metode dan pengukuran...
TRANSCRIPT
0
PETUNJUK PRAKTIKUM
METODE dan PENGUKURAN KERJA
Wildan Fajar Bachtiar, S.T., M.S.
Ratih Hardiyanti, S.T.P., M.Eng.
Diklusari Isnarosi Norsita, S.T.P., M.Si.
PROGRAM DIPLOMA III AGROINDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 1
HALAMAN PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM
Nama Mata Kuliah : Metode Pengukuran Kerja
Kode (sks) : V3AI 126 P
Pelaksanaan : Semester ganjil
Prasyarat : -
Dosen Pengampu :Wildan Fajar Bachtiar, S.T., M.S.
Ratih Hardiyanti, S.T.P., M.Eng.
Diklusari Isnarosi Norsita, S.T.P., M.Si.
Asisten Laboratorium :
Program Studi : Diploma III Agroindustri
Fakultas : Sekolah Vokasi
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Diploma III Agroindustri SV UGM
Dr. Moh Affan Fajar Falah, S.T.P., M.Agr
Yogyakarta, Agustus 2019
Ketua Tim Penyusun Modul Metode
Pengukuran Kerja
Wildan Fajar Bachtiar, S.T., M.S.
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 2
TATA TERTIB PRAKTIKUM UNTUK PRAKTIKAN
Praktikum Keamanan Pangan dilaksanakan terintegrasi dengan pelaksanaan kuliah
Keamnaan Pangan. Aturan-aturan umum yang harus diikuti oleh praktikan adalah sebagai
berikut :
1. Praktikan wajib mengisi daftar hadir sebelum pratikum dimulai. Keterlambatan
praktikum :
a. 5 menit dipersilahkan mengikuti pretest tetapi tidak ada penambahan waktu dan
masih diperkenankan untuk mengikuti praktikum
b. 10 menit tidak diperkenankan untuk mengikuti pretest tetapi diperkenankan
mengikuti praktikum
c. 15 menit tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum dan dianggap GUGUR.
2. Praktikan wajib memakai pakaian yang sopan dan rapi (pakaian berkerah dan celana
atau rok panjang) sepatu tertutup, dilarang keras memakai perhiasan yang berlebihan,
sandal, sandal jepit, berjaket maupun kaos oblong selama praktikum berlangsung. Bagi
praktikum Laboratorium Kimia (Lab. Pengawasan Mutu, Lab. Rekayasa Proses, dan
Lab. Uji Sensoris) wajib memakai jas laboratorium, mengenakan masker, sarung
tangan, membawa kain lap, dan kalkulator scientific.
3. Praktikan dilarang merokok, membawa makanan, minuman, atau bahan yang sifatnya
dapat merusak alat/peralatan percobaan ke dalam laboratorium.
4. Praktikan yang berambut panjang diharapkan mengikat atau menutup rambutnya agar
tidak mengganggu pelaksanaan praktikum.
5. Praktikan yang berjilbab diharapkan untuk mengatur jilbab sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan praktikum.
6. Praktikan wajib membuat TIKET MASUK sesuai dengan ketentuan masing-masing
praktikum.
7. Praktikan DILARANG menggunakan Handphone dan menyentuh alat praktikum yang
tidak ada hubungannya dengan acara praktikum.
8. Praktikan WAJIB MEMPELAJARI MODUL SEBELUM PRAKTIKUM dimulai.
9. Praktikan wajib menjaga kebersihan, kerapihan dan keutuhan alat laboratorium
sebelum dan setelah praktikum selesai.
10. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan alat dalam pelaksanaan praktikum maka menjadi
tanggung jawab pemakai dan wajib mengganti dengan barang/ alat yang sama
maksimal 2 hari setelah kejadian.
11. Praktikan diwajibkan mengikuti semua rangkaian acara praktikum tanpa terkecuali,
apabila perlu adanya INHAL dikarenakan sakit harus menyertakan:
a. Sakit (rawat inap) adanya bukti rawat inap
b. Lelayu keluarga inti (bapak, ibu, saudara kandung, kakek, nenek kandung) adanya
bukti dan surat keterangan
c. Apabila sakit maka maksimal 30 menit sebelum masuk praktikum, harus
konfirmasi ke teknisi, koass dan menyusulkan surat keterangan sakit maksimal
H+2
d. Jika tidak memenuhi syarat di atas maka dianggap GUGUR pada acara tersebut,
dan apabila 1 mahasiswa INHAL 3 acara atau lebih maka dianggap GUGUR pada
mata praktikum tersebut. Mata Praktikum yang gugur berarti praktikan
mendapatkan Nilai E.
e. Mekanisme INHAL:
1) Apabila dalam 1 minggu masih ada shift yang dapat sebagai pengganti, maka
bisa ikut shift lain untuk menggantikan praktikum
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 3
2) Apabila praktikum INHAL tidak dapat dilakukan/ dilaksanakan maka akan
diberikan tugas dengan nilai maksimal 50%
3) Praktikan yang dinyatakan melanggar tata tertib ini dan atau terbukti berlaku
curang, dapat dikenakan sanksi, paling berat dinyatakan TIDAK LULUS
PRAKTIKUM. 4) Semua praktikan maupun asisten harus mematuhi semua peraturan yang telah
disepakati.
12. MINIMAL KEHADIRAN untuk dapat mengikuti responsi adalah 75% seluruh acara.
13. Wajib mengisi kuesioner yang telah diberikan oleh asisten instruktur sebagai tiket
masuk responsi.
14. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.
Ketentuan :
1. Mahasiswa yang dapat melakukan inhal adalah yang memenuhi 3 persyaratan sesuai
ketentuan.
2. Jika memenuhi persyaratan, dan diberikan tugas maka nilai maksimal adalah 50%.
3. Tugas pengganti hanya boleh diberikan oleh Dosen Pengampu (bukan teknisi, aslab,
ataupun koas).
4. Jika tidak mengikuti acara, maka tidak ada nilai untuk seluruh rangkaian praktikum
(pre-test, laporan akhir, keaktifan, dll).
5. Bobot asistensi sama dengan 1 acara praktikum.
6. Minimal kehadiran untuk dapat mengikuti response adalah 75% seluruh acara.
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 4
ACARA 1
STUDI WAKTU
A. TUJUAN PRAKTIKUM :
Praktikan dapat menentukan waktu siklus, waktu normal, rating factor, allowance factor dan
waktu baku bagi pekerjaan tertentu
B. TINJAUAN PUSTAKA :
Studi gerak adalah suatu studi untuk menganalisa gerakan yang diperlukan oleh seorang pekerja
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Studi gerak biasanya dilanjutkan dengan studi waktu, yang
dilakukan untuk menentukan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaa tertentu
secara normal oleh pekerja yang handal / terampil. Apabila dalam studi gerak dihasilkan gerakan kerja
yang efektif dan efisien, maka dalam studi waktu dihasilkan waktu standar.
Tujuan dilakukan studi waktu antara lain untuk :
a. Perhitungan upah / insentif bagi tenaga kerja langsung maupun tak langsung
b. Penentuan jadwal dan perencanaan tenaga kerja
c. Penentuan biaya standar dan estimasi biaya produksi sebelum diproduksi
d. Menentukan efektiitas mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan oleh tenaga kerja
Untuk mendapatkan waktu standar, terlebih dahulu harus dikumpulkan waktu siklus yang
merupakan waktu kerja hasil pengamatan. Waktu siklus ini harus diuji keseragaman datanya terlebih
dahulu dengan cara mengitung rata-rata, batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) dari
data waktu yang diperoleh. Dengan N banyaknya data waktu siklus dan X adalah nilai waktu siklus,
dihitung :
rata-rata :
standar deviasi :
standar deviasi dari distribusi rata-rata :
data waktu siklus yang diperoleh selanjutnya diplotkan dalam peta kontrol dengan :
batas kontrol atas : batas kontrol bawah :
Untuk menentukan apakah pengamatan waktu siklus yang diamati secara statistic sudah
mencukupi, dilakukan uji kecukupan data dengan menggunakan rumus :
Dengan N’ : jumlah data yang dibutuhkan
k : nilai untuk tingkat kepercayaan tertentu
s : tingkat ketelitian
n : banyaknya data awal yg sudah lolos uji
keseragaman data (nilainya =N)
N
XX
n
ii
1
1
2
1
N
XX i
n
i
xXBKA 3
Nx
xXBKB 3
22
2
1
11
n
i
n
i
n
i
X
XXNs
k
Ni
ii
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 5
tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian.
95% tingkat kepercayaan, 5% tingkat ketelitian artinya 95 dari 100 data dipercaya tidak menyimpang
lebih dari 5%
Nilai k :
k = 1 untuk tingkat kepercayaan 68%
k = 2 untuk tingkat kepercayaan 95%
k = 3 untuk tingkat kepercayaan 99%
Bagian tersulit dalam suatu studi gerak dan studi waktu adalah untuk mengevaluasi kecepatan dan
tempo saat pekerja melakukan pekerjaan yang diamati. Oleh sebab itu untuk memperkecil terjadinya
bias, maka hasil yang diperoleh dikalibrasi dengan faktor yang disebut rating factor. Rating : proses
selama studi waktu, analis membandingkan kinerja operator yang diamati dengan operator yang ada
dalam konsepnya dan bekerja pada kondisi normal.
Westinghouse company (1927) mengemukakan faktor yang dipertimbangkan dalam pengukuran
kerja adalah kecakapan (skill), usaha saat bekerja (effort), kondisi kerja (working condition) dan
keajegan (consistency) yang disebut Westinghouse system’s rating. Untuk menormalkan waktu kerja
dengan mengalikan waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah keempat rating faktor
sesuai dengan performansi operator.
performance rating %
Waktu normal = waktu siklusx ----------------------------
100 %
Kemampuan atau skill pekerja dibedakan menjadi 6 kelas dengan ciri masing-masing kelas seperti
dijelaskan di bawah.
Super Skill:
1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya
2. Bekerja dengan sempurna
3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 6
4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sangat sulit untuk diikuti
5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin
6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena
lancarnya
7. Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang
dikerjakan (sudah sangat otomatis)
8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang sangat
baik
Excellent Skill:
1. Percaya pada diri sendiri
2. Tampak cocok dengan pekerjaannya
3. Terlihat tellah terlatih baik
4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran atau pemeriksaan lagi
5. Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan
6. Menggunakan peralatan dengan baik
7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu
8. Bekerjanya cepat tetapi halus
9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi
Good Skill
1. Kualitas hasil baik
2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja pada umumnya
3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya lebih rendah
4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap
5. Tidak memerlukan banyak pengawasan
6. Tiada keragu-raguan
7. Bekerjanya “stabil”
8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik
9. Gerakan-gerakannya cepat
Average Skill:
1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri
2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat
3. Terlihat adanya pekerjaa-pekerjaan perencanaan
4. Tampak sebagai pekerja yang cakap
5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tidak ada keragu-raguan
6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik
7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk-beluk pekerjaannya
8. Bekerja cukup teliti
9. Secara keseluruhan cukup memuaskan
Fair Skill:
1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik
2. Mengenal peralatan dan lingkungannya secukupnya
3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakan-gerakan
4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup
5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah dipekerjakan di bagian itu
sejak lama
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 7
6. Mengetahui apa-apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu yakin
7. Sebagian waktunya terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri
8. Jika tidak bekerja secara sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah
9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya
Poor Skill:
1. Tidak bisa mengkoordinasikan pikiran dan tangan
2. Gerakan-gerakannya kaku
3. Kelihatan ketidaknyamanan pada urutan-urutan gerakan
4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan
5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya
6. Ragu-ragu dalam melaksanakan gerakan-gerakan kerja
7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan
8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri
9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri
Secara keseluruhan tampak pada kelas-kelas di atas bahwa yang membedakan kelas
keterampilan seseorang adalah keragu-raguan ketelitian gerakan, kepercayaan diri, koordinasi, irama
gerakan , “bekas-bekas” latihan, dan hal-hal lain yang serupa. Dengan pembagian ini pengukur akan
lebih terarah dalam menilai kewajaran pekerja dilihat dari segi keterampilannya. karenanya faktor
penyesuaian yang nantinya diperoleh dapat lebih objektif.
Untuk usaha atau effort cara Westinghouse membagi juga kelas-kelas dengan ciri-ciri
tersendiri. Yang dimaksud usaha di sini adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator
ketika melakukan pekerjaannya. Berikut ini enam kelas usaha dengan ciri-cirinya, yaitu:
Excessive effort:
1. Kecepatan sangat berlebihan
2. Usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya
3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja
Excellent effort:
1. Jelas terlihat kecepatannya sangat tinggi
2. Gerakan-gerakan lebih ekonomis daripada operator-operator biasa
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya
4. Banyak memberi saran
5. Menerima saran-saran petunjuk dengan senang
6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu
7. Tidak bertahan lebih dari beberapa hari
8. Bangga atas kelebihannya
9. Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali
10. Bekerjanya sangat sistematis
11. Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lainnya tidak terlihat
Good Effort:
1. Bekerja berirama
2. Saat-saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang-kadang tidak ada
3. Senang pada pekerjaannya
4. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari
5. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu
6. Menerima saran-saran petunjuk dengan senang
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 8
7. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja
8. Tempat kerjany diatur baik dan rapi
9. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik
10. Memelihara dengan baik kondisi peralatan
Average effort:
1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor
2. Bekerja dengan stabil
3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya
4. Set up dilaksanakan dengan baik
5. Melakukan kegiata-kegiatan perencanaan
Fair Effort:
1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal
2. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya
3. Kurang sungguh-sungguh
4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya
5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku
6. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik
7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya
8. Terlampau hati-hati
9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja
10. Gerakan-gerakannya tidak terencana
Poor Effort:
1. Banyak membuang-buang waktu
2. Tidak memperhatikan adanya minat kerja
3. Tidak mau menerima saran-saran
4. Tampak malas dan lambat bekerja
5. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan bahan
6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi
7. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai
8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur
9. Set up kerjanya terlihat tidak baik
Untuk penggunaannya, sebagai contoh : pekerja yang bekerja kurang baik dibanding rata-rata,
dengan skill Fair E1, Effort Average, Condition Fair, Consistency Good, maka rating factornya
= (-0,05) + (0) + (-0,03) + (+0,01) =- 0,07
Dalam prakteknya seorang pekerja tidak mungkin bisa bekerja secara terus menerus tanpa ada
interupsi sama sekali. Pekerja sering menghentikan pekerjaan untuk keperluan seperti istirahat melepas
lelah, dan lain lain yang dinyatakan sebagai faktor kelonggaran. Dibedakan menjadi personal
allowance, fatique allowance dan delay allowance. Faktor kelonggaran ini diperoleh dengan
membandingkan waktu pekerja berhenti bekerja (waktu curian) dengan waktu total pekerja seharusnya
bekerja. Waktu baku (waktu standar) diperoleh dengan :
100 %
Waktu baku = waktu normal x -----------------------------
100 % - % allowance
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 9
C.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Lakukan simulasi operasipengemasan kerupuk mentah. Siapkan 4 pekerja. Berikut adalah tugas setiap
pekerja :
Pekerja 1 : Melakukan sortasi kerupuk mentah, pisahkan yang cacat (pecah, bentuk
sangat berbeda, ukuran sangat berbeda) dan kerupuk yang seragam tempatkan
dalam wadah yang ada di atas timbangan. Hentikan sampai berat tertentu,
serahkan hasilnya ke pekerja 2. Lakukan sortasi dan penimbangan lagi.
Pekerja 2 : Menata kerupuk hasil penimbangan pekerja 1 dalam kantong plastik.
Menyerahkan hasilnya pada pekerja 3
Pekerja 3 : Melakukan pengecapan label, pemasukan label dalam kemasan, penutupan
dan sealing plastik kemasan. Menyerahkan hasil pekerjaan ke pekerja 4
Pekerja 4 : Melakukan pengepakan plastik isi kerupuk ke dalam karton, menutup karton
dengan lakban, menyimpan karton pada rak
Amati waktu siklus untuk 1 siklus pekerjaan. Untuk pekerja 1, pengamatan adalah jumlah
bahan hasil sortasi setiap menit (gram / menit). Selanjutnya angka ini dikonversi menjadi satuan (menit
/ gram).
No. Data satuan Pengamatan ke
1 2 15
1 Jumlah produk disortasi / menit (gram/menit)
2 Waktu pengerjaan sortasi &
penimbangan
(menit/100 g)
Data waktu siklus :
No. Pekerja/pekerjaan satuan Pengamatan ke
1 2 15
1 Pekerja 1 / sortasi&
Penimbangan
menit / 250gram
2 Pekerja 2 / packing menit / 250 gram
3 Pekerja 3 / labelling menit / 250 gram
4 Pekerja 4 / packaging menit / 2.500 gram
dengan menggunakan rumus terdahulu, hitung untuk setiap pekerja
keseragaman data untuk pekerja 1 :
hitung rata-rata, standar deviasi, standar deviasi rata-rata, BKA, BKB
plot dalam grafik :
Pengamatan ke
1 2 3 15
Wa
ktu
sik
lus (
/ )
X rata rata
BKA
BKB
buang data yang ada di atas BKA dan di bawah BKB
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 10
rekap data yang in control (ada diantara BKA dan BKB)
Data in control untuk pekerja 1 :
No. Pekerja/pekerjaan satuan Pengamatan ke nilai
X rata-rata
baru
1 Pekerja 1 / sortasi& penimbangan menit / 250 g
gunakan nilai X rata-rata baru dan N baru untuk menghitung kecukupan data
kecukupan data untuk pekerja 1 dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai k =
Jika jumlah data belum mencukupi, ambil data lagi, uji keseragaman dan kecukupan data lagi
Tentukan performance rating untuk pekerja 1
Pekerja 1 skor Nilai total
Skill(kemampuan kerja)
Effort(usaha melakukan pekerjaan dg baik)
Condition(Kondisi lingkungan kerja)
Consistency(konsisten dalam menghasilkan produk)
Tentukan allowance factor untuk pekerja 1 dengan mengikuti tabel di halaman berikutnya
Hitung waktu normal dan waktu baku untuk pekerja 1
Waktu normal = waktu siklus x rating factor %
100 %
Waktu baku = waktu normal x 100 %
100 % - % allowance
22
2
1
11
n
i
n
i
n
i
X
XXNs
k
Ni
ii
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 11
Tabel faktor kelonggaran Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%)
A.TENAGA YANG DIKELUARKAN Ekivalen beban Pria Wanita
1.dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk Tanpa beban 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
2.Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri 0,00 – 2,25 kg 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
3.Ringan Menyekop ringan 2,25 – 9,00 kg 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
4.Sedang mencangkul 9,00 – 18,00 kg 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0
5.Berat Mengayun palu yg berat 18,00-27,00 kg 19,0-30,0
6.Sangat Berat Memanggul beban 27,00-50,00 kg 30,0-50,0
7.Luar Biasa berat Memanggul karung berat Di atas 50 kg
B.SIKAP KERJA
1.Duduk Bekerja duduk, ringan 0,0 – 1,0
2.Berdiri di atas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0 – 2,5
3.Berdiri di atas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 – 4,0
4.Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan 2,5 – 4,0
5.Membungkuk Badan membungkuk bertumpu pada dua kaki 4,0 – 10,0
C. GERAKAN KERJA
1.Normal Ayunan bebas dari palu 0
2.Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0 – 5
3.Sulit Beban berat dibawa satu tangan 0 – 5
4.Pada anggota-anggota badan
terbatas
Bekerja dengan tangan di atas kepala 5 – 10
Bekerja di lorong pertambangan 10 - 15
D.KELELAHAN MATA* Pencahayaa
n yg baik
Kurang
baik
1.Pandangan yg terputus-putus Membaca alat ukur 0 1
2.Pandangan yang hampir terus
menerus
Pekerjaan yang teliti 2 2
3.Pandangan terus menerus
dengan fokus berubah
Memeriksa cacat pada kain 2 5
4.Pandangan terus meneus
dengan fokus tetap
Pemeriksaan yang teliti 4 8
E.KEADAAN TEMPERATUR** Temperatur (0C) Normal Berlebih
1.Beku Di bawah 0 >10 >10
2.Rendh 0 – 13 10 - 5 10 - 5
3.Sedang 13 – 22 5 – 0 5 – 0
4.Normal 22- 28 0 – 5 0 – 5
5.Tinggi 28 – 38 5 – 40 5 – 40
6.Sangat tinggi Di atas 38 >40 >40
F.KEADAAN ATMOSFER***
1.Baik Ruangan berventilasi baik, udara segar 0
2.Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan 0 – 5
3.Kurang Baik Ada debu beracun atau tidak beracun tapi banyak 5 – 10
4.Buruk Adanya bau-bauan yang berbahaya sehingga
mengharuskan menggunakan alat pernafasan
10 - 20
G. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK
1.Bersih, cerah, sehat dengan kebisingan yang rendah 0
2.Siklus kerja berulang-ulang kali antara 5-10 detik 0 – 1
3. Siklus kerja berulang-ulang kali antara 0-5 detik 1 – 3
4.Sangat bising 0 – 5
5.Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 0 – 5
6.Terasa adanya getaran di lantai 5 – 10
7.Keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll) 5 – 15
* : kontras antar warna hendaknya diperhatikan
** : tergantung pada keadaan ventilasi
*** : dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan iklim
catatan pelengkap :
kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi pria 0 – 2,5%, dan wanita 2 – 5%
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 12
Ulangi hal yang sama untuk pekerja 2, 3 dan 4
Rekap hasilnya dalam tabel berikut :
satuan Wkt
siklus
Rating
factor
Wkt
normal
Allowance
factor
Wkt
baku
1 Pekerja 1 .....mnt/250 g
2 Pekerja 2 .....mnt/250g
3 Pekerja 3 .....mnt/250 g
4 Pekerja 4 .....mnt/2.500 g
Bandingkan antar pekerjaan mereka.
Gunakan data waktu baku ini untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja di acara
praktikum selanjutnya.
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 13
Data seragam ?
Ya
Tidak
222
X
XXNs
k
Ni
ii
Definisikan pekerjaan
Sampaikan tujuan pengukuran pada operator
Pilih operator
mulai
LANGKAH PERSIAPAN
ELEMENTAL BREAKDOWNBagi siklus pekerjaan menjadi elemen pekerjaan
PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
Laksanakan pengamatan dan pengukuran aktu
sejumlah N pengamatan untuk setiap elemen
pekerjaan
CEK KESERAGAMAN DATA
Common sense (subyektif)
Batas kontrol ± 3 SD
CEK KECUKUPAN DATA
Buang data
ekstrem
Data cukup ?
N’ <= N ?
Ya
Tidak
N’ = N + n
Tetapkan rating performance
Hitung waktu normal = waktu siklus x r.p
Tetapkan allowance
100%
Hitung waktu baku = waktu normal x -----------------------------
100% - % allowance
selesai
Gambar. Tahap penentuan waktu baku
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 14
tahap 3
ACARA 2
PENENTUAN JUMLAH MESIN / PEKERJA MENGGUNAKAN
DATA STUDI WAKTU
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan dapat menentukan jumlah mesin / jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di tiap tahapan
proses sesuai dengan kapasitas produksinya menggunakan dasar data studi waktu
B. TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam pembuatan suatu produk, proses produksi bisa diselenggarakan melalui satu tahapan
proses atau melalui beberapa tahapan proses. Pada umumnya proses terdiri dari beberapa tahapan
proses. Kapasitas produksi antara proses yang satu seringkali tidak sama dengan kapasitas proses yang
lain, sehingga terjadi ketidaklancaran aliran material karena kapasitas yang berbeda-beda.
Suatu langkah dasar dalam pengaturan sistem produksi yang baik adalah dengan menentukan
jumlah mesin atau tenagaa kerja yang dibutuhkan secara tepat. Untuk keperluan penentuan jumlah mesin
atau tenaga kerja yang dibutuhkan maka ada beberapa informasi yang harus diketahui sebelumnya yaitu
volume produksi yang akan dicapai, estimasi scrap (produk yang cacat) dan waktu kerja standard untuk
proses operasi berlangsung.
Rumus umum yang biasa dipakai adalah :
dengan :
N : jumlah mesin atau operator atau pekerja jika proses manual
T : waktu standard pengerjaan yang diperoleh dari studi waktu (menit/unit produk)
P : jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin per periode
waktu kerja(unit produk /tahun), dikonversikan ke (unit produk/hari)
D : jam operasi kerja mesin yang tersedia, satu shift kerja D = 8 jam/hari, dua
shift kerja D = 16 jam/hari, dan tiga shift kerja D = 24 jam/hari
E : faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up, break down,
repair atau hal lain yang menyebabkan idle. Harga berkisar antara 0,8–0,9.
60 : konversi dari jam ke menit = 60 menit/jam
T P
N = -------- -----------
60 D.E
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 15
Route sheetadalah suatu tabel, yang digunakan untuk menghitung jumlah mesin yang
dibutuhkan disesuaikan dengan banyaknya bahan terbuang (scrap), kapasitas produksi, dengan
memperhatikan efisiensi mesin. Apabila proses produksi dilakukan secara manual, maka penggunaan
mesin diganti dengan pekerja.
Pada umunya jumlah mesin yang digunakan didasarkan atas waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu satuan produksi. Ada dua faktor yang akan mengurangi laju produksi yang telah
ditentukan yaitu adanya bahan terbuang (scrap) selama proses produksi berlangsung dan adanya kerja
mesin yang tidak efisien (efisiensi < 100%).
Beberapa proses operasi pembuatan produk perlu diberi kelonggaran bagi scrap. Apabila
inspeksi menyebabkan sampel produk menjadi rusak, maka pada proses inspeksi ini scrap juga harus
dipertimbangkan, sehingga diharapkan jumlah produk jadi jumlahnya sesuai dengan yang
direncanakan.
Nilai efisiensi menggambarkan running time yang terjadi setiap periode waktu (hari). Faktor
efisiensi mesin ini timbul karena adanya set up mesin, down time perbaikan atau hal lain yang
menyebabkan mesin menjadi idle. Besarnya waktu idle bisa ditentukan dengan metode sampling kerja.
Besarnya efisiensi mesin berkisar antara 0,8 – 0,9.
Running time tiap periode
Efisiensi = ----------------------------------------------
Waktu operasi kerja tiap periode
Atau
(down time + set up time tiap periode)
Efisiensi = 1 - -------------------------------------------------------
Waktu operasi kerja tiap periode
Waktu operasi kerja tiap periode umumnya adalah 8 jam / hari jika 1 shift, 16 jam / hari jika 2 shift, 24
jam / hari jika 3 shift.
Untuk pembuatan Route Sheet, buat tabel yang terdiri dari 10 kolom :
Kolom 1 : nomor operasi (dari PPO)
Kolom 2 : nama operasi
Kolom 3 : nama mesin atau stasiun kerja
Kolom 4 : waktu proses atau waktu baku (menit)
Kolom 5 : kapasitas aktual (menit/produk)
Kolom 6 : efisiensi mesin atau pekerja
Kolom 7 : jumlah scrap (%)
Kolom 8 : jumlah diharapkan
Kolom 9 : jumlah harus disiapkan
Kolom 10 : jumlah mesin atau pekerja teoritis
o Data route sheet berdasarkan PPO yang dibuat
o Cara perhitungan dimulai dari operasi terakhir, dan bekerja mundur ke operasi pertama
o Urutan pengisian :
o Masukkan data di kolom 1,2,3,4,5, 7, 8
o Hitung efisiensi (kolom 6) menggunakan rumus sebelumnya
o Pada kolom 8 “jumlah diharapkan”, isi dengan jumlah produk yang ingin dihasilkan
(volume produksi yang diinginkan). Volume produksi pabrik biasanya ditentukan per
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 16
tahun, baru dalam perhitungan diturunkan menjadi volume produksi / jam (dengan
ketentuan umum : 1 tahun = 50 minggu, setiap minggu = 40 jam kerja).
o Kolom 9 “jumlah harus disiapkan” diperoleh dengan rumus :
Ks = Ka / (1 - % scrap) Ks : jumlah harus disiapkan
Ka : jumlah diharapkan
o Nilai “jumlah harus disiapkan” pada operasi terakhir besarnya sama dengan nilai
“jumlah diharapkan” di proses operasi sebelumnya.
o Jumlah mesin atau tenaga kerja teoritis yang dibutuhkan :
Ti Pi
Ni = --------- ----------
60 D. Ei
Dengan : Ni : jumlah mesin atau tenaga kerja teoritis
Ti : kapasitas aktual (menit / produk)
Pi : jumlah harus disiapkan (produk / hari)
D : waktu operasi kerja / periode (jam / hari)
Ei : efisiensi mesin atau pekerja
Contoh perhitungan : operasi pengovenan dan pengemasan bakpia pathuk
No.
Op
Operasi Msn/SK Wkt
Baku
(mnt)
Kap aktual
(mnt/prdk)
Eff Scrap
%
Jml
diharap
Jml
disiapkan
Jml
tk
4 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
5 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
6 Pengovenan Oven 60 60 / 300 ... 5 ... ... ...
7 Pengemasan Manual 30 30 / 100 1 10 15.000 ... ...
Jam kerja 8 jam sehari atau 40 jam per minggu
Operasi 7 ;
Efisiensi : proses manual, sehingga efisiensi diasumsikan = 100 %
Jumlah diharapkan = 1600 dos produk / hari = 15.000 produk / hari (ini merupakan kapasitas
produksi yang direncanakan)
Jumlah harus disiapkan = jumlah diharapkan / (1-% scrap)
= 15.000 / (1 – 0,1) = 16.666,7 produk / hari
Jumlah tenaga kerja teoritis =
TiPi (30/100) 16.667
Ni = --------- ---------- = ---------------- --------------- = 10,4
60 D. Ei 60 8 x 1
Jumlah tenaga kerja 10,4 artinya diperlukan tenaga kerja sebanyak 10 orang yang bekerja full time pada
stasiun kerja 7, dan 1 orang tenaga kerja part time yang harus bekerja di stasiun kerja 7 sebanyak 0,4
jam kerja.
0,4 jam kerja artinya = 0,4 x (8 jam x 60 menit/jam) = 192 menit atau 3 jam 12 menit.
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 17
Operasi 6 ;
Efisiensi = 1 – (1,5 / 8) = 0,81
Pabrik bekerja 1 shift dengan waktu idle oven 1,5 jam untuk pembersihan alat dan set up oven
sebelum dipakai
Jumlah diharapkan = jumlah harus disiapkan pada operasi 7 = 16.666,7 produk / hari
Jumlah harus disiapkan = jumlah diharapkan / (1-% scrap)
= 16.666,7 / (1 – 0,05) = 17.543,9 produk / hari
Jumlah tenaga kerja teoritis =
Ti Pi (60/300)17.543,9
Ni = --------- ---------- = ------------------- ----------------- = 9,02
60 D. Ei 60 8 x 0,81
Jumlah tenaga kerja 9,02 artinya diperlukan tenaga kerja sebanyak 9 orang yang bekerja full time pada
stasiun kerja 6, dan 1 orang tenaga kerja part time yang harus bekerja di stasiun kerja 6 sebanyak 0,02
jam kerja atau 10 menit.
0,2 jam kerja artinya = 0,02 x (8 jam x 60 menit/jam) = 9,6 menit, dibulatkan 10 menit
Untuk pekerja part time seperti ini, pekerja bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan dari stasiun
kerja yang lain yang tidak memerlukan keahlian khusus. Sebagai contoh, untuk stasiun kerja 6 dan 7,
disediakan 17 pekerja full time dan 1 pekerja part time yang bertugas di stasiun kerja 6 selama 10 menit,
dan di stasiun kerja 7 selama 3 jam 12 menit.
Rekap hasil perhitungan :
No.
Op
Operasi Msn/SK Wkt
Baku
(mnt)
Kap aktual
(mnt/prdk)
Eff Scrap
%
Jml
diharap
Jml
disiapkan
Jml tk
teoritis
4 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
5 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
6 Pengovenan Oven 60 60 / 300 0,81 5 16.666,7 17.543,9 9,02
7 Pengemasan manual 30 30 / 100 1 10 15.000 16.666,7 10,4
Persentase produk yang rusak dapat diestimasi dengan cara mengambil sampel hasil keluaran tahapan
proses selama waktu tertentu.
C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Gunakan data waktu baku yang anda peroleh di acara 1
No. Op Pekerja Operasi satuan Wkt Baku
1 Pekerja 1 Sortasi menit / 100 gram
2 Pekerja 2 Packing menit / 250 gram
3 Pekerja 3 Labelling menit / 250 gram
4 Pekerja 4 Packaging menit / 2.500 gram
Hitung kebutuhan tenaga kerja di operasi 1, 2 dan 3 jika rencana produksi P = 5.000
karton/hari
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 18
No.
Op
Operasi Wkt baku = Kap
aktual (mnt/prdk)
Eff Scrap
%
Jml
diharap
Jml
disiapkan
Jml tk
teoritis
1 Sortasi
2 Packing
3 Labelling
4 Packaging
Berapa kebutuhan tenaga kerja total jika pekerjaan tetap dilakukan dengan cara kerja yang
sama?
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 19
ACARA 3
PENILAIAN MASALAH MSDs
DENGAN METODE SUBYEKTIF dan OBYEKTIF
A.TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan dapat mengetahui resiko adanya gangguan tulang belakang (MSDs : musculoskeletal
disorders) pada pekerja dengan mengamati perbedaan hasil kuesioner subyektif dan penilaian
postur kerja
B.TINJAUAN PUSTAKA
Sistem musculoskeletal adalah sistem organ dalam tubuh manusia yang membuat manusia
mampu untuk bergerak menggunakan sistem otot dan tulangnya. Sistem musculoskeletal memberikan
bentuk, mendukung, menstabilkan dan menggerakkan tubuh.
Apa itu musculoskeletal disorders (MSDs) ?
Cedera dan kelainan (ketidaksesuaian) pada jaringan lunak (muscles, tendons, ligaments, joints
and cartilage) dan sistem syaraf
Muscle : otot, tendon : urat daging, ligament : sendi, joint : tulang sendi, cartilage : tulang
rawan
Postur tubuh yang salah dan metode kerja yang “memaksa” dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada jaringan tubuh. Pekerja kadang memaksakan tubuh untuk bekerja karena karakteristik
pekerjaan memang menuntut seperti itu dan disain pekerjaan atau stasiun kerja yang tidak ergonomis.
Dua metode yang dapat digunakan oleh pekerja untuk mengevaluasi masalah tulang belakang
adalahBody part discomfort scale dan kuesioner(Helander, 2006).
Corlett dan Bishop (1976) mengemukakan teknik untuk menilai ketidaknyamanan bagian
tubuh. Mereka mengemukakan besarnya ketidaknyamanan yang linier dengan besar dan durasi tekanan
yang diterima. Untuk menunjukkan lokasi spesifik ketidaknyamanan bagian tubuh digunakan peta
tubuh. Tubuh dibagi menjadi beberapa segmen dan pekerja diminta untuk menilai besarnya
ketidaknyamanan. Jika pekerja tidak merasakan sakit maka nilai 0, dan 7 untuk ketidaknyamanan yang
ekstrem (Helander, 2006).sedangkan apabila menggunakan nordic body map, digunakan skala 4.
Nama bagian tubuh Nama bagian tubuh
0 Sakit pd leher atas 14 Sakit pd pergelangan tangan
kiri
1 Sakit pd leher bawah 15 Sakit pd pergelangan tangan
kanan
2 Sakit pd bahu kiri 16 Sakit pd tangan kiri
3 Sakit pd bahu kanan 17 Sakit pd tangan kanan
4 Sakit pd lengan atas kiri 18 Sakit pd paha kiri
5 Sakit pd punggung 19 Sakit pd paha kanan
6 Sakit pd lengan atas kanan 20 Sakit pd lutut kiri
7 Sakit pd pinggang 21 Sakit pd lutut kanan
8 Sakit pd bawah pinggang 22 Sakit pd betis kiri
9 Sakit pd pantat 23 Sakit pd betis kanan
10 Sakit pd siku kiri 24 Sakit pd pergelangan kaki kiri
11 Sakit pd siku kanan 25 Sakit pd pergelangan kaki
kanan
12 Sakit pd lengan bawah kiri 26 Sakit pd telapak kaki kiri
13 Sakit pd lengan bawah
kanan
27 Sakit pd telapak kaki kanan
Gambar 1. Peta tubuh dan nama bagian tubuh
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 20
Untuk mengetahui dampak waktu kerja, pekerja diminta untuk menilai ketidaknyaman kerja
beberapa kali dalam satu hari. Seringkali, ketidaknyamanan hanya terlokalisir pada bagian tubuh
tertentu saja. Jika demikian, bagian tubuh lain bisa diabaikan. Ketidaknyamanan akan meningkat linier
dengan waktu yang dihabiskan untuk bekerja.
Kuesioner dilengkapi dengan skala Likert untuk menunjukkan tingkat resiko.
Hal yang dirasakan Lambang Nilai (poin) Warna pada peta tubuh
Tidak sakit A 1 Hijau
Agak sakit B 2 Kuning
Sakit C 3 Oranye
Sangat sakit D 4 merah
Postur tubuh seseorang pada saat bekerja biasanya ditentukan oleh tata letak tempat kerja dan
bentuk peralatan maupun lokasi dari panel kendali suatu sistem kerja. Postur tubuh yang jelek akan
berpengaruh terhadap kenyamanan kerja. Rasa sakit, nyeri pada bagian tubuh tertentu pada waktu
bekerja lebih sering disebabkan oleh postur tubuh yang jelek. Berikut merupakan contoh gambaran hasil
analisis menggunakan NBM.
Sebelum Sesudah
Contoh hasil kuesioner NBM pada pekerja
pemangkasan taman.
(kiri) sebelum bekerja, (kanan) setelah bekerja
Hijau: Tidak sakit
Kuning: Agak Sakit
Oranye : sakit
Merah : sangat sakit
Skor sebelum bekerja = 1 x 28 = 28
Skor sesudah bekerja =
(1x14)+(2x2)+(3x10)+(4x2) = 56
Berarti terjadi peningkatan rasa sakit sebanyak=
((56-28) / (28)) x 100% = 100%
C.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Metode subyektif
Berikan kuesioner Nordic Body Mappada pekerja operasi 1, 2,3 dan 4
Isi kuesioner sebelum pekerja bekerja.
Simulasikan pekerjaan seperti pada acara 1
Isi kuesioner sesudah pekerja bekerja.
Untuk setiap pekerja, gambarkan hasil kuesioner dalam peta tubuh, beri warna.
Hitung skor ketidaknyamanan akibat kerja
Bahas dan bandingkan sebelum dan sesudah bekerja
Bahas dan bandingkan antara pekerja 1,2,3 dan 4
a (
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 21
Kuesioner Nordic Body Map
NORDIC BODY MAP
Nama : Umur :
Lama Bekerja :
Jenis pekerjaan :
Berikan penilaian mengenai rasa sakit yang anda rasakan sebelum / sesudah melakukan pekerjaan.
Berilah tanda √ pada kolom yang menggambarkan rasa sakit yang anda alami.
Anggota tubuh
Tdk
sakit
A
Agak
sakit
B
Sakit
C
Sangat
sakit
D
0 Sakit pd leher atas
1 Sakit pd leher bawah
2 Sakit pd bahu kiri
3 Sakitpd bahu kanan
4 Sakit pd lengan atas kiri
5 Sakit pd punggung
6 Sakit pd lengan atas kanan
7 Sakit pd pinggang
8 Sakit pd bawah pinggang
9 Sakit pd pantat
10 Sakit pd siku kiri
11 Sakit pd siku kanan
12 Sakitpd lengan bawah kiri
13 Sakit pd lengan bawah kanan
14 Sakit pd pergelangan tangan kiri
15 Sakit pd pergelangan tangan kanan
16 Sakit pd tangan kiri
17 Sakit pd tangan kanan
18 Sakit pd paha kiri
19 Sakit pd paha kanan
20 Sakit pd lutut kiri
21 Sakit pd lutut kanan
22 Sakit pd betis kiri
23 Sakit pd betis kanan
24 Sakit pd pergelangan kaki kiri
25 Sakit pd pergelangan kaki kanan
26 Sakit pd telapak kaki kiri
27 Sakit pd telapak kaki kanan
OWAS
OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) merupakan suatu metode ergonomi yang
digunakan untuk mengevaluasi postural stress yang terjadi pada seseorang ketika sedang bekerja.
Kegunaan dari metode OWAS adalah untuk memperbaiki kondisi pekerja dalam bekerja, sehingga
performance kerja dapat ditingkatkan terus. Hasil yang diperoleh dari metode OWAS digunakan untuk
merancang metode perbaikan kerja untuk meningkatkan produktivitas.Untuk mengaplikasikan OWAS,
langkah yang harus dilalui adalah :
Observasi untuk pengambilan data postur, beban (tenaga), dan fase kerja.
Melakukan pengkodean
Mengklasifikasi postur kerja
Menghubungkan dengan kategori tindakan yang harus diambil
Hasil dibandingkan menurut tingkat kepentingan dari implementasi perbaikan
pengukuran.
Macam-macam pergerakan yang dianalisis dengan OWAS.
Pergerakan Tubuh Bagian Punggung (back)
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 22
Pergerakan Skor
Lurus / tegak 1
Bungkuk ke depan 2
Miring ke samping 3
Bungkuk ke depan dan
miring ke samping
4
Pergerakan Tubuh Bagian Lengan (Arms)
Pergerakan Skor
Kedua lengan di bawah bahu 1
Salah satu lengan di bawah bahu 2
Kedua lengan di atas bahu 3
Pergerakan Tubuh Bagian Kaki (legs)
Pergerakan Skor
Duduk 1
Berdiri dengan kedua kaki lurus 2
Berdiri dengan bertumpu pada satu kaki lurus 3
Berdiri atau jongkok dengan kedua lutut 4
Berdiri atau jongkok dengan satu lutut 5
Berlutut pada satu atau dua lutut 6
Berjalan atau bergerak 7
Beban (load)
kg
< 10
1
kg
10-20
2
kg
> 20
3
Beban (load) Skor
W < 10 kg 1
10 kg < W < 20 kg 2
W > 20 kg 3
Setelah selesai melakukan observasi untuk semua pergerakan dan memperoleh skor masing-
masing pergerakan, masukkan dalam tabel Kategori Tindakan OWAS untuk mengetahui level
(kategori) sikap kerja.
Tabel Kategori Tindakan OWAS
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 23
Skor yang diperoleh di tabel Kategori Tindakan OWAS, menunjukkan kategori berat ringannya
beban pekerjaan dan rekomendasi dari masing-masing kategori.
Empat Level (kategori) Sikap Kerja
Level Tindakan perbaikan
Pekerjaan normal (ringan)
(Kategori 1)
Pada sikap ini tidak masalah pada system musculoskeletal sehingga tidak
memerlukan perbaikan
Pekerjaan agak berat
(Kategori 2)
Pada sikap ini berbahaya pada system musculoskeletal (sikap kerja
mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan) sehingga memerlukan perbaikan di masa yang akan datang
Pekerjaan berat (Kategori 3) Pada sikap ini berbahaya pada system musculoskeletal (sikap kerja
mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan) sehingga memerlukan perbaikan segera mungkin
Pekerjaan sangat berat
(Kategori 4)
Pada sikap ini berbahaya pada system musculoskeletal (sikap kerja
mengakibatkan resiko yang jelas) sehingga memerlukan perbaikan secara
langsung saat itu
REBA (Rapid Entire Body Assessment)
REBA adalah alat untuk evaluasi resiko cedera musculoskeletal yang diasosiasikan dengan
operasi penanganan bahan secara manual. Bebrapa hal yang menjadi pertimbangan dalam REBA yaitu
adanya pengulangan aktivitas, postur yang tidak sesuai, postur yang tetap, getaran dan postur secara
keseluruhan.
Perhitungan REBA dilakukan berdasarkan postur tubuh pekerja, terutama pada bagian batang
tubuh/punggung, kaki, leher yang termasuk bagian A dan lengan bawah, lengan atas serta pergelangan
tangan yang termasuk bagian B. dari bagian A dan bagian B didapatkan score bagian C.
Lengan dan pergelangan tangan dapat bergerak ke berbagai posisi seperti pada gambar di
bawah. Meskipun demikian, beberapa gerakan adalah termasuk gerakan yang tidak wajar yang
membahayakan seperti gerakan adduction.
BAGIAN A:
Amati postur pekerja yang sedang bekerja. Berikan skor sesuai postur kerja yang teramati, dari
pergerakan batang tubuh, leher dan kaki.
TRUNK NECK LEGS
Dari skor yang diperoleh, cari skor A dengan menggunakan tabel di bawah.
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 24
Tabel. Perhitungan Nilai Bagian A
Neck
1 2 3
Trunk Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6
2 2 3 3 5 3 4 5 6 4 5 6 7
3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8
4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9
5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9
BAGIAN B :
LENGAN ATAS LENGAN BAWAH PERGELANGAN TANGAN
Tabel Perhitungan Nilai Bagian B
Lower arm
1 2
WristUpper arm 1 2 3 1 2 3
1 1 2 2 1 2 3
2 1 2 3 2 3 4
3 3 4 5 4 5 5
4 4 5 5 5 6 7
5 6 7 8 7 8 8
6 7 8 8 8 9 9
Tabel. Berat Beban Yang Diangkat
Skor 0 1 2 +1
Berat Beban < 5 kg 5 – 10 kg >10 kg Terjadi secara tiba-tiba atau kecepatan meningkat
karena ada dorongan
Tabel. Nilai Coupling
Skor Makna Keterangan
0 Good Handel dg pegangan yang baik dan tenaga untuk memegang tidak terlalu banyak
1 Fair Pegangan tangan cukup dapat diterima meski tidak ideal, atau pengangkatan dibantu oleh
bagian tubuh yang lain
2 Poor Pegangan tangan tidak dapat diterima meskipun masih memungkinkan untuk dipakai
mengangkat
3 Unacceptable Kondisi yg tidak wajar, pegangan yg tidak aman, tidak ada pegangan; pengangkatan tidak
dapat dibantu oleh bagian tubuh yg lain
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 25
Tabel. Perhitungan Nilai Bagian C
SCORE B
S
C
O
R
E
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 7
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 9 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Tabel. Aktivitas
+1 Satu atau lebih bagian badan statis atau memegang lebih dari 1 menit
+1 Kegiatan berulang dalam jangka pendek atau kegiatan berulang lebih dari 4x per menit (tidak
termasuk jalan)
+1 Kegiatan yg menyebabkan postur berubah dengan cepat atau menjadi tidak stabil
Tabel. Grand Score REBA
Action Level Skor REBA Level resiko Tindakan perbaikan postur
0 1 Tidak beresiko Tidak dibutuhkan
1 2-3 Rendah Mungkin diperlukan
2 4-7 Sedang Diperlukan
3 8-10 Tinggi Diperlukan segera
4 11-15 Sangat tinggi Diperlukan secepatnya
C.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Metode obyektif
Amati pelaksanaan kerja 4 orang pekerja seperti di acara 1
Bagi aktivitas kerja tersebut menjadi elemen-elemen kerja
Observasi postur kerja untuk setiap elemen kerja menggunakan OWAS atau REBA, berikan
skor sesuai dengan pergerakan masing-masing anggota badan
Apa kesimpulan aplikasi OWAS dan REBA ?
Evaluasi postur kerja orang tersebut yang ekstrem atau yang berada dalam postur tersebut cukup
lama dengan mengikuti tahapan yang sudah dijelaskan sebelumnya
Buat rekomendasi untuk perbaikan sikap kerja
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 26
Lembar Penilaian REBA
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 27
ACARA 4
SAMPLING KERJA
Tujuan Praktikum :
Praktikan dapat melakukan sampling kerja pada suatu sistem kerja sehingga dapat mengetahui
persentase kerja dan delay seorang pekerja
Tinjauan Pustaka :
Sampling kerja adalah pengamatan keadaan kerja yang dilakukan tidak secara terus menerus,
tetapi sesaat-sesaat yang waktunya ditentukan secara acak. Sampling kerja dapat dilakukan pada mesin,
proses maupun pekerja.
Sampling kerja dilakukan untuk mengetahui aktivitas atau delay, dan kinerja. Penentuan
persentase kerja per hari seorang tenaga kerja atau mesin didasarkan pada teori bahwa besarnya persen
tenaga kerja atau mesin bekerja adalah sebanding dengan banyaknya tenaga kerja atau mesin teramati
sedang bekerja selama observasi.
Sampling kerja mempunyai kegunaan untuk : (1) mengetahui distribusi pemakaian waktu
sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau mesin, (2) mengetahui tingkat pemanfaatan mesin, (3)
menentukan waktu baku bagi pekerja tak langsung, (4) memperkirakan kelonggaran bagi suatu
pekerjaan. Langkah-langkah melakukan sampling pekerjaan seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.
Waktu-waktu sampling ditentukan secara acak dengan menggunakan cara :
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 28
Jika 50 data akan dikumpulkan dalam waktu 5 hari, maka satu hari ada (50/5 = 10 kunjungan).
Untuk penentuan sampling hari pertama : dalam satu hari akan dilakukan 10 kali kunjungan, maka
dengan menggunakan tabel bilangan acak dicari angka empat-empat sampai 10 kali. Angka-angka
tersebut tidak boleh : kurang dari 0730 (pukul 07.30 saat dimulainya kerja), antara 1200 sampai
1300 (pukul 12.00 - 13.00 saat jam istirahat), dan lebih dari 15.30 (pukul 15.30 saat persiapan
pulang kerja), serta tidak boleh ada angka yang sama.
Untuk penentuan sampling hari kedua ditentukan dengan cara yang sama dengan hari pertama.
Pembacaan bilangan acak diteruskan, sampai diperoleh jadwal kunjungan untuk hari ke dua sampai
ke lima.
Pelaksanaan Praktikum :
Tentukan jadwal kunjungan. Ambil 50 data. Tentukan jam-jam kunjungan untuk sampling,
dengan hari kerja Senin – Kamis, dengan setiap hari ada 10 kali kunjungan.
Waktu kunjungan
Kunj ke Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
tgl tgl tgl tgl tgl
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tentukan tenaga kerja yang akan diamati aktivitasnya.
Identifikasi elemen kerja produktif untuk jenis pekerjaan yang dilakukan pekerja sesuai dengan
TUPOKSI pekerja (diskusikan dengan pekerja)
Nama Pekerja :
Unit kerja :
Kegiatan produktif : a.
b.
c.
Lakukan kunjungan ke pekerja sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Amati apa yang sedang
pekerja lakukan pada saat anda berkunjung.
tuliskan hasil pengamatan dalam tabel. Jika pekerja sedang melakukan pekerjaan produktif,
tuliskan P pada baris dan kolom yang sesuai.
Waktu
kunj ke
Jadwal Kunjungan
tgl tgl tgl tgl tgl
P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP
1
2
3
10
Keterangan : P produktif, TP: tidak produktif
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 29
Setelah selesai pengamatan, buat tabel tabulasi pengamatan sebagai berikut :
Kegiatan Hari ke
Jumlah 1 2 3 4 5
Produktif :
a. ……………………………
b. ...............................
c. ...............................
Non produktif
JUMLAH
% produktif
Cek keseragaman data dengan menggunakan peta kontrol p dalam Statistical Quality Control
Batas kontrol atas dan bawah :
Dengan p persentase kejadian rata-rata, n jumlah pengamatan per siklus
Cek kecukupan data
2
2
)(
)1(
Sp
ppkN
Jika data tidak mencukupi, tambah hari pengamatan
Hitung persentase kegiatan produktif dan non produktif. Gambarkan dalam grafik.
1 2
Hari ke
3 10987654
Pe
rse
nta
se
ke
gia
tan
pro
du
ktif
(%)
20
40
60
80
100
Bahas, cari tahu penyebabnya dengan menggunakan Diagram Sebab Akibat (CEDAC)
n
ppp
)1(3
Petunjuk praktikum Metode dan Pengukuran Kerja 2019 30
ACARA 5
KUNJUNGAN INDUSTRI
A.TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan dapat mengetahui aplikasi metode dan pengukuran kerja yang telah dipelajari dalam
perkuliahan jika diterapkan di industri dalam rangka meningkatkan kinerja pekerja
B.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pelajari proses produksi pada industri yang digunakan sebagai obyek kajian. Jika dalam
industri tersebut ada banyak lini produksi, pilih satu lini produksi untuk dipelajari.
Gambarkan urutan proses produksi tersebut dalam suatu Peta Proses Operasi. Beri keterangan
mengenai nama proses, peralatan yang digunakan, nomor operasi dan inspeksi (jika
memungkinkan)
Tulis hasil pengamatan dengan menggunakan komputer (MS Word times new romans 11)
dengan susunan sebagai berikut.
halaman judul : seperti acara praktikum yang lain
Bab I. Sejarah perusahaan (1 lembar)
Bab II. Peta Proses Operasi dan produk yang dihasilkan
Bab III. Evaluasi metode kerja
(Dari banyak operasi yang terjadi, mana operasi yang bisa dievaluasi metode kerjanya
dengan menggunakan studi waktu (untuk menentukan keseimbangan jumlah tenaga
kerja di tiap operasi), Nordic Body Map (untuk mengetahui dampak pekerjaan
terhadap rasa sakit di tubuh pekerja), maupun penilaian postur kerja. Terangkan
dalam sub bab berikut)
A. Penentuan jumlah tenaga kerja atau mesin (terangkan proses yang terjadi)
B. Penilaian kesakitan akibat kerja menggunakan Nordic Body Map
C. Penilaian postur kerja
Bab IV. Kesimpulan