metode penelitian sosial

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kehidupan di sekolah sesungguhnya merupakan tanah subur bagi proses pendidikan demokrasi. Sekolah dapat menanamkan nilai-nilai keutamaan demokratis yang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Jika demokrasi dapat dipahami sebagai sebuag keterlibatan aktif dari setiap anggotanya, yang di dalamnya berbagai macam hubungan satu sama lain diletakkan dalam kerangka relasi kekuasaan satu sama lain berdasarkan tugas dan wewenangnya, Sekolah sesungguhnya merupakan tempat subur proses pendidikan demoktratis. Ini terjadi karena corak relasional antar individu di dalamnya sangatlah bervariasi, mulai dari penjaga kebun, satpam, guru, orang tua, sampai masyarakat luas sebagai pemangku kepentingan umum. Metode tata aturan kedisiplinan menduduki temapt penting bagi pendidikan karekter dan menjadi inspirasi baru bagi kinerja sekolah. Melalui penerapan kedisiplinan, sekolah tidak sekadar mengembangkan kemampuan intelektual para siswa, melainkan juga memberikan sumbangan dasar bagi persiapan moral anak didiknya dalam kehidupan. Disiplin merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat penting dan perlu dimiliki oleh setiap orang guna mencapai kesuksesan dalam hidupnya, tidak hanya kesuksesan dalam belajar tetapi juga kesuksesan dalam hidup 1

Upload: intan-triajeng-oktavia

Post on 23-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Penelitian Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinamika kehidupan di sekolah sesungguhnya merupakan tanah subur bagi

proses pendidikan demokrasi. Sekolah dapat menanamkan nilai-nilai keutamaan

demokratis yang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Jika demokrasi dapat dipahami

sebagai sebuag keterlibatan aktif dari setiap anggotanya, yang di dalamnya berbagai

macam hubungan satu sama lain diletakkan dalam kerangka relasi kekuasaan satu sama

lain berdasarkan tugas dan wewenangnya, Sekolah sesungguhnya merupakan tempat

subur proses pendidikan demoktratis. Ini terjadi karena corak relasional antar individu

di dalamnya sangatlah bervariasi, mulai dari penjaga kebun, satpam, guru, orang tua,

sampai masyarakat luas sebagai pemangku kepentingan umum.

Metode tata aturan kedisiplinan menduduki temapt penting bagi pendidikan

karekter dan menjadi inspirasi baru bagi kinerja sekolah. Melalui penerapan

kedisiplinan, sekolah tidak sekadar mengembangkan kemampuan intelektual para

siswa, melainkan juga memberikan sumbangan dasar bagi persiapan moral anak

didiknya dalam kehidupan.

Disiplin merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat penting dan perlu

dimiliki oleh setiap orang guna mencapai kesuksesan dalam hidupnya, tidak hanya

kesuksesan dalam belajar tetapi juga kesuksesan dalam hidup bermasyarakat. Proses

pembelajaran yang dijalankan siswa di sekolah sudah pasti memiliki peraturan dan tata

tertib, dan setiap siswa diwajibkan untuk mematuhi tata tertib tersebut. Kepatuhan dan

ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah disebut

disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, yang berupaya mengatur perilaku

siswa disebut disiplin sekolah. Ketertiban siswa sering kali kita dengar sebagai suatu

masalah di sebuah sekolah, apalagi pada jenjang sekolah menengah yang siswa-

siswanya beranjak dewasa dan mulai belajar mengenal jati diri pribadinya.dimana

siswa sering melakukan pelanggaran di sekolah.

Sri Esti Wuryani Djiwandono (2002:303) berpendapat bahwa untuk

menciptakan kedisiplinan di kelas ada tiga langkah yaitu: ”perencanaan, mengajar

1

Page 2: Metode Penelitian Sosial

siswa bagaimana mengikuti aturan, dan merespon secara tepat dan konstruktif ketika

masalah timbul”. Perencanaan meliputi membuat aturan dan prosedurnya serta

menentukan konsekuensi untuk aturan yang dilanggar. Selanjutnya menanamkan

aturan pada diri siswa dan langkah yang terakhir bagaimana guru menyikapi secara

bijak jika ada pelanggran disiplin di kelas.

Untuk meningkatkan kedisiplinan yang tinggi di sekolah dan menerapkan

peraturan dan tata tertib secara maksimal, untuk itu sekolah memerlukan sebuah tim

khusus yang menangani masalah kedisiplinan dan berfungsi sebagai kontrol perilaku

siswa di sekolah, sehingga lambat laun kedisplinan dapat menjadi budaya di sekolah.

Perlunya sekolah meningkatkan kedisiplinan bertujuan agar siswa mampu belajar

hidup disiplin dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi siswa dan lingkungan

sekitar di kehidupan sehari-harinya. Sehingga secara khusus di lingkungan sekolah

dapat tercipta keamanan dan terbentuk suasana belajar yang nyaman dan kondusif.

Kedisiplinan siswa merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sekolah.

Di sekolah yang tingkat kedisiplinannya baik pasti akan menghasilkan proses belajar

mengajar yang baik, sebaliknya di sekolah yang tingkat kedisiplinannya buruk pasti

akan banyak ditemui pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan sehingga

menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar di sekolah itu. Jika sudah

demikian, untuk memperbaiki keadaannya pun tentu tidak mudah. Perlu dilakukan

kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya. Ketertiban siswa terhadap

peraturan sekolah meliputi kewajiban siswa datang ke sekolah sebelum pelajaran

dimulai, mengikuti seluruh pelajaran dan pulang ketika jam pelajaran usai, dll. Maka

dari itu, untuk menertibkan siswa dalam hal pelaksanaan peraturan sesuai dengan yang

diharapkan, peran guru BK sangatlah penting bagi sekolah.

SMK Negeri 1 Purwosari berada di kabupaten Pasuruan. Sekolah ini

menerapkan sistem penilaian berdasarkan karakter lewat kedisiplinan dan etika dalam

kehidupan sehari-hari. Tentunya penerapan ini tidak akan mudah, mengingat latar

belakang siswa yang berbeda-beda asal sekolah dan juga asal tempat tinggalnya. Latar

belakang inilah yang mempengaruhi setiap siswa yang masuk tidak sama dalam hal

kedisiplinanya. Namun, sudah menjadi salah satu tanggung jawab sekolah tersebut

untuk menjadikan siswa SMK tersebut memiliki kedisiplinan yang tinggi sesuai

dengan misinya, yakni “mengembangkan disiplin diri, etos kerja yang tinggi, kreatif

2

Page 3: Metode Penelitian Sosial

dan inovatif”. Dalam hal ini guru BK sangat berperan penting untuk membangun

karakter siswa sehingga memiliki empat elemen yang terdapat pada misi sekolah

tersebut. Upaya ini merupakan salah satu tugas dari guru BK untuk memberikan

bimbingan dalam kedisiplinan baik secara langsung mauun tidak langsung.

1.2 Rumusan Masalah

Dari masalah-masalah yang terdapat pada latar belakang di atas, adapun

rumusan masalah yang dapat ditarik sebagai berikut :

1. Pelanggaran apa saja yang sering dilakukan oleh siswa?

2. Apakah indikator yang menyebabkan timbulnya berbagai macam

pelanggaran kedisiplinan?

3. Apa saja bentuk hukuman bagi siswa yang melakukan pelanggaran

kedisiplinan?

4. Bagaimana dampak pemberian hukuman dari guru BK terhadap siswa yang

melakukan pelanggaran kedisiplinan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui berbagai macam pelanggaran yang dilakukan oleh siswa terkait

dengan kedisiplinan

2. Untuk mengetahui indikator-indikator yang menyebabkan timbulnya

berbagai macam pelanggaran kedisiplinan

3. Untuk mengetahui jenis hukuman bagi siswa yang melakukan pelanggaran

kedisiplinan?

4. Untuk mengetahui dampak pemberian hukuman oleh guru BK.

3

Page 4: Metode Penelitian Sosial

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kedisplinan ialah sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat, termasuk disiplin

dalam dunia pembelajaran. Disiplin di perlukan dimanapun, karena dengan disiplin akan

tercipta kehidupan yang teratur dan tertata.

2.1 Pengertian Kedisiplinan

Kata kedisiplina berasal dari bahasa latin yaitu discipulus, yang berarti

mengajari atau mengajari yang di hormati. Menurut kamus besar bahasa Indonesia

(2007), menyatakan bahwa disiplin adalah :

1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya)

2. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib

3. Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu

Kedisiplinan juga perlu dilihat dari kata kunci pedagogi lian, yaitu segi

gradualitas atau pentahapannya. Yang dimaksud dengan gradualitas adalah psoses

tentang bagaimana seseorang individu itu dapat mengakuisi pemahaman moral melalui

latihan-latihan tertentu. Akuisi dan latihan ini terwujud dalam ketaatan, pemberian

contoh, pengamatan, imitasi dan usaha-usaha untuk mengulang secara terus-menerus

contoh-contoh peran dalam masyarakat, pengalaman tanggung jawab, memiliki

kekuatan untuk mengontrol diri dan mengoreksi diri. Oleh karena itu, kedisiplinan

akan menentukan jenis kriteria pembelajaran yang akan dibentuk melalui konteks,

situasi subjek dan lingkungannya, supaya individu dapat mengatasi dua ekstrem yang

mengganggu harmoni, yaitu antara permisivisme dan otoritarianisme.

Kedisiplinan adalah satu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses

dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau

perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak di rasakan sebagai beban,

bahakn sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia juga tidak berbuat

sebagaimana lazimnya (Prijodarminto, 1994).

Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), kedisiplinan hakikatnya adalah

sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa

4

Page 5: Metode Penelitian Sosial

ketaatan, kepatuhan yang di dukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan

kewajiban dalam rangka mencapai tujuan.

Disiplin adalah tingkat konsisten dan konsekwen seseorang terhadap suatu

komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan

dicapai, waktu dan proses pelaksanaannya suatu kegiatan. (Depdikbud, 1995 : 3).

Menurut Arkunto (1990), didalam pembicaraan kedisiplinan dikenal dua istilah

yang pengertiannya hampir sama tapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah

itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan

ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan

dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat

pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada

kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada

pada kata hatinya (Arikunto, 1990).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan

adalah membagi kenyamanan kepada para siswa dan staf atau guru, serta meciptakan

lingkungan yang kondusif untuk belajar serta perkembangan dari pengembangan diri

sendiri dan pengarahan diri sendiri tanpa pengaruh atau kendari dari luar.

2.2 Kedisiplinan dari Sudut Pandang Psikologi dan Sosiologi

Penafsiran psikologis tentang kedisiplinan melihat terutama bagaimana

relasi antara berbagai macam subjek yang belajar melalui pendekatan yang

ditawarkan oleh berbagai macam mazhab dalam psikologis. Mereka yang memiliki

pendekatan lebih analitis Freudian akan menera dan menafsirkan kedisiplinan dari

sudut pandang yang sifatnya lebih negative. Tata keteraturan dari luar yang mereka

lihat akan dilihat dalam kerangka tata keterautran internal yang menjadi

pengalaman masa lalu anak. Mereka yang memiliki pendekatan humanistis akan

melihat kedisiplinan dalam rangka asimilasi atas keberadaan diri si subjek sesuai

dengan aoa yang nereka cita-citakan dan ingini.

Pendekatan humanis lebih memberikan perhatian pada penelitian isi sebiah

dedisiplinan. Mereka yang memandang kedisiplinan dasi sudut pandang sosial

memiliki pandangan dan orientasi yang berbeda. Mereka melihat keberadaan

individu sebagai makhluk yang tidak dapat melepaskan diri dari tata aturan sosial

5

Page 6: Metode Penelitian Sosial

yang ada. Sebab, keberadaan individu dalam struktur sosial merupakan ‘cara

berada’ mereka. Oleh karena itu, tata aturan sosial mejadi jiwa bagi pendidikan itu

sendiri.

Didalam kehidupan bermasyarakatlah mereka melihat individu menemukan

unsure pertama ‘pendidikan moral’ yagn dapat mengukuhkan keberadaan individu

sebagai makluk bermoral.

2.3 Fungsi Kedisiplinan

Ada berbagai macam fungsi kedisiplinan. Salah satunya adalah bagaimana

fungsi kedisiplinan yang ada di sekolah menurut Menurut Arifah Rahmana, 1992,

antara lain :

1. Untuk menetralisir keadaan anak, sebab pada dasarnya mereka berasal

dari lingkungan keluarga yang berbeda-beda dan hal ini akan

mempengaruhi kepribadiannya masing-masing, sehingga perlu di

tanamkan pada anak rasa disiplin ini sejak dini.

2. Untuk kelancaran proses belajar mengajar, karena disiplin anak akan

lebih aman dan tidak merasa terganggu oleh teman dan ini berarti

mengusahakan agar mereka menyadari bahwa dari tindakannya disiplin

itu adalah untuk mereka sendiri.

3. Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu dengan

sebaik-baiknya, baik untuk belajar, berangkat sekolah mengikuti

kegiatan ektra kurikuler maupun kegiatan lainya.

4. Untuk menanamkan rasa hormat menghormati antara satu dengan yang

lainya.

5. Untuk menanamkan pada siswa bahwa dalam tingkah laku dan

geraknya bersifat bebas terikat, bebas berarti leluasa dalam

mengembangkan potensinya, dan terikat dalam arti terikat oleh tata

tertib yang ada di sekolah.

6

Page 7: Metode Penelitian Sosial

2.4 Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Kata bimbingan dan konseling merupakan kata yang tidak dapat dipisahkan

karena saling berkaitan, menurut Hallen (2002) istilah bimbingan selalu di rankai

dengan istilah konseling. Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling

merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di antara beberapa teknik

lainnya. Sedangkan bimbingan itu lebih luas dan konseling merupakan alat yang

paling penting dari usaha pelayanan.

Konseling merupakan teknik bimbingan yang bersifat terapeutik karena

yang menjadi sasarannya bukan perubahan tingkah laku, tetapi hal yang lebih

mendasar dari itu, yaitu perubahan sikap. Antara bimbingan dan konseling

mempunyai hubungan yang erat di mana di antara keduanya saling melengkapi

dalam membantu klien atau orang lain memecahkan suatu permasalahan dan

mengubah pola hidup seseorang. Mengubah pola hidup yang salah menjadi benar,

pola hidup yang negative menjadi positif, sehingga klien dapat mengarahkan hidup

sesuai dengan tujuannya (Badriah, 2008).

Jones (dalam Walgito,2004) memandang konseling sebagai salah satu

teknik dari bimbingan Sekali pun menunjukkan adanya kesamaan dan juga

perbedaan diantara kedua pengertian bimbingan dan konseling, namun dalam

praktiknya keduanya saling sangkut-menyangkut dan saling isi-mengisi satu

dengan yang lain. Bimbingan menyangkut konseling dan sebaliknya, konseling

juga menyangkut bimbingan. Karena itu kemudian kedua istilah itu digunakan

sekaligus. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), layanan berasal dari

kata ”layan” yang kata kerjanya adalah melayani yang mempunyai arti membantu

menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni, menerima

(menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dans ebagainya).

Jadi, layanan bimbingan konseling di sekolah merupakan usaha menyambut

dan menerima keluhan- keluhan masalah siswa yang dilakukan oleh ahli (guru BK)

untuk membantu dan menerima permintaan bantuan moral dari siswa sehingga

siswa bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan serta dapat

memahami dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuannya.

7

Page 8: Metode Penelitian Sosial

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam BAB terkahir ini akan dijelaskan mengenai metode-metode yang ada dalam

penelitian ini. Adapaun metodenya ialah sebagai berikut.

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian

tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan

pendekatan induktif yang lebih menonjolkan proses dan makna. Peserta penelitian,

dalam hal ini adalah para siswa dan siswi SMA Negeri 8 Malang, diminta untuk

menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator grup peneliti

menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan

persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk

menentukan derajat kesepakatan yang ada di dalam grup.

4.2 Kehadiran Peneliti

Seluruh peneliti ikut hadir dan aktif dalam kegiatan penelitian ini sehingga

penelitian berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada kendala apapun sesuai dengan

apa yang telah direncanakan oleh para peneliti.

4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di SMK Negeri 1 Purwosari yang beralamat di Jl.

Raya Purwosari – Purwosari , Pasuruan.

4.4 Sumber Data atau Korpus

Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari siswa dan siswi yang melakukan

tindakan pelanggaran kedisiplinan di SMK Negeri 1 Purwosari serta guru BK SMK

Negeri 1 Purwosari. Selain itu sumber juga di dapatkan dari media massa baik online

maupun offline serta testimoni alumni mengenai kedisiplinan yang ada di SMK

Negeri 1 Purwosari.

8

Page 9: Metode Penelitian Sosial

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui berbagai sumber, seperti internet maupun Koran untuk

mengetahui lebih dalam prestasi dan kehidupan siswa yang menunjang mengenai

kedisiplinan siswa. Selain itu wawancara juga dibutuhkan untuk mengetahui kondisi

didalam lingkup SMK Negeri 1 Purwosari tersebut serta untuk lebih mengenal

bagaimana peraturan dan sistem yang diterapkan di SMK Negeri 1 Purwosari. Hal

yang bisa ditambahkan adalah testimoni alumni mengenai kedisiplinan yang ada di

SMK Negeri 1 Purwosari.

observasi non partisipan untuk melihat secara langsung kondisi yang ada di

lapangan. Observasi non partisipan ini digunakan untuk menyelidiki dan survey

siswa yang melakukan pelanggaran ringan dan juga berat serta intesitas melakukan

pelanggaran.

Setelah mengetahui siswa yang melakukan tindakan pelanggaran, maka akan

dilakukan wawancara semi terstruktur kepada guru BK mengenai siswa yang

menjadi sasaran, yakni siswa yang melakukan pelanggaran namun hanya sekali dan

siswa yang sering melakukan pelanggaran dengan intesitas pelanggaran sering.

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tindakan pelanggaran apa saja yang

dilakukan siswa tersebut, pemberian hukuman apa saja yang dijatuhkan kepada siswa

tersebut, serta dampak apa yang ditimbulakn pada siswa tersebut.

Wawancara langsung terhadap siswa sasaran SMK Negeri 1 Purwosari. Di

dalam wawancara tersebut berisi beberapa pertanyaan diantaranya adalah alasan apa

yang mendasari siswa saat melakukan pelanggaran dan apakah hukuman yang

diberikan oleh guru BK saat mereka melakukan pelanggaran sudah cukup dianggap

efektif atau belum serta alasan mengapa hukuman tersebut belum atau sudah cukup

efektif.

4.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik pengumpulan data.

Dari teknik tersebut akan bisa ditemukan gambaran kondisi dari sekolah tersebut

yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dan kesimpulan sebagai pembanding dalam

hasil akhir penelitian.

9

Page 10: Metode Penelitian Sosial

Teknik selanjutnya, yakni observasi digunakan untuk mengetahui keadaan riil

dari sekolah tersebut. Pada tahap observasi diharapkan mendapatkan informasi yang

kongkret mengenai sistem dan peraturan yang ada. Sehingga dapat mengetahui

apakah sistem dan peraturannya berjalan sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat

oleh sekolah.

Setelah itu dilanjutkan dengan wawancara pada pihak guru BK untuk

memberikan konfirmasi mengenai siswa tersebut dan berbagai temuan yang mungkin

ditemukan pada saat observasi. Dilanjutkan dengan analisis hasil wawancara siswa

sehingga mengetahui alasan siswa melakukan tindak pelanggaran tersebut dan

bagaimana dampak pemberian hukumannya sehingga didapatkan kesimpulan

bagaimana pemberian bimbingan yang tepat kepada siswa yang melakukan tindakan

pelanggaran sehingga dapat berdampak positif bagi karakter siswa tersebut.

4.7 Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada 3 (tiga) tahapan dan ditambah

dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian.

Tahap-tahap penelitian tersebut adalah :

1. Tahap pra-lapangan, yang meliputi: menyusun rancangan

penelitian,memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi

dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,

menyiapkan instrument penelitian dan yang menyangkut persoalan etika

penelitian. Tahap ini dilakukan bulan Januari s.d Februari 2014.

2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil

mengumpulkan data. Tahap ini dilakukan bulan Maret 2013.

3. Tahap analisis data, yang meliputi : analisis selama dan setelah

pengumpulan data, yaitu bulan Maret s.d April 2013.

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian, yaitu bulan April 2013.

10

Page 11: Metode Penelitian Sosial

DAFTAR RUJUKAN

Fitria Lailatus Zahrifah dan Eko Darminto. Penggunaan Strategi Pengelolaan Diri untuk

Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa.

Heru Sutrisno. Kasus Perilaku Pelanggaran Disiplin Siswa di Sekolah Ditinjau dari

Kerangka Teori Sosiologi Fungsionalisme.

Kusuma A, Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.

Jakarta: Grasindo.

Selvi Selvia. Hubungan Kepribadian Guru PKN Dengan Disiplin Siswa.

Tanpa Nama. Hubungan Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar pada

Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupaten

Temanggung Seme.

11