metode penelitian kimia

37
PROPOSAL Pemanfaatan Kitosan Pada Cangkang Kepiting (Callinectes Sapidus ) sebagai Pengobatan Alternatif Penyakit Kencing Manis ( Diabetes Mellitus ) RAVIKA MUTIARA 101314038

Upload: ravika-mutiara-mansur

Post on 21-Jan-2016

173 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metode penelitian kimia

TRANSCRIPT

Page 1: metode penelitian kimia

PROPOSAL

Pemanfaatan Kitosan Pada Cangkang Kepiting (Callinectes Sapidus )

sebagai Pengobatan Alternatif Penyakit Kencing Manis  ( Diabetes Mellitus )

RAVIKA MUTIARA

101314038

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2013

Page 2: metode penelitian kimia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, Rabbi semesta

alam, pemilik dan pencipta segala apa yang ada di langit dan di bumi serta yang

ada di antara keduanya. Alhamdulillah berkat rahmat dan kesabaran yang

diberikan oleh Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal

metode penelitian dengan judul “ Pemanfaatan Kitosan Pada Cangkang Kepiting

(Callinectes sapidus ) sebagai Alternatif Pengobatan penyakit kencing manis

( Diabetes Mellitus ) ” sebagai salah satu persyaratan akademis guna melengkapi

struktur penilaian pada mata kuliah metode penelitian pada Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar.

Penyusunan proposal ini tidak terlepas dari berbagai hambatan, namun

berkat bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Netty Heriawaty, M.Si dan Alimin, M.Si selaku dosen penanggung

jawab dan Keluarga besar Kimia 2010 terimakasih atasa motivasi yang diberika

kepada penulis demi terselesaikannya proposal ini. Teristimewa kepada Ayahanda

dan Ibunda, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala

pengorbanan untuk keberhasilan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih terdapat kekurangan,

olehnya itu kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, April 2013

Penulis

Page 3: metode penelitian kimia

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penyakit degeneratif dengan sifat kronis adalah Diabetes

Melitus (DM) dengan prevalensi yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun.1,2,3 Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes Mellitus

adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik menahun yang lebih

dikenal sebagai pembunuh manusia secara diam-diam atau silent killer. Sering

kali manusia tidak menyadari kalau dirinya telah menyandang penyakit diabetes

mellitus, dan begitu mengetahui semuanya sudah terlambat karena sudah

komplikasi.

Diabetes mellitus biasanya berjalan dengan lambat dengan gejala-gejala

yang ringan sampai berat, bahkan dapat menyebabkan kematian akibat komplikasi

akut maupun kronis. Komplikasi kronis yang paling utama adalah penyakit

kardiovaskular, stroke, kaki diabetik, retinopati, serta nefropati diabetik, dengan

demikian sebetulnya kematian pada diabetes mellitus terjadi tidak secara langsung

akibat hiperglikemianya, tetapi berhubungan dengan komplikasi yang terjadi.

Komplikasi menahun diabetes mellitus di Indonesia terdiri atas Neuropati

60%, penyakit jantung koroner 20,5%, ulkus diabetik 15%, retinopati 10%, dan

nefropati 7,1%. Diabetes mellitus dibandingkan dengan bukan penderita diabetes

mellitus mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk terjadinya penyakit jantung

Page 4: metode penelitian kimia

koroner dan penyakit pembuluh darah, 5 kali lebih mudah menderita

ulkus/gangrene, 7 kali lebih mudah mengidap gagal ginjal terminal, dan 25 kali

lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan retina.

Saat ini pemanfaatan obat antidiabetik (OAD) oral maupun injeksi masih

memilki banyak kekurangan dalam pengobatan diabetes mellitus. Disamping

memilki beberapa efek samping, OAD juga memiliki efek kerja yang singkat dan

masih belum optimal hal ini terlihat pada semakin banyaknya pasien penderita

diabetes mellitus yang harus melakukan proses oprasi bahkan sampai pada tahap

amputasi pada bagian organ tubuh tertentu bahkan pada proses pasca amputasi

tidak sedikit pasien yang mengalami kematian karena penyakit tersebut.

Sebagai negara yang sebagian besar terdiri dari perairan menyebabkan

negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah utamanya

pada hasil laut. Kepiting sebagai salah satu hasil alam yang dapat diperoleh

dengan mudah baik di daerah lautan maupun kawasan perairan lainnya, masyrakat

Indonesia sejauh ini belum memanfaatkan limbah kepiting yang berasal dari

cangkang kepiting secara maksimal padahal pada cangkang tersebut terdapat

beberapa senyawa kimia salah satunya adalah chitosan yang memiliki berbagai

manfaat dalam meningkatkan kesehatan manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin di

angkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah proses yang terjadi pada perubahan kitin menjadi kitosan pada

penelitian ini ?.

Page 5: metode penelitian kimia

2. Bagaimanakah peranan chitosan dalam proses penyembuhan penyakit diabetes

mellitus ?

3. Apakah benar kitosan pada cangkang kepiting mampu mengatasi diabetes

mellitus ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui proses yang terjadi pada perubahan kitin menjadi kitosan

2. Mengetahui peranan chitosan dalam proses penyembuhan penyakit diabetes

mellitus

3. Mengetahui kebenaran bahwa kitosan dan cangkang kulit kepiting mampu

digunakan sebagai alternative pengobatan penyakit diabetes mellitus.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini antara lain :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi dokter atau para ahli kesehatan ( dinas

pemerintahan ) bahwa limbah cangkang kepiting mampu mengatasi masalah

diabetes mellitus sehingga dibutuhkan adanya pengembangan lebih lanjut.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyrakat agar lebih memanfaatkan hasil dari

limbah rumah tangga dalam hal ini adalah cangkang kepiting.

3. Sebagai reverensi bagi peneliti lain yang berminat meneliti metode pada

penelitian ini dan mengkaji lebih dalam mengenai penelitian ini.

Page 6: metode penelitian kimia

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian hewan

2.1.1 Habitat dan morfologi

Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari

upabangsa (infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat

pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau

yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh

kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan

dipersenjatai dengan sepasang capit. Ketam adalah nama lain bagi kepiting.

Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat,

khususnya di wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di

perairan laut dan jarang naik ke pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni

perairan tawar (sungai dan danau) ( Wikipedia, 2012 ).

Rajungan termasuk hewan dasar laut yang dapat berenang ke permukaan

pada malam hari untuk mencari makan. Rajungan hidup di daerah pantai berpasir

Page 7: metode penelitian kimia

lumpur dan di perairan depan hutan mangrove. Rajungan biasanya hidup dengan

membenamkan tubuhnya ke dalam pasir (Indriyani, 2006).

Rajungan jantan berwarna dasar biru dengan bercak-bercak putih terang,

sedangkan rajungan betina berwarna dasar hijau kotor dengan bercak-bercak putih

kotor (Indriyani, 2006). Cangkang memiliki duri sebanyak sembilan buah terdapat

pada sebelah mata kanan-kiri. Pada duri yang terakhir berukuran lebih panjang

dari duri-duri lainnya dan merupakan titik ukuran lebar cangkang. Perut atau biasa

disebut abdomen terlipat ke depan di bawah cangkang. Abdomen jantan sempit

dan meruncing ke depan. Abdomen betina melebar dan membulat, gunanya untuk

menyimpan telur (Juwana dan Kasijan, 2000).

Rajungan yang ditangkap di perairan pantai pada umumnya mempunyai

mempunyai kisaran lebar cangkang 8-13 cm dengan berat rata-rata 100 gram,

sedangkan rajungan yang berasal dari perairan lebih dalam mempunyai kisaran lebar

cangkang 12-15 cm dengan berat rata-rata 200 gram. Selain itu pernah juga

ditemukan rajungan dengan lebar cangkang 20 cm dan beratnya mencapai 400 gram

(Juwana dan Kasijan, 2000).

Page 8: metode penelitian kimia

2.1.2 Taksonomi

Klasifikasi ilmiah dari kepiting menurut ( Wikipedia, 2012 ) adalah

sebagai berikut

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Upafilum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Upaordo : Pleocyemata

Infraordo : Brachyura

2.1.3 Kandungan senyawa dari kepiting

Kepiting Kaya akan protein, Kandungan protein kepiting kurang lebih

sekitar 22 gr/ 100 gr. Kandungan asam aminonya juga berprofil lengkap. Asam

amino yang jumlahnya paling tinggi tiap 100 gramnya adalah glutamate 3474 mg

aspartat 2464 mg arginin 1946 mg lysine 1939 mg dan leusin 1768 mg. Kaya

asam lemak omega-3. Seperti halnya hasil hewani laut lainnya kepiting juga kaya

asam lemak omega-3 yaitu sebesar 407 mg / 100 gr. Tinggi kandungan vitamin

B12. Kepiting mengandung vitamin B yang tinggi yaitu sekitar 10 4 mcg/ 100 mg.

Kandungan ini sudah mencukupi kebutuhan harian vitamin B12 sebesar 174% .

Selain itu kepiting juga mengandung niacin dan riboflavin dalam jumlah yang

cukup baik untuk kesehatan ( Boby, 2012 ).

Page 9: metode penelitian kimia

2.2 Kitin

2.2.1 Karakteristik Kitin

Kitin adalah polisakarida struktural yang digunakan untuk menyusun

eksoskleton dari artropoda (serangga, laba-laba, krustase, dan hewan-hewan lain

sejenis). Kitin tergolong homopolisakarida linear yang tersusun atas residu N-

asetilglukosamin pada rantai beta dan memiliki monomer berupa molekul glukosa

dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni mirip dengan kulit,

namun akan mengeras ketika dilapisi dengan garam kalsium karbonat. Kitin

membentuk serat mirip selulosa yang tidak dapat dicerna oleh vertebrata. Kitin

adalah polimer yang paling melimpah di laut. Sedangkan pada kelimpahan di

muka bumi, kitin menempati posisi kedua setelah selulosa. Hal ini karena kitin

dapat ditemukan di berbagai organisme eukariotik termasuk serangga, moluska,

krustase,fungi, alga, dan protista ( Wikipedia, 2012 ).

Kitin (C8H13NO5)n merupakan biopolimer dari unit N-asetil-D-glukosamin

yang saling berikatan dengan ikatan β(1→4) dengan rumus molekul C8H13NO5)n

yang tersusun atas 47% C, 6% H, 7% N dan 40% O. Struktur kitin menyerupai

selulosa dan hanya berbeda pada gugus yang terikat di posisi atom C2. Gugus C2 pada

selulosa adalah gugus hidroksil, sedangkan pada C2 kitin adalah gugus N-asetil (-

NHCOCH3, asetamida) (Sugita, dkk, 2009).

Kitin adalah amorf berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak

larut dalam air, pelarut organik umumnya, asam-asam anorganik dan basa encer.

Sumber kitin yang sangat potensial adalah kerangka luar Crustacea (seperti

udang, rajungan, dan lobster), serangga, dinding yeast dan jamur, serta mollusca

(Rinaudo, 2006). Kitin yang merupakan polimer alami yang kelimpahannya

Page 10: metode penelitian kimia

terbesar setelah selulosa dan banyak terkandung pada limbah hasil laut, khususnya

golongan Krustacea seperti udang, kepiting, ketam, dan kandungan kitin pada

masing-masing hewan sangat bervariasi antara 0,4% (kepiting Carcinus) sampai 77,0%

(lobster Homarus) ( Tanasaledkk, 2012 )

Adapun struktur kitin adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur kitin

2.2.2 Manfaat Kitin

Unsur zat kithin yang memiliki rangkaian molekul lebih dari 1 juta

kebanyakaterdapat dalam cangkang kepiting namun zat khitin juga terdapat dalam

kulit udang dan kulit mantel pada serangga, juga pada binatang molusca, seperti

cumi-cumi, jamur dan kerang. Zat khitin yang terdapat pada cangkang kepiting

lebih sering dibunag sabagai hasil limbah rumah tangga saja daripada

dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut menurut sebuah penelitian yang dilakukan di

Jepang menjelaskan bahwa dalam kulit kepiting, terkandung zat kithin yang

dikenal sangat efektif untuk menekan pertumbuhan kanker dan menurunkan

kolesterol dalam tubuh.

Manfaat lain dari zat khitin pada kepiting setelah melalui prosese tertentu,

cangkang kepiting mampu menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari

Page 11: metode penelitian kimia

kemampuannya yang dapat memperkuat dan meremajakan daya kerja liver,

mencegah dan melawan merambatnya kanker, mempertinggi daya tahan tubuh

dan antibodi, memperkaya bakteri yang berguna dalam usus ( Sumardi, 2009 ).

2.3 Kitosan

2.3.1 Karakteristik Kitosan

Kitosan (bahasa Inggris: Chitosan), pertama kali ditemukan oleh Rouget

pada 1859, adalah biopolimer polisakarida penting dan sangat melimpah. Kitosan

dihasilkan olehdeasetilasi molekul basa N (nitrogen) parsial pada kitin, yang

secara komersil diekstrak dari kulit udang dan kerang. Deasetilasi tersebut

berlangsung secara enzimatis dibantu oleh kitin deasetilase (EC 3.5.1.41).

Polimer kitosan dapat terbentuk dari berbagai tingkat deasetilasi. Kitosan secara

alami ditemukan paada dinding sel fungi kelas Zygomycetes dan

pada kutikulaserangga.

Kitosan adalah suatu polisakarida berbentuk linier yang terdiri

dari monomer N-asetilglukosamin (GlcNAc) dan D-glukosamin (GlcN).

Bentukan derivatif deasetilasi dari polimer ini adalah kitin. Kitin adalah jenis

polisakarida terbanyak ke dua di bumi setelah selulosa dan dapat ditemukan

pada eksoskeleton invertebrata dan beberapa fungipada dinding selnya. Kitosan

memiliki bentuk yang unik dan memiliki manfaat yang banyak

bagi pangan,agrikultur, dan medis ( Wikipedia, 2012 ).

Page 12: metode penelitian kimia

Gambar 2. Struktur kitosan

Chitosan merupakan produk alamiah yang merupakan turunan dari

polisakarida chitin. Chitosan mempunyai nama kimia Poly D-glucosamine ( beta

(1-4) 2-amino-2-deoxy-D-glucose), bentuk chitosan padatan amorf bewarna putih

dengan struktur kristal tetap dari bentuk awal chitin murni. Chitosan mempunyai

rantai yang lebih pendek daripada rantai chitin. Kelarutan chitosan dalam larutan

asam serta viskositas larutannya tergantung dari derajat deasetilasi dan derajat

degradasi polimer. Chitosan kering tidak mempunyai titik lebur. Bila chitosan

disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama pada suhu sekitar 100oF maka

sifat kelarutannya dan viskositasnya akan berubah. Bila chitosan disimpan

lamadalam keadaan terbuka (terjadi kontak dengan udara) maka akan terjadi

dekomposisi, warnanya menjadi kekuningan dan viskositas larutan menjadi

berkurang. Hal ini dapat digambarkan seperti kapas atau kertas yang tidak stabil

terhadap udara, panas dan sebagainya ( Wardaniati dan Setyaningsih, 2006 ).

2.3.2 Manfaat Kitosan

Kitosan diproduksi secara komersil dalam skala besar di berbagai belahan

dunia, termasuk Jepang, Amerika Utara, Polandia, Italia, Rusia, Norwegia,

dan India. Banyaknya permintaan akan kitosan dipicu fakta akan keunikan

Page 13: metode penelitian kimia

karakteristik biologisnya seperti biodegradabilitas, biokompabilitas, dan tidak

beracun, sehingga memungkinkan aplikasi di berbagai bidang. Meskipun sangat

berlimpah di alam, namun pemanfaatan kitosan baru berkembang pada dua

dekade terakhir. Kini kitosan banyak digunakan di

bidang pangan, farmasi, medis, tekstil, pertanian, dan industri lain

misalnya purifikasi limbah. Beberapa tahun terakhir, kitosan menarik banyak

perhatian karena menunjukkan aktivitas antimikrobial terhadap fungi, bakteri,

dan virus. Aplikasi komersil dari aktivitas komersil kitosan antara lain

penggunaan sebagai pengawet makanan, obat anti infeksi, dan tekstil bebas

mikroba ( Wikipedia, 2012 ). Chitosan sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai

bahan antimikroba, karena mengandung enzim lysosim dan gugus

aminopolysacharida yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan efisiensi

daya hambat khitosan terhadap bakteri tergantung dari konsentrasi pelarutan

khitosan. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan bakteri disebabkan chitosan

memiliki polikation bermuatan positif yang mampu menghambat pertumbuhan

bakteri dan kapang ( Wardaniati dan Setyaningsih, 2006 ).

Manfaat dan Kegunaan Chitosan Kitin mempunyai kegunaan yang sangat

luas, tercatat sekitar 200 jenis penggunaannya, dari industri pangan, bioteknologi,

farmasi, dan kedokteran, serta lingkungan. Di industri penjernihan air, kitin telah

banyak dikenal sebagai bahan penjernih. Kitin juga banyak digunakan di dunia

farmasi dan kosmetik, misalnya sebagai penurun kadar kolesterol darah,

mempercepat penyembuhan luka, dan pelindung kulit dari kelembaban. Sifat

kitosan sebagai polimer alami mempunyai sifat menghambat absorbsi lemak,

Page 14: metode penelitian kimia

penurun kolesterol, pelangsing tubuh, atau pencegahan penyakit lainnya. Kitosan

bersifat tidak dapat dicernakan dan tidak diabsorbsi tubuh, sehinga lemak dan

kolesterol makanan terikat menjadi bentuk non absorbsi yang tak berkalori. Sifat

khas kitosan yang lain adalah kemampuannya untuk menurunkan kandungan LDL

kolesterol sekaligus mendorong meningkatkan HDL kolesterol dalam serm darah

sehingga mencegah datangnya penyakit diabetes ( Winan, 2008 ).

Menurut ( Salsa, 2008 ) hitosan mempunyai keistimewaan yang tidak

dimiliki serat, sekarang ini merupakan satu-satunya serat hewan yang dapat

dimakan yang mengandung ion positif, juga merupakan unsur penting ke-6 selain

protein, zat gula, lemak, vitamin dan mineral. Chitosan merupakan satu-satunya

zat molekul tinggi pembawa listrik positif yang ada di alam bebas. Begitu masuk

ke dalam tubuh manusia, chitosan dengan sensitif akan menangkap asam lemak

yang membawa listrik negatif, mengelilinginya dan menolak diserap saluran usus,

lalu diekresi keluar dari tubuh. Serat chitosan tak hentinya merangsang gerakan

saluran pencernaan, sehingga makanan dengan cepat melewati saluran

pencernaan. Dengan demikian, konsep chitosan berkaitan erat dengan

“menurunkan berat tubuh dengan aman”. Bukan hanya itu saja, seratnya juga

dapat menyatu dengan kolesterol, mencegah agar tidak diserap ke dalam darah.

Chitin yang ada dalam chitosan dan chitosan lainnya yang dimurnikan dan

terbentuk di dalamnya dapat mengaktifkan sel tubuh manusia, mengatur syaraf

simpatik dan sekresi hormon, mendorong gerakan sehat mekanisme tubuh.

Manfaat secara detail dari kitosan adalah :

A. Menghambat tumor

Page 15: metode penelitian kimia

Chitosan berfungsi memperkuat imunitas dan mengaktifkan sel limpa,

dapat mempertinggi nilai PH cairan tubuh, sehingga tercipta lingkungan bersifat

basa, memperkuat kekuatan sel limpa dalam melawan sel tumor, meningkatkan

fungsi dalam membasmi sel kanker. Dalam penelitian tumor, ditemukan bahwa

chitosan mempunyai fungsi menghambat sel tumor, pada waktu bersamaan

mengaktifkan mekanisme imunitas tubuh, dan mendorong pankreas memproduksi

sel T limpa. Pada penyakit kanker, yang menakutkan adalah sifat metastatisnya,

khasiat chitosan dalam mengendalikan kanker metastatis telah terbukti dengan

berbagai cara yang diteliti para ilmuwan kedokteran biologis berbagai negara, dan

telah mencapai kesuksesan dalam uji klinis yang bersangkutan. Chitosan juga

mempunyai keistimewaan untuk menempel dengan ion yang menempel pada

permukaan sel kulit dalam pembuluh darah, dapat menolak menempelnya sel

tumor dengan sel kulit dalam pembuluh darah. Berkhasiat mencegah serangan

periferi jaringan kanker.

B. Memperkuat mekanisme liver

Chitosan dapat menghambat penyerapan kolesterol di dalam saluran usus,

untuk mengurangi kepekatan kolesterol dalam plasma darah, sehingga kolesterol

tidak dapat mengendap di dalam liver, agar dapat mengurangi adanya kolesterol

tak baik di dalam liver. Begitu liver terasa tak nyaman, selalu telah mengalami

cidera serius, sedangkan chitosan dapat berfungsi menghambat peningkatan nilai

kolesterol di dalam plasma darah, sehingga dapat mencegah timbulnya liver

berlemak.

Page 16: metode penelitian kimia

C. Mencegah diabetes

Patologi dasar diabetes adalah kekacauan metabolisme yang timbul

karena sekresi insulin secara mutlak atau secara relatif tidak mencukupi. Sewaktu

tubuh manusia berada dalam keadaan basa, maka dapat meningkatkan persentase

penggunaan insulin, pada waktu bersamaan dapat mengatur pengasaman cairan

tubuh yang timbul karena asam organik yang diurai dan diproduksi oleh lemak

dalam tubuh pada penderita diabetes. Chitosan mempunyai daya serap lebih kuat,

mempunyai volume tertentu di dalam saluran usus, dapat mengurangi penyerapan

zat gula dalam makanan, menurunkan dan menunda nilai puncak gula darah,

dengan demikian dapat mencegah timbulnya diabetes. Fungsi “Chitosan” untuk

penyakit diabetes adalah Merubah sifat asam, meningkatkan PH, menurunkan

kadar gula yang tinggi, Mengaktifkan fungsi kelenjar insulin, mengeluarkan getah

insulin, Mengeluarkan sifat asam yang berlebihan dalam tubuh, Memiliki daya

rekat tinggi yang dapat mengurangi penyerapan usus terhadap glukosa dalam

makanan dan mengurangi terjadinya nilai puncak glukosa darah, yang akhirnya

dapat mencegah terjadinya diabetes/kencing manis.

D. Menyerap logam berat dan mengeluarkan dari tubuh

Khitosan yang membawa ion positif dapat menyerap logam berat dan

mengeluarkannya dari dalam tubuh, sehingga mengurangi endapan logam berat di

dalam tubuh, menjaga kesehatan dengan menjaga keseimbangan penguraian

listrik di dalam tubuh.

E. Memperbaiki mekanisme pencernaan

Page 17: metode penelitian kimia

Chitosan dapat meningkatkan fungsi bakteri berguna dalam melawan

bakteri, meningkatkan perkembang-biakan bakteri berguna di dalam saluran usus,

memperbaiki fungsi saluran usus, sehingga tubuh dapat secara efektif menyerap

gizi.

2.4 Proses Perubahan Kitin menjadi Kitosan

Khitin terdapat sebagai mukopoli sakarida pada cangkang kepiting yang

berikatan dengan garam-garam anorganik, terutama kalsium karbonat (CaCO3),

protein dan lipida termasuk pigmen-pigmen. Oleh karena itu untuk memperoleh

chitin dari cangkang udang melibatkan proses-proses pemisahan protein

(deproteinasi) dan pemisahan mineral (demineralisasi). Sedangkan untuk

mendapatkan chitosan dilanjutkan dengan proses deasetilasi. Reaksi pembentukan

chitosan dari chitin merupakan reaksi hidrolisa suatu amida oleh suatu basa.

Chitin bertindak sebagai amida dan NaOH sebagai basanya. Mula-mula terjadi

reaksi adisi, dimana gugus OH- masuk ke dalam gugus NHCOCH3 kemudian

terjadi eliminasi gugus CH3COO- sehingga dihasilkan suatu amida yaitu chitosan.

Reaksi Pembentukan Chitosan dari Chitin :

Gambar 3. Pembentukan Chitosan dari Khitin

( Wardaniati dan Setyaningsih, 2006 ).

Page 18: metode penelitian kimia

2.5 Kencing Manis ( Diabetes Mellitus )

2.5.1 Deskripsi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

menjadi permasalahan di seluruh dunia. Kelainan metabolisme ini diakibatkan

oleh penurunan kadar insulin dengan ditandai dengan kadar glukosa yang kurang

dari rentang 80-120 mg/dl (4,4-6,6 mM). Diabetes mellitus bisa menyebabkan

kematian dan cacat pada tubuh. Banyak komplikasi dari penyakit ini diantaranya

penyakit jantung, gagal ginjal atau kebutaan ( Samsudin, 2008 ).. Menurut data

WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita

Diabetes mellitus (DM) di dunia. Prevalansi Diabetes mellitus (DM) termasuk

tinggi di Indonesia yaitu mencapai 7,5% pada tahun 2001 dan 10,4% pada tahun

2004. (Depkes RI, 2008).

Penyakit Diabetes Melitus ( DM ) di kalangan masyarakat luas lebih di

kenal dengan sebutan kencing manis, yaitu penyakit yang timbul akibat

kekurangan hormon insulin, baik secara abslout maupun relatif. Absolut berarti

jumlah insulin yang di produksi memang berkurang,sedangkan relatif berarti

jumlah insulin yang di produksi cukup, tetapi tidak dapat bekerja secara optimal

yang terjadi akibat beberapa keadaan. ” Gagal atau menurunnya fungsi sel yang

memproduksi insulin “.

Page 19: metode penelitian kimia

( Mahardika,

2007 )

2.5.2 Kebiasaan Penyebab Diabetes Mellitus dan Penanganannya

Menurut ( Hari, 2009 ) beberapa hal kebiasaan hidup sehari-hari yang bisa

menjadi penyebab diabetes:

a) Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula

darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira

mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita

dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis

saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi

beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya:

obesitas dan diabetes.

Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari

dua sendok teh sehari.

b) Gorengan

Gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit

degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama

penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah

koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia.

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan

kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan

kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di

Page 20: metode penelitian kimia

masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat

dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.

c) Suka ngemil

Membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas

dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong

camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan

kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta

pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan

glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di

dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Pengganti: Buah potong segar.

d) Kurang tidur

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset

para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari

mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya,

risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon

dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan

tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah

naik.

Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.

e) Malas beraktivitas fisik

Page 21: metode penelitian kimia

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-

negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10

tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda.

Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding

bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak

Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas

fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda,

jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

Solusi: Bersepeda ke kantor.

f) Sering stress

Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine

dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas.

Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun,

kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan

keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada

sahabat terdekat.

Page 22: metode penelitian kimia

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, oven, thermometer

1000C, Corong Buchner, Gelas Ukur 10 ml, Batang Pengaduk, Botol semprot,

stopwatch, Gelas Kimia 250 dan 500 ml, Gelas Erlenmeyer 250 ml, pipet tetes,

FTIR (Fourier Transform Infrared ) 8201 PC, XRD (XRay Diffraction).

Bahan yang digunakan adalah cangkang kepiting, NaOH 1 M, kertas saring

whatman, aquadest, kertas lakmus, HCl 2 M,

3.2 Prosedur

Bahan baku yang digunakan adalah cangkang kepiting kering. Cangkang

tersebut tersebut dihancurkan hingga menjadi serbuk. Kemudian dilakukan proses

deproteinasi. Proses ini dilakukan pada suhu 75-80°C, dengan menggunakan

larutan NaOH 1 M dengan perbandingan serbuk udang dengan NaOH = 1 : 10 (gr

serbuk/ml NaOH ) sambil diaduk konstan selama 60 menit. Kemudian disaring

dan endapan yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aquadest sampai pH

netral. Proses ini dilanjutkan dengan proses demineralisasi pada suhu 25-30°C

dengan menggunakan larutan HCl 2 M dengan perbandingan sampel dengan

larutan HCl = 1 : 10 (gr serbuk/ml HCl ) sambil diaduk konstan selama 120 menit.

Kemudian disaring dan endapan yang diperoleh dicuci dengan menggunakan

aquadest sampai pH netral. Hasil dari proses ini disebut chitin. Chitin kemudian

Page 23: metode penelitian kimia

dimasukkan dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 20%W pada suhu 90-100°C

sambil diaduk konstan selama 60 menit pada proses deasetilasi. Hasil yang berupa

slurry disaring, lalu dicuci dengan aquadest sampai pH netral lalu dikeringkan.

Hasil yang diperoleh disebut chitosan.Kitosan yang diperoleh kemudian di

masukkan ke dalam tablet khusus dan dapat dikomsumsi langsung.

Page 24: metode penelitian kimia

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus

Hari. 2009. 10 Kebiasaan Penyebab Diabetes. http://doktersehat.com/10-

kebiasaan-penyebab-diabetes/

http://ayodyafarm.com/berita-180-manfaat-cangkang-kepiting.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kitin

http://b57ev.wordpress.com/info-kesehatan/diabetes/

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=5&doc=5e6

http://www.jpnn.com/read/2012/10/10/142794/Cangkang-Kepiting-jadi-Biskuit-http://nasional.kompas.com/read/2008/01/10/23135026/Chitosan.Limbah.Kulit.Udang.untuk.Diabetes.dan.Hipertensihttp://klikfood.blogspot.com/2008/12/chitosan.html

http://greencornet.weebly.com/chitin-chitosan-capsule.html

http://nasional.kompas.com/read/2008/01/10/23135026/

Chitosan.Limbah.Kulit.Udang.untuk.Diabetes.dan.Hipertensi