metopen terstruktur
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 METOPEN TERSTRUKTUR
1/6
ALOKASI FOTOSINTAT DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium cepa)
YANG DIPERLAKUKAN DENGAN MIKORHIZA AMF ANDISOL DI
BREBES
OLEH :
ROSS NURUL ROHMAH B1J008126
MARIA MARDHITAMA M. B1J008128
RIZKI MAULIDA B1J008130
RATNA MEGA DWI P. B1J008136
NITA WULANDARI B1J008152
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2010
-
8/2/2019 METOPEN TERSTRUKTUR
2/6
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah salah satu tanaman
hortikultura bernilai ekonomis, dan potensial untuk dikembankan dalam meningkatkan
pen-dapatan petani. Bawang merah tergolong dalam sayuran rempah dan dapat digu-
nakan sebagai bumbu penyedap rasa makanan. Selain dimanfaatkan sebagai bahan
baku industri makanan, bawang merah juga digunakan sebagai bahan baku obat-
obatan, bakterisida dan fungisida (Rahavu dan Berlian, 1995).
Hasil total tanaman merupakan pengaruh langsung jumlah fotosintat yang
dihasilkan dan ditranslo-kasikan ke organ tanaman. Fotosintat merupakan bahan dasar
untuk pem-bentukan atau biosintesis protein, lemak, minyak dan komponen sel lainnya.
Oleh karena itu bobot dan kualitas urnbi berkaitan erat dengan jumlah dan alokasi
fotosintat.
Andisols adalah suatu jenis tanah yang cukup potensial untuk pengembangan
tanaman bawang merah karena. Andisols memiliki strutur tanah yang remah yang
sesual untuk pertumbuhan tanaman bawang merah. Dari segi sifat fisik Andisols relatif
baik untuk tanaman bawang. Kendala utama yang dihadapi pada tanah tersebut untuk
budidaya tanaman bawang merah, antara lain adalah tingginya fiksasi P dan rendahnya
ketersediaan P bagi tanaman. Di sisi lain, fosfor merupakan unsur hara makro yang
sangat diperlukan tanaman karena berperan dalam kegiatan pem-belahan sel,
pembentukan lemak dan albumin yang bermanfaat untuk tumbuhan, perkembangan
akar, pembungaan dan pembuahan (Aisyah D. Suyono, 1988). Tanaman bawang merah
sangat responsif terhadap unsur N, P, K bagi pertum-buhannya.
Upaya untuk mengatasi kekurangan unsur N, P dan K pada Andisols, antara
lain adalah dengan memanfaatkan jasad mikro seperti cendawan mikoriza arbuscular
(CMA) yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman (Yadi Setiadi, 1991). Peranan CMA tidak hanya dalam meningkatkan
penyerapan unsur P tanaman,juga terhadap penyerapan hara mineral lainnya seperti
unsur N dan S (Smith dan Reat, 1997).
1.2 Perumusan Masalah
-
8/2/2019 METOPEN TERSTRUKTUR
3/6
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan masalah:
1) Bagaimanakah pengaruh pemberian CMA terhadap pertumbuhan dan hasil
bawang merah?
2) Berapakah dosis optimum inokulan CMA yang memberikan basil bawang
merah tertinggi?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk:
1) mengetahui pengaruh pemberian CMA terhadap pertumbuhan dan basil
bawang merah.
2) menetapkan dosis optimum inokulan CMA yang memberikan hasil bawangmerah tertinggi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:
1) Memperbaiki kualitas tanah andisol di wilayah brebes dengan pemberian CMA
2) Membantu para petani bawang merah untuk meningkatkan produksi bawang
merah di Brebes.
1.5 Kerangka Penelitian
1.6 Hipotesis
Produksi bawang merah dengan tanah inokulan andisol dapat meningkatkan
produksi bawang merah. Dosis tertinggi inokulan CMA memberikan hasil bawang
merah tertinggi.
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN
2.1 Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian
-
8/2/2019 METOPEN TERSTRUKTUR
4/6
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Umbi bawang merah
2. Inokulan CMA.
Alat yang digunakan meliputi : termohigrograf, leaf area meter, oven listrik,
timbangan elektrik, seperangkat alat laboratorium untuk perbanyakan CMA, dan
seperangkat alat untuk menganalisis tanah dan tanaman.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanah ordo Andisols di Dinas Kehutanan dan
Konservasi Tanah Kabupaten Brebes pada 11 Januari 2011.
2.2 Metode Penelitian
Rancangan lingkungan vang diguna-kan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)pola fakionial. Total perlakuan adalah 12 kombinasi yang diulang sebanyak tiga kali,
Variabel karakteristika turnbuh yang dihitung adalah LAB, NLD, LTR, dan NPA.
1. Laju Asimilasi Bersih rata-rata (LAB) mingguan, yaitu laju pertambahan bobot
bahan kering tiap satuan luas daun per satuan waktu rata-rata selama periode
mingguan.
=
x (mg.cm-2 hari-1)
Tujuan perhitungan adalah untuk menggambarkan efisiensi asimilasi. Dalam
memproduksi bahan kering tanaman setiap satuan waktu rata- rata selama periode
mingguan.
2. Laju Tumbuh Relatif rata-rata (LTR) mingguan, yaitu laju pertambahan bahan
kering tanaman per satuan bobot bahan kering tanaman tiap satuan waktu rata-rata
selama periode mingguan,
= l g g-1 hari -1
-
8/2/2019 METOPEN TERSTRUKTUR
5/6
Tujuan perhitungan adalah untuk mengetahui efisiensi tanaman dalam menghasilkan
bahan kering setiap satuan waktu rata-rata selama periode mingguan.
3. Nisbah Luas Daun rata-rata (NLD) mingguan, yaitu nisbah luas daun dengan
bobot bahan kering tanaman rata-rata selama periode mingguan,
= ( )
Tujuan perhitungan adalah untuk mengetahui partisi fotosintat dalam Pembentukan
luasan daun tanaman rata-rata selama periode mingguan.
Arti lambang pada keempat rumus di atas adalah:
A1 = luas daun pada waktu TI,
A2 = luas daun pada waktu T2,
W1, = bobot bahan kering tanaman pada waktu T1.
W2 = bobot bahan kering tanaman pada waktu T2
T1, T2 menunjuk pada waktu selang seminggu berurutan
4. Derajat infeksi akar diukur pada fase vegetatif akhir dengan metode pewarnaan
dari Philips dan Hayman (1970).
5. Bobot umbi kering per rumpun
6. Serapan N, P dan K pada daun tanaman dianalisis dari contoh tanaman destruksi
pada umur 35 hari sesudah tanam (hst) dari setiap, satuan percobaan setelah diukur
luas daun dan, ditimbang bobot keringnya
2.3 Metode Analisis
Pengaruh perlakuan terhadap, pertumbuhan tanaman periode mingguan seperti
variabel LBA, LTR, dan NLD dianalisis dengan persamaan regresi terhadap periode
rningguan. Varlabel serapan-P, serapan-N, serapan-K tanaman, derajat infeksi akar dan
bobot umbi kering per tanaman masing-masing dianalisis dengan sidik ragam univariat
pada taraf nyata 5%. Uji lanjutan yang digunakan adalah Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf nyata 5 %. Dosis optimum CMA yang memberikan hasil umbi bawang
tertinggi (bobot umbi kering per rumpun) ditentukan dengan kurva respons.
-
8/2/2019 METOPEN TERSTRUKTUR
6/6
III. JADWAL KEGIATAN
KEGIATANBulan
1 2 3 4 5 6
Persiapan
Pelaksanaan
Penulisan
Seminar
DAFTAR REFERENSI
Lihiang, Anatje. 2009. Alokasi Fotosintat dan Hasil Bawang Merah (Alliumascalonicum l.) yang Diperlakukan dengan Mikorhiza AMF dan Pupuk
Kandang pada Andisol Lembang. Agritek Vol. 17 No. 6 Nopember 2009.Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNIMA