metodelogi penelitian

23
TEKNIK PENGUMPULAN DATA : INTERVIU, OBSERVASI DAN KUESIONER Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Penganpu : Dr. H. Chaerul Rochman M.Pd Dindin Nasrudin S.Pd, M.Pd, M.M Oleh : Intan Novia Giftianty (1142070088) Wildan Zikbal (1142070081) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Upload: intan-giftianty

Post on 05-Apr-2017

25 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: metodelogi penelitian

TEKNIK PENGUMPULAN DATA : INTERVIU, OBSERVASI DAN

KUESIONER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Penganpu :

Dr. H. Chaerul Rochman M.Pd

Dindin Nasrudin S.Pd, M.Pd, M.M

Oleh :

Intan Novia Giftianty (1142070088)

Wildan Zikbal (1142070081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2016

Page 2: metodelogi penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti

mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Metode ini digunakan dengan

menarik kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta khusus menuju kesimpulan yang

bersifat umum ( Nana ,1992:7 ).Sedangkan menurut Sugiyono (2009:225) bahwa

pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan

gabungan/triangulasi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka teknik pengumpulan adalah

suatu teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data untuk mendapatkan fakta dan

kesimpulan dari penelitian melalui observasi, interviu, kuisioner.

A. Observasi

Observasi menurut Kusuma (1987:25) adalah pengamatan yang dilakukan

dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki.

“Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung”(Sukmadinata,

2011: 220). Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur,

observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan.

Menurut Arikunto (Gunawan, 2013: 143), observasi merupakan suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

pencatatan secara sistematis.Sedangkan Marshall (Sugiyono, 2013: 226) menyatakan

bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning

attached to those behavior”. Yang berarti bahwa melalui observasi, peneliti belajar

tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Tjetjep Rohendi Rohidi, (2011: 184-

189) juga mengemukakan bahwa“...dalam observasi, terdapat setidak-tidaknya tiga

macam metode observasi yaitu, observasi biasa, observasi terkendali, dan observasi

terlibat”. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa macam observasi, diantaranya

sebagai berikut:

a) Observasi Biasa

Peneliti yang menggunakan metode ini, tidak perlu terlibat dalam hubungan emosi

dengan pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya. Penelitian ini juga tidak

melakukan kontak atau komunikasi dengan pelaku seni yang diamatinya, melainkan

Page 3: metodelogi penelitian

hanya mengumpulkan informasi apa yang dilihat baik secara langsung oleh mata

maupun dibantu dengan alat dokumentasi.

b) Observasi Terkendali

Observasi terkendali ini sama dengan observasi biasa yaitu tidak perlu terlibat dalam

hubungan emosi dengan pelaku. Perbedaannya, pada observasi terkendali para pelaku

yang akan diamati dipilih dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau tempat

kegiatan dikendalikan oleh peneliti.

c) Observasi Terlibat

Observasi ini bentuk khusus observasi yang menuntut keterlibatan langsung pada

dunia sosial yang dipilih untuk diteliti. Keterlibatan peneliti dalam penelitian memberi

peluang yang sangat baik untuk melihat, mendengar, dan mengalami realitas

sebagaimana yang dilakukan dan dirasakan oleh para pelaku, masyarakat serta

kebudayaan setempat.

1. Metode observasi Nonpartisipan

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematis

mengenai gejala- gejala yang terjadi untuk kemudian dilakukan pencatatan( Joko ,2004 :

63). penelitian ini meneliti secara observasi non partisipan, jadi peneliti datang di tempat

kegiatan yang diamati, tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Tahapan yang

dilakukan peneliti dalam observasi adalah sebagai berikut:

a) Observasi Deskriptif

Observasi ini dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai

objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti,

maka peneliti melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi

terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam, oleh

karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata.

b) Observasi Terfokus,

Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour obsevation, yaitu suatu observasi

yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.

c) Observasi Terseleksi

Page 4: metodelogi penelitian

Pada tahap ini peneliti telah menguraikan focus yang ditemukan sehingga datanya

lebih rinci, dengan begitu pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik,

perbedaan, dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu

kategori dengan

kategori lain(Sugiyono,2010 : 203).

2. Metode Observasi Partisipan

Menurut Susan dalam Sugiyono (2006) dalam observasi partisipatif peneliti

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan

berpartisipasi dalam aktifitas mereka. Jadi Observasi partisipasi merupakan metode

pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian melalui

pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar berada dalam

keseharian pelaku yang diteliti atau informan, keberadaan peneliti dapat terlibat secara

aktif maupun tidak aktif. Spradley (1980) membagi partisipasi atau keterlibatan peneliti

menjadi empat yaitu;

(1) partisipasi pasif, di mana peneliti datang mengamati tetapi tidak ikut terlibat

kegiatan yang diamati

(2) partisipasi moderat, dimana peneliti kadang ikut aktif terlibat kegiatan kadang

tidak aktif

(3) partisipasi aktif, di mana peneliti terlibat aktif dalam kegiatan yang diteliti

(4) partisipasi lengkap,di mana peneliti sudah sepenuhnya terlibat sebagai orang

dalam, sehingga tidak kelihatan sedang melakukan penelitian.

Untuk mendapatkan data yang akurat sebaiknya menggunakan observasi dengan

partisipasi lengkap, karena sebagai orang dalam peneliti leluasa mengamati dan

mendapatkan makna sesungguhnya dari apa yang diamati.

3. Metode Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang

apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi observasi ini dilakukan apabila peneliti

telah tahu dengan pasti tentang variabel yang akan diamati. Dalam melakukan

pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau kuesioner tertutup juga dapat

digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi ini.

4. Metode Observasi Tidak Terstruktur

Page 5: metodelogi penelitian

Observasi ini adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang

apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti apa

yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peniliti tidak menggunakan instrument

baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Menurut Nasution (1988) :

1. Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.

2. Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.

3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.

4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.

5. Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.

6. Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.

B. Interviu/Wawancara

Interview/ wawancara adalah menanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan data yang kita butuhkan. Sejalan dengan apa yang dikemukakan Lexi bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu( Lexy : 186). Metode ini

merupakan metode untuk mencari data yang dilakukan dengan cara bertemu langsung

dengan responden atau sumber data. Cara ini dilakukan dengan cara komunikasi verbal

jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi

( Nasution,1991 :153). Esterberg (Sugiyono, 2013: 233) mengemukakan beberapa

macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan

wawancara tidak terstruktur.

a) Wawancara terstruktur (Structured interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang

akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan

instrumenberupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan.Menurut Gunawan (2013, 162-163), peneliti kualitatif jarang sekali

menggunakan wawancara terstruktur karena keterbatasan pada wawancara ini

membuat data yang diperoleh tidak kaya. Wawancara ini menghemat waktu dan

membatasi efek pewawancara apabila sejumlah pewawancara yang berbeda terlibat

dalam penelitian. Akan tetapi, jenis wawancara ini mengarahkan respons informan dan

tidak tepat digunakan pada pendekatan kualitatif. Peneliti kualitatif menggunakan

pertanyaan yang berstruktur ini hanya untuk mendapatkan data sosio-demografik,

Page 6: metodelogi penelitian

seperti usia,lamanya kondisi yang dialami, lamanya pengalaman, pekerjaan,

kualifikasi, dan lain-lain

b) Wawancara semiterstruktur

Dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menumkian permasalahan

secara lebih terbuka, di mana pikah yang diwawancara diminta pendapat dan ide-

idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara tidak terstruktur

(Unstructured interview)

c) Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana

Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam

wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan

diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh

responden.

Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2013: 235) mengemukakan ada tujuh langkah

penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3. Mengawali atau membuka alur wawancara.

4. Melangsungkan alur wawancara.

5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

C. Kuesioner

Terdapat banyak pendapat mengenai kuesioner dari para ahli, namun pada

itinya merujuk pada hal yang sama dan saling selaras. Oleh karenanya dapat kita

ambil diantaranya, angket atau kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan atau

pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri

responden,yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh

responden. (Suroyo anwar, 2009:168).

Page 7: metodelogi penelitian

Adapun berdasarkan Depdikbud pada tahun 1975 angket adalah suatu alat

pengumpul data berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk

mendapat jawaban. Atau secara tekis angket juga dikenal dengan sebuah

kuisioner,alat ini secara besar terdiri dari tiga bagian yaitu:judul angket.pengantar

yang berisi tujuan,atau petunjuk pengisian angket,dan item-item pertanyaan yang

berisi opini atau pendapat dan fakta. (Komalasari, 2011:81). Sedang menurut Ws

Wingkel(1987) kuesioner adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang

harus dijawab secara tertulis juga.

Adapun terdapat tiga jenis pertanyaan dalam kuesioner, yakni pertanyaan

tertutup, terbuka, dan gabungan tertutup dan terbuka. Pertanyaan dengan jawaban

terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan penuh kepada responden

untuk menjawabnya. Di sini peneliti tidak memberikan satupun alternatif jawaban.

Sedangkan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua

alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal

memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai. Berikut penjelasan lengkapnya:

a. Kuesioner dengan jawaban tertutup: Salah satu keuntungannya untuk

kuesioner ini adalah sebagai berikut: (1) jawaban-jawaban bersifat standar dan

bisa dibandingkan dengan jawaban orang lain; (2) jawaban-jawabannya jauh

lebih mudah dikoding dan dianalisis, bahkan sering secara langsung dapat

dikoding dari pertanyaan yang ada, sehingga hal ini dapat menghemat tenaga

dan waktu; (3) responden lebih merasa yakin akan jawaban-jawabannya,

terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak yakin; (4) jawaban-jawaban

relatif lebih lengkap karena sudah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti; dan

(5) analisis dan formulasinya lebih mudah jika dibandingkan dengan model

kuesioner dengan jawaban terbuka. Meskipun demikian, ada juga

kelemahannya, yakni: (1) sangat mudah bagi responden untuk menebak setiap

jawaban, meskipun sebetulnya mereka tidak memahami masalahnya; (2)

responden merasa frustrasi dengan sediaan jawaban yang tidak satu pun yang

sesuai dengan keinginannya; (3) sering terjadi jawaban-jawaban yang terlalu

banyak sehingga membingungkan responden untuk memilihnya; (4) tidak bisa

Page 8: metodelogi penelitian

mendeteksi adanya perbedaan pendapat antara responden dengan peneliti

karena responden hanya disuruh memilih alternatif jawaban yang tersedia.

b. Kuesioner dengan jawaban terbuka: Keuntungannya antara lain adalah: (1)

dapat digunakan manakala semua alternatif jawaban tidak diketahui oleh

peneliti, atau manakala peneliti ingin melihat bagaimana dan mengapa

c. Kuesioner dengan jawaban tertutup dan terbuka (gabungan): Untuk

menjembatani kekurangan-kekurangan seperti tadi, maka sering digunakan

pertanyaan model gabungan antara keduanya. Dengan model tertutup dan

tebuka, semua kekurangan seperti tadi bisa diatasi. Misalnya dalam satu

pertanyaan, disamping disediakan alternatif jawaban oleh peneliti, juga perlu

disediakan alternatif terbuka (c. …………… ) untuk diisi sendiri oleh

responden sesuai dengan pendapatnya secara bebas. Dalam mengolah data

untuk model terakhir ini, bisa dilakukan pengelompokan ulang atas semua

jawaban responden pada alternatif terbuka tadi. Atau bisa juga peneliti melihat

ulang apakah jawaban responden yang terakhir itu sebenarnya sudah termasuk

ke dalam salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Dan jika ternyata

jawabannya sama dengan salah satu alternatif jawaban yang tersedia namun

dalam bahasa yang berbeda, peneliti bisa menganggapnya sebagai jawaban

seperti pada alternatif yang tersedia tadi. Contoh sebuah pertanyaan sederhana

dengan alternatif jawabannya: Tujuan Anda berkunjung ke perpustakaan

adalah: (1) mengerjakan tugas-tugas akademik; (2) mencari informasi

akademik untuk kepentingan tugas dari dosen; (3) menambah wawasan; (4)

………… menambah pengetahuan. (Responden menjawab dengan tulisan

sendiri pada alternatif yang terbuka ini). Kita bisa melihat bahwa sebenarnya

jawaban responden tersebut sama atau hampir sama dengan alternatif nomor

(3) menambah wawasan.

Beberapa permasalahan yang mungkin dan bahkan sering terjadi dan bagaimana

cara memperbaikinya adalah sebagaimana disarankan oleh Bailey (1987), sebagai

berikut:

Page 9: metodelogi penelitian

a. Responden sering menganggap wawancara tidak masuk akal dan bahkan

sering menganggapnya sebagai dalih (subterfuge) untuk tujuan-tujuan

tertentu misalnya komersial. Alternatif pemecahannya antara lain adalah

menyampaikannya dalam pengantar bahwa penelitian yang akan dilakukan

benar-benar untuk tujuan nonkomersial. Tentu saja dengan kata-kata yang

baik dan sopan.

b. Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa

menyerang dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media

massa. Pemecahannya adalah menghindari pertanyaan yang sensitif, serta

diyakinkan bahwa tidak akan ada nama responden di dalamnya.

c. Responden menolak bekerja sama atas dasar pengalaman masa lalu.

Upayakan untuk meyakinkan responden bahwa ini beda, beri pengertian

bahwa responden dalam hal ini turut berjasa dalam membantu penelitian

ini.

d. Responden yang tergolong dirinya kelompok minoritas sehingga merasa

lelah karena sering dijadikan kelinci percobaan (guinea pig). Ini jarang

terjadi di negeri kita. Namun jika hal seperti ii terjadi, peneliti bisa

menggunakan instrumen lain., atau bahkan mencari sumber data yang lain.

e. Responden orang ‘penting’ dan sering merasa tahu akan apa yang akan

ditelitinya. Cara pemecahannya adalah dengan metode menyanjung orang

penting tadi, misalnya dengan mengatakan bahwa hanya dialah orang satu-

satunya yang bisa memberikan informasi tentang masalah ini.

f. Responden menjawab dengan pertimbangan normatif, berpikir baik atau

jelek. Katakan kepadanya bahwa penelitian ini semata-mata untuk

pengembangan ilmu, dan bukan untuk kepentingan lain. Selain itu nama

responden juta tidak perlu dicantumkan.

g. Responden merasa takut akan ‘kebodohannya’ dalam menjawab

pertanyaan ini. Katakan kepadanya bahwa jawaban apapun dari responden

itu penting, dan tidak ada yang salah dalam menjawab.

h. Responden mengatakan tidak ada waktu untuk menjawabnya, atau merasa

itu bukan bidang minatnya. Pemecahannya adalah mengatakan bahwa

dialah satu-satunya orang yang bisa memberikan informasi yang

diperlukan dalam penelitian ini.

Page 10: metodelogi penelitian

Adapun jika dilihat dari bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi

empat jenis. Yakni sebagai berikut :

1. Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.

2. Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.

3. Check list yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membutuhkan

tanda check pada kolom yang sesuai. 

4. Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti

oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya

mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

(Malka, Absurditas. http://dataolah.blogspot.co.id/2012/07/macam-macam-

angket-atau-kuesioner.html, 3 Maret 2017)

Page 11: metodelogi penelitian

Soal Pilihan Ganda

1. Pengumpulan data dengan jalan kontak langsung dengan objek yang diteliti melalui tatap

muka dan tanya jawab merupakan cara kerja …

a. komunikasi langsung

b. lokakarya

c. observasi

d. diskusi

e. wawancara

2. Tujuan dari pengumpulan data adalah …

a. untuk merekayasa pendapat

b. unruk mengedit pengisian data

c. untuk mempermudah pengolahan data

d. untuk menganalisis data

e. untuk mempresentasikan data

3. Keterangan yang benar dan nyata dapat dijadikan dasar kajian merupakan pengertian dari

a. informasi

b. data

c. realita

d. fakta

e. bukti

4. Setelah topik penelitian dan sumber data ditentukan, serta instrumen penelitian disiapkan,

langkah selanjutnya adalah …

a. penyusunan laporan

b. pengumpulan data

c. pengolahan data

d. penulisan laporan

e. penyusunan kesimpulan

Page 12: metodelogi penelitian

5. Untuk mengetahui keterangan data yang lebih akurat, seseorang interviewer perlu

membuat pedoman wawancara yang terperinci. Untuk itu, teknik pengumpulan data yang

dipakai oleh peneliti disebut …

a.    interview bebas terpimpin

b.    interview tidak terstruktur

c.    interview berstruktur

d.    interview bebas

e.    interview terpimpin

6. Berikut merupakan masalah-masalah yang sering terjadi pada observasi, menurut Bailey,

Kecuali…

a. Responden seling menganggap penelitian tidak masuk akal.

b. Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa menyerang dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media massa.

c. Responden menolak bekerja sama atas dasar pengalaman masa lalud. Responden yang tergolong dirinya kelompok minoritas sehingga merasa lelah karena

sering dijadikan kelinci percobaan (guinea pig)e. Responden merasa antusias dalam menjawan kuesioner.

7. Jika dilihat dari bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi empat jenis, kecuali…

a. Kuesioner pilihan ganda.

b. Kuesioner lisan.

c. Kuesioner terbuka

d. Check list

e. Rating scale

8. Menurut Lincoln dan Guba terdapat tujuh langkah penggunaan wawancara untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu diantaranya….kecuali…

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

c. Mengawali atau membuka alur wawancara.

d. Menyusun kerangka berpikir

e. Melangsungkan alur wawancara

9. Cara yang dilakukan oleh seorang peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dalam

penelitian. Adalah penegertian dari …

Page 13: metodelogi penelitian

a. Teknik pengumpulan data

b. Kuesioner

c. Kuesioner tertutup

d. Wawancara

e. Observasi

10. Rangkaian beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan oleh

seorang peneliti dari responden yang disampaikan secara langsung. Merupakan

penegertian dari …

a. Teknik pengumpulan data

b. Kuesioner

c. Kuesioner tertutup

d. Wawancara

e. Observasi

Essay

1. Sebutkan macam – macam observasi ?

Jawaban : Tjetjep Rohendi Rohidi, (2011: 184-189) juga mengemukakan

bahwa“...dalam observasi, terdapat setidak-tidaknya tiga macam metode observasi

yaitu, observasi biasa, observasi terkendali, dan observasi terlibat

2. Jelaskan ketiga macam metode observasi tersebut ?

Jawaban :

a. Observasi Biasa, peneliti yang menggunakan metode ini, tidak perlu terlibat dalam

hubungan emosi dengan pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya

b. Observasi Terkendali, sama dengan observasi biasa yaitu tidak perlu terlibat

dalam hubungan emosi dengan pelaku.

c. Observasi Terlibat, observasi ini bentuk khusus observasi yang menuntut

keterlibatan langsung pada dunia sosial yang dipilih untuk diteliti

3. Sebutkan tiga jenis kusioner, jika ditinjau dari jawaban responden !

Jawaban :

1) Kuesioner tertutup

2) Kuesioner terbuka

3) Kuesioner tertutup dan terbuka

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kuesioner !

Page 14: metodelogi penelitian

Jawaban :

Kuesioner adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan yang dibuat peneliti tertulis

yang harus dijawab oleh responden secara tertulis juga. Dimana daftar tersebut dapat

berupa pertanyaan yang kemusian dijawab oleh responden. Atau dapat pula berupa

pilihan, untuk kemudian diberikan pilihan oleh responden.

5. Kemukakan ada tujuh langkah penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data

dalam penelitian kualitatif, secara berurutan !

Jawaban :

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka alur wawancara.

4) Melangsungkan alur wawancara.

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

Page 15: metodelogi penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Imam.2013. Metode Penelitian Kualitatif :Teori dan Pratilik. Jakarta : Bumi

Aksara

Keneth D. Bailey. 1987. Mothods of Social Research. Michigan : University of Michigan.

Komalasari, dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT.

Indeks

Kusuma, S.T. 1987. Psiko Diagnostik. Yogyakarta : SGPLB Negeri Yogyakarta.

Lexy J, Metodologi, h. 186.

Malka, Absurditas. “Macam-Macam Angket atau Kuesioner. 3 Maret 2017.

http://dataolah.blogspot.co.id/2012/07/macam-macam-angket-atau-kuesioner.html.

Nana sunjana. 1992. Menyusun Karya Tulisan Ilmiah, untuk Memperoleh Angka

Kredit.Bandung: Sinar Baru

Nana Syaodih Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nasution. 1988. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia

Nasution. 1991. Metode Research.Bandung: Jemmars

P. Joko Subagyo. 2004. Metodelogi dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka cipta

Rohendi Rohidi, Tjetjep. (2011). Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara

Semarang

Spradley, James, 1980, Paricipant Observation, Holt, Rinehart and Winston Press.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D .Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D:

Bandung

Winkel, W.S & Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta : Media Abadi