metode pengggambaran

30
METODE PENGGGAMBARAN A. Persiapan Pengggambaran Pelaksanaan penggambaran dengan komputer membutuhkan perangkat keras (hard ware) dengan spesifikasi tertentu yang disyaratkan oleh perangkat tunak (soft ware) yang digunakan. Dari waktu ke waktu perangkat keras harus di up-grade mengikuti perkembangan perangkat lunak yang makin canggih, atau sebaliknya perkembangan hard ware yang lebih berkemampuan memicu terciptanya pengembangan soft ware yang pernah ada. Secara garis besar perangkat keras mencakup perangkat penggambaran aan pencetakan. Spesifikas teknis komputer yang disyaratkan dapat berbeda tergantung software yang digunakan, sebagai ilustrasi untuk program AutoCAD 20012 AutoCAD 2012 32 bit Microsoft Windows 7 Enterprise, Ultimate, Professional, atau Home Premium (compare Windows 7 versions); Microsoft Windows Vista Enterprise, Business, Ultimate, or Home Premium (SP2 or later) (compare Windows Vista versions); atau Microsoft Windows XP Professional atau Home edition (SP3 or later) Untuk Windows Vista atau Windows 7: Intel Pentium 4 atau AMD Athlon dual-core processor, 3.0 GHz atau yang lebih tnggi dengan SSE2 technology; untuk Windows XP: Intel Pentium 4 atau AMD Athlon dual-core processor, 1.6 GHz atau yang lebih tinggi dengan SSE2 technology 2 GB RAM 2 GB free disk space for installation 1,024 x 768 display resolution with true color Microsoft® Internet Explorer® 7.0 or later AutoCAD 2012 64 bit Microsoft Windows 7 Enterprise, Ultimate, Professional, atau Home Premium (compare Windows 7 versions); Microsoft Windows

Upload: vitaridwan

Post on 11-Aug-2015

49 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENGGGAMBARAN

METODE PENGGGAMBARAN

A. Persiapan Pengggambaran

Pelaksanaan penggambaran dengan komputer membutuhkan perangkat keras (hard ware) dengan spesifikasi tertentu yang disyaratkan oleh perangkat tunak (soft ware) yang digunakan. Dari waktu ke waktu perangkat keras harus di up-grade mengikuti perkembangan perangkat lunak yang makin canggih, atau sebaliknya perkembangan hard ware yang lebih berkemampuan memicu terciptanya pengembangan soft ware yang pernah ada. Secara garis besar perangkat keras mencakup perangkat penggambaran aan pencetakan.

Spesifikas teknis komputer yang disyaratkan dapat berbeda tergantung software yang digunakan, sebagai ilustrasi untuk program AutoCAD 20012

AutoCAD 2012 32 bit

Microsoft Windows 7 Enterprise, Ultimate, Professional, atau Home Premium (compare Windows 7 versions); Microsoft Windows Vista Enterprise, Business, Ultimate, or Home Premium (SP2 or later) (compare Windows Vista versions); atau Microsoft Windows XP Professional atau Home edition (SP3 or later) Untuk Windows Vista atau Windows 7: Intel Pentium 4 atau AMD Athlon dual-core processor, 3.0 GHz atau yang lebih tnggi dengan SSE2 technology; untuk Windows XP: Intel Pentium 4 atau AMD Athlon dual-core processor, 1.6 GHz atau yang lebih tinggi dengan SSE2 technology 2 GB RAM 2 GB free disk space for installation 1,024 x 768 display resolution with true color Microsoft® Internet Explorer® 7.0 or later

AutoCAD 2012 64 bit

Microsoft Windows 7 Enterprise, Ultimate, Professional, atau Home Premium (compare Windows 7 versions); Microsoft Windows Vista Enterprise, Business, Ultimate, or Home Premium (SP2 or later) (compare Windows Vista versions); atau Microsoft Windows XP Professional (SP2 or later) AMD Athlon 64 with SSE2 technology, AMD Opteron processor with SSE2 technology, Intel Xeon® processor with Intel EM64T support and SSE2 technology, atau r Intel Pentium 4 with Intel EM64T support and SSE2 technology 2 GB RAM 2 GB free space for installation 1,024 x 768 display resolution with true color Internet Explorer 7.0 or later

Untuk modeling 3D

Page 2: METODE PENGGGAMBARAN

Intel Pentium 4 processor or AMD Athlon, 3 GHz or greater; or Intel or AMD dual-core processor, 2 GHz or greater 2 GB RAM or more 2 GB hard disk space available in addition to free space required for installation 1,280 x 1,024 true color video display adapter 128 MB or greater, Pixel Shader 3.0 or greater, Microsoft Direct3D-capable workstation-class graphics card.

Perangkat keras pencetakan dapat berupa printer atau plotter. Printer umumnya digunakan untuk mencetak gambar ukuran maksimal A 3, sedangkan plotter untuk pencetakan dengan ukuran lebih besar.

1. Kriteria dan Spesifikasi Perangkat LunakPerangkat lunak (software) adaiah program penggambaran yang dari waktu ke waktu terus berkembang dengan fasilitas dan fitur yang makin kaya dan makm memudahkan proses penggambaran (user's friendly). Saat ini ada beberapa brand yang ada di pasaran antara lain AutoCAD, Archicad, 3dmax, google schetchup, blender , dll. Beberapa brand saling kompatibel, tetapi beberapa tidak bisa saling membaca atau bisa membaca tapi tidak sempurna.

Page 3: METODE PENGGGAMBARAN

B. Kriteria Penggambaran

Dalam penggambaran harus memperhatikan: konsep perencanaan kawasan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan

Secara sistematis, konsep perencanaan kawasan dalam penggambaran harus mencakup gagasan yang komprehensif dan terintegrasi terhadap komponen- komponen perancangan kawasan, yang meliputi criteria (perhatikan skematisasi RTRW)1. Struktur peruntukan lahan2. Intensitas pemanfaatan lahan;

Page 4: METODE PENGGGAMBARAN

3. Tata bangunan;4. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung;5. Sistem ruang terbuka dan tata hijau;6. Tata kualitas lingkungan;7. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan;8. Pelestarian bangunan dan lingkungan.

Sementara intensitas pemanfaatan lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan yang adil

Komponen Penataan :

1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah yang dikuasai.

2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah yang dikuasai.

Page 5: METODE PENGGGAMBARAN

3. Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/ penghijauan dan luas tanah dikuasai.

4. Koefisien Tapak Besmen (KTB) yaitu angka persentase perbandingan antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

5. Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiria. Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan diberikan apabila

bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantai dasaryang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan dalam KLB.

b. Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum.

6. Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer of Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan pada umumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan. Pengalihan nilai KLB hanya dimungkinkan bila terletak dalam satu daerah perencanaan yang sama dan terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya dari KLB yang sudah ditetapkan pada daerah perencanaan. Pengalihan ini terdiri atas: hak pembangunan bawah tanah dan hak pembangunan layang adalah kegiatan penataan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.

Komponen Penataan Bangunan

1. Pengaturan Blok Lingkungan dan kaveling, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/ kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri :a. Bentuk dan Ukuran Blok atau kaveling;b. Pengelompokan dan Konfigurasi Blok atau kaveling;c. Ruang terbuka dan tata hijau.

2. Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri :

a. Pengelompokan Bangunan;b. Letak dan Orientasi Bangunan;c. Sosok Massa Bangunan;d. Ekspresi Arsitektur Bangunan.

Page 6: METODE PENGGGAMBARAN

3. Pengaturan Ketinggian Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan ketinggian bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan terdiri

a. Ketinggian Bangunan;b. Komposisi Garis Langit Bangunan;c. Ketinggian Lantai Bangunan.

4. Sistem jaringan bangunan.a. Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan

air yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan dan terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro

b. Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan air buangan yang berasal dari manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya buangan industri dan buangan kimia.

c. Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro

d. Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan sampah yang terintegrasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah makro

e. Sistem jaringan listrik dan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi daya listrik/telepon dan jaringan sambungan listrik/telepon memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan

f. Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu sistem jaringan pengamanan lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran.

g. Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi,h. yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan

sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/ kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi.

C. Tahapan Penggambaran

Secara umum pekerjaan perencanaan lebih banyak berupa pekerjaan studio yaitu di dalam ruangan, namun terkadang disertai pekerjaan lapangan yaitu berupa survey lapangan mengenai kondisi eksisting site. Secara detail pekerjaan lapangan meliputi antara lain:1. Tahap Konsep Rencana Teknis

a. Tahap penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualitas tim perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab jangka waktu perencanaan.

Page 7: METODE PENGGGAMBARAN

b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang dan lain-lain.

c. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana, keterangan rencana kota dan lain-lain.

2. Tahap Rencana Teknisa. Gambar-gambar rencana tapakb. Gambar-gambar pra rencana bangunanc. Perkiraan biaya bangunand. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)e. Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempatf. Laporan hasil kegiatan lokakarya value engineering(khusus untuk bangunan diatas

12.000 m2 atau lebih dari 8 lantai)3. Tahap Rencana Detail

a. Gambar rencana teknis bangunan lengkapb. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)c. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)d. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-

perhitungan yang diperlukan4. Tahap Pelelangan

a. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaanb. Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan

Dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut:

1 : Tahap Konsep Rancangan

Sebelum kegiatan perancangan dimulai, perlu ada kejelasan mengenai semua data dan informasi dari pengguna jasa yang terkait tentang kebutuhan dan persyaratan pembangunan agar supaya maksud dan tujuan pembangunan dapat terpenuhi dengan sempurna. Tahap ini disusun berdasarkan pengolahan data primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan tujuan proyek serta kendala persyaratan/ketentuan pembangunan yang berlaku.Setelah program rancangan diperiksa dan mendapat persetujuan pengguna jasa, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk konsep rancangan.

b. Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan atau bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala proyek.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa konsep ini merupakan dasar perancangan tahap selanjutnya.

2. Tahap Prarancangan / Skematik DesainPada tahap ini lebih kepada konsep bentuk, pola dan sistematis (ruang, warna, jaringan) yang dibuat oleh arsitek berdasarkan data dari tahap pertama.

Page 8: METODE PENGGGAMBARAN

3 : Tahap Pengembangan Rancangan

Dalam tahapan ini djelaskan bahwa konsultan perencana menyajikan produk dari hasil kesimpulan berbagai analisa yang didapat dari tahap survey. Produk yang dihasilkan berupa rumusan yang jelas tentang usulan rancangan garis besar yang berisi informasi mengenai sistem bangunan secara keseluruhan, antara lain mencakup tata letak gedung dan ruangan, serta bentuk bangunan.Penyajian produk pra rancangan atau pra desain pada tahap ini terdiri dari: Gambar-gambar arsitektur, meliputi: situasi, rencana tapak, denah tampak, dan

potongan. Gambar struktur yang terdiri dari: sistem struktur pondasi, sistem rangka atau

pendukung bangunan, struktur atap, dan hasil-hasil sementara penyelidikan tanah. Gambar mekanikal dan elektrikal, seperti jaringan air supply dan distribusi yang

berhubungan dengan lahan dan jaringan yang ada serta gambar jaringan supply dan distribusi semua sistem pada tiap bangunan.

Laporan teknis, berisi penjelasan tentang pemilihan konsep dengan nota perhitungan struktur, pemilihan sistem struktur, dan sistem utilitas yang digunakan.

Estimasi biaya awal/rencana anggaran biaya awal yang kasar, berisi tentang perhitungan secara kasar rencana biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing sub sistem, serta pemisahan antara biaya fisik gedung dan fasilitas penunjang sesuai dengan ketentuan Dirjen Cipta Karya.

4 : Tahap Pembuatan Gambar Kerja

Pada tahap Pembuatan Gambar Kerja, berdasarkan hasil Pengembangan Rancangan yang telah disetujui pengguna jasa, Arsitek menerjemahkan konsep rancangan yang terkandung dalam Pengembangan Rancangan tersebut ke dalam gambar-gambar dan uraian-uraian teknis yang terinci sehingga secara tersendiri maupun secara keseluruhan dapat menjelaskan proses pelaksanaan dan pengawasan konstruksi. Dalam tahap ini peran juru gambar sangat dibutuhkan. Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, Gambar Kerja yang dihasilkan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan siap digunakan untuk proses selanjutnya.

5 : Tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi

Pada tahap ini, juru gambar mengolah hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam bentuk format Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan Uraian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat teknis pelaksanaan pekerjaan-(RKS) serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk Daftar Volume (Bill of Quantity/BQ).

6 : Tahap Pengawasan Berkala

Dalam tahap ini dilakukan peninjauan dan pengawasan secara berkala di lapangan dan mengadakan pertemuan secara teratur dengan pengguna jasa dan Pelaksana Pengawasan Terpadu atau MK yang ditunjuk oleh pengguna jasa. Tapi baik arsitek dan juru gabmbar tidak bertanggung jawab penuh pada tahapan ini

Page 9: METODE PENGGGAMBARAN

Secara umum seluruh proses perencanaan tersebut, akan memperoleh hasil perencanaan, yaitu sebagai berikut:

A. Gambar Pra Rencana.Diantaranya gambar situasi, site plan, denah, tampak dan potongan yang merupakan desain awal dari konsultan perencana. Gambar rencana atau lazimnya disebut pra desain ini kemungkinan mengalami perubahan setelah presentasi atau konsultasi dengan pihak pemberi tugas. Gambar pra desain ini terus dikonsultasikan, dalam kasus ini sampai dengan tiga kali konsultasi untuk mendapatkan kesepakatan bersama dalam hal desain bangunan. Setelah disepakati, baru dibuat gambar kerja.

Page 10: METODE PENGGGAMBARAN

B. Gambar Kerja.Terdiri dari gambar denah, tampak, potongan, gambar rencana dan detail struktur, gambar rencana dan detail utilitas, serta detail arsitektural yang diperlukan. Gambar kerja dibuat sebagai acuan untuk membuat Rencana Anggaran Biaya dan Rancana Kerja dan Syarat-syarat (RAB dan RKS).

C. Rencana Anggaran Biaya.Berisi tentang uraian pekerjaan, perhitungan volume pekerjaan, analis harga satuan yang dipakai, dan hasil kalkulasi biaya pembangunan fisik bangunan.

C. Jenis-jenis Gambar Arsitektur

1. Gambar tapak- Site plan. Gabungan denah bangunan dengan kondisi tapak / lahan / lingkungan

alam, yang menginformasikan konteks hubungan rancangan ruang di dalam bangunan dengan ruang diluar bangunan di dalam tapak, dan sebagian ruang luar yang menunjang terhadap perancangan di dalam tapaknya.Skala gambar teknik site plan 1 : 200, 1 : 500, 1 : 800.

- Bloc plan . Gabungan massa bangunan dengan kondisi tapak/lahan/lingkungan alam, yang menginformasikan pembentukan tataan ruang (komposisi massa bangunan) membentuk tatanan ruang. Skala gambar teknik bloc plan 1 : 200, 1 : 500, 1 : 800.

2. Denah adalah penampang potongan horisontal dari suatu obyek/bangunan, yang potongannya terletak pada ketinggian 1,00 m dari atas lantai ruangan dalam bangunan.Kelengkapan dalam mengkomunikasikan denaho Nama gambar dan skala gambar

o Ukuran ruang

o Notasi dinding

o Notasi bukaan pintu dan jendela

o Notasi struktur kolom

o Notasi area basah

o Notasi teras

o Piel muka tanah

o Piel lantai

o Garis arah pemotong

3. Tampak bangunan adalah cara mengkomunikasikan bentuk fisik arsitektur yang dilihat dari arah pandang frontal (ortografis dengan bidang obyeknya). Tampak bangunan paling tidak memiliki 4 arah pandang dari obyek bangunan tersebut. Dalam mengkomunikasikan gambar tampak bangunan, maka faktor tapak berperanan penting untuk diperhatikan, faktor lingkungan memberikan estetika tersendiri terhadap obyek bangunan tersebut.

Terdapat beberapa karakter komunikasi tempak yang diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap karakteristik tapaknya.

Proyeksi gambar tampak :

Page 11: METODE PENGGGAMBARAN

Bagian atap. (Bentuk atap, bukaan atap, kemiringan atap, listplank atap, canopy) Bagian badan (Kusen dan kombinasinya, daun pintu, daun jendela, lobang angin,

dinding, pelapis tambahan di dinding) Bagian kaki bangunan. (Finishing kaki bangunan, teras, Tangga/trap) Lingkungan (alam dan suasana) . (Posisi lahan, skala pohon, suasana,

perbandingan tinggi terhadap lebar bangunan)4. Potongan. Gambar penampang bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal,

yang posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu. Gambar potongan untuk suatu desain bangunan diperlukan guna menjelaskan kondisi ruangan- ruangan ( dimensi, sakala, konstruksi) didalam bangunan ataupun diluar bangunan seperti yang diinginkan oleh perencana dan bermanfaat sebagai komunikasi yang komunikatif . Potongan terbagi atas duaa. Potongan arsitektural. Gambar ini menginformasikan :

• Tinggi bangunan• Tinggi rendah lantai (permainan lantai)• Tinggi plafond (permainan plafond)• Bentuk atap• Sistem ventilasi cahaya, sirkulasi udara dsb• Ukuran sistem bangunan Keterangan material

b. Potongan struktural. Gambar ini menginformasikan :• Tinggi bangunan• Tinggi rendah lantai dan konstruksinya• Tinggi plaond dan konstruksi plafond• Bentuk atap dan konstruksinya• Struktur konstruksi pondasi• Material struktur konstruksi• Ukuran sistem bangunan Keterangan material

KELENGKAPAN NOTASI

GAMBAR POTPERENCANAAN(ARSITEKTURAL)

GAMBARPOTONGAN(STRUKTURAL)

POTONGAN TAPAKPOTONGAN BANGUNAN

POTONGAN BANGUNAN

POT.PRINSIP BANGUNAN

1.Nama gambar * * * *

2.Tanda potongan * * * *

3. Skala * * * *

4.Garis bantu * * * *

5.Garis potongan bangunan

1 * * *

6. Garis-garis tampak bangunan

* * * *

7.garis-garis potongan tapak

* 1 1 1

8. Ukuran horisontal * * * *

9. ukuran vertikal * * 1

10. piel level/lantai * * * *

Page 12: METODE PENGGGAMBARAN

KELENGKAPAN NOTASI

GAMBAR POTPERENCANAAN(ARSITEKTURAL)

GAMBARPOTONGAN(STRUKTURAL)

POTONGAN TAPAKPOTONGAN BANGUNAN

POTONGAN BANGUNAN

POT.PRINSIP BANGUNAN

11. prinsip hubungan ruang

* * 1 1

12. Prinsip konstruksi

1 * *

13. prinsip hubungan detail konstruksi

* *

14. Keterangan konstruksi

* *

15. keterangan material

1 * *

16. Notasi konstruksi 1 * *

5. Rencana Komponen Bangunan. Adalah rencana lebih mendetail atas beberapa komponen bangunan, seperti : rencana lantai, rencana plafond, rencana kusen, rencana toilet, rencana tangga, rencana kuda-kuda, dsb. Rencana dapat mencakup denah, tampak, atau potongan yang menggambarkan pola dan konstruksi komponen bangunan tersebut. Rencana komponen bangunan dapat berskala 1 : 100,1 : 50,1 : 20, tergantung pada ketajaman informasi yang dibutuhkan

6. Detail. Adalah pembesaran skala gambar bagian elemen ruang atau konstruksi dengan tujuan untuk menginformasikan secara jelas ide rancangan. Skala Detail biasanya 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1. Visualisasi Gambar Detail di jelaskan melalui proyeksi bidang dari detail, seperti Denah detail, Tampak Detail, Potongan Penampang Detail. Atau dilengkapi dengan visualisasi tiga dimensi, seperti isometri detail. Berdasarkan karakteristiknya gambar detail dibedakan sebagai berikut

a. Gambar Detail Konstruksi. Menitik beratkan pada penjelasan hubungan konstruksi elemen bangunan / ruang

b. Gambar Detail Arsitektural. Menitik beratkan pada penjelasan bentuk rancangan elemen bangunan / ruang (proporsi dan prinsip bentuk)

Kelengakapan Gambar Detail :

a. Nama gambar detailb. Petunjuk letak detail pada Denah, Tampak, Potongan, dan sebagainya.c. Menjelaskan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi.d. Notasi gambar yang membedakan / menjelaskan perbedaan material dasar,

material finishing, warna, dsb.e. Menjelaskan hubungan konstruksi, joint elmen dsb.f. Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan detail.

7. Presentasi. Gambar yang digunakan sebagai media promosi, umumnva terdiri dari gambar perspektif yang di peroleh dari eksolorasi desain konsep. Mengedepankan unsur estetika. Salah satu caranya dengan menggambar perspektif. Ada tiga jenis perspektif.

Page 13: METODE PENGGGAMBARAN

Perspektif dengan 1 titik hilang merupakan bentuk perspektif yang paling sederhana. Tehnik ini banyak digunakan sebagai alat untuk menonjolkan fokus / focal point tertentu, penggambaran efektif suatu jalur sirkulasi atau suasana yang monumental , juga sarana untuk menampilkan gambar potongan perspektif

Perspektif dengan 2 titik hilang merupakan bentuk perspektif yang melihat bangunan tidak dari tampak frontal tetapi dari salah satu sudutnya. Tehnik ini menonjolkan bangunan sebagai bagian dari landskap sekitarnya

Perspektif dengan 3 titik hilang merupakan bentuk perspektif yang paling kompleks, merupakan pengembangan dari perspektif dengan 2 titik hilang dengan menambah 1 titik hilang pada arah vertikal. Tehnik ini dipakai untuk menggambarkan perspektif secara bird eye view (titik hilang dibawah horizon), atau perspektif bangunan pencakar langit yang dipandang dari posisi tepi jalan (titik hilang diatas horizon).

Gambar 4.1. Perspektif 1 ttik hilang

Page 14: METODE PENGGGAMBARAN

Gambar 4.2. Perspektif 2 ttik hilang

Gambar 4.3. Perspektif 3 ttik hilang

Page 15: METODE PENGGGAMBARAN

D. Perlengkapan dan Peralatan Gambar

Perlengkapan dan peralatan gambar manual berkembang dari waktu ke waktu, dari yang paling sederhana ke yang lebih canggih, namun lambat laun fungsinya digantikan oleh perangkat komputer sebagai sarana penggambaran yang lebih efektif, khususnya di kota-kota besar. Perlengkapan dasar penggambaran yang umumnya digunakan dalam penggambaran manual antara lain adalah

1. Kertas gambar, berbagai jenis terutama : kertas HVS, kertas rati, kertas kalkir (tracing paper) dari 60/65, 70/75, 80/85, 90/95, 100/105 gram, kertas sepia, kertas milimeter, dll.

2. Pensil gambar baik pensil kayu pada umumnya atau mechanical pencil dari ukuran 6B, HB, sampai 9H

Keras Sedang Lunak

4H5H6H7H8H9H

3H2HHFHBB

2B3B4B5B6B7B

3. Pena jenis Track Pen, Drawing Pen maupun Raphidograph dari ukuran 0,13 mm sampai 2,0 mm

4. Tinta hitam maupun berwarna seperti merah, biru atau hijau

5. Penghapus pinsil, rapidograph maupun tinta, silet dan erasing shield

6. Rautan pinsil, manual maupun mekanis atau elektrik

7. Taken Hak (T - square), Penggaris panjang, penggaris sudut mekanik , penggaris segi tiga 45 derajat dan 30 / 60 derajat, pantograph

8. Mai bulat, elips, mal lengkung dan jangka

9. Mal huruf berbagai ukuran

10. Mai perabot interior, mal saniter dan mal bentuk lainnya

11. Perekat kertas , selofan tape atau lakban

12. Lettehng Set, Coloring Set atau simbol arsitektur temple

Page 16: METODE PENGGGAMBARAN
Page 17: METODE PENGGGAMBARAN
Page 18: METODE PENGGGAMBARAN

Perabot dan peralatan gambar yang umum dipakai adalah

1. Meja gambar standar atau hidrolik, permukaan magnit atau non-magnit

2. Meja gambar bercahaya (light table) untuk menduplikasi gambar

3. Kursi gambar hidrolik atau non hidrolik Mesin gambar tipe siku / bandul atau tipe – Tracker

Perlengkapan dan peralatan gambar tersebut ada yang umumnya diperuntukan bagi individu juru gambar seperti pinsil, pena, perangkat meja kursi gambar, atau merupakan barang inventaris yang dapat digunakan secara kolektif seperti bermacam-macam mal, rautan pinsil mekanik dsb

E. Laporan Penggambaran

Gambar 4.4. Meja gambar

Page 19: METODE PENGGGAMBARAN

Tata letak: Pada setiap lembar gambar sebaiknya diberi garis pinggir, judul gambar dan kolom keterangan gambar.

Garis pinggir: ditempatkan di pinggir kiri gambar dengan lebar > 2 cm. Garis untuk keperluan pelobangan pinggir dan tanda-tanda lipatan dibuat setebal garis tepi pada tiap sisi lembaran kertas (untuk keperluan microfilm).

Kolom Judul : diletakkan dibagian sudut kanan bawah lembaran kertas guna membantu penyusunan gambar kalau dicetak atau dilipat (lihat gambar). Di dalamnya terdapat: judul pekerjaan, nama proyek, nama gambar, skala, tanggal menggambamya, nomor pekerjaan/proyek, sistem ukuran bangunan (SfB) dan Ukuran Klasifikasi Desimal (UDC) bila dirasakan perlu, nama perancangnya (arsiteknya). Dapat juga dituliskan nama juru gambar, pemeriksa, penyalin gambar. (Lihat gambar ), untuk model kolom gambar di Amerika Serikat. Kolom perbaikan gambar sebaiknya selalu diganti setiap kali perbaikan gambar dilakukan atau dicatat keseluruhan perbaikan gambar tersebut, seperti yang biasa dilakukan di Amerika Serikat.

Kolom judul yang dicetak kosong, atau diperbanyak dan atau menggunakan cap, sangat membantu menghemat waktu dan tenaga.

Kolom keterangan: Catatan hal-hal penting dan tanggal setiap revisi, dengan tanda tangan arsitek, biasanya dimulai dari bawah kolom diteruskan ke atas; sebaliknya untuk catatan-catatan umum apabila diperlukan dimulai dari atas terus turun ke bawah.

Gambar penunjuk/gambar kunci: biasanya untuk proyek-proyek besar diberi diagram kunci yang menunjukkan kesinambungan gambar-gambar yang ada dari setiap lembar, dengan memberi tanda untuk bagian-bagian gambar yang ada hubungannya dengan gambar yang dimaksud.

Petunjuk tempat (orientasi): pada setiap gambar rencana biasanya dicantum- kan arah tempat Utara (North). Biasanya semua gambar rencana lokasi dibuat petunjuk arah yang sama, kecuali untuk gambar rencana tata letak lokasi. Untuk itu tempatkan tanda Utara tersebut pada bagian atas lembar gambar untuk membedakannya dari gambar peta resmi.

Kolom judul dan keterangan umumnya terdiri dari beberapa sub kolom yang memuat keterangan-keterangan sebagai berikut (disesuaikan dengan instansi/owner terkait):

a. Judul Proyekb. Judul Gambarc. Nomor Gambard. Identitas Pemberi Kerjae. Identitas Perancang / Arsitekf. Skala Gambarg. Tanggal Penggambaranh. Digambar oleh (Juru Gambar)i. Diperiksa oleh (Job Captain I Arsitek) j.

j. Disetujui oleh (Wakil Pemberi Kerja)k. Panel Revisi (Nomor / Tanggal I Inisial Arsitek / uraian revisi)I. Panel Catatan (seperti key plan, dil)

Page 20: METODE PENGGGAMBARAN

Sesuai kelaziman dikenal 2 jenis lay out panel judul , yaitu : lay out panel judul dan keterangan vertikal pada sisi kanan gambar dan lay out panel judul dan keterangan horizontal pada sisi bawah gambar. Panel horizontal khususnya digunakan untuk kertas A 4, tetapi dapat juga digunakan untuk ukuran kertas lainnya, sedangkan panel vertikal umumnya digunakan untuk kertas A 3 keatas, untuk penyajian gambar kerja misalnya, yang memberikan ruang yang cukup untuk catatan dan revisi. Lebar panel dibuat berdasarkan spesifikasi teknis penggambaran atau sesuai kebutuhan, sebagai referensi lebar panel horizontal

Gambar 2.5. Kolom informasi dan judul menurut pola di AS (vertical dan horizontal)

Page 21: METODE PENGGGAMBARAN

Melipat Gambar: Gambar-gambar yang dicetak pada semua ukuran standar A dengan mudah dapat dilipat menjadi seukuran lembar standar A4. Apabila cetakan tersebut hendak disusun dalam arsip, maka hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga pelobangan kertas tersebut hanya me nembus pada satu jalur yang sama (lihat gambar)

Gambar 2.7. Kolom judul horizontal

Page 22: METODE PENGGGAMBARAN

Setting Gambar Arsitektur

Parameter-parameter yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan setting gambaradalah :- Ukuran kertas (A 0, A 1, A 2, A 3, A 4)- Format kertas (panel judul dan keterangan horizontal, panel judul dan keterangan

vertikal)- Besaran gambar (skala yang diminta)- Keterkaitan gambar dalam satu lembar kertas (denah-denah, tampak-tampak,

potongan-potongan, detail-detail)- Kejelasan informasi yang perlu difahami oleh pengamat gambar (pemberi kerja,

instansi pemberi izin, kontraktor, supplier dsb.)

Cara menyusun gambar kerja

Untuk menyusun gambar-gambar digunakan dua klasifikasi informasi: pertama, pembedaan antara tata cara penempatannya, tata cara pemasangannya, dan informasi komponen-komponennya; kedua, bagian-bagian dari bangunan dan tapak

Gambar rencana tapak umumnya berdiri sendiri dalam satu lembar gambar. Untuk gambar denah-denah, tampak-tampak, potongan-potongan dan rencana komponen bangunan bisa disajikan satu gambar dalam satu lembar gambar, atau beberapa gambar dalam satu lembar dengan memperhatikan ruang antar gambar dan kejelasan informasi yang disajikan. Sedangkan untuk gambar detail standar bisa dibuat dalam kotak-kotak pada lembar gambar sesuai dengan kebutuhan,

Page 23: METODE PENGGGAMBARAN

Dalam penentuan setting gambar perlu diperhitungkan ruang - ruang yang perlu disediakan untuk notasi - notasi, ukuran - ukuran dan simbol - simbol yang melengkapi gambar tersebut

Sumber: Data Arsitek Edisi Kedua, Ernst Neufert

Page 24: METODE PENGGGAMBARAN
Page 25: METODE PENGGGAMBARAN