metodologi pengujian audit

Upload: manamanaada

Post on 09-Jul-2015

381 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

RMK METODOLOGI PENGUJIAN AUDIT

Kelompok 7: 1. Angga Apriano A.C 2. Lucky Nugraha 3. Rizky Andrian 4. Rayyan Ichwani

1. Menilai Resiko Pengendalian atau Pengujian Pengendalian Menilai resiko pengendalian (Assesing Control Risk) merupakan suatu proses mengevaluasi efektivitas pengendalian intern suatu entitas dalam mencegah atau mendeteki salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuannya: Untuk membantu auditor dalam membuat suatu pertimbangan mengenai resiko salah saji yang material dalam asersi laporan keuangan. Menilai resiko pengendalian jug membantu auditor dalam membuat keputusan mengenai sifat, waktu, dan cakupan dari prosedur audit. Dalam membuat penilaian resiko pengendalian untuk suatu asers, penting bagi auditor untuk: Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman mengenai apakah pengendalian yang berhubungan dengan asersi telah dirancang dan diterapkan dalam operasi oleh manajemen entitas. Mngidentifikasi salah saji potensial yang dapat muncul dalam asersi entitas. Mengidentifikasi pengendalian-pengendalian yang diperlukan yang mungkin akan mencegah atau mendeteksidan memperbaiki salah saji. Melaksanakan pengujian pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian yang diperlukan untuk menentukan efektivitas rancangan dan pengoperasian dari pengendalian-pengendalian tersebut. Mengevaluasi bukti dan membuat penilaian yang diperoleh dari 1)prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern 2) pengujian pengendalian yang berhubungan. 2. Menilai Resiko Pengendalian dalam suatu Lingkungan Teknologi Informasi a. Strategi untuk Melaksanakan Pengujian Pengendalian Berikut ini adalah tiga strategi yang berhubungan dengan penilaian resiko pengendalian: Menilai resiko pengendalian berdasarkan pengendalian pemakai Merencanakan suatu penilaian resiko pengendalian yang rendah berdasarkan pengendalian aplikasi Merencanakan suatu penilaian resiko pengendalian yang tinggi berdasarkan pada pengendalian umum dan tindak lanjut manual. b. Teknik Audit Berbantuan Komputer Teknik audit berbantuan komputer meliputi penggunaan komputer untuk secara langsung menguji pengendalian aplikasi. Pengujian ini digunakan secara ekstensif dalam menguji rutinitas validasi masukan dan pengendalian pemrosesan terprogam. Auditor mungkin menemukan bahwa penggunaan komputer dalam pengujian pengendalian menguntungkan apabila: Bagian signifikan dari pengendalian intern terdapat dalam suatu program komputer Terdapat batas yang signifikan dalam jejak audit yang dapat dilihat

Terdapat volume catatan dalam jumlah besar untuk diuji Teknik berbantuan komputer penting yang digunakan untuk menguji pengoperasian dari pengendalian aplikasi terprogram tertentu termasuk: Simulasi Paralel Data pengujian Pengujian terintegrasi 3. Menilai Pengendalian Teknologi Informasi Proses untuk menilai resiko pengendalian adalah sama baik ketika klien menggunakan pengendalian manual, pengendalian yang mengambil keuntungan dari teknologi informasi, atau keduanya. Oleh karena itu penting untuk: Memepertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh suatu pemhaman. Mengidentifikasi salah saji potensial yang muncul dalam asersi Mengidentifikasikan pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji tsb. Melaksanakan pengujian pengendalian Mengevaluasi bukti dan membuat penilaian

Merancang Pengujian Pengendalian Pengujian pengendalian yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi dari suatu pengendalian berkaitan dengan 1) bagaimana pengendalian diterapkan 2) Konsistensi ketika pengendalian diterapkan slama periode dan 3) oleh siapa pengendalian diterapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkt keyakinan yang diperoleh dati pengujian pengendalian: Jenis bukti Sumber bukti Ketepatan waktu bukti Keberadaan bukti lain

Menggunakan Auditor Internal dalam pengujian Pengendalian Jika seorang klien memiliki fungsi auditor internal, auditor dapat: Mengkoordinasikan pekerjaan auditnya dengan auditor internal Menggunkan auditor internal dalam untuk menyediakan bantuan langsung dalam audit

Pengujian bertujuan ganda

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF Konsep dasar dari sampling audit dan penerapan sampling dalam pengujian pengendalian telah dijelaskan pada bab terdahulu. Bab ini akan mempertimbangkan penggunaan sampling audit dalam pengujian substantive. Bab ini dibagi kedalam empat bagian : (1)konsep dasar, (2) sampling PSS(probability-proportional-to-size), (3) sampling variable klasik, dan (4) sampling nonstatikdalam pengujian substantive.

KONSEP DASAR SIFAT DAN TUJUAN Rencana sampling unutk pengujian substantive dapat dirancang untuk (1) memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material(misalnya, nilai buku piutan usaha) atau (2) membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu (misalanya, nialai persediaan yang tidak dicatat pada nilai bukunya). Penekanan pada bab ini adalah pada tujuan yang pertama. KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN RISIKO AUDIT Auditor dibenarkan untuk menerima beberapa ketidakpastian dalam pengujian substantive jika biaya dan waktu yang dibutuhkan untul pengujian 100% atas item dalam populasi, menurut pertimbangannya, lebih besara daripada konsekuensi kemungkinan kesalahan pendapat karena hanya menguji sampel data. Sampling audit dalam pengujian substantive ditujukan baik untuk risiko samoling dan risiko nonsampling. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 12, risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantive adalah : Risiko kesalahan penerimaan (sering disebut sebagai risiko beta) yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material ketika sebenarnya saldo akun tesebut salah saji material. Risiko kesalahan penolakan (sering disebut sebagai risiko alfa) - yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat adalah salah saji secara material ketika sebenarnya saldo akun tersebut tidak salah saji secara material. Risiko kesalahn penerimaan dalam sampling audit berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan denagn pengujian substantive terinci yang spesifik (specific

substantive test of details) yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Risiko kesalahan penerimaan dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemecahan utnuk TD sebagai berikut:

Auditor juga dapat menentukan risiko kesalahan penerimaan secara kualitatif dengan menggunakan matriks risiko pada gambar 8-2. Dengn demikian, risiko tersebut tidak menunjukkan kemungkinan bahwa seluruh pengujian substantive yang diterapkan pada akun yang diuji akan gagal mendeteksi setiap salah saji yang material.

PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK Dua pendekatan sampling statistic berikut dapat diigunakan oleh auditor dalam pengujian substantive: (1) sampling PPS (probability-proportional-to-size), (2) sampling variable klasik (classical variable sampling). Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling PPS didasarkan pada teori sampling atribut (attribute sampling theory), sedangkan sampling variable klasik didasarkan pada teori distribusi normal(normal distribution theory). Setiap pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuaii standar pekerjaan lapangan yang ketiga. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu, sebagaimana deijelaskan dalam bab ini, salah satu pendekatan mungkin lebih praktis dan sesuai dalam memenuhi tujuan auditor dibandingkan pendekatan lainnya. SAMPLING PPS (PROBABILTY-PRORPRSTIONAL-TO-SIZE) Sampling PPS adalah pendekatan uang menggunakan teori sampling atribut (attribute sampling theory) utnuk membuat kesimpulan dalam jumlah nominal, bukan dalam tingkat penyimpangan. Bentuk sampling ini dapat digunakan dalam pengujian substantive atas transaksidana atas saldo. Sampling PPS bukan merupakan pendekatan yang paling efektif biaya untuk piutang dan persediaan pada saat kondisi-kondisi diatas tidak terpenuhi dan tujuan utamanya adalah untuk mengestimasi secara independen nilai kelompok transaksi atau saldo. RENCANA SAMPLING

Langkah-langkah dalam rencana sampling PPS mirip, tetapi tidak identik, dengan sampling attribute. Langkah-langkah tersebut adalah: Menentukan tujuan rencana Menentukan populasi dan unit sampling Menentukan ukuran sampel Menentukan metode p[emilihan sampling Melaksanakan rencan sampling Mengevalusi hasil sampel Pertimbangan-pertimbangan dalam pelaksanaan langkah-langkahini dijelaskan dalam bagian selanjutnya, dan sebuah studi kasus digunakan untuk mengilustrasikan setiap langkah tersebut. Auditor harus mendokumentasikan setiap langkah dalam kertas kerja. MENENTUKAN TUJUAN RENCANA SAMPLING Tujuan rencana sampling PPS pada umumnya adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah sajji secara material.Asersi laporan keuangan tertentu yang mempengaruhi bukti sampel yang dipakai tergantung pada prosedur audit yang dipakai untuk item sampel tersebut. MENETAPKAN POPULASI DAN UNIT SAMPLING Populasi (population) terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah seluruh item tersebut akan diikutkan. Unit sampling (sampling unit) dalam sampling PPS adalah dollar itu sendiri, dan populasinya adalah jumlah dollar yang sama dengan jumlah total dollar pada populasi tersebut. Setiap dolar dalam populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Meskipun setiap dollar tersebut merupakan dasar pemilihan sampel, namun auditor sesungguhnya tidak menguji dollar secara individu dalam populasinya. Yang diuji oleh auditor adalah akun, transaksi, dokumen, atau item-item sejenis yang berkaitan dengan dollar yang dipilih. Setiap dollar yang dipilih sebagai sampel terkadang merupakan pengait, yang dapat membawa aytau mengungkap itemitem lain yang berhubungan dengan nya. Item tersebut dikenal sebagai unit sampling logis (logical sampling unit). Auditor memilih unit sampling logis sesuai dengan sifat prosedur auditing yang dilakukan. Jadi, auditor mengintensifkan pada pencarian konfirmasi saldo akun pelanggan, dan memilih akun pelanggan sebagai unit logis.

Nilai Buku Populasi yang Diuji Nilai buku yang digunakasn untuk menentukan ukuran sampel harus berhubungan secara tepat dengan definisi populasi yang dijelaskan dalam bagian terdahulu. Jumlah nilai buku mempunyai pengaruh langsung terhadap ukuran sampel semakin besar nilai buku yang diuji, semakin besar ukuran sampel. Faktor Reliabilitas untuk Risiko Kesalahan Penerimaan FAKTOR Nilai buku Risiko kesalahan penerimaan Salah saji yang dapat ditoleransi Salah saji yang diantisipasi Faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi MENENTUKAN METODE PEMILIHAN SAMPEL Metode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis (systemic selection). Metode ini memeisahkan total populasi dalam dollar ke interval yang sebanding dengan dollar. Unit logis (logical unit) kemudian dipilih secara sistematis dari setiap interval, Dengan demikian,interval sampling (ssampling interval) harus dihitung sebagai berikut: HUBUNGAN UKURAN SAMPEL Langsung Terbalik Terbalik Langsung Langsung DENGAN

MELAKSANAKAN RENCANA SAMPLING Dalam fase perencanaan, auditor memakai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nialai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel.Pada sampel Harris, hal ini termasuk perolehan konfirmasi untuk beberapa unti sampel yang memungkinkan dan penerapan prosedur alternative jika tidak ada tanggapan yang diperoleh atas permintaan konfirmasi nilai buku dan nilai audit. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencata nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi, sebagaimana akan dijelaskan dalam bagian berikut. MENGEVALUASI HASIL SAMPEL

Dalam mengevaluasi hasil sampel,auditor memperhitungkan baas atas salah saji (upper misstatement limit/UML) dari data sampel dan membandingkan nya dengan salah saji yang dapat ditoleransi tertentu dalam perancangan sampel. Jika UML lebih kecil dari atau sama denga salah saji yang dapat ditoleransi, hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicata melebihi TM pada risiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan. UML dihitung sebagai berikut: UML = PM + ASR Dimana PM = salah saji total yang diproyeksikan dalam populasi (projected misstatement) ASR = cadangan risiko samplinh (allowance for sampling risk) Faktor UML, PM, dan ASR, masing-masing sama dengan batas atas penyimpangan sampel, dan cadangan risiko sampling yang digunkan dalam pengevaluasian hasil rencana sampling atribut sebagaimana didiskusikan dalam Bab 12. Oleh karena itu, dalam sampling PPS, setiap factor diekspresikan dalam jumlah dollar bukan dengan persentase. Evaluasi ini berbeda dalam sampling PPS, bergantung pada ada tidaknya salah saji yang ditemukan dalam sampel tersebut. Tidak Ada Salah Saji Hasil sampel digunakan untuk mengestimasi proyeksi salah saji (projected misstatement/PM) dalam populasi. Jika tidak ada salah saji yang ditemukan dalam sampel, factor PM dalam rumus diatas adalah nol.

Beberapa Salah Saji Jika salah saji ditemukan dalam sampel, auditor harus menghitung total salah saji yang diproyeksikan dalam populasi dan cadangan risiko sampling untuk menentukan batas atas salah saji untuk lebih saji tersebut. UML tersebut kemudian dibandingka dengan TM. PROYEKSI SALAH SAJI POPULASI Jumlah proyeksi salah saji dihitung untuk setiap unit logis yang berisikan sebuah salah saji. Jumlah ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh PM pada populasi yang diinginkan. Proyeksi salah saji dihitung secara berbeda untuk (1) unit logis dengan nilai

buku yang kurang dari interval samplingnya; dan (2) unit logis dengan nilai buku yang sama dengan interval samplingnya. Untuk setiap unit logis dengan nilai buku yangkurang dari interval sampling yang berisi salah saji ,persentase kotor(tainting percentage/ TP) dan proyeksi salah saji dihitung sebagai berikut: Persentase kotor = (nilai buku nilai audit) + nilai buku Proyeksi salah saji = persentase kotor x interval sampling Perhitungan ini mengakui bahwa setiap unit logis yang ada dalam samppel tersebut mewakili satu interval sampling atas dollar dalam nilai buku populas. Dengan demikian, tingkat dimana unit logis dikatakan kotorpada salah saji diproyeksikan pada seluruh dollar dalam interval sampling yang mewakili. Untuk setiap unit logis dengan nilai buku yang sama dengan atau lebih besar dari interval sampling, proyeksi salah saji adalah jumlah salah saji yang ditemukan dalam unit tersebut ( nilai buku nilai audit ). Karena unit logis itu sendiri sama dengan atau lebih besar dari interval sampling, maka persentase kotor untuk memproyeksikan salah saji pada interval tidak diperlukan. Jumalah sesungguhnya pada beberapa salah saji digunakan dalam menentukan PM untuk populasi secara keseluruhan.

CADANGAN RISIKO SAMPLING ASR untuk sampel sampel tersebut berisi salah saji yang mempunyai dua komponen seperti di tunjukkan dalam rumus sebagai berikut :

ASR = BP + IA

Dimana BP = ketetapan dasar ( basic precision ) IA = cadangan incremental untukrisiko sampling ( incremental allowance for sampling risk ) Perhitungan IA meliputi langkah langkah sebagai berikut : Menentukan perubahan incremental yang sesuai dalam factor factor realibitas Mengurutkan proyeksi salah saji untuk unit logis yang kurang dari interval samplingnya dari paling tinggi ke paling rendah

Mengalikan proyeksi salah saji yang sudah di urutkan dengan factor yang sesuai dan menjumlah haislnya.

PERTIMBANGAN KUALITATIF seperti halnya dengan sampling atribut, auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif pada salah saji secara moneter. Salah saji mungkin terjadi pada (1) perbedaan dalam prinsip atau penerapan atau (2) kesalahan atau ketidaksesuaian dengan ketentuan. Pertimbangan juga harus di berikan pada hubungan salah saji tersebut dengan tahap tahap audit lainnya. Sebagai contoh, jika salah saji yang di temukan dalam pengujian substantive berada dalam jumlah atau frekuensi yang lebih besar dari penilaian tingkat resikp pengendalian yang di gunakan dalam penentuan risiko kesalahan penerimaan untuksampel tersebut, auditor harus mempertimbangkan apakah penilaian itu masih sesuai. Jika tidak sesuai,auditor harus merancang kembali rencana sampling. PENARIKAN KESIMPULAN SECARA MENYELURUH auditor menggunakan pertimbangan professional ( professional judgment) dalam mengkombinasikan bukti dari berbagai sumber untuk menarik kesimpulan menyeluruh tentang apakah saldo akun telah bebas dari salah saji yang material. Pada saat (1) hasil sampel PPS mengandung UML yang lebih rendah atau sama dengan TM, (2) hasil pengujian substantive lainnya tidak kontradiktif dengan temuannya, dan (3) analisis pertimbangan kualitatif menunjukkan tidak adanya bukti mengenai ketidakteraturan, auditor umunya menyimpulkan bahwa populasi tersebut tidak salah saji secara material. Jika salah satu dari kondisi ini tidak terpenuhi, di perlukan evaluasi lebih lanjut atas keadaan tersebut. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SAMPLING PPS Pedoman sampling audit ( audit sampling guide) oleh AICPA ( hal 68-69) menunjukkan beberapa kelebihan dan kekurangan sampling PPS. Kelebihan sampling PPS adalah : Sampling PPS umumnya lebih mudah di gunakan daripada sampling variable klasik ( classical variable sampling) karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel Ukuran sampel PPS tidak di dasarkan pada beberapa ukuran penyimpanan yang di ertimasikan pada nilai audit. Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item itemnya di pilih dalam populasi pada nilai dollarnya. Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menunjukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas (cuttof) atas moneter. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variable klasik

Sampel PPS lebih mudah di rancang, dan pemilihan s mpel dapat di mulai sebelum tersedia yang lengkap Sebaliknya , sampling PPS mempunyai kekurangan sbagai berikut :

Sampling PPS mengadung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Ketika kurang saji ( understatement ) atau nilai audit kurang dari nol di antisipasi, pertimbangan perancangan khusus di perlukan. Jika kekurangsajian ditunjukan dalam sampel tersebut,evaluasi atas sampel tersebut memerlukan pertimbangan khusus. Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tandan yang sangat berbeda (different sign) ,seperti saldo kredit,memerlukan pertimbangan yang khusus. Evaluasi PPs dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel.Sebagai akibatnya,auditor mungkin lebih menyukai untuk menolak nilai buku yang dapat diterima untuk populasi tersebut. Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan,ukuran sampel yang sesuai juga meningkat.dengan demikian,dapat terjadi ukuran sampel yang lebih besar dari pada sampling variable klasikal. Pertimbangan professional harus dilakukan oleh auditor dalam menentukan tingkat kesesuain pendekatan ini dalam keadaan audit yang dihadapi.

SAMPLING VARIABEL KLASIK Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,auditor dapat menggunakan pendekatan sampling variable klasik(cclassical variables sampling) dalam pengujian substansif.Dalam pendekatan ini,teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasiaan karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Sampling variable klasik bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit bekaitan dengan kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun,dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.

JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING VARIABEL KLASIK Tiga teknik (atau metode) berikut digunakan dalam sampling variable klasik:(1) rata-rata per unit (mean-per-unit/MPU)),(2) diferensiasi (difference),dan (3) rasio.Semua teknik mensyaratkan penemuan total jumlah unit dalam populasi dan nilai audit untuk setiap item dalam sampel tersebut.Audit Sampling Guide (hal.90-91) menunjukkan

kendala-kendala berikut yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknik yang paling tepat dalam keadaan-keadaan : Kemampuan merancang sampel stratifikasi (stratified sample).Stratifikasi secara signifikan dapat mengurangi ukuran sampel dalam metode MPU,tetapi secara material tidak dapat mempengarruhi ukuran sampel dalam teknik diferensiasi maupun rasio. Jumlah yang bebeda antara nilai audit dan nilai buku yang diperluakan.Jumlah nilai minimum harus ada diantara nilai-nilai tersebut didalam sampel untuk menggunakan teknik diferensiasi atau rasio. Informasi yang tersedia.Nilai buku harus tersedia untuk setiap unit sampling dalam estimasi rasio atau diferensiasi.Nilai buku tidak diperlukan dalam teknik MPU. Pada saat seluruh kendala dapat diatasi dengan metode-metode diatas,auditor biasanya akan lebih menyukai estimasi diferensiasi atau rasio karena metode ini umumnya memerlikan ukuran sampel yang lebih kecil dari pada metode MPU.Dengan demikian,teknik tersebut lebih efisien dalam segi biaya dalam memenuhi tujuan auditor. Rencana sampling untuk setiap teknik tersebut untuk mencakup langkah-langkah yang sama yang diperlukan dalam sampling PPS.Akan tetapi,sebagaimana dijabarkan berikut,ada beberapa variasi cara pada langkah-langkah yang dilakukan dalam tiga teknik tersebut.

ESTIMASI MEAN-PER-UNIT (MPU)5 Sampling estimasi MPU(MPU estimation sampling) mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item dalam sampel.Rata-rata nilai audit ini kemungkinan dihitung dan dikalikan dalam jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi totoal nilai populasi.Cadangan resiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut. Menentukan Tujuan Rencana Sampling MPU Tujuan rencana sampling MPU adalah untuk (1) memperoleh bukti bahwa catatan saldo akun tidak salah saji secara material atau (2) mengembangkan estimasi independen tentang jumlah ketika tidak ada catatan nilai buku yang tersedia.Umtuk mengilustrasikan tujusn ini,anggaplah bahwa auditor ingin memenuhi tujuan pertama untuk nilai buku piutang pinjaman pada Ace Finance Company.Seperti dalam kasus sampel PPS,asersi spesifik yang mempengaruhi bukti bergantung pada produser audit yang diterapkan pada item-item sampel tersebut. Menetapkan populasi dan Unit Sampling

Dalam menetapkan populasi auditor harus mempertimbangkan sifat item-item yang ada dalam populasi dan apakah seluruh item memenuhi ketentuan untuk dipilih dalam sampel tersebut.Namun demikian,tidak pelu memverifikasi bahwa nilai biku item individual sam dengan nilai buku populasi tersebut karena total nilai buku secara individual bukan merupakan variable dalam perhitungan MPU. Unit sampling (sampling unit) harus disesuaikan dengan tujuan auditor dan prosedur audit yang dilakukan.Sebagai contoh,jika tujuan nya adalah untuk menentukan bahwa catatn saldo piutang usaha tidak salah saji secara material,dan bukti diperoleh dengan mengkonfersi saldoakun tersebut dari pelanggan,maka akun pelangggandapat menjadi unit sampling.Alternatifnya,jika tujuannya untuk menetukan bahwa akun penjualan tidak salah saji secara material,dan bukti diperoleh dengan menguji catatan konsumen pendukung transaksi penjualan,maka ayat jurnal penjualan merupakan unit sampling yang sesuai.Representasi fisikdari seluruh unit yang ada dalam populasi tersebut,seperti daftar akun pelanggan,memudahkan proses pemilihan unit-unit untuk sampel. Menentukan Ukuran Sampel Factor-faktor berikut menentukan ukuran sampel dalam estimasi sampel MPU : Ukuran populasi (jumlah unit ) Estimasi penyimpangan standar populasi Salah sji yang dapet ditoleransi Resiko kesalahan penolakan Resiko kesalahan penerimaan Cadangan resiko sampling yang direncakan UKURAN POPULASI Sangatlah penting meiliki pengetahuan yang tepat atas jumlah unit-unit dalam populasi karena factor ini masuk dalam perhitungan ukuran sampel dan hasil sampel.Ukuran populasi secara langsung mempengaruhi ukuran sampel semakin besar populasi,semakin besar ukuran sampel.Seperti telah disebutkan diatas ,populasi untuk Ace Finance Company terdiri dari 3.000 piutang pinjaman. ESTIMASI PENYIMPANGAN STANDAR POPULASI Dalam estimasi MPU ,ukuran sampel diperluakan untuk mencapai tujuan statistic yang ditetapkan yang dikaitkan secara langsung dengan variabelitas nilai-nilai pada item populasi.Ukuran variabilitas yang digunakan adalah penyimpangan standar (standar deviation).Oleh karena nilai audit tidak ditemukan untuk setiap item populasi,maka penyimpangan standar nilai audit untuk item-item dalam dampel dapat digunakan sebagai estimasi penyimpangan standar populasi.Akan tetapi,karena penyimpangan standar sampel tidak diketahui sebelum sampel dipilih,maka hal ini juga harus diestimasi.

Rumus untuk menghitung penyimpangan standar adalah :

Sxj =

Dimana, j =nilai audit item sampel individual =rata-rata nilai audit item sampel n =jumlah item yang diaudit

Perhatian utama auditor dalam sampling MPU adalah apakah populasi harus distrafikasi.Sampling stratifikasi(stratified sampling) mencakup pemisahan populasi kedalam kelompok homogeny atau strata.Kelompok homogen dalam konteks ini adalah kelompok yang mempunyai variabilitas kecil dalam nilai-nilai tersebut pada item-item yang ada dalam kelompok atau strata.Sampling dilakukan secara terpisah untuk setiap strata,dan hasil sampel untuk setiap strataselanjutnya dikombinasikan untuk mengevaluasi total sampel. Jumlah optimal strata bergantung pada pola variasi dalam nilai populasi dan biaya tambahan yang berkaitan dengan perancangan,pelaksanaan,dan pengevaluasian setiap sampel yang ditetapkan.Karena kompleksitas prosedur ,stratifikasi umumnya digunakan hanya ketika perangkat lumak computer yang tepat disediakan.Untuk menyederhanakan ilustrasi selanjutnya dalam bab ini,digunakan sampel-sampel yang tidak distratifikasi.Dalam praktik,ketika nilai populasi sangat variable dan stratifikasi tidak menguntungkan,auditor dapat menggunakan estimasi diferensiasi atau rasio untuk mengurangi ukuran sampel yang dibutuhkan dalam sampling MPU.

SALAH SAJI YANG DAPAT DITOLERANSI Pertimbangan Tm dalam sampling MPu sama dengan sampling PPS.TM mempunyai pengaruh Resiko Kesalahan Tingkat Keyakinan atau Penolakan Realibilitas yang sesuai Penyimpangan Standar Normal (Faktor U R)

0,30 0,70 0,25 0,75 0,20 0,80 0,15 0,85 0,10 0,90 0.05 0.95 0,01 0,99 *hanya untuk tujuan informasi

1,04 1,15 1,28 1,44 1,64 1,96 2,58

RESIKO KESALAHAN PENOLAKAN Faktor ini memperbolehkan auditor untuk mengendalikan resiko bahwa hasil sampel akan mendukung kesimpulan di mana saldo akun yang dicatat mengandung salah saji secara material pada saat tidak terjadi salah saji.Konsekuensi penting dari resiko ini adalah potensi terjadinya biaya tambahan berkaitan dengan prosedur audit yang diperluas menyusul penolakan awal.Namun demikian, prosedur audit tambahan harus menghasilkan kesimpulan bahwa saldo tidak mengandung salah saji secara material. Berbeda dengan sampling PPS,auditor harus mengkuatifikasi resiko kesalahan penolakan dalam sampling MPU,demikian juga halnya dengan resiko kesalahan penerimaan.Resiko kesalahan penolakan mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel.Jika auditor menetapkan resiko kesalahan penolakan yang sangat rendah ,maka ukuran dan biaya sampel awal akan lebih besar.Untuk itu,pengetahuan dan pengalaman auditor atas klien seharusnya digunakan untuk menetapkan resiko kesalahan penolakan yang tepat guna menyeimbangkan biaya yang bekaitan dengan sampel awal dan biaya potensial pada peluasan sampel berikutnya.

RESIKO KESALAHAN PENERIMAAN Faktor yang di pertimbangkan dalam menetapkan resiko ini sama dengan sampling PPS.Resiko kesalahan penerimaan salah saji saldo secara material biasanya di tetapkan dalam kisaran 5% sampai 30%,bergantung pada tingkat penilaian tingkat resiko pengendalian auditor dan hasil pengujian subtansif lainya.Resiko kesalah penerimaan memiliki pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel,yaitu,semakin rendah resiko yang ditetapkan,semakin besar ukuran sampel.Dalam Ace Finance,auditor menetapkan resiko kesalahan penerimaan sebesar 20%.

CADANGAN RESIKO SAMPLING YANG DIRENCANAKAN Cadangan resiko sampling yang direncanakan (planned allowance for sampling risk ) kadang-kadang disebut sebagai ketepatan yang diinginkan,ditentukan dari rumus berikut : A = R X TM Di mana A =Cadangan resiko sampling yang direncanakan atau di inginkan R =Rasio cadangan resiko sampling yang diinginkan untuk salah saji yg dapat ditoleransi TM =Salah saji yang dapat ditoleransi

RUMUS UKURAN SAMPEL Rumus berikut digunakan untuk sampel estimasi MPU :

menentukan pada

n=

N.UR.Sxj2 A

Dimana N = ukuran populasi UR =Penyimpangan normal standar untuk resiko kesalahan penolakan yang diinginkan Sxj =Estimasi penyimpangan standar populasi A =cadangan resiko sampling yang direncanakan atau diinginkan Rumus ini mengasumsikan sampling dengan penggantian yaitu,item yang sudah terpilih dikembalikan lagi ke populasinya sehingga dapat terpilih lagi.Jika digunakan sampling tanpa penggantian,factor koreksi terbatas dianjurkan ketika hubungan antara n (ukuran sampel) dan N (ukuran populasi) lebih besar dari 0,05.Ukuran sampel yang disesuaikan (n) ditentukan sbb:

Pengaruh dari perubahan nilai suatu factor terhadap ukuran sampel,sementara factor lain konstan,diringkas sbb : Faktor Sampel Ukuran populasi Variasi dalam populasi Resiko kesalahan penolakan Cadangan resiko sampling yang direncanakan Resiko kesalahan penerimaan Salah saji yg dapat di toleransi Hubungan Dengan Ukuran

Langsung Langsung Terbalik Terbalik Terbalik Terbalik

Meskipun dua factor terakhir dalam daftar di atas tidak tampak dalam rumus ukuran sampel,namun kedua factor tersebut mempengaruhi ukuran sampel,yang ditunjukan dengan pengaruhnya terhadap perhitungan cadangan resiko sampling yg direncanakan. Menentukan Metode Pemilihan Sampel Metode Pemilihan nomor acak yang sederhana lainnya atau metode pemilihan sistematis. Melaksanakan Rencana Sampling Fase pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahap-tahap berikut : Melakukan prosedur audit yang tepat untuk menentukan nilai audit setiap item sampel. Menghitung Statistik berikut berdasarkan data sampel : o Rata-rata nilai audit sampel o Penyimpangan standar pada nilai audit sampel Statistik rata-rata dan penyimpangan standar untuk sampel tersebut dapat dihitung secara manual atau dengan computer. Evaluasi Hasil Sampel

Ini merupakan langkah terakhir dalam rencana sampling, di mana auditor melakukan perhitungan kuantitatif dan kualitatif pada hasil-hasil sampel dan kemudian membuat kesimpulan menyeluruh. PERHITUNGAN KUANTITATIF. Dalam melakukan evaluasi rencana sampling MPU, auditor menghitung Estimasi nilai total populasi. Cadangan risiko sampling yang dicapai, sering disebut sebagai ketepatan yang dicapai (achieved precision) Kisaran untuk estimasi total nilai populasi yang sering disebut sebagai interval ketepatan (precision interval). Estimasi nilai total populasi () dihitung sebagai berikut : =N. Rumus dasar untuk menghitung cadangan risiko sampling yang dicapai (A) adalah : A = N . Di mana .

adalah penyimpangan standar nilai audit sampel (standard deviation of the bukanlah nilai untuk yang

sample audit values). Perhatikan bahwa nilai untuk digunakan dalam menentukan ukuran sampel.

Ketika faktor koreksi terbatas telah digunakan dalam menentuakan ukuran sampel, rumusnya dimodifikasi sebagai berikut :

A = N .

.

Kisaran untuk estimasi nilai total populasi diperoleh dari estimasi nilai total populasi dan cadangan risiko sampling yang dicapai. Kisaran tersebut dirumuskan dengan

PERHITUNGAN KUALITATIF. Sebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh, auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif hasil sampel. Pada sampling MPU, pertimbangan ini sama dengan sampling PPS. MENARIK KESIMPULAN SECARA MENYELURUH. Pada saat auditor menilai secara kuantitatif (statistik) atau kualitatif pada hasil sampel yang mendukung kesimpulan bahwa populasi salah saji secara material, pertimbangan professional harus digunakan dalam memutuskan tindakan tertentu yang tepat. Kemungkinan penyebab dan tindakan tersebut adalah sebagai berikut Penyebab 1. Sampel tidak mewakili populasi Memperbesar Tindakan sampel dan

mengevaluasi kembali hasil-hasilnya. 2. Cadangan risiko sampling yang dicapai lebih besar daripada Sama dengan di atas.

cadangan yang diinginkan karena ukuran sampel terlalu kecil. 3. Salah saji dalam nilai buku Meminta klien menginvestigasi dan, jika diizinkan, menyesuaikan nilai bukunya dan mengevaluasi kembali hasil-hasil sampelnya.

populasi lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi

ESTIMASI DIFERENSIASI Dalam sampling estimasi diferensiasi (difference estimation sampling), perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total populasi, dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan risiko sampling yang dicapai. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan teknik ini : Nilai buku setiap item populasi harus diketahui. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-item secara individual.

Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan.

Menentukan Tujuan dan Menetapkan Populasi dan Unit Sampling Oleh karena nilai buku harus diketahui dalam estimasi diferensiasi (difference estimation), metode ini hanya dapat digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salah saji secara material. Menentukan Ukuran Sampel Faktor-faktor yang sama diperlukan dalam menentukan ukuran sampel untuk sampel estimasi MPU dan estimasi diferensiasi, dengan satu pengecualian. Dalam estimasi diferensiasi, digunakan estimasi penyimpangan standar dari perbedaan antara nilai audit dan nilai buku, bukan estimasi penyimpangan standar nilai audit itu sendiri. Auditor dapat mendasarkan estimasi ini pada hasil sampel tahun-tahun sebelumnya atau pada perbedaan yang ditemukan dalam prasampel audit berjalan. Seperti disebutkan terdahulu, estimasi ini dapat tidak andal jika mendasarkan pada perbedaanperbedaan yang terlalu kecil. Perubahan-perubahan diperlukan dalam rumus-rumus sebelumnya dalam estimasi MPU untuk menghitung standar penyimpangan dan ukuran sampel. Dalam rumus penyimpangan standar, diperlukan substitusi dalam symbol berikut : (estimasi penyimpangan standar dari perbedaan populasi) untuk .

(perbedaan antara nilai audit dan nilai buku untuk item sampel individual) untuk . (rata-rata perbedaan antara nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel) untuk

Dalam rumus penyimpangan standar (h. 605), Menentukan Metode Pemilihan Sampel

disubstitusikan untuk

Metode pemilihan dalam tahap ini sama,baik dalam estimasi MPU maupun estimasi diferensiasi. Melaksanakan Rencana Sampling

Tahap awal dalam pelaksanaan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada setiap item sampel. Dengan demikian, hal ini sama dengan pada sampling MPU. Namun demikian, untuk selanjutnya diperlukan tahap-tahap berikut : Menghitung perbedaan untuk setiap item sampel yang sama pada nilai audit item-item tersebut dikurangi nilai bukunya. Perbedaannya mungkin positif (nilai audit melebihi nilai buku), negatif (nilai audit lebih kecil dari nilai buku), atau nol (nilai audit sama dengan nilai buku). Perhatikan bahwa perbedaan positif menunjukkan kurang saji dalam nilai buku, dan perbedaan negatif menunjukkan lebih saji dalam nilai buku. Jumlah perbedaan-perbedaan item sampel individual .

Membagi jumlah perbedaan tersebut dengan jumlah item dalam sampel untuk memperoleh rata-rata perbedaan (d). Menghitung standar penyimpangan perbedaan sampel .

Dalam studi kasus kita, asumsikan hasil sampel berikut : = $ - 480 =$-5 = $68. Seperti dalam sampling MPU, baik perhitungan kualitatif maupun kuantitatif dibuat dalam menentukan kesimpulan menyeluruh berdasarkan hasil sampel. Untuk melakukan penilaian kuantitatif, estimasi diferensiasi perbedaan proyeksi total (estimated total projected difference/ ) dalam populasi tersebut pertama-tama ditentukan sebagai berikut : =N. Estimasi nilai total populasi (estimated total population value) kemudian ditentukan sebagai berikut : = BV + Langkah kedua dalam penilaian kuantitatif adalah menghitung cadangan risiko sampling yang dicapai (achieved allowance for sampling risk). Dalam melakukan

perhitungan ini, diperlukan substitusi penyimpangan standar perbedaan-perbedaan untuk penyimpangan standar nilai audit sampel . Karena faktor koreksian

terbatas tidak digunakan dalam menentuan ukuran sampel dalam audit kasus ini, rumusnya adalah : A = N . .

Langkah terakhir dalam penilain kuantitatif adalah menghitung kisaran estimasi nilai populasi total (range for the estimated total population value) dan menentukan apakah nilai bukunya anjlok dalam kisaran tersebut. Seperti dalam kasus sampling MPU, kisarannya sama dengan Akhirnya, pertimbangan kualitatif

(qualitative considerations) yang dijelaskan sebelumnya untuh hasil sampel MPU harus dibuat sebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh.

ESTIMASI RASIO Dalam sampling estimasi rasio (ratio estimation sampling), pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi total. Cadangan risiko sampling kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai audit dan nilai buku untuk item sampel secara individual. Kondisi untuk penggunaan estimasi rasio adalah sama dengan estimasi diferensiasi. Pilihan antara estimasi rasio dan estimasi diferensiasi terutama tergantung pada ada tidaknya korelasi antara jumlah perbedaan-perbedaan secara individual dan nilai bukumya. Ketika perbedaan ini proporsional dengan nilai buku (jumlah perbedaannya cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai buku), estimasi rasio memerlukan ukuran sampel yang lebih kecil, sehingga lebih efisien. Program computer yang ada memungkinkan auditor untuk menginput nilai buku dan nilau audit untuk prasampel dalam menentukan ukuran sampel, baik pada estimasi diferensiasi maupun estimasi rasio. Auditor kemudian dapat memilih teknik yang lebih efisien sesuai kondisi.

Tahap-tahap dalam estimasi rasio sama dengan tahap pada estimasi perbedaan yang dijelaskan dalam bagian berikut. Melaksanakan Rencana Sampling Setelah nilai audit untuk setiap item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting untuk : Menghitung rasio jumlah nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel (R). Menghitung rasio nilai audit dan nilai buku untuk setiap item. Menghitung penyimpangan standar rasio secara individual pada item-item sampel .

Mengevaluasi Hasil Sampel Dalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi (estimated total population value) diperoleh dari rumus berikut : = BV . R Rumus untuk menentukan cadangan risiko sampling yang dicapai (achieved allowance for sampling risk) adalah sama seperti pada estimasi diferensiasi, kecuali penyimpangan standar rasio secara individual dalam sampel tersebut disubstitusikan untuk penyimpangan standar perbedaan-perbedaannya. Penyimpangan standar rasio adalah perhitungan yang tidak praktis, dan dipakai dalam praktik tanpa bantuan computer. Perhitungan manual pada faktor ini tidak diilustrasikan. Jika nilai populasi total estimasi dan cadangan risiko sampling yang dicapai telah dihitung, maka kisaran estimasi nilai populasi totalm harus ditentukan. Hasil sampel kemudian dinilai secara kuantitatif dan kualitatif dengan cara yang sama seperti pada estimasi MPU atau estimasi diferensiasi. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SAMPLING VARIABEL KLASIK Setelah tiga teknik sampling variable klasik dijelaskan, kita dapat mengevaluasi pendekatan statistic ini. Audit Sampling Guide (hal. 87) mengidentifikasikan beberapa kelebihan dan kekurangan sampling variable klasik. Kelebihan utamanya adalah : Sampel-sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS, jika diperlukan.

Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda (adanya kemungkinan salah saji) tidak memerlukan pertimbangan perencanaan khusus. Jika ada perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhi hanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampling PPS.

Kekurangan utamanya adalah : Sampling variable klasik lebih rumit disbanding sampling PPS, umumnya, auditor memerlukan bantuan program computer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel. Untuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi. Auditor harus menggunakan pertimbangan professional dalam memilih

pendekatan yang paling tepat sesuai keadaan. SAMPLING NONSTATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, auditor dapat memilih untuk

menggunakan sampling ninstatistik (nonstatistical sampling) dalam aplikasi pengujian subtantif. Perbedaab utama antara sampling nonstatistik dan statistic terletak dalam tahap-tahap penentuan ukuran sampel dan pengevaluasian hasil sampel. Tahap-tahap ini sering dipahami lebih objektif atau lebih teliti dalam sampling statistic, serta lebih subjektif dan mendasarkan pada pertimbangan dalam sampel-sampel nonstatistik. Oleh karena itu, pertimbangan juga diperlukan dalam penerapan statistic, dan hubungan pasti yang dipertimbangkan secara eksplisit dalam sampel-sampel statistic dapat membantu perancangan dan pengevaluasian sampel nonstatistik. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Pertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk memperoleh sampel-sampel yang efisien dan efektif. Hal ini dihasilkan dalam sampel satatistik yang secara eksplisit menspesifikasi faktor-faktor penting dan

menghubungkannyake model matematika. Pertimbangan faktor-faktor yang sama dalam sampel-sampel nonstatistik dapat membantu menghasilkan sampel yang lebih

efisien dan efektif, sekalipun faktor-faktor ini tidak secara eksplisit dikuantifikasi. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan hubungan berikut : FAKTOR Ukuran populasi Variasi dalam populasi Salah saji yang dapat ditoleransi Salah saji yang diharapkan Risiko kesalahan penerimaan Risiko kesalahan penolakan PENGARUHNYA UKURAN SAMPEL Langsung Langsung Terbalik Langsung Terbalik Terbalik TERHADAP

Analisis subjektif secara hati-hati atas faktor-faktor ini dalam keadaan tertentu, digabungkan dengan pengalaman dan pertimbangan auditor, harus menghasilkan ukuran sampel yang lebih tepat dibandingkan dengan penentuan ukuran sampel secara arbitrer. Auditor dapat, tetapi tidak diharuskan, menggunakan tabel atau model-model statistic dalam pengevaluasian ketepatan ukuran sampel uang ditentukan dengan menggunakan pertimbangan (judgementally). MENGEVALUASI HASIL HASIL SAMPEL Dalam sampel nonstatistik (nonstatistical sampling) seperti halnya sampel

statistic , auditor harus (1) memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel dalam populasinya dan (2) mempertimbangkan risiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel. Dua metode yang dipakai dalam memproyeksikan salah saji dalam sampling nonsatistika adalah: Metode rasio di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel barikut. Metode diferensiasi di mana auditor mengestimasikan nilai audit populasi dengan menambahkan (atau mengurangi) proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi Dalam Sampel nonstatistik, auditor tidak dapat menghitung cadangan risiko sampling (allowance for sampling risk) untuk spesifikasi, tingkat yang dapat diukur pada risiko kesalahan penerimaan atau risiko kesalahan penolakan. Namun demikian, perbedaan antara proyeksi salah saji dan salah saji yang dapat ditoleransi dapat dipandang sebagai cadangan risiko sampling. Jika salah saji yang dapat ditoleransi melebihi proyeksi salah saji dalam jumlah yang besar, auditor dapat memastikan bahwa ada risiko sampling rendah dapat diterima dan salah saji sesungguhnya melebihi salah saji yang dapat ditoleransi. Jumlah dan ukuran salah saji uang ditemukan dalam sampel yang berhubungan dengan salah saji yang diharapkan juga membantu di dalam menilai risiko sampling. Ketika sampel yang telah direncanakan secara hati-hati dan jumlah serta ukuran salah saji yang ditemukan tidak melebihi harapan auditor, auditor biasanya menyimpulkan

bahwa terdapar risiko kecil yang dapat diterima di mana salah saji sesungguhnya melebihi salah saji yang dapat ditoleransi. Ketikas hasil sampel nonstatistik nampaknya tidak mendukung nilai bukunya, auditor dapat (1) menguji unit sampel tambahan dan mengevaluasi kembali, (2) menerapkan prosedur audit alternative dan mengevaluasi kembali, atau (3) meminta klien untuk menginvestigasi dan, jika perlu, membuat penyesuaian. Sebagaiman dalam sampling statistic, sebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh, pertimbangan harus diberikan pada karakteristik kualitatif salah saji.