metode model mock

2
METODE MODEL F.J MOCK Untuk mengetahui besarnya limpasan permukaan (surface run off) akibat curah hujan andalan digunakan metode model F. J. Mock. Dari analisa model ini akan diperoleh informasi besarnya aliran debit andalan pada setiap sumber air. (Prawirakusuma, 2008) Dasar asumsi dari analisa ketersediaan air dengan metode F. J. Mock yaitu bahwa curah hujan yang jatuh pada watershed sebagian akan jatuh pada permukaan tanah dan sebagian lagi akan mengalami evapotranspirasi. Surplus hujan terjadi bila kelembaban tanah telah mencapai harga maksimum. Dari air surplus, sebagian akan menjadi direct run off dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi. Dari air yang mengalami proses infiltrasi sebagian akan mengalir sebagai aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan mengubah tampungan air tanah sehingga menaikkan penampungan air tanah. Selanjutnya air tanah yang mengalir sebagai base flow akan bergabung dengan direct run off. Parameter yang digunakan dalam metode F. J. Mock ini, antara lain: 1. Koefisien Infiltrasi Parameter ini ditentukan berdasarkan kondisi porositas dan kemiringan daerah pengaliran. Lahan yang bersifat porous umumnya mempunyai koefisien yang cenderung besar. Namun jika kemiringan tanahnya terjal dimana air tidak sempat mengalami proses infiltrasi sampai perkolasi ke dalam tanah maka koefisien infiltrasinya bernilai kecil. Nilai maksimum koefisien ini adalah 1. Nilai ini bevariasi untuk setiap bulan. Untuk setiap jenis dan topografi yang sama, bulan kering mempunyai infiltrasi yang relative lebih besar dibanding bulan basah.

Upload: andika-satria-agus

Post on 24-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ANALISA DEBIT

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Model Mock

METODE MODEL F.J MOCK

Untuk mengetahui besarnya limpasan permukaan (surface run off) akibat curah hujan andalan

digunakan metode model F. J. Mock. Dari analisa model ini akan diperoleh informasi besarnya aliran

debit andalan pada setiap sumber air. (Prawirakusuma, 2008)

Dasar asumsi dari analisa ketersediaan air dengan metode F. J. Mock yaitu bahwa curah hujan

yang jatuh pada watershed sebagian akan jatuh pada permukaan tanah dan sebagian lagi akan mengalami

evapotranspirasi. Surplus hujan terjadi bila kelembaban tanah telah mencapai harga maksimum. Dari air

surplus, sebagian akan menjadi direct run off dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah sebagai

infiltrasi. Dari air yang mengalami proses infiltrasi sebagian akan mengalir sebagai aliran dasar (base

flow) dan sebagian lagi akan mengubah tampungan air tanah sehingga menaikkan penampungan air tanah.

Selanjutnya air tanah yang mengalir sebagai base flow akan bergabung dengan direct run off.

Parameter yang digunakan dalam metode F. J. Mock ini, antara lain:

1. Koefisien Infiltrasi

Parameter ini ditentukan berdasarkan kondisi porositas dan kemiringan daerah pengaliran. Lahan

yang bersifat porous umumnya mempunyai koefisien yang cenderung besar. Namun jika kemiringan

tanahnya terjal dimana air tidak sempat mengalami proses infiltrasi sampai perkolasi ke dalam tanah

maka koefisien infiltrasinya bernilai kecil. Nilai maksimum koefisien ini adalah 1.

Nilai ini bevariasi untuk setiap bulan. Untuk setiap jenis dan topografi yang sama, bulan kering

mempunyai infiltrasi yang relative lebih besar dibanding bulan basah.

2. Konstanta resesi aliran (K)

Adalah proporsi dari air tanah bulan lalu yang masih ada bulan sekarang, artinya tidak mengalir

menuju stream flow. Nilai K cenderung besar pada bulan dimana bulan sebelumnya merupakan bulan

basah dan cenderung lebih kecil apabila bulan sebelumnya merupakan bulan kering.

3. Faktor persentase (PF)

PF merupakan persentase hujan yang mengalami limpasan. Digunakan dalam perhitungan storm run

off pada perhitungan total run off. Storm run off hanya dimasukkan ke dalam total run off, bila P < 200

mm/bulan. F. J. Mock menyarankan besarnya nilai PF berkisar antara 5% sampai dengan 10% namun

tidak mennukupi kemungkinan nilai ini meningkat secara tidak beraturan sampai harga 37,3%.