metode pendidikan kepribadian menurut...

111
METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun oleh NUR FARIDA LUTFIYATI 111 10 116 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: doquynh

Post on 02-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT

ABDULLAH NASHIH ULWAN

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh

NUR FARIDA LUTFIYATI

111 10 116

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

1

Page 3: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

2

METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT

ABDULLAH NASHIH ULWAN

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh

NUR FARIDA LUTFIYATI

111 10 116

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 4: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

3

Page 5: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

4

Page 6: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

5

Page 7: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

6

MOTTO

دسجاخ أذا اىعي اىهزي ن ا آ اىهزي خثيش يشفع للاه ي ا ذع ت للاه

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadillah: 11)

خيش اىاط افع ىياط

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain” (al

Hadits)

vii

Page 8: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

7

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya yaitu, Ibu saya Siti Arofah dan bapak saya Sugeng Ahmad

yang selalu melimpahkan kasih sayangnya serta mendo‟akan saya dalam setiap

sujudnya.

2. Suami saya Arif Maslah yang telah meluangkan banyak waktunya untuk

membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Kedua anak saya, pertama Muhammad Kasyif Ubaidillah Alkafie dan anak kedua

saya Muhammad Harun Khoirul Wafa yang selalu menjadi penyemangat saya

dalam menyelesaikan studi ini.

4. Keluarga saya khususnya kakak saya Muhammad Syukron Effendi beserta

keluarga yang selalu mendukung saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bulek Siti Zubaedah yang selalu menjadi ibu kedua saya beserta keluarga.

6. Bulek Muayyadah dan Mbak Imroatul Chosiah yang membantu saya dalam

pekerjaan rumah khususnya selama menyelesaikan tugas akhir ini.

viii

Page 9: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

8

KATA PENGANTAR

Asslamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut

setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak Muh Hafidz sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas

mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Dan semua pihak yang telah memotivasi dan membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau

ix

Page 10: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

9

Page 11: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

10

DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………. i

HALAMAN BERLOGO…………………………………………… ii

HALAMAN JUDUL………………………………………………. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………... i

PENGESAHAN KELULUSAN………………………………….. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………... vi

MOTTO…………………………………………………………... vii

PERSEMBAHAN………………………………………………... viii

KATA PENGANTAR……………………………………………. ix

DAFTAR ISI……………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian……………………………………….. 6

D. Manfaat Hasil Penelitian………………………………... 6

E. Penegasan Istilah………………………………………... 7

F. Metode Penelitian………………………………………. 14

G. Sistematika Penulisan…………………………………... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PENDIDIKAN

1. Pengertian Pendidikan……………………………… 18

2. Dasar Pendidikan…………………………………… 20

3. Tujuan Pendidikan………………………………….. 23

xi

Page 12: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

11

4. Metode Pendidikan Dalam Islam…………………… 25

B. KEPRIBADIAN

1. Pengertian Kepribadian…………………………….. 29

2. Ciri-ciri Kepribadian Yang Teguh…………………. 30

3. Metode Meraih Pribadi Yang Baik…………………. 32

4. Faktor Pembentuk Kepribadian…………………….. 35

5. Prinsip Kependirian Yang Baik…………………….. 41

BAB III GAMBARAN UMUM ABDULLAH NASHIH ULWAN

A. Riwayat Hidup…………………………………………. 44

B. Karya-karya Abdullah Nashih Ulwan…………………. 45

C. Deskripsi Kitab Tarbiyatul Aulad…………………….... 46

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISA DATA

A. Konsep Pendidikan Kepribadian Secara Umum……….. 50

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kperibadian....... 50

2. Hubungan Kepribadian DEngan Kebudayaan……… 53

3. Hubungan Kepribadian Dengan Keragaman Individu 55

4. Unsur-unsur Kepribadian…………………………… 56

5. Aneka Warna Kepribadian………………………….. 59

6. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian…………... 60

7. Tanggung Jawab Pendidikan Kepribadian………….. 61

B. Metode Pendidikan Kepribadian Menurut Nashih Ulwan. 74

1. Pendidikan Kepribadian Dengan keteladanan……… 78

2. Pendidikan Kepribadian Dengan Adat Kebiasaan….. 81

3. Pendidikan Kepribadian Dengan Nasihat…………... 83

xii

Page 13: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

12

4. Pendidikan Kepribadian Dengan Perhatian………… 85

5. Pendidikan Kepribadian Dengan Hukuman……….... 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………… 103

B. Saran…………………………………………………… 104

xiii

Page 14: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang santun karena dalam Islam sangat

menjunjung tinggi pentingnya etika, moral, dan akhlak mulia pada pribadi

manusia. Kepribadian yang baik, dengan segala macam bentuk dan warnanya,

sangat diperlukan setiap tempat dan waktu: dalam hubungan dengan Allah.

Dengan hubungan sesama, dan dalam hubungan dengan masyarakat. Manusia

semua mempunyai akhlak dan perilaku yang baik di dalam hidup, dan

memperoleh ganjaran yang baik di akhirat kelak.

Adapun pertanyaan bagaimana menerapkan perangai dan tingkah laku

yang baik di dalam kehidupan sehari-hari, maka jawabanya adalah bahwa

yang menjadi landasan kita dalam hal ini adalah akal (hikmah), yaitu dengan

menggunakannya pada jalan yang benar; kemudian agama yaitu dengan

berpegang teguh kepada ajaran-ajarannya; dan juga akhlak dan kesopanan.

Imam Ali as berkata: “Akal adalah landasan yang paling kuat. Imam

Ali as juga berkata: “Akal adalah kebaikan setiap orang.” Pada kesempatan

lain, Imam Ali as juga berkata: “Agama dan kesopanan adalah buah dari akal”

(Mustofa, 1991:406).

Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan

atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang

dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri.

Page 15: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

14

Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya

yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di

kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-

anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh

seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh dan masih banyak lagi.

Memang manusia didunia diciptakan beragam bentuk, sifat, watak dan

tingkah lakunya. Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali

dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian. Kami mencoba mengenal

seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian

ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan

persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.

Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk

memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus

memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk.

Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang

kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-

gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.

Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar

manusia, oleh manusia dan untuk manusia (Siwoyo, 2008:1). Sederhananya

menyoal perihal pendidikan tentu juga tidak akan pernah lepas

pembahasannya mengenai manusia. Keduanya merupakan dua entitas yang

tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga untuk

berikhtiar dalam perenungan atau pemikiran atas pendidikan membutuhkan

pemahaman yang utuh dan komprehensif tentang hakekat manusia.

Page 16: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

15

Upaya yang dilakukan para pemikir untuk menerjemahkan atas hakikat

manusia sudah berlangsung sejak berabad-abad lamanya. Pembahasan

manusia seolah tak pernah habis dan mungkin tak akan pernah habis atas

berbagai kajian yang dilakukan terhadapanya. Para pemikir yang

berkontemplasi pada kajian mengenai manusia, bisa kita jumpai melalui salah

satu disiplin ilmu yang bernama psikologi. Mempelajari psikologi berarti

usaha untuk mengenal manusia dan tentu kita berusaha mengetahui aspek-

aspek kepribadian (Sobur, 2011:19).

Ada berbagai rumusan yang sudah ditelurkan oleh berbagai ahli pikir

tentang manusia. Antara pemikir yang satu dengan yang lainnnya atau aliran

satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan

kajian yang digelutinya masing-masing. Sebut saja para penganut teori

psikoanalisis yang mengatakan bahwa manusia sebagai homo valens (manusia

berkeinginan), para penganut teori behaviorisme yang menyebutkan bahwa

manusia sebagai homo mechanicus / manusia mesin dan para penganut teori

humanisme yang menyatakan bahwa manusia sebagai homo ludens / manusia

bermaian (Yusuf dan Nurihsan, 2011:21-23).

Memang pada dasarnya berbicara tentang hakikat manusia

membicarakan tentang pokok soal yang bersifat radikal yaitu berusaha

menemukan akar pengertian tentang manusia yang mungkin saja melewati

batas-batas pengertian yang hanya menekankan pada salah satu aspek

kehidupan, seperti yang terdapat dalam kajian berbagai ilmu diatas. Hal

senada juga diungkapkan oleh Hadari Nawawi, seperti yang dikutip oleh

Sokip, bahwa berfikir tentang manusia itu tidak dapat sekedar disandarkan

pada gejala-gejala atau fakta-fakta yang tampak atau yang dapat ditangkap

oleh panca indera (Qomar, 2003:128). Ha ini, bisa dimaknai sebagai “sirine”,

bahwa manusia juga merupakan makhluk yang serba terbatas. Dan dengan

Page 17: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

16

adanya keterbatasan itulah yang mengharuskan manusia untuk selalu

senantiasa meminta pertolongan kepada Allah SWT.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang paling sempurna

diantara makhluk lainnya (Ali, 2008:14). Oleh sebab itu, karena

kesempurnaan yang dimiliki manusia, ia diberi amanat oleh Allah untuk

mengemban tugas ganda, yaitu sebagai khalifah (wakil atau pengganti yang

memegang kekuasaan. Manusia menjadi khlmifah memegang mandat Tuhan

untuk mewujudkan kemakmuran dimuka bumi. Kekuasaan yang diberikan

kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mengolah serta

medayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya) dan

abdullah (orang yang taat dan patuh kepada Allah. Hakikat kehambaan

kepada Allah adalah ketaatan. Ketundukan dan kepatuhan. Ketaatan,

ketudukan dan kepatuhan manusia itu hanya layak diberikan kepada Allah.

Dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia menempati posisi sebagai

ciptaan dan Tuhan sebagai pencipta. Konsekuensi manusia sebagai hamba

Allah, dia harus senantiasa beribadah hanya kepadaNya.

Pengingkaran manusia dalam penghambaan diri kepada Allah akan

mengakibatkan dia menghamba kepada dirinya, menghamba kepada hawa

nafsunya atau menghamba kepada sesama makhluk Allah. Beberapa hal

tersebut disebut perbuatan syirik, dimana dosa tersebut meruapak dosa yang

paling besar). Kelebihan manusia dari makhluk lainnya disebutkan oleh Allah

dalam QS.At-Tin ayat 4, sebagai berikut :

ا في احغ ذقيىقذ خيقا االغ

Artinya : "Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-

baiknya" (QS. At Tin: 4)

Salah satu instrumen yang dibutuhkan oleh manusia untuk tetap

mempertahankan eksitensinya atas tugas yang diemban tersebut salah satunya

Page 18: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

17

dengan melalui pendidikan. Karena pada hakiaktnya pendidikan berfungsi

sebagai usaha untuk mengembangkan potensi individu dan sekaligus usaha

untuk mewariskan nilai-nilai budaya, maka pendidikan juga menyangkut

pembentukan kepribadian.

Pendidikan berkaitan dengan usaha untuk mengubah sikap dan tingkah

laku. Sedangkan kepribadian berhubungan dengan pola tingkah laku

(Jalaludin dan Abdulllah, 2012:190). Senada dengan itu, pendidikan Islam

adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama

Islam mengenai terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam. Ada 3 (tiga) unsur yang mendukung tegaknya Pendidikan Islam,

pertama harus ada usaha yang berupa bimbingan bagi pengembangan potensi

jasmani dan rohani secara berimbang. Kedua, usaha tersebut berdasarkan atas

ajaran Islam. Ketiga, usaha tersebut bertujuan agar dididik pada akhirnya

memiliki kepribadian utama menurut ukuran Islam / kepribadian muslim

(Munarji, 2004:6-7).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT

ABDULLAH NASHIH ULWAN.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang

penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut :

1. Bagaimana metode pendidikan kepribadian menurut Abdullah Nashih

Ulwan?

2. Masihkah relevan metode tersebut untuk digunakan saat ini?

Page 19: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

18

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktifitas pasti mempunyai tujuan yang hendak

dicapai untuk memberi arah pada penelitian supaya dapat berjalan lancar.

Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan

penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, maka peneliti ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui pentingnya pendidikan kepribadian.

2. Mengetahui metode pendidikan kepribadian menurut Abdullah Nashih

Ulwan dan relevansinya.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

tentang pendidikan kepribadian. Dari informasi tersebut diharapkan dapat

memberikan manfaat secara praktis maupun secara teoritik, yaitu :

1. Secara Praktis,

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

keilmuan dan khasanah kepustakaan Islam serta memberikan informasi

tentang khasanah pengetahuan proses dan metode pembentukan

kepribadian dalam Islam menurut perspektif Abdullah Nashih Ulwan.

2. Secara Teoritik

a. Bagi Penulis

Penulis sangat berharap dapat membantu umat muslim membangun

kembali tradisi akademis/ilmiah yang dinamis dan objektif.

Page 20: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

19

b. Bagi Lembaga

Hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat bemanfaat bagi

para mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Program Studi

Pendidikan Agama Islam di kampus Institut Agama Islam Negeri

Salatiga khususnya, dan umumnya bagi siapa saja yang mencintai

keilmuan. Pendidikan yang memandang faktor pembawaan dan

lingkungan sama-sama berkontribusi besar dalam membangun

kepribadian.

E. Kajian Pustaka

Sebenarnya penelitian masalah pendidikan anak sudah banyak

penulis yang tertarik untuk menelitinya. seperti halnya konsep pendidikan

yang disajikan oleh Abdullah Nashih Ulwan yang menjadi fokus penelitian

penulis. Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain:

1. MARINAH, (STAIN SALATIGA). Skripsi tahun 2000, dengan judul

KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT ABDULLAH NASHIH

ULWAN (Perspektif psikologi madzab ketiga). Di dalam tulisannya ia

membahas pendidikan anak menurut Ulwan yang dikomparasikan dengan

psikologi madzab ketiga yang dipelopori oleh Maslow. Adapun

kesimpulan dari penelitiannya adalah:

a. Konsep pendidikan yang diuraikan Abdullah Nashih Ulwan sejalan

dengan konsep yang diuraikan oleh Abraham Maslow atau psikologi

madzab ketiga tentang pemberikan kebebasan kepada anak didik.

Page 21: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

20

b. Perbedaan yang nampak dari kedua tokoh tersebut ada pada dimensi

latar belakang kehidupan. Ulwan bercorak religius atau tauhid,

sedangkan Maslow bercorak humanistik.

2. SRI INDARTI, (STAIN SALATIGA). Skripsi tahun 2003 dengan judul:

PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM (Studi Komparasi Dr. Abdullah

Nashih Ulwan dan Prof. Dr. Zakiah Daradjat). Dari komparasi kedua

tokoh tersebut diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Bahwa pendidikan merupakan upaya atau proses pembentukan akhlak

pada diri manusia untuk mendekatkan diri pada Allah dengan berbagai

metode pendekatan yang pada akhirnya berorientasi pada pencapaian

kebahagiaan dunia dan akhirat.

b. Ulwan menggunakan pendekatan teologis integral, artinya selain

dengan pendekatan agama, Ulwan juga menyarankan untuk mengikuti

teladan rasul. Sedangkan Zakiah menggunakan pendekatan teologis

dipadu psikologis, sesuai keahliannya sebagai ahli psikoterapi, Zakiah

berharap pendidikan dapat tercapai dengan baik apabila mendekatkan

diri pada Sang Pencipta dan terapi sosialnya.

Kedua penelitian itu keduanya sama-sama memfokuskan

pada pendidikan setelah anak mencapai umur untuk dididik dan

bersifat umum. Oleh karena itu, penulis kali ini akan membahas

konsep pendidikan tanggung jawab– tanggung jawab pendidikan,

metode-metode pendidikan serta kaidah-kaidah dasar dalam mendidik

anak, akan memfokuskan pembahasan mengenai pendidikan

Page 22: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

21

keprbadian yang terkandung dalam kitab tarbiyatul aulad karangan

Nashih Ulwan.

F. Penegasan Istilah

Menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan

maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu

penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel

penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut :

1. Pendidikan

Pengertian pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani

yaitu padegogik artinya ilmu menuntun anak. Sedangkan Marimba

mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar

oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama (1989:23). Dari beberapa

pengertian menurut beberapa pakar, maka penulis menyimpulkan, bahwa

pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik untuk dirinya sendiri

ataupun orang lain guna menuju kesempurnaan dalam rangka

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

kecerdasan, kepribadian mulia, keterampilan serta berkembang ke arah

kedewasaan jasmani dan rohani sehingga terbentuk kepribadian yang

berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal

dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan

Page 23: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

22

(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan

pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.

Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk

memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak

yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Pendidik secara terminology yang dipaparkan mempunyai

beberapa makna, di antara lain (Ramayulis, 2008:57-58):

a. Moh. Fadhil al Djamil menyebutkan, bahwa pendidik adalah orang

yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baiksehingga

terangkat derajat kemanusiaanya sesuai dengan dimiliki manusia.

b. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul

pertangung jawaban sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang

karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan

peserta didik. (Al-Jamali, tanpa tahun:74)

c. Sutari Imam Barnabib (1993:61) mengemukakan, bahwa pendidik

adalah setiap orang yang yang dengan sengaja mempengaruhi orang

lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik.

d. Zakiah Daradjat berpendapat bahwa pendidik adalah individu yang

akan memenuhi kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku

peserta didik. (1987:19).

Page 24: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

23

e. Ahmad Tafsir (2013:18) mengatakan bahwa pendidk dalam islam

sama dengan teori di barat, yaitu siapa saja yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan peserta didik.

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir

untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam

beserta lingkungannya

2. Kepribadian

Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologi

berasal dari bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus).

Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno

untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu.

Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain

sandiwara itu melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk

mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu.

Pengertian secara terminologi menurut pendapat para ahli antara

lain: (Yusuf, 2009:126)

a. May mengartikan kepribadian sebagai “a social stimulus value”. Jadi

menurutnya cara orang lain mereaksi, itulah kepribadian individu.

Dalam kata lain, pendapat orang lain yang menentukan kepribadian

individu itu.

Page 25: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

24

b. McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian

adalah tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi

tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan.

c. Gordon W. allport mengemukakan, kepribadian adalah organisasi

dinamis dalam diri individul sebagai sistim psikofisis yang

menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungan.

“Kepribadian adalah suatu totalitas psikhophisis yang komleks dari

individu, sehingga nampak di dalam tingkah lakunya yang unik (Sujanto,

2006:12). Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas prilaku

individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap

lingkungan secara unik. Keunikan peyesuaian tersebut sangat berkaitan

dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku,

konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau

pendapat.

b. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya

meraksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

c. Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau

ambivalen (ragu-ragu).

Page 26: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

25

d. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilanreaksi emosional terhadap

rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung,

marah, sedih atau putus asa.

e. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko dari

tindakan atau perbutan yang dilakukan.

f. Sosialibilitas, yaitu disposisipribadi yang berkaitan dengan hubungan

interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang

tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang

lain. (Yusuf, 2009:128).

Menurut penulis salah satu kata kunci dari defenisi kepribadian

adalah penyesuaian. Penyesuaian itu dapat diartikan sebagai suatu proses

respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam

upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan

emosional, frustasi dan konflik dan memelihara keharmonisan antara

pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan lingkungan.

3. Abdullah Nashih Ulwan

Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang tokoh muslim, ia

dilahirkan di kota Halab Suriah pada tahun 1928 tepatnya didaerah qodhi

askar. Beliau mempunyai nama lengkap Al-Ustadz Syaikh Abdullah

Nashih Ulwan. Abdullah Nashih Ulwan putra Syekh Ulwan yang pada

umur 15 beliau sudah menghafal al-Qur'an dan menguasai ilmu Bahasa

Arab dengan baik. Beliau sangat cemerlang dalam pelajaran dan selalu

menjadi tumpuan rujukan teman-temannya di madrasah (Mustafti,

Page 27: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

26

2002:1). Beliau adalah orang yang pertama kali memperkenalkan mata

pelajaran Tarbiyah Islamiyah sebagai pelajaran dasar di sekolah. Dan pada

perkembangan selanjutnya, pelajaran Tarbiyah Islamiyah ini menjadi mata

pelajaran wajib yang harus diambil murid-murid di sekolah menengah di

seluruh Suriyah. Beliau aktif sebagai da‟i di sekolahsekolah dan masjid-

masjid di daerah Halab.

Abdullah Nashih Ulwan merupakan pemerhati masalah pendidikan

terutama pendidikan anak dan dakwah Islam. Jenjang pendidikan yang

dilaluinya yakni setelah beliau menyelesaikan Sekolah Dasar dan Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama, beliau melanjutkan ke Sekolah Lanjutan

Tingkatan Atas di Halab juga pada tahun 1949. Jurusan Ilmu Syari‟ah dan

Pengetahuan Alam. Kemudian melajutkan di Al-Azhar University (Mesir)

mengambil Fakultas Ushuluddin, yang selesai pada tahun 1952

diselesaikan selama 4 tahun, dengan gelar sarjana. Dan melanjutkan S-2

pada perguruan tinggi lulus pada tahun 1954 dan menerima ijazah

spesialis bidang pendidikan, setaraf dengan Master of Arts (MA).2 Pada

tahun yang sama (1954) ia belum sempat meraih gelar doktor pada

perguruan tinggi tersebut, karena diusir dari negeri Mesir karena ia

seorang aktivis dalam organisasi ikhwanul musliminyang dikenal

ajarannya radikal, yaitu tahun 1954, Ulwan aktif menjadi seorang da‟i.

Pada tahun 1979 Abdullah Nashih Ulwan meninggalkan Suriah

menuju ke Jordan, di sana beliau tetap menjalankan dakwahnya dan pada

tahun 1980 beliau meninggalkan Jordan ke Jeddah Arab Saudi setelah

Page 28: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

27

mendapatkan tawaran sebagai dosen di Fakultas Pengajaran Islam di

Universitas Abdul Aziz dan beliau menjadi dosen di sana. Beliau berhasil

memperoleh ijazah Doktor di Universitas Al-Sand Pakistan pada tahun

1982 dengan desertasi “Fiqh Dakwah wa Daiyah”. Setelah pulang

menghadiri pengkumpulan di Pakistan beliau merasa sakit di bagian dada,

lalu dokter mengatakan bahwa ia mengalami penyakit di bagian hati dan

paru-paru, lalu beliau dirawat di rumah sakit. Abdullah Nashih Ulwan

meninggal pada tanggal 29 Agustus 1987 M bertempatan dengan tanggal

5 Muharram 1408 H pada hari Sabtu jam 09.30 pagi di rumah sakit

Universitas Malik Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi dalam usia 59 tahun.

Jenazahnya di di bawa ke Masjidil Haram untuk dishalati dan dikebumikan

di Makkah (Ulwan, tanpa tahun.:542).

Jadi judul “Pendidikan Kepribadian Dalam Perspektif Abdullah Nashih

Ulwan” adalah proses pembentukan kepribadian itu tidak hanya di pengaruhi

oleh satu faktor yang dominan saja misalnya, faktor lingkungan maupun

keturunan (hereditas) saja, melainkan kedua faktor tersebut (lingkungan dan

keturunan) sangat berpengaruh sekali demi pembentukan kepribadian yang

bagus sesuai aturan Al-Qur‟an dan Al-Hadist. Dengan demikian, maksud dari

judul skripsi ini adalah penulis berusaha mengkaji suatu konsep dari Abdullah

Nashih Ulwan dalam hal perkembangan kepribadian (tingkah laku) yang

prosesnya banyak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu antara faktor keturunan

dan lingkungan sekitar. Kemudian dari konsep tersebut penulis berusaha akan

memadukan dengan dasar-dasar pendidikan Islam yang disesuaikan terhadap

Page 29: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

28

pedoman Al-Qur‟an dan Al-Hadist, sehingga kita akan mengetahui dari segi

kelemahan dan kelebihan dari teori dan/atau pandangan tersebut.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian kepustakaan

(library research) yaitu penelitian yang mengumpulkan data dan

informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam

kepustakaan (Arikunto, 1995:332). Jenis penelitian ini sekedar

membedakan dengan penelitian lapangan (field research).

Penelitian ini juga disebut penelitian kualitatif oleh karena itu,

metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan menggunakan

teknik penulisan/pendekatan deskriptif. Hal ini dimaksudkan tidak untuk

menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya

tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 1995:310).

2. Sumber Data

Mengingat studi ini seluruhnya bersifat kepustakaan, sumber

tersebut antara lain:

a. Sumber Primer

Yaitu sumber informasi langsung mempunyai wewenang dan

bertanggung jawab terhadap pengumpulan dan penyimpanan data atau

yang sering disebut dengan informasi tangan pertama. Dalam hal ini

Page 30: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

29

data primer yang digunakan adalah Buku berjudul “Pendidikan Anak

dalam Islam” terjemahan dari “Tarbiyatul Aulad fil Islam” karya

Abdullah Nashih Ulwan, Jilid I dan II. Dan buku-buku tentang

pendidikan kepribadian dari pengarang lain.

b. Sumber Sekunder

Yaitu data informasi yang secara tidak langsung mempunyai

wewenang dan bertanggung jawab terhadap informasi yang ada

padanya (M. Ali, 1987:42). Dalam hal ini adalah data-data yang

bersumber pada penulis itu sendiri maupun karya-karya lain yang

berkaitan dengan penelitian tersebut, berupa: buku, jurnal, makalah,

artikel, internet dan sebagainya.

3. Teknik Penggalian Data

Data yang diperlukan dalam studi kepustakaan ini digali dari

sumbernya melalui riset kepustakaan (library research) yaitu mempelajari

dan menelaah secara mendalam kandungan karya dari Abdullah Nashih

Ulwan, yang termuat dalam sumber primer. Di samping itu, peneliti juga

mempelajari dan menelaah buku-buku dan tulisan-tulisan serta karya

ilmiah lainnya yang terkait dengan pokok masalah yang diteliti. Kemudian

data yang telah terhimpun di bahas dan di analisis.

4. Pengumpulan dan Analisa Data

Agar penelitian ini dapat terarah sistematis, maka penelitian ini

dilakukan melalui langkah kerja metodologis, sebagai berikut:

Page 31: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

30

a. Melacak dan mengumpulkan data yang relevan dengan pemaknaan

pendidikan kepribadian. Oleh karena itu, buku acuan yang dijadikan

sumber penulisan bukan hanya terbatas pada tulisan Abdullah Nashih

Ulwan saja, tetapi mencakup buku tentang pendidikan secara umum

maupun menurut para ahli dan juga buku-buku psikologi.

b. Memproses data yang terkumpul untuk diklasifikasikan berdasar

kesamaan tema dan masalah, kemudian diberi tanda khusus untuk

memudahkan pengeditan (editing), sekaligus disiapkan secara

sistematis.

c. Data yang selesai diolah, selanjutnya disusun secara sistematis

berdasar kerangka penulisan.

d.

H. Sistematika Penulisan

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian

pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan

tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya,

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN.

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran

yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara

lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,

sistematika penulisan.

Page 32: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

31

BAB II : KAJIAN PUSTAKA.

Pada bab II ini penulis akan mengemukakan tinjauan teoritis

tentang: Pertama, tinjauan tentang pendidikan meliputi pengertian

pendidikan, tujuan pendidikan. Kedua, tinjauan tentang

kepribadian yang meliputi tentang pengertian kepribadian, tujuan

pembentukan kepribadian dan metode pembentukan kepribadian.

BAB III : GAMBARAN UMUM ABDULLAH NASHIH ULWAN

Bab ini berisi tentang riwayat hidup Abdullah Nashih Ulwan,

karya-karya Abdullah Nashih Ulwan dan deskripsi singkat Kitab

“Tarbiyatul Aulad Fil-Islam”.

BAB IV : ANALISA DATA

Dalam bab ini berisi tentang pembahasan: Pertama, metode

pendidikan kepribadian menurut Abdullah Nashih Ulwan. Kedua,

relevansi metode pendidikan kepribadian tersebut.

BAB V : PENUTUP

Meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir

dari penulisan skripsi ini.

Page 33: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata didik

yang mendapat awalan pen dan akhiran an, sehingga menjadi pendidikan

yang berarti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik

(Poerwadarminta, 1991:250). Istilah ini sepadan dengan education dalam

bahasa Inggris. Jadi secara etimologi kata pendidikan, pengajaran

(education atau teaching) menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses

yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan oleh seseorang

kepada orang lain.

Dalam mendefinisikan pendidikan kerap kali para para ahli

berbeda satu dengan yang lain. Hal ini terjadi karena ada suatu

ketergantungan si pemberi definisi dalam memahami atau menafsirkan

konsep pendidikan itu sendiri. Akan tetapi seberapa banyak perbedaan

dalam mendefinisikan pendidikan, penulis meyakini bahwa muaranya

nanti akan tetap sama yaitu tentang proses penyempurnaan yang lebih

baik.

Adapun pendidikan menurut Purwanto adalah segala usaha orang

dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan (1998:10).

Sedang menurut Roqib, pendidikan adalah proses perbaikan, penguatan,

Page 34: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

33

dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia

(2009:15).

Sedangkan Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama (1989:23). Dari beberapa pengertian menurut beberapa pakar, maka

penulis menyimpulkan, bahwa pendidikan adalah segala usaha yang

dilakukan baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain guna menuju

kesempurnaan dalam rangka mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, kepribadian mulia, keterampilan

serta berkembang ke arah kedewasaan jasmani dan rohani sehingga

terbentuk kepribadian yang berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Disisi lain, Marimba (1989:19) mengidentifikasikan unsur-unsur

sebagai kegiatan kependidikan dalam lima unsur. Pertama, Usaha

(kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan

dilakukan secara sadar. Kedua, Adanya pendidik atau pembimbing atau

penolong. Ketiga, Ada yang dididik atau si terdidik. Keempat, Bimbingan

itu mempunyai dasar atau tujuan. Kelima, Dalam usaha itu tentu ada alat

yang dipergunakan.

Dalam makna yang lebih luas, hidup adalah pendidikan dan

pendidikan adalah hidup itu sendiri. Apapun yang dilakukan manusia

masuk dalam kategori pendidikan walaupun tidak semuanya bisa

terdeteksi. Karena belajar sesungguhnya merupakan suatu aktivitas

18

Page 35: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

34

mental/psikis dalam interaksi dengan lingkungan yang perubahan-

perubahannya tercermin dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap

(Roqib, 2009:121). Dan dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti

prakteknya identik dengan sekolah, yaitu pengajaran formal dalam

kondisi-kondisi yang diatur.

2. Dasar Pendidikan

Dasar adalah landasan berpijak atau tegaknya sesuatu supaya

menjadi kokoh berdiri. Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi

pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam menetapkan

dasar bagi suatu aktifitas, manusia akan berpedoman kepada pandangan

hidup dan hukum-hukum dasar yang dianut dalam kehidupannya. Dasar

yang menjadi acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran

dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada aktifitas yang dicita-citakan.

Dalam agama Islam sumber yang terpenting dari pendidikan Islam adalah

Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah.

a. Al-Qur‟an

Al-qur‟an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan

oleh malaikat jibril kepada nabi Muhammad saw. Yang terkandung

ajaran-ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh

aspek kehidupan melalui ijtihad (Djarajat, 2008:19). Al-Qur‟an

merupakan sumber segala-galanya yang telah diberikan oleh Allah

kepada umatnya agar senantiasa merujuk dan mencari segala

permasalahan yang terjadi dalam dinamika kehidupannya.

Page 36: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

35

Al-Qur‟an merupakan pedoman normatif dalam pelaksanaan

pendidikan Islam. Kalam yang tertuang dalam Al-Qur‟an merupakan

das solen yang harus diterjemahkan menjadi desain oleh ahli

pendidikan menjadi suatu rumusan pendidikan Islam yang dapat

menghantarkan pada tujuan pendidikan yang hakiki (Zubaedi, 2012:17).

Atas begitu pentingnya pendidikan, di dalam Al-Qur‟an telah merekam

atas kemuliaan orang yang berpendidikan (memiliki ilmu).

ا إرا قيو آ يا أيا اىهزي ىن جاىظ فافغحا يفغح للاه ذفغهحا في اى إرا ىن

شضا شضا فا دسجاخ قيو ا أذا اىعي اىهزي ن ا آ اىهزي يشفع للاه للاه

خثيش ي ا ذع ت

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan

kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis”, maka

lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka

berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-

orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa

yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadillah :11)

b. As-sunnah

Sunnah Rasulullah saw yang dijadikan landasan dalam

pendidikan adalah berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan

Rasulullah saw dalam bentuk isyarat. Yang dimaksud dengan

pengakuan dalam isyarat suatu perbuatan yang dilakukan oleh sahabat

atau orang lain dan Rasulullah membiarkan saja dan perbuatan atau

kegiatan serta kejadian itu terus berlangsung.

Page 37: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

36

Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa sunnah nabi

menjadi landasan dan sumber kedua setelah Al-Qur‟an. Di dalam

sunnah nabi juga berisi ajaran tentang aqidah, syariat dan kepribadian

seperti Al-Qur‟an yang juga berkaitan dengan masalah pendidikan.

Yang lebih penting lagi dalam sunnah adalah bahwa di dalamnya

terdapat cerminan tingkah laku dan kepribadian Rasulullah saw yang

menjadi suri tauladan dan harus diikuti oleh setiap muslim sebagai satu

media kepribadian Islam. Oleh karena itu sunnah merupakan landasan

kedua cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu

membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya

mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk

sunnah yang berkaitan dengan pendidikan (Djarajat, 2008:21).

c. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu: berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari‟at Islam

untuk menetapkan/menentukan sesuatu hukum syari‟at Islam dalam

hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur‟an dan

sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek

pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur‟an dan sunnah.

Namun demikian, ijtihad harus mengikuti kaedah-kaedah yaitu diatur

oleh para mujtahid tidak boleh bertentangan dengan isi Al-Qur‟an dan

sunnah tersebut.

Page 38: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

37

Karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum

Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah Rasulullah wafat.

Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan,

senantiasa berkembang. Ijtihad bidang pendidikan sejalan dengan

perkembangan zaman yang semakin maju, terasa semakin urgen dan

mendesak, tidak saja di bidang materi atau isi, melainkan juga di bidang

sistem dalam artian yang luas.

Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin perlu sebab ajaran

Islam yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan sunnah adalah bersifat

pokok-pokok dan prinsip-prinsip saja. Bila ternyata ada yang agak

terperinci, maka perincian itu adalah sekedar contoh dalam menerapkan

yang prinsip itu. Sejak diturunkan sampai nabi Muhammad saw. wafat,

ajaran Islam telah tumbuh, dan berkembang melalui ijtihad yang

dituntut oleh perubahan situasi dan kondisi sosial yang tumbuh dan

berkembang pula, sebaliknya ajaran Islam sendiri telah berperan

mengubah kehidupan manusia menjadi kehidupan muslim (Djarajat,

2008:22).

3. Tujuan Pendidikan

Selain mempunyai dasar, aktifitas manusia pastilah mempunyai

tujuan. Makna "tujuan" adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang

atau kelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Kemudian yang

dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam menurut Hamdani dan Fuad

Ihsan bahwa sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang yang melaksanakan pendidikan Islam ( 2001:68).

Page 39: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

38

Sedang tujuan pendidikan Islam menurut Imama Ghozali

sebagaimana dikutip oleh Abidin Rush ( 2009:60) adalah;

a. Mendekatkan diri kepada Allah, yang mewujudnya adalah kemampuan

dan dengan kesadaran diri melaksanakan ibadah wajib dan sunah

b. Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.

c. Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas

keduniawian dengan sebaik-baiknya

d. Membentuk manusia yang berkepribadian mulia, suci jiwanya dari

kerendahan budi dan sifat-sifat tercela.

Pada dasarnya tujuan pendidikan Islam yang dikemukakan oleh

Imam Ghozali tersebut di atas tidak lepas dari tujuan penciptaan manusia.

Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

ظ إاله ىيعثذ ال ه ا خيقد اىج

Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku".(QS. Adz Dzariyat : 56)

Dari rumusan-rumusan tujuan pendidikan Islam sebagaimana yang

telah disebutkan di atas dapat penulis dapat mengambil pengertian , bahwa

inti dari tujuan pendidikan Islam adalah: Pertama, Terbentuknya

kesadaran terhadap hakekat dirinya sebagai manusia hamba Allah yang

diwajibkan menyembah kepada-Nya, melalui kesadaran ini pada akhirnya

ia akan berusaha agar, potensi dasar keagamaan (fitrah) yang ia miliki

dapat tetap terjaga kesuciannya samapai akhir hayatnya, sehingga ia hidup

dalam keadaan beriman dan meninggal juga dalam keadaan beriman

(Muslim). Kedua, Terbentuknya kesadaran akan fungsi dan tugas sebagai

Page 40: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

39

khalifah Allah di muka bumi dan selanjutnya dapat mewujudkan dalam

kehidupan sehari-hari, melalui kesadaran ini seseorang akan termotifasi

untuk mengembangkan potensi yang ia miliki, meningkatkan sumber daya

manusia, sehingga pada akhirnya ia akan mampu memimpin dirinya,

keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya.

4. Metode Pendidikan Dalam Islam

Dalam adagium ushuliyah dikatakan bahwa, “al-amru bi sya’i

amru bi wasallihi, wa li al-wasall hukm al-maqashidi”. Artinya, perintah

pada sesuatu (termasuk di dalamnya adalah pendidikan) maka perintah

pula mencari mediumnya (metode), dan bagi medium hukumnya sama

halnya dengan apa yang dituju senada dengan adagium itu firman allah

SWT dinyatakan:

ا اذهقا للاه آ يا أيا اىهزي ذفيح ىعيهن ذا في عثيي جا عييح اى اترغا إىي

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan

berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat

keberuntungan” (Q.S Al-Maidah: 35).

Implikasi adagium ushuliyah dan ayat tersebut dalam pendidikan

Islam adalah bahwa dalam pelaksanaan pendidikan Islam dibutuhkan

adanya metode yang tepat, guna menghantar tercapainya tujuan

pendidikan yang dicita-citakan. Materi yang benar dan baik, tanpa

menggunakan metode yang baik maka akan menjadikan keburukan materi

tersebut. Kebaikan materi harus ditopang oleh kebaikan metode juga

(Mujib dan Mudzakkir, 2004:165). Segala sesuatu itu harus dilakukan

dengan menggunakan cara dan metode. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an

Page 41: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

40

ذفيح ىعيهن ذا في عثيي جا عييح اى اترغا إىي

Artinya: “...dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan

berjihadlah pada jalan-Nya...”. (Q.S Al Maidah: 35)

Implikasi ayat tersebut dalam pendidikan adalah bahwa dalam

proses pendidikan diperlukan metode yang tepat, guna mengahantarkan

tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Metode pendidikan dalam

Islam mempunyai peranan yang penting sebab merupakan jembatan yang

menghubungkan pendidik dengan anak didik menuju ke tujuan pendidikan

islam yaitu terbentuknya kepribadian muslim (Qomar, 2003:396).

Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat

untuk menghantarkan kegiatan pendidikan ke arah tujuan yang dicita-

citakan.

Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan

Islam ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode atas

cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik.

Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan mengahmbat

proses belajar mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga

secara percuma. Karenanya, metode adalah syarat untuk efisiensinya

aktivitas kependidikan Islam. Hal ini berarti metode adalah termasuk

persoalan yang esensial, karena tujuan pendidikan Islam itu akan tercapai

secara tepat guna manakala jalan yang ditempuh menuju cita-cita tersebut

benar-benar tepat (Al-Rasyidin dan Nizar, 2005:65).

Secara literer metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang

artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya

Page 42: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

41

suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Adapun istilah

metodologi berasal dari bahasa Yunani logos yang berarti akal atau ilmu,

jadi metodologi artinya ilmu tentang jalan atau cara yang harus dilalui

untuk mencapai suatu tujuan (Uhbiyati, 1999:99).

Pada hakikatnya metode pendidikan Islam yaitu: jalan atau cara

yang ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam

kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim (Qomar, 2003:396-

397). Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

(Patoni, 2004:107-109). Metode pendidikan Islami itu secara garis besar

terdiri dari lima, yaitu:

a. Metode Keteladanan (Uswatun Hasanah)

Metode ini merupakan metode yang paling unggul dan paling

jitu dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Melalui metode

inilah para orang tua, pendidik atau da‟i memberi contoh atau teladan

terhadap anak/peserta didiknya sebagaimana cara berbuat, berbuat,

bersikap, mengerjakan sesuatu atau cara beribadah dan sebagainya.

Melalui metode ini maka anak/peserta didik dapat melihat,

menyaksikan dan meyakini cara yang sebenarnya. Sehingga mereka

dapat melaksanakan dengan baik dan lebih mudah (Muchtar, 2005:19).

b. Melalui Kebiasaan

Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan

manusia karena ia menghemat banyak sekali kekuatan manusia, karena

sudah menjadi kebiasaan yang mudah melekat dan spontan agar

Page 43: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

42

kekuatan itu dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di lapangan-

lapangan lain seperti untuk bekerja, memproduksi dan mencipta. Bila

pembawaan seperti itu tidak diberikan Tuhan kepada manusia, maka

tentu mereka akan mengahabiskan hidup mereka hanya untuk belajar

berjalan, berbicara dan berhitung.

Tetapi disamping itu kebiasaan juga merupakan faktor

penghalang terutama apabila tidak ada penggeraknya dan berubah

menjadi kelambanan yang memperlemah dan mengurangi reaksi jiwa.

Islam mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik

pendidikan, lalu mengubah seluruh sifat-sifat baik manjadi kebiasaan,

sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan tanpa susah payah, tanpa

kehilangan banyak tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan

(Uhbiyah, 2005:202).

Adapun syarat-syarat yang musti harus dilakukan dalam

mengaplikasikan pendekatan pembiasaan dalam pendidikan, yaitu:

1) Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat. Sejak usia bayi dinilai

waktu yang sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini,

karena setiap anak mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam

menerima pengaruh lingkungan sekitarnya dan secara langsung akan

dapat membentuk kepribadian seorang anak. Kebiasaan positif

maupun negatif itu akan muncul sesuai dengan lingkungan yang

membentuknya.

Page 44: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

43

2) Pembiasaan hendaklah dilakukan secara kontinue, teratur dan

berprogram. Sehingga pada akhirnya akan terbentuk sebuah

kebiasaan yang utuh, permanen dan konsisten. Oleh karena itu faktor

pengawasan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan

dalam proses ini.

3) Pembiasaan hendaknya diawasi secara ketat, konsisten dan tegas,

jangan memberi kesempatan yang luas kepada anak didik untuk

melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan.

4) Pembiasaan yang pada mula hanya bersifat mekanistis, hendaknya

secar berangsur-angsur dirubah menjadi kebiasaan yang tidak

verbalistik dan menjadi kebiasaan yang disertai kata hati anak didik

itu sendiri (Arief, 2002:114-115).

B. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadin

Kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) yang

berasal dari kata persona (bahasa Latin) yang berarti kedok atau topeng.

Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung,

yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi

seseorang. Hal itu dilakukan karena terdapat ciri-ciri yang khas yang

hanya dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang

baik, ataupun yang kurang baik (Sujanto, 2006:189).

Begitu juga dengan orang Arab menyebut kepribadian dengan

istilah " يهح ظ شخ " dari kata " ض شخ" yang berarti orang seorang. Maka dari

Page 45: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

44

pengertian kedua istilah tersebut belum bisa menjawab apa itu

kepribadian karena masih bersifat umum dan kabur. Tetapi dalam bahasa

Indonesia ada istilah yang cukup menjawab, walau belum cukup

gambling, yaitu istilah jati diri yang berarti keadaan diri (sendiri) yang

sebenarnya (sejati). Di sana kita dapati pengertian kepribadian adalah ciri

atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,

misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak

lahir. Kepribadian seseorang akan berpengaruh terhadap akhlak, moral,

budi pekerti, dan etika orang tersebut ketika berinteraksi dan

berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari di

manapun ia berada. Artinya, etika, moral, norma, dan nilai yang dimiliki

akan menjadi landasan perilaku seseorang sehingga tampak dan

membentuk menjadi budi pekertinya sebagai wujud kepribadian orang itu

(Ahmad Daes, 1989:9).

2. Ciri-ciri Kepribadian Yang Teguh

Al-Faqih Abu Laits berkata: “Tanda pribadi yang teguh adalah

bila ia memelihara 10 hal, dengan mewajibkannya atas dirinya (Sitanggal,

1991:294-296);

a. Pertama, memelihara lidah dari menggunjing orang lain, karena

firman Allah SWT:

b.

تعضا اليغرة تعضن

Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing orang lain”.

c. Kedua, menjauhi buruk sangka, karena Nabi SAW bersabda:

Page 46: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

45

ا يها م إ فئه ء اىظه ع مز ب اىحذيث

Artinya: “Hindarilah olehmu berburuk sangka, karena berburuk

sangka adalah ucapan yang paling dusta”.

d. Ketiga, menjauhkan diri dari memperolok-olokkan orang lain, karena

firman Allah SWT:

ال عغ ا يغخش ق ق ا خيشا ين

Artinya: “Janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum lain,

(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih

baik dari mereka (yang memperolok-olokkan)”

e. Keempat, menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan, karena

firman Allah SWT:

اقو ىي ا يغض ي ؤ تظاس

Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:

hendaklah mereka menahan pandangannya.”

f. Kelima, kejujuran lidah, karena firman Allah SWT:

ا فاعذ ى إرا قير

Artinya: “Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku

adil.”

g. Keenam, menafkahkan harta pada jalan Allah, karena firman Allah

SWT:

ا مغث ا طيثاخ ا فق ر

Artinya: “Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu

yang baik-baik.”

h. Ketujuh,jangan boros, karena firman Allah SWT:

ال ذثز س ذثز يشا

Artinya: ”Dan janganlah kamu hambur-hamburkan hartamu secara

boros.”

i. Kedelapan, janganlah ingin diunggul-unggulkan maupun dibesarkan

dirinya, karena firman Allah SWT:

Page 47: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

46

ا ال فغا دا ذيل اىذه ا في اال سع عي يشيذ س اال خشج جعيا ىيهزي

رهقي اىعاقثح ىي

Artinya: “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang

tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi

orang-orang yang bertakwa.”

j. Kesembilan, memelihara shalat lima waktu, karena firman Allah SWT:

يظ حا ف ا عي اىظه اا ق عط يج اى اىظه خ لل قاري

Artinya: “Peliharalah semua shalat (mu), dan peliharalah shalat

wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan

khusyu’.”

k. Kesepuluh, teguh hati dalam menganut Aswaja, karena firman Allah

SWT:

إ ا فاذهث غرقي ثوه زا طشاطي ال ذرهثعا اىغ ع عثيي ع ق تن فرفشه

Artinya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku

yang lurus, maka ikutilah dia; janganlah kamu mengikuti

jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan yang itu

mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.”

3. Metode Meraih Pribadi Yang Baik

a. Mementingkan pendidikan rohani

Allah SWT telah menciptakan malaikat sebagai makhluk yang

hanya berdimensikan rohani, dan binatang sebagai makhluk yang

hanya berdimensikan materi. Akan tetapi, Allai SWT menciptakan

manusia sebagai makhluk yang berdimensikan rohani dan materi.

Malaikat adalah makhluk yang tidak mungkin berbuat maksiat

kepada Allah SWT dan senantiasa melaksanakan apa yang

Page 48: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

47

diperintahkan-Nya. Adapun binatang adalah makhluk yang

berwatakan materi, walaupun dia mempunyai roh yang merupakan

sumber hidup baginya dan juga rasa sampai tingkat tertentu.

Sedangkan manusia, Allah telah menciptakannya dengan susunan

yang memungkinkannya menerima ujian di alam dunia. Allah SWT

telah menjadikannya dengan perpaduan antara sisi rohani dan sisi

materi.

Sebagaimana dituntut menaruh perhatian terhadap sisi

materinya, supaya ia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnyah,

ia juga dituntut menaruh perhatian terhadap sisi rohaninya, supaya

dari satu sisi tercipta Keseimbangan, tidak terlalu condong kepada sisi

materi, dan dari sisi lain supaya ia mempunyai hubungan dengan

Allah SWT dan berpegang teguh kepada ajaran-ajaran-Nya.

Sisi rohani mempunyai peranan penting di dalam pendidikan

jiwa. Oleh karena itu, kita mendapati bahwa orang yang mempunyai

hubungan yang dekat dengan Allah SWT jarang tertimpa kelainan

jiwa. Sedangkan orang mempunyai hubungan yang lemah dengan-

Nya, atau yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan-Nya,

seperti orang ateis, banyak yang tertimpa kelainan jiwa dengan

berbagai akibat yang menyertainya. Bahkan lebih jauh lagi, sisi rohani

akan memantulkan pengaruh-pengaruhnya pada raga manusia, dan

menjadikannya orang yang sehat, bersemangat, dan aktif.

Page 49: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

48

b. Menghitung diri dan mengawasi segala perbuatan

Rasulullah Saw bersabda: "bukan dari kalangan kami orang

yang tidak menghitung dirinya setiap hari dan malam." Sebagai

manusia kita sangat mungkin berbuat dosa dan kekhilafan di dalam

hidup ini, dengan senantiasa mengawasi Perbuatan kita dan

menghitung diri kita, kita dapat menyucikan diri terus melangkah

maju, menjauhi segala sesuatu yang tidak layak, menjadi orang-orang

yang mempunyai jiwa bersih, takwa, dan diridai oleih Allah SWT.

c. Melakukan introspeksi

Introspeksi adalah salah satu bentuk perhitungan diri, dan

merupakan alat terpenting bagi manusia dalam memperbaiki

kesalahan-kesalahannya. Bila orang tidak mempunyai penasihat dari

dalam dirinya, maka nasihat apapun tidak bermanfaat baginya. Bila

orang tidak mau menerima kritikan dari nuraninya sendiri, maka ia

akan dapat menerimanya dari orang lain. Dialah yang lebih mengenal

dirinya, jauh melebihi siapapun.

Di dalam hadis-hadis Rasulullah saw terdapat kandungan

berikut,"Barang siapa tidak mempunyai penasihat dari dalam dirinya

maka tidak akan bermanfaat baginya semua nasihat."

d. Menerima kritikan orang lain

Di samping melakukan introspeksi , seseorang juga harus mau

menerima kritikan yang dilontarkan orang lain. Orang yang mau

menerima kritikan orang lain adalah orang yang memiliki jiwa positif

Page 50: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

49

dan konstruktif. Mau menerima kritikan orang lain adalah pertanda

kelapangan dada, kesabaran, kemampuan mengendalikan diri, ke

dalam akal dan hikmah.

Dari sisi kritik manusia terbagi menjadi dua kelompok:

1) Orang yang mau menerima kritik

2) Orang yang lari dan tidak mau menerima kritik.

Seorang selayaknya mendidik dirinya untuk dapat menerima kritikan

objektif dari orang lain. Karena pada yang demikian itu terdapat

kebesaran jiwa, kelapangan dada, perbaikan terhadap perbuatan dan

tingkah laku, dan kemajuan di medan amal.

Sebaliknya, jika anda hendak mengkritik orang lain, kritiklah

dengan kritikan yang konstruktif, tidak menyakiti, tidak berlebihan,

dan tidak didasari oleh hawa nafsu. Janganlah kritikan yang anda

lontarkan menyimpang ataupun melebar dari pokok persoalan yang

sesungguhnya. Susun dan tujukan kritik anda pada sisi yang jelas.

e. Jangan merasa puas dengan diri pribadi

Tidak puas di sini bukanlah seseorang harus hidup dalam

keadaan gelisah dan tidak tenang, melainkan jangan menjadikan

kepuasan sebagai jalan menuju kelalaian, penyimpangan, dan surut

dari kebenaran, dan amal kebajikan. Merasa puas dengan diri sendiri

bisa membangkitkan rasa ego dan kecintaan terhadap diri yang

berlebihan, yang pada akhirnya menyebabkan ketidakridaan manusia

dan Allah SWT. Imam Ali as berkata: “Orang yang merasa puas

Page 51: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

50

dengan dirinya [menyebabkan] banyak orang marah dan tidak puas

terhadapnya (Al-Musawi, 2002:64-68).

4. Faktor Pembentuk Kepribadian

Ada tiga faktor pembentuk kepribadian. Ali ra pernah berkata:

ذ اىهاط سجال ع م ذ اىهفظ ششه اىهاط ع م ذ للا خيش اىهاط ع م

اىهاط

a. Jadilah manusia paling baik di sisi Allah.

b. Jadilah manusia paling buruk dalam pandanganmu

c. Jadilah manusia biasa di hadapan orang lain.

Syah Abdul Qadir Al-Jailani berkata: “Bila engkau bertemu

dengan seorang, hendaknya engkau memandang dia itu lebih utama dari

pada dirimu dan katakan dalam hatimu: Bolehk jadi dia lebih baik dari

sisi Allah daripada diriku ini dan lebih tinggi derajatnya.” Jika dia orang

yang lebih kecil dan lebih muda umurnya dari pada kamu, maka

katakanlah dalam hatimu: Boleh jadi orang kecil ini tidak banyak berbuat

dosa, maka tidak diragukan lagi kalau derajat dirinya jauh lebih baik

dariku.

Bila dia orang yang lebih tua, maka hendaknya engkau

mengatakan dalam hati: Orang ini telah lebih dahulu beribadah kepada

Allah daripada diriku. Jika dia orang yang 'Alim, maka katakanlah dalam

hatimu: Orang ini telah diberi oleh Allah sesuatu yang tidak bisa aku raih,

telah mendapatkan apa yang tidak bisa aku dapatkan, telah mengetahui

apa yang tidak aku ketahui, dan telah mengamalkan ilmunya.

Page 52: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

51

Bila dia orang bodoh, maka katakan dalam hatimup: Orang ini

durhaka kepada Allah karena kebodohannya, sedangkan aku durhaka

kepada-Nya,padahal aku mengetahuinya. Aku tidak tahu dengan apa

umurku akan Allah akhiri atau dengan apa umur orang bodoh itu akan

Allah akhiri (apakah dengan khusnul khatimah atau dengan su'ul

khatimah). Bila dia orang kafir, maka katakan dalam hatimu: Aku tidak

tahu bisa jadi dia akan masuk islam, lalu menyudahi seluruh amalannya

dengan amal salih, dan bisa jadi aku terjerumus menjadi kafir, lalu

menyudahi seluruh amalanku dengan amal yang buruk."

Dalam pandangan Islam semua manusia itu sama, tidak dibeda-

bedakan karena status sosial, harta, tahta, keturunan atau latar belakang

pendidikannya. Manusia yang paling mulia derajatnya di sisi Allah adalah

yang paling tinggi kadar ketakwaannya di antara mereka. Menurut Moh.

Roqib dan Nurfuadi, Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian

seseorang dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal

dan eksternal:

a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu

sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau

bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan

sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.

Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari

lingkungan seseorang misalnya keluarga, teman, atau pergaulan.

Page 53: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

52

Untuk menjadi muslim yang berkepribadian utuh, dituntut kemampuan

diri untuk menjadikan iman atau agama sebagai faktor terpenting pada

dirinya, sehingga (dengannya) dapat menghindarkan diri dari berbagai

tantangan, gangguan, dan ancaman serta cobaan hidup dan kehidupan.

Untuk itu diperlukan latihan dan pendidikan yang terus menerus serta

pembinaan yang berkepanjangan (Roqib dan Nurfuasi, 2009:28).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:

a. Faktor Biologis

Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan

keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti

keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-

kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita

mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan

telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita

lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-

sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari

keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu

masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang

penting pada kepribadian seseorang.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni

manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk

juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat,

Page 54: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

53

peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku

dimasyarakat itu.

Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang

disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga.

Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan

menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan

suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang

bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.

Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak

sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan

pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu

merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak

masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat

tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu

diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar

seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial

makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial

mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan

kepribadian.

c. Faktor Kebudayaan

Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri

masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan

masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek

Page 55: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

54

kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan

pembentukan kepribadian antara lain:

1) Nilai-nilai (Values)

Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang

dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam

kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu

masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan

kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.

2) Adat dan Tradisi.

Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping

menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-

anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan

bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.

3) Pengetahuan dan Keterampilan.

Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau

suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya

kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu

masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara

kehidupannya.

4) Bahasa

Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas,

bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-

ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa

Page 56: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

55

dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena

bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat

menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan

bereaksi serta bergaul dengan orang lain.

5) Milik Kebendaan (material possessions)

Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju

dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan

hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian

manusia yang memiliki kebudayaan itu.

5. Prinsip Kependirian yang Baik

Hadits Hudzaifah Ibnu Yaman riwayat at-Turmudzy, tentang

perlunya prinsip kepribadian dalam kehidupan.

احغ إ ى عح ذق ه ا ا ه للا ص ال ذن خزيفح قاه قاه سع ع

ىن ا ا ظي ظي ا ا ا اىهاط أحغها ط اىهاط احغ إ فغن أ

ا )س اىرشذ( ا فال ذظي اعاء ا ا ذحغ

Hudzaifah berkata, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Janganlah kalian menjadi tidak berpendirian, kalian berkata, “Jika

manusia berbuat baik, kamipun berbuat baik, dan jika manusia berbuat

dholim, kamipun berbuat dholim; akan tetapi tetaplah pada pendirian

kalian. Jika orang-orang berbuat kebaikan, berbuat baiklah kalian, dan

jika orang-orang berbuat kejahatan, janganlah kalian berbuat

kejahatan”. (Tirmidzi, 2005:89)

Page 57: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

56

Ada 2 hal yang perlu digaris bawahi dalam hadits tersebut, yaitu:

a. Larangan bagi umat Islam untuk ikut-ikutan, artinya manusia muslim

dilarang bersifat seperti bunglon yang pandai berubah warna dalam

setiap situasi.

b. Perintah Nabi kepada umat Islam agar mempunyai pendirian

(prinsip). Pendirian yang dimaksud adalah pendirian yang dibangun

atas dasar tauhid, yang pada gilirannya akan menciptakan manusia

yang berpribadi, tidak mudah goyah dan tidak mudah pula

terpengaruh.

Pada hadits lain disebutkan bahwa manusia yang tidak mempunyai

pendirian diibaratkan seonggok buih di tengah lautan, yang akan bergerak

searah gerakan angin yang menghempasnya. Sifat inilah yang

menyebabkan kehancuran umat Islam.

Meskipun demikian, Islam tidak mengajarkan kepada umatnya

bukan untuk melahirkan sifat kekakuan, sebaliknya keluwesan dalam

menghadapi persoalan bukanlah menjadi indikasi lemahnya prinsip Islam

yang dimiliki. Betapa pentingnya istiqomah dalam kehidupan karena

dapat menuntun kita ke jalan yang benar dan diridhai Allah SWT.

Berpendirian atau istiqomah berarti teguh atas jalan yang lurus, berpegang

pada akidah Islam dan melaksanakan syariat dengan teguh, tidak berubah

dan berpaling walau dalam keadaan apapun (Zuhri Dipl, 1992:210).

Page 58: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

57

BAB III

GAMBARAN UMUM ABDULLAH NASHIH ULWAN

A. Riwayat Hidup Abdullah Nashih Ulwan

Abdullah Nashih Ulwan merupakan pemerhati masalah pendidikan

terutama pendidikan anak dan dakwah Islam (Ulwan, 1992:5). Ia dilahirkan di

kota Halab, Suriah, tahun 1928. Beliau menyelesaikan studi di sekolah

lanjutan tingkat atas jurusan Ilmu Syariah dan Pengetahuan Alam di Halab,

tahun 1949. Kemudian melanjutkan di al-Azhar University (Mesir)

mengambil fakultas Ushuluddin, yang selesai pada tahun 1952. Selang 2 tahun

kemudian, yaitu 1954, ia lulus dan menerima ijazah spesialisasi pendidikan,

setara dengan Master of Arts (Kamalie dan Ali, t.th:542). Pada tahun yang

sama (1954), ia tidak sempat meraih gelar doktor pada perguruan tinggi

tersebut, arena diusir dari negeri Mesir oleh pemerintahan Jamal Abdel Naser.

Semenjak ditetapkan sebagai tenaga pengajar untuk materi pendidikan

Islam di sekolah-sekolah lanjutan atas di Halab, yaitu tahun 1954, Ulwan juga

aktif menjadi seorang da‟i. Ulwan termasuk penulis yang produktif, untuk

masalah-masalah dakwah, syariah, dan bidang tarbiyah sebagai spesialisnya.

Ia dikenal sebagai seorang penulis yang selalu memperbanyak fakta-fakta

Islami, baik yang terdapat dalam al-Qur‟an, as-Sunnah, dan atsar-atsar para

salaf yang saleh terutama dalam bukunya yang berjudul “Tarbiyatul Aulad

Fil-Islam.” Hal ini sesuai dengan pendapat Syaikh Wahbi Sulaiman al-

Ghawaji al-Albani yang berkata : bahwa dia adalah seorang beriman yang

pandai dan hidup (Kamalie dan Ali, t.th : xviii).

Page 59: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

58

Pada tahun 1979 Abdullah Nashih Ulwan meninggalkan Suriah

menuju ke Jordan, di sana beliau tetap menjalankan dakwahnya dan pada

tahun 1980 beliau meninggalkan Jordan ke Jeddah Arab Saudi setelah

mendapatkan tawaran sebagai dosen di Fakultas Pengajaran Islam di

Universitas Abdul Aziz dan beliau menjadi dosen di sana. Beliau berhasil

memperoleh ijazah Doktor di Universitas Al-Sand Pakistan pada tahun 1982

dengan desertasi “Fiqh Dakwah wa Daiyah”. Setelah pulang menghadiri

pengkumpulan di Pakistan beliau merasa sakit di bagian dada, lalu dokter

mengatakan bahwa ia mengalami penyakit di bagian hati dan paru-paru, lalu

beliau dirawat di rumah sakit. Abdullah Nashih Ulwan meninggal pada

tanggal 29 Agustus 1987 M bertempatan dengan tanggal 5 Muharram 1408 H

pada hari Sabtu jam 09.30 pagi di rumah sakit Universitas Malik Abdul Aziz

Jeddah Arab Saudi dalam usia 59 tahun. Jenazahnya di di bawa ke Masjidil

Haram untuk dishalati dan dikebumikan di Makkah (Ulwan, tanpa

tahun.:542).

B. Karya-Karya Abdullah Nashih Ulwan

Adapun karya-karya beliau, sebagai berikut: (Kamalie dan Ali, tahun :

542-543)

1. Karya yang berkisar pada masalah dakwah dan pendidikan :

a. Al-Takafulul al- Ijtima`i Fil- Islam.

b. Ta`addudu al-Zaujat Fil-Islam.

c. Shalahuddin al-Ayyubi.

d. Hatta Ya`lama al-Syabab.

Page 60: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

59

e. Tarbiyatul Aulad Fil-Islam.

2. Karya yang menyangkut kajian Islam (studi Islam) :

a. Ila Kulli Abin Ghayyur Yu`min billah.

b. Fadha`ilul al-Shiyam wa ahkamuhu.

c. Hukmu al-Ta`min Fil-Islam.

d. Ahkamul al-Zakat (4 madzhab).

e. Syubhat wa Rudud Haulal al -Aqidah wa Ashlul al-Insan.

f. Aqabatul al -Zawaj wa thuruqu Mu`alajatiha `ala Dhanil al- Islam.

g. Mas`uliyatul al-Tarbiyah al-Jinsiyyah.

h. Ila Waratsatil al-Anbiya`.

i. Hukmul al-Islam FI Wasa`ilil al-I`lam.

j. Takwinu al-Syakh Syiyyah al-Insaniyyah fi Nazharil al-Islam.

k. Adabul al-Khitbah wa al-Zilaf wa haququl al-Zaujain.

l. Ma`alimul al-Hadharah al-Islamiyyah wa Atsaruha fil al-Nahdhah al-

Aurubiyyah.

m. Nizhamul al-Rizqi fil al-Islam.

n. Hurriyatul al-I`tiqad Fil al-Syari`ah al-Islamiyyah.

o. Al-Islam Syari`atul al-Zaman wa al-Makan.

p. Al-Qaumiyyah fi Mizanil al-Islam.

Page 61: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

60

C. Deskripsi Kitab “Tarbiyatul Aulad Fil-Islam”

Salah satu karya Ulwan adalah kitab “Tarbiyatul Aulad Fil–Islam”

merupakan kajian utama dalam skripsi ini, maka menurut peneliti perlu

diberikan gambaran secara global. Hal ini tidak dimaksudkan mengurangi isi

kitab tersebut.

Kitab “Tarbiyatul Aulad Fil-Islam” telah diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia dalam dua versi. Versi pertama diterjemahkan oleh Saifullah

Kamalie dan Hery Noer Ali dengan judul “Pedoman Pendidikan Anak dalam

Islam” oleh penerbit Asy-syifa` Semarang, yang terdiri dari dua jilid.

Sedangkan versi kedua yang diterjemahkan oleh Khalilullah Ahmas masjkur

oleh penerbit Remaja Rosdakarya Bandung.

Kitab “Tarbiyatul Aulad Fil Islam” memiliki karakteristik tersendiri.

Keunikan karakteristik itu terletak pada uraiannya yang menggambarkan

totalitas dan keutamaan Islam. Islam sebagai agama yang tertinggi dan tidak

ada yang melebihi ketinggiannya adalah menjadi obsesi Ulwan dalam setiap

analisa dan argumentasinya, sehingga tidak ada satu bagian pun dalam kitab

tersebut yang uraiannya tidak didasarkan atas dasar-dasar dan kaidah-kaidah

nash.

Sebagaimana dikemukakan Ulwan bahwa kitab ini disusun dalam tiga

bagian atau “qism” yang kronologis, masing-masing bagian memuat beberapa

pasal dan setiap pasal mengandung beberapa topik pembahasan. Judul-judul

dan pasal-pasal dalam setiap bagian itu akan tersusun, sebagai berikut ini:

(Kamalie dan Ali, Jilid I : xvi-xvii)

Page 62: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

61

1. Bagian pertama terdiri dari empat pasal, yaitu:

a. Pasal pertama adalah perkawinan teladan dalam kaitannya dengan

pendidikan. Pasal ini terdiri dari tiga pokok pembahasan, yaitu:

1) Perkawinan merupakan fitrah manusia.

2) Perkawinan merupakan social interest

3) Perkawinan hendaknya dengan cara memilih

b. Pasal kedua adalah perasaan psikologis terhadap anak-anak.

c. Pasal ketiga adalah hukum umum dalam hubungannya dengan anak

yang lahir. Pasal ini terdiri dari empat bahasan :

1) Yang dilakukan oleh pendidik ketika lahir.

2) Penamaan anak dan hukumnya.

3) Aqiqah anak dan hukumnya.

4) Menyunatkan anak dan hukumnya.

d. Pasal keempat adalah sebab-sebab kelainan pada anak dan

penanggulangannya.

2. Bagian kedua yaitu tanggung jawab terbesar bagi para pendidik, bagian ini

terdiri dari tujuh pasal, sebagai berikut :

a. Pasal pertama adalah tanggung jawab pendidikan Iman.

b. Pasal kedua adalah tanggung jawab pendidikan moral.

c. Pasal ketiga adalah tanggung jawab pendidikan fisik

d. Pasal keempat adalah tanggung jawab pendidikan intelektual.

e. Pasal kelima adalah tanggung jawab pendidikan psikologis.

f. Pasal keenam adalah tanggung jawab pendidikan sosial.

Page 63: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

62

g. Pasal ketujuh adalah tanggung jawab pendidikan seksual.

3. Bagian ketiga terdiri dari tiga pasal dan penutup :

a. Pasal pertama adalah faktor-faktor pendidikan yang berpengaruh.

b. Pasal kedua adalah dasar-dasar fundamental dalam mendidik anak.

c. Pasal ketiga berisi saran-saran paedagogis.

Bagian pertama sampai dengan bagian ketiga tersebut, terdapat dalam

jilid I. Sedangkan dalam jilid II, meliputi tiga pasal, yaitu: (Kamalie dan Ali,

Jilid II : i)

1. Pasal pertama adalah metode pendidikan yang influentif terhadap anak.

2. Pasal kedua adalah kaidah-kaidah elementer dalam pendidikan anak.

3. Pasal ketiga adalah gagasan edukatif yang sangat esensial.

Fokus kajian skripsi ini terdapat dalam jilid II pasal pertama yang berisi

tentang metode pendidikan yang influentif terhadap anak pada halaman dua

dan seterusnya. Ulwan memaparkan 5 metode mendidik moral/kepribadian

anak dalam keluarga. Di antara metode-metode pendidikan moral anak dalam

keluarga menurutnya adalah :

1. Pendidikan dengan keteladanan.

2. Pendidikan dengan adat kebiasaan.

3. Pendidikan dengan nasihat.

4. Pendidikan dengan memberikan perhatian.

5. Pendidikan dengan memberikan hukuman.

Page 64: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

63

Menurut pemikiran Ulwan, apabila metode-metode tersebut diterapkan

dalam pendidikan kepribadian khususnya dalam keluarga, maka secara

bertahap mereka para orang tua mempersiapkan anak-anaknya untuk menjadi

anggota masyarakat yang berguna bagi kehidupan dan pasukan-pasukan yang

kuat untuk kepentingan Islam (sebagai penegak ajaran-ajaran Islam dalam

kehidupan).

Page 65: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

64

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

A. Konsep Pendidikan Kepribadian Secara Umum

Pendidikan kepribadian merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang

mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola-pola pemikiran dan

perasaan, konsep diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan

kebiasaan umum. Dalam hal ini penulis akan menjelaskan faktor yang

mempengaruhi kepribadian, hubungan kepribadian dengan kebudayaan,

hubungan kepribadian dan keragaman individu, unsur-unsur kepribadian.

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Kepribadian sebagai sesuatu yang dinamis dipengaruhi oleh

banyak faktor, baik faktor internal individu tersebut atau eksternal. Secara

garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian adalah faktor

biologis, sosial dan kebudayaan.

a. Faktor Biologis

Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan

keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti

keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-

kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita

mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan

telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita

lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-

sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari

Page 66: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

65

keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu

masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang

penting pada kepribadian seseorang.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni

manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk

juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat,

peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku

dimasyarakat itu.

Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang

disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga.

Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan

menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan

suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang

bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.

Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak

sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan

pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu

merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak

masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat

tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu

diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar

seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial

Page 67: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

66

makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial

mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan

kepribadian.

c. Faktor Kebudayaan

Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri

individu tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana

seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat

mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian adalah

nilai-nilai, adat tradisi, pengetahuan dan keterampilan, bahasa dan

milik kebendaan (Purwanto, 1990:160-163)

Pertama, nilai-nilai (values). Di dalam setiap kebudayaan

terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia

yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai

anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang

selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.

Kedua, adat dan tradisi. Adat dan tradisi yang berlaku di suatu

daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh

anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan

bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.

Ketiga, Pengetahuan dan Keterampilan. Tinggi rendahnya

pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat

mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu.

Page 68: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

67

Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula

sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.

Keempat, Bahasa. Di samping faktor-faktor kebudayaan yang

telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat

hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa

itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang

dapat menunjukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan

bereaksi serta bergaul dengan orang lain.

Kelima, milik Kebendaan (material possessions) Semakin

maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern

pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu

semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki

kebudayaan itu.

2. Hubungan Kepribadian dengan Kebudayaan

Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis

dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor biologis

misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan, dan kelainan biologis

lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah seperti unsur temperamen,

kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan

yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup

kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang

yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.

Page 69: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

68

Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu belajar

dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Secara bertahap dia akan

mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan

perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan

suatu kepribadian. Ada beberapa kebudayaan khusus yang mempengaruhi

bentuk kepribadian yaitu kebudayaan khusus, cara hidup di kota atau desa,

kebudayaan kelas sosial, kebudayaan berdasar agama, dan kebudayaan

berdasar profesi.

Pertama, Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor ke

daerahan. Ada kebudayan khusus yang ikut mempengaruhi kepribadian

misalnya adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau.

Di Minangkabau biasanya pihak perempuan yang melamar sedangkan di

Lampung, pihak laki-laki yang melamar.

Kedua, Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan

rural ways of life). Contohnya perbedaan anak yang dibesarkan di kota

dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih

terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya

sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri

sendiri dan sikap menilai (sense of value).

Ketiga, Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial. Di

masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan

sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket,

pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-

Page 70: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

69

masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan

kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.

Keempat, Kebudayaan khusus atas dasar agama. Adanya berbagai

masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-

beda di kalangan umatnya.

Kelima, Kebudayaan berdasarkan profesi. Misalnya: kepribadian

seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu

semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul.

Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat

hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa

berpindah tempat tinggal (Soekanto, 2001:206)

3. Hubungan Kepribadian dengan Keragaman Individu.

Adanya pengaruh biologis terhadap pembentukan tingkah laku

manusia. Selain unsur biologis, ternyata juga dipengaruhi oleh faktor yang

berbeda antara satu dengan lain. Pengakuan pentingnya faktor-faktor

biologis tersebut menghilangkan dasar-dasar budaya. Sementara pendapat

suatu karakteristik dapat mendasari dan membatasi keragaman budaya,

sedangkan pihak lain menjelaskan bahwa berbagai perbedaan bawaan dan

keragaman pengalaman individu menyulitkan pembakuan seseorang yang

diasumsikan (Kuntjoroningrat, 1989,1: 95).

Hal ini sekaligus membuka kesempatan ke arah kajian tentang

kemungkinan adanya pola-pola universal yang disalurkan,diutarakan dan

dinilai berdasarkan tradisi budaya yang berbeda. Tradisi budaya dapat

Page 71: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

70

memaksakan pencapaian berbagai sasaran yang berlainan , pelampiasan.

Tetapi di bawah sandi harapan budaya ini.

4. Unsur-Unsur Kepribadian

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian

sebagai berikut :

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang

tersusun secara logis dan sistematis dengan memperhitungkan sebab-

akibat dan dapat untuk menerangkan gejala tertentu. Unsur-unsur

yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara

nyata terkandung dalam otaknya.

Dalam lingkungan individu itu ada bermacam-macam hal yang

dialaminya melalui penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima

atau reseptor organismenya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya

dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan

mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dan

sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di bagian-bagian

tertentu dari otaknya. Di sana berbagai proses fisik, fisiologi, dan

psikologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran tekanan

tadi, kemudian diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau

diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran

tentang lingkungan tadi. Seluruh proses akal yang sadar (conscious)

tadi, dalam ilmu psikologi disebut “persepsi”.

Page 72: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

71

b. Perasaan

Perasaan adalah rasa, kesadaran batin sewaktu menghadapi

mempertimbangkan tentang sesuatu hal/pendapat. Selain pengetahuan,

alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.

Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorang individu

yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak

menyenangkan, mencium bau busuk, dan sebagainya. Persepsi-

persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaran perasaan

yang negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi.

c. Dorongan Naluri

Dorongan naluri adalah dorongan hati yang dibawa sejak lahir,

yang tanpa disadari mendorong untuk berbuat sesuatu. Kesadaran

manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai

perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh

pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam

organismenya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri.

Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia

itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut “dorongan” (drive).

Ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu :

1) Dorongan untuk mempertahankan hidup

Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang

juga pada semua makhluk di dunia ini dan yang menyebabkan

semua jenis mampu mempertahankan hidupnya di dunia ini.

Page 73: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

72

2) Dorongan seks.

Dorongan ini timbul pada setiap individu yang normal tanpa

terkena pengaruh pengetahuan, dan memang mendorong landasan

biologi yang mendorong makhluk manusia untuk membentuk

keturunan yang melanjutkan jenisnya. Selain untuk mendapatkan

keturunan, juga untuk mendapatkan status sosial.

3) Dorongan untuk usaha mencari makan/pekerjaan.

Dorongan ini tidak perlu dipelajari, sejak bayi pun manusia sudah

menunjukkan dorongan untuk mencari makanan, yaitu dengan

mencari susu ibunya tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang

adanya hal- hal tersebut, dan ini berkembang (mencari kerja)

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan serta faktor lingkungan

di sekitar.

4) Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.

Dorongan ini memang merupakan landasan biologi dari kehidupan

masyarakat manusia sebagai makhluk sosial.

5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.

Hal ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna

kebudayaan diantaranya di antara makhluk manusia, sebab adanya

dorongan ini manusia mengembangkan adat yang memaksakan

berbuat konform dengan manusia sekitarnya.

Page 74: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

73

6) Dorongan untuk berbakti.

Hal ini ada karena manusia sebagai makhluk secara kolektif,

sehingga ia dapat hidup bersama dengan manusia lain secara

serasi. Dalam berbagai hal dorongan ini sering dieksetensikan dari

sesama manusia kepada kekuatan yang diangapannya berada di

luar akalnya, maka timbul religi.

7) Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna,

suara, atau gerak.

Dorongan dalam arti keindahan bentuk,warna,suara,dan gerak,

pada seorang bayi dorongan itu sering tampak pada gejala

tertariknya kepada bentuk-bentuk tertentu dari benda-benda

disekitarnya, warna-warna cerah, suara yang nyaring, dan

berirama dan kepada gerak-gerak yang selaras. Sehingga dorongan

naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur terpenting dalam

kebudayaan manuai yaitu kesenian.

5. Aneka Warna Kepribadian

Aneka warna materi yang menjadi isi dan sasaran dari

pengetahuan, perasaan, kehendak, serta keinginan kepribadian serta

perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam

kesadaran individu, menyebabkan adanya beraneka macam struktur

kepribadian pada setiap manusia yang hidup dimuka bumi, dan

menyebabkan bahwa peribadian tiap individu itu unik berbeda dengan

kepribadian individu yang lain. Hal ini menyebabkan suatu tingkah laku

Page 75: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

74

yang berpola yaitu kebiasaan maupun berbagai macam materi yang

menyebabkan timbulnya kepribadian dan berbagai tingkah laku berpola

dari individu-individu tersebut (Kuntjoroningrat, 1985:115)

6. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian

Perkembangan kepribadian berlangsung dalam beberapa tahap.

Tahap masa bayi, tahap kanak-kanak, pre adolesen, adolesen, masa

kematangan.

Pertama, Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir- 2 tahun).

Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh dengan

sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi

bayi terhadap stimulus lingkungan.

Kedua, Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12

tahun). Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin

berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.

Ketiga, Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15

tahun). Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada

anak sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain.

anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat

membahagiakannya.

Keempat, Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20

tahun). Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan

seksualitas yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian

Page 76: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

75

tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah laku yang

bernilai moral.

Kelima, Tahap pematangan diri (setelah umur 20 tahun). Pada

tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Mulai dapat

membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi,

pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.

Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam

menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam

keluarga, masyarakat maupun Negara, Realisasi setiap keinginan.

7. Tanggung Jawab Pendidikan Kepribadian

Dr. Abdullah Nashih Ulwan mengemukakan pentingnya pendidik

yang menurut beliau mencakup “mu‟allim” (guru), ayah dan ibu, tokoh

masyarakat (musyarraf ijtima‟i) untuk membina anak dengan hal-hal yang

sesuai dengan ajaran agama, terutama dalam hal kepribadian anak baik

fisik, psikis atau intelektual yang nantinya dapat dikembangkan. Hal

tersebut merupakan tanggung jawab pendidikan terbesar bagi para

pendidik, yaitu:

a. Tanggung jawab Pendidikan Jasmani atau fisik

Pendidikan jasmani adalah pendidikan dalam rangka membentuk

seorang anak agar tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat,

bergairah dan bersemangat (Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 209). Bila kita

berbicara tentang jasmani dalam pendidikan yang dimaksud bukan hanya

otot-ototnya, panca indranya dan kelenjarkelenjarnya, tetapi juga potensi

Page 77: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

76

yang sangat energik yang muncul dari jasmani dan terungkap melalui

perasaan (Muhammad Quthb, 1988: 182).

Dasar ilmiah yang digariskan Islam dalam mendidik fisik

anakanak, supaya para pendidik dapat mengetahui besarnya tanggung

jawab dan amanat yang diserahkan Allah SWT, antara lain:

1) Kewajiban memberi nafkah kepada keluarga dan anak.

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan bahwa diantara nafkah

yang wajib diberikan ayah kepada keluarganya, adalah menyediakan

makanan, tempat tinggal dan pakaian yang baik, sehingga fisik anak

terhindar dari berbagai penyakit.

2) Mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan, minum dan tidur.

Dalam masalah minum adalah minum dua atau tiga teguk, tidak

bernafas dalam bejana dan tidak minum sambil berdiri, sedang dalam

masalah tidur dianjurkan supaya posisi badan ketika tidur miring ke

sebalah kanan, sebab tidur dengan posisi badan miring ke kiri akan

membahayakan hati dan menganggu pernafasan. Hendaknya

membiasakan dan membudayakan makan, minum dan tidur kepada

anak-anak berdasarkan aturan-aturan yang sehat. Abdullah Nashih

Ulwan, 1999: 246).

3) Melindungi diri dari penyakit menular.

Kewajiban para pendidik terutama para ibu, apabila salah

seorang anaknya terkena penyakit menular, supaya segera

mengasingkan anak mereka yang lain, sehingga penyakit itu tidak

menular kepada yang lain.Untuk membimbing anak-anak agar

mengetahui aturan kesehatan dan cara pencegahan penyakit, demi

Page 78: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

77

terpeliharanya kesehatan anak dan pertumbuhan kekuatan jasmaninya,

harus konsultasi dengan para spesialis mengenai sesuatu yang perlu

diperhatikan untuk menjaga jasmani dari berbagai macam penyakit

menular.

4) Pengobatan terhadap penyakit.

Para orang tua dan pendidik hendaknya memperhatikan dan

mengobati anak-anak ketika mereka sakit. Bahwa penyakit itu ada

obatnya, pengobatan berpengaruh besar dalam menolak penyakit dan

mewujudkan kesembuhan, maka para pendidik harus memperhatikan

dan mengobati anak-anak ketika merasa sakit serta berikhtiar atau

berdo‟a, karena itu merupakan masalah fitrah dan dianjurkan dalam

ajaran Islam.

5) Merealisasikan prinsip tidak boleh menyakiti diri sendiri dan orang

lain.

Dr. Abdullah Nashih Ulwan memandang bahwa agama Islam

menganjurkan untuk memelihara keberadaan diri atau individu dan

orang lain atau masyarakat, serta menghindari bahaya dari umat

manusia.Anak-anak diajarkan untuk tidak menyakiti dirinya sendiri

dan orang lain, ini adalah tugas para pendidik, baik orang tua di

rumah, guru di sekolah ataupun lingkungan sekitar atau masyarakat.

Perbuatan yang dilakukan seorang anak terhadap temannya, misalkan

waktu dalam bermain saling menyakiti satu sama lain. Sedangkan

terhadap dirinya sendiri yaitu menjadikan dirinya selalu dalam

kegelisahan, kecemasan dan tidak ada ketenangan dalam dirinya

(Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 251).

Page 79: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

78

6) Membiasakan anak berolahraga dan bermain ketangkasan.

Jenis olahraga dan bermain ketangkasan yang dibiasakan seperti

menunggang kuda, memanah dan aktivitas-aktivitas lain yang dapat

menguatkan kondisi tubuh (Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 210-214).

7) Membiasakan anak untuk zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan.

Tujuan dari membiasakan anak untuk zuhud dan tidak larut

dalam kenikmatan agar pada masa dewasa nanti, anak dapat

melaksanakan kewajiban jihad dan dakwah dengan sebaik-baiknya

(Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 216).

8) Membiasaan anak bersikap tegas dan menjauhkan diri dari

pengangguran, penyimpangan dan kenakalan.

Jika anak dibesarkan atas dasar penyimpangan, terdidik dalam

dosa, kejahatan dan tidak sungguh-sungguh, fisiknya akan terkena

penyakit yang berbahaya. Untuk itu para pendidik teruatam para ibu,

wajib memelihara anak-anaknya sejak kecil, menanamkan makna

kejantanan (tegas dan tidak kolokan), dan budi pekerti yang baik

dalam jiwa mereka.

Jika umat Islam memiliki akal yang sehat, badan kuat, kemauan

keras, tekad yang bulat, keberanian yang membara dan kesadaran

yang sempurna, maka pastilah akan menjadi umat yang tampil

produktif, maju dalam peradaban dan pemegang kendali kemenangan,

mewujudkan kejayaan umat Islam dan umat Islam yang abadi.

b. Tanggung Jawab Pendidikan Intelektual/Aqliyah

Pendidikan aqliyah (rasio) adalah membentuk pola pikir anak

dengan segala sesuatu yang bermanfaat, baik dari ilmu-ilmu agama

Page 80: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

79

maupun ilmu hasil budaya manusia serta peradaban sehingga anak itu

muncul sebagai orang yang mampu berpikir dan berbudaya. Di samping

pendidikan fisik, untuk membentuk pola pikir anak dibutuhkan pendidikan

intelektual, pendidikan intelektual tidak kalah pentingnya dengan

pendidikan fisik yang merupakan persiapan dan pembentukan, sedangkan

pendidikan intelektual ini merupakan penyadaran, pembudayaan dan

pengajaran.

Pendidikan intelektual mempunyai tahapan-tahapan yang harus

dilalui oleh para pendidik dalam setiap tanggung jawab yang harus

dilakukan terhadap diri anak. Dr. Abdullah Nashih Ulwan berpendapat

bahwa pendidikan intelektual ini terfokuspada tiga permasalahan. Tiga

aspek tersebut merupakan tanggung jawab yang paling menonjol didalam

mendidik rasio anak-anak. Agar anak-anak mampu menjawab tantangan

yang ada dimasa yang akan datang setelah anak dewasa. Tiga aspek

tersebut yaitu:

1) Kewajiban Mengajar

Bahwa Islam memandang tanggung jawab ini sebagai hal yang

sangat penting. Sesungguhnya Islam juga telah membebani para

pendidik dan orang tua dengan tanggung jawab yang besar di dalam

mengajar anak-anak, menumbuhkan kesadaran mempelajari ilmu

pengetahuan dan budaya serta memusatkan seluruh pikiran untuk

mencapai pemahaman secara mendalam Abdullah Nashih Ulwan,

Tarbiyah Al-Aulad fi al-Islam, (Juz I), Darussalam, Beirut, 1999.,

hlm. 255-256.

Page 81: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

80

2) Menumbuhkan Kesadaran

Berfikir Di antara tanggung jawab besar yang dijadikan amanat

oleh Islam, yang harus diipikul oleh orang tua dan pendidik, adalah

menumbuhkan kesadaran berfikir anak sejak masih balita hingga ia

mencapai masa dewasa (baligh). Yang dimaksud dengan

menumbuhkan kesadaran berfikir di sini, adalah mengikat anak

dengan (Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Al-Aulad fi al-Islam, (Juz

I), Darussalam, Beirut, 1999., hlm. 287-288):

a. Islam baik sebagai agama maupun negara.

b. Al-Qur‟an, baik sebagai sistem maupun perundang-undangan

c. Sejarah Islam, baik sebagai kejayaan maupun kemuliaan.

d. Kebudayaan secara umum, baik sebagai jiwa maupun pikiran.

e. Dakwah Islam sebagai motivasi bagi gerak laku anak.

Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengantarkan pada

pertumbuhan kesadaran berfikir antara lain (Abdullah Nashih Ulwan,

1999: 290-295):

a. Pengajaran yang hidup Anak diajari oleh kedua orang tua dan

pendidiknya tentang hakikat Islam dan seluruh permasalahan dan

hukumnya serta mengajarkan kepada anak tentang kebudayaan

Islam yang tinggi.

b. Teladan yang hidup. Anak merasa terikat untuk meneladani

seorang pembimbing yang ikhlas, sadar, paham terhadap Islam,

membela Islam, berjihad di jalan Allah, menerapkan hukum-

hukum-Nya.

Page 82: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

81

c. Penelaahan yang hidup. Para pendidik menyediakan sebuah

perpustakaan sekalipun kecil untuk anak-anak ketika mulai

memasuki masa mengerti (sekolah).

d. Pergaulan yang hidup Diharapkan para pendidik memilihkan

teman-teman yang shaleh, dapat dipercaya dan memiliki

pemahaman Islam yang matang, kesadaran berfikir dan

kebudayaan Islam yang sempurna.

3) Pemeliharaan Kesehatan Rasio

Menjaga dan memelihara akal anak-anak, diharapkan akal mereka

tetap jernih dan tetap matang, dan menjauhkan dari

kerusakankerusakan yang tersebar dalam masyarakat, karena

kerusakankerusakan itu mempunyai dampak besar terhadap akal,

ingatan dan fisik manusia pada umumnya (Abdullah Nashih Ulwan,

1999: 298). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

tanggung jawab pendidikan intelektual/aqliyah ini merupakan

tanggung jawab yang menonjol dalam mendidik rasio anak-anak yang

terdiri dari: kewajiban mengajar, penumbuhan kesadaran berfikir dan

menjaga kesehatan akal.

4) Tanggung Jawab Pendidikan Rohani/Kejiwaan

Tanggung jawab pendidikan rohani/kejiwaan di sini adalah

mendidik anak sejak berakal untuk mempunyai sikap berani, bertindak

benar, merasa optimis akan kemampuannya, menyenangi kebaikan

bagi orang lain, mampu menahan diri tatkala marah dan menghiasi

diri dengan keutamaan-keutamaan akhlak serta sikap-sikap positif

yang lain. Dr. Abdullah Nashih Ulwan berpendapat, bahwa

Page 83: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

82

pendidikan rohani dapat terwujud dengan jalan menjauhkan diri dari

sifat-sifat rasa takut, minder, kurang percaya diri, dengki, marah dan

sifat-sifat yang lain.

Pendidikan rohani bagi anak-anak dalam agama Islam, dibangun

atas dasar pengendalian hawa nafsu atau keinginan. Manusia yang

dapat mengendalikan hawa nafsunya, dapat dipastikan akan mampu

pula mengatasi berbagai penyakit rohani yang merongrong manusia,

seperti yang telah tersebut di atas Perasaan negatif atau penyakit

rohani yang merongrong anak tersebut yaitu:

a. Sifat Minder

Perasaan minder merupakan salah satu tabiat jelek bagi

anakanak, gejala semacam ini biasanya dimulai pada usia empat

bulanSetelah berusia satu tahun, perasaan minder akan lebih

tampak pada anak. Anal-anak yang sering bergaul dengan teman-

temannya, perasaan mindernya lebih kecil dibandingkan anak-

anak yang tidak pernah atau kurang bergaul dengan teman-

temannya. Adapun cara menanggulangi masalah ini, dapat

dilakukan dengan membiasakan anak-anak bergual dengan orang

lain, baik dengan cara mengundang orang tersebut ke rumah,

maupun dengan cara membawa mereka berkunjung ke rumah

teman-temannya (Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 302-303).

b. Penakut

Sikap penakut merupakan situasi kejiwaan yang berjangkit

pada anak-anak kecil dan orang dewasa, laki-laki maupun

perempuan. Sikap ini kadang dianjurkan, selama masih dalam

Page 84: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

83

batas alami anak-anak, sebab merupakan media untuk menjaga

dan menjauhkan anak dari berbagai bahaya. Tetapi jika perasaan

takut yiatu melampaui batas-batas kewajaran alami, maka dapat

menyebabkan kegoncangan pada diri anak.

Untuk mengantisipasi agar anak-anak tidak bersikap penakut

yang mulai muncul sejak berumur empat tahun, maka ada

beberapa alternatif pemecahannya, diantaranya dengan mengajak

mereka beranjangsana atau silaturrahmi ke sanak keluarga

bahkan kalau perlu diajak bertemu dengan para penguasa atau

pembesar agama atau pemerintahan, biarkan anak untuk bermain-

main dengan teman sebayanya namun harus tetap diawasi agar

tidak berteman dengan anak-anak yang jahat sehingga ia dapat

terjerumus ke jurang kenistaan karena masa anak-anak adalah

masa imitasi.

Sedangkan menangani anak yang amat penakut, maka perlu

menanamkan keimanan kepada anak bahwa Allahlah yang

menjadikan kehidupan dunia ini sehingga wajib berserah dan

sebaiknya anak secara perlahan diberi kebebasan untuk berusaha

dan menanggung tugas serta janganlah seorang ibu itu menaku-

nakuti anak dengan hantu-hantu gentayangan dan sejenisnya

(Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 309-310).

c. Rendah diri

Perasaan rendah diri merupakan suatu kondisi kejiwaan yang

berjangkit pada sebagian anak karena faktor-faktor pembawaan

sejak lahir, tekanan mental pendidikan atau ekonomi. Sikap ini

Page 85: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

84

termasuk salah satu fenomena kejiwaan yang paling berbahaya,

karena bisa membawa anak kepada kehidupan yang hina,

sengsara dan penuh dosa. Faktor-faktor penyebab timbulnya sifat

rendah diri di dalam kehidupan anak yaitu (Abdullah Nashih

Ulwan, 1999: 318): a) Hinaan dan celaan b) Dimanja secara

berlebihan c) Pilih kasih d) Cacat jasmani e) Yatim f) Miskin

Apabila anak merasa rendah diri, tidak percaya bahwa dia

sebenarnya mempunyai kemampuan berkreativitas dikarenakan

cacat atau ciri pada dirinya, maka dia perlu dihadapi lembut dan

penuh kasih sayang sebagaimana pernah dilakukan oleh

Rasulullah terhadap anak-anak di zaman Beliau dengan penuh

kelembutan dan dianggap seperti anak kandung sendiri. Anak

perlu diberi semangat dan pacuan bahwa setiap manusia itu

mmpunyai kelemahan dan kelebihan yang kedua-duanya

berfaedah bagi manusia asal manusia mempu mencermatinya

serta jangan ia itu dianggap pembohong atau sebutan jelek

lainnya bila berbuat kesalahan (Abdullah Nashih Ulwan, 1999:

319).

d. Hasud

Hasud adalah harapan hilangnya kesenangan orang lain, ini

adalah gejala sosial paling berbahaya. Agar sikap sikap hasud

atau iri dan dengki itu sirna, maka penanganan antara lain dengan

memunculkan sikap senang pada anak-anak, perlakukanlah

anakanak secara adil sehingga mereka merasa diorangkan dan

dianggap sebagai bagian dari kehidupan, serta menghilangkan

Page 86: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

85

sebab-sebab yang menjadi faktor munculnya rasa hasud

(Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 344).

e. Pemarah

Marah adalah gejala yang menyebabkan naiknya nafsu

amarah yang dirasakan oleh anak-anak pada hari-hari pertama

dalam kehidupannya, dan akan tetap berlangsung dalam

kehidupan hingga mati. Jika malah yang tercela itu

mengakibatkan pengaruh-pengaruh negatif terhadap kepribadian,

akal dan keseimbangan manusia serta akibat-akibat yang sangat

jelek bagi kesatuan, ikatan dan keutuhan masyarakat, maka tidak

ada jalan lain bagi para pendidik, kecuali menanggulangi sikap

dan watak ini sejak masa kanak-kanak sampai masa remaja.

Cara menanggulangi sikap pemarah pada anak-anak adalah

menghindarkan anak dari faktor-faktor yang dapat menimbulkan

sikap tersebut sehingga tidak menjadi kebiasaan. Dalam

mengatasi adan meredakan marah, serta dapat memberikan

gambaran buruk kepada anak-anak tentang sikap dan watak

pemarah itu, maka anakanak akan tumbuh menjadi orang yang

lemah lembut, mempunyai keseimbangan intelektual dan dapat

menguasai hawa nafsunya. Bahkan mereka akan memberikan

gambaran yang benar tentang akhlak muslim dan perilakunya

yang baik dalam kehidupan (Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 351-

354).

Page 87: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

86

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran DR.

Abdullah Nashih Ulwan tentang mengembangkan kepribadian anak terdiri

dari tiga tanggung jawab pendidikan yaitu: tanggung jawab pendidikan

jasmani atau fisik, tanggung jawab pendidikan intelektual atau rasio, dan

tanggung jawab pendidikan kejiwaan atau rohani. Dari ketiga tanggung

jawab pendidikan tersebut saling berkaitan erat dalam proses

pengembangan kepribadian anak secara integral dan sempurna, agar

menjadi manusia yang konsisten dan siap melaksanakan kewajiban, risalah

dan tanggung jawab.

B. Konsep Pendidikan Kepribadian Dalam Perspektif Abdullah Nashih

Ulwan

Dr. Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan pengembangan kepribadian

anak yaitu berbagai tanggung jawab yang dipikulkan Islam di atas pundak

para pendidik termasuk ayah, ibu, para pengajar atau guru dan masyarakat

adalah pendidikan fisik atau jasmani, hal ini dimaksudkan agar anak-anak

tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah, dan

bersemangat. Tanggung jawab pendidikan rasio atau akal yaitu membentuk

(pola) pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, seperti ilmu-ilmu

agama, berkebudayaan dan peradaban. Tanggung jawab pendidikan kejiwaan

atau rohani bagi anak dimaksudkan untuk mendidik anak semenjak mulai

mengerti supaya bersikap berani terbuka, mandiri suka menolong, bisa

mengendalikan amarah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan jiwa dan

Page 88: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

87

moral secara mutlak. Ketiga tanggung jawab ini saling berkaitan erat dalam

proses pembentukan dan pengembangan kepribadian anak secara integral dan

sempurna, agar menjadi manusia yang konsisten dan melaksanakan

kewajiban, risalah dan tanggung jawab (Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 363).

Nashih Ulwan menjadikan keluarga adalah komponen utama dalam

pembentukan kepribadian suatu individu karena kepada keluarga anak akan

kembali, faktor keluarga merupakan faktor terpenting dalam perspektif Nashih

Ulwan.

Sarana untuk membentuk keluarga dalam Islam harus melalui ikatan

pernikahan. Dengan melangsungkan pernikahan, maka pasangan suami istri

akan memperoleh manfaat dari pernikahan tersebut. Salah satu manfaatnya

adalah memelihara kelangsungan jenis manusia di dunia yang fana ini.

Kelahiran anak merupakan amanat dari Allah SWT kepada bapak dan ibu

sebagai pemegang amanat yang harusnya dijaga, dirawat, dan diberikan

kesempatan pendidikan seluas-luasnya. Itu semua merupakan bagian dari

tanggung jawab orang tua kepada anaknya.

Anak dilahirkan tidak dalam keadan lengkap dan tidak pula dalam

keadaan kosong. Ia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Memang ia dilahirkan

dalam keadaan tidak tahu apa-apa, akan tetapi anak telah dibekali dengan

pendengaran, penglihatan dan kata hati (Ali Quthb, 1993:11). Dengan

diberikannya penglihatan, pendengaran, dan kata hati tersebut, diharapkan

orang tua harus mampu membimbing, mengarahkan, dan mendidiknya dengan

ekstra hati-hati karena anak sebagai peniru yang ulung. Oleh karena itu,

Page 89: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

88

semaksimal mungkin orang tua memberikan pelayanan terhadap anaknya.

Pelayanan yang maksimal akan menghasilkan suatu harapan bagi bapak

ibunya, tiada lain suatu kebahagiaan hasil jerih payahnya. Sebab anak adalah

sumber kebahagiaan, kesenangan, dan sebagai harapan dimasa yang akan

datang (al-Hasyimi, 2000:250-251). Harapan-harapan orang tua akan

terwujud, tatkala mereka mempersiapkan sedini mungkin pendidikan yang

baik sebagai sarana pertumbuhan dan perkembangan bagi anak.

Memang diakui bahwa mengemudikan bahtera rumah tangga yang

baik, yang sakinah, dan yang maslahah merupakan tugas kewajiban yang

sangat rumit, tidak kalah rumitnya dengan mengelola sebuah pabrik, dan tidak

kalah canggihnya dengan mengemudikan pesawat terbang karena orang tua

harus siap untuk memperpadukan sekian banyak unsur dan dimensi mulai dari

dimensi sikap mental, ilmu pengetahuan, ketrampilan dan lain sebagainya.

Sebagai kewajiban dari orang tua, dalam hal ini adalah pemegang amanat,

maka barang siapa yang mampu menjaga amanat tersebut akan diberi pahala,

dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan janji Allah SWT dalam firmanya,

QS.al-Kahfi (18) : 46.

ا ي ذ اج اى ي ح ح اى ي ص ث اى اه ذ اى ش ع ي اخ خ ح اى اخ اىظه ي اق ث اى ل ث ت ال س ش أ ي خ ا ات

Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia,

tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik

pahala disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi

harapan”. (QS. Al-Kahfi : 46).

Page 90: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

89

Dalam mendidik anak, tentunya harus ada kesepakatan antara bapak

ibu sebagai orang tua, akan dibawa kepada pendidikan yang otoriter atau

pendidikan yang demokratis atau bahkan yang liberal, sebab mereka penentu

pelaksana dalam keluarga. Dalam kehidupan masyarakat terkecil, yaitu

keluarga, suami secara fungsional adalah penanggung jawab utama rumah

tangga (keluarga) sedangkan istri adalah mitra setia yang aktif konstruktif

mengelola rumah tangga. Operasionalisasi kehidupan berkeluarga sebaiknya

dilakukan berdasarkan amar makruf nahi munkar.

Salah satu wujud amar makruf nahi munkar dalam kehidupan

berkeluarga adalah memberikan pendidikan kepada putra putrinya

berdasarkan ajaran Islam. Antara keluarga satu dengan keluarga lainnya

mempunyai prinsip dan sistem sendiri-sendiri dalam mendidik anaknya.

Namun orang tua jangan terbuai atau melupakan terhadap ajaran-ajaran Islam,

terutama dalam hal pendidikan anak sebagaimana yang telah dicontohkan

Rasul saw. sebagai pembawa panji-panji Islam, Rasul SAW tidak pernah

mendidik putra-putrinya dengan pendidikan keras dan tidak dengan

membebaskan anak-anaknya, tetapi beliau dalam mendidik keluarganya

terutama kepada anak-anaknya adalah dengan limpahan kasih sayang yang

amat besar (Mushoffa dan Musbikin, 2001:v).

Seorang muslim sepatutunya mencontoh teladan yang telah diberikan

Rasul SAW, dalam memuliakan putra putrinya. Beliau dalam mendidik anak-

anaknya melalui ajaran wahyu Ilahi yaitu dengan penuh kasih sayang terhadap

anak-anaknya. Dengan pemberian kasih sayang tersebut, diharapkan dapat

Page 91: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

90

menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab anak merupakan

aset masa depan. Sebagai orang tua dapat meneladani ajaran-ajaran Rasul

SAW tersebut, melalui para pemikir dan pemerhati pendidikan (anak) dalam

Islam. Salah satu pemerhati pendidikan (anak) dalam Islam yang memberikan

gambaran yang benar sesuai dengan ajaran Islam adalah Ulwan. Ia

memberikan pandangannya dalam mendidik anak dalam keluarga melalui

metode-metode yang harus diterapkan dalam pendidikan anak termasuk dalam

hal pendidikan moral. Apabila metode-metode tersebut diterapkan, niscaya

apa yang menjadi harapan bersama sebagai muslimin yaitu tumbuhnya para

generasi Islam yang tangguh dan sebagai penebar kebenaran, dapat

direalisasikan.

Untuk mmemperoleh hasil yang baik dalam pelaksanaan pendidikan

(moral) maka harus memenuhi beberapa faktor-faktornya. Salah satu

faktornya adalah metode. Metode merupakan sarana untuk menyampaikan isi

atau materi pendidikan tersebut, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai

dengan hasil yang baik.

Diantara metode pendidikan moral anak dalam keluarga yang

ditawarkan oleh Abdullah Nashih Ulwan adalah: (Kamalie dan Ali, t,th:2)

1. Pendidikan dengan keteladanan

Menurut al-Ghazali anak adalah amanat bagi orang tuanya.

Hatinya yang suci merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni

dan belum terbentuk (al-Barik, 1998:247). Orang tuanya merupakan

arsitek atau pengukir kepribadian anaknya. Sebelum mendidik orang lain,

Page 92: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

91

sebaiknya orang tua harus mendidik pada dirinya terlebih dahulu. Sebab

anak merupakan peniru ulung. Segala informasi yang masuk pada diri

anak, baik melalui penglihatan dan pendengaran dari orang di sekitarnya,

termasuk orang tua akan membentuk karakter anak tersebut. Apalagi anak

yang berumur sekitar 3-6 tahun, ia senantiasa melakukan imitasi terhadap

orang yang ia kagumi (ayah dan ibunya). Rasa imitasi dari anak yang

begitu besar, sebaiknya membuat orang tua harus ekstra hati-hati dalam

bertingkah laku, apalagi didepan anak-anaknya. Sekali orang tua ketahuan

berbuat salah dihadapan anak, jangan berharap anak akan menurut apa

yang diperintahkan. Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi orang tua

pemegang amanat, untuk memberikan teladan yang baik kepada putra

putrinya dalam kehidupan berkeluarga. Keluarga merupakan sekolah

pertama bagi anak. Orang tua terutama ibu merupakan pendidik pertama

dan utama bagi anak dalam membentuk pribadinya.

Ibu mempengaruhi anak melalui sifatnya yang menghangatkan,

menumbuhkan rasa diterima, dan menanamkan rasa aman pada diri anak.

Sedangkan ayah mempengaruhi anaknya melalui sifatnya yang

mengembangkan kepribadian, menanamkan disiplin, memberikan arah

dan dorongan serta bimbingan agar anak tambah berani dalam menghadapi

kehidupan ( „Isawi, 1994:35).

Teladan yang baik dari orang tua kepada anak (sekitar umur 6

tahun) akan berpengaruh besar kepada perkembangan anak di masa

mendatang. Sebab kebaikan di waktu kanak-kanak awal menjadi dasar

Page 93: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

92

untuk pengembangan di masa dewasa kelak. Untuk itu lingkungan

keluarga harus sebanyak mungkin memberikan keteladanan bagi anak.

Dengan keteladanan akan memudahkan anak untuk menirunya. Sebab

keteladanan lebih cepat mempengaruhi tingkah laku anak. Apa yang

dilihatnya akan ia tirukan dan lama kelamaan akan menjadi tradisi bagi

anak. Hal ini sesuai firman Allah SWT )QS. al-Ahzab :21):

ش خ ال ي اى للاه ج ش ي ا م ح ى غ ج ح ع أ ه للاه ع في س ن ى ا ذ م ق ى

ا يش ث م ش للاه م ر

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Dalam hal keteladanan ini, lebih jauh Abdullah Nashih Ulwan

menafsirkan dalam beberapa bentuk, yaitu :

a. Keteladanan dalam ibadah.

b. Keteladanan bermurah hati.

c. Keteladanan kerendahan hati.

d. Keteladanan kesantunan.

e. Keteladanan keberanian.

f. Keteladanan memegang akidah

Karena obyeknya anak (kanak-kanak) tentunya bagi orang tua

dalam memberikan teladan harus sesuai dengan perkembangannya

sehingga anak mudah mencerna apa yang disampaikan oleh bapak ibunya.

Page 94: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

93

Sebagai contoh agar anak membiasakan diri dengan ucapan “salam”,

maka senantiasa orang tua harus memberikan ajaran tersebut setiap hari

yaitu hendak pergi dan pulang ke rumah (keteladanan kerendahan hati).

Yang penting bagi orang tua tampil dihadapan anak sesuai dengan ajaran-

ajaran Islam, niscaya semua itu akan ditirunya.

2. Pendidikan dengan adat kebiasaan

Setiap manusia yang dilahirkan membawa potensi, salah satunya

berupa potensi beragama. Potensi beragama ini dapat terbentuk pada diri

anak (manusia) melalui 2 faktor, yaitu faktor pendidikan Islam yang utama

dan faktor pendidikan lingkungan yang baik. Faktor pendidikan Islam

yang bertanggung jawab penuh adalah bapak ibunya. Ia merupakan

pembentuk karakter anak. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW yang

diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Hurairah (Muslim, Sahih Muslim,

t.th:2047).

ع أت شيشج سضي للا ع قاه: قاه سعه للا طي للا عيي عي

دا يظشا يجغـا ا ىد إال يىذ عي اىفطشج فأتا ي

)سا غــي(

Artinya: “Dari Abi hurairah ra. telah bersabda Rasulullah SAW. tidak

ada anak yang dilahirkan, kecuali dalam keadaan fitrah. Maka

kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya sebagai

orang yahudi, nasrani, atau majusi”. (HR. Muslim)

Page 95: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

94

Setelah anak diberikan masalah pengajaran agama sebagai sarana

teoritis dari orang tuanya, maka faktor lingkungan harus menunjang

terhadap pengajaran tersebut, yakni orang tua senantiasa memberikan

aplikasi pembiasaan ajaran agama dalam lingkungan keluarganya. Sebab

pembiasaan merupakan upaya praktis dan pembentukan (pembinaan) dan

persiapan.

Pada umur kanak-kanak kecenderungannya adalah meniru apa

yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya, baik saudara famili

terdekatnya ataupun bapak ibunya. Oleh karena itu patut menjadi

perhatian semua pihak, terutama orang tuanya selaku figur yang terbaik di

mata anaknya. Jika orang tua menginginkan putra putrinya tumbuh dengan

menyandang kebiasaan-kebiasaan yang baik dan akhlak terpuji serta

kepribadian yang sesuai ajaran Islam, maka orang tua harus mendidiknya

sedini mungkin dengan moral yang baik. Karena tiada yang lebih utama

dari pemberian orang tua kecuali budi pekerti yang baik. Hal ini sesuai

dengan sabda Rasul SAW yang diriwayatkan al-Tirmidzi dari Ayyub bin

Musa (at-Tirmidzi, t.th:298).

سعه للا طي للا عيي حذثا أيب ات ع ع أت ع جذ أ

ىذا حو أفضو أدب حغ )سا عي قاه: ا حو اىذ

اىرشز(

Artinya: “Diceritakan dari Ayyub bin Musa dari ayahnya dari kakeknya,

bahwa Rasulullah saw bersabda: Tidak ada pemberian yang

Page 96: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

95

lebih utama dari seorang ayah kepada anaknya kecuali budi

pekerti yang baik”. (H.R At-Tirmidzi)

Apabila anak dalam lahan yang baik (keluarganya) memperoleh

bimbingan, arahan, dan adanya saling menyayangi antar anggota keluarga,

niscaya lambat laun anak akan terpengaruh informasi yang ia lihat dan ia

dengar dari semua perilaku orang– orang disekitarnya. Dan pengawasan

dari orang tua sangat diperlukan sebagai kontrol atas kekeliruan dari

perilaku anak yang tak sesuai dengan ajaran Islam.

3. Pendidikan dengan Nasihat

Pemberi nasihat seharusnya orang yang berwibawa di mata anak.

Dan pemberi nasihat dalam keluarga tentunya orang tuanya sendiri selaku

pendidik bagi anak. Anak akan mendengarkan nasihat tersebut, apabila

pemberi nasihat juga bisa memberi keteladanan. Sebab nasihat saja tidak

cukup bila tidak diikuti dengan keteladanan yang baik.

Anak tidak akan melaksanakan nasihat tersebut apabila

didapatinya pemberi nasihat tersebut juga tidak melaksanakannya. Anak

tidak butuh segi teoritis saja, tapi segi praktislah yang akan mampu

memberikan pengaruh bagi diri anak.

Nasihat yang berpengaruh, membuka jalannya ke dalam jiwa

secara langsung melalui perasaan. Setiap manusia (anak) selalu

membutuhkan nasihat, sebab dalam jiwa terdapat pembawaan itu biasanya

tidak tetap, dan oleh karena itu kata–kata atau nasihat harus diulang–

ulang. Nasihat akan berhasil atau mempengaruhi jiwa anak, tatkala

Page 97: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

96

orangtua mampu memberikan keadaan yang baik. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah (2:44):

اب ر ن اى ي ر ذ ر أ ن غ ف أ غ ذ ش ث اى اط ت ه اى ش أ ذ ال أ ف أ

ي ق ع ذ

Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kabaktian,

sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu

membaca al-Kitab (Taurat) ? maka tidakkah kamu berpikir?

Agar harapan orang tua terpenuhi yakni anak mengikuti apa-apa

yang telah diperintahkan dan yang telah diajarkannya, tentunya disamping

memberikan nasihat yang baik juga ditunjang dengan teladan yang baik

pula. Karena pembawaan anak mudah terpengaruh oleh kata-kata yang

didengarnya dan juga tingkah aku yang sering dilihatnya dalam kehidupan

sehari-hari dari pagi hari sampai sore hari. Nasihat juga harus diberikan

sesering mungkin kepada anak–anak masa sekolah dasar, sebab anak

sudah bersosial dengan teman sebayanya. Agar apa–apa yang telah

diberikan dalam keluarganya tidak mudah luntur atau tepengaruh dengan

lingkungan barunya.

Menurut Ulwan, dalam Penyajian atau memberikan nasihat itu ada

pembagiannya, yaitu:

a. Menyeru untuk memberikan kepuasan dengan kelembutan atau

penolakan. Sebagai contohnya adalah seruan Lukman kepada anak–

anaknya, agar tidak mempersekutukan Allah SWT. Q.S. Lukman

(31:13):

Page 98: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

97

الله ك ت ش ش يه ال ذ ا ت ي ظ ع ي ت ال ا ق اه ى ر ق إ ك ش ه اىش إ

ع ي ظ ى ي ظ

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai anakku,

janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya

mempersekutukan (Allah) adalah benar–benar kezaliman

yang besar.”

b. Metode cerita dengan disertai tamsil ibarat dan nasihat

Metode ini mempunyai pengaruh terhadap jiwa dan akal.

Biasanya anak itu menyenangi tentang cerita-cerita. Untuk itu orang

tua sebisa mungkin untuk memberikan masalah cerita yang berkaitan

dengan keteladanan yang baik yang dapat menyentuh perasaannya.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-A`raf (7:176):

ش نه ف ر ي ه ي ع ظض ى ق اقظض اى ف

Artinya: “… Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar

mereka berpikir”.

c. Pengarahan melalui wasiat

Orang tua yang bertanggung jawab tentunya akan berusaha

menjaga amanat-Nya dengan memberikan yang terbaik buat anak demi

masa depannya dan demi keselamatannya.

4. Pendidikan dengan Perhatian

Sebagai orangtua berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan anaknya, baik kebutuhan jasmani ataupun kebutuhan yang

Page 99: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

98

berbentuk rohani. Diantara kebutuhan anak yang bersifat rohani adalah

anak ingin diperhatikan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

Pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan

dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan akidah

dan moral, persiapan spiritual dan sosial, disamping selalu bertanya

tentang situasi pendidikan jasmani dan daya hasil ilmiahnya.

Orang tua yang bijaksana tentunya mengetahui perkembangan-

perkembangan anaknya. Dan ibu adalah pembentuk pribadi putra putrinya

lebih besar prosentasenya dibanding seorang ayah. Tiap hari waktu Ibu

banyak bersama dengan anak, sehingga wajar bila kecenderungan anak

lebih dekat dengan para ibunya. Untuk itu ibu diharapkan mampu

berkiprah dalam mempersiapkan pertumbuhan dan perkembangan putra-

putrinya.

Orang tua yang baik senantiasa akan mengoreksi perilaku anaknya

yang tidak baik dengan perasaan kasih sayangnya, sesuai dengan

perkembangan usia anaknya. Sebab pengasuhan yang baik akan

menanamkan rasa optimisme, kepercayaan, dan harapan anak dalam

hidupnya. Dalam memberi perhatian ini, hendaknya orang tua bersikap

selayak mungkin, tidak terlalu berlebihan dan juga tidak terlalu kurang.

Namun perhatian orang tua disesuaikan dengan perkembangan dan

pertumbuhan anak.

Apabila orang tua mampu bersikap penuh kasih sayang dengan

memberikan perhatian yang cukup, niscaya anak-anak akan menerima

pendidikan dari orang tuanya dengan penuh perhatian juga. Namun

pangkal dari seluruh perhatian yang utama adalah perhatian dalam akidah.

Page 100: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

99

5. Pendidikan dengan memberikan hukuman

Hukuman diberikan, apabila metode-metode yang lain sudah tidak

dapat merubah tingkah laku anak, atau dengan kata lain cara hukuman

merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh pendidik, apabila ada

perilaku anak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebab hukuman

merupakan tindakan tegas untuk mengembalikan persoalan di tempat yang

benar. Hukuman sesungguhnya tidaklah mutlak diberikan. Karena ada

orang dengan teladan dan nasehat saja sudah cukup, tidak memerlukan

hukuman. Tetapi pribadi manusia tidak sama seluruhnya. Sebenarnya tidak

ada pendidik yang tidak sayang kepada siswanya. Demikian juga tidak ada

orang tua yang merasa senang melihat penderitaan anaknya. Dengan

memberikan hukuman, orang tua sebenarnya merasa kasihan terhadap

anaknya yang tidak mau melaksanakan ajaran Islam. Karena salah satu

fungsi dari hukuman adalah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan,

ia dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar apabila tidak menerima

hukuman dan tindakan lainnya salah apabila mendapatkan suatu hukuman.

Dalam memberikan hukuman ini diharapkan orang tua melihat

ruang waktu dan tempatnya. Diantara metode memberikan hukuman

kepada anak adalah

a. Menghukum anak dengan lemah lembut dan kasih sayang.

b. Menjaga tabiat anak agar tidak salah.

c. Hukuman diberikan sebagai upaya perbaikan terhadap diri anak,

dengan tahapan yang paling akhir dari metode-metode yang lain.

Page 101: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

100

Memberi hukuman pada anak, seharusnya para orang tua sebisa mungkin

menahan emosi untuk tidak memberi hukuman berbentuk badaniah. Kalau

hukuman yang berbentuk psikologis sudah mampu merubah sikap anak,

tentunya tidak dibutuhkan lagi hukuman yang menyakitkan anak tersebut.

Menurut Nashih Ulwan, hukuman bentuknya ada dua, yakni hukuman

psikologis dan hukuman biologis.

a. Bentuk hukuman yang bersifat psikologis, sebagai berikut:

1) Menunjukkan kesalahan dengan pengarahan.

2) Menunjukkan kesalahan dengan memberikan isyarat.

3) Menunjukkan kesalahan dengan kecaman.

b. Hukuman bentuk psikologis ini diberikan kepada anak dibawah umur

10 tahun. Apabila hukuman psikologis tidak mampu merubah perilaku

anak, maka hukuman biologislah yang dijatuhkan tatkala anak sampai

umur 10 tahun tidak ada perubahan pada sikapnya. Hal ini dilakukan

supaya anak jera dan tidak meneruskan perilakunya yang buruk.

Sesuai sabda Rasul SAW yang diriwayatkan Abu Daud dari Mukmal

bin Hisyam (Abi Daud, t.th.:133).

حذثا أو ت شا قاه: قاه سعه للا طي للا عيي عي شا

أالدم تاىظالج أتـاء عثع عــي اضشت عييا أتاء

-)سا ات داد(–عشش فشقا تـيـ ف اىـضاجع

Artinya: “Suruhlah anak kalian mengerjakan shalat, sedang mereka

berumur tujuh tahun, dan pukulilah mereka itu karena

shalat ini, sedang mereka berumut sepuluh tahun, dan

pisahkanlah tempat tidu mereka”. (HR. Abu Daud)

Page 102: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

101

Menurut penulis kepribadian erat kaitannya dengan sifat-sifat dan

akhlak yang semua orang. Semisal guru dalam melaksanakan tugasnya

disarankan memiliki akhlak yang baik, ini disebabkan anak didik itu akan

selalu melihat kepadanya sebagai contoh yang harus selalu diikuti.

Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar diketahui

secara nyata. Yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam

segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan,

caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi berbagai persoalan atau

masalah, baik yang ringan maupun yang berat.

Kepribadian merupakan suatu istilah yang lazim dipergunakan dalam

ilmu psikologi guna menelaah sifat, sikap, kebiasaan atau perilaku yang

mencerminkan dan memberikan gambaran tentang jati diri orang tersebut

(Hakim, Vol. 2, No. 1, Mei 2012). Kepribadian sendiri ialah kumpulan sifat-

sifat yang huwiyyah, aniyyah, dzatiyyah, nafsiyyah, khuluqiyyah, dan

syahsiyyah (Mujib, 2006: 18-19) yang biasa membedakan seseorang dengan

orang lain. Dengan mengetahui kepribadian diri sendiri, individu telah

mengetahui ranah apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari dirinya.

Selain itu, kepribadian seseorang berpengaruh besar dalam setiap profesi yang

digeluti oleh setiap orang. Setiap profesi dituntut dan harus memiliki

kepribadian yang merepresentasikan keprofesiannya, dengan hadirnya

kepribadian yang unggul (seharusnya), maka berimplikasi besar pada

pihakpihak yang dilibatkan dan berkorelasi dengan profesi tersebut.

Page 103: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

102

C. Relevansi Metode Pendidikan Kepribadian Abdullah Nashih Ulwan

Pendidikan kepribadian menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan yaitu

adanya keterkaitan secara integral dan sempurna antara tanggung jawab

pendidikan jasmani atau fisik, tanggung jawab pendidikan intelektual atau

rasio, dan tanggung jawab pendidikan rohani atau kejiwaan. Pada dasarnya

pendidikan kepribadian yaitu suatu proses perubahan bertahap ke arah yang

lebih tinggi yang menyediakan suatu totalitas sifat, tingkah laku yang khas,

baik dari segi fisik maupun psikis anak.

Pendidikan kepribadian ke arah jiwa bukanlah tanpa usaha yang keras

dan tidak mengandalkan dirinya sendiri tapi dengan perjuangan dirinya

sendiri. Jadi pendidikan kepribadian yang meliputi tingkah laku yang khas

baik dari segi fisik atau psikis dapat menjadikan kepribadian anak menjadi

berkembang sesuai dengan perkembangan kodrat manusia yang lebih tinggi

sebagai makhluk psikospiritual.

Dalam pendidikan kepribadian anamencakup kualitas fisik, maka Dr.

Abdullah Nashih Ulwan dengan mengetengahkan konsep yang ditawarkan

oleh Islam lewat al-Qur‟an dan al-Hadits bahwa para pendidik (orang tua,

guru dan masyarakat) untuk senantiasa memperhatikan kondisi fisik anak

sejak dini mungkin bahkan perlu diusahakan sejak mulai menempuh hidup

keluarga. Para orang tua wajib menjaga kondisi tubuh anak terutama kondisi

kesehatan para ibu yang sedang hamil agar janin yang dikandung juga sehat.

Begitu juga setelah anak lahir dijaga kesehatannya dengan cara memberi

makan yang teratur dan bergizi (Abdullah Nashih Ulwan, 1999: 358).

Page 104: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

103

Terbentuknya kepribadian banyak dipengaruhi factor-faktor yang telah

dipaparkan sebelumnya, dengan melihat dari paparan tersebut dapat

disimpulkan bahwa metode pendidikan kepribadian Abdullah Nashih Ulwan

tetap relevan untuk digunakan pada masa kini. Sebab, kelebihan dari metode

Abdullah Nashih Ulwan dalan pendidikan kepribadian yaitu selalu bersifat

relevan.

Alasan relevansi dari metode tersebut karena satiap individu memiliki

keluarga, masyarakat dan lingkungan. Maka, metode ini dapat diterapkan

dimana individu berada.

Konsep Dr. Abdullah Nashih Ulwan menjadi rujukan yang realistis

sebagai bukti yang komprehensif. Jika para pendidik (orang tua, guru, dan

masyarakat) menginginkan anakanaknya menjadi manusia yang mempunyai

kepribadian yang kuat untuk bisa dikembangkan sesuai dengan perkembangan

zaman, maka hendaklah mereka memberikan bekal yang cukup, memberikan

ilmu yang bermanfaat dan mengembangkan kepribadian sesuai dengan

pertumbuhan badan yang sehat, kuat dan prima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan

kepribadian menurut Abdullah Nashih Ulwan selalu relevan untuk digunakan

karena dapat diterapkan dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan

yang mana menjadi komponen penting dalam kehidupan manusia..

Page 105: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari

diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari

lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang

sejak lahir. Ciri-ciri Kepribadian yang teguh yaitu memelihara lidah dari

menggunjing orang lain, menjauhi buruk sangka, menjauhkan diri dari

memperolok-olokkan orang lain, menahan pandangan dari hal-hal yang

diharamkan, kejujuran lidah, menafkahkan harta pada jalan Allah, jangan

boros, janganlah ingin diunggul-unggulkan maupun dibesarkan dirinya,

memelihara shalat lima waktu, teguh hati dalam menganut aswaja.

Metode meraih pribadi yang baik yaitu Pentingkan pendidikan rohani,

Hitung diri dan awasi perbuatan anda, lakukan introspeksi, terimalah kritikan

orang lain, jangan merasa puas dengan diri anda. Menurut Imam Ali as Faktor

pembentuk kepribadian ada tiga yaitu Jadilah manusia paling baik di sisi

Allah, Jadilah manusia paling buruk dalam pandanganmu, Jadilah manusia

biasa di hadapan orang lain. Manusia yang tidak mempunyai pendirian

diibaratkan seonggok buih di tengah lautan, yang akan bergerak searah

gerakan angin yang menghempasnya. Sifat inilah yang menyebabkan

kehancuran umat Islam.

Konsep pendidikan kepribadian menurut Abdullah Nashih Ulwan,

berupa: metode pendidikan kepribadian dalam keluarga, pendidikan dengan

adat kebiasaan, pendidikan dengan nasihat, pendidikan dengan perhatian dan

pendidikan dengan memberikan hukuman

Page 106: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

105

B. Saran

1. Bagi Pendidik atau Orang Tua

Untuk orang tua ataupun guru harus mulai menyadari dan

memahami bahwa pendidikan adalah salah satu faktor lingkungan yang

paling penting dalam proses pembentukan kepribadian anak. Sehingga

sebaiknya pendidikan berusaha memberikan lingkungan yang sebaik

mungkin supaya seluruh pembawaan (potensi) dapat di beri kemungkinan

berkembang secara maksimal. Selain itu, bagi guru dan orang tua harus

memahami bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai makhluk yang pasif,

yang menerima apa saja pengaruh dari luar saja. Dalam pembentukan

kepribadian kita tidak hanya berusaha (ikhtiar), tapi kita hendaknya harus

berdoa kepada Allah SWT, sebab semua usaha (ikhtiar) manusia hasilnya

yang menentukannya adalah Allah SWT.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar dalam melakukan penelitian lanjutan tentang konsep

pendidikan kepribadian dalam perspektif Abdullah Nashih Ulwan,

sebaiknya peneliti yang akan datang mengungkap hal-hal lain yang lebih

komprehensif lagi. Dan skripsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

dan pembanding untuk skripsi yang akan datang.

Page 107: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

106

DAFTAR PUSTAKA

„Isawi, Abdurrahman. 1994. Anak dalam Keluarga (Jakarta : Studia Press,

Edisi II).

Abi Daud. t.th. Sunan Abi Daud (Indonesia : Maktabah Dahlan, Juz I).

al-Barik, Haya Binti Mubarok. 1998. Mausu’ah al-Mar’atul Muslimah,

terj. Amir Hamzah Fachrudin, “Ensiklopedi Wanita Muslimah”

(Jakarta : Darul Falah, Cet. IV).

al-Hasyimi, Muhammad Ali. 2000. The Ideal Muslimah the True Islamic

Personality of The Muslim Woman as Defined in The Qur’an and

sunnah, Terj. Fungky Kusnaedi Timur, “Muslimah Ideal pribadi

Islami dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah” (Yogyakarta : Mitra Pustaka,

Cetakan I).

al-Jamali, Muhammad Fadhil. 1995. Filsafat Pendidikan dalam Al-Qur’an

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar)

Ali, Lukman. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai

Pustaka).

Ali, M. 1987. Penelitian Kependidikan: prosedur dan strategi. (Bandung:

Aksara).

Ali, Zainudin. 2008. Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara).

Al-Musawi, Khalil. 2002. Bagaimana Mengembangkan Kepribadian Anda

(Jakarta: Lentera).

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2005. Edisi Revisi Pendekatan Historis,

Teoris dan Praktis Filsafat Pendidikan Islam (Ciputat: PT Ciputat

Press).

Arief, Armai. 2000. Pengantar ilmu dan metodologi Pendidikan Islam

(Jakarta: Ciputat Press)

Arikunto, Suharsimi Arikunto. 1995. Managemen Penelitian (Jakarta:

Rineka Cipta).

Barnadib, Imam Sutari. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis

(Yogyakarta: Andi Offset)

Daes, Ahmad. 1989. Konsep Kepribadian Dalam Al-Quran dan Hadits

(Jakarta: t.p.).

Page 108: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

107

Depag. RI. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang : Toha Putra).

Dipl, Moh. Zuhri, TAFL dkk. 1992. Tarjamah Sunan At-Tirmidzi

(Semarang: Asy-Syifa‟).

Daradjat, Zakiah. 1987. Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan

Agama Islam pada Pergiruan Tinggi Umum (Jakarta: Bulan Bintang)

Djarajad, Zakiah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara).

Hakim, Lucky Maulana. “The Great Teacher: Membedah Aspek-Aspek

Kepribadian Guru Ideal dan Pembentukan Perilaku Siswa dalam

Novel “Pertemuan Dua Hati” Karya NH Dini, Jurnal Pendidikan

Dompet Dhuafa, Vol. 2, No. 1, Mei 2012

Ibnu Rusn, Abidin. 2009. Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan. 2001. Filsafat Pendidikan Islam,

(Bandung: Pustaka Setia)

Imam Muslim, Sahih Muslim, juz IV, Lebanon : Dar al-Kutbi al-Ilmiah,

t.th.

Jalaludin dan Abdulllah. 2012. Filsafat Pendidikan (Jogjakarta: Ar Ruzz

Media).

Koentjaraningrat. 1989. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia

(Yogyakarta: Dian Rakyat)

Koentjaningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rinerka

Cipta).

Marimba, Ahmad. D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam

(Bandung: Al-Ma‟arif).

Muchtar, Heri Jauhari. 2005. Fiqih Pendidikan (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya).

Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian Dalam Psikologi Islam (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada).

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2004. Nuansa-nuansa Psikologi Islam

(Jakarta: Raja Grafindo Persada)

Munarji. 2004. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bina Ilmu).

Mushoffa, Aziz dan Imam Musbikin. 2001. Sepasang Burung dan Nabi

Sulaiman (Yogyakarta: Mitra Pustaka, Cetakan I).

Page 109: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

108

Mustofa, Ahmad. 1991. Mizah Al-Hikmah (Malang: Sentosa).

Patoni, Achmad. 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT

Bina Ilmu).

Poewadaminta, WJS. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka).

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan (Jakarta: Remaja

Rosdakarya)

Purwanto, Heri. 1998. Pengantar Perilaku Manusia (Jakarta: EGC)

Qomar, Mujamil. 2003. Meniti Jalan Pendidikan Islam (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar)

Quthb, Muhammad „Ali. 1993. Auladuna fi-Dlaw-it Tarbiyyatil Islamiyah,

Terj. Bahrun Abu Bakar Ihsan, “Sang Anak dalam Naungan

Pendidikan Islam” (Bandung : Diponegoro) Cetakan II.

Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia)

Roqib Moh. dan Nurfuadi. 2009. Kepribadian Guru (Purwokerto: STAIN

Purwokerto Press).

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Lkis).

Sitanggal, Anshory Umar. 1991. Terjemah Durratun Nashihin (Semarang:

CV Asy Syifa‟).

Siwoyo, Dwi. 2008. Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press).

Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum (Badung: Pustaka Setia).

Sujanto, Agus. 2006. Psikologi Kepribadian (Semarang: Bumi Akasara).

Sunan at-Tirmidzi, al-Jami’us Sahih, Lebanon : Dar al-Kutbi, Juz IV, t.th.

Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja

Grafindo Persada)

Tafsir, Ahmad. 2013. Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Rosda Karya).

Tirmidzi. 2005. Sunan Tirmidzi (Kairo: Daarul Hadits).

Uhbiyah, Nur. 1999. Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung: CV Pustaka

Setia).

___________. 2005. Ilmu Pendidikan Islam 1 (Bandung: Pustaka Setia).

Page 110: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

109

Ulwan, Abdullah Nashih. 1992. Tarbiyatul Aulad fil-Islam, Terj.

Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, “Pemeliharaan Kesehatan Jiwa

Anak” (Bandung : Remaja Rosdakarya).

____________________. 1999. Tarbiyatul Aulad fil-Islam Juz. I, terj. Drs.

Jamaluddin Miri, Lc (Jakarta : Pustaka Amani)

_____________________. t.th. Tarbiyatul Aulad fil-Islam, terj. Saifullah

Kamalie dan Hery Noer Ali, “Pedoman Pendidikan anak dalam

Islam”, Semarang : Asy-Syifa‟, Jilid II.

Yusuf LN, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2011. Teori Kepribadian

(Jakarta : Rosdakarya).

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja

(Bandung: Remaja Rosdakarya)

Zubaedi. 2012. Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Page 111: METODE PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MENURUT ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2109/1/skripsi...satu dengan yang lainnya memiliki ketidaksamaan. Perbedaan ini disebabkan kajian yang

110

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Farida Luthfiyati

Tempat tgl lahir : Semarang, 02 Februari 1992

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Sumur Jurang RT 3 RW III, Sumur Rejo,

Gunungpati, Semarang

Riwayat Pendidikan:

1. MI Sumurrejo lulus tahun 2001

2. SMP Al Islam Ungaran lulus tahun 2004

3. MAN I Surakarta lulus tahun 2007

Pengalaman Organisasi:

1. Anggota PMII Kota Salatiga

2. Pengurus DEMA STAIN Salatiga 2012

Salatiga, 15 September

2017

Penulis

Nur Farida Luthfiyati

1111 10 116