metode identifikasi massal

4
METODE IDENTIFIKASI MASSAL Proses identifikasi terhadap korban dari suatu bencana menjadi penting terutama ketika diperlukan fungsinya guna menentukan identitas para korban tersebut dalam peristiwa-peristiwa yang memiliki karakteristik sebagai bencana massal (mass disaster), baik bencana yang diakibatkan oleh peristiwa alam (natural disaster)-seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan lain-lain, bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia (man made disaster)-seperti tindak kriminalitas (peledakan bom oleh teroris), human error yang mengakibatkan kecelakaan pesawat, kerata api maupun lalu lintas lainnya,serta bencana yang diakibatkan oleh kombinasi ulah manusia dan peristiwa alam sebagai suatu proses sebab akibat-seperti tanah longsor akibat penggundulan hutan secara ilegal. Permasalahan yang sering timbul dalam pelaksanaan proses identifikasi dimaksud yaitu manakala terdapat korban dalam jumlah besar sehingga dalam pelaksanaan proses identifikasi pun harus menggunakan suatu metode tertentu agar dapat melakukan pemeriksaan secara efektif dan efisien mengingat terbatasnya waktu dalam pengidentifikasian, besarnya jumlah korban serta tidak jarang ditemui faktor kesulitan dalam menjangkau medan bencana oleh petugas identifikasi. Oleh karena itu penentuan metode identifikasi yang akan dipilih untuk diterapkan oleh petugas identifikasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses identifikasi tersebut. Menurut ilmu kedokteran forensik, proses identifikasi massal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan karakteristik mass disaster. Metode-metode dimaksud antara lain sebagai berikut : 1. Metode Visual Metode ini merupakan metode yang sederhana dan mudah dikerjakan yaitu dengan cara memperlihatkan tubuh terutama wajah korban kepada pihak keluarga. Metode ini hanya dapat diterapkan terhadap mayat yang tidak dalam kondisi rusak berat dan tidak dalam keadaan busuk lanjut. 2. Pemeriksaan Dokumen Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen seperti KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar dan tanda pengenal lainnya milik korban untuk menentukan identitas para korban dalam suatu bencana massal. Ketika menerapkan metode ini, perlu diingat bahwa belum tentu dokumen yang berada di dekat tubuh seorang korban merupakan milik korban yang bersangkutan. Dokumen yang terdapat di dalam saku seorang laki-laki lebih bermakna bila

Upload: handik-zusen

Post on 14-Jun-2015

1.004 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Metode Identifikasi Massal

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Identifikasi Massal

METODE IDENTIFIKASI MASSAL

Proses identifikasi terhadap korban dari suatu bencana menjadi penting terutama ketika diperlukan fungsinya guna menentukan identitas para korban tersebut dalam peristiwa-peristiwa yang memiliki karakteristik sebagai bencana massal (mass disaster), baik bencana yang diakibatkan oleh peristiwa alam (natural disaster)-seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan lain-lain, bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia (man made disaster)-seperti tindak kriminalitas (peledakan bom oleh teroris), human error yang mengakibatkan kecelakaan pesawat, kerata api maupun lalu lintas lainnya,serta bencana yang diakibatkan oleh kombinasi ulah manusia dan peristiwa alam sebagai suatu proses sebab akibat-seperti tanah longsor akibat penggundulan hutan secara ilegal.

Permasalahan yang sering timbul dalam pelaksanaan proses identifikasi dimaksud yaitu manakala terdapat korban dalam jumlah besar sehingga dalam pelaksanaan proses identifikasi pun harus menggunakan suatu metode tertentu agar dapat melakukan pemeriksaan secara efektif dan efisien mengingat terbatasnya waktu dalam pengidentifikasian, besarnya jumlah korban serta tidak jarang ditemui faktor kesulitan dalam menjangkau medan bencana oleh petugas identifikasi. Oleh karena itu penentuan metode identifikasi yang akan dipilih untuk diterapkan oleh petugas identifikasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses identifikasi tersebut.

Menurut ilmu kedokteran forensik, proses identifikasi massal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan karakteristik mass disaster. Metode-metode dimaksud antara lain sebagai berikut :

1. Metode VisualMetode ini merupakan metode yang sederhana dan mudah dikerjakan yaitu dengan cara memperlihatkan tubuh terutama wajah korban kepada pihak keluarga. Metode ini hanya dapat diterapkan terhadap mayat yang tidak dalam kondisi rusak berat dan tidak dalam keadaan busuk lanjut.

2. Pemeriksaan DokumenMetode ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen seperti KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar dan tanda pengenal lainnya milik korban untuk menentukan identitas para korban dalam suatu bencana massal. Ketika menerapkan metode ini, perlu diingat bahwa belum tentu dokumen yang berada di dekat tubuh seorang korban merupakan milik korban yang bersangkutan. Dokumen yang terdapat di dalam saku seorang laki-laki lebih bermakna bila dibandingkan dengan dokumen yang ada di dalam tas seorang wanita yang memiliki kecenderungan bahwa tas dimaksud seringkali terlepas/terpisah dari pemiliknya (wanita) tersebut. Hal demikian terutama terjadi dalam kasus kecelakaan massal.

3. Pemeriksaan PerhiasanMetode ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap perhiasan-perhiasan milik korban yang biasanya masih melekat pada tubuh korban, misalnya cincin. Dari cincin tersebut kemungkinan terdapat inisial nama pemiliknya bahkan juga nama pemberinya sehingga selain dapat dikenali identitas korban tersebut juga dapat dikenali kerabatnya/keluarganya. Metode ini sangat berguna khususnya dalam melakukan identifikasi terhadap korban yang tubuhnya telah rusak atau hangus mengingat biasanya perhiasan milik korban tetap dalam kondisi utuh/tidak rusak.

4. Pemeriksaan PakaianMetode ini dilakukan dengan cara menginventarisir dengan baik dan teliti terhadap ciri-ciri khusus pakaian korban, antara lain model, bahan yang digunakan, merek penjahit dan label binatu, yang secara keseluruhan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk

Page 2: Metode Identifikasi Massal

menentukan siapa pemilik pakaian tersebut dan tentunya identitas korban. Selanjutnya sebagian pakaian korban diperlihatkan kepada pihak keluarganya dan bila perlu dibandingkan dengan memperlihatkan perhiasan yang ditemukan bersama pakaian tersebut sehingga identitas korban dapat dikenali dengan baik.

5. Identifikasi MedisMetode ini selalu dapat digunakan dalam kebanyakan kondisi korban dan memiliki nilai tinggi dalam ketepatannya terutama jika korban memiliki status medis (medical record, ante mortem record) yang baik. Tanda-tanda medis secara umum dapat diidentifikasi melalui jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, berat badan, warna rambut dan warna mata. Sedangkan tanda-tanda medis secara khusus dapat diidentifikasi melalui adanya cacat/kelainan fisik, bekas operasi, tumor, tatto dan lain sebagainya. Tingginya nilai ketepatan dari metode ini antara lain karena dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan berbagai cara/modifikasi termasuk pemeriksaan radiologis (rontgen foto dengan sinar-X) sehingga dapat diketahui hasil pemeriksaan seperti adanya benda asing dalam tubuh korban maupun bekas patah tulang.

6. Metode EksklusiMetode ini biasanya digunakan dalam kasus kecelakaan massal yang melibatkan sejumlah orang yang dapat diketahui identitasnya, misalnya pada kasus kecelakaan pesawat terbang maka dari data penerbangan tersebut dapat diketahu daftar identitas para penumpang pesawatnya. Bila sebagian besar korban telah dapat dipastikan dengan menggunakan metode-metode identifikasi selain metode eksklusi namun masih terdapat sisa korban yang belum dapat dikenali, maka sisa korban tersebut dapat dikenali menurut daftar penumpang yang ada. Cara ini akan memberikan hasil yang baik berupa ketepatan apabila ante mortem records yang ada memang baik.

Berdasarkan jenis-jenis metode identifikasi tersebut diatas, maka dalam hal penggunaannya untuk identifikasi secara massal, tidak harus dilaksanakan serta merta secara keseluruhan tetapi secara selektif prioritas, artinya manakala seorang korban dapat dikenali dengan pasti berdasarkan metode yang lebih sederhana maka metode lain tidak harus dilakukan. Sebagai contoh ketika seorang korban dapat dikenali secara visual didukung dengan kesesuaiannya berdasarkan dokumen milik korban serta pakaian dan perhiasan yang digunakan korban, maka terhadap korban tidak serta merta perlu dilakukan pemeriksaan menggunakan metode pemeriksaan medis maupun eksklusi.

Namun apabila dengan menggunakan suatu metode belum dapat dikenali identitas seorang korban, maka perlu dilakukan identifikasi berdasarkan metode yang lainnya. Sebagai contoh ketika tubuh seorang korban dalam keadaan rusak/tidak utuh sehingga tidak dapat dikenali dengan menggunakan metode visual saja, maka dapat dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen, perhiasan dan pakaiannya, bahkan secara medis ataupun eksklusi, tergantung kondisi saat identifikasi dan dukungan ketersediaan data khususnya ante mortem records.

Pada prinsipnya, dalam melakukan identifikasi untuk menentukan identitas seseorang, semakin banyak kriteria yang harus dipenuhi, tentunya hasil yang diperoleh akan semakin baik. Namun dalam hal identifikasi massal yang terutama memerlukan kecepatan maka perlu dilakukan identifikasi menggunakan metode-metode yang ada secara selektif prioriritas, antara lain sebagaimana yang dikemukakan Dr. Abdul Mun’im Idries, yaitu dalam rangka menentukan identitas korban khususnya pada keadaan dimana terdapat korban dalam jumlah yang banyak (bencana massal), hanya diperlukan dua kriteria/metode yang harus dipenuhi, yaitu identifikasi primer dan konfirmatif, sebagai contoh : 1) Identifikasi primer dari pakaian dan identifikasi konfirmatif dari medis; 2) Identifikasi primer dari perhiasan dan identifikasi konfirmatif dari medis; 3) Identifikasi primer secara visual dan identifikasi konfirmatif dari pemeriksaan perhiasan. Disamping contoh-contoh tersebut, dapat pula digunakan kombinasi lainnya dari metode-metode diatas sebagai metode identifikasi primer dan konfirmatif.

2

Page 3: Metode Identifikasi Massal

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusdibjono, “Ilmu Pemerintahan dihubungkan dengan Peranan Departemen Dalam Negeri Terhadap Masalah Penanggulangan Sarwa Bencana (Disasterology : Suatu Cabang Ilmu Pengetahuan yang Baru Dikembangkan)”, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Institut Ilmu Pemerintahan, Jakarta, 1995.

2. Idries, Abdul Mun’im Dkk, Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan, C.V. Sagung Seto, Jakarta, 2008.

3. Idries, Abdul Mun’im Dkk, Pedoman Praktis Ilmu Kedokteran Forensik Bagi Praktisi Hukum, C.V. Sagung Seto, Jakarta, 2009.

4. Budiyanto, Arief Dkk, Ilmu Forensik Kedokteran, Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1997.

3