yang segera dipenuhi oleh perasaan yang hangatdanitikadbaik,sehinggamerekamengubahbentukmenjadi manusia dan menerima bhikkhu-bhikkhudengantulus.

Jin-jin itu mengambil mangkuk-mangkuk parabhikkhu,membimbingmerekakepondokmasing-masing,menyediakanairdanmakanan,kemudian

��

Metta

kembali ke bentuk asal mereka dan mengundangpara bhikkhu kembali ke bawah pohon-pohonuntuk bermeditasi, tanpa ragu-ragu atau takut.Selanjutnya, selama tiga bulan masa vassa, jin-jinpohontidakhanyamelayaniparabhikkhutetapijugamengamankantempatitusehinggabebasdarisuara-suarayangmengganggu.Dalamkeheninganhutanitu,parabhikkhumencapaipuncakkesempurnaanbatin di akhir masa vassa mereka. Kelima ratusorangbhikkhuitusemuanyamenjadiArahat.

Demikianlah kekuatan yang terkandung di dalamMetta Sutta. Siapapun yang membacanya dengankeyakinanyangkuatakanterlindungdarimakhluk-makhluk halus. Bermeditasi dengan objek mettatidak hanya akan melindungi diri sendiri danorang-orangdi sekeliling kita, tapi akanmencapaikemajuan batin. Bahaya tidak akan menghampiriorangyangmengikutijalanmetta.

�0

Asadhananda

MettaSuttaterdiriatastigabagian,masing-masingmembahas aspek metta yang berlainan. Bagianpertama (baris 3 sampai 10) membahas aspekpenerapankasihsecarasistematisdanmenyeluruhdalamsikaphidupsehari-hari.Bagiankedua(baris11sampai20)mengupaskasihsebagaiobjekmeditasiatau pembudayaan batin yang membimbing kesamadhi —kesadaran tingkat tinggi yang dicapaidenganjhana.Bagianyangketiga(baris21sampai40)mengandungkomitmenfilosofikasihuniversalsecara total dalam kehidupan pribadi dan sosial—tindakankasihyangdiujudkanmelalui aktivitastubuh,ucapan,danpikiran.

Metta juga dikenal sebagai salah satu faktor yang“mematangkan” pahala kebajikan (punna) dankesempurnaan(paramitta).Mettadapatdiibaratkansebagai kekuatan hidup yang menyertai sebutir

Tiga Aspek Metta

��

Metta

benihhinggatumbuhmenjadipohonbesar,dengandahan dan ranting yang melandai oleh buah-buahranum yang harumnya menyebar jauh, menarikhasratjutaanmakhlukuntukmenikmatinya.

Penyebaran benih dan pertumbuhannya menjaditunasmewakilibagianpertamadariSutta.Dalambagian kedua, tunas itu tumbuh dan berkembangmenjadibesar,bunga-bungayangindahdanwangimulai bermunculan menyejukkan mata yangmemandangnya. Sebagai objek meditasi, mettamendorongperkembanganbatinyangakanmengubahhidupseseorangmenjadisumberkegembiraanbagisemua orang. Munculnya buah-buah ranum yangharum baunya menunjukkan bagian ketiga dariSutta, yaitu proses perkembangan batin dimanaseseorangmenerapkankasihspiritualnyasecaratakterbatas,yangmempengaruhiorang(makhluk)lain,disampingmembimbingdirisendirikepencapaianbatinyangtransenden.

Batin manusia tak ubahnya ruang angkasa yangbisa menampung kekuatan batin dan pandangan-terang dalam jumlah tak terbatas, dan potensiyangmenakjubkaninidapatdikembangkandenganlatihan metta. Dalam Mangala Sutta disebutkan

��

Asadhananda

bahwa kondisi lingkungan yang baik (misalnya,bergaul dengan orang bijaksana) secara tidaklangsung akan mempercepat masaknya buahkarma baik seseorang. Kondisi atau kekuatanyang mematangkan itu dapat terpenuhi denganpengembanganmetta.Hanyadenganmenghindaripergaulanyangburukdanhidupdalamlingkunganyangberadabtidaklahmencukupi:batinkitaharusdiperkuatolehmetta.

��

Metta

Perbuatanyangetis,dalamkonteksAjaranBuddha,adalahperbuatanbaikyangmembawakebahagiaandanketenanganbatin—lawandariperbuatanyangmenimbulkan kekacauan atau kegelisahan batin.Ucapan, tindakan, dan penghidupan benar yangtermaktub di dalam Jalan Agung Beruas-delapanmerupakanlandasanetikaumatBuddha.

Perbuatan etis akan membuahkan hasil psikologissegera di samping kelahiran-kembali yang baik,sehingga kita bisa lebih maju di Jalan menujuKebebasan. Secara sederhana, etika Buddhamemiliki dua segi yaitu: -menambah kebajikan(caritta);dan-mengurangiperbuatanburuk(varitta).

Caritta, seperti kita temukandalamMettaSutta,adalahsebagaiberikut:

Aspek Etis Metta

��

Asadhananda

[Ia]haruscakap,jujur,danterbuka,halusbicaranya,lemah-lembut,tidakangkuh.

Merasapuas,iaharusmudahdilayani,tidakterlalusibuk,hidupnyasederhana.Indria-nyatenang,tindakannyahati-hatiTidaksombongataupunmendambakanpujian.

Varittatercakupdalambaitberikutnya:

Iajugaharusmenghindarisetiaptindakanyangdapatdicelaolehparabijaksana.

JikaCarittadanvarittamerupakanungkapanmettadalamtindakandanucapan,makakebahagiaandandoronganbatinyangaltruisdicerminkandalamsikapbatin,sepertiditemukandalambaityangsama:

Semogasemuaselamatsejahtera,semogasemuamakhlukberbahagia!

Aspek etis metta juga memberikan rasa amandan tentram bagi orang (makhluk) lain yang adadi sekeliling kita —abhayadana dan khemadana.Suatuanalisisterhadappolaperilakudankarakter

��

Metta

yangdianjurkanolehMettaSuttadalamhubunganantar-manusia,baikuntukkehidupanperseoranganmaupunsosial,memberikansuatupandanganteranguntukmenerapkansuttainibagikesehatanmental.

“Cakap” tidak semata-mata berarti keahlian atauefisiensi, tetapi kemampuan untuk melakukansesuatusebaik-baiknyatanpamerugikanoranglain.Selanjutnya,orangyangcakapdapatmenjadisangatangkuh, karenanya Sutta juga menyarankan agaria“jujurdanterbuka,”disampingitu juga,“halusbicaranya, lemah-lembut, tidakangkuh.”Sungguhsuatusistesiswatakyangselarasdansempurna!

“Merasa puas” artinya “mudah dilayani.”Kesederhanaan adalah watak yang agung danteladan bagi kehalusan budi, di mana seseorangmembatasi keinginannya sebagai tenggang-rasaterhadap orang lain. Makin materialis dan kasarbudi seseorang, semakinkeinginannyabertambah.Ukurankesehatanmentalsuatumasyarakatadalahjumlah keinginan-keinginan atau tingkat kepuasananggotanya.

Hidup yang materialistis dan berpusat padakepentingan sendiri dicirikan bukan hanya oleh

��

Asadhananda

bertambahnyakeinginantapijugakegelisahan,yangnampakdalamsikapkelewatsibukatausuperaktif,lawandarisikapyangmoderatdanterkendali.Mettayangmengutamakankesejahteraansemuamakhluk,harusdibangundiataskualitas-kualitasmanusiawi,dengan cara memilih pekerjaan yang berarti danbermanfaatbagikesejahteraanorangbanyak.

Hidup sederhana sebagai suatu ungkapan mettamenuntut perubahan cara pandang dan perilakuseseorang di dalam dunia yang dibangun di ataskonsep-konsep milik, perburuan kesenangan, dankompetisi ini. Seorang yang hidupnya sederhanaakan memiliki perangai yang halus. Meski tetapefektif dan efisien, indira-indrianya terkendali,dansikapnyamoderatdalamsegalahal.Pembinaanbatinmelaluimeditasiakanmembentuksikapyangwajardantidakambisius:karena itulah iadisebut“indrianyatenang.”

Penerapanmettadalam tindakanmencakup sikapberhati-hati dalam segala hal, yang biasa disebutkebijaksanaan praktis. Hanya orang bijaksanayangdapatbenar-benarmenjalankanmettadalamsetiapsegikehidupannya,sertadalamtiapbentukhubunganantar-manusia.Sikapmerasadiripaling

��

Metta

benar, merasa lebih baik dan lebih suci daripadaorang lain, dapat (dan sering) berubah menjaditopeng dalam kehidupan spiritual. Melatih sikapyang “tidak sombong ataupun mendambakanpujian”akanmencegahtumbuhnyarasa-diri-paling-benar dalam diri orang yang hendak menerapkanmettadalamhidupnya.

Selanjutnya, seorang yang berlatih metta jugaharus menghindari setiap tindakan, bahkan yangditerimamasyarakat sebagaihalbiasa, yangdapatdicela oleh para bijaksana. Tidak cukup bagi kitahanya menjadi orang baik secara diam-diam, jikakitamampumenjaditeladanbagioranglain.Hidupyangpantasditeladaniadalahyangbermanfaatbagiorangbanyak,bagikesejahteraanmasyarakatnya.

Untuk memperkuat mettanya, seseorang harusberusahaagarbatinnyaselaludiliputimettasecarautuh-penuh, melalui teknik-teknik meditasi yangdapatditemuidalambagianselanjutnyadariSutta.Alasan-alasan praktis yang mendorong seseoranguntukberlatihmetta-bhavanaialah:1. Untuk kesehatan mental, dan berkurangnyapenyakit mental secara tidak langsung akanmenunjangkesehatanfisik.

��

Asadhananda

2. Untuk meningkatkan kesabaran, toleransi, danpengertian, sehingga hubungan antar-manusia dirumah,di sekolah,dikantor,danpergaulansosiallainnya,akanlebihharmonis.3. Untuk mengatasi kemarahan, itikad buruk,dan kelakuan buruk lainnya yang ditujukan orangkepadakita.4.Untukkemajuanbatin.

Di samping itu, Metta juga disebut paritta —formula spiritual yang dapat melindungi kita darimara-bahaya,danmenyelamatkandarihal-halyangtidakdiharapkan.

Ketika bhikkhu-bhikkhu dalam kisah di atasdimusuhidandigangguolehmakhluk-makhlukhaluspenunggu hutan, mereka tidak dapat bermeditasidengantenanghinggaakhirnyaharusmeninggalkanhutan. Tapi dengan perisai Metta Sutta, yangmerekabacasepanjangperjalanandanbermeditasiatasobjekitu,setibanyakembalidihutantadi,jin-jin pohon telah berubah jadi sangat bersahabat.Permusuhantelahberubahmenjadipersahabatan.

Perlindungan yang muncul dari paritta bekerjasecara objektif dan subjektif. Secara subjektif,

��

Metta

metta membersihkan dan menguatkan batin disampingmembangkitkanpotensitersembunyiyangakanmengubahkepribadianseseorang.Batinyangdiubaholehmettatidaklagidihantuikeserakahan,kebencian, nafsu, cemburu, dan faktor-faktorlain yang mengotori batin —musuh-musuh kitayang sesungguhnya, yang menyebabkan semuakemalangankita.

Secara objektif, metta adalah kekuatan pikiranyang dapat mempengaruhi pikiran makhluk laindi manapun, yang tingkatnya tinggi maupunrendah.Pancaranmettatidakhanyamenenangkanatau menyingkirkan kebencian dari dalam diri,tetapi dalam banyak kasus juga dapat mengobatipenyakit.Dinegara-negaraBuddhis,telahmenjadipemandangan biasa melihat orang-orang yangmengusir segala penyakit dan kemalangan denganmembacakanparitta ini.Mettabenar-benar suatukekuatan yang menyembuhkan, suatu parittapenyembuhan.

�0

Asadhananda

Di dalam komentar-komentar kitab suci Palidijelaskan, pengembangan metta didahului olehpancaranpikiran-pikiran,“Semoga semua makhluk hidup bersahabat, tidakbermusuhan”;“Semoga semua makhluk hidup berbahagia, tidakmenderita”;“Semogasemuamakhlukhidupbergembira,tidaktertekan.”

Bila pikiran telah dipenuhi kasih, demikian pulabatin. Jika batin yang bebas dari segala itikadburuk ini bersatu dengan kasih dan kebebasan,makadikatakanbatintelahdibebaskanolehKasihuniversal.

Mettamencegahmunculnyakarakterburukdengancara mengembangkan sifat-sifat baik. Kita harus

Metta Adalah Kasih Nan Sepi Ing Pamrih

��

Metta

secara aktif menghindarkan orang (makhluk) laindaripenderitaan,sakithati,siksaan,danrongrongan—dalamsetiaptindakan,ucapan,danpikiran;karenahanya dengan cara itu karakter (kecenderungan)yang berakibat negatif bagi makhluk hidup dankehidupandapatdikikis.

Lima karakter negatif yang bertentangan denganmettaadalah:ad. (a) senang membuat susah, atau bertindaksewenang-wenangterhadapmakhluklain;ad.(b)senangmenyakitimakhluklain;ad. (c) perilaku sadistis —senang menyiksamakhluklain;ad.(d)kecenderunganmerusakataumenghancurkankehidupan,yangbiasanyadimilikiorang-orangberpandanganekstrim;ad. (e) sikap-tindak yang menimbulkan perasaantertekanataugelisahpadamakhluklain.Masing-masingberakarpadaperasaanantipatidankedengkian, yang berlawanan dengan metta, baiksebagaipolaperilakumaupunsebagaisikap-batin.

Mengubah karakter-karakter negatif dengan yangpositif menjadikan hidup lebih berkembang danmatang. Selanjutnya bila dipelihara karakter-karakter positif itu akan mewujudkan suatu pola

��

Asadhananda

perilaku yang halus dan indah, di tengah duniayang penuh amarah dan penderitaan ini. DalamVisuddhimagga, metta disebut sebagai kekuatanyang “menetralkan” penderitaan diri sendirimaupun orang (makhluk) lain, yang diakibatkanolehkemarahan,sakithati,danpenderitaan.Karenapendekatannya yang bersahabat, musuhpun dapatberubahmenjadisahabat.

Ia juga merupakan suatu kekuatan yang“menyejukkan” dan “melenyapkan tekananbatin”—hasil dari cara-pandang positifterhadap suatukeadaan, objek, atau orang (makhluk lain), tidaksemata-matamelihatsegiburukdankesalahannya.Metta efektif jika darinya tumbuh kasih nan sepiing pamrih, dan ia gagal jika yang muncul adalahcintaduniawiyangpenuhnafsu.

Dari analisis ini akan menjadi jelas bahwa hanyajikaseseorangmaumelihatsisibaikoranglaindanmenenggangkepentinganmereka, tidakmembuatmakhluk hidup lain menderita dan secara aktifmenciptakan kondisi bagi kesejahteraan mereka,makamettaberfungsisebagaisesuatuyang“dapatmenetralkanpenderitaan.”

��

Metta

Tujuantertinggidarimettaadalahuntukmencapaipandanganterangyangtransendentalsifatnya,tapikalaupunhalitutidakmungkin,setidaknyaiaakanmembuahkan kelahiran kembali di alam Brahmayang tertinggi, di samping ketenangan batin dankesehatanmentaldalamkehidupanini.

BuddhamenjaminhalitudalamSutta:Bebasdarikeyakinanyangsalah;Dengankebajikandanpandanganterangmengatasisemuanafsuindria;Engkautidakakanterlahirlagi(dalamkandunganmanapun).

Metta mengikis habis kedengkian, emosi yangpaling merusak. Demikian dikatakan, “Karena iamembebaskan kita dari kedengkian, Sahabatku,makadikatakanbahwakebebasanbatindiperhalusolehKasihuniversal.”(DighaNikaya,III.234).

Dalamlatihanmetta,kitaharusmemahamiemosi-emosi yang dapat mementahkan metta. Emosi-emosi itu ada yang sangat mirip dengan metta—Visuddhimagga menyebutnya musuh-musuhterdekat,yaitunafsuberahi,keserakahan,dancintaduniawi.Bilakitamelihatsisibaikataukeindahan

��

Asadhananda

suatuobjekdenganbatinpenuhnafsu,makakitaakan terhanyut. Jikakitaberkata, “Akumencintaibarangini,akumengasihiorangitu,”seringkaliituberarti,“Akuinginmemperolehnya,memilikinya.”Dan itu bukanlah metta, melainkan keterikatandankepentinganpribadiyangberkedokcintakasih.Keduanyajelasberbeda!

Karenanyakitaharusberhati-hatiagartidaktertipuoleh nafsu yang bertopeng kasih ini. Sedangkanemosi-emosi yang berbeda dengan metta disebutmusuh-musuh yang jauh, yaitu itikad buruk,kemarahan, dan kebencian. Mereka lebih mudahdilenyapkandenganmemancarkankekuatanpikiranyangberlawanan,yaitukasih.

��

Metta

Sebelum membahas metoda-metoda praktismeditasi dengan objek Kasih (metta-bhavana)ini, kita harus terlebih dulu mengetahui: apakahhubunganmettadenganbhavana?

Kasih (metta) bersifat menerima sesuatusebagaimana adanya, tidak mencampurinyadengan kehendak pribadi, melainkan hanyamemperhatikannya.Tapiinibukanpekerjaanyangmudah, karena egokitapastimenghendaki hanyahal-hal yang menyenangkannya. Umumnya kitaakan lari dari sesuatu yang tidak menyenangkan(masalah-masalah), dan bukan menghadapi,mengalami,apalagimerenungkannya.

Begitupuladalamlatihanmeditasi(bhavana)denganteknikapapun,kitaseringgagaldantinggalkecewakarena selalu menuruti “jalan sendiri” dan bukan

Meditasi Dengan Objek Metta

��

Asadhananda

“JalanBuddha”.Kitahanyaberlatihbilasedangfitdandalammoodyangbaik.Kitaengganberpegal-pegal duduk, tanpa hasil yang segera. Jadilahkemudian kita bermeditasi dengan pikiran terikatpada hasil itu. Karenanya, usahakan bermeditasisecarateratur,sekitar5-30menitsetiapharinya.

Ada beberapa cara untuk melaksanakan metta-bhavana, meditasi dengan objek kasih universal.Dua metoda utama yang bersumber pada kitabsucidankomentarnyaakandiuraikandisini,secarajelas, sederhana, dan langsung, sehingga tidakmenimbulkan keragu-raguan di hati mereka yanghendak berlatih. Petunjuk lengkap tentang teoridan praktek metta-bhavana dapat dilihat dalamkitabVisuddhimagga,babkesembilan.

Metoda1

Duduklah dengan posisi bersila yang enak dalamsebuah ruangan —sebuah kamar yang bersih dantenang, di taman, atau di mana seseorang dapatmenikmatikesendiriandanketenangan.Pejamkanmata, dan ulangi kata “metta” beberapa kali danrasakankehadirannyadidalambatin:kasih, itikad

��

Metta

baik, simpati, dan kebaikan yang mendukungkebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk—lawan dari perasaan benci, jahat, dengki, tidaksabar,angkuh,dansombong.

Sekarang, bayangkan wajah anda sendiri dalamkeadaanbahagiadanberseri-seri.Setiapkali andamelihat wajah di dalam cermin, lihatlah ia selaludalam keadaan berbahagia, dan panggil kembaliingatan itu dalam meditasimu. Seseorang yangsedangberbahagiatentunyatidaksedangmarahatauberpikir atau memiliki perasaan negatif. Setelahwajahyangberbahagiaitumunculdalambenakmu,isilah dirimu dengan pikiran berikut: “Saya bebasdari permusuhan, bebas dari kebencian, bebasdarirasairidandengki,sayabetul-betulbahagia.”Dengancaraini,diriandabagaikansebuahkantungyang sedang diisi gas penuh-penuh, yang siapmelimpahkesegalaarah.

Selanjutnya bayangkan guru meditasimu, jika iamasih hidup; jika tidak, pilihlah gurumu yanglain atau seseorang yang anda hormati dan masihhidup. Lihatlah wajahnya dalam suasana batinyang berbahagia dan proyeksikan pikiran berikut,“Semogagurukuterbebasdaripermusuhan,bebas

��

Asadhananda

dari sakit lahir dan batin, semoga beliau hidupberbahagia.” Kemudian pikirkan orang lain yangjuga anda hormati, dan masih hidup —bhikkhu,guru,orangtua,danorang-orangyanglebihtua,dansecara terus-menerus pancarkan kepada merekasatuper satupikiranmetta seperti tadi, “Semogamerekaterbebasdaripermusuhan,bebasdarisakitlahirdanbatin,semogamerekahidupberbahagia.”

Bayangan yang divisualisasikan itu harus jelas danpancaran pikiran harus dilakukan sepenuh hati.Jika visualisasi dilakukan tergesa-gesa atau secaramekanis-setengah-hati,makahasilyangdicapaiakankecil sekali, karena ia lebih mirip suatu tindakanintelek belaka. Kita harus mengerti dengan jelasbahwaberpikirtentangmettajelasberbedadengantindakanmetta,yangterakhiritumerupakansuatupancarankekuatankasihyangaktifsepenuhhati.

Catatlahbahwahanyaorangyangmasihhidupyanganda visualisasikan, bukan orang mati. Alasannyaialah bahwa orang mati, setelah berubah bentuk,tidak lagi terjangkau oleh pancaran metta. Objekdarimettaharuslahmakhlukhidup,dankekuatanpikiran akan menjadi tidak efektif jika objeknyaadalah benda mati. Pun pada tahap awal, kita

��

Metta

tidak dianjurkan untuk membayangkan orangdenganjenis-kelaminberbeda.Bilabatinkitamasihbelum kuat, bayangan lawan jenis itu hanya akanmenimbulkannafsu,bukankasih.

Setelah memancarkan pikiran metta dengan caratersebutdiatas,kitasekarangmembayangkan,satudemi satu, orang-orang yang kita sayangi, dimulaidari anggota keluarga kita, kemudian limpahkanmerekasatupersatudenganpancarankasihyangtakterbatas. Pepatah mengatakan “kebaikan dimulaidari rumah”, jikaseseorangtidakdapatmencintaiorang-orang yang ada di dekatnya, ia tidak akanpernahbenar-benarmencintaioranglain.

Dalammemancarkanmettakepadaanggotakeluargasendiri, orang yang paling kita sayangi, misalnyaisteriatausuami,harusditaruhdibagianterakhir.Alasannya adalah bahwa hubungan antara suamidanisteriyangintimadalahawaldaricintaduniawiyang dapat menghambat metta. Kasih spiritualharusdipancarkansamaratakepadasemuaorang.Begitu pula, anggota keluarga yang hubungannyakurangbaikdengankitaharusditaruhpalingakhirdalamurutanvisualisasiyangkitalakukan.Haliniuntukmenghindarimunculnyaingatanyangkurang

�0

Asadhananda

menyenangkan,sementaramettabelumcukupkuattertanamdidalambatin.

Selanjutnyakitamembayangkanorang-orangyangterhadapnyakitatidakmenaruhperasaansukaatautidak suka, seperti tetangga, rekan kerja, kawanbaru,dst.Setelahmemancarkanpikiranyangpenuhkasihkepadamereka,tibasaatnyabagikitauntukmemvisualisasikan orang-orang yang terhadapnyakitamenaruhperasaantidaksuka,permusuhan,danprasangka,termasukmerekayangpernahberselisihpaham dengan kita. Kepada setiap dari merekakita terus mengulang di dalam batin, “Saya tidakmemiliki rasa permusuhan terhadapnya, semogaia juga tidak memiliki perasaan itu terhadapku.Semogaiahidupberbahagia.”

Demikianlah,saatkitaberpindah—daridirisendiri,keorangyangkitahormati,yangkitacintai,yangnetral,dankepadamusuh—kitasebetulnyasenangmematahkanrintanganyangditimbulkanolehrasasuka dan tidak suka, rasa cinta dan benci. Saatseseorangdapatmengingatmusuhnyatanpaitikadburuk, melainkan dengan itikad baik yang samadengan saat ia mengingat orang yang dicintainya,metta telah mencapai tingkat yang cukup tinggi.

��

Metta

Kekuatanmettaakanmengembangkanbatindalamsuatu gerak spiral yang semakin lebar, hinggameliputiseluruhalamsemesta.

Yangdimaksudvisualisasiadalah“membayangkan/mengingat” suatu objek tertentu. Dalam hal iniia berarti membayangkan orang yang kepadanyapikirancintakasihkitapancarkan.Sebagaicontoh,anda membayangkan wajah ayah anda yangberseri-seridalamsuasanabatinyangbahagia,danmemancarkankepadanyapikiranberikut,“Semogaia berbahagia. Semoga ia bebas dari penyakitdan kesulitan. Semoga ia sehat sejahtera.” Andadapat memikirkan apa saja selama itu menunjangkesejahteraannya.

Metta adalah kekuatan pikiran yang dapat benar-benar membuahkan hasil yang dikehendaki.Menghendaki kesejahteraan makhluk lain adalahtindakankasihyangkreatif.Dannyatanya,apayangdiciptakanmanusiadalambidang-bidangyanglainmerupakanrealisasidariapayangdikehendakinya,baikitusebuahkotaatauproyekpembangkitlistriktenaga air, sebuah roket atau senjata penghancur,atau sebuah karya seni sastra. Pancaran mettatidak lain dari kekuatan-kehendak yang dapat

��

Asadhananda

membuahkanhasil.Bukansuatupengalamananehjika ada orang yang diselamatkan dari penyakitatau kemalangan, bahkan dari jarak jauh, denganmemancarkan pikiran yang bermuatan metta.Tetapikekuatanbatinituharusdipancarkandengancaratertentu.

Kata-kata yang biasa diucapkan dalam batinsaat memancarkan metta, diambil dari kitabPatisambhidamagga: “Semoga mereka terbebasdari permusuhan, bebas dari penderitaan, bebasdari sakit hati, semogamerekahidupberbahagia”(averahontu,abyapajjhahontu,anighahontu,sukhiattanampariharantu).

“Bebas dari permusuhan” (avera) berarti tidakmemusuhidandimusuhiolehdirisendirimaupunoranglain.Kemarahanterhadapdirisendiribiasanyamerupakanbentuk laindarirasakasihanterhadapdiri sendiri, atau dari rasa bersalah yang ditekan.Hal itudapattimbuldaripergaulandenganoranglain. Permusuhan merupakan gabungan dari rasamarahdankebencian.

“Bebasdaripenderitaan”(abyapajjha)berartibebasdarideritafisik,sedangkan“bebasdari sakithati”

��

Metta

(anigha) maksudnya bebas dari rasa marah danderitabatin,yangbiasanyamenyertaipermusuhan.Hanya jika kita telah bebas dari permusuhan danderita lahir-batin yang menyertainya, kita bolehdisebut“hidupbebasdanbahagia”.

Visualisasiharusdilakukandalamurutantertentu,dansecarabertahap, seiringberkembangnyabatinyangpenuhkasih,meluasdannaikdalambentukspiral hingga melingkupi seluruh alam semesta.UrutanitudisarankandalamkitabVisuddhimagga,dengan apa batin kita menyingkirkan sekat-sekatpenghalangantaradirisendiri,orangyangdihormati,yang dicintai, yang netral, dan yang dimusuhi.Setiap orang lalu dilihat sama dengan mata yangpenuhkasih-sayang.

DalamVisuddhimaggapula,AcariyaBuddhaghosamemberi analogi yang tepat tentang penyingkiransekat-sekat penghalang itu: “Andaikan perampokmendatangi seorang meditator yang sedangberadadisuatutempatbersamaorang-orangyangdihormatinya, yang dicintai, yang netral, danmusuhnya atau seorang yang jahat. Dan andaikanperampok itu berkata, “Kawan, kami memintasalah seorang dari kalian.” Jika si meditator

��

Asadhananda

berpikir,“Semogamerekamembawadia,ataudia,”makadikatakaniabelummematahkansekat-sekatpenghalangdalambatinnya.Bahkan jika ia berpikir, “Semoga merekamembawaku, supaya yang lainnya selamat,” punia belum mematahkan sekat-sekat itu, karenadengandemikianiahendakmencelakakandirinya,padahalmeditasidenganobjekmettamenghendakikeselamatan semua makhluk. Ia disebut telahmematahkan sekat-sekat penghalang batinnyajika ia tidak menghendaki satupun dari antaramereka menjadi korban perampok-perampok itu.Sebaliknya,iamemancarkanpikiranyangdipenuhikasih-sayang kepada semua, termasuk kepadaperampok-perampokitu.”

Metoda2

Metoda yang pertama dilakukan denganmemancarkan pikiran metta kepada orang-orangtertentu,dimulaidaridirisendirihinggaorangyangdibenci.Dalammetodakedua,mettadipancarkansecaraimpersonal,yangmembuatbatinbetul-betulmeliputi semua, atau yang disebut dalam bahasaPali sebagai metta-cetovimutti, “kebebasan batin

��

Metta

melaluikasihuniversal”.

Batin yang belum terbebas sesungguhnya beradadalam penjara ego, iri hati, kebencian, nafsu,cemburu, dan sejenisnya. Selama batin masihdicengkeram dan penuh sesak oleh noda-nodaseperti itu, selama itu pula batin menjadi sempitdan terbelenggu. Metta mematahkan belenggu-belengguitudanmembebaskanbatin,yangsecaraalamiakanberkembang tanpabatas.Seperti alamsemesta yang tidak dapat ditemukan ujungnya,demikianlah batin yang dipenuhi metta tidakmemilikibatas.

Setelahmemancarkanmettasecarapersonaldenganutuh, yaitu setelah batin mampu mematahkansekat-sekat penghalang antara diri sendiri, orangyangdihormati,orangyangdicintai,yangnetral,danyangdibenci; tibalahsaatnyauntukmemancarkanmetta secara impersonal, seperti kapal yangmelayari lautantanpabatas,tanpatujuanataupunrouteperjalanan.Teknikyangdipergunakandalammetodakeduainikurang-lebihdemikian.

Bayangkanorang-orangyangberdiamdirumahmusebagai suatu kesatuan, kemudian rangkullah

��

Asadhananda

mereka dalam batinmu, pancarkan pikiran mettasebagaiberikut:“Semogasemuayangadadirumahini terbebas dari permusuhan, bebas dari deritalahir dan batin, semoga mereka semua hidupberbahagia.” Setelah memvisualisasikan rumahsendiri beserta isinya, visualisasi dilakukan atasrumah laindengansegala isinya,kemudianrumahberikutnya, dan berikutnya, hingga semua rumahyangberadadijalanyangsamaterliputiolehKasihyangmemancardaribatinanda.

Selanjutnya, pikiran si meditator harus beranjakke rumah-rumah di jalan yang lain, demikianselanjutnyahinggasemuajalandisuatulingkunganataukampungterliputiolehKasih.Darikampungyangsatu,visualisasiyangjelasdanpancaranmettayangsamakuatnyaditujukankekampung-kampunglainhinggamencapaisatukota,satupropinsi,danakhirnyasatunegaraterliputiolehpancaranpikiranmetta. Demikianlah hingga secara geografis, kitadapatmemvisualisasikanseluruhrakyatnegaraitu,sebagai suatu kesatuan tanpa melihat kelas, ras,agama,ataugolongan.Metta dipancarkan dengan pikiran berikut:“Semoga setiap orang di negara ini beradadalam keadaan damai dan sejahtera. Semoga

��

Metta

tidak ada peperangan, pertikaian, kemalangan,atau malapetaka. Semua diliputi oleh suasanapersahabatandankeberuntungan,denganbelaskasihdankebijaksanaan,semogaseluruhrakyatnegarainimenikmatiketenangandankebahagiaan.”

Selanjutnya,simeditatorharusmemvisualisasikannegaralainyangberadaditimur,selatan,barat,danutara negaranya. Lalu secara geografis bayangkansetiapnegaradan orang-orang di dalamnya secarakhusus dengan ciri-ciri masing-masing, kemudianpancarkanmettayangtakterbatas:“Semogamerekahidupberbahagia.Semogatiadapertikaianataupunpeperangandisana.Semogaitikadbaikdansaling-pengertianterjalindiantaramereka.Semogadamaimeliputisemua.”

Demikianlah, visualisasi dilanjutkan dari benuayangsatukebenualainnya—Afrika,Asia,Australia,Eropah,Amerika—hinggapancarankasihyangtakterbatas dari dalam batinmu itu meliputi seluruhdunia. Bayangkan dirimu sendiri berada di titiktertentu di bola dunia dan pancarkan metta keseluruhpenjurudunia,hinggaduniaberkelimpahanpikiranyangdiliputikasihuniversal.

��

Asadhananda

Diakhirlatihanini,simeditatormemproyeksikanpancaran metta yang tak terbatas itu ke seluruhalamsemesta.Pertama-tamakeempatarahutama—timur, selatan, barat, dan utara— kemudian kearah-arah tambahan —timur laut, tenggara, baratdaya, barat laut— dan ke atas dan ke bawah,hinggasepuluhpenjurualamsemestadiliputiolehpancarankasihyangtakterbatas.

��

Metta

Bhikkhu-bhikkhu, jika kasih universal yangmembimbingpadakebebasanbatininitelahdilatihdengan rajin, telah dikembangkan, dan dihampiridenganulet,digunakansebagaijalanhidup,sebagailandasan hidup, telah teguh, telah menyatu, dansempurna,makasebelasberkahbolehdiharapkan.Apakahyangsebelasitu?

Iaakantidurdenganbahagia;iaakanbangundenganbahagia; iatidakakanmengalamimimpiburuk; iaakandisayangimanusia;iaakandisayangimakhlukbukan-manusia; dewa-dewa melindunginya;api, racun, atau senjata tidak dapat melukainya;pikirannya cepat terkonsentrasi; wajahnyabercahaya; ia meninggal dengan mudah; dankalaupuniatidakdapatmencapaialamyanglebihtinggi,setidaknyaiaakanhidupdialamBrahma.

Berkah Metta

�0

Asadhananda

Bhikkhu-bhikkhu, jika kasih universal yangmembimbingpadakebebasanbatininitelahdilatihdengan rajin, telah dikembangkan, dan dihampiridenganulet,digunakansebagaijalanhidup,sebagailandasan hidup, telah teguh, telah menyatu,dan sempurna, maka sebelas berkah itu bolehdiharapkan.

AnguttaraNikaya,11:16.

Metta cetovimutti —kasih universal yangmembawa kebebasan batin, ditandai olehpencapaian samadhi, atau jhana dalam meditasi.Karena metta membebaskan batin dari belenggukeakuan, kebencian dan kemarahan, iri hati, danpandangan salah, setiap kali kita melatih metta,betapapunsebentarwaktunya,kitaakanmenikmatisecuil fenomena kebebasan itu. Kebebasan yangsesungguhnya dapat dicapai jika metta telahsepenuhnyadikembangkanmelaluisamadhi.

Kebebasan sejati itu disebut Brahma-vihara, ataukediaman yang luhur. Batin yang telah menyerapmetta secara utuh-penuh itu sama sekali bersihdari kotoran dan noda-noda, sedemikian hingga

��

Metta

seperti batin Brahma. Karenanya pula Brahma-vihara sering disebut Brahma-samo, atau keadaanbatinyangmendekatiBrahma.Disebutviharaataukediaman,karenasaatitubatintelahmenemukanwajahnyayangasli,seakan-akaniapulangkerumahdaripengembaraanyanglama.

Dalam kesejatiannya, batin yang diliputi mettaakan mengalir begitu saja dan mengubah setiapperbuatan, ucapan, dan pikiran menjadi tindakankasih. Jadi jelaslah bahwa istilah-istilah “telahdilatih” dan “telah dikembangkan” bukan hanyamenunjukpadakekuatankasihyangdicapaidalamsekianjammeditasi.

“Dilatih” (asevita) berarti mempraktekkanmetta dengan rajin dan penuh semangat, tidakhanya terbatas pada intelek, melainkan denganmenceburkan diri utuh-penuh ke dalamnya,menjadikannyafilosofihidup,yangmelatarisemuasikap,cara-pandang,dantindakankita.

“Dikembangkan” (bhavita)menunjukpadaprosespembinaan dan integrasi mental sebagai hasillatihan meditasi dengan objek metta. Denganmeditasisemuaindriabatiniahkitaterpusat;batin

��

Asadhananda

secarakeseluruhandikembangkanhinggamencapaikebebasan,yangdiikutitransformasikarakter.

“Dihampiri dengan ulet” (bahulikata) berartimelatih metta secara terus-menerus selama tidaksedangtidur,denganmempertahankankesadaran-metta secara menyeluruh dalam setiap tindakan,kata-kata, dan pikiran. Lima kekuatan spiritualberupa keyakinan, semangat, kesadaran-penuh,konsentrasi,dankebijaksanaan,akandipupukolehlatihanmettayangulet.

“Digunakan sebagai jalan hidup” (yanikata)menyiratkansuatukomitmentotalpadaidealmettasebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikanproblema hubungan antar-manusia, dan sebagaisuatualatpertumbuhanbatin.Bilamettamenjadisatu-satunya “sarana komunikasi”, satu-satunyajalan hidup, maka hidup ini secara otomatis akanmenjadisuatu“surga”atau“kediamanyangluhur”(Brahma-vihara)sepertidisebutdalamSutta.

“Menjadi landasan hidup” (vatthikata) berartimenjadikan metta sebagai basis keberadaanseseorangdidunia.Iamenjadipemandu,benteng,tempat berlindung dalam hidup seseorang, untuk

��

Metta

menembusDhammadanKesunyataan.

“Telah teguh” (anutthita) menunjuk padakehidupan yang telah teguh berakar pada metta,yang berlandaskan metta dalam setiap seginya.Pada tahap ini, tanpadiusahakanpunmetta akanmewarnaisetiapperbuatannya.

“Telahmenyatu”(paricita)berarti seseorangtelahbegitu terbiasa dengan metta sehingga ia seakan-akan tinggal di dalamnya, baik dalam meditasimaupundalamkehidupansehari-hari.

“Telah sempurna” (susamaraddha) menunjukkankesempurnaan yang timbul dari keterlibatantotal di dalam metta, yang membawa pada suatukondisibatindimana seseorangdapatmenikmatikemanusiaannyasecarautuh.

Padatahapini,seseorangakanmemperolehsebelasberkahsbb.:(1)Iaakantidurdenganmudah,tenang,danbatinbahagia;(2) Ia akan bangun dengan segar, dan wajahberseri;(3)Iatidakakanmengalamimimpiburuk;

��

Asadhananda

(4) Ia akan disayangi orang banyak, karena iapunmengasihimereka;(5)Iaakandisayangimakhlukbukan-manusia;(6)Dewa-dewaakanmelindunginya;(7) Api, racun, atau senjata tidak dapatmelukainya;(8)Pikirannyacepatterkonsentrasi;(9)Wajahnyabercahaya;(10)Iameninggaldenganmudah;dan(11)Kalaupuniatidakdapatmencapaialamyanglebih tinggi, setidaknya ia akan hidup di alamBrahma.

Sungguhbesardanluasberkahmetta.Biladilatih,iaakanbermanfaatdalamsegalasegikehidupan.

��

Metta

Manfaatsubjektifdarimettatelahcukupterbukti.Kebahagiaan hidup, kesehatan, ketenangan batin,wajah yang bercahaya, simpati dan kasih kepadasesama,adalahhasil-hasilnyatadarilatihanmetta-bhavana.Tetapiadayanglebihmenakjubkan,yaituefek yang diciptakan metta pada lingkungan danpadamakhluklain,termasukbinatangdanmakhluk-makhluk halus. Hal ini digambarkan dalam kitabsuciPalidanKomentarnyadengansejumlahkisah.

GajahNalagiri

Suatu hari, ketika sang Buddha kembali darimengumpulkandanamakanan(pindapatta)bersamasejumlah bhikkhu, mereka melewati bangunanpenjara. Seorang algojo, atas perintah Devadatta(sepupu Buddha, yang jahat dan ambisius),melepaskan seekor gajah buas bernama Nalagiri,

Kekuatan Metta

��

Asadhananda

yangbiasadigunakanuntukmenghukumpenjahat.Gajah buas itu berlari menyerbu ke arah sangBuddhadenganteriakanyangmengerikan.Ananda,siswa utama sang Buddha berusaha menghalangi,namunterlambat.

Tapi dengan tenang sang Buddha memancarkankekuatan-pikiran yang penuh metta kepada gajahitu. Akibatnya sungguh cepat dan menakjubkan.Setelah berada di dekat sang Buddha, gajah ituberubahmenjadijinaksepertipemabukyangsadar.Gajahitu,demikiandikatakan,menekukkaki-kakidepannya, dan berlutut seperti gajah-gajah dalampertunjukansirkus.

VisakhayangpenuhKasih

KitabVisuddhimaggamencatatkisahseorangtuan-tanah bernama Visakha, yang memiliki seluruhdaerah Pataliputra. Ia mendengar bahwa BuddhaDharmasedangtumbuhdanberkembangdipulauSri Lanka, vihara dan stupa dibangun di seluruhpenjuru pulau. Dengan iklim yang mendukungitu,rakyatdisanasangatantusiasdalammengikutiAjaransangBuddhadenganketekunanyangbesar.

��

Metta

Maka Visakha memutuskan untuk pindah keSri Lanka dan menghabiskan hari tuanya sebagaianggota Sangha. Demikianlah, ia memberikanseluruh hartanya kepada isteri dan anak-anaknya,meninggalkan rumahnya hanya berbekal sekepinguangemas.Tapidengankepandaiannya,uangemasitubertambahjumlahnyajadiseribukepingdarihasilbisnisyangdilakukannyasaatsinggahdiTamralipi.

AkhirnyaiasampaidiSriLankadanpergikeibukotaAnuradhapura.DisanaiapergikeMahaviharayangterkenal dan memohon kepada pimpinan viharauntuk diterima dalam persamuhan Sangha. Saatia dibimbing ke suatu ruangan untuk menjalaniupacarapentahbisan,kantunguangemasnya jatuhke lantai.Ketikaditanya,“Apa itu?” iamenjawab,“Seribu keping uang emas”; ketika diberitahubahwa bhikkhu tidak boleh memiliki uang, iamenjawab, “Saya tidak hendak memilikinya,melainkan hendak membagi-bagikannya kepadasetiaporangyanghadirdalamupacara ini.”Makaiapunmenebarkanuangemasnyadihalamandepanruangpentahbisan,sambilberkata,“Janganbiarkanorang yang menghadiri pentahbisanku pulangdengantangankosong.”Setelah melewati lima tahun bersama gurunya,

��

Asadhananda

VisakhapergikehutanCittalapabbatayangterkenal,tempat tinggal sejumlah bhikkhu yang memilikikekuatan adi-duniawi. Di tengah perjalanan iasampai pada persimpangan, dan berdiri bingunghendak memtuskan mana jalan yang menujuke hutan Cittalapabbata. Tapi dengan kekuatanyang dimilikinya dari latihan meditasi metta, dihadapannya muncul dewa gunung menunjukkanjalan. Setibanya di hutan, ia menemukan sebuahpondokdantinggaldidalamnya.

Setelahberdiamselamaempatbulan,ketikaituiaberpikir hendak pergi keesokan harinya, sebelummendengarsuaraisak-tangis.Iapunbertanya,“Siapaitu?”“YangMulia,sayaadalahManiliya(dewapenunggupohonmanila).”

“Mengapaengkaumenangis?”“Karenaandaberpikirhendakmeninggalkantempatini.”

“Apakahmanfaatkeberadaankudisinibagimu?”“Yang Mulia, selama anda tinggal di sini, paradewadanmakhluk-makhlukhalusdisinimenjadiramah-tamahdanbersahabatsatudenganyanglain.

��

Metta

Bila anda pergi, mereka akan mulai bertikai danberseterulagi.”

“Baiklah,jikakeberadaankudisinimembuathidupkaliandamai,sungguhbaik.”Demikianlahiatinggallagi di sana selama empat bulan. Tapi ketika iakembali berpikir hendak meninggalkan tempatitu,lagi-lagiterdengarsuaratangis.Syahdan,iapunmenetapdisanahinggaakhirnyamencapaiNibbana.Begitulah kekuatan metta-bhavana berpengaruhkepadamakhluklain,bahkankepadamakhlukyangtidakkelihatan.

Kekuatan metta tidak pernah dapat dijelaskan.Komentar kitab Pali menjelaskannya dengancerita-cerita,bukanhanyatentangbhikkhu,tetapijuga tentang orang awam yang dapat mengatasimara-bahaya,termasuksenjatadanracun,melaluipancaran kekuatan metta —kasih yang tidakberpusatpadaego.

Tapi jangan mencampur-adukkan metta denganperasaan yang cengeng. Metta adalah milik orangyangkuatbatinnya.Sesungguhnyadenganmettalah,bukan dengan kekuatan atau senjata nuklir, kitadapatmenciptakanperdamaiandunia.

�0

Asadhananda

Dalamduniaspiritual,meluluaturan-aturan“janganbegini, janganbegitu” yangbanyakkita jumpaididunia,tidaklahbanyakartinya.Yanglebihpentingadalah tindakan kasih kita terhadap segala oranglain,apapunyangdilakukannyaterhadapkita.

Sabda sang Buddha, “permusuhan tidak akanberakhir kecuali dibalas dengan kasih” dan“kemenanganpalingberhargaadalah(kemenangan)yang diperoleh atas diri sendiri” sungguh tidakpernahusang.Kitasemuamengetahuibahwadalampertikaian kedua pihak akan merugi, seperti kitajugatahubahwakemarahankitakepadaoranglaintakubahnyadebuyangdilemparkanmelawanangindan mengenai muka sendiri. Tapi pengetahuantentangkasihituseringtidakbanyakberartikarenatidakdiujudkansecaranyatadalamsuatutindakankasih.

Kasih Universal Dalam Praktek

��

Metta

Sebuah teori psikoanalisis modern membedakanempatmacamsikap-mental yang tersembunyidibaliksetiaptindakanmanusia,yaitu:

(1)SayatidakOke,kamutidakOke(2)SayatidakOke,kamuOke(3)SayaOke,kamutidakOke(4)SayaOke,kamuOke.

Dari semua itu, sikapyangkeempatmengandungapa yang kita sebut tindakan kasih. Orang yangberkata dalam hatinya, “untuk kebaikanku danuntukkebaikanmujuga,”adalahseorangoptimistisyang selalu mencoba melihat sisi baik dari semuaorang dan semua situasi. Dengan begitu ia dapatmulai belajar mengerti dan menerima dirinyasendirimaupunorang(makhluk)lain,danmelihatbahwa tidak ada satu orangpun di dunia ini yangtidakmemilikisisibaik.

Ia yang hendak mempraktekkan tindakan kasihdalam setiap segi kehidupan akan terus berusahamencapai kebahagiaan bagi semua, bagi dirinyasendiri dan orang lain. Berikut ini adalah kutipansabda-sabda sang Buddha mengenai kasih sebagaiperisaiyangmengalahkankebencian.

��

Asadhananda

KakacupamaSutta,MajjhimaNikaya21

“Phagguna,jikaseseorangmemukulwajahmu,makaengkautidakbolehmenanggapidanberpikirsecaraduniawi. Dalam hal ini, Phagguna, engkau harusmelatih dirimu demikian: ‘Batinku tidak bolehterpengaruh oleh hal ini, begitu pula tidak akankuberikesempatanbagikeluarnyakata-katakasar;sebaliknya aku akan tetap penuh perhatian danbelas kasihan,denganbatinpenuhkasih,dan akutiadaakanmenjadibenci.’Inilahcaranya,Phagguna,bagaimanaengkauharusmelatihdirimu.

“Phagguna, jika seseorang meninjumu dengantangannya, atau melemparmu dengan tanah, ataumemukulmudengankayu,ataumelukaimudenganpedangnya, maka engkau tidak boleh menanggapidan berpikir secara duniawi. Dalam hal ini,Phagguna,engkauharusmelatihdirimudemikian:‘Batinkutidakbolehterpengaruholehhalini,begitupulatidakakankuberikesempatanbagikeluarnyakata-kata kasar; sebaliknya aku akan tetap penuhperhatian dan belas kasihan, dengan batin penuhkasih, dan aku tiada akan menjadi benci.’ Inilahcaranya,Phagguna,bagaimanaengkauharusmelatihdirimu.

��

Metta

KisahtentangPuteriVedehika

“Pada masa lalu, bhikkhu-bhikkhu, di Savatthiini, ada seorang puteri, Vedehika namanya. Dan,bhikkhu-bhikkhu, puteri Vedehika ini terkenalmemiliki reputasi baik: ‘Puteri Vedehika lemah-lembut, puteri Vedehika halus, puteri Vedehikatenang perilakunya.’ Bhikkhu-bhikkhu, puteriVedehika mempunyai seorang wanita pelayan,Kali namanya, yang bekerja dengan baik, rajin,dan patut dipuji. Kemudian, bhikkhu-bhikkhu,muncul pikiran padanya, Kali si wanita pelayan,‘Puteriku terkenalmemiliki reputasibaik: “PuteriVedehika lemah-lembut, puteri Vedehika halus,puteriVedehikatenangperilakunya.”Mungkinkahputerikumemilikikemarahandalamdirinyatetapitidak ditunjukkannya, ataukah ia tidak memilikikemarahan? Ataukah karena aku bekerja denganbaik maka meski ia memiliki kemarahan, tidakditunjukkannya,danbukankarenaiatidakmemilikikemarahan?Mengapaakutidakmengujinya?’

“Demikianlah, bhikkhu-bhikkhu, Kali si wanitapelayanbangunterlambatkeesokanharinya.Dan,bhikkhu-bhikkhu, puteri Vedehika menegurnya:‘Kali!’ —’Ada apa, puteri?’ —’Mengapa engkau

��

Asadhananda

bangunterlambat?’—’Oh,tidakapa-apa,puteriku.’—’Hah!Betulsekali,tidakapa-apa!Pelayanjahat,bangun terlambat!’ Marah dan tidak senang, iamerengut.

“Kemudian,bhikkhu-bhikkhu,Kalisiwanitapelayanberpikir, ‘Meski puteriku memiliki kemarahandalam dirinya tetapi tidak ditunjukkannya, danbukannya ia tidak memiliki kemarahan. Karenaaku bekerja dengan baik maka meski ia memilikikemarahan, tidak ditunjukkannya, dan bukankarenaiatidakmemilikikemarahan.Mengapaakutidakmengujinyalebihjauh?’

“Sekarang,bhikkhu-bhikkhu,Kalisiwanitapelayanbangunlebihterlambatpadakeesokanharinya.Dan,bhikkhu-bhikkhu, puteri Vedehika menegurnya:‘Kali!’ —’Ada apa, puteri?’ —’Mengapa engkaubangunlebihterlambatdarikemarin?’—’Oh,tidakapa-apa,puteriku.’—’Hah!Betulsekali,tidakapa-apa! Pelayan jahat, bangun terlambat!’ Denganmarah,iamenunjukkanrasatidaksenangnya.

“Kemudian,bhikkhu-bhikkhu,Kalisiwanitapelayanberpikir, ‘Meski puteriku memiliki kemarahandalam dirinya tetapi tidak ditunjukkannya, dan

��

Metta

bukannya ia tidak memiliki kemarahan. Karenaaku bekerja dengan baik maka meski ia memilikikemarahan, tidak ditunjukkannya, dan bukankarenaiatidakmemilikikemarahan.Mengapaakutidakmengujinyalebihjauhlagi?’

“Maka, bhikkhu-bhikkhu, Kali si wanita pelayanbangun lebih terlambat lagi pada keesokanharinya. Dan, bhikkhu-bhikkhu, puteri Vedehikamenegurnya: ‘Kali!’ —’Ada apa, puteri?’ —’Mengapaengkaubangunbegituterlambat?’—’Oh,tidakapa-apa,puteriku.’—’Hah!Betulsekali,tidakapa-apa!Engkaupelayanjahat,bangunterlambat!’Merasamarahdantidaksenang,iamemukulkepalapelayannyadenganpalangpintu,hinggaterluka.

“Sekarang, bhikkhu-bhikkhu, Kali si wanitapelayan,dengankepalaterlukadanberdarah,pergiketetangga-tetanggasambilberteriak:‘Lihat,tuan-tuan,inilahperbuatanseorangyanglemah-lembut!Lihat, tuan-tuan, inilah perbuatan seorang yanghalus! Lihat, tuan-tuan, inilah perbuatan seorangyang tenang perilakunya! Bagaimana ia berkatakepada pelayannya, “Engkau bangun terlambat,”dengan marah dan tidak senang ia mengambilpalang-pintu,memukulkepalakusehinggaterluka.’

��

Asadhananda

“Dankemudian,bhikkhu-bhikkhu,puteriVedehikapunterkenalmemilikireputasiyangburuk:‘PuteriVedehikakasar,puteriVedehikaberangasan,puteriVedehikatidaktenangperilakunya.’

“Begitulah, bhikkhu-bhikkhu, adadi antara kalianyang begitu lemah-lembut, begitu halus, begitutenang perilakunya —selama tidak ada kata-katayangmenyinggungmu; tetapi ketika ada kata-katayangdapatmembuattersinggung,barulahkelihatanapakah ia betul lemah-lembut, halus, dan tenangperilakunya....

Limamacamperkataan

“Bhikkhu-bhikkhu, ada lima macam perkataanyang biasa digunakan orang saat bicara kepadamu—perkataan yang tepat waktunya dan yang tidaktepat, yang benar dan yang salah, yang lembutdanyangkasar,yangdidasari itikadbaikdanyangburuk,yangkeluardarihatiyangpenuhkasihdanyangbermusuhan.

“...menghadapi setiap macam perkataan itu,bhikkhu-bhikkhu, engkau harus melatih dirimudemikian: ‘Batinku tidak boleh terpengaruh oleh

��

Metta

hal ini,begitupula tidakakankuberikesempatanbagikeluarnyakata-katakasar;sebaliknyaakuakantetap penuh perhatian dan belas kasihan, denganbatin penuh kasih, dan aku tiada akan menjadibenci. Sebaliknya aku akan memancarkan pikiranyangpenuhkasihuniversalkepadaorangtersebut,bersama seluruh alam semesta —pikiran yangtumbuh menjadi besar, mulia, dan tanpa batas.Aku akan memancarkan pikiran yang bebas daripermusuhan dan itikad buruk ini.’ Dengan carainilah, bhikkhu-bhikkhu, engkau harus melatihdiri.

Perumpamaan orang yang hendak melenyapkanbumi

“Andaikan, bhikkhu-bhikkhu, ada seseorang yangdatangkepadamu,memegangcangkuldankeranjangsambilberkata:‘sayaakanmelenyapkanbumiini.”Kemudianorangitumulaimencangkultanahdisinidandisana,meludahdisinidandisana,kencingdisinidandisana,sambiltakhenti-hentinyaberkata:‘Enyah, lenyap.’Bagaimanamenurutmu,bhikkhu-bhikkhu, apakah orang ini bisa melenyapkanbumi?”

��

Asadhananda

“Tidak,pastitidak,YangAriya.”“Mengapa?”

“Karenabumiini,YangAriya,dalamtakterhingga,dan tidak mungkin orang itu melenyapkannya.Sebaliknya, orang itulah yang akan frustrasi danputus-asa.”

“Begitu pula, bhikkhu-bhikkhu, orang bolehmenggunakanlimamacamperkataansaatberbicaradenganmu, ...tetapi engkau harus melatih dirimudemikian, ‘Batinku tidak boleh terpengaruh olehhal ini,begitupula tidakakankuberikesempatanbagikeluarnyakata-katakasar;sebaliknyaakuakantetap penuh perhatian dan belas kasihan, denganbatin penuh kasih, dan aku tiada akan menjadibenci. Sebaliknya aku akan memancarkan pikiranyangpenuhkasihuniversalkepadaorangtersebut,bersama seluruh alam semesta —pikiran yangtumbuh menjadi besar, mulia, dan tanpa batas.Aku akan memancarkan pikiran yang bebas daripermusuhan dan itikad buruk ini.’ Dengan carainilah, bhikkhu-bhikkhu, engkau harus melatihdiri.

Perumpamaanorangyanghendakmelukisdiudara

��

Metta

“Umpama,bhikkhu-bhikkhu,adaseseorangdatangkepadamu,membawacatdankuassambilberkata:‘Akuakanmelukisdiudara.’Bagaimanamenurutmu,bhikkhu-bhikkhu,dapatkahiamelukisdiudara?”

“Tidak,pastitidak,YangAriya.”“Mengapatidak?”

“Karena udara, Yang Ariya, tidak berbentuk dantidak terlihat. Ia tidak mungkin mengambar ataumelukis di udara. Sebaliknyalah, ia akan frustrasidanmerasaputus-asa.”

“Begitu pula, bhikkhu-bhikkhu, orang bolehmenggunakanlimamacamperkataansaatberbicaradenganmu, ...tetapi engkau harus melatih dirimudemikian, ‘Batinku tidak boleh terpengaruh olehhal ini,begitupula tidakakankuberikesempatanbagikeluarnyakata-katakasar;sebaliknyaakuakantetap penuh perhatian dan belas kasihan, denganbatin penuh kasih, dan aku tiada akan menjadibenci. Sebaliknya aku akan memancarkan pikiranyangpenuhkasihuniversalkepadaorangtersebut,bersama seluruh alam semesta —pikiran yangtumbuh menjadi besar, mulia, dan tanpa batas.Aku akan memancarkan pikiran yang bebas dari

�0

Asadhananda

permusuhan dan itikad buruk ini.’ Dengan carainilah, bhikkhu-bhikkhu, engkau harus melatihdiri.

PerumpamaanorangyanghendakmembakarSungaiGangga

“Andaikan pula, bhikkhu-bhikkhu, seseorangdatang membawa obor rumput yang menyalasambilberkata:“Denganoborrumputmenyalaini,akuhendakmembakardanmenghanguskansungaiGangga.’Bagaimanamenurutmu,bhikkhu-bhikkhu,dapatkahoranginimembakardanmenghanguskansungaiGanggadenganoborrumputnya?”

“Tidak,pastitidak,YangAriya.”“Mengapa?”

“Karena, Yang Ariya, sunggai Gangga dalam takterkira. Tidak mungkin orang itu membakar danmenghanguskan sungai Gangga dengan oborrumputnyayangmenyala.Sebaliknya,orangitulahyangakanfrustrasidanputus-asa.”

“Begitu pula, bhikkhu-bhikkhu, orang bolehmenggunakanlimamacamperkataansaatberbicara

��

Metta

denganmu, ...tetapi engkau harus melatih dirimudemikian, ‘Batinku tidak boleh terpengaruh olehhal ini,begitupula tidakakankuberikesempatanbagikeluarnyakata-katakasar;sebaliknyaakuakantetap penuh perhatian dan belas kasihan, denganbatin penuh kasih, dan aku tiada akan menjadibenci. Sebaliknya aku akan memancarkan pikiranyangpenuhkasihuniversalkepadaorangtersebut,bersama seluruh alam semesta —pikiran yangtumbuh menjadi besar, mulia, dan tanpa batas.Aku akan memancarkan pikiran yang bebas daripermusuhan dan itikad buruk ini.’ Dengan carainilah, bhikkhu-bhikkhu, engkau harus melatihdiri.

Perumpamaansebuahtaskulit

“Umpama,bhikkhu-bhikkhu,adasebuahtaskulityang terbuat dari kulit kucing yang kenyal danhalus, yang sudah disamak, diberi bahan kimia,dan diproses sedemikian hingga tidak dapatmengkerut ataupun terlipat. Lalu datang seorangpriadengan tongkat kayudi tangan yangberkata,“Dengan tongkat kayu ini aku akan memukul taskulit itu sehingga mengkerut dan terlipat-lipat....’ Bagaimana menurutmu, bhikkhu-bhikkhu,

��

Asadhananda

dapatkah ia membuat tas kulit itu terlipat danmengkerutdengantongkatkayunya?”

“Tidak,pastitidak,YangAriya.”“Mengapatidak?”

“Karena,YangAriya,taskulityangterbuatdarikulitkucing yang kenyal dan halus itu sudah disamak,diberibahankimia,dandiprosessedemikianhinggatidak dapat mengkerut ataupun terlipat. Ia tidakmungkin membuatnya terlipat atau mengkerutdengan tongkat kayunya. Sebaliknyalah, ia akanfrustrasidanmerasaputus-asa.”

“Begitu pula, bhikkhu-bhikkhu, orang bolehmenggunakanlimamacamperkataansaatberbicaradenganmu, ...tetapi engkau harus melatih dirimudemikian, ‘Batinku tidak boleh terpengaruh olehhal ini, begitu pula tidak akan kuberi kesempatanbagikeluarnyakata-katakasar;sebaliknyaakuakantetap penuh perhatian dan belas kasihan, denganbatin penuh kasih, dan aku tiada akan menjadibenci. Sebaliknya aku akan memancarkan pikiranyangpenuhkasihuniversal kepadaorang tersebut,bersamaseluruhalamsemesta—pikiranyangtumbuhmenjadi besar, mulia, dan tanpa batas. Aku akan

��

Metta

memancarkanpikiranyangbebasdaripermusuhandanitikadburukini.’Dengancara inilah,bhikkhu-bhikkhu,engkauharusmelatihdiri.

Perumpamaansebuahgergaji

“Bhikkhu-bhikkhu,bahkanjikasekawananpenjahatdengan sadis menyiksamu, memotong dagingmusedikit demi sedikit dengan gergaji bermata-dua,danbilaadadiantaramuyangmemilikititikadburukdi dalam hati maka ia belum meresapi Ajaranku.Bahikkhu-bhikkhu, bahkan dalam menghadapiperistiwasepertiiniengkauharusmelatihpikiranmudemikian, ‘Batinku tidak boleh terpengaruh olehhal ini,begitupula tidakakankuberikesempatanbagikeluarnyakata-katakasar;sebaliknyaakuakantetap penuh perhatian dan belas kasihan, denganbatin penuh kasih, dan aku tiada akan menjadibenci. Sebaliknya aku akan memancarkan pikiranyangpenuhkasihuniversalkepadaorangtersebut,bersama seluruh alam semesta —pikiran yangtumbuh menjadi besar, mulia, dan tanpa batas.Aku akan memancarkan pikiran yang bebas daripermusuhan dan itikad buruk ini.’ Dengan carainilah, bhikkhu-bhikkhu, engkau harus melatihdiri.

��

Asadhananda

“Bhikkhu-bhikkhu,jikaengkauterusmengingatdidalam hatimu perumpamaan ini, adakah kiranyaperkataan, kasar maupun halus, yang tidak dapatditahanolehmu?”“Tidakada,YangAriya.”

“Karenanya,bhikkhu-bhikkhu,engkauharusterusmengingat perumpamaan ini di dalam hatimu.Hal ini akan bermanfaat bagi kesejahteraan dankebahagiaanmu.”

Demikianlah yang disabdakan oleh Yang PenuhBerkah.Dengangembirabhikkhu-bhikkhuberserumemujiNya.

Tamuyangtidakmaumengambilmakanannya(AkkosaSutta,SamyuttaNikaya,7:2)

Ketika Yang Penuh Berkah sedang berdiam disebuah Hutan Bambu, di Rajagraha, seorangBrahmin bernama Akkosa Bharadvaja datangmenghampirinya. Akkosa adalah brahmin yangterkenalpemarah.IaberasaldarisukuBharadvaja,dan termasuk brahmin yang tidak menyetujui

��

Metta

jika sang Bhagava, yang berasal dari khsatriyadianggapsebagaiorangsuci.Kaliiniiasangatmarahmendengar salah seorang brahmin dari sukunyatelah menjadi bhikkhu di bawah asuhan PertapaGotama.MakasetibanyadihadapansangBhagava,Akkosasegeramelontarkancaci-makidankata-katayangkasardankotor.

Dicaci-makidemikian,sangBhagavaberkatakepadaBrahmin Akkosa Bharadvaja: ‘Baiklah, Brahmin,apakahteman-temanmu,sahabat,kenalan,kerabat,dantamu-tamusukadatangmengunjungimu?”“Ya, Gotama, kadang-kadang teman, sahabat,kenalan, kerabat, dan tamu-tamu datangmengunjungiaku.”

“Nah, Brahmin, apakah engkau menyuguhkanmakananataukue-kuekepadamereka?”“Ya, Gotama, kadang-kadang aku menyuguhkanmerekakue-kueataumakanan.”

“Tetapi,Brahmin,jikamerekatidakmengambilnya,siapayangakanmengambilnya?”“Jika,Gotama,merekatidakmengambilnya,akulahyangakanmengambilnyakembali.”

��

Asadhananda

“Demikianlah, Brahmin, engkau mencaci-makiaku yang tidak balas mencacimu, engkau marahkepadaku yang tidak balas memarahimu, engkaubertengkardengankuyangtidakmeladenimu.Semuamilikmuitutidakkuambilbarangsatupun.Engkausendirilah, Brahmin, yang akan mengambilnya;semuanya,Brahmin,kepunyaanmu.“Jika, Brahmin, seseorang balas mencaci ketikadicaci, membalas kemarahan dengan kemarahan,dan melayani pertengkaran, barulah dapatdisebut cocok satu sama lain. Tetapi aku tidakdemikian. Karenanya engkau sendirilah, Brahmin,yang akan mengambilnya; semuanya, Brahmin,kepunyaanmu.”

“...KapankahGotamaYangMuliapernahmarah?”JawabsangBhagava:

“Dimanakahkemarahanbaginyayangtelahbebasdarirasamarahdanyangmemilikiketenangansempurna...?IayangmembalaskemarahandengankemarahanlebihburukdariyangpertamaBarangsiapayangtidakmembalaskemarahandengankemarahan,bagaikanmemenangkanpeperanganbesar.

��

Metta

Iamenunjangkebaikankeduapihak,dirinyadanpihaklain.Mengetahuibahwaoranglainsedangmarah,iadengansadartetaptinggaltenangdanberusahameredakankemarahandirinyadanpihaklain.Tapiyangtidakmengetahuikebijaksanaansejatimenyebutnyasebagaiorangbodoh.

Mendengarkata-katasangBhagava,BrahminAkkosaBharadvajamenjadisadar.IamemohonkepadasangBhagavaagardiijinkanbergabungdalampersamuhanbhikkhu,meninggalkankehidupanduniawihinggaakhirnyamenjadiArahat.

Kayuyangterbakarpadakeduaujungnya(ChavalataSutta,AnguttaraNikaya)

“Bhikkhu-bhikkhu, ada empat macam orang didunia ini. Apakah yang empat itu? Yaitu orangyangtidakmemperhatikankepentingandirisendirimaupun kepentingan orang lain; lalu orang yanghanyamementingkanoranglaintapitidakbagidirisendiri;kemudianorangyanghanyamemperhatikankepentingan diri sendiri tapi tidak kepentingan

��

Asadhananda

orang lain; akhirnya orang yang memperhatikankepentingan diri sendiri dan kepentingan oranglain.

“Seperti halnya, bhikkhu-bhikkhu, sebatang kayudiperapian, yang terbakar kedua ujungnya danhangushinggaketengahnya,tidakdapatlagidipakaisebagai bahan bakar atau bangunan; begitulah,bhikkhu-bhikkhu,orangyangtidakmemperhatikankepentingannyasendirimaupunkepentinganoranglain.

“Bhikkhu-bhikkhu, ada orang yang hanyamemperhatikankepentinganoranglaintetapitidakkepentingan sendiri; dibandingkan dengan yangpertama, orang ini lebih baik. Bhikkhu-bhikkhu,ada pula orang yang hanya memperhatikankepentingan sendiri tapi tidak kepentingan oranglain; dibandingkan dengan dua yang terdahulu,orang inimasih lebihbaik.Tapibhikkhu-bhikkhu,akhirnya ada orang yang memperhatikan baikkepentingannyasendirimaupunkepentinganoranglain;diantarasemuanya,dialahyangterbaik,yangutama,yangterbesar,yangtertinggi.”

��

Metta

Kerugianbagiorangyangmarah(AnguttaraNikaya,Sattaka-nipata60)

“Bhikkhu-bhikkhu, ada tujuh hal yang merugikanbaginya yang diliputi oleh kemarahan, baik iaseorangwanitaatauseorangpria.Apakahtujuhhalitu?

“Orang suka mengharapkan musuhnya demikian,‘Semoga ia menjadi jelek.’ Mengapa? Karena iatidakmerasasenangjikamusuhnyacantik.Dalammarahnya,orangituterusdihantuidandikendalikanoleh kemarahan; sehingga meskipun ia sudahmandi dengan bersih, memakai minyak wangi,rambut tersisir rapi, dan berpakaian putih-putih,masihsajaianampakjelekkarenakemarahanterusmeliputinya.Inilahkerugianpertamayangdialamiseorangyangmarah.

“Orang juga suka mengharapkan musuhnyademikian, ‘Semoga ia tidak bisa tidur.’ Mengapa?Karenaiatidakmerasasenangjikamusuhnyabisatidurdengannyenyak.Dalammarahnya,orangituterus dihantui dan dikendalikan oleh kemarahan;sehingga meskipun ia berbaring di atas ranjangyangempukberalaskankulitrusa,denganbantaldi

�0

Asadhananda

kepaladandikakinya,masihsajaiatidakbisatidurkarena kemarahan terus menghantuinya. Inilahkerugiankeduayangdialamiseorangyangmarah.

“Orang juga suka mengharapkan musuhnyademikian, ‘Semoga iatidakberuntung.’Mengapa?Karena ia tidak merasa senang jika musuhnyaberuntung. Dalam marahnya, orang itu terusdihantuidandikendalikanolehkemarahan;sehinggaiamengirayangbaiksebagaiburukdanyangburuksebagai baik, hal ini berlaku dalam segala halsehinggamembuahkankemalanganbaginya,karenaiaselaludiliputikemarahan.Inilahkerugianketigayangdialamiseorangyangmarah.

“Orang juga suka mengharapkan musuhnyademikian,‘Semogaiatidakmenjadikaya.’Mengapa?Karenaiatidakmerasasenangjikamusuhnyakaya.Dalam marahnya, orang itu terus dihantui dandikendalikanolehkemarahan;sehinggabetapapunia mengumpulkan kekayaan dengan susah-payah,dengankeduatangannyasendiri secarasah,masihsaja pemerintah mengambil kekayaannya (dalambentukdenda)karenaiaselaludiliputikemarahan.Inilahkerugiankeempatyangdialamiseorangyangmarah.

��

Metta

“Orang juga suka mengharapkan musuhnyademikian,‘Semogaiatidaktermashyur.’Mengapa?Karena ia tidak merasa senang jika musuhnyamenjadi termashyur. Dalam marahnya, orang ituterus dihantui dan dikendalikan oleh kemarahan;sehinggakemashyuranyangtelahdicapainyadengantekun menjadi hilang karena ia selalu diliputikemarahan. Inilah kerugian kelima yang dialamiseorangyangmarah.

“Orang juga suka mengharapkan musuhnyademikian, ‘Semoga ia tidak memiliki teman.’Mengapa? Karena ia tidak merasa senang jikamusuhnya memiliki banyak teman. Dalammarahnya,orangituterusdihantuidandikendalikanoleh kemarahan; sehingga teman-teman, kenalan,dankerabatyangdimilikinyapun larimenyingkir,karenaiaselaludiliputikemarahan.Inilahkerugiankeenamyangdialamiseorangyangmarah.

“Orang juga suka mengharapkan musuhnyademikian,‘Semogaiaterlahirkembalidialam-alammenyedihkan, setelah kematiannya.’ Mengapa?Karena ia tidak merasa senang jika musuhnyadilahirkan kembali di alam yang menyenangkan.Dalam marahnya, orang itu terus dihantui dan

��

Asadhananda

dikendalikan oleh kemarahan; ia pun melakukanperbuatan buruk dengan tubuh, ucapan, danpikirannya,sehinggasetelahkematiannyaiaterlahir-kembalidialam-alamyangmenyedihkan,karenaiaselaludiliputikemarahan. Inilahkerugianketujuhyangdialamiseorangyangmarah.

Renungantentangkemarahandanpermusuhan(Dhammapada 3-5, 197, dan Majjhima Nikaya,Sutta128)

“Iamenghinaku,iamemukulku,iamengalahkanku,iamengambilmilikku”Kebenciantidakakanlenyapdarinyayangpikirannyadiliputipermusuhan.

“Iamenghinaku,iamemukulku,iamengalahkanku,iamengambilmilikku”Kebencianakanlenyapdarinyayangpikirannyatidakdiliputipermusuhan.

“Karenapermusuhantidakdapatdikalahkandengankebencian,melainkandenganKasih—inilahhukumyangabadi.”

��

Metta

Bagaimanameredakankemarahan(AnguttaraNikaya,Pancaka-nipata161)

“Bhikkhu-bhikkhu,adalimacarauntukmenghadapiorangyangmarah.Apakahyanglimaitu?

“Dengan memancarkan Kasih, kemarahan akanreda.“Denganbelas-kasihan,kemarahanakanreda.“Denganketenanganbatin,kemarahanakanreda.“Dengan melupakan orang itu, kemarahan akanreda.“Denganmerenungkan:setiaporangadalahpemilikperbuatannya, pewaris perbuatannya, terlahirkarena perbuatannya, dan bertanggung-jawab atasperbuatannyasendiri,makakemarahanakanreda.

“Inilah, bhikkhu-bhikkhu, lima cara untukmenghadapiorangyangmarah.”

��

Asadhananda

MettaadalahKasihyang:1.Bebas dari keinginan untuk memiliki —karenadalam tingkat yang tertinggi tidak ada “pemilik”dan“yangdimiliki”.

2.Bebasdaripikirandanistilah-istilahtentang“Aku”—yangdisebut“Aku”hanyalahkhayalbelaka.

3.Memperlakukan orang (makhluk) lain sebagaisubjekyangbebas,bukansebagaikepunyaanyangbertugasmemenuhikepentinganyangempunya.

4.Memperhatikanorang(makhluklain)sebagaimanaadanyamereka,sepertikataErichFromm:

“Perhatian adalah kemampuan memandangpribadi lain sebagaimana adanya, dan menyadariindividualitasnya

Epilogia

��

Metta

yangunik.Perhatianberartimembiarkanpribadilainituberkembangdanmembukadirinyasebagaimanaadanya, demi dirinya sendiri dan dengan caranyasendiri, bukan untuk mengabdi kepada saya....Perhatian ada hanya atas dasar kebebasan....Jelaslah bahwa perhatian hanya mungkin jikasaya dapat berdiri dan berjalan tanpa tongkat,tanpa terpaksa menguasai dan mengeksploitasisiapapun.”

5.Tidakmemilih ataumembedakan—yanghanyaakanmenimbulkanmusuh-musuhKasih:tidaksukadankebencian.

6.Meliputisemuamakhluk,besar-kecil,jauh-dekat,ditanah,diair,dandiudara.

7.Meliputi semua makhluk, yang berbatin muliamaupunyangrendah,baikataujahat.Kepadayangmulia dan baik, Kasih memancar secara spontan.Kasihjugadipancarkankepadayangrendahdanjahatkarenamerekalahyangpalingmembutuhkan.Dalamdiri mereka tiada kehangatan yang mendukungtumbuhnya kebaikan, benih-benih kebaikan matikedinginandalamduniayangkekurangankasih.

��

Asadhananda

8.Meliputi semua makhluk —sesama perantaudalam kehidupan yang berulang-ulang ini, yangsamaterperdayadalamPenderitaan.

9.Bukanlah nafsu yang membakar, menyakitkan,dan menyiksa, yang lebih menimbulkan lukaketimbang menyejukkan —muncul sekejap dansegera hilang, meninggalkan dingin dan sepi yanglebihmenggigit.

10.Adalah tangan yang memeluk dengan kuatnamun lembut, dengan simpati yang tak pernahberubah, tidak goyah, dan tidak tergantung padareaksi makhluk lain. Kasih menyejukkan merekayangterbakarapinafsudanpenderitaan;memberikehangatandanhidupbagimerekayang terbuangdi padang dingin sepi sendiri, yang menggelepardalam dunia yang beku tanpa kasih, yang hatinyakering,gersang,dankecewasetelahtiadahentinyamemintatolong.

11.Adalahhatiyangmuliadanpekertiyanghalus—yang mengetahui, mengerti, dan siap memberipertolongan.

12.Adalahenergiyangmemberikekuatan.

��

Metta

13.Adalah “pembebasan batin”, “puncak segalakeindahan”.

14.DanapakahpenjelmaanKasihyangtertinggi?Menunjukkankepadadunia,Jalanyangmembimbingke Lenyapnya Penderitaan, yang ditunjukkan,dicontohkan, dan telah ditembus olehNya, YangMahamulia,sangBuddha.

��

Asadhananda

Acharya Buddharakkhita 1989, Metta — ThePhilosophy&PracticeofUniversalLove,BuddhistPublicationSociety,SriLanka

_______________________1987,PositiveResponse— How to Meet Evil with Good, BuddhistPublicationSociety,SriLanka.

Nanamoli Thera 1964, The Practice of Loving-kindness (Metta), Buddhist Publication Society,SriLanka.

Nyanaponika Mahathera ____, The Four SublimeStates (Brahma-vihara), Syarikat Dharma,Malaysia.

Bahan Pustaka

��

Metta

�0

Asadhananda