metode pengemasan.docx

3
3.2.2 Kemasan tetrapack Tetra Pack merupakan kemasan yang terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan kertas karbon dengan komponen plastic yang tidak hanya antibocor, namun juga bisa melindungi isi kemasan dari ancaman bakteri dan alumunium yang bertujuan untuk menyempurnakan tingkat kekedapan udara dalam kemasan tersebut, namun juga bisa melindungi isi kemasan dari ancaman bakteri. Kemasan Tetra Pack merupakan kertas laminasi. Kertas laminasi adalah kertas yang permukaannya dilaminasi dengan menggunakan bahan lain. kemasan Tetra Pack terdiri dari 6 lapisan, yaitu polietilen (menghambat air dari luar, melindungi cetakan), kertas (media cetak, memberi kekuatan dan stabilitas kemasan), polietilen (lapisan untuk merekatkan alufo pada kertas), aluminium foil (barrier terhadap O 2 , flavor, cahaya), polietilen (lapisan untuk merekatkan dan barrier air), dan polietilen (untuk menutup kotak dalam lingkungan bahan pangan cair). Kemasan Tetra Pack merupakan salah satu kemasan aseptik. Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai kontaminasi lingkungan luar. Lapisan Kemasan Tetra Pack yang tebal serta proses pembuatannya yang aseptik (melalui proses sterilisasi UHT) membuat dinding atau lapisan kemasan lebih tebal dan lebih rapat (akibat UHT) sehingga mampu menahan air yang masuk ke dalam kemasan dengan lebih baik Berbagai teknik telah dikembangkan untuk bisa melakukan proses sterilisasi kemasan secara kering. Salah satu yang populer dan terbukti efektif adalah sterilisasi menggunakan cairan dan/atau uap H2O2, seperti yang dilakukan oleh sistem pengemasan aseptis TetraPak. Karena H2O2 mempunyai sifat TEKNOLOGI Gambar 3. Profile kecepatan aliran pangan cair dalam pipa HT

Upload: rika-ersalia-purbasari

Post on 16-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

metode pengemasan

TRANSCRIPT

Page 1: metode pengemasan.docx

3.2.2 Kemasan tetrapackTetra Pack merupakan kemasan yang terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan

kertas karbon dengan komponen plastic yang tidak hanya antibocor, namun juga bisa melindungi isi kemasan dari ancaman bakteri dan alumunium yang bertujuan untuk menyempurnakan tingkat kekedapan udara dalam kemasan tersebut, namun juga bisa melindungi isi kemasan dari ancaman bakteri. Kemasan Tetra Pack merupakan kertas laminasi. Kertas laminasi adalah kertas yang

permukaannya dilaminasi dengan menggunakan bahan lain. kemasan Tetra Pack terdiri dari 6

lapisan, yaitu polietilen (menghambat air dari luar, melindungi cetakan), kertas (media cetak,

memberi kekuatan dan stabilitas kemasan), polietilen (lapisan untuk merekatkan alufo pada

kertas), aluminium foil (barrier terhadap O2, flavor, cahaya), polietilen (lapisan untuk

merekatkan dan barrier air), dan polietilen (untuk menutup kotak dalam lingkungan bahan

pangan cair). Kemasan Tetra Pack merupakan salah satu kemasan aseptik. Kemasan aseptik

adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai kontaminasi lingkungan luar.

Lapisan Kemasan Tetra Pack yang tebal serta proses pembuatannya yang aseptik (melalui

proses sterilisasi UHT) membuat dinding atau lapisan kemasan lebih tebal dan lebih rapat

(akibat UHT) sehingga mampu menahan air yang masuk ke dalam kemasan dengan lebih

baik

Berbagai teknik telah dikembangkan untuk bisa melakukan proses sterilisasi kemasan secara kering. Salah satu yang populer dan terbukti efektif adalah sterilisasi menggunakan cairan dan/atau uap H2O2, seperti yang dilakukan oleh sistem pengemasan aseptis TetraPak. Karena H2O2 mempunyai sifat

TEKNOLOGIGambar 3. Profile kecepatan aliran

pangan cair dalam pipa HT

Page 2: metode pengemasan.docx

racun, maka sisa-sisa peroksida yang mungkin tertinggal pada karton harus dihilangkan. Untuk tujuan tersebut, biasanya dilakukan dua hal sekaligus, yaitu (i) pengepresan/ pemerasan dan (ii) penyemprotan udara panas. Pengepresan dilakukan dengan melalukan karton diantara dua silinder yang berputar dan saling menggencet sisa-sisa peroksida sehingga terperas keluar. Selanjutnya, karton tersebut disemprot dengan menggunakan udara panas untuk menguapkan sisa-sisanya. c. Sterilisasi zona aseptis Kondisi zona aseptis; yaitu area atau ruangan steril dimana proses pengisian produk steril ke dalam kemasan steril akan dilakukan; jelas akan mempengaruhi keberhasilan proses sterilisasi secara keseluruhan. Pada dasarnya keseluruhan area atau zona aseptis perlu disterilikan; dengan menggunakan sterilan yang aman dan efektif. Sterilan yang sering digunakan adalah uap panas dan/ atau H2O2 yang disemprotkan secara homogen ke seluruh permukaan di zona aseptis. Sebelum dilakukan penyemprotan uap peroksida, seluruh ruangan permukaan pengisian harus dipanaskan lebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya proses pengembunan uap peroksida di permukaan. Akhirnya, untuk mengusir uap peroksida maka dilakukan penyemprotan udara kering panas. Sering sterilan H2O2 juga dibantu dengan uap panas; untuk memastikan tingkat sterilitas yang diinginkan. Hal penting lain dalam kaitannya dengan zona aseptis ini adalah bahwa kondisi steril ini harus dipastikan terpelihara dengan baik selama proses berlangsung. Karena itulah ruang ini sering pula disebut sebagai “sterile house”; karena ruangan ini harus selalu tertutup, sehingga kondisi aseptis tetap terjamin. d. Kondisi sanitasi seluruh peralatan – Pentingnya desain saniter (sanitary design). Keberhasilan proses aseptis; selain ditentukan oleh 3 faktor tersebut; juga sangat ditentukan oleh faktor sanitasi peralatan; terutama sanitasi permukaan yang kontak dengan susu yang disterilisasikan. Karena itulah maka prosedur pembersihan perlu diverifikasi dengan baik; untuk memastikan bahwa proses pembersihan telah berhasil mencapai tingkat sanitas yang diinginkan. Pada umumnya; effectivitas proses CIP sangat ditentukan oleh empat (4) T; yaitu :

i. Time; waktu atau lama pembersihan yang tepat; yaitu lama kontak antara permukaan dengan larutan pembersih; ii. Temperature; suhu yang tepat untuk larutan pembersih dan sanitaiser; iii. Turbulence, aliran larutan pembersih yang tepat; sehingga bisa memberikan larutan turbulen yang tepat untuk memberikan efek pembersihan yang tepat pula; iv. Titration; titrasi yang menunjukkan konsentrasi larutan pembersih; sehingga bisa memberikan effek sanitasi yang tepat.

Di samping faktor 4T pada proses pembersihan; efektivitas pembersihan juga sangat ditentukan dengan kondisi dan kualitas permukaan peralatan; khususnya permukaan dalam berbagai pipa. Karena alasan itulah maka; Badan Pengawas Obat dan makanan USA (US-FDA) mensyaratkan bahwa peralatan yang digunakan untuk memproses susu (termasuk susu UHT) harus didesain, dikonstruski dan divalidasi dengan menggunakan prinsip-prinsip desain saniter; termasuk untuk sistem pemipaan, Telah sejak lama industri susu menyadari pentingnya pengelasan; untuk memastikan “cleanability” dari sistem pemipaannya. Sebagai contoh; di Amerika dikenal adanya “3-A Sanitary Standards”; dimana pengelasan harus dilakukan secara penetrasi penuh mencapai semua internal diameter untuk mencegah terjadinya celah-celah yang bisa memerangkap kotoran yang sulit dibersihkan; sehingga bisa menjadi sumber kontaminasi. Golden standard untuk teknik pengelasan yang memenuhi standar permukaan untuk produk susu adalah teknik orbital welding. Kualitas permukaan dari orbitas welding akan mempunyai kualitas yang jauh lebih halus;

1. Karton

Page 3: metode pengemasan.docx

Pengemasan dengan karton ini dalam bentuk kotak dan diberi lapisan lilin.Kemasan ini

terlihat lebih praktis dan menarik.Plastik jenis polyvinil khlorida juga digunakan untuk

melapisi karton.

Susu yang dikemas dalam karton ini biasanya dapat bertahan sampai lebih dari 1 bulan

karena dengan majunya teknologi maka proses pemanasan dan pengemasan dapat

dilakukan bersama-sama dalam sistem yang baik dan otomatis.Metode-metode

pemanasan susu yang dilakukan selain pasteurisasi biasa adalah dengan metode High

Temperature Short Time ( HTST ) dan Ultra High Temperatur (UHT).

Pada metode HTST, suhu yang digunakan adalah 71,70 C selama 15 detik dengan

menggunakan alat berbentuk lempengan dan untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang

masih hidup dalam susu yang sudah dipasteurisasi, produk ini harus didinginkan dengan

cepat sesudah dipanaskan.Metode Ultra High Temperature (UHT) menggunakan suhu

1250C selama 15 detik atau 1310C selama 0,5 detik.Pemanasan dilakukan dibawah

tekanan tinggi untuk menghasilkan perputaran (turbulena) dan mencegah terjadinya

pembakaran susu pada lempeng-lempeng alat pemanas.Susu yang dihasilkan dapat

disimpan pada suhu kamar biasa selama beberapa bulan.