metode dan komunikasi ilmiah - trunojoyo
TRANSCRIPT
PEDOMAN PRAKTIKUM
METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH
DISUSUN OLEH:
TIM PENGAJAR
NAMA : …………………………………………………..
NIM : …………………………………………………..
KELOMPOK : …………………………………………………..
PROGRAM STUDI AGROTEKTOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2017/2018
ii | Metode dan Komunikasi Ilmiah
TATA TERTIB DI LABORATORIUM
1. Mahasiswa harus datang di Laboratorium 15 menit sebelum praktikum
dimulai.
2. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mempelajari
materi yang akan dipraktikumkan.
3. Mahasiswa harus mengikuti semua kegiatan praktikum yang
diselenggarakan di laboratorium.
4. Pada waktu praktikum mahasiswa diharuskan memakai baju/jas
laboratorium
5. Mahasiswa bertanggung jawab atas alat-alat atau bahan-bahan yang
digunakan di dalam praktikum.
6. Waktu praktikum mahasiswa harus bekerja dengan tenang dan penuh
tanggung jawab, dilarang bersendau gurau, ribut, main, merokok dan
makan ataupun minum di Laboratorium.
7. Mahasiswa dilarang melakukan percobaan atau mencoba-coba dengan
bahan-bahan kimia di Laboratorium tanpa seijin asisten yang bertugas.
8. Bila ada kesulitan atau kecelakaan harus segera lapor pada asisten yang
bertugas.
9. Bila mahasiswa memecahkan ataupun merusakkan barang-barang/ alat-
alat laboratorium diharuskan mengganti dengan barang yang sama.
10. Selesai melakukan praktikum setiap mahasiswa diharuskan membuat
laporan sementara.
11. Seminggu setelah laporan sementara, mahasiswa harus menyerahkan
laporan resmi dari percobaan yang telah dilakukan. Keterlambatan
pengumpulan laporan dikenai sangsi pengurangan nilai 2.5% perhari.
12. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mempelajari
materi yang akan dipraktikumkan.
13. Penanggung jawab Laboratorium/Asisten berwenang untuk mengambil
tindakan, jika ada mahasiswa yang melanggar peraturan tata tertib di atas.
14. Pelanggaran terhadap tata tertib ini dikenakan sanksi sebagai berikiut :
a. Peringatan atas pelanggaran yang dilakukan.
b. Tidak diijinkan mengikuti praktikum.
iii | Metode dan Komunikasi Ilmiah
DAFTAR ISI
TATA TERTIB DI LABORATORIUM ................................................................ ii
DAFTAR ISI iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
PENDAHULUAN vi
PRAKTIKUM 1. OBSERVASI LAPANG PRODUK PASCAPANENError! Bookmark not defined.
Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tujuan Praktikum .......................................... Error! Bookmark not defined.
Metode Pelaksanaan Praktikum .................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKTIKUM 2. PENGAMATAN LANGSUNG PRODUK PASCAPANENError! Bookmark not defined.
Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Alat dan Bahan: ............................................. Error! Bookmark not defined.
Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKTIKUM 3. DETEKSI DAN IDENTIFIKASI PATOGEN
PASCAPANEN DENGAN METODE BLOTTER TEST
DAN GROWING ON TEST .... Error! Bookmark not defined.
Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Bahan dan Alat: ............................................. Error! Bookmark not defined.
Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKTIKUM 4. DETEKSI PATOGEN PASCAPANEN DENGAN
METODE PENCUCIAN BENIHError! Bookmark not defined.
Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.
Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKTIKUM 5. PENGENALAN HAMA PASCAPANENError! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
iv | Metode dan Komunikasi Ilmiah
Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.
Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKTIKUM 6. PERKEMBANG BIAKAN HAMA PRIMER DAN
SEKUNDER .......................... Error! Bookmark not defined.
Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.
Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKTIKUM 7. PREFERENSI MAKAN DAN KESESUAIAN INANG
HAMA PASCAPANEN ........... Error! Bookmark not defined.
Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.
Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
PRAKTIKUM 8. PENGENDALIAN HAMA GUDANGError! Bookmark not defined.
Pendahuluan ................................................. Error! Bookmark not defined.
Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Bahan dan Alat.............................................. Error! Bookmark not defined.
Metode .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Tugas terstruktur ........................................... Error! Bookmark not defined.
FORMAT LAPORAN ........................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.
v | Metode dan Komunikasi Ilmiah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan pedoman praktikum “METODE DAN KOMUNIKASI ILMIAH”.
Pentingnya peguasaan komunikasi ilmiah mendorong penulis menyusun
pedoman praktikum ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada tim pengajar
dan civitas akademik Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Trunojoyo yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian pedoman
praktikum ini.
Buku ini berisi tentang kerangka berpikir ilmiah, pedoman penulisan tugas
akhir, komunikasi verbal, penulisan pustaka, pedoman pembuatan poster dan
komunikasi non-verbal Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan pedoman praktikum ini. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis
harapkan untuk penyempurnaan pedoman praktikum “Metode dan Komunikasi
Ilmiah” edisi berikutnya.
Penulis berharap, semoga buku ini bermanfaat untuk pembelajaran
mahasiswa dan masyarakat luas dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Bangkalan, Februari 2018
Tim Pengajar
vi | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PENDAHULUAN
Metode dan Komunikasi Ilmiah merupakan mata kuliah yang penting
sebagai dasar dan panduan penulisan ataupun penyajian ilmiah. Setiap
mahasiswa yang mengikuti MK ini diharapkan dapat menguasai teknik
komunikasi dan metode komunikasi ilmiah.
Kemampuan dasar dalam komunikasi ilmiah, seperti komunikasi verbal dan
nonverbal dalam penyajian karya ilmiah menjadi prioritas utama dalam MK ini.
Sehingga diakhir MK ini mahasiswa menguasai teknik komunikasi ilmiah dan
metode penyampaian ilmiah.
“To study, To Finish, and To Publish”
-Benjamin Franklin-
Bangkalan, Maret 2018
Penulis
vii | Metode dan Komunikasi Ilmiah
DAFTAR ISI
TATA TERTIB DI LABORATORIUM ................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
PENDAHULUAN ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
PRAKTIKUM 1 - PENERAPAN METODE ILMIAH ........................................... 1
PRAKTIKUM 2 - PEMERIKSAAN FORMAT SKRIPSI ..................................... 3
PRAKTIKUM 3 - PENULISAN DAFTAR PUSTAKA ......................................... 5
PRAKTIKUM 4 - ANALISIS SIKLUS PENGEMBANGAN ILMU DARI
ARTIKEL ILMIAH ................................................................. 6
PRAKTIKUM 5 - MENYUSUN KERANGKA USULAN PENELITIAN ................ 9
PRAKTIKUM 6 – MENYUSUN POSTER ....................................................... 12
PRAKTIKUM 7 – MENYUSUN SALINDIA (SLIDE) DAN PRESENTASI ........ 14
1 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PRAKTIKUM 1 - PENERAPAN METODE ILMIAH
Langkah-langkah metode ilmiah
Mengumpulkan fakta-fakta pendukung (pengamatan, telaah pustaka).
Mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah penelitian berdasarkan data awal dan pengetahuan sebelumnya.
Mengembangkan hipotesis
Menguji hipotesis; mengumpulkan data (melalui percobaan, survei, dll.)
Menganalisis data.
Menafsirkan data.
Memastikan atau menolak hipotesis.
Menyebarluaskan hasil penelitian Kriteria metode ilmiah: Dapat diuji orang lain dengan hasil yang sama karena - objektif - bebas dari bias personal maupun kultural - transparan Dapat dipercaya - dapat membedakan opini dan pengetahuan - pengetahuan didukung fakta Pasti dan akurat - Dengan definisi yang jelas dan dibantu alat yang tepat diperoleh informasi yang benar Koheren dan terstruktur Ilmu adalah informasi yang terorganisasikan dengan baik bukan hanya
koleksi informasi tetapi merupakan fakta yang berhubungan satu sama lain. Komprehensif Ilmu mencakup informasi yang luas, pembahasan dikaitkan dengan konteks
yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada materi yang diteliti. Materi Praktikum:
Bahan yang digunakan adalah skripsi yang digunakan pada praktikum
pemeriksaan format skripsi. Pekerjaan dilakukan secara berkelompok @2
orang yang duduk berdekatan.
Bagian skripsi yang perlu diperiksa adalah pendahuluan, bahan dan metode,
serta hasil dan pembahasan. Dilampirkan dalam pengumpulan hasil praktikum
Bab pendahuluan, subbab latar belakang:
- apakah fakta pendukung umumnya sudah memadai? (misal: menjelaskan
pentingnya OPT yang diteliti dengan disertai data kuantitatif; bila pentingnya
komoditas juga dijelaskan, apakah disertai data arti ekonomi dalam skala
makro, seperti data produksi atau nilai ekonomi, bukan hanya manfaat
dalam kehidupan sehari-hari). Bila fakta pendukung umum belum memadai,
apa yang perlu ditambahkan.
- apakah landasan meneliti aspek yang diteliti (fakta pendukung khusus)
sudah dijelaskan secara memadai? (mengapa memilih subjek penelitian
2 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
yang terkait dengan judul dan tujuan penelitian). Bila fakta pendukung
khusus belum memadai, apa yang perlu ditambahkan.
- berdasarkan latar belakang tersebut, tuliskan pertanyaan ilmiah atau
rumusan masalahnya dan hipotesisnya.
Bagian bahan dan metode:
- apakah metode penelitian memenuhi kriteria (1) dapat diuji orang lain dengan hasil yang sama karena, (2) dapat dipercaya, serta (3) pasti dan akurat (termasuk penjelasan asal dan spesifikasi bahan-bahan penelitian; metode dikemukakan secara terperinci sehingga orang lain dapat menguji ulang percobaan tertentu dengan mudah; metode dari orang lain disertai pustaka sehingga dapat dipercaya dan akurat; rancangan penelitian dan analisis data sudah tepat, dll.)
- apakah metode penelitian sesuai dengan tujuan penelitian?
Bagian hasil dan pembahasan:
- apakah hasil penelitian dikemukakan secara koheren dan terstruktur?
- apakah pembahasan dikaitkan dengan konteks yang lebih luas?
Contoh:
- skripsi lengkap tentang pupuk organic cair dan Gliocladium
Hasil review:
- Pada bagian latar belakang, uraian tentang pentingnya komoditas (fakta
pendukung umum) terlalu panjang tetapi tidak disertai data kuantitatif. Alasan
memilih pupuk organik cair dan Gliocaldium (fakta pendukung khusus) tidak
dijelaskan secara spesifik.
- Pada bagian bab bahan dan metode:
* spesifikasi bahan percobaan (pupuk cair, Gliocladium, dan kultivar kakao)
tidak dijelaskan.
* landasan pemilihan dosis pupuk cair dan Gliocladium tidak dijelaskan.
* prosedur percobaan sudah diuraikan secara terperinci
* rancangan percobaan dan analisis data sudah sesuai.
- Pada bagian bab hasil dan pembahasan:
* hasil sudah dikemukakan dengan urutan yang logis, tetapi ada data yang
sama yang dikemukakan sekaligus dalam bentuk tabel dan gambar
* pembahasan tidak membahas hasil tetapi lebih bersifat seperti tinjauan
pustaka (kutipan yang bersifat teori dari pustaka) (kurang koheren) dan tidak
dikaitkan dengan konteks yang lebih luas (kurang komprehensif).
3 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PRAKTIKUM 2 - PEMERIKSAAN FORMAT SKRIPSI
Metode: periksa skripsi berdasarkan panduan penulisan ilmiah FP, UTM. Periksalah dengan cermat contoh skripsi di hadapan Saudara dari segi kesesuaian format dengan ketentuan yang berlaku sekarang. Tidak perlu membahas isinya. A. Pengetikan Umum
Perihal Hal-hal yang perlu disesuaikan
Penyesuaian
Jenis kertas
Batas-batas pengetikan
Spasi
Posisi awal paragraf
Jenis huruf
B. Bagian-bagian skripsi
Bagian Halaman Hal-hal yang perlu
disesuaikan Penyesuaian
Bagian pembuka
Halaman sampul
Halaman judul depan
Abstrak
Abstract
Halaman hak cipta
Halaman judul dalam
Halaman pengesahan
Prakata
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran
Tubuh tulisan
Pendahuluan
Tinjauan pustaka
4 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
Bahan dan metode
Hasil dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
Bagian akhir
Daftar pustaka
Lampiran
Riwayat hidup
5 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PRAKTIKUM 3 - PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Di laboratorium komputer disediakan bahan pustaka yang masing-masing terdiri atas 13 jenis pustaka yang berbeda:
1) Buku yang nama penulisnya dicantumkan 2) Buku yang nama penulisnya tidak dicantumkan atau dengan
lembaga sebagai pengarang 3) Buku terjemahan 4) Artikel jurnal (bentuk cetak) 5) Artikel jurnal dari internet 6) Artikel dalam penerbitan berseri (penulisan pustaka seperti artikel
jurnal) 7) Artikel (nama penulis dicantumkan) dalam buku dengan editor 8) Artikel dalam prosiding pertemuan ilmiah 9) Abstrak 10) Skripsi 11) Artikel surat kabar 12) Peraturan perundangan 13) Paten
Mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok sesuai susunan komputer di lab komputer, yaitu kelompok (lorong) utara dan selatan atau berdasarkan kelompok sebelumnya. Untuk tiap kelompok disediakan 1 set bahan pustaka tersebut di atas, dan mahasiswa dalam tiap kelompok secara bergantian menggunakan bahan pustaka tersebut. Setiap mahasiswa ditugasi menyusun pustaka-pustaka di atas dalam bentuk daftar pustaka atas (tugas perorangan), sesuai format dan ketentuan yang berlaku (format FP, UTM), termasuk format pengetikannya. Pada bagian atas ditulis DAFTAR PUSTAKA sesuai format yang berlaku.
6 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PRAKTIKUM 4 - ANALISIS SIKLUS PENGEMBANGAN ILMU DARI
ARTIKEL ILMIAH
Metode: Carilah artikel dengan topic yang paling anda minati Analisis siklus pengembangan ilmu dari artikel ilmiah saudara. Contoh:
Khazanah Ilmu (Landasan Awal):
a. Banyak bakteri gram negatif telah diketahui menggunakan sinyal N-acyl homoserine lactone (AHL) untuk memonitor kerapatan populasi dan mengkoordinasi regulasi gen yang disebut quorum sensing (QS).
b. Chromobacterium violaceum CV026 telah diidentifikasi sebagai bakteri yang meregulasi quorum sensing dengan menggunakan sinyal AHL.
c. Beberapa bakteri patogen tumbuhan meregulasi faktor virulensi melalui sistem QS yang dimediasi oleh sinyal AHL, misalnya ekstraseluler enzim yang diproduksi oleh Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dan toxin yang dihasilkan oleh Burkholderia glumae.
d. Pertama kali anti-QS ditemukan berasal dari makroalga Delisea pulchra yang menghasilkan senyawa furanon
e. Komponen furanone alami dan turunan buatan ditemukan mampu menghambat QS secara in vitro maupun in vivo.
f. Azithromycin merupakan antibiotik penghambat pertumbuhan Chromobacterium violaceum CV026.
g. Pengujian patogenisitas Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dapat dilakukan dengan cara menginokulasi bakteri tersebut pada kentang dan selanjutnya diamati terjadinya maserasi jaringan.
Peramalan/Hipotesis: Kemungkinan ada beberapa spesies tumbuhan di China, seperti:
Clerodendron cyrtophyllum, Gentiana scabra, Lonicera japonica (stem,
7 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
Liriope spicata, Andrographis paniculata, Forsythia suspense, Senecio scandens, Taraxacum mongolicum, Isatis tinctoria, Pulsatilla chinensis, Sophora flavescens, Lonicera japonica (flawer, Scutellaria baicalensis, yang mungkin dapat menghambat sistem QS bakteri.
Pengujian (metode):
a. Penyiapan isolat dan ekstrak bahan tanaman yang akan diuji. Tanaman yang digunakan adalah Clerodendron cyrtophyllum, Gentiana scabra, Lonicera japonica (stem, Liriope spicata, Andrographis paniculata, Forsythia suspense, Senecio scandens, Taraxacum mongolicum, Isatis tinctoria, Pulsatilla chinensis, Sophora flavescens, Lonicera japonica (flawer, Scutellaria baicalensis. Semua bahan tanaman dikeringkan dalam oven 35 oC selama 72 jam. Tepung kering dari tanaman diekstraksi dengan dua bahan ekstraksi, yaitu air dan etanol. Hasil ektrasi kemudian digunakan dalam pengujian anti QS.
b. Strain bakteri Chromobacterium violaceum CV026 digunakan untuk menguji aktifitas anti QS, dengan ditambah suplemen N-hexanoil homoserine lactone (C6-HSL) untuk menginduksi violacein dan dikulturkan dalam LB diinkubasi 30 oC aerob, selama semalam. Isolat E. coli ditumbuhkan pada LB dan diinkubasi pada 37 oC dengan di-shaker 180 rpm semalam.
c. Skrening ekstrak tanaman yang efektif dilakukan dengan cara mengamati aktifitas penghambatan anti QS yang ditandai dengan zona penghambatan. Pengujian anti QS dilakukan dengan dikulturkan dua lapis (dual layer).
d. Pengujian anti bakteri dengan menggunakan ekstrak tanaman dilakukan dengan cara menambhkan ekstrak tanaman sebanyak 3 ml ke dalam LB yang mengandung bakteri Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dan E. coli dengan OD600=0.1.
e. Pengujian kemampuan ektrak tanaman dalam menghambat penyakit busuk lunak pada potongan kentang dilakukan dengan cara kentang yang telah dipotong dan disterilkan diinokulasi dengan Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum 20 µl dan ektrak tanaman 20 µl. setelah itu diikubasi pada suhu 37 oC. kemudian diamati perkembangan busuk lunak yang muncul pada kentang.
Fakta (data):
a. Tidak ada efektifitas penghambatan QS dalam pembentukan pigmen ungu Chromobacterium violaceum CV026 oleh ekstraksi dengan air dari semua tanaman yang diuji
b. Penghambatan QS terbesar dari ekstrak tanaman yang diuji terhadap pembentukan pigmen ungu yaitu ekstrak etanolik dari Scutellaria baicalensis.
c. Ektrak etanolik Scutellaria baicalensis tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum dan E. coli, hanya mengganggu sistem QS
d. Ektrak etanolik Scutellaria baicalensis mampu mengurangi gejala busuk lunak pada kentang yang diinokulasi dengan Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum setelah inkubasi 24 jam pada suhu 37oC. Hal ini ditandai dengan maserasi jaringan kentang yang lebih ringan dibandingkan dengan perlakuan air dan etanol 70%.
8 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
Khasanah Ilmu (baru) a. Ekstrak etanolik Scutellaria baicalensis mampu menghambat sistem QS
dan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan sistem pengendalian bakteri patogen tumbuhan dengan cara mengambat sistem QS Chromobacterium violaceum CV026.
b. Ekstrak etanolik Scutellaria baicalensis mempunyai penghambatan QS paling tinggi jika dibandingkan dengan ekstrak tanaman lain yang diuji
c. Ekstrak air dari semua tanaman tidak menunjukkan aktivitas penghambatan QS Chromobacterium violaceum CV026.
9 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PRAKTIKUM 5 - MENYUSUN KERANGKA USULAN PENELITIAN
Metode:
- Tentukan topik penelitian yang saudara inginkan - Cari beberapa artikel/rujukan terkait topik yang anda pilih - Susun kerangka usulan seperti contoh berikut
Contoh
EKSPLORASI, EKSTRAKSI DAN KLONING GEN LAKTONASE SEBAGAI PENEKAN VIRULENSI R. solanacearum
A. Kerangka Usulan Penelitian (a) Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting di Indonesia. Produksi tomat nasional tahun 2013 mencapai 441,250 ton (BPS 2013). Produktivitas tomat menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013 hingga 5.02%. Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura
Penyakit penting pada tanaman tomat yaitu: hawar daun (Phytophtora infestans), bercak daun (Alternaria solani), layu verticillium (Verticillium sp), damping off (Phytium sp), penyakit bintil akar (Meloidogyne sp) dan penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum), serta beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit keriting, mosaic, dan tali sepatu (shoes-string) (Doolittle et al 1961, Meidiantie 1985).
Ralstonia solanacearum merupakan salah satu OPT penting pada tanaman tomat. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh serangan R. solanacearum ialah sebesar 5-100% (Nurjanani 2011)
Pengendalian yang telah dilakukan adalah penggunaan varietas yang resisten, rotasi tanaman, penggunaan bakterisida, dan penggunaan agens hayati (Tahat dan Sijam 2010).
Namun, pengendalian R. solanacearum masih belum efektif karena patogen ini mempunyai kisaran inang yang luas dan adanya inang alternatif (Moffett dan Hayward 1980, Hayward 1986).
Faktor virulensi R. solanacearum ekstraseluer polisakarida I, sistem sekresi tipe III dan effektor, motilitas, enzim pendegradasi dinding sel, dan sistem sekresi tipe II (Meng 2013) Quorum sensing berperan dalam produksi faktor virulensi, misalnya enzim degradasi dinding sel. Ekpresi autoinduksi SolI/SolR diregulasi oleh phcA Beberapa faktor virulensi diinduksi oleh sinyal dalam quorum sensing oleh signal molekul homoserine lactone yaitu N-octanoyl-HSL(C8-HSL) (Conwey dan Greenberg 2001).
Beberapa bakteri telah diketahui menghasilkan enzim laktonase yang mampu mendegradasi cincin lactone.
Potensi penurunan virulensi dengan penghambatan QS menggunakan enzim laktonase menjadi peluang pengendalian R. solanacearum.
Laktonase sebagai enzim pendegradasi signal AHL sebagai model pengendalian Ralstonia solanacearum (b) Perumusan Masalah
10 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
Pengendalian penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh R. solanacearum masih belum efektif dan efisien. Mekanisme infeksi dan faktor virulensi telah diketahui. Diantaranya diinduksi sitem quorum sensing oleh sinyal homoserine lactone. Beberapa bakteri telah diketahui menghasilkan laktonase. Sehingga ada potensi diperoleh isolat penghasil laktonase, isolasi gen laktonase dan rekontruksi gen pada vektor ekspresi sebagai peluang pengendalian R. solanacearum dengan menurunkan virulensi, (c) Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meksplorasi bakteri penghasil laktonase, memperoleh isolat penghasil laktonase, memperoleh gen laktonase, mengkonstruksi gen laktonase pada plasmid pMD18-T, memperoleh isolat E. coli transforman yang mengandung plasmid pMD18-T, dan mengetahui tingkat penekanan produksi EPS dan virulensi R. solanacearum. (d) Hipotesis
Diperoleh isolat penghasil laktonase, mengisolasi gen laktonase, merekontruksi gen laktonase pada plasmid pMD18-T, dan potensi laktonase dalam penekanan virulensi R. solanacearum (e) Metode
Tempat danWaktu Pelaksanaa Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 sampai Februari
2014 di Labolatorium Bakteriologi Tumbuhan, IPB.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan mesin PCR, incubator, mesin elektroforesis, UV transluminator, cawan petri, tabung reaksi, pipet, tip, spektrofotometer. Bahan Chromobacterium violaceum CVO26 (, E. coli DH5α, plamid pMD18-T (Fermentas), antibiotik ampisilin, media TSA, NA, benih tomat dan tembakau.
Metode
- Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil bagian rhizosfer sekitar tanaman tomat sehat dan bagian tanaman tomat sehat (akar, batang, daun)
- Isolasi bakteri dilakukan dengan metode pengenceran berseri dan pencawananan pada media nutrient agar/NA, luriia agar/LA, dan triptic soy agar/TSA.
- Seleksi isolat penghasil laktonase dilakukan dengan pengujian kultur ganda antara isolat hasil isolasi dengan Chromobacterium violaceum CVO26.
- Identifikasi Bakteri dilakukan dengan cara suquensing 16S rRNA kemudian dianalisis menggunakan basic local alligment sequens tools/BLAST.
- Isolasi gen laktonase dilakukan dengan cara ektraksi genom kemudian dilanjutkan dengan PCR menggunakan sepasang primer, yaitu primer aiiA1 dan aiiA2.
- Konstruksi gen laktonase pada plamid pMD18-T dilakukan dengan cara ligase gen laktonase pada plasmid pMD18-T.
- Konfirmasi transformasi dilakukan dengan cara PCR koloni, restriksi dengan enzim XhoI dan EcoRI.
- Potensi penghambatan EPS dan penurunan virulensi dilakukan dengan mengukur nilai degradasi EPS dengan spektrofotometer, sedangkan penekanan virulensi dapat dilihat dari penampakan gejala pada tanaman tembakau dan tomat.
11 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
(f) Daftar Pustaka [BPS]. 2013. Produksi hortikultura Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Diunduh pada tanggal 24 April 2014. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=70.
Conway BA, Greenberg EP. 2001. Quorum sensing signal and quorum sensing gen in Burkholderia vietnamensis [notes]. J Bacteriol. 184(4):1187-1191.
Doolitttle SP, Taylor AL, Danielson LL. 1961. Tomato disease and their control. Agricultural research. USDA (US): United States Department of Agriculture,hal. 86.
Meidiantie D. 1985. Pengamatan penyakit penting pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) di pertanaman rakyat kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Nurjanani. 2011. Kajian pengendalian penyakit bakteri Ralstonia solanacearum menggunakan agens hayati pada tanaman tomat. J Superman.11(4):1-8
Tahat MM, Sijam K. 2010. Ralstonia solanacearum: the bacteria wilt causal agent. Asian J Plant Dis. 4: 385-393
12 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PRAKTIKUM 6 – MENYUSUN POSTER
Poster: penyampaian kombinasi informasi visual dan verbal: ilustrasi, teks, dan penjelasan lisan. Unsur-unsur poster:
Komunikasi melalui kekuatan visual & verbal. Kombinasi komunikasi visual & lisan serta komunikasi tulis;
keseimbangan antara unsur-unsur visual, lisan, & tertulis. Alat komunikasi dasar:
- teks - jenis & ukuran huruf - warna & kualitas fisik - bentuk & pengaturan bagian-bagian poster - penyajian data (tabel, gambar, foto)
Pemirsa: Peduli pada pemirsa: poster harus menarik dan terbaca dari jarak 1-2 m. Pemirsa mungkin harus mengerjakan banyak hal lain. Kebiasaan pemirsa poster: berhenti, membaca, dan pergi lagi dalam waktu
90 detik atau kurang. Tiga kelompok pemirsa: - Rekan sejawat yg mengetahui pekerjaan kita sehari-hari. - Mereka yg bekerja di bidang yg sama tetapi dengan bidang kekhususan yg
berbeda. - Mereka yg bidangnya tidak banyak atau tidak ada hubungannya dgn
pekerjaan kita. Ciri-ciri poster yang baik - Ringkas dan disusun dengan jelas - Sederhana dgn pokok bahasan yg jelas - Terbaca dari jarak 1-2 m - Menarik dan menyenangkan Penyajian Jenis dan ukuran huruf Judul poster & teks masing-masing harus terbaca dari jarak 5-10 m dan 1-2 m. Ukuran huruf: - judul 90-144 pt - judul bagian: 30-90 pt - judul subbagian: 30-60 pt - teks 16-30 pt. Warna dan kualitas fisik
- Latar belakang/bingkai bagian-bagian poster: warna gelap – biru tua, coklat tua, warna tanah, hijau tua, abu-abu, atau bermotif gambar tertentu.
- Warna teks dan ilustrasi: diserasikan sedemikian sehingga memiliki kontras yg baik dg latar belakangnya.
- Variasi warna: untuk menunjukkan bagian yg berbeda dari poster. - Bahan landasan poster: papan poster (cara tradisional) atau kertas
mengkilap khusus untuk poster (dicetak dgn printer).
13 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
Contoh format poster tegak
Contoh format poster landskap Tugas: buatlah poster dari artikel ilmiah yang saudara pilih sesuai dengan topik yang ada inginkan pada praktikum sebelumnya.
14 | Metode dan Komunikasi Ilmiah
PRAKTIKUM 7 – MENYUSUN SALINDIA (SLIDE) DAN PRESENTASI
Teknik/pedoman penyusunan salindia (slide): Siapkan bahan pada waktu yg tepat. Mengetahui waktu yg tersedia untuk penyajian
Penyajian 20 menit ≈ 2000 kata (≈ 8 halaman ketikan spasi rangkap). 14–16 salindia. 4–6 pokok bahasan.
Mengetahui calon pendengar Sesuaikan kedalaman penyajian dengan tingkat keahlian pendengar.
Siapkan penyajian seperti penulisan artikel: pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran. latar belakang dan tujuan: 2 salindia bahan dan metode: 3–4 salindia hasil: 7–9 salindia kesimpulan dan saran: 1–2 salindia terakhir
Lima kriteria salindia (slide) yg baik: Kesederhanaan – tiap salindia biasanya berisi satu pokok bahasan dgn
sedikit subpokok bahasan. Keterbacaan – jelas terlihat dan terbaca oleh setiap orang yg hadir. Kesatuan – selaras dan seragam dengan bahan penyajian lainnya serta
dgn bahasa tulis dan lisan. Kualitas – jelas, menarik, dan menyenangkan. Kelayakan – layak dibuat dan disajikan dgn bahan, fasilitas, dan waktu yg
tersedia.
Teknik penyajian verbal dengan presentasi:
- Gunakan Bahasa formal dan sopan - Ucapkan secara jelas, tegas, dan lancar - Lakukan pembukaan menggunakan kalimat pembuka - Hindari jeda terlalu lama, hindari kata yang mengurangi kepercayaan
audiien seperti “emm.., anu… dst.” - Gunakan gestur tubuh seperlunya, hindari gesture yang tidak perlu, seperti
menggaruk-garuk - Sampaikan simpulan dengan singkat dan jelas
Tugas: buatlah salindia sesuai dengan ketentuan dan lakukan presentasi selama
15-20 menit