metodologi pemelitian

24
Metodologi Pemelitian Kamis, 15 Desember 2011 Memilih Variabel dan Teknik Pengukurannya Memilih Variabel dan Teknik Pengukurannya. Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan. Akan tetapi secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel Kontinyu Variabel kontinyu adalah variabel yang secara teoritis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas antara dua nilai. Tinggi orang boleh jadi 1.5 m; 1,534 m; 1,5348 m dan seterusnya, bergantung pada kecermatan pengukuran. Variabel Diskret Variabel diskret hanya mempunyai satu nilai tertentu saja. Jumlah anak yang dimiliki adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1,2,3,4,5 dan seterunya dan tidak mungkin 1,5; 1,37; atau 2,5. dalam variabel diskret tidak ada nilai pecahan. Dependen (terikat) dan Variabel Independen (bebas) variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel indepnden (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. Hubungan antar variabel, yakni variabel independen dan dependen,

Upload: sisi-yanti

Post on 29-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metodologi Pemelitian

Metodologi Pemelitian

Kamis, 15 Desember 2011

Memilih Variabel dan Teknik Pengukurannya

Memilih Variabel dan Teknik Pengukurannya.Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan. Akan tetapi secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Variabel KontinyuVariabel kontinyu adalah variabel yang secara teoritis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas antara dua nilai. Tinggi orang boleh jadi 1.5 m; 1,534 m; 1,5348 m dan seterusnya, bergantung pada kecermatan pengukuran.Variabel DiskretVariabel diskret hanya mempunyai satu nilai tertentu saja. Jumlah anak yang dimiliki adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1,2,3,4,5 dan seterunya dan tidak mungkin 1,5; 1,37; atau 2,5. dalam variabel diskret tidak ada nilai pecahan.Dependen (terikat) dan Variabel Independen (bebas)variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel indepnden (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. Hubungan antar variabel, yakni variabel independen dan dependen, biasanya ditulis dapat berbentuk persamaan, Y = a + bX. Misalnya bentuk persamaan linear Y = 3 + 2X. Y adalah penggunaan Pupuk dalam satuan Kwintal, dan Y adalah hasil produksi padi dalam satuan Ton. Bila terjadi perubahan X sebesar 1 ((satu) satuan (kwintal), diharapkan akan terjadi perubahan Y sebesar 2 (dua) satuan Ton.Variabel Moderator dan Variabel RadomJika ada variabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap variable dependen, tetapi tidak mempunyai pengaruh utama, maka variable ini dinamakan variable moderator. Disamping variable-variabel tertentu yang nyata-nyata mempengaruhi variable dependen, masih terdapat berjenis-jenis variable lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan hubungan diatas yang dinamakan variable random.Variabel AktifVariable yang dimanipulasikan oleh peneliti, jika peneliti memanipulasikan metode mengajar. Cara menghukum mahasiswa, maka metode mengajar cara menghukum, adalah variable-variabel aktif, karena variable ini dapat dimanipulasikan.

Variabel Atribut

Page 2: Metodologi Pemelitian

Ada juga variable-variabel yang tidak bias dimanipulasikan ataupun sukar dimanipulasikan. Variable demikian dinamakan variable atribut. Variable-variabel atribut umumnya merupakan karakteristik manusia, seperti intelegasi, jenis kelamin, status social, pendidikan, sikap, dan sebagainya. Variabel-variabel yang merupakan objek inanimate seperti populasi, rumah tangga, daerah geografis dan sebagainya adalah variabel atribut.Mendefinisikan VariabelDalam ilmu-ilmu natura, variabel-vaiabel yang digunakan umumnya nyata dapat dimengerti, diraba, dan dapat dilihat sehingga menimbulkan keraguan akan makna. Ada dua cara dalam mendefinisikan variabel. Pertama, suatu kontrak didefinisikan dengan kontrak yang lain. Kedua dinyatakan kegiatan yang ditimbulkannya, perilaku yang dihasilkannya, atau dengan sifat yang dapat diimplikasikan.Definisi terhadap variabel menurut caranya ada dua yaitu :1. Definisi KonstitutifDefinisi konstitutif adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu konstrak dengan menggunakan konstrak yang lain. Misalnya: area (luas sebidang tanah) dan berat.2. Definisi OperasionalDefinisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan. Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasianal yang diukur (measured), ataupun definisi operasional eksperimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana variabel atau konstrak tersebut diukur. Misalnya kemampuan.Definisi operasional eksperimental adalah mendefinisikan variabel dengan keterangan-keterangan percobaan yang dilakukan terhadap variabel atau konstrak tersebut. Misalnya definisi yang diberikn terhadap frustasi.Dapat disimpulkan bahwa tedapat tiga pola dalam mendefinisikan operasional yaitu:a) Definisi yang disusun dasar kegiatan lain yang terjadi yang harus dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh kontrak yang didefinisikan.b) Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasikannya hal-hal yang didefinisikan.c) Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.Definisi terhadap kontrak menurut pola pertama yaitu definisi yang dibuat berdasarkan kegiatan lain yang terjadi atau kegiatan yang harus dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh kontrak yang didefinisikan dapat dijelaskan dengan contoh berikut:“ Kenyang adalah suatu keadaan yang timbul dalam individu setelah ia diberi makan secukupnya dengan interval selama 4jam. “Contoh definisi operasional pola kedua yaitu definisi yang disusun berdasarkan sifat atau atas cara bekerjanya hal yang didefinisikan adalah sebagai berikut:“ Bodoh adalah seseorang yang rendah kemampuannya baik dalam memecahkan soal, bilangan, dan bahasa. “Contoh definisi operasional lain dari variabel atau kontrak pola ketiga yaitu dibuat berdasarkan yang nampak atau dimunculkan sebagai berikut :“ Ekstraversi adalah kecenderungan seseorang yang lebih menyukai berada dalam suatu kelompok daripada menyendiri.”Teknik PengukuranTerdapat empat Jenis Skala Pengukuran yaitu Nominal, Ordinal, Interval, Ratio. Skala yang paling rendah adalah Nominal dan yang tertinggi adalah Skala Rasio. Skala pengukuran yang

Page 3: Metodologi Pemelitian

lebih tinggi akan memiliki karakteristik skala pengukuran di bawahnya. Misalnya, skala Rasio akan memiliki karakteristik Nominal, Interval, dan Ordinal.  Variabel Nominal/Skala NominalVariabel nominal merupakan variabel dengan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya dan hanya bisa digunakan untuk klasifikasi kualitatif atau kategorisasi. Artinya, variabel tersebut hanya dapat diukur dari segi apakah karakteristik suatu objek bisa dibedakan dari karekateristik lainnya, tetapi kita tidak dapat mengukur atau bahkan mengurutkan peringkat kategori tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengatakan bahwa jenis kelamin ke 2 orang tersebut berbeda, satu perempuan dan satunya lagi laki-laki. Di sini kita bisa membedakan karakteristik keduanya, tetapi kita tidak bisa mengukur dan mengatakan mana yang “lebih” atau mana yang “kurang” dari kualitas yang diwakili oleh variabel tersebut. Kita hanya bisa memberikan kode/label pada kedua karakteristik tersebut, misalnya angka 0 untuk perempuan dan angka 1 untuk laki-laki. Kode/label angka tersebut bisa saja di tukar. Kode di sana hanya berfungsi sebagai pembeda antara kedua objek dan tidak menunjukkan urutan atau kesinambungan. Angka 1 tidak menunjukkan lebih tinggi atau lebih baik di banding 0.Operator aritmetika yang bisa digunakan pada skala nominal hanya tanda “=” atau “≠”.Contoh-contoh variabel nominal lainnya adalah:jenis tanah, varietas, ras, warna, bentuk, kota, Golongan darah, Jenis penyakit, Agama, Suku, Nomor KTP/SIM/Kartu Pelajar.  Variabel Ordinal/ Skala OrdinalVariabel ordinal memungkinkan kita untuk mengurutkan peringkat dari objek yang kita ukur. Dalam hal ini kita bisa mengatakan A “lebih” baik dibanding B atau B “kurang” baik dibanding A, namun kita tidak bisa mengatakan seberapa banyak lebihnya A dibanding B. Dengan demikian, batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah apakah nilai tersebut lebih tinggi, sama, atau lebih rendah daripada nilai yang lain, namun kita tidak bisa mengatakan berapa perbedaan jarak (interval) diantara nilai-nilai tersebut. Contoh umum variabel ordinal adalah status sosial ekonomi keluarga. Sebagai contoh, kita tahu bahwa kelas menengah ke atas lebih tinggi status sosial ekonominya dibanding kelas menengah ke bawah, tapi kita tidak bisa mengatakan berapa lebihnya atau mengatakan bahwa kelas menengah ke atas 18 % lebih tinggi. Pemberian simbol/kode angka pada skala ordinal, selain berfungsi untuk membedakan karakteristik antar objek juga sudah menetukan urutan peringkat dari objek tersebut.Operator aritmetika yang bisa digunakan pada skala ordinal adalah tanda “=”, “≠”, “<” dan “>”. Misal kode angka untuk kelas bawah = 0, menengah = 1, dan atas = 2. Angka 0 berbeda dengan 1 ataupun 2 (operator aritmetk: = dan ≠), 0 lebih rendah dibanding 1 (operator aritmetk: < dan >),Contoh:Tingkat pendidikan atau kekayaan, Tingkat keparahan penyakit, Tingkat kesembuhan, Derajat keganasan kanker,  Variabel Interval/ Skala IntervalVariabel Interval tidak hanya memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan, mengurutkan peringkatnya, tetapi kita juga bisa mengukur dan membandingkan ukuran perbedaan diantara nilai. Sebagai contoh, suhu, yang diukur dalam derajat Fahrenheit atau Celcius, merupakan skala interval. Kita dapat mengatakan bahwa suhu 50 derajat lebih tinggi daripada suhu 40 derajat, demikian juga suhu 30 derajat lebih tinggi dibanding dengan suhu 20 derajat. Perbedaan selisih suhu antara 40 dan 50 derajat nilainya sama dengan perbedaan suhu antara 20 dan 30 derajat, yaitu 10 derajat. Jelas disini bahwa pada skala interval, selain kita bisa membedakan

Page 4: Metodologi Pemelitian

(mengkategorikan), mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa perbedaannya/selisihnya dan jarak atau intervalnya juga dapat dibandingkan. Perbedaan antara kedua nilai pada skala interval sudah punya makna yang berarti, berbeda dengan perbedaan pada skala ordinal yang maknanya tidak berarti. Misalnya, perbedaan antara suhu 40 dan 50 derajat dua kali lebih besar dibandingkan dengan perbedaan antara suhu 30 dan 35. Dengan demikian, selain sudah mencakup sekala nominal, juga sudah termasuk skala ordinal, tetapi nilai mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara matematik, oleh karena batas-batas variasi nilai pada interval adalah arbiter (angka nolnya tidak absolut).Operator aritmetika yang bisa digunakan pada skala ordinal adalah tanda “=”, “≠”, “<”, “>”, “+”, “-”. Misal suhu: 30 +10 = 40 derajat.Contoh Skala Interval lainnya:Tingkat kecerdasan (IQ), Beberapa indeks pengukuran tertentu.  Variabel Rasio/ Skala RasioVariabel rasio sangat mirip dengan variabel interval; di samping sudah memiliki semua sifat-sifat variabel interval, juga sudah bisa diidentifikasi titik nol mutlak, sehingga memungkinkan menyatakan rasio atau perbandingan di antara kedua nilai, misalnya x adalah dua kali lebih y. Contohnya adalah berat, tinggi, panjang, usia, suhu dalam skala kelvin. Sebagai contoh, berat A = 70 kg, berat B =35 kg, Berat C = 0 kg. Disini kita bisa membandingkan rasio, misalnya kita bisa mengatakan bahwa berat A dua kali berat B. Berat C = 0 kg, artinya C tidak mempunyai bobot. Angka 0 di sini jelas dan berarti dan angka 0 menunjukkan nilai 0 mutlak. Memang agak sedikit susah dalam membedakan antara skala interval dengan rasio. Kuncinya adalah di angka 0, apakah nilai nol tersebut mutlak (berarti) atau tidak? Sebagai contoh, suhu bisa berupa skala interval tapi bisa juga skala rasio, tergantung pada skala pengukuran yang digunakan. Apabila kita menggunakan skala Celcius atau Fahrenheit, termasuk skala interval, sedangkan apabila Kelvin yang digunakan, suhu termasuk skala rasio. Mengapa? Karena suhu 0 derajat Kelvin adalah mutlak! Kita tidak saja dapat mengatakan bahwa suhu 200 derajat lebih tinggi daripada suhu 100 derajat, tetapi kita juga sudah dapat menyatakan dengan pasti bahwa rasionya benar dua kali lebih tinggi.Operator aritmetika yang bisa digunakan pada skala rasio adalah tanda “=”, “≠”, “<”, “>”, “+”, “-”, “x” dan “÷”.Misal nilai Berat A 70 kg, berat B = 35 kg.Operator aritmetik “=”, “≠”, kita bisa mengatakan Berat A berbeda dengan Berat B (A ≠ B);Operator aritmetik “<”, “>”: A lebih berat dibanding B (A > B),Operator Aritmetik “+”, “-”: Beda antara berat A dengan B = 35 kg (A – B = 70 – 35 = 35) kg,Operator aritmetik “x” dan “÷”:A dua kali lebih berat dibanding B ( A = 2xB).Contoh:Waktu, panjang, tinggi, berat, usia, Kadar zat dan jumlah sel tertentu, Dosis obat, dllReliabilitas dan Validitas  ReliabilitasSuatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi apabila alat ukur itu mantap atau stabil.  ValiditasDalam konteks alat ukur atau instrumen asesmen, validitas berarti sejauh mana kecermatan atau ketepatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sebuah instrumen yang valid akan menghasilkan data yang tepat seperti yang diinginkan. Sebagai contoh, jika kita ingin mengetahui berat maka alat ukur yang tepat adalah timbangan atau neraca bukan meteran, termometer, atau alat yang lain.

Page 5: Metodologi Pemelitian

  Macam-macam Validitas1) Validitas Isi (Content Validity)Validitas isi disebut juga validitas kurikuler. Oleh karena itu, validitas ini erat kaitannya dengan materi yang akan diukur dalam tes. Tentu saja materi yang dimaksud adalah materi yang terdapat dalam kurikulum. Validitas isi mencerminkan sejauh mana butir -butir dalam tes mencerminkan materi yang disajikan dalam kurikulum. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika butir-butir tes bersifat representatif terhadap isi materi dalam kurikulum tersebut. Pengujian validitas isi tidak melalui prosedur pengujian secara statistik, melainkan melalui analisis secara rasional. Pengetahuan terhadap kurikulum menjadi dasar berpijak yang penting untuk dapat melakukan analisis validitas isi. Cara yang praktis untuk melakukan analisis validitas isi adalah dengan melihat apakah butir-butir tes telah disusun sesuai dengan blue-print (kisi-kisi) yang sudah dirancang sebelumnya. Blue print menjadi acuan dalam menuangkan domain atau ranah dan indikator yang akan diukur dalam tes.2) Validitas Konstruk (Construct ValidityValiditas konstruk adalah validitas yang menyangkut bangunan teoretik variabel yang akan diukur. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas konstruk apabila butir-butir soal yang disusun dalam tes mengukur setiap aspek berpikir dari sebuah variabel yang akan diukur melalui tes tersebut. Seperti halnya validitas isi, untuk mempertinggi validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek. Pengujian validitas konstruk diperlukan an alisis statistik yang kompleks seperti prosedur analisis faktor. Salah satu prosedur pengujian validitas konstruk yang tidak terlalu kompleks dapat dilakukan dengan pendekatan multi-trait multi-method. Dua atau lebih trait yang diukur melalui dua atau lebih metode dapat diuji secara serentak dengan pendekatan ini, sehingga akan diperoleh adanya bukti adanya validitas diskriminan dan validitas konvergen. Validitas diskriminan ditunjukkan oleh rendahnya korelasi antara factor skala atau tes yang mengukur trai t yang berbeda terutama bila digunakan metode yang sama. Validitas konvergen ditunjukkan oleh tingginya korelasi skor tes–tes yang mengukur trait yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda.3) Validitas Berdasarkan KriteriaSesuai dengan namanya,val iditas ini didasarkan pada kriteria tertentu. Dengan demikian bukti adanya validitas ditunjukkan adanya hubungan korelasional skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria.Pengujian validitas ini bersifat empirik, artinya pengujian hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan data di lapangan. Apabila berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan di lapangan terbukti bahwa tes hasil belajar dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diungkap secara tepat maka berarti alat tes tersebut mempunyai validitas empirik. Untuk keperluan pengujian jenis validitas ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari segi kemampuannya dalam melakukan ramalan ( predictive validity) serta daya ketepatan bandingannya (concurent validity).

a) Validitas ramalan (predictive validity)Sebagai ilustrasi adalah adanya tes masuk Perguruan Tinggi Negeri. Setelah melalui serangkaian tes maka hanya calon mahasiswa yang mempunyai skor tinggi yang diterima oleh panitia seleksi mahasiswa baru. Sesungguhnya keputusan panitia seleksi yang hany a menerima mahasiswa yang mempunyai skor tinggi saja berarti sudah memprediksikan bahwa calon mahasiswa dengan

Page 6: Metodologi Pemelitian

skor tinggi tersebut kelak yang akan lebih berhasil dalam studinya. Sedangkan para calon mahasiswa yang mempunyai skor sedang apalagi rendah dipr ediksikan akan banyak menemui kendala dalam studinya. Oleh karena itu tes yang digunakan dalam seleksi calon mahasiwa baru tersebut akan mempunyai tingkat validitas prediktif yang tinggi apabila secara empirik terbukti bahwa prestasi belajar mereka juga baik. Dengan demikian antara skor tes masuk dengan prestasi belajar harus mempunyai korelasi yang positif.Pada kasus di atas, yang dipermasalahkan validitasnya adalah tes masuk. Oleh karena itu hasil belajar pada masa perkuliahan digunakan sebagai tolok ukur (kriterium). Adanya kesejajaran, kesesuaian, kesamaan arah antara tes seleksi masuk dengan hasil belajar mempunyai korelasi yang positif.b) Validitas bandingan (Concurent Validity)Validitas ini sering pula disebut sebagai validitas ada sekarang, validitas sama saat, validitas pengalaman, dan validitas empiris. Disebut sebagai validitas ada sekarang karena pengujiannya berdasarkan pengalaman yang saat ini sudah ada di tangan. Disebut sebagai validitas sama saat karena validitas ini segera dapat kita peroleh informasinya pada saat yang sama dengan waktu diperolehnya data hasil tes yang diukur validitasnya tersebut. Disebut validitas pengalaman (empiris) karena validitas ini dikaitkan dengan pengalaman yang sudah ada. Dalam hal ini pengalaman digunakan sebagai kriterium.

INSTRUMEN PENELITIANSumber DataPengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melaui: angket, wawancara, pengamatan, ujian, atau gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi.Instrumen Pengumpulan DataInstrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi statemis dan dipermudah. Selanjutnya instrument yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang diwujudkan dalam benda, contohnya: angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule), soal ujian (tes), dan sebagainya.

METODE DAN INSTRUMEN OENGUMPULAN DATANo Jenis Metode Pengumpulan Data1.

2.

Page 7: Metodologi Pemelitian

3.

4. Angket(questionnaire)

Wawancara(interview)

Pengamatan/observasi

Ujian atau tes

Dokumentasi a. Angket (questionnaire)b. Daftar cocok (checklist)c. Inventori

a. Pedoman wawancarab. Daftar cocok

a. Lembar pengamatanb. Panduan pengamatanc. Panduan observasid. Daftar cocok

a. Soal ujianb. Inventori

a. Daftar cocokb. tabel

1) Angket (Questionnaire)Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.Angket dibedakan menjadi dua:

Page 8: Metodologi Pemelitian

a) Angket terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.b) Angket tertutup (berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga reponden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√).2) WawancaraWawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumbernya. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara (Subana, 200:29)Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam wawancara diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara.Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik.Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa canggung untuk mewawancarai dan respondenpun merasa enggan untuk menjawab pertanyaan.Berdasarkan sifat pertanyaan dapat dibedakan menjadi :a) Wawancara terpimpinDalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.b) Wawancara bebasPada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tjuan penelitian sebagai pedoman. Kebaikan wawancara ini adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai.

c) Wawancara bebas terpimpinWawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal yang akan ditanyakan.3) Pengamatan (observation)Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian Diposkan oleh Putranto Irian Kusnandri di 02.09 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Page 9: Metodologi Pemelitian

Pengikut

Arsip Blog

▼   2011 (1) o ▼   Desember (1)

Memilih Variabel dan Teknik Pengukurannya

Mengenai Saya

Putranto Irian Kusnandri Lihat profil lengkapku

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

BIDAN SHOP

MERUMUSKAN HIPOTESIS PENELITIAN 06.34 Diposkan oleh Febri

HipotesisHasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara dari suatu penelitian ini biasanya disebut hipotesis. Jadi hipotesis di dalam suatu penelitianr berarti jawaban sementara penelitian, patokan juga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.

Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis dari dalam menguji rumusan jawaban sementara atau hipotesis itulah akhir suatu penelitian. Hasil akhir penelitian ini disebut juga kesimpulan penelitian, generalisasi atau dalil yang berlaku umum, walaupun pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai perbedaan tingkatan sesuai dengan tingkat kemaknaan (significantcy) dari hasil analisis statistik. Hasil pembuktian hipotesis atau hasil akhir penelitian ini juga sering disebut thesis.

Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehuhubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta.Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena hipotesis ini maka penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan data.

Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:

Page 10: Metodologi Pemelitian

1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.3. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data.4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati).

Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah dari pelaksanaan penelitian.

Memperoleh fakta untuk perumusan hipotesis dapat dilakukan antara lain dengan:1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung di lapangan, rumah sakit, Puskesmas, atau labotarium. Dalam mengemukakan fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh.2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari sumber yang asli, tetapi masih berada di tangan orang yang mengidentifikasi tersebut, sehingga masih dalam bentuknya yang asli.3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan simbol berpikir sebagai generalisas; dari hubungan antara berbagai fakta atau variabel.

Fakta adalah sangat penting dalam penelitian, terutama dalam perumusan hipotesis. Sebab, hipotesis merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta yang ditemukan. Hal ini berarti sangat berguna untuk dijadikan dasar membuat kesimpulan penelitian. Meskipun hipotesis ini sifatnya suatu ramalan, tetapi bukan hanya sekadar ramalan sebab, hipotesis ditarik dari dan berdasarkan suatu hasil serta Problematik yang timbul dari penelitian pendahuluan dan hasil pemikiran yang logis dan rasional. Hipotesis juga dapat dirumuskan dari teori ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Bentuk Rumusan HipotesisPada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Biasanya hipotesis terdiri dan pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat dependent variabel. Variabel bebas ini merupakan variabel penyebapnya atau variabel pengaruh, sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh.

Contoh sederhana :Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru-paru paru. Di dalam contoh ini merokok adalah variabel yaitu variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru-paru merupaksn variabel dependen atau akibatnya.Seperti telah diuraikan di atas, bahwa hipotesis adalah suatu simpulan sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian sebab itu hipotesis harus mempunyai landasan teoretis, bukan hanya sekadar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan.

Ciri-ciri suatu hipotesis antara lain sebagai berikut:

Page 11: Metodologi Pemelitian

1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam bentuk kalimat tanya.2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.3. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektif4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.

Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu dipertimbangkan berbagai hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik tertemu dalam rumusan hipotesis ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang dibuat dapat digunakan dalam penelitian.

Jenis-Jenis Rumusan HipotesisBerdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan tiga. yakni:1. Hipotesis KerjaAdalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang rerjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis kerja. Biasanya makan rumusan pernyataan: Jika…..maka…….. Artinya, jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkannya.

Contoh sederhana:a. Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular di daerah tersebut tinggi.b. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian bayi di daerah tersebul tinggi.c. Jika pendapatan perkapita suatu negara rendah, maka status kesehatan masyarakat di negara tersebut rendah pula.d. dan lain-lain.

Meskipun pada umumnya rumusan hipotesis seperti tersebut di atas, tetapi hal tersebut bukan saru-satunya rumusan hipotesis kerja. Karena dalam rumusan hipotesis kerja yang paling penting adalah bahwa rumusan hipotesis harus dapat memberi penjelasan tentang kedudukan masalah yang diteliti, sebagai bentuk kesimpulan yang akan diuji. Oleh sebab itu penggunaan rumusan lain seperti di atas masih dapat dibenarkan secara ilmiah.

2. Hipotesis Nol atau Hipotesis StatistikHipoiesis Nol biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, disebut hipotesis alternatif.

Contoh sederhana : hipotesis nola. Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.

Page 12: Metodologi Pemelitian

b. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi.c. Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari PAM dengan kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari sumur.d. dan sebagainya.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang bersangkutan adalah sama, misalnya status gizi dari balita yang mendapatkan ASI sama dengan status gizi anak balita yang tidak mendapatkan ASI. Bila hal tersebut dirumuskan dengan “selisih” maka akan menunjukkan hasil dengan nol, maka disebut hipotesis nol. Bila dirumuskan dengan “persamaan” maka hasilnya sama, atau tidak ada perbedaan. Oleh sebab itu apabila diuji dengan metode statistika akan tampak apabila rumusan hipotesis dapat diterima, dapat disimpulkan sebagaimana hipotesisnya.

Tetapi bila rumusannya ditolak, maka hipotesis alternatifhya yang diterima. Itulah sebabnya maka sdperti rumusan hipotesis nol dipertentangkan dengan rumusan hipotesis altematif. Hipotesis nol biasanya menggunakan rumus Ho (misalnya HO : x = y) sedangkan hipotesis alternatif menggunakan simbol Ha (misalnya, Ha : x = > y).

Berdasarkan isinya, suatu hipotesis juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: pertama, hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama, yaitu hipotesis yang menjadi sumber dari hipotesis-hipotesis yang lain. Kedua, hipotesis minor, hipotesis penunjang, atau anak hipotesis, yaitu hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis mayor. Di dalam pengujian statisik hipotesis ini sangat penting, sebab dengan pengujian terhadap tiap hipotesis minor pada hakikatnya adalah menguji hipotesis mayornya.

Contoh tidak sempurna :Hipotesis mayor: “Sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan tingginya penyakit menular”. Dari contoh ini dapat diuraikan adanya dua variabel, yakni variabel penyebab (sanitasi lingkungan) dan variabel akibat (penyakit menular). Kita ketahui bahwa penyakit menular itu luas sekali, antara lain mencakup penyakit-penyakit diare, demam berdarah, malaria, TBC, campak, dan sebagainya. Sehubungan dengan banyaknya macam penyakit menular tersebut, kita dapat menyusun hipotesis minor yang banyak sekali, yang masing-masing memperkuat dugaan kita tentang hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan sanitasi lingkungan, misalnya :a. Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi lingkunganb. Adanya hubungan antara penyakit campak dengan rendahnya sanitasi lingkungan.c. Adanya hubungan antara penyakit kulit dengan rendahnya sanitasi lingkungan.d. dan sebagainya.

Apabila dalam pengujian statistik hipotesis-hipotesis tersebut terbukti bermakna korelasi antara kedua variabel di dalam masing-masing hipotesis minor tersebut, maka berarti hipotesis mayornya juga diterima. Jadi ada korelasi yang positif antara sanitasi lingkungan dengan penyakit menular.

3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan

Page 13: Metodologi Pemelitian

Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan 2 variabel alau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua variabel. Misalnya, ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan praktek pemeriksaan hamil. Hipotesis dapat diperjelas lagi menjadi : Makin tinggi pendidikan ibu, makin sering (teratur) memeriksakan kehamilannya. Sedangkan hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan di antara dua variabel; misalnya. praktek pemberian ASI ibu-ibu de Kelurahan X berbeda dengan praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan Y. Hipotesis ini lebih dielaborasi menjadi: praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan X lebih tinggi bila dibandingkan dengan praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan Y.

Sumber1. Pratiknya.Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta, Raja Grapindo Persada; 2000.2. Arjatmo Tjokro. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Jakarta, FKUI.3. Sokidjo Notoatmojo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. 1999.4. Hidayat AA. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta.Salemba medika; 2007,5. Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta;2004.

Related Posts by Categories

Metode Penelitian

BERBAGAI MACAM JENIS PENELITIAN PENGERTIAN PENELITIAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN PENGERTIAN MASALAH PENELITIAN SISTEMATIKA LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TEKNIK PENGOLAHAN DATA SIKAP ADALAH.. PENELITIAN DESKRIPTIF LENGKAP PENGERTIAN SKALA LIKERT CARA PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN MENGENAL POPULASI PENELITIAN MEMBUAT RUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN MEMBUAT LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN PENGERTIAN METODE ILMIAH PENELITIAN DALAM BIDANG ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Page 14: Metodologi Pemelitian

Widget by Scrapur Label: Metode Penelitian

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Kontak saya

Konsultasi dan sharing dengan [email protected]

Home

Beranda

Daftar Isi

Lihat Isi Blog disini

Labels

About Me (4) askeb nifas (7) Bayi dan balita (15) BIDAN Story (29) D4 KEBIDANAN USU (12) Dokumentasi kebidanan (5) Etika Kebidanan (3) KDPK (3) kebidanan (26) Kebidanan Komunitas (6) kehamilan (78) kesehatan reproduksi (19) Komunikasi dan konseling (11) konsep kebidanan (16)

Page 15: Metodologi Pemelitian

Leaflet Kesehatan (3) Mahasiswa (5) Metode belajar (2) Metode Penelitian (17) Motivasi (12) NOVEL Bidan (9) Patologi Kebidanan (5) Permenkes/Juknis (15) persalinan (26) Sekilas Info (7) Tugas Mahasiswa (8) Video (14) Wanita (8)

Arsip Blog

►   2013 (47)

►   2012 (8)

►   2011 (40)

▼   2010 (201) o ►   Des 2010 (17) o ►   Nov 2010 (2) o ▼   Okt 2010 (12)

ETIKA DAN ETIKET PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN

KEBIDA... MENJADI DOSEN YANG PROFESIONAL DOKUMENTASI PADA MASA INTRA PARTUM CATATAN SOAP PADA INTRAPARTUM TEKNIK PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN MODEL PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN METODE PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN MDGs DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MERUMUSKAN HIPOTESIS PENELITIAN BERBAGAI MACAM JENIS PENELITIAN PENGERTIAN PENELITIAN

o ►   Sep 2010 (5) o ►   Jul 2010 (1) o ►   Jun 2010 (5) o ►   Mei 2010 (29) o ►   Apr 2010 (37) o ►   Mar 2010 (21) o ►   Feb 2010 (23)

Page 16: Metodologi Pemelitian

o ►   Jan 2010 (49)

►   2009 (66)

Tentang Saya

Febri Febrina OK. Alumni D3 Kebidanan Poltekes Medan, D4 Kebidanan USU, dan S2 Kebidanan Unpad Bandung. Bekerja sebagai staf pengajar bidan dan bidan praktek mandiri. Semoga blog ini dapat bermanfaat dan menjadi ladang ibadah..amin

Lihat profil lengkapku

Yang lagi baca..

Populer

S1 KEBIDANAN

Banyak yang bertanya-tanya terutama bidan yang masih berpendidikan D3 mengenai jenjang pendidikan S1 Kebidanan, berikut akan saya informasi...

FLEK PADA SAAT HAMIL

Keluar flek saat hamil Keluar flek (bercak darah) dari vagina tentu membuat seorang ibu hamil cemas dan bertanya-tanya, apalagi bila baru ...

PANGGUL WANITA (BIDANG -UKURANNYA)

A. Panggul terdiri atas 1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang 2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot – otot dan ligamentum B. Bagian K...

BEDA CAIRAN KETUBAN DAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL

Halo bunda yang sedang menikmati kehamilan..  Keluarnya cairan dari jalan lahir biasanya menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil. Rasa cem...

Friends..

Page 17: Metodologi Pemelitian

 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez