metode penelitian kualitatif
TRANSCRIPT
Metode Penelitian Kualitatif
Oleh: Rif'an | 10 Februari 2009
Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep teoritik
berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya–yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan
pemillihan metode yang digunakan. Dalam hal ini metode lebih bersifat teknis pelaksanaan
lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis dan teoritisnya. Oleh karena itu
penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung implikasi inheren di dalam diri filsafat
yang dianutnya. Sebab filsafat ilmu yang melandasi berbagai metodologi penelitian yang ada.
Maka dari itu dengan mengetahui metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan
kajian teoritisnya, kelemahan dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan
kesesuaian metodologi dengan fokus masalah penelitian.
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumber
pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Lalu
mereka mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia
dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif memiliki ciri atau karakteristik yang
membedakan dengan penelitian jenis lainnya. Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan
Moleong atas hasil dari mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan
Lincoln dan Guba (1985 :39-44) ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
1. Penelitian kualitatif menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu
keutuhan (enity).
2. Penelitian kualitatif intrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan
bantuan orang lain.
3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif.
4. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.
5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori
subtantif yang berasal dari data.
6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan
angka-angka.
7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil.
8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitian nya atas dasar
fokus yang timbul sebagai masalah dalam peneltian.
9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas, dan objektivitas dalam
versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan
dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara).
11. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.
Kajian penelitian kualitatif berawal dari kelompok ahli sosiologi dari “mazhab
Chicago” pada tahun 1920-1930, yang memantapkan pentingnya penelitian kualitatif untuk
mengkaji kelompok kehidupan manusia. Pada waktu yang sama, kelompok ahli antropologi
menggambarkan outline dari metode karya lapangan; yang melakukan pengamatan langsung
ke lapangan untuk mempelajari adat dan budaya masyarakat setempat. Dari awal, tampak
bahwa penelitian kualitatif merupakan bidang penyelidikan tersendiri. Bidang ini bersilang
dengan disiplin dan pokok permasalahan lainnya. Suatu kumpulan istilah, konsep, asumsi
yang kompleks dan saling terkait meliputi istilah penelitian kualitatif.
Munculnya penelitian kualitatif adalah karena reaksi dari tradisi yang terkait dengan
positivisme dan postpositivisme yang berupaya melakukan kajian budaya dan interpretatif
sifatnya. Berbagai jenis metode dan pendekatan dalam penelitian kualitatif, tingkat
perkembangan dan kematangan masing-masing metode ditentukan juga oleh bidang keilmuan
yang memiliki sejarah perkembangannya. Setiap uraian mengenai penelitian kualitatif harus
bekerja didalam bidang historis yang kompleks. Penelitian kualitatif mempunyai pengertian
yang berbeda-beda untuk setiap momen, meskipun demikian definisi secara umum :
penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda dalam fokus, yang melibatkan suatu
pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya. Ini berarti
penelitian kualitatif bekerja dalam setting yang alami, yang berupaya untuk memahami,
member tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya.
Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris,
seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup, wawancara, pengamatan,
teks sejarah, interaksional dan visual: yang benggambarkan momen rutin dan problematis,
serta maknanya dalam kehidupan individual dan kolektif (denzin dan Lincoln,1994;2).
Penelitian kualitatif secara inheren merupakan multi-metode di dalam satu fokus, yaitu
yang dikendalikan oleh masalah yang diteliti. Penggunaan multi-metode atau yang lebih
dikenal tringulation, mencerminkan suatu upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti. Yang bernama realitas obyektif
sebetulnya tidak pernah bisa ditangkap. Tringulation bukanlah alat atau strategi untuk
pembuktian, tetapi hanyalah suatu alternatif terhadap pembuktian. Kombinasi yang
dilakukan dengan multi-metode, bahan-bahan empiris, sudut pandang dan pengamatan yang
teratur tampaknya menjadi strategi yang lebih baik untuk menambah kekuatan, keluasan dan
kedalaman suatu penelitian.
Konsep penelitian kualitatif sebenarnya menunjuk dan menekankan pada proses, dan
berarti tidak diteliti secara ketat atau terukur ( jika memang dapat diukur), dilihat dari
kualitas, jumlah, intensitas atau frekuensi. Penelitian kualitatif menekankan sifat realita yang
dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dengan yang diteliti dan kendala
situasional yang membentuk penyelidikan. Penelitian kualitatif menekan bahwa sifat peneliti
itu penuh dengan nilai (value-laden). Mereka mencoba menjawab pertanyaan yang
menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.
Sejarah penelitian kualitatif mengungkapkan bagaimana disiplin ilmu sosial modern
telah menampilkan misinya untuk ”menganalisis dan memahami perilaku yang terpola dan
proses sosial dari masyarakatnya”. Asumsi yang diberikan adalah bahwa ilmuwan sosial
memiliki kemampuan untuk mengamati dunia ini secara objektif, dan metode kualitatif
merupakan alat utama dari penamatan itu.
Sepanjang sejarah penelitian kualitatif selalu mendefinisikan karya mereka dilihat dari
sudut harapan dan nilai-nilai, keyakinan agama, ideologi okupasional dan profesionalisasi.
Penelitian kualitatif (seperti halnya semua penelitian) selalu dinilai berdasarkan atas
“standar apakah karya tersebut mengkomunikasikan atau mengatakan sesuatu mengenai diri
kita ?” berdasarkan atas bagaimana kita mengkonseptualisasikan realita dan gambaran kita
mengenai dunia. Standar evaluasi itu dilakukan dengan cara berpikir epistimologi, yaitu
mengkaji hakikat ilmu pengetahuan dari sudut sumber, batas, struktur dan keabsahan pada
umumnya.
Kegiatan generik dalam penelitian kualitatif selalu menampilkan lima fase tataran
yang dimiliki oleh masing-masing pendekatan; (1) peneliti dan apa yang diteliti sebagai
subjek multi-kultural; (2) paradigma penting dan sudut pandang interpretatif; (3) strategi
penelitian; (4) metode pengumpulan data dan penganalisisan bahan empiris dan (5) seni
menginterpretasi dan memaparkan hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Penelitian Kualitatif: Sebagai Proses
No Fase/langkah Uraian
1 Peneliti sebagai subjek penelitian yang
multi-kultural
Penelitian bersifat historis dan penelitian
tradisi, konsep dari diri dan semuanya,
tergantung pada etika dan politik peneliti.
2 Paradigma teoritis dan Interpretatif Positivisme, pospositivisme,
konstruktivisme, feminis (e), Model etnik,
Model Marxis, Model Studi Budaya.
3 Strategi Peneliti Desain studi, studi kasus, etnografi,
observasi partisipasi, fenomenologi,
grounded theory, metode biografi, metode
historis, penelitian aksi dan penelitian klinis.
4 Metode pengumpulan data dan analisisan
data empiris
Interview, observasi, artefak, dokumen dan
rekaman, metode fisual, metode pengalaman
pribadi, metode management data, analisis
data komputer dan analisis tekstual.
5 Pengembangan interpretatif dan pemaparan Kriteria dari kesepakatan,seni dan politik
penafsiran, penafsiran tulisan, strategi
analisis, tradisi evaluasi dan penelitian
terapan.
Diambil dari Denzin dan Lincoln (1994),”Introduction: Entering the Field of Qualitative
Research” in Handbook of Qualitative Research, hlm.12. Dikutip penulis dari Agus Salim
(2001), hal.26.
Dibalik lima fase generik itu, terdapat peneliti yang berada secara biografis. Individu
ini memasuki proses penelitian dari dalam suatu masyarakat interpretatif yang memasukkan
tradisi penelitiannya sendiri ke dalam suatu sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang ini
mengakibatkan para peneliti mengadopsi pandangan “sebagai yang lain” yang dipelajari.
Pada saat yang sama, politik dan etika peneliti juga harus dipertimbangkan, karena
permasalahan ini menembus fase penelitian.
Dari bentuknya yang interpretatif, penelitian kualitatif dihadapkan pada masalah yang
cukup mengganggu. Di satu sisi, peneliti kualitatif telah mengasumsikan bahwa peneliti yang
memiliki kualifikasi tertentu dan kompeten akan bisa melaporkan hasl temuannya secara
objektif, jelas dan akurat mengenai pengamatan mereka sendiri mengenai dunia sosial,
termasuk pengalaman orang lain. Di sisi lain, para peneliti berpegang pada keyakinan
terhadap subjek yang sebenarnya. Dengan berbekal pada hal tersebut, para peneliti bisa
mencampurkan pengamatan mereka dan pengamatan yang diberikan subjek melalui
wawancara dan cerita kehidupan, pengalaman pribadi, studi kasus dan dokumen lain.
Metode Penelitian Kualitatif
Saturday, 17 January 2009 00:00 Iyan Afriani H.S
A. Pengantar
Dalam penelitian social, masalah penelitian, tema, topic, dan judul penelitian berbeda
secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu
berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki
wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi
masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang
rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi
obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui
makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori,
untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
B. Sistematika Penelitian Kualitatif
Judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
Konteks Penelitian
Fokus Kajian Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Pendekatan
Batasan Istilah
Unit Analisis
Deskripsi Setting Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Keabsahan data
Bab IV Hasil dan pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran
Penjelasan secara ringkas keseluruhan unsur yang ada dalam penelitian kualitatif,
yaitu:
1. Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian penelitian.
Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran yang bermacam-
macam dan tidak bias makna.
2. Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang tertulis di
dalam laporan penelitian. Abstrak penelitian selain sangat berguna untuk membantu
pembaca memahami dengancepat hasil penelitian, juga dapat merangsang minat dan
selera orang lain untuk membacanya.
3. Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang teori yang
digunakan sebagai perpektif baik dalam membantumerumuskan fokus kajian
penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan
penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan tentang studi-studi terdahulu dalam
konteks fenomena dan masalah yang sama atau serupa.
4. Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan dalam
proses penelitian.
5. Temuan–temauan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang
diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau fokus
kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan dalam laporan penelitian
merupakan serangkaian fakta yang sudah direduksi secara cermat dan sistematis, dan
bukan kesan selintas peneliti apalagi hasil karangan atau manipulasi peneliti itu
sendiri.
6. Analisis temuan– temuan penelitian. Hasil temuanmemrlukan pembahasan lebih
lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik fakta. Dalam
melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian, peneliti harus kembali
mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap perspektif teoritis yang digunakan.
C. Jenis – jrnis penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:
1. Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan
kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah
mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat
mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti
subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.
2. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau
fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam
memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan
fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar
tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah
membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi
pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
3. Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk
sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau
menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu
saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu
peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial.
peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara
hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses,
etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana
dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui
wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau
makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
5. Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai
sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari
berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
D. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1) Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden
adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan
kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan
aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan
wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta,
hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport,
ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
2) Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi
yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam
penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi
kelompok tidak terstruktur.
Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan
dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan
guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu
mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap
suatu atau beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan
durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul),
dan kualitas perilaku.
3) Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata,
laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu
sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi,
surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau
swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
4) Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari
suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.
FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti
terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang
digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Biografi
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:
a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap
perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja,
dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan,
pernikahan, dan pekerjaan.
b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.
c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan,
serta mencari epipani dari kisah tersebut.
e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial
didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi
interpretasi pada pengalaman hidup individu.
f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus
pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman
hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.
2. Fenomenologi
Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:
a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang
fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.
b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang
dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden
dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan
memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik
dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih
dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk
atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).
d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis
gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena
tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian
mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada
responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu
terjadi).
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari
fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai
fenomena tersebut.
g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran
tersebut ditulis.
3. Grounded theory
Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:
a. Mengorganisir data
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari.
d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi
yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan
peristiwa tersebut.
e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan
kategori di dalam model axial coding.
Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang
menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.
4. Etnografi
Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu
a. Mengorganisir file.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
d. Menginterpretasi penemuan.
e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.
5. Studi kasus
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:
a. Mengorganisir informasi.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.
e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural
dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.
f. Menyajikan secara naratif.
F. Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu
subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian
yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika
dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang
credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria
dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing,
analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi
dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti
dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut
d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil
sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-
rekan sejawat.
e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang
berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan
mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang
lain.
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti
dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika
membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana
hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan
lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang
tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat
lebih objektif.
G. Reliabilitas
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep
dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode
pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti
dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.(IAHS)