metode pelaksanaan pembangunan tempat evakuasi sementara

94
METODE PELAKSANAAN TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) PADANG PT LAGA PRATAMA INTERINDO

Upload: yokesfabianto

Post on 16-Aug-2015

250 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Operational method of this project Padang Tsunami Evacuation Hall (Tempat Evakuasi Sementara)

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

METODE PELAKSANAAN

TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) PADANG

PT LAGA PRATAMA INTERINDO

Page 2: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

1. PENDAHULUAN

Page 3: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

3

Manajemen Proyek dan Biaya Administrasi Lapangan

• Perusahaan akan menugaskan personil yang kompeten dalam pekerjaan serupa, seperti Project Manager, dibantu oleh tenaga administrasi dan Logistik, Supervisor lapangan sesuai dengan, kelompok pekerjaannya masing2

• Jumlah personil tenaga ahli yang diturunkan sesuai dengan kebutuhan keahliannya dalam tahapan2 pekerjaan

• Seluruh biaya administrasi lapangan akan menjadi tanggung jawab perusahaan, termasuk biaya personil dan biaya overhead yang terjadi selama proyek ini hingga selesai

• Komponen biaya yang ditawarkan sudah memperhitungkan biaya2 ini di dalamnya

Page 4: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

4

Keamanan Proyek • Keamanan Proyek menjadi tanggung jawab

Project Manajer, jika diperlukan ditugaskan personil yang khusus untuk menjaga keamanan proyek

• Pengamanan proyek dilakukan dengan prinsip preventif yaitu lebih pada menjaga situasi dan mengeleminasi potensi ketidakamanan

• Karena berada dalam lokasi yang cukup penting, maka personil yang telah ditugaskan pada proyek ini mengikuti aturan yang diterapkan oleh pihak pengelola area

• Dengan memberikan kartu pengenal pada semua personil sebagai pencegahan terhadap keamanan proyek secara umum

• Personil yang bekerja pada proyek ini benar2 teridentifikasi dengan baik, dengan pembagian tanggung jawa sesuai dengan ketua kelompoknya masing2

• Briefing tentang tata aturan bekerja dilingkungan Proyek dilakukan kepada para personil terutama tentang larangan dan etika dalam proyek

Page 5: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

5

Foto2 Kemajuan Pekerjaan

• Pendokumentasian setiap tahapan mulai dari 0% hingga 100% dilakukan setiap hari pada semua progres penyelesaiannya

• Tugas ini menjadi tanggung jawab PM dan dilakukan oleh salah satu personil administrasi lapangan atau supervisor lapangan

Page 6: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

6

LAPORAN• Laporan terdiri dari pencatatan

kemajuan proyek dan penyesuaian terhadap perubahan rencana

• Hasil2 perubahan yang dituangkan dalam berita acara

• Kujungan2 dan masukkan dari berbagai pihak

• Keluhan dari berbagai pihak• Laporan cuaca• Gambar2 shop drawing yang sah

dengan approval yang berwenang• Foto2 kemajuan proyek• Permohonan persetujuan penggunaan

bahan• Catatan keluar masuknya alat, bahan,

dan personil• Seluruhnya dirangkum dalam Laporan

Mingguan dan bulanan

Page 7: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

7

KEBERSIHAN PROYEK• Penerapan 5R untuk proyek

menjadi tanggung jawab PM dan seluruh pekerja, penyediaan tempat sampah yang memadai dan pembuangan yang rutin setiap hari

• 5R juga meliputi kerapihan dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya dan mengeluarkan segera barang2 yang tidak dibutuhkan

• Sisa bongkaran dan sampah kemasan lain dimasukkan dalam karung2 plastik dan ditempatkan pada tempat yang ditentukan untuk dikeluarkan setiap saat

Page 8: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

8

Shop & As Build Drawing• Shop drawing dibuat untuk tujuan

pelaksanaan dilapangan dengan skala besar dari referensi gambar perencanaan dan disetujui oleh direksi lapangan, shop drawing diproduksi sesuai kebutuhan dan disimpan sebagai acuan pembuatan Asbuild drawing

• Asbuild drawing di buat sesuai persis dengan keadaan lapangan dengan acuan dari Shop drawing, yang nanti akan dipakai sebagai persyaratan laporan akhir bangunan

Page 9: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

9

ASURANSI

• Semua pekerja sesuai dengan peraturan pemerintah diasuransikan dalam program Jamsostek dan akan mendapat perlindungan selama dalam masa kerja pada proyek ini

Page 10: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

10

Izin-izin Internal & Eksternal• Permohonan ijin untuk

melaksanakan pekerjaan ini akan dilakukan pihak perusahaan dengan pihak pengelola/ pemilik gedung, terutama dalam penempatan gudang, direksi keet, air kerja, listrik kerja, laporan personil dan sehubungan dengan aturan2 internal, serta etika dan kesopanan.

• Ijin kepada pemerintah kota, Dinas Pekerjaan Umum Kota, agar tidak melanggar aturan yang berlaku (jika diperlukan)

SEGEL

Page 11: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

11

K3• Sebelum proyek dimulai PM menunjuk

petugas yang bertanggung jawab terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yang khusus menyediakan peralatan keselamatan kerja dan memastikan penggunaanya efektif

• Memasang tanda2 bahaya, petunjuk2 dan larangan baik untuk pekerja maupun untuk pengunjung

• Mengevaluasi semua kegiatan dengan mempertimbangkan aspek resiko terhadap keselamatan kerja

• LIHAT KEBIJAKAN PRA K3 TERLAMPIR DALAM DOKUMEN TENDER

Page 12: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

12

Manajemen ProyekPengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil, PT. LAGA PRATAMA INTERINDO yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek besar yang sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan terjamin.

1. Struktur OrganisasiPelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin kepala proyek dibantu oleh beberapa tenaga staf, dan beberapa tenaga pelaksana Lapangan beserta stafnya, Kepala Proyek bertanggung jawab kepada pimpinan PT. LAGA PRATAMA INTERINDO

Kepala proyek berkuasa penuh atas manajemen proyek, dan berkewajiban memimpin seluruh kegiatan pekerjaan di proyek baik dibidang administrasi, teknis, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.- Untuk masalah teknik engineering dan Quality control, Kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya.- Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian personalia dan keuangan beserta stafnya.- Urusan Logistik dan peralatan dibantu oleh logistik dan peralatan.

Page 13: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

13

• Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan di atas serta kerjasama yang baik dengan pihak pengawas, dan owner diharapkan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dyang disyaratkan

2. Joint Operation, Sub Kontraktor dan Supplier

Sesuai dengan Perpres dalam pelaksanaan proyek ini PT. LAGA PRATAMA INTERINDO sebagai kontraktor utama akan dibantu oleh perusahaan konsorsium (KSO/JO) dan sub kontraktor yang akan dibutuhkan kemudian, khususnya untuk pekerjaan spesial, dalam pengadaan material kami akan melibatkan suplier setempat, khususnya untuk material lokal, untuk material pabrikan kami akan bekerja sama dengan agen utama atau supllier yang berpengalaman pada bidangnya.

3. Tenaga Kerja

Personil yang terpilih yang berpengalaman dalam proyek sejenis akan ditempatkan sebagai personil inti dalam organisasi proyek. Tenaga Kerja terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat jika kualifikasi maupun jumlah tidak memadai akan ditambah dari daerah lain. Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:a. Tenaga Pimpinan dan staf manajemen proyek termasuk site engineer.b. Tenaga operasional lapangan: Pelaksana (Supervisor) Mekanik dan Operator alatc. Pekerjaan (Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Knek)

Page 14: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

14

4. Manajemen Mutu ProyekUntuk menjamin sistem manjemen agar berlangsung dengan baik, perusahaan telah mengeluarkan kebijakan mengenai sistem manajemen proyek berupa kebijakan mutu. Sistem manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana lain, berupa software dan hardware, sebagai peralatan penunjang pelaksanaan pekerjaan

Metode Pengendalian di Proyek dapat dijelaskan pada skema (Quality Control Proses) di samping ini:

Page 15: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

15

5 . Manajemen LingkunganDalam rangka meningkatkan kinerja PT. LAGA PRATAMA INTERINDO menerapkan sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada standar ISO 14001 : 2004 secara umum, sistem Manajemen Lingkungan adalah sebagai mana tergambar dalam skema dibawah ini:

PERENCANAAN MANEJEMEN LINGKUNGAN

Page 16: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

16

PELAKSANAAN MANEJEMEN LINGKUNGAN

PEMANTAUAN MANEJEMEN LINGKUNGAN

PERBAIKAN DAN PENINGKATAN MANEJEMEN LINGKUNGAN

Page 17: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

17

6 . Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dalam rangka meningkatkan kinerja PT. LAGA PRATAMA INTERINDO menerapkan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Occupatoinal Heath and Safety (OHSAS) yang mengacu pada standar ISO 18001:2005 secara umum, sistem Manajemen K3 dijelaskan dalam dokumen Pra K3 (terlampir)

Page 18: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

2. IDENTIFIKASI SITE

Page 19: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

IDENTIFIKASI SITE

JALAN PROTOKOLKELAS I

JALAN KELAS II

Page 20: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

IDENTIFIKASI AKSES JALAN

JALAN KELAS II DUA ARAH

JALAN KELAS II DUA ARAH

JALA

N KE

LAS I

I DUA

ARA

H

JALA

N K

ELAS

II D

UA

ARAH

PAGAR SEMENTARA PROYEKMENUTUP JALAN DENGAN IJIN KEPALA WILAYAH SETEMPAT

Page 21: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

SITE MANAGEMENT

UNLOADING MATERIAL

LOADING BONGKARAN & GALIAN

MASUK

MASUK

KELUAR

KELUAR 1

2

3

4

5

KETERANGAN:1. GUDANG MATERIAL & ALAT2. DIREKSI KEET3. KANTOR KONTRAKTOR4. SITE TES5. TEMPAT PENUMPUKAN TIANG

PANCANGPAGAR PROYEK

PINTU GERBANG

Page 22: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

ROAD BLOCK/ REKAYASA LALIN

JALAN PROTOKOLKELAS I

RAMBU PEMBERITAHUANROAD BLOCK

(Terbatas sementara)

PROY

EKSEMUA JALAN 2 ARAH

Page 23: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

WILAYAH GEOGFRAFIS

• Terletak di Jalan Sumatera dan Jalan Maluku

• Kelurahan Ulak Karang Utara (Lurah: Rini Anggraini)

• Kecamatan Padang Utara (Camat: Drs. Amritha Luthan)

• Kota Padang• Polsek Padang Utara• Polresta Padang

RENCANA PENUTUPAN

JALAN & PENGALIHAN

LALIN DI LOKASI TES

PADANG

Page 24: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Perijinan Penutupan Jalan/ Rekayasa Lalin

Karena Pekerjaan ini menggunakan badan jalan yang mengakibatkan penutupan jalan, serta pengalihan lalu lintas, maka berdasarkan Pasal 17 ayat (1) Perkapolri 10/2012, izin penggunaan jalan tersebut akan diberikan oleh Polri. Cara memperoleh izin penggunaan jalan tersebut adalah dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada (Pasal 17 ayat [2] Perkapolri 10/2012):• Kapolda setempat yang dalam

pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Direktur Lalu Lintas, untuk kegiatan yang menggunakan jalan nasional dan provinsi;

• Kapolres/Kapolresta setempat, untuk kegiatan yang menggunakan jalan kabupaten/kota;

• Kapolsek/Kapolsekta untuk kegiatan yang menggunakan jalan desa.

Permohonan tersebut diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum waktu pelaksanaan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut (Pasal 17 ayat [3] Perkapolri 10/2012):• foto kopi KTP penyelenggara atau

penanggung jawab kegiatan;• waktu penyelenggaraan;• jenis kegiatan;• perkiraan jumlah peserta;• peta lokasi kegiatan serta Jalan alternatif

yang akan digunakan; dan• surat rekomendasi dari:

– satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan pemerintahan perhubungan darat untuk penggunaan jalan nasional dan provinsi;

– satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi urusan pemerintahan perhubungan darat untuk penggunaan jalan kabupaten/kota; atau

– kepala desa/lurah untuk penggunaan jalan desa atau lingkungan.

Page 25: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

3. PEKERJAAN PERSIAPAN

Page 26: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Rencana Kerja• Membuat rencana kerja pelaksanaan

pekerjaan dengan network planning/ Bar chart paling lambat lima hari sebelum dimulainya pelaksanaan, untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

• Rencana Kerja yang telah disetujui Direksi Lapangan dipasang di kantor lapangan dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat yang akan dipakai oleh Direksi Lapangan sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Penyedia .

Page 27: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Perataan Tanah

• Sebelum pelaksanaan pekerjaan awal adalah meratakan tanah terlebih dahulu untuk memudahkan pengukuran peil lantai

Page 28: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pemasangan Bouwplank• Papan bouwplank dibuat dari papan kelas III

ukuran 3/19cm diserut rata satu sisi bagian tebalnya, yang akan dipasang menjadi sisi bagian atasnya papan bouwplank.

• Papan bouwplank dipasang pada tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm, yang dipasang tiap jarak 2 meter, tertancap kuat kedalam tanah, tidak goyang atau kendor.

• Papan bouwplank dijaga keutuhannya, tidak diubah-ubah posisinya dan dijaga jangan sampai tertimbun tanah galian, tanda-tanda as dan peil ketinggian tetap jelas sampai papan bouwplank tersebut tidak diperlukan lagi, papan bouwplank baru boleh dibongkar setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

• Papan bouwplank dipasang sekeliling bangunan yang akan dilaksanakan serta padatempat-tempat yang dianggap perlu.

Page 29: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pengukuran Lokasi

• Pekerjaan pengukuran tapak atau sering disebut uitzet adalah pekerjaan surveying terhadap lokasi lapangan yang meliputi pemetaan posisi batas-batas lahan, penentuan as-as bangunan.

• Pekerjaan ini menjadi sangat penting dan diketahui bersama dan mendapat persetujuan direksi lapangan ataupun pemilik proyek karena menyangkut kepastian posisi dan orientasi bangunan, properti dan infrastruktur, peil bangunan relatif terhadap suatu referensi tertentu, dan keterkaitan dengan pekerjaan yang terkait dengan paket pekerjaan sebelumnya maupun sesudahnya, atau bangunan2 lain disektarnya.

• Hasil pemetaan segera disampaikan dan mendapat persetujuan dari pemilik proyek atau direksi lapangan (MK) yang mewakilinya, karena sebagai starting point dimulainya pekerjaan fisik bangunan

Page 30: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pengukuran

• Menyediakan alat-alat ukur yang baik/ dapat dipergunakan (waterpass, theodolite dan lain-lain). Pada pengukuran tanah dan penentuan peil, kami

• Membuat patok ukur elevasi, sebagai referensi untuk permukaan elevasi bangunan. Patok ukur ini dibuat kuat dari konstruksi beton.

• Melakukan pengukuran kembali bangunan yang akan dibangun dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, batas-batas tanah, dengan alat yang sudah ditera kebenarannya.

• Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar rencana dan keadaan dilapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk dimintakan keputusannya.

• Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat waterpass/ theodolite.• Menyediakan theodolite/ waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan

pemeriksaan Direksi Lapangan.• Selanjutnya membuat hasil pengukuran untuk dilaporkan kepada Direksi Lapangan

Page 31: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pembuatan Pagar, Los dan Bedeng• Sebelum semua aktifitas pekerjaan di mulai

kontraktor akan membuat pagar pengaman sekeliling proyek, dari bahan semipermanen yang akan dibongkar setelah pekerjaan selesai

• Los dan Bedeng Keja dibangun sebagai tempat bekerja bagi para pekerja di lapangan, yang dilengkapi dengan ruang2 yang semi permanen dan memiliki toilet. Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara.

• Oleh karena itu, desain Los dan Bedeng Kerja tersebut, juga dibuat tidak permanen. Namun demikian, tetap mengutamakan kenyamanan dan persyaratan sebagai tempat kerja. Konstruksinya dilapisi dinding double triplex. Penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes.

• Pagar dilengkapi dengan penyangga kayu setiap jarak kira-kira 2,4 meter, dengan ketinggian 2,4 m dan penutup menggunakan seng

Page 32: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Direksi Keet & Kantor Pemborong• Direksi keet juga demikian disusun dan

ditempatkan di area kerja yang tidak mengganggu, berfungsi untuk tempat meeting dan display gambar dan jadual2 kerja, berisi minimal:– Meja rapat ukuran 1.2 x 4.8 bahan multipleks

dilapis kain bludru– Bangku panjang 4 buah ukuran 2.4 m dan 2

buah ukuran 1.2 m– Meja kerja ½ biro, dan kursi kerja sebanyak 6

set– Lemari terbuka untuk penempatan dokumen

ukuran 0,40 x 2,4 x1,2 m – 1 buah– White board 1,2 x 0.9 m - 1 buah untuk ruang

kerja MK– White board 1,2 x 2,4 m - 1 buah untuk ruang

rapat– Lemari penyimpanan gambar 0.8 x 1,2 x 1,5 m -

1 buah– Lemari penyimpanan contoh material 0.6 x 2,4

x 1,2 m ( terbuka ) -1 buah

Page 33: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Gudang Penyimpanan Material & Alat

• Perusahaan akan membangun gudang semi permanen di sekitar lokasi sesuai petunjuk pihak penelola gedung jika diijinkan, agar tidak mengganggu jalannya aktifitas proyek dan aktifitas lain

• Gudang digunakan untuk menyimpan bahan2 yang membutuhkan perlindungan dari cuaca dan dibutuhkan terus menerus, sedangkan untuk material berukuran besar ditempatkan di luar sesuai petunjuk pihak pengelola area

• Pengaturan yang ketat dibutuhkan untuk menjaga kapasitas gudang agar tidak overload, pembelian dan pengiriman direncanakan dengan jumlah yang diperlukan saja

• Material yang membutuhkan pekerjaan awal dilakukan di workshop, khususnya yang membutuhkan penanganan tertenu serta membutuhkan area yang lapang

• Sebisa mungkin material dikirim dalam bentuk setengah jadi

TERLALU BANYAK

LOKASI YANG TDK MENGGANGGU

Page 34: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Air Kerja

• Air kerja perlu dipersiapkan dan mencukupi kebutuhan selama pelaksanaan pekerjaan ini, baik untuk kebutuhan pekerja ataupun untuk pelaksanaan pekerjaan yang memerlukan air bersih untuk berbagai keperluan selama proyek berlangsung. Untuk pengadaan Air kerja dapat berkoordinasi dengan PDAM setempat atau dengan membuat sumur bor sementara.

• Air disimpan pada tangki-tangki penampungan air sesuai dengan kapasitasnya. Volume air yang diperlukan dihitung berdasarkan kebutuhan volume air setiap harinya.

• Air kerja dipersiapan terlebih dahulu, biasa melalui sumur yang sudah ada maupun membuat sumur gali baru, air ini bebas terhadap debu, lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia yang dapat menggangu kekuatan konstruksi.

• Air mampu menyuplai kebutuhan proyek, kantor proyek

Page 35: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Listrik Kerja• Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud,

adalah jumlah daya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek. Sumber daya listrik, biasanya diperoleh dari PLN maupun penyediaan genset sendiri, tergantung sumber terdekat & penggunaannya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek mampu menyuplai:– Penerangan kerja – Peralatan Kerja, seperti: Mesin Potong

Keramik, Bor, Bar Bender, Bar Cutter, Pompa Air dan lainnya

– Peralatan Kantor, seperti: Komputer, printer, dan lain-lain

• Jumlah daya listrik yang diperlukan, memenuhi berbagai keperluan tersebut. Sedangkan besar kecilnya daya listrik yang diperlukan tergantung pada besar kecilnya fasilitas kerja yang dibutuhkan untuk bangunan kantor maupun sarana pendukung lainnya.

Page 36: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

• Dibutuhkan alat mobilisasi berupa truk dan pickup serta berbagai kendaraan lain untuk menunjang kelancaran mobilisasi proyek

• kontraktor pelaksana akan mendatangkan peralatan yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

• Agar pekerjaan bisa segera dimulai maka peralatan didatangkan sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga diperlukan penjadualan kedatangan peralatan sehingga pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan sesuai dengan schedule yang telah dibuat sebelumnya.

• Tenaga Kerja di datangkan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan keahlian masing2

Mobilisasi Peralatan & Pekerja

Page 37: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Peralatan, Bahan-bahan dan Tenaga Kerja• Perusahaan akan menyediakan peralatan

berat maupun peralatan kerja yang secukupnya sesuai dengan kebutuhan

• Untuk pengadaan alat2 berat dan alat kerja yang akan memperlancar dan mempercepat pekerjaan akan ditambahkan jika diperlukan dengan biaya sendiri

• Perlatan lain seperti Mixer, Mesin Las, Bor, pemotong besi, scafolding dan lain2

• Persiapan yang matang menempatkan barang2 yang akan dinaikkan dengan Mobile Crane, aspek keselamatan sekelilingnya jg menjadi perhatian khusus

Page 38: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

4. METODE & PERSYARATAN

Page 39: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PROSES PEMANCANGAN DENGAN JACK-IN PILE SYSTEM

Page 40: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

TIANG PANCANG PRECASTTiang yang digunakan dalam proyek adalah tiang pre-cast concrete Square 40X40 cm, panjang 12 meter dengan mutu beton K-500. Merupakan tiang dari beton yang dicor dan dicetak dalam bekisting yang apabila sudah tercapai umur betonnya diangkat dan dipancangkan ke dalam tanah.

• dibuat secara pre-cast concrete maka mutu beton lebih terjamin.

• dengan mutu beton yang tinggi agar memiliki tegangan tekan yang besar.

• tiang pancang ini bisa diperhitungkain baik sebagai end bearing pile (tiang dengan daya dukung ujung) dan friction pile (tiang dengan daya dukung selimut).

• umur tiang pancang beton tahan lama dan tahan terhadap air maupun bahan-bahan korosif.

Page 41: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PEMERIKSAAN MUTU TIANGSebelum digunakan, fisik material tiang pancang diperiksa kembali:• Kualitas pemancangan dijaga mulai dari

material pancang itu sendiri. Untuk memastikan kualitas dan mutu beton tiang pancang, material dipastikan dilampiri mill certificate sheetuntuk dicocokkan kesesuaian material dengan spesifikasi teknis pekerjaan. Umur tiang pancang juga dicek dengan memastikasn kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill certificate sheet yang dilampirkan pada surat pengiriman barang.

• tidak ada yang retak, cacat dan pecah.• plat sambung pada ujung badan tiang pancang

tetap utuh dan dalam kondisi bagus.• ukuran penampang dan panjang sesuai

dengan spesifikasi, dengan toleransi sebagai berikut :– penampang tiang pancang tidak boleh kurang

atau tidak lebih dari 6 mm dari penampang tiang pancang desain.

– setiap sisi tiang pancang tidak boleh melengkung lebih dari 6 mm tiap 3 m.

Page 42: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PENGANGKATAN & PENUMPUKAN• Proses pengangkatan dan penyusunan tiang

pancang di lapangan memperhatikan titik angkat dan titik tumpu tiang. Pada gambar di samping kanan terlihat ada kawat yang sengaja dicor sebagai tempat kait pada saat pengangkatan tiang sekaligus sebagai tanda penempatan tumpuan pada saat tiang disusun sebelum diangkat pada proses pemancangan, seperti terlihat pada gambar di samping

• Lokasi penumpukan tiang pancang sebaiknya dekat dengan titik pancang untuk memudahkan dalam proses pengangkatan tiang, jangan sampai diletakkan terlalu jauh sehingga di luar jangkauan crane alat pancang. Bila dalam kondisi khusus terpaksa diletakkan jauh dari titik pancang, disediakan 1 crane service terpisah untuk mengangkat tiang pancang dari lokasi penumpukan ke alat pancang agar waktu pancang tidak terhambat.

7/10 3/10

Page 43: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PENEMPATAN TIANG PANCANG• Pertimbangan lain dalam penentuan lokasi

penumpukan tiang pancang adalah perhitungan waktu saat akan dilakukan penyambungan. Tiang pancang yang diletakkan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan agar tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan. Karena apabila waktu yang dibutuhkan pada saat penyambungan tiang terlalu lama, maka friksi (tahanan gesek tanah pada selimut tiang) tanah akan mulai bekerja dan menyebabkan tiang pancang menjadi sulit dipancang lebih dalam lagi dan kedalaman rencana tidak tercapai (secara praktis waktu stop pemancangan maksimum adalah 1 hari).

• Dengan desain kedalaman tanah keras 28 meter, dalam proyek ini digunakan tiang dengan panjang tiap segment 12 meter (bottom dan top pile) sehingga dilakukan 2 kali penyambungan pada tiap titik pancangnya. Dalam pemancangan sangat penting untuk menggunakan ‘tiang pensil’ yang berujung bottom runcing sebagai tiang bawah dalam proses pemancangan untuk mencegah terangkatnya tanah disekitar titik pemancangan (heaving) selain itu juga untuk memudahkan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah.

SITE

PENEMPATAN TIANG PANCANG

PAGAR PROYEK

Page 44: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

ALAT PANCANGJack-in pile system merupakan suatu cara pemancangan tiang yang pelaksanaannya dengan menekan tiang pancang ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hydraulic yang diberi beban counter weight agar alat pancang tidak terangkat dan membantu memancang tiang hingga tercapai daya dukung desainnya. Pada proyek ini digunakan alat jack-in pile dengan kapasitas 100 ton. Data teknis dan foto alat pancang yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 45: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Jack In PileKelebihan proses pemancangan menggunakan jack-in pile antara lain :• tidak bising dan tidak menghasilkan

polusi asap yang cukup berarti bila dibandingkan dengan penggunaan diesel hammer.

• tidak menimbulkan getaran disekeliling lokasi pemancangan sehingga aman untuk bangunan di sekitarnya.

• dengan menggunakan alat pancang dengan sistem jack-in pile ini tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala tiang dan juga tidak mungkin terjadi necking (lekukan pada pondasi) seperti pada sistem bored-pile.

• estimasi daya dukung tiang dapat langsung dilihat dari hasil bacaan pressure gaugeyang ada pada alat jack-in pile, karena mesin jack-in pile dilengkapi dengan pressure gauge (umumnya dalam satuan MPa).

Page 46: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PERSIAPAN PROSES PEMANCANGANSecara garis besar siklus kerja alat jack-in pile selama proses pemancangan adalah sebagai berikut:• mengikat tiang pancang pertama.• mengangkat tiang pancang pertama.• memutar atau memindahkan tiang pancang

pertama (bergerak secara horizontal) ke titik pancang.

• memasukkan tiang pancang pertama ke pile clamping box (jepitan tiang kotak) yang ada pada alat Jack in Pile.

• setting ketegaklurus an (verticality) tiang pancang terhadap titik pancang.

• melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan cara menekan tiang pancang tersebut.

• penekanan tiang pancang hingga sisa tiang +/- 40 cm dari permukaan tanah untuk kemudian dilakukan penyambungan.

• pengambilan tiang pancang kedua (sambungan).

• pengangkatan, memindahkan ke titik pancang, memasukkan ke pile clamping box, kemudian setting verticality terhadap titik pancang dan tiang pancang yang sudah terpancang.

• pengelasan sambungan.• menekan tiang pancang sambungan.• bila diperlukan dilakukan pengambilan

dan pemasangan dooly untuk membantu menekan tiang pancang.

• mengambil dan mengangkat tiang pancang ke tiga dengan proses penyambungan seperti tiang nomor 2 di atas.

• pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai daya dukung desain tiang atau hingga kapasitas alat jack-in pile sudah tercapai (biasanya hingga alat terangkat)

• bergerak ke titik pancang berikutnya.

Page 47: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

TITIK PANCANG• Persiapan awal adalah

penentuan titik pancang berdasarkan gambar teknis yang diberikan. Penandaan titik pancang bisa dengan menggunakan cat atau dengan memasang patok dari kayu atau besi.

• Toleransi titik tiang pancang maksimal 7,5 CM

Page 48: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PENGANGKATAN TIANG

Page 49: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

• Alat pancang jack-in pile DIPILIH yang memiliki dua posisi jepitan tiang pancang untuk melakukan tekanan pada saat penetrasi tiang pancang ke dalam tanah. Posisi tersebut ada di ujung alat dan di tengah alat (disebut grip ujung dan grip tengah).

Page 50: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Perbedaan dasar dari grip ujung dan grip tengah antara lain:• posisi pemancangan dan ruang gerak

yang diperlukan oleh alat pancang. dengan menggunakan grip ujung, maka alat jack-in pile ini akan memerlukan ruang gerak yang lebih sedikit, cocok untuk pemancangan titik-titik pancang yang sangat berderkatan dengan bangunan yang sudah ada (existing)

• kapasitas alat. dengan grip ujung kapasitas yang dicapai hanya 75% dari kapasitas alat total.

• Meninjau lokasi yang sangat berdekatan dengan rumah penduduk maka grip ujung akan lebih sering dipakai

Page 51: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

VERTICALITY• Pemeriksaan verticality (ketegak-lurusan tiang) terus dilakukan selama proses

pemancangan. Penyimpangan arah vertical dibatasi tidak lebih dari 1 : 75 dan penyimpangan arahhorizontal dibatasi tidak lebih dari 75 mm. Pengamatan di lapangan pada saat sebelum menekan tiang pancang dan selama proses pemancangan dapat dilakukan dengan menggunakan waterpass. Waterpass ditempelkan ke tiang pancang yang sedang ditekan. Selama proses pemancangan, operator pancang berdiri sangat dekat dengan alat pancang, berada di kolong alat pancang ini. Karena cara kerja jack-in pile dengan menekan, maka tidak akan ada getaran, ledakan atau cipratan oli seperti pada diesel hammer sehingga relatif aman.

Page 52: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

ALAT BANTU• Perangkat kecil yang sering terlupa pada saat akan memulai pemancangan

adalah plat baja sebagai alas alat pancang, bila tanah di titik pemancangan kondisinya lembek. Ketiadaan plat ini bisa berakibat pada mundurnya dan makin lamanya durasi pancang karena operator pancang tidak ingin alat pancangnya amblas apabila dipaksakan memancang tanpa alas.

Page 53: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PENYAMBUNGAN TIANG PANCANGSambungan antar tiang pancang dengan menggunakan sambungan las. Pengelasan antar tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang dikontrol agar diperoleh hasil sambungan yang baik dan yang terpenting verticality (ketegak-lurusan) tiang tetap terjaga. Kontrol pada saat proses pengelasan sambungan tiang pancang antara lain:• bahan dan alat las dalam kondisi bagus agar tidak menghambat proses pengelasan dan

pemancangan secara umum.• material las (kawat las) sebaiknya sama untuk setiap penyambungan tiang pancang, agar kualitas

pengelasan akan sama tiap tiang pancang.• pengelasan dilas keliling di tiap sisi tiang pancang.• setelah selesai pengelasan sisa karbon dibersihkan dengan cermat.• untuk mempercepat proses pengelasan, terutama untuk tiang pancang dengan dimensi besar

misalnya spun pile diameter diatas 500, bisa menggunakan 2 alat las dan 2 tenaga las. dalam proyek ini, kami hanya menggunakan 1 alat las dan 1 tenaga las karena dimensi square mini pile 250 x 250, tidak begitu besar.

Page 54: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PEMERIKSAAN MUTU PENGELASAN

Beberapa parameter pemeriksaan hasil pengelasan secara visual meliputi:• hasil las padat tidak boleh ada

rongga.• hasil las bebas dari cacat retak.• permukaan las cukup halus.• sambungan las terbebas dari kerak.• hasil pengelasan tersebut ditutup

dengan lapisan pelindung agar hasil pengelasan tidak mengalami korosi.

Page 55: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Alat Bantu DoolyUntuk membantu proses pemancangan tiang terakhir, apabila tiang pancang sudah sedikit tenggelam ke dalam tanah dan akan mencapai tanah keras digunakan alat bantu pemancangan yang disebut Dooly. Tiang pancang yang di-dooly merupakan tiang pancang yang sudah sedikit lagi mencapai tanah keras. Tanda bahwa tiang pancang sudah mendekati tanah keras dapat diketahui dari panjang tiang yang tertanam sudah mendekati kedalaman desain dan bacaan pressure gauge alat jack-in pile.

Dooly biasanya dibawa bersama alat, disediakan oleh persewaan alat pancang (include)

Dooly

Page 56: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PENGHENTIAN PEMANCANGANParameter yang digunakan sebagai acuan bahwa pemancangan tiang bisa dihentikan jika:

• bacaan tekanan pada pressure gauge sudah mencapai tekanan dimana apabila nilai tersebut dikonversikan ke daya dukung tiang, maka daya dukung desain tiang telah terpenuhi

• alat jack-in pile terangkat dan bila dilakukan penetrasi lagi sudah tidak mampu lagi.

Seletah proses pemancangan dihentikan, selanjutnya dilakukan pencatatan (record) yang berisi tinggi tiang tertanam dan bacaan tekanan dari pressure gauge alat pancang. Tiang dipancang biasanya ketegakan tiang pancang dikontrol menggunakan alat theodolite oleh surveyor. Pemancangan tiang dihentikan setelah ujung tiang mencapai kedalaman yang diinginkan, setelah dilakukan pengetesan dengan menggunakan/ cara test PDA untuk mengetahui daya dukung tiang pancang.• Loading test yang akan dilakukan adalah Pile Driving

Analysis (PDA) Test sebanyak 3 ( tiga ) Titik atau sesuai yang tercantum di BQ, yang dilakukan langsung pada waktu pemancangan tiang pancang. Lokasi titik tiang pancang yang akan di “test”ditentukan oleh Pemberi Tugas/Perencana. PDA test yang dilakukan lengkap dengan analisa CAPWAP. Hasil percobaan PDA Test mencapai minimal 200% beban rencana (2x 68 ton) untuk beban Ultimatenya.

ACCELOROMETERSTRAIN TRANSDUCER

Page 57: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

FORM PILE DRIVING LOG

Page 58: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PEKERJAAN BETON

Page 59: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Semen Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal dengan syarat-syarat : • Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972). • Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971). • Mempunyai sertifikat uji (test sertificate). • Mendapat persetujuan Pemberi Tugas. • Semua semen yang akan dipakai dari satu merk yang

sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disege

• Dalam pengangkutan semen terlindung dari hujan. • Menerima semen dalam sak (kantong) asli dari

pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak, setiap pengiriman baru ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

• Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam. l dan tidak pecah .

Alas Pallet Kayu

Page 60: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Agregat (Aggregates) Semua pemakaian batu pecah ( agregat kasar ) dan pasir beton, memenuhi syarat-syarat : • Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan

(NI.3-1956) • Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971). • Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous • Bebas dari tanah/ tanah liat ( tidak bercampur

dengan tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya.

• Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 25 mm untuk penggunaannya mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

• Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.

• Pemberi Tugas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, setiap saat dalam Laboratorium yang diakui.

Penyimpanan. • Agregat disimpan

ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

Page 61: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

AIR• Air yang akan dipergunakan untuk

semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, tidak mengandung minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) serta diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib.

• Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

Page 62: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Besi BetonSemua besi beton yang digunakan sudah memenuhi syarat-syarat : • Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971). • Standard Industri Indonesia (SII). • Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/ karat dan tidak

cacat (retak-retak, mengelupas, luka dsb.). • Semua dari jenis baja dengan mutu BJTP-24 (polos) dan BJTD-

40 (ulir), bahan tersebut dalam segala hal memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.

• Mutu Baja BJTP-24 (polos) untuk dia <= 8 mm • Mutu Baja BJTD-40 (ulir) untuk dia >= 10 mm • Mempunyai penampang yang sama rata. • Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar. • Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari

ketentuan-ketentuan diatas, mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

• Besi beton disupply dari satu sumber (manufacture ) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.

• Pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Pemberi Tugas. Barang percobaan diambil di bawah kesaksian Pemberi Tugas, berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang diameternya sama dan panjangnya +/- 100 cm. Pengambilan sample dilakukan untuk tiap diameter setiap kelipatan 50 ton berat besi tersebut.

Page 63: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

• Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar gambar, atau mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

• Untuk hal itu sebelumnya Kontraktor membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule ), diajukan kepada Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuannya.

• Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai kerja, atau papan acuan.

• Sebelum beton dicor, besi beton bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton dipasang pada posisi yang tepat.

Page 64: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

Page 65: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

TAHAPAN PENGECEKAN PEKERJAAN STRUKTUR

• TAHAP PENERIMAAN MATERIAL • PENGUJIAN LABORATORIUM

MATERIAL• TAHAP PENYIMPANAN• TAHAP PENGECEKAN

PEMBESIAN PERANCAH DAN BEKISTING

• TAHAP PENGECEKAN SLUMP BETON

• TAHAP PENGECEKAN UJI MUTU BETON

• TAHAP PENGECEKAN UMUR BETON

Page 66: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

SIKLUS PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN LANTAI 2 &

SETERUSNYA

Page 67: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

GALIAN TANAH

PERSIAPAN

1. Persiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule) pekerjaan galian : manual atau dengan mesin/ alat bantu excavator.

2. Persiapkan alat bantu ukur untuk penentuan batas galian dan pompa air untuk dewatering.

3. Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran seperti sheet pile, continuous pile, H pile dan lain-lain. Sistemnya adalah sebagai berikut:

• Dengan sheet pile (plat baja yang telah dimodifikasi) • Dengan Soldier pile (bore pile beton dipasang berbaris mengelilingi bangunan. • Dengan Shot create: • penjangkarannya dengan menggunakan ground anchor • penjangkarannya dengan menggunakan soil nailing

4. Memeriksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di sekitar area galian (jalur kabel/ pipa/ telepon, dll).

5. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi).

6. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk kelancaran pekerjaan.

7. Menyiapkan jalan kerja, pembersihan ban truk & pengangkutan keluar hasil galian. Karena area yang sempit tanah galian dikeluarkan dr site langsung tidak ditumpuk

Page 68: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

URUGAN TANAHPersiapan:• Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti bulldozer untuk

area urugan yang cukup luas dan bervolume besar. • Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level akhir urugan.• Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan turap untuk dapat

menahan tanah. • Menyiapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan

Pengurungan dan pemadatan :• Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).• Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.• Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.• Lokasi yang akan diurug/ ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat hubungan yang baik

antara tanah dasar dengan tanah urugan.• Jika diperlukan/ disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai sample untuk

pemeriksaan pemadatan di laboratorium.• Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan setiap lapis diikuti

dengan pemadatan.• Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller atau alat

pemadatan).• Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).

Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan selalu diperiksa.

Page 69: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

LANTAI KERJA

A. PERSIAPAN1. Siapkan peralatan bantu pengaduk : molen, roskam, jidar, dll 2. Siapkan material-material yang akan digunakan sesuai kebutuhan. 3. Pastikan kondisi permukaan tanah sudah dalam keadaan siap untuk lantai kerja (tidak ada lagi pekerjaan ME atau bila kondisi tanah masih perlu perbaikan). 4. Siapkan alat ukur untuk memonitor elevasi dari top lantai kerja.

B. PELAKSANAAN1. Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan ketebalan lantai kerja yang akan dilaksanakan. 2. Permukaan tanah yang telah rata diurug terlebih dahulu dengan pasir urug, sesuai dengan spesifikasi. Pembuatan acuan lantai kerja (kepalaan) secara memanjang dengan ukuran 5-10 cm beberapa jalur dengan jarak sesuai dengan panjang jidar antara jalur satu dengan yang lainnya. Pada pembuatan kepalaan tersebut, elevasi dimonitor dengan alat ukur dan ketinggian elevasi sesuai yang telah ditentukan. 3. Setelah kepalaan selesai, maka di antara kepalaan satu dengan yang lain dituangkan mortar/ beton B0 dan dibantu dengan jidar untuk meratakannya. Agar mortar tersebut hasilnya lebih rata lagi maka elevasi di-cek kembali.

Page 70: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pembesian Pile Cap & Tie Beam

PERSIAPAN1. Siapkan gambar kerja beserta Bar Bending Schedule (BBS).

2. Siapkan material besi lengkap dengan ukuran yang diperlukan.

3. Siapkan peralatan yang diperlukan seperti bar bending, bar cutter, gegep, dll.

4. Pastikan bahwa lahan telah siap untuk di-install. 5. Potong besi sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

6. Bentuklah besi beton yang telah dipotong sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui. Pastikan bahwa jarak tekukan sesuai dengan yang telah disyaratkan.

PEMASANGAN1. Untuk mengetahui jarak besi satu dengan yang lainnya, maka lantai kerja di-marking terlebih dahulu dengan menggunakan kapur tulis.

2. Pemasangan besi dimulai dari lapisan bawah terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan cakar ayam.

3. Setelah bagian bawah selesai dipasang, dilanjutkan dengan lapisan atasnya.

4. Besi di-ikat sebaik mungkin.

5. Pemasangan beton decking pada daerah dinding.

Page 71: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Bekisting Pile Cap & Tie Beam1. Siapkan gambar kerja untuk posisi galian pile cap

2. Lakukan survey dan marking galian pile cap & tie beam sesuai gambar kerja.

3. Untuk tie beam dilakukan galian secara manual, sedangkan untuk galian pile cap yang cukup besar dapat digunakan excavator.

4. Dasar galian pile cap dan tie beam diratakan, lalu diberi lapisan pasir urug + 5 cm.

5. Buat lantai kerja pile cap dan tie beam dengan adukan semen dan pasir sesuai spesifikasi (mortar).

6. Untuk pile cap yang cukup besar (lebar>2m) dibuat sump pit sementara (+ 40X40 cm) untuk dewatering air yang terjebak di pile cap (bila diperlukan).

7. Lakukan pengecekan ulang dimensi bekisting pile cap/tie beam sebelum pekerjaan pembesian dimulai.

8. Untuk bekisting pile cap & tie beam, dapat menggunakan material batako atau multiplex.

Page 72: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PELAKSANAAN PENGECORAN

Page 73: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

BETON NON STRUKTUR (SITE MIX)Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat : • Semen diukur menurut volume. • Aggregat diukur menurut volume. • Pasir diukur menurut volume. • Adukan beton dibuat dengan

menggunakan alat pengaduk mesin ( batch mixer ).

• Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.

• Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk.

• Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

Page 74: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pelaksanaan Slump Test

Page 75: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

BETON STRUKTUR (READY MIX)

• Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, Kontraktor harus memberitahukan Pemberi Tugas dan mendapat persetujuan. Jika tidak ada persetujuan Pemberi Tugas, maka Kontraktor dapat diperintahkan untuk menyingkirkan/membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya Kontraktor sendiri.

• Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dari Batching Plant terdekat dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan Pemberi Tugas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut yang digunakan, pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.

• Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas

• Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran ( potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain ) dan dibasahi dengan air semen.

• Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian melebihi 2.0 meter, yang akan menyebabkan pengendapan agregat.

• Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontiniu / tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenan untuk dipakai lagi.

• Penggunaan bahan campuran tambahan (additive) harus disetujui Pemberi Tugas. Sebelum Penggunaan bahan campuran tambahan (additive), Kontraktor harus membuat beberapa Trial Mix yang akan ditest di laboratorium yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Semua Resiko akibat penggunaan bahan campuran tambahan (additive) ditanggung oleh Kontraktor.

Page 76: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Batching Plant

Berdasarkan order pengecoran dr lapangan dengan schedule dan volume yang sudah disepakati

Batching plant merupakan alat yang mencampur atau memproduksi beton ready mix dalam produksi besar. Batching plant digunakan agar produksi beton tetap dalam kualitas baik sesuai standar, nilai slumpt test dan strength ability sesuai apa yang diharapkan. Tipe dry mixedberfungsi untuk menimbang saja, pengadukan beton ready mix dilakukan pada concrete mixer truck. Semua material yang akan diaduk sebelumnya ditimbang sesuai mix design dengan memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam agregat kasar maupun halus (pasir)

Batching Plant biasanya milik supplier tidak di pasang di proyek, digunakan surat dukungan dr supplier

Bagian bagian batching plant antara lain :• Cement silo, untuk menyimpan

semen• Belt conveyor, untuk menarik

material agregat kasar dan halus ke atas dari bin ke storage

• Bin, tempat pengumpulan material dari base camp memakai wheel loader untuk ditarik ke atas

• Storage bin, pemisah agregar menjadi butir kasar (split), butir menengah (screening),butir halus (pasir), dan fly ash

• Timbangan, ada 3 yaitu untuk agregat, semen dan air

• Dosage pump, untuk penambahan bahan admixture seperti retarder

• Tempat penampungan air

Page 77: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pemadatan Beton

• Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.

• Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu massa yang bebas lubang agregasi dan honey combing, memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.

• Kontraktor harus menyiapkan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinya tanpa adanya penundaan.

• Vibrator yang dipakai harus dari type Rotary Out of Balance dengan frekwensi tidak kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan dari 6 g. pada beton setelah kontak dengan beton.

• Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain, harus dihindarkan.

• Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 1 (satu) vibrator tambahan untuk digunakan pada saat yang lain rusak.

Page 78: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Curing & Perlindungan Atas Beton

• Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakkan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.

• Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14 hari.

• Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.

• Bila digunakan bahan kimia untuk curing harus atas persetujuan dari Pemberi Tugas dan Kontraktor harus mengadakan percobaan-percobaan yang membuktikan bahwa bahan kimia tersebut effektif untuk digunakan.

Page 79: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pembengkokan & Penyetelan Besi Beton• 1) Pembengkokan besi beton harus

dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari PBI (NI.2-1971). Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga ahli, untuk ini dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya.

• Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Kontraktor harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule), yang diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuannya.

• Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar dan ini sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.

• Pemasangan dengan menggunakan selimut beton (beton decking) harus sesuai sebagai berikut : – Selimut beton untuk pelat & dinding

2.0 cm – Selimut beton untuk Kolom 3.0 cm – Selimut beton untuk Balok 3.0 cm – Selimut beton untuk Pelat Pondasi

5.0 cm – Selimut beton untuk Sloof 5.0 cm – Selimut beton untuk Pile Cap 7.5 cm – Selimut beton pelat & dinding

Basement 4.0 cm

• Sebelum baja tulangan dipasang, baja harus bebas dari kulit besi karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.

Page 80: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

• Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 mm yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembersihan harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau dicantumkan pada spesifikasi ini, penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan dengan bekisting.

• Beugel-beugel/tulangan melintang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Tulangan tidak boleh keluar dari permukaan beton.

• Precast Mortar Spacing Block hendaknya digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan dan minimum memp

Page 81: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Cetakan Beton/Bekisting• Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan

dipakai untuk cetakan beton, untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Tiap-tiap bagian dari bekisting, bagian-bagian yang strukturil harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas, sebelum beton dicor pada bagian itu.

• Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti potongan-potongan kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.

• Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

• Cetakan beton harus dibuat kuat sehingga tidak memungkinkan terjadinya perubahan bentuk atau melengkung, garis ketinggian dan dimensi beton sebagaimana diperlihatkan pada gambar.

• Penunjang bekisting menggunakan steger besi (scafolding ). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk selama masih memenuhi syarat.

• Baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus berada dalam permukaan beton.

• Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

Page 82: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Pembongkaran Cetakan Beton• Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI (NI.2-

1971), dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

• Cetakan - cetakan dapat dilepas dalam waktu minimum 3 hari untuk bagian samping balok, kolom dan dinding.

• Untuk bagian bawah pelat, balok dan lisplank baru dapat dilepas setelah 21 hari. Walaupun sudah dibuka cetakannya, Konstruksi tersebut belum dapat dibebani sebelum pengerasan beton sempurna (minimum 28 hari).

• Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Pemberi Tugas.

• Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang kropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pemberi Tugas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya.

• Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

• Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut:

– Konstruksi beton yang sangat kropos.

– Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.

– Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.

– Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

Page 83: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Bagian-bagian Scafolding

Page 84: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Page 85: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PEMBESIAN KOLOM

A. PERSIAPAN1. Menyiapkan besi beton sesuai spesifikasi dalam shop-drawing. Besi beton bersih dari karat, kotoran, oli atau material lain yang dapat mengganggu daya rekat beton. 2. Menyiapkan alat transportasi material dari area fabrikasi ke lokasi pemasangan (misalnya : tc). 3. Menyiapkan gambar konstruksi pembesian sebelum pelaksanaan proyek. Untuk detail tertentu yang dianggap penting untuk fabrikasi dan instalasi, dapat dilampirkan pada lembar BBS (Bar Bending Schedule).

B. PEKERJAAN FABRIKASI:1. Pemotongan besi tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule). 2. Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi menggunakan piringan tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi. 3. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar) Besi yang belum & sudah dipotong diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan.

C. PEKERJAAN INSTALASI: 1. Pembuatan marking formwork sudah ada terlebih dulu sebelum instalasi besi. 2. Pemasangan besi sesuai gambar/BBS dan selimut beton, pengikatan besi dengan kawat beton dan beton decking aman terhadap getaran vibrator saat pengecoran. 3. Periksa posisi hook/sling pengangkatan besi balok/kolom dengan MOBILE CRANE. (jika menggunakan metode sangkar) 4. Angkat sampai ujung bawah besi kolom tergantung + 1m dan pastikan material tidak tersangkut. (jika menggunakan metode sangkar) 5. Sebelum pemasangan, periksa panjang penyaluran besi di atas lantai minimal 40D. 6. Posisikan besi kolom tegak lurus di atas titik pemasangan, perlahan-lahan turunkan dan satukan dengan besi kolom di atas lantai. (jika menggunakan metode sangkar) 7. Posisi tulangan pokok konstruksi kolom terikat dengan baik & tidak boleh keluar dari marking sebelum pengecoran balok & lantai. 8. Jika sparing pipa di dalam konstruksi kolom diberi extra, pengaku sesuai yang diisyaratkan.

Page 86: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

BEKISTING KOLOM1. Membuat garis sipatan batas beton kolom pada lantai beton tempat

bekisting kolom akan didirikan. 2. Memstikan semua pembesian berada di dalam garis sipatan dan

memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.

3. Memasang sepatu dinding/kolom di setiap sudut dengan bahan siku besi. Untuk dinding yang cukup panjang dan kolom yang besar (60X60 cm keatas) perlu Beton dengan mutu dinding/kolom ini berfungsi untuk menjaga agar tumpuan bekisting di lantai beton tidak bergeser dari sipatan batas, pada saat disetel.

4. Memilih sistem modul bekisting dinding/kolom disesuaikan menurut masing-masing PQP (sistem konvensional, sistem steel wale & girder PERI, sistem modifikasi PERI, dll).

5. Mengolesi minyak bekisting/mould oil sebelum didirikan, semua bidang dalam plywood bekisting.

6. Memeriksa kembali instalasi M&E yang tertanam pada dinding/kolom seperti Conduit, sparing, “T” dus sebelum bekisting ditutup.

7. Memasang semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, Form Tie, Steel wale dan Adjusted support, setelah bekisting kolom ditutup.

8. Memastikan kelurusan bidang bekisting dinding/kolom dengan bantuan unting-unting, waterpas dan alat ukur.

9. Membuat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom, setelah bekisting terpasang baik.

Page 87: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

PEMBESIAN PELAT & BALOK1. Memeriksa Bar Bending Schedule (BBS) dan gambar kerja

pemasangan besi. 2. Memeriksa dan mengidentifikasikan Diameter besi, jumlah besi dan

jarak pembesian pada area yang mau di-cor. 3. Memeriksa selimut beton/beton decking, ukur jarak bersih besi

terhadap bekisting dengan meteran. 4. Memeriksa kaki ayam (KA), perhatikan jumlah dan jaraknya.

Memeriksa pengikatan besi (bendrat) tidak bergeser jika diketok, direkomendasikan agar pemotongan bendrat dilakukan pada saat difabrikasi.

5. Memeriksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang se nya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan.

6. Memastikan besi bebas dari karat, beton kering, oli/gemuk dan material lain yang dapat mengurangi lekatan (bonding) antara besi dengan beton.

7. Memastikan sambungan besi pada balok zigzag dengan ketentuan sebagai berikut : – besi atas sambungannya di daerah lapangan (midspan) – besi bawah sambungannya di daerah tumpuan

8. Periksa jarak/ruang antar beton yang cukup untuk dilewati oleh agregat beton dan vibrator.

9. Periksa pembengkokan besi (bending slope) diukur dengan meteran perbandingan tinggi dan lebar maksimum 1:6

10.Pada balok, posisi sleeve/conduit diletakkan pada midspan (lapangan) dengan syarat diameter maksimum 1/5 h (tinggi balok) dan diberi tulangan silang 2 sisi dengan panjang 50 d (diameter tulangan balok).

Page 88: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

BEKISTING PELAT LANTAI & BALOK1. Menyiapkan shop drawing sebelum pekerjaan bekisting balok/pelat

lantai dimulai. 2. Memeriksa dan memaasang bagian bekisting sesuai dengan kode-

kode yang ada di dalam shop drawing. 3. Melapisi bagian dalam material panel-panel bekisting yang telah

difabrikasi dengan oli bekas , untuk material dari bekisting balok/pelat non-expose, sedangkan mold-oil & form-oil untuk beton expose. Untuk bekisting bekas telah di treatment (dirawat) secara memadai hingga layak dipakai kembali.

4. Menyesuaikan jarak scaffolding, jarak horibeam, stood-stood dengan shop drawing.

5. Memeriksa jarak formties dan bracing pada balok yang cukup tinggi (tergantung dimensi).

6. Memeriksa posisi sparing kebutuhan M&E sesuai dengan shop drawing.

7. Memastikan ukuran dimensi bekisting balok dengan meteran. 8. Memeriksa elevasi pelat lantai dan balok dengan alat ukur, apakah

telah sesuai dengan gambar kerja dan apakah ada perbedaan elevasi antara pelat satu dengan lainnya.

9. Memeriksa ketegakan sisinya dengan siku logam/unting-unting. 10. Memeriksa kelurusan bekisting dengan tarikan benang pada balok,

terutama pada balok tepi, sisi bekisting sejajar tarikan benang. 11. Memeriksa kerapatan sambungan/ pertemuan ditutup dengan

sealtape/busa atau sejenisnya, pada balok dan pelat

Page 89: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

SCAFOLDING BEKISTING BALOK DAN PLAT

Page 90: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

5. MASA PEMELIHARAAN

Page 91: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

Masa Pemeliharaan

Masa pemeliharaan sesuai dengan persyaratan PP 70 tahun 2012, yaitu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender,. segala kerusakan yang terjadi pada saat pelaksanaan, merupakan tanggung jawab dari Kontraktor Pelaksana, dan akan dilakukan perbaikan sesuai kondisi awal.

• Selama masa pemeliharaan ditempatkan satu orang pelaksana lapangan dan satu regu tukang untuk menjaga dan memelihara bangunan yang sudah serah terima pertama.

• Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila Kontraktor telah melaksanakan kewajiban pada masa pemeliharaan

dan konsultan

Page 92: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

TAHAPAN PENGECEKAN PADA MASA PEMELIHARAAN

• DILAKUKAN PENGECEKAN SECARA MENYELURUH TERHADAP SEMUA SUB PEKERJAAN SECARA BERKALA ATAU 2 MINGGU SEKALI

• DILAKUKAN PERBAIKAN PADA WAKTU TERJADI KOMPLAIN DARI PENGGUNA

• PENGECEKAN AKHIR SEBELUM SERAH TERIMA KEDUA

Page 93: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

SIKLUS MASA PEMELIHARAAN

Page 94: Metode Pelaksanaan Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara

TERIMA KASIHPT LAGA PRATAMA INTERINDO